POTENSI GEOLOGI UNTUK BAHAN KONSTRUKSI SEKITAR
JALUR ALTERNATIF TOL SELATAN DARI DAERAH CIPATAT
SAMPAI CILEUNYI
R.D. Mahantara, F.A. Rosyid, M.F. Fauzan, Y. Kusumo, C. Dewi
Program Studi Sarjana Teknik Geologi ITB
Jl. Ganesha 10 Bandung, Indonesia
ABSTRAK
Kota bandung merupakan salah satu kota yang memiliki potensi ekonomi besar,
bahkan pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi kota bandung mencapai 8.4 %, hal ini jauh
melebihi pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebesar 6.5 % , dengan potensi ekonomi yang
besar tentu akan dibutuhkan material untuk pembangunan yang besar pula, material yang
dibutuhkan akan disuplai dari daerah daerah terdekat untuk mengurangi biaya transportasi,
adanya jalur alternatif lintas selatan tentu juga akan memudahkan proses transportasi bahan
material. Tim penulis bermaksud untuk melihat potensi sumber daya geologi di jalur
alternatif lintas selatan dari daerah Cipatat sampai Cileunyi untuk dijadikan berbagai macam
bahan material konstruksi, ditinjau dari kualitas , keterjangkauan , akses, dan kemudahan
untuk diambil. Metode yang dilakukan adalah studi literatur mengenai litologi daerah
penelitian, akses jalan, pola kontur, dan studi bahan material konstruksi. Analisis berfokus
pada kriteria geologi dan ekonomi secara umum seperti ketersediaan material secara
signifikan, spesifikasi minimum untuk fungsi bahan konstruksi tertentu, tingkat
keterjangkauan, kemudahan akses, dan keterambilan dari masing masing litologi pada daerah
penelitian sehingga bisa ditentukan potensinya sebagai bahan material konstruksi, untuk hasil
penelitian yang lebih akurat perlu dilakukan studi lebih lanjut seperti pemetaan detail dan uji
lab untuk mengetahui karakter keteknikannya.
Kata kunci : bahan konstruksi, jalur alternatif selatan
LATAR BELAKANG
Jawa Barat adalah Provinsi terletak
di Pulau Jawa dengan letak geografis yang
terdiri dari banyak pegunungan yang
menjadikan daerah Jawa Barat sangat
subur. Jika dilihat dari data pertumbuhan
ekonomi di provinsi Jawa Barat terakhir
pada tahun 2013 sebesar 5.8 - 6.4 %.
Pertumbuhan ini membuat provinsi Jawa
Barat menempati urutan pertama dalam
skala nasional. Pertumbuhan ekonomi
yang besar ini tentu tidak merata pada
semua kota di Jawa Barat. Pertumbuhan
ekonomi ini terpusat pada daerah
perkotaan yang membutuhkan banyak
material untuk pembangunan fisik. Suplai
material ini tentu akan didatangkan dari
daerah terdekat. Adanya jalur alternatif
selatan, akan semakin memudahkan
transportasi dari daerah ke kota. Hal ini
membuat potensi geologi sekitar bandung
perlu dianalisis, sehingga bisa terlihat
daerah-daerah yang potensial untuk
dieksplorasi dan eksploitasi batuannya
untuk keperluan materal bahan konstruksi.
Paper ini memberikan gambaran tentang
potensi bahan konstruksi apa saja yang
dapat dimaksimalkan dari daerah-daerah
selatan Kota Bandung, serta dapat
digunakan sebagai investigasi tahap awal
dalam pencarian prospek.
GAMBARAN UMUM KOTA
BANDUNG
Kota Bandung adalah kota di
daerah Jawa Barat yang dikelilingi oleh
pegunungan,dan merupakan sebuah daerah
cekungan besar. Letak geografis kota
ini berada pada Koordinat:
6°54′53,08″LU 107°36′35,32″BT
dengan ketinggian ±768 m di atas
permukaan laut. Titik tertinggi di berada di
sebelah utara dengan ketinggian 1.050
meter di atas permukaan laut dan sebelah
selatan merupakan kawasan rendah dengan
ketinggian 675 meter di atas permukaan
laut.
Kota Bandung adalah
kota metropolitan terbesar di Jawa
Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi
tersebut. Saat ini kota Bandung merupakan
salah satu kota tujuan utama pariwisata
dan pendidikan. Dua aspek inilah yang
sekarang menjadi konsentrasi
pembangunan. Selain itu, pertambahan
penduduk disebabkan oleh dibukanya
transportasi kereta api dan tol yang
menghubungkan Jakarta-Bandung.
Akibatnya, jumlah penduduk di Bandung
meningkat sangat pesat, sampai tahun
dengan tahun 2008, jumlahnya sudah
2.390.120 jiwa dari tahun 2005 yang
berjumlah 2.315.895 jiwa. Namun, sampai
tahun 2000 panjang jalan di kota Bandung
secara keseluruhan baru mencapai 4.9 %
dari total luas wilayahnya dengan posisi
idealnya mesti berada pada kisaran 15-
20 %. Pembangunan jalan baru,
peningkatan kapasitas jalan dan penataan
kawasan akan menjadi perhatian bagi
pemerintah kota untuk menjadikan kota ini
menjadi kota terkemuka, pembangunan
fisik seperti membuka taman-taman kota,
perluasan daerah pemukiman, dan fasilitas
umum seperti pembangunan jalan-jalan,
gedung dan perkantoran akan
membutuhkan banyak material konstruksi.
Gambar 1. Peta Administrasi Kota Bandung (www.geospasial.bnpb.go.id/peta-
administrasibandung)
SETTING LITOLOGI DAERAH PENELITIAN
Gambar 2. Setting Litologi daerah penelitian (sumber : Peta Geologi Regional)
AKSES JALAN DAN POLA KONTUR
Gambar 3. Jalan dan Pola Kontur (sumber : google maps dan peta DEM)
DATA DAN ANALISIS
Analisis data dilakukan secara kualitatif dengan cara membandingkan fungsional bahan
material konstruksi, karakter yang dibutuhkan, dan litologi yang tersedia. Maka,disusunlah
tabel-tabel berikut berdasarkan kategori material bahan konstruksi dari Mc. Nelly(1998).
Tabel 1. Fungsional Bahan Material Konstruksi dari Satuan Litologi Qyu (Hasil Gunung Api Muda
Tak Teruraikan)
No. Fungsional Bahan Material
Konstruksi
Litologi Qyu
Pasir
tufaan lapili Breksi Basalt
1. Dimension stone (structural and
cladding)
X X X V
2. Breakwater armourstone and rock
core
X X X V
3. Dam rip-rap, embankment slope
protection
X X V V
4. Pitching and beaching stone X X X X
5. Rubble, dam rockfill X X V V
6. Rock slag X X X X
7. Coarse aggregat for concrete
aggregate and asphalitic concrete X X X V
8. Surfacing aggregate V V X V
9. Railway ballast, macadam pavements
and gabion stone X X X V
10. Free-draining sub-base, drainage
layers
X X X X
11. Recycled concrete aggregate X X X X
12. Prepared roadbase and sub-base X X X V
13. Processed granular filters X V X V
14. Bedding material, grit, crusher dust X X X X
15. Chushed and screened river gravel X X X X
16. Washed fine aggegate and sand
filters
V V X X
17. Mortar sand (‘fat” sand), plastering
sand
V V X X
18. Sand fill, stabilizing grit V V X X
19. Granulated slag X X X X
20. Brick, tile and pipe clay X X X X
21. Natural roadbase X X V V
22. Stabilized soils X X X V
23. Common fill V V V V
24. Select fill, sub-ballast, capping layer X X X X
25. Pulverized fly ash (PFA) and furnace
bottom ash (FBA) X X X X
Tabel 2. Fungsional Bahan Material Konstruksi dari Satuan Litologi Qyt (Tufa Berbatuapung)
No.
Fungsional Bahan
Material Konstruksi
Satuan Qyt (tufa batuapung)
Pasir
tufaan lapili bom
Lava
berongga
Kepingan
andesit –
basalt
1. Dimension stone
(structural and cladding)
X X X X X
2. Breakwater armourstone
and rock core
X X X V V
3. Dam rip-rap,
embankment slope
protection
X X V V V
4. Pitching and beaching
stone
X X X X X
5. Rubble, dam rockfill X X V V V
6. Rock slag X X X X X
7. Coarse aggregat for
concrete aggregate and
asphalitic concrete
X X V
V
V
8. Surfacing aggregate V V V V V
9. Railway ballast, macadam
pavements and gabion
stone
X X V
V
V
10. Free-draining sub-base,
drainage layers
X X V X V
11. Recycled concrete
aggregate
X X X X X
12. Prepared roadbase and
sub-base
X X X V V
13. Processed granular filters X V X V V
14. Bedding material, grit,
crusher dust
X X X V V
15. Chushed and screened
river gravel
X X V V V
16. Washed fine aggegate and
sand filters
V V V X X
17. Mortar sand (‘fat” sand),
plastering sand
V V V X X
18. Sand fill, stabilizing grit V V V V V
19. Granulated slag X X X X X
20. Brick, tile and pipe clay X X X X X
21. Natural roadbase X X X V V
22. Stabilized soils X X X X X
23. Common fill V V V V V
24. Select fill, sub-ballast,
capping layer
X X X X X
25. Pulverized fly ash (PFA)
and furnace bottom ash
(FBA)
X X X
X
X
Tabel 3. Fungsional Bahan Material Konstruksi dari Satuan Litologi Ql (Endapan Danau)
No. Fungsional Bahan Material Konstruksi
Jenis Satuan Litologi Ql
Lempung
tufaan
Batupasir
tufaan
Kerikil
tufaan
1. Dimension stone (structural and cladding) X X X
2. Breakwater armourstone and rock core X X X
3. Dam rip-rap, embankment slope protection V V V
4. Pitching and beaching stone X X X
5. Rubble, dam rockfill X V X
6. Rock slag V V V
7. Coarse aggregat for concrete aggregate and
asphalitic concrete X X V
8. Surfacing aggregate V V X
9. Railway ballast, macadam pavements and
gabion stone X X X
10. Free-draining sub-base, drainage layers X V V
11. Recycled concrete aggregate V V V
12. Prepared roadbase and sub-base X V V
13. Processed granular filters X X V
14. Bedding material, grit, crusher dust X X X
15. Chushed and screened river gravel X X X
16. Washed fine aggegate and san filters V V X
17. Mortar sand (‘fat” sand), plastering sand V X X
18. Sand fill, stabilizing grit X V V
19. Granulated slag X X V
20. Brick, tile and pipe clay V X X
21. Natural roadbase X V V
22. Stabilized soils X V X
23. Common fill V V X
24. Select fill, sub-ballast, capping layers X V V
25. Pulverized fly ash (PFA) and furnace
bottom ash (FBA) V V V
Tabel 4. Fungsional Bahan Material Konstruksi dari Satuan Litologi Qob (Hasil Gunung Api Tua)
No. Fungsional Bahan Material Konstruksi
Litologi Qob
Breksi Endapan
lahar Basalt
1. Dimension stone (structural and cladding) X X V
2. Breakwater armourstone and rock core X X V
3. Dam rip-rap, embankment slope protection V X V
4. Pitching and beaching stone X X X
5. Rubble, dam rockfill V X V
6. Rock slag X X X
7. Coarse aggregat for concrete aggregate and
asphalitic concrete X X V
8. Surfacing aggregate X X V
9. Railway ballast, macadam pavements and
gabion stone X X V
10. Free-draining sub-base, drainage layers X X X
11. Recycled concrete aggregate X X X
12. Prepared roadbase and sub-base X X V
13. Processed granular filters X X V
14. Bedding material, grit, crusher dust X X X
15. Chushed and screened river gravel X X X
16. Washed fine aggegate and sand filters X X X
17. Mortar sand (‘fat” sand), plastering sand X X X
18. Sand fill, stabilizing grit X X X
19. Granulated slag X X X
20. Brick, tile and pipe clay X X X
21. Natural roadbase V X V
22. Stabilized soils X X V
23. Common fill V X V
24. Select fill, sub-ballast, capping layer X X X
25. Pulverized fly ash (PFA) and furnace
bottom ash (FBA) X X X
Tabel 5. Fungsional Bahan Material Konstruksi dari Satuan Litologi Oml (Formasi Rajamandala,
Anggota Batugamping)
No. Fungsional Bahan Material Konstruksi
Jenis Satuan Litologi Oml
Batugamping
pejal
Batugamping
berlapis
1. Dimension stone (structural and cladding) V V
2. Breakwater armourstone and rock core X X
3. Dam rip-rap, embankment slope protection X X
4. Pitching and beaching stone X X
5. Rubble, dam rockfill V V
6. Rock slag X X
7. Coarse aggregat for concrete aggregate
and asphalitic concrete X X
8. Surfacing aggregate V V
9. Railway ballast, macadam pavements and
gabion stone X X
10. Free-draining sub-base, drainage layers V X
11. Recycled concrete aggregate X X
12. Prepared roadbase and sub-base X X
13. Processed granular filters X X
14. Bedding material, grit, crusher dust X V
15. Chushed and screened river gravel X X
16. Washed fine aggegate and san filters X X
17. Mortar sand (‘fat” sand), plastering sand X V
18. Sand fill, stabilizing grit V V
19. Granulated slag V X
20. Brick, tile and pipe clay V V
21. Natural roadbase V V
22. Stabilized soils V V
23. Common fill X X
24. Select fill, sub-ballast, capping layers X X
25. Pulverized fly ash (PFA) and furnace
bottom ash (FBA) X X
Tabel 6. Fungsional Bahan Material Konstruksi dari Satuan Litologi Omc (Formasi Rajamandala,
Anggota Lempung, Napal, Pasir kuarsa)
No. Fungsional Bahan Material
Konstruksi
Satuan Litologi Omc
Batupasir
kuarsa Batugamping
Batulempung
gampingan
1. Dimension stone (structural and
cladding) X V X
2. Breakwater armourstone and rock core X X X
3. Dam rip-rap, embankment slope X X X
protection
4. Pitching and beaching stone X X X
5. Rubble, dam rockfill V V X
6. Rock slag X X X
7. Coarse aggregat for concrete aggregate
and asphalitic concrete V X X
8. Surfacing aggregate X V X
9. Railway ballast, macadam pavements
and gabion stone X V X
10. Free-draining sub-base, drainage layers V V X
11. Recycled concrete aggregate X X X
12. Prepared roadbase and sub-base V V V
13. Processed granular filters X X X
14. Bedding material, grit, crusher dust V X X
15. Chushed and screened river gravel V X X
16. Washed fine aggegate and san filters V X X
17. Mortar sand (‘fat” sand), plastering sand V X X
18. Sand fill, stabilizing grit V X X
19. Granulated slag X X X
20. Brick, tile and pipe clay X X X
21. Natural roadbase V V X
22. Stabilized soils V V X
23. Common fill V V X
24. Select fill, sub-ballast, capping layers X X X
25. Pulverized fly ash (PFA) and furnace
bottom ash (FBA) X X X
Tabel 7. Fungsional Bahan Material Konstruksi dari Satuan Litologi b (Basalt)
No. Fungsional Bahan Material Konstruksi
Satuan Litologi b
Basalt
Olivin Dolerit
Diorit
Hornblende
Porfir
1. Dimension stone (structural and cladding) V V V
2. Breakwater armourstone and rock core V V V
3. Dam rip-rap, embankment slope protection V V V
4. Pitching and beaching stone V V V
5. Rubble, dam rockfill V V V
6. Rock slag X X X
7. Coarse aggregat for concrete aggregate and
asphalitic concrete V V V
8. Surfacing aggregate V V V
9. Railway ballast, macadam pavements and
gabion stone V V V
10. Free-draining sub-base, drainage layers X X X
11. Recycled concrete aggregate X X X
12. Prepared roadbase and sub-base V V V
13. Processed granular filters X X X
14. Bedding material, grit, crusher dust X X X
15. Chushed and screened river gravel X X X
16. Washed fine aggegate and sand filters X X X
17. Mortar sand (‘fat” sand), plastering sand X X X
18. Sand fill, stabilizing grit X X X
19. Granulated slag X X X
20. Brick, tile and pipe clay X X X
21. Natural roadbase V V V
22. Stabilized soils X X X
23. Common fill X X X
24. Select fill, sub-ballast, capping layers X X X
25. Pulverized fly ash (PFA) and furnace
bottom ash (FBA) X X X
Tabel 8. Analisa jarak, kemiringan, dan akses
Satuan Litologi Jarak dari pusat
Kota bandung Kemiringan umum Akses jalan
Ql kurang lebih 5 km kemiringan landai Mudah
Qyu jarak kurang lebih 10km kemiringan sedang – terjal sedang – relatif
susah
Qyt di daerah bandung kemiringan landai sangat mudah
Qob jarak kurang lebih 18 km kemiringan landai – sedang Mudah
Oml jarak kurang lebih 18 km kemiringan sedang – terjal mudah – sedang,
Omc Jarak kurang lebih 23 km kemiringan sedang – terjal sedang – sulit
B jarak kurang lebih 8 km Kemiringan landau -sedang Mudah
Tabel di atas dibuat berdasarkan jarak terdekat satuan litologi dengan kota Bandung, analisa
kontur dan persebaran jalan.
Dari data yang diperoleh dari tabel di atas, maka dapat dibuat sebuah tabel yang berisi
tentang jenis litologi yang paling potensial untuk fungsional bahan material konstruksi
tertentu. Tabel ini disusun dengan metode membandingkan keterdapatan material, jarak
terdekat ke pusat kota, kemiringan dan kemudahan akses jalan.
Tabel 9. Hasil Analisis Data
No. Fungsional bahan material konstruksi Litologi paling potensial
1. Dimension stone (structural and
cladding)
Batu gamping pejal formasi rajamandala
2. Breakwater armourstone and rock core Basalt, Dolerit, Diorit satuan litologi b
3. Dam rip-rap, embankment slope
protection
Breksi dan lava satuan litologi Qyu
4. Pitching and beaching stone Basalt satuan litologi b
5. Rubble, dam rockfill Kepingan andesit-basalt padat satuan
litologi Qyt
6. Rock slag Tidak ada yang potensial
7. Coarse aggregat for concrete aggregate
and asphalitic concrete
Kepingan andesit-basalt padat satuan
litologi Qyt
8. Surfacing aggregate Kepingan andesit-basalt padat satuan
litologi Qyt
9. Railway ballast, macadam pavements
and gabion stone
Basalt, Dolerit, Diorit satuan litologi b
10. Free-draining sub-base, drainage layers Batu pasir satuan litologi Omc
11. Recycled concrete aggregate Tidak ada yang potensial
12. Prepared roadbase and sub-base Kepingan andesit-basalt padat satuan
litologi Qyt
13. Processed granular filters Batu pasir satuan litologi Omc
14. Bedding material, grit, crusher dust Basalt, Dolerit, Diorit satuan litologi b
15. Chushed and screened river gravel Batu pasir satuan litologi Omc
16. Washed fine aggegate and san filters Batu pasir satuan litologi Omc
17. Mortar sand (‘fat” sand), plastering sand Pasir tufaan satuan litologi Qyt
18. Sand fill, stabilizing grit Batu pasir satuan litologi Omc
19. Granulated slag Tidak adayang potensial
20. Brick, tile and pipe clay Batu lempung satuan litologi Omc
21. Natural roadbase Kepingan andesit-basalt padat satuan
litologi Qyt
22. Stabilized soils Semua kecuali batu lempung satuan
litologi Omc
23. Common fill Pasir tufaan satuan litologi Qyt
24. Select fill, sub-ballast, capping layers batu lempung satuan litologi Omc
25. Pulverized fly ash (PFA) and furnace
bottom ash (FBA)
Tidak ada potensial
DISKUSI DAN PEMBAHASAN
Daerah penelitian memiliki
keragaman litologi yang cukup tinggi,
dan dengan infrastruktur yang sudah
terbangun optimal membuat keragaman
litologi tersebut bisa dimanfaatkan untuk
mensuplai kebutuhan material bahan
konstruksi di kota bandung dan daerah
sekitarnya, dari berbagai analisis yang
dilakukan didapat tabel yang memuat
berbagai macam fungsi material bahan
konstruksi dan lokasi serta litologi paling
potensial, tetapi tabel ini masih perlu
dikoreksi dan diperbaiki dengan
memperhatikan kriteria geologi dan
ekonomi, kriteria geologi yang harus
diperhatikan meliputi: ketercukupan
cadangan untuk operasi penambangan
jangka 10 sampai 20 tahun; spesifikasi
minimum yang diperlukan untuk masing
masing fungsi material; kedalaman
tingkat pelapukan; kekar kekar yang
terbentuk; kemungkinan untuk
penambahan nilai guna material;
ketinggian muka air tanah; penutup
topografi yang bisa menghalang
pandangan, suara, dan debu. Selain dari
kriteria geologi , kriteria ekonomi juga
sangatlah penting, hal ini meliputi :
permintaan saat ini dan saat mendatang;
biaya produksi, prossesing, dan
transportasi yang wajar; izin yang legal
dari pejabat setempat; tidak ada
kelebihan kapasitas produksi pada daerah
yang sama; dekat dengan jalan truk dan
jalan besar; biaya minimum untuk
perbaikan jalan tambang; daerah bernilai
ekonomi yang kurang; penduduk yang
sedikit atau tidak ada dalam radius
500meter; tidak ada halangan lingkungan
atau pembiayaan infrastruktur. Parameter
parameter diatas sangat lah penting untuk
meninjau apakah daerah yang
akanditambang layak atau tidak untuk
ditindak lanjuti.
Karakter keteknikan juga perlu
diperhatikan, hal ini penting untuk
menghindari beberapa masalah teknis
yang sering terjadi seperti adanya
ekspansif clay yang bisa mengembang
dan merusak bangunan, Dispersive clay
yang sering mengakibatkan amblasan, silt
soils yang susah dikompaksi dan sering
ter-liquefaksi setelah adanya getaran
gempa, micaceous soil adalah tanah yang
kaya mika dan susah sekali untuk
dikompaksi; andosol dan Halloysitic soil
yang berasal dari ubahan material
volkanik yang mempunyai sifat mudah
mengkerut dan irreversible. Tentu dari
semua faktor diatas bisa digunakan
untuk memperbaiki hasil penelitian yang
sudah dihasilkan terlebih lagi jika
dilakukan pemetaan detil di sepanjang
jalur penelitian.
KESIMPULAN
Kawasan sekitar Bandung
memiliki potensi geologi yang besar
untuk dimanfaatkan sebagai bahan
material konstruksi yang telah didukung
oleh akses jalan yang mudah dijangkau
dan disertai tingginya permintaan
material dari daerah Bandung dan
sekitarnya. Namun secara umum, potensi
yang besar ini tidak dapat dimanfaatkan
sepenuhnya. Hal ini diakibatkan oleh
kriteria geologi dan ekonomi yang harus
dipenuhi. Selain itu ada beberapa
masalah teksis yang perlu dilakukan studi
yang lebih lanjut.
REFERENSI
McNally, G.H. 1998. Soil and Rock
Construction Materials. British
Library: 21-24.
Suherman, S.A. 2009. Made In Bandung,
DAR’Mizan, ISBN978-979-752-
8720.
Pustaka.pu.go.id. Jembatan Layang
Pasopati.(diakses pada 23 April
2014)
ASTM Standart C 289-87 (1987).
Standart test method for potential
reactivity of aggregrate.
Sadisun, I.A. 2000. Studi petrografi
batuan volkanik sebagai Aggregat
bahan baku beton. Bandung :
Departement Teknik Geologi ITB
www.bps.go.id/. sosial dan
kependudukan. (diunduh 24 April
2014)
,