Download - portofolio kejang demam
KASUS KEGAWAT DARURATANKASUS KEGAWAT DARURATAN
No. ID dan Nama Peserta : dr. Muhammad Rizal
No. ID dan Nama Wahana : RSUD Kabupaten Mamuju
Topik : Kejang Demam
Tanggal (kasus) : 14 Maret 2015
Nama Pasien : An. E R No. RM : 055518
Tanggal presentasi : 23 November 2015 Pendamping: dr. Hj. Hadijah Tuami
Tempat presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Kabupaten Mamuju
Obyek presentasi : Pegawai, Staf & Dokter Intersip RSUD Kabupaten Mamuju
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Anak perempuan 3 tahun 6 bulan datang dengan keluhan kejang. Kejang terjadi pada
tangan dan kaki serta mata mendelik ke atas, kejang dialami dengan durasi ± 30 detik,
30 menit sebelum masuk Rumah Sakit pasien juga mengalami kejang di rumah,
frekuensi 1 kali setelah kejang anak menangis, demam (+) sejak sore (3 jam sebelum
masuk RS), batuk (-), pilek (-), muntah (-), BAB biasa, BAK lancar.
Tujuan: memberikan penanganan pertama pada pasien dengan kejang demam
Bahan
bahasan:
Tinjauan
pustaka
Riset Kasus Audit
Cara
membahas:
Diskusi Presentasi dan
diskusi
E-mail Pos
Data Pasien: Nama: An. E R No.Registrasi: 055518
Nama klinik UGD RSUD Kabupaten Mamuju
Data utama untuk bahan diskusi:
Diagnosis : Kejang Demam
1. Anamnesis / Gambaran klinis :
Anak perempuan 3 tahun 6 bulan datang dengan keluhan kejang. Kejang terjadi pada
tangan dan kaki serta mata mendelik ke atas, kejang dialami dengan durasi ± 30 detik.
30 menit sebelum masuk Rumah Sakit pasien juga mengalami kejang di rumah, frekuensi
1
KASUS KEGAWAT DARURATANKASUS KEGAWAT DARURATAN
1 kali setelah kejang anak menangis, demam (+) sejak sore (3 jam sebelum masuk RS),
batuk (-), pilek (-), muntah (-), BAB biasa, BAK lancar.
PF: Lemah/Gizi baik/Composmentis
• N : 124 x/i S : 39,5 °C
• P : 28 x/i BB : 13 Kg
2. Riwayat pengobatan: Pasien diberikan paracetamol sirup oleh orang tua yang dibeli di
Apotek
3. Riwayat kesehatan/penyakit: tidak ada riwayat penyakit sebelumnya.
4. Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien
5. Riwayat imunisasi: Lengkap
6. Lain-lain:
Daftar Pustaka:
1. Prihartini, dkk. Dic/Disseminated Intravascular Coagulation Caused by Venom Snake
Bite. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 14, No. 1,
November 2007: 37-4
2. Suchai Suteparuk MD. Bites and Stings in Thailand. Divison of Toxicology
Chulalongkorn University
3. Guidelines for the Clinical Management of Snakes bites in the South-East Asia Region,
World Health Organization, 2005.
Hasil pembelajaran:
1. Diagnosis kejang demam
2. Penanganan kegawatdaruratan dalam kasus ini
3. Mengetahui komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus ini
4. Mengetahui penangan lanjutan terhadap kasus kejang demam
5. Mengetahui prognosis pasien dengan kejang demam
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio :
2
KASUS KEGAWAT DARURATANKASUS KEGAWAT DARURATAN
1. Subyektif :
Anak perempuan 3 tahun 6 bulan datang dengan keluhan kejang. Kejang terjadi
pada tangan dan kaki serta mata mendelik ke atas, kejang dialami dengan durasi ±
30 detik. 30 menit sebelum masuk Rumah Sakit pasien juga mengalami kejang di
rumah, frekuensi 1 kali setelah kejang anak menangis, demam (+) sejak sore (3 jam
sebelum masuk RS), batuk (-), pilek (-), muntah (-), BAB biasa, BAK lancar.
2. Obyektif :
Dari hasil Pemeriksaan Fisik dapat ditegakkan diagnosis kejang demam dari :
Gejala Klinis :
Usia 3 tahun 6 bulan
Kejang
Pasien sedang dalam keadaan kejang
Pemeriksaan Fisik :
• N : 124 x/i S : 39,5 °C
• P : 28 x/i BB : 13 Kg
Mata : Konjungtiva anemis (-) Mulut : Bibir Sianosis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-) Kaku kuduk (-)
Thoraks
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : MT (-), NT (-) vocal fremitus kiri dan kanan
Perkusi : sonor, batas jantung kesan normal
Auskultasi : vesikuler, Rh -/-, Wh -/-
Bunyi Jantung reguler, Bising (-)
Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak nafas
Auskultasi : peristaltik (+) kesan Normal
Palpasi : MT (-), NT (-) Hepar/lien tidak teraba
Perkusi : Tympani
3. Assessment (penalaran klinis) :
3
KASUS KEGAWAT DARURATANKASUS KEGAWAT DARURATAN
Kejang demam adalah bangkita kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh
(suhu rectal lebih dari 38°C) akibat suatu proses ekstra kranial. Dalam praktek sehari-
hari orang tua sering cemas bila anaknya mengalami kejang, karena setiap kejang
kemungkinan dapat menimbulkan epilepsi dan trauma pada otak.
Menurut Consensus Statement on Febrile Seizures, kejang demam adalah
bangkitan kejang pada bayi dan anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun,
berhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti adanya infeksi intrakranial atau
penyebab lain. Penggolongan kejang demam menurut kriteria Nationall Collaborative
Perinatal Project adalah kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang
demam sederhana adalah kejang demam yang lama kejangnya kurang dari 15 menit,
umum dan tidak berulang pada satu episode demam. Kejang demam kompleks adalah
kejang demam yang lebih lama dari 15 menit baik bersifat fokal atau multipel. Kejang
demam berulang adalah kejang demam yang timbul pada lebih dari satu episode demam.
Anak yang sedang mengalami kejang, prioritas utama adalah menjaga agar jalan
nafas tetap terbuka. Pakaian dilonggarkan, posisi anak dimiringkan untuk mencegah
aspirasi. Sebagian besar kasus kejang berhenti sendiri, tetapi dapat juga berlangsung
terus atau berulang. Pengisapan lendir dan pemberian oksigen harus dilakukan teratur,
kalau perlu dilakukan intubasi. Keadaan dan kebutuhan cairan, kalori dan elektrolit harus
diperhatikan. Suhu tubuh dapat diturunkan dengan kompres air hangat (diseka) dan
pemberian antipiretik (asetaminofen oral 10 mg/kg BB, 4 kali sehari atau ibuprofen oral
20 mg/kg BB,4 kali sehari). Saat ini diazepam merupakan obat pilihan utama untuk
kejang demam fase akut, karena diazepam mempunyai masa kerja yang singkat.
Diazepam dapat diberikan secara intravena atau rektal, jika diberikan
intramuskular absorbsinya lambat. Dosis diazepam pada anak adalah 0,3 mg/kg BB,
diberikan secara intravena pada kejang demam fase akut, tetapi pemberian tersebut
sering gagal pada anak yang lebih kecil. Jika jalur intravena belum terpasang, diazepam
dapat diberikan per rektal dengan dosis 5 mg bila berat badan kurang dari 10 kg dan 10
mg pada berat badan lebih dari 10 kg.
4. Plan :
4
KASUS KEGAWAT DARURATANKASUS KEGAWAT DARURATAN
Diagnosis : Kejang Demam
Penatalaksanaan :
O2 3 liter/ menit diberikan sebagai terapi supportif untuk menjaga sirkulasi oksigen
ke jaringan otak tetap terjaga
IVFD dextrose 5% 12 tpm
Stesolid rectal 10 mg (maksimal 3 kali)
Bolus paracetamol infus 3 x 13 cc intravena
Observasi tanda vital, dan kejang
Cek darah rutin, widal,
Edukasi keluarga :
1. Tetap tenang dan tidak panik.
2. Segera bawa os ke rumah sakit ataupun puskesmas terdekat jika terjadi kasus seperti
ini.
3. Menjelaskan komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien.
4. Menjelaskan mengenai penyakit os dan rencana tatalaksana selanjutnya.
Konsultasi : Setelah diatasi kegawatdaruratan pada pasien ini, dilanjutkan dengan
pemeriksaan laboratorium berupa darah rutin dan widal. Dilakukan oservasi selama 6 jam
bebas kejang, kemudian dipindah ke perawatan.
Kegiatan Periode Hasil yang diharapkan
Kepatuhan makan obat dan
pemantauan efek samping
obat
Pada saat bulan pertama,
dan setiap 3 bulan
berikutnya
Segera diketahui efek
samping obat atau kesalahan
cara minum obat serta
berkurangnya gejala
Laboratorium Pada saat bulan pertama,
dan setiap 3 bulan
berikutnya
Kemungkinan adanya
infeksi
Nasihat Setiap kali kunjungan Kepatuhan menjaga
5
KASUS KEGAWAT DARURATANKASUS KEGAWAT DARURATAN
kesehatan dan
pemahamanakan komplikasi
yang mungkin terjadi.
Peserta
Siwa, 23 November 2015
Pendamping
dr. Muhammad Rizal dr. Hj. Hadijah Tuami
6