Download - POLMAS PEKAYON
IMPLEMENTASI POLMAS PADA KEPOLISIAN POS PEKAYON JAYA
BAB I
PENDAHULUAN
Pemisahan Polri dari TNI (ABRI) pasca reformasi 1998, pada
kenyataanya telah memberikan sebuah bentuk paradigma baru bagi
perkembangan Kepolisian di Indonesia. Kesan arogan, keras, militeristik
dan pelayanan buruk berangsur-angsur mengalami perubahan menjadi
sosok Polisi yang humanis,profesional dan taat hukum. Dengan ditandai
lahirnya Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, Polri memasuki sebuah era Kepolisian sipil yang
senantiasa bertugas untuk menegakkan hukum, menjamin keamanan dan
ketertiban masyarakat serta sebagai sosok pelindung,pengayom dan
pelayan masyarakat.
Tuntutan perubahan paradigma Polri ini pada kenyataanya sangat
selaras dengan perkembangan masyarakat Indonesia baik secara
sosiologis maupun psikologis. Perkembangan jaman dengan ditandai
dengan semakin canggihnya teknologi telah membawa dampak yang cukup
besar pula pada perkembangan kejahatan yang ada. Bentuk-bentuk
penyidikan dengan kekerasan dan mengejar pengakuan sudah tidak
mungkin lagi untuk dilaksanakan. Kondisi ini berganti dengan pola
penyidikan dengan mengedepankan pembuktian dan dikerjakan secara
profesional dan transparan. Anggapan masyarakat terhadap sosok Polisi
Indonesia yang selalu minta dilayani dan berperilaku menyimpang telah
memberikan sebuah pandangan yang buruk terhadap citra institusi
Kepolisian secara keseluruhan. Situasi ini berdampak dengan semakin
melemahnya tingkat kepercayaan masyarakat kepada aparat penegak
hukum ini. Keadaan ini tentu saja tidak bisa dibiarkan begitu saja, Polri
harus senantiasa siap untuk melayani masyarakat dengan tetap
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
Salah satu model pendekatan Kepolisian yang saat ini dikedepankan
oleh Polri guna mewujudkan tuntutan perubahan tersebut adalah dengan
metode pendekatan Polmas. Melalui pelaksanaan Polmas ini, diharapkan
STIK Ang-56
January 28, 2011akan terciptanya hubungan kerjasama (patnership) diantara Polri dan
masyarakat dengan tidak menjadikan masyarakat sebagai objek semata
namun juga sebagai subjek dalam menjaga kamtibmas. Secara garis besar,
Polmas bisa merupakan suatu strategi dan juga merupakan suatu falsafah.
Sebagai strategi, Polmas merupakan model Perpolisian yang menekankan
kemitraan yang sejajar antara petugas Polmas dengan masyarakat
lokaldalam menyelesaikan dan mengatasi setiap permasalahan sosial yang
mengancam kamtibmas serta ketentraman kehidupan masyarakat
setempat dengan tujuan untuk mengurangi kejahatan dan rasa ketakutan
akan kejahatan serta meningkatkan kualitas hidup warga setempat.
Sedangkan sebagai sebuah falsafah, Polmas mengandung makna sebagai
sebuah model perpolisian yang menekankan hubungan yang menjunjung
nilai-nilai sosial dengan menampilkan sikap santun dan saling menghargai
antara Polisi dan warga masyarakat.
Di Indonesia, pelaksanaan Polmas secara yuridis diawali dengan
dikeluarkannya Surat Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia No. Pol. : Skep/737/X/2005 tanggal 13 Oktober 2005 tentang
Kebijakan dan Strategi Penerapan Model Perpolisian Masyarakat Dalam
Penyelenggaraan Tugas Polri. Surat keputusan tersebut dikeluarkan
dengan makasud untuk secara berjenjang dan bertahap masing-masing
tingkat satuan kerja di daerah melakukan persiapan untuk pembentukan
struktur pemolisian masyarakat. Implementasi terhadap program Polmas
sebagaimana dimaksud dalam Skep 737 tersebut ditandai dengan
pembentukan suatu forum yang dikenal dengan istilah Forum Kemitraan
Polisi dan Masyarakat (FKPM) diseluruh Indonesia. Berselang beberapa
tahun kemudian Polri mengeluarkan Peraturan Kapolri Nomor 7 tahun 2008
tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat
Dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. Perkap ini sendiri bertujuan sebagai
bentuk akselerasi Polmas termasuk diantaranya dengan memperkuat
kemitraan antara Polisi dan Masyarakat. Sistem Polmas di Indonesia
memang terbilang berbeda dengan penerapan community policing
dinegara-negara lain, hal ini disebabkan adanya penguatan atas kearifan
lokal yang dikedepankan dan dijunjung tinggi pada penerapannya di
Indonesia. Kondisi ini disebabkan adanya kemajemukan atau heterogenitas
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16
STIK Ang-56
January 28, 2011masyarakat yang ada diberbagai belahan daerah diseluruh Indonesia.
Dalam pelaksanaan tugas Kepolisian melalui pendekatan Polmas ini,
Polri bekerja sama dengan pihak pemerintahan Jepang melalui JICA .
Bentuk kerjasama tersebut diantaranya adalah implementasi polmas di
wilayah hukum Polres kota Bekasi yang dilaksanakan pada 7 wilayah
berupa pendirian BKPM ( balai kemitraan polisi dan masyarakat ). Di luar
itu, terdapat 5 wilayah lainnya yang oleh Polresta Bekasi maupun
masyarakat didirikan Kepolisian Pos yang memiliki fungsi yang sama
seperti BKPM. Sedangkan FKPM sendiri merupakan faktor penting dalam
melaksanakan tugas Balai Kemitraan Polisi dan Masyarakat (BKPM).
Dengan dibentuknya FKPM akan tercipta suatu komunikasi timbal balik
antara masyarakat dan Polisi sehingga tercipta hubungan yang erat dan
saling membutuhkan sehingga masyarakat mempunyai akses dalam
memberikan saran maupun informasi yang berguna bagi arah pelaksanaan
tugas operasional BKPM. Salah satu contohnya adalah Kepolisian Pos
Pekayon Jaya yang terletak di Jalan Ketapang Raya Pekayon, Bekasi
Selatan. Pospol Pekayon Jaya ini berdiri ditanah masyarakat yang memang
diperuntukkan untuk mendirikan kantor pelayanan masyarakat / public.
Bangunan yang berdiri ini merupakan sumbangan dari warga masyarakat
dan bantuan dari pemerintah daerah setempat. Dengan wilayah Polpos
Pekayon Jaya yang terdiri dari 45.652 penduduk dengan jumlah kepala
keluarga 11.484, Polpos Pekayon Jaya memiliki jumlah personil 12 dan
semuanya adalah polwan.Pada mulanya, Pospol tersebut didirikan atas
permintaan dari masyarakat yang merasa tingkat kejahatan yang cukup
tinggi didaerah tersebut, warga masyarakat menilai perlunya keberadaan
Pospol dimana diharapkan tingkat kejahatan dapat menurun. Namun
demikian, pada pelaksanaannya Pospol Pekayon Jaya ini bukan semata
diperuntukan guna mencegah terjadinya kejahatan semata, akan tetapi juga
melaksanakan kegiatan Kepolisian pada umumnya serta menjadi sebuah
bentuk konkret bagi terciptanya kerja sama dan kemitraan diantara Polisi
dan masyarakat setempat dalam sebuah wadah pendekatan Polmas.
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16
STIK Ang-56
January 28, 2011BAB II
PEMBAHASAN
Dalam
bagian
pembahasan ini,
kami berusaha
untuk
menguraikan
hasil kunjungan
mahasiswa STIK
(Sekolah Tinggi
Ilmu Kepolisian)
angkatan 56,
khususnya sindikat C, ketika datang secara langsung ke Kepolisian Pos
(Polpos) Pekayon Jaya ini pada tanggal 20 Desember 2010. Kegiatan
tersebut secara keseluruhan dilaksanakan dengan mengunjungi BKPM
Mekar Sari, Kepolisian Pos Pekayon Jaya dan BKPM Giant, namun dalam
makalah yang berisikan laporan hasil kunjungan ini kami hanya
memfokuskan pada pengamatan sindikat C pada Kepolisian Pos Pekayon
Jaya saja. Laporan pengamatan ini kami susun dengan menggunakan
beberapa parameter penilaian yang sekiranya dapat menjadi acuan dalam
mengevaluasi pelaksanaan Polmas pada Kepolisian Pos Pekayon Jaya ini.
Dengan adanya pembahasan ini diharapkan dapat memberikan bahan
masukan dan analisa evaluasi pelaksanaan Polmas pada Kepolisian Pos
Pekayon Jaya tersebut. Parameter penilaian tersebut diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Praktik Teknik Polmas
Praktik Teknik mengenai Polmas ini dimaksudkan sampai sejauh mana
pelaksanaan Polmas pada Kepolisian Pos Pekayon Jaya ini telah
memenuhi standard yang ditetapkan.
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16
STIK Ang-56
January 28, 2011
a) Model Polmas ( Skep 737)
Berdasarkan model Polmas
sebagaimana dimaksud
dalam Skep 737 terdapat
dua jenis model
Polmas,yaitu model Wilayah
dan model Kawasan. Pada
kenyataanya, Kepolisian
Pos Pekayon Jaya merupakan wujud Pospol yang dibangun atas
keinginan masyarakat, kemudian ditinjau dari sisi letaknya yakni
berada pada satu lingkup daerah tempat tinggal dilingkungan
Pekayon Jaya. Dengan demikian, Pospol Pekayon Jaya ini
merupakan perwujudan dari model Wilayah yakni model Polmas
yang mencangkup satu atau gabungan beberapa area/kawasan
pemukiman (RT/RW/ Dusun/ Desa/ Kelurahan). Pembentukan
Polmas model ini harus lebih didasarkan pada keinginan masyarakat
sendiri, walaupun proses ini bisa saja dilatarbelakangi oleh dorongan
Polisi (Skep 737).
b) Prinsip Operasionalisasi Polmas (Skep 433)
Transparansi dan Akuntabilitas
Operasionalisasi Polmas oleh petugas Polmas dan FKPM harus
dilakukan secara terbuka dan dapat dipertanggung jawabkan
kepada
masyarakat. Pada pelaksanaannya, Polmas di Pospol Pekayon
Jaya ini dilakukan diantara melalui pembentukan FKPM. Ketika
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16
STIK Ang-56
January 28, 2011terjadi sebuah permasalahan sosial, maka petugas Polmas
tersebut senantiasa berusaha mengedepankan problem solving
dengan tidak lupa melibatkan unsur masyarakat terkait. Pada
pengamatan yang kami lakukan tersebut, terlihat kedekatan yang
terjalin antara Polisi dan masyarakat dengan begitu erat, sehingga
kami menyimpulkan pola operasionalisasi tugas yang dilakuan
oleh petugas Polmas pada Pospol Pekayon Jaya ini telah
mengarah pada bentuk transparansi dan akuntabilitas yang cukup
baik. Pun demikian dengan penggunaan sarana prasarana yang
sebagian besar adalah hibah dari masyarakat tetap dijaga dan
dipelihara dengan baik.
Partisipasi dan Kesetaraan
Operasionalisasi
tugas
diharapkan
dapat menjamin
keikutsertaan
warga dalam
proses
pengambila
keputusan.
Dalam praktiknya, partisipasi dan kesetaraan ini memang sudah
berjalan dengan cukup baik, diantaranya adalah melalui
pelaksanaan forum bersama melalui pembentukan FKPM serta
keberadaan Studio Radio Suara Polmas Pekayon pada Polpos
tersebut. Pada kegiatan kunjungan tersebut, terlihat beberapa
warga masyarakat bahkan tidak segan-segan untuk sekedar
“mengudara” pada studio radio tersebut. Disamping itu juga,
warga masyarakat juga diikutkan secara aktif dalam penjagaan
kamtibmas daerah sekitar, indikator tersebut terlihat dari
penyampaian dari beberapa warga yang kami temui langsung
disaat kunjungan tersebut.
Personalisasi
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16
STIK Ang-56
January 28, 2011Petugas Polmas diharapkan dapat menciptakan hubungan yang
dekat dan saling mengenal kepada setiap warga. Pelaksanaan
personalisasi ini memang dilakukan dengan mengedepankan
pendekatan pribadi daripada pendekatan formil. Pada
pelaksanaannya,setiap petugas piket dari anggota Pospol
Pekayon Jaya ini telah memiliki daerah tugas masing-masing
yaitu antara 2 – 3 RW, dimana setiap personil piket melakukan
kegiatan sambang dengan melalui pendekatan personal dan
pendataan kepada masyarakat sesuai dengan daerah tugasnya
masing-masing mencakup 5 kepala
keluarga dan bisa lebih, sehingga rata-
rata dalam kurun waktu 1 bulan setiap
anggota dapat menerapkan kegiatan
polmas dengan melakukan kunjungan
kepada 50 kepala keluarga. Akan
tetapi, fakta yang dapat muncul adalah
situasi dimana tidak semua anggota
mengenal secara keseluruhan dari
warga sekitar tersebut, kemudian semua anggota Pospol Pekayon
Jaya itu adalah seorang wanita (Polwan) dan beberapa
diantaranya telah berkeluarga. Kondisi ini tentu saja membuat
kegiatan Personalisasi ini menjadi tidak maksimal, karena rata-
rata dari anggota tersebut tidak bertempat tinggal pada lingkungan
kelurahan Pekayon Jaya.
Penugasan Permanen
Penugasan anggota Polri sebagai anggota Polmas dilakukan
untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga diharapkan dapat
membangun kemitraan yang cukup dengan masyarakat setempat.
Kondisi ini sekilas terlihat cukup masuk diakal, namun perlu
kiranya diperhatikan mengenai kesejahteraan anggota khususnya
insentif yang diberikan kepada anggota tersebut. Dengan fakta
dimana anggota tersebut tidak tinggal dilingkungan setempat dan
interaksi yang dilakukan secara efektif dapat dikatakan hanya
pada saat si anggota tersebut piket saja, maka harapan agar
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16
STIK Ang-56
January 28, 2011penugasan permanen ini dapat berhasil (efektif dan efisien) tentu
harus dikaji ulang kembali. Karena dalam sistem pengembangan
sumber daya manusia (SDM) Polri itu sendiri, terdapat unsur-
unsur pengembangan SDM Polri yang terlewatkan apabila
anggota ditugaskan untuk jangka waktu yang cukup lama. Situasi
ini tentu saja akan berpengaruh dengan tingkat kinerja yang
dihasilkan oleh petugas tersebut.
2. Kepuasan Pelanggan
Parameter ini dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana kepuasan
masyarakat kelurahan Pekayon Jaya tersebut terhadap kinerja dan
pelayanan yang diberikan oleh para petugas Polmas. Pada pelaksanaan
kunjungan mahasiswa STIK angk-56 ke Pospol Pekayon Jaya ini, kami
memang tidak melakukan sebuah penelitian secara komprehensif namun
demikian, kami berusaha untuk melakukan perbandingan antara hasil
pengamatan dengan tingkat kepuasan masyarakat melalui indikator
keberhasilan Polmas sesuai dengan Pasal 57 Perkap 7/2008. Indikator
tersebut diantaranya adalah mengenai kemudahan masyarakat untuk
menghubungi petugas/pejabat, tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap Polri, dukungan masyarakat dan sebagainya. Dari hasil
pengamatan yang kami lakukan, para petugas selalu ada yang stand by
di mako Pospol, disamping anggota yang melakuan patroli (sambang),
kemudian cukup banyak masyarakat yang terlibat aktif didalam studio
radio, pemanfaatan
Pospol tersebut
sebagai tempat
masyarakat mengadu
serta berkurangnya
tingkat kejahatan
diwilayah kelurahan
Pekayon Jaya serta
adanya bantuan dan
dukungan masyarakat seperti membawakan makanan/snack kepada
petugas piket dan sebagainya merupakan wujud bahwa masyarakat
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16
STIK Ang-56
January 28, 2011cukup antusias dan senang dengan keberadaan
Pospol ini. Hal ini dapat dikategorikan sebagai salah
satu parameter yang menyatakan bahwa masyarakat
cukup puas dengan keberadaan Pospol dan
pelayanan dari petugas.
3. Kepuasan Staf
Pada bagian ini, harus dilihat dari sisi petugas Polmas yang
melaksanakan tugas di Pospol ini, sampai sejauh mana mereka puas
terhadap pelaksanaan tugas yang sudah mereka lakukan. Dengan
mengacu pada Pasal 56 pada Perkap 7 tahun 2008 yaitu tentang
indikator kinerja dari aspek petugas, maka dari hasil pengamatan yang
kami lakukan didapatkan hasil bahwa anggota secara umum telah benar-
benar memiliki kesadaran bahwa keberadaan masyarakat dikelurahan
Pekayon Jaya tersebut adalah sebagai stakeholder yang harus dilayani.
Semangat melayani anggota terlihat telah tercipta diantara para petugas
Polmas ini, akan tetapi hal tersebut tidaklah maksimal artinya kendala-
kendala yang muncul dalam pelaksanaan tugas Polmas itu sendiri pada
kenyataanya telah memberatkan para petugas Polwan pada Pospol
Pekayon Jaya tersebut. Keluhan utama dari para petugas itu bukan
kepada permasalahan tugas yang mereka hadapi, namun lebih kepada
keluhan pada tataran teknis dan motivasi dari institusi itu sendiri. Dengan
minimnya dukungan dan perhatian dari pimpinan ternyata telah
memunculkan penurunan motivasi secara psikologis bagi anggota.
4. Alur dan Beban Pelanggan
Dalam hal ini harus dilihat apakah Polmas Polri telah berfungsi dengan
baik secara efektif dan efisien. Untuk melihat indikator alur dan beban
pelanggan dimana Polmas berjalan dengan efektif dan efisien, kami
mengacu pada Skep 433 tentang pra-syarat keberhasilan Polmas.
Secara umum, perubahan pola pikir dari petugas mengenai keberadaan
masyarakat yang tidak hanya menjadi objek melainkan juga sebagai
subjek dalam menjaga kamtibmas, sudah tercipta. Disamping itu, kerja
sama dan dukungan Pemerintah Daerah juga telah berjalan dengan baik,
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16
STIK Ang-56
January 28, 2011bantuan tersebut termasuk dalam pembangunan sarana dan prasarana
Pospol dan peran-peran pejabat perangkat pemerintahan setempat.
Justru yang belum berjalan adalah dari sisi institusi Kepolisian itu sendiri,
sebagaimana yang kita ketahui bahwa keberadaan Pospol Pekayon Jaya
ini adalah melalui swadaya masyarakat dan pemerintahan daerah
setempat, namun guna biaya operasional anggota harus diakui belum
dipenuhi secara optimal. Dengan biaya dukungan ATK sebesar
Rp.46.000/bulan dirasa tidaklah mencukupi, belum lagi dukungan bahan
bakar kendaraan yang hanya 60 ltr/bulan guna menjalankan kendaraan
R2 untuk dinas anggota. Selain itu, fakta menarik yang benar-benar tidak
dapat dipahami adalah masih adanya anggota yang tetap diberikan
penugasan selain dari tugas sebagai anggota Polmas, kondisi ini tentu
saja membuat pelaksanaan tugas anggota menjadi tidak efektif karena
anggota tersebut tidak dapat menjalankan tugasnya dengan optimal
karena masih terbebani dengan
tugas-tugas lain.
5. Interaksi Pelanggan dan Staf
Secara keseluruhan , interaksi
antara masyarakat dengan
para petugas Polmas ini
berjalan cukup baik. Dari sisi
keluwesan berkomunikasi, rata-
rata Polwan yang bertugas di
Pospol ini cukup baik hal ini dimungkinkan karena wanita memiliki
kesadaran perasan dalam berperilaku secara psikologisnya (berbeda
dengan Polisi laki-laki). Pada pelaksanaan kunjungan ke Pospol
Pekayon Jaya ini, terlihat adanya interaksi yang hangat diantara warga
dan petugas Polmas, tetapi dengan melihat situasi dimana anggota
setelah lepas piket kembali kerumahnya masing-masing, dimana rata-
rata tempat tinggal anggota tersebut jauh dari posisi kelurahan Pekayon
Jaya maka kami sedikit berani untuk menyimpulkan bahwa interkasi
yang terjadi tidaklah maksimal. Jika kita bandingkan pola interaksi yang
tercipta diantara petugas Polmas yang tinggal diwilayah sekitar dengan
yang tidak maka tentu saja akan lebih optimal manakala petugas
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16
STIK Ang-56
January 28, 2011tersebut tinggal diwilayah sekitaran Pospol. Hal ini didasarkan atas
pemikiran bahwa pemilihan petugas Polmas harus didasarkan pada
latarbelakang anggota serta kemampuan personel tersebut (Perkap 7
tahun 2008 pengembangan SDM Polmas).
6. Logistik
Membicarakan tentang logistik tentu saja kita mengarah pada
ketersediaan sarana dan prasaran bagi petugas Polmas dalam
menjalankan setiap aktivitas kegiatan Polmas. Dari hasil pengamatan
yang kami lakukan ketersediaan sarana prasarana berupa gedung
Pospol memang cukup representative bagi anggota untuk bertugas.
Bangunan yang berdiri atas peran serta masyarakat sekitar ini berdiri
dan sangat nyaman digunakan untuk bekerja. Namun tentu saja
pemeliharaan dan perawatan terhadap bangunan ini harus dilakukan,
jika tidak maka bisa
dipastikan 5-10 tahun
saja bangunan ini
sudah terlihat usang.
Peralatan kebersihan
yang tidak lengkap,
dukungan ATK yang
tidak maksimal
sampai dengan
kendaraan dinas yang
sangat minim tentu saja memperlihatkan lemahnya tingkat pengelolaan
logistik pada Pospol ini. Kemudian hal yang cukup menggelitik adalah
fakta bahwa Pospol ini tidak memiliki anggaran DIPA yang jelas, karena
dibangun oleh swadaya masyarakat sekitar maka bagian Perencanaan
dan Pengembangan Polda tidak memasukkan dukungan anggaran pada
DIPA berjalan (Polda Metro Jaya). Akibatnya bisa dilihat dengan
minimnya dukungan anggaran kepada petugas Polmas. Saat ini, satu
anggota hanya dibekali dengan uang makan sebesar Rp.5000/hari, hal
ini tentu saja jauh dari anggaran yang dikeluarkan oleh anggota tersebut
perharinya.
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16
STIK Ang-56
January 28, 2011
7. Pencatatan dan Pelaporan
Data
Indikator pencatatan
dan pelaporan data ini
dilihat dari sistem
database yang dimilliki
oleh Pospol Pekayon
Jaya ini. Dari hasil
pengamatan yang kami
lakukan, kami mendapati bahwa sistem database yang ada tidak
tersusun dengan baik. Sarana komputerisasi yang diterapkan ternyata
tidak digunakan secara maksimal, hal ini disebabkan karena tidak semua
anggota dapat mengoperasionalkan komputer tersebut dengan baik.
Kondisi ini tentu saja memunculkan pertanyaan mengenai pola
pembinaan kemampuan personel sebagaimana dikatakan dalam Pasal
49 Perkap 7 tahun 2008. Pola pembinaan tersebut diantaranya meliputi
rekruitmen petugas, pendidikan pelatihan, pembinaan karir, dan standard
penilaian kinerja. Dengan kondisi yang terjadi saat ini tentu saja dapat
dikatakan bahwa pola pengembangan kemampuan tersebut tidak
berjalan dengan baik. Selanjutnya pada bagian ketiga, Pasal 50 Perkap
7 tahun 2008 dikatakan pada ayat (3) sarana komunikasi dan
transportasi merupakan sarana yang paling utama untuk kegiatan
Polmas dan harus lebih diprioritaskan pemenuhannya. Kenyataan yang
terjadi adalah sejak berdiri sampai dengan saat ini, Pospol Pekayon Jaya
ini hanya memiliki satu kendaran R2 saja ditambah dengan alat
komunikasi berupa telepon kantor. Beruntung, Pospol ini memiliki sarana
studio radio yang didapat melalui bantuan masyarakat,hanya saja
dukungan pemeliharaan sarana tersebut menjadi tidak jelas karena tidak
ada dukungan anggaran dari pimpinan Polri.
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16
STIK Ang-56
January 28, 20118. Hambatan Dan Penyelesaiannya
NO HAMBATAN/ANALISA IDENTIFIKASI IMPLEMENTASI
1 Kurangnya Personil - Jumlah personil
yang berkualifikasi
polmas terbatas
- Personil di polsek
dan polres terbatas
- Tidak ada proses
regenerasi personil
- Adakan pelatihan dan
kursus bagi calon petugas
Polmas
- Meminta tambahan
personil ke Polda Metro
Jaya
- Perbaiki manajemen
penempatan personil
2 Kurangnya Anggaran - Dana operasional
BKPM tidak dimuat
dalam DIPA Polres
Mengajukan anggaran
operasional Polmas pada
tahun anggaran selanjutnya
3 Keterbatasan Sarana Dan
Prasarana
- Kendaraan
- BBM
- ATK
- Komputer dan
printer
- Alat Komunikasi
Penuhi kebutuhan
kendaraan, BBM, ATK,
Komputer, Printer dan
ALKOM yang disesuaikan
dengan anggaran DIPA
Polres
4 KurangnyaTugas kerja
anggota
- Regenerasi yang
tidak jelas
- Tidak adanya
reward atas
keberhasilan kerja
- Tidak ada
tunjangan kinerja
dari dinas
- Perbaikan manajemen
penempatan personil
- Berikan reward atas
keberhasilan kerja
- Ajukan dan berikan
tunjangan kinerja
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16
STIK Ang-56
January 28, 2011
BAB III
PENUTUP
Pada bagian akhir dari makalah mengenai laporan tentang hasil
kunjungan mahasiswa STIK Angk-56 ini, kami mencoba untuk membuat
suatu kesimpulan berdasarkan pokok-pokok pada pembahasan diatas serta
saran-saran yang sekiranya dapat dilakukan serta relevan bagi kemajuan
pelaksanaan Polmas pada Pospol Pekayon Jaya ini.
1. Kesimpulan
a) Penerapan Polmas pada Pospol Pekayon Jaya ini secara garis besar
diberbeda jauh dengan pelaksanaan Polmas pada BKPM-BKPM
yang menjadi pilot project JICA. Substansi utama dimana
terselenggaranya kemitraan sejajar antara masyarakat dan Polisi
dalam bingkai keselarasan peran aktif dari masyarakat berjalan
dengan baik.
b) Kepolisian Pos Pekayon Jaya merupakan implementasi Polmas
dengan model Wilayah dimana Polpos tersebut terletak di areal
Keluarahan Pekayon Jaya yang dibangun dengan partisipasi dari
tiga pilar utama Polmas, yaitu masyarakat setempat (kelurahan
Pekayon Jaya), Polisi, dan pemerintahan daerah.
c) Keberadaan Pospol Pekayon Jaya ini terbukti telah dapat
mengurangi angka kejahatan diwilayah Pekayon Jaya serta
menciptakan perubahan cara pandang baik dari sisi petugas Polmas
yang memandang masyarakat sebagai stakeholder yang senantiasa
harus dilayani dan pandangan masyarakat terhadap Polisi terkait
dengan kemitraan sejajar antara Polisi dan masyarakat lokal.
d) Tidak optimalnya dukungan sarana dan prasarana seperti anggaran,
kendaraan, dan motivasi dari pimpinan memberikan dampak baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja petugas
Polmas yang seluruhnya adalah anggota Polisi Wanita (Polwan).
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16
STIK Ang-56
January 28, 2011e) Masih terdapat kelemahan-kelemahan disana sini yang
menyebabkan tidak efektif dan efisiennya pelaksanaan pendekatan
Polmas yang dilakukan oleh petugas Polmas pada Pospol Pekayon
Jaya ini, diantaranya terkait dengan pengembangan SDM Polri serta
pemeliharaan dan dukungan logistik.
2. Saran
Melalui berbagai pembahasan diatas, kami mencoba untuk memberikan
saran masukan sebagai sebuah bahan bagi pimpinan dan petugas
Polmas itu sendiri guna mengoptimalkan pelaksanaan Polmas di Pospol
Pekayon Jaya, diantaranya adalah :
a) Harus segera dibuatnya mekanisme anggaran yang mencukupi
kebutuhan para petugas Polmas dalam memaksimalkan
pelaksanaan Polmas diwilayah Pekayon Jaya.
b) Perlunya penambahan kendaraan dinas yang dapat mengakomodir
kegiatan para petugas Polmas seperti sepeda dan motor.
c) Guna memacu motivasi anggota, perlunya perhatian lebih dari
pimpinan terhadap kesejahteraan petugas Polmas yang dapat
diwujudkan dengan peningkatan insentif kepada petugas serta
dibuatnya sistem reward and punishment agar anggota semakin
terpacu untuk berbuat lebih baik lagi.
d) Dibutuhkan pelaksanaan analisa dan evaluasi secara bertahap dan
berkesinambungan terhadap pelaksanaan Polmas diwilayah
Pekayon Jaya ini sehingga kita dapat mengetahui segala kelemahan
dan bisa segera memperbaikinya.
e) Perbaikan penerapan pembinaan karir petugas Polmas dan mutasi
jabatan guna mengantisipasi tingkat kejenuhan anggota yang dapat
berakibat pada penurunan tingkat kinerja anggota dilapangan.
f) Kebijakan Polmas yang berpedoman pada Skep 737 dan Perkap 7
tahun 2008 hendaknya dijalankan secara berkelanjutan, meskipun
terjadi pergantian pimpinan hendaknya tidak diikuti dengan
pergantian kebijakan yang frontal sehingga program yang telah
berjalan dapat dilaksanakan dengan tidak terputus.
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16
STIK Ang-56
January 28, 2011
DAFTAR PUSTAKA
1. Surat Keputusan Kapolri No.Po. : Skep/737/X/2005 tanggal 13 Oktober
2005 tentang Kebijakan dan Strategi Penerapan Model Perpolisian
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.
2. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 7 tahun
2008 tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Pemolisian
Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.
3. Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, 2010. Contoh-contoh FKPM sebagai
‘Best Practice’ – Hasil Penelitian FKPM - .
4. Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian,2010. Laporan Kegiatan Zemi Polmas
Angkatan Ke-enam.
5. Evodia Iswandi, 2006. POLISI, Profesional dan Bersahabat.
6. http://my.opera.com/Susprianto/blog/pemahaman-fkpm-3 , Pemahaman
FKPM. Pada tanggal 7 Januari 2011 pukul 18.30 WIB.
7. http://www.isiindonesia.com/content/view/59/ ,Laporan Simposium
Penyusunan Program Pendidikan Masyarakat Patuh Hukum Renstra Polri
2010-2014. Pada Tanggal 7 Januari 2011 pukul 18.45 WIB.
K e p o l i s i a n P o s P e k a y o n J a y a
Kepolisian Pos Pekayon Jaya Page 16