Download - Polifarmasi Adit
BAB I
ILUSTRASI KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Tn.M
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 70 th
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Betawi
Alamat : Jl. Talas III RT 002 RW 002 Tangerang
Selatan
Jumlah anak : 4 laki-laki 2 perempuan
Jumlah cucu : 3 laki-laki 3 perempuan
Tanggal masuk : 26 Maret 2013
Tanggal pemeriksaan :28 Maret 2013
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Kelemahan badan sebelah kanan sejak 2 hari SMRS
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasakan badan sebelah kanan lemas sejak 2 hari SMRS,
terjadi tiba-tiba setelah sholat subuh, secara bersamaan badan sebelah
kanan tidak dapat digerakkan. Lemas dirasakan secara mendadak dan
1
lemah hanya dirasakan pada sebelah sisi tubuh saja. Pasien mengaku
tidak pernah mengalami trauma sebelumnya. Sakit kepala sebelum
kelemahan (-), kejang (-), demam.
2 bulan yang lalu pasien dikatkan menderita hipertensi. Pasien
tidak pernah meminum obat anti hipertensi sebelumnya. Pasien sering
merasakan sakit di tengkuk apabila terlalu lelah. Pasien hanya
meminum obat herbal untuk mengatasi keluhan sakit kepala dan
tengkuknya.
Pasien juga mengeluhkan sering haus dan lapar sejak 1 tahun
yang lalu. Pasien mengaku sering buang air kecil, tetapi tidak terdapat
penurunan berat badan. Nafsu makan baik, pasien makan 3x sehari.
BAB normal tidak ada keluhan.
Sejak 1 tahun ini, pasien mengeluhkan kedua mata buram,
seperti ditutupi asap, silau bila melihat cahaya, pasien lebih bisa
membaca pada tempat yang terang. Tidak terdapat pandangan double
dan sakit kepala.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
Pasien memiliki riwayat hipertensi, alergi (-). Riwayat DM (-),
riwayat stroke (-). Riwayat asma (-). Riwayat trauma (-).
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang mengalami keluhan yang sama di keluarga. Ibu
pasien memiliki riwayat hipertensi, Riwayat stroke (-). Riwayat DM
(-). Riwayat sakit jantung di keluarga (-).
5. Riwayat Kebiasaan
Pasien jarang merokok 2-3x seminggu 1 batang. Pasien tidak
pernah minum alkohol. Pasien suka mengkonsumsi kopi maupun jamu.
Menggunakan obat-obatan terlarang (-). Pasien tidak pernah
berolahraga.
6. Riwayat Sosial
2
Saat ini pasien sudah tidak bekerja lagi. Dahulu pasien bekerja
sebagai supir kedutaan. Dan sekarang pasien hanya bertani di sawah.
Hubungan silaturahmi pasien dengan tetangga sekitar rumahnya baik.
Pasien aktif mengikuti pengajian yang diadakan di musolah dekat
rumahnya.
7. Analisis keuangan
Pasien sekarang bekerja sebagai tani dan penghasilan sangat
kecil dibandingkan dahulu pasien bekerja sebagai supir. Istri pasien
juga hanya seorang ibu rumah tangga. Keuangan saat ini sebagian
berasal dari anak-anaknya, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
8. Riwayat Nutrisi
Jenis Jumlah Beberapa/hari Beberapa/minggu
Karbohidrat
Nasi 1 piring 3 kali
Roti 1 potong 3 kali
Mie 1 mangkok 3 kali
Sayur 1 piring 1 kali
Protein
Hewan (ikan,
ayam, daging,
telur)
1 potong 1 kali
Nabati (tempe,
kacang, dll)
1 potong 1 kali
Susu
sapi/kedele
1 gelas 2 kali
Buah 1 potong 1 kali
3
Kajian MNA dan kebutuhan nutrisi
4
2829 kalKH= 1250
Protein = 355Lemak= 1224
Analisis Gizi
• BB ideal = 90% (170-100) x 1kg = 63 kg
• IMT= 60/2,89= 20,7 % (BB normal)
• Kebutuhan kalori basal = 63 x 30=1890 kalori
• Kebutuhan aktivitas (+30%)= 30% x 1890= 567 kalori
• Kebutuhan diatas 60th (-10%)=10% x 1890= 189 kalori
Total kebutuhan kalori/hari =1890 + 567-189 = 2268 kal = 2250
kalori.
Distribusi makanan
• Karbohidrat 60% = 60% x 2250 kal = 1350 kal= 337.5 gr
karbohidrat.
• Protein 20% = 20% x 2250 kal = 450 kal = 112.5 gr
• Lemak 20%= 20%x 2250 = 450 kal= 50 gr
Makan pagi 20% = 450 kal
Makan siang 30 %= 675 kal
Makan sore 25% = 562.5 kal
Selingan 10-15%=160-240 kal
9. Mini Mental State Examination (MMSE)
5
No Pertanyaan Nilai
Orientasi
1. Sekarang ini (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), (hari) 5
2. Kita berada di mana? (negara), (propinsi), (kota), (RS), (lt) 5
Registrasi
3. Sebutkan 3 objek: tiap satu detik, pasien disuruh mengulangi
nama ketiga objek tadi. Nilai 1 untuk tiap nama objek yang
disebutkan benar. Ulangi lagi sampai pasien menyebut dengan
benar: buku, pensil, kertas
3
Atensi dan Kalkulasi
4. Pengurangan 100 dengan 7. Nilai 1 untuk setiap jawaban yang
benar. Hentikan setelah 5 jawaban, atau eja secara terbalik kata
“B A G U S” (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
kesalahan).
5
Mengenal Kembali
5. Pasien disuruh menyebut kembali 3 nama objek di atas tadi 3
Bahasa
6. Pasien disuruh menyebut: pensil, buku 2
7. Pasien disuruh mengulangi kata: “Jika tidak, dan atau tapi” 1
8. Pasien disuruh melakukan perintah: “Ambil kertas itu dengan
tangan anda, lipatlah menjadi 2, dan letakkan di lantai”
0
Bahasa
9. Pasien disuruh membaca, kemudian melakukan perintah
kalimat “pejamkan mata”
0
10. Pasien disuruh menulis dengan spontan (terlampir) 0
6
11. Pasien disuruh menggambar bentuk (terlampir) 0
TOTAL 24
Skor total 24 tidak ada gangguan fungsi kognitif
10. Penapisan Depresi
No
.
Pertanyaan Jawaban Skor
1. Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan
anda?
Tidak 1
2. Apakan anda telah meninggalkan banyak
kegiatan dan minat atau kesenangan anda?
Ya 0
3. Apakah anda merasa kehidupan anda kosong? Tidak 0
4. Apakah anda merasa bosan? Ya 1
5. Apakah anda mempunyai semangat yang baik
setiap saat?
Ya 0
6. Apakah anda takut bahwa sesuatu yang buruk
akan terjadi pada anda?
Tidak 0
7. Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian
besar hidup anda?
Ya 0
8. Apakah anda sering merasa tidak berdaya? Tidak 0
9. Apakah anda lebih senang tinggal di rumah
daripada pergi ke luar dan mengerjakan sesuatu
yang baru?
Ya 0
10. Apakah anda merasa punya banyak masalah
dengan daya ingat anda dibandingkan dengan
Tidak 0
7
kebanyakan orang?
11. Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang
ini menyenangkan?
Tidak 0
12. Apakah anda merasa kurang dihargai? Tidak 0
13. Apakah anda merasa penuh semangat? Ya 0
14. Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak
ada harapan?
Tidak 0
15. Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik
keadaannya dari anda?
Tidak 0
TOTAL 3
Hasil : pasien tidak mengalami depresi
11. Barthel ADL Indeks (BAI)
Fungsi Sko
r
Keterangan
Mengendalikan rangsang BAB 1 Kadang-kadang tak terkendali
(1x seminggu)
Mengendalikan rangsang BAK 2 Mandiri
Membersihkan diri 0 Tergantung orang lain
Penggunaan jamban, masuk dan
keluar
0 Tergantung orang lain
Makan 1 perlu ditolong memotong
makanan
Berubah sikap dari berbaring ke
duduk
0 Tidak Mampu
Berpindah/berjalan 0 Tidak Mampu
Memakai baju 0 Tergantung orang lain
Naik turun tangga 0 Tidak Mampu
Mandi 0 Tergantung orang lain
Total skor 4 Ketergantungan total
8
Skor total 4, pasien tergolong ketergantungan total
12. Berg Balance Scale
Tidak dapat dilakukan pada pasien ini, karena pasien tidak mampu
laksana.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4M6V5
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Status gizi : BB 60 TB 170
Tanda Vital: TD : 120/70 mmHg
Nadi : 88x/menit,regular,isi cukup
Suhu : afebris
Pernafasan : 19x/menit regular
2. Kepala : Normochepal, rambut putih tidak mudah dicabut, jejas (-),
nyeri, muka mencong ke kiri
3. Leher : Trakea di tengah, tiroid tidak teraba, JVP 5+1 cmH20 ;
Penggunaan otot pernafasan tambahan m. sternokleidomastoideus (-):
pembesaran KGB (-) nyeri tekan (-)
4. Mulut
Oral hygiene baik, faring tidak hiperemis, oral trusth (-)
5. Mata
Conjungtiva anemis: - /-, Sklera Ikterik: -/ -, RCL :+/+, RCTL+/+,
Pupil Bulat Isokhor, lensa leukokoria, shadow test +/+
6. THT
a. Telinga : Deformitas (-)/ (-): serumen + ,MAE lapang.
b. Hidung : Pernafasan cuping hidung ( - ), deformitas
(-),Sekret -/-, hiperemis -/-, deviasi septum (-), edema -/-
c. Tenggorokan : faring tidak hiperemis, tonsil T1/T1
9
7. Paru
Inspeksi : gerakan nafas simetris dalam statis & dinamis
Palpasi : Nyeri tekan (-), vokal fremitus simetris.
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
8. Jantung
a. Inspeksi : Ictus Cordis tidak terlihat
b. Palpasi : teraba Ictus ordis tepat pada MCL ICS 5 sinistra
c. Perkusi :
• Pinggang jantung ICS III PSL sinistra
• Batas kanan ICS 4 SL dextra
• Batas Kiri tepat pada MCL ICS 5 sinistra
d. Auskultasi : BJ I & II regular, Murmur (-), Gallop (-)
9. Abdomen
Inspeksi : Datar, simetris, tidak ada pembesaran organ.
Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), heparlien tidak teraba, tidak
terdapat pembesaran.
Auskultasi :BU + normal
Perkusi : shifting dullness (-)
10.anus dan genitalia eksterna : tidak diperiksa
11.Kulit :
• Kering, bercak kemerahan (-), dekubitus (-), memar dan bekas luka
(-)
12. Ekstremitas :
• Akral hangat, CRT < 2 detik
Ekstermitas
atas
Bahu Siku Wrist
(hand)
Jari
tangan
Deformitas - - - -
10
Nyeri - - - -
Bejolan - - - -
ROM
- - Fleksi
- - Ekstensi
- - Abduksi
- - adduksi
- - Endorotasi
- - Eksorotasi
- - Pronasi
- - Supinasi
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
-
-
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
-
-
Ekstremitas
bawah
Paha Lutut Wrist
Foot
Jari kaki
Deformitas - - - -
Nyeri - - - -
Bejolan - - - -
ROM
- - Fleksi
- - Ekstensi
- - Abduksi
- - adduksi
- - Endorotasi
- - Eksorotasi
-
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
Pasif/Max
D. PEMERIKSAAN STATUS NEUROLOGIS
GCS : E4M6V5
TRM : Kaku kuduk (-) , Brudzinski I (- / -)
11
: Laseque >70o/>70o
: Kernig >135o/>135o , Brudzinski II (- / - )
Nervus kranialis
N - Olfaktori : tidak diperiksa
N.II - Optikus
Axis Visus : tidak diperiksa
Lihat warna : tidak diperiksa
Funduskopi : tidak diperiksa
N II & III
Pupil Bulat Isokhor Ø 3mm /3mm
OD OS
RCL + +
RCTL + +
N. III (oculomotor) ,IV (tokhlearis) dan VI (absusen)
1) NIII
Ptosis : pasien bisa membuka kedua mata
saat pemeriksa memberikan tahanan dengan menekan
ringan kelopak mata (m.levator palpebra).
Akomodasi : saat melihat jari (benda) kedua bola
mata bergerak kearah nasal dan pupil miosis.
2) N.III .IV,VI
Kedudukan bola mata : Ortophori Dextra et Sinistra
Pergerakan bola mata :
12
OD OS
Eksoftalmus : OD (–) OS(-)
N. V (trigeminus)
1) Cab. Motorik
a) Gerakan Rahang
- Saat pemeriksa memberikan tahanan ketika pesien
menggerakkan rahangnya ke bawah ke samping kiri dan
kanan agar kembali ke posisi tengah pasien bisa
mempertahankan posisinya
- Saat pemeriksa menarik dagu kebawah pasien mengatup
mulutnya dengan kuat.
b) Menggigit
Saat menggigit tonus m.masetter dan m.temporalis teraba
sama besar
2) Cab. Sensorik
Tidak ada perbedaan sensibilitas tiga dermatom Opthalmicus,
maksilaris, dan mandibularis dextra et Sinistra
3) Refleks
a) Refleks Kornea : refleks mengedip kedua mata secara
cepat +/+
b) Refleks Maseter : + nor mal
N. VII (fasialis)
1) Motorik
orbitofrontal
- wajah pasien asimetris
13
- Gerakan saat mengangkat alis dan mengerutkan dahi
pasien dekstra et.sisnistra asimetris
Orbikularis
- Sudut bibir dan plica nasolabialis dextra lebih datar dari
padasinistra saat pasien diminta untuk menyeringai
Tidak ada kebocoran pipi dekstra et.sisnistra saat pasien
diminta menggembungkan pipi & pemeriksa menekan pipi
pasien
2) Sensorik
tidak diperiksa
N.VIII (vestibulochoclear)
Tidak ada kelainan
N. IX (glosofaringeus), X (vagus)
o Motorik uvula ditengah, tidak tertarik ke kanan atau kekiri
baik statis dan dinamis
N. XI (Aksesorius)
o m.trapezius
saat mengangkat bahu, bahu kanan pasien tidak dapat
melawan tahanan pemeriksa
o m.sternokleidomastoideus
Saat menoleh ke satu sisi kanan pasien tidak dapat melawan
tahanan yang dilakukan pemeriksa, sedangkan sisi kanan
dapat melawan tahanan
N. XII (Hipoglosus)
o Saat membuka mulut, lidah (statis) terdapat deviasi kesisi
kanan, tidak ada tremor atau fasikulasi
o Saat menjulurkan lidah (dinamis) ada deviasi ke kiri, tidak
ada tremor atau fasikulasi
o Kekuatan pada saat pasien menekan lidah pada pipi nya,
kanan lebih lemah.
Trofi : ekstremitas atas dan bawah: eutrofi |eutrofi
Tonus : ekstremitas atas dan bawah: hipotonus | normotonus
14
Sistem Motorik : Ekstremitas : Atas 1111 | 5555
: Bawah 1111 | 5555
Sistem Sensorik
Propioseptif : Dextra et Sinistra baik
Eksteroseptif : Dextra et Sinistra baik
Fungsi Otonom
Miksi : Baik
Defekasi : Baik
Sekresi Keringat : Baik
Reflek Fisiologis
Biseps : +3 |+ 2
Triseps : +3 |+ 2
Radius : +3 |+ 2
Patella : +3 |+ 2
Achiles : +3 |+ 2
Reflek Patologi
Hoffman tromer : - | -
Babinski : - | -
Chaddok : - | -
Oppenhein : - | -
Schafer : - | -
Gonda : - | -
Rossolimo : - | -
Mendel-Bechterew : - | -
Klonus Patella : - | -
Klonus Achiles : - | -
Gerakan Involunter
Tremor : - | -
Khorea : - | -
Mioklonik : - | -
Tik : - | -
Fungsi Serebelar
Ataxia : tidak valid dinilai
15
Tes Romberg : tidak valid dinilai
Disdiadokokinesia : tidak valid dinilai
Jari-jari : tidak valid dinilai
Jari-hidung : tidak valid dinilai
Tumit-lutut : tidak valid dinilai
Rebound phenomenon: tidak valid dinilai
Fungsi Luhur : Berbahasa / Memori
Visuospatial /emosi
Fungsi Bicara : Disfoni (+)
Disatria (+)
Fungsi Menelan Disfagia (-)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Nilai Nilai
rujukan
Darah
Hemoglobin 14 13.2–17.3 g/dl
Hematokrit 34 33-45 %
Leukosit 10.7 5.0-10.0 ribu/ul
Trombosit 242 150-440 ribu/ul
Eritrosit - 4.40-5.90
juta/uL
Asam Urat darah 3.0 <7 mg/dl
Fungsi Hati
SGOT 11 0-34 U/l
SGPT 31 0-40 U/l
16
Fungsi Ginjal
Ureum 30 20-40 mg/dl
Kreatinin 0,8 0.6-1.5 mg/dl
Diabetes
Gula Darah Sewaktu 250 70-140 mg/dl
Elektrolit Darah
K+ 4,0 3.5-4.5
mmol/l
Na+ 137 135-145
mmol/l
Cl- 105 mmol/l
Radiologi
CT-Scan Kepala-noncontras
- CT-scan kepala dengan potongan axial slice interval 10 mm, dimulai
di daerah basis sampai vertex, tanpa memakai kontras dengan setting
parencymal level.
- jaringan lunak ekstracalvaria dan calvaria masih memberikan bentuk
dan densitas yang normal
- sulci dan girus normal
- ventrikel lateralis kanan-kiri, 3,4, tidak melebar, simetris
- sistema ambiens dan basalis normal
- tidak tampak lesi hipo/hiperdens di daerah intraserebri
- tidak tampak lesi hipo/hiperdens di intracerebelllum dan batang otak
- daerah sela tursika dan juxtasella serta daerah cerebellopontine angle
kanan-kiri masih dalam batas normal
-bulbus oculi dan ruang retrobulber dalam batas normal
- tidak tampak pergeseran struktur garis tengah
17
Kesimpulan: tidak tampak lesi patologis pada CT kepala
F. DIAGNOSIS MEDIS
Diagnosis Medik
Hemiparesis dekstra dan disatria ec stroke nonhemoragic
Hipertensi grade II
Diabetes melitus tipe 2 normoweight.
Katarak senillis imatur ODS
Diagnosis Psikiatrik
Gangguan depresi (-)
Diagnosis Fungsional
Impairment : parese NVII dan NXII, lensa keruh,
iskemik pembuluh darah.
Disability : immobilisasi, disatria, penurunan fungsi
penglihatan
Handicap : ketergantungan total dalam melakukan
aktivitas
Sindrom Geriatri
• Immobilisasi
• Instabilitas postural
• Impairment of vision
• Impecunity
18
Tatalaksana pasien yang diberikan di rumah sakit:
Nacl 0,9% /12 jam
O2 3l/mnt
Ascardia 3x1
Amlodipin 2x10 mg
Clonidin 3x0,15 mg
HCT 1x50 gr
Ranitidin 2x1 po
Plantasid 3x1 po
19
BAB II
PENGKAJIAN MASALAH
Hemiparesis dekstra ec stroke iskemik
S : Kelemahan badan sebelah kanan sejak 2 hari SMRS. Pasien merasakan
badan sebelah kanan lemas sejak 2 hari SMRS, terjadi tiba-tiba setelah
sholat subuh, secara bersamaan badan sebelah kanan tidak dapat
digerakkan. Lemas dirasakan secara mendadak dan lemah hanya dirasakan
pada sebelah sisi tubuh saja. 2 bulan yang lalu pasien dikatkan menderita
hipertensi. Hi[ertensi tidak terkontrol. Pasien tidak pernah berolahraga.
Skor ADL 4, pasien ketergantungan total. Pada saat masuk pasien
mempunyai tekanan darah, 160/100.
O : mengangkat alis : asimetris, Mengerutkan dahi : asimetris,
Menyeringai : asimetris, Sudut bibir dan plica nasolabialis sisnistra dan
dekstra asimetris.
Ekstremitas : Atas 1111 | 5555
: Bawah 1111 | 5555
A : Hemiparesis dekstra ec stroke iskemik
P diagnostik:
Pemeriksaan kadar lipid darah.
20
Bisceps : +++/++Triceps : +++/++Radialis : +++/++Patella : +++/++Achilles : +++/++
CT scan kepala, angiografi.
P terapi :
Ascardia 3x1 po
Amlodipin 2x10 mg
HCT 1x50 gr
Hipertensi hipertensi grade II
S : 2 bulan yang lalu pasien dikatkan menderita hipertensi. Pasien tidak
pernah meminum obat anti hipertensi sebelumnya. Pasien sering
merasakan sakit di tengkuk apabila terlalu lelah. Dan tekanan darah pada
saat pasien masuk RS 160/100 mmHg.
O : tidak ada
A : Hipertensi hipertensi grade II
P terapi :
Amlodipin 2x10 mg
HCT 1x50 mg
Diabetes melitus tipe 2 normoweight
S : pasien mengeluh sering merasa haus dan lapar sejak sekitar 1 tahun
yang lalu. Pasien mengaku sering buang air kecil, tetapi tidak terdapat
penurunan berat badan.
O : GDS 250 mg/dl
A : Diabetes melitus tipe 2 normoweight
P diagnostik : A1C
P terapi :
Diet DM 2250 kalori, diet rendah garam.
Metformin 3x500 mg po
21
Katarak senillis imatur ODS.
S : Sejak 1 tahun ini, pasien mengeluhkan kedua mata buram, seperti
ditutupi asap, silau bila melihat cahaya, pasien lebih bisa membaca pada
tempat yang terang. Tidak terdapat pandangan double dan sakit kepala.
O : lensa leukokoria, shadow test +/+
P diagnostik : pemeriksaan slit lamp.
P terapi : kosul spesialis mata.
22
BAB III
PENGKAJIAN POLIFARMASI
Dalam sajian kasus ini pasien memiliki 4 permasalahan medis yang
harus ditangani dengan pemberian terapi farmakologis. Empat permasalah
medis tersebut adalah hipertensi grade II, DM tipe II, dispepsia fungsional,
dan hiperkolesterolemia. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa pasien
memang tergolong geriatri dengan umur 70 tahun disertai dengan keadaan
mulutipatologik dan adanya disabilitas akibat gangguan penglihatan.
Akibat keadaan multipatologik yang dialami oleh pasien maka pemberian
obat dalam jumlah banyak tidak bisa dihindari padahal fungsi organ dari
pasien sudah mulai menurun.
Untuk mengatasi permasalah medis pada pasien doker memberikan
tatalaksana sebagai berikut :
1. Suspect stroke iskemik : diberikan tatalaksana berupa ascardia 3x1
Analisis :
Ascardia adalah suatu obat paten yang memiliki kandungan dasar
asam asetilsalisilat. Obat golongan anti agregasi platelet ini yang
berfungsi untuk mencegah terjadinya penggumpalan darah yang
merupakan mekanisme dasar terjadinya serangan jantung. Ascardia
diberikan kepada penderita jantung koroner, penyakit stroke infark,
atau penyakit lain yang terjadi akibat tromboemboli. Ascaridia ini
diberikan pada pasien dengan stroke iskemik. Pada pasien ini diberikan
ascardia karena dalam data saat anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak
didapatkan tanda-tanda perdarahan saluran cerna pada pasien dan
pasien juga tidak terdapat riwayat alergi.
23
2. Hipertensi grade II : diberikan tatalaksana berupa Hidroklorotiazid
25 mg diberikan 1x1 dan Amlodipin 5 mg 1x1 clonidin 3x0,15
Analisis :
Menurut JNC VII penatalaksanaan untuk hipertensi grade II adalah
kombinasi 2 obat. Pemilihan diuretik golongan tiazid untuk
dikombinasikan dengan golongan antihipertensi sangat tepat dengan
pertimbangan diuretik tiazid dapat meningkatkan kerja dari obat
antihipertensi. Sedangkan pemilihan obat golongan calcium chanel blocker
(CCB) pada pasien karena pada pasien akan menurunkan tekanan darah
lebih cepat. Pemilihan amlodipin disesuaikan dengan tekanan darah pasien
160/100 mmHg di mana tidak masuk ke keriteria krisis hipertensi sehingga
tidak memerlukan kerja obat yang cepat. Jika pasien diberikan CCB yang
jenis kerjanya cepat seperti nifedipin dikhawatirkan dengan efek
hipotensinya maka pemilihan amlidipin untuk terapi hipertensi pasien
sudah tepat. Dan pemberian klonidin ini diharapkan dapat menurunkan
tekanan darah pada pasien dengan kombinasi dengan diuretik dan kalsium
channel blocker.
3. DM tipe 2
Analisis : dari data yang didapatkan pada pasien, pasien ini belum
mendapatkan pengobatan. Tetapi disini saya menyarankan untuk dilakukan
pengobatan berupa Metformin 3x500 mg po dc. Karena obat ini
merupakan baik digunakan sebagai monoterapi pada pasien DM, dan
sangat aman apabila pada pasien diduga adanya keadaan profil lipid yang
meningkat, karena dapat menurunkan profil lipid dan pada pasien ini juga
tidak erdapat gangguan organ hati dan ginjal.
Kajian Polifarmasi
Pemeberian terapi farmakologis pada pasien ini termasuk kedalam
golognan polifarmasi karena ada pemeberian 6 obat dalam yaitu :
• Hidroclorotiazid
24
• Amlodipin
• Clonidin
• Ranitidin
• Ascardia
• Plantasid
Pertimbangan terkait pemberian obat yang tergolong polifarmasi adalah
penurunan fungsi dari hepar dan ginjal yang terjadi pada usia lanjut, semua
ini akan memperberat fungsi kedua organ tersebut apalagi pada pasien
sudah didapatkan kenaikan fungsi hepar meskipun tidak terlalu signifikan
nilainya. Seilain itu kita juga harus mempertimbangkan adanya interaksi
antara obat-obatan yang diberikan tersebut.
1. Amlodipin, clonidin dan hidroclorotiazid
Pada pasien ini penggunaan obat anti hipertensi dengan 3 kombinasi
merupakan sesuatu yang tidak perlu dilakukan. Karena menurut JNC
VII obat yang diberikan pada hipertensi grade II adalah menggunakan
2 kombinasi obat. Pada pasien ini tidak perlu diberikan clonidin karena
klonidin merupakan obat lini kedua apabila penurunan tekanan darah
tidak efektif dengan menggunakan obat-obat antihipertensi lain. Dan
memiliki efek samping yang banyak pada pasien geriatri, terutama
dikarenakan efek sentral berupa mimpi buruk, depresi dan insomnia.
Dan juga dapat memperburuk fungsi ginjal apabila digunakan dengan
kedua obat antihipertensi diatas. Dan akan mengakibatkan efek
hipotensi yang berlebihan pada pasien geriatri.
Dengan pertimbangan mengurangi polifarmasi dan menghindari efek
interaksi obat maka terapi yang diusulkan untuk pasien adalah :
1. Captopril 2x12.5mg dan HCT 2 x 50mg
Captopril dan HCT dipilih sebagai obat antihipertensi pada
pasien. Kombinasi obat ini dapat memberikan efek sinergik
( sekitar 85% pasien tekanan darahnya terkendali dengan
kombinasi ini). Serta efek hipokalemia pada pasien dengan
25
menggunakan diuretik dapat dicegah. Dan penggunaan kombinasi
pada pasien ini sangat efektif karena, pasien saat ini sedang
menderita DM dan kedua obat ini aman digunakan pada penderita
DM dan stroke.
2. Antasida 3x CI ½ h ac
Obat ini digunakan untuk mengatasi efek samping yang
kemungkinan akan timbul pada pasien yang menggunakan ascardia
yaitu salah satunya perdarahan saluran cerna.
3. Ascardia 2x 80 mg
Merupakan obat yang dipilih untuk mengatasi stroke pada
pasien ini. Ascardia merupakan obat yang bekerja menekan
pembentukkan TXA2, sebagai akibatnya terjadi pengurangan
agregasi trombosit. Obat ini juga bermanfaat untuk mengurangi
kekambuhan jangka panjang pada pasien ini.
4. Metformin 3x500 mg
Penggunaan metformin pada pasien ini ditujukan untuk
mengatasi DM pada pasien. Metformin merupakan obat anti
hiperglikemik yang bekerja menurunkan produksi glukosa pada
hepar dan meningkatkan sensitivitas jaringan otot dan adipose
terhadap insulin. Obat ini umumnya tidak menyebabkan
hipoglikemik pada pasien dikarenakan obat ini tidak menyebabkan
rangsangan pada sekresi insulin. Dan pada pasien juga aman
digunakan dikarenakan fungsi hepar pada pasien baik
26
DAFTAR PUSTAKA
• Sudoyo Aru W, Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus, dkk. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I dan III. Edisi V. Jakarta : Interna
Publishing; 2009
• Rani A Aziz, dkk. Panduan Pelayanan Medik Perhimpunan Dokter
Spesialis Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing; 2009
• Martono H Hadi, Pranaka H Hadi. Buku Ajar Geriatri. Edisi IV.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2011
• Kane Robert L, et al. Essentials of Clinical Geriatrics. 5th edition.
New York : McGraw-Hill; 2004
• Gunawan GS,dkk. Departemen farmakologi dan terapeutik FKUI.
Farmakologi dan terapi.edisi 5. Jakarta : Gaya baru; 2007
• Katzung BG. Basic and clinical pharmacology. 10th ed. New York:
McGraw-Hill; 2007.
27