Download - PKM-P-Analisis Tingkat Kecerahan Pada Berbagai Merek Lampu Hemat Energi Ditinjau Dari Daya
ii
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
ANALISIS TINGKAT KECERAHAN PADA BERBAGAI MEREKLAMPUHEMAT ENERGI DITINJAU DARI DAYA
BIDANG KEGIATAN:PKM-P
Disusun oleh :
ARIF SETIAWAN NIM. 09302241032 Tahun 2009RIZQI PRASTOWO NIM. 09302244067 Tahun 2009NOPI YUDI PRAMONO NIM. 08406141020 Tahun 2008
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTAYOGYAKARTA
2011
ii
HALAMAN PENGESAHAN
1 Judul Kegiatan : Analisis Tingkat Kecerahan padaBerbagai Merek Lampu Hemat EnergiDitinjau Dari Daya
2. Bidang Kegiatan :(√ ) PKM-P () PKM-K() PKM-T ( ) PKM-M
2. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan ( ) Pertanian(√) MIPA ( ) Teknologi( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora( ) Pendidikan
4. Ketua Pelaksana Kegiatana. Nama Lengkap : Arif Setiawanb. NIM : 09302241032c. Jurusan : Pendidikan Fisikad. Universitas : Universitas Negeri Yogyakartae. Alamat Rumah dan No. HP : Dadirejo, Bagelen. Purworejo
0885643600319f. Alamat email : [email protected]
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap : Pujianto, M.Pd.b. NIP : 19770323 200212 1 002c. Alamat Rumah dan No. HP : Karangmalang, Depok, Sleman,
Yogyakarta 081215272237. Biaya Kegiatan Total :Rp 4.000.0008. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Yogyakarta, 30 Juli 2011Menyetujui,Pembantu Dekan III FMIPA
Drs. SutimanNIP. 19480604 197303 1 001
Ketua Pelaksana
Arif SetiawanNIM. 09302241032
Pembantu Rektor III UNY
Prof. Dr. Herminarto SofyanNIP. 19540809 197803 1 005
Dosen Pembimbing
Pujianto, M.Pd.NIP. 19770323 200212 1 002
1
A. JUDUL PROGRAM
“Analisis Tingkat Kecerahan pada Berbagai Merek Lampu Hemat Energi
Ditinjau Dari Daya”
B. LATAR BELAKANG
Sejak ditemukannya listrik statis beberapa abad lalu hingga generator listrik
yang ditemukan Michael Faraday pada tahun 1831 memungkinkan penyediaan
listrik secara konvensional. Listrik merupakan bentuk energi yang paling
mudah dikonversi sehingga penggunaannya menjamur keberbagai aplikasi.
Penggunaan listrik tidak hanya mencakup pada kebutuhan pribadi atau rumah
tangga, bahkan kebutuhan produksi sebuah perusahaan.
Listrik dengan kemampuannya menjadi sumber energi mendorong manusia
untuk memanfaatkan sebagai energi alternatif. Dengan demikian terbuka
sebuah pintu untuk berinovasi bagi para penemu untuk membuat alat-alat yang
mengaplikasikan listrik sebagai sumber energi. Berdasarkan sekian banyak
aplikasi, dua penemuan yang paling banyak penggunaannya adalah lampu
penerangan dan elektronika. Lampu dipelopori oleh Thomas Alfa Eddison
berupa penemuan lampu pijar pertama tahun 1879. Penemuan yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan manusia sehingga peranan lampu listrik sangatlah
vital dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Alat-alat listrik yang telah ditemukan tentu saja tidak lepas dari pengembangan
dan perbaikan dalam berbagai hal. Salah satunya di bidang lampu pijar. Lampu
pijar yang boros daya digantikan dengan lampu Tube Lamp(TL) dengan ballast
konvensional. Tube lamp ini menggunakan gas argon sebagai pengisi tabung.
Lampu ini lebih terang dari lampu pijar konvensional. Dalam
perkembangannya, beberapa tahun belakangan muncul teknologi lampu
flurosent atau dikenal sebagai lampu hemat energi. Lampu ini menggunakan
prisnsip tube lamp yang sama dengan TL namun perbedaan terletak pada
ballast yang menggunakan sistem elektronik. Tujuannya agar meningkatkan
efisiensi lampu. Alat penerangan dikatakan baik jika mempunyai rasio antara
2
kecerahan dan daya yang besar. Hal ini sesuai dengan prinsip efisiensi, lebih
tepatnya luminous efficasy.
Akhir-akhir ini muncul berbagai produk lampu hemat energi dari berbagai
perusahaan produsen alat-alat listrik. Masing-masing perusahaan mengklaim
produknya sebagai produk yang terbaik. Kebanyakan masyarakat tidak
mengetahui produk mana yang benar-benar berkualitas karena tidak adanya
acuan yang pasti terhadap kualitas. Masyarakat cenderung memilih
berdasarkan popularitas dan sugesti dari berbagai media. Acuan yang
digunakan dalam menentukan produk lampu yang baik adalah efisiensi
kecerahannya yaitu, apabila semakin tinggi nilai efikasi maka semakin baik
kualitas lampu tersebut. Hanya beberapa dari sekian banyak produk yang
menyertakan nilai efisiensi kecerahannya dalam lumen/watt pada label. Tentu
saja perlu adanya penelitian lebih lanjut yang obyektif untuk membandingkan
berbagai produk lampu hemat energi dalam menyediakan cahaya penerangan
yang bisa dinyatakan dalam satuan Lm/Watt.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang kami ambil
adalah sebagai berikut.
1. Produk lampu manakah yang mempunyai tingkat kesesuaian kecerahan
terhadap daya paling tinggi ?
2. Bagaimana perbandingan kecerahan per watt masing-masing produk
lampu hemat energi di pasaran?
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang akan dicapai dengan melakukan penelitian ini adalah.
1. Mengetahui produk lampu yang mmempunyai tingkat kesesuaian
kecerahan terhadap daya paling tinggi.
2. Mengetahui produk lampu hemat energi yang mempunyai kecerahan per
watt paling efisien di pasaran.
3
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Dengan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Kecerahan pada
Berbagai Merek LampuHemat Energi Ditinjau Dari Daya”, luaran yang
diharapkan adalah diperolehnya data-data yang obyektif mengenai efisiensi
kecerahan dari berbagai produk lampu hemat energi yang beredar di pasaran
dalam satuan Lumen/watt.
F. KEGUNAAN PENELITIAN
Kegunaan penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Kecerahan pada Berbagai
Merek LampuHemat Energi Ditinjau Dari Daya” adalahdiperolehnya data yang
dapat digunakan olehmasyarakat sebagai acuan untukmenentukan produk
lampu hemat energi yang berkualitas. Kegunaan bagi pihak industri adalah
memberikan evaluasi untuk meningkatkan kualitas produk.
G. TINJAUAN PUSTAKA
G.1. Lampu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti kata lampu adalah alat untuk
menerangi.
G.1.1 Perkembangan Lampu
Perkembangan lampu berawal dari sebuah lampu pijar yang selalu dicari
inovasi kumparan sumber cahaya yang paling efisien. Pada tahun 1870-an,
Thomas Alva Edison dari Menlo Park, negara bagian New Jersey, Amerika
Serikat, mendapatkan paten pertamanya pada bulan April 1879 untuk lampu
pijar. Tahun 1933 filamen karbon diganti dengan filamen tungsten atau
Wolfram (Wo) yang dibuat membentuk lilitan kumparan sehingga dapat
meningkatkan Eficacy lampu menjadi + 20 Lumen/W. Sistem pembangkitan
cahaya buatan ini disebut sistem pemijaran (Incondescence). Revolosi
teknologi perlampuan berkembang dengan pesatnya.Pada tahun 1910 pertama
kali digunakan lampu pendar(discharge) tegangan tinggi. Prinsip kerja lampu
ini menggunakan sistem emisi-elektron yang bergerak dari Katoda menuju
4
Anoda pada tabung lampu akan menumbuk atom-atom media gas yang ada di
dalam tabung tersebut, akibat tumbukan akan menjadi pelepasan energi dalam
bentuk cahaya. Sistem pembangkitan cahaya buatan ini disebut Luminescence
(berpendarnya energi cahaya keluar tabung).
Media gas yang digunakan dapat berbagai macam. Tahun 1932
ditemukan lampu pendar dengan gas Sodium tekanan rendah, dan tahun 1935
dikembangkan lampu pendar dengan gas Merkuri, dan kemudian tahun 1939
berhasil dikembangkan lampu Fluorescen, yang biasa dikenal dengan lampu
neon. Selanjutnya lampu Xenon tahun 1959. Khusus lampu sorot dengan warna
yang lebih baik telah dikembangkan gas Metalhalide (Halogen yang dicampur
dengan Iodine) pada tahun 1964, sampai pada akhirnya lampu Sodium tekanan
tinggi tahun 1965. Prinsip emisi elektron ini yang dapat meningkatkan efficacy
lampu diatas 50 Lumen/W, jauh lebih tinggi dibanding dengan prinsip
pemijaran.
Gambar1. Lampu pendar (fluorescent lamp)Sumber: technologyindonesia.com
G.1.2 Teknologi Lampu
G.1.2.1 Lampu Fluoresen
Lampu memiliki teknologi yang bertahap selalu mengalami perkembangan.
Tingkat peningkatan kemampuan sebuah lampu dalam rangka meningkatkan
efisiensi sebuah lampu. Abad XX produksi sudah fokus ke penggunaan lampu
fluoresent lampu pendar. Pada awalnya perkembangan lampu fluoresent
5
dimulai sejak ditemukannya neon tahun 1910 oleh Georges Claude. Cara
kerjanya berbeda dengan lampu pijar.
Prinsip kerja lampu ini menggunakan sistem emisi-elektron yang bergerak dari
Katoda menuju Anoda pada tabung lampu akan menumbuk 'atom-atom media
gas yang ada di dalam tabung tersebut, akibat tumbukan akan menjadi
pelepasan energi dalam bentuk cahaya. Lampu pendar ini digunakan di
penerangan umum Perancis hingga tahun 1930, namun tidak ada peningkatan
efisiensi dari lampu pijar biasa. Di lain tempat pengembangan dilakukan
dengan variasi gas argon dan merkuri.
Perkembangan yang signifikan dari lampu neon ini adalah pelapisan
menggunakan fluorescent. Tahun 1926 Jacques Risler menerima hak paten di
Perancis atas penggunaan fluorescent sebagai pelapis tabung lampu neon.
Edmund Germer, Friedrich Meyer, dan Hans Spanner kemudian mematenkan
lampu gas bertekanan tinggi tahun 1927. Georgen Inman bersama tim General
Electric menciptakan lampu fluorescent praktis yang dijual tahun 1938 dan
dipatenkan 1941. Tahun 1973 lampu fluorescent dengan triphosphor pertama
kalinya dikembangkan. Sistem ini meningkatkan produksi output kecerahan
50% dan memberikan umur yang lebih panjang.Hal ini melahirkan teknologi
yang kemudian disebut compact fluorescent lamp(CFL) atau lampu hemat
energi (LHE).
G.1.2.2 Ballast Listrik
Gambar 2.Ballast elektronik dari lampu hemat energiSumber: en.wikipedia.org/Electrical_ballast
6
Sebuah ballast lampu elektronik menggunakan rangkaian sebuah rangkaian
elektronik untuk memberikan awal yang tepat dan mengoperasikan kondisi
listrik untuk menyalakan satu atau lebih lampu neon dan akhir ini jugalampu
HID. Ballast elektronik biasanya mengubah frekuensi daya dari listrik standar
(misalnya, 60 Hz di AS) menjadi frekuensi 20.000 Hz atau lebih tinggi, secara
substansial menghilangkan efek stroboskopik dari flicker (produk dari
frekuensi garis) yang berhubungan dengan lampu fluorescent. Hasil observasi
berbagai sumber menyatakan flicker ada hubungannya dengan pusing dan
epilepsi.
Banyaknya gas tetap terionisasi dalam sudut arus, lampu sebenarnya
beroperasi pada sekitar efikasi 9% lebih tinggi 10 kHz. Efikasi meningkat
tajam sekitar 10 kHz dan terus meningkatkan sampai sekitar 20 kHz.Hal itu
disebabkan efisiensi yang lebih tinggi dari ballast itu sendiri dan peningkatan
keberhasilan lampu oleh beroperasi pada frekuensi yang lebih tinggi, ballast
elektronik menawarkan efikasi sistem yang lebih tinggi untuk rendah tekanan
lampu seperti lampu neon. Padalampu HID tidak ada peningkatan efikasi yang
signifikan dalam menggunakan frekuensi yang lebih tinggi, tapi untuk lampu
ini kerugian ballast dapat dikurangi pada frekuensi tinggi dan juga penyusutan
cahaya yang lebih rendah, berarti waktu operasi meningkat hingga 10 000 jam.
Beberapa jenis lampu HID telah mengurangi keandalan ketika dioperasikan
pada frekuensi tinggi dalam kisaran 20kHz sampai 200 kHz dan untuk lampu
ini digunakan dengan frekuensi dalam kisaran 100-400 Hz, dengan keuntungan
yang sama ketahanannya. Elektronik ballast seringkali didasarkan pada SMPS
topologi, pertama perbaikan daya input dan kemudian memotong itu pada
frekuensi tinggi.
G.2. PengertianEfikasi dan Efisiensi
G.2.1.Efikasi Cahaya
Efikasi cahayamerupakan rasio kecerahan cahaya tiap watt, daya dapat berupa
fluks cahaya dari output sumber, atau dapat menjadi daya listrik total yang
digunakan oleh sumber. Efektivitas sumber cahaya adalah ukuran efisiensi
7
dengan sumber yang memberikan cahayadari listrik,efikasi pancarancahaya
menggambarkan seberapa baik sejumlah pancaran elektromagnetik tertentu
dari sumber yang menghasilkan cahaya tampak.Rasio fluks cahaya tidak
mencakupsemua panjang gelombang karena tidak semua spektrum efektif
dalam merangsang penglihatan manusia.Kepekaan spektral mata manusia, di
bagian radiasi inframerah dan ultraviolet dari spektrum berguna untuk
penerangan. Efektivitas sumber cahaya keseluruhan adalah hasil dari seberapa
baik mengkonversi energi radiasi elektromagnetik, dan seberapa baik radiasi
yang dipancarkan terdeteksi oleh mata manusia dibandingkan daya yang
ditangkapnya. Satuan yang digunakan adalah dalam Lumen/Watt.
Efikasimaksimum yang mungkin yaitu sebesar 683 lm/W.
G.2.2.Efisiensi Cahaya
Sumber cahaya buatan biasanya dievaluasi dalam hal keefektifitasan cahaya
dari sumber, juga dapat disebut keefektifitasan cahaya secara keseluruhan.Hal
ini merupakan perbandingan antara flukscahaya total yang dipancarkan oleh
perangkat dan jumlah total input daya listrik. Fungsi cahaya keseluruhan
adalah ukuran efisiensi perangkat dengan output disesuaikan untuk
menjelaskan kurva respons spektral (dari fungsi luminositas). Bila dinyatakan
dalam bentuk berdimensi (misalnya, sebagai fraksi dari keefektifitasan cahaya
maksimum), nilai ini dapat disebut efisiensi cahaya keseluruhan atau efisiensi
pencahayaan. Perbedaan utama antara efektivitas radiasi cahaya dan efektivitas
sumber cahaya adalah bahwa keadaan akhir untuk energi input yang hilang
sebagai panas yang keluar atau sumber cahaya sebagai energi selain dari
radiasi elektromagnetik. Efisiensi sebuah sumber radiasi, dalam hal ini
lampu,adalah properti dari radiasi yang dipancarkan oleh sumber. Efisiensi
mencakup keseluruhan sumber,dengan bahasa yang lebih mudah dipahami,
bahwa efektivitas sebuah lampu bergantung pada rasio daya yang dipancarkan
secara keseluruhan(cahaya tampak dan tidak tampak) dibanding dengan daya
yang dikonsumsi. Efektivitas suatu lampu dapat di tulis dalam persamaan
berikut.
8
= × 100%Keterangan:
Pin : daya listrik yang diperlukan (watt)
Pout : daya listrik yang dikonversi menjadi cahaya (watt)
Untuk memperoleh nilai mendekati = 1, merupakan hal yang sulit. Oleh
karena itu, perkembangan teknologi perlampuan selalu mengacu dalam
peningkatan efisiensi lampu. Walaupun teknologi secara komersial belum
tersedia, namun secara teori sumber cahaya ideal dari gas hijau dalam panjang
gelombang 555nm memberikan efisiensi 100%.
G.3. Instrumen Penelitian
Alat uji yang digunakan terdiri dari luxmeter dan tang ampere (clamp ampere).
G.3.1 Luxmeter
Luxmeter merupakan instrumen portabel untuk mengukur penerangan,
sebuah jenis fotometer. Lux meter paling sederhana terdiri dari foto sel
selenium yang mengubah energi cahaya ke energi dari sebuah arus listrik, yang
diukur oleh microammeter pointer-tipe dengan skala dikalibrasi di luxes(Ix).
Skala yang berbeda-beda sesuai dengan rentang yang berbeda dari cahaya yang
sedang diukur, perubahan skala yang dibuat oleh switch bahwa perubahan
hambatan di sirkuit listrik. Misalnya ,Iu-16 lux meter memiliki tiga rentang
pengukuran: sampai 25, hingga 100, dan sampai500Ix.
Iluminasi yang lebih tinggi bisa diukur dengan menggunakan lampiran
cahaya menyebar di photocell, yang melemahkan insiden radiasi dengan faktor
tertentu yang konstan melalui berbagai panjang gelombang. Kurva untuk
sensitivitas spektral relatif dari selenium photocell dan mata manusia rata-rata
tidak sama, akibatnya pembacaan lux meter adalah fungsi dari komposisi
spektral radiasi. Instrumen biasanya dikalibrasi dengan lampu pijar, dan ketika
luxmeter sederhana digunakan untuk mengukur cahaya yang dihasilkan oleh
radiasi dengan komposisi spektral yang berbeda, seperti siang hari atau lampu
fluorescent, suatu faktor koreksi yang ditentukan oleh perhitungan
9
diperkenalkan. Kesalahan pengukuran luxmeter tersebut minimal 10 persen
dari nilai yang ditunjukkan.
Gambar 3. LuxmeterSumber: itrademarket.com
G.3.2 Tang Ampere
Tang ampere merupakan alat yang digunakan untuk mengukur arus listrik
pada sebuah penghantar dengan menjepitkan penghantar yang teraliri arus
listrik, maka arus yang mengalir dapat terukur. Tang ampere merupakan alat
ukur listrik yang memanfaatkan prinsip induksi listrik, dengan lilitan primernya
hanya satu lilitan atau penghantar yang di ukur, pada tuas tang sendiri terdapat
lilitan sebagai lilitan sekunder trafo yang dapat teraliri listrik akibat adanya ggl
induksi. Kelebihan tang ampere dibanding multimeter adalah lebih efisien
waktu pengukuran.
H. METODE PENELITIAN
H.1. Jenis Penelitian
Dalam menyusun karya ilmiah yang berjudul “Analisis Tingkat
Kecerahan pada Berbagai Merek Lampu Hemat Energi Ditinjau Dari Daya”,
penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
adalah jenis penelitian yang menggunakan rancangan
penelitianberdasarkanprosedurstatistikataudengancaralain
darikuantifikasiuntukmengukurvariabel penelitian. Penelitian
kuantitatifmerupakan penelitian berorientasi pada hasil dan memerlukan
perhitungan sehingga dapat dihasilkan kesimpulan terhadap suatu objek
penelitian.Melalui pemahaman karakter penelitian kuantitatif, dapat
10
mempermudah peneliti dalam mengambil arah dan jalur yang tepat dalam
menyimpulkan objek penelitian, menganalisis maupun mengembangkan
laporan penelitian.Prosedur penelitian dapat dilihat pada diagram dibawah ini.
Gambar 4. Diagram Alur Penelitian
H.2.Variabel Penelitian
Pada penelitian ini peneliti mengambil variabel bebas yaitu merek lampu hemat
energi dan daya listrik. Variabel terikat pada penelitian ini adalah efikasi
lampu. Variable kontrol meliputi tegangan, suhu lingkungan, dan ruangan.
H.3. Model Penelitian
Penelitian ini mengacu pada model penelitian observasi, yang mana
peneliti mengamati intensitas cahaya lampu dan daya yang bekerja pada lampu
saat menyala.
H.4. Rancangan Penelitian
a. Menyiapkan alat dan bahan. Bahan yang digunakan meliputi, fitting
gantung, steker, saklar 2A, lampu hemat energi (merek philip, dop,
sinyoku, panasonic, daybright), dan alat yang digunakan meliputi,
luxmeter, tang ampere, obeng plus dan minus, tang potong, tespen.
b. Membuat rangkaian observasi dari alat dan bahan di atas.
c. Melakukan pengukuran intensitas cahaya dan daya lampu.
d. Publikasi melalui seminar dan media online (website)
H.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi data primer dan data
sekunder.Data primer adalah data yang langsung diterima dari sumber ketika
melakukan penelitian, sedangkan data sekunder merupakan data yang
Identifikasi Objek
Kesimpulan
Analisis
Kesesuaian Hasil
11
diperoleh dari beberapa pihak yang memberi penilaian.Adapun data primer
meliputi hasil penelitian.Sedangkan data sekunder meliputi data yang diperoleh
dari pembimbing, dokumentasi, dan observasi.
H.6Analisis Data
Setiap lampu memiliki efikasi yang berbeda-beda, efikasi menunjukkan
kualitas lampu. Semakin tinggi efikasinya maka semakin baik kualitas lampu,
dan sebaliknya semakin rendah efikasinya maka semakin rendah kualitas
lampu. Kategori kesesuaian antara kecerahan dan daya lampu merupakan rasio
atau perbandingan antara keduanya yang nilai maksimalnya683lm/W,
sesuaidenganefisiensi100% pada efisiensi gas hijau 555nm. Semakin besar
daya yang dioperasikan seharusnya memberikan kecerahan yang besar pula.
H.7 Kesimpulan
Seiring berkembangnya lampu, maka semakin banyak lampu hemat energi
yang beredar di masyarakat dengan harga yang variatif. Kurangnya
pengetahuan masyarakat terhadap lampu hemat energi yang berkualitas baik,
menyebabkan masyarakat mengunakan produk hanya berdasarkan sugesti yang
didapat dari iklan di media massa. Dengan penelitian ini dapat mengubah
asumsi masyarakat tentang merek mahal belum tentu kualitas baik, sehingga
masyarakat memilih produk lampu hemat energi secara obyektif.
H. JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Program
Waktu Penelitian :Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan,
Tempat Penelelitian :Lab. Elektronika, Jurusan Pendidikan Fisika,
Universitas Negeri Yogyakarta
2. Tahap Pelaksanaan Program
Program ini dilaksanakan dengan beberapa tahap sebagai berikut.
No. KegiatanBulan ke
Pertama kedua ketiga Keempat1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Proposal2. Persiapan Alat dan Bahan3. Pengujian komponen
12
No. KegiatanBulan ke
Pertama kedua ketiga Keempat1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Proposal4. Pembuatan alat5. Pelaksanaan Penelitian6. Analisis7. Penyusunan Laporan dan
SeminarJ. ANGGARAN BIAYA
Keperluan No Uraian Jumlah Harga/satuan TotalPembelian Bahan
a. Bahan Habis Pakai1. Pulpen 3 buah Rp3000 Rp 9.0002. Kertas HVS 2 rim Rp35.000 Rp 70.0003. Fitting gantung 3 buah Rp 7.000 Rp 21.0004. Tipe x 1 buah Rp 3.000 Rp 30005. Steker 3 buah Rp 4.000 Rp 12.0006. Saklar 2A 3 buah Rp6.000 Rp 18.0007. Kabel 8 meter Rp 3.000 Rp 24.0008. Cetak Poster 5 lembar Rp5.000 Rp 25.0009. Lampu Philip 20 watt 2 buah Rp 32.000 Rp 64.00010. Lampu Philip 30 watt 2 buah Rp 39.000 Rp 78.00011. Lampu dop 20 watt 2 buah Rp 32.000 Rp 64.00012. Lampu dop 30 watt 2 buah Rp 37.000 Rp 74.00013. Lampu Sinyoku 20 watt 2 buah Rp 34.000 Rp 68.00014. Lampu Sinyoku 30 watt 2 buah Rp 37.000 Rp 74.00015. Lampu Integra 20 watt 2 buah Rp 10.000 Rp 20.00016. Lampu Integra 30 watt 2 buah Rp 15.000 Rp 30.00017. Lampu Panasonic 20 watt 2 buah Rp 34.000 Rp 68.00018. Lampu Panasonic 30 watt 2 buah Rp 39.000 Rp 78.00019. Lampu Osram 20 watt 2 buah Rp 35.000 Rp 70.00020. Lampu Osram 30 watt 2 buah Rp 39.500 Rp 79.00021. Lampu Shukaku 20 watt 2 buah Rp 34.000 Rp 68.00022. Lampu Shukaku 30 watt 2 buah Rp 39.000 Rp 78.000
Jumlah Rp1.095.000b. Peralatan Penunjang PKM
1. PembelianTangampere 1 buah Rp 150.000 Rp 200.0002. Pembelian Luxmeter 1 buah Rp 250.000 Rp250.0003. Pembelian Multimeter 1 buah Rp 250.000 Rp 250.000
Jumlah Rp700.000
13
c. Perjalanan
1. Untuk 3 orang4 bln @100.000
Rp.1.200.000 Rp1.200.000
Jumlah Rp.1.200.000d. Operasional
1. Penelusuran pustaka Rp120.0002. Penyusunan draft laporan Rp100.0003. Komunikasi Rp 100.0004. Pembuatan laporan Rp140.0005. Penggandaan laporan Rp200.0006. Dokumentasi Rp150.0007. Browsing 4 bln Rp100.0008. Domain website 1tahun Rp100.000
Jumlah Rp 1.010.000JUMLAH TOTAL BIAYA Rp 4.000.000
J. DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Anonim. 2010. Fluorescent Lamp.http://en.wikipedia.org/wiki/Fluorescent_lamp#Physical_discoveriesDiakses tanggal 5 April 2011 Pukul 17.30
Anonim. 2010. Compact Fluorescent Lamp.http://en.wikipedia.org/wiki/Compact_fluorescent_lamp#History.Diakses tanggal 5 April 2011 Pukul 17.33
Anonim. 2010. Lominous Efficacyhttp://en.wikipedia.org/wiki/Luminous_efficacy#cite_note-1. Diaksestanggal 6 April 2011 pukul 19.54
D. N. Lazarev. 2010. http://encyclopedia2.thefreedictionary.com/LuxmeterDiakses tanggal 7 April 2011 pukul 20.15
D. Van Nostrand. 1958. Van Nostrand's Scientific Encyclopedia, 3rd Edition.New York: Princeton
S. Gunawan . 1994. http://www.elektroindonesia.com/elektro/no1a.htmlDiakses tanggal 7 April 2011 pukul 20.00
Sybil P. Parker. 2003. Mcgraw-Hill DictionaryOfScientific And TechnicalTerms. New York: McGraw-Hill
14
K. LAMPIRAN
a. Biodata kelompok
1. Ketua Kelompok
a). Nama Lengkap : Arif Setiawan
b). NIM : 09302241032
c). Fakultas/Program Studi : FMIPA/Pendidikan Fisika
d). Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
e). Waktu untuk kegiatan : 5 jam / minggu
2. Anggota Kelompok
a). Nama Lengkap : Rizqi Prastowo
b). NIM : 09302244067
c). Fakultas/Program Studi : FMIPA / Pendidikan Fisika
d). Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
e). Waktu untuk kegiatan : 5 jam / minggu
Yogyakarta, 30 Juli 2011Yang Membuat,
Arif SetiawanNIM: 09302241032
Yogyakarta,30 Juli 2011Yang Membuat,
Rizqi PrastowoNIM: 09302244067
15
3. Anggota Kelompok
a). Nama Lengkap : Nopi Yudi Pramono
b). NIM : 08306144020
c). Fakultas/Program Studi : FMIPA / Fisika
d). Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
e). Waktu untuk kegiatan : 5 jam / minggu
b. Biodata dosen pembimbing
1. Nama Lengkap : Pujianto, M.Pd.
2. NIP : 19770323 200212 1 002
3. Golongan Pangkat : Penata Muda Tk. I/IIIb
4. Jabatan Fungsional :Asisten Ahli
5. Jabatan Struktural : Pendamping Mahasiswa
6. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta
7. Bidang Keahlian : Elektronika
8. Waktu untuk Kegiatan : 3 Jam / Minggu
Yogyakarta, 30 Juli 2011Yang Mengesahkan,
Pujianto, M.PdNIP.19770323 200212 1 002
Yogyakarta,30 Juli 2011Yang Membuat,
Nopi Yudi PramonoNIM: 08306144020