PERKEMBANGAN HEWAN
KEHAMILAN DAN PERSALINAN
Dosen Pengampu : I GEDE SUDIRGAYASA, S.Pd., M.Pd.
Nama Penulis :
GUSTI AYU ALIT MIRAH PURNAMI (14320001/IV)
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SARASWATI
TABANAN
2016
ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur penulis ucapkan kehadapan Ida Sang
Hyang Widhi Wasa, karena berkat dan rahmatNya penulis bisa bekerja dan
berhasil menyelesaikan tugas “Kehamilan dan Persalinan” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan tugas ini sebagai syarat untuk dapat memenuhi
tugas dan nilai akhir pada Ujian Akhir Semester IV (Empat) serta mengulas
materi yang berhubungan dengan mata kuliah Perkembangan Hewan.
Dalam penulisan ini penulis mendapat bantuan dari pihak lain dalam
penyelesaian tugas ini. Untuk itu, penulis mengucakan terima kasih kepada :
1. Bapak I Gede Sudirgayasa, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Perkembangan Hewan serta memberikan tugas didalam pembuatan
makalah.
2. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu menyelesaikan tugas ini.
Penulis menyadari bahwa tugas yang penulis buat masih jauh dari
sempurna, karena keterbatasan penulis. Untuk itu saran dan kritik yang konstuktif
dari pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan pembuatan tugas
selanjutnya.
Semoga dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Sebagai akhir kata penulis
ucapkan terimakasih.
Tabanan, 28 Juni 2016
Ttd,
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..1
1.1 LATAR BELAKANG …………………………………………………….1
1.2 RUMUSAN MASALAH ………………………………………………….2
1.3 TUJUAN PENULISAN …………………………………………………...2
BAB II TINJAUAN TEORITIS ………………………………………………...3
2.1 DEFINISI KEHAMILAN SECARA UMUM …………………………...3
2.2 DIAGNOSA KEHAMILAN ……………………………………………...4
2.3 TAHAPAN PERKEMBANGAN JANIN ………………………………..5
BAB III PEMBAHASAN TEORITIS ………………………………………...20
3.1 HAKEKAT KEHAMILAN ……………………………………………..20
3.2 DEFINISI KEHAMILAN MULTIPEL ………………………………...20
3.3 DEFINISI KEHAMILAN EKTOPIK ………………………………….25
3.4 PERSALINAN SETELAH MELAHIRKAN …………………………..31
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………….37
4.1 SIMPULAN ………………………………………………………………37
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..39
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu
yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian
khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit - penyakit yang dijumpai pada
persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain - lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan
kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal
care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu
hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal
care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tingi sebagai salah satu
penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat
mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan
hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda -
tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering
memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat
inpartu.
Berbagai macam kesulitan dalam proses kehamilan dapat dialami para
wanita yang telah menikah. Namun, dengan proses pengobatan yang dilakukan
oleh dokter saat ini bisa meminimalisir berbagai macam penyakit tersebut.
Kehamilan ektopik diartikan sebagai kehamilan di luar rongga rahim atau
kehamilan di dalam rahim yang bukan pada tempat seharusnya.
Ibu yang melahirkan bayi kembar akan lebih banyak membutuhkan
dukungan, baik itu secara lahiriah maupun jasmaniah. Kehamilan kembar
memang beresiko terhadap persalinan yang lebih besar dibanding kehamilan
tunggal. Meskipun dengan kemajuan terkini pelayanan obstetrik, mortalitas
perinatal pada kehamilan kembar mencapai 4 - 6 kali lebih tinggi dan morbiditas
neonatal dua kali lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan tunggal.
2
Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan
obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan terampil memeberikan
pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang penulis rangkum dalam penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana definisi kehamilan secara umum ?
2. Bagaimana diagnosa kehamilan yang terjadi pada Ibu hamil ?
3. Bagaimana tahapan perkembangan janin di dalam ovarium ?
4. Apa saja hakekat kehamilan yang ada ?
5. Bagaimana definisi kehamilan multiple ?
6. Bagaimana definisi kehamilan ektopik ?
7. Bagaimana proses persalinan setelah melahirkan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, adapun tujuan penulisan yang dapat penulis
sampaikan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi kehamilan secara umum
2. Untuk mengetahui diagnosa kehamilan yang terjadi pada Ibu hamil
3. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan janin di dalam ovarium
4. Untuk mengetahui hakekat kehamilan yang ada
5. Untuk mengetahui penjelasan serta cara penanganan kehamilan multiple
6. Untuk mengetahui penjelasan serta cara penanganan kehamilan ektopik
7. Untuk mengetahui proses persalinan setelah melahirkan
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi Kehamilan Secara Umum
Pada umumnya kehamilan berkembang secara normal dan mengshasilkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir, namun ini tidak sesuai
dengan yang diinginkan. Sulit sekali diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan
menjadi masalah, oleh karena itu asuhan antenatal merupakan cara penting untuk
memperhatikan ibu dan kehamilannya.
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan
patologis. Tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis / abnormal. Masa hamil
berlangsung 280 hari atau 40 minggu. Setiap perempuan berkepribadian unik dan
kehamilan unik pula, dimana terdiri atas Bio, Psikologis, Social, yang berbeda
pula, sehingga dalam memperlakukan pasien satu dengan yang lainnya juga
berbeda dan tidak boleh disamakan. Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan
dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Kehamilan triwulan pertama (antara 0 sampai 12 minggu).
2. Kehamilan triwulan kedua (antara 12 sampai 28 minggu).
3. Kehamilan triwulan ketiga / terakhir (antara 28 sampai 40 minggu).
Dimana setiap trimester memiliki ciri khas tertentu. Dikatakan masa
kehamilan dimulai dari masa konsepsi, pertemuan sel sperma dan sel telur,
pembuahan, nidasi, sampai membentuk janin dan terbentuknya seluruh tubuh
janin sehingga saatnya melahirkan.
Pada masa hamil lah terjadinya banyak perubahan pada tubuh ibu misalnya,
rahim membesar karna pertumbuhan janin yang semakin berkembang. Dinding
perut semakin melebah mengikuti pertumbuhan janin, payudara membesar dan
tenggang karena produksi ASI.
Kehamilan yang sehat akan menghasilkan bayi yang sehat, dan ibu
melahirkan selamat.
4
2.2 Diagnosa Kehamilan
Kehamilan ditegakkan berdasarkan : gejala dan tanda tertentu yang
diperoleh melalui riwayat dan ditemukan pada pemeriksaan serta hasil
laboratorium.
2.2.1 Tanda Dugaan Hamil
a) Amenorea (tidak datng
haid).
b) Payudara tegang
c) Mengidam (ingin makanan
khusus)
d) Mual muntah pagi hari
(morning sickness)
e) Hipersalivasi
f) Konstipasi
g) Pigmentasi kulit
Gambar 1.
Tanda Dugaan Kehamilan
2.2.2 Tanda Kemungkinan Hamil
a) Pembesaran rahim dan perut
b) Pada pemeriksaan dijumpai :
1) Tanda hegar
2) Tanda chadwik
3) Tanda discasek
4) Teraba ballotement
c) Reaksi pemeriksaan kehamilan positif
5
Gambar 2.
Pemeriksaan Ibu Hamil
2.2.3 Tanda Pasti Hamil
a) Gerakan janin dalam rahim terasa, dan teraba bagian janin.
b) Pemeriksaan USG
c) Terdenagr denyut jantung janin.
2.3 Tahapan Perkembangan Janin
No. Gambar Perkembangan Penjelasan
1
Usia Minggu Pertama :
Ini adalah minggu permulaan,
bahkan pembuahan pun belum
terjadi. Proses pembentukan antara
sperma dan telur yang memberikan
informasi kepada tubuh bahwa telah
ada calon bayi dalam rahim. Saat ini
janin sudah memiliki segala bekal
genetik, sebuah kombinasi unik
berupa 23 jenis kromosom manusia.
Sel - sel telur yang berada didalam
rahim, berbentuk seperti lingkaran
sinar yg mengelilingi matahari Sel
ini akan bertemu dengan sel - sel
sperma dan memulai proses
pembuahan. Sekitar 5 juta sel
6
sperma sekaligus berenang menuju
tujuan akhir mereka yaitu menuju sel
telur yang bersembunyi pada saluran
sel telur. Walaupun pasukan sel
sperma ini sangat banyak, tetapi
pada akhirnya hanya 1 sel saja yang
bisa menembus indung telur.
2
Usia Minggu Kedua :
Pembuahan terjadi pada akhir
minggu kedua. Sel telur yang telah
dibuahi membelah dua selama 30
jam setelah dibuahi. Sambil terus
membelah, sel telur bergerak di
dalam lubang falopi menuju rahim.
Setelah membelah menjadi 32, sel
telur disebut morula. Sel - sel mulai
berkembang dan terbagi, kira - kira
dua kali sehari sehingga pada hari
yang ke - 12 jumlahnya telah
bertambah dan membantu blastocyst
terpaut pada endometrium.
3
Usia Minggu Ketiga :
Sampai usia kehamilan 3 minggu,
Anda mungkin belum sadar jika
sedang mengandung. Sel telur yang
telah membelah menjadi ratusan
akan menempel pada dinding rahim
disebut blastosit. Ukurannya sangat
kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
4
Usia Minggu Keempat (1 Bulan) :
Hasil Pembuahan mulai
memproduksi hormon kehamilan
(Chorionic Gonadotropin – HCG),
sehingga apabila Anda melakukan
test kehamilan, hasilnya positif.
7
5
Usia Minggu Kelima :
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm,
mesoderm dan endoderm. Ectoderm
adalah lapisan yang paling atas yang
akan membentuk system saraf pada
janin tersebut yang seterusnya
membentuk otak, tulang belakang,
kulit serta rambut. Lapisan
Mesoderm berada pada lapisan
tengah yang akan membentuk organ
jantung, buah pinggang, tulang dan
organ reproduktif. Lapisan
Endoderm yaitu lapisan paling
dalam yang akan membentuk usus,
hati, pankreas dan pundi kencing.
6
Usia Minggu Keenam Sampai
Ketujuh :
Ukuran embrio rata - rata 2 sampai 4
mm yang diukur dari puncak kepala
hingga bokong. Tuba saraf
sepanjang punggung bayi telah
menutup. Meski Anda belum bisa
mendengar, jantung bayi mulai
berdetak pada minggu ini. Sistem
pencernaan dan pernafasan mulai
dibentuk, pucuk - pucuk kecil yang
akan berkembang menjadi lengan
kaki pun mulai tampak. Akhir
minggu ketujuh, panjangnya sekitar
5 sampai 13 mm dan beratnya 0,8
gram, kira - kira sebesar biji kacang
hijau. Pucuk lengan mulai membelah
menjadi bagian bahu dan tangan
yang mungil. Jantung telah dibagi
menjadi bilik kanan dan bilik kiri,
begitu pula dengan saluran udara
yang terdapat di dalam paru - paru.
8
7
Usia Minggu Kedelapan :
Panjang kira - kira 14 sampai 20
mm. Banyak perubahan yang terjadi
pada bayi Anda. Jika Anda bisa
melihat , ujung hidung dan kelopak
mata mulai berkembang, begitu pula
telinga. Brochi, saluran yang
menghubungkan paru-paru dengan
tenggorokan, mulai bercabang.
Lengan semakin membesar dan ia
memiliki siku. Semua ini terjadi
hanya dalam 6 minggu setelah
pembuahan. Bayi sudah mulai
terbentuk diantaranya pembentukan
lubang hidung, bibir, mulut serta
lidah. Matanya juga sudah kelihatan
berada dibawah membran kulit yang
tipis. Anggota tangan serta kaki juga
terbentuk walaupun belum
sempurna.
8
Usia Minggu Kesembilan :
Telinga bagian luar mulai terbentuk,
kaki dan tangan terus berkembang,
berikut jari kaki dan tangan mulai
tampak. Ia mulai bergerak walaupun
calon Ibu tidak merasakannya.
Dengan Doppler, calon Ibu bisa
mendengar detak jantungnya.
Minggu ini, panjangnya sekitar 22
sampai 30 mm dan beratnya sekitar
4 gram.
9
Usia Minggu Kesepuluh :
Semua organ penting yang telah
terbentuk mulai bekerjasama.
Pertumbuhan otak meningkat dengan
cepat, hampir 250.000 sel saraf baru
diproduksi setiap menit. Ia mulai
tampak seperti manusia kecil dengan
panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.
9
10
Usia Minggu Kesebelas :
Panjang tubuhnya mencapai sekitar
6,5 cm. Baik rambut, kuku jari
tangan dan kakinya mulai tumbuh.
Sesekali di usia ini janin sudah
menguap. Gerakan demi gerakan
kaki dan tangan, termasuk gerakan
menggeliat, meluruskan tubuh dan
menundukkan kepala, sudah bisa
dirasakan ibu. Bahkan, janin kini
sudah bisa mengubah posisinya
dengan berputar, memanjang,
bergelung, atau malah jumpalitan
yang kerap terasa menyakitkan
sekaligus memberi sensasi
kebahagiaan tersendiri.
11
Usia Minggu Kedua Belas (3 Bulan):
a. Panjang fetus 6-7 cm (crown
rump length), dengan berat
sekitar 14 gram.
b. Pusat pertumbuhan tulang mulai
timbul pada seluruh tulang janin.
c. Jari - jari dan kaki mulai
terbentuk.
d. Kulit dan kuku mulai terbentuk.
e. Janin mulai bergerak spontan
f. Bentuk wajah bayi lengkap, ada
dagu dan hidung kecil. Jari - jari
tangan dan kaki yang mungil
terpisah penuh.
g. Akibat meningkatnya volume
darah ibu, detak jantung janin
bisa jadi meningkat. .
h. Mulai proses penyempurnaan
seluruh organ tubuh. Bayi
membesar beberapa millimeter
setiap hari. Jari kaki dan tangan
mulai terbentuk termasuk telinga
dan kelopak mata.
10
12
Usia Minggu Ketiga Belas (Akhir
Trimester I ) :
Pada akhir trimester pertama,
plasenta berkembang untuk
menyediakan oksigen , nutrisi dan
pembuangan sampah bayi. Kelopak
mata bayi merapat untuk melindungi
mata yang sedang berkembang.
Janin mencapai panjang 76 mm dan
beratnya 19 gram.
Kepala bayi membesar dengan lebih
cepat daripada yang lain. Badannya
juga semakin membesar untuk
mengejar pembesaran kepala.
13
Usia Minggu Keempat Belas :
Tiga bulan setelah pembuahan,
panjangnya 80 sampai 110 mm dan
beratnya 25 gram. Lehernya semakin
panjang dan kuat. Lanugo, rambut
halus yang tumbuh di seluruh tubuh
dan melindungi kulit mulai tumbuh
pada minggu ini. Kelenjar prostat
bayi laki - laki berkembang dan
ovarium turun dari rongga perut
menuju panggul. Detak jantung bayi
mulai menguat tetapi kulit bayi
belum tebal karena belum ada
lapisan lemak
14
Usia Minggu Kelima Belas :
Tulang dan sumsum tulang di dalam
sistem kerangka terus berkembang.
Jika bayi Anda perempuan, ovarium
mulai menghasilkan jutaan sel telur
pada minggu ini. Kulit bayi masih
sangat tipis sehingga pembuluh
darahnya kelihatan. Bayi sudah
mampu menggenggam tangannya
dan mengisap ibu jari. Kelopak
matanya masih tertutup.
11
15
Usia Minggu Keenam Belas (4
Bulan) :
Panjang fetus ± 12 cm dengan berat
110g. Bayi telah terbentuk
sepenuhnya dan membutuhkan
nutrisi melalui plasenta. Bayi telah
mempunyai tulang yang kuat dan
mulai bisa mendengar suara. Dalam
proses pembentukan ini system
peredaran darah adalah yang pertama
terbentuk dan berfungsi. Janin mulai
bergerak, tetapi tak perlu kuatir jika
tak merasakannya. Semakin banyak
kalsium yang disimpan dalam tulang
bayi seiring dengan perkembangan
kerangka.
16
Usia Minggu Ketujuh Belas :
Dengan panjang 12 cm dan berat
100 gram, bayi masih sangat kecil.
Lapisan lemak cokelat mulai
berkembang, untuk menjada suhu
tubuh bayi setelah lahir. Saat
dilahirkan nanti, berat lemak
mencapai tiga perempat dari total
berat badannya. Rambut, kening,
bulu mata bayi mulai tumbuh dan
garis kulit pada ujung jari mulai
terbentuk. Sidik jari sudah mulai
terbentuk.
17
Usia Minggu Kedelapan Belas
sampai Sembilan Belas :
Janin sudah bisa mendengar pada
minggu kedelapan belas. Ia pun bisa
terkejut bila mendengar suara keras.
Mata bayi pun berkembang. Ia akan
mengetahui adanya cahaya jika Anda
menempelkan senter yang menyala
di perut. Panjangnya sudah 14 cm
dan beratnya 140 gram. Bayi sudah
bisa melihat cahaya yang masuk
melalui dinding rahim ibu. Hormon
Estrogen dan Progesteron semakin
meningkat. Pada minggu kesembilas
belas, tubuh bayi diselimuti vernix
caseosa, semacam lapisan lilin yang
melindungi kulit dari luka. Otak bayi
12
telah mencapai jutaan saraf motorik
karenanya ia mampu membuat
gerakan sadar seperti menghisap
jempol. Beratnya 226 gram dengan
panjang hampir 16 cm.
18
Usia Minggu kedua Puluh (5 Bulan)
sampai Minggu Kedua Puluh Dua :
Pada Minggu Kedua Puluh :
a. Berat janin mencapai sekitar 300
g panjangnya 14 sampai 16
cm dan tumbuh secara linier.
b. kulit janin sedikit transparan
c. rambut kepala mulai terbentuk
b. Setengah perjalanan telah dilalui.
c. Dibawah lapisan vernix, kulit
bayi mulai membuat lapisan
dermis, epidermis dan
subcutaneous.
d. Proses penyempurnaan paru -
paru dan system pernafasan.
Pada Minggu Kedua Puluh Satu :
Usus bayi telah cukup berkembang
sehingga ia sudah mampu menyerap
atau menelan gula dari cairan lalu
dilanjutkan melalui sistem
pencernaan manuju usus besar.
Gerakan bayi semakin pelan karena
beratnya sudah 340 gram dan
panjangnya 20 cm.
Pada Minggu Kedua Puluh Dua :
Indera yang akan digunakan bayi
untuk belajar berkembang setiap
hari. Setiap minggu, wajahnya
semakin mirip seperti saat
dilahirkan. Perbandingan kepala dan
tubuh semakin proporsional.
13
19
Usia Minggu Kedua Puluh Tiga
sampai Minggu Kedua Puluh Enam :
Meski lemak semakin bertumpuk di
dalam tubuh bayi, kulitnya masih
kendur sehingga tampak keriput. Ini
karena produksi sel kulit lebih
banyak dibandingkan lemak. Ia
memiliki kebiasaaan “berolahraga”,
menggerakkan otot jari - jari tangan
dan kaki, lengan dan kaki secara
teratur. Beratnya hampir 450 gram
Tangan dan kaki bayi telah terbentuk
dengan sempurna, jari juga terbentuk
sempurna.
Pada Minggu Kedua Puluh Empat :
a. berat janin mencapai sekitar 630g
b. Kulit terlihat mulai keriput dan
ada deposit lemak
c. Kepala masih terlihat besar, bulu
mata dan alis mulai tampak
d. Periode perkembangan paru,
bronchus dan brochiolus melebar
dan duktus alveolus mulai
terbentuk mendekati sempurna
e. Janin yang lahir pada minggu ini
akan dapat bernafas tetapi
kemudian mati karena kantong
terminal untuk pertukaran gas
belum terbentuk.
f. Paru - paru mulai mengambil
oksigen meski bayi masih
menerima oksigen dari plasenta.
Untuk persiapan hidup di luar
rahim, paru - paru bayi mulai
menghasilkan surfaktan yang
menjaga kantung udara tetap
mengembang
g. Kulit bayi mulai menebal.
Pada Minggu Kedua Puluh Lima :
Bayi cegukan, itu tandanya ia sedang
latihan bernafas. Ia menghirup dan
mengeluarkan air ketuban. Jika air
ketuban yang tertelan terlalu banyak,
ia akan cegukan.
Tulang bayi semakin mengeras dan
bayi menjadi bayi yang semakin
14
kuat. Saluran darah di paru-paru bayi
sudah semakin berkembang. Garis
disekitar mulut bayi sudah mulai
membentuk dan fungsi menelan
sudah semakin membaik. Indera
penciuman bayi sudah semakin
membaik karena di minggu ini
bagian hidung bayi (nostrils) sudah
mulai berfungsi. Berat bayi sudah
mencapai 650 sampai 670 gram
dengan tinggi badan 34 sampai 37
cm.
Pada Minggu Kedua Puluh Enam
(Trimester II) :
Bayi sudah bisa mengedipkan
matanya, selain itu retina matanya
telah mulai terbentuk. Aktifitas
otaknya yang berkaitan dengan
pendengarannya dan
pengelihatannya sudah berfungsi,
calon Ibu sudah dapat memulai
memperdengarkan lagu yang ringan
dan mencoba untuk memberi cahaya
lebih disekitar perut, mungkin akan
merasakan anggukan kepala si calon
bayi dalam kandungan. Berat badan
bayi sudah mencapai 750 sampai
780 gram, sedangkan tingginya 35
sampai 38 cm.
20
Usia Minggu Kedua Puluh Tujuh
sampai Minggu Kedua Puluh
Sembilan :
Pada Minggu Kedua Puluh Tujuh :
Minggu pertama trimester ketiga,
paru - paru, hati dan sistem
kekebalan tubuh masih harus
dimatangkan. Namun jika ia
dilahirkan, memiliki peluang 85%
untuk bertahan. Indra perasa mulai
terbentuk. Bayi juga sudah pandai
mengisap ibu jari dan menelan air
ketuban yang mengelilinginya. Berat
umum bayi seusia si kecil 870
sampai 890 gram dengan tinggi
badan 36 sampai 38 cm.
Pada Minggu Kedua Puluh Delapan
15
(7 Bulan) :
Panjang janin 25 cm dengan berat
1100 g. Kulit tipis, merah diliputi
oleh vernix kaseosa. Otak bayi
semakin berkembang dan meluas.
Lapisan lemak pun semakin
berkembang dan rambutnya terus
tumbuh. Lemak dalam badan mulai
bertambah. Walaupun gerakan bayi
sudah mulai terbatas karena beratnya
yang semakin bertambah, namun
matanya sudah mulai bisa berkedip
bila melihat cahaya melalui dinding
perut ibunya. Kepalanya sudah
mengarah ke bawah. Paru - parunya
belum sempurna, namun jika saat ini
ia terlahir ke dunia, si kecil
kemungkinan besar telah dapat
bertahan hidup.
Pada Minggu Kedua Puluh
Sembilan:
Kelenjar adrenalin bayi mulai
menghasilkan hormon seperti
androgen dan estrogen. Hormon ini
akan menyetimulasi hormon
prolaktin di dalam tubuh calon ibu
sehingga membuat kolostrum (air
susu yang pertama kali keluar saat
menyusui). Sensitifitas dari bayi
semakin jelas, bayi sudah bisa
mengidentifikasi perubahan suara,
cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak
bayi sudah bisa mengendalikan nafas
dan mengatur suhu badan dari bayi.
Postur dari bayi sudah semakin
sempurna sebagai seorang manusia,
berat badannya 1100 sampai 1200
gram, dengan tinggi badan 37
sampai 39 cm.
21
Usia Minggu Ketiga Puluh :
Lemak dan berat badan bayi terus
bertambah sehingga bobot bayi
sekarang sekitar 1400 gram dan
panjangnya 27 cm. Karena ia
semakin besar, gerakannya semakin
terasa
16
Mata indah bayi sudah mulai
bergerak dari satu sisi ke sisi yang
lain dan dia sudah mulai belajar
untuk membuka dan menutup
matanya. Saat ini waktu yang terbaik
bagi calon Ibu untuk menyenteri
perut dan menggerak - gerakan
senter tersebut maka mata bayi
sudah bisa mengikuti ke arah mana
senter tersebut bersinar. Cairan
ketuban (amniotic fluid) di rahim
bunda semakin berkurang. Kini si
calon bayi pun sudah mulai
memproduksi air mata. Berat badan
bayi 1510 sampai 1550 gram,
dengan tinggi 39 sampai 40 cm.
22
Usia Minggu Ketiga Puluh Satu
sampai Minggu Ketiga Puluh Dua :
Pada Minggu Ketiga Puluh Satu :
Plasenta masih memberikan nutrisi
yang dibutuhkan calon bayi. Aliran
darah di plasenta memungkinkan
calon bayi menghasilkan air seni. Ia
berkemih hampir sebanyak 500 ml
sehari di dalam air ketuban.
Perkembangan fisik bayi sudah
mulai melambat pada fase ini, hanya
berat badan calon bayilah yang akan
bertambah. Selain itu lapisan lemak
akan semakin bertambah dibawah
jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh
bayi sudah mulai mengeras,
berkembang dan mulai memadat
dengan zat - zat penting seperti
kalsium, zat besi, fosfor.
Berkebalikan dengan perkembangan
fisiknya, pada fase ini perkembangan
otaknyalah yang berkembang dengan
sangat pesat dengan menghasilkan
bermilyar sel. Apabila
diperdengarkan musik, bayi akan
bergerak. Berat badan bayi 1550
sampai 1560 gram dengan tinggi 41
sampai 43 cm.
Pada Minggu Ketiga Puluh Dua :
1. Panjang fetus 28 cm, berat 1800g
17
2. Permukaan kulit kemerahan dan
keriput
3. Jari tangan dan kaki telah tumbuh
sempurna, begitu pula dengan
bulu mata, alis dan rambut di
kepala bayi yang semakin jelas.
4. Lanugo yang menutupi tubuh
bayi mulai rontok tetapi sebagian
masih ada di bahu dan punggung
saat dilahirkan. kemampuan
untuk bertahan hidup di luar
rahim sudah lebih baik apabila di
dilahirkan pada minggu ini.
5. Kulit bayi semakin merah,
kelopak matanya juga telah
terbuka dan system pendengaran
telah terbentuk dengan sempurna.
Kuku dari jari mungil tangan dan
kaki si kecil sudah lengkap dan
sempurna.
6. Rambutnya pun semakin banyak
dan semakin panjang. Bayi sudah
mulai bisa bermimpi. Pada usia
kehamilan ini biasanya kepala
bayi sudah berada di bawah dan
tidak berputar putar lagi.
23
Usia Minggu Ketiga Puluh Tiga
sampai Minggu Ketiga Puluh Lima :
Pada Minggu Ketiga Puluh Tiga :
Calon bayi telah memiliki bentuk
wajah yang menyerupai ayah dan
ibunya. Otak bayi semakin pesat
berkembang. Pada saat ini juga otak
si calon bayi sudah mulai bisa
berkoordinasi antara lain, sudah bisa
menghisap jempolnya dan sudah
bisa menelan. Walaupun tulang -
tulang calon bayi sudah semakin
mengeras tetapi otot - ototnya belum
benar - benar bersatu. Calon bayi
sudah bisa mengambil nafas dalam -
dalam walaupun nafasnya masih di
dalam air. Apabila bayinya laki - laki
maka testis bayi sudah mulai turun
dari perut menuju skrotum. Berat
badan bayi 1800 sampai 1900 gram,
18
dengan tinggi badan sekitar 43
sampai 45 cm.
Pada Minggu Ketiga Puluh Empat :
Calon bayi berada di pintu rahim. Ia
sudah dapat membuka dan menutup
mata apabila mengantuk dan tidur
dan juga sudah mulai mengedipkan
matanya. Tubuh calon Ibu sedang
mengirimkan antibodi melalui
darahnya ke dalam darah calon bayi
yang berfungsi sebagai sistem
kekebalan tubuhnya dan proses ini
akan tetap terus berlangsung bahkan
lebih rinci pada saat calon Ibu mulai
menyusui. Berat Badan bayi 2000
sampai 2010 gram, dengan tinggi
badan sekitar 45 sampai 46 cm.
Pada Minggu Ketiga Puluh Lima :
Pendengaran calon bayi sudah
berfungsi secara sempurna. Lemak
dari tubuhnya sudah mulai memadat
pada bagian kaki dan tangannya,
lapisan lemak ini berfungsi untuk
memberikan kehangatan pada
tubuhnya. Calon bayi sudah semakin
membesar dan sudah mulai
memenuhi rahim Ibunya. Apabila
bayi laki - laki maka di bulan ini
testisnya telah sempurna. Berat
badan bayi 2300 sampai 2350 gram,
dengan tinggi badan sekitar 45
sampai 47 cm.
24
Usia Minggu Ketiga Puluh Enam (9
Bulan) :
Panjang janin sekitar 32 cm, berat
2500g. Tubuh kelihatan lebih gemuk
karena penumpukan lemak sub
kutan, kulit keriput pada wajah telah
menghilang. Kulit calon bayi sudah
semakin halus dan sudah menjadi
kulit. Lapisan lemak sudah mulai
mengisi bagian lengan dan betis dari
calon bayi. Ginjal dari calon bayi
sudah bekerja dengan baik dan
livernya pun telah memproduksi
kotoran. Saat ini paru - parunya
19
sudah bekerja baik bahkan sudah
siap bertemu dengan calon orang
tuanya.
25
Usia Minggu Ketiga Puluh Tujuh
sampai Minggu Keempat Puluh :
Pada Minggu Ketiga Puluh Tujuh :
Kepala si calon bayi turun ke ruang
pelvik. Bentuknya semakin
membulat dan kulitnya menjadi
merah jambu. Rambutnya tumbuh
dengan lebat dan bertambah 5cm.
Kuku terbentuk dengan sempurna.
Calon bayi sudah bisa melihat
adanya cahaya diluar rahim. Bayi
pada saat ini sedang belajar untuk
mengenal aktifitas harian, selain itu
bayi juga sedang belajar untuk
melakukan pernafasan walaupun
pernafasannya masih dilakukan di
dalam air. Berat badan bayi di
minggu ini 2700 sampai 2800 gram,
dengan tinggi 48 sampai 49 cm.
Pada Minggu Ketiga Puluh Delapan
sampai Keempat Puluh :
Merupakan proses pembentukan
yang telah berakhir dan bayi siap
dilahirkan.
20
BAB III
PEMBAHASAN TEORITIS
3.1 Hakekatn Kehamilan
Pada hakekatnya, kemailan terjadi dari dua faktor yaitu :
1. Intra uterus adalah kehamilan secara umum yaitu kehamilan yang
pertembuhan embrio / janin berada di dalam uterus (rahim).
2. Extra uterus adalah kehamilah yang perkembangan janinnya berada
diluar uterus atau rahim, disaluran tuba falopii. Kehamilan ini biasa kita
kenal dengan ”hamil diluar kandungan”. Kehamilan ini tidak mungkin
berkembang dan berlanjut karena akan membahayakan ibu serta
janinnnya. Dan janin tidak mungkin hidup lebih lama lagi sebab ruang
hidupnya seharusnya berada dirahim, bukan disaluran tuba falopii
sehingga kehamilan ini menyebabkan kematian janin.
3.1.1 Jumlah Kehamilan
1. Kehamilan tunggal dengan jumlah janin dalam uterus adalah hanya satu
atau tunggal, kehamilan ini berawal dari konsepsi satu ovum dan satu
sel sperma saja.
2. Kehamilan gemeli adalah kehamilan ganda atau kembar yaitu hamil
dengan dua janin tunggal atau lebih dua uterus.
3.1.2 Frekuensi Kehamilan
1. Primigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup
untuk pertama kali atau seorang wanita yang hamil untuk pertama kali
2. Multigravida adalah wanita yang pernah melahirkan bayi viable
beberapa kali (sampai 5 kali)
3. Grandegravida adalah wanita yang telah melahirkan bayi sebanyak 6
kali atau lebih, hidup atau mati
3.2 Definisi Kehamilan Multipel
Kehamilan kembar atau kehamilan multipel ialah suatu kehamilan dengan
dua janin atau lebih. Kehamilan multipel dapat berupa kehamilan ganda / gemelli
21
(2 janin), triplet (3 janin), kuadruplet (4 janin), Quintiplet (5 janin) dan seterusnya
dengan frekuensi kejadian yang semakin jarang sesuai dengan hokum Hellin.
Hukum Hellin menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan ganda dan
tunggal adalah 1 : 89, untuk triplet 1 : 892, untuk kuadruplet 1 : 893, dan
seterusnya. Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter
dan masyarakat pada umumnya.
Gambar 3.
Kehamilan Multipel (Kembar)
3.2.1 Jenis - Jenis Kehamilan Multipel
1. Kembar Monozigotik
Kembar monozigotik atau identik, muncul dari suatu ovum tunggal
yang dibuahi yang kemudian membagi menjadi dua struktur yang sama,
masing-masing dengan potensi untuk berkembang menjadi suatu
individu yang terpisah. Hasil akhir dari proses pengembaran
monozigotik tergantung pada kapan pembelahan terjadi, dengan uraian
sebagai berikut :
a) Apabila pembelahan terjadi didalam 72 jam pertama setelah
pembuahan, maka dua embrio, dua amnion serta dua chorion akan
terjadi dan kehamilan diamnionik dan di chorionik. Kemungkinan
22
terdapat dua plasenta yang berbeda atau suatu plasenta tunggal
yang menyatu.
b) Apabila pembelahan terjadi antara hari ke - 4 dan ke - 8 maka dua
embrio akan terjadi, masing - masing dalam kantong yang terpisah,
dengan chorion bersama, dengan demikian menimbulkan
kehamilan kembar diamnionik, monochorionik.
c) Apabila terjadi sekitar 8 hari setelah pembuahan dimana amnion
telah terbentuk, maka pembelahan akan menimbulkan dua embrio
dengan kantong amnion bersama, atau kehamilan kembar
monoamnionik, monochorionik.
d) Apabila pembuahan terjadi lebih belakang lagi, yaitu setelah
lempeng embrionik terbentuk, maka pembelahannya tidak lengkap
dan terbentuk kembar yang menyatu.
2. Kembar Dizigot
Dizigotik, atau fraternal, kembar yang ditimbulkan dari dua ovum
yang terpisah. Kembar dizigotik terjadi dua kali lebih sering dari pada
kembar monozigotik dan insidennya dipengaruhi oleh sejumlah faktor
antara lain yaitu ras, riwayat keluarga, usia maternal, paritas, nutrisi dan
terapi infertilitas.
3.2.2 Faktor - Faktor Utama Terjadinya Kehamilan Multipel
Faktor utama yang meningkatkan kemungkinan terjadinya bayi kembar
adalah terapi infertilitas, disamping terdapat faktor - faktor lainnya. Yaitu Ras,
usia, hereditas, atau riwayat terdapat kehamilan kembar dalam keluarga tidak
meningkatkan kemungkinan memiliki bayi kembar identik, namun meningkatkan
kemungkinan memilki bayi kembar tidak identik. Terapi infertilitas meningkatkan
kemungkinan memilki bayi kembar, baik identik maupun non-identik, seperti :
1. Ras
Angka kejadian kembar mendekati 1 dari 90 kehamilan di Amerika
Utara. Insidennya lebh tinggi lagi di Afrika, dengan angka kejadian 1
23
dari 20 kelahiran di Nigeria. Kembar jarang terjadi di Asia. Di Jepang,
misalnya, kembar hanya terjadi sekali pada setiap 155 kelahiran.
2. Hereditas
Riwayat kembar pada keluarga ibu lebih signifikan dibanding
riwayat kembar dari keluarga ayah. Wanita kembar non-identik
memberikan kemungkinan bayi kembar 1 dari 60 kelahiran. Sebaliknya,
seorang ayah yang memiliki kembar non-identik memberikan
kemungkinan bayi kembar hanya 1 dari 125 kelahiran.
3. Usia Maternal dan Riwayat Kehamilan
Frekuensi kembar meningkat dengan usia maternal dan jumlah
kehamilan. Wanita berusia antara 35 - 40 tahun dengan empat atau lebih
anak, kemungkinan memilki anak kembar adalah tiga kali lipat
dibanding wanita berusia kurang dari 20 tahun yang belum memiliki
anak.
4. Tinggi dan Berat Badan Ibu
Kembar non-identik lebih sering terjadi pada wanita bertubuh besar
dan tinggi dibandingkan pada wanita yang bertubuh lebih kecil. Hal ini
mungkin lebih terkait dengan status gizi dibanding ukuran tubuh itu
sendiri. Selama Perang Dunia II, insidensi kembar non-identik menurun
di Eropa saat terjadi kekurangan pangan.
5. Obat - obat Penyubur dan Kemajuan Teknologi Reproduksi
Kehamilan multipel lebih umum terjadi pada wanita yang
mengkonsumsi obat - obatan fertilitas selama menjalani induksi ovulasi
atau superovulasi. Wanita yang mendapatkan kehamilan dengan
menggunakan clomiphene citrate, memiliki kemungkinan kehamilan
kembar antara 5 - 12%, dan kurang dari 1% memperoleh kehamilan
kembar triplet atau lebih. Hampir 20% kehamilan akibat gonadotropin
merupakan kehamilan kembar multiple. Meskipun kebanyakan kembar
tersebut merupakan kembar dua, lebih dari 5% merupakan kembar
triplet atau lebih. Di lain pihak, prosedur ART seperti In Vitro
Fertilization (IVF) juga memberikan kontribusi yang besar dalam
24
peningkatan angka kejadian kelahiran kembar. Resiko terjadinya
kehamilan kembar seiring dengan peningkatan jumlah transfer embrio.
Superovulasi bertanggungjawab terhadap sejumlah besar kehamilan
kembar.
3.2.3 Diagnosa Kehamilan Multipel
Sedikit kehamilan kembar (kehamilan multipel) terdiagnosis pada
pertengahan pertama kehamilan kecuali dengan scanning ultrasound. Meluasnya
penggunaan pencitraan ultrasonografik telah sangat mengurangi insidensi tidak
terdeteksinya kehamilan kembar sebelum persalinan. Dengan pemeriksaan
ultrasonografi yang cermat, kantung gestasional yang terpisah pada kehamilan
kembar dapat diidentifikasi sangat dini.
Riwayat kembar, usia maternal lanjut, paritas tinggi, dan ukuran ibu besar
pada keluarga dari pihak ibu serta riwayat pernah hamil kembar merupakan
petunjuk yang lemah, tetapi riwayat baru mendapat klomifen atau gonadotropin
atau kehamilan yang diperoleh dari teknologi reproduksi dengan bantuan
merupakan petunjuk yang kuat.
Pemeriksaan klinis disertai pengukuran akurat tinggi fundus merupakan hal
yang penting. Selama trimester kedua, ukuran uterus lebih besar dari pada yang
diperkirakan untuk usia gestasi yang dihitung berdasarkan data haid. Pada
pertengahan kedua, kehamilan multipel dapat diduga jika :
1. Lingkar abdomen dan ukuran uterus lebih besar dibandingkan dengan
usia kehamilan.
2. Palpasi menunjukkan kelebihan bagian janin, dan dapat dideteksi dua
bagian kepala janin. Namun secara umum, janin kembar sulit
didiagnosis dengan palpasi bagian - bagian tubuh janin sebelum
trimester ketiga. Bahkan pada tahap lanjut kehamilan, mungkin sangat
sulit mengidentifikasi kembar dengan palpasi transdominal, terutama
apabila salah satu kembar, terletak di atas kembar lainnya, apabila ibu
gemuk, atau apabila terdapat hidramnion.
Pemeriksaan lain yang dapat digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosis kehamilan kembar adalah:
25
1. Bunyi Jantung Janin
Menjelang akhir trimester pertama, kerja jantung janin dapat
dideteksi dengan peralatan ultrasonik Doppler. Beberapa waktu
sesudahnya kita dapat mengidentifikasi dua jantung janin apabila
frekuensi keduanya jelas berbeda satu sama lain serta dengan frekuensi
denyut jantung ibu. Dengan menggunakan stetoskop janin aural biasa,
bunyi jantung janin pada kembar dapat diidentifikasi melalui
pemeriksaan yang cermat pada usia kehamilan 18 - 20 minggu.
2. Pemeriksaan Radiologis
Radiograf abdomen ibu sebagai upaya membuktikan adanya janin
multipel dapat membantu pada keadaan - keadaan tertentu yang jarang,
biasanya apabila terdapat gestasi multipel ordo tinggi dan belum jelas
berapa banyak janin yang ada.
3. Pemeriksaan Biokimiawi
Jumlah gonadotropin korionik dalam plasma dan urin, secara rata -
rata lebih tinggi daripada yang dijumpai pada kehamilan tunggal.
Kembar sering terdiagnosis sewaktu dilakukan pemeriksaan kadar alfa
fetoprotein serum ibu, walaupun pemeriksaan ini saja tidak bersifat
diagnostik.
3.3 Definisi Kehamilan Ektopik
Istilah ektopik berasal dari bahasa Inggris, ectopic, dengan akar kata dari
bahasa Yunani, topos yang berarti tempat. Jadi istilah ektopik dapat diartikan
“berada di luar tempat yang semestinya”.
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar
rongga uterus, Sebagian besar wanita yang mengalami kehamilan ektopik
berumur antara 20 - 40 tahun dengan umur rata - rata 30 tahun, frekwensi
kehamilan ektopik yang berulang dilaporkan berkisar antara 0% - 14,6%.
26
Gambar 4.
Kehamilan Ektopik
3.3.1 Tanda - Tanda dan Gejala Kehamilan Ektopik
Gejala tahap awal pada kehamilan Ektopik :
1. Ada riwayat terlambat haid atau amenorrhea dan gejala kehamilan
muda.
2. Perdarahan banyak yang tiba - tiba dalam rongga perut sampai
terdapatnya gejala yang tidak jelas sehingga sukar membuat
diagnosisnya
3. Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu.
Nyeri perut bagian bawah, pada ruptur tuba nyeri terjadi tiba - tiba dan
hebat, menyebabkan penderita pingsan sampai shock.
4. Perdarahan pervaginam berwarna cokelat tua
5. Pada pemeriksaan vagina terdapat nyeri goyang bila serviks digerakkan,
nyeri pada perabaan dan kavum douglasi menonjol karena ada bekuan
darah
6. Keadaan umum ibu dapat baik sampai buruk / syok, tergantung
beratnya perdarahan yang terjadi.
7. Level HCG rendah
8. Pembesaran uterus: pada kehamilan ektopik uterus membesar.
9. Gangguan kencing: kadang-kadang terdapat gejala besar kencing
karena perangsangan peritonium oleh darah di dalam rongga perut
27
Gejala tahap lanjut pada kehamilan Ektopik :
1. Rasa sakit perut yang muncul akan terjadi semakin sering
2. Gejala lainnya adalah kulit ibu hamil terlihat lebih pucat
3. Adanya tekanan darah rendah (hipotensi)
4. Terjadinya denyut nadi yang meningkat
5. Shock karena hypovoluemia.
6. Perubahan darah: dapat di duga bahwa kadar haemoglobin turun pada
kehamilan tuba yang terganggu karena perdarahan yang banyak dalam
rongga perut.
3.3.2 Diagnosa Kehamilan Ektopik
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis mendadak (akut)
biasanya tidak sulit. Keluhan yang sering disampaikan ialah haid yang terlambat
untuk beberapa waktu atau terjadi gangguan siklus haid disertai nyeri perut bagian
bawah dan penesmus. Dapat terjadi perdarahan pervaginam.
Yang menonjol ialah penderita tampak kesakitan, pucat dan pada
pemeriksaan ditemukan tanda - tanda syok serta perdarahan dalam rongga perut.
Pada pemeriksaan ginekologik ditemukan servik yang nyeri bila digerakkan dan
kavum douglas yang menonjol dan nyeri raba.
Kesulitan diagnosis biasanya terjadi pada kehamilan ektopik terganggu jenis
apitik atau menahun. Kelambatan haid tidak jelas, tanda dan gejala kehamilan
muda tidak jelas, demikian pula nyeri perut tidak nyata dan sering penderita
tampak tidak terlalu pucat. Hal ini dapat terjadi apabila perdarahan pada
kehamilan ektopik yang terganggu berlangsung lambat. Dalam keadaan demikian,
alat bantu diagnostik amat diperlukan untuk memastikan diagnosis.
Kehamilan ektopik lanjut biasa saja terjadi dimana janin dapat tumbuh terus
karena mendapat cukup zat - zat makanan dan oksigen dari plasenta yang
meluaskan implantasinya ke jaringan sekitarnya, misalnya ligamentum latum,
uterus, dasar panggul, usus, dan sebagainya.
Walaupun diagnosanya agak sulit dilakukan, namun beberapa cara
ditegakkan, antara lain dengan inspeksi maupun palpasi, seperti :
1. Anamnesis dan gejala klinis
28
Riwayat terlambat haid, gejala dan tanda kehamilan muda, adanya
perdarahan per vaginam, ada nyeri perut kanan / kiri bawah. Berat atau
ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam
peritoneum.
2. Pemeriksaan umum : keadaan umum dan tanda vital dapat baik sampai
buruk. Penderita tampak kesakitan dan pucat. Pada jenis tidak mendadak
perut bagian bawah hanya sedikit mengembung dan nyeri tekan
pemeriksaan fisis.
3. Didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor di daerah adneksa.
4. Adanya tanda - tanda syok hipovolemik, yaitu hipotensi, pucat dan
ekstremitas dingin, adanya tanda - tanda abdomen akut, yaitu perut tegang
bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen.
5. Pemeriksaan ginekologis : perdarahan dalam rongga perut tanda syok dapat
di temukan. Tanda kehamilan muda mungkin ditemukan, pergerakan serviks
menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit
membesar dan kadang teraba tumor disamping uterus dengan batas yang
sukar ditentukan, seviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan
dan kiri.
6. Diagnosis pasti kehamilan ektopik terganggu hanya bisa ditegakkan dengan
laparotomi
7. Pemeriksaan Penunjang :
a) Pemeriksaan laboratorium
Hb, Leukosit, urine B-hCG (+). Hemoglobin menurun setelah 24
jam dan jumlah sel darah merah dapat meningkat. Pemeriksaan
hemoglobin dan jumlah sel darah merah berguna dalam menegakan
diagnosis kehamilan ektopik terganggu terutama ada tanda perdarahan
dalam rongga perut,bahwa kadar Hb pada pasien semakin menurun
karena perdarahan yang terus menerus terjadi didalam rongga perut.
b) Pemeriksaan kuldosentesis
29
Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui
apakah dalam kavum Douglas ada darah, cara ini amat berguna dalam
membantu diagnosis kehamilan ektopik terganggu.
c) Pemeriksaan ultra sonografi
Pemeriksaan ini berguna dalam diagnostic kehamilan ektopik
terganggu. Diagnosis pastinya ialah apa bila ditemukan kantong gestasi
diluar uterus yang didalam nya tampak denyut jantung janin. Dan dapat
dinilai kavum uterus,kosong atau berisi. Tidak ada kantung kehamilan
dalam kavum uterus, adanya kantung kehamilan di luar kavum uterus,
adanya massa komplek di rongga panggul.
d) Pemeriksaan laparoskopi
Digunakan sebagai alat Bantu diagnostic terakhir untuk kehamilan
ektopik terganggu. Pada pemeriksaan ini dapat dilihat dengan mata
sendiri perubahan - perubahan pada tuba dan darah yang terkumpul
dalam rongga perut terutama pada kehamilan ektopik yang sudah terjadi
rupture pada tuba.
3.3.3 Penanganan Pada Kehamilan Ektopik
Penanganan kehamilan ektopik terganggu pada umumnya adalah
laparotomi. Pada laparotomi perdarahan selekas mungkin dihentikan dengan
menjepit bagian dari adneksa yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum
penderita terus diperbaiki dan darah dalam rongga perut sebanyak mungkin
dikeluarkan. Dalam tindakan demikian, beberapa hal yang harus dipertimbangkan
yaitu : kondisi penderita pada saat itu, keinginan penderita akan fungsi
reproduksinya, lokasi kehamilan ektopik. Hasil ini menentukan apakah perlu
dilakukan salpingektomi (pemotongan bagian tuba yang terganggu) pada
kehamilan tuba. Dilakukan pemantauan terhadap kadar HCG (kuantitatif).
Peninggian kadar HCG yang berlangsung terus menandakan masih adanya
jaringan ektopik yang belum terangkat.
Penanganan pada kehamilan ektopik terganggu dapat pula dengan transfusi,
infus, oksigen, atau kalau dicurigai ada infeksi diberikan juga antibiotika dan
30
antiinflamasi. Sisa - sisa darah dikeluarkan dan dibersihkan sedapat mungkin
supaya penyembuhan lebih cepat dan harus dirawat inap di rumah sakit.
1. Setelah diagnosis ditegakan, segera lakukan persiapan untuk tindakan
operatif laparatomi.
2. Ketersediaan darah pengganti bukan menjadi syarat untuk melakukan
tindakan operatif karena sumber perdarahan harus dihentikan.
3. Upaya stabilisasi dilakukan dengan segera merestorasi cairan tubuh dengan
larutan kristaloid NS atau RL (500 ml dalam lima menit pertama) atau 2l
dalam dua jam pertama (termasuk selama tindakan berlangsung).
4. Pastikan darah yang dihisap dari rongga obdomen telah melalui alat
pengisap dan wadah penampung yang steril.
5. Saring darah yang tertampung dengan kain steril dan masukan kedalam
kantung darah (blood bag) apabila kantung darah tidak tersedia masukan
dalam botol bekas cairan infus (yang baru terpakai dan bersih) dengan
diberikan larutan sodium sitrat 10ml untuk setiap 90ml darah.
6. Transfusikan darah melalui selang transfusi yang mempunyai saringan pada
bagian tabung tetesan.
7. Tindakan dapat berupa :
a) Parsial salpingektomi yaitu melakukan eksisi bagian tuba yang
mengandung hasil konsepsi tetapi pada kehamilan ektopik terganggu jika
sudah terjadi ruptur maka tuba harus diangkat.
b) Salpingostomi (hanya dilakukan sebagai upaya konservasi dimana tuba
tersebut merupakan salah satu yang masih ada) yaitu mengeluarkan hasil
konsepsi pada satu segmen tuba kemudian diikuti dengan reparasi bagian
tersebut. Resiko tindakan ini adalah kontrol perdarahan yang kurang
sempurna atau rekurensi (hasil ektopik ulangan).
8. Mengingat kehamilan ektopik terganggu berkaitan dengan gangguan fungsi
transportasi tuba yang di sebabkan oleh proses infeksi maka sebaiknya
pasien di beri anti biotik kombinasi atau tunggal dengan spektrum yang
luas.
9. Untuk kendali nyeri pasca tindakan dapat diberikan :
31
a) Ketoprofen 100 mg supositoria
b) Tramadol 200 mg IV
c) Pethidin 50 mg IV (siapkan anti dotum terhadap reaksi hipersensitivitas)
d) Atasi anemia dengan tablet besi (SF) 600 mg per hari
10. Konseling pasca tindakan
a) lanjutan fungsi reproduksi
b) Resiko hamil ektopik ulangan
c) Kontrasepsi yang sesuai
d) Asuhan mandiri selama dirumah
e) Jadwal kunjungan ulang
11. Criteria khusus yang diobati dengan cara ini adalah :
a) Kehamilan di pars ampullaris tuba belum pecah
b) Diameter kantong gestasi ≤ 4cm
c) Perdarahan dalam rongga perut kurang dari 100 ml
3.4 Persalinan Setelah Melahirkan
Kehamilan dengan kondisi gawat darurat yang membutuhkan rujukan segera
seperti : perdarahan, eklamsia, ketuban pecah dini atau kondisi - kondisi gawat
darurat yang lain pada ibu dan bayi. Lama kehamilan berlangsung sampai
persalinan aterm sekitar 280 hari sampai 300 hari, dengan perhitungan sebagai
berikut :
1. Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila berakhir
disebut keguguran.
2. Kehamilan sampai 29 minggu sampai 36 minggu bila terjadi persalinan
disebut prematuritas.
3. Kehamilan berumur 37 minggu sampai 42 minggu disebut aterm.
4. Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau post
datism (serotinus).
Tahapan yang dilakakukan saat persalinan, adalah sebagai berikut :
1. Persalinan Secara Normal :
a) Tahap Pembukaan (Tahap I)
32
In partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah,
karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar karnalis servikalis karena
pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Pada kala ini terbagi
atas dua fase yaitu:
1) Fase Laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat,
sampai pembukaan 3 cm.
2) Fase aktif : yang terbagi atas 3 subfase yaitu akselerasi, steady dan
deselerasi.
Tahap I adalah tahap terlama, berlangsung 12 - 14 jam untuk
kehamilan pertama dan 6 - 10 jam untuk kehamilan berikutnya. Pada
tahap ini mulut rahim akan menjadi tipis dan terbuka karena adanya
kontraksi rahim secara berkala untuk mendorong bayi ke jalan lahir.
Pada setiap kontraksi rahim, bayi akan semakin terdorong ke bawah
sehingga menyebabkan pembukaan jalan lahir. Tahap I persalinan di
sebut lengkap ketika pembukaan jalan lahir menjadi 10 cm, yang berarti
pembukaan sempurna dan bayi siap keluar dari rahim.
Masa transisi ini menjadi masa yang paling sangat sulit bagi ibu.
Menjelang berakhirnya tahap I, pembukaan jalan lahir sudah hampir
sempurna. Kontraksi yang terjadi akan semakin sering dan semakin
kuat. Calon Ibu mungkin mengalami rasa sakit yang hebat, kebanyakan
wanita yang pernah mengalami masa inilah yang merasakan masa yang
paling berat. Calon Ibu akan merasakan datangnya rasa mulas yang
sangat hebat dan terasa seperti ada tekanan yang sangat besar ke arah
bawah, seperti ingin buang air besar. Menjelang akhir kala pertama,
kontraksi semakin sering dan kuat, dan bila pembukaan jalan lahir
sudah 10 cm berarti bayi siap dilahirkan dan proses persalinan
memasuki tahap II.
b) Tahap Pengeluaran Bayi (Tahap II)
Pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan
lebih lama, kira - kira 2 sampai 3 menit sekali. Kepala janin turun
33
masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot - otot dasar
panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Calon
Ibu akan merasa seperti mau buang air besar, dengan tanda anus
terbuka. Pada waku mengedan, kepala janin mulai kelihatan, vulva
(bagian luar vagina) membuka dan perineum (daerah antara anus -
vagina) meregang. Dengan mengedan terpimpin, akan lahirlah kepala
diikuti oleh seluruh badan janin. Daerah perineum bersifa elastis, tapi
bila dokter / bidan memperkirakan perlu dilakukan pengguntingan di
daerah perineum (episiotomi), maka tindakan ini akan dilakukan
dengan tujuan mencegah perobekan paksa daerah perineum akibat
tekanan bayi.
c) Tahap Pengeluaran Plasenta (Tahap III)
Dimulai setelah bayi lahir dan plasenta akan keluar dengan
sendirinya. Proses melahirkan plasenta berlangsung antara 5 sampai 30
menit. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira -
kira 100 sampai 200 cc. Dengan adanya kontraksi rahim, plasenta akan
terlepas. Setelah itu dokter / bidan akan memeriksa apakah plasenta
sudah terlepas dari dinding rahim. Setelah itu barulah dokter / bidan
membersihkan segalanya termasuk memberikan jahitan bila tindakan
episiotomi dilakukan
d) Tahap Pengawasan (Tahap IV)
Tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap
bahaya perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua
jam. Dalam tahap ini ibu masih mengeluarkan darah dari vagina tetapi
tidak banyak, yang berasal dari pembuluh darah yang ada di dinding
rahim tempat terlepasnya plasenta, dan setelah beberapa hari anda akan
mengeluarkan cairan sedikit darah yang disebut lokia yang berasal dari
sisa - sisa jaringan. Pada beberapa keadaan, pengeluaran darah setelah
proses kelahiran menjadi banyak. Ini disebabkan beberapa faktor seperti
lemahnya kontraksi atau tidak berkontraksi otot - otot rahim. Oleh
34
karena itu perlu dilakukan pengawasan sehingga jika perdarahan
semakin hebat, dapat dilakukan tindakan secepatnya.
Gambar 5.
Tahapan Persalinan Secara Normal
2. Persalinan Secara Caesar (Operasi) :
a) Teknik Pembiusan (Tahap I)
Sebelumnya, Anda akan dibius oleh dokter ahli anestesi agar tidak
merasakan nyeri. Cara pembiusan ada dua macam, yaitu secara regional
atau bius umum :
1) Pertama, pembiusan secara regional dilakukan pada daerah tulang
belakang. Cara ini disebut anestesi spinal. Calon Ibu masih sadar
namun bagian perut hingga kaki tidak dapat merasakan apapun.
Kemudian, sayatan pada bagian perut pun dimulai. Pertama adalah
menyayat dinding perut bagian bawah sepanjang kurang lebih 20
cm. Dilanjutkan dengan menyayat dinding rahim sampai bayi
tampak. Bayi pun dikeluarkan perlahan dilanjutkan dengan plasenta
dan tali pusat. Jika tidak ada komplikasi, semua proses ini
memerlukan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Anda segera
pulih pasca operasi.
2) Kedua, pembiusan secara umum, pada keadaan ini calon Ibu tidak
sadar. Pembiusan dilakukan dengan cara memasang alat bantu napas
yang disebut intubasi. Selama pembiusan, sistim pernapasan calon
35
Ibu dibantu dan dimonitor dengan alat. Pembiusan secara umum
dilakukan jika kondisi calon Ibu tidak memungkinkan untuk
dilakukan bius regional / spinal.
b) Cara Operasi Caesar Dilakukan (Tahap II)
Paling sering dibuat sayatan horizontal (mendatar) pada kulit
diperut bagian bawah, kadang dilakukan sayatan vertikal, tergantung
situasi dan penyulit saat operasi dilakukan, biasanya otot perut tidak
perlu dipotong. Selanjutnya dilakukan insisi / sayatan pada rahim,
cairan amnion diisap, dan bayi ditarik keluar dengan hati - hati.
Biasanya operasi ini dilakukan oleh dua orang dokter, seorang dokter
ahli obstetri dan seorang dokter asisten. Ketika bayi keluar, tali pusat
dijepit dan dipotong lalu plasenta dikeluarkan dan rahim diperiksa
secara menyeluruh. Jika tidak ada riwayat operasi caesar yang
menyebabkan perletakan pada rahim atau pengangkatan tumor dirahim
sebelumnya, maka sampai pada tindakan ini diperlukan sekitar waktu
15 menit. setelah bayi lahir, plasenta dikeluarkan. Setelah bayi dan
plasenta lahir, dokter akan menjahit jaringan yang dipotong tadi.
Diperlukan waktu sekitar 30 menit, total tindakan memakan waktu
sekitar 60 menit. Jika calon Ibu pernah dioperasi caesar sebelumnya
waktu yang dibutuhkan lebih lama, tergantung situasi dan dokter yang
menangani pada saat itu. Pada persalinan kembar, butuh waktu 5 menit
setiap kali mengeluarkan bayi.
c) Proses Penyembuhan (Tahap III)
Pada hari pertama setelah melahirkan jika diperlukan, calon Ibu
diberikan obat dalam dosis rendah. Beberapa dokter akan membolehkan
mulai makan padat dalam 24 jam pertama. Adapula yang menunggu
sampai buang angin (kentut) yang menandakan bahwa usus sudah
berfungsi normal.
Pada hari kedua, akan merasa tidak nyaman pada perut. Hal ini
terjadi karena organ pencernaan kembali beraktivitas secara normal
36
setelah mendapat obat penghilang rasa sakit yang menghentikan
aktipitasnya.
Kesembuhan masing - masing Ibu berbeda tergantung dari daya
tahan dan efek obat bius yang digunakan. Jika selama pemantauan
kondisi seorang Ibu stabil, maka dokter akan mengijinkan pulang dari
rumah sakit dan jangan lupa kontrol kembali kedokter, kira - kira
setelah dua minggu.
Gambar 6.
Tahapan Persalinan Secara Caesar (Operasi)
37
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu
yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian
khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit - penyakit yang dijumpai pada
persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain - lain. Perempuan yang sudah
menikah dan dicurigai hamil biasanya akan mengalami hal umum seperti berikut :
tidak datang haid (Amenorea), payudara tegang, mengidang (ingin makanan
khusus), mual dan muntuh (biasanya di pagi hari), pucat, lesu dan letih.
Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan
patologis. Tetapi kondisi normal dapat menjadi patologis / abnormal. Masa hamil
berlangsung 280 hari atau 40 minggu. Dilihat dari definasi kehamilannya, dapat
dibagi menjadi dua yaitu : Intra uterus adalah kehamilan secara umum yaitu
kehamilan yang pertembuhan embrio / janin berada di dalam uterus (rahim) dan
Extra uterus adalah kehamilah yang perkembangan janinnya berada diluar uterus
atau rahim, disaluran tuba falopii. Kehamilan ini biasa kita kenal dengan “hamil
diluar kandungan”. Kehamilan ini tidak mungkin berkembang dan berlanjut
karena akan membahayakan ibu serta janinnnya. Dan janin tidak mungkin hidup
lebih lama lagi sebab ruang hidupnya seharusnya berada dirahim, bukan disaluran
tuba falopii sehingga kehamilan ini menyebabkan kematian janin. Diamati dari
jumlah kehamilan yang terjadi, dapat dibagi juga menjadi dua yaitu : Kehamilan
Tunggal dengan jumlah janin dalam uterus adalah hanya satu atau tunggal,
kehamilan ini berawal dari konsepsi satu ovum dan satu sel sperma saja dan
Kehamilan Gemeli adalah kehamilan ganda atau kembar yaitu hamil dengan dua
janin tunggal atau lebih dua uterus.
Pada tahap persalinan, keluarga pasien dan terutama seorang calon Ibu dapat
memilih jalur persalinan mana yang akan di lakukan, dalam hal ini jalur
persalinan dibagi menjadi dua yaitu : tahap persalinan secara normal dan tahap
persalinan secara caesar (operasi). Penyembuhan atau pemulihan dari masing -
38
masing cara persalinan tersebut berbeda - beda tiap Ibu hamil yang mengalami,
karena semuanya tergantung dengan kekebalan dan daya tahan tubuh pasien Ibu
hamil.
39
DAFTAR PUSTAKA
dr. Nugroho Sp.OG. 2014. Perkembangan Janin Bayi Dalam Kandungan Usia 1 -
40 Minggu. Praktek Rumah. Jombang : Jawa Timur. Tersedia pada :
http://dr-kandungan.com/gambar-proses-bayi-janin-di-dalam-kandungan-
perkembangan-pertumbuhan/ (Diakses pada : Rabu, 29 Juni 2016).
Nasution, Lisna Khairani. 2014. Makalah Kehamilah Normal. STIKES Haji
SUMUT. Medan. Tersedia pada :
http://lisnakhairaninasution.blogspot.co.id/2014/01/makalah-kehamilan-
normal.html (Diakses pada : Selasa, 28 Juni 2016).
Pevi Revina, dkk. 2016. Persalinan Dengan Operasi Caesar. Bidanku. Blogger.
Tersedia pada : http://bidanku.com/persalinan-dengan-operasi-caesar
(Diakses pada : Rabu, 29 Juni 2016).
Pevi Revina, dkk. 2016. Tahapan Proses Persalinan. Bidanku. Blogger. Tersedia
pada : http://bidanku.com/tahapan-proses-persalinan (Diakses pada : Rabu,
29 Juni 2016).
Prabasari, Siska Ningtyas. 2014. Makalah Askeb Kehamilan Antenatal Care
Kunjungan Awal. Program DIII Kebinanan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadyah. Surakarta. Tersedia pada :
http://siskaningtyasp.blogspot.co.id/2014/03/makalah-askeb-kehamilan-
antenatal-care.html (Diakses pada : Selasa, 28 Juni 2016).