Download - PERILAKU ORGANISASI.docx
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya.
Manusia cenderung akan berkelompok-kelompok untuk memenuhi kebutuhan masing-
masing. Kelompok-kelompok tersebut membentuk sebuah organisasi sesuai dengan tujuan
dan harapan kelompok.
Manusia adalah komponen utama sebuah organisasi. Dengan adanya manusialah sebuah
organisasi bisa berjalan. Keadaan sebuah organisasi bergantung terhadadap perilaku
manusianya yang akan menciptakan perilaku organisasi bersamaan dengan berjalannya
sistim organisasi.
Perilkau organisasi sering dibahas dalam berbagai disiplin ilmu karena pentingnya hal
perilaku organisasi ini untuk dibahas. Dalam perilaku organisasi terdapat beberapa model
perilaku organisasi. Jenis model perilaku organisasi dipengaruhi oleh sikap dan perilaku
manusia di dalam organisasi tersebut. Selain model perilaku organisasi, makalah ini akan
membahas pendektan perilaku organisasi, motif dan perilaku individu dalam organisasi dan
motif dan perilaku kelompok dalam organisasi.
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah sebagai berikut.
a. Bagaimana model dalam perilku organisasi yang ada dalam masyarakat ?
b. Apa saja pendekatan dalam perilaku organisasi ?
c. Bagaimana motif dan perilaku individu dalam organisasi ?
d. Bagaimana motif dan perilaku kelompok dalam organisasi ?
3. TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, dirumuskan tujuan sebagai berikut.
a. Untuk menjelaskan model dalam perilku organisasi yang ada dalam masyarakat.
b. Untuk memaparkan pendekatan dalam perilaku organisasi.
c. Untuk menjelaskan motif dan perilaku individu dalam organisasi.
d. Untuk menjelaskan motif dan perilaku kelompok dalam organisasi.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. MODEL DALAM PERILAKU ORGANISASI
Organisasi-organisasi berbeda dari kualitas pengembangan perilau organisasinya.
Perbdaan ini disebabkan oleh adanya perbedaan model-model yang berbeda dalam perilaku
organisasi yang mendominasi pemikiran manajemen organisasi yang bersangkutan. Model
yang dipraktikkan oleh manajer biasanya bersumber pada asumsinya tentang manusia yang
mengarahkan tentang interpretasinya mengenai berbagai peristiwa dalam manajemen.
Muchlas (2005:33) berpendapat bahwa ada empat model dalam perilaku organisasi yaitu
otokratik, kastodial, suportif, dan kolegial.
a. Model Otokratik
Mereka yang dalam posisi pimpinan harus memiliki kekuasaan untuk memerintah dan
karyawan yang tidak mengikuti perintah akan dihukum. Orientasi manajerial yang
otrokratik ini bersuasana formal, ofisial, dan berdasarkan kewenangan. Manajemen
begitu yakin tentang hal-hal yang baik untuk perusahaan sehingga kewajiban karyawan
hanya mengikuti perintah. Orientasi karyawan adalah kepatuhan terhadap atasan, bukan
rasa hormat terhadap manajer. Akibat psikologisnya adalah terjadinya ketergantungan
karyawan terhadap atasan dengan prestasi kerja yang minimal, sekedar untuk
mendapatkan upah kerja yang dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Model ini masih
berguna dengan persyaratan tertentu, misalnya ketika perusahaan dalam keadaan krisis.
b. Model Kastodial
Model kastodial mengarahkan kepada ketergantungan terhadap organisasi. Daripada
tergantung kepada atasan untuk sekedar memenuhi kebutuhan pokok keluarga, lebih baik
tergantung kepada organisasi untuk perasaan aman dan kesejahteraan mereka. Para
karyawan yang bekerja dalam suasana kastodial secara psikologis terlalu mendambakan
penghargaan dan bonus. Akibatnya, mereka betah, puas, dan bahagia, tetapi motivasi
mereka kurang kuat sehingga hanya memberikan kooperasi yang pasif saja. Kelemahan
model ini adalah hampir seluruh produktivitas karyawan hanya sekedar kapasitas rata-
rata, tidak ada motivasi untuk meningkatkan produktivitas meskipun mampu.
c. Model Suportif
Model suportif ini tergantung pada kualitas kepemimpinan bukan pada kekuasaan dan
uang. Melalui kepemimpinan ini manajemen memberikan suasana yang dapat membantu
karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugas organisasi sesuai dengan kapasitasnya.
Pemimpin di sini berasumsi bahwa karyawan tidak pasif dan tidak menentang kemauan
organisasi. Orientasi menejerial di sini adalah memberikan bantuan untuk mneingkatkan
prestasi kerja karyawan, bukan sekedar memberikan upah/bonus seperti yang dilakukan
di pendekatan kastodial.
2
d. Model Kolegial
Model kolegial dikonsepkan sebagai sebuah tim. Model kolegial ini tergantung pada
kemampuan manajemen membangun perasaan kemitraan dengan para karyawan.
Hasilnya para karyawan merasa dibutuhkan dan berguna. Orientasi menejerial di sini
adalah kerja dalam tim, manajer bertindak sebagai pelatih yang membentuk tim yang
lebih kuat. Dalam model ini respon yang diberikan karyawan adalah tanggung jawab.
Dari keempat model tersebut semua mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Empat model perilaku organisasi ini dapat diterapkan dalam beberapa situasi
organisasi yang berbeda-beda. Berikut ini rangkuman empat model perilaku organisasi.
OTOKRATIK KASTODIAL SUPORTIF KOLEGIAL
Dasar model Kekuasaan/kekuatanSumber-sumber ekonomi
Kepemimpinan Kemitraan
Orientasi manajerial
Kewenangan Uang Bantuan Kerja tim
Orientasi karyawan
KepatuhanKeamanan dan keuntungan
Prestasi kerjaPerilaku yang bertanggung jawab
Hasil psikologis pada karyawan
Ketergantungan kepada atasan
Ketergantungan kepada organisasi
Partisipasi Disiplin diri
Kebutuhan karyawan yang terpenuhi
Kebutuhan pokok keluarga (nafkah hidup)
KeamananStatus dan pengakuan
Aktualisasi diri
Hasil/ prestasi kerja
Minimal KooperatifDorongan kerja yang terpacu
Antusiasme sedang
2. PENDEKATAN PERILAKU ORGANISASI
Griffin dalam Sulastomo (online) menyadur tiga pendekatan untuk membahas perilaku
organisasi.Ketiga pendekatan itu adalah sebagai berikut.
a. Pendekatan sistem
Organisasi sebagai kehidupan organis yang harus terus menerus beradaptasi kepada suatu
perubahan lingkungan untuk mempertahankan hidup. Pengorganisasian merupakan proses
memahami informasi melalui pembuatan, pemilihan, dan penyimpanan informasi.
Perilaku organisasi bersandar pada rangkaian proses dan sistem.
b. Pendekatan budaya
Kurniadin (2012:246) berpendapat bahwa budaya diyakini mempunyai pengaruh terhadap
kehidupan organisasi.
3
c. Pendekatan kritik
Kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek dalam
masyarakat, dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh keputusan-keputusan yang dibuat
atas kepentingan pengaturan organisasi-organisasi perusahaan, atau manajerialisme.
Dengan adanya interaksi atau hubungan antar individu dalam organisasi, maka
penelaahan terhadap perilaku organisasi haruslah dilakukan melalui pendekatan-pendekatan
sumber daya manusia (supportif), pendekatan kontingensi, pendekatan produktivitas
dan pendekatan sistem.
a. Pendekatan sumber daya manusia dimaksudkan untuk membantu pegawai agar
berprestasi lebih baik, menjadi orang yang lebih bertanggung jawab, dan kemudian
berusaha menciptakan suasana dimana mereka dapat menyumbang sampai pada batas
kemampuan yang mereka miliki, sehingga mengarah kepada peningkatan keefektifan
pelaksanaan tugas. Pendekatan ini berarti juga bahwa orang yang lebih baik
akan mencapai hasil yang lebih baik pula, sehingga pendekatan ini disebut pula dengan
pendekatan suportif.
b. Pendekatan kontingensi berarti bahwa adanya lingkungan yang berbeda menghendaki
praktik perilaku yang berbeda pula untuk mencapai keefektifan. Disini pandangan
lama yang mengatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen bersifat universal
dan perilaku dapat berlaku dalam situasi apapun, tidak dapat diterima sepenuhnya.
c. Pendekatan produktivitas dimaksudkan sebagai ukuran seberapa efisien suatu
organisasi dapat menghasilkan keluaran yang diinginkan. Jadi, produktivitas yang
lebih baik merupakan ukuran yang bernilai tentang seberapa baik penggunaan sumber
daya dalam masyarakat. Dalam hal ini perlu diingat bahwa konsep produktivitas tidak
hanya diukur dalam kaitannya dengan masukan dan keluaran ekonomis, tetapi
masukan manusia dan sosial juga merupakan hal yang penting. Dengan
demikian, apabila perilaku organisasi yang lebih baik dapat mempertinggi
kepuasan kerja, maka akan dihasilkan keluaran manusia yang baik pula, dan
pada akhirnya akan menghasilkan produktivitas pada derajat yang diinginkan.
d. Pendekatan sistem terutama diterapkan dalam sistem sosial, dimana di dalamnya
terdapat seperangkat hubungan manusia yang rumit yang berinteraksi dalam banyak
cara. Ini berarti, dalam mengambil keputusan para manajer harus mengkaji hal-hal
diluar situasi langsung untuk menentukan dampaknya terhadap sistem yang lebih
besar, sehingga memerlukan analisis biaya dan manfaat (cost – benefit analysis).
Berbagai sumber memaparkan pendekatan yang digunakan dalam memandang perilaku
organisasi. Semua pendekatan memiliki pandangan masing-masing yang semakin
memperkaya pengetahuan dan kritis dalam memandang perilau organisasi.
4
3. MOTIF DAN PERILAKU INDIVIDU DALAM ORGANISASI
Perilaku manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan
lingkungannya.Ketika individu memasuki dunia organisasi maka karakteristik yang
dibawanya adalah kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan
pengalaman masa lalunya. Dan organisasijuga mempunyai karakteristik yaitu keteraturan
yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan-pekerjaan, tugas-tugas, wewenang,
tanggung jawab, sistem penggajian, sistem pengendalian dan lain sebagainya. Jika
karakteristik antara individu digabungkan dengan karakteristik organisasi maka akan
terwujud perilaku individu dalam organisasi . Jadi perilaku individu dalam organisasi adalah
suatu fungsi dari interaksi antara seorang individu dengan lingkungannya ( organisasi ).
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan, dengan kata lain perilaku kita pada
umumnya dimotivasi oleh keinginan untuk memperoleh tujuan tertentu. Dan dalam
mencapai tujuan tertentu seseorang selalu mempunyai motif .Motif timbul dan
mempertahankan aktivitas serta menentukan arah umum perilaku seseorang.Motif atau
kebutuhan merupakan dorongan utama aktivitas.
Atmandai (online) berpendapat bahwa setelah bertahun-tahun teori dan riset
dikembangkan, akhirnya secara umum disepakati, hal sebagai berikut.
Perilaku timbul karena sutu sebab
Perilaku diarahkan pada tujuan
Perilaku yang dapat diamati masih dapat diukur. Membuat laporan, menyusun program,
merangkai sperpart computer, dll.
Perilaku yang tidak langsung dapat diamati seperti: berfikir, berpresepsi juga penting
dalam mencapai tujuan
Perilaku bermotivasi.
a. Dasar-Dasar Perilaku Individu
Perilaku individu/ manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu
dengan lingkungannya.Semua perilaku individu dipengaruhi oleh beberapa karakteristik
yaitu:
a. Karakteristik biografis
Karakteristik biografis merupakan karakteristik pribadi yang terdiri dari:
Usia
Usia sangat mempengaruhi manusia berperilaku terutama dalam organisasi,
semakin tua usianya maka perilaku/ produktifitas akan semakin berkurang.
Jenis kelamin
Ada yang menyatakan bahwa ada perbedaan antara pria dan wanita yang
mempengaruhi kinerja dan perilakunya dalam organisasi, dan ada juga yang
mengatakan tidak ada perbedaan antara keduanya.
Status perkawinan
5
Status perkawinan akan meningkatkan rasa tanggung jawab seseorang terhadap
pekerjaannnya karena nilai pekerjaannya lebih berharga dan penting karena
bertanggung jawab pada keluarga, biasanya karyawan yang telah menikah lebih
puas dengan pekerjaanya disbanding yang belum menikah.
Masa kerja
Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman kerja yang lebih dari
seseorang dibanding rekannya yang baru dan ini akan mempengaruhi perilakunya
dalam bekerja.
b. Kemampuan
Setiap manusia mempunyai kemampuan berfikir tapi kemampuan ini berbeda-beda
ada yang lebih dan ada yang kurang. Seluruh kemampuan seseorang pada hakikatnya
tersusun dari dua factor yaitu: kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.
c. Kepribadian
Kepribadian adalah himpunan karakteristik dan kecenderungan yang stabil serta
menentukan sifat umum dan perbedaan dalam perilaku seseorang.Hal ini paling sering
digambarkan dalam bentuk sifat-sifat yang dapat diukur dan diperlihatkan oleh
seseorang.
d. Determinan kepribadian
Keturunan
Karakteristik kepribadian tidak seluruhnya ditentukan oleh keturunan, tetapi
kebanyakan seorang anak memiliki karakteristik yang hamper sama dengan orang
tuanya.
Lingkungan
Lingkungan memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk kepribadian
seseorang seperti budaya, keluarga, teman-teman, dan kelompok-kelompok social
serta pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.
Situasi
Kepribadian seseorang walaupun pada umumnya mantap dan konsisten, berubah
dalam situasiyang berbeda. Tuntutan yang berbeda dari situasi yang berlainan
memunculkan aspek-aspek yang berlainan dari kepribadian seseorang.
e. Pembelajaran
Pembelajaran adalah setiap perubahan yang relative permanen dari perilaku yang
terjadi sebagai hasil pengalaman. Suatu perubahan proses berfikir atau sikap seorang
individ, jika tidak diiringi dengan perubahan perilaku, nelum merupakan
pembelajaran. Perbedaan dimensi individu dalam sebuah organisasi dipengaruhi oleh:
konsep diri, cirri kepribadian, sikap, kemampuan, dan emosi. Konsep diri adalah
bagaimana anda memandang diri sendiri, kepribadian adalah bagaimana anada
menampilkan diri anda didepan orang lain.
6
b. Sifat-sifat Manusia
Untuk memahami sifat-sifat manusia kita harus menganalisa prinsip-prinsip dasar pada
manusia tersebut. Prinsip-prinsip itu adalah:
1. Perilaku manusia tidak sama karena perbedaan kemampuan.
Setiap manusia mempunyai kemampuan yang berbeda dengan yang lainnya.Karena
keterbatasannya seseorang berbuat dan berperilaku berbeda dengan yang lainnya.
Sebagai contoh: Seseorang bisa mengerjakan tugas dalam waktu 10 menit, orang lain
memerlukan waktu 30 menit dengan tugas yang sama. Begitu juga dalam organisasi
seorang atasan bisa mengatasi persoalan yang rumit hanya memerlukan waktu
beberapa saja, tapi tidak dengan pimpinan yang lain, ia memerlukan puasa tiga hari
tiga malam, dan hal-hal yang lai yang harus dilakukannya untuk menyelesaikan
masalah itu. Perbedaan kemampuan ini ada yang menyatakan karena dibawa sejak
lahir dan takdir, adajuga menyatakan karena perbedaannya menyerap informasi dari
suatu segala, ada juga yamg menyatakan karena keduanya. Perbedaan kemampuan
seseorang dapat dipergunakan untuk memprediksi pelaksanaan dan hasil kerja
seseorang yang bekerja sama dalam organisasi.
2. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda
Manusia berperilaku karena didorong oleh serangkaian kebutuhan dan kebutuhan
setiap manusia pasti berbeda Kebutuhan merupakan beberapa pernyataan di dalam diri
seseorang yang menyebabkan seseorang itu berbuat untuk mencapainya sebagai suatu
objek atau hasil. Begitu juga dalam organisasi seperti seorang karyawan yang
didorong untuk mendapatkan tambahan gaji supaya bisa hidup satu bulan dengan
keluarganya, tingkah lakunya akan berbeda dengan seorang karyawan yang didorong
oleh keinginan untuk mendapatkan jabatan, kedudukan agar mendapatkan harga diri
didepan orang lain. Kadang kala seseorang ketika sudah memenuhi kebutuhan yang
satu dia akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang belum tercapaikan. Pemahaman
tentang kebutuhan yang berbeda dari seseorang ini amat bermanfaat untuk memahami
konsep perilaku seseorang dalam organisasi.
3. Orang berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana
bertindak.
Kebutuhan manusia dapat dipenuhi lewat perilakunya masing-masing.Dan dalam
menentukan perilaku seseorang membuat pilihan dalam bentuk sejumlah rangkain
perilaku yang terbuka baginya.
4. Seseorang memahami lingkungannya dengan hubungannya dengan pengalaman masa
lalunya
Memahami lingkungan adalah suatu proses aktif, dimana seseorang mencoba
membuat lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses yang aktif ini mengakui
secara selektif aspek-aspek yang berbeda dari lingkungannya, menilai apa yang
dilihatnya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu, dan mengevaluasi apa
7
yang dialami itu dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilainya.
Oleh karena kebutuhan-kebutuhan dan pengalaman seseorang itu seringkali berbeda
sifatnya, maka persepsinya terhadap lingkungan juga akan berbeda. Sebagai contoh:
orang-orang dalam organisasi yang sama seringkali mempunyai perbedaan di dalam
berpengharapan mengenai suatu jenis perilaku yang membuahkan suatu penghargaan,
misalnya naiknya gaji dan cepatnya promosi, dan lain-lain.
5. Seseorang mempunyai reaksi senang atau tidak senang
Setiap orang dalam menanggapi sesuatu hal akan memiliki tindakan-tindakan yang
berbeda, dikarenakan mereka mengevaluasi suatu hal dengan cara senang atau tidak
senang. Seseorang merasa puas mendapatkan gaji tertentu dan ada juga merasa tidak
puas mendapatkan gaji yang sama. Hal seperti ini dapat dikatakan bahwa orang
membuat salah persepsi terhadap suatu hasil yang dicapai oleh orang lain yang
mengakibatkan kurang tepatnya proses perbandingannya.perasaan senang atau tidak
senang ini akan membuat seseorang berbuat berbeda dengan orang lain dalam rangka
menanggapi suatu hal.
6. Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang
Perilaku seseorang itu ditentukan oleh banyak factor.Ada kalanya perilaku seseorang
dipengaruhi oleh kemampuannya, ada pula oleh kebutuhannya dan ada juga
dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya. Oleh karena banyaknya factor yang
mempengaruhi perilaku manusia, maka sering kali suatu organisasi akan mendapatkan
kesulitan di dalam menciptakan suatu keadaan yang memimpin kearah tercapainya
evektifitas pelaksanaan kerja.
Dapat diketahui bahwa diantara banyaknya factor yang mempengaruhi perilaku
seseorang, kiranya perlu diadakan penelitian yang seksama manakah fakor-faktor
yang paling dominan dalam mempengaruhi perilaku tersenut.Dari faktor yang sudah
diketahui tersebut kemudian dikembangkan untuk mendapatkan keevektivitasan
pelaksanaan pekerjaan dalam suatu organisasi.Kalau didapatkan hasil bahwa perilaku
untuk menciptakan evektivitas kerja banyak ditentukan karena kebutuhannya maka
seorang pemimpin dapat merancang suatu suatu rencana kerja yang mengarah
terpenuhinya kebutuhan tersebut.Kalau seandainya disebabkan karenakemampuan
karyawan, maka pemimpin dapat merencanakan peningkatan kemampuan tersebut
baik dengan jalan latihan jabatan atau di sekolahan. Dalam organisasi variable
individu, keorganisasian, dan psikologis tidak hanya mempengaruhi perilaku tetapi
juga prestasi.
4. MOTIF DAN PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI
Setiap individu dalam kehidupannya mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda,
sehingga dengan sifat dan karakteristik setiap individu yang berbeda-beda, tentunya akan
mempunyai potensi yang besar pula apabila diwujudkan kedalam suatu kepentingan dan
8
tujuan bersama atau kelompok. Setelah setiap individu masuk kedalam kepentingan dan
tujuan kelompok, maka perilaku mereka akan menjadi perilaku kelompok untuk
kebersamaan.
Perilaku kelompok adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh dua atau lebih individu
yang berinteraksi dan saling mempengaruhi dan saling bergantung untuk menghasilkan
prestasi yang positif baik untuk jangka panjang dan pertumbuhan diri.
Bila satu kelompok terdapat dalam satu organisasi maka anggotanya harus: Termotivasi
untuk bergabung, menganggap kelompok sebagai kesatuan unit dari orang yang berinteraksi,
berkontribusi da;lam berbagai jumlah proses kelompok, dan mencapai kesepakatan dan
ketidaksepakatan melalui berbagi interaksi.
Suatu kelompok dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelompok formal dan kelompok
informal. Kelompok formal adalah kelompok yang didefenisikan oleh struktur organisasi
seperti: preiden dengan staf menterinya, ketua DPR dengan anggota komisi, dan lain-lain.
Kelompok informal adalah kelompok yang terstruktur atau tidak, formal atau tidak ditetapkan
secara organisasi, muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan akan kontak sosial.
Kelompok merupakan bagian dalam kehidupan manusia. Tiap hari manusia akan terlibat
dalam aktifitas kelompok, demikian juga kelompok merupakan bagian dari organisasi, dalam
organisasi akan banyak ditemui kelompok-kelompok.Karakteristik suatu kelompok yaitu:
adanya dua orang atau lebih, berinteraksi satu sama lain, saling memebagi beberapa tujuan
yang sama, dan melihat dirinya sebagai suatu kelompok.
a. Dasar-Dasar Perilaku Kelompok
Dasar-dasar perilaku kelompok terdiri dari:kondisi eksternal pada kelompok, sumber daya
anggota,sumber kelompok, proses kelompok,tugas-tugas kelompok,kinerja dan kepuasan,
teori psikologi.
1. Kondisi eksternal pada kelompok
Startegi organisasi: meliputi tujuan-tujuan organisasi dan cara-cara untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan tersebut.
Struktur otoritas: ketentuan mengenai otoritas yang dimilki oleh setiap bagian/ setiap
individu dalam suatu organisasi karena setiap individu atau kelompok memilki
otoritas yang berbeda.
Peraturan formal: ketentuan mengenai aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain
dari peraturan induk membakukan perilaku karyawan.
Sumber daya organisasional: merupakan sumber daya uang, waktu, bahan mentah,
peralatan yang dialokasikan oleh organisasi pada kelompok.
Proses seleksi perilaku para personil: criteria-kriteria tertentu yang digun akan dalam
proses merekrut karyawan, proses seleksi tersebut akan menempatkan man in the
right place
9
Evaluasi kinerja dan system ganjaran: proses melakukan evaluasi terhadap hasil
kerja anggota kelompok setelah dievaluasi, maka perlu diteruskan dengan system
ganjaran akan hasil evaluasi tersebut.
Budaya organisasi: merupakan standar untuk keryawan mengenai perilaku yang
dapat diterima dengan baik dan yang tidak dapat diterima.
2. Sumber daya anggota
Adapun sumber daya yang berperan sangat penting pada anggota individu, yaitu
kemampuan dan karakteristik kepribadian.
Kemampuan
Ada hubungan antara kemampuan intelektual dengan relevansi tugas terhadap
kinerja kelompok.
Karakteristik kepribadian
Ada hubungan antara karakterisitik kepribadian yang positif dalam budaya terhadap
produktifitas, semangat, dan kekohesifan kelompok.
3. Struktur kelompok
Kelompok kerja memiliki struktur yang dapat membentuk perilaku anggota kelompok
tertentu. Ada beberapa variable struktur kelomp[ok yaitu: kepemimpinan formal, peran,
norma, status kelompok, ukuran kelompok, dan komposisi kelompok.
Kepemimpina formal
Pemimpin formal hampir selalu ada dalam setiap kelompok kerja. Pemimpin ini
mempunyai peran penting dalam keberhasilan kelompok.
Peran
Tiap-tiap anggota kerlompok memainkan suatu peran. Hasilny akan baik apabila
peran dimainkan dengan konsisten. Tapi sering seseorang dituntu memainkan peran
yang berbeda. Didalam berperan juga seringkali terjadi konflik dan pengalaman
selain tuntutan dari pemberi peran dalam organisasi.
Norma
Adalah standar perlaku yang dapat diterima dengan baik dalam suatu kelompok dan
digunakan oleh semua anggota dalam kelompok tersebut. Norma tiap kelompok akan
berbeda denngan norma kelompok lainnya.
Status
Status adalah posisi yang didefenisikan secara social yang diberikamn kepada
kelompok atau anggota oleh orang lain. Status mempengaruhi kekuatan norma dan
tekanan dalam kelompok.
Komposisi
Untuk menyelesaikan suatu kegiatan, kelompok yang terdiri dari beranekaragam
keterampilan dan pengetahuan akan lebih efektif disbanding kelompok yang
anggotanya homogen.
4. Proses kelompok
10
Dalam tugas kelompok, sumbangan tiap individu tidak tampak dengan jelas karena ada
individu yang mengurangi upayanya sehingga hasil yang diperoleh oleh kelompoktidak
maksimal tetapi ada juga individu yang menciptakan keluaran (output) lebih besar dari pada
masukkan (input)
5. Tugas-tugas kelompok
Tugas yang memiliki tingkat ketidakpastian tinggi menuntut lebih banyak pemrosesan
informasi, tergantung pada:
Pengambilan keputusan kelompok
Keputusan yang diambil oleh dua orang atau lebih lebih naik dari pada satu orang.
Kenyataannya pada saat ini banyak keputusan dalam organisasi yang diambil oleh
kelompok, tim, komite. Ada beberapa keuntungan dan kerugian dari pengambilan
keputusan berdasarkan pada kelompok, yaitu:
Keuntungan kelompok: informasi dan pengetahuan lebih lengkap, lebih banyak
pendekatan dan alternativ dapat dikembangkan, meningkatkan dukungan dan keputusan
terhadap keputusan yang dibuat dan dilaksanakan oleh kelompok, dan kegitimasi
meningkat. Keruguian dari kelompok: menghabiskan waktu, tekanan untuk sesuai,
dominasi oleh beberapa orang, tanggung jawab kembar.
Teknik pengambilan keputusan
Tekniki pengambilan keputusan dalam kelompok yaitu: interaksi, sumbang saran. Teknik
kelompok nominal, teknik delphhi, pertemuan elektronik.
6. Kinerja dan kepuasan
Ada beberapa factor yang berhubungan dengan dengan kinerja yaitu: persepsi peran,
norma, status, ukuran kelompok, susunan demografis, tugas kelompok, dan kekohesifan.
Keputusan anggota dipengaruhi oleh hubungan persepsi, peran kinerja antara atasan dan
bawahan.
7. Teori psikologi
The collaborative Classroom. Kegiatan kerjasama adalah jika 2 orang atau lebih bekerja
sama untuk tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Dengan demikian terdapat dua
unsure yaitu kerjasama, saling ketergantungan yang positif. Kekompakan dalam kelompok
akan terwujud bila setiap anggota mempunyai perasaan bahwa dirinya merupakan begian
dari suatu kelompok dan perasaan tersebut harus beredasarkan pada kepercayaan.
b. Saling Pengertian Antar Kelompok
1. Pengaruh konflik antar kelompok
Konflik antar kelompok terjadi karena tiap-tiap kelompok ingin mengejar kepentingan
atau tujuan kelompoknya masing-masing. Konflik yang terjadi anatar kelompok dapat
memberikan hasil yang bermanfaat bagi organisasi (fungsional) atau dapat memberikan
hasil yang negative (disfungsional). Dan konflik mempunyai kaitan dengan prestasi kerja
kelompok atau organisasi, diman ia dapat bersifat deskruktif maupun konstruktif.
11
2. Hubungan antar kelompok
Hubungan antar kelompok terdiri dari jaringan dan koalisi, peran ganda, peran khusus
manajemen.
3. Negosiasi
Proses negosiasi dapat menyebabkan kelanjutan kerjasama untuk mencapai tujuan
bersama dan usaha kerjasama untuk menciptakan nilai-nilai yang tidak terdapat
sebelumnya. Proses negosiasi adalah pengalaman yang sangat berorientasi pada manusia.
Untuk menambah pemahaman akan tujuan, kebutuhan, dan keinginan pihak lain,
perunding yang sukses beusaha untuk memahami sifat kepribadian yang relevan dari
individu yang lain yang berunding.
c. Teori-Teori Pembentukan Kelompok
Ada beberapa kedekatan yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan
kelompok, yaitu:
1. Teori kedekatan
Teori ini adalah teori yang sangat dasar dan menjelaskan tentang adanya afiliasi diantara
orang-orang tertentu. Seseorang berhubungan dengan orang lain disebabkan adanya
kedekatan.
2. Teori interaksi
Teori ini menjelaskan pembentukan kelompok berdasarkan aktivitas-aktivitas, interaksi-
interaksi, sentiment-sentimen (perasaan dan emosi). Dan semuanuya saling berhubungan.
Semakin banyak aktifitas seseorang dilakukan dengan orang lain, semakin beraneka
interaksi-interaksinya dan semaki kuat tumbuhnya sentiment-sentimen mereka.
Semakin banyak interaksi-interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak
kemungkinan aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain.
Semakin banyak aktivitas-aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain, dan
semakin banyak sentiment seseorang dipahami olleh orang lain, maka semakin banyak
kemungkinan ditularkan aktivitas dan interaksi-interaskri.
3. Teori keseimbangan
Teori menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah didasarkan atas
kesamaan sikap didalam menanggapi sesuatu tujuan
4. Teori pertukaran
Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori kedekatan,
teori interaksi, dan teori keseimbangan memeinkan peranan dalam teori ini.
d. Motif Pembentukan Kelompok
Ada beberapa alasan mengapa mausia/setiap individu memerlukan kelompok atau
membentuk kelompok, yaitu:
1. Untuk pemuasan kebutuhan
12
Keinginan untuk memuaskan kebutuhan menjadi motifasi utama dalam pembentukan
kelompok, khususnya dalam hak keamanan, social, harga diri dan kebutuhan aktualisasi
diri. Khusus aktualisasi diri ini dapat dipuaskan apabila bergabung dengan kelompok.
2. Adanya kedekatan dan daya tarik
Setiap individu memerlukan adany interaksi antarpribadi, oleh karena itu perlu adanya
kedekatan atau daya tarik tertentu berdasarkan pada persepsi, sikap, prestasi, atau
kesamaan motivasi.
3. Adanya tujuan kelompok
Setiap manusia pasti emepunyai tujuan dalam hidupnya, apalagi tujuan tersebut
diaplikasikan dalam kelompok akan mempunyai derajat yang lebih tinggi, manakala
setiap keinginan dan tujuan tersebut menyatu dan menghasilkan tujuan kelompok.
4. Alasan ekonomi
Suatu hal yang dapat diharapkan dari kelompok adalah kekuatan yang mempunyai nilai
lebih. Jika ada motif ekonomi dapat mendorong adanya kerja kelompok yang lebih
optimal, dan jika individu bekerja optimal maka yang diuntungkan adalah kelompok
Dasar-dasar yang membuat terjadinya hubungan antar kelompok dalam buku prilaku organisasi
karya miftah thoha yaitu:
1. Kesempatan untuk berinteraksi
Interaksi antar individu akan menimbulkan adanya daya tarik, dan karena adanya daya
tarik antar individu itu akan menimbulkan hubungan kelompok.
2. Kesamaan latar belakang
Kesamaan latar belakang seperti misalnya: usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, ras
kebangsaan, dan lainnya akan memudahkan dan cenderung membuat individu mau untuk
berinteraksi satu sama lain. Kesamaan latar belakang juga merupakan daya tarik
mengapa seseorang melakukan hubungan dan interaksi sesamanya. Sebagai contoh
mahasiswa Malaysia yang belajar di Indonesia akan cenderung berhubungan dengan
sesamanya.
3. Kesamaan sikap
Daya tarik orang-orang yang berinteraksi yang disebabkan oleh kesamaan sikap dapat
diliahat dalam pergaulan-pergaulan: antara mahasiswa, orang bertetangga, teman
sejawat, pasangan yang sudah menikah, tentara, buruh, dan lain-lain. Kesamaan yang
mereka miliki didasarkan dari pengalaman yang melatarbelakangi itu membawa orang-
orang kearah kesamaan sikap. Dan karena kesamaan sikap itu membuat mereka
cenderung bergaul sesamanya.
13
SIMPULAN
Perilaku organisasi adalah bagian dari manajemen, yang dalam praktiknya lebih
merupakan seni manajemen. Seorang menejer atau pimpinan tidak harus terikat pada
pengetahuan manajemen secara kaku, tetapi lebih memilih model perilaku organisasi dalam
manajemen yang efektivitas dan efisiensinya bersifat variatif tergantung struktur organisasi,
proses manajemen, situasi, tempat, waktu pengambilan keputusan.
Motif individu dan kelompok dalam berorganisasi sangat beragam, semua bergantung
kepada faktor biografis, kemmapuan, kepribadian, lingkungan, dan kondisi eksternal kelompok.
Hal ini harus disikapi dengan baik agar tercipta perilaku organisasi yang menimbulkan rasa
aman, nyaman, dan dapat memenuhi semua kebutuhan bersama.
14
DAFTAR RUJUKAN
http://atmandai.blogspot.com/2010/10/perilaku-individu-dan-kelompok-dalam-organisasi.html
http://sulastomo.blogspot.com/2010/12/pendekatan-dalam-organisasi.html
http://studimanajemen.blogspot.com/2012/10/pendekatan-perilaku-organisasi.html
Kurniadin, Didin & Imam Muchali. 2012. Manajemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip
Pengelolaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruz Media
Muclas, Makmuri. 2005. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gadjahmada University Press.
15