Download - Perencanaan Tebal Overlay
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tidak dapat disangkal bahwa Jalan Raya memiliki fungsi penting dalam
kehidupan manusia. Sebagian besar kegiatan transportasi manusia
menggunakan Jalan raya. Pengaruh yang besar tersebut mengakibatkan jalan
raya memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan
perekonomian serta pembangunan suatu negara. Kesadaran akan pentingnya
fungsi jalan raya dalam kehidupan manusia telah mendorong banyak
penelitian tentang desain lapis perkerasan jalan raya untuk mencari teknologi
yang memungkinkan manusia dapat merencanakan perkerasan jalan raya
secara lebih efektif dan efisien.
Perkerasan jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan tanah
dasar (subgrade), yang berfungsi untuk menopang beban lalu-lintas. Jenis
kon-struksi perkerasan jalan pada umumnya ada dua jenis, yaitu :
• Perkerasan lentur (flexible pavement) dan
• Perkerasan kaku (rigid Pavement)
Selain dari dua jenis tersebut, sekarang telah banyak digunakan jenis
gabungan (composite pavement), yaitu perpaduan antara lentur dan kaku.
Perencanaan konstruksi perkerasan juga dapat dibedakan anatara perencanaan
untuk jalan baru dan untuk peningkatan (jalan lama yang sudah pernah
diperkeras).
Perencanaan jalan lama dilakukan karna adanya kerusakan yang terjadi
dipermukaan biasanya adalah retak-retak (cracking), lubang (pot hole), alur
(ruting), pelepasan butir (ravelling), pengelupasan lapisan permukaan (stripping),
dan lain lain. Perencanaan jalan lama biasanya berupa perbaikan atau peningkatan
kualitas jalan yg sudah mulai mengalami kerusakan, metode perencanaan yang
biasa digunakan dalam perencanaan jalan lama adalah metode analisa komponen.
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 1
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat dirumuskan dari latar belakang diatas adalah :
1. Bagaimana flowchart perhitungan lapisan tambahan (overlay)?
2. Bagaimana contoh perhitungan lapisan tambahan (overlay)?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana flowchart perhitungan lapisan tambahan
(overlay).
2. Untuk mengetahui bagaimana contoh perhitungan lapisan tambahan
(overlay)
1.4 Manfaat Penulisan
Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
1. Mahasiswa, yang nantinya akan menggunakan makalah ini sebagai
referensi materi dalam kegiatan perkuliahan.
2. Penulis, untuk menambah pengalaman dan pengetahuan agar dapat
merencanakan hal yang sama ketika berada di dunia kerja.
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 2
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
BAB II
ISI
2.1 PERKERASAN JALAN
Perkerasan Jalan adalah konstruksi yang dibangun diatas lapisan
tanah dasar (subgrade), yang berfungsi untuk menopang dan menyebarkan
beban lalu lintas tanpa menimbulkan kerusakan yang berarti bagi jalan itu
sendiri. Dengan demikian Jalan memberikan kenyamanan kepada
pengemudiselama masa pelayanan jasa. Untuk perencanaannya perlu
dipertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhi funsi pelayanan
konstruksi sebagai berikut :
a. Fungsi Jalan
b. Kinerja perkerasan
c. Umur rencana
d. Lalu lintas yang merupakan beban dari perkerasan jalan
e. Sifat tanah dasar
f. Sifat dan banyak material yang tersedia dilokasi,yang akan
digunakan sebagai bahan lapisan perkerasan.
2.2 PERKERASAN LENTUR
Struktur perkerasan jalan lentur dibuat secara berlapis terdiri dari
elemen perkerasan: lapisan pondasi bawah (sub base coure) – lapisan
pondasi atas (base coure) – lapisan permukaan (surface course) yang
dihampar pada tanag dasar (sub grade).
Masing-masing elemen lapisan diatas termasuk tanah dasar
secara bersama-sama memikul beban lalu – lintas. Tebal struktur
perkerasan dibuat sedemikian rupa sampai batas kemampuan tanah
dasar memikul beban lalu – lintas, atau dapat dikatakan tebal struktur
perkerasan sangat tergantung pada kondisi atau daya dukung dasar.
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 3
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
2.2.1 LAPIS TANAH DASAR (SUB GRADE)
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat
tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanag dasar.
Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut:
a) Perubahan bentuk tetap (deformasi permanent) dari macam tanah
tertentu akibat beban.
b) b. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat
perubahan kadar air.
c) Daya dukung tanah yang tidak merata dan sukar ditentukan secara
pasti pada daerah dengan macam tanag yang sangat berbeda sifat
dan kedudukannya, atau akibat pelaksanaan.
d) d. Lendutan dan lendutan balik selama dan sesudah pembebanan
lalu-lintas dari macam tanah tertentu.
e) Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu-lintas dan
penurunan yang diakibatkannya, yaitu pada tanah berbutir kasar
(granular soil) yang tidak dipadatkan secara baik pada saat
pelaksanaan.
Tidak semua jenis tanah dapat digunakan sebagai tanah dasar
pendukung badan jalan secara baik, karena harus dipertimbangkan
beberapa sifat yang penting untuk kepentingan struktur jalan, seperti:
- Daya dukung dan kestabilan tanah yang cukup.
- Komposisi dan gradasi butiran tanah.
- Sifat kembang susut (swelling) tanah.
- Kemudahan untuk dipadatkan.
- Kemudahan meluluskan air (drainase)
- Plastisitas dari tanag.
- Sifat ekspansive tanah dan lain-lain.
Pemilihan jenis tanah yang dapat dijadikan tanah dasar melalui
penyelidikan tanah menjadi penting karena tanah dasar akan sangat
menentukan tebal lapis perkerasan diatasnya, sifat fisik perkerasan
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 4
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
dikemudian hari dan kelakuan perkerasan seperti deformasi permukaan
dan lain sebagainya.
Para perancang dan pelaksaan harus menganti betul bagaimana
sifat dan karakteristik tanah dari bahan material tanah dasar. Disiplin
ilmu mekanika tanah dan geoteknik sangat membantu untuk
mengantisipasi perilaku dari tanah dasar, sebelum benar-benar dipilih
sebagai subgrade (pertimbangan perancangan) dan sebelum dilaksanakan
pengerjaannya sebagai struktur perkerasan yang paling bawah
(pertimbangan pelaksanaan).
2.2.2 LAPIS PONDASI BAWAH (SUB-BASE COURE)
Lapis pondasi bawah (subbase) adalah suatu lapisan perkerasan
jalan yang terletak antara tanah dasar dan lapis pondasi “atas” (base), yang
berfungsi sebagai bagian perkerasan yang meneruskan beban diatasnya,
dan selanjutnya menyebarkan tegangan yang terjadi ke lapis tanah dasar.
Lapis pondasi bawah dibuat diatas tanah dasar yang berfungsi
diantaranya sebagai:
a. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan
menyebarkan beban roda.
b. Menjaga efisiensi penggunaan material yang relative murah agar
lapisan-lapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnya (penghematan
biaya konstruksi).
c. Untuk mencegah tanah dasar masuk kedalam lapis pondasi.
d. Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan dapat berjalan lancer.
Hal ini sehubungan dengan terlalu lemahnya daya dukung tanah
dasar terhadap roda-roda alat-alat berat atau karena kondisi lapangan yang
memaksa harus segera menutup tanah dasar dari pengaruh cuaca.
Bermacam-macam material setempat (CBR > 20%, PI < 10%)
yang relative lebih baik dari tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan
pondasi bawah.
Ada berbagai jenis lapis pondasi bawah yang sering dilaksanakan
yaitu:
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 5
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
a.Pondasi bawah yang menggunakan batu pecah, dengan balas pasir.
b.Pondasi bawah yang menggunakan sirtu yang mengandung sedikit
tanah.
c.Pondasi bawah yang menggunakan tanah pasir.
d.Pondasi bawah yang menggunakan aggregate.
e.Pondasi bawah yang menggunakan material ATSB (Asphalt Treated
Sub-Base) atau disebut Leston Bawah (Lapis Aspal Beton Pondasi
Bawah).
f. Pondasi bawah menggunakan stabilitas tanah.
2.2.3 LAPIS PONDASI ATAS (BASE COURSE)
Lapis pondasi atas (LPA) adalah suatu lapisan perkerasan jalan
yang terletak antara lapis permukaan dan lapis pondasi “bawah” (subbase),
yang berfungsi sebagai bagian perkerasan yang mendukung lapis
permukaan dan beban-beban roda yang bekerja diatasnya dan
menyebarkan tegangan yang terjadi ke lapis pondasi bawah, kemudian ke
lapis tanah dasar.
Lapis pondasi atas dibuat diatas lapis pondasi bawah yang
berfungsi diantaranya:
a. Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda.
b. Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.
c. Meneruskan limpahan gaya lalu lintas ke lapis pondasi bawah.
Bahan-bahan untuk pondasi atas, umumnya harus cukup kuat dan
awet sehingga dapat menahan beban roda. Sebelum menentukan suatu
bahan untuk digunakan sebagai lapis pondasi atas, hendaknya dilakukan
penyeledikan dan pertimbangan sebaik-baiknya sehubungan dengan
persyaratan teknik yang ada.
Bermacam-macam bahan aqlam/bahan setempat (CBR > 50%, PI <
4%) dapat digunakan sebagai bahan lapis pondasi atas, antara lain : batu
pecah, kerikil pecah, dan / atau stabilitas tanah dengan semen atau kapur.
Secara umum dapat berupa:
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 6
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
a. Pondasi atas yang menggunakan material pondasi Telford.
b. Pondasi atas yang menggunakan material aggregate.
c. Pondasi atas yang menggunakan material ATB (Asphalt Treated
Base) atau disebut Laston (Lapis Aspal Beton) Atas.
d. Pondasi atas menggunakan stabilisasi material.
2.2.4 LAPIS PERMUKAAN (SURFACE COURSE)
Fungsi lapis permukaan antara lain:
a. Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda.
b. Sebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan dari kerusakan
akibat cuaca.
c. Sebagai lapisan aus (wearing course).
Bahan untuk lapis pemukaan umumnya adalah campuran bahan
agregat dan aspal, dengan persayatan bahan yang memenuhi standar.
Penggunaan bahan aspal diperlukan sebagai bahan pengikat agregat dan
agar lapisan dapat bersifat kadap air; disamping itu bahan aspal sendiri
memberikan bantuan tegangan tarik, yang berarti mempertinggi daya
dukung lapisan terhadap beban roda lalu-lintas.
Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu dipertimbangkan
kegunaan, umur rencana, serta pertahanan konstruksi, agar dicapai manfaat
yang sebesar-besarnya dari biaya yang dikeluarkan.
Bahan yang umum digunakan untuk Lapis Permukaan adalah:
- Asphaltic Concrete=AC(LASTON)= Lapis Aspal Beton).
- Hot Rolled Asphalt (HRA) dalam hal ini HRS (Hot Rolled) Sheet)=
LATASTON (Lapis Tipis Aspal Beton)
- LASBUTAG (Lapis Aspal Buton Aggregat Campuran dingin).
- LATASBUM (Lapis Tipis Aspal Buton Murni)
- LATASIR (Lapis Tipis Aspal Pasir)
- BURAS (Laburan Aspal)
- BURDA (Laburan Aspal Dua Lapis) dan BURTU (Labur Aspal Satu
Lapis)
- SMA (Split Mastic Asphalt).
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 7
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
- BMA (Butonized Mastic Asphalt), dll.
2.3 LAPISAN TAMBAHAN (OVERLAY)
Lapisan tambahan (overlay) atau bisa juga disebut perkuatan
perkerasan jalan lama, dapat didefinisikan sebagai lapisan yang dipasang
diatas lapisan konstruksi perkerasan lama yang telah mengalami beberapa
kerusakan dengan tujuan meningkatkan kekuatan struktur perkerasan yang
ada agar dapat melayani lalu lintas yang direncanakan selama kurun waktu
yang akan datang.
Gambar 2.1 Struktur Perkerasan Jalan (dengan Overlay)
Lapisan tambahan ini harus segera dikerjakan pada lapisan
perkerasan yang mengalami kerusakan, agar tetap menjaga kenyamanan
dan keamanan dari pengguna jalan. Namun sebelum perencanaan tebal
lapis ulang dapat terlaksana, perlu dilakukan terlebih dahulu survey
kondisi permukaan dan kelayakan struktural konstruksi perkerasan.
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 8
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
2.3.1 Survey Kondisi Perkerasan Jalan Lama (Existing Pavement)
Perlu dilakukan survey kondisi permukaan, yang bertujuan
untuk mengetahui tingkat kenyamanan (rideability) permukaan
jalan saat ini. Yang mana kerusakan yang terjadi dipermukaan
biasanya adanya retak-retak (cracking), lubang (pot hole), alur
(ruting), pelepasan butir (ravelling), pengelupasan lapisan
permukaan (stripping), kriting (corrugation), amblas
(depression), bleeding, sungkur (shoving), dan jembul
(upheavel).
Survey penilaian terhadap kondisi perkerasan jalan lama
(existing pavement), yang meliputi lapis permukaan lapis
pondasi atas, dan lapis pondasi bawah serta tanah dasar. Survey
kondisi permukaan ini dapat dilakukan dengan cara melakukan
uji DCP (dynamic cone penetrometer) yang bertujuan untuk
mengumpulkan data-data lapangan yaitu data CBR di masing-
masing permukaan.
2.3.2 Menentukan nilai LHRTentukan LHR pada awal dan akhir umur rencana
Nilai LHR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
LHR =jumlah kendaraantertinggi
kDimana k = 0,09
Untuk LHRawal = Volume kendaraan pada awal jalan dibuka.
Untuk LHRakhir = (1+i)n x volume kendaraani : angka pertumbuhan lalu lintas pada masa oprasionaln : masa oprasional jalan
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 9
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
2.3.3 Menghitung Angka Ekivalen
Angka ekivalen (E) dari suatu beban sumbu kendaraan
adalah angkayang menyatakan perbandingan tingkat kerusakan
yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu tunggal
kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh
satu lintasan beban standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton
(18.000 lb)
Angka ekivalen (E) masing-masing golongan beban sumbu
(setiap kendaraan) ditentukan menurut rumus persamaan
berikut:
FE = k(L
8,16)4
Keterangan :
FE = Angka Ekivalen
L = beban sumbu tunggal
K = 1 : untuk sumbu tunggal
0,086: untuk sumbu tandem (ganda)
Tabel 2.1 Angka Ekivalen
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 10
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
2.3.4 Menghitung Lintas Ekivalen
Kerusakan perkerasan jalan raya pada umumnya
disebabkan oleh terkumpulnya air dibagian perkerasan jalan,
dan kerena repetisi dari lintasan kendaraan. Oleh kerena itu
perlulah ditentukan berapa jumlah repetisi beban yang akan
memakai jalan tersebut. Repetisi beban dinyatakan dalam
lintasan sumbu standar, dikenal dengan nama lintas ekivalen.
Lintas Ekivalen dapat dibedakan atas :
Lintas ekivalen permulaan (LEP)Rumus :LEP = Ʃ(LHRawal x c x E)c : koefisien distribusi masing-masing kendaraanE : angka ekivalen untuk masing-masing kendaraan
Lintas ekivalen akhir (LEA)Rumus :LEA = Ʃ(LHRakhir x c x E)c : koefisien distribusi masing-masing kendaraanE : angka ekivalen untuk masing-masing kendaraan
Lintas ekivalen tengah (LET)Rumus :
LET = LEP+LEA
2
Lintas ekivalen rencana (LER)Rumus :LER = LET x FPDimana FP : Faktor penyesuaian
FP = UR (umur rencana /masa operasional )
10
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 11
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
Nilai koefisien distribusi masing-masing kendaraan (c)Nilai c ini di dapat dari tabel berikut :Tabel 2.2 Koefisien Distribusi Kendaraan
2.3.5 Menentukan Nilai DDTNilai DDT didapatkan dengan mengkorelasikan nilai CBR
ke gambar berikut ini :
Gambar 2.1 Korelasi CBR-DDT
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 12
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
2.3.6 Menentukan Faktor Regional Faktor regional didapat dari syarat curah hujan dan
kelandaian seperti pada tabel berikut :Tabel 2.3 Faktor Regional (FR)
2.3.7 Menentukan Indeks Permukaan
Indeks permukaan ini menyatakan nilai daripada kerataan/kehalusan serta kekokohan permukaan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat.
Dalam menentukan indeks permukaan awal umur rencana (Ipo) perlu diperhatikan jenis lapis permukaan jalan (kerataan / kehalusan serta kekokohan ) pada awal umur rencana, menurut daftar dibawah ini :
Tabel 2.4Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (Ipo)
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 13
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
Dalan menentukan Indeks permukaan pada akhir umur rencana (Ipt) perlu dipertimbangkan faktor-faktor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah Lintas Ekivalen Rencana (LER) menurut daftar di bawah ini :Tabel 2.5 Indeks permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IPt)
2.3.8 Menentukan Indeks Tebal perkerasan (ITP) Menentukan ITPoverlay
ITPoverlay dicari dengan menggunakan nomogram
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 14
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
Menentukan ITPlamaITPlama dicari dengan menghitung rumus :
ITPsisa = Ʃ(Ki . ɑi . Di)
Dimana K : kondisi lapisanɑ : koefisien kekuatan relatifD : tebal lapisani : nomor yang menunjukan lapisan
Tabel 2.6 Koefisien Kekuatan Relatif (a)
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 15
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
2.3.9 Tetapkan lapisan tambahan (Dol)Rumus :
ΔITP = ITPoverlay - ITPlamaΔITP (selisih dari ITPoverlay dan ITPlama)ΔITP = Dol x ɑol
Dimana ɑol : koefisien kekuatan relatif lapis tambahDol : tebal lapisan tambahan
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 16
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
BAB III
CONTOH SOAL
3.1Flowchart Perencanaan
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 17
START
INPUT DATA
HITUNG
LEP, LEA, LET, LER
MASUKAN NILAI α1
HITUNG
ITPoverlay
HITUNG LHR
Jalan Lama
END
HITUNG
SISA PERKERASAN
HITUNG
ΔITP
HITUNG TEBAL LAPIS TAMBAHAN
HITUNG LHR
Jalan Baru
HITUNG
ITPlama
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
3.2 Perencanaan Pelapisan Tambahan
Data :
Data lingkungan jalan arteri 2 jalur 2 arah dengan CBR = 4 dan Curah hujan = 700 mm/thn dan kelandaian 5%. Umur rencana perkerasan 5 tahun, angka pertumbuhan lalu lintas adalah 10%. kondisi jalan telah mengalami kerusakan sebesar 45%. Hasil survey lapangan pada perkerasan lama didapat :
Laston (MS 454) =7,5cm sisa perkerasan = 55 %
Laston Atas (MS 590) =15 cm sisa perkerasan = 60 %
Sirtu keas A (CBR 70%) =22 cm sisa perkerasan = 70 %
Tanah Dasar sisa perkerasan = 100 %
Data Lalu Lintas saat dibuka tahun 2017
Jenis kendaraan JumlahKendaraan ringan 2 ton 2000 kend/hari/2arah
Bus 8 ton 1800 kend/hari/2arahTruk 2 as 13 ton 1000 kend/hari/2arahTruk 3 as 20 ton 500 kend/hari/2arah
Penyelesaian
Perhitungan LHR pada saat jalan dibuka tahun 2017- Kendaraan ringan 2 ton = 2000 kend/hari- Bus 8 ton = 1800 kend/hari- Truk 2 as 13 ton = 1000 kend/hari- Truk 3 as 20 ton = 500 kend/hari
Perhitungan LHR 5 tahun terakhir pada tahun 2022LHR = LHR x (1+i)n
- Kendaraan ringan 2 ton = 2000 x (1 + 10%)5 = 3221 kend/hari- Bus 8 ton = 1800 x (1 +10%)5 = 2898,9 kend/hari- Truk 2 as 13 ton = 1000 x (1 + 10%)5= 1610,5 kend/hari- Truk 3 as 20 ton = 500 x (1 +10%)5 = 805,25 kend/hari
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 18
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
Menentukan Angka Ekivalen (E)- Kendaraan ringan2ton (1 + 1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004 kend/hari- Bus 8 ton (3 + 5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593 kend/hari- Truk 2 as 13 ton (5 +8) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648 kend/hari- Truk 3 as 20 ton (6 +14)= 0,2923 + 0,7452 = 1,0375 kend/hari
Nilai c :
Perhitungan LEP :LEP dari data LHR tahun 2017
Jenis kendaraan LEP Ʃ(c x LHRawal x E)Kendaraan ringan2 ton 0,50 x 2000 x 0,0004 = 0,4
Bus 8 ton 0,50 x 1800 x 0,1593 = 143,37Truk 2 as 13 ton 0,50 x 1000 x 1,0648 = 532,4Truk 3 as 20 ton 0,50 x 500 x 1,0375 = 259,375
LEP = 935,545
Perhitungan LEA (tahun 2022) :Pada 5 tahun terakhir
Jenis kendaraan LEA Ʃ(c x LHRakhir x E)Kendaraan ringan 2 ton 0,50 x 3221 x 0,0004 = 0,6442
Bus 8 ton 0,50 x 2898,9 x 0,1593 = 238,146Truk 2 as 13 ton 0,50 x 1610,5 x 1,0648 = 857,43Truk 3 as 20 ton 0,50 x 805,25 x 1,0375 = 417,723
LEA5 = 1513,94
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 19
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
Menghitung LET :Untuk LET 5 tahun
LET5 = 12
(LEP + LEA5)
= 12
(935,545+1513,94)
= 1224,74
Menghitung LER : Untuk LER 5 tahun
LER5 = LET5 x UR/10= 1224,74x 5/10= 612,37
Menentukan Tebal Lapisan PerkerasanDari monogram korelasi DDT dan CBR,dengan CBR tanah dasar = 4%
diperoleh nilai daya dukung tanah 4,3
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 20
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
- Faktor regional Curah hujan = 700 mm/thn Kelandaian = 5%
% kendaraan berat = 170+90+50
500+170+90+50 = 38,27%
Jadi dengan % kendaraan berat > 30% dan Curah hujan < 900 maka diperoleh
Diperoleh FR = 1,0-1,5dan diambil nilai FR = 1,5
- Indeks permukaan Lapisan permukaan overlay
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 21
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
Laston overlay IPo→ 3,9-3,5
Klasifikasi jalan (Arteri)
LER =61,6818 IPt→ 2,0
Indeks Tebal PerkerasanDigunakan nomogram
Jadi ITPoverlay = 7,1
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 22
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
- Menetapkan tebal perkerasanKoefisien Kekuatan Relatif Jalan Lama:
Laston (MS 454) =55% x 7 x 0,32 = 1,232 Laston atas ( MS 590 ) =60% x 15 x 0,28 = 2,52 Sirtu kelas A ( CBR= 70% ) =70% x 22 x 0,13 = 2,002
ITP lama = 5,754
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 23
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
- Δ ITP = ITPoverlay – ITPlama = 7,1 –5,754 = 1,346
- Δ ITP = a1 x D1
1,346 = 0,32 x D1
D1 = 4,21 cm
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 24
4,21 cm
22 cm
15 cm
7 cm
Laston (MS 454)
Sirtu kelas A ( CBR= 70% )
Laston atas ( MS 590 )
Tanah Dasar
Perkerasan Jalan 2014Teknik Sipil Universitas Udayana
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
3.1.1 Lapisan tambahan (overlay) atau bisa juga disebut perkuatan
perkerasan jalan lama, dapat didefinisikan sebagai lapisan yang
dipasang diatas lapisan konstruksi perkerasan lama yang telah
mengalami beberapa kerusakan dengan tujuan meningkatkan kekuatan
struktur perkerasan yang ada agar dapat melayani lalu lintas yang
direncanakan selama kurun waktu yang akan datang.
3.1.2 Perencanaan Overlay dilakukan dengan mencari data kondisi lapangan
jalan lama terlebih dahulu kemudian masukan data lalu lintas harian
dan data lingkungan yang ada, setelah itu hitung Lintas Ekivalen serta
korelasikan dengan data lingkungan sehingga didapat Indeks tebal
perkerasan lama dan Indeks tebal perkerasan overlay serta tebal
overlay dapat di hitung dari selisih Indeks tebal perkerasan tersebut.
3.2 Saran
Ada beberapa saran yang perlu kami sampaikan adalah perlunya
ditingkatkan kuantitas atau jumlah literatur atau sumber ilmu mengenai
lapis tambahan atau overlay di perpustakaan teknik sipil ini.
Contoh Perhitungan Tebal Lapis Tambahan (Overlay) 25