Download - Peran Preceptor
PENDAHULUAN
• Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor: peserta didik, pendidik, metode pembelajaran, sarana-prasarana penunjang.
• Preseptor adalah pendidik yang ada di klinik ~ berkontribusi terhadap keberhasilan pembelajaran.
• Hubungan helping relationship
PENGARUH HUBUNGAN PRESEPTOR- PESERTA DIDIK
• Bisa helpfull~ peserta didik merasa sangat beruntung, merasa sangat terbantu dengan keberadaan preseptor.
• Bisa harmfull ~ peserta didik merasa preseptor tidak memfasilitasi pencapaian tujuan, hubungan yang menyakitkan ~ preseptor seakan menjadi “momok”
HUBUNGAN HELPFULL
• Saling menghargai; peserta didik bukan inferior, preseptor bukan superior.
• Empati; preseptor bisa ikut merasakan “jadi murid”, kekurangan, dan ketidakahlian dimengerti.
• Ikhlas; altruistik, tanpa pamrih, demi keberhasilan peserta didik.
• Tidak suka menghakimi; jangan katakan “dasar bodoh” karena setiap peserta didik dapat berubah.
PEMBELAJARAN BERPUSAT
PADA
DOSEN / GURU/PRESEPTOR
PEMBELAJARAN BERPUSAT
PADA MAHASISWA
TIM DIKTI 2011
Teacher Centered Learning
Belajar bukan hanya menerima
pengetahuan yang bersifat pasif-reseptif
SERING DINAMAKAN PENGAJARAN
(teaching)
Dengan cara ini kemampuan apa yang didapat mahasiswa ?
Perubahan paradigma dalam pembelajaran
TIM DIKTI 2011
Perubahan paradigma dalam pembelajaran
Siapa yang menjadikan dirinya kurus ?
Apa tugas dosen dalam proses belajar ini?
Belajar adalah mencari dan
mengkonstruksi pengetahuan lewat berbagai strategi
TIM DIKTI 2011
PERAN PRESEPTOR
Sebagai pemimpin:
• Otokratis / Otoriter
• Demokratis
• Laissez faire
• Situasional
Sebagai Fasilitator:
• Role model
• Observer
• Partisipan
• Nara sumber
Preseptor Demokratis
• Tidak memusatkan power pd dirinya.
• Power didistribusikan kepada PD.
• PD dapat mengekspresikan pikiran, perasaan secara terbuka, membagi pikiran, perasaan yang berbeda tanpa merasa takut ditolak.
• PD dapat menunjukkan bakat dan keterampilan yg berbeda dalam menyelesaikan tugas.
Preseptor Demokratis
• Memfasilitasi partisipasi aktif PD membuat keputusan, mengevaluasi kebijakan, mencari alternatif dan bertindak.
• Menjelaskan, menganjurkan bahan belajar, melayani PD sbg Nara Sumber.
• Menggunakan konsensus dalam pengambilan keputusan, memberi kesempatan PD untuk mengevaluasi.
• Memfasilitasi aktualisasi potensi dan minat PD
Dampak Preseptor yang Demokratis
• Antusiasme PD tinggi; keterlibatan dan komitmen tinggi; motivasi kuat.
• PD puas krn berpartisipasi menghasilkan produk yang berkualitas.
• Kekohesifan tinggi
• Tanggung jawab pribadi dan inisiatif tinggi ~ tetap belajar dg tekun walau preseptor tidak ada.
• PD belajar kepemimpinan
Preseptor Otoriter
• Memusatkan power pd dirinya sendiri.
• Semua keputusan dan arahan ttg apa yang harus dilakukan ada pada preseptor.
• Preseptor merasa sebagai yang paling tahu: tugasnya meyakinkan orang dengan kebenaran menurut pandangannya sendiri.
• PD tidak boleh menyatakan ketidaksetujuan, tidak boleh tahu lebih banyak
• Sebagai pengendali dan ‘Sang Superior.’
Preseptor Otoriter
• Tidak ada langkah tanpa keputusan preseptor
• “Cara sayalah yang terbaik”
• Aktualisasi PD tak tumbuh.
• Perbedaan prinsip dengan preseptor tidak dapat ditolerir
Dampak Preseptor Otoriter
• PD tidak kohesif.
• PD tidak inovatif, sedikit ide, tak mandiri.
• Ada ketidaksenangan dan kepahitan, PD kehabisan energi untuk memikirkan hal ini.
• PD mudah tersinggung, marah, apatis, resisten.
• Tanggung jawab PD rendah.
• Produktivitas tinggi hanya jika ada preseptor.
Preseptor Laissez Faire
• Preseptor melepas power, power tidak jelas pada siapa.
• Bertindak seolah-olah bukan pemimpin.
• PD dibiarkan belajar sendiri, berkembang sendiri tanpa pengarahan, diskusi, atau fasilitasi pencapaian tujuan.
• PD bingung dan tak mampu berfungsi.
• Energi habis untuk frustrasi dan kelelahan, tidak kohesif.
Akibat Preseptor Laissez Faire
• PD frustrasi dan cari kambing hitam kesalahan.
• PD apatis, bermoral rendah, tak tertarik penyelesaian tugas.
• Produktivitas rendah.
• Kurang kohesif dan perhatian satu dengan yang lain.
• PD tidak terlatih memimpin, terkungkung aktivitasnya sendiri.
Preseptor “Situasional”
Ki Hajar Dewantara:
• Ing ngarso sung tulodho: di depan memberi teladan.
• Ing madya mangun karsa: di tengah memberi motivasi.
• Tut wuri handayani: mengikuti dari belakang, memberi energi pembelajaran.
Preseptor sebagai Contoh Peran
• Memberi model = cara sangat efektif dalam pembelajaran jika ditambah dg penjelasan.
• Imitasi model bersifat reinforcing.
• Penguatan : dari preseptor, lingkungan dan PD.
• Model memberi sekuen perilaku yang lengkap pada PD (Lefrancois), PD tidak perlu trial and error.
• Cocok untuk pembelajaran perilaku yang kompleks, mis: sikap empati, menghargai, ikhlas.
• Preseptor menerapkan aspek keterampilan klinis dalam kesehariannya
Preseptor Sebagai Pengamat
• Mengumpulkan informasi bagaimana memfungsikan kelompok.
• Harus bisa obyektif menilai.
Preseptor Sebagai Partisipan
• Tujuan: PD berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
• Menempatkan diri setara dengan PD.
• Preseptor memberi umpan balik secara positif dan terus-menerus.
Preseptor Sebagai Nara Sumber
• Preseptor harus bisa menjadi nara sumber: isi keahlian (content area), keterampilan komunikasi terapeutik, dan proses kelompok.
• Sebagai koordinator pengalaman belajar.
PRESEPTOR YANG EFEKTIF
• Enthusiantic
• Energetic
• Exciting
• Empathetic
• Humorous
• Stimulating
• Warm
• Approachable
• Cheerful
• Accesible
• Patient
• Friendly
• Understanding
• Imaginative
• Honest
• Fair
• Motivating
PROFESSIONAL PRECEPTOR
• Kowledgeable of subject matter
• Organized in making a presentation
• Competent in profession
• Resourceful in problem solving
• Communicates clearly and concisely
PENUTUP
Preseptor yg baik ~ berperan cocok sesuai situasi
PD menikmati pembelajaran klinik
Bersemangat, antusisme, motivasi tinggi
Pencapaian tujuan pembelajaran optimal