i
PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SAROLANGUN
DALAM PENANGGULANGAN DARURAT NARKOBA
SKRIPSI
TRI APRIANSYAH
NIM: SIP.152091
PEMBIMBING:
Dr. A.A. MIFTAH, M.Ag
DIAN MUSTIKA, S.H.I., M.A
KONSENTRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN 2020
i
ii
iii
iv
MOTTO
Artinya:“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah
(Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak
akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah
Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Al‟Araaf: 56).
v
ABSTRAK
Tri Apriansyah, SIP152091.“Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun
Dalam Penanggulangan Darurat Narkoba”. Skripsi ini bertujuan untuk
mendeskripsikan tentang Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun
Dalam Mengatasi Permasalahan Narkoba yang ada di Kabupaten Sarolangun.
Dalam penelitian ini penentuan informan dilakukan dengan menggunakan
purposive sampling, Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Serta teknik analisis data
dalam penelitian ini menggunakan analisis data model interaktif yakni dengan
mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data dan memverifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1).Pemerintah Daerah Kabupaten
Sarolangun telah mengambil tindakan dalam mengatasi masalah
penanggulangan darurat narkoba ini, Yaitu dengan menerapkan program
Sosialisasi P4GN ke desa-desa, lingkungan pemerintah dan sekolah yang ada di
daerah kabupaten Sarolangun ini. Supaya bisa mencegah, mengatasi dan
mengurangi tingkat peredaran dan penggunaan narkoba. 2). Faktor Pendukung
Pertama, Pemerintah Daerah bersama BNNP Jambi sudah melakukan koordinasi
langsung dengan BNN pusat untuk ditempatkannya sebuah kantor BNNK di
Sarolangun. Kedua, Pemerintah sedang melakukan pembangunan tempat
Rehabilitas di Bathin VIII.Ketiga, Pemerintah sedang melakukan Program
Sosialisasi P4GN ke desa-desa dan sekolah. Keempat, Faktor Manusia
Pelaksana. Kelima, Meningkatkan Pemerdayaan Manusia. Keenam, Partisipasi
Aktif Masyarakat. Sedangkan Sebagai Faktor Penghambatnyayang Pertama,
Kurangnya Anggaran dari pemerintah. Kedua, Belum Adanya Kantor BNNK di
Daerah Sarolangun. 3). Solusi yang harus dilakukan Pemerintah Daerah
Sarolangun.Pertama, Meningkatkan Anggaran. Kedua, Meningkatkan
Pemberdayaan Manusia. Ketiga, Membuat dan Memasangkan Reklame/spanduk
tentang Bahaya Narkoba.
Kata Kunci:Peran Pemerintah Daerah, Sosialisasi P4GN, Bahaya Narkoba.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan dan
merampungkan penulisan skripsi ini yang berjudul: “Peran Pemerintah Daerah
Kabupaten Sarolangun Dalam Penanggulangan Darurat Narkoba”. Kemudian
tidak luput pula penulis kirimkan sholawat teriring salam Kepada Nabi Besar
Muhammad SAW, yang telah memberikan kita petunjuk dari Alam kebodohan
menuju alam yang terang benderang seperti saat ini, yang disinari Ilmu, Iman,
dan Islam. Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap
perkembangan Ilmu Pemerintahan dan memenuhi persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) pada Fakultas Syariah Universitas
Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi, Ph.D. Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag.,M.H Dekan Fakultas Syariah, Bapak Agus
Salim, M.A., M.I.R., Ph.D. Dekan I Bidang Akademik, Bapak Dr. Ruslan
Abdul Gani, S.H., M.H Wakil Dekan II, Bidang Administrasi Umum,
Perencanaan dan Keuangan Fakultas Syariah dan Bapak Dr. H. Ishaq, SH.
M.Hum Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas
Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Dr. Irmawati Sagala, S.IP., M.SI Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan dan
Bapak Yudi Armansyah, S.Th.I.,M.Hum. Sekretaris Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr. A.A. Miftah, M.Ag. Pembimbing I. dan Ibu Dian Mustika, S.H.I.,
M.A. Pembimbing II.
vii
5. Bapak dan Ibu Dosen, Karyawan dan Karyawati Fakultas Syariah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah
memberikan pelayanan dalam proses penyelesaian studi penulis.
6. Para Informan, Anggota Satres Narkoba Polres Sarolangun, Buchori
(mantan pecandu narkoba di daerah pelawan), Pak Priyo Sutopo BA. Pak
Dodi Sularso Anggota Ormas Gerakan Anti Narkoba (GAN), Pak Syarif,S.E
anggota Staf Bappeda, Pak Kadir salah satu tokoh masyarakat Terima kasih
telah membantu penulis dalam memberikan informasi.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
demi kesempurnaan skripsi ini untuk edisi yang akan datang. Dengan adanya
skripsi ini kiranya dapat memotipasi kepada diri penulis pribadi khususnya dan
para pembaca umumnya untuk membuat karangan ilmiah dimasa yang akan
datang. Semoga ada manfaatnya bagi kita semua.
Demikian semoga Allah SWT senantiasa memberi hidayah-Nya kepada
kita semua.Aamiiin Ya Robbal „Alamiin.
Jambi, 3 Desember 2019
Penulis
TRI APRIANSYAH
NIM: SIP.152091
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah
DenganMenyebutnama Allah Yang MahaPengasihlagiMahaPenyayang
Dengan rasa syukurkehadirat Allah SWT.KupersembahkanSkripsiinikepada :
Ayahanda M.FAUZI AMIN danIbunda MUKTI‟AH
Panutan hidup yang akan selalu kubanggakan dan kumuliakan.
Kasih dan sayang keduanya tak akan terungkapkan dengan lisan, dan tak akan pernah
Sanggup kubalas dengan perbuatan.
Sebagai bakti dan sembah sujudku, kudo‟akan semoga beliau selalu diberikan kesehatan
dan kekuatan, serta umur yang panjang, limpahkanlah rezki yang baik dan halal menuju
jalan
Yang diridhoi Allah SWT.
Kakak – Kakakku yang aku banggakan, ARI AKBAR, Kak HANNI dan Kak HALLA
yang selalu menjadi motivasi, memberikanku semangat dan inspirasi. Serta keluarga
besarku yang telah
Memberikan cinta kasih yang begitu luar biasa.
Adek – Adekku yang aku sayangi, SYAWAL PUTRA, REZKY AMELIA dan ELY
GUSNITA yang selalu memotivasi dan memberi solusi untuk menyelesaikan Skripsi
ini.
Kepada Kakekku H M.YAKUB, Makwo HIZWAH, Bibik BADARIA dan Paman
HISBAN serta
Temanku ARYANSAH yang telah memberiku motivasi dalam penyelesaian kuliah dan
skripsi ini.
Kepada guru-guruku yang mulia dengan segala limpahan doa, berkah serta karomahnya.
Kepada teman – temanku IP-D Angkatan 15 ,PP-B ,dan GankKapak
Yang berkenan meluangkan waktunya untuk sekedar berbagi dan bertukar pikiran
dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga pengorbanan dan motivasi yang kalian berikan membawa berkah dan rahmat
Terhadap karya ini dikemudian hari dan semoga Allah swt senantiasa mencurahkan
kasih
Dan sayangnya kepada kita semua.Aamiin.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR .................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
MOTTO .......................................................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
C. Batasan Masalah ............................................................................ 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian................................................... 7
E. Kerangka Teori .............................................................................. 8
F. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 12
BAB II METODE PENELITIAN .................................................................
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 15
B. Pendekatan Penelitian ................................................................... 15
C. Jenis dan Sumber Data .................................................................. 16
D. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................... 17
E. Teknik Analisis Data ..................................................................... 18
F. Sistematika Penulisan .................................................................... 19
G. Jadwal Penelitian ........................................................................... 20
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
x
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 22
1. Sejarah Kabupaten Sarolangun .............................................. 22
2. Letak Geografis ...................................................................... 24
3. Keadaan Alam ........................................................................ 25
4. Keadaan Iklim ........................................................................ 30
5. Potensi Daerah ....................................................................... 33
B. Penduduk Kabupaten Sarolangun................................................
36
C. Profil Kabupaten Sarolangun................................................ ........
38
D. Struktur Kabupaten Sarolangun .................................................... 40
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ..............................
A. Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun Dalam
Mengatasi Permasalahan Penanggulangan Darurat Narkoba
yang ada di Kabupaten Sarolangun. .............................................. . 41
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Pemerintah
Daerah dalamMengatasi Permasalahan Penanggulangan
DaruratNarkobayangadadi Kabupaten Sarolangun ....................... 45
1. Faktor Pendukung .................................................................. 48
2. Faktor Penghambat................................................................. 49
C. Solusi yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Sarolangun dalam mengatasi Permasalahan
Penanggulangan Darurat Narkoba yang ada di Kabupaten
Sarolangun ..................................................................................... 56
BAB V PENUTUP ..........................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................... 62
B. Saran............................................................................................... 63
C. Penutup .......................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Jadwal Penelitian.. ......................................................................... 21
Tabel 2.0: Luas wilayah Kabupaten Sarolangun Per-Kecamatan .................... 31
Tabel 2.1: Jenis Tanah (Ha) ............................................................................ 32
Tabel 2.2: Jumlah Penduduk Kabupaten Sarolangun Per-Kecamatan ............. 34
Tabel 2.3: Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten Sarolangun. 35
Tabel 2.4 : Jumlah Penduduk Kabupaten Sarolangun Menurut KelompokUmur. 36
Tabel 2.5: Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Sarolangun ................... 37
Tabel 2.6 : Data Ungkap Kasus Narkoba Satres Narkoba Polres Sarolangun... 40
Tabel 2.7 : Daftar Pelaksanaan Sosialisasi P4GN di Kabupaten Sarolangun.... 40
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.8 : Struktur Organisasi Kabupaten Sarolangun ................................. 25
Bagan 2.9 : Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesatuan Bangsa dan
Politik Kabupaten Sarolangun….................................................................... 25
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat kita berbicara tentang narkoba! Masalah ini seakan-akan sudah
menjadi masalah sejak zaman dahulu dan mungkin sampai akhir zaman nanti.
Bentuk-bentuk narkoba selalu berubah-berubah seiring dengan perkembangan
sosial masyarakat. Berdasarkan keterangan para penjelajah Belanda, Opium
telah kerap dipergunakan oleh Masyarakat Tiongkok dan juga sejumlah besar
Orang Jawa semenjak 1617. Sepanjang Abad17dan 18 VOC (Vereemigde Oost-
Indische Compagne) Memonopoli penjualan Opium, dan sejak 1862 perusahaan
tersebut secara resmi membuka perkebunan Opium di Jawa dan Sumatera.1
Perkembangan peredaran gelap dan penyalahgunaan narkotika dalam
beberapa tahun Terakhir telah memperlihatkan peningkatan yang mencolok2.
Penyalahgunaan narkotika di beberapa negara dewasa ini sudah dianggap
sebagai bahaya Nasional dan Internasional, baik oleh Negara-negara maju
ataupun oleh negara yang sedang berkembang. Termasuk negara-negara
kelompok ASEAN, Sehingga sudah dirasakan sebagai satu Masalah Dunia yang
1-”SEJARAH NARKOBA DI INDONESIA’’, dapat diakses di http://WWW.smu-
net.com/main.php?act=nap&xkd=12 2Mulyana W.Kusumah,”Kejahatan dan Penyimpangan’’,1998,Yayasan Lbh,Jakarta,Hal.99.
2
mengancam kehidupan Masyarakat hampir dalam segala bidang yaitu Politik,
Ekonomi, Sosial Budaya dan Hankam.3
Penyalahgunaan narkotika mulai dideteksi tumbuh dan berkembang
menjadi sebuah masalah Sosial di Indonesia sejak tahun 19694. Saat ini, masalah
narkotika sudah menjadi Masalah yang meresahkan masyarakat. Berdasarkan
keterangan yang disampaikan oleh Ketua Therapeutic Communities Indonesia
(TCI) Inten Soewono, saat ini terdapat Empat Juta korban Narkoba di
Indonesia, dan setengahnya berada di Jakarta. Di indonesia sendiri pada Tahun
1998 pernah dilakukan survey dimanaa hasil dari survey menyebutkan bahwa
jumlah Penggunaannya mencapai 1-2% dari total penduduk yang dihitung
dengan jumlah 200.000.000 (Dua Ratus Juta) Orang.
Persebaran Wilayah Penyalahgunaan Narkoba di Indonesia, Telah
merambah Luas baik dilingkungan Pendidikan, Lingkungan Kerjadan
Lingkungan Permukiman di Pedesaan ataupun di Perkotaan. Menurut hasil
penelitian BNN dan Puslitkes UI (2006) diperkirakan di Setiap Provinsi di
Indonesia telah ada angka penyalahgunaan Narkoba dengan kisaran antara 5,7%-
16‟4%. Ini menunjukkan bahwa Narkoba sudah merambah seluruh Wilayah
Indonesia.
3Ridha Ma‟ruf ,”Narkotika,bahaya,dan Penanggulangannnya’’,1986,Karisma Indonesia,Jakarta
,Hal.252.
4Dadang Hawari, “Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya’’,1991,Fakultaas
Kedokteran Universitas Indonesia,Hal.1.
3
Narkoba pada proses peredarannya tidak memilih siapapun yang akan
menggunakannya, baik dikalangan kaum miskin maupun konglomerat. Di
Indonesia itu sendiri Masalah Narkoba menjadi Pusat perhatian Pemerintah,
Orang tua, kalangan Pendidikan, Tokoh Agama, dan Masyarakat pada
umumnya, Bahkan sudah banyak Strategi yang dilakukan oleh pemerintah dan
DPR RI seperti lahirnya Undang-undang Psikotropika Alias Narkoba pada
tahun 1997 yaitu UU No. 5 tahun 1997 tentang psitropika, dan UU No. 2 Tahun
1997 tentang Narkotika.Kedua Undang-undang ini jelas aturan Hukum terutama
Sanksinya terhadap pengedar dan pemakai Narkoba.
Upaya pemberantasan Narkoba tidak kunjung berjalan dengan jelas arah
dan tujuan, Jika kita mengamati tayangan TV swasta hampir setiap hari Polisi
menangkap para pemakai dan Pengedar Narkoba. Akan tetapi pengedar barang
haram itu semakin meluas sampai ke Pelosok-pelosok Tanah Air, Anak-anak
para pejabat dan para artis sering menjadi Biang Kerok Perluasan Narkoba.
Bahkan banyak pula pejabat setempat yang terlibat kasus narkoba. Pelanggaran
Hukum melalui Narkoba jarang di tuntaskan, Bahkan para pengedar kelas kakap
yang telah diputus Hukuman mati. Sampai saat ini tidak juga dieksekusi dan
Pemerintah tidak Melaksanakan Hukum secara benar, hanya kasus-kasus
Narkoba tingkat rendah yang diadili dan pelakunya dikurung. Itulah Indonesia di
Era Reformasi ini, Hukum tidak dilaksanakan, hukum hanya di perjualbelikan.
Hamba hukum kebanyakan korup dan nakal. Implikasinya adalah makin pesat
kejahatan di bumi Indonesia.
4
Makin merebak narkoba, makin merebak pula kejahatan. Pemerintah
korup, rakyat melarat, dan generasi muda makin jahat. Terutama di Daerah
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi Ternyata mempunyai corak yang lain
yang belakangan ini menyerang Anak-anak, Remaja, Dewasa, bahkan Orang tua
yang telah berkeluarga sekalipun. mengingat dari keterbelakangan dari Segi
Ekonomi, ada juga orang tua yang telah berkeluarga ikut menjadi pengedar
narkoba. Dimana hal tersebut merupakan suatu hal yang sangat
mengkhawatirkan, mengingat mereka adalah generasi penerus bangsa yang
tentunya menjadi harapan kita untuk meneruskan kelangsungan Pembangunan
terutama di Daerah Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.
Pada tanggal 25 April 20155 lalu, telah terjadi penembakan oleh salah
satu Anggota Kepolisian Polsek Limun terhadap warga Desa Pulau Aro,
Kecamatan Pelawan, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, pada sabtu dini
hari. Penembakan itu berawal dari Pengembangan Penangkapan Bandar
Narkoba yang dilakukan oleh Polsek Limun. Dengan Target Operasi (TO),
(Alm) saudara Edwar yang sedang menjalankan aksinya melakukan Transaksi
Narkoba yang sudah lama menjadi incaran pihak Kepolisian setempat.
Kemudian (Alm) saudara edwar berhasil di amankan oleh pihak
Kepolisian setempat, Tak lama kemudian (Alm) Edwar melakukan Perlawanan
dan sempat berhasil melarikan diri, Namun pihak Kepolisian sudah melakukan
pengejaran dan memberikan tembakan peringatan, namun dengan tidak sengaja
5http://m.liputan6.com/news/read/2220450/kapolsek-benarkan-penembakan-polsek-limun-
dipicu-penembakan-warga.
5
tembakan yang kedua mengenai kepala korban (tersangka pengedaran narkoba)
dan korban pun sempat mengalami pendarahan dan berhasil dibawa ke RSUD
Sarolangun yang kebetulan terletak di daerah Desa Bukit, tak lama kemudian
korban sekaligus (TO) yang terkena penembakan itupun meninggal dunia.
Setelah mendengar kejadian penembakan itu, warga Desa Pulau Aro pun sempat
emosi dan berbondong-bondong mendatangi Kantor Polsek Limun, Setelah itu
terjadilah pembakaran Polsek Limun yang dilakukan oleh warga Desa Pulau
Aro.
Saat ini, penyebaran Narkoba tidak hanya di Kota-kota besar saja, tetapi
sudah masuk ke Kota-kota kecil dan merambah ke Kecamatan bahkan hingga ke
Desa-desa terpencil yang belum mengenal Teknologi dan masih sulit dijangkau
oleh Transportasi. Jika dilihat dari kalangan pengguna, Narkoba tidak hanya
dinikmati oleh kalangan tertentu saja, tetapi sudah Memasuki Warga biasa dan
bahkan berbagai Profesi, baik itu Siswa, Mahasiswa, Pekerja, dan bahkan
kalangan Birokrat sekalipun6
Secara Administratif7, Provinsi jambi dibagi menjadi 9 Kabupaten dan
2 kota. Setiap Kabupaten dan kota memiliki tingkat pengedar narkoba yang
berbeda, Kasus penyalahgunaan Narkoba di Kabupaten Sarolangun makin
meningkat, imbasnya Sarolangun kini merupakan daerah tertinggi Kedua dalam
tingkat peredaran dan penyalahgunaan Narkoba. Sarolangun hanya kalah dari
6Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana,(Bandung: Mandar
Maju,2003),hlm.2 7http://ilmupengetahuanumum.com/profil-daftar-kabupaten-dan-kota-di-provinsi-jambi/
6
Kota Jambi. Berdasarkan hasil rilis8 dari Badan Narkotika Nasional Provinsi
(BNNP) Jambi, dalam peredaran dan penggunaan Narkotika di Provinsi Jambi,
Sedikitnya terdapat 53.177 jiwa pengguna yang terlibat dalam penyalahgunaan
Narkotika.
Dan Kabupaten Sarolangun menduduki peringkat Kedua Penyalahgunaan
Narkoba setelah Kota Jambi.
Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Sarolangun, Ikhwan Nul Hakim
mengatakan berdasarkan data kasus yang masuk di Kejari Sarolangun,
sedikitnya 60 persen kasus yang ditangani pihaknya merupakan tindak pidana
penyalahgunaan Narkoba.
Terkait hal ini9, kita akan melakukan komunikasi bersama Pemkab
Sarolangun, agar di Sarolangun dapat ditempatkan satu Badan Narkotika
Nasional Kabupaten (BNNK). Menurutnya, tingginya peredaran dan
penyalahgunaan Narkoba di Sarolangun, karena Sarolangun merupakan daerah
perbatasan dengan Provinsi seperti Sumatera Selatan. Selain itu, Sarolangun
juga merupakan daerah perlintasan peredaran Narkoba antar Provinsi.
Di dalam wilayah Kabupaten Sarolangun, yang Khusus Menangani
masalah peredaran dan penyalahgunaan narkoba yaitu yang Pertama adalah dari
pihak kepolisian bagian Satresnarkoba Polres Sarolangun. Dan yang Kedua
8http://m.kajanglako.com/id-5397-post-sarolangun-peringkat-2-penyalahgunaan-narkoba-
tertinggi-di-jambi.html 9http://kajanglako.com/id-5397-post-sarolangun-peringkat-2-penyalahgunaan-narkoba-tertinggi-
dijambi.html
7
adalah dari pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun, bagian Kasi
Kesbang & Ormas. Karena pihak kasi Kesbang & Ormas itu sendiri berada
langsung di bawah lembaga Kesbangpol Sarolangun, yang dibantu oleh Ormas
GAN (Gerakan Anti Narkoba) yang memang khusus menangani masalah
Sosialisasi P4GN dan Penyuluhan ke Desa-desa dan setiap sekolah yang ada di
wilayah Kabupaten Sarolangun sesuai dengan perintah dari bapak Bupati
Sarolangun.
Menurut laporan Wartawan Tribun jambi10
, Wahyu Herliyanto. Kasus
Narkoba merupakan kasus paling dominan yang diungkap Polres Sarolangun
dan jajaran sepanjang 2018. Sepanjang tahun 2018 ini, Kabupaten Sarolangun
merupakan urutan kedua Se-Provinsi Jambi, yang berhasil menggagalkan
penyelundupan dan peredaran Narkotika jenis Ganja sebanyak 8,995 gram
dengan nilai mencapai Rp 40 juta. Dan, Sabu-sabu sebanyak 901,34 gram serta
445 butir Ekstasi dengan nilai mencapai Rp1,3 milyar. „‟Perbandingan jumlah
tindak pidana Narkoba tahun 2017 ada 39 kasus dan tahun 2018 meningkat
menjadi 55 kasus. Untuk jumlah penyelesaian, tindak pidana narkoba ada 37
kasus di tahun 2017, sedangkan 2018 meningkat 65 kasus, ‟‟Ujar Kapolres
Sarolangun, AKBP Dadan Wiralaksana.
Polres Sarolangun11
Provinsi jambi dalam sepuluh bulan terakhir berhasil
menangkap 68 kasus peredaran narkoba, AKBP Dadan Wira Laksana
10
http://jambi.tribunnews.com/2018/12/30/meningkat-kasus-narkoba-dominasi-perkara-yang-
diungkap-polres-sarolangun 11
http://jambi.antaranews.com/berita/330572/dalam-sepuluh-bulan-polres-sarolangun-tangkap-
68-tersangka-narkoba
8
mengatakan. dari 68 tersangka yang ditangkap sepanjang 2018 juga terdeteksi
jumlah kasus narkoba berada diatas 30 Laporan Polisi (LP). Sementara itu, untuk
Barang Bukti (BB) yang berhasil diamankan Sebanyak 1 Kg lebih Sabu-sabu
dan 12 Kg lebih ganja. Dari sekian banyaknya kasus narkoba yang terungkap,
Apakah Kabupaten Sarolangun layak berstatus darurat narkoba, dikatakan
Kapolres, Jika Klasifikasinya dengan semakin aktif pihak Kepolisian
melaksanakan pengungkapan kasus, tentunya pendataan baik di Kecamatan,
Kabupaten kemudian di Provinsi terhadap angka pengungkapan Narkoba di
Sarolangun cukup Tinggi, Ini salah satu Sisi dengan Keaktifan Petugas
Kepolisian melakukan kegiatan penangkapan.
Berdasarkan data hasil rilis dari (BNNP) jambi di atas, maka setiap tahun
kasus penyalahgunaan maupun peredaran gelap narkoba selalu mengalami
peningkatan, Oleh sebab itu Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun
Provinsi Jambi sangatlah dibutuhkan untuk Meminimalisir peredaran dan
penyalahgunaan Narkoba, Khusunya di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi,
mengingat Kabupaten Sarolangun sudah memasuki peringkat Kedua setelah
Kota Jambi dalam penyalahgunaan maupun peredaran gelap narkoba, agar bisa
menciptakan Generasi Muda yang Cerdas dan Berprestasi, terbebas dari
pengaruh buruk narkoba yang mempunyai banyak dampak negatif terhadap
Kesehatan, Fisik, Psikologi maupun Ekonomi.
9
Berdasarkan latar belakang pernyataan di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi yang diberi
judul: Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun Dalam
Penanggulangan Darurat Narkoba .
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan salah satu tahap di antara sejumlah tahap
penelitian yang memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan
penelitian. Berdasarkan Latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun Dalam
Mengatasi Permasalahan Penanggulangan Darurat Narkoba ?
2. Apa Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Pemerintah Daerah
dalam Mengatasi Permasalahan Penanggulangan Darurat Narkoba yang
ada di Kabupaten Sarolangun?
3. Apa Solusi yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Sarolangun dalam mengatasi Permasalahan Penanggulangan Darurat
Narkoba ?
C. Batasan Masalah
Supaya penelitian ini lebih fokus maka penulis membatasi permasalahan ini
pada hal-hal yang bersangkutan dengan Peran Pemerintah Daerah Kabupaten
10
Sarolangun Dalam Penanggulangan Darurat Narkoba di Kabupaten Sarolangun
pada tahun 2018, Agar penelitian ini terarah dan fokus pada masalah yang
diteliti maka peneliti melakukan pengambilan data di Kesbangpol Sarolangun
dan Satres Narkoba Polres Sarolangun.
D. Tujuan dan kegunaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, Adapun tujuan penelitian dalam penulisan
ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana Peran Pemerintah Daerah Kabupaten
Sarolangun dalam mengatasi permasalahan penanggulangan Darurat
Narkoba yang ada di Kabupaten Sarolangun
2. Untuk mengetahui apa faktor pendukung dan penghambat Peran
Pemerintah dalam mengatasi Darurat Narkoba di Kabupaten Sarolangun.
2. Kegunaan Penelitian
Apabila tujuan-tujuan diatas sudah terlaksana secara baik, maka penelitian
ini akan di pergunakan sebagai berikut:
a. Menjadi bahan pertimbangan untuk tahun kedepannya dalam
menguatkan Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun dalam
Penanggulangan Darurat Narkoba di Kabupaten Sarolangun agar
11
keadaan masyarakat di Kabupaten Sarolangun tersebut tidak semakin
memburuk akibat efek dari penyalahgunaan narkoba.
b. Sebagai sumbangsih peneliti kepada Pemerintah Daerah Kabupaten
Sarolangun untuk sumbang saran dan masukan agar pengedar dan
penyalahgunaan narkoba tidak semakin meningkat.
c. Sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Jurusan
Ilmu Pemerintahan Fakultas Syari‟ah UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
E. Kerangka teori
Kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam
suatu masalah tertentu. Penyusunan teori merupakan tujuan utama dari ilmu
karena teori merupakan alat untuk menjelaskan fenomena yang diteliti. Teori
selalu berdasarkan fakta, didukung oleh dalil dan proposisi. Secara defenitif,
teori harus belandaskan fakta empiris karena tujuan utamanya adalah
menjelaskan dan memprediksi kenyataan atau realitas. Suatu penelitian dengan
dasar teori yang baik akan membantu mengarahkan si peneliti dalam upaya
menjelaskan fenomena yang diteliti.12
Kerangka Teori yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini ialah
Teori Peran, Merupakan sebuah sudut pandang dalam sosiologi dan psikologi
sosial yang menganggap sebagian besar aktivitas harian diperankan oleh
12
http://schantycr7.blogspot.co.id/2013/08/kerangka-teori-dan-
pengembangan.html,03Januari2017.
12
kategori-kategori yang ditetapkan secara sosial (misalnya ibu, manager, guru).
Setiap peran sosial adalah serangkaian hak, kewajiban, harapan, norma, dan
perilaku seseorang yang harus dihadapi dan dipenuhi. Model ini didasarkan pada
pengamatan bahwa orang-orang bertindak dengan cara yang dapat diprediksikan,
dan bahwa kelakuan seseorang bergantung pada konteksnya, bedasarkan posisi
sosial dan faktor-faktor lain. Teater adalah metafora yang sering digunakan
untuk mendeskripsikan teori peran.13
Menurut teori ini, sebenarnya dalam pergaulan sosial itu sudah ada
skenario yang disusun oleh masyarakat, yang mengatur apa dan bagaimana
peran setiap orang dalam pergaulannya. Dalam skenario itu sudah tertulis”
seorang Presiden harus bagaimana, seorang gubernur harus bagaimana, seorang
bupati harus bagaimana, seorang guru harus bagaimana, murid harus bagaimana.
Demikian juga sudah tertulis peran apa yang harus dilakukan oleh suami, isteri,
ayah, ibu, anak, mantu, mertua dan seterusnya. Menurut teori ini, jika seseorang
mematuhi skenario, maka hidupnya akan harmoni, tetapi jika menyalahi
skenario, maka ia akan dicemooh oleh penonton dan ditegur sutradara. Dalam
era reformasi sekarang ini nampak sekali pemimpin yang menyalahi skenario
sehingga sering didemo public.
Menurut Kozier Barbara, peran adalah seperangkat tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam,
suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun
dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan
13
Anonim. 2011. Role Theory(Online).
13
dari seseorang pada situasi sosial tertentu. Peran adalah deskripsi sosial tentang
siapa kita dan kita siapa. Peran menjadi bermaakna ketika dikaitkan dengan
orang lain, komunitas sosial atau politik. Peran adalah kombinasi adalah posisi
dan pengaruh14
.
Pemerintah daerah boleh menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali
urusan Pemerintahan yang oleh Undang-undang ditentukan sebagai urusan
Pemerintah Pusat.Maksudnya, pelaksanaan Kepemerintahan yang dilakukan
oleh Pemerintah Daerah masih berpatokan pada undang-undang Pemerintahan
Pusat. Siswanto Sunarno (2009:8) berpendapat bahwa konsep pemikiran tentang
Otonomi Daerah mengandung pemaknaan terhadap Eksistensi otonomi tersebut
terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, pemikiran-pemikiran tersebut
antara lain :
Pemikiran pertama, bahwa prinsip otonomi daerah dengan menggunakan
prinsip otonomi seluas-luasnya. Arti seluas-luasnya ini mengandung makna
bahwa Daerah diberikan kewenangan membuat Kebijakan Daerah, untuk
memberi Pelayanan, Peningkatan peran serta, Prakarsa, dan Pemberdayaan
masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan Kesejahteraan Rakyat.
Pemikiran kedua, bahwa Prinsip Otonomi Daerah dengan menggunakan
prinsip Otonomi yang nyata danbertanggung jawab. Prinsip otonomi nyata
adalah suatu prinsip bahwauntuk menangani urusan pemerintahan dilaksanakan
berdasarkan tugas, wewenang, dan kewajiban yang senyatanya telah ada, serta
berpotensi untuk tumbuh, hidup dan berkembang sesuai dengan potensi dan
14
Kozier Barbara.dalam Pengertian Peran.
14
kekhasan daerah. Dengan demikian, isi dan jenis Otonomi bagi setiap daerah
tidak selalu sama dengan daerah lainnya.
Adapun otonomi yang bertanggung jawab adalah otonomi yang dalam
penyelenggaraannya harus benar-benar sejalan dengan tujuan dan maksud
pemberian Otonomi, yang pada dasarnya untuk memberdayakan daerah
termasuk meningkatkan Kesejahteraan Rakyat yang merupakan bagian utama
dari tujuan nasional.15
Sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia menurut
Undang-Undang Dasar 1945 memberikan keleluasaan kepada Daerah untuk
menyelenggarakan Otonomi Daerah. Dalam penyelenggaraan Otonomi Daerah,
dipandang perlu untuk lebih menekankan pada prinsip-prinsip demokrasi, peran
serta masyarakat, pemerataan dan keadilan serta memperhatikan potensi dan
keanekaragaman daerah.
Dalam menghadapi perkembangan keadaan baik di dalam maupun di luar
negeri serta tantangan persaingan global (penduniawian, penjagadan) dipandang
perlu menyelenggarakan otonomi daerah dengan memberikan kewenangan yang
luas, nyata, dan bertanggung jawab kepada daerah secara proporsional yang
diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, pemanfaatan sumber daya nasional,
serta perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah sesuai dengan prinsip-prinsip
demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan dan keadilan,serta potensi dan
15
2MIH01330.pdf
15
keanekaragaman daerah yang dilaksanakan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan
amanat Undang-Undang Dasar 1945, Pemerintahan daerah yang mengatur dan
mengurus urusan Pemerintahan menurut asas Otonomi Daerah dan tugas
pembantuan (medebewind), diarahkan Untuk mempercepat terwujudnya
Kesejahteraan Masyarakat melalui peningkatan pelayanan, Pemberdayaan dan
peran serta Masyarakat,serta peningkatan daya saing Daerah dengan
Memperhatikan prinsip Demokrasi, Pemerataan, Keadilan, Keistimewaan, dan
Kekhasan Suatu Daerah dalam system Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah perlu
ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan
Pemerintahan dan atau Pemerintahan Daerah, Potensi dan Keanekaragaman,
peluang dan tantangan persaingan Global dengan memberikan wewenangan
yang seluas-luasnya kepada Daerah disertai dengan pemberian hak dan
kewajiban menyelenggarakan Otonomi Daerah dalam Kesatuan System
Penyelengaraan Pemerintahan Negara.
Pada hakikatnya16
, urusan Pemerintah yang diserahkan kepada Daerah
Otonom merupakan urusan Pemerintah yang menjadi kompetensi Pemerintah
(Eksekutif). Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan Pemerintahan daerah tidak
16
Prof.Drs. Widjaja.HAW Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia ,Dalam rangka sosialisasi
UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Restruksi Pemerintahan daerah ,Hal 52
16
dikenal lembaga Legislative maupun lembaga Yudikatif. Istilah Badan
Legislative Daerah tidak dipakai untuk sebutan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD), seperti Trias Politica, Montesquieus yang membagi kekuasaan
Negara dalam kekuasaan Legislative, Eksekutif dan Yudikatif.
Dengan demikian, DPRD tidak mempunyai legislasi, melainkan fungsi
pengaturan, penganggaran, dan pengawasan atas pelaksanaan Kebijakan Daerah
yang dijalankan oleh Kepala Daerah (Gubernur, Bupati dan Walikota). Kedua
lembaga daerah ini diisi melalui proses pemilihan secara langsung,
Demokratis,dan terbuka melalui saluran partai politik. Dilihat dari Mekanisme
pembentukan Kebijakan Daerah, kedua lembaga (institusi) ini bersama-sama
adalah pembuat kebijakan Daerah. Namun, pada tahap pelaksanaannya
Kebijakan kedua lembaga tersebut mempunyai fungsi yang berbeda, yaitu:
a. Kepala daerah melaksanakan kebijakan daerah, sedangkan
b. DPRD melakukan pengawasan/control terhadap pelaksanaan
kebijakan daerah.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan Otonomi
Daerah adalah:
1. Faktor manusia pelaksana
Dimana, faktor manusia sangat berpengaruh terhadaap
pelaksanaan otonomi daerah yang terdiri dari Kepala Daerah,
17
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kemampuan
Aparatur Pemerintah Daerah dan Partisipasi Masyarakat.
2. Faktor Keuangan Daerah
Faktor Keuangan Daerah juga sangat berpengaruh terhadap
keberlangsungan pelaksanaan Otonomi Daerah yang terdiri dari
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Faktor keuangan sangat
penting dalam setiap kegiatan pemerintahan, karena hampir tidak
ada kegiatan pemerintahan yang tidak membutuhkan biaya.
Makin besar jumlah uang yang tersedia, makin banyak pula
kemungkinan kegiatan atau pekerjaan yang dapat
dilaksanakan.Demikian
juga semakin baik pengelolaannya semakin berdaya guna
pemakaian uang tersebut17
.
Substansi18
kewenangan Daerah mencakup seluruh kewenangan bidang
pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang pertahanan dan keamanan,
peradilan, Moneter dan Fiscal, serta Agama dan kewenangan bidang lain,
sebagaimana tercantum dalam pasal 7 ayat (1):
Pasal 11 Undang-Undang nomor 22 Tahun 1999 mengatur;
a. Kewenangan daerah kabupaten/daerah kota mencakup semua
kewenangan yang dikecualikan Pasal 7 dan yang diatur Pasal 9.
17
Josef Riwu Kaho,prospek otonomi daerah di Negara republic Indonesia (tentang Factor-faktor
yang mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah)Hlm.67 18
Prof.Drs. Widjaja.HAW Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia ,Dalam rangka sosialisasi
UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pemerintahan daerah,hal.25
18
b. Bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh Daerah Kabupaten
dan Daerah Kota meliputi pekerjaan umum, kesehatan, pendidikan dan
kebudayaan, pertanian, perhubungan, industry dan perdagangan,
penanaman modal, lingkungan hidup, pertanahan, koperasi, dan tenaga
kerja.
Untuk mendukung penyelenggaraan Otonomi Daerah diperlukan
kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab di Daerah secara
profesional yang diwujudkan dengan pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan
sumber daya nasional yang berkeadilan,serta pembagian Keuangan Pemerintah
Pusat dan Daerah. Sumber pembiayaan Pemerintah Daerah dalam rangka
perimbangan keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah dilaksanakan atas dasar
desentralisasi, dekonsentrasi, dan tugas pembantuan (medebewind).
Dalam kenyataannya, Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tidak
sesuai dengan perkembangan keadaan Ketatanegaraan dan tuntutan
penyelenggaraan Otonomi Daerah, perlu diganti (direvisi) dan kemudian
disyahkan Undang-Undang yang baru yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah (LNRI tahun 2004 Nomor 125, TLNRI
Nomor 4437)19
.
19
Prof.Drs. Widjaja.HAW Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia ,Dalam rangka sosialisasi
UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.Bab III (tentang pemerintahan daerah)
hlm 36-37
19
Dengan segala kelebihan dan kekurangan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 199920
tentang Pemerintahan Daerah telah membuka peluang daerah
Provinsi, Daerah Kabupaten/kota untuk Mengembangkan Kreativitas dan
Inovasinya membangun Daerah guna Mengimplementasikan makna Otonomi
yang luas, nyata dan bertanggung jawab.
Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa permasalahan, maupun
Sumber Daya Alam, sumber daya buatan, dan sumber daya manusia setiap
Daerah Kabupaten/kota berbeda-beda satu sama lainnya. Perbedaan potensi
sumber daya tersebut dapat menjadi penyebab terjadinya kesenjangan
pembangunan pada masing-masing daerah, terlebih lagi dengan menguatnya
egoism Kedaerahan telah mendorong daerah lebih banyak melihat ke dalam.
Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat di daerah diberi tugas,
wewenang,dan bertanggung jawab untuk menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa, serta keserasian pembangunan antar daerah. Pada sisi lain, kewenangan
dan fasilitas yang diperlukan untuk menjalankan peran tersebut relative terbatas,
akibatnya Peran Provinsi sebagai penyeimbang pembangunan di daerah belum
dapat dijalankan secara optimal.
Investasi baik dalam maupun luar negeri merupakan salah satu motor
penggerak pembangunan di daerah. Sejalan dengan kehadiran Undang-Undang
Nomor 22 Tahun 1999 yang dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai peraturan
perundang-undangan lainnya seperti Peraturan pemerintah Nomor 25 Tahun
20
Prof.Drs. Widjaja.HAW Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia ,Dalam rangka sosialisasi
UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. pembangunan daerah,hlm 56
20
2000, kewenangan provinsi dalam bidang penanaman modal mengalami
perubahan. Provinsi hanya mendukung kewenangan dalam hal promosi
penanaman modal di daerah berada di tangan Pemerintah Kabupaten/kota.
Dalam pada itu, diharapkan daerah tidak mempersulit usaha investasi
dengan memperpanjang birokrasi dari pengusaha serta jaminan keamanan dan
ketertiban setempat/daerah. Jangan sampai soal perizinan investasi di daerah
semakin dipersulit, justru di Era globalisasi di mana persaingan semakin tajam.
Tujuan utama otonomi daerah adalah meningkatkan pelayanan dan
kesejahteraan masyarakat. Ukuran keberhasilan Otonomi Daerah adalah
terwujudnya kehidupan yang lebih baik, lebih adil dalam memperoleh
penghasilan/pendapatan terlindungnya dari segala gangguan, dan tercipta rasa
aman serta lingkungan hidup yang lebih nyaman. Salah satu Aspek penting
Otonomi Daerah adalah pemberdayaan masyarakat sehingga mereka dapat
berpartisipasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan serta
memberikan pelayanan kepada public21
.
21
Prof.Drs. Widjaja.HAW Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia ,Dalam rangka sosialisasi
UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. pembangunan daerah,hal.58
21
F. Tinjauan Pustaka
Dalam proses pembuatan skripsi, tinjauan pustaka pada penelitian ini
pada dasarnya untuk mendapatkan gambaran topic yang akan di teliti dengan
penulis. Sejauh ini menyangkut kajian mengenai narkoba, telah ditemui
sejumlah penelitian terdahulu penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Erick Astra22
, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Fakultas Syari‟ah Universitas
Islam Negeri Sultan Thaha Saifudin Jambi yang berjudul “Strategi Pemerintah
Dalam Penanggulangan Narkoba di Desa Pangkalan Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten
Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan. Ica Safitri23
, Mahasiswi Ilmu
Pemerintahan Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifudin Jambi
yang berjudul „„Peran Pemerintah Desa Dalam Mengatasi Penyebaran Narkoba Di
Desa Sungai Pulai”. dan Yoga Teguh Hadi Prabowo24
, Mahasiswa Fakultas Ilmu
Pendidikan Pengetahuan Social program Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan IKIP PGRI Semarang yang berjudul “Upaya Badan Narkotika
Kota Dalam Menanggulangi Narkoba di kalangan Remaja Kota Semarang”.
Mengingat Desa Pangkalan yang terletak di Kecamatan Rawas Ulu Kabupaten
Musi Rawas Utara, dimana Kabupaten tersebut terkenal dengan Pemasok,
Penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba tentunya sudah menjadi Prioritas
Kepolisian setempat dalam menangani kasus Narkoba di daerah tersebut,dan
nama Daerah tersebut terdengar sudah tidak Asing lagi dari Daerah Kabupaten
Sarolangun mengingat daerah tersebut menjadi salah satu tempat pemasok
22
Erick Astra, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Fakultas Syari‟ah UIN STS JAMBI 23
Ica Safitri, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Fakultas Syari‟ah UIN STS JAMBI 24
Yoga Teguh Hadi Prabowo, Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan,Fakultas Ilmu Pendidikan Pengetahuan Sosial (IKIP PGRI), Semarang.
22
Narkoba ke Kabupaten Sarolangun. karena Daerah tersebut dalam tingkat
peredaran narkobanya sudah sangat memprihatinkan dan membahayakan
kehidupan masyarakat dan bernegara karena mengingat masyarakat dan para
remaja merupakan generasi penerus bangsa. Untuk itu perlu adanya tindakan
dari Pemerintah dan pihak Kepolisian dalam menangani kasus narkoba ini.
Sebagian masyarakat Desa Sungai Pulai masih memiliki tingkat SDM
yang masih rendah, hal ini terbukti dari besarnya jumlah penduduk yang tidak
tamat Sekolah Tingkat Lanjutan Atas (SLTA), masyarakat di Desa Sungai pulai
juga memiliki tingkat partisipasi yang kurang dalam berbagai kegiatan di desa,
terutama pada bidang pembangunan. Hal ini terbukti dari sulitnya
mengumpulkan masyarakat pada saat musyawarah di aula kantor desa atau
ditingkat dusun. Kemudian karena lokasi Desa Sungai Pulai merupakan wilayah
yang terbuka dan mudah di akses dari arah jalan manapun terutama jalan lintas
Sumatera sehingga memudahkan nilai-nilai budaya negatif masuk dan
mempengaruhi masyaraka25
. Desa sungai pulai merupakan desa yang dijadikan
tempat transaksi jual beli narkoba, karena desa sungai pulai sendiri merupakan
desa yang bersebelahan dengan Kecamatan Mersam, Kecamatan Muaro Sebo
Ilir, Kecamatan Muaro Sebo Ulu dan Kecamatan Pemayung. Dari beberapa
masalah yang ada di Desa Sungai Pulai inilah yang menjadi penyebab narkoba
terus menyebar hingga ke pedesaaan termasuk Desa Sungai Pulai dengan jenis
narkoba yang banyak disebarkan berupa Shabu.26
25
Ibid.,hlm.20 26
Observasi langsung di Desa Sungai Pulai, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari.
23
Penyalahgunaan dan peredaran gelap dikota Semarang menunjukkan
adanya Kecenderungan yang meningkat kondisi ini sangat memprihatinkan dan
membahayakan kehidupan masyarakat dan bernegara karena Kota Semarang
merupakan daerah yang sangat strategis dalam peredaran gelap narkoba apalagi
Kota Semarang dikenal sebagai kota Kondusif, Kota yang aman. Komdisi ini
didukung oleh sarana Transfortasi yang semakin baik antar Daerah maupun
Provinsi, sehingga Merangsang Para Pengedar dan Bandar Narkoba untuk
melaksanakan dan meluaskan bisnis barang haram nya di Kota Semarang
sehingga penyalahgunaan dan pengedaran gelap Narkoba di Kota Semarang”.
Penelitian yang dilakukan oleh Yoga Teguh Hadi Prabowo
persamaannya membahas tentang penanggulangan atau menangulangi
peredaran gelap narkoba di Kota Masing-masing dan ingin menjauhkan
keluarga, anak, saudara dan masyarakat dari bahaya narkoba. Perbedaannya
adalah Yoga Teguh Hadi Prabowo terfokus kepada Upaya-upaya namun tidak
membahas Penanggulangan dan peredaran gelap narkoba secara khusus. Yoga
Teguh Hadi Prabowo banyak mengembangkan dari berbagai jenis upaya.
Sedangkan penelitian ini memfokuskan kepada Peran Pemerintah Daerah
Kabupaten Sarolangun Dalam penanggulangan darurat Narkoba di Kabupaten
Sarolangun. Wilayah penelitian terdahulu di Badan Narkotika Kota Semarang,
Sedangkan Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Sarolangun.
Penelitian ataupun studi yang menjelaskan tentang narkoba, Secara
umum memang sudah banyak dilakukan. Demikian dengan artikel yang dibuat
24
Jensendanies Mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, yang berjudul
“Bahaya Narkoba Bagi Remaja” dalam artikelnya Jesendanies menjelaskan
penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang dikalangan generasi muda,
dewasa ini kian meningkat. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda
tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini dikemudian
hari. Karena pemuda sebagai generasai yang diharapkan menjadi penerus
bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti Zat-zat Adiktif penghancur
syaraf. Sehingga pemuda tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya,
generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal
kenangan27
.
Dalam artikel tersebut Jesendanies menyatakan jumlah pemakai
narkotika semakin lama semakin bertambah jumlahnya terutama bagi para
remaja. Hal ini akan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi generasi
penerus bangsa ini. Kalau dirata-ratakan, usia sasaran Narkoba ini adalah usia
pelajar,yaitu berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa bahaya narkoba sewaktu-waktu dapat mengincar anak didik kita kapan
saja. Dalam hal ini perlu upaya dari orang tua untuk menjaga anak-anaknya agar
tidak terjerumus kedalam Narkotika.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang telah dijelaskan di atas,pada
umumnya penelitian ini hampir sama dengan penelitian terdahulu. Namun
penelitian ini dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda, penelitian ini
27
http://ahmadtholabi.wordpress.com/2009/12/13/menanggulangi-penyalahgunaan-narkoba.
25
dilakukan di Kabupaten Sarolangun. Akan tetapi, dalam penelitian ini penulis
lebih mengarah pada Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun dalam
Penanggulangan darurat Narkoba di Kabupaten Sarolangun,
26
BAB II
METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian
Dalam Penelitian ini, penulis memilih lokasi penelitian ini dilakukan di
Kabupaten Sarolangun
2. Lingkup Penelitian
Lingkup dalam penelitian ini adalah tentang Peran Pemerintah Daerah
Kabupaten Sarolangun Dalam Penanggulangan Darurat Narkoba di
Kabupaten Sarolangun.
3. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian Kualitatif, dimana Pendekatan Kualitatif
merupakan Metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna
yang oleh sejumlah individu atau kelompok orang dianggap berasal dari
masalah social atau kemanusian. Penelitian ini membahas tentang: Peran
Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun Dalam Penanggulangan Darurat
Narkoba di Kabupaten Sarolangun. Dalam upaya Mengaplikasikan dan
mempedomani metode penelitian yang dimaksud,peneliti melakukan
pengumpulan data melalui Observasi, Dokumentasi dan Wawancara
langsung kepada pihak-pihak yang bersangkutan dengan tema penelitian ini.
27
4. Sumber Data
a). Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung
di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan
melakukannya. Data primer ini disebut juga data asli atau data baru. Data primer
yang digunakan dalam penelitian ini adalah PERDA Provinsi Jambi No. 5
Tahun 2017 tentang Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan
Zat Adiktif lainnya. Tentang: Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun
Dalam Penanggulangan Darurat Narkoba di Kabupaten Sarolangun .
b). Data Sekunder
Data Sekunder adalah data penunjang yang dapat diperoleh dari
sumber-sumber yang ada relevansinya dengan pembahasan yakni berupa Buku-
buku, Jurnal, Internet dan lainnya.
1. Instrumen Pengumpulan Data
a). Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara
mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap
kegiatan yang sedang berlangsung.
Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang
28
diperoleh melalui observasi. Sebelum peneliti melakukan penelitian, peneliti
sudah mengamati fenomena yang relevan dengan pokok bahasan peneliti yakni
melakukan pengamatan dalam :Peran Pemerintah Daerah Kabupaten
Sarolangun Dalam Penanggulangan Darurat Narkoba.28
b). Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan pengumpulan data yang
dilakukan dengan bertatapan langsung dengan informan, wawancara berguna
untuk mendapatkan informasi secara langsung dari informan yang berguna untuk
pengumpulan data.
c). Dokumentasi
Dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data yang sudah
tersedia dalam catatan dokumen. Fungsinya sebagai pendukung dan
pelengkap bagi data primer yang diperoleh melalui Observasi dan
wawancara mendalam29
.
5. Teknik Analisis Data
Teknik Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif. Analisis kualitatif adalah menguraikan data dalam bentuk
28
Burhan Bungi, Metode Penelitian Kualitatif,Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2008,hlm 29
Sayuti una,MH dkk,Pedoman Penulisan Skripsi,(Syariah Press 2014)hlm.179
29
kalimat yang teratur sehingga memudahkan pemahaman dan interpretasi
data.30
1. Sistematis Penulisan
Agar penulis skripsi ini tidak keluar dari pokok pembahasan, maka
penulis membuat sistematika penulisan yang akan menjadi panduan
dalam penulisan skripsi ini dan menjadi ringkasan dari pembahasan-
pembahasan yang ada di dalam setiap bab nya seperti yang telah tertera
di bawah ini :
Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka teori dan
tinjauan pustaka.
Bab II : Merupakan bab yang membahas mengenai metode penelitian
yang di dalamnya membahas tentang tempat dan waktu penelitian,
pendekatan penelitian, Jenis dan Sumber Data, Instrument pengumpulan
Data, Teknik Analisis Data, dan Serta Sistematika penulisan.
Bab III : Merupakan bab yang membuat gambaran umum lokasi.
Bab IV : Pembahasan yang akan menjawab rumusan masalah yang ada
di dalam penelitian ini.
30
Ibid.,hlm.205
30
Bab V : Penutup yang terdiri dari : kesimpulan dan saran.
G. Jadwal Penelitian
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan,
maka penulis menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal
penelitian sebagai berikut:
31
Tabel 1
Jadwal Penelitian.
No
. Kegiatan
Tahun 2018
Agust September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul X
No
.
Kegiatan
Tahun 2019
Februari Maret April Mei Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2 Pembuatan
Proposal
X X X X X
3 Perbaikan
Proposal Dan
Seminar
No
.
Kegiatan Tahun 2019
Agustus Septemb
er
Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
4 Surat Izin Riset X
5 Pengumpulan Data X X
32
6 Pengolahan Dan
Analisis Data
X X X
7
Pembuatan
Laporan
8
Bimbingan Dan
Perbaikan
X
No
.
Kegiatan
Tahun 2020
Januari Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
9 Agenda Skripsi X
10 Sidang Munaqasah X
11 Revisi Skripsi X
33
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Kabupaten Sarolangun
Kabupaten Sarolangun adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jambi,
Indonesia. Kabupaten ini merupakan salah satu Kabupaten pemekaran dari
Kabupaten Sarolangun Bangko (Sarko) yang beribukota di Bangko. Melalui
Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 secara yuridis formal Kabupaten
Sarolangun resmi terbentuk.
Selanjutnya diperkuat dengan Keputusan DPRD Propinsi Jambi Nomor
: 2/DPRD/99 Tanggal 9 Juli 199931
Tentang Pemekaran Kabupaten di Propinsi
Jambi menjadi 9 Kabupaten dan 1 Kota. Atas dasar kebijakan tersebut, maka
pada tanggal 12 Oktober 1999 Kabupaten Sarolangun resmi menjadi daerah
otonom dengan Bupati Pertama 1999 – 2001 adalah H. Muhammad Madel (Care
Taker). Kemudian berdasarkan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati
melalui DPRD Kabupaten Sarolangun Tahun 2001 terpilih Bupati dan Wakil
Bupati H. Muhammad Madel, dan H. Maryadi Syarif. Saat ini setelah
dilaksanakannya pemilihan umum secara langsung pada bulan Juli 2006 yang
merupakan pemilu lansung pertama bagi Kabupaten Sarolangun maka
terpilihlah H. Hasan Basri Agus dan H. Cek Endra sebagai Bupati dan Wakil
Bupati Sarolangun terpilih periode 2006 – 2011. Berdasarkan Hasil Pemilukada
31
https://sarolangunkab.go.id/sejarah/
34
Tahun 2011 maka terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati periode 2011 – 2016
adalah H. Cek Endra dan Pahrul Rozi. Dan melalui pemilihan secara lagsung, H.
Cek Endra kembali terpilih sebagai Bupati untuk periode 2017 – 2022
berpasangan dengan H. Hilalatil Badri Sebagai Wakil Bupati.
Dalam rangka melengkapi kelembagaan pemerintahan dan birokrasi
publik dan sebagai Kabupaten Pemekaran, maka lembaga Legislatif Kabupaten
Sarolangun DPRD pada awal berdirinya masih merupakan bagian dari DRPD
Kabupaten Sarolangun Bangko (Sarko). Pemisahan lembaga Legislatif
Kabupaten Sarolangun dibentuk bersamaan dengan dasar Undang – Undang
Nomor 54 Tahun 1999 dan selanjutnya disempurnakan kembali melalui Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 2000 dengan jumlah anggota DPRD sebanyak 25
orang.
Pada awal berdirinya Kabupaten Sarolangun terdiri dari 6 (enam)
Kecamatan, 107 Desa, 4 Kelurahan dan 2 Desa Unit Pemukiman Transmigrasi
dan saat ini tahun 2013 sudah menjadi 10 Kecamatan, 9 kelurahan, dan 149
Desa.
Luas wilayah Kabupaten Sarolangun32
± 6.174,43 Km² atau 617.400.
(Ha) serta terletak pada ketinggian 20-1950 M dari Permukaan Laut yang terdiri
dari Dataran Rendah 5.248 Km² (85%) dan Dataran Tinggi 926 Km
² (15%).
32
https://saroangunkab.go.id/gambaran-umum/
35
Secara administrasi, Kabupaten Sarolangun terbagi menjadi 10
Kecamatan, 149 Desa dan 9 kelurahan. Jarak dari ibukota Provinsi Jambi ke
ibukota Kabupaten Sarolangun sekitar 180 Km dan dapat ditempuh selama 4 jam
perjalanan dengan kendaraan roda empat. Jumlah penduduk Kabupaten
Sarolangun tahun 2013 mencapai 267.549 jiwa, terdiri dari laki-laki ± 136.344
jiwa dan perempuan ± 131.205 sedangkan pada tahun 2014 meningkatkan
menjadi 272.203 jiwa terdiri dari laki-laki 138.692 jiwa dan perempuan 133.511
Jiwa dengan kepadatan penduduk 44 jiwa/ Km.
Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Kabupaten Sarolangun
menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Dapat dilihat pada tahun
2013 laju pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sarolangun sebesar 7,89%
sedangkan pada tahun 2014 mencapai angka 8.18%. mengalami peningkatan
sebesar 0,29 %. Hingga saat ini, para pelaku ekonomi dan pengusaha yang
melakukan berbagai macam aktivitas/kegiatan ekonomi yang lebih intensif
maupun reguler di Kabupaten Sarolangun tumbuh, berkembang dan
berkesinambungan lebih cepat dibanding tahun sebelumnya. Struktur
Perekonomian juga didominasi oleh sektor pertanian yang memberikan
kontribusi terbesar terhadap PDRB (Product Domestik Rational Bruto).
Kontributor terbesar selanjutnya adalah sektor migas, pertambangan dan
penggalian, serta sektor perdagangan, perhotelan dan restoran.
36
2. Letak Geografis
LETAK GEOGRAFIS
Kabupaten Sarolangun merupakan salah satu kabupaten di Provinsi
Jambi terletak di bagian barat Provinsi Jambi. Secara Geografis wilayah
Kabupaten Sarolangun33
terletak pada posisi 1020
03‟39” sampai 1030
13‟17” BT
dan antara 010
53‟39” LS sampai 020
46‟24” LS (Meridian Greenwich), dengan
batas administrasi wilayah Kabupaten Sarolangun sebagai berikut:
1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Batanghari Provinsi Jambi.
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Rejang Lebong Provinsi
Bengkulu.
33
https://sarolangunkab.go.id/geografis/
37
3) Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Merangin Provinsi
Jambi.
4) Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi
Sumatera Selatan.
Secara administrasi, Kabupaten Sarolangun terbagi menjadi 10 Kecamatan
dengan luas wilayah masing-masing dapat dilihat dalam tabel berikut34
:
Tabel 2.0
Luas wilayah Kabupaten Sarolangun Per-Kecamatan pada tahun 2014
No Kecamatan Ibukota Luas wilayah
Km2
%
1 Batang Asai Pekan Gedang 858 13.90
2 Pauh Pauh 1.770 28.67
3 Sarolangun Sarolangun 319 5.17
4 Bathin VIII Limbur
Tembesi
498 8.07
5 Mandiangin Mandiangin 636 10.30
6 Air Hitam Jernih 471 7.63
7 Limun Pulau Pandan 799 12.94
8 Cermin Nan Gedang Lubuk Resam 320 5.18
9 Pelawan Pelawan 330 5.34
10 Singkut Singkut 137 2.80
Sumber : BPS Kabupaten Sarolangun, 2014
3. KEADAAN ALAM
Keadaan topografi wilayah Kabupaten Sarolangun bervariasi, mulai dari
datar, bergelombang sampai berbukit-bukit. Wilayah bagian utara umumnya
datar hingga bergelombang, wilayah bagian timur datar bergelombang dan
34
BPS Kabupaten Sarolangun, 2014
38
wilayah bagian selatan berbukit-bukit, sedangkan wilayah bagian barat datar
bergelombang.
Topografi wilayah Kabupaten Sarolangun terdiri dari :
a. Dataran (0-2%) seluas 167.891 Ha,
b. Bergelombang (3-15%) seluas 272.412 Ha,
c. Curam (16-40%) seluas 78.090 Ha, dan
d. Sangat curam ( 40%) seluas 99.090 Ha.
4. KEADAAN IKLIM
Kabupaten Sarolangun memiliki iklim tropis basah dengan
temperatur berkisar antara 200-32
0C dan curah hujan antara 2.400-2.500 mm
per tahun. Temperatur udara rata-rata tercatat sebesar 240C dengan suhu
tertinggi 320C pada bulan Agustus dan terendah 20
0C pada bulan Desember.
Jenis tanah di wilayah Kabupaten Sarolangun cukup beragam di berbagai
tempat. Rincian dari jenis-jenis tanah yang terdapat di Kabupaten
Sarolangun dilihat pada tabel berikut35
:
35
Kantor Pertanahan Kabupaten Sarolangun, 2014
39
Tabel 2.1
Jenis Tanah (Ha)
No PMK Latosol Andosol Aluvial Komp Ltsl +
Litsl
JLH
1 Sarolangun 30.200 - - 20.700 - 50.900
2 Pelawan 29.945 4.320 - 16.033 - 50.298
3 Singkut - - - - - -
4 Limun 6.560 5.595 14.720 16.785 - 43.660
5 CNG - - - - - -
6 Bathin VIII 15.400 - - 15.400 - 30.800
7 Batang
Asai
27.534 10.115 5.420 42.700 - 85.809
8 Pauh 67.601 - - 58.215 - 125.816
9 Mandiangin 28.743 - - 69.217 - 97.960
10 Air Hitam 38.160 3.180 - 2.260 4.190 47.790
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Sarolangun, 2014
5. POTENSI DAERAH
1) Perikanan
40
Potensi sumber daya perikanan di Kabupaten Sarolangun terdiri
dari kolam36
, keramba dan perairan umum (sungai dan danau). Bidang
usaha perikanan yang berkembang di Kabupaten Sarolangun meliputi
jenis usaha perikanan darat terdiri dari usaha kolam dan keramba dan
perairan umum memiliki prospek ekonomis. Jenis ikan yang
dibudidayakan adalah ikan mas, ikan nila, ikan patin, ikan gurami dan
lkan lele. Pada tahun 2010 jumlah produksi Perikanan Kabupaten
Sarolangun sebesar 2.245,6 Ton, sedangkan jumlah konsumsi ikan pada
tahun 2010 sebesar 5.939 Ton, ini berarti Kabupaten Sarolangun masih
mengalami defisit atau kekurangan sebanyak 3.693,4 Ton.
2) Kehutanan
36
http://sarolangunkab.go.id/potensi-daerah/perikanan/
41
Potensi Kehutanan Kabupaten Sarolangun memiliki potensi sumber daya
alam bidang kehutanan seperti hutan lindung37
, taman nasional dan cagar
alam, namun belum seluruhnya dieksploitasi dan dimanfaatkan secara
optimal. Di Kabupaten Sarolangun terdapat 3 (tiga) macam kawasan
lindung yaitu :
a). Kawasan hutan lindung Penetapan kawasan hutan lindung diarahkan
untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi dan
menjaga fungsi hidrologi tanah. Kawasan hutan lindung di Kabupaten
Sarolangun terdapat di Kecamatan Batang Asai seluas 33.220 Hektar dan
Kecamatan Limun seluas 21.065 Hektar.
b). Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas. Kawasan Taman
Nasional Bukit Dua Belas terbagi dalam dua wilayah Kabupaten yaitu
Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Batang Hari. Untuk Kabupaten
Sarolangun terdapat di Kecamatan Air Hitam seluas 6.758 Hektar.
c). Cagar Alam Durian Luncuk I Cagar Alam ini terdapat di Kecamatan
Mandiangin, yaitu Cagar Alam Durian Luncuk I yaitu seluas ± 73,74 Ha.
37
http://sarolangunkab.go.id/potensi-daerah/kehutanan/
42
3) Pertambangan
a) Potensi Pertambangan Bahan galian Golongan A, terdiri dari :
Bahan galian GolonganA38
, terdiri dari :
1. Minyak Bumi Bahan tambang minyak bumi di Kecamatan
Sarolangun yang telah dieksploitasi oleh PT. Bina Wahana
Petrindo (BWP) meruap sebanyak 4 (empat) sumur dengan
jumlah produksi 1.000-2.000 barel/hari. Sedangkan di Kecamatan
Limun saat ini sedang dieksploitasi oleh PT. Petro China dengan
kapasitas produksi sebesar 120 juta barel yang berada di Desa
Teluk Rendah, Desa Lubuk Resam dan Desa Pulau Pandan.
2. Batu Bara Potensi Batu Bara yang terdapat di Kabupaten
Sarolangun berada di Kecamatan Mandiangin, Pauh, Limun dan
Batang Asai. Batu Bara yang telah diketahui depositnya yakni
38
http://sarolangunkab.go.id/galian-a/
43
sebesar 6 juta ton dengan nilai kalori 5.000–6.000 kkal/gr
berlokasi di Sungai Dingin Kecamatan Limun. Sedangkan Batu
Bara yang berada di Desa Guruh Baru Kecamatan Mandiangin
memiliki nilai kalori sekitar 4.820–5.455 kkal/gr sementara Batu
Bara yang berlokasi di Desa Lubuk Napal I, Lubuk Napal II,
Mensao, Mengkua dan Lubuk Kepayang belum terukur nilai
kalorinya.
b) Potensi Pertambangan Bahan galian Golongan B, terdiri dari :
Bahan galian Golongan B39
, terdiri dari :
1) Emas Kandungan emas terdapat disepanjang alur sungai di Kecamatan
Batang Asai dan Kecamatan Limun. Alokasi yang telah diketahui kadar
emasnya yakni di Kecamatan Limun yang beralokasi di Sungai B.limun
dengan kadar emas sebesar 3,34 gr/ton dengan cadangan terindikasi 2
39
http://sarolangunkab.go.id/potensi-daerah/pertambangan/galian-b/
44
Mt, dan Sungai Tuboh dengan kadar emas sebesar 1.762.617 ton biji
dengan kandungan 0,11 gr/ton. Sedangkan lokasi emas yang belum
diketahui kadar emas dan cadangannya yakni di Kecamatan Batang Asai
yang terdapat di Sungai Kinantan Hulu, Sungai Asai dan Sungai Batu
Ampar.
2) Biji Besi Biji Besi yang belum diketahui cadangan dan mineralnya
terdapat di Kecamatan Batang Asai yang beralokasi di Sungai Salak
Bukit Rayo dengan indikasi biji besi yakni dijumpai mineral magnetik,
pirkotik. Sedangkan di Kecamatan Limun yang beralokasi di Sungai
Tuboh dijumpai mineralisasi yang terdiri dari banyaknya sphalerit,
kalkopirit, gaura, hematit dan magnetik.
3) Seng (Zinc) Seng yang mineralisasinya terdapat disungai Tuboh
Kecamatan Limun dengan kandungan seng sebesar 9,98 %, sedangkan
mineralisasi seng yang terdapat di Sungai Menalu Bukit Rayo Desa
Salak Baru Kecamatan Batang Asai dengan kadar Seng (Zn) sekitar 7–
138 ppm.
4) Timbal Potensi Timbal yang mineralisasinya dijumpai terdapat di Sungai
Tuboh Kecamatan Limun dengan kandungan timbal sebesar 1,45 %.
Sedangkan di Kecamatan Batang Asai yang mana mineralisasinya
dijumpai di Sungai Menalu Bukit Rayo Desa Salak Baru Kecamatan
Batang Asai dengan kadar timbal 3–37 ppm.
5) Tembaga Di Kecamatan Batang Asai dimana tembaga yang
mineralisasinya terdapat disungai Manau, Bukit Rayo Desa Salak Baru
45
yang mana mineral yang dijumpai pirit, pirkotit, sphalatorit dan golina,
dan mineralisasi yang terdapat disungai Kinantan dengan kadar 1–27
ppm. Sedangkan yang terdapat di Kecamatan Limun mineralisasi
tembaga terdapat di Sungai Tuboh dengan kandungan tembaga mencapai
0,8 % (JICA, 1988). Indikasi penyebaran tembaga di Kabupaten
Sarolangun dijumpai di Sungai Batang Asai, Sungai Merandang, daerah
Maribung dan Sungai Tangkui.
c) Potensi Pertambangan Bahan galian Golongan C, terdiri dari :
Bahan galian Golongan C40
, terdiri dari :
a). Batu Gamping Batu Gamping terdapat di Desa Narso Kecil
Kecamatan Batang Asai, sedangkan yang telah diketahui kadar dan
cadangan batu gamping yakni terdapat di daerah Napal Melintang
40
http://sarolangunkab.go.id/galian-c/
46
Kecamatan Limun dengan kadar Ca0 (54,86–55,85 %) dan cadangan
diperkirakan sebesar 57,8 juta.
b). Granit Singkapan Granit terdapat di Desa Rantau Panjang Dusun
Salak Baru Kecamatan Batang Asai.
c). Marmer Marmer terdapat di Napal Melintang Bukit Bulan Kecamatan
Limun yang mana kadar dan cadangannya belum diketahui.
d). Fosfat Singkapan Fosfat terdapat di daerah Bukit Bulan Kecamatan
Limun dengan kadar P2O5 cukup tinggi yakni 18,37 %.
B. PENDUDUK KABUPATENSAROLANGUN
Data kependudukan yang disajikan pada pulikasi ini merupakan hasil
proyeksi penduduk tahun 2012 s.d. 2016 yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik Kabupaten Sarolangun yang di dasarkan pada data data sensus
penduduk tahun 2012 s.d 2016. Jumlah hasil proyeksi penduduk Sarolangun
284.201 jiwa. Dilihat dari segi kepadatan penduduk maka jumlah penduduk dan
rasio jenis kelamin menurut Kecamatan di Kabupaten Sarolangun Provinsi
Jambi Tahun 2012 s.d 201641
adalah :
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Kabupaten Sarolangun Per Kecamatan Pada Tahun
2012 s.d. 2016
No Kecamatan Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
1 Sarolangun 49.778 51.159 53.080 54.728 56.381
2 Singkut 38.112 38.907 39.678 40.422 41.147
3 Pelawan 29.479 30.016 30.533 31.027 31.501
41
BPS,Kabupaten-sarolangun-2017
47
4 Limun 16.188 16.539 16.881 17.212 17.534
5 Batang Asai 16.397 16.539 16.791 16.992 17.193
6 Cermin Nan
Gedang
11.404 11.625 11.840 12.045 12.244
7 Bathin VIII 18.556 18.837 19.120 19.407 19.699
8 Mandiangin 32.697 33.466 34.247 35.049 35.868
9 Air Hitam 25.540 26.329 27.116 27.899 27.899
10 Pauh 21.841 22.385 22.917 23.441 23.441
Jumlah 259.992 265.856 265.856 272.203 278.222
Sumber : BPS, Kabupaten Sarolangun 2017
Sedangkan proporsi jumlah penduduk menurut jenis kelamin pada
tahun 2016 hampir sama diantara laki-laki dan perempuan, berturut-turut adalah
51% dan 49% atau dengan rasio 1:1 . Rasio jenis kelamin menurut Kecamatan
dapat dilihat pada tabel berikut42
:
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten Sarolangun Tahun
2016
No Kecamatan Jumlah Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Sarolangun 28.658 27.723 56.381
2 Singkut 21.059 20.088 41.147
3 Pelawan 15.872 15.629 31.501
4 Limun 8.824 8.710 17.534
5 Batang Asai 8.255 8.938 17.193
6 Cermin Nan Gedang 6.161 6.083 12.244
7 Bathin VIII 10.052 9.647 19.699
8 Mandiangin 18.559 17.309 35.868
9 Air Hitam 15.024 13.654 28.678
10 Pauh 12.376 11.580 23.956
Jumlah 144.840 139.361 284.201
42
BPS, Kabupaten
Sarolangun/jumlahpendudukdanrasiojeniskelaminkabupatensarolanguntahun2016
48
Sumber : BPS, Kabupaten Sarolangun
Berdasarkan kelompok umur, jumlah penduduk Kabupaten Sarolangun
terbanyak pada kelompok usia 15-64 tahun, yaitu sekitar 188.007 jiwa atau
66% dari jumlah penduduk yang ada. Perkembangan jumlah penduduk
menurut kelompok umur selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Kabupaten Sarolangun menurut kelompok umur
pada tahun 2012 s.d. 2016.
No
Kelompok
usia (Tahun)
Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
1 O-14 Tahun 82.545 83.437 84.255 84.995 85.617
2 15-64 Tahun 168.825 173.657 178.457 183.219 188.007
3 Tahun 8.622 9.032 9.491 10.008 10.557
Jumlah 259.992 266.126 272.203 278.222 284.181
Sumber : BPS Kabupaten Sarolangun, 2017
Pertambahan jumlah penduduk Kabupaten Sarolangun dari tahun ke
tahun tidak terlalu berbeda. Pertambahan jumlah penduduk setiap tahunnya
berkisar kurang lebih 6.000 orang dari tahun sebelumnya. Pertambahan
penduduk dari tahun 2015 ke tahun 2016 adalah 5.959 atau dengan pertumbuhan
penduduk 2,15%. Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Sarolangun
selama lima tahun terakhir terus meningkat dari tahun ke tahun.
49
Dengan meningkatnya jumlah penduduk pada setiap tahun, pemerintah
Kabupaten Sarolangun dari tahun 2014 dan 2015 hanya memiliki 15 unit
puskesmas, 50 unit puskesmas pembantu, dan 1 unit Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sarolangun. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Sarolangun, dapat diketahui bahwa rasio sarana kesehatan dasar
terhadap penduduk sebesar 0,33, sedangkan rasio sarana kesehatan rujukan
terhadap penduduk sebesar 0,23. Dari tabel dibawah ini, kita dapat melihat
jumlah fasilitas kesehatan yang ada di Kabupaten Sarolangun pada tahun 2012-
2016.
Tabel 2.5
Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Sarolangun Tahun 2012-
201643
.
Fasilitas Kesehatan Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
Rumah Sakit 1 1 1 1 1
Puskesmas 13 13 15 15 15
Puskesmas Pembantu 51 51 51 50 51
Posyandu 297 274 330 328 338
Klinik KB 56 58 137 137 137
Polindes/Poskedes 97 97 103 103 108
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun, 2017
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa sejak tahun 2016 di Kabupaten
Sarolangun sudah ada satu Rumah Sakit Umum yang beroperasi sejak tahun
43
Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun, 2017
50
2006, 15 buah puskesmas, 51 buah puskesmas pembantu (Pustu) dan 338
Posyandu ini berarti, untuk penanganan masalah kesehatan penduduk pada
setiap kecamatan rata-rata dilayani oleh 1-2 puskesmas dan 4-5 postu. Hal lain
yang tidak kalah penting dalam penanganan kesehatan adalah ketersediaan
sarana dan prasarana pelayanan reproduksi yang bertujuan untuk mengupayakan
agar persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan, dan tenaga
medis lainnya).
Jika dilihat dari segi jumlah fasiitas kesehatan dibandingkan dengan jumlah
penduduk Kabupaten Sarolangun masih sangat kurang. Oleh karena itu
Pemerintah Daerah harus berupaya meningkatkan jumlah dan kualitas fasilitas
kesehatan.
C. PROFILKABUPATENSAROLANGUN
51
Kabupaten Sarolangun adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jambi,
Indonesia. Kabupaten ini merupakan salah satu Kabupaten pemekaran dari
Kabupaten Sarolangun Bangko (Sarko) yang beribukota di Bangko. Melalui
Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 secara yuridis formal Kabupaten
Sarolangun resmi terbentuk.
Selanjutnya diperkuat dengan Keputusan DPRD Propinsi Jambi Nomor :
2/DPRD/99 Tanggal 9 Juli 199944
Tentang Pemekaran Kabupaten di Propinsi
Jambi menjadi 9 Kabupaten dan 1 Kota. Atas dasar kebijakan tersebut, maka
pada tanggal 12 Oktober 1999 Kabupaten Sarolangun resmi menjadi daerah
otonom dengan Bupati Pertama 1999 – 2001 adalah H. Muhammad Madel (Care
Taker).Kemudian berdasarkan Hasil Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati melalui
DPRD Kabupaten Sarolangun Tahun 2001 terpilih Bupati dan Wakil Bupati H.
Muhammad Madel, dan H. Maryadi Syarif. Saat ini setelah dilaksanakannya
Pemilihan umum secara langsung pada bulan Juli 2006 yang merupakan pemilu
lansung pertama bagi Kabupaten Sarolangun maka terpilihlah H. Hasan Basri
Agus dan H. Cek Endra sebagai Bupati dan Wakil Bupati Sarolangun terpilih
periode 2006 – 2011. Berdasarkan Hasil Pemilukada Tahun 2011 maka terpilih
sebagai Bupati dan Wakil Bupati periode 2011 – 2016 adalah H. Cek
Endra dan Pahrul Rozi. Dan melalui pemilihan secara lagsung, H. Cek Endra
kembali terpilih sebagai Bupati untuk periode 2017 – 2022 berpasangan dengan
H. Hilalatil Badri Sebagai Wakil Bupatiuntuk mengurus pemerintahan
Daerah Kabupaten Sarolangun dan mengatasi permasalahan yang ada di
44
https://sarolangunkab.go.id/sejarah/
52
Kabupaten Sarolangun, terutama masalah narkoba yang menjadi pusat perhatian
kita bersama.
Luas wilayah Kabupaten Sarolangun ± 6.174,43 Km² atau 617.400. (Ha) serta
terletak pada ketinggian 20-1950 M dari Permukaan Laut yang terdiri dari
Dataran Rendah 5.248 Km² (85%) dan Dataran Tinggi 926 Km
² (15%).
Secara administrasi, Kabupaten Sarolangun terbagi menjadi 10
Kecamatan, 149 Desa dan 9 kelurahan. Jarak dari ibukota Provinsi Jambi ke
ibukota Kabupaten Sarolangun sekitar 180 Km dan dapat ditempuh selama 4 jam
perjalanan dengan kendaraan roda empat. Jumlah penduduk Kabupaten
Sarolangun tahun 2013 mencapai 267.549 jiwa, terdiri dari laki-laki ± 136.344
jiwa dan perempuan ± 131.205 sedangkan pada tahun 2014 meningkatkan
menjadi 272.203 jiwa terdiri dari laki-laki 138.692 jiwa dan perempuan 133.511
Jiwa dengan kepadatan penduduk 44 jiwa/ Km2.
Dalam beberapa tahun terakhir, perekonomian Kabupaten Sarolangun
menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Dapat dilihat pada tahun
2013 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sarolangun sebesar 7,89%
sedangkan pada tahun 2014 mencapai angka 8.18%. mengalami peningkatan
sebesar 0,29 %. Hingga saat ini, para pelaku ekonomi dan pengusaha yang
melakukan berbagai macam aktivitas/kegiatan ekonomi yang lebih intensif
maupun reguler di Kabupaten Sarolangun tumbuh, berkembang dan
berkesinambungan lebih cepat dibanding tahun sebelumnya. struktur
perekonomian juga didominasi oleh sektor pertanian yang memberikan
53
kontribusi terbesar terhadap PDRB (Product Domestik Rational Bruto).
Kontributor terbesar selanjutnya adalah sektor migas, pertambangan dan
penggalian, serta sektor perdagangan, perhotelan dan restoran.
54
D. STRUKTUR ORGANISASI KABUPATEN SAROLANGUN
Visi dan Misi
Visi :
Terwujudnya Sarolangun Lebih Sejahtera.
Misi :
a). Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Pelayanan
Umum.
b). Meningkatkan Kualitas SDM serta Penguatan Nilai-nilai Agama
dan Budaya.
c). Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Masyarakat Berbasis
Potensi Lokal.
d). Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Optimal
dan
Berkelanjutan.
e). Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan
Responsif Gender.
f). Meningkatkan Pelayanan Publik45
.
45
Rencana strategi (RENSRA) 2017- 2022
55
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun Dalam Mengatasi
Permasalahan Penanggulangan Darurat Narkoba yang ada di
Kabupaten Sarolangun.
Dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan
amanat Undang-Undang Dasar 1945, Pemerintahan daerah yang mengatur dan
mengurus urusan Pemerintahan menurut asas Otonomi Daerah dan tugas
pembantuan (medebewind),diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
Kesejahteraan Masyarakat melalui peningkatan pelayanan, Pemberdayaan dan
peran serta Masyarakat. untuk itu, Peran Pemerintah Daerah Kabupaten
Sarolangun sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah narkoba yang ada di
Kabupaten Sarolangun.
Mengingat Kabupaten Sarolangunmerupakan daerah perlintasan
peredaran Narkoba antar Provinsi. Tentunya dampak tersebut dapat merugikan
daerah Kabupaten Sarolangun. Selain itu, Kabupaten Sarolangunjuga merupakan
daerah yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Selatan,dan nama
daerah tersebut terdengar sudah tidak asing lagi dari Daerah Kabupaten
Sarolangun,Karena daerah tersebut menjadi salah satu tempat pemasok Narkoba
ke Kabupaten Sarolangun. Karena daerah tersebut dalam tingkat peredaran
narkobanya sudah sangat memprihatinkan dan membahayakan kehidupan
56
masyarakat dan bernegara. karena mengingat masyarakat dan para remaja
merupakan generasi penerus bangsa.
Berdasarkan data Hasil Rilis dari Badan Narkotika Nasional Provinsi
(BNNP) Jambi46
, Dalam peredaran dan penggunaan Narkotika di Provinsi
Jambi, sedikitnya terdapat 53.177 jiwa pengguna yang terlibat dalam
penyalahgunaan Narkotika. Dan Kabupaten Sarolangun menduduki peringkat
Kedua Penyalahgunaan Narkoba setelah Kota Jambi pada tahun 2018.
Untuk itu perlu adanya tindakan dari Pemerintah Daerah danpihak
Kepolisian dalam menangani kasus narkoba ini.
Berdasarkan dari data Ungkap Kasus Narkoba Satres Polres Sarolangun
yang ada di tabel bawah ini, dapat kita lihat sebagai berikut :
TABEL 2.6
DATA UNGKAP KASUS NARKOBA47
.
SATRES NARKOBA
POLRES SAROLANGUN
NO
TAHUN
JUMLAH
KASUS
JUMLAHKASU
SYANGDITAN
GANI
TERSANGKA
YANG
MASIHPELAJAR
JUMLAHTERSANGKA
LAKI-LAKI PEREMPUAN
1
2017
39
37 -
44
1
2
2018
55
65 -
65
5
46
http://m.kajanglako.com/id-5397-post-sarolangun-peringkat-2-penyalahgunaan-narkoba-
tertinggi-di-jambi.html 47
DataungkapKasusnarkobaSATRESNARKOBA-Polres-Sarolangun2019
57
3
2019
41
56
1
57
1
Sumber : Satresnarkobapolressarolangun
Mengingat tingginya data ungkap kasus narkoba yang telah berhasil di
ungkap oleh Satuan Reserse Narkoba Polres Sarolangun dari tahun ke tahun,
tentunya tingkat peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang ada di Kabupaten
Sarolangun semakin meningkat. Untuk itu perlu adanya Peran Pemerintah
Daerah dalam mengatasi masalah peredaran narkoba ini.
Berdasarkan pernyataan dari salah satu pengguna narkoba yang berinisial
BU, ia menyatakan bahwa48
:
Sebelumnya saya pernah sempat kuliah di universitas
jambi jurusan ekonomi, pada saat itu saya tinggal di
salah satu rumah kontrakan telanaipura, dan semenjak
saya mengenal beberapa teman baru, semenjak itulah
saya mulai terjerumus dalam penggunaan narkoba, teman
saya sempat bilang, kalo kamu belum mencobainya
berarti kamu belum gaul. Maka pada saat itu saya
penasaran sama narkoba dan ingin mencobanya, setelah
saya mencobanya, semenjak itulah saya mulai ketagihan
dengan narkoba jenis sabu yang dibawah oleh teman
saya waktu pertama kalinya. Motor vixion yang saya
gunakan saat kuliah sudah terjual untuk membeli
narkoba itu, karena pada saat itu saya mulai
ketergantungan sama narkoba hingga sekarang ini.
Setelah itu, kuliah saya mulai berantakan dan timbul rasa
malas dari dalam diri saya. Dan lama-kelamaan kuliah
saya pun akhirnya terhenti, karena tidak penah lagi
masuk kuliah. Orang tua saya di kampung pada saat itu
tidak tau kalo saya sudah tidak kuliah lagi, dan seperti
biasanya mereka selalu mengirim uang untuk keperluan
saya kuliah dijambi, hampir 1 tahun saya sudah tidak
kuliah lagi tetapi orang tua saya terus mengirim uang,
48
Wawancaradenganpenggunanarkobayangberinisial (BU)
58
karena mereka tidak tau apa2, mereka taunya saya masih
kuliah padahal saya sudah hampir 1 tahun tidak kuliah
lagi. Semenjak itu saya memutuskan untuk pulang
kekampung dan memberi tau mereka kalo saya sudah
tidak kuliah lagi. Betapa kecewanya mereka, namun
bagaimana lagi, semuanya sudah terlanjur.
Berdasarkan wawancara diatas, dapat kita simpulkan bahwa faktor
penyebab terjadinya penggunaan narkoba yaitu salah satunya faktor pergaulan
bebas, rasa ingin tau dan kurangnya perhatian dari orang tua. Selain itu, narkoba
juga dapat menghancurkan impian yang sudah kita jalani. Maka dari itu, jauhilah
narkoba supaya kita bisa mencapai cita-cita yang sudah kita impikan.
Kemudian penulis juga sempat melakukan wawancara langsung dengan
mantan pecandu narkoba.
Berdasarkan pernyataan dari mantan pecandu narkoba, ia menyatakan
bahwa :
“Setelah saya menggunakan barang tersebut, justru
merasakan semangat kerja yang meningkat, selera makan
berkurang dan tahan untuk tidak tidur selama 2 hari 2
malam49
”.
Saat merasakan efek narkoba tersebut, mantan pecandu ini menuturkan
untuk langsung berobat :
“Karena sudah merasakan efek ditubuh saya sudah amat
buruk, saya segera melakukan pengobatan ke Rumah
Sakit Jiwa yang berada di Simpang Rimbo saat diperiksa
bahwa tingkat lupa yang ada pada diri saya sudah
mencapai 40%, dan disanalah saya diberikan pengobatan
dengan diberikan 5 buah pil untuk dikonsumsi. Usai
mengkonsumsi obat tersebut hingga habis, saya malah
49
Wawancara dengan Buchori (mantan pecandu narkoba didesa pelawan ), pada tanggal 4
November 2019
59
dirawat di rumah sakit karena mengidap penyakit TBC
yang berasal dari akibat efek narkoba yang saya pakai
sebelumnya. Selama 1 tahun saya tidak bisa melakukan
aktifitas dan keluar masuk dari Rumah Sakit hingga fisik
saya dahulu sangat subur, sekarang menjadi kurus dan
bukan seperti diri saya yang dahulu. Pernah dalam waktu
dekat ini saya mencoba menggunakan kembali tapi sudah
tidak ada pengaruh apa-apa ditubuh saya karena efek obat
yang masih ada didalam tubuh saya”
Berdasarkan pengalaman dari sang suami, istri dari mantan pecandu
narkoba tersebut ia memberikan sedikit saran bahwa :
“Saya meminta agar tidak menggunakan sama sekali yang
namanya narkoba, karena akan membuat perekonomian
memburuk serta membuat tubuh menjadi tidak sehat
seperti sebelum suami saya mengkonsumsi narkoba”.
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan mantan pecandu narkoba
di atas, dapat kita simpulkan bahwa, selain hanya menghancurkan impian,
membuat ekonomi keluarga memburuk, narkoba juga bisa menimbulkan
penyakit. Maka dari itu kita berharap supaya tidak lagi menggunakan ataupun
mencoba narkoba, karena narkoba dapat membawa kehancuran bagi kita semua.
Waspadalah sebelum semua itu terjadi, sebelum kita menyesal dikemudian hari.
Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota Satres Narkoba Polres
Sarolangun menyatakan sebagai berikut50
:
“Banyaknya mantan tahanan narapidana narkoba yang
telah selesai menjalani hukuman, saat sudah keluar dari
tahanan, mereka malah kembali menjadi pengedar dan
pengguna narkoba”.
50
Wawancara dengan anggota Satres Narkoba Polres Sarolangun,01 November 2019
60
Berdasarkan hasil wawancara diatas, dapat kita simpulkan bahwa
kurangnya tingkat kesadaran hukum dan efek jera yang didapat oleh mantan
narapidana narkoba, dapat memicu mantan narapidana narkoba untuk kembali
menjalani profesinya sebagai pengedar dan pengguna, karena bisnis narkoba ini
juga sangat menguntungkan. Maka dari itu, untuk mengubah seorang mantan
narapidana narkoba tidak bisa dilakukan hanya melalui hukum saja, tetapi harus
melalui dirinya sendiri, karena tingkat kesadaran dirilah yang bisa merubah
seseorang untuk menjadi lebih baik. serta harus ada pengawasan dan perhatian
dari orang tua dan lingkungan yang positif.
61
STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA
KANTOR KESATUAN BANGSA DAN POLITIK
KABUPATEN SAROLANGUN
Sumber : Kantor Kesbangpol Sarolangun51
Sejauh ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun sudah melakukan
Sosialisasi P4GN di beberapa tempat yang ada di Kabupaten Sarolangun52
,
untuk mencegah,mengurangi dan mengatasi peredaran narkoba di daerah
Kabupaten Sarolangun, dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :
51
Struktur Organisasi Kesbangpol Sarolangun 52
DaftarpelaksanaanSosialisasiP4GN-di-Kabupaten-Sarolangun
KEPALA KANTOR
SOLAHUDDIN NOPRI, S.H
NIP. 19731110 200312 1 004
KASI KESBANG DAN ORMAS
PRIYO SUTOPO, BA
NIP.19670819 198810 1 001
JON MERI, SE.
NIP. 19800303 200801 1 003
KASI HUBUNGAN ANTAR LEMBAGA
(HAL)
DODI SARTONO, S.ST
NIP. 19870504 201001 1 004
CORINA FEBRIANTI, SE,.
RINAWATI, S.PD.I
KASI PENANGANAN MASALAH AKTUAL (PMA)
NURJANNAH, S.Pd
NIP.19730305 200012 2 003
REZA LESMANA, SE.
NIP. 19800515 201504 1 001
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
KEPALA SUB BAGIAN TATA USAHA
AINI MARYATI, S.E
NIP. 19840105 20091 2 002
TENI WULANDARI, SH
NIP.19840727 201503 2 004
62
TABEL 2.7
DAFTAR PELAKSANAAN SOSIALISASI P4GN DI KABUPATEN
SAROLANGUN.
NO. HARI/TANGGAL TEMPAT NAMA PESERTA KETERANGAN
1 2 3 4 5
1.
11 APRIL 2018
KANTOR
BUPATI
SAROLANGUN
1. Ardi HS, SH.
2. Rusdi Medan.
3. T. Manalu SH.
4. M. Syamsuddin.
5. Benny Ragukguk, SH.
6. Zulkarnain, SH.
7. Al‟aliah.
8. Rommy Bastian,
S.Psi.
9. NeniSasmita.
10. Rosmalina.
11. LeniMarleni.
12. Budi Andiyanto.
13. AsepJuliansyah.
14. Hartini.
15. M. Zuhairi, ST.
16. A. Somad.
17. Mailis, SE.
18. Amrizal, SKM.
19. Cahya, S.Pdi.
20. Suprapto.
21. Alva Edison.
22. PriyoSutopo, BA.
23. DodiSartono, S.ST.
24. Bello.
25. Jon Meri.
26. EkoWahyudi.
27. Mustakimah.
28. AidulAnhar.
29. Ervan.
30. Julifar.
31. Ruaida.
32. Ridwan.
33. Rahma, S,Pdi.
34. Mayrendry.
35. Akhirman.
36. TeniSeso BTW, SH.
37. Reza Lesmana.
38. AiniMaryati, SE.
Kejari.
Kodim 0420 Sarko
PolresSarolangun.
KBO PolresSrl.
Brig Sat Narkoba.
KasatNarkoba.
PLT. DP3A.
KasiPromkesDinkes
KasubbagKeuangan.
KasiKerjasama.
Staf Pol PP
RSUD Sarolangun.
BabinsaPasar.
KabidGenbek.
Kepala BNN BtgHari.
Kasubbag DAUM BNNK
KasiRehabilitasi BNNK
Kasi P2M BNNK
KasiPemberantasan BNNK.
KonselorAdiksi BNNK
DansubInteldimSarolangun.
KasiKesbangdanOrmas.
Kasi Hal Kesbagpol
StafKesbangpol.
StafKesbagpol.
StafKesbagpol.
StafKesbangpol.
Staf Kesbabgpol.
StafKesbangpol.
StafKesbangpol.
StafKesbangpol.
StafKesbagpol.
StafKesbagpol.
StafKesbnagpol.
StafKesbangpol.
StafKesbagpol.
StafKesbangpol.
StafKesbangpol.
StafKesbangpol.
63
39. Abdul Nasir.
40. Ahmad Jais.
StafKesbangpol.
NO. HARI/TANGGAL TEMPAT NAMA PESERTA KETERANGAN
1 2 3 4 5
2..
25 SEPTEMBER
2018.
BALAI DESA
JERNIH KEC.
AIR HITAM.
1. Hamidah.
2. Kasilah.
3. Atika Sari.
4. FatmiHolida.
5. ZaniZema.
6. Zubaidah.
7. Fatimah.
8. Fatmawati.
9. Megawati.
10. SitiWanajar.
11. Norbayanah.
12. LilisSuryani.
13. Siana.
14. Nuripah.
15. Zuryati.
16. Fitryani.
17. Zulima.
18. Suriyati.
19. Sri Lestari.
20. HayatunNupuz.
21. Asmiyati.
22. Reni.
23. Juniarti.
24. Hartinah.
25. UmiSalamah.
26. Sopiah.
27. SitiSyamsiah.
28. Zaharah.
29. Halimah.
30. Hanipah.
31. ZumkobahMukmin.
32. Haruniyah.
33. SitiAisah.
34. Mukminah.
35. Roraia.
36. Sulis.
37. SitiArita.
Kader PosYandu.
AnggotaPokja IV PKK Desa
KetuaPokja III DesaJernih
Sekretaris PKK DesaJernih
Ketua PKK DesaJernih.
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
64
38. Norbiah.
39. Nurhasanah.
40. Nuraini.
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih
Anggota PKK DesaJernih.
NO. HARI/TANGGAL TEMPAT NAMA PESERTA KETERANGAN
1 2 3 4 5
3.
13 Maret 2019.
DesaBatuAmparKec.
Pauh.
1. M. Fadil.
2. Sabli.
3. M. Taher.
4. Manaf.
5. Walid.
6. Rizal Effendi.
7. Maujuhri.
8. Ramadhan.
9. Arfan.
10. Asriyana.
11. Aang.
12. Sardaini.
13. RizaFadillah.
14. Della Anggraeni.
15. Widiana.
16. Willy.
17. Wita.
18. Melly.
19. Rokib.
20. Ayu.
21. Ipan.
22. Eki.
23. A. Kadir.
24. Partini.
25. Suwaiba.
26. Jumiati.
27. Sita.
28. UmiKalsum.
29. Ade Ruspita.
30. Rintan.
31. Niar.
32. Uum.
33. Ria.
34. Roiba.
35. Jawaria.
36. SitiHodijah.
37. Mira.
38. Rusdiana.
39. Evi.
40. Mistiawati.
41. Sulasmi.
Sekdes.
Kadus I.
Ketua RT.
TokohMasyarakat.
TokohMasyarakat.
Pemuda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
65
NO. HARI/TANGGAL TEMPAT NAMA PESERTA KETERANGAN
1 2 3 4 5
42. Arnila.
43. RatihPalina.
44. AniMarlina.
45. Meggaruan.
46. VindaSeptiani.
47. AndiSaputra.
48. PandiRahmad.
49. Padil.
50. Rika.
51. SitiHabibah.
52. Syamsidar.
53. LeniMarlina.
54. Tina.
55. Sri Murni.
56. Nilan.
57. YenniDepita.
58. Joni Ardiandi.
59. Rukmawati.
60. Solekah.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
4.
27 Maret 2019.
BappedaSarolangun.
1. Indrawati.
2. Hanisah.
3. H. Marjuki.
4. M. Adhim.
5. H. Masturo, ME.
6. Khairul Amin.
7. Salfitri.
8. NurSyamsul.
9. Muhammad El
Husairi.
10. Murni.
11. Drs.DarulRozi.
12. Taskin.
13. Hadi G.
14. BambangGunawan.
15. Puad.
16. Trikora.
17. BustanilArifin.
18. Abu Bakar.
19. Aridin.
20. Deny Pasuma.
21. Nurohmad H.
SosialisasidanPenyuluhanNarkoba.
NO. HARI/TANGGAL TEMPAT NAMA PESERTA KETERANGAN
66
1 2 3 4 5
22. H. Arsyad.
23. H. Winarno.
24. H. Hendriman.
25. M. Idris.
26. Hera Yulianti.
27. Haryatun, S.IP.
28. Ida Safitri, SH.
29. Eva Susanti, S.IP.
30. PebrinaYenni.
31. Pauzi, S.IP.
32. Ali Amri, SE.
33. Lily Kadir S,
34. Mawardi, SH.
35. Ihwaudin.
36. Parul.
37. HolilAbsor.
38. KadirParkim.
39. Kholil.
40. Abdullah Fikri.
41. Heriyantoni.
42. Afrizal.
43. HeriKailani.
44. M. Amin Faisal, S,Hi.
45. SohaldiSohan, SH.
46. Zulhitmi, S,Pd.
47. Hairin, SE.
48. Deshendri, SH.
49. T. Manalu, SH.
50. Reza Lesmana, SE.
51. Desima.
52. Nurjanah, S,Pd.
53. PriyoSutopo, BA.
54. TeniSeso BTW, SH.
55. Bello.
56. DodiSartono, S.ST.
57. Jon Meri.
58. Ahmad Jais.
59. Abdul Nasir.
60. AidulAnhar.
61. Ruaida.
62. Ervan.
5.
26 Juli 2019
BappedaSarolangun.
1. Drs.Kholidi.
2. Drs. M. Idrus.
3. H. Masturo, ME.
4. Deny Pasuma.
Tes Urine bagi ASN.
67
5. NurRohmad.
NO. HARI/TANGGAL TEMPAT NAMA PESERTA KETERANGAN
1 2 3 4 5
6. NurSyamsul H.
7. Haryatun. S.IP.
8. Saipullah.
9. Lily Kadarsih.
10. BustanilArifin.
11. Abdullah Fikri.
12. H. Hendriman.
13. Abu Bakar, ST.
14. BambangGunawan.
15. DarulRozi.
16. Puadi.
17. Eva Susanti, S,IP.
18. Hera Yulianti.
19. T. Manalu, SH.
20. Indrawati.
21. Hanisah.
22. Heriyantoni.
23. ItaSafitri, SH.
24. Arifin.
25. Afriza.
26. Taufan.
27. HadiSukarman.
28. Tasikin.
29. Mawardi, SH.
30. Khairul Amin.
31. HeriKislaini.
32. Mahmud El Husairi.
33. Fauzi.
34. M. Adhim.
35. M. Amin Faisal.
36. Ali Amri.
37. Trikora, S.Pd.
38. SohardiSohan, SH.
39. Zulhitmi, S,Pd.
40. H. Arsyad.
41. H. Winarno.
42. H. Marzuki.
43. Salfita.
44. Hairin.
45. FebrinaYenni.
46. Deshendri.
68
6.
27 Juli
2019
RumahDinasBupati.
1. UnsurForkopimda
(5 Orang).
2. Para
Kadis/Kaban/Kaka
n( 40 Orang).
3. Para Camat (10
Orang ).
4. Para Lurah (11
Orang).
5. Para
Kabid/Kasi/Kasub
bag (100 orang).
SosialisasidanPenyuluhanNarkobaoleh
BNNP Jambi.
7.
24
Agustus
2019
HalamanLamanBasamo.
1. Diikutidandi
hadirisekitar 1000
orang Peserta.
Peringatan HANI tahun 2019
dangerakjalansehat.
8.
4
November
2019.
SMK Negeri 4
Sarolangun.
1. Suhendri AMD,
SH.
2. Olivia Ulandari
(SMK 4).
3. SitiAisah (SMK
4).
4. Artia( SMK 4).
5. MeriRozalina
(SMK 1)
6. Rosliana (SMK
1)
SosialisasidanPenyuluhanNarkobadari
BNNP Jambi.
NO. HARI/TANGGAL TEMPAT NAMA PESERTA KETERANGAN
1 2 3 4 5
7. Pebi Anti Atmaja
(SMK 1)
8. M. EkoYaga S (SMK
1).
9. Jumadi (SMK 1 )
10. Wahyu ZR (SMK 13)
11. Junita Amelia (SMK
13)
12. Hani Indah PS (SMK
13).
13. AuliaMelindasari
(SMK 13).
14. Intan Irma Kumala
69
(SMK 13).
15. DikaPratama (SMK
13).
16. M. HariPahlevi (SMA
7).
17. Silvia Rosa Apliyanti
(SMA 7).
18. M. RizkiSaputra
(SMA 7).
19. Oksron Dimas Saputra
(SMA &).
20. RikoJuliansyah (SMA
7).
21. Artha (SMA 7).
22. Frede HG (SMA 1).
23. M. JailaniOkka (SMA
1).
24. Fahri Ahmad Septian
(SMA 1).
25. Reza Pahlevi (SMA 1
Berdasarkan dari data sosialisasi di atas, dapat kita simpulkan bahwa
Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun belum melakukan sosialisasi secara
menyeluruh, terutama yang seharusnya menjadi pusat perhatian pemerintah
dalam mengatasi penyebaran narkoba adalah tempat-tempat yang sudah
terkominasi langsung oleh narkoba. Tetapi pemerintah daerah sebaliknya
hanya melakukan beberapa kali sosialilasi ke desa-desa, Lembaga
pemerintahan dan Sekolah, Seperti SMKN 4 Sarolangun.
Ini semua terjadi karena kurangnya anggaran dari pemerintah daerah,
sehingga program sosialisasi ini tidak bisa diterapkan secara menyeluruh oleh
pihak Kasi Kesbang & Ormas. Karna yang menangani masalah narkoba di
ruang lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun ini adalah pihak Kasi
70
Kesbang & Ormas Yang berada langsung dibawah lembaga Kesbangpol
Kabupaten Sarolangun.
Kepala Seksi Bina Kesbang dan Ormas, Priyo Sutopo BA yang
menangani masalah narkoba di ruang lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten
Sarolangun, menyatakan bahwa :
“Sosialisasi tentang narkoba memang masih dirasakan
kurang. Untuk itu, Pemerintah Daerah Kabupaten
Sarolangun diharapkan untuk meningkatkan anggaran,
supaya program sosialisasi yang akan di lakukan ke
Masyarakat, Pemuda-i, dan sekolah dapat berjalan
secara merata. Karena sejauh ini, pihak Kasi Kesbang &
Ormas yang hendak melakukan sosialisasi hanya
terkendala oleh anggaran53
”.
Wawancara di atas menjelaskan bahwa sosialisasi tentang narkoba
yang ada di Daerah Kabupaten Sarolangun memang masih dirasakan kurang.
Untuk itu, perlu Adanya tanggapan langsung dari Pemerintah Daerah untuk
menambah anggaran, supaya sosialisasi yang akan dilakukan oleh pihak Kasi
Kesbang & Ormas kepada warga, baik itu lembaga pemerintah maupun
sekolah, dapat berjalan dengan lancar.
Salah satu anggota Ormas Gerakan Anti Narkoba (GAN), Dodi
sularso yang ikut berperan bersosialisasi kepada Masyarakat,
menyatakan bahwa54
:
53
Wawancara dengan Priyo Sutopo BA, Kepala Seksi Bina Kesbang & Ormas, 7 November
2019. 54
Wawancara dengan anggota ormas Gerakan Anti Narkoba (GAN), 7 November 2019
71
“Pihak Kasi Kesbang & Ormas, dan anggota (GAN)
yang selalu ikut bersosialisasi bersama kepada
masyarakat, selalu mengalami keterbatasan anggaran
pada saat hendak melakukan sosialisasi. Selain itu,
kurang harmonisnya hubungan antara anggota Ormas
GAN dengan pemerintah dapat memicu lambatnya laju
pelaksanaan Program sosialisasi. Karena ormas ini
bergabung secara sukarela”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dengan keterbatasan
anggaran dari Pemerintah Daerah, sehingga program sosialisasi P4GN
yang akan dilakukannya ke desa-desa dan sekolah bisa terhambat hanya
karena keterbatasan anggaran. Untuk itu, Pemerintah Daerah di harapkan
bisa meningkatkan anggaran khusus Sosialisasi P4GN yang akan
dilakukan oleh pihak Kasi Kesbang & Ormas dan para Ormas Gerakan
Anti Narkoba (GAN) demi tercapainya tujuan pemerintah dalam
mengurangi tingkat peredaran dan penggunaan narkoba yang ada di
Kabupaten Sarolangun.
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Pemerintah Daerah
dalamMengatasi Permasalahan Penanggulangan Darurat Narkoba
yang ada di Kabupaten Sarolangun.
1. Faktor Pendukung Pemerintah Daerah dalam Mengatasi masalah
Penanggulangan Darurat Narkoba yang ada di Kabupaten
Sarolangun.
a) Faktor Anggaran
Pemerintah Daerah sudah menyiapkan anggaran sebesar,
Rp.550juta. untuk mengcegah, mengatasi, dan mengurangi tingkat
72
peredaran dan penggunaan narkoba. Salah satunya pembangunan
gedung Rehabilitas narkoba yang ada didaerah Bathin VIII Limbur
tembesi. Yang nantinya akan digunakan untuk mengobati para
pengguna narkoba.
Berdasarkan wawancara langsung dengan Kepala Kantor
Kesbangpol Kabupaten Sarolangun, ia menyatakan sebagai berikut55
:
Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun sedang
melakukan pembangunan gedung Rehabilitas narkoba
yang terletak didaerah BathinVIII limbur tembesi, yang
nantinya akan berguna untuk mengobati para pecandu
dan pengguna narkoba, supaya nanti mereka bisa sembuh
dan diobati disana.
b) Pemerintah Daerah sudah mengusulkan kepada Badan Narkotika
Nasinal Provinsi (BNNP) dan Badan Narkotika Nasinal (BNN)
untuk ditempatkannya sebuah Badan Narkotika Nasional
Kabupaten (BNNK) di daerah Kabupaten Sarolangun.
c) Pemerintah Daerah sedang berupaya menerapkan program
Sosialisasi P4GN ke desa-desa, Lingkungan Pemerintahan dan
sekolah. Untuk mengurangi penyebaran dan penggunaan narkoba
yang ada di daerah Kabupaten sarolangun56
.
d) Faktor Manusia Pelaksana
Pemerintah Daerah sudah membentuk team pelaksana yang
dijalankan oleh pihak Kasi Kesbang & Ormas. Dan dibantu oleh
sebuah Organisasi Masyarakat yang diberi nama Ormas GAN
55
BerdasarkanwawancaradenganKepalaKantorKesbangpolKabupatenSarolangun 56
Berdasarkanobservasilapangan-1
73
(Gerakan Anti Narkoba). Untuk menjalani dan melaksanakan
program Sosialisasi P4GN dan Pemberdayaan Manusia ke desa-
desa dan sekolah.
e) Meningkatkan Pemberdayaan Manusia.
Masyarakat harus didorong agar mampu menyelesaikan masalah
mereka sendiri. Tugas pemerintah sebagai fasilitator mendorong
proses membangun kesadaran Masyarakat, membangun system,
menyusun pedoman, dan melatih tenaga masyarakat agar handal.
Dengan demikian pemberdayaan dapat diartikan sebagai proses
dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam
berbagai pengontrolan atas dan pengaruhnya terhadap kejadian-
kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi
kehidupannya dan kehidupan orang lain.
f) Partisipasi Aktif Masyarakat.
Partisipasi Masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka mencegah
penyalahgunaan dan peredaran narkoba ini. Untuk itu, peran
masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam mengawasi setiap gerak-
gerik peredaran dan penggunaan narkoba ini. Dan diharapkan
kepada masyarakat jika ada melihat orang yang sedang melakukan
transaksi ataupun penggunaaan narkoba, untuk segera melaporkan
kepada pihak kepolisian.
74
2. Faktor PenghambatPemerintah Daerah dalam Mengatasi masalah
Penanggulangan Darurat Narkoba yang ada di Kabupaten
Sarolangun.
1) Kurangnya Anggaran.
Dimana, faktor anggaran dapat memperhambat pemerintah dalam
menerapkan program sosialisasi P4GN ke desa-desa, demi tujuan
mengurangi dan mengatasi penyebaran dan penggunaan narkoba.
2) Belum adanya Kantor BNNK.
Ini menjadi salah satu penghambat pemerintah daerah dalam
mengatasi masalah narkoba.57
Secara garis besar faktor yang mempengaruhi anak remaja, dan orang
dewasa yang menggunakan narkoba adalah faktor internal dan faktor
eksternal :
1) Faktor internal
Yakni faktor yang berasal dari diri seseorang, dimana faktor
internal itu sendiri terdiri dari : Perasaan egois, kehendak ingin
bebas, kegoncangan jiwa dan rasa keingintahuan terhadap hal-hal
baru. Sedangkan
2) Faktor eksternal
Yakni faktor yang berasal dari luar diri seseorang atau remaja
yang mempengaruhi terjadinya penyalahgunaan penggunaan
narkoba, adapun faktor eksternal itu sendiri terdiri dari keadaan
57
Bedasarkanobservasilapangan-2
75
ekonomi, pergaulan, lingkungan, kemudahan mendapatkannya,
kurangnya pengawasan dan pengetahuan.
C. Apa Solusi yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Sarolangun dalam mengatasi Permasalahan
Penanggulangan Darurat Narkoba yang ada di Kabupaten
Saroangun
1. Meningkatkan Anggaran.
Dengan meningkatkan anggaran khusus Sosialisasi P4GN, diharapkan
supaya program sosialisasi ini bisa terapkan secara merata ke desa-desa
dan sekolah yang ada di daerah Kabupaten Sarolangun, terutama ke
daerah yang rawan angka peredaran dan penggunaan narkoba, contohnya
seperti Daerah Kecamatan Pelawan, Kecamatan Singkut, Kecamatan
Sarolangun, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Mandiangin. Karena di
daerah itu adalah daerah yang sangat rawan daerah peredaran dan
penggunaan narkoba.
Berdasarkan wawancara dengan pak Syarif. SE, salah satu
karyawan yang bekerja di staf kantor Bappeda, ia menanggapi bahwa58
:
“Pada saat ini, pemerintah daerah memang sudah
berupaya mengatasi masalah peredaran dan
penggunaan narkoba, tetapi masih terbatasi oleh
anggaran sehingga program sosialisasi P4GN yang
diterapkan langsung oleh pemerintah tidak bisa
58
Wawancara dengan Syarif.SE, Staf Bappeda Sarolangun, 8 November 2019
76
dilakukan secara menyeluruh dan merata. Untuk
itu, pemerintah daerah diharapkan untuk
meningkatkan kembali anggaran khusus sosialisasi
dan pemberdayaan manusia, supaya program ini
bisa dilakukan secara menyeluruh dan merata
hingga ke daerah-daerah pelosok yang ada di
kabupaten sarolangun. Karena dia sangat
memprihatinkan, mengingat banyaknya anak muda
dan bahkan mungkin anak nya juga bisa terkena
dampak dari narkoba ini. untuk itu, anak muda
merupakan generasi penerus bangsa yang harus
dijaga dan akan tetap tumbuh hingga dewasa,
karena merekalah yang akan mengurus, menjaga,
memperjuangkan dan mempertahankan negara ini
untuk tetap berdiri tegak di atas bumi pertiwi yang
sangat kita cintai ini”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat kita simpulkan
bahwa mengingat banyaknya anak muda yang merupakan akan menjadi
generasi penerus bangsa, untuk itu anak muda harus dijaga dan
dijauhkandari narkoba yang dapat merusak generasi bangsa. Karena jika
generasi ini sudah rusak, siapa lagi yang akan melanjutkan perjuangan
bangsa ini, tidak mungkin orang-orang yang sekarang ini yang akan
mengurus negara ini untuk selamanya. Untuk itu, Pemerintah Daerah
diharapkan bisa meningkatkan anggaran untuk melakukan sosialisasi ini
supaya bisa dilakukan secara merata dan menyeluruh, demi menjaga
generasi penerus bangsa agar tidak terkena dari narkoba, dan mengurangi
ataupun mengatasi tingkat peredaran dan penggunaan narkoba.
77
2. Meningkatkan Pemberdayaan Manusia.
Masyarakat harus didorong agar mampu menyelesaikan masalah
mereka sendiri. Tugas pemerintah sebagai fasilitator mendorong proses
membangun kesadaran Masyarakat, membangun system, menyusun
pedoman, dan melatih tenaga masyarakat agar handal. Dengan demikian
pemberdayaan dapat diartikan sebagai proses dengan Mana orang
menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan
atas dan pengaruhnya terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga
yang mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain.
Berdasarkan wawancara dengan pak Kadir, salah satu tokoh
masyarakat. ia menyatakan bahwa59
:
Dengan melakukan sosialisasi ke masyarakat,
merupakan salah satu kewajiban pemerintah dalam
meningkatkan pemberdayaan manusia dengan wujud
membangun tingkat kesadaran masyarakat,
bukanhanya menjalin hubungan silaturahmi saja,
tetapi juga bisa meningkatkan hubungan kerjasama
antara pihak pemerintah dan masyarakat.
59
Wawancaradengan kadir, salah satu tokoh masyarakat,9Novenber2019
78
3. Membuat Reklame/Spanduk Tentang bahaya narkoba.
Dengan membuat dan memasangkan reklame/spanduk tentang
bahaya narkoba ke Setiap persimpangan yang ada di setiap daerah
kecamatan, desa-desa dan sekolah di Kabupaten Sarolangun, supaya
masyarakat dan anak muda zaman sekarang bisa sadar dan tau bahwa
narkoba itu sangat berbahaya. Selain bisa menimbulkan penyakit, bahkan
narkoba itu juga bisa menyebabkan kematian.
Berdasarkan wawancara dengan anggota Satres Narkoba, ia
menyatakan bahwa60
:
“Sejauh ini, belum ada saya lihat pemerintah
daerah melakukan pemasangan reklame/spanduk
tentang bahaya narkoba di setiap jalan di
Kabupaten Sarolangun ini, padahal tanpa kita
sadari bahwa spanduk itu juga bisa memotivasi
anak muda zaman sekarang supaya tidak
menggunakan narkoba. Walaupun tidak setiap
simpang, setidaknya kan ada juga sekitar 2 atau 3
spanduk yang terpasang”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat kita simpulkan bahwa
pentingnya pemasangan reklame/spanduk tentang bahaya narkoba,
karena tanpa kita sadari bahwa spanduk itu juga bisa memberikan
motivasi kepada anak muda supaya tidak menggunakan narkoba. Untuk
itu diharapkan kepada Pemerintah Daerah untuk segera membuat dan
memasangkan spanduk tentang bahaya narkoba, supaya anak muda bisa
sadar dan tau dengan bahaya nya narkoba.
60
Wawancara dengan anggota Satres Narkoba, 1 November 2019
79
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian dan wawancara yang dilakukan tentang Peran
Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun Dalam Mengatasi
Permasalahan Penanggulangan Darurat Narkoba di Kabupaten Sarolangun,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun Dalam Mengatasi
Permasalahan Penanggulangan Darurat Narkoba yang ada di
Kabupaten Sarolangun. Sejauh ini, Pemerintah Daerah Kabupaten
Sarolangun sudah mengambil tindakan dalam mengatasi
permasalahan penanggulangun darurat narkoba yang ada di
kabupaten sarolangun, yaitu dengan cara melakukan Program
Sosialisasi P4GN dan Pemberdayaan Manusia ke desa-desa dan
sekolah yang adadi kabupaten sarolangun, gunanya untuk mencegah,
mengurangi dan mengatasi masalah peredaran dan penggunaan
narkoba. Tetapi program sosialisasi P4GN ini tidak bisa di terapkan
secara merata dan menyeluruh ke daerah dan sekolah yang ada di
Kabupaten Sarolangun ini, karena keterbatasan anggaran.
80
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Pemerintah Daerah
dalamMengatasi Permasalahan Penanggulangan Darurat Narkoba
yang ada di Kabupaten Sarolangun.
a. Faktor pendukung.
- Faktor Anggaran.
Pemerintah sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp.550
juta untukuntuk mengcegah, mengatasi, dan mengurangi
tingkat peredaran dan penggunaan narkoba. Salah satunya
untuk pembangunan gedung Rehabilitas narkoba yang ada
didaerah Bathin VIII Limbur tembesi. Yang nantinya akan
digunakan untuk mengobati para pengguna narkoba.
- Pemerintah daerah Kabupaten Sarolangun bersama BNNP
Jambi sudah mengusulkan untuk di tempatkannya sebuah
kantor BNNK kepada BNN.
- Pemerintah Daerah sedang menerapkan program
Sosialisasi P4GN ke desa-desa dan sekolah yang ada di
Daerah Kabupaten Sarolangun.
- Faktor Manusia Pelaksana
Dimana pemerintah daerah sudah membentuk sebuah tim
pelaksana untuk menerapkan program sosialisasi P4GN ke
desa-desa dan sekolah.
- Meningkatkan Pemberdayaan Manusia
- Pastisipasi Aktif Masyarakat.
81
b. Faktor Penghambat
- Kurangnya Anggaran
Dengan kurangnya anggaran, dapat membuat setiap
soliasisasi yang hendak dilakukan oleh Kasi Kesbang &
Ormas bersama Ormas GAN bisa terhambat, karena
zaman sekarang semuanya butuh uang, apa-apa harus
pakai uang.
- Belum adanya Kantor BNNK.
3. Apa Solusi yang harus dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Sarolangun dalam mengatasi Permasalahan Penanggulangan Darurat
Narkoba yang ada di Kabupaten Sarolangun.
a. Meningkatkan Anggaran
Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun diharapkan untuk
meningkatkan anggaran, supaya setiap Sosialisasi P4GN yang
dilakukan oleh Kasi kesbang & Ormas bersama Ormas GAN
bisa diterapkan secara merata dan menyeluruh ke desa-desa
dan sekolah. Gunanya untuk mencegah, mengurangi dan
mengatasi masalah penyebaran dan penggunaan narkoba yang
ada di Daerah Kabupaten Sarolangun.
b. Meningkatkan Pemberdayaan Manusia.
82
Dengan meningkatkan pemberdayaan manusia, merupakan
salah satu ujud pemerintah dalam upaya meningkatkan
kesadaran masyarakat, guna untuk mengatasi hal-hal yang
tidak di inginkan.
c. Membuat Reklame/Spanduk Tetang Bahaya Narkoba.
B. SARAN
Setelah penulis menguraikan masalah ini, maka penulis mengajukan
beberapa saran-saran sebagai berikut :
1. Saran penulis kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun untuk
meningkatkan anggaran, supaya setiap Program Sosialisasi P4GN yang
hendak diterapkan oleh Kasi Kesbang & Ormas bersama Ormas Gerakan
Anti Narkoba (GAN), bisa diterapkan secara merata dan menyeluruh ke
desa-desa dan sekolah yang ada di daerah Kabupaten Sarolangun.
Terutama ke daerah-daerah yang terkontaminasi langsung oleh peredaran
dan penggunaan narkoba. Supaya bisa mencegah, mengurangi dan
mengatasi masalah penyebaran dan penggunaan narkoba yang ada di
daerah Kabupaten Sarolangun.
2. Saran penulis kepada Kasatres Narkoba Polres Sarolangun untuk selalu
menangani dan mengungkap kasus peredaran dan penggunaan narkoba.
supaya bisa menangkap dan memberikan sanksi hukum kepada para
83
pengedar dan pengguna narkoba sehingga dapat mempersempit ruang
gerak pengedar dan pengguna narkoba ini.
3. Saran penulis kepada Remaja maupun Orang Dewasa yang menjadi
pemakai narkoba di Daerah Kabupaten Sarolangun hendaknya segera
menyadari dan kembali kepada jati diri yang sesungguhnya, karena
remaja maupun orang dewasa merupakan generasi penerus bangsa yang
akan melanjutkan pembangunan dimasa depan. Untuk itu para generasi
penerus dan pengembang amanah, cita-cita kemerdekaan bangsa, marilah
kita kenali diri, cegah dan putuskan siklus pengedaran narkoba dengan
menjaga moralitas diri, baik keluarga dan masyarakat sekitar kita. Jagalah
diri kita dengan meningkatkan pengetahuan pendidikan, pengetahuan
agama, moral, dan etika untuk kelangsungan hidup dimasa yang akan
datang.
C. PENUTUP.
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT
yang telah menganugrahkan rahmat serta hidayahnya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini walau dalam
bentuk yang sederhana. Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum tentu
sempurna baik dari pengaturannya maupun dari bahasa dan
pembahasannya. Dalam hal ini selalu berlapang dada dengan senang hati
menerima tegur sapa dan kritikan yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Dalam hal ini, penulis juga mengucapkan terima
84
kasih kepada bapak/ibu dosen yang telah berpartisipasi membimbing dan
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Jika dapat kejanggalan dan
kesalahan terlebih dahulu penulis mohon maaf yang sedalam-dalamnya,
akhir kata penulis mendoakan semoga kita selalu dilindungi Allah SWT
dan diberikan kesehatan, umur yang panjang, rezeki yang halal dalam
menafkahi keluarga, amin yarobbal alamin.
Wallahul muafiq ila aqwa mittorik, wassala mualaikum warahmatullahi
wabarakatuh.
DAFTAR PUSTAKA
A. Literatur
Burhan Bungi, MetodePenelitianKualitatif,Jakarta: PT Raja
GrafindoPersada, 2008.
DadangHawari, “Penyalahgunaan Narkotika dan Zat Adiktif
Lainnya”,Fakultaas Kedokteran Universitas Indonesia,1991.
Hari Sasangka, Narkotikadan Psikotropika dalam Hukum
Pidana,(Bandung: MandarMaju,2003),hlm.2
JosefRiwuKaho, prospek otonomi daerah di Negara republic Indonesia
(tentang Factor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan otonomi
daerah)Hlm.67
MulyanaW.Kusumah,”Kejahatan dan Penyimpangan”,YayasanLbh,
Jakarta,1998, Hal.99.
Prof.Drs. Widjaja.HAW Penyelenggaraan Otonomi di Indonesia,Dalam
rangka sosialisasi UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah. Restruksi Pemerintahan daerah,Hal 52
Rencana strategi (RENSRA) 2017- 2022, Sarolangun: 2017.
RidhaMa‟ruf ,”Narkotika, bahaya, dan Penanggulangannnya”,Jakarta:
Karisma Indonesia, 1986,Hal.252.
Sayutiuna,MHdkk,Pedoman Penulisan Skripsi, (Syariah Press
2014)hlm.179
Yoga Teguh Hadi Prabowo, Mahasiswa Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Pendidikan Pengetahuan Sosial
(IKIP PGRI), Semarang.
B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika dan
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1997 Tentang Narkotika.
Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 Secara yuridis formal Tentang
Pembentukan Kabupaten Sarolangun.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
Perda Provinsi Jambi Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pencegahan
Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
C. Lain-lain
Anonim. 2011. Role Theory(Online).
BPS, Kabupaten Sarolangun/Jumlah Pendudukdan Rasio Jenis Kelamin
Kabupaten Sarolangun Tahun2016.
DataungkapKasusnarkobaSATRESNARKOBA-Polres-Sarolangun Tahun
2019
DaftarpelaksanaanSosialisasiP4GN-di-Kabupaten-Sarolangun
Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun, 2017.
Erick Astra, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Fakultas Syari‟ah UIN STS
JAMBI
Ica Safitri, Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, Fakultas Syari‟ah UIN STS
JAMBI
Kantor PertanahanKabupatenSarolangun, 2014.
Kozier Barbara.dalam Pengertian Peran.
SEJARAH NARKOBA DI INDONESIA’’, dapatdiakses di
http://WWW.smu-net.com/main.php?act=nap&xkd=12
Struktur Organisasi Kesbangpol Sarolangun
http://ahmadtholabi.wordpress.com/2009/12/13/menanggulangi-
penyalahgunaan-narkoba.
http://jambi.tribunnews.com/2018/12/30/meningkat-kasus-narkoba-
dominasi-perkara-yang-diungkap-polres-sarolangun
http://m.kajanglako.com/id-5397-post-sarolangun-peringkat-2-
penyalahgunaan-narkoba-tertinggi-di-jambi.html
http://ilmupengetahuanumum.com/profil-daftar-kabupaten-dan-kota-di-
provinsi-jambi
http://jambi.antaranews.com/berita/330572/dalam-sepuluh-bulan-polres-
sarolangun-tangkap-68-tersangka-narkoba
http://schantycr7.blogspot.co.id/2013/08/kerangka-teori-dan-
pengembangan.html,03Januari2017.
https://sarolangunkab.go.id/sejarah/
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : TRI APRIANSYAH
Tempat, Tanggal Lahir : PELAWAN, 20 APRIL 1997
Jenis Kelamin : LAKI-LAKI
NIM : SIP.152091
Alamat : DESA PASAR PELAWAN KEC.PELAWAN
KAB.SAROLANGUN
Nama Orang Tua
Ayah : M.FAUZI
Ibu : MUKTI‟AH
Email : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN
PENDIDIKAN TAHUN
SDN 13/VII PELAWAN : 2003-2009
SMPN 10 SAROLANGUN : 2009-2012
SMKN 7 SAROLANGUN : 2012-2015
DAFTAR INFORMAN
NO NAMA INFORMAN JABATAN ATAU STATUS
1 Briptu Andi Manurung Anggota Satres Narkoba POLRES
SAROLANGUN
2 Solahudin Nopri, S.H Kepala Kantor Kesbangpol Sarolangun
3 Priyo Sutopo BA. Kepala Seksi Bina Kesbang & Ormas
4 Dodi Sularso Anggota Ormas Gerakan Anti
Narkoba(GAN)
5 Syarif. SE Staf Bappeda
6 Kadir Tokoh Masyarakat
7 Buchori Mantan Pecandu Narkoba
8 Bujang Pengguna Narkoba
9
10