DATA DIRI PENULIS
Nama : I Made Putra Wirya Brata TTL : Denpasar, 24 Januari 1997 TON : XIV No. Absen : 24 NIM : 1406305189 No. HP : 08994318862 Asal Sekolah : SMAN 2 Denpasar
Persiapan Mahasiswa Dalam Menghadapi MEA2015
PENDAHULUAN
Negara-negara di Asia Tenggara akan menyambut kedatangan Asean Economics
Community (AEC) pada akhir tahun 2015 yang memikiki tujuan untuk menjalin kerjasama
antar negara Asia Tenggara dalam berbagai bidang diantaranya meliputi sosial, ekonomi,
budaya, dan lain-lain. Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 akan
membentuk konsep pasar tunggal dan berbasis produksi yang memicu terjadinya free flow
terhadap barang, jasa, investasi, faktor produksi dan modal serta adanya penghapusan tariff
antar perdagangan Asean, sehingga dalam hal ini diharapkan dapat mengurangi tingkat
kemiskinan dan kesenjangan ekonomi serta kerjasama yang saling menguntungkan diantara
negara anggotanya.
Bagi Indonesia sekarang ini, terselenggaranya MEA 2015 memberikan dampak
yang cukup besar baik tantangan yang bersifat internal maupun eksternal. Dampak tersebut
tidak hanya terjadi pada komoditi atau jasa atau produk industri skala besar tetapi juga sektor
usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Seperti yang kita ketahui, UMKM di Indonesia
merupakan perekonomian yang cukup dominan dari sekelompok usaha yang dimiliki
masyarakat Indonesia, maka dapat dikatakan bahwa pencapaian target kesuksesan MEA 2015
akan dipengaruhi oleh kesiapan dari UMKM itu sendiri.
Hingga saat ini, tak dipungkiri bahwa Indonesia masih memiliki berbagai
permasalahan pada sektor UMKM. Setiap daerah memiliki permasalahan yang berbeda-beda
walaupun pada sektor yang sama. Pada umumnya terdapat satu permasalahan yang hampir
sama yang merujuk pada faktor internal yaitu pada segi kualitas dan produktivitas. Dari segi
kualitas, perkembangan UMKM dapat dinilai mengalami peningkatan pada segi kuantitas,
tapi pada segi kualitas UMKM masih terbilang belum merata, sehingga kuantitas yang
terpenuhi tidak diimbangi dengan meratanya kualitas dari sektor UMKM tersebut.
Dari segi produktivitas, peningkatan produktivitas sektor UMKM masih terbilang
rendah, hal tersebut dikarenakan beberapa faktor yaitu rendahnya kualitas sumber daya
manusia (SDM) dalam memanajemen sektor UMKM, peningkatan organisasi dan pemasaran,
kurangnya penguasaan teknologi serta terbatasnya akses UMKM terhadap sumber informasi,
teknologi dan terutama permodalan. Faktor eksternal yang biasa dihadapi para pelaku usaha
tersebut ialah biaya transaksi yang relative mahal karena adanya perubahan iklim usaha
seperti kelangkaan bahan baku yang dibutuhkan para pelaku UMKM.
Dalam peninngkatan kualitas dan produktivitas dibutuhkan peran dari para
masyarakat terutama mahasiwa untuk mengimplementasikan integritas dan kreativitasnya
terhadap pelaku UMKM itu sendiri.
Dalam menghadapi MEA tidak seharusnya kita ragu dan takut. Karena Indonesia
sudah terbukti bisa menghadapi berbagai krisis. Semua pihak termasuk BEM harus
bekerjasama , bersinergi dan bersatu agar Indonesia tidak menjadi pasar bagi negara-negara
Asean. Apabila semua berusaha, pasti ada kesempatan untuk menangkap peluang di tengah
ancaman asalkan mempunyai kemampuan, potensi, dan kreatifitas yang tinggi.
Kreatifitas dan integritas ini perlu dilakukan dan dimulai dari pendekatan.
Pendekatan adalah cara kita mewujudkan ketertarikan kita terhadap suatu hal dalam upaya
untuk lebih mengenal tentang apa yang kita dekati. Seseorang yang melakukan pendekatan
terhadap masalah ekonomi akan lebih mengerti banyak hal tentang berbagai masalah
ekonomi yang ada. Sesuai dengan kemampuanseseorang yang aktif, kreatif dan inovatif
mengertinya seseorang tersebut terhadap suatu masalah, seseorang tersebut akan berfikir aktif
untuk menemukan solusi yang kreatif untuk melakukan sebuah inovasi dalam menyelesaikan
masalah tersebut.
Bidang ekonomi sangat penting bagi suatu negara, karena dengan ekonomi bangsa
yang baik maka akan mampu membuat isi dari negara tersebut sejahtera.
Bidang ekonomi juga sangat berdampak pada berbagi bidang lainnya, seperti bidang
pendidikan, sosial, budaya, dan politik. Sangat vital bila bidang ekonomi dari suatu negara
rusak. Oleh karena itu semua pihak, tidak terkecuali para generasi muda dan masyarakat
harus berkolaborasi untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asea (MEA) dengan tujuan
untuk membangun ekonomi Indonesia yang lebih baik.
Masyarakat Ekonomi Asea (MEA) bukan merupakan hal yang dapat diselesaikan
dengan persaingan melainkan dengan kolaborasi. Generasi muda cenderung lebih aktif dan
kreatif dan inovatif, oleh karena itu akan sangat menguntungkan jika kemampuan dari
masing-masing generasi muda tersebut dapat dikolaborasikan. Kemampuan mereka dilihat
dari aspek intelektualitas, kecerdasan dan penguasaan wawasan keilmuan. Ilmu dan wawasan
yang dimiliki selain akan memperluas cakrawala pandangan, juga memberikan bekal teoritis
maupun praktis dalam pemecahan masalah.
Seorang pemuda akan dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada yang
pada masa dahulu pernah ditemui manusia dan dirumuskan dalam berbagai teori
pemecahannya. Atau, jika hal yang ada belum pernah ditemui sebelumnya, maka mereka
sudah memiliki bekal yang metodologis dan sistematis tentang bagaimana cara menemukan
pemecahan masalah-masalah yang ada. Dengan kemampuan pemuda yang seperti itu tidak
dapat dipungkiri bahwa modal terbesar indonesia terletak pada generai muda dalam berbagai
masalah, khususnya ekonomi.
. Kesimpulan
Dalam menghadapi MEA 2015, Peran mahasiswa sangat dibutuhkan mengingat
bahwa mahasiswa sebagai tonggak perubahan. Mahasiswa menjadi faktor penting karena
semangat juangnya yang tinggi, solusinya yang kreatif, serta perwujudan mereka yang
inovatif. Sebagai penerus bangsa, mahasiwswa harus mampu melakukan perannya dalam
berbagai bidang, termasuk bidang ekonomi. Generasi muda harus memiliki integritas dan
kreativitas dalam memberdayakan pelaku sektor UMKM, karena UMKM menjadi salah satu
peran vital dalam pembangunan perekonomian Indonesia dalam mengahdapi MEA ini.
Implementasi yang diberikan oleh mahasiswa dapat berupa melakukan inovasi
produk, peningkatan kualitas sumber daya manusia seperti pelatihan dan memotivasi pelaku
UMKM dan masyarakat lainnya untuk tergerak menjadi seorang wirausaha yang
berkompeten, penanaman dan pengembangan jiwa kewirausahaan (entrepreneur skill), dan
sebagai jembatan penghubung (advokator) kepada instansi pemerintah apabila terdapat
kesulitran dalam birokrasi pemerintah negara itu sendiri.
Dengan adanya MEA 2015, diharapakan persiapana mahasiswa melalui implemtasi
pemberdayaan sektor UMKM dapat menjadikan perekonomian Indonesia semakin meningkat
serta memperkuat daya saing Indonesia dengan negara Asean lainnya. Kreativitas yang
diberikan kepada pelaku UMKM dapat menjadikan produk UMKM memiliki nilai guna yang
tinggi sehingga produk-produk yang dimiliki tidak kalah saing dalam menghadapi MEA
tersebut. Diharapkan Indonesia menjadi negara inspirator dan produktif bukan menjadi
negara konsumtif.
Mahasiswa
Meningkat integritas dan kreativitasnya serta mengimplemtasikan baik kepada diri
sendiri maupun kepada pihak pelaku UMKM sehingga dapat memotivasi dan memberikan
semangat juang kepada pelaku UMKM tersebut baik dalam meningkatkan kualitas produk
dan sumber daya manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://economicsririn.blogspot.com/2015/05/nsnc640-14.html
Nagel, P. Julius F. 2012. Kecerdasan Kewirausahaan (Entre-Q) Untuk Meningkatkan Daya
Saing