PERAN AUDITOR INTERNAL DALAM MEWUJUDKAN GOOD UNIVERSITY GOVERNANCE DI UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SKRIPSI
NURUL RASIATUL WAHIDAH 105730465214
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2020
ii
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“JANGAN PERNAH BERKATA TIDAK BISA SEBELUM MENCOBA
DAN BERUSAHA KARENA HASIL AKHIR ADALAH URUSAN ALLAH SWT”
“TIDAK ADA YANG SEMPURNA DAN PERSIS SAMA DI DUNIA INI,
HARGAILAH KEKURANGAN DAN PERBEDAAN SEBAGAI PEMERSATU”
iv
ABSTRAK
Nurul Rasiatul Wahidah, 2018, Peran Auditor Internal Dalam Mewujudkan Good Unityesity Governance Di Universitas Islam Di Negeri Alauddin Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Di bimbing oleh pemimbing I Idham Khalik dan pemimbing II Abd.Salam.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan melihat bagaimana peran auditor internal dalam mewujudkan good universal governance di Universitas Islam Alauddi Makassar, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, data yang dianalisis adalah wawancara dengan bidang layanan dan bidang umum, seperti serta dokumen di Alauddin Stated Islamic Universty di Makassar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran auditor internal dalam mewujudkan good universal governance di universitas Islam Alauddin Makassar efektif. Karena peran auditor internal sangat baik dalam melakukan audit keuangan secara transparan sehingga kita dapat melihat bagaimana peningkatan kinerja auditor internal di kampus UIN II saja telah mencapai tujuan auditnya. Manfaat yang didapat adalah universitas akan lebih baik dan terstruktur. Sehingga ada masalah yang bisa diketahui masalah apa yang terjadi, bagaimana cara mengatasinya dan apakah masalah tersebut sudah terselesaikan atau sesuatu yang belum terselesaikan. Kata kunci: Audit Internal, Tata Kelola Universitas Yang Baik
iv
ABSTRACT
Nurul RasiatulWahidah, 2018, The Role Of Internal Auditors In Realizing
Good Univeesity Governance At Islamic Universities In The Country AlauddinThesis Accounting Study Program Faculty Of Economics And Business Muhammadiyah University Of Makassar.Guided by Supervisor I IdhamKhalik and Advisor II I Abd.Salam.
This study aims to assess and see how the role of internal auditors in realizing good universal governance in the Islamic University OfAlauddi Makassar, this type of teseach used in research is qualitative reseac, the data analyzed are interviews with service fields and general fields, as well as documents at the Alauddin Stated Islamic Universty in Makassar.
The results of this study indicate that the role of internal auditors in realizing good universal governance in the Islamic university of Alauddin Makassar is effective. Because the role of its internal audititor is very good at couducting financial audits transparently with that we can see how the improvement of the internal auditor’s performance at the UIN II campus semata has already achieved its audit objectives. The benefits obtained are that the university will be better and structured. So that theres is a problem that can be know what problems occour, how to overcome them and whether the problem has been resolved or something that has not been resolved.
Keywords :Internal Audit, Good Universal Governance
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peran
Auditor Internal Dalam Mewujudkan Good Universty Governance Di Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar “ skripsi ini merupakan tugas akhir untuk
mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.AK) pada program strata satu (SI)
Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
Sejak awal terlintas dalam benak penulis akan adanya hambatan dan
rintangan, namun dengan adanya bantuan moril maupun materil dari segenap
pihak yang telah membantu memudahkan langkah penulis. Menyadari hal
tersebut, maka penulis menyampaikan terimaksih yang sebesar-beasrnya
kepada segenap pihak yang telah membantu skripsi ini.
Secara khusus penulis menyampaikan terimaksih banyak kepada kedua
orang tua tercinta Ayahanda Muhdar H Mansyur dan Ibunda Atikah M.yakub
yang telah melahirkan, mengasuh, membesarkan dan mendidik penulis sejak
kecil dengan sepenuh hati dalam buaian kasih sayang kepada penulis.
Dalam kesempatan ini, peneliti juga menyampaikan rasa kasih yang
setulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, usaha,
bimbingan serta dorongan moril kepada peneliti sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik, semoga setiap keiklasan dalam membantu dibalas
vi
oleh Allah SWT, Amin, Dengan ini Ucapan terimakasih dan penghargaan peneliti
sampaikan kepada.
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Beserta Wakil
Rector Univesitas Muhammadiyah Makassar.
2. Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan Dan Wakil Dekan 1.11,
Dan 111 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail badollahi SE.,M.SI.,AK.,CA.,CSP selaku Ketua
Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. Idham khalik selaku Pemimbing 1 dan Bapak Abdul
Salam HB.,SE.,M.SI.,AK.,CA.,CSP selaku Pemimbing 11 yang
telah meluangkan waktu untuk memimbing, saya mengucapkan
trimakasih yang sebesar-besarnya kepada kedua pemimbing.
5. Seluruh Dosen Dan Staf Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan yang bermanfaat. Penulis ingin memohon maaf yang
sebesar-besarnya kepada seluruh dosen dan staf atas keslahan
dan tingkah laku yang penulis lakukan selama ini, baik sewaktu
kuliah dan penyusunan skripsi ini.
6. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar yang telah memberi
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Sahabat-sahabat terbaik Elisa pratiwi, Irmawati arahim, ratna dewi
yarni, nurillah, alamsyah,muslimin, arjuna, sumarni, risna wati,
asrianti saripah.
vi
8. Kakanda tercinta Muhaimin yang tak pernah bosan membantu dan
kakanda Abdul Latif yang selalu memberikan motivasi dan
dukungannya.
Penelitian ini menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca menjadi harapan peneliti. Peneliti
berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi siapaun yang
membacanya.
Makassar,September 2020
Penulis
Nurul rasiatul wahidah
vii
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii
ABSTRACT .................................................................................................. iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
D. Manfaat Penulis ...................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4
A. Pengertian Audit ...................................................................................... 4
B. Jenis-Jenis Audit ...................................................................................... 5
C. Pengertian Audit internal .......................................................................... 9
D. Tujuan Audit Internal .............................................................................. 10
E. Unsur-Unsur Audit Internal ..................................................................... 13
F. Tanggung Jawab Kewenangan Audit Internal ....................................... 14
G. Standar Profesional Audit Internal ........................................................ 16
H. Good University Governance ................................................................. 21
viii
I. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 25
J. Kerangka Pikir. ...................................................................................... 29
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 30
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 30
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 30
D. Sumber Data .......................................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 31
F. Teknik Analisis Data.............................................................................. 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 34
A. Gambaran Objek Penelitian .................................................................. 34
B. Analisis Penelitian ................................................................................. 45
C. Pembahasan ......................................................................................... 63
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 64
A. Kesimpulan…………………………………………………………………..64
B. Implikasih Penelitian ............................................................................. 65
C. Saran-Saran .......................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 67
ix
x
DAFRTAR TABEL
Gambar 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................... 25
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir.................................................................................... 29
Gambar 4.1 Satuan Pengawasan Intern UIN ........................................................ 37
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penggunaan visi, idealnya memiliki ciri-ciri goog university
governance. Based management dan knowledge entreprizing.
Kecenderungan ini telah di sikapi oleh Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (2013) merencanakan konsep (HELTS)
Tahun 2013-2013 yang bertumpu pada tiga pilar utama, yaitu:
autonomy,organizational health, dan nation’competitivenes.Melihat kontek ini,
maka tuntutan GUG menjadi kelaziman harus di wujudkan dalam rangka
menyelenggarakan pendidikan tinggi yang lebih baik dan bertanggung jawab
kepada masayrakat. GUG bermakna (1) berfokus pada tujuan oraganisasi
dan hasil bagi masyarakat dan pengguna jasa; (2) melaksanakan fungsi dan
peran secara jelas dan efektif; (3) mempromosikan nilai-nilai seluruh
organisasi; (4) memperoleh informasi, keputusan, dan megelola resiko
secara transparan; (5) mengembangkan kompetensi dan kapasitas kepada
seluruh pengelola Universitas secara efektif; dan (6) melibatkan seluruh
stakeholder dan menciptakan akuntabilitas secara nyata (Chatered Institute
Of Publik Accountancy,2013) Tata kelola pendidikan(Universitas) sesuai
dengan peraturan pemerintah ini mencakup bidang manajemen organisasi,
bidang akademik, bidang kemahasiswaan, bidang sumber daya manusia,
bidang sarana dan prasarana serta bidang keuangan.
sekolah tinggi ilmu pendidikan bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan
2
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan
produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat.
Salah satu konsep yang saat ini sedang menjadi mainstream dalam
penyelenggaraan perguruan tinggi adalah konsep good universty
governance (GUG). Konsep ini sebernanya merupakan turunan dari konsep
tata kelola kepemerintahan yang lebih umum, yaitu good governance.
Apakah pendidikan tinggi itu dapat di golongkan sebagai sebuah publik
goods atau privite goods? Hal ini sangat penting untuk bagaimana
seharusnya manajemen penyelenggaraan perguruan tinggi yang baik dan
bagaimana seharusnya pihak perguruan tinggi menempatkan dirinya di
tengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara. Akuntabilitas publik dan
sebagainya.Dalam upaya mewujudkan Good Governance dalam hal ini Good
University Governance (GUG), Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan memerlukan
peran audit internal yang bertugas meneliti mengevaluasi suatu sistem
akuntansi serta menilai kebijakan manajemen yang dilaksanakan. Auditor
internal merupakan salah satu profesi yang menunjang terwujudnya GUG
yang pada saat ini telah berkembang menjadi komponen utama dalam
meningkatkan universitas secara efektif dan efisien.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk merumuskan
dalam penelitian yang berjudul “Peran Auditor Interal Dalam Mewujudkan
Good Universty Governance Di Universitas Islam Negri(UIN)
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penulis
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “Bagaimanakah peran
auditor internal dalam mewujudkan good universty governance di Universitas
Islam Negeri (UIN).
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini
adalah:“Untuk mengetahui bagaimana peran auditor internal dalam
mewujudkan good universty governance di Universitas Islam Negeri(UIN).
D. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Dari hasil penelitian ini,di harapkan dapat memberikan kontribusi
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam di siplin ilmu akuntansi
khususnya mengenai akuntansi keperilakuan dan audit terkait dengan
independensi,kopentensi,profesionalisme,dan sensitivitas etika profesi
serta kualitas audit. Selain itu,hasil penelitian ini di harapkan dapat
memberikan kontribusi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
2. kegunaan praktis
selain kegunaan teoritis,hasil penelitian ini di harapkan memberikan
kegunaan praktis bagi organisasi terutama BPK dalam mengelola sumber
daya manusianya serta pihak-pihak yang terkait di dalam nya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Audit
Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan utama untuk memperoleh
laba disamping beberapa tujuan lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut,
maka semua tahap kegiatan yang akan dilaksanakan harus direncanakan,
dianalisa, dan diteliti secara seksama terlebih dahulu oleh mereka yang
bertanggung jawab.Dengan makin luas dan rumitnya masalah-masalah yang
ada pada perusahaan, maka ruang lingkup dan luasnya tugas yang dipikul
oleh manajemen semakin bertambah besar. Oleh karena itu manajemen
memerlukan alat bantu yang dapat digunakan untuk mengendalikan
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya. Salah satu alat bantu dalam
melaksanakan fungsi utama manajemen, fungsi pengawasan dan
pengendalian adalah aktivitas audit.
Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan
perusahaan, karena akuntansi publik sebagai yang ahli dan independen pada
akhir pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran
posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan laporan arus kas.
Menurut Sukrisno Agoes (2013:4)“Auditing adalah suatu pemeriksaan
yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen,
terhadapa laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta
catatan-catatn pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan
untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
tersebut”.
5
Definisi lain menyebutkan bahwa auditing adalah proses yang
ditempuh seseorang yang kompeten dan independen agar dapat
menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti mengenai informasi yang terukur
dari suatu entitas (satuan) usaha untuk mempertimbangkan dan melaporkan
tingkat kesesuaian dari informasi yang terukur tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan.Untuk melakukan audit harus tersedia informasi dalam
bentuk yang dapat diveriifikasi dan beberapa standar dari kriteria yang
digunakan auditor untuk mengevaluasi informasi tersebut dan memiliki
banyak bentuk. Para auditor secara rutin melakukan audit atas informasi
yang dapat diukur termasuk laporan keuangan perusahaan dan SPT pajak
penghasilan perorangan. Auditor juga mengaudit informasi yang lebih
subjektif seperti efektivitas sistem komputer dan efisiensi operasi manufaktur.
1. Jenis-jenis Audit
jenis audit dilakukan untuk memastikan bahwa proses operasi di
Beberapa perusahaan telah berjalan sesuai dengan peraturan dan
kebijakan yang berlaku serta pengelolaan terhadap sumber daya dalam
proses tersebut berjalan secara efektif dan efisien.
Menurut Arens et al (2013:16) ada tiga jenis audit, yaitu:
a. Financial Statement
Pemeriksaan keuangan merupakan pemeriksaan atas laporan
keuangan suatu organisasi atau perusahaan secara keseluruhan
dengan tujuan memberikan pendapat atas kewajaran penyajian
laporan keuangan tersebut sesuai dengan kriteria yang tertentu.
6
b. Operational Audit
Pemeriksaan operasional adalah suatu tinjauan terhadap
setiap bagian prosedur atau metode operasi suatu organisasi untuk
menilai efisiensi dan efektifitas kegiatan entitas tersebut. Pada akhir
pemeriksaan operasional biasanya diajukan saran-saran rekomendasi
pada manajemen untuk meningkatkan kualitas operasi perusahaan.
c. Compliance Audit
Pemeriksaan ketaatan merupakan proses pemeriksaan atas
ketaatan pelaksanaan suatu prosedur atau peraturan tertulis yang
ditetapkan oleh pihak yang berwenang, baik pihak atasan perusahaan
maupun pemerintah.
Menurut Sukrisno Agoes (2013:10) ditinjau dari luasnya
pemeriksaan, audit bisa dibedakan atas pemeriksaan yaitu:
a. Pemeriksaan Umum (General Audit)
Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang
dilakukan oleh KAP independen dengan tujuan untuk bisa
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan. Pemeriksaan tersebut harus sesuai dengan Standar
Profesional Akuntan Publik dan memperhatikan kode etik akuntan
Indonesia, aturan etika KAP yang telah disahkan Ikatan Akuntan
Indonesia serta standar pengendalian mutu.
b. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)
Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan
Auditee) yang dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada
akhirnya pemeriksaan auditor tidak perlu memberikan pendapat
7
terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat
yang diberikan terbatas pada pos atau masalah tertentu yang
diperiksa, karen prosedur audit yang 17 dilakukan juga terbatas.
Misalnya KAP diminta untuk memeriksa apakah terdapat kecurangan
pada penagihan piutang usaha perusahaan. Dalam hal ini prosedur
audit terbatas untuk memeriksa piutang, penjuakan dan penerimaan
kas. Pada akhir pemeriksaan KAP hanya memberikan pendapat
apakah terdapat kecurangan atau tidak terhadap penagihan piutang
usaha diperusahaan. Jika memang ada kecurangan, berapa besar
jumlahnya dan bagaimana modus operandinya.
Sedangkan ditinjau dari jenis pemeriksaan, menurut Sukrisno
Agoes (2013:11) audit bisa dibedakan menjadi 4 yaitu:
a. Management Audit (Operational Audit)
Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu
perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional
yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk mengetahui apakah
kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif, efisien, dan
ekonomis. Pengertian efisien disini adalah, dengan biaya tertentu
dapat mencapai hasil atau manfaat yang telah ditetapkan atau
berdaya guna. Efektif adalah dapat mencapai tujuan atau sasaran
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau berhasil/dapat
bermanfaat sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Ekonomis
adalah dengan pengorbanan yang serendah-rendahnya dapat
mencapai hasil yang optimal atau dilaksanakan secara hemat.
8
b. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah
perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-
kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern
perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun pihak eksternal
(Pemerintah, Bapepam, bank Indonesia, Direktorat Jendral Pajak, dan
lain-lain). Pemeriksaan bisa dilakukan oleh KAP maupun bagian
Internal Audit.
c. Pemeriksaan Intern (Intern Audit)
Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi
perusahaan, maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen yang
telah ditentukan. Pemeriksaan umum yang dilakukan internal auditor
biasanya lebih rinci dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang
dilakukan oleh KAP.Internal Auditor biasanya tidak memberikan opini
terhadap kewajaran laporan keuangan, karena pihak-pihak di luar
perusahaan menganggap bahwa internal auditor, yang merupakan
orang dalam perusahaan, tidak independen. Laporan internal auditor
berisi temuan pemeriksaan (audit finding) mengenai penyimpangan
dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian intern,
beserta saran-saran perbaikannya (recommendations)
d. Computer Audit
Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang
memproses data akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data
Processing (EDP) sistem. Untuk memberikan keyakinan yang
9
memadai bahwa tujuan perusahaan akan tercapai, audit internal
secara terus menerus memerlukan pengawasan dari manajemen
untuk menentukan apakah pelaksanaannya sesuai dengan yang
dikehendaki. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, fungsi
pengawasan ini kurang dapat dilaksanakan dengan baik, karena
jangkauan dan ruang lingkup yang akan dikendalikan semakin luas
dan kompleks sehingga kemampuan manajemen dirasakan sangat
terbatas. Untuk itu manajemen memerlukan bagian khusus dalam
perusahaan untuk melakukan penilaian atas pengendalian intern dan
aktivitasaktivitas perusahaan. Bagian ini disebut sebagai Audit
Internal. Audit Internal harus dilakukan oleh seorang yang bebas dari
pengaruh departemen atau bagianbagian lain yang diperiksanya.
B. Audit Internal
1. Pengertian Audit Internal
Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mencapai tujuan perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep
Audit Internal dikarenakan bertambah luasnya ruang lingkup perusahaan.
Semakin besar suatu perusahaan maka semakin luas pula rentang
pengendalian yang dipikul pimpinan. Audit Internal yang dilakukan dalam
suatu perusahaan merupakan kegiatan penilaian dan verifikasi atas
prosedur-prosedur, data yang tercatat berdasarkan atas kebijakan dan
rencana perusahaan, sebagai salah satu fungsi dalam upaya mengawasi
aktivitasnya.
Valery G. Kumaat (2013:35) mendefinisikan bahwa: “Audit Internal
adalah agen yang paling “pas” untuk mewujudkan Internal Control, Risk
10
Management, dan Good Corporate Governance yang pasti akan memberi
nilai tambah bagi sumber daya dan perusahaan”.
Selain itu Hery (2013:20) menjelaskan bahwa Audit Internal
adalah suatu fungsi penilaian yang dikembangkan secara bebas dalam
organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan sebagai
wujud pelayanan terhadap organisasi perusahaan.
Dari beberapa definisi di atas sudah jelas bahwa Audit Internal
merupakan jaminan, independen, obyektif dan aktivitas konsultasi yang
dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan efektifitas kegiatan
operasi perusahaan.
2. Tujuan Audit Internal
Menurut Hery (2013:39) tujuan Audit Internal adalah:
“Audit Internal secara umum memiliki tujuan untuk membantu segenap
anggota manajemen dalam menyelesaikan tanggungjawab mereka
secara efektif, dengan memberi mereka analisis, penilaian, saran, dan
komentar yang objektif mengenai kegiatan atau hal-hal yang diperiksa”.
Menurut (Hery, 2013:46), untuk mencapai keseluruhan tujuan
tersebut, maka auditor harus melakukan beberapa aktivitas sebagai
berikut:
a. Memeriksa dan menilai baik buruknya pengendalian atas akuntansi
keuangan dan operasi lainnya.Memeriksa sampai sejauh mana
hubungan para pelaksana terhadap kebijakan, rencana, dan prosedur
yang telah ditetapkan.
11
b. Memeriksa sampai sejauhmana aktiva perusahaan
dipertanggungjawabkan dan dijaga dari berbagai macam bentuk
kerugian.
c. Memeriksa kecermatan pembukuan dan data lainnya yang dihasilkan
oleh perusahaan.
d. Menilai prestasi kerja para pejabat/pelaksana dalam menyelesaikan
tanggung jawab yang telah ditugaskan”.
Adapun menurut Hery (2013:54) aktivitas dari Audit Internal yang
disebutkan di atas digolongkan menjadi dua macam yaitu financial
auditing dan operational auditing.
Berikut ini penjelasan dari kedua macam audit internal di atas:
1) Financial Auditing
Kegiatan ini antara lain mencakup pengecekan atas
kecermatan dan kebenaran segala data keuangan, mencegah
terjadinya kesalahan atau fraud dan menjaga perusahaan.
2) Operational Auditing
Kegiatan pemeriksaan ini lebih ditujukan pada operasional
untuk dapat memberikan rekomendasi yang berupa perbaikan dalam
cara kerja, sistem pengendalian, dan sebagainya.
3. Ruang Lingkup Audit Internal
Ruang lingkup audit internal yang dikemukakan Sawyer
(2013:10) adalah sebagai berikut:“Audit internal adalah sebuah
penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal
terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi
untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan operasi telah akurat
12
dan dapat diandalkan, (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah
diidentifikasi dan diminimalisasi, (3) peraturan eksternal serta kebijakan
dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti, (4) kriteria operasi
yang memuaskan telah dipenuhi, (5) sumber daya telah digunakan
secara efektif, semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan
dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam
menjalankan tanggungjawabnya secara efektif”.
Berdasarkan Statement Responsibilities of Internal Auditor,
ruang lingkup audit internal meliputi:
a. Penelaahan atas keandalan dan kejujuran informasi keuangan dan
operasi serta metode yang digunakan untuk mengidentifikasi,
mengukur, mengklarifikasi, dan melaporkan informasi tersebut.
b. Penelaahan sistem yang ada untuk memastikan kesesuaian dengan
kebijakan, rencana, prosedur, hukum, dan peraturan yang dapat
membawa dampak yang penting bagi operasi dan pelaporan, serta
menentukan apakah organisasi dan pelaporan, serta menentukan
apakah organisasi sudah mengikuti hal tersebut.
c. Penelaahan cara-cara pengamanan harga dan selanjutnya
menelusuri keberadaan harga tersebut.
d. Penilaian keefisienan dan keekonomisan penggunaan sumber daya
e. Mereview operasi dan program untuk memastikan apakah hasilnya
telah konsisten dengan tujuan yang telah ditetapkan dan apakah
operasi dan program tersebut telah dijadikan dasar penyusunan
rencana.
13
Dari hal tersebut di atas diharapkan dapat mendorong tercapainya
pekerjaan pemeriksaan yang memenuhi tujuan umum dan tanggung
jawab yang disetujui oleh top management dan dewan direksi, serta
pelaksanaan pekerjaan pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan
standar profesi auditor internal
4. Unsur-unsur Audit Internal
Menurut Hiro Tugiman (2013), tiga unsur dalam Audit Internal
yaitu:
a. Memastikan/memferifikasi (Verification)
Merupakan suatu aktivitas penilaian dan pemeriksaan atas
kebenaran data dan informasi yang dihasilkan dari suatu sistem
akuntansi sehingga dapat dihasilkan laporan akuntansi yang akurat
yaitu cepat dan dapat dipercaya. Catatan yang telah diverifikasi
dapat ditentukan oleh Audit Internal tertentu apakah terdapat
kekurangan dan kelemahan dalam prosedur pencatatan untuk
diajukan saran-saran perbaikan.Menilai/mengevaluasi (Evaluation).
Merupakan aktivitas penilaian secara menyeluruh atas
pengendalian intern akuntansi keuangan dari kegiatan menyeluruh
berdasarkan kriteria yang sesuai. Hal ini merupakan suatu cara
untuk memperoleh kesimpulan yang menyeluruh dari kegiatan
perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas yng dilakukan
perusahaan.
b. Rekomendasi (Recommendation)
Merupakan suatu aktivitas penilaian dan pemeriksaan
terhadap ketaatan pelaksanaan dan prosedur operasi, prosedur
14
akuntansi, kebijakan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
(tindakan korektif kepada manajemen), sehingga dapat disimpulkan
bahwa unsur-unsur Audit Internal, yaitu meamstikan/memverifikasi
(verification), menilai, mengevaluasi (evaluation), dan rekomendasi
(recommendation)”.
5. Tanggung jawab dan Kewenangan Audit Internal
Audit Internal mempunyai tanggung jawab dan kewenangan
audit atas penyediaan informasi untuk menilai keefektifan Sistem
Pengendalian Internal dan mutu pekerjaan organisasi perusahaan.
Oleh karena itu, kepala bagian Audit Internal harus menyiapkan
uraian tugas yang lengkap mengenai tujuan, kewenangan, dan
tanggung jawab bagian Audit Internal. Hal ini sesuai dengan Standar
Profesi Audit Internal (SPAI) (2013:8) tentang Tujuan, Kewenangan,
dan Tanggung jawab Audit Internal.
“Tujuan, kewenangan, dan tanggung jawab fungsi Audit Internal
harus dinyatakan secara formal dalam charter Audit Internal, konsisten
dengan Standar Profesi Audit Internal (SPAI), dan mendapat
persetujuan dari Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi”.
Dari kutipan di atas, dapat diketahui bahwa tujuan, kewenangan,
dan tanggung jawab Audit Internal di dalam organisasi perusahaan
harus dinyatakan secara jelas dalam dokumen tertulis yang formal dan
disetujui oleh Dewan Komisaris. Dokumen tersebut harus menjelaskan
tujuan dari bagian Audit Internal, khususnya ruang lingkup audit. Namun
demikian, bagian Audit Internal tidak memiliki tanggung jawab atau
kewenangan terhadap aktivitas yang diauditnya.
15
6. Standar Profesional Audit Internal
Menurut Hery (2013:73) standar profesional Audit Internal
terbagi atas empat macam, diantaranya yaitu:
a. Independensi Adanya sifat mandiri, dimana audit harus mandiri dan
terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksa. Auditor Internal
dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara
bebas dan objektif. Kemandirian Audit Internal sangat penting
terutama dalam memberikan penilaian yang tidak memihak (netral).
Hal ini hanya dapat diperoleh melalui status organisasi dan sikap
objektif dari para audit internal. Status organisasi Audit Internal
harus dapat memberikan keleluasaan bagi Audit Internal dalam
menyelesaikan tanggung jawab pemeriksaan secara maksimal.
b. Kemampuan Profesional
c. Pengetahuan dan kemampuan profesional wajib dimiliki oleh Audit
Internal. Dalam setiap pemeriksaan, pimpinan Audit Internal
haruslah menugaskan orang-orang yang secara bersama-sama
atau keseluruhan memiliki 26 pengetahuan dan kemampuan dari
berbagai disiplin ilmu, seperti akuntansi, ekonomi, keuangan,
statistik, pemrosesan data elektronik, perpajakan, dan hukum yang
memang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan secara tepat
dan pantas.
d. Pengawasan Pimpinan Audit Internal bertanggung jawab dalam
melakukan pengawasan terhadap segala aktivitas pemeriksaan
yang dilakukan oleh para stafnya. Pengawasan yang dilakukan
16
sifatnya berkelanjutan, yang dimulai dengan perencanaan dan
diakhiri dengan penyimpulan hasil pemeriksaan yang dilakukan.
e. Pengawasan yang dimaksud mencakup:
1) Memberikan instruksi kepada para staf Audit Internal pada awal
pemeriksaan dan menyetujui program-program pemeriksaan.
2) Melihat apakah program pemeriksaan yang telah disetujui
dilaksanakan, kecuali bila terjadi penyimpangan yang
dibenarkan atau disalahkan.
3) Menentukan apakah kertas kerja pemeriksaan telah cukup untuk
mendukung temuan pemeriksaan, kesimpulan-kesimpulan, dan
laporan hasil pemeriksaan.
4) Meyakinkan apakah laporan pemeriksaan tersebut akurat,
objektif, jelas, ringkas, konstruktif, dan tepat waktu.
5) Menentukan apakah tujuan pemeriksaan telah dicapai.
f. Ketelitian Profesional
Audit Internal harus bekerja secara teliti dalam melaksanakan
pemeriksaan. Audit Internal harus mewaspadai berbagai
kemungkinan terjadinya pelanggaran yang dilakukan sengaja,
kesalahan, kelalaian, ketidakefektifan,pemborosan (ketidakefisiean)
, dan konflik kepentingan.
7. Lingkup Pekerjaan Keandalan informasi
a. Audit Internal haruslah menguji sistem informasi tersebut, dan
menentukan apakah berbagai catatan, laporan finansial, dan
laporan operasional perusahaan mengandung informasi yang
17
akurat, dapat dibuktikan kebenarannya, tepat waktu, lengkap, dan
berguna.
b. Kesesuaian dengan kebijakan, rencana, prosedur, dan ketentuan
perundang-undangan Manajemen bertanggung jawab untuk
menetapkan sistem, yang dibuat dengan tujuan memastikan
pemenuhan berbagai persyaratan, seperti kebijakan, rencana,
prosedur, dan peraturan perundangundangan. Audit Internal
bertanggung jawab untuk menentukan apakah sistem tersebut telah
cukup efektif dan apakah berbagai kegiatan yang diperiksa telah
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan.
c. Perlindungan aktiva 28 Audit Internal harus meninjau berbagai alat
atau cara yang digunakan untuk melindungi aktiva perusahaan
terhadap berbagai jenis kerugian, seperti kerugian yang diakibatkan
oleh pencurian, dan kegiatan yang ilegal. Pada saat memverifikasi
keberadaan suatu aktiva, Audit Internal harus menggunakan
prosedur pemeriksaan yang sesuai dan tepat.
d. Penggunaan sumber daya Audit Internal harus dapat memastikan
keekonomisan dan keefisienan penggunaan sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan.
e. Pencapaian tujuan
Audit Internal harus dapat memberikan kepastian bahwa semua
pemeriksaan yang dilakukan sudah mengarah kepada pencapaian
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
8. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaanPerencanaan kegiatan pemeriksaan
18
a. Audit Internal harus terlebih dahulu melakukan perencanaan
pemeriksaan dengan meliputi:
1) Penetapan tujuan pemeriksaan dan lingkup pekerjaan
Memperoleh informasi dasar tentang objek yang akan diperiksa
2) Penentuan tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan
pemeriksaan
3) Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu
4) Melakukan survey secara tepat untuk lebih mengenali bidang
atau area yang akan diperiksa Penetapan program pemeriksaan
5) Menentukan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil
pemeriksaan disampaikan.
b. Memperoleh persetujuan atas rencana kerja pemeriksaanPengujian
dan pengevaluasian.Audit Internal harus melakukan pengujian dan
pengevaluasian terhadap semua informasi yang ada guna
memastikan ketepatan dari informasi tersebut yang nantinya akan
digunakan untuk pemeriksaan.
c. Pelaporan hasil pemeriksaan Audit Internal harus melaporkan hasil
pemeriksaan yang dilakukannya. Laporan yang dibuat haruslah
objektif, jelas, singkat, konstruktif, dan tepat waktu.
1) Laporan yang objektif adalah laporan yang faktual, tidak
berpihak, dan terbebas dari distorsi.
2) Laporan yang jelas adalah laporan yang mudah dimengerti dan
logis.
19
3) Laporan yang singkat adalah laporan yang diringkas langsung
membicarakan pokok permasalahan dan menghindari berbagai
perincian yang tidak diperlukan.
4) Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi
dan sifatnya akan membantu pihak yang diperiksa dan
organisasi serta menghasilkan berbagai perbaikan yang
diperlukan.
5) Laporan yang konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi
dan sifatnya akan membantu pihak yang diperiksa dan
organisasi serta menghasilkan berbagai perbaikan yang
diperlukan.
d. Tindak lanjut pemeriksaan
Audit Internal harus secara terus menerus meninjau dan melakukan
tindak lanjut untuk memastikan apakah suatu tindakan perbaikan
telah dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang diharapkan.
Tindak lanjut Audit Internal didefinisikan sebagai suatu proses untuk
menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari
berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen terhadap
berbagai temuan pemeriksaan yang dilaporkan.
e. Mengingat pentingnya peran pengawasan terhadap tindak fraud,
maka Audit Internal menjadi satu-satunya unit kerja yang paling
tepat melakoninya. Karena itu, peran Audit Internal yang selama ini
selalu berkaitan dengan urusan physical control harus sudah
bergeser dari sekedar terkesan sebagai ”provost” perusahaan
20
menjadi unit yang mampu berperan dalam pencegahab sekaligus
pendeteksian fraud.
Menurut Valery G. Kumaat (2013:34), Audit Internal dituntut
waspada terhadap setiap hal yang menunjukkan adanya kemungkinan
terjadinya fraud, yang mencakup:
1) Identifikasi titik-titik kritis terhadap kemungkinan terjadinya fraud.
2) Penilaian terhadap sistem pengendalian yang ada, dimulai sejak
lingkungan pengendalian hingga pemantauan terhadap penerapan
sistem pengendalian”.
Seandainya terjadi fraud, Audit Internal bertanggung jawab untuk
membantu manajemen mencegah fraud dengan melakukan pengujian
dan evaluasi keandalan dan efektivitas dari pengendalian, seiring dengan
potensi risiko terjadinya fraud dalam berbagai segmen. Tidak hanya
manajemen puncak, Audit Internal juga harus mendapat sumber daya
yang memadai dalam rangka memenuhi misinya untuk mencegah fraud.
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2013:38), tanggung jawab Audit
Internal dalam rangka mendeteksi kecurangan, selama penugasan audit
termasuk:
1) Memiliki pengetahuan yang memadai tentang kecurangan, dalam
rangka mengidentifikasi indikasi-indikasi yang mungkin terjadi dan
dilakukan oleh anggota organisasi.
2) Memilik sensitivitas yang berkaitan dengan kemungkinan adanya
kesempatan terjadinya kecurangan.
21
3) Melakukan evaluasi terhadap indikator-indikator yang mungkin dapat
memberikan peluang terjadinya kecurangan dan menentukan apakah
perlu diadakan investigasi lanjutan.
4) Menentukan prediksi awal terjadinya suatu kecurangan.
5) Melakukan penilaian kembali terhadap pelaksanaan pengendalian di
lingkungan dimana terjadinya tindak kecurangan dan selanjutnya
menentukan upaya untuk memperkuat pengendalian di dalamnya
C. Good University Governance
Menurut wijaton (2013:126), secara sederhana Good Universty
Governance dapat di pandang sebagai penerapan prinsip-prinsip dasar
konsep ”good universty governance” dalam sistem dan proses governance
pada institusi perguruan tinggi melalui berbagai penyesuaian yang dilakukan
berdasarkan nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi dalam penyelenggaraan
perguruan tinggi secara khusus danpendidikan secara umum.
Good Universty Governance merupakan suatu konsep yang
menerapkan prinsip-prinsip dasar Good Governance seperti transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi, dan keadilan yang perlu di
terapkan oleh setiap perguruan tinggi untuk mewujudkan perguruan tinggi
yang berkualitas.
Good University Governance Pijakan Penyelenggaraan Pendidikan
Pada Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi sebagai Organisasi Modern
Perguruan tinggi pada dasarnya merupakan sebuah organisasi modern yang
dikelola berdasarkan prinsip manajemen organisasi modern pula.
Dikatakan demikian karena perguruan tinggi adalah jenjang terakhir
dalam sebuah proses pendidikan formal dan diharapkan menjadi pusat
22
pengembangan sains dan teknologi yang dapat diterapkan langsung di
masyarakat. Pergulatan wacana ilmiah dan inovasi-inovasi kreatif menjadi
spirit utamanya yang dicirikan oleh prinsip kebebasan, obyektifitas dan
kritisisme, sehingga lulusan (output) yang dihasilkan bisa benar-benar
memberikan kontribusi riil bagi masyarakat.
Dalam draft RUU Perguruan Tinggi tahun 2012 dinyatakan bahwa
Pendidikan Tinggi memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa
2. Mengembangkan sivitas akademika yang inovatif, responsif, kreatif,
terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan Tridharma;
dan
3. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora.
Sebagai organisai modern, perguruan tinggi menuntut adanya suatu
standar tertentu dalam pengelolaannya, sehingga fungsi yang diembannya
dapat dilaksanakan dengan baik.
Dalam hal ini RUU Perguruan Tinggi terbaru menyatakan bahwa
Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah satuan standar yang meliputi
standar nasional pendidikan, ditambah dengan standar penelitian, dan
standar pengabdian kepada masyarakat. (Ketentuan Umum Pasal 1 ayat
(18)).
23
Tingginya standar dalam pengelolaan, ditambah persaingan antar
perguruan tinggi yang dari waktu ke waktu semakin ketat meniscayakan
penyikapan yang cerdas bagi pengelola perguruan tinggi, terutama
perguruan tinggi swasta (PTS). Pengelola dituntut untuk cermat dalam
membaca trend ke depan, sehingga program-program dan kebijakan yang
diterapkan dapat benar-benar sesuai dengan kebutuhan calon users. Selain
itu, aspek manajemen harus dijalankan secara tepat dan cermat.
Prinsip-prinsip Tata Kelola Organisasi Good Universty Governance
Dalam menjalankan suatu organisasi/ lembaga, terdapat 9 (sembilan) prinsip
umum tata kelola organisasi yang lebih dikenal dengan good universty
governance Sembilan prinsip GUG tersebut adalah:
Transpatcion,Rull of law,Transprancy,Responsivennes, Konsensus
orientation, Equity, Efficiency and effectivennes, Accountability,Strategic
Vision diakronimkan menjadi TARIF. Penjabarannya sebagai berikut :
a. Participation (partisipasi masyarakat)
Semua warga masyrakat mempunyai suara dalam pengambila
keputusan, baik secara langsung maupun melalui lembaga perwakilan
sah yang mewakili kepentingan mereka. Serta kapasitas untuk
berpartisipasi secara konstruktif.
b. Rull of law (tegaknya supermasi hukum)
Kerangka hukum harus adil dan di berlakukan tanpa pandang bulu,
termaksud didalamnya hukum-hukum yang menyangkut hak asasi
manusia.
24
c. Transprancy (transparansi)
Transparansi di bangun atas arus dasar informasi yang bebas, seluruh
proses pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat di
akses oleh pihak-pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia
harus memadai agar dapat dimengerti dan di pantau.
d. Responsiveness (cepat dan tanggap)
Peduli pada stakeholder, lembaga-lembaga dan seluruh proses
pemerintah harus berusaha melayani semua pihak yang berkepentingan.
e. Konsensus orientation (berorintasi pada masyarakat)
Tata pemerintahan yang baik menjembatani kepentingan-kepentingan
yang berbeda demi terbangunnya satu konsensus menyeluruh dan yang
terbaik bagi kelompok masyarakat, dan yang terutama dalam kebijakan
dan prosedur.
f. Efficiency and and efektiveness (efisiensi dan efektivitas)
Proses-proses pemerintahan dan lembaga-lembaga membuahkan hasil
sesuai kebutuhan warga masyarakat dan dengan menggunaka sumber-
sumber daya yanga ada seotimal mungkin.
g. Accuntabilty (pertanggungjawaban publik)
Para pengambilan keputusan di pemerintah,sektor swasta dan
organisasi-organisasi masyarakat bertanggung jawab baik kepada
masyarakat maupun kepada lembaga-lembaga yang berkepentingan.
Bentuk pertanggungjawaban tersebut tergantung dari jenis organisasi
yang bersangkutan.
25
h. Strategi vision (adanya visi kedepan)
Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang luas, dan jauh
kedepan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunana manusia,
serta kepekaan untuk mewujdkan harus memiliki pemahaman atas
kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar
sebagai perspektif tersebut.
D. Penelitian Terdahulu
Berikut ini akan di sajikan beberapa rangkuman mengenai penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian, ini yaitu:
TABEL 2.1
PENELITIAN TERDAHULU
NO Nama Variabel penelitian Hasil penelitian
terdahulu
1 Rozmita Dewi
YR dan R.
Nely Nur
Apandi (2013).
Gejala
Fraud Dan
Peran Auditor
Intrnal Dalam
Pendeteksian
Fraud Di
Lingkungan
Perguruan
Tinggi
X1: Gejala Fraud
X2: Peran Auditor
Internal
Y: Pendeteksian
Fraud
Auditor internal berperan
dalam mendeteksi
tindakan fraud akan
tetapi peran manajemen
puncak dalam
melakukan review atas
pegendalian internal
memberikan peran yang
penting dalam upaya
pendeteksian tindakan
fraud sesuai dengan
konsep “tone at the top”.
Tugas auditor internal
untuk melakukan
penilaian resiko tindakan
fraud belum sepenuhnya
di lakukan oleh auditor di
26
lingkungan perguruan
tinggi.
2 Maylia
Pramono Sari
dan Raharja
(2013).
Peran Audit
Internal Dalam
Upaya
Mewujudkan
Good
Corporate
Governance
(GCG) Pada
Badan
Layananan
Umum (BLU)
Di Indonesia
X1: Peran Audit Intrnal
Y: Upaya Mewujudkan
Good Corporate
Governance (GCG)
Berdasarkan hasil
analisis data dan
pembahasan dapat di
ambil kesimpulan bahwa
terdapat pengaruh yang
signifikan antara peran
auditor internal terhadap
Good Corporate
Governance (GCG) pada
entitas Badan Layanan
Umum (BLU), jadi dapat
dikatakan bahwa
peningkatan peran
auditor internala akan
mempengaruhi tata
kelola suatu entitas.
3 Anastasia
Rasia
Rahama
Kresiadanti
(2013).
Pengaruh
Internal
Control Dan
Internal
Auditor
Terhadap
Akuntabilitas
Di Universitas
Brawijaya
X1: Pengaruh Internal
Control
X2: Internal Auditor
Y: A kuntabilitas
Terbukti terdapat
hubungan internal
control dan internal
auditor terdapat
akuntabilitas di lingkup
Fakultas Di Universitas
Brawijaya.
4 Sity Aysah,
Husainy,
Halimahtusya
diah,
Abdullah,(201
3).
Peran Satuan
Pengawasan
Intern (SPI) Di
Perguruan
X: Peran Satuan
Pengawasan
Intern(SPI)
Organisasi Pemerintah
Di Indonesia Terutama
Di Perguruan Tinggi
Negri Indonesia
mengalami perubahan
dalam mekanisme
menuju good coporate
governance yang
menuntun adanya
transparansi dalam
pengelolaan keuangan
27
Tinggi
Indonesia
yang bersumber dari
masyarakat. Dengan
demikian, peran
pengendalian dari unit
yang independen di
dalam organisasi sangat
di butuhkan.
5 Patricia
saptapraditi
(2014).
X1: Pengaruh Audit
Internal
X2: Pengendalian
Intern
Y: Pnerapan Good
Corporate
Governance (GCG)
Dalam penelitian ini
terdapat pengaruh positif
dan signifikan dari audit
intrnal terhadap good
governance di
lingkungan Universitas
Brawijaya.
E. Kerangka Konsep
Satuan pengawasan intern atau yang sering di sebut dengan audit
intern merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan
mengevaluasi sistem pengendalian dengan tujuan membantu semua anggota
manajemen dalam mengelola secara efektif pertanggungjawaban dengan
cara menyediakan analisis, rekomendasi, dan komentar-komentar yang
berhubungan dengan kegiatan-kegiatan yang telah di telah
(Sitompul,2013:18).
Audit internal merupakan aktivitas independen yang memberikan
jaminan objektif dan konsultasi yang di rancang untuk memberi nilai tambah
dan meningkatkan operasi organisasi. Aktivitas ini membantu organisasi
mencapai tujuannya dengan membawa pendekatan yang sistematis dan
disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko,
pengendalian,dan proses tata kelola (The IIA Research foundatial, 2013:2).
Audit internal dilaksanakan oleh pihak internal dalam organisasi yang dikenal
dengan auditor internal.
28
Dana, ea al (2013), menyatakan auditor internal adalah pakar dalam
tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian intern. Audit internal
berusaha untuk meningkatkan operasi organisasi dan untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya hal negatif termaksud pelaporan keungan yang tidak
dapat di andalkan. Auditor internal membantu manajemen dalam mendisain
serta memelihara kecukupan dan efektivitas struktur pengendalian intern.
Auditor internal juga bertanggung jawab untuk menilai kecukupan dan
efektifan dari masing-masing sitem pengendalian yang memberikan jaminan
kualitas dan integritas dari proses pelaporan keuangan.
Sukriman dan Mayla praono sari (2013) mengemukakan internal audit
di naggap penting dalam mewujudkan penciptaan perguruan tinggi yang
mampu melaksanakan perannya serta mampu mencegah terjadinya
kecurangan (fraud) yang terjadi di manajemen perguruan tinggi agar dapat
menjalankan fungsi transfer knowledge-nya secara maksimal dan akuntabel
dalam mengelola dan pertanggungjawaban keuangannya serta mematuhi
segala peraturan yang berlaku. Dalam hal ini auditor internal tidak lagi hanya
memfokuskan laporan keuangan. Tetapi juga memberikan penilaian kegiatan
operasi manajemen agar tidak berjalan di luar kendali dan sesuai dengan
tujuan dan entitas.
Pelaksanaan good universty governance akan di evaluasi oleh
internal audit dengan tujuan untuk mengetahui sampai dimana proses
governance dapat memenuhi stakeholder. Audit internal berkontribusi secara
aktif mendukung budaya dan etika organisasi melalui pelaksanaan tata kelola
yang baik dan untuk menentukan apakah para manajer dan karyawan dalam
entitas (ioncrouoru,2013). penelitian allegrini dan d’onza (2013), sarens
29
(2013), goodwin (2013), gramlin and myers (2013), zeleke belay (2013),
gusnardi (2013), menyatakan terdapat hubungan antara good governance
dengan efektivitas audit e1internal melaui mekanisme pelaksanaan
manajemen risik.
Berdasarkan uraian di atas, penulis menggambarkan kerangkan
pemikiran sebagai berikut
Gambar 2.1
Kerangka Konsep
1. Participation
2. Rull of law
3. Transprancy
4. Responsiveness
5. Consensus orientation
6. Efficiency and
efektiveness
7. Accountability
8. Strategi vision
UniversitasIslam
Negeri Alauddin
Makassar
Pengelola
keuangan
Audit internal
Good
university
Governance
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif yaitu metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti bagaimana Peran Auditor Internal Dalam
Mewujudkan Good University Governance di Universitas Islam Negeri (UIN)
B. Lokasi Dan WaktuPenelitian
Lokasi penelitian ini yaitu di Universitas Islam NegeriAlauddin
Makassar (UIN) adapun waktu penelitianakan di laksanakan pada bulan
November sampai desember 2018.
C. Jenis Pengumpulan Data
1. Observasi
Teknik pengumpulan data mempunyai ciri atau spesifik
dibandingkan dengan yang lain. penelitian dilakukan dengan cara
melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian. Observasi tidak
terbatas pada orang, tapi juga objek alam yang lain.
2. Interview (wawancara)
Jenis pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak
terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun
dengan menggunakan telepon.
31
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Penelitian lapangan
Yaitu penelitian yang di lakukan langsung pada Universitas Islam
Negeri(UIN)
2. Tinjaunan keputustakaan
Yaitu penelitian yang di lakukan dengan cara
mengumpulkan,membaca dan mempelajari literature yang
berhubungan dengan masalah yang di bahas. Hal ini di maksudkan
untuk memperoleh landasan teori tentang pembahasan yang akan di
bahas.
3. Mengakses website atau situs-situs yang menyediakan informasi
yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian ini.
E. Teknik Analis
Metode yang di gunakan oleh penulis adalah dengan
menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode dengan cara meneliti
bagaimana peran auditor internal dalam mewujudkan good universty
governance diuniversitas islam negeri (UIN). Dengan peraturan melalui
visi misi yang berlaku kemudian mengevaluasi system dan prosedur
tersebut, apakah dapat berjalan sebagaimana mestinya dan mempunyai
fungsi yang efektif.
34
BAB IV
GAMBARAN UMUM UIN ALAUDDIN MAKASSAR
A. Gambaran Objek Penelitian
IAIN Alauddin Makassar yang kini menjadi UIN Alauddin Makassar
berstatus fakultas cabang dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, atas desakan
Rakyat dan Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan serta atas persetujuan
Rektor IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Menteri Agama Republik Indonesia
mengeluarkan keputusan No 75 Tanggal 17 oktober 1962. tentang
penegerian Fakultas Syari’ah menjadi fakultas syari’iah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta cabang Makassar pada tanggal 10 nopember 1962. Kemudia
nmenyusul penegerian Fakultas Tarbiyah UMI menjadi fakultas tarbiyah IAIN
SunanKalijaga Yogyakarta cabang Makassar pada tanggal 11 nopember
1964 dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 91 tanggal 7 nopember
1964. Kemudian menyusu lpendirian Fakultas Ushuluddin IAIN Suana
kalijaga Yogyakarta cabang Makassar tanggal 28 oktober 1965 dengan
Keputusan Menteri Nomor 77 tanggal 28 oktober 1965.Dengan
mempertimbangkan dukungan dan hasrat yang besardarirakyat dan
pemerintah Daerah Sulawesi Selatan terhadap pendidikan dan pengajaran
agama Islam tingka tUniversitas, sertalandasan hokum Peraturan Presiden
Nomor 27 tahun 1963 yangaantara lain menyatakan bahwa dengan
sekurang-kurangnya tiga jenis fakultas IAIN dapat di gabung menjad isatu
istitut tersendiri sedang tiga fakultas yang di maksud telah ada di Makassar,
yakni Fakultas Syari’ah, Fakultas tarbiyah dan Fakultas ushuluddin, maka
mulai tanggal 10 nopember 1965 berstatus mandiri dengan nama Institut
35
Agama Islam Negeri Al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumyah di Makassar
dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 79 tanggal 28 oktober 1965.
Penanaman IAIN di Makassar Alauddin di ambil dari nama Raja
kerajaan gowa yang pertama memeluk Agama Islam dan memiliki latar
belakang sejarah pengembangan Islam pada masa silam, di samping
mengandung harapan peningkatan kejayaan Islam pada masa mendatang di
Sulawesi Selatan pada Khususnya dan Indonesia bagian Timur pada
umumnya. Ide pemberiannama “Alauddin” Kepada IAIN yang berpusat di
Makassar tersebut, mulapertama di cetuskan oleh para pendiri IAIN yang
berpusat di Makassar Tersebut, mula pertama di cetustkan oleh para pendiri
IAIN Alauddin, di antaranyaa dalah Andi Pangeran Daeng Rani, turunandari
Sultan Alauddin, yang juga mantan Gubernur Sulawesi Selatan, dan Ahmad
Makkarausu Amansyah Daeng lau, ahlisejarah Makassar.
IAIN Alauddin yang semula hanya memiliki tigah buah Fakultas,
berkembang menjadi lima buah Fakultas ditandai dengan berdirinya fakultas
Adab berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 148 Tahun 1967
Tanggal 23 nopember 1967, disusul Fakultas Dakwah dengan Keputusan
Menteri Agama RI No. 253 Tahun 1971 di mana Fakultas ini berkedudukan di
bulukumba (153 km arah selatan kota Makassar), yang selanjutnya dengan
keputusan presiden RI No. 9 Tahun 1987 Fakutas Dakwah di alihkan ke
Makassar, Kemudian di usul pendirian Program Pascasarjana (PPs) dengan
Keputusan Dirjen Bin baga Islam Dep. Agama No. 31/E/1990 tanggal 7 juni
1990 berstatus kelas jauh dari PPs IAIN Syarif Hidaytullah Jakarta yang
kemudian dengan keputusan Menteri Agama RI No. 403 Tahun 1993 PPs
yang mandiri. Untuk merespon tuntutan pernkembangan ilmu pengetahuan
36
dan perubahan mendasar atas lahirnya Undang-Undang System Pendidikan
Nasional No. 2 tahun 1989 di mana jenjang pendidikan pada Departemen
Pendididikan Nasional R.I, telah di samakan kedudukannya khususnya
jenjang pendididikan menengah, serta untuk menampung lulusan jenjang
pendidikan menengah di bawah naungan Departemen Agama R.I, di
perlukanperubahan status Kelembagaan dari institut menjadi Universitas,
maka atas prakarsa pimpinan IAIN Alauddinperode 2002-2006 dan atas
dukungan civitas Akademika dan Senat IAIN Alauddin serta Gubernur
Sulawesi Selatan, maka diusulkan konversi IAIN Alauddin Makassar
kepadaPresiden R.I melalui Menteri Agama R.I dan menteri pendidikan
nasional R.I. Mulai 10 oktober 2005 Status Kelembagaan Institute Agama
Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar berubahmenjadi (UIN) Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar berdasarkan Peraturan Presiden (prepres)
Republik Indonesia No 57 tahun 2005 tanggal 10 oktober 2005 yang di
tandai dengan peresmian penandatanganan prasasti oleh presiden RI Bapak
Susilo Bambang Yudhonoyo pada tanggal 4 Desember 2005 di Makassar.
Dalam perubahan status kelembagaan dari institut ke Universitas, UIN
Alauddin Makassar mengalami pengembangan dari lima (5) buah fakultas
menjadi 7 (tujuh) buah Faukultas dan 1 (satu) buah program pascasarjana
(PPs) berdasarkan peraturan Menteri Agama RI Nomor 5 tahun 2006 tanggal
16 Maret 2006.
a. Visi Dan Misi Organisasi
1. Visi
Pusat pencerahan dan Transformasi iptek berbasis peradaban Islam.
37
2. Misi
a. Menciptakan atmosfir akademik yang respresentative bagi
peningkatan mutu Perguruan Tinggi dan kualitas kehidupan
bermasyarakat.
b. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat yang merefleksikan kemampuan integrasi antara
nilai ajaran Islam denganI lmu Pengetahuan, Teknologi, dan seni
(ipteks).
c. Mewujudkan universitas yang berkarakter, bertatakelola dan berdaya
saing menuju universal riset dengan mengembangkan nilai spiritual
dan tradisi keilmuan.
b. StrukturOrganisasi dan Job Description
1. StrukturOrganisasi
Struktur organisasi dan tata kerja UIN Alauddin Makassar di atur dalam
Peraturan Menteri Agama Nomor 5 Tahun 2006 tentang organisasi dan
Tata kerja UIN Alauddin Makassar. Bab II Pasal 4 Peraturan Menteri
Agama tersebut menyebutkan bahwa UIN Alauddin Makassar terdiriatas:
a. Dewan penyantun
b. Rektor dan PembantuRektor
c. SenatUniversitas
d. Fakultas
1) Syariah dan hokum
2) Tarbiyah dan keguruan
3) Ushuluddin dan filsafat
4) Adab dan humaniora
38
5) Dakwah dan komunikasih
6) Sains dan teknologi
7) Ilmukesehatan
e. Program Pascasarjan
f. Lembaga Penelitian
g. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat
h. Biro Administrasi Akademik Dan Kemahasiswaan
i. Biro AdministrasiUmum
j. Unit PelaksanaTeknis
k. Perpustakaan
l. Pusat Bahasa
m. Dan Komputer Pusat Informasi
Adapun fungsi dibuatnya struktur organisasi antara lain :
1) Untuk mengetahui tugas dan wewenang dari masing - masing bagian.
2) Untuk mempertegas kedudukan dan tanggung jawab dari masing-
masing bagian.
3) Untuk mengetahui jabatan yang ada serta tingkatan masing-masing
jenjang kepegawaian.
39
Gambar 4.1
Satuan Pengawasan Internal
UIN Alauddin Makassar
Rektor
Sumber: UIN Alauddin Makassar. Tahun 2018
1. Job description
Berdasarkan Struktur Organisasi di atas, tentang tugas dan
wewenang tiap bagian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Rektor
1) Menyusun dan menetapkan kebijakan operasional akademik dan
non akademik;
2) Menyusun rencana induk pengembangan, rencanainduk
pengembangan, rencana strategis dan rencana kegiatan serta
anggaran tahunan;
3) Mengelola pendidikan, riset, dan pengabdian kepada masyarakat.
Kepala SPI
Bidang Audit PenatausahaanKeu
angan Dan DesainKepatuhan
Bidang SDM, Riset, Dan
Pengembangan
Bidang Audit Tetap BMN Dan Audit
Khusus
Bidang Audit Dan
TeknologiInformasi
Sekertaris SPI
40
4) Mengangkat dan memberhentikan pejabat di bawah rektor;
5) Mengangkat dan memberhentikanpegawaiUnpadnonpegawai
negeri sipil sesuai dengan kententuan peraturan perundang-
undangan;
6) Melaksanakan fungsi
7) manajemen dan mengelola kekayaan Unpad secara optimal;
8) Membina dan mengembangkan hubungan baik dengan
lingkungan, masyarakat, dan alumni;
9) Mendirikan, menggabungkan, dan / atau membubarkan fakultas /
sekolah, departemen, dan / atau program studi dengan
persetujuan SA;
10) Menyampaikan pertanggung jawaban kinerja dan keuangan
kepada MWA;
11) Mengusulkan pengangkatan professor yang telah di setujui oleh
SA;
12) Memberikan gelar doctor kehormatan dan/ atau penghargaan
lainnya;
13) Mendelegasika npelaksanaan tuga sRektor di tingkat Fakultas dan
unit lainnya kepada pimpinan Fakultas dan pimpinan unit lainnya
di lingkungan Unpad;
14) Menyusun dan menetapkan kode etik tenaga ke pendidikan;
15) Menjatuh kansanksi kepada sivitas akademika dan tenaga
kependidikan yang melakukan pelanggaran terhadap norma,
etika,dan / atau peraturan akademik;
41
16) Membina dan mengembangkan karier dosen dan tenaga ke
pendidikan;
17) Penyusun dan menyetujui rancangan status Unpad atau
perubahan statute Unpad bersama dengan MWA; dan
18) Melaksanakan kewenangan lain yang di tetapkan dengan
peraturan MWA.
b. Kepala SPI
1) Dalam menjalankan tugas dan fungsi, SPI memiliki kewenangan:
a) SPI mempunyai akses terhadap seluruh dokumen keuangan
dan kinerja, pencatatan aktivitas, manajemen asset,
manajemen SDM, hukum dan ketatalaksanaan, fisik harta
universitas dari seluruh bagian unit utama, dan unit-unit usaha
/ bisnis lainnya untuk mendapatkan data informasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugas audit.
b) Monitoring dan evaluasi tindak lanju direkomendasi hasil
temuan audit dan pemeriksaan kepada pimpinan universitas
secara berkala.
c) Berwenang untuk meminta konfirmasi kepada rector atau
pimpinan universitas tentang pelaksanaan tindak lanjut
rekomendasi hasil temuan audit.
2) SPI memiliki kewenangan untuk melakukan pengembangan dan
pelatihan auditor untuk meningkatkan keahlian profesinya, baik
yang dilaksanakan oleh intern SPI maupun pihak luar.
42
3) SPI memiliki kewenangan untuk mengembangkan instrument
kertas kerja audit dan buku pedoman audit internal yang relevan
guna kelancaran pelaksanaan fungsi dan tugas SPI.
c. Sekretaris SPI
1) Membantu ketua SPI sebagai Management Representative dalam
koordinasi, perencanaan, pemantauan, evaluasi activity process
berikut anggarannya.
2) Bertanggung jawab dalam pelaksanaan surat menyurat yang
berkaitan dengan SPI Unpad dan mengarsipkannya.
3) Bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengelolaan.
4) Management review rapat rutin, rapat koordinasi dan rapat
evaluasi kegiatan.
5) Bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan dan hasil
audit internal SPI.
6) Bertanggung jawab dalam atas penyusunan konsep laporan
kegiatan rutin dan incidental di SPI Unpas.
7) Bertanggung jawab kepada ketua.
d. Bidang audit keuangan dan kepatuhan
1) Pengumpulan bukti melalui berbagai media atau alat;
2) Secara terus-menerus memuktakhirkan perencanaan dan
penelian risiko;
3) Dokumentasi, komunikasi, dan pengendalian kualitas secara
terus-menerus;
43
4) Mempertimbangkan non- kepatuhan yang mungkinmengindikasi
kan adanya dugaan tindkan melawan hukum.
e. Bidang SDM ,Riset, dan pengembangan
1) Menyusun dan menetapkan kebijakan di bidang pengembanga
nsumber daya manusia;
2) Melakukan kajian dan memberikan rekomendasi kepada pimpinan
dan rapat pleno SA terkait pengajuan professor kehormatan yang
di ajukan dari fakultas;
3) Melakukan kajian dan menyampaikan hasil tentang rencana induk
pengembangan, rencana kerja serta anggaran bidang
pengembangan sumber daya universitas yang diusulkan oleh
Rektor, kepada pimpinan sebagai bahan pertimbangan bagi MWA;
4) Memberikan pertimbangan kepada MWA melalui pimpinan SA
tentang capaian kinerja Rektor di bidang pengembangan sumber
daya manusia
f. Bidang Audit AsetTetap BMN dan Audit Khusus
1) Barang Milik Negara adalah semua barang yang di beliatau di
peroleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya
yang sah.
Hibah / sumbangan atau yang sejenis; perjanjian/kontrak;putusan
pengabdian yang telahberkuatan hokum .
a) Persediaan
b) Asset tetap
Tanah, Peralatan dan mesin, Gedung dan bangunan, Jalan,
irigasi dan jaringan, Asset tetaplainnya.
44
c) Asset takterwujud
d) Asset lain-lain
2) Audit Khusus
Terselenggaranya peningkatan kualitas pengelolaan
Administrasi Keuangan dan Barang Milik Negara kementerian
kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan dalam rangka
mendukung manajemen dan pelaksanaan tugas-tugas
kementerian kesehatan mewujudkan masyarakat sehat yang
mandiri dan berkeadilan.
g. Bidang penata usahaan audit dan desain teknologi informasi
1) InformasiTeknologi Governance adalah tanggung jawab dewan
direaksi dan manajemen eksekutif dan merupakan bagian yang
terintegrasi yang menjadi bagian dari tata kelola perusahaan.
2) InformasiTeknologi Governance adalah kapasitas dari organisasi
yang di kuasai oleh dewan, manajemen eksekutif dan manajemen
teknologi informasi untuk mengontrolformulasi dan implementasi
strategi teknologi informasi sehingga bisa messinergikan dengan
bisnis yang di jalankan.
3) Informasi Teknologi Governance yaitu mengspesifikasikan sebuah
hak memutuskan dan kerangka akuntabilitas untuk tingkah laku
penggunan teknologi informasi.
4) Informasi Teknologi Governance secara umum sebenarnya
adalah bagian dari terintegrasi dari sebuah university
gonvernance.
45
B. Analisa Hasil Penelitian
1. Peran auditor internal dalam mewujudkan good university
governanance di UIN Alauddin Makassar
Audit internal adalah suatu kontrol organisasi yang mengukur dan
megevaluasi efektifitas organisasi. Informasi yang dihasilkan ditujukan
untuk manajemen orgaisasi itu sendiri. Tagging jawab audit iternal
berkaitan degan fungsi audit internal,degan melakukan kegiatan
penilaian yang bebas, dengan cara memeriksa akutansi, keuangan, dan
kegiatan lain untuk memberikan jasa bagi manajemen dalam
melaksanakan tanggung jawab mereka. Kegiatan yang dilakukan
dengan menyajikan analisis, penilaian, rekomendasi, dan komentar-
komentar penting terhadap kegiatan manajemen, audit intern
menyediakan jasa tersebut.
Auditor internal (SPI) merupakan fungsi yang terpisah dari fungsi
operasional yang ada di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
(UINAM), dimana dalam hal pelaksanaanya tugasnya berpedoman pada
pedoman umum dsn pedoman kerja pelaksanaan pengawan interen,
standar profesi dank ode etik pengawan internal serta pedoman
pemantauan tindak lanjud hasil audit maupun aturan yang lain yang
terkait. Keberadaan audit internal sangat membantu dalam proses
verifikasi data sebelum keuangan yang ada di Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar (UINAM), oleh karenanya peran auditor internal yaitu
dengan melakukan penelaahan operasional organisasi dalam rangka
untuk mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi
46
dan efektivitas kinerja Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
(UINAM), untuk itu berikut dijelaskan peran audit internal sebgai berikut :
1. Compliennce
Audit Internal (SPI) melakukan penilaian sejauhmana tingkat
kepatuhan pegawai terhadap kebijaksanaan, peraturan
pemerintah serta prosedur peraturan-peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Verifikasi
Dalam hal proses evaluasi, SPI menitik beratkan pada
ketelitian dan keandalan data apakah data tersebut relavan
memenuhi kebutuhan manajemen yang meliputi laporan
keuangan dan kekayaan fisik serta hasil operasi universitas.
Selain itu data-data akan diverifikasi secara ketat, dan
setelah disetujui akan diteruskan ke bagian bendahara
pemgeluaran pencairan dana.
3. Evaluasi
Dalam aktifitas evaluasi, SPI akan memeriksa dan
memberikan penilaian atas pengendalian akuntansi dan
operasi juga menilai hasil dari operasi serta petugas
pelaksana. Biasanya hasil tersebut akan disampaikan
melalui rapat bersama dengan bagian akuntansi atau
keuangan Universitas.
4. Rekomendasi
Pada aktivitas rekomendasi pihak SPI akan memberikan
rekomendasi atas serangkaian pada pihak manajemen,
47
meskipun ini masih belum dilaksanakan egoism individual
dari masing-masing tugas pelaksana.
Dari beberapa penjelasdan diatas terkait dengan peran audit
internal, peneliti juga melakukan wawancara dengan pihak SPI terkait
peran auditor internal dalam mewujudkan good university governance.
Terkait dengan hal tersebut pertanyaan pertama seputar peran auditor
internal Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) yaitu :
“kehadiran audit internal sangat baik. Artinya didalam
pengendalian universitas menuju good university sangat mendukung
dimana berbagai macam kebijakan yang tidak mestinya langsung
ditangangin langsung oleh pimpinan atas dalam hal ini rektor. Jadi
sangat terbantu, sayangnya SPI berfungsi di masing-masing universitas
tgerutama didalam melakuakan kebijakan-kebijakan atau peraturan-
peraturan baru.” (wawancara tanggal 3 november 2018)
Sebagaimana penjelasan tersebut kehadiran auditor internal
diharabkan dapat memberikan sumbangsi melalui perbaikan terkait
dengan prosedur serta tata kelola, khususnya yang berkaitan dengan
tatakelola keuangan. Demikian juga pernyataan Abdul wahab selaku
dosen di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) sebagai
berikut.
“audit internal merupakan kebutuhan untuk akuntabilitas dalam
organisasi. Agar sebelum menemukan kendala yang berarti dia harus
mengalami proses untuk melihat bagaimana kinerja organisasi dalam
kurung waktu tertentu. Jangan sampai kesalahan-kesalahan dalam hal
keuangan dan manajerial berakibat fatal, sehingga harus dibenahi sejak
dini” (wawancara tanggal 10 november 2018).
Hal ini sejalan dengan pernyataan sumarifin LSM yang
meyatakan bahwa :
“kehadiran auditor internal hal ini SPI sangat bagus karena dalam
sistem pengawasan internal harus dibutuhkan untuk bagimana
menjamin kelembagaan ini secara baik. Artinya dalam hal ini apapun itu
48
misalnya agar audit tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran bagaimana
manajemen kelembagaan supaya berjalan dengan bagus (wawancara
tanggal 16 november 2018)
Begitu pula pernyataan singkat syanti selaku mahasiswa
universitas islam negeri alauddun Makassar yang menyatakan bahwa :
“auditor internal kehadirannya sangat bagus karena dapat
membantu perusahaan atau perguruan tinggi di dalam sistem
keuangannya” (wawancara pada tanggal 10 november 2018).
Berdasarkan wawancara diatas, dapat di simpulkan bahwa
kehadiran audit internal pada perguruan tinggi khususnya di
Univesrsitas Islam Negeri Alauddin Makassar sangat penting untuk
meningkatkan akuntabilitas dan juga transparansi serta dapat
meminimalisir terjadinya pelanggaran-pelanggaran yanga terjadi. SPI
sebagai auditor internal pada perguruan tinggi dan merupakan sumber
informasi yang penting bagi auditor eksternal (BKPK) dan menjadi
unjung tombak untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas
dalam pengelolaan keuangan universitas, karena hasil audit yang
berkualitas merupakan sumber informasi penting dalam memberikan
keyakinan kepada stakeholder dan BPKP. Hal tersebut juga dibuktikan
SPI Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM) melalui
pengverifikasian data-data dari setiap unit kerja sebelum diteruskan ke
bagian keuangan, jika data-data tersebut akan dikembalikan pada unit
yang mengajukan.
Relevensi suatu informasi akuntansi harus dihubungkan dengan
maksud penggunaanya. Jika informasi tidak relevan untuk keperluan
para pengambil keputusan, tidak ada gunanya walaupun kualitas lainnya
49
terpengaruh.oleh karena itu perlu di pilih metode pelaporan akuntansi
keuangan yang tepat.
1. Dapat diuji
Pengkuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan
pendapatan yang s ubjektif. Untuk meningkatkan manfaatnya,
informasi keuangan harus dapat di uji kebenarannya oleh para
pengukur metode pengukuran yang sama.
2. Dapat dimengerti
Informasi yang disajikan harus dapat dimengerti oleh pemakaiannya
dan dinyatakan dalam bentuk yang disesuaikan dengan pengertian
para pemakai
3. Netral
Laporan keuangan atau informasi keuangan diarahkan pada
kepentingan umum dan tidak bergantung pada kebutuhan pihak
tertentu.
4. Tepat waktu
informasi hendaknya diberikan sedini mungkin agar menjadi
sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi.
5. Daya banding
Informasi dalam laporan keuangan sebelumnya dari perusahaan
yang sama ataupun dengan laporan keuangan perusahaan sejenis
pada periode yang sama.
6. Lengkap
50
Informasi keuangan lengkap jika memenuhi enam tujuan
kualitatatoif di atas dan dapat memenuhi standar pengungkapan
laporan keuangan.
Lebih lanjut, dalam menjalankan tugas auditor internal harus
mengacu pada Standar Audir Internal. Standar tersebut dikeluarkan oleh
instate of internal audit (IIA) atau dikenal dengan professional practices
framewok (PPF) yang meliputi standar Professional Audit (SPAI). Peran
auditor internal diperlukan, karena audit internal suatu bagian
independen yang disiapkan dalam perusahaan untuk menjalankan
fungsi pemeriksaan, pengendalian dan keberadaan audit internal
ditunjukkan untuk memperbaiki kinerja perguruan tinggi tersebut.
Perihal penerapan audit internal di Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, nurnia selaku ketua SPI Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar mengungkapkan bahwa:
“Penerapan audit internal ini belum maksimal tetapi menuju
kemaksimal karena kita masih PTNB dan kita ini bukan auditor terlatih.
Kita hanya dibekali pelatihan-pelatihan untuk mengaudit seperti dasar-
dasar untuk mengaudit, pemeriksaan dan review” (wawancara pada
tanggal 3 november 2018).
Lebih lanjut, beliau memaparkan :
“tentu ada kendala selama saya berprofesi sebagai auditor internal
yaitu jika pihak SPI meminta data kadang tidak diberikan dan ketika
memberikan saran kadang sran tersebut tidak didengarkan. Tapi selama
niat kita untuk memperbaiki univesitas, itu tidak menjadi masalah yang
serius” (wawancara pada tanggal 3 november 2018).
51
Beliau juga menambahkan mengenai factor-faktor yang
menyebabkan auditor mengalami masalah :
“mengenai faktor-faktor permasalahan ada 3 kendala yaitu
sedang, ringan dan berat. Dimana ringanya itu adalah masih
mempunyyai SDM yang belum posisinya sebagai auditor. Contohnya
kita sebagai dosen namun diberikan tugas bantuan sebagai tim
pemeriksaan. Kendala sedangnya adalah di bagian anggarannya, di
mana kadang kita ingin menambahkan SDM tapi aggarannya sangat
minim apalagi kita sebagai PTNB. Dan beratnya adalah ketika ada
temuan yang ditemukan oleh audit eksternal tapi audit internal tidak
menemukan sehingga audit internal harus bekerja keras dimana titik
kesalahan atau temuan tersebut. (wawancara pada tanggal 3 november
2018).
Ahmad Zainuddin selaku Dosen Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar juga menggungpkan bahwa :
“audit internal dalam hal ini SPI baru efektif karena tidak
berbarengan berdirinya unsur baru secara keorganisasian dan
kelembagaan. Tentu memang harus ada perbaikan dari sisi tata
keorganisasian maupun sisi profesionalisme dan kompetensi yang
banyak” (wawancara pada tanggal 10 november 2018 ).
Lebih lanjud beliau juga menambahkan bahwa :
“auditor itu harus professional, aqkuntabel dan independen, secara
normative jika itu harus dijalankan dan berpeggang teguh pada etika
dan integritasnya pasti akan berjalan pihak baik kegiatan auditntya itu”
(wawancara pada tanggal 10 november 2018 ).
Saat dikonfirmasi oleh darmansyah selaku Mahasiswa Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar mengenai penerapan audit internal, ia
mengungkapkan :
“peneapan audit internal belum berjalan dengan baik, karena
melihat apa yang terjadi dikampus sekarang masih banyak masalah-
52
masalah yang belum teratasi” (wawancara pada tanggal 10 november
2018).
Dia juga menambahkan mengenai dampak yang terjadi pada
mahasiswa :
“tentu saja ini sangat berdampak bagi kami selaku mahasiswa,
seperti yang terjadi karena tidak adanya ketidaktransparansian dalam
pengelolaan anggaran sehingga dosen disisni mogok mengajajar dan
kami sebagai mahasiswa tidak mendapat pelajaran yang seharusnya “
(wawancara pada tanggal 10 november 2018).
Sejalan dengan pernyataan tersebut sumarifin selaku LSM juga
mengungkapkan tentang penerapan audit internal bahwa :
“belum berjalan dengan maksimal, terbukti dengan banyaknya
masalah, misalnya dalam hal perencanaan keuangan. Contoh yang
sekarang terjadi adanya bias-bias di UIN ini mengenai masalah
penggajian. Ini menandakan perencanaan di UIN tidak berjalan,
begitupula dengan SPI nya tidak berjalan untuk memaksimalkan
persoalan ini. Begitu juga dalam hal kepegawain dalam hal ini tidak
terlalu teratur, terbukti banyaknya pegawai-pegawai baru dan itu sejalan
dengan perencanaannya terutama pada masalah keuangannya dalam
hal ini penggajian masih belum maksimal dan masih perlu
dimaksimalkan” (wawancara pada tanggal 16 november 2018).
Lebih lanjut, beliu mengungkapkan dampak yang akan terjadi
pada tata kelola kampus :
“dampaknya sangat jelas yaitu adanya sistem perencanaan yang
kacau balau, administrasi yang tidak teratur dan tidak teratur dan tidak
menutup kemungkinan terjadi penyimpangan-penyimpangan sebab ini
53
dapat membuka celah karena SPI tidak berjalan dengan semestinya”
(wawancara pada tanggal 16 november 2018).
Menanggapi persoalan tersebut, peneliti menginfirmasi kepada
Misbah sabaruddin selaku pimpinan redaksi media kampus mengenai
penerapan audit internal di universitas islam negeri alauddin Makassar.
“saya belum pernah berintekraksi langsung dengaqn SPI namun
SPI pasti mempunyai peran tersendiri selain sebagaqi pengawas
internal kampus dan memang kampus sangat perlu auditor internal
dalam hal ini SPI dan bila perlu SPI rutin mengecek dan mengawal
dengaqn baik anggaran yang keluar masuk” (wawancara pada tanggal 9
november 2018).
Berdasarkan hasil wawancara tersubut, dapat disimpulkan bahwa
penerapan audit internal di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
belum berjalan dengan maksimal. Hal ini dikarenakan Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar ini masih PTNB dan juga SDM yang dimiliki
sangat kurang serta tidak terlalu berkompetensi dibidangnya, mereka
hanya sekedar diberi pelatihan-pelatihan dasar. Hal ini menyebabkan
terjadinya banyak kendala-kendala yang ditemui dan juga adanya
permasalahan yang terjadi yang menyebabkan tata kelola kampus dan
mahasiswa menjadi imbasnya. Ruang lingkup dari pekerjaan internal
audit oleh SPI yang terdapat didalam standar profesi akuntan internal
yang dikeluarkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal
yaitu “fungsi audit intern melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi
terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian, dan
governance dengan pendekatan yang sistematis, teratur dan
menyeluru”. Sehingga maksud dari pengertian ini adalah pihak SPI
membantu instansi dalam hal identifikasi risiko yang dimiliki instansi,
54
kemudian memfokuskan diri pada risiko tersebut agar dapat
meningkatkan pengelolaan risiko tersebut dan melakukan pengendalian
internal.
2. Pelaksanaan Good University Governance Pada Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar
Ditengah persaingan yang cukup berat, peningkatan mutu menjadi
hal yang tidak terhindarkan agar dapat bersaing mendapat kepercayaan
masyarakat dan tetap eksis. Perguruan tinggi dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat dan
tidak berorientasi kepada kebutuhan masyarakat. Good University
Governance adalah suatu sistem tata kelola universitas yang baik
dengan menganut prinsip good university governance yaitu
transparansi, akuntabilitas, partisipasi, equity dan sebagainya. Dalam
implementasinya, prinsip-prinsip atau karakteristik dasar dari good
governance masih relevan untuk diterapkan dalam konsep good
university governance masih relevan untuk diterapkan dalam konsep
good university governance. Yang berbeda adalah nilai dan tujuan yang
menjiwainya. Prinsip-prinsip manajerial tersebut hendaknya diterapkan
untuk mendukung fungsi-fungsi dan tujuan dasar pendidikan tinggi.
Selain itu, perbedaan lain adalah dalam hal stakholders yang terkait
dengan penyelenggaraan pendidikan dan perguruan tinggi.
Lebih lanjud, peneliti berinisiatif menanyakan mengenai kehadiran
konsep good university governance pada informan. Seperti tanggapan
Nurnia selaku ketua SPI di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
sebagai berikut :
55
“sanagat bagus karena ini berdasarkan kemenristekdikti
bahwasanya kita bisa menjadi universitas dimana dapat memberikan
pelayanan terdepan” (wawancara pada tanggal 3 november 2018).
Darmansyah selaku mahasiswa universitas islam negeri alauddin
Makassar juga memberikan tanggapan mengenai adanya konsep good
university governance ini sebagai berikut:
“sangat baik karena good university governance ini dapat
meningkatkan budaya mutu pelayanan akademik maupun non akademik
untuk perguruan tinggi tersebut” (wawancara pada tanggal 10 november
2018).
Tanggapan positif juga datang dari Musrifin selaku LSM mengenai
konsep good university governance ini:
“saya sangat mendukung sebab sudah jelas konsep-konsep
transparansi dan akuntabilitas sangat bagus. Bagaimana dikampus
tersebut adanya transparansi dalam hal kepegawaian, akademik,
begitupun dengan keuangan. Ini sangat jelas sangat bagus dan dapat
menutup celah adanya penyimpangan-penyimpangan” (wawancara
pada tanggal 16 november 2018).
Berdasarkan dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya konsep good university governance dapat
memberikan pelayanan terdepan baik dari segi akademik maupun non
akademik dan juga dapat menutup celah adanya penyimpangan-
penyimpangan. Good university governance di anggap sebagai elemen
penting perguruan tinggi untuk dapat mengatisipasi, melaksanakan,
memantau dan menilai efektifitas dan efisiensi kebijakan. Tujuan good
university governance adalah untuk mengkomodasi internasionalisasi
perguruan tinggi, meningkatkan daya saing, kualitas proses
pembelajaran, kualitas manajemen internal dan untuk mencapai kinerja
yang diharabkan.
56
Keberhasilan dalam perlaksanaan good university governace tidak
akan terlaksana dengan sendirinya tanpa upaya dan kerja sama dari
berbagai pihak. Pengelolaan perguruan tinggi yang baik (good university
governace) sudah sudah semestinya menjadi hal penting yang harus
diperhatiakan. Terlebih dengan melihat kontribusi yang diberikan oleh
perguruan tinggi. Akuntabilitas menjadi salah satu unsur pokok dalam
mewujudkan good university governance. Laporan pertanggungjawaban
adalah salah satu bentuk akuntabilitas dalam mewujudkan good
university governace atau tata kelola perguruan tinggi yang baik.
Namun, akuntabilitas yang ada di Universutas Islam Negeri Alauddin
Makassar nyatanya belum terlaksana dengan baik. Hal ini diperkuat oleh
pertanyaan Darmawansyah selaku mahasiswa yang menyatakan
bahwa :
“mengenai akuntabilitas di Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar sendiri, saya melihat bentuk pertanggung jawabannya belum
maksimal dalam artian kembali lagi kita melihat masih banyak masalah-
masalah yang belum bisa teratasi dikampus tercinta ini” (wawancara
dilakukan pada tanggal 10 november 2018).
Hal ini tersebut diperkuat oleh pendapat Musrifin selaku LSM
mengenai hal tersebut yang menyatakan bahwa:
“salah tidak terlalu faham tentang apa yang mereka lakukan di SPI
sampai hari ini. Maksudnya, apakah mereka sudah melakukan sesuai
dengan teknis yang diberikan oleh tata laksana SPI itu sendiri tapi yang
jelas kita bisa lihat fakta yang terjadi banyaknya bias-bias di UIN ini.
Tapi saya yakin bahwa mereka sudah sebenarnya menjalnkan tugas,
hanya persoalannya masih belum maksimal dan inilah yang perlu
menjadi acuan mereka bagaimana orang-orang yang terlibat di dalam
SPI ini adalah orang-orang yang akuntabel dan mereka harus
mempunyai kompetensi dibidangnya. Bukan hanya mereka mencari
orang karena faktor kedekatan atau faktor yang lain sehingga mereka
ada didalamnya. Karena SPI itu harus betul-betul independen.”
(wawancara pada tanggal 16 november 2018 ).
57
Pernyataan di atas mengidinkasi bahwa akuntabilitas bukan
hanya masalah laporan pertanggung jawaban tetapi bagaimana orang-
orang didalamnya adalah orang yang akuntabel serta harus memiliki
sikap yang independen. Tujuan akuntabilitas hendaklah menegaskan
bahwa akuntabilitas bukanlah akhir dari sistem penyelenggaraan
manajemen-manajemen, tetapi merupakan faktor pendorong munculnya
kepercayaan dan partisipasi yang lebih tinggi. Bahkan, boleh dikatakan
bahwa akuntabilitas baru sebagai titik awal menuju keberlangsungan
perguruan tinggi yang baik. Perihal pelaksanaan good university
governance di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Nurnia
selaku ketua SPI secara singkat mengungkapkan :
:”pelaksanaan konsep good university governance ini belum
secara maksimal walaupun visi misi mewujudkan perguruan tinggi yang
baik” (wawancara pada tanggal 3 november 2018).
Terlepas dari pernyataan informan diatas, darmansyah selaku
mahasiswa universitas islam negeri alauddin Makassar juga
mengungkapkan :
“pelaksanaan good university governance belum berjalan dengan
baik. Ini dilihat dari adanya bketidak relevan dengan prinsip good
university governance yaitu tarnsparansi dan akuntabilitas.” (wawancara
pada tanggal 10 november 2018)
Melihat tanggapan yang diberikan oleh beberapa informasi
mengenai akuntabilitas serta tata kelola perguruan tinggi UIN saat ini,
peneliti mengkonfirmasi kepada Misbah Sabarudin selaku Pimpinan
Redaksi Media Kamous Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
sebagai beriku :
58
“penerapannya belum terlaksana dengan baik, karena belajar dari
peristiwa yang terjadi kemarin saat kami melakukan pelutan dilapangan
mahasiswa mempetanyakan anggaran kampus dan juag meraka
mengeluhkan bahwa UKT yang mereka bayarkan tidak sesuai dengan
fasilitas yang dia dapatkan. Jadi, kalau saya melihat dari sudut pandang
media, konsep good university governance ini belum ditrerapkan dengan
baik.” (wawancara pada tanggal 9 november 2018).
Berdasarkan hasil wawancara tersebut di tambah penjelasan
sebelumnya dapat di simpulkan bahwa good university governance di
universitas islam negeri alauddin Makassar ini belum terlaksana dengan
maksimal ini di buktikan dari pernyataan informan bahwa adanya ketidak
relevan prinsip akuntabilitas dan transparansi. Hal ini memicu timbulnya
bias-bias yang terjadi, namun di harapkan ini biusa menjadi acuan
mereka baaimana orang0-orang yang terlibat didalamnya adalah orang
yang akuntabel dan berkompeten di bidang nya sehingga prinsip good
university governance terkhusus dalam hal transparansi dan
akuntabilitas dapat tercapai membawa universitas islam negeri alauddin
Makassar menjadi salah satu perguruan tinggi yang mempunyai tata
kelolah yang baik.
3. Peran auditor internal dalam mewujudkan good university
governance pada universitas islam negeri alauddin Makassar.
Konsepsi pendidikan tinggi Indonesia berdasarkan peraturan
pemerintah no. 4 thn 2014 tentang penyelenggaraan pendidikan tinggi
dan pengelolaan perguruan tinggi, memberikan otonomi pada perguruan
tinggi sebagai pusat penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi.
Perguruan tinggi negeri (PTN) mempunyai otonomi untuk mengelolah
sendiri lembaganya. Otonomi di makdsud: 1. Otonomi di bidang
59
akademi, meliputi penetapam norma dan kebijakan operasional serta
pelaksanaan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat; dan 2.
Oronomi di bidang non akademi, meliputi penetepan norma dan
kebijakan operasional serta pelaksanaan organisasi, keuangan,
kemahasiswaan, ketenaga kerjaan dan sarana pra sarana. Otonomi non
akademik (pengelolaan) untuk meningkatkan mutu pendidikan
dilaksanakan melalui prinsip good university governance (peraturan
pemerintah no. 4 tahun 2014). Prinsip tata kelolah transparansi,
akuntabel, tanggung jawab, evisiensi, adil dan reward-pusishment sudah
merupakan suatu keharusan untk di tegakan di perguruan tinggi. Dalam
rangka menjamin keberlangsungan usaha perguruan tinggi, pengelolaan
perlu menerapkan konsep good governance dalam pengelolaan
perguruan tinggi, yang dikenal dengan good university governance
(GUG). Audit internal merupakan salah satu profesi yang menunjang
terwujudnya good university governance. Peran audit internal dalam hal
ini satuan pengawas internal harus lebih di berdayakan baik secara
internal (manajamen) maupun eksternal (stake holder) agar mempunyai
kontribusi yang lebih besar dalam mewujudkan good university
governance tersebut. Makin meningkat peran auditor, maka akan
mempengaruhi peningkatan tata kelolah suatu instansi pendidikan.
Berikut ini adalah aktifitas pemeriksaan intern dan merupakan
peran dari auditor internal dalam suatu perusahaan atau organisasi:
a. Compliance
Aktifitas ini untuk menilai sejauh mana tingkat kepatuhan
para pegawai terhadap kebijaksanaan, prosedur peraturan-
60
peraturan dan praktek usaha yang lajim, serta undang-
undang dan peraturan pemerintah yang mempunyai
peraturan.
b. Verifikasi
Kegiatan verifikasi di fokuskan pada ketelitian, keandalan
berbagai data manajemen dan evaluasi apakah data tersebut
relevan serta memenihi kebutuhan manajemen meliputi
laporan keuangan dan kekayaan fisik serta hasil operasi
perusaan.
c. Evaluasi
Aktifitas ini memiliki bentuk pengendalian intern yang
ditetapkan perusaan dan meliputi penelitian terhadap
pengendalian akuntansi dan opeasi, juga menilai hasil-hasil
pelaksaan dan petugas pelaksaannya.
d. Merekomendasi
Merekomendasi suatu rangkaian tindakan kepada pihak
manajemen.
Auditor internal dalam hal ini SPI (satuan pengawas internal) di
bentuk dan harus berperan aktif dalam melaksanakan pelaksanaan dan
pemeriksaan internal di lingkungan universitas untuk menunjang tata
kelolah perguruan tinggi yang baik. Ketika konfirmasi terkait peran audit
internal dalam mewujudkan tata kelola perguruan tinggi yang baik (good
university governance), nurnia selaku ketua SPI Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar.
“saya selalu berfikir bagaimana PTN ini bisa selevel dengan PTN
yang sudah mapan, karena kita masih PTNB bagaimana supaya kita
61
bisa beralih dari PTNB menjadi BLU atau PTNBH” (wawancara pada
tanggal 3 november 2018).
Dari pernyataan diatas, bisa dilihat bahwa Nurnia selaku auditor
internal terus berusaha bagaimana supaya Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar mempunyai tata kelila yang baik. Pernyataan
tersebut sejalan dengan pernyataan Muh. Yusran selaku Dosen
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar sebagai berikut:
“secara kelembagaan harus diakui UIN adalah PTNB. Dia
merupakan peralihan dari pengelolaan model swasta ke model negeri.
Pasti penyesuaian itu terdapat masalah tapi didalam organisasi perlu
wssktu untuk membenahi dirinya, sehingga dapat dilihat peran SPI
kedepan bagaimana dia memposisikan diri sebagai tim pengendali yang
mengendalikan semua kinerja-kinerja organisasi baik kinerja operasional
maupun kinerja-kinerja organisasi baik kinerja ini dapat mencapai apa
yang dicita-citakan sesuai visi dan misinya” (wawancara pada tanggal
10 desember 2018)
Darmansyah sebagai mahasiswa Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar juga memberi tanggapan mengenai hal tersebut:
“peran auditor internal ini sangatlah penting apalagi dalam hal
perbaikan tata kelola perguruan tinggi yang baik. Jadi menurut saya
selaku mahasiswa yntuk mewujudkan tata kelola perguruan tinggi yang
baik harus dimulai dengan perbaikan akuntabilitas serta transparansi itu
sendiri sehingga kepercayaan masyarakat juag akan bertambah apabila
hal tersebut bisa berjalan” (wawancara pada tanggal 10 desember
2018).
Lebih lanjut, dengan nada serius beliau memaparkan :
“dan berbicara tentang adanya celah-celah, seandainya SPI sudah
berjalan dengan semestinya pada saat perencanaan. Contoh masalah
kepegawai yang sudah jelas terarah. Setiap tahun misalnya sekian kita
punya pegawai, ini tidak boleh bertambah dan harus jelas dan
twrencana. Jadi peran audit internal ini sangat penting dan harus jelas
bagaimana dia mengaudit keuangan, kepegawaian, bagaimana
administrasi dan bagaimana administrasi kampus” (wawancara pada
tanggal 16 desember 2018).
62
Namun, dibalik semua pernyataan tersebut, beliau menaruh
harapan besar kepada Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
sebgai berikut :
“UIN ini sangat luar biasa, UIN ini adalah salah satu universitas
negeri yang baru yang dimana mata masyrakat menuju ke kita dalam
hal ini Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar bagaimana
membangun SDM yang bagus. Harapan saya agar SPI harus berjalan
denag efektif, berjalan dengan maksimal. Yang kedua orang-orang yang
masuk kedalam SPI itu adalah orang yang mempunyai kompetensi dan
mempunyai integritas yang bagus. Jangan hanya memikirkan
kepentingan nindividu, karena disini bagaimana kita membangun
Universitas kearah yang lebih bagus setara dengan Universitas
Hasanuddin,UGM, Univesitas Indonesia, dll “ (wawancara pada tanggal
16 desember 2018).
Penelitian juga menanyakan bagaimana peran audit internal dalam
upaya mewujudkan tata kelola perguruan tinggi yang baik kepada
Misbah Sabaruddin, beliau menggapi bahwa :
“kembali lagi pada tujuan dibentuknya SPI ini untuk apa, pasti
untuk betul-betul sebagai pengawas kampus. Ya kembali lagi pada
fitrahnya itu sendiri, kalau SPI betul-betul berkomitmen untuk mengawal
masalah-masalah internal kampus terutama dalam pengelolaan
anggaran, saya kira kampus manapun pasti akan bisa mencapai tata
kelola yang baik. Intinya SPI harus berkomitmen pada tanggung jawab
dan juga rasa social mereka untuk memajukan universitas” (wawancara
pada tanggal 20 desember 2018).
Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa
peran audit internal dalam upaya mewujudkan good university
governace di Universitas Islam Negeri Aalauddin Makassar secara
teknis belum sepenuhnya terlaksana. Hal ini dikarenakan Universitas
Islam Negeri Alauddin Makassar yang merupakan PTNB masih dalam
tahap peneyesuaian untuk membenahi dirinya. Untuk itu peran audit
internal ini sangat dibutuhkan dalam mewujudkan tata kelola perguruan
63
tinggi yang baik. Namun perlu digaris bawahi bahwa SPI bukan hanya
sekedar nama didalam Universitas tersebut tetapi bagaimana SPI harus
bisa menjaga independensi dalam Universitas tersebut tetapi
bagaimana SPI harus bisa menjaga independensi dalam sikap
mentalnya dan juga menggunakan kemahiran professional dengan
cermat dan seksama. Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa
diharabkan orang-orang yang terlibat didalamnya adalah orang-orang
yang akuntabel dan berkompeten dibidangnya sehingga prinsip good
university governance terkhusus dalam hal transparansi dan
akuntabilitas dapat tercapai dan membawa Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar menjadi salah satu perguruan tinggi yang
mempunyai tata kelola yang baik serta dapat membangun kepercayaan
masyarakat bahwa Universitas Isla Negeri Alauddin Makassar ini bisa
menjadi perguruan tinggi yang bisa di perhitungkan.
C. Pembahasan
Bersadasrkan hasil wawancara peneliti dengan pihak kampus UIN
Alauddin Makassar serta dikaitkan dengan peneliti terdahulu maka Peran
Auditor Internal Dalam Mewujudkan Good University Governance,
ditengah persaingan yang cukup berat, peningkatan mutu menjadi hal
yang tidak terhindarkan agar dapat bersaing mendapatkan kepercayaan
masyarakat dan tetap eksis. Perguruan tinggi dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyrakat dan tidak
berorientasi kepada kebutuhan masyarakat. Good University Governance
adalah suatu sistem tata kelola universitas yang baik dengan menganut
prinsip-prinsip good university governance yaitu, transparansi,
64
akuntabilitas, partisipasi, equity dan sebgainya. Dalam implementasinya,
prinsip-prinsip atau karakteristik dasar dari good university governance
masih relevan untuk diterapkan dalam konsep good university
governance. Yang berbeda adalah nilai dan tujuan yang yang
menjiwainya. Prinsip-prinsip manajerial tersebut hendaknya diterapkan
untuk mendukung fungsi-fungsi dan tujuan dasar pendidikan tinggi. Selain
itu, perbedaan lain adalah dalam hal stakeholders yang terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan dan perguruan tinggi.
Good university governance ini dapat meningkatkan budaya mutu
pelayanan akademik maupun non akademik untuk perguruan tinggi
tersebut sangat mendukung sebab sudah jelas-jelas konsep-konsep
transparansi dan akuntabilitas sangat bagus, bagaimana dikampus
tersebut adanya transparansi dalam hal kepegawaian, akademik,
begitupun dengan keuangan. Ini sangat jelas sangat bagus dan dapat
menutup celah adanya penyimpangan-penyimpanagan. Good university
governance di anggap sebagai elemen-elemen penting perguruan tinggi
untuk dapat mengatisipasi, melaksanakan, memantau dan menilai
efektivitas dan efisiensi kebijakan. Tujuan good university governance
adalah untuk mengkomodasi internasionalisasi perguruan tinggi,
meningkatkan daya saing, kualitas proses pembelajaran, kualitas
manajemen internal dan untuk mencapai kinerja yang di harabkan.
Good university governance diperguruan tinggi didasari oleh
diberlakukannya otonomi universitas sehingga konsekuensi logis yang
harus dilakukan adalah pihak universitas harus mampu mengelola
keuangan secara mandiri dan efektif, hal ini juga sejalan dengan sumber
65
dana yang diperoleh pihak Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
(UINAM) yaitu dari APBN yang dipertanggungjawabkan di KPN serta
dana BLU yang akan dipertanggungjawabkan secara internal. Dalam hal
pelaksanaan good university governance pihak universitas juga sudah
menggunakan jasa audit KAP untuk mendapatkan masukan dari auditor
internal terkait dengan tata kelola melalui bantuan informasi dari pihak
Satuan Pengawasan Intern (SPI).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan atas peran Satuan Pemeriksa Internal (SPI)
terhadap pengendalian pada Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, dapat
disimpulkan:
1. Satuan Pemeriksa Internal (SPI) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin
Makassar telah berfungsi dengan baik
2. Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar telah melaksanakan
pengendalian aauditor internal dengan cukup baik
3. Peran Satuan Pemeriksa Internal (SPI) memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap pengendalian auditor internal.
B. Saran-saran
Beberapa saran terkait penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan peran satuan pengawasan internal semakin di tingkatkan agar
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar dapat menerapkan pengendalian
internal dengan baik agar implementasi dan prinsip-prinsip good university
governance semakin baik di Universitas Islam Negeri Aluddin Makssar.
2. Diharabkan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih dari satu perguruan
tinggi sehingga kemampuan generalisi menjadi lebih kuat.
Peneliti selanjutnya di sarankan untuk mendapatkan data berwawancara berupa
dari perguruan tinggi agar bisa mendapatkan data yang lebih nyata dan bisa
keluar dari pernyataan-pernyataan kuesioner yang mungkin terlalu sempit atau
kurang menggambarkan keadaan yang sesungguhnya
61
60
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, S. 2013. Auditing Jilid I. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI
Al Dana Ea, B. 2013. Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Peranan Internal Auditor Dalam Pengungkapan Temuan Audit. Jurnal Bisnis Manajemen dan Ekonomi, Vol. 7 No. 3
Al Arens Ea. 2013. Dalam Jurnal Dinamika Akuntansi,Vol. 4. Hal. 64-71.
Asikin, B. 2013. Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Peranan Internal Auditor Dalam Pengungkapan Temuan Audit. Jurnal Bisnis Manajemen dan Ekonomi, Vol. 7 No. 3
Indrajid & Djokopranoto 2013. Isu terkairt dengan kebijakan otonomi pendidikan
ekonomi, Bandung : wijanto. Kwon, K. dan W. Banks. Faktor Related to the Organizational and
ProfessionalCommitment of Internal Au- ditor.www.emeraldinsight.com/researchregister
Lemer. 2013. Internal audit pengurangan dana pendidikan, Malang : Brwon. Morison 2013. Isu terkait dengan tuntutan peningkatan kualitas pendidikan,
yogyakarta: Lemer. Minh, Le, Quang 2013. Good universty governance, Jakarta Empang : Brown
Nicuslecus 2013. Perubahan peran audit internal di perguruan tinggi, Jakarta Sutianto, H., dkk. 2013. Standar Profesi Internal. Jakarta : Yayasan Pendidikan
Internal Audit. Sukirman. 2013. Peran Audit Dalam Upayah Mewujudkan Good
UniversityGovernace di Unnes. Jurusan Akuntansi Universitas Negri
Semarang. Sudarmanto, Gunawan. 2013. Good University Governance. Bandung : ITB
Sukrisno Agoes 2013. Auditing jilid II, Jakarta : Lembaga Penerbit FEUI Sukirman. 2013. Peran Audit Dalam Upayah Mewujudkan Good
UniversityGovernace di Unnes. Jurusan Akuntansi Universitas Negri Semarang.
Tugiman, Hiro.2013. Standar ProfesionalAudit Internal.Yogyakarta:Kanisius.
61
60
Tunggal, A.W. 2013. Memahami Internal Auditing. Jakarta : Harvarindo.
Tugiman, Hiro.2013. Standar ProfesionalAudit Internal.Yogyakarta:Kanisius.
Widjaja Amin, Tunggal.2013. Memahami Internal Auditing. Jakarta : Hervindo 2
Wahyudi, H. dan A.A. Mardia 2013. Pengaruh Profesionalisme Auditor TerhadapTingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang.
Wijanto, Serian. 2013. Pengeolahan Perguruan Tinggi Secara Efisien, Efektif
dan Ekonomis Untuk Meningkatkan Penyelenggaraan Pendidikan dan Mutu Lulusan. Jakarta: Salemba Empat.
Wahyudi, H. dan A.A. Mardia 2013. Pengaruh Profesionalisme Auditor
TerhadapTingkat Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi 9, Padang.
.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Bagaimanaperan auditor internal yang ada di kampus UIN Alauddin Makassar?
“Menurut Pak Abdul Wahab SatuanPengawasan Intern (SPI) UniversitasAlauddin
Makassar (UIN)
untukmenyelenggarakanpenilaianpengendaliansertamemberikanrekomendasiperbaikan
ataspenerapanprinsip-prinsipgood university governancesedangkantujuandilakukannya
audit adalahuntukmempengaruhijenis audit ataumenentukan fraud (kecurangan) yang di
lakukanmakadariitu kami dariuniversitasislam negeri alauddinmakassarharusberhati-
hatidalambekerjasupayatidakada fraud (kecurangan) didalamruanglingkupkampus”
2. Bagaimanavisimisi yang terkaitdengan system dan prosedur?
a. Visi
Pusat pencerahan dan transformasiipteksberbasisperadabanislam
b. Misi
1) Menciptakan atmosfir akademik yang resprentative bagi peningkatan
mutu perguruan tinggi dan kualitas kehidupan bermasyarakat.
2) MenyelenggarakankegiatanPendidikan,penelitian, dan
pengabdiankepadamasyarakat yang merefleksikankeampuan integrase
antaranilaiajaranislamdenganilmupengetahuan, teknologi, dan seni
(ipteks).
3) Mewujudkan universitas yang berkarakter, bertatakelola dan berdaya
saing menuju universtas alrisetdenganmengembangkannilai spiritual dan
tradisikeilmuan.
3. Apakah auditor internal UIN Alauddin Makassar pernahmelakukankecurangan (fraud)
didalamlaporankeuangan.
“Tidak, karenamenurut kami kecuranganmerupakankonsep hokum yang luas,
kepentingan auditor berkaitansecarakhususatastindakankecurangan yang
berakibatterhadap salah saji material dalamlaporan keuangan.
RIWAYAT HIDUP
Nurul rasiatul wahidah, panggilan fhatun lahir di dompu pada tanggal
3 juli 1996 anak ke dua dari pasangan suami istri Bapak Muhdar dan
Ibu Atikah. Penulis menempuh pendidikan pertama di sekolah dasar
SD Negeri 11 Woja mulai tahun 2002 sampai dengan tahun 2008,
Kemudian melanjudkan pendidikan di SMP Negeri 2 Woja pada tahun 2008 sampai 2011,
kemudian melanjudkan di MAN KANDAI 2 DOMPU pada tahun 2011 sampai dengan tahun
2014, kemudian melanjudkan keperguruan tinggi dengan menggambil jurusan/program studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berkat rahmat dan karunia Allah SWT, dan iringan doa kedua orang tua serta saudara dan
orang-orang terkasih hingga dapat menyelesaikan studi di Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar dengan tersusun skripsi yang berjudul “ Peran Auditor Internal Dalam Mewujudkan
Good University Governance Di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar”