Download - Peny Sistemik.doc

Transcript
Page 1: Peny Sistemik.doc

Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh rusaknya sel2 beta langerhans yg terdapat di organ pankreas sehingga menyebabkan ketidakseimbangan hormon insulin dalam tubuh yang berakibat kadar gula dalam darah menjadi tinggi. Insulin dibutuhkan tubuh untuk membantu metabolisme gula darah hingga menjadi energi atau disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi. Jika kadar insulin dalam tubuh sedikit atau tidak ada,maka metabolisme gula darah menjadi energi akan terhambat,akibatnya kadar gula darah yang seharusnya diubah menjadi energi dalam tubuh menjadi meningkat.

Seseorang dikatakan menderita penyakit diabetes melitus jika kadar gula darahnya pada saat puasa melebihi 70-110 mg/dl,atau pemeriksaan glukosa darah sewaktu lebih dari 180mg/dl.

Terkadang seseorang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita penyakit Diabetes Melitus. Kemungkinan karena tidak ada gejala yang dirasakan spesifik oleh penderita,sehingga pemeriksaan kadar glukosa tidak pernah dilakukan.Tanda2 yang sering terjadi pada seseorang yang menderita Diabetes Melitus adalaha. Sering merasa haus.b. Sering buang air kecil pada malam hari alias beser.c. Sering merasa lapar.d. Berat badan yang turun drastis secara cepat.e. Sebagian besar gigi terasa goyang.f. Pandangan menjadi kabur.

Biasanya pada penderita diabetes melitus,akan lebih rentan terserang infeksi dikarenakan kadar gula dalam darahnya yang tinggi sehingga menjadi media yang baik untuk tumbuhnya bakteri. Berdasarkan alasan itulah mengapa penderita diabetes melitus disarankan untuk menunda pencabutan gigi apabila kadar gula darah dalam tubuhnya masih tinggi atau belum terkontrol.

Akibat yang ditimbulkan bila pencabutan gigi dilakukan pada saat kadar gula darah tinggi antara lain :1. Terjadinya infeksi pasca pencabutan pada daerah bekas pencabutan.2. Terjadinya sepsis atau peningkatan jumlah bakteri dalam darah.3. Terjadinya perdarahan yang terus menerus akibat infeksi pasca pencabutan.Oleh karena alasan tersebut di atas,maka biasanya dokter gigi menunda pencabutan gigi pada penderita diabetes melitus yang tidak terkontrol.

Saran bagi penderita diabetes :1. Periksakan kadar gula darah secara teratur setiap 1 bulan sekali.2. Menjaga asupan karbohidrat dan diet lainnya agar tidak mempengaruhi kadar gula darah.3. Menjaga kebugaran tubuh dengan olah raga yang teratur.4. Menjaga kebersihan badan termasuk gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit infeksi.

Page 2: Peny Sistemik.doc

PENCABUTAN GIGI PADA PENDERITA HIPERTENSI

Penderita Hipertensi yang masuk dalam stage I dan stage II masih memungkinkan untuk dilakukan tindakan pencabutan gigi karena resiko perdarahan yang terjadi pasca pencabutan relatif masih dapat terkontrol (Little, 1997). Pada penderita hipertensi dengan stage II sebaiknya di rujuk terlebih dahulu ke bagian penyakit dalam agar pasien dapat dipersiapkan sebelum tindakan.

Pengobatan pada pasien hipertensi biasanya digunakan lebih dari satu macam golongan obat, misalnya: golongan obat anti hipertensi (mis: captopril) dan golongan obat diuretik.Resiko-resiko yang dapat terjadi pada pencabutan gigi penderita hipertensi, antara lain :

1. Resiko akibat Anestesi lokal pada penderita hipertensiLarutan anestesi lokal yang sering dipakai untuk pencabutan gigi adalah lidokain yang dicampur dengan adrenalin dengan dosis 1:80.000 dalam setiap cc larutan. Konsentrasi adrenalin tersebut dapat dikatakan relatif rendah, bila dibandingkan dengan jumlah adrenalin endogen yang dihasilkan oleh tubuh saat terjadi stres atau timbul rasa nyeri akibat tindakan invasif. Tetapi bila terjadi injeksi intravaskular maka akan menimbulkan efek yang berbahaya karena dosis adrenalin tersebut menjadi relatif tinggi. Masuknya adrenalin ke dalam pembuluh darah bisa menimbulkan: takikardi, stroke volume meningkat, sehingga tekanan darah menjadi tinggi. Resiko yang lain adalah terjadinya ischemia otot jantung yang menyebabkan angina pectoris, bila berat bisa berakibat fatal yaitu infark myocardium. Adrenalin masih dapat digunakan pada penderita dengan hipertensi asal kandungannya tidak lebih atau sama dengan 1:200.000. Dapat juga digunakan obat anestesi lokal yang lain, yaitu Mepivacaine 3% karena dengan konsentrasi tersebut mepivacaine mempunyai efek vasokonstriksi ringan, sehingga tidak perlu diberikan campuran vasokonstriktor.

2. Resiko akibat ekstraksi gigi pada penderita hipertensiKomplikasi akibat pencabutan gigi adalah terjadinya perdarahan yang sulit dihentikan. Perdarahan bisa terjadi dalam bentuk perdarahan hebat yang sulit berhenti saat dilakukannya tindakan pencabutan gigi, atau bisa berupa oozing (rembesan darah) yang membandel setelah tindakan pencabutan gigi selesai.


Top Related