Download - Pengolahan Limbah Abu Dari Proses Gasifikasi
Pengolahan Limbah Abu dari Proses Gasifikasi
Pada proses gasifikasi terjadi konversi material yang mengandung karbon menjadi karbon
monoksida dan hidrogen dengan mereaksikan tandan kosong kelapa sawit dengan temperatur
tinggi dan dikontrol dengan sejumlah oksigen. Hasil utama dari gasifikasi adalah CO dan H2
yang disebut dengan syngas. Selain itu juga terdapat sejumlah pengotor berupa limbah abu.
Sebagian abu akan turun di bagian bawah reaktor gasifier dan sebagaiannya lagi akan naik dan
ikut bersikulasi dengan CO dan H2. Pada proses selanjutnya diperlukan cyclone untuk
memisahkan gas CO dan H2 dengan abu yang ikut terbawa, sehingga gas yang dihasilkan akan
lebih murni.
Dari kedua proses gasifikasi dan cyclone akan menghasilkan limbah berupa abu. Limbah ini
perlu diminimisasi untuk mengurangi beban lingkungan. Minimisasi limbah adalah upaya
mengurangi volume, konsentrasi, toksisitas dan tingkat bahaya limbah yang keluar dari proses
produksi dengan jalan reduksi limbah pada sumbernya atau dengan jalan pemanfaatan.
Pemanfaatan dapat dengan jalan daur ulang (recycle), penggunaan ulang (reuse) atau
pemungutan (recovery)
Minimisasi limbah dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Upaya langsung
dikenakan pada bahan baku antara lain dengan pengelolaan bahan yang baik, pada proses dan
operasi produksi yaitu optimasi kondisi operasi. Upaya tidak langsung berkaitan dengan
peraturan, peningkatan kesadaran lingkungan serta peningkatan kemampuan sumber daya
manusia
Abu yang dihasilkan pada proses gasifikasi memiliki kandungan 30 – 40% K2O , 7% P2O5, 9%
CaO, dan 3% MgO. Selain itu juga mengandung unsur hara mikro yaitu 1200 ppm Fe, 1.00 ppm
Mn, , 400 ppm Zn, dan 100 ppm Cu. Abu tandan kelapa sawit juga bersifat sangat alkalis dan
higroskopis yaitu mudah menyerap air dan udara, mengiritasi tangan karyawan yaitu dapat
menyebabkan gatal – gatal dan memperparah luka. Karena sifat – sifat abu tandan kosong kelapa
sawit tersebut, maka abu harus cepat diaplikasikan dan tidak boleh disimpan terlalu lama.
Dari spesifikasi kandungan abu diatas ternyata abu tandan kosong kelapa sawit memiliki nilai
tambah, diantaranya dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
Abu tandan kosong kelapa sawit dimanfaatkan kembali ke proses gasifikasi sebagai
media penghantar panas pada reaktor gasifier.
Abu tandan kosong kelapa sawit dapat menjadi bahan baku untuk memproduksi pupuk
butiran berkadar K2O dengan kadar 30 – 80% dengan penambahan suatu polimer tertentu.
Selain itu menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Yoeswono, 2006 abu tandan
kosong kelapa sawit dapat digunakan sebagai katalis reaksi transesterifikasi dengan
reaktan minyak kelapa sawit untuk menghasilkan biodiesel.
Dari penjelasan diatas, abu tandan kosong kelapa sawit dapat dijual ke perusahaan – perusahaan
yang memanfaatkan abu tandan kosong menjadi produk seperti pupuk kalium dan perusahaan
penghasil biodiesel, dengan cara tersebut selain dapat meminimisasi limbah, perusahaan dapat
memperoleh keuntungan lebih. Namun, logam yang terkandung dalam abu perlu dihilangkan
atau dipisahkan karena merupakan B3 yang dapat mencemari lingkungan.
Tembaga (Cu)
Pengolahan logam cuprum dapat dilakukan dengan presipitasi dengan sulfida pada pH
8.5 akan menghasilkan konsentrasi keluaran 0.01 – 0.02 ppm. pada konsentrasi rendah
adanya pengompleks seperti sianida dan ammonia mengganggu pengendapan, maka perlu
dihilangkan sebelumnya misalnya dengan karbon aktif
Besi (Fe)
Besi terdapat dalam bentuk ferri atau ferro tergantung pada pH dan konsentrasi oksigen
terlarut. Dalam kondisi netral dengan adanya oksigen, ion ferro dapat teroksidasi menjadi
ferri, membentuk endapan ferri hidroksida, maka pengolahan logam besi dapat dilakukan
presipitasi menjadi ferri hidroksida pada pH mendekati 7.
Mangan
Presipitasi dengan jalan mengoksidasi ion mangan menjadi endapan, dipisahkan dalam
bentuk endapan oksida dan hidroksida. Reaksi dengan oksigen kurang kuat sehingga
sering digunakan oksidator kimia lain misalnya klorin, permanganate, diiringi dengan
koagulasi dan filtrasi.
Zink
Presipitasi sebagai hidroksida dengan lime dan dapat terbentuk endapan kalsium sulfat
apabila kadar sulfat tinggi. Dapat juga dilakukan dengan presipitasi dengan kaustik.
Konsenrasi keluaran pada pH 11 mencapai 0,1 ppm.