PENGETAHUAN JAJANAN PINGGIR JALAN SISWA KELAS 4
DENGAN RISIKO PENYAKIT INFEKSI SALURAN PENCERNAAN
Agung Purwadi 1, Henny Permatasari
2
Sarjana Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia,
Kampus FIK UI, Jl. Prof. Dr. Bahder Djohan, Depok, Jawa Barat 16424
E-mail : [email protected]
Abstrak
Anak usia sekolah cenderung memilih jajanan yang dapat merusak kesehatannya sehingga dapat terjadi penyakit
terutama di saluran pencernaanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
pengetahuan siswa kelas 4 tentang jajanan pinggir jalan dengan risiko penyakit infeksi saluran pencernaan di
sekolah dasar negeri 04 Mangunjaya. Desain penelitian ini deskriptif korelatif menggunakan metode cross
sectional pada anak usia sekolah siswa kelas 4 SD sebesar 105 responden pada bulan Juni 2013. Hasil uji
statistic menunjukan terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan siswa sekolah kelas 4 SD tentang jajanan
pinggir jalan dengan risiko penyakit infeksi saluran pencernaan (p=0,015, α=0,05). Hal ini juga menunjukan
bahwa siswa kelas 4 SD berpengetahuan rendah mempunyai peluang 2,866 terkena risiko penyakit infeksi
saluran pencernaan. Sehingga informasi dan pengetahuan pendidikan tentang makanan sehat untuk anak dapat
ditingkatkan bagi siswa kelas 4 SD.
Kata kunci: siswa sekolah kelas 4 SD, tingkat pengetahuan, jajanan pinggir jalan, risiko penyakit infeksi saluran
pencernaan
Abstract
School-age children tend to choose food street that can damage their health so that the disease can occurs,
especially in the digestive tract. This study aim to know whether there is a relationship knowledge of 4th grade
students about the food street with the risk of gastrointestinal infections in public elementary schools 04
Mangunjaya. The design of descriptive correlative study using a cross sectional method on school-age children
4th grade students was 105 respondents in June 2013. Statistical test results revealed that there is a relationship
between the level of knowledge 4th grade students about the food street with the risk of gastrointestinal
infections (p = 0.015, α = 0,05). This also shows that the 4th grade students with lower knowledgeable have the
opportunity 2.866 risk of developing gastrointestinal infections. So that information and knowledge about
healthy food education for children can be increased for students 4th grade.
Keywords: 4th grade elementary school students, level of knowledge, food street, the risk of gastrointestinal
infections
Hubungan pengetahuan..., Agung Purwadi, FIK UI, 2013
Pendahuluan
Jumlah anak usia 6 sampai 14 tahun pada
tahun 2005 sampai 2006 mengalami
pertambahan yang kemudian mengalami
kestabilan pertumbuhan pada tahun
berikutnya. Berdasarkan data yang kita bisa
lihat di Unicef Indonesia jumlah anak usia
sekolah pada tahun 2005 sekitar 41.639.200
orang, tahun 2006 berjumlah sekitar
41.706.100 orang, tahun 2007 sekitar
41.101.700 orang, tahun 2008 sekitar
41.061.000 sedangkan tahun 2009 sekitar
40.999.200 orang. (Unicef, 2011)
Sebagai generasi penerus bangsa anak
sekolah membutuhkan asupan makanan
yang baik bagi tubuh untuk pertumbuhan
dan perkembangan dan juga energi untuk
menjalani aktifitas baik di sekolah maupun
di kehidupan sehari-harinya. Anak usia 6
sampai 12 tahun telah dapat memilih
makanan yang dapat dimakannya termasuk
mengenal arti jajanan sehingga orangtua
lebih mengawasi apa yang akan dimakan
oleh mereka. Anak usia sekolah cenderung
membeli jajanan yang dapat merusak
kessehatan dan mengandung gizi yang tidak
lengkap yang kecenderungannya manis atau
berlemak tinggi. Jajanan di luar sekolah
sering tidak higienis baik dari pengelolaan
maupun bahan pangan.
Lebih dari 70 % jajanan makanan yang
dihasilkan oleh industri rumahan dengan
penanganan yang tradisional dalam proses
produksinya, ada yang belum memenuhi
persyaratan bahkan ada yang hampir
ataupun tidak memenuhi persyaratan sama
sekali. Karena hal tersebut menjadi
penyebab dan sering terjadi keracunan
akibat konsumsi jajanan makanan baik yang
dikerjakan secara perorangan maupun secara
masal. Makanan berwarna tersebut
mengandung bahan kimia yang berbahaya
ditambah dengan pengawet ataupun penguat
rasa yang dapat menyebabkan keracunan
dan penyakit infeksi terutama saluran
pencernaan karena mikroorganisme hidup.
(Purnawijayanti, H.A, 2001)
Temuan Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) dalam lima tahun
terakhir dari tahun 2006 sampai 2010
sebanyak 48 persen jajanan anak sekolah
tidak memenuhi syarat keamanan karena
mengandung bahan berbahaya. Bahan atau
zat yang berbahaya mulai dari boraks,
formalin sampai pewarna, serta pengolahan
bahan campuran dan bahan yang tidak
higienis seperti bangkai ayam, ikan atau
daging dan sayuran busuk. Masalah
kesehatan tersebut bila tidak ditangani
dengan baik dapat menimbulkan gejala,
mual, muntah, pusing, sesak nafas, disentri
bahkan sampai dengan kematian.
Fungsi perawat di lingkungan sekolah yaitu
memberikan pelayanan serta meningkatkan
kesehatan individu dan memberikan
pendidikan kesehatan kepada semua
populasi yang ada di sekolah, memberikan
kontribusi mempertahankan dan
memperbaiki lingkungan fisik dan sosial
sekolah, serta menghubungkan program
kesehatan sekolah dengan program
kesehatan masyarakat yang lainnya. (Efendi,
F & Makhfudli, 2009) Pengetahuan anak
usia sekolah juga perlu ditingkatkan
sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi
Hubungan pengetahuan..., Agung Purwadi, FIK UI, 2013
dan dapat memperbaiki perilaku yang dapat
merusak kesehatannya
Metode
Desain penelitian yang digunakan adalah
deskriptif analitik dengan pendekatan cross
sectional untuk mengetahui hubungan antara
tingkat pengetahuan anak usia sekolah kelas
4 SD tentang makanan jajanan yang
dijajakan di pinggir jalan dengan risiko
terjadi penyakit infeksi saaluran pencernaan.
Penelitian ini memperoleh sampel penelitian
berjumlah 105 siswa kelas 4 SD di sekolah
dasar negeri 04 Mangunjaya dengan
menggunakan tekhnik total sampling pada
bulan Juni 2013. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner yang berisi 40
pertanyaan yaitu 20 pertanyaan pengetahuan
dan 20 pertanyaan perilaku risiko terjadi
penyakit infeksi saluran pencernaan.
Kuesioner ini sebagai instrumen penelitian
memperhatikan prinsip –prinsip etik yang
menghormati dan menghargai sepenuhnya
hak, harkat, martabat, privasi dan
kerahasiaan subjek serta kebebasan untuk
mengundurkan diri dari proses penelitian.
Pengolahan data ini melewati proses editing,
coding, entry data dan cleaning serta
menggunakan sistem komputer SPSS dalam
perhitungannya.
Hasil
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
karakteristik anak usia sekolah kelas 4 SD,
tingkat pengetahuannya, perilakunya,
hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan perilaku risiko terjadi penyakit
infeksi saluran pencernaan dan hubungan
karakteristik anak dengan perilaku risiko
terjadi penyakit infeksi saluran pencernaan.
Waktu pengambilan data selama bulan Juni
menemukan hasil sebagai berikut :
Karakteristik responden
Jumlah siswa kelas 4 SD ini berjumlah 105
berusia antara 9 – 12 tahun, 9 tahun
berjumlah 28 siswa, 10 tahun berjumlah 57
siswa, 11 tahun berjumlah 17 siswa dan 12
tahun berjumlah 3 siswa. Terlihat dalam
tabel berikut:
Usia Jumlah
9
10
11
12
28
57
17
3
Total 105
Jumlah responden berjenis kelamin laki –
laki berjumlah 55,2 % dan perempuan 44,8
% dari 105 siswa. Terlihat dalam tabel
berikut:
Jenis kelamin Jumlah
Laki – laki
Perempuan
58
47
Total 105
Siswa kelas 4 SD mayoritas beragama Islam
tadengan jumlah 90,5 %, sedangkan Kristen
8,6 % dan Budha 1 %. Dilihat dalam tabel
berikut:
Agama Jumlah
Islam
Kristen
Budha
95
9
1
Total 105
Hubungan pengetahuan..., Agung Purwadi, FIK UI, 2013
Tingkat pengetahuan
Hasil distribusi data menunjukkan bahwa
tingkat pengetahuan anak usia sekolah
tersebut hampir sama antara pengetahuan
rendah dan tinggi. Jumlah responden dengan
tingkat pengetahuan tinggi berjumlah 53
(50,5 %) dan tingkat pengetahuan rendah
berjumlah 52 responden (49,5 %). Jumlah
jawaban benar paling tinggi bernilai 20 dan
paling rendah 4. Hasil analisis tingkat
pengetahuan didapatkan bahwa rata-rata
(mean) responden menjawab dengan benar
bernilai 13,16. Nilai tengah (median)
jawaban benar responden bernilai 14,00,
dari perbandingan skewness dan standar
error, yaitu
Hasil
perbandingan tersebut berada dalam rentang
-2 sampai 2 berarti distribusi pengetahuan
normal sehingga cut off point yang
digunakan adalah nilai mean.
Tingkat pengetahuan tinggi diketahui
dengan melihat nilai yang berada sama
dengan atau di atas rata-rata (≥ mean).
Sedangkan tingkat pengetahuan rendah
dilihat dari nilai yang berada di bawah rata-
rata (< mean).
Tingkat
pengetahuan Jumlah Frekuensi ( % )
Rendah
Tinggi
52
53
49,5
50,5
Total 105 100
Risiko terjadi penyakit infeksi saluran
pencernaan
Jawaban benar paling rendah dengan nilai
39 dan paling tinggi 71. Distribusi variabel
hasil perbandingan skewness dan standar
error, yaitu
berada di
rentang -2 sampai 2 berarti distribusi risiko
terjadinya penyakit infeksi saluran
pencernaan cut off point yang digunakan
adalah nilai mean. Hasil analisis tersebut
menjelaskan bahwa tingkat perilaku rendah
memiliki risiko tinggi sedangkan tingkat
perilaku tinggi memiliki risiko rendah
terjadinya penyakit infeksi saluran
pencernaan.
Hasil distribusi data menunjukkan bahwa
tingkat terjadinya risiko penyakit infeksi
saluran pencernaan anak usia sekolah
tersebut hampir sama antara risiko yang
rendah dan yang tinggi. Jumlah responden
dengan tingkat risiko tinggi terjadinya
penyakit infeksi saluran pencernaan
berjumlah 53 responden (50,5 %) dan
tingkat risiko rendah terjadinya penyakit
infeksi saluran pencernaan berjumlah 52
responden (49,5 %).
Tingkat
risiko
terjadinya
penyakit
infeksi
saluran
pencenaan
Jumlah Frekuensi ( % )
Rendah
Tinggi
53
52
50,5
49,5
Total 105 100
Hubungan pengetahuan..., Agung Purwadi, FIK UI, 2013
Hubungan antara tingkat pengetahuan
tentang makanan yang dijajakan di pinggir
jalan dengan risiko terjadinya penyakit
infeksi saluran pencernaan
Hasil analisis hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang makanan yang
dijajakan di pinggir jalan dengan risiko
terjadinya penyakit infeksi saluran
pencernaan diperoleh bahwa ada sebanyak
52 responden anak usia sekolah kelas 4
dengan tingkat pengetahuan rendah
memiliki risiko tinggi mengalami penyakit
infeksi saluran pencernaan sebanyak 33
responden (63,5 %) dan berisiko rendah
mengalami penyakit infeksi saluran
pencernaan sebanyak 19 responden (36, 5
%). Sedangkan responden dengan tingkat
pengetahuan tinggi sebanyak 53 responden
memiliki risiko tinggi mengalami penyakit
infeksi saluran pencernaan sebanyak 20
responden (37,7 %) dan berisiko rendah
mengalami risiko penyakit infeksi saluran
pencernaan sebanyak 33 responden (62,3
%). Hasil analisis diperoleh juga nilai OR =
2,866, artinya anak usia sekolah dengan
pengetahuan tentang makanan yang
dijajakan di pinggir jalan mempunyai
peluang 2,866 kali untuk berisiko terkena
penyakit infeksi saluran pencernaan
dibandingkan anak usia sekolah dengan
pengetahuan yang tinggi.
Tingkat
Pengetahuan
Risiko P
Value Rendah Tinggi
Pengetahuan
Rendah
Pengetahuan
Tinggi
33
20
19
33
0,015
Total 53 52
Pembahasan
Karakteristik responden atau siswa sekolah
berdasarkan usia di dapatkan bahwa anak
usia sekolah kelas 4 SD usia termuda adalah
9 tahun dan tertua adalah 12 tahun. Hal ini
sesuai dengan perkembangan dan
pertumbuhan anak usia sekolah yaitu antara
usia 6 sampai 12 tahun dalam Wong (2009).
Usia siswa kelas 4 SD yang berusia 11 atau
12 tahun bila dilihat dalam pertumbuhan dan
perkembangan seharusnya berada dalam
kelas 5 ataupun 6 SD, tetapi siswa yang
mengisi kuesioner ada yang berusia 11 tahun
dengan jumlah 17 orang (16,2 %) dan siswa
dengan usia 12 tahun dengan jumlah 3
orang (2,9 %). Hal ini bisa dikarenakan
siswa tersebut tidak naik kelas ataupun
terlambat dalam mengikuti tahap usia
sekolah.
Tingkat pengetahuan pada siswa kelas 4 SD
di sekolah dasar negeri 04 Mangunjaya tidak
berbeda jauh antara pengetahuan rendah dan
tinggi. Pengetahuan siswa didapatkan dari
pelajaran di sekolah, orang tua dan
lingkungan disekitarnya. Menurut Pidgeon
dalam Bastable (2002) bahwa anak usia
sekolah berpikir secara logis tetapi
kemampuan abstraknya masih terbatas.
Upaya peningkatan pengetahuan pada anak
siswa sekolah kelas 4 SD sebaiknya
Hubungan pengetahuan..., Agung Purwadi, FIK UI, 2013
dilakukan dengan bahasa ataupun tulisan
yang mudah untuk dipahami oleh anak
sekolah dasar. Penggunaan bahasa dan
tulisan yang mudah dipahami dapat
mempengaruhi persepsi anak sekolah
sehingga terjadi penurunan risiko anak
untuk terkena penyakit. Hal ini dapat dilihat
pada penelitian bahwa sebagian dari siswa
kelas 4 SD dapat mengetahui akibat yang
ditimbulkan dari mengkonsumsi makanan
yang tidak sehat dan sebagian lainnya belum
mengetahui akibat dari mengkonsumsi
makanan tidak sehat.
Perilaku siswa kelas 4 SD dalam
mengkonsumsi makanan jajanan dapat
berakibat bagi tubuhnya. Peneliti
menyimpulkan bahwa perilaku anak usia
sekolah dapat mempengaruhi tingkat
kesehatan sehingga anak tersebut dapat
berisiko tinggi terkena penyakit ataupun
tidak. Perilaku anak usia sekolah dapat
dipengaruhi oleh proses konseptual, kognitif
dan bahasa secara efisien di sekolah
sehingga meningkatkan kebutuhan kognitif
pada anak menurut Behrman, Kliegman &
Nelson (2000). Perilaku siswa kelas 4 SD di
sekolah dasar negeri 04 Mangunjaya dapat
terlihat diantara mereka masih banyak yang
jajan di lingkungan maupun di luar sekolah.
Hasil penelitian ini berdasarkan uji statistik
terdapat hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang makanan yang
dijajakan di pinggir jalan dengan risiko
terjadi penyakit infeksi saluran pencernaan
pada anak usia sekolah kelas 4 SD. Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa terdapat
peluang 2,866 kali terkena penyakit infeksi
saluran pencernaan bila pengetahuan tentang
makanan yang dijajakan di pinggir jalan
sangat rendah. Pengetahuan merupakan
komponen yang penting dari pendidikan
fisik dan program dari pendidikan kesehatan
yang bertujuan untuk meningkatkan perilaku
dan derajat kesehatan yang sehat serta
tindakan yang menuju kearah kesehatan
menurut Daigle, Hebert dan Humpries tahun
2007.
Pengetahuan pada siswa kelas 4 SD tentang
makanan jajanan yang dijajakan di pinggir
jalan menjadi perilaku dalam hal
mengkonsumsi makanan yang sehat atau
tidak sehat sehingga dapat berpengaruh pada
tingkat kesehatannya dan menjadi terjadinya
risiko penyakit infeksi saluran pencernaan.
Pengetahuan berpengaruh terhadap risiko
kesehatan yang di dalam penelitian ini
penyakit infeksi saluran pencernaan, bila
pengetahuan mereka bertambah tentang
makanan sehat maka risiko terjadinya
penyakit infeksi saluran pencernaan dapat
Hubungan pengetahuan..., Agung Purwadi, FIK UI, 2013
menurun ataupun tidak terjadi. Pengetahuan
tersebut dapat berupa pendidikan atau
edukasi yang berasal dari rumah yaitu
perilaku ataupun informasi dari orang tua
mereka sedangkan dari luar rumah
didapatkan dari sekolah dan lingkungan
disekitarnya.
Kesimpulan
Gambaran karakteristik anak usia sekolah
kelas 4 SD di sekolah dasar negeri 04
Mangunjaya berdasarkan usia menunjukan
bahwa usia terbanyak adalah usia 10 tahun
(54,3 %) dengan mayoritas jenis kelamin
adalah laki – laki (55,2 %) dan mayoritas
beragama Islam (90,5 %) serta pembagian
kelas yang hampir merata di semua kelas.
Gambaran tingkat pengetahuan menunjukan
bahwa hampir sama jumlah tingkat
pengetahuan antara pengetahuan tinggi
berjumlah 53 responden (50,5 %) dan yang
rendah 52 responden (49,5 %). Gambaran
risiko terjadinya penyakit infeksi saluran
pencernaan menunjukan tingkat risiko yang
hampir sama yaitu risiko tinggi berjumlah
52 responden (49,5 %) dan risiko rendah
berjumlah 53 responden (50,5 %). Terdapat
hubungan antara tingkat pengetahuan
tentang makanan yang dijajakan di pinggir
jalan dengan risiko terjadi penyakit infeksi
saluran pencernaan (P value = 0,015, α =
0,05). Tidak terdapat hubungan antara jenis
kelamin dengan risiko terjadi penyakit
infeksi saluran pencernaan (P value = 0,097,
α = 0,05)
Penelitian ini dapat memberi gambaran
tentang hubungan antara tingkat
pengetahuan tentang makanan yang
dijajakan di pinggir jalan dengan risiko
terjadi penyakit infeksi saluran pencernaan
pada anak usia sekolah kelas 4 SD.
Pengetahuan sangat penting diberikan
kepada siswa sekolah karena dengan
pengetahuan yang baik akan mempengaruhi
sikap dan perilaku anak ke arah yang lebih
baik sehingga risiko terkena penyakit dapat
berkurang atau.
Referensi
Allender, J.A, Cherie R & Kristine D.
(2010). Comunity health nursing
7th edition. Philladelphia :
Lippincott Williams & wilkins
Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan.
Jakarta : EGC
Hubungan pengetahuan..., Agung Purwadi, FIK UI, 2013
Bastable, S.B. (2002). Perawat sebagai
pendidik : prinsip dan
pembelajaran alih bahasa Gerda
Wulandari & Gianto Widiyanto.
Jakarta : EGC
Behrman, Kliegman & Nelson. (2000). Ilmu
kesehatan anak vol.1 alih bahasa
Samik Wahab. Jakarta : EGC
Behrman, Kliegman & Nelson. (2000). Ilmu
kesehatan anak vol.2 alih bahasa
Samik Wahab. Jakarta : EGC
Carson, D.W & Wendy R. (2010). Journal
of family and consumer science.
Page 42 – 48
Daigle, K, Edward H dan Charlotte H.
(2007). Children’s understanding
of health and health related
beahviour : the influence of age
and information source. Page 237
Danim, S. (2003). Riset keperawatan :
sejarah dan metodologi. Jakarta :
EGC
Efendi, F &Makhfudli. (2009).
Keperawatan kesehatan komunitas
: teori dan praktik dalam
keperawatan. Jakarta : Salemba
medika
http://www.bin.go.id/ jajanan-berbahaya-di-
sekitar-anak di unduh 11
November 2012
http://www.bps.go.id/ statistika penduduk
Indonesia di unduh 7 Oktober 2012
http://www.unicef.org/indonesia jumlah
anak sekolah di unduh 7 Oktober
2012
Mandal, E. (2007). Gender and taking
hazardous to health and life. Page
27
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan
perilaku kesehatan. Jakarta :
Rineka Cipta
Nursalam. (2008). Konsep dan metode
keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
Wasis. (2008). Pedoman riset praktis untuk
profesi perawat. Jakarta : EGC
Hubungan pengetahuan..., Agung Purwadi, FIK UI, 2013