1
PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE), PRICE EARNING RATIO
(PER), DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP RETURN
SAHAM PADA PERUSAHAAN BANK CENTRAL ASIA Tbk PERIODE
TAHUN 2010-2019
Early Dianna Ananda
Hadir Hudiyanto
Program Strata Satu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Return On Equity, Price
Earning Ratio, dan Earning Per Share secara parsial maupun simultan terhadap Return
Saham. Objek pada penelitian ini merupakan perusahaan keuangan yaitu PT.Bank Central
Asia,Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2019. Investor melakukan
analisis fundamental sebelum berinvestasi dan mereka mendasarkan kerangka pemikirannya
pada tiga komponen utama yaitu Return On Equity, Price Earning Ratio, dan Earning Per
Share untuk mengevaluasi saham.
Data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh
dari data penelitian sebelumnya, yang sudah diolah dan dipublikasikan melalui internet.
Adapun data yang diperoleh peneliti berasal dari situs resmi IDX dan Yahoo Finance. Metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier
berganda dengan melakukan uji t, uji f, dan uji koefisien determinasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity tidak berpengaruh secara
parsial terhadap Return Saham , Price Earning Ratio berpengaruh secara parsial terhadap
Return Saham, dan Earning Per Share berpengaruh secara parsial terhadap Return Saham.
Secara simultan Return On Equity, Price Earning Ratio, dan Earning Per Share berpengaruh
terhadap Return Saham.
Kata kunci: Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER), Earning Per Share (EPS),
Return Saham
PENDAHULUAN
Pasar modal menjadi sesuatu yang penting dan sangat berharga di era perekonomian
sekarang ini. Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal (capital market) dapat
2
juga diartikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif
maupun instrumen lainnya.
Pasar modal juga menjadi salah satu indikator penting dalam perekonomian suatu
negara, karena hal ini akan memacu laju pertumbuhan ekonomi suatu negara. Karena dengan
adanya pasar modal ini akan membuat sektor-sektor perekonomian menjadi lebih
berkembang yang akan meningkatkan pendapatan suatu negara.
Salah satu yang menjadi instrumen dari pasar modal itu sendiri adalah saham. Saham
merupakan tanda penyertaan modal pada suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Darmadji
dan Fakhruddin, 2006:6). Dan perusahaan-perusahan yang telah go public (perusahaan
terbuka) ini menerbitkan sahamnya di pasar modal. Perusahaan di sektor perbankan tersebut
juga merupakan bagian dari pasar modal ini. Oleh sebab itu, investor yang menjadi pelaku
dalam pasar modal ini sangat berperan besar dalam menjalankan saham-saham yang dimiliki.
Keputusan investor dalam hal ini akan menentukan kelangsungan dari modal yang
ditanamkan. Investasi yang ditanamkan di pasar modal juga memiliki resiko, dimana semakin
besar jumlah dana yang di investasikan maka tingkat resiko juga akan semakin tinggi pula
dan sebaliknya, para investor juga mengharapkan pengembalian atau keuntungan dari modal
yang ditanamkan yaitu yang disebut sebagi return saham.
Pasar Modal Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dari periode ke
periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang ditransaksikan dan
kian tingginya volume perdagangan saham. Sejalan dengan perkembangan yang pesat
tersebut, kebutuhan akan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan investasi di
pasar modal juga semakin meningkat. Pasar Modal merupakan Indikator kemajuan
perekonomian suatu negara serta menunjang ekonomi negara yang bersangkutan (Robert
Ang, 1997).
LANDASAN TEORI
Pasar Modal
Menurut Martalena dan Malinda (2011) adalah sebagai berikut: Pasar modal (capital
market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrument derivatif
maupun instrument lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan
maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi.
3
Laporan Keuangan
Menurut Hanafi dan Halim (2005) Laporan keuangan sebagai sebuah informasi akan
bermanfaat apabila informasi yang dikandungnya disediakan tepat waktu bagi para pembuat
keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi
pengambilan keputusan. Kebutuhan akan ketepatan waktu pelaporan keuangan secara jelas
telah disebutkan dalam kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan bahwa
ketepatan waktu merupakan salah satu karakteristik yang harus dipenuhi agar laporan
keuangan yang disajikan relevan untuk pembuat keputusan. Semakin cepat informasi
diungkapkan, maka akan semakin relevan informasi tersebut bagi para pengguna laporan
keuangan. Pengguna laporan keuangan sangat membutuhkan informasi yang tepat waktu
untuk memungkinkan mereka dapat dengan segera melakukan analisis dan membuat
keputusan tentang modal yang sudah, atau akan diinvestasikan pada perusahaan.
Jenis Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2009)
menuliskan sebagai berikut: “Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca,
laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan”.
a. Neraca (Balance Sheet)
Menurut Harahap (2007) laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan
posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban,
dan modal pada saat tertentu. Laporan ini disusun setiap saat dan merupakan opname
situasi keuangan pada saat itu.
b. Laba / Rugi
Menurut Munawir (2010) laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang
sistematis tentang penghasilan, beban, laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan
selama periode tertentu.
c. Laporan Perubahan Ekuitas
Menurut Rivai (2007) laporan perubahan ekuitas atau sering disebut laporan
perubahan modal merupakan laporan yang menggambarkan perubahan saldo akun
4
ekuitas seperti modal disetor, tambahan modal disetor, laba yang ditahan dan akun
ekuitas lainnya.
d. Laporan Arus kas
Menurut Harahap (2002) laporan arus kas ini dinilai banyak memberikan
informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba dan likuiditas di
masa yang akan datang. Laporan arus kas ini memberikan informasi yang relevan
tentang penerimaan dan pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode
tertentu, dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi,
pembiayaan dan investasi.
Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
efektif dana efisien perusahaan dengan cara membandingkan antara laba dengan modal yang
diinvestasikan. Semakin besar Return On Equity (ROE) nya maka semakin baik karena hal
tersebut menandakan bahwa perusahaan dapat memanfaatkan modal yang dimilikinya dengan
efektif dan efisien sehingga dapat menghasilkan laba yang lebih besar. Rasio ini
menunjukkan keberhasilan atau kegagalan pihak manajemen dalam memaksimalkan tingkat
hasil pengembalian investasi pemegang saham dan menekan pada hasil pendapatan
sehubungan dengan jumlah yang diinvestasikan (Sutedi, 2011: 53-57).
Menurut Harahap (2009:305),penghitungan ROE dinyatakan dengan formulasi
sebagai berikut:
Hubungan ROE terhadap Return Saham
Return on equity suatu perusahaan menunjukkan seberapa besar modal sendiri suatu
perusahaan memberikan sumbangan berupa laba bersih kepada perusahaan. Jika ROE tinggi
maka perusahaan dikatakan menggunakan modalnya dengan efektif dan efisien. Kondisi ini
menyebabkan pemegang saham percaya bahwa kemudian hari perusahaan akan memberikan
pendapatan yang lebih besar, akibatnya harga saham akan naik, return pun akan ikut
meningkat. Begitupun sebaliknya, jika ROE rendah, maka harga saham dapat turun dan
return ikut menurun.
5
Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) Menurut Jordan (2000) dalam Joko Sangaji (2003:157),
PER merupakan rasio harga saham suatu perusahaan dengan pendapatan per saham
perusahaan tersebut. PER menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba. (Tjiptono Darmadji, 2001:139). Berdasarkan pendapat di atas,
pengertian PER yang dimaksud dalam penelitian ini adalah rasio yang membandingkan
antara harga pasar per lembar saham biasa yang beredar dengan laba per lembar saham.
Kegunaan PER adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham perusahaan
yang dicerminkan oleh EPS nya. PER menunjukkan hubungan antara harga pasar saham
biasa dengan Earning Per Share. Makin besar PER suatu saham, maka saham tersebut akan
semakin mahal terhadap pendapatan bersih per sahamnya. Jika dikatakan saham mempunyai
PER 10X, berarti harga pasar saham tersebut 10X lipat terhadap EPS nya (pendapatan bersih
per saham).
Menurut Simamora (2000:531), penghitungan PER dinyatakan dengan formulasi
sebagai berikut:
Hubungan PER terhadap Return Saham
Menurut Tandelilin (2001:243) mengatakan bahwa: “Price Earning Ratio
mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu
rupiah earning perusahaan”. Dengan kata lain price earning ratio menunjukkan besarnya
harga setiap satu rupiah earning perusahaan. Jadi price earning ratio (PER) merupakan
perbandingan antara harga saham dengan keuntungan tiap lembar saham.
Semakin rendah price earning ratio maka dapat dikatakan suatu saham baik untuk
dijadikan pilihan investasi. Sedangkan semakin tinggi price earning ratio menyatakan bahwa
perbandingan harga saham dengan kemampuan memperoleh laba tidak sesuai. Rasio PER
yang semakin rendah dapat mengakibatkan harga saham perusahaan meningkat, yang artinya
return ikut meningkat, begitupun sebaliknya.
6
Earning Per Share (EPS)
Menurut Darmaji dan Fakhruddin (2006:195) mendefinisikan bahwa “Laba Per
Saham sebagai rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. Earning Per Share
menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar saham.”
Sedangkan Earning Per Share (EPS) menurut Brigham dan Houston (2006:33) yang
diterjemahkan Ali Akbar Yulianto, “Earning Per Share (EPS) adalah pendapatan bersih yang
tersedia dibagi jumlah lembar saham yang beredar.” Laba merupakan alat ukur utama
kesuksesan suatu perusahaan, karena itu para pemodal seringkali memusatkan perhatian pada
besarnya Earning Per Share (EPS) dalam melakukan analisis saham.
Berikut rumus dalam menghitung EPS menurut Kasmir (2012:207):
Hubungan EPS terhadap Return Saham
EPS merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per
lembar saham pemilik. Semakin meningkatnya EPS tentu akan meningkatkan daya tarik
investor dalam menanamkan dana ke dalam perusahaan, sehingga harga saham akan
meningkat. Meningkatnya harga saham akan berpengaruh terhadapreturn yang diperoleh
investor. (Ruriana Ulfah, 2011) Berdasarkan penelitian Pratiwi Taptya Ningrum (2016) EPS
berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Return Saham
Return Saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi, sedangkan saham
adalah tanda bukti kepemilikan dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas
(PT). Maka return saham merupakan pembayaran yang diterima karena hak kepemilikannya.
Dengan kata lain, bisa disebut sebagai keuntungan berinvestasi atau tingkat pengembalian.
Setiap investasi, baik jangka pendek maupun jangka panjang mempunyai tujuan utama
mendapatkan keuntungan yang disebut return, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam melakukan investasi, investor yang rasional akan mempertimbangkan dua hal, yaitu
expected return (tingkat pengembalian yang diharapkan) dan risk (risiko) yang terkandung
dalam alternatif investasi yang dilakukan. (Rika Verawati, 2014:23-24).
7
Menurut Brigham dan Houston (2006), return saham berbanding positif dengan risiko,
artinya semakin besar risiko yang ditanggung oleh pemegang saham, maka keuntungan akan
semakin besar pula, begitu juga sebaliknya. Komponen return terdiri dari dua jenis yaitu
current income (pendapatan lancar), dan Capital Gain (keuntungan selisih harga). Current
income merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periode
seperti pembayaran bunga deposito, bunga obligasi, dividen dan sebagainya. Current income
disebut sebagai pendapatan lancar, karena keuntungan yang diterima biasanya dalam bentuk
kas, sehingga dapat diuangkan secara cepat, seperti bunga atau jasa giro, dan dividen tunai,
juga dapat dalam bentuk setara kas seperti bonus atau dividen saham yaitu dividen yang
dibayarkan dalam bentuk saham dan dapat dikonversikan menjadi uang kas. (Rika Verawati,
2014: 24-25). Komponen kedua dari return saham adalah capital gain, yaitu keuntungan yang
diterima karena adanya selisih antara harga jual dengan harga beli saham suatu instrumen
investasi. Capital gain sangat bergantung dari harga pasar instrumen investasi, yang berarti
bahwa instrumen investasi harus diperdagangkan di pasar saham. Dengan adanya
perdagangan di pasar saham maka akan timbul perubahan nilai suatu instrumen investasi
yang memberikan capital gain. Adanya capital gain dapat digunakan untuk menentukan
besarnya tingkat kembalian yang diperoleh melalui return histories yang terjadi pada periode
sebelumnya. (Rika Verawati, 2014: 25.
Keterangan :
Kerangka Pemikiran
H4
ROE
EPS
PER
Return
Saham
Y
1
H1
H3
H2
8
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek yang diteliti adalah perusahaan Bank Central Asia Tbk dengan kategori
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang digunakan adalah
laporan keuangan , dalam penelitian ini diambil data triwulan yaitu 10 tahun terhitung selama
tahun 2010 sampai dengan 2019.
Data dan Variabel Penelitian
Data yang diperoleh adalah besarnya Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio
(PER) dan Earning Per Share (EPS), sebagai variabel X atau variabel independen (bebas),
sedangkan Return Saham sebagai variabel Y atau variabel dependen (terikat).
Alat Analisis
a. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji ini dimaksudkan unuk pengujian tentang kenormalan suatu data dengan tujuan
untuk mengetahui apakah data yang diambil terdistribusi normal atau tidak. Dengan
menggunakan uji grafik yaitu Grafik Normal Probability Plot (P-plot). Dengan grafik
Normal Probability Plot (P-plot) normal tidaknya distribusi data juga dapat dilihat,
dimana indikatornya adalah titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonalnya. Jika
titik-titik mendekati garis diagonal maka data dinyatakan terdistribusi normal.
2. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
terdapat hubungan (korelasi) antara pengamatan pada periode t dengan pengamatan
pada periode t-1. Untuk mengetahui data terjadi autokorelasi atau tidak dengan
melakukan Uji Durbin Watson. Menurut Sanggih Santoso (2012), secara umum
apabila nilai Durbin Watson teletak diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi.
3. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebasnya (independen). Model regresi yang baik adalah
model regresi yang bebas dari multikolinieritas atau tidak terjadi hubungan (korelasi)
antar variabel bebasnya (independen). Uji Multikuolinieritas dapat dilihat dari :
a. Nilai Tolerance harus lebih besar dari 0,10
9
b. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) harus kurang dari 10
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik seharusnya bebas heteroskedastisitas.
Dengan melihat grafik plot antara nilai variabel terikat (SRESID) dengan
residual (ZPRED). Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola yang
teratur (menyempit, melebar, maupun bergelombang) maka terjadi heterokedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah ataupun
di atas angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi homoskedastisitas.
Menurut Ghazali (2009), Jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik seperti
titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan
bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika grafik plot tidak membentuk pola
yang jelas, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara variabel. Dimana
variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas (indipenden) dan variabel yang
dipengaruhi disebut variabel terikat (dependen).
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +.....+ βnXn + e
Dimana :
Y : Return Saham (variabel terikat)
α : Konstanta
X1 : ROE (variabel bebas)
X2 : PER (variabel bebas)
X3 : EPS (variabel bebas)
β1- β2 : Koefisien Regresi
c. Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial dengan t-test ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh
masing-masing variabel bebas secara parsial (sebagian dari keseluruhan) terhadap
variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan uji hipotesis secara parsial didasarkan
pada nilai probabilitas. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji parsial adalah sebagai
berikut:
10
Jika P-value > 0.05 maka H0 diterima.
Jika P-value < 0.05 maka H1 diterima.
Berikut ini merupakan rumus untuk menentukan hasil t hitung :
Keterangan :
t = nilai thitung
n = jumlah
r = koefisien korelasi
d. Uji Simultan (Uji F)
Uji simultan dengan F-test ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara
simultan (bersamaan) dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan
keputusan didasarkan pada nilai probabilitas. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji
simultan adalah sebagai berikut:
Jika P-value > 0.05 maka H0 diterima.
Jika P-value < 0.05 maka H1 diterima.
Berikut ini merupakan rumus untuk menentukan f hitung :
Keterangan :
R2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah data
k = Jumlah variabel bebas
e. Analisis Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi adalah koefisien yang digunakan untuk mengetahui
seberapa besar variabel bebas (X) mempengaruhi variabel terikat (Y). Nilai koefisien
determinasi berkisar antara 0 sampai dengan. Nilai dari koefisien determinasi dapat
dilihat dari nilai R-Squared. Apabila semakin kecil nilai dari R-Squared maka
kemampuan variabel bebas (independen) dalam menjelaskan variabel terikat (dependen)
juga semakin kecil. Begitu pula sebaliknya Apabila semakin besar nilai dari R-Squared
t = 𝑟 𝑛−2
1−𝑟2
f = 𝑅2 𝑘
1−𝑅2 𝑛−𝑘−1
11
maka kemampuan variabel bebas (independen) dalam menjelaskan variabel terikat
(dependen) juga semakin besar.
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian dan Analisis
a. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas (Probability Plot)
Dari grafik Normal Probability Plot (P-plot) yang dihasilkan setelah
dilakukannya uji maka dapat dinyatakan Grafik Normal Probability Plot (P-plot)
memperlihatkan titik – titik menyebar disekitar garis diagonal, serta mengikuti garis
diagonal tersebut, sehingga dapat dinyatakan bahwa data tersebut terdistribusi
normal.
2. Uji Autokorelasi
b. Model Summaryb
M
odel R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the Estimate
Durbin-
Watson
1 .896a .803 .786 3225.476 1.528
a. Predictors: (Constant), EPS, ROE, PER
b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data diolah, 2019
Menurut Sanggih Santoso (2012), Untuk mengetahui Autokorelasi dapat
dilakukan dengan Uji Durbin Watson. Apabila nilai Durbin Watson teletak diantara -2
12
sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. Berdasarkan tabel diatas, nilai Durbin
Watson sebesar 1,528. Hal ini berarti nilai 1,528 terletak diantara -2 sampai +2 yang
artinya data tersebut tidak terdapat Autokorelasi.
3. Uji Multikolinearitas
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardiz
ed
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constan
t)
-1396.953 3986.537
-.350 .728
ROE -314.810 158.918 -.292 -1.981 .055 .258 3.872
PER 16.157 4.179 .609 3.866 .000 .227 4.415
EPS 296.330 25.824 1.080 11.475 .000 .635 1.575
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data diolah, 2019
Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari
multikolinieritas atau tidak terjadi hubungan (korelasi) antar variabel bebasnya
(independen). Uji Multikuolinieritas dapat dilihat dari :
a. Nilai Tolerance harus lebih besar dari 0,10
b. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) harus kurang dari 10
Berdasarkan tabel diatas dapar diketahui bahwa nilai tolerance variabel
ROE independen bernilai 0.258, tolerance varibel PER bernilai 0.227 dan
tolerance variabel EPS yaitu 0.635 sedangkan nilai VIF dari variabel ROE
independen tersebut bernilai 3.872, nilai VIF dari variabel PER independen
tersebut bernilai 4.415, dan nilai VIF dari variabel EPS independen tersebut
bernilai 1.575. Hal ini berarti nilai tolerance 0,373 > 0,10 dan nilai VIF 3,287
< 10 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak ada multikolinieritas.
13
4. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dapat diketahui, jika grafik plot menunjukkan
suatu pola titik seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian
menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.
Tetapi jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Berdasarkan gambar grafik plot diatas yang titiknya menyebar tidak
beraturan diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y serta tidak membuat pola
tertentu. Maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdapat heteroskedastisitas.
b. Analisis Regresi Linier Berganda
Tabel 4.4
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -1396.953 3986.537 -.350 .728
ROE -314.810 158.918 -.292 -1.981 .055 .258 3.872
PER 16.157 4.179 .609 3.866 .000 .227 4.415
EPS 296.330 25.824 1.080 11.475 .000 .635 1.575
a. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data diolah, 2019
14
Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh persamaan regresinya sebagai
berikut:
Y = – 1396.953 – 314.810 ROE + 16.157 PER + 296.330 EPS
Dimana :
Y = Return Saham
X1 = ROE
X2 = PER
X3 = EPS
Keterangan :
1. Konstanta sebesar (– 1396.953) menunjukkan bahwa apabila Return On
Equity (X1), Price Earning Ratio (X2) dan Earning Per Share (X3) dianggap
konstan maka Return saham sebesar – 1396.953 .
2. Koefisien regresi Return On Equity (X1) sebesar (– 314.810) artinya jika
terjadi penambahan ROE sebesar satu - satuan dan variable lain dianggap
tetap, maka return saham mengalami penurunan sebesar 314.810.
3. Koefisien regresi Price Earning Ratio (X2) sebesar (16.157) artinya jika
terjadi penambahan PER sebesar sebesar satu - satuan dan variable lain
dianggap tetap, maka return saham mengalami kenaikan sebesar 16.157.
4. Koefisien regresi Earning Per Share (X3) sebesar (296.330) artinya jika terjadi
penambahan EPS sebesar sebesar satu - satuan dan variable lain dianggap
tetap, maka return saham mengalami kenaikan sebesar 296.330.
c. Uji Hipotesis
1. Uji Parsial (Uji t)
Tabel 4.5
Hasil Uji Regresi Secara Parsial Uji t
a. D
e
p
e
n
d
e
n
t
V
a
riable: Return Saham
b. Predictors: (Constant), EPS, ROE, PER
Sumber : Data diolah, 2019
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -1396.953 3986.537 -.350 .728
ROE -314.810 158.918 -.292 -1.981 .055
PER 16.157 4.179 .609 3.866 .000
EPS 296.330 25.824 1.080 11.475 .000
15
Analisis tabel coefficients untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut :
1) ROE
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap Return
Saham.
Ha :Terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap Return Saham.
Output SPSS tersebut menunjukkan p-value (Sig) 0.055 > 0,05. artinya tidak
signifikan. Tidak signifikan disini berarti Ha ditolak, H0 diterima. Artinya
tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE terhadap Return Saham.
2) PER
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara PER terhadap Return
Saham.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara PER terhadap Return Saham.
Output SPSS tersebut menunjukkan p-value (Sig) 0.000 < 0,05 artinya
signifikan. Signifikan disini berarti Ha diterima, H0 ditolak. Artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara PER terhadap Return Saham
3) EPS
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara EPS terhadap Return
Saham.
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara EPS terhadap Return Saham.
Output SPSS tersebut menunjukkan p-value (Sig) 0,000 < 0,05 artinya
signifikan. Signifikan disini berarti Ha diterima, H0 ditolak. Artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara EPS terhadap Return Saham.
2. Uji Simultan (Uji F)
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Secara Simultan Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1485318639.618 3 495106213.206 47.589 .000b
Residual 364129339.048 35 10403695.401
Total 1849447978.667 38
a. Dependent Variable: Return Saham
b. Predictors: (Constant), EPS, ROE, PER
Sumber : Data diolah, 2019
16
Hipotesis yang akan digunakan dalam uji simultan adalah :
H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE, PER, dan EPS
terhadap Return Saham
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara ROE, PER, dan EPS terhadap
Return Saham
Output SPSS tersebut menunjukkan p-value 0,000 < 0,05 artinya
signifikan. Signifikan disini berarti Ha diterima, H0 ditolak. Artinya terdapat
pengaruh yang signifikan antara ROE, PER, dan EPS terhadap Return Saham.
d. Koefisien Determinasi (R2)
Tabel 4.7
Hasil Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .896a .803 .786 3225.476 1.528
a. Predictors: (Constant), EPS, ROE, PER
b. Dependent Variable: Return Saham
Sumber : Data diolah, 2019
Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar kontribusi pengaruh
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Nilai koefisien ini antara 0 dan 1, jika
hasil lebih mendekati angka 0 berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel amat terbatas. Tapi jika hasil mendekati angka 1 berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Dari Tabel 4.7 diatas dapat dilihat bahwa R Square adalah 80,3%. R Square
disebut juga koefisien determinasi, sehingga dalam hal ini ditunjukan sebanyak 80,3%
kontribusi variabel bebas yaitu Return On Equity , Price Earning Ratio dan Earning
Per Share berpengaruh terhadap Return Saham. Sedangkan sisahnya 19,7%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel-variabel tersebut seperti Current Ratio
atau rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
membayar kewajiban jangka pendek, Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang
17
dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap
rupiah aktiva, Rasio Utang terhadap Ekuitas (Debt To Equity Ratio) merupakan rasio
yang mengukur sejauh mana besarnya utang dapat ditutupi oleh modal sendiri,
Tingkat Pengembalian Asset (Return On Assets) Rasio ini digunakan untuk mengukur
efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan
aktivitas yang dimilikinya.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan
tentang pengaruh Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per
Share (EPS) terhadap Return Saham pada Bank Central Asia Tbk yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2019 , maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis variabel independen yaitu Return On Equity
(ROE) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham pada
Perusahaan Bank Central Asia Tbk di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2019.
2. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis variabel independen yaitu Price Earning Ratio
(PER) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham pada Perusahaan
Bank Central Asia Tbk di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2019.
3. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis variabel independen yaitu Earning Per Share
(EPS) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham pada Perusahaan
Bank Central Asia Tbk di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2019.
4. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukkan bahwa variabel
Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER) dan Earning Per Share (EPS)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham pada Perusahaan Bank
Central Asia Tbk di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2010-2019.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis, penulis memberikan
saran yang dapat dimanfaatkan oleh :
1. Pada penelitian ini, Perusahaan yang di pilih adalah Perusahaan perbankan yaitu Bank
Central Asia Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Saran yang lain adalah agar
mengambil perusahaan sektor perbankan selain Bank Central Asia Tbk pada Bursa
Efek Indonesia.
18
2. Pada penelitian ini, rasio keuangan yang digunakan hanya 3, yaitu ROE, PER, dan EPS.
Sedangkan masih banyak rasio keuangan utama perusahaan yang belum diteliti.
Diharapkan penulis berikutnya menggunakan rasio keuangan lainnya.
3. Bagi penelitian selanjutnya yang akan mengambil judul ini untuk penelitiannya, agar
melakukan penelitian dengan menggunakan data berupa laporan keuangan dan rasio
keuangan dari perusahaan yang berbeda jenis.
4. Dari hasil penelitian ini dapat memberikan saran kepada investor dan calon investor
sebagai bahan pertimbangan sebelum menanamkan investasi pada saham dengan
terlebih dahulu melakukan pengamatan kerja perusahaan melalui laporan keuangan
yang dapat menentukan dividen saham kepada investor dan calon investor yang akan
melakukan investasi saham.
5. Bagi perusahaan sebaiknya lebih meningkatkan Return Saham kinerja keuangannya
terutama PER dan EPS agar dapat menghasilkan laba yang terus menaik setiap periode,
sehingga menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian Sutedi. 2011. Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika.
Agus Sartono. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi edisi empat Yogyakarta:
BPFE
Ang, Robert.1997.Buku Pintar Pasar Modal Indonesia.Jakarta:Media Staff Indonesia.
Astuti, Ria dkk, 2013, Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah, Inflasi,
dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG, Diponegoro Journal Of Social And
Politic Of Science, Hal 1-8.
Bambang Riyanto. 2012. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta : BFE UGM.
Budi Rahardjo. 2009. Laporan Keuangan Perusahaan. Edisi Kedua. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press.
Brigham, Eugene F dan Houston. 2006. Fundamental of FinancialManagement: Dasar-Dasar
Manajemen Keuangan. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Brigham dan Houston. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Buku 1 (edisi II). Jakarta:
Salemba Empat.
Darmadji, T dan Fakhrudin M.H. 2006. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab.
Jakarta: Salemba Empat.
19
Darmadji Tjipto dan Hendry M Fakhruddin, 2001. Pasar Modal di Indonesia, Salemba
Emapat, Jakarta.
Dinda Alfianti A. dan Sonja Andarini. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Bisnis Indonesia. Vol. 8 No. 1 April 2017
Eduardus Tandellin. 2010. Portofolio dan Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta : Kasinius.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan, Bandung: Alfabeta
Fahmi, Henry, 2014. Analisa Kinerja Keuangan. Bandung : Alfabeta
Gerald Edsel Yermia Egam, Ventje Ilat, Sonny Pangerapan Pengaruh Return On Asset (Roa),
Return On Equity (Roe), Net Profit Margin (Npm), Dan Earning Per Share (Eps)
Terhadap Harga Saham Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks Lq45 Di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2015, Jurnal Emba. Vol.5 No.1 Maret 2017
Hanafi, Mahmud. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta
Hanafi, Mahmud. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta
Harahap, 2002, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, edisi Pertama, cetakan ketiga,
Penerbit : Raja Grafindo Persada, Jakarta
Harahap, 2007, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, edisi Pertama, cetakan ketiga,
Penerbit : Raja Grafindo Persada, Jakarta
Harahap, 2011, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, edisi Pertama, cetakan ketiga,
Penerbit : Raja Grafindo Persada, Jakarta
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Buku Satu. Jakarta :
Salemba Empat.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat
Imam Ghozali. 2011. Apikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, Edisi Keempat.
Semarang. BP Universitas Diponogoro
Irham Fahmi. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetekan Ke-2. Bandung : Alfabeta.
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Kasmir dan Jakfar. 2008. Studi Kelayakan Bisnis Cetakan Kelima. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Cetakan Kelima. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
20
Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada
Lukman Syamsudin. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi Baru. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada
Martalena, dan Malinda. 2011. Pengantar Pasar Modal. Edisi Pertama. Yogyakarta : Andi
Munawir S. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty
Munawir S. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty
Rahardjo. Budi. 2007. Keuangan Dan Akuntansi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Reynard Valintino dan Lana Sularto. Pengaruh Return On Asset (Roa), Current Ratio (Cr),
Return On Equity (Roe), Debt To Equity Ratio (Der), Dan Earning Per Share (Eps)
Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di
Bei, Jurnal Pesat. Vol. 5 Oktober 2013.
Sukhemi. 2007. Evaluasi Kinerja Keuangan Pada PT. Telkom, Tbk, Vol.1
Ika, Farkhan. 2013. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia ( Studi kasus Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Food and Beverage). VALUE ADDED, Vol. 9 No. 1.
Taufik Hidayat. 2011. Buku Pintar Investasi Cetakan Kedua. Jakarta. Media Kita.
Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Yogyakarta :
BPFE
Utami, Wikan Budi. 2014. Analisis Pengaruh EVA, ROA, dan ROE Terhadap Return Saham
Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta Tahun 2006-2008. Jurnal
Akuntansi dan Pajak, Vol. 14, No 02 .
Veithzal Rivai. 2005. Bank and Financial Institute Management. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Widiatmodjo Sawidji. 2005. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Jakarta : PT. Elex Media
Computindo.
Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995
www.finance.yahoo.com
www.idx.co.id
www.bca.co.id