PENGARUH MOTIVASI DAN PENGETAHUAN TERHADAP
KEAKTIVAN KADER POSYANDU DI DESA HELVETIA
KECAMATAN SUNGGAL TAHUN 2019
SKRIPSI
Oleh
ANNISA FADHILLA NST
NIM. 151000219
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
Universitas Sumatera Utara
PENGARUH MOTIVASI DAN PENGETAHUAN TERHADAP
KEAKTIVAN KADER POSYANDU DI DESA HELVETIA
KECAMATAN SUNGGAL TAHUN 2019
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
ANNISA FADHILLA NST
NIM. 151000219
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
Universitas Sumatera Utara
i
Judul Skripsi : Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan terhadap
Keaktivan Kader Posyandu di Desa Helvetia
Kecamatan Sunggal 2019
Nama Mahasiswa : Annisa Fadhilla Nasution
Nomor Induk Mahasiswa : 151000219
Departemen : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Tanggal Lulus: 13 Agustus 2019
Universitas Sumatera Utara
ii
Telah diuji dan dipertahankan
Pada tanggal : 13 Agustus 2019
TIM PENGUJI SKRIPSI
Ketua : dr. Heldy B.Z., M.P.H.
Anggota : 1. dr. Fauzi, S.K.M.
2. dr. Rusmalawaty, M.Kes.
Universitas Sumatera Utara
iii
Pernyataan Keaslian Skripsi
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh
Motivasi dan Pengetahuan terhadap Keaktivan Kader Posyandu di Desa
Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019” beserta seluruh isinya adalah benar
karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
kelimuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam
daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang
dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Medan, Agustus 2019
Annisa Fadhilla Nasution
Universitas Sumatera Utara
iv
Abstrak
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya
Masyarakat (UKBM), yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
motivasi dan pengetahuan terhadap keaktivan kader posyandu di Desa Helvetia
kecamatan Sunggal. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif yang
bertujuan untuk mendeskripsikan masalah yang ada di posyadu Desa Helvetia
Kecamatan Sunggal. Populasi penelitian ini adalah seluruh kader posyandu
pengambilan sampel dengan cara total populasi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap keaktivan kader
variabel yaitu insentif (p=0,018) dan pengetahuan (p=0,010),) sedangkan tidak
memiliki hubungan yang signifikan penghargaan (p=0,075), tanggung jawab
(p=0,401), pekerjaan itu sendiri (p=0,563), hubungan interpersonal (p=0,324) dan
lingkungan (p=0,348). Diharapkan petugas kesehatan memberikan pelatihan
tentang program dan kegiatan posyandu kepada kader secara berkelanjutan
bagi kader sehingga mampu meningkatkan pengetahuan maupun
keterampilan, sehingga timbul rasa percaya diri dan tanggung jawab dalam
diri kader.
Kata kunci: Motivasi, keaktivan kader
Universitas Sumatera Utara
v
Abstract
Posyandu is a form of community-based health effort (UKBM), which is managed
from, by, for and with the community, in organizing health development, in order
to empower the community and provide facilities to the community in obtaining
health services. This study aims to determine the effect of motivation and
knowledge on the activeness of posyandu cadres in Helvetia Village, Sunggal sub-
district. This type of research was a quantitative descriptive that aims to describe
the problems that exist in the village of Helvetia posyadu Sunggal District. The
population of this research was all posyandu cadres in the sample collection by
means of the total population. The results showed that the variables that had a
significant influence on the activeness of the cadre variables were incentives (p =
0.018) and knowledge (p = 0.010), whereas they did not have a significant
relationship of appreciation (p = 0.075), responsibility (p = 0.401), the work itself
(p = 0.563), interpersonal relationships (p = 0.324) and the environment (p =
0.348). It was expected that health workers provide training on posyandu
programs and activities to cadres on an ongoing basis for cadres so that they
were able to increase their knowledge and skills, so that self-confidence and
responsibility within cadres arises.
Keywords: Motivation, liveliness of cadres
Universitas Sumatera Utara
vi
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan terhadap Keaktivan Kader
Posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019”. Skripsi ini
adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada
kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara.
2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes., selaku Ketua Departemen Administrasi dan
Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
4. dr. Heldy B.Z., M.P.H., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu dan dengan sabar memberikan bimbingan, arahan, dan masukan
kepada penulis dalam penyempurnaan skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
vii
5. dr. Fauzi, S.K.M., selaku Dosen Penguji I selaku yang telah meluangkan
waktu dan pikiran dalam penyempurnaan skripsi ini.
6. dr. Rusmalawaty, M.Kes., selaku Dosen Penguji II yang telah meluangkan
waktu dan pikiran dalam penyempurnaan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat USU atas ilmu yang telah
diajarkan selama ini kepada penulis.
8. Pegawai dan Staf Fakultas Kesehatan Masyarakat USU yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus Dian Afriyanti.
9. Sugiarno, selaku Kepala Desa Helvetia yang telah memberikan izin dan
membantu penulis untuk melakukan penelitian di Puskesmas serta seluruh
pegawai kantor Kepala Desa yang telah banyak membantu penulis selama
melakukan penelitian.
10. Teristimewa untuk orang tua (Khairul Rizal Nasution, S.Pd dan Sitti Rahmah,
S.Pd, M.Si) yang telah memberikan kasih sayang yang begitu besar dan
kesabaran dalam mendidik dan memberi dukungan kepada penulis.
11. Terkhusus untuk saudari (Atika Zahra Nst) yang telah memberikan semangat
kepada penulis dan juga saudara (Al-Faraby, S.K.M.).
12. Teman-teman terdekat (Novi, Lala, Syafii, Baginda, Bayu, dan Baim)
13. Kepada teman – teman “Dekatreis” yang senantiasa mendukung penulis
dalam hal apapun.
14. Seluruh Pengurus dan Anggota Lembaga Kesenian Universitas Sumatera
Utara yang telah mendukung dan mendoakan penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari
Universitas Sumatera Utara
viii
semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis
berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat
bagi pembaca.
Medan, Agustus 2019
Annisa Fadhilla Nasution
Universitas Sumatera Utara
ix
Daftar Isi
Halaman
Halaman Persetujuan i
Halaman Penetapan Tim Penguji ii
Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii
Abstrak iv
Abstract v
Kata Pengantar vi
Daftar Isi ix
Daftar Tabel xii
Daftar Gambar xiii
Daftar Lampiran xiv
Daftar Istilah xv
Riwayat Hidup xvi
Pendahuluan 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 6
Tujuan Penelitian 7
Tujuan umum 7
Tujuan khusus 7
Manfaat Penelitian 7
Tinjauan Pustaka 9
Konsep Dasar Posyandu 9 9 Definisi dan karakteristik Pb 5
Definisi posyandu 9
Tujuan posyandu 9
Sasaran posyandu 9
Fungsi posyandu 10 13
Manfaat posyandu 11
Kegiatan posyandu 12
Tingkat pelayanan posyandu 18
Kader Posyandu 20
Definisi dan konsep kader posyandu 20
Peran dan tugas kader posyandu 21
Proses pemilihan kader posyandu 23
Keaktivan Kader 23
Motivasi 24 Pengertian motivasi 24
Teori motivasi dua faktor Frederick Herzberg 24
Pengetahuan 29
Definisi pengetahuan 29
Universitas Sumatera Utara
x
Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan terhadap Keaktivan
Kader Posyandu 32 Kerangka Konsep 34
Hipotesis 34
Metode Penelitian 36
Jenis Penelitian 36
Lokasi dan Waktu Penelitian 36
Populasi dan Sampel 36
Variabel dan Definisi Operaional 37
Metode Pengumpulan Data 38
Metode Pengukuran 38
Metode Analisis Data 40
Hasil Penelitian 41
Gambaran Umum Desa Helvetia 41
Data geografi 41
Gambaran umum Posyandu 41 Deskripsi Karakteristik Responden 42
Distribusi responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan,
dan status perkawinan. 42
Analisis Univariat 43
Deskripsi responden berdasarkan motivasi 43
Deskripsi responden berdasarkan penghargaan terhadap kader 43
Deskripsi responden berdasarkan tanggung jawab 44
Deskripsi responden berdasarkan pekerjaan itu sendiri 44
Deskripsi responden berdasarkan hubungan interpersonal 44
Deskripsi responden berdasarkan lingkungan 44
Deskripsi responden berdasarkan imbalan 44
Deskripsi responden berdasarkan pengetahuan 46
Deskripsi responden berdasarkan keaktivan kader 46
Analisis Bivariat 47 Hasil uji statistik bivariat umur, pendidikan, pekerjaan
dan status perkawinan 49
Analisis Multivariat 49
Pembahasan 52
Keaktivan Kader Posyandu 52 Pengaruh Penghargaan terhadap Keaktivan Kader Posyandu 53
Pengaruh Tanggung Jawab terhadap Keaktivan Kader Posyandu 55
Pengaruh Pekerjaan itu Sendiri terhadap Keaktivan Kader Posyandu 56
Pengaruh Hubungan Interpersonal terhadap Keaktivan Kader
Posyandu 57
Pengaruh Lingkungan terhadap Keaktivan Kader Posyandu 58
Pengaruh Imbalan terhadap Keaktivan Kader Posyandu 59 Pengaruh Pengetahuan terhadap Keaktivan Kader Posyandu 60
Universitas Sumatera Utara
xi
Kesimpulan dan Saran 62
Kesimpulan 62
Saran 62
Daftar Pustaka 64
Lampiran 68
Universitas Sumatera Utara
xii
Daftar Tabel
No Judul Halaman
1 Daftar Meja Posyandu 17
2 Tingkat Perkembangan Posyandu 19
3 Aspek Pengukuran Variabel Motivasi 39
4 Aspek Pengukuran Variabel Pengetahuan 39
5 Aspek Pengukuran Variabel Keaktivan 40
6 Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Umur Responden
Pendidikan, Pekerjaan dan Status Perkawinan
42
7 Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi 45
8 Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi
Keseluruhan
46
9 Deskripsi Responden Berdasarkan Pengetahuan 46
10 Deskripsi Responden Berdasarkan Keaktivan Kader 46
11 Hasil Uji Chai Square 48
12 Hasil Uji Statistik Bivariat Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan
Status Perkawinan
49
13 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda 50
Universitas Sumatera Utara
xiii
Daftar Gambar
No Judul Halaman
1 Kerangka konsep 34
Universitas Sumatera Utara
xiv
Daftar Lampiran
Lampiran Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian 68
2 Master Data 75
3 Output Data SPSS
82
4 Surat Permohonan Izin Penelitian 94
5 Surat Izin Penelitian 95
6
Surat Selesai Penelitian 96
7 Dokumentasi Penelitian 97
Universitas Sumatera Utara
xv
Daftar Istilah
AKABA Kematian Anak Balita
AKB Angka Kematian Bayi
AKI Angka Kematian Ibu
BGM Bawah Garis Merah
BKM Bina Keluarga Balita
IMD Inisiasi Menyusui Dini
KB Keluarga Berencana
KEK Kurang Energi Kronis
KIA Kesehatan Ibu dan Anak
KMS Kartu Menuju Sehat
KRR Kesehatan Reproduksi Remaja
MMD Musyawarah Masyarakat Desa
NKKBS Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
PMT Pemberian Makanan Tambahan
PUS Pasangan Usia Subur
P4K Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
TOGA Taman Obat Keluarga
UKBM Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
UP2K Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
Universitas Sumatera Utara
xvi
Riwayat Hidup
Annisa Fadhilla Nasution lahir pada tanggal 09 Juni 1997 di Medan,
Provinsi Sumatera Utara. Beragama Islam, bertempat tinggal di Perumnas
Helvetia Kecamatan Medan Helvetia. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara dari pasangan Bapak Khairul Rizal Nasution dan Ibu Sitti Rahmah.
Pendidikan formal penulis dimulai dari TK Mandiri di Kota Medan lulus
pada Tahun 2003, pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Percobaan Kota
Medan lulus pada Tahun 2009, Sekolah Menengah Pertama di SMPS PERTIWI
lulus pada Tahun 2012, Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3 Medan lulus
pada Tahun 2015, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi
S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara. Selama kuliah penulis aktif di Lembaga Kesenian USU pada Tahun 2015-
2019 yang telah mengikuti event Internasional yaitu Indonesia Malaysia Thailand
Growth Triangle dan event Nasional Pekan Seni Mahasiswa Nasional di Jogja
dalam bidang budaya pada Tahun 2016 dan 2019.
Medan, Agustus 2019
Annisa Fadhilla Nasution
Universitas Sumatera Utara
1
Pendahuluan
Latar Belakang
Posyandu adalah bentuk usaha agar terwujudnya masyarakat yang sehat.
Posyandu merupakan wujud Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM), yang dikelola dari masyarakat, oleh masyarakat, untuk masyarakat, dan
bersama masyarakat, untuk memberdayakan masyarakat dan membantu
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Tipe pelayanan
Posyandu bersifat terpadu, hal ini berfungsi untuk mempermudah dan
menguntungkan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan yang lengkap pada
waktu yang tepat dan tempat yang baik. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara
teratur dan saling terhubung serta saling memperkuat antar kegiatan dan program
agar pelayanan di Posyandu terus berjalan dan sesuai dengan situasi/kebutuhan
masyarakat sekitar posyandu dan pada setiap kegiatannya tetap memanfaatkan
sumber daya masyarakat sekitar (Kemenkes RI, 2011).
Posyandu menyelenggarakan minimal 5 (lima) program prioritas, yaitu
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), perbaikan gizi,
imunisasi, dan penanggulangan diare. Kegiatan Posyandu ini menggambarkan
tingkat kemandirian dan peran serta masyarakat, juga menggambarkan kepedulian
(perilaku) masyarakat tentang pentingnya menjaga dan memelihara kesehatan
(Depkes RI, 2006).
Setiap kegiatan Posyandu akan dilakukan oleh kader dan mendapat
bimbingan teknis dari petugas kesehatan. Kriteria menjadi Kader Posyandu terdiri
dari anggota masyarakat yang bersedia, mampu, dan bisa meluangkan waktu
Universitas Sumatera Utara
2
untuk melaksanakan kegiatan Posyandu dengan sukarela. Kader dipilih dari
masyarakat dengan cara merundingkan dengan masyarakat lain pada saat
pembentukkan Posyandu. Menurut Depkes RI (2006) jumlah kader di setiap
Posyandu sejumlah 5 (lima) orang sesuai dengan jumlah kegiatan utama yang
akan dilaksanakan di Posyandu dengan sistem pelayanan 5 meja atau 5 langkah
kegiatan, yaitu: 1) Pendaftaran; 2) Penimbangan; 3) Pencatatan/pengisisan Kartu
Menuju Sehat (KMS); 4) Penyuluhan ; 5) Pelayanan kesehatan.
Peranan kader sangat penting karena kader bertanggungjawab atas
pelaksanaan program Posyandu, bila kader tidak aktif maka pelaksanaan kegiatan
Posyandu juga menjadi tidak baik dan akibatnya status gizi bayi (balita) tidak
dapat dideteksi secara cepat dengan jelas. Hal ini akan berpengaruh signifikan
dalam tingkat keberhasilan program Posyandu khususnya dalam memantau
tumbuh kembang balita (Andira, 2012).
Keaktivan kader di sini sangat menentukan keberlangsungan dan
perkembangan Posyandu, di pihak lain masih besar jumlah kader tidak aktif, yaitu
kader yang terdaftar tetapi tidak melaksanakan dan tidak terlibat dalam kegiatan
Posyandu. Untuk membangun Posyandu yang memiliki kualitas baik diperlukan
kader-kader yang profesional dan memiliki kompetensi yang memadai.
(Adisasmito, 2007). Dibutuhkan juga perbaikan dan pengembangan peran kader
dalam setiap kegiatan Posyandu dengan cara melakukan pembinaan profesional
oleh petugas yang terkait.
Motivasi dinilai sangat penting dalam meningkatkan keaktivan seorang
kader Posyandu. Motivasi kader-kader pelaksana Posyandu yang semakin
menurun, tentunya akan menyebabkan terjadinya drop out (angka putus).
Universitas Sumatera Utara
3
Persentase kader aktif nasional saat ini sebesar 69,2% dan jumlah kader drop out
sebesar 30,8%. Seperti yang telah disampaikan oleh Kementerian RI (2011),
penyelenggaraan Posyandu yang baik akan sangat berpengaruh pada berapa lama
Posyandu akan bertahan, sehingga kader menjadi lebih terampil dan menjadi
termotivasi untuk melakukan perannya sebagai pelaksana Posyandu yang sangat
penting.
Pada tahun 2016, jumlah Posyandu di Indonesia berjumlah 294.428
Posyandu dan sebanyak 169.087 atau sekitar 57,43% Posyandu merupakan
Posyandu aktif. Posyandu aktif merupakan Posyandu yang dapat
meyelenggarakan kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan (KIA: ibu hamil,
ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi, gizi, pencegahan dan penanggulangan diare)
dengan menjangkau masing-masing minimal 50% dan melaksanakan kegiatan
tambahan. Bila ditinjau dari aspek kualitas, masih sering ditemukan masalah.
Antara lain, kelengkapan sarana dan kader Posyandu yang belum memiliki
kompetensi profesional yang memadai.
Kader Posyandu merupakan masyarakat yang dipilih, bersedia, mampu,
dan memiliki waktu untuk mengelola kegiatan Posyandu.“Keaktivan kader yang
baik dapat tercapai bila seseorang kader memiliki kemampuan, kemauan dan
usaha dapat menghasilkan motivasi, setelah ada motivasi dapat timbulkan
kegiatan yang dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan dari pegawai Puskesmas mengenai pelayanan kesehatan
dasar” (Kemenkes, 2017).
Dari data profil kesehatan Sumatera Utara tahun 2016 terdapat 15.648
Posyandu yang ada dilaporkan yang terdiri dari 1.472 unit (9,41%) Posyandu
Universitas Sumatera Utara
4
pratama, 6.291 unit (40,20%) Posyandu Madya, 7.553 unit (48,27%) Posyandu
purnama, Posyandu Mandiri 332 unit (2,12%) dari data tersebut terlihat
peningkatan jumlah Posyandu secara menyeluruh, khususnya Posyandu purnama
dan mandiri persentase peningkatannya sampai dengan tahun 2016 sudah
mencapai 50,39%. Namun, bila dibandingkan dengan target nasional Posyandu
aktif yang memiliki target pertumbuhan sebesar 65%, Sumatera Utara masih
cukup jauh dalam mencapai target tersebut. Apabila melihat rasio Posyandu
terhadap desa/kelurahan di Provinsi Sumatera Utara tahun 2016 adalah 2,56,
sedikit mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2015 yang hanya 2,58.
Dengan demikian rata-rata pada tiap desa/kelurahan terdapat 2-3 Posyandu (Dinas
Kesehatan Sumatera Utara, 2017).
Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Deli Serdang tahun 2016
terdapat 1442 Posyandu yang terdiri dari 77 Posyandu pratama, 872 Posyandu
madya, 474 Posyandu purnama, dan 19 Posyandu mandiri. Dari keseluruhan
jumlah tersebut tidak semua Posyandu aktif, jumlah Posyandu yang aktif kurang
dari separuhnya yaitu 493 Posyandu (Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang,
2017).
Berdasarkan data profil kesehatan Puskesmas Mulyorejo (2017) terdapat
22 Desa dengan jumlah Posyandu 59 yang terdiri dari 4 Posyandu pratama, 8
Posyandu madya, 46 Posyandu purnama, dan 1 Posyandu mandiri. Target standar
pencapaian yang di harapkan masing-masing Posyandu setiap tahunnnya 95%.
Dalam penelitian ini penulis hanya memfokuskan pada Posyandu yang terdapat di
Desa Helvetia Kecamatan Sunggal yang termasuk wilayah kerja Puskesmas
Mulyorejo. Desa Helvetia terdiri dari 8 Dusun dan memiliki 8 Posyandu.
Universitas Sumatera Utara
5
Berdasarkan obesevasi awal pada bulan Desember jumlah kader di
Posyandu Desa Helvetia sebanyak 40 orang kader yang aktif 17 orang kader dan
yang tidak aktif 23 orang kader. Selain itu, Posyandu tersebut belum menjalankan
5 kegiatan utama Posyandu. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pembinaan
khusus terhadap kader, kader hanya diberikan arahan oleh bidan desa. Tidak
adanya penghargaan hasil kerja untuk para kader, seperti seragam, piagam atau
hal-hal lain, dan bahkan imbalan.
Berdasarkan pernyataan kader lain menjadi seorang kader merupakan
pekerjaan yang monoton dan kurang menyenangkan. Selain itu, hubungan antar
kader dengan bidan desa kurang akrab sehingga menimbulkan beberapa
kesalahpahaman ketika bekerja. Hal-hal tersebut yang mempengaruhi kader
menjadi kurang bersemangat atau tidak aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan
Posyandu. Berdasarkan fakta yang dilihat dilapangan masih banyak kader yang
jarang mengikuti kegiatan Posyandu (satu bulan datang dan dua/tiga bulan
berikutnya tidak datang). Jumlah kader Posyandu aktif di Desa Helvetia
Kecamatan Sunggal rata-rata 3-4 kader setiap Posyandu.
Berdasarkan wawancara dengan kader Posyandu kurangnya motivasi atau
pembinaan dari bidan desa terhadap kader menyebabkan kader kurang aktif untuk
menjalankan tugasnya sehingga sosialisasi kepada masyarakat menjadi tidak
maksimal, ibu-ibu yang memiliki bayi/balita tidak tahu adanya Posyandu
dikarenakan tidak adanya informasi dari kader Posyandu. Hal tersebut
menyebabkan para ibu tidak memberikan imunisasi untuk bayi/balitanya.
Dilihat dari fakta lapangan pengetahuan para kader tergolong rendah
karena minimnya pelatihan terhadap mereka. Padahal dengan adanya pelatihan
Universitas Sumatera Utara
6
secara berkala membuat mereka termotivasi untuk aktif dalam melaksanakan
kegiatan dan program-program pengembangan Posyandu.
Pengetahuan hadir saat manusia memiliki rasa ingin tahu yang besar
terhadap sesuatu dan melakukan penginderaan terhadapnya. Pengetahuan manusia
diperoleh paling banyak melalui penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan
merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan dan perilaku
seseorang. Menurut Notoatmodjo (2010), tanpa pengetahuan yang mencukupi,
akan muncul kemungkinan untuk bertindakan dengan benar tidak mungkin akan
tercapai.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Djuhaeni, dkk (2010) Terkait
motivasi keaktivan kader berpengaruh pada keberhasilan kegiatan Posyandu.
Dorongan terbesar pada motivasi faktor penyebab ketidakpuasan yaitu hubungan
sosial (interpersonal), sedangkan dorongan terbesar pada motivasi internal yaitu
tanggung jawab. Studi serupa motivasi berkolerasi positif terhadap keaktivan
kader.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh motivasi dan
pengetahuan terhadap kinjerja kader di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun
2019.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, dapat diambil rumusan
masalah dari penelitian ini, yaitu bagaimana pengaruh motivasi dan pengetahuan
terhadap keaktivan kader Posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun
2019.
Universitas Sumatera Utara
7
Tujuan Penelitian
Tujuan umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
motivasi dan pengetahuan terhadap keaktivan kader Posyandu di Desa Helvetia
Kecamatan Sunggal Tahun 2019.
Tujuan khusus. Ada pun tujuan khusus dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penghargaan terhadap keaktivan
kader posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh tanggung jawab terhadap keaktivan
kader posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh pekerjaan itu sendiri terhadap
keaktivan kader posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019.
4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh hubungan interpersonal terhadap
keaktivan kader posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019.
5. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh lingkungan terhadap keaktivan kader
posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019.
6. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh imbalan terhadap keaktivan kader
posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019.
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat penelitian ini secara umum,
yaitu:
1. Memberikan masukan bagi Pimpinan Puskesmas Mulyorejo untuk
meningkatkan keaktivan kader Posyandu.
2. Memberikan masukan bagi Pimpinan Puskesmas Mulyorejo untuk aktif
memberikan pelatihan kader Posyandu.
Universitas Sumatera Utara
8
3. Sebagai bahan informasi dan pengembangan bagi penelitian sejenis dan
berkelanjutan yang dapat dijadikan acuan dalam meningkatkan keaktivan
kader Posyandu.
Universitas Sumatera Utara
9
Tinjauan Pustaka
Konsep Dasar Posyandu
Definisi posyandu. Posyandu merupakan Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang berguna untuk memberdayakan warga
sekitar dan memberikan keringanan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar (Kemenkes, 2011). Posyandu adalah pusat kegiatan
masyarakat disana masyarakat akan mendapatkan pelayanan program Keluarga
Berencana (KB) dan kesehatan antara lain: Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), gizi,
imunisasi, dan penanggulangan diare.
Menurut Kemenkes (2011), “UKBM adalah pemberdayaan masyarakat,
yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas puskesmas, serta lintas
sektor dan lembaga terkait lainnya”.
Tujuan posyandu. Kemenkes RI (2011) menetapkan tujuan dari
penyelenggaraan Posyandu antara lain:
Tujuan umum. Menunjang penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Anak Balita (AKABA), dan membudayakan Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) di Indonesia dengan mengikutsertakan masyarakat,
seperti:
a. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Ibu (ibu
hamil,melahirkan, dan nifas). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
kematian Bayi (AKB) masih sangat tinggi meskipun setiap tahun sudah
mengalami penurun kasus kematian bayi dan ibu (ibu hamil, melahirkan, dan
nifas).
Universitas Sumatera Utara
10
b. Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera).
c. Meningkatkan kemampuan dan keikutsertaan masyarakat dalam
pengembangan program kesehatan dan Keluarga Berancana (KB) serta
kegiatan yang dapat membantu mencapai masyarakat sehat dan sejahtera.
d. Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan dan secara aktif
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan ibu, bayi, balita, dan keluarga
serta menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan balita dengan cepat.
Tujuan khusus. Adapun tujuan khusus dari penyelenggaraan Posyandu,
yaitu:
a. Meningkatkan peran masyarakat dalam melaksanakan program kesehatan
dasar, terutama pada kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan AKI, AKB
dan AKABA.
b. Meningkatkan semua perangkat desa dalam kegiatan Posyandu, terutama
yang berhubungan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.
c. Memperluas area pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berhubungan
dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.
Sasaran posyandu. Menurut Kemenkes ( 2011) sasaran Posyandu adalah
seluruh masyarakat, terutama:
1. Bayi
2. Anak balita
3. Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas
4. Pasangan Usia Subur (PUS)
Fungsi posyandu. Selain itu Kemenkes RI (2011) menetapkan fungsi
dari Posyandu, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
11
a. Sebagai tempat pemanfaat SDM terutama masyarakat dalam penyebaran
informasi dan melakukan sebuah keterampilan yang sudah dibekali petugas
kesehatan kepada masyarakat dan antar sesama masyarakat dalam rangka
menurunkan AKI, AKB, dan AKABA.
b. Sebagai tempat terdekat untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA.
Manfaat posyandu. Selain itu Kemenkes RI (2011) menetapkan manfaat
dari Posyandu, antara lain:
1. Bagi masyarakat
a. Memudahkan masyarakat untuk mememperoleh informasi dan layanan
kesehatan dasar, terutama yang berhubungan dengan penurunan AKI,
AKB dan AKABA.
b. Memperoleh layanan profesional dalam pemecahan masalah
kesehatan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak.
c. Efisiensi dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar terpadu
dan pelayanan sosial dasar.
2. Bagi Kader, Pengurus Posyandu, dan Tokoh Masyarakat
a. Mendapatkan informasi lebih dahulu tentang usaha kesehatan yang
berhubungan dengan penurunan AKI, AKB, dan AKABA
b. Dapat menempatkan dirinya dan kemampuannya dalam meberikan
bantuan kepada masyarakat untuk menyelesaikan masalah kesehatan
terutama yang berhubungan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA
3. Bagi Puskesmas
Universitas Sumatera Utara
12
a. Mengoptimalkan fungsi Puskesmas sebagai pusat kesehatan masyarakat,
pusat pelayanan kesehatan perorangan primer, pusat pemberdayaan
masyarakat, dan pusat layanan kesehatan masyarakat primer.
b. Secara spesifik membantu masyarakat untuk menyelesaikan
permasalahan kesehatan sesuai dengan kondisi sekitar.
c. Mempermudah akses pelayanan kesehatan dasar untuk masyarakat.
4. Bagi sektor lain
a. Secara spesifik membantu masyarakat untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dan sosial dasar lainnya, terutama yang berhubungan dengan
upaya penurunan AKI, AKB dan AKABA sesuai kondisi lingkungan
sekitar.
b. Meningkatkan efisiensi pemberian layanan kesehatan secara terpadu
sesuai dengan tugas, pokok, dan fungsi (tupoksi) sektor masing-masing.
Kegiatan posyandu. Posyandu memiliki dua kegiatan, yaitu kegiatan
utama dan kegiatan pengembangan/tambahan yang masing-masing dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Kegiatan utama. Penyelenggara kegiatan utama Posyandu terdiri dari lima
kegiatan, yaitu:
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1) Ibu Hamil
Penyelenggaraan layanan untuk ibu hamil mencakup:
a. Penimbangan dan pengukuran badan, pengukuran tensi darah, pemantauan
nilai gizi anak, pemberian tablet zat besi, pemberian imunisasi Tetanus
Toksoid, bimbingan Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
Universitas Sumatera Utara
13
(P4K) serta KB pasca persalinan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
dibantu kader Posyandu. Jika ditemukan kelainan, akan dilakukan perujukan
ke Puskesmas.
b. Meningkatkan kualitas kesehatan para ibu hamil, dapat diselenggarakan Kelas
Ibu Hamil pada hari buka Posyandu atau dihari lain yang sudah melalui
kesepakatan bersama. Kemenkes RI (2011) menyebutkan bahwa kegiatan
Kelas Ibu Hamil antara lain:
a) Penyuluhan: untuk menumukan secara dini tanda bahaya pada ibu
hamil, persiapan persalinan, persiapan menyusui, KB, dan gizi ibu dan
bayi.
b) Perawatan payudara untuk ibu dan pemberian ASI pada bayi
c) Peragaan pola makan ibu hamil
d) Peragaan perawatan bayi yang baru lahir
e) Senam ibu hamil.
2) Ibu Nifas dan Menyusui
Pelayanan yang dapat dilakukan untuk ibu nifas dan menyusui mencakup:
a. Konseling kesehatan, KB pasca melahirkan, Inisiasi Menyusui Dini
(IMD) dan ASI eksklusif, dan gizi.
b. Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul segera
setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah pemberian kapsul
pertama).
c. Perawatan payudara
d. Pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaaan payudara, pemeriksaan
tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas
Universitas Sumatera Utara
14
kesehatan. Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas
(Kemenkes RI,2011).
3) Bayi dan Anak Balita
Pelayanan Posyandu untuk bayi/balita harus dilakukan secara
menyenangkan agar memicu keaktivan tumbuh kembang bayi/balita. Jika terdapat
ruang pelayanan yang memadai, pada saat menunggu giliran, anak balita
sebaiknya dilepas bermain bersama balita lain dengan pengawasan orang tua
dibawah bimbingan para kader Posyandu. Untuk itu perlu disediakan sarana
permainan yang sesuai untuk umur balita. Kemenkes RI (2011) menyampaikan
bahwa jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup:
a. Penimbangan berat badan
b. Penentuan status pertumbuhan
c. Penyuluhan dan Konseling
d. Jika ada tenaga kesehtan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan diteksi dini tumbuh kembang. Apabila ditemukan kelainan,
segera dirujuk ke Puskesmas
2. Keluarga Berencana (KB)
Menurut Kemenkes RI (2011) Posyandu dapat memberikan pelayanan KB
seperti pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga kesehatan
ahli dapat dilakukan pelayanan suntik KB dan konseling KB. Apabila tersedia
ruangan dan peralatan yang memadai serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan
pemasangan IUD dan implan.
3. Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas
Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan program terhadap
Universitas Sumatera Utara
15
bayi dan ibu hamil (Kemenkes RI, 2011). Imunisasi tidak dapat dilaksanakan oleh
kader atau tenaga kesehatan yang belum ahli.
4. Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Jenis pelayanan yang
diberikan mencakup penimbangan berat badan, pendeteksian gangguan
pertumbuhan secara dini, penyuluhan atau konseling nilai gizi, pemberian
makanan tambahan (PMT) lokal, pemberian suplemen vitamin A dan tablet zat
besi. Menurut Kemenkes RI (2011), “apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi
Kronis (KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berlarut-larut atau
berada di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan rujukan ke
Puskesmas atau Poskesdes”.
5. Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan
dengan pemberian oralit. Apabila diperlukan penanganan lebih lanjut akan
diberikan obat Zinc oleh petugas kesehatan (Kemenkes RI, 2011).
Kegiatan pengembangan/tambahan. Pada situasi tertentu masyarakat
dapat melaksanakan kegiatan tambahan di Posyandu, selain 5 kegiatan utama
yang sudah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. Kegiatan tambahan tersebut
dapat seperti, perbaikan kesehatan di lingkungan sekitar, pengendalian penyakit
menular, dan berbagai program pembangunan kesehatan masyarakat desa.
Penambahan program baru sebaiknya dilaksankan jika lima kegiatan
utama sudah berjalan dengan baik dan maksimal dengan rentang pelaksanaan di
atas 50%, serta tercukupinya sumber daya yang dapat mendukung pelaksanaan
kegiatan tambahan tersebut. Penetapan kegiatan baru harus mendapat dukungan
Universitas Sumatera Utara
16
dari seluruh masyarakat yang dilihat dari hasil Survey Mawas Diri (SDM) dan
disepakati bersama melalui forum Musyawarah Masyarakat Desa (MMD).
Kemenkes RI (2011) menyebutkan bahwa saat ini sudah ada beberapa kegiatan
tambahan Posyandu yang sudah dilakukan oleh beberapa Posyandu antara lain:
1. Bina Keluarga Balita (BKB).
2. Kelas bimbingan untuk Ibu Hamil dan Balita.
3. Pengamatan untuk menemukan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa
(KLB) secara dini, seperti Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), Demam
Berdarah Dengue (DBD), gizi buruk, Polio, Campak, Difteri, Pertusis,
Tetanud Neonatorum.
4. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
5. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
6. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman (PAB-PLP)
7. Program pertanian tanaman pangan dengan memanfaatkan pekarangan rumah
melalui Taman Obat Keluarga (TOGA).
8. Kegiatan ekonomi produktif, seperti Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga
(UP2K), usaha simpan pinjam.
9. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin) dan Tabungan Masyarakat (Tabumas).
10. Pelayanan kesehatan untuk lansia melalui Bina Keluarga Lansia (BKL).
11. Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
12. Pemberdayaan orang yang tidak mampu secara finasial, komunitas adat
lingkungan terpencil dan orang-orang yang mengalami masalah kesejahteraan
sosial.
Universitas Sumatera Utara
17
Pelaksanaan posyandu. Adapun susunan pelaksanaan Posyandu, yaitu:
Tabel 1
Daftar Meja Posyandu
Meja Kegiatan Pelaksanaan
Pertama Pendaftaran Kader
Kedua Penimbangan Kader
Ketiga Pengisian KMS Kader
Keempat Penyuluhan Kader
Kelima Pelayanan Kesehatan Kader atau Kader
Bersama Petugas
Kesehatan
Sumber : Depkes RI, 2006
Posyandu buka satu kali dalam sebulan. Hari dan waktu yang dipilih,
sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila diperlukan, Posyandu dapat buka
lebih dari satu kali dalam sebulan. Posyandu sebaiknya berada di lokasi yang
mudah dijangkau masyarakat. Pelaksanaan kegiatan balita di Posyandu
meggunakan sistem 5 meja.
Kegiatan di luar hari buka posyandu. Adapun kegiatan diluar hari buka
Posyandu antara lain:
1. Kunjungan rumah untuk balita yang tidak hadir pada hari Posyandu, untuk
bayi yang mengalami gizi kurang dan gizi buruk.
2. Menggerakkan masyarakat ikut serta dalam kegiatan Posyandu termasuk
penggalangan dana.
3. Memfasilitasi masyarakat dalam mamanfaatkan pekarangan rumah untuk
meningkatkan gizi keluarga.
4. Membantu petugas dalam pendataan, penyuluhan, dan peragaan keterampilan
dalam upaya meningkatkan keikutsertaan masyarakat (Kemenkes RI, 2011).
Universitas Sumatera Utara
18
Tingkat perkembangan posyandu. Perkembangan setiap Posyandu di
setiap daerah tidaklah sama. Dengan demikian, pembinaan dan pengembangan
yang bisa diberikan pada setiap Posyandu juga harus berbeda. Untuk mengetahui
tingkat perkembangan Posyandu, telah dikembangkan metode dan alat untuk
mengukur tingkat perkembangan Posyandu, yang dikenal dengan nama Telaah
Kemandirian Posyandu. Tujuan telaahan untuk mengetahui tingkat perkembangan
Posyandu yang secara umum dibedakan atas 4 tingkat, yaitu:
Posyandu pratama. Posyandu pratama adalah Posyandu yang belum
begitu baik pelaksanaannya, yang ditandai dari kegiatan bulanan Posyandu belum
berjalan secara rutin dan jumlah kader yang belum mencukupi yang kurang dari 5
orang. Penyebab tidak berjalannya kegiatan rutin bulanan Posyandu, karena
jumlah kader belum mencukupi selain itu juga disebabkan belum adanya
persiapan masyarakat. Hal yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas
adalah memotivasi masyarakat agar dapat mengajukan diri menjadi kader
Posyandu.
Posyandu madya. Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah
melaksanakan kegiatan Posyandu lebih dari 8 kali pertahun, dengan kader yang
lebih memadai yaitu lima orang atau lebih, tetapi kegiatan utamanya masih belum
dilaksanakan secara maksimal masih kurang dari 50%. Perbaikan yang dapat
dilakukan untuk mendapatkan peringkat yang lebih baik adalah dengan mengajak
tokoh masyarakat untuk menjadi motivator serta memberi semangat kepada kader
dalam mengelola kegiatan Posyandu. Contoh intervensi yang dapat dilakukan
antara lain:
Universitas Sumatera Utara
19
1. Pelatihan tokoh masyarakat, menggunakan Modul Posyandu dengan metode
simulasi.
2. Menerapkan SMD dan MMD di Posyandu, dengan tujuan untuk
merumuskan masalah dan menetapkan cara penyelesaiannya, dalam rangka
meningkatkan cakupan Posyandu.
Posyandu purnama. Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali/tahun dengan jumlah kader yang lebih
banyak seperti lima orang atau lebih, lingkup kegiatan utamanya sudah berjalan
lebih dari 50% dan sudah mampu dalam melaksanakan kegiatan tambahan.
Posyandu mandiri. Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat
melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan kader berjumlah
sebanyak lima orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya sudah
dilaksanakan lebih dari 50%, dan mampu melaksanakan program tambahan.
Selain itu dapat dilakukan intervensi dengan menambah program tambahan sesuai
dengan masalah dan kemampuan masing-masing (Kemenkes RI, 2011).
Berdasarkan data Kemenkes RI (2011) tingkat perkembangan Posyandu
dapat dilihat dari indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu
tingkat perkembangan Posyandu. Secara sederhana indikator untuk tiap peringkat
Posyandu dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 2
Tingkat Perkembangan Posyandu
Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri
Frekuensi
penimbangan <8 > 8 > 8 > 8
Rerata kader tugas <5 ≥5 ≥5 ≥5
(bersambung)
Universitas Sumatera Utara
20
Tabel 2
Tingkat Perkembangan Posyandu
Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri
Rerata cakupan D/S <50% <50% ≥50% ≥50%
Cakupan kumulatif
KIA* <50% <50% ≥50% ≥50%
Cakupan kumulatif
KB <50% <50% ≥50% ≥50%
Cakupan kumulatif
Imunisasi <50% <50% ≥50% ≥50%
Program tambahan - - + +
Sumber: Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu Kemenkes RI, 2011
Jenis indikator yang digunakan untuk setiap program disesuaikan dengan
prioritas program tersebut.
Kader Posyandu
Definisi dan konsep kader posyandu. Kader adalah relawan yang
direkrut dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat, yang memiliki
tugas membantu pelaksanaan pelayanan kesehatan. Keberadaan kader sering
dikaitkan dengan pelayanan rutin di Posyandu. Sehingga seorang kader Posyandu
harus mampu dan bisa menggerakkan masyarakat untuk mejalankan dan
berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu (Sulistyorini, dkk, 2010). Adapun prinsip-
prinsip kader Posyandu antara lain:
1. Kader yang bertugas di Posyandu harus mampu memengaruhi masyarakat
terutama para ibu yang memiliki balita untuk membawa balitanya ke
Posyandu.
2. Kader yang bertugas di Posyandu harus bisa mengajak ibu hamil dan yang
baru menikah atau Pasangan Usia Subur (PUS) agar bisa mendatangi
Posyandu untuk diberikan vitamin zat besi dan kontrasepsi KB bagi
pasangan usia subur dan penyuluhan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
21
3. Kader harus bisa meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya hidup sehat
bagi masyarakat yang belum mengerti tentang kesehatan.
Peran dan tugas kader posyandu. Departemen Kesehatan RI (2006)
menyebutkan bahwa “tugas kader posyandu adalah melakukan kegiatan bulanan
di Posyandu, seperti mempersiapkan kegiatan pelaksanaan Posyandu, dan cara
melaksanakan kegiatan bulanan di Posyandu". Tugas-tugas kader akan ditentukan,
mengingat umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya
membantu dalam proses pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya
pembatasan tugas yang ditanggung para kader, baik jumlah maupun jenis
pelayanannya.
Peranan kader dalam kegiatan Posyandu sangat besar. Menurut Kemenkes
RI (2012), yaitu:
1. Peran Kader Sebelum hari buka Posyandu
1) Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.
2) Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui
pertemuan warga setempat atau surat edaran.
3) Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan tambahan,
serta pelayanan yang dapat dilakukan oleh kader.
4) Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
terkait dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan.
5) Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan.
6) Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu.
Universitas Sumatera Utara
22
2. Peran Kader Pada Hari Buka Posyandu
1) Melaksanakan pendaftaran pengunjung Posyandu.
2) Melaksanakan penimbangan balita dan ibu hamil yang berkunjung ke
Posyandu.
3) Mencatat hasil penimbangan di buku KIA atau KMS dan mengisi buku
register Posyandu.
4) Pengukuran LILA pada ibu hamil dan WUS.
5) Melaksanakan kegiatan penyuluhan, konseling kesehatan dan gizi sesuai
dengan hasil penimbangan serta memberikan PMT.
6) Membantu petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan dan KB
sesuai kewenangannya.
7) Setelah pelayanan Posyandu selesai, kader bersama petugas kesehatan
melengkapi pencatatan dan membahas hasil kegiatan serta tindak lanjut.
3. Peran Kader Di luar hari buka Posyandu
1) Melakukan pembaharuan data sasaran Posyandu.
2) Membuat diagram balok SKDN yang berisi jumlah balita yang tinggal di
wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang memiliki Kartu Menuju Sehat
(KMS) atau Buku KIA, jumlah balita yang hadir saat hari buka Posyandu
dan jumlah balita yang mengalami kenaikan berat badan.
3) Melakukan tindak lanjut kepada sasaran yang tidak datang dan sasaran
yang memerlukan konseling lanjutan.
4) Memberitahukan kepada kelompok yang ingin dituju agar dapat
berkunjung ke Posyandu pada hari buka.
Universitas Sumatera Utara
23
5) Melakukan kunjungan langsung ke tokoh masyarakat sekitar, dan
menghadiri pertemuan kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.
Proses pemilihan kader posyandu. Proses prekrutan kader merupakan
proses pemilihan kader-kader untuk melaksanakan kegiatan Posyandu. Untuk
setiap Posyandu terdapat 4-5 orang kader yang didampingi oleh bidan desa. Bidan
desa juga berperan sebagai penanggung jawab Posyandu. Pemilihan kader
ditentukan oleh bidan desa, rekomendasi dari tokoh masyarakat dan sudah
disetujui oleh bidan desa, atau pun sukarelawan dari masyarakat setempat.
Setelah para kader dipilih dan ditetapkan pekerjaannya, proses selanjutnya
adalah pelatihan para kader sebelum kegiatan Posyandu dilaksanakan untuk
pertama kalinya. Banyak kader yang terpilih karena dipilih dan ada juga kader
yang terpilih karena mengajukan dirinya sendiri sebagai kader.
Keaktivan Kader
Kader kesehatan adalah sebuah wujud dari peran aktif masyarakat dalam
pelayanan kesehatan. Keaktivan seorang kader kesehatan dapat dilihat dari
seberapa aktif kader kesehatan dalam melaksanakan tugas yang diemban dengan
baik sesuai dengan wewenangan dan tanggung jawabnya. Namun, apabila kader
kesehatan tidak mampu melaksanakan tugas yang telah mereka terima maka
mereka tergolong dalam kader yang tidak aktif. Keaktivan kader kesehatan
diharapkan akan membantu meningkatkan kesuksesan program Posyandu.
Secara umum keaktivan kader Posyandu adalah suatu frekuensi
keterlibatan atau kader dalam melaksanakan kegiatan Posyandu secara rutin setiap
bulan, seperti saat kader membantu melaksanakan seluruh kegiatan di Posyandu
lebih dari 8 kali dalam dua belas bulan atau minimal 6 bulan terakhir secara
berturut-turut (Kemenkes RI, 2015).
Universitas Sumatera Utara
24
Aktif atau tidaknya pelaksanaan kegiatan Posyandu sangat dipengaruhi
oleh tindakan dari para kader dalam melakukan kegiatan di Posyandu. Perilaku
dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
berkaitan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu kegiatan yang
dilakukan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, perilaku manusia tidak terbatas,
seperti berbicara, melihat, berlari, dan lain kegiatan lainnya. Selain itu kegiatan
internal seperti berpikir, berpersepsi, dan menyalurkan emosi juga termasuk dalam
perilaku manusia.
Menurut Green (2005), “perilaku manusia merupakan refleksi dari
beberapa gejala kejiwaan, seperti keinginan, minat, kehendak pengetahuan, emosi,
berfikir, sikap, motivasi, reaksi dan sebagainya, namun sulit diberikan antara
refleksi dengan kejiwaan”. Apabila ditelusuri lebih mendalam, gejala kejiwaan
yang tercermin dalam perilaku manusia itu adalah pengalaman, keyakinan, sarana
fisik, dan sosio masyarakat, aktif tidaknya seorang dalam melakukan suatu
tindakan sangat dipengaruhi oleh perilaku, dimana keaktivan merupakan outcome
dari perilaku.
Motivasi
Pengertian motivasi. Motif atau motivasi berasal dari kata Latin movere
yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku.
Para ahli manajemen berpendapat bahwa motivasi adalah serangkaian upaya
untuk memengaruhi tingkah laku seseorang dengan mengetahui terlebih dahulu
tentang apa yang membuat seorang bergerak. Saat seseorang bergerak disebabkan
oleh kemampuan (ability) dan motivasi. Wahjono (2010) menyebutkan bahwa
“kemampuan dipengaruhi oleh kebiasaan yang diperoleh dari pengalaman,
Universitas Sumatera Utara
25
pendidikan, pelatihan, dan dari gerak refleks secara biologis dan psikologis yang
menjadi kodrat manusia”.
Motivasi menurut Notoatmodjo (2007) adalah “suatu alasan (reasoning)
seseorang untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil
dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku”. Adapun perilaku
terbentuk berdasakan proses tertentu, dan berlangsung dalam interaksi manusia
dengan lingkungannya. Dari pengertian diatas motivasi dapat diartikan sebagai
dorongan yang berasal dari dalam diri individu untuk menghasilkan suatu
tindakan untuk menghasilkan suatu tujuan atau capaian.
Teori motivasi dua faktor Frederick Herzberg. Frederick Herzberg
mengembangkan sebuah teori motivasi, yang dinamai “Dua Faktor”. Teori ini
melihat ada dua indikator yang mendorong kader termotivasi yaitu faktor
kepuasan atau faktor intrinsik (statisfier) dan faktor ketidakpuasan atau faktor
ekstrinsik (Dissatisfaction) yang dapat memengaruhi seseorang dalam kegiatan,
tugas atau pekerjaan antara lain:
Faktor-faktor penyebab kepuasan (Satisfier) atau faktor instrinsik.
Faktor penyebab kepuasan ini menyangkut kebutuhan psikologis
seseorang, yang timbul dari dalam diri masing-masing individu. Apabila kepuasan
dicapai dalam kegiatannya atau pekerjaan, maka akan menggerakkan tingkat
motivasi yang kuat bagi seseorang untuk bertindak atau bekerja, dan akhirnya
dapat menghasilkan keaktivan yang tinggi (Notoatmodjo,2007). Faktor
motivasional (kepuasan) ini mencakup antara lain:
Penghargaan. Penghargaan (reward) merupakan sesuatu yang disediakan
oleh organisasi untuk memenuhi kebutuhan individual atas keberhasilan dan kerja
Universitas Sumatera Utara
26
kerasnya. Penghargaan terhadap prestasi merupakan alat motivasi yang cukup
ampuh, bahkan bisa melebihi kepuasan yang bersumber dari kompensasi.
Kebutuhan penghargaan berfungsi sebagi motivator individu dalam mewujudkan
tujuan organisasi berdasarkan pada perilaku yang diharapkan oraganisasi terkait.
Penghargaan yang diinginkan kader Posyandu berupa rasa hormat
ataupun status dalam berbagai bentuk, seperti pujian, pengakuan atas prestasi,
pemberian kekuasaan. Koto (2007) mengatakan pelibatan kader dalam seminar,
pelatihan, dan pemberian modul panduan kegiatan pelayanan kesehatan termasuk
bentuk penghargaan bagi kader.
Penghargaan seperti pujian, sertifikat, piagam, kemudahan dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan dipuskesmas, hal-hal seperti itu dapat membuat
kader merasa dihargai dan diakui oleh masyarakat meningkatkan motivasi kader.
Tanggung jawab. Setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin diakui
sebagai orang yang berpotensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa percaya
diri dan siap memikul tanggung jawab yang lebih besar. Tanggung jawab
diartikan sebagai tugas yang dipercayakan kepada suatu individu dalam suatu
organisasi (Fatmawati, dkk 2012). Setiap individu yang harus menerima akibat
dari perbuatan atau keputusan yang telah diperbuat.
Two factors Theory yang dipaparkan oleh Herzberg menjelaskan tanggung
jawab memiliki nilai yang positif dalam memberikan motivasi secara kuat
sehingga tercipta prestasi yang lebih baik. Motivasi mewakili proses psikologis
yang menyebabkan timbulnya tanggung jawab dan merupakan bagian dari
kemauan untuk mencapai tujuan. Hasil penelitian (Djuhaeni dkk 2010)
menjelaskan bahwa tanggung jawab sebagai indikator pembentuk motivasi
Universitas Sumatera Utara
27
internal memiliki pengaruh besar terhadap partisipasi kader dan masyarakat dalam
kegiatan Posyandu.
Dengan diadakannya pelatihan secara berkala membantu seseorang bersiap
dalam melaksanakan pekerjaan (Malawati dkk, 2006). Pelatihan kader bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan, sehingga akan
menimbulkan rasa percaya diri dan tanggung jawab dalam diri kader karena sudah
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Pelatihan menggunakan
metode belajar berdasarkan masalah yang akan mampu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilam kader dalam kegiatan Posyandu.
Pekerjaan itu sendiri. Pekerjaan itu sendiri merupakan faktor motivasi
bagi pegawai untuk berforma tinggi. Pekerjaan atau tugas yang memberikan
perasaan telah mencapai sesuatu, tugas itu cukup menarik, tugas yang
memberikan tantangan bagi pegawai. Pekerjaan menjadi kader diharapkan dapat
menarik keaktivan kader untuk melaksanakan kegiatan dan program-program
posyandu dengan baik dan dapat menekan angka kematian bayi dan angka
kematian ibu.
Faktor-faktor penyebab ketidakpuasan (Dissatisfaction) atau faktor
ekstrinsik. Faktor-faktor ini menyangkut kebutuhan untuk pemeliharaan atau
maintenance factor yang merupakan kebutuhan manusia yang ingin
mempertahankan kesehatannya. Hilangnya faktor-faktor ini menimbulkan
ketidakpuasan bekerja (dissatisfaction). Faktor ekstrinsik yang menimbulkan
ketidakpuasan melakukan kegiatan, tugas atau pekerjaan ini antara lain :
Hubungan interpersonal. Untuk dapat mejalankan suatu pekerjaan dengan
baik, harus didukung dengan suasana atau hubungan kerja yang harmonis antar
Universitas Sumatera Utara
28
sesama pegawai maupun atasan dan bawahan. Hubungan interpersonal yang
selaras antar kader, kader dengan ibu bayi/balita maupun hubungan kader antar
perangkat desa dan petugas puskesmas akan meningkatkan motivasi kader agar
lebih sering untuk ikut serta dan aktif mengikuti pelaksanaan dan kegiatan
Posyandu.
Lingkungan. Manusia memiliki kecenderungan selalu membutuhkan orang
lain untuk menjalin hubungan dan ingin hidup berkelompok agar mereka dapat
diterima oleh lingkungan sekitar. Lingkungan yang nyaman, aman, tenang, dan
didukung oleh peralatan yang memadai akan membuat orang senang untuk
bekerja serta produktif.
Imbalan. Imbalan merupakan stimulus yang menarik bagi setiap seseorang
untuk melakukan sesuatu karena dengan melakukan perilaku tersebut, maka kita
akan mendapatkan sesuatu. Imbalan yang menarik bagi kita tentu saja adalah
imbalan yang mendatangkan sesuatu yang menyenangkan. Dalam hal ini, Imbalan
merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh kader. Imbalan mempelajari
motif yang berasal dari luar diri individu yang bersangkutan atau disebut motif
ekstrinsik. Kaum behavioristik sangat menekankan pentingnya imbalan atau
faktor penguat yang akan mendorong perilaku aktif dari seseorang. Kaum
behavioristik melihat bahwa manusia adalah makhluk pasif, oleh karena itu
manusia harus dirangsang dari luar. Dengan demikian, motivasi seseorang dapat
dibentuk dengan memberikan imbalan dari luar (Notoatmodjo, 2007). Imbalan
adalah salah satu jenis penghargaan yang dikaitkan dengan prestasi kerja yang
baik.
Universitas Sumatera Utara
29
Sebagai imbalan dari pekerjaannya tersebut, kebanyakan kader tidak
menerima pembayaran tunai untuk pelayanan mereka tetapi dengan mendapat
upah dalam bentuk lain seperti seragam seperti tanda penghargaan, sertifikat
sebagai tanda jasa, dan peralatan rumah tangga kecil-kecilan. Akan tetapi salah
satu faktor penting dalam keuntungan yang diperoleh para kader dari pemberian
imbalan adalah statusnya. Untuk para kader Posyandu, status ini tidak diperoleh
karena partisipasi mereka dalam program kemasyarakatan yang berprioritas tinggi
tersebut tetapi juga karena penghargaan tinggi yang diberikan oleh pihak
pemerintah terhadap hasil kerja mereka.
Dari teori Herzberg ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa :
1. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan atau memotivasi kader dalam
meningkatkan keaktivan kader adalah kelompok faktor-faktor internal
(satisfers).
2. Perbaikan pada Imbalan belum tentu menimbulkan kepuasan, melainkan akan
menimbulkan ketidakpuasan. Sedangkan faktor yang menimbulkan kepuasan
adalah hasil kegiatan atau hasil kerja itu sendiri.
3. Perbaikan faktor ekstrinsik kurang dapat dapat memengaruhi terhadap sikap
melakukan kegiatan Posyandu atau kerja yang positif.
Pengetahuan
Definisi pengetahuan. Pengetahuan memiliki kata dasar “tahu” dan
pengetahuan diperoleh setelah manusia melakukan penginderaan kepada sebuah
objek. Penginderaan terjadi saat manusia memakai panca indera, yakni indera
pendengaran, penglihatan, perasa, penciuman, dan peraba. Pengetahuan paling
banyak diperoleh melalui penglihatan dan pendengaran.
Universitas Sumatera Utara
30
Pengetahuan atau kognitif adalah bagian paling penting dalam membentuk
tindakan seseorang. Pengalaman dan penelitian merupakan perilaku yang didasari
oleh pengetahuan akan bertahan lebih lama daripada perilaku yang tidak didasari
oleh pengetahuan. Notoatmodjo (2007), mengungkapkan bahwa sebelum orang
membentuk perilaku baru dalam dirinya sendiri akan terjadi proses yang
berurutan, yang disebut AIETA, yaitu :
1. Awareness (kesadaran), disaat seseorang menyadari atau mengetahui lebih
dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (merasa tertarik) kepada stimulus atau suatu objek.
3. Evaluation (menimbang-nimbang) baik tidaknya sebuah stimulus untuk
dirinya. Hal ini menandakan sikap responden sudah menjadi lebih baik.
4. Trial, saat subjek mulai mencoba sesuatu sesuai dengan yang diinginkan
stimulus.
5. Adaption, saat subjek mampu menunjukkan perilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya sesuai stimulus yang sudah diterima.
Proses yang didasari oleh pengetahuan kesadaran dan sikap positif, maka
perilaku tersebut akan bertahan lama. Sebaliknya jika tidak didasari oleh
pengetahuan dan kesadaran diri maka perilaku tersebut tidak tidak akan bertahan
lama.
Notoatmodjo (2007) bependapat bahwa pengetahuan mempunyai enam
tingkatan, yaitu:
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai kegiatan mengingat materi tertentu yang sudah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat tersebut adalah mengingat ulang
Universitas Sumatera Utara
31
(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh materi yang telah dipelajari atau
berdasarkan rangsangan yang sudah diterima. Karena itu, “tahu” adalah tingkat
pengetahuan terendah.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami adalah suatu kemampuan untuk dapat menjelaskan secara tepat
mengenai suatu objek yang telah ketahui, dan dapat menginterprestasikannya
dengan tepat. Orang yang sudah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyimpulkan, memprediksi, menyebutkan contoh, dan sebagainya
terhadap objek yang sudah dipelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan dalam
mengaplikasikan materi yang telah dipelajari dalam keadaan yang nyata
(sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai alat atau penggunaan hukum-
hukum, rumus, konsep, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau
kondisi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk dapat menjelaskan materi atau
sebuah objek kedalam kemponen-komponen, tetapi masih dalam satu bagian
organisasi dan tetap memiliki kaitan antara satu dengan lainnya. Kemampuan
analisis terlihat dari pemakaian kata kerja, seperti dapat mengklasifikasikan,
mememisahkan, membedakan, mengelompokkan, , menggambarkan (membuat
bagan), dan lainnya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis merujuk pada kemampuan manusia untuk menggabungkan atau
menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk utuh yang baru. Dengan
Universitas Sumatera Utara
32
kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun dan membuat
formulasi baru dari formula-formula yang sudah ada sebelumnya.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berhubungan dengan kemampuan penilaian atau justifikasi dan
penelitian pada subuah materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan
kriteria yang sudah ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang
sudah ada.
Notoatmodjo (2007) menyebutkan bahwa mengukur pengetahuan dapat
menggunakan wawancara atau angket berisi pertanyaan mengenai isi materi yang
akan dinilai dari responden. Pembahasan diatas dapat menjadi patokan dalam
mengukur kedalaman pengetahuan.
Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan terhadap Keaktivan Kader Posyandu
Banyak faktor yang mempengaruhi Keaktivan Kader dan masyarakat
untuk terlibat dalam seluruh kegiatan Posyandu, antara lain pengetahuan kader
tentang Posyandu akan berpengaruh terhadap kemauan kader dalam
melaksanakan kegiatan Posyandu, sehinggga akan memengaruhi terlaksananya
program kerja Posyandu yang berkelanjutan. Perilaku yang didasari pengetahuan
akan lebih lancar dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan
(Notoatmodjo, 2007).
Notoatmodjo (2010) menyebutkan, pengetahuan merupakan faktor atau
landasan awal yang dapat mempermudah terjadinya perilaku pada diri seseorang
atau masyarakat beperilaku kesehatan, dalam hal ini ketidak aktifan kader untuk
hadir ke Posyandu. Hal ini sesuai dengan penelitian (Nugroho dan Nurdiana,
2008) yang menyatakan bahwa seseorang kader akan aktif dalam kegiatan
Universitas Sumatera Utara
33
Posyandu setelah ia tahu tujuan dan manfaat Posyandu bagi kesehatan, khususnya
ibu dan anak, serta tahu akibat bila tidak aktif di Posyandu. Semakin baik
pengetahuan kader, maka semakin meningkat pula keterampilan yang mereka
miliki dalam menilai kurva petumbuhan balita dan hal tersebut akan membuat
mereka semakin aktif ke Posyandu (Akbar dkk, 2015).
Selain pengetahuan, motivasi juga memengaruhi tingkat keaktivan para
kader. Motivasi merupakan salah satu alasan (reasoning) seseorang untuk
bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya (Notoatmodjo, 2007).
Hasil dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk tindakan. Adapun
tindakan itu sendiri terbentuk melalui proses tertentu, dan berlangsung dalam
interaksi manusia dengan lingkungannya. Motivasi yang baik akan meningkatkan
perilaku kader untuk aktif dalam melaksanakan setiap kegiatan dan program
Posyandu. Apabila kader aktif maka upaya untuk mengurangi angka kematian
bayi atau balita dan angka kematian ibu semakin mudah untuk dicapai.
Menurut (Hezberg, 2011) motivasi terbagi dalam dua faktor yaitu faktor
penyebab kepuasan atau faktor intrinsik yang terdiri dari penghargaan, tanggung
jawab dan pekerjaan itu sendiri. Dan faktor penyebab ketidakpuasan atau faktor
ekstrinsik terdiri dari hubungan interpersonal,lingkungan dan Imbalan.
Studi lain yang dilakukan oleh Djuhaeni dkk (2010) terkait motivasi kader
aktif berpengaruh pada keberhasilan kegiatan Posyandu. Dorongan terbesar pada
motivasi faktor penyebab ketidakpuasaan yaitu hubungan sosial (interpersonal),
sedangkan dorongan terbesar pada motivasi internal yaitu tanggung jawab. Studi
serupa yang dilakukan oleh Nugroho dan Nurdiana (2012), motivasi berhubungan
positif terhadap keaktivan kader. Hasil analisis didapatkan 26,7% berpengaruh
Universitas Sumatera Utara
34
baik, 30% memiliki motivasi baik, dan 26,7% aktif dalam kegiatan Posyandu.
Oleh karenanya seorang kader Posyandu harus memilih pengetahuan tentang
Posyandu agar dapat memotivasi dirinya untuk terlibat secara aktif dalam setiap
kegiatan Posyandu.
Kerangka Konsep
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan kerangka konsep
penelitian sebagai berikut:
Variabel Bebas Variabel Terikat
Gambar 1. Kerangka konsep
Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep di atas, maka dapat ditentukan beberapa
hipotesis sebagai berikiut:
1. Terdapat pengaruh antara motivasi terhadap keaktivan kader di Posyandu
Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019.
Motivasi Kader
Faktor Instrinsik :
Penghargaan
Tanggung jawab
Pekerjaan itu sendiri
Faktor Ekstrinsik :
Hubungan interpersonal
Lingkungan
Imbalan
Pengetahuan Kader
Keaktivan Kader
Posyandu
Universitas Sumatera Utara
35
2. Terdapat pengaruh antara pengetahuan terhadap keaktivan kader di
Posyandu Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019.
Universitas Sumatera Utara
36
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan Deskriptif Kuantitatif yang bertujuan
untuk mendeskripsikan masalah yang menjadi fokus penelitian. Penelitian
deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif.
Desain penelitian ini digunakan untuk memecahkan
atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang.
Penelitian deskriptif juga berarti penelitian yang
dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena atau
karakteristik Individual, situasi atau kelompok tertentu secara akurat.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian. Penelitian dilakukan di Posyandu Desa Helvetia
Kecamatan Sunggal.
Waktu penelitian. Waktu penelitian dilakukan di bulan Desember 2018
sampai dengan selesai.
Populasi dan Sampel
Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua kader posyandu di
Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019 yaitu sebanyak 38 kader.
Sampel. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah total populasi. Total populasi adalah teknik
pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan
Universitas Sumatera Utara
37
mengambil total populasi karena menurut (Sugiono,2007) jumlah populasi yang
kurang dari 100 seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya. Sampel
yang diambil peneliti yaitu sebanyak 38 orang .
Variabel dan Definisi Operasional
Variabel bebas (independent). Variabel bebas (independent) pada
penelitian ini yaitu variabel motivasi dan pengetahuan kader posyandu dengan
definisi sebagai berikut:
Motivasi adalah dorongan yang berasal dari dalam diri kader untuk aktif
dalam melaksanakan kegiatan posyandu. Faktor penyebab kepuasan
(instrinsik) dan faktor penyebab ketidakpuasan (ekstrinsik).
1. Faktor penyebab kepuasan (instrinsik):
a. Penghargaan kepada kader adalah segala sesuatu yang diberikan oleh
petugas puskesmas, masyarakat, maupun pemerintah desa atas kinerja
yang dilakukan kader yang berhubungan dengan keaktifan kader dan
kegiatan posyandu berupa sertifikat/ piagam dan kemudahan dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan dan lainnya.
b. Tanggung jawab yang dimiliki kader adalah tugas yang dimiliki kader
dalam melaksanakan kegiatan posyandu mulai dari sebelum hari “H”,
hari “H” dan sesudah hari “H”.
c. Pekerjaan itu sendiri adalah sikap kader terhadap kegiatan yang berkaitan
dengan keaktifan kader dalam melaksanakan seluruh kegiatan posyandu
mulai dari sebelum hari “H”, hari “H” dan sesudah hari “H”.
2. Faktor penyebab ketidakpuasan (hygiene):
Universitas Sumatera Utara
38
a. Hubungan interpersonal adalah interaksi antar kader, kader dengan
bayi/balita, ibu bayi/balita, maupun dengan petugas pusksmas.
b. Lingkungan adalah wilayah tempat pelaksanaan posyandu yang bersih,
aman, nyaman, tenang serta kelengkapan fasilitas mendukung.
c. Imbalan adalah stimulan yang diberikan masyarakat, puskesmas maupun
pemerintah desa untuk meningkatkan motivasi dan keaktifan dalam
melaksanakan kegiatan posyandu baik berupa uang, seragam, biaya
transportasi dan lainnya.
3. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh kader tentang
program posyandu, kegiatan posyandu mulai dari sebelum hari “H”, hari “H”
dan sesudah hari “H” dan hal-hal yang berhubungan dengan keaktifan kader.
Variabel terikat (dependent). Variabel terikat (dependent) pada
penelitian ini yaitu variabel keaktifan. Keaktifan adalah keikutsertaan kader
dalam melaksanakan program posyandu yang diukur dari frekuensi kerja kader,
dan kualitas kerja kader yaitu sebelum hari “H”, pada hari “H” dan sesudah hari
“H”.
Metode Pengumpulan Data
Data primer. Data primer diperoleh dari hasil wawancara responden
dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu.
Data sekunder. Data sekunder di peroleh dari laporan bulanan Posyandu
Desa Helvetia.
Metode Pengukuran
Aspek pengukuran variabel bebas (independent). Variabel bebas
(independent) dalam penelitian ini adalah motivasi dan pengtahuan kader.
Universitas Sumatera Utara
39
Variabel tersebut diukur dan dijabarkan dalam bentuk item pernyataan dalam
beberapa indikator yang diberi skor /nilai dengan pengukuran sebagai berikut:
1. Pilihan jawaban Ya diberi nilai 2 (dua)
2. Pilihan jawaban Tidak diberi nilai 1 (satu)
Motivasi. Untuk melihat metode pengukuran motivasi secara rinci dapat
dilihat pada tabel 3 berikut:
Tabel 3
Aspek Pengukuran Variabel Motivasi
Variabel Motivasi Alternatif Jawaban Bobot
Nilai Skor Skala Ukur
Penghargaan Setuju
Tidak Setuju
2
1
8-10
5-7
Interval
Tanggung Jawab Setuju
Tidak Setuju
2
1
8-10
5-7
Interval
Pekerjaan itu
sendiri
Setuju
Tidak Setuju
2
1
7-9
4-6
Interval
Hubungan
Interpersonal
Setuju
Tidak Setuju
2
1
7-9
4-6
Interval
Lingkungan Setuju
Tidak Setuju
2
1
6-8
3-5
Interval
Imbalan Setuju
Tidak Setuju
2
1
7-9
4-6
Interval
Pengetahuan. Untuk melihat metode pengukuran motivasi secara rinci
dapat dilihat pada rincian tabel 4 berikut:
Tabel 4
Aspek Pengukuran Variabel Pengetahuan
Variabel Pengetahuan Bobot Nilai Skor Skala Ukur
Benar
Salah
2
1
20-24
15-19
Interval
Universitas Sumatera Utara
40
Aspek pengukuran variabel terikat. Untuk melihat metode pengukuran
variabel terikat secara rinci dapat dilihat pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5
Aspek Pengukuran Variabel Keakivan
Variabel Pengetahuan Bobot Nilai Skor Skala Ukur
Iya
Tidak
2
1
30-41
18-29
Interval
Metode Analisis Data
Metode analisis data menggunakan analisis statistik dengan uji regresi
linear berganda, yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas
dengan variabel terikat dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + ... +bn Xn + e
Keterangan:
Y = variabel dependen
X = variabel independen
a = konstanta
b = koefisien regresi
e = komponen kesalahan
Universitas Sumatera Utara
41
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Desa Helvetia
Data geografi. Desa Helvetia terletak di Kecamatan Sunggal Kabupaten
Deli Serdang termasuk dalam wilayah kerja Puskermas Mulyorejo. Terdapat 8
dusun di Desa Helvetia dengan luas wilayah 3,5 km . Terletak 20 s/d 25 meter
diatas permukaan laut dan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Labuhan Deli
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Medan
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kota Medan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Gusta
Jumlah Penduduk di Desa Helvetia tahun 2016 adalah 22.569 orang.
Kegiatan masyarakat yang ada di Desa Helvetia banyak bekerja pada sektor
Pertanian, wiraswasta, TNI/POLRI, PNS, BUMN dan buruh.
Gambaran umum posyandu. Jumlah Posyandu di Desa Helvetia
sebanyak 8 Posyandu, yaitu Posyandu Mawar terdapat 5 kader yang terdaftar,
Posyandu Anggrek terdapat 5 kader yang terdaftar, Posyandu Kenanga terdapat 4
kader yang terdaftar, Posyandu Dahlia terdapat 5 kader yang terdaftar, Posyandu
Flamboyan terdapat 5 kader yang terdaftar, Posyandu Melati terdapat 5 kader
yang terdaftar dan Posyandu Bougenvile terdapat 4 kader yang terdaftar. Seluruh
Posyandu yang ada di Desa Helvetia termasuk di tingkatan posyandu Madya dan
Posyandu aktif. Setiap posyandu yang ada di desa Helvetia memiliki jumlah kader
4/5 yang terdaftar.
Universitas Sumatera Utara
42
Deskripsi Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah kader posyandu di Desa Helvetia.
Dari penelitian yang dilakukan pada 38 responden terhadap variabel karakteristik
kader posyandu diperoleh hasil sebagai berikut:
Distribusi responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan, dan
status perkawinan. Secara umum hasil penelitian menunjukan bahwa 38
responden, sebagian besar responden berusia 30-50 tahun sebanyak 28 responden
(73,7%), disusul dengan kelompok umur ≥50 tahun sebanyak 8 responden
(21,1%), dan kelompok umur ≤ 30 tahun yaitu sebanyak 2 responden (5,3%).
Untuk tingkat pendidikan, sebagian besar responden SLTA/SMA yaitu sebanyak
26 responden (68,4%), disusul dengan pendidikan SLTP/SMP sebanyak 8
responden (21,1%), pendidikan SD sebanyak 3 responden (7,9%) dan PT
sebanyak 1 responden (2,6%). Untuk pekerjaan sebagian besar responden tidak
bekerja (IRT) sebanyak 32 responden (84,2%) dan buruh cuci sebanyak 6
responden (15,8%). Untuk kategori status perkawinan sebagian besar responden
sudah menikah yaitu sebesar 36 reponden (94,7%) dan yang belum menikah
sebanyak 2 responden (5,3%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 6 :
Tabel 6
Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Umur Responden, Pendidikan,
Pekerjaan dan Status Perkawinan
Identitas Responden n %
Umur (tahun)
≤ 30 Tahun 2 5,3
30-50 Tahun 28 73,3 ≥ 50 Tahun 8 21,1
(bersambung)
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 6
Distribusi Identitas Responden Berdasarkan Umur Responden, Pendidikan,
Pekerjaan dan Status Perkawinan.
Identitas Responden n %
Pendidikan
SD 3 7,9
SLTP/SMP 8 28,9
SLTA/SMA 26 68,4
Perguruan Tinggi 1 2,6
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
(IRT)
32 84,2
Buruh cuci 6 15,8
Status Perkawinan
Menikah 36 94,7
Belum menikah 2 5,3
Analisis Univariat
Pada analisis univariat bertujuan untuk menggambarkan masing-masing
distribusi dari variabel independen dan variabel dependen.
Deskripsi responden bedasarkan motivasi. Motivasi responden meliputi
penghargaan yang diberikan terhadap kader, tanggung jawab kader, pekerjaan itu
sendiri atau pekerjaan menjadi kader, hubungan interpersonal kader, lingkungan
dan imbalan. Variabel motivasi terdiri dari 25 (dua puluh lima) pernyataan yang
merupakan indikator untuk mengukur motivasi responden pada pelaksanaan
kegiatan posyandu.
Deskripsi responden berdasarkan penghargaan terhadap kader. Hasil
penelitian menunjukkan dari 5 pertanyaan bahwa sebagian besar penghargaan
terhadap kader masih tergolong rendah yaitu sebanyak 36 responden (94,7%),
dan kategori sedang sebanyak 2 responden (5,3%). Hal ini dapat dilihat secara
rinci di tabel 7.
Universitas Sumatera Utara
44
Deskripsi responden berdasarkan tanggung jawab. Hasil penelitian
menunjukkan dari 5 pertanyaan bahwa sebagian besar tanggung jawab kader
masih tergolong sedang yaitu sebanyak 24 responden (63,2%), kategori tinggi
sebanyak 13 responden (34,2%), dan kategori rendah sebanyak 1 responden
(2,6%). Hal ini dapat dilihat secara rinci di tabel 7.
Deskripsi responden berdasarkan pekerjaan itu sendiri. Hasil penelitian
menunjukkan dari 4 pertanyaan bahwa sebagian besar responden beranggapan
pekerjaan menjadi kader (pekerjaan itu sendiri) dengan kategori cukup menarik
yaitu sebanyak 28 responden (73,7%), dan kategori menarik sebanyak 10
responden (26,3%). Hal ini dapat dilihat secara rinci di tabel 7.
Deskripsi responden berdasarkan hubungan interpersonal. Hasil
penelitian menunjukkan dari 4 pertanyaan bahwa sebagian besar hubungan
interpersonal kader dengan kategori baik yaitu sebanyak 32 responden (84,2%),
dan katergori buruk sebanyak buruk sebanyak 6 responden (15,8%). Hal ini dapat
dilihat secara rinci di tabel 7.
Deskripsi responden berdasarkan lingkungan. Hasil penelitian
menunjukkan dari 3 pertanyaan bahwa sebagian besar lingkungan posyandu
dengan kategori cukup yaitu sebanyak 22 responden (57,9%), kategori buruk
sebanyak 9 responden (23,7%) dan kategori baik sebanyak 7 responden (18,4%).
Hal ini dapat dilihat secara rinci di tabel 7.
Deskripsi responden berdasarkan imbalam. Hasil penelitian
menunjukkan dari 4 pertanyaan bahwa sebagian besar imbalan yang di dapatkan
dengan kategori sedang yaitu sebanyak 31 responden (81,6%), kategori rendah
Universitas Sumatera Utara
45
sebanyak 4 responden (10,5%), dan kategori tinggi sebanyak 3 responden (7,9%).
Hal ini dapat dilihat secara rinci di tabel 7.
Tabel 7
Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi
Motivasi Responden n %
Penghargaan
Tinggi
Rendah 2 5,3
Sedang 36 94,7
Tanggung Jawab 13 34,2
Tinggi 13 34,2
Sedang 24 64,2
Rendah 1 2,6
Pekerjaan itu sendiri
Menarik 10 26,3
Cukup Menarik 28 7,37
Hubungan Interpersonal
Baik 32 84,2
Buruk 6 15,8
Lingkungan
Baik 7 18,4
Cukup 22 57,9
Kurang 9 23,7
Imbalan
Tinggi 3 7,9
Sedang 31 81,6
Rendah 4 10,5
Berdasarkan tabulasi distribusi variabel motivasi secara keseluruhan
setelah dilakukan pengkategorian maka diketahui bahwa motivasi responden
dikategorikan tinggi, yaitu sebanyak 3 responden (7,9%), motivasi responden
dikategorikan sedang yaitu sebanyak 26 responden (68,4%), dan motivasi
responden dikategorikan rendah sebanyak 9 responden (23,7%). Secara lebih rinci
dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
46
Tabel 8
Distribusi Responden Berdasarkan Kategori Motivasi Keseluruhan
Kategori Motivasi n %
Baik 3 7,9
Sedang 26 68,4
Buruk 9 23,7
Jumlah 38 100
Deskripsi responden berdasarkan pengetahuan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang
kegiatan posyandu dan program-program posyandu dengan kategori kurang yaitu
sebanyak 30 responden (78,9%) dan kategori baik sebanyak 8 responden sebanyak
(21,1%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 9 dibawah ini :
Tabel 9
Deskripsi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Kategori Pengetahuan n %
Baik 8 21,1
Kurang 30 78,9
Jumlah 38 100
Deskripsi responden berdasarkan keaktivan kader. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki keaktivan dengan
kategori tidak aktif yaitu sebanyak 21 responden (55,3%), kategori kurang aktif
sebanyak 11 responden (28,9%), dan kategori akif sebanyak 6 responden (15,8%).
Hal ini dapat dilihat pada tabel 10 dibawah ini:
Tabel 10
Deskripsi Responden Berdasarkan Keaktivan Kader
Kategori Keaktivan Kader N %
Aktif 6 15,8
Kurang Aktif 11 28,9 Tidak Aktif 21 55,3
Jumlah 38 100
Universitas Sumatera Utara
47
Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara
variabel bebas yaitu motivasi (penghargaan, tanggung jawab, pekerjaan itu
sendiri, hubungan interpersonal, dan imbalan) dan pengetahuan dengan variabel
terikat yaitu keaktivan kader dengan menggunakan uji chai square dengan
tingkat kemaknaan nilai p<0,05, dengan hasil sebagai beriku t:
1. Pada kriteria kader, variabel penghargaan (p=0,075), menunjukkan secara
signifikan adanya hubungan variabel tersebut dengan keaktivan kader
posyandu karena nilai p<0,05
2. Pada kriteria kader, variabel tanggung jawab (p=0,402), menunjukkan secara
signifikan adanya hubungan variabel tersebut dengan keaktivan kader
posyandu karena nilai p<0,05
3. Pada kriteria kader, variabel pekerjaan itu sendiri (p=0,563), menunjukkan
secara signifikan adanya hubungan variabel tersebut dengan keaktivan kader
posyandu karena nilai p<0,05
4. Pada kriteria kader, variabel hubungan interpersonal (p=0,324), menunjukkan
secara signifikan adanya hubungan variabel tersebut dengan keaktivan kader
posyandu karena nilai p<0,05
5. Pada kriteria kader, variabel lingkungan (p=0,348), menunjukkan secara
signifikan adanya hubungan variabel tersebut dengan keaktivan kader
posyandu karena nilai p<0,05
6. Pada kriteria kader, variabel imbalan (p=0,018), menunjukkan secara
signifikan adanya hubungan variabel tersebut dengan keaktivan kader
posyandu karena nilai p<0,05
Universitas Sumatera Utara
48
7. Pada kriteria kader, variabel total motivasi (p=0,658), menunjukkan secara
signifikan adanya hubungan variabel tersebut dengan keaktivan kader
posyandu karena nilai p<0,05
8. Pada kriteria kader, variabel pengetahuan (p=0,010), menunjukkan secara
signifikan adanya hubungan variabel tersebut dengan keaktivan kader
posyandu karena nilai p<0,05
9. Hasil uji statistik korelasi chai square dapat diilihat bahwa hubungan variabel
hubungan interpersonal kader dengan keaktivan kader posyandu
menunjukkan hubungan yang kuat (p=0,01), artinya semakin kuat motivasi
kader maka akan terjadi keaktivan kader posyandu. Secara rinci dapat dilihat
pada tabel 11 berikut :
Tabel 11
Hasil Uji Chai square
Variabel Sig (p)
Variabel penghargaan 0,075
Variabel tanggung jawab 0,402
Variabel pekerjaan itu sendiri 0,563
Variabel hubungan interpersonal 0,324
Variabel lingkungan 0,348
Variabel imbalan 0,018*
Variabel total motivasi 0,658
Variabel pengetahuan 0,010*
Dari delapan variabel independen yang diteliti hanya 2 variabel yang
memiliki hubungan yang signifikan yaitu imbalan (p=0,018) dan pengetahuan
(p=0,010),) sedangkan tidak memiliki hubungan yang signifikan penghargaan
(p=0,075), tanggung jawab (p=0,401), pekerjaan itu sendiri (p=0,563), hubungan
interpersonal (p=0,324), lingkungan (p=0,348) dan total motivasi (p=0,658).
Universitas Sumatera Utara
49
Hasil uji statistik bivariat umur, pendidikan, pekerjaan dan status
perkawinan. Pada variabel umur (0,142), pendidikan (0,116), pekerjaan (0,285)
dan status perkawinan (0,716) menunjukkan tidak adanya hubungan variabel
tersebut dengan keaktivan kader posyandu karena p>0,05.
Tabel 12
Hasil Uji Statistik Bivariat Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Status Perkawinan.
Variabel Sig (P)
Umur 0,142
Pendidikan 0,116
Pekerjaan 0,285
Perkawinan 0,716
Analisis Multivariat
Berdasarkan hasil uji statistik bivariat diketahui bahwa variabel
pengetahuan dan imbalan menunjukan p-value<0,05, sehingga variabel-variabel
tersebut dapat dilanjutkan analisis multivariat regresi linear berganda. Hasil uji
statistik regresi linear berganda dengan tingkat kepercayaan 95% (=0,05)
menunjukkan bahwa :
1. Terdapat pengaruh yang bermakna antara yaitu imbalan (p=0,018),
pengetahuan (p=0,010), terhadap keaktivan kader posyandu karena nilai
(p<0,05).
2. penghargaan (p=0,075), tanggung jawab (p=0,401), pekerjaan itu sendiri
(p=0,563), hubungan interpersonal (p=0,324) ,lingkungan (p=0,348), dan
total motivasi (p=0,658) tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap
keaktivan kader posyandu.
3. Koefisien determinan (R Square) menunjukkan nilai 0,397 ini berarti regresi
linear berganda yang digunakan dapat menjelaskan pengaruh motivasi
(imbalan) dan pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
50
4. Model persamaan regresi yang terbentuk adalah :
Y = 0.0540 (konstanta) + 0,018 X1+ 0,010 X2
Keterangan :
Y = variabel keaktivan kader posyandu
X1 = Variabel Imbalan
X2 = Variabel Pengetahuan
Berdasarkan persamaan diatas dapat di deskripsikan sebagai berikut :
1. Apabila dinaikkan satu poin variabel Imbalan, maka keaktivan akan naik
sebesar 0,018 kali.
2. Apabila dinaikkan satu poin variabel Pengetahuan, maka keaktivan akan naik
sebesar 0,010 kali.
Hasil regresi sesuai dengan tabel 13 berikut ini.
Tabel 13
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Taraf
Signifikan B R
R Square
F Value
P Value
Variabel penghargaan
0,213 0,701
Variabel Tanggung Jawab
0,624 0,132
Variabel pekerjaan itu sendiri
0,207 0,522
Variabel hubungan interpersonal
0,552 0,240 0,54 0,292 1,765 0,132
Variabel lingkungan 0,526 0,119
Variabel imbalan 0,249 0,371
Total Motivasi 0,422 0,366
Variabel Pengetahuan
0,034 0,369
Ternyata dari tabel diatas dari keseluruhan faktor – faktor yang dominan
dengan tingkat koefisien yang berpengaruh dan yang paling dominan adalah
Universitas Sumatera Utara
51
pengetahuan terhadap responden (Sig = 0,034) terhadap keaktivan kader posyandu
di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019.
Universitas Sumatera Utara
52
Pembahasan
Keaktivan Kader Posyandu
Keaktivan merupakan suatu bentuk keikutsertaan kader dalam kegiatan
kemasyarakatan, yang merupakan pencerminan akan usaha untuk memenuhi
berbagai kebutuhan yang dirasakan dan pengabdian terhadap pekerjaannya
sebagai kader posyandu. Keaktivan kader tersebut dapat dilihat dari ada atau
tidaknya dilaksanakan kegiatan-kegiatan di posyandu sebagai tugas dan
tanggungjawab yang diembankan padanya, kegiatan ini akan berjalan dengan baik
bila didukung oleh fasilitas posyandu yang memadai. Bila sarana dan prasarana
yang tersedia sudah cukup dan sesuai dengan tugas dan fungsi yang harus
dilaksanakan serta adanya tersedia waktu dan tempat kegiatan posyandu yang
layak (Nilawati, 2008).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 55,3% responden tidak
aktif dalam melaksanakan kegiatan posyandu, sebanyak 28,9% kurang aktif dalam
melaksanakan kegiatan posyandu, dan sebanyak 15,8% aktif dalam melaksanakan
kegiatan posyandu. Dapat diartikan bahwa tingkat keaktivan kader posyandu di
Desa Helvetia masih tegolong rendah.
Hasil wawancara dengan bidan dan petugas puskesmas hal-hal yang
menyebabkan rendahnya keaktivan kader pada pelaksanaan kegiatan posyandu
yaitu para kader mepunyai kesibukan yang lain seperti mengurus rumah tangga
ataupun ada yang memiliki pekerjaan lain diluar menjadi kader, rendahnya
perhatian dan penghargaan berupa imbalan, seragam, sertifikat dan sebagainya.
Kurangnya fasilitas posyandu seperti tempat kegiatan yang kurang layak,
Universitas Sumatera Utara
53
kurangnya meja untuk setiap kegiatan, dan alat pendukung lainnya yang menjadi
salah satu penyebab rendahnya keaktivan. Masih minimnya korodinasi antar
sektor di luar kesehatan sepeti tokoh agama, pemerintah desa dan pembinaan dari
puskesmas dan dinas kesehatan masih rendah dan belum merata.
Berdasarkan wawancara dengan responden melalui kuesioner penelitian
diketahui bahwa 31 responden (79,5%) masih ada kader yang tidak melakukan
tindak lanjut dan kunjungan rumah kepada ibu bayi/balita yang tidak datang ke
posyandu. Hal ini disebabkan oleh kader tidak memiliki banyak waktu untuk
berkunjung kerumah warga yang tidak hadir saat pelaksanaan posyandu dan
mereka memiliki pekerjaan lain selain menjadi kader.
Rendahnya tingkat keaktivan kader posyandu disetiap kegiatan posyandu
disebabkan oleh kader masih kurang termotivasi untuk meningkatkan
keaktivannya, dengan demikian motivasi kader untuk melakukan berbagai
kegiatan di posyandu perlu ditingkatkan lagi, hal ini sangat membantu masyarakat
dan terlaksanakannya program-program pemerintah dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, penurunan angka kematian ibu dan anak.
Pengaruh Penghargaan terhadap Keaktivan Kader Posyandu
Penghargaan (reward) adalah sesuatu yang disediakan oleh organisasi
untuk memenuhi kebutuhan individual atas keberhasilan atau kerja keras mereka.
Penghargaan merupakan imbalan dalam bentuk material dan non material yang
diberikan oleh pemerintah desa maupun puskesmas, dalam bentuk dana
operasional kepada kader agar kader dapat bekerja dengan motivasi tinggi dan
turut aktif dalam melaksanakan kegiatan serta program posyandu sehingga dapat
mencapai tujuan posyandu yaitu menekan angka kematian ibu dan bayi.
Universitas Sumatera Utara
54
Pemberian penghargaan dimaksudkan sebagai dorongan agar kader menjadi lebih
aktif dalam melaksanakan kegiatan posyandu dan membangkitkan motivasi kader
sehingga dapat mendorong keaktivan kader menjadi lebih baik. Selain itu,
sebagian kader posyandu berharap adanya baju seragam dari puskesmas untuk
saat ini baju seragam yang mereka miliki merupakan hasil dari uang bulanan tiap
kader.
Dari hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis statistik
regresi linear berganda didapatkan nilai p= 0,075 (p>0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya bahwa
variabel penghargaan tidak memiliki pengaruh terhadap keaktivan posyandu di
Desa Helvetia Kecamatan Sunggal.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Harisman dan Nuryani
(2012) terdapat pengaruh yang signifikan penghargaan kader terhadap keaktivan
kader posyandu di Desa Mulang Maya Kecamatan Kotabumi Selatan Kabupaten
Lampung Utara tahun 2012. Semakin tinggi penghargaan yang diberikan terhadap
kader semakin tinggi keaktivan kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu dan
sebaliknya, semakin rendah penghargaan yang diberikan terhadap kader, semakin
rendah keaktivan kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu.
Djuhaeni dkk (2010) mengungkapkan penghargaan yang diinginkan kader
posyandu berupa rasa hormat ataupun status dalam berbagai bentuk seperti pujian,
pengakuan atas prestasi, pemberian kekuasaan. Berdasarkan hasil wawancara
dengan responden menggunakan kuesioner penelitian tentang penghargaan
terhadap kader, sebanyak 5,3% responden menyatakan kadang-kadang menerima
penghargaan jika aktif dalam kegiatan posyandu dan 94,7% responden
Universitas Sumatera Utara
55
menyatakan tidak menerima penghargaan jika aktif dalam kegiatan posyandu.
Penghargaan memang tidak selalu didapatkan oleh kader disebabkan oleh
kurangnya alokasi dana dari pemerintah daerah ataupun desa untuk pengelolaan
posyandu dan kurangnya perhatian puskesmas dalam menilai mana kader yang
aktif, kurang aktif,dan tidak aktif.
Menurut Suryatim (2001) dalam Sriyatty, dkk (2015) pemberian
penghargaan terhadap loyalitas kader akan sangat membantu untuk
mempertahankan keaktivan kader posyandu, pemberian tugas yang tidak
membosankan disertai pujian, melengkapi atribut saat bertugas akan membuat
keaktivan kader semakin meningkat. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa adanya pengaruh penghargaan yang diberikan kepada kader
terhadap keaktivan kader dikarenakan sebagian besar responden mengatakan
bahwa penghargaan yang diberikan pada mereka merupakan hal yang diharapkan
oleh kader, karena bagi mereka penghargaan berupa piagam, seragam, dan
bantuan lainnya merupakan wujud pengakuan dari masyarakat, pemerintah desa
dan petugas puskesmas. Besar kecilnya penghargaan bagi beberapa kader tidak
menjadi masalah, asalkan ada kepuasan mereka sudah cukup terpenuhi.
Pengaruh Tanggung Jawab terhadap Keaktivan Kader Posyandu
Tanggung jawab diartikan sebagai tugas yang dipercayakan kepada
individu dalam suatu organisasi . Individu harus mampu menerima akibat dari
perbuatan atau keputusan yang telah diperbuat. Two factors Theory yang
diungkapkan Herzberg menjelaskan tanggung jawab dinilai positif dalam
menggerakkan motivasi secara kuat sehingga tercipta prestasi yang baik (Suarli
dan Bahtiar, 2009).
Universitas Sumatera Utara
56
Dari hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis statistik
regresi linear berganda didapatkan nilai p=0,402 (p>0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, yang artinya bahwa
variabel tanggung jawab tidak memiliki pengaruh terhadap keaktivan kader
posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Djuhaeni dkk (2010) terkait
motivasi kader aktif berpengaruh pada keberhasilan kegiatan posyandu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden menggunakan kuesioner
penelitian tentang tanggung jawab kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu,
sebanyak 34,2% responden yang menyatakan berupaya memberikan pelayanan
secara maksimal dan penuh tanggung jawab, sebanyak 63,2% responden yang
menyatakan kadang-kadang berupaya memberikan pelayanan secara maksimal
dan penuh tanggung jawab, dan sebanyak 2,6% responden yang menyatakan
tidak berupaya memberikan pelayanan secara maksimal dan penuh tanggung
jawab.
Pengaruh Pekerjaan itu Sendiri terhadap Keaktivan Kader Posyandu
Dari hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis statistik
regresi linear berganda didapatkan nilai p= 0,563 (p>0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat diartikan
bahwa tidak ada pengaruh variabel pekerjaan itu sendiri terhadap keaktivan kader
posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal. Belum ada penelitian tentang
veriabel pekerjaan itu sendiri terhadap keaktivan kader. Sehingga belum bisa hasil
penelitian belum bisa dibandingkan dengan penelitian lain.
Universitas Sumatera Utara
57
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden menggunakan kuesioner
penelitian tentang pekerjaan itu sendiri (pekerjaan menjadi kader) sebanyak
26,3% responden menyatakan bahwa mereka senang melaksanakan tugasnya
sebagai kader posyandu, sebanyak 73,7% responden menyatakan bahwa kadang-
kadang mereka senang melaksanakan tugasnya sebagai kader posyandu. Petugas
kesehatan dan pemerintah desa sebaiknya meyakinkan kader dan memberikan
pemahaman kepada meraka akan pentingnya menjadi kader dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi.
Selain itu, petugas kesehatan maupun sesama kader harus menciptakan suasana
kerja yang aman, nyaman dan tidak monoton untuk menghindari kebosanan yang
mungkin muncul dalam kegiatan posyandu.
Pengaruh Hubungan Interpersonal terhadap Keaktivan Kader Posyandu
Hubungan interpersonal adalah komunikasi yang berbentuk tatap muka,
interaksi antar individu, verbal maupun kerjasama akan timbul apabila orang
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan
pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian
terhadap diri sendiri (Agustina, 2013).
Dari hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis statistik
regresi linear berganda didapatkan nilai p= 0,324 (p>0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat diartikan
bahwa tidak ada pengaruh variabel hubungan interpersonal terhadap
keaktivankader posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal.
Universitas Sumatera Utara
58
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Djuhaeni dkk (2010)
terkait motivasi kader aktif berpengaruh pada keberhasilan kegiatan posyandu.
Dorongan terbesar pada motivasi faktor penyebab ketidakpuasan yaitu hubungan
sosial (interpersonal) sedangkan dorongan terbesar pada motivasi internal yaitu
tanggung jawab.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan hubungan interpersonal
bukan merupakan variabel yang berpengaruh terhadap keaktivan kader posyandu.
Hubungan yang harmonis antar kader, kader dengan ibu bayi/balita maupun
hubungan kader dengan petugas puskesmas seharusnya menimbulkan motivasi
untuk aktif dalam melaksanakan kegiatan posyandu, tetapi hal ini tidak
memengaruhi kader menjadi lebih aktif dakam melaksanakan kegiatan dan
program-program posyandu. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden
menggunakan kuesioner penelitian tentang hubungan interpersonal kader
sebanyak 84,2% responden menyatakan bahwa mereka senang bila bertemu
dengan kader-kader posyandu lainnya, dan 15,8% responden menyatakan bahwa
mereka tidak senang bila bertemu dengan kader-kader posyandu lainnya.
Pengaruh Lingkungan terhadap Keaktivan Kader Posyandu
Dari hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis statistik
regresi linear berganda didapatkan nilai p= 0,348 (p>0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat diartikan
bahwa tidak ada pengaruh variabel hubungan interpersonal terhadap keaktivan
kader posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal. Belum ada penelitian
tentang veriabel lingkungan terhadap keaktivan kader. Sehingga belum bisa hasil
penelitian belum bisa dibandingkan dengan penelitian lain.
Universitas Sumatera Utara
59
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden menggunakan kuesioner
penelitian tentang lingkungan sebanyak 18,4% responden menyatakan bahwa
lingkungan posyandu baik, sebanyak 57,9% responden menyatakan bahwa
lingkungan posyandu cukup baik , dan sebanyak 23,7% responden menyatakan
bahwa lingkungan posyandu tidak baik. petugas kesehatan maupun sesama kader
harus menciptakan suasana kerja yang aman, nyaman dan tidak monoton untuk
menghindari kebosanan yang mungkin muncul dalam kegiatan posyandu.
Pengaruh Imbalan terhadap Keaktivan Kader Posyandu
Imbalan merupakan stimulus yang menarik seseorang untuk melakukan
sesuatu karena dengan melakukan perilaku tersebut, maka kita akan mendapatkan
imbalan. Imbalan yang menarik bagi kita tentu saja adalah imbalan yang
mendatangkan sesuatu yang menyenangkan seperti halnya keaktivan kader,
apabila kader menerima imbalan sesuai dengan harapan maka keaktivan kader
meningkat.
Dari hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis statistik
regresi linear berganda didapatkan nilai p=0,018 (p>0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat diartikan
ada pengaruh variabel imbalan terhadap keaktivan kader posyandu di Desa
Helvetia Kecamatan Sunggal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agustina (2013), dalam
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keaktivan kader posyandu
yang mengemukakan bahwa imbalan merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi keaktivan kader posyandu.
Universitas Sumatera Utara
60
Imbalan merupakan variabel yang berpengaruh terhadap keaktivan kader
posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal. Berdasarkan hasil penelitian
sebanyak 7,9% responden menyatakan imbalan yang diterimanya akan
meningkatkan semangat kerja, sebanyak 81,6% responden menyatakan imbalan
yang diterimanya kadang-kadang meningkatkan semangat kerjanya dan sebanyak
10,5% responden menyatakan imbalan yang diterimanya tidak meningkatkan
semangat kerja.
Kader yang mengharapkan imbalan seperti uang tambahan, adanya
pemberian imbalan yang memadai akan memotivasi kader menjadi aktif dan
memeberikan rasa puas bagi mereka, karena rata-rata pendapatan masyarakat
sangat rendah dan penting memberikan arti kehidupan baginya. Menurut Aprillia
(2009) bahwa rendahnya jumlah imbalan yang diterima kader posyandu,
dirasakan masih kurang untuk memotivasi keaktivan dan partisipasi aktif kader
dalam kegiatan posyandu sehingga tanggung jawab terhadap suksesnya program,
cakupan dan kegiatan posyandu menjadi kurang maksimal.
Pengaruh Pengetahuan terhadap Keaktivan Kader Posyandu
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Tanpa
pengetahuan yang cukup, maka kemungkinan untuk melakukan tindakan yang
benar tidak mungkin akan tercapai (Notoatmodjo, 2007).
Universitas Sumatera Utara
61
Dari hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis statistik
regresi linear berganda didapatkan nilai p=0,010 (p>0,05). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat diartikan
bahwa ada pengaruh variabel pengetahuan kader terhadap keaktivan kader
posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Handika (2016), tentang
hubungan tingkat pengetahuan dengan keaktivan kader dalam menjalankan
posyandu balita di desa pacalan Wilayah kerja puskesmas plaosan menyatakan
bahwa adanya hubungan antara pengetahuan dengan keaktivan kader posyandu di
Desa Pacalan wilayah kerja Puskesmas Plaosan Kabupaten Magetan.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
memiliki pengaruh dengan kekatifan kader posyandu. Pengetahuan kader akan
memengaruhi perilaku kader untuk lebih aktif dalam melaksanakan kegiatan dan
program-program posyandu. Semakin baik pengetahuan kader semakin aktif kader
untuk melaksanakan kegiatan dan program-program posyandu. Di Desa Helvetia,
variabel pengetahuan tidak memiliki pengaruh terhadap keaktivan kader
posyandu, penulis berasumsi bahwa kader yang memiliki pengetahuan yang baik
umumnya memiliki sikap yang positif terhadap kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan di posyandu. Namun, pengetahuan dan sikap yang baik tersebut belum
tentu dapat diwujudkan dalam suatu tindakan berupa keaktivan kader dalam
menjalankan tugasnya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor salah
satunya fasilitas yang kurang memadai dan kurangnya pengawasan dari pihak
puskesmas dan perangkat desa serta kurangnya pelatihan dari petugas puskesmas.
Hal tersebut dapat menyebabkan kader menjadi kurang aktif dalam melaksanakan
tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
62
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh motivasi (penghargaan,
tanggung jawab, pekerjaan itu sendiri, hubungan interpersonal, lingkungan dan
imbalan) dan pengetahuan terhadap keaktifan kader posyandu di Desa Helvetia
Kecamatan Sunggal dapat ditarik kesimpulan :
1. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan dan imbalan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
keaktifan kader posyandu.
2. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel
pengetahuan adalah variabel yang paling berpengaruh.
3. Hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa variabel total
motivasi , penghargaan, tanggung jawab, pekerjaan itu sendiri, hubungan
interpersonal, lingkungan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap terhadap keaktifan kader posyandu.
Saran
1. Bagi puskesmas diharapkan memberikan pengetahuan tentang program dan
kegiatan posyandu kepada kader secara berkelanjutan, sehingga mampu
meningkatkan pengetahuan maupun keterampilan, sehingga timbul rasa
percaya diri dan tanggung jawab dalam diri kader.
2. Kepala desa maupun perangkat desa agar memberikan imbalan secara rutin
dan penghargaan baik moril maupun materil seperti memberikan tunjangan
Universitas Sumatera Utara
63
seperti kemudahan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di puskesmas,
pujian, seragam bagi kader yang aktif dalam melaksanakan kegiatan
posyandu.
Universitas Sumatera Utara
64
Daftar Pustaka
Adisasmito, W. (2007). Sistem kesehatan. Jakarta: Raja Grapindo Persada
Agustina, D. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi keaktivan kader
posyandu dalam wilayah kerja Puskesmas Peusangan Siblah
Krueng Bireun (Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’budiyah
Banda Aceh) . Diakses dari http://simtakp.stmikubudiyah.ac.id/.
Akbar, H., & Ali, M. (2015). Studi ketidakaktivan kader posyandu di wilayah
kerja Puskesmas Peramasan Banjar Kalimantan Selata, Gizi dan
Dietetik Indonesia, 2(3),60-67. Diakses dari http://ejournal.almaata.
ac.id
Andira, R. (2012). Faktor – faktor yang berhubungan dengan kinerja kader
posyandu di Kecamatan Bontobahari Kabupaten Bulukumba. Jurnal
Ilmu Kesehatan Masyarakat, 4(2),35-44. Diakses dari http://repository
.unhas.ac.id/handle/123456789/4300
Aprillia, Y. (t.t). Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Kader
dalam Kegiatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Jogonalan II
Kabupaten Klaten. Diakses 6 Juni 2019, dari http://bidankita.com
/?p=218
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Pedoman Umum Pengelolaan
Posyandu. Diakses dari https://www.kemkes.go.id/index.php?txt
Keyword= Pedoman +pengelolaan+ posyandu &act=search-action
&pgnuumber=2&charindex=&strucid=&fullcontent=&CALL=1&C1
=1&C2=1&C3=1&C4=1&C5=1
Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. (2017). Profil Kesehatan Kabupaten
Deli Serdang Tahun 2016. Diakses dari https://dinkes.deliserdangkab.
go.id.>profil>1137_delserd_2016
Dinas Kesehatan Kota Malang. (2017). Profil Kesehatan Pukesmas Mulyorejo.
Diakses dari https://dinkes.malangkota.go.id/2015/09/17/puskesmas-
mulyorejo/.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. (2017). Profil Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2016. Diakses dari https://dinkes.
sumutprov.go.id/profil/files/2016/09/IKI_IKU.pdf.
Djuhaeni, H., Gondodiputro, & Suparman. (2010). Motivasi kader
meningkatkan keberhasilan kegiatan posyandu. Bandung
Medical Journal, 42(4),140-148. Diakses dari http://Indonesia.digital
Universitas Sumatera Utara
65
Fatmawati, Nurlaili, & Piyanto. (2012). Komunikasi interpersonal kader
dalam menigkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat dalam
pemanfaatan obat tradisonal di Kabupaten Maluku Tengah. Sains
Kesehatan, 3(1),43-75. Diakses dari http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/
download.php?dataId=...
Handika, F.F. (2016). Hubungan tingkat pengetahuan dengan keaktivan kader
dalam menjalankan posyandu balita di Desa Pacalan wilayah
kerja Puskesmas Plaosan (Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta). Diakses dari http://eprints.
ums.ac.id/41750/
Harisman, N. (2012). Pengaruh yang signifikan penghargaan kader terhadap
keaktivan kader posyandu di Desa Mulang Maya Kecamatan
Kotabumi (Skripsi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayai).
Diakses dari http://eprints.umy.ac.id/56770/1/NASKAH%20PUBLI
KASI.pdf
Hezberg. F. (2011). Analisis teori motivasi dua faktor. Jurnal Kajian Bahasa dan
Sastra, 5(1),215-224. Diakses dari https://www.academia.edu/406386
17/Ksatra_vol1_No
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Umum
Pengelolaan Posyandu. Diakses dari http://promkes.kemkes.go.id
/pedoman-umum -pengelolaan-posyandu.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2012). Sistem Kesehatan Nasional.
Diakses dari http://farmalkes.kemkes.go.id/?wpdmact=process&did=
MTE0LmhvdGxpbms=.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Buku Panduan Kader
Posyandu. Diakses dari http://www.depkes.go.id/resources/ download
/lain/Buku%20Program%20Indonesia%20Sehat%20dengan%20Pend
ekatan%20Keluarga.pdf
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2017. Diakses dari http://depkes.go.id/folder/view/01/structure-
publikasi-pusdatin-profil-kesehatan.html
Koto, H. M. (2007). Proses pelaksanaan manajemen pelayanan posyandu terhadap
intensitas posyandu. Jurnal Online Universitas Gajah Mada,
4(2),543-542. Diakses dari https://jurnal.ugm.ac.id/gamaijb/7880/
0977.pdf
Malawati, Sunarsih, & Priyanto. 2006. Komunikasi interpersonal kader
dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat dalam
Universitas Sumatera Utara
66
pemanfaatan obat tradisional di Kabupaten Maluku Tengah. Sains
Kesehatan, 19(1),43-75. Diakses dari http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal
/detail.php?dataId=27.
Mastuti, T. E. (2003). Studi uji hubungan beberapa faktor kader yang
berhubungan dengan kelangsungan kader posyandu di Kecamatan
Panjatan Kabupaten Kulon Progo Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta (Tesis, Univeritas Diponogoro). Diakses dari http://www
.undip.ac.id./6788/9882
Nilawati. (2008). Pengaruh karakteristik kader dan strategi revitalisasi posyandu
terhadap keaktivan kader di Kecamatan Samandua Kabupaten Aceh
Selatan Tahun 2008 (Tesis, yang tidak dipublikasikan). Fakultas
Kesehatan Masyarakat USU, Medan
Notoatmodjo, S. (2010). Pengetahuan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku (Cetakan 2).
Jakarta: Rineka Cipta
Nugroho, H., Nurdiana, D. (2012). Hubungan antara pengetahuan dan
motivasi kader posyandu dengan keaktivan kader posyandu di Desa
Dukuh Tengah Kecamatan Ketanggungan Kabupaten Brebes. Jurnal
Keperawatan Fikkes, 2(1),1-8. Diakses dari http://jurnal.unimus
.ac.id/index.php/FIKkeS/article/view/221/227.
Sriyatty, S., Kandou, G. D., & Pangemanan, J. M. (2015). Analisis kinerja kader posyandu di Puskesmas Paniki Kota Manado. Jurnal Ilmu
Kesehatan Masyarakat Unsrat 5(2), 491-501. Diakses dari https://
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jikmu/article/download/7858/7908
Suarli, S., Bahtiar, Y. (2009). Manajemen keperawatan dengan pendekatan
praktis. Jakarta: Erlangga
Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta
Sulistyorini, Ismawati, C., Pebriyanti, S., & Proverawati, A. (2010).
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) dan Desa Siaga. Yogyakarta:
Nuha Medika
Timple, (1992). Seri manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT. Elex Media
Computindo
Wahjono. (2010). Perilaku organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Universitas Sumatera Utara
67
Widagdo, L., (2006). Kepala Desa dan kepemimpinan perdesaan; Persepsi kader
posyandu di Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara, Jawa Tengah Tahun
2000. Makara Kesehatan, 10(2),54-55. Diakses dari http://journal.ui.ac.id
/index.php/health/article/download/173/169.
Universitas Sumatera Utara
68
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
Pengaruh Motivasi dan PengetahuanTerhadap Keaktifan Kader Posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019
No Responden : I. Identitas Responden
II. Posyandu 1. Nama Posyandu :
2. Tingkatan Posyandu : a. Pratama c. Madya
b. Purnama d. Mandiri
Petunjuk Pengisian 1. Bacalah dengan sebaik-baiknya setiap pertanyaan dan setiap jawaban yang
diberikan 2. Jawablah pertanyaan yang ada pada kuesioner ini secara lengkap dan
dengan sejujurnya. 3. Pilih jawaban yang paling sesuai menurut anda dan berikan tanda silang
(x) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar 4. Untuk menjaga keaslian jawaban,tidak diperkenankan untuk bertanya
kepada orang lain. 5. Penilain jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0 6. Atas kerja sama yang diberikan, saya ucapkan terimakasih.
III. Pengetahuan Kader Posyandu
1. Sebutkan urutan tahap – tahap pelaksanaan kegiatan di posyandu? a. Pendaftaran – Pencatatan – Penyuluhan – Penimbangan – Pelayanan
Kesehatan dan KB b. Pendaftaran – Pencatatan – Penimbangan – Penyuluhan – Pelayanan
Kesehatan dan KB
c. Pendaftaran – Penimbangan – Penyuluhan – Pencatatan – Pelayanan
Kesehatan dan KB
1. Nama Responden :
2. Umur Responden : Tahun
3. Pendidikan Terakhir : a. SD b. SLTP/SMP
c. SLTA/SMA d. Akademi/Perguruan Tinggi
4. Alamat :
5. Pekerjaan :
6. Status Perkawinan :
Universitas Sumatera Utara
69
d. Pendaftaran – Penimbangan – Pencatatan – Penyuluhan – Pelayanan
Kesehatan dan KB
2. Siapakah sasaran di dalam kegiatan posyandu?
a. Balita b. Orang tua c. Lansia d. Balita, ibu hamil dan PUS/ WUS.
3. Kegiatan apakah yang dilakukan pada meja no. 3 dalam kegiatan posyandu? a. Pencatatan b. Pendaftaran c. Penimbangan d. Penyuluhan
4. Kegiatan penyuluhan dilakukan pada meja nomor berapa? a. Meja 5. b. Meja 4. c. Meja 3. d. Meja 2.
5. Mempersiapkan dacin, penimbangan bayi, dan pengukuran LILA
dilakukan pada meja nomor? a. Meja 5. b. Meja 4. c. Meja 3. d. Meja 2.
6. Dalam 1 tahun, minimal berapa kali dilakukan kegiatan diposyandu? a. 9 kali. b. 8 kali. c. 7 kali. d. 6 kali.
7. Apa saja peran kader “sebelum” hari buka posyandu? a. Melaksanakan pendaftaran penunjang posyandu b. Mempersiapkan tempat pelaksanaan posyandu c. Mengukur LILA ibu hamil dan WUS. d. Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat
8. Apa saja peran kader “setelah” hari buka posyandu? a. Melakukan pembagian tugas antar kader b. Melaksanakan pendaftaran penunjang posyandu c. Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat d. Melaksanakan penimbangan bayi/balita, ibu hamil yang berkujung
9. Posyandu memiliki 2 kegiatan yaitu kegiatan utama dan kegiatan tambahan.
Yang termasuk kegiatan utama adalah? a. Bina Keluarga Balita (BKB)
Universitas Sumatera Utara
70
b. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) c. KIA, KB, Imunisasi dan Gizi d. Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin)
10. Yang termasuk kegiatan tambahan posyandu adalah? a. Program pencegahan dan penanggulangan diare b. Bina Keluarga Balita (BKB) dan Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin) c. KIA dan KB d. Imunisasi, Gizi dan Tabungan Ibu Bersalin (Tabulin)
11. Apakah yang dimaksud dengan Posyandu Pratama? a. Posyandu dengan jumlah kader kurang dari 5 orang. b. Posyandu dengan jumlah kader sudah 5 orang atau lebih tapi Cakupan
kegiatan program kurang dari 50 %. c. Posyandu dengan jumlah peserta kurang dari 50 % di wilayah posyandu. d. Posyandu yang mampu menyelenggarakan program tambahan.
12. Apakah yang dimaksud dengan Posyandu Mandiri? a. Posyandu dengan jumlah kader kurang dari 5 orang. b. Posyandu dengan jumlah kader sudah 5 orang atau lebih tapi Cakupan
kegiatan program kurang dari 50 %. c. Posyandu dengan jumlah peserta kurang dari 50 % di wilayah posyandu. d. Posyandu dengan jumlah peserta lebih dari 50 % di wilayah posyandu.
13. Umur berapa Pemberian Vitamin A kapsul merah pada bayi? 14. a. 1-4 bulan b. 6-11 bulan c. 12-59 bulan d. 3 bulan
15. Umur berapa Pemberian Vitamin A kapsul biru pada bayi? 16. tt a. 1-4 bulan b. 6-11 bulan c. 12-59 bulan d. 3 bulan
17. Salah satu kegiatan program gizi adalah Vitamin A. Pada bulan apa diberikan
Vitamin kepada Balita ? a. Februari dan Agustus b. Maret dan September c. April dan Oktober d. Mei dan November
Petunjuk 1. Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat saudara 2. Berikan tanda contreng ( ) pada jawaban yang anda pilih 3. Keterangan jawaban: a. Ya dengan nilai 2
b. Kadang-kadang dengan nilai 1 c. Tidak dengan nilai 0
Universitas Sumatera Utara
71
IV. Motivasi Kader No Pertanyaan Jawaban
A. Faktor penyebab kepuasan
(motivasional)
Ya Tidak
I.Penghargaan
1 Saya pernah menerima penghargaan berupa
piagam atau penghargaan lainnya dari
pemerintah desa ataupun puskesmas
2 Saya mendapat pakaian seragam untuk
melakukan kegiatan posyandu
3 Saya selalu menerima penghargaan jika aktif
dalam kegiatan posyandu
4 Dapat diketahui sebagai masyarakat yang
layak dihormati dan dihargai
5 Saya mendapat jaminan kesehatan seperti
BPJS/KIS
II. Tanggung Jawab 6 Saya berupaya memberika pelayanan secara
maksimal dan penuh tanggung jawab
7 Bagi saya leberhasilan kegiatan posyandu
adalah hal yang utama.
8 Saya melaksanakan tugas sebelum hari “H”
poyandu, hari “H” posyandu, maupun
setelah hari “H” posyandu
9 Saya berusaha menerapkan ilmu yang saya
peroleh dari pelatihan untuk menunjung
keberhasilan sebagai kader
10 Menjadi kader merupakan tanggung jawab
yang berat
III.Pekerjaan itu sendiri 11 Saya menjadi kader posyandu karena
keinginan sendiri
12 Saya senang melaksanakan tugas saya
sebagai kader posyandu
13 Saya menjadi kader hanya untuk mengisi
waktu luang
14 Bagi saya menjadi kader merupakan
salah satu wadah untuk bersosialisasi
B. Faktor penyebab ketidakpuasan
(hygiene)
I. Hubungan Interpersonal
1 Hubungan komunikasi saya dengan
sesama rekan kader selama ini berjalan
dengan baik dan harmonis sehingga
membuat saya betah dan semangat
Universitas Sumatera Utara
72
dalam melaksanakan kegiatan posyandu 2 Saya senang bila bertemu dengan kader-
kader posyandu lainnya
3 Saya senang bisa bersosialisasi dengan
orang banyak seperti ibu-ibu, bayi balita
dan lainnya
4 Saya pernah mengalami
misscomunication (salah persepsi)
dengan kader-kader posyandu lainnya
II. Lingkungan
5 Lingkungan sekitar tempat posyandu
dilaksanakan bersih,nyaman dan tenang
6 Fasilitas yang ada di posyandu lengkap
7 Saya senang berlama-lama di posyandu III. Imbalan
5 Imbalan yang diterima sesuai dengan
pekerjaan
6 Imbalan yang diterima akan meningkatkan
semangat kerja
7 Imbalan rutin diberikan 8 Saya menginginkan imbalan berupa
uang transport dan seragam kader dalam
melaksanakan tugas
V. Keaktifan Kader 1. Pilih salah satu jawaban yang paling sesuai dengan yang anda lakukan.
2. Berikan tanda contreng ( ) pada jawaban yang anda pilih. 3. Keterangan jawaban: a. Ya dengan nilai 2
b. Kadang-kadang dengan nilai 1 c. Tidak dengan nilai 0
No Pertanyaan Jawaban Ya Tidak
1 Apakah dilaksanakan posyandu setiap
bulannya dalam satu tahun terakhir?
2 Apakah ibu mengikuti kegiatan
posyandu pada setiap bulan dalam satu
tahun terakhir?
Sebelum hari ”H” Posyandu
3 Apakah Ibu menyiapkan tempat
pelaksanaan, peralatan, sarana dan
prasarana, PMT sebelum posyandu
dimulai
4 Apakah Ibu memberitahukan warga
adanya kegiatan di posyandu?
Universitas Sumatera Utara
73
5 Apakah Ibu mendata jumlah sasaran Ibu
hamil, WUS, PUS, Ibu menyusui, Ibu
dan balita, yang ada diwilayah
posyandu
binaan Ibu?
Hari ”H”Posyandu
6 Apakah ibu melaksanakan pendaftaran
pengunjung Posyandu balita dan ibu
hamil?
7 Apakah ibu melakukan penimbangan
balita dan Ibu hamil yang berkunjung ke
posyandu?
8 Apakah ibu melakukan pencatatan balita
dan ibu hamil yang berkunjung ke
Posyandu?
9 Apakah ibu melakukan kegiatan
penyuluhan kesehatan dan gizi serta
pemberian PMT bila menemukan balita
BB-nya Bawah Garis Merah (BGM)?
10 Apakah ibu Membantu memberikan
pelayanan kesehatan : KB, imunisasi,
Fe, Oralit dan obat-obatan lainnya
bersama petugas kesehatan di Posyandu
kepada pengunjung Posyandu
11 Apakah ibu mencatat di secarik kertas
yang diselipkan kedalam KMS/ buku
KIA setelah menimbang balita dan Ibu
hamil kemudian baru mencatat hasilnya
di KMS/buku KIA dan mengisi buku
register ?
12 Apakah ibu memberikan PMT dan
penyuluhan kesehatan bila menemukan
balita Kurang Energi Protein (KEP)?
13
Apakah ibu melakukan konsultasi
kepada petugas kesehatan bila
menemukan balita sudah 3 (tiga) kali
berturut-turut BBnya tidak naik ?
Setelah hari ”H”Posyandu
14 Apakah ibu melakukan tatap muka ke
tokoh masyarakat setempat dan
menghadiri pertemuan rutin organisasi
keagamaan dalam masyarakat seperti
pengajian, wirit, arisan dan lain-lain.
15 Apakah ibu merapikan tempat
posyandu, melengkapi pencatatan dan
evaluasi kegiatan
Universitas Sumatera Utara
74
16 Apakah ibu membuat grafik SKDN
jumlah semua balita yang ada di
wilayah binaan posyandu.
17 Apakah ibu Melakukan tindak lanjut dan
kunjungan rumah kepada sasaran yang
tidak datang ke Posyandu?
18 Apakah ibu melakukan pencatatan dan
pelaporan?
Universitas Sumatera Utara
72
Lampiran 2. Master Data
Tabel
Analisis Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan terhadap Kinerja Kader Posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019
Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Status
Kawin
Nama
Posyandu
Tingkat
Posyandu p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14
Rulyati 44 SD IRT MENIKAH anggrek MADYA 0 2 3 3 0 3 3 1 3 0 2 1 3 2
Suryati 56 SMA IRT BELUM
MENIKAH
anggrek MADYA 3 2 2 2 2 1 3 2 3 2 3 1 0 2
Misrayani
Purba
46 SMA IRT MENIKAH anggrek MADYA 3 2 2 2 3 1 3 0 3 0 3 3 0 2
Masliani 44 SMP IRT MENIKAH anggrek MADYA 0 2 3 3 3 1 3 1 2 3 2 3 0 2
Irlina 52 SMP IRT MENIKAH anggrek MADYA 0 2 2 2 2 1 3 2 0 2 0 0 1 2
Maria 46 SMP IRT MENIKAH kenanga MADYA 1 3 3 3 0 3 0 3 0 0 2 1 3 3
Nadia 45 SMA IRT MENIKAH kenanga MADYA 2 3 2 2 1 3 2 1 0 0 0 1 1 3
Gebi 40 SMA IRT MENIKAH kenanga MADYA 0 2 2 2 1 3 0 0 0 3 0 3 1 2
Friska 46 SMA IRT MENIKAH kenanga MADYA 1 3 2 2 3 2 3 3 3 0 2 3 1 2
Lismawati 64 SMA IRT MENIKAH cempaka MADYA 2 2 2 2 2 3 1 1 2 0 0 0 1 2
Yusniar 73 PT IRT MENIKAH cempaka MADYA 1 3 2 2 0 3 3 0 0 3 3 3 1 2
Evrika 42 SMP IRT MENIKAH cempaka MADYA 2 2 3 3 0 1 3 0 1 2 3 3 1 2
Rina 50 SMP IRT MENIKAH cempaka MADYA 3 3 3 3 2 1 3 3 3 0 0 1 1 2
Sarah 52 SMA IRT MENIKAH cempaka MADYA 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 1 1 2
Ika 41 SMA IRT MENIKAH Mawar MADYA 2 3 0 0 3 3 3 3 3 1 0 1 3 3
(bersambung)
Universitas Sumatera Utara
70
Tabel
Analisis Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan terhadap Kinerja Kader Posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019
(berambung)
Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Status
Kawin
Nama
Posyandu
Tingkat
Posyandu p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14
Septia
Pratiwi
27 SMA IRT MENIKAH mawar MADYA 2 2 2 2 3 3 1 3 3 2 0 2 3 3
Firiyani 46 SMA buruh
cuci
MENIKAH mawar MADYA 2 3 0 0 3 1 3 3 3 0 2 3 3 3
Ayu 48 SMP buruh
cuci
MENIKAH mawar MADYA 1 2 2 2 3 3 3 3 3 3 0 1 1 2
Mashita 45 SMA buruh
cuci
MENIKAH mawar MADYA 2 2 2 2 3 1 3 3 3 1 1 3 1 2
Wilda
Sari
39 SMA IRT MENIKAH Dahlia MADYA 3 2 2 2 2 1 3 2 3 2 0 1 1 2
Fitri 40 SMA IRT MENIKAH Dahlia MADYA 3 2 2 2 2 1 2 0 2 2 3 2 1 2
Yusrita 38 SMP IRT MENIKAH Dahlia MADYA 3 3 3 3 3 1 3 3 2 0 0 1 3 3
Dewi 31 SMA IRT MENIKAH Dahlia MADYA 2 2 3 3 1 1 3 3 3 2 0 2 1 2
Irma 32 SMA IRT MENIKAH Dahlia MADYA 2 2 2 2 3 1 2 1 0 1 3 2 1 2
Tamara 40 SMA IRT MENIKAH Flamboyan MADYA 1 3 2 2 1 3 3 3 2 1 3 3 1 2
Ratna 45 SMA IRT MENIKAH Flamboyan MADYA 3 3 3 3 3 1 3 0 2 0 0 1 1 2
Tina 50 SMA IRT MENIKAH Flamboyan MADYA 3 2 2 2 1 2 2 0 3 2 3 2 1 2
Yosi 48 SMA IRT MENIKAH Flamboyan MADYA 2 3 3 3 2 1 1 1 2 1 3 3 1 2
Ade 47 SMA IRT MENIKAH Flamboyan MADYA 3 2 2 2 2 1 3 1 1 1 0 1 1 2
Universitas Sumatera Utara
71
Tabel
Analisis Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan terhadap Kinerja Kader Posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019
Nama Umur Pendidikan Pekerjaan Status
Kawin
Nama
Posyandu
Tingkat
Posyandu p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14
Lina 52 SMA buruh
cuci
MENIKAH Melati MADYA 2 2 1 1 1 1 1 3 3 0 0 3 1 2
Martha 48 SMA IRT MENIKAH Melati MADYA 1 2 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 1 2
Yeni 45 SMP buruh
cuci
MENIKAH Melati MADYA 1 3 2 2 1 3 1 3 2 2 2 3 1 2
Rima 50 SMA IRT MENIKAH Melati MADYA 3 1 0 0 1 1 3 3 3 3 0 3 1 2
Endang 38 SMA IRT MENIKAH Bougenvile MADYA 2 2 2 2 2 1 3 3 3 3 0 1 1 2
Rini 26 SMA buruh
cuci
BELUM
MENIKAH
Bougenvile MADYA 0 2 2 2 2 1 1 3 2 3 0 2 1 2
Khairani 65 SD IRT MENIKAH Bougenvile MADYA 2 2 0 0 2 1 3 1 3 1 2 3 1 2
Nurmina 63 SD IRT MENIKAH Bougenvile MADYA 3 3 2 2 3 3 0 0 3 1 0 2 1 2
Kristina 49 SMA IRT MENIKAH Melati MADYA 3 3 3 3 1 1 3 3 3 0 0 1 1 2
Universitas Sumatera Utara
72
Tabel (Lanjutan)
Analisis Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan terhadap Kinerja Kader Posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019
(bersambung)
p15 m1 m2 m3 m4 m5 m6 m7 m8 m9 m10 m11 m12 ma13 ma14 mb1 mb2 mb3 mb4 mb5 mb6 mb7 mb8
3 Tidak tidak tidak ya tidak ya ya tidak ya ya ya ya ya ya tidak ya ya tidak iya iya iya iya
3 Tidak ya tidak ya tidak ya ya ya ya tidak ya ya ya ya ya ya ya tidak iya iya iya iya
3 Tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya ya ya ya tidak ya ya ya ya iya iya tidak iya tidak
3 Tidak ya tidak ya tidak ya ya ya ya ya ya ya tidak ya ya ya ya tidak iya iya tidak iya
2 Tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya ya ya ya tidak ya ya ya ya tidak iya tidak iya iya
2 Tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya tidak ya ya ya tidak ya ya ya tidak tidak tidak tidak iya
3 Tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya tidak tidak ya ya ya ya ya ya ya iya tidak tidak tidak tidak
3 Tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak ya tidak ya ya ya ya ya ya ya ya iya tidak tidak tidak tidak
3 Tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak ya ya tidak ya ya ya tidak tidak ya ya iya tidak tidak tidak iya
3 Tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya tidak ya ya ya tidak ya ya ya iya iya tidak tidak iya
2 Ya tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya tidak ya ya ya ya ya ya ya iya iya iya iya tidak
3 Tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya tidak tidak iya tidak iya
3 tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya tidak ya ya ya tidak ya ya ya iya iya tidak tidak iya
3 tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya tidak ya tidak ya tidak ya ya ya tidak iya tidak tidak tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya tidak ya ya ya tidak ya tidak tidak tidak iya iya tidak tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya ya ya ya ya tidak ya ya ya tidak iya tidak tidak tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya tidak ya ya ya tidak tidak ya ya ya tidak iya tidak tidak tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya tidak ya ya tidak tidak ya ya ya iya iya tidak tidak tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya ya ya ya tidak ya ya ya ya tidak iya tidak tidak tidak
Universitas Sumatera Utara
73
Tabel
Analisis Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan terhadap Kinerja Kader Posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019
(berambung)
p15 m1 m2 m3 m4 m5 m6 m7 m8 m9 m10 m11 m12 ma13 ma14 mb1 mb2 mb3 mb4 mb5 mb6 mb7 mb8
3 Tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya ya ya ya tidak ya ya ya ya tidak iya tidak tidak tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya iya iya tidak iya tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya ya tidak ya ya ya ya ya ya tidak iya iya iya tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya iya iya iya iya tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya ya tidak ya ya ya ya ya ya iya iya iya iya tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya tidak tidak ya ya tidak ya ya ya iya iya tidak iya tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya ya tidak ya ya ya ya ya ya iya tidak tidak tidak tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya tidak ya tidak ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya iya tidak tidak tidak tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya ya ya ya tidak ya ya ya ya iya tidak tidak tidak tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya tidak tidak tidak ya ya ya ya ya ya iya tidak tidak tidak tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya tidak ya ya ya ya ya ya ya iya iya tidak iya tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya tidak ya ya tidak ya ya ya iya iya tidak iya tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya tidak tidak ya tidak ya tidak tidak ya iya tidak iya tidak tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya tidak ya tidak tidak tidak ya ya ya ya iya iya iya iya tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya ya ya ya ya tidak ya ya ya tidak iya iya tidak iya tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya tidak ya ya ya tidak ya ya ya tidak iya iya tidak iya iya
3 tidak tidak tidak tidak tidak ya ya tidak tidak tidak ya ya tidak ya ya ya tidak tidak tidak iya tidak tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak ya tidak ya tidak ya tidak tidak tidak iya tidak iya tidak
3 tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya tidak ya ya ya tidak ya ya iya tidak iya iya tidak
Universitas Sumatera Utara
74
Tabel (Lanjutan)
Analisis Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan terhadap Kinerja Kader Posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019
(bersambung)
mb9 mb10 mb11 mk1 mk2 mk3 mk4 mk5 mk6 mk7 mk8 mk9 mk10 mk11 mk12 mk13 mk14 mk15 mk16 mk17 mk18
iya iya iya iya ya ya ya ya ya tidak ya ya tidak tidak ya ya ya ya tidak tidak tidak
tidak iya iya iya ya tidak tidak ya ya ya ya tidak ya ya tidak ya ya tidak ya ya ya
iya iya iya iya ya ya ya ya ya ya ya tidak ya ya tidak ya ya ya ya ya tidak
iya iya tidak iya tidak tidak ya tidak ya ya ya ya ya tidak tidak ya ya tidak ya ya tidak
iya tidak tidak iya ya ya ya tidak tidak ya ya ya ya ya tidak ya ya ya tidak tidak tidak
iya tidak iya iya ya tidak ya ya ya ya ya tidak ya ya tidak ya ya ya ya ya ya
iya iya iya iya ya tidak ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya tidak tidak tidak
iya iya iya iya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya tidak ya tidak ya
iya iya tidak iya tidak ya ya ya ya tidak ya ya ya ya tidak tidak ya ya ya tidak ya
iya iya iya iya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya tidak tidak tidak ya tidak
tidak tidak tidak iya ya ya ya ya ya ya ya ya ya tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak
iya iya iya iya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya
tidak tidak tidak iya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya tidak tidak tidak tidak tidak
tidak tidak tidak iya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya ya tidak tidak tidak tidak tidak
tidak tidak tidak iya ya ya ya ya ya ya ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya tidak tidak
tidak tidak tidak iya ya ya ya tidak ya tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak tidak ya tidak tidak ya
tidak tidak iya iya ya ya tidak tidak tidak ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak tidak
tidak tidak iya iya ya ya ya ya ya ya ya ya tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak ya
tidak tidak iya iya ya ya ya tidak ya tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak tidak ya tidak tidak ya
tidak tidak iya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak tidak
Universitas Sumatera Utara
75
Tabel
Analisis Pengaruh Motivasi dan Pengetahuan terhadap Kinerja Kader Posyandu di Desa Helvetia Kecamatan Sunggal Tahun 2019
mb9 mb10 mb11 mk1 mk2 mk3 mk4 mk5 mk6 mk7 mk8 mk9 mk10 mk11 mk12 mk13 mk14 mk15 mk16 mk17 mk18
tidak tidak iya iya ya ya ya ya tidak tidak ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak ya
tidak tidak iya iya ya ya ya tidak tidak ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak tidak
tidak tidak iya iya ya ya ya ya ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak ya
tidak tidak iya iya ya ya tidak ya ya ya ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak ya
iya tidak iya iya tidak ya ya ya ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya tidak tidak
iya tidak iya iya ya ya ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak ya
iya tidak tidak iya ya ya tidak ya ya tidak ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak tidak
iya tidak tidak iya ya ya ya ya tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak ya tidak ya tidak tidak ya
iya tidak iya iya ya ya ya ya tidak tidak tidak ya ya tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak ya
iya tidak iya iya ya ya ya ya ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak ya
tidak tidak iya iya ya tidak ya tidak tidak ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak
iya Iya tidak tidak tidak ya tidak tidak ya tidak tidak ya tidak ya tidak tidak tidak ya tidak tidak tidak
tidak Iya tidak tidak ya ya tidak ya ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya ya ya tidak tidak
tidak Iya tidak iya tidak ya tidak ya ya tidak ya ya tidak ya tidak tidak ya ya tidak tidak tidak
tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak tidak tidak ya tidak tidak ya tidak ya ya
iya tidak iya tidak tidak ya tidak ya ya tidak ya tidak ya tidak tidak tidak tidak tidak tidak tidak ya
iya Iya tidak tidak ya ya tidak tidak tidak ya tidak ya tidak ya ya ya tidak ya ya tidak ya
tidak tidak iya iya tidak ya tidak ya ya tidak ya tidak ya tidak ya tidak tidak ya ya tidak tidak
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Output SPSS
Uji Univariat
Kelompok Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid < 30 tahun 2 5,1 5,3 5,3
30-50 tahun 28 71,8 73,7 78,9
> 50 tahun 8 20,5 21,1 100,0
Total 38 97,4 100,0
Missing System 1 2,6
Total 39 100,0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD 3 7,7 7,9 7,9
SMP 8 20,5 21,1 28,9
SMA 26 66,7 68,4 97,4
PT 1 2,6 2,6 100,0
Total 38 97,4 100,0
Missing System 1 2,6
Total 39 100,0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid wiraswasta 6 15,4 15,8 15,8
IRT 32 82,1 84,2 100,0
Total 38 97,4 100,0
Missing System 1 2,6
Total 39 100,0
Status Kawin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Universitas Sumatera Utara
83
Valid MENIKAH 36 92,3 94,7 94,7
BELUM MENIKAH 2 5,1 5,3 100,0
Total 38 97,4 100,0
Missing System 1 2,6
Total 39 100,0
Penghargaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid sedang 2 5,1 5,3 5,3
kategori rendah 36 92,3 94,7 100,0
Total 38 97,4 100,0
Missing System 1 2,6
Total 39 100,0
Tanggung jawab
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tinggi 13 33,3 34,2 34,2
sedang 24 61,5 63,2 97,4
rendah 1 2,6 2,6 100,0
Total 38 97,4 100,0
Missing System 1 2,6
Total 39 100,0
Pekerjaan itu sendiri
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid menarik 10 25,6 26,3 26,3
cukup menarik 28 71,8 73,7 100,0
Total 38 97,4 100,0
Missing System 1 2,6
Universitas Sumatera Utara
84
Pekerjaan itu sendiri
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid menarik 10 25,6 26,3 26,3
cukup menarik 28 71,8 73,7 100,0
Total 38 97,4 100,0
Missing System 1 2,6
Total 39 100,0
Hubungan Interpersonal
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid baik 32 82,1 84,2 84,2
buruk 6 15,4 15,8 100,0
Total 38 97,4 100,0
Missing System 1 2,6
Total 39 100,0
Lingkungan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 7 17,9 18,4 18,4
cukup 22 56,4 57,9 76,3
kurang 9 23,1 23,7 100,0
Total 38 97,4 100,0
Missing System 1 2,6
Total 39 100,0
Imbalan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tinggi 3 7,7 7,9 7,9
sedang 31 79,5 81,6 89,5
rendah 4 10,3 10,5 100,0
Universitas Sumatera Utara
85
Total 38 97,4 100,0
Missing System 1 2,6
Total 39 100,0
Total Motivasi
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 3 7,7 7,9 7,9
sedang 26 66,7 68,4 76,3
buruk 9 23,1 23,7 100,0
Total 38 97,4 100,0
Missing System 1 2,6
Total 39 100,0
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 8 20,5 21,1 21,1
kurang 30 76,9 78,9 100,0
Total 38 97,4 100,0
Missing System 1 2,6
Total 39 100,0
Keaktifan Kader
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid aktif 6 15,4 15,8 15,8
kurang aktif 11 28,2 28,9 44,7
tidak aktif 21 53,8 55,3 100,0
Total 38 97,4 100,0
Missing System 1 2,6
Total 39 100,0
Universitas Sumatera Utara
86
Analisis Bivariat
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Penghargaan yg didapat *
keaktifan kader
38 97,4% 1 2,6% 39 100,0%
Penghargaan yg didapat * keaktifan kader Crosstabulation
Count
keaktifan kader
Total aktif kurang aktif tidak aktif
Penghargaan yg didapat Sedang 0 2 0 2
kategori rendah 6 9 21 36
Total 6 11 21 38
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 5,182a 2 ,075
Likelihood Ratio 5,240 2 ,073
Linear-by-Linear
Association
,577 1 ,447
N of Valid Cases 38
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,32.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tanggung jawab * keaktifan
kader
38 97,4% 1 2,6% 39 100,0%
Tanggung jawab * keaktifan kader Crosstabulation
Universitas Sumatera Utara
87
Count
keaktifan kader
Total aktif kurang aktif tidak aktif
Tanggung jawab tinggi 2 2 9 13
sedang 4 8 12 24
rendah 0 1 0 1
Total 6 11 21 38
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 4,032a 4 ,402
Likelihood Ratio 4,191 4 ,381
Linear-by-Linear
Association
,881 1 ,348
N of Valid Cases 38
a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,16.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pekerjaan itu sendiri *
keaktifan kader
38 97,4% 1 2,6% 39 100,0%
Pekerjaan itu sendiri * keaktifan kader Crosstabulation
Count
keaktifan kader
Total aktif kurang aktif tidak aktif
Pekerjaan itu sendiri menarik 3 3 4 10
cukup menarik 3 8 16 27
kurang menarik 0 0 1 1
Total 6 11 21 38
Universitas Sumatera Utara
88
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 2,970a 4 ,563
Likelihood Ratio 3,164 4 ,531
Linear-by-Linear
Association
2,498 1 ,114
N of Valid Cases 38
a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,16.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
hubungan interpersonal *
keaktifan kader
38 97,4% 1 2,6% 39 100,0%
hubungan interpersonal * keaktifan kader Crosstabulation
Count
keaktifan kader
Total aktif kurang aktif tidak aktif
hubungan interpersonal baik 6 8 18 32
buruk 0 3 3 6
Total 6 11 21 38
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 2,252a 2 ,324
Likelihood Ratio 3,032 2 ,220
Linear-by-Linear
Association
,139 1 ,710
N of Valid Cases 38
Universitas Sumatera Utara
89
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 2,252a 2 ,324
Likelihood Ratio 3,032 2 ,220
Linear-by-Linear
Association
,139 1 ,710
N of Valid Cases 38
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,95.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lingkungan * keaktifan kader 38 97,4% 1 2,6% 39 100,0%
lingkungan * keaktifan kader Crosstabulation
Count
keaktifan kader
Total aktif kurang aktif tidak aktif
lingkungan baik 0 3 4 7
cukup 3 7 12 22
kurang 3 1 5 9
Total 6 11 21 38
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 4,451a 4 ,348
Likelihood Ratio 5,373 4 ,251
Linear-by-Linear
Association
,859 1 ,354
N of Valid Cases 38
a. 7 cells (77,8%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 1,11.
Universitas Sumatera Utara
90
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
intensif * keaktifan kader 38 97,4% 1 2,6% 39 100,0%
intensif * keaktifan kader Crosstabulation
Count
keaktifan kader
Total aktif kurang aktif tidak aktif
intensif tinggi 2 1 0 3
sedang 4 7 20 31
rendah 0 3 1 4
Total 6 11 21 38
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 11,899a 4 ,018
Likelihood Ratio 11,269 4 ,024
Linear-by-Linear
Association
1,708 1 ,191
N of Valid Cases 38
a. 7 cells (77,8%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is ,47.
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengtahuan * keaktifan
kader
38 97,4% 1 2,6% 39 100,0%
pengtahuan * keaktifan kader Crosstabulation
Count
keaktifan kader Total
Universitas Sumatera Utara
91
aktif kurang aktif tidak aktif
pengtahuan baik 4 2 2 8
kurang 2 9 19 30
Total 6 11 21 38
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 9,245a 2 ,010
Likelihood Ratio 7,836 2 ,020
Linear-by-Linear
Association
7,394 1 ,007
N of Valid Cases 38
a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 1,26.
Uji multivariat
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed Method
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1 pengtahuan,
Penghargaan
yg didapat,
hubungan
interpersonal,
intensif,
lingkungan,
Tanggung
jawab,
Pekerjaan itu
sendiria
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: keaktifan kader
Model Summary
Universitas Sumatera Utara
92
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
d
i
m
e
n
s
i
o
n
0
1
,555a ,307 ,116 ,709
a. Predictors: (Constant), pengtahuan, total motivasi, Penghargaan yg
didapat, intensif, lingkungan, Tanggung jawab, Pekerjaan itu sendiri,
hubungan interpersonal
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6,482 8 ,810 1,610 ,165a
Residual 14,597 29 ,503
Total 21,079 37
a. Predictors: (Constant), pengtahuan, total motivasi, Penghargaan yg didapat, intensif,
lingkungan, Tanggung jawab, Pekerjaan itu sendiri, hubungan interpersonal
b. Dependent Variable: keaktifan kader
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) -1,366 1,892 -,722 ,476
Penghargaan yg didapat ,701 ,550 ,210 1,274 ,213
Tanggung jawab -,132 ,267 -,092 -,496 ,624
Pekerjaan itu sendiri ,207 ,320 ,135 ,648 ,522
hubungan interpersonal ,552 ,461 ,270 1,199 ,240
lingkungan ,000 ,236 ,000 -,002 ,999
Universitas Sumatera Utara
93
intensif ,371 ,316 ,213 1,176 ,249
total motivasi -,366 ,449 -,265 -,814 ,422
pengtahuan ,369 ,166 ,404 2,227 ,034
a. Dependent Variable: keaktifan kader
Universitas Sumatera Utara
94
Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Penelitian
Universitas Sumatera Utara
95
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian
Universitas Sumatera Utara
96
Lampiran 6. Surat Selesai Penelitian
Universitas Sumatera Utara
97
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Bersama Bapak Sugiarno Kepala Desa Helvetia
Gambar 2. Bersama pegawai kantor Desa Helvetia
Universitas Sumatera Utara
98
Gambar 3. Pembagian kuesioner di Dusun 6 Garapan Posyandu Kenanga
Gambar 4. Pembagian kuesioner di Dusun 6 Posyandu Anggrek
Universitas Sumatera Utara
99
Gambar 5. Pembagian kuesioner di Dusun 3 Posyandu Cempaka
Gambar 6. Pembagian kuesioner di Dusun 1 Posyandu Mawar
Universitas Sumatera Utara
100
Gambar 7. Pembagian kuesioner di Dusun 4 Posyandu Flamboyan
Gambar 8. Pembagian kuesioner di Dusun 5 Posyandu Dahlia
Universitas Sumatera Utara
101
Gambar 9. Pembagian kuesioner di Dusun 4 Garapan Posyandu Melati
Gambar 10. Pembagian kuesioner di Dusun 2 Posyandu Bougenville
Universitas Sumatera Utara