PENGARUH MODAL INTELEKTUAL, KEPUTUSAN
PENDANAAN DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP
NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA
ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2013-2016)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Burhanudin
NIM: 1113081000068
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITASPRIBADI
1. Nama : Burhanudin
2. Tempat/TanggalLahir : Jakarta/02 Oktober1994
3. JenisKelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Syadan rt.02/011 no.44 kec.
Palmerah kab. Palmerah
6. No. Handphone : 089636233102
7. Email :[email protected]
II. PENDIDIKANFORMAL
1. 2001 – 2007 : MI Nurul Huda
2. 2006 – 2009 : Mts Darul Ulum
3. 2009 – 2012 : MAN 22 Jakarta
4. 2012 – 2018 : UIN Syarif HidayatullahJakarta
III. PENGALAMANORGANISASI
1. Anggota HMJ Manajemen Divisi Peralatan (2013-2014)
2. Anggota PMII (2013-2015)
3. Anggota Divisi perlengkapan MAPABA (2014-2015)
vii
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of intellectual capital, Financing decision
and investment decision on value of the firm with profitability as an intervening variable.
This study used a sample of company registered on Jakarta Islamic Index (JII) with the
yearly data for 4 years from 2013 to 2016. The statistical methods used in this research is
the Partial Least Square (PLS). The results showed that intellectual capital, financing
decision and investment decision have a significant effect on value of the firm; intellectual
capital and financing decision positive and significantly on profitability :investment
decision positive not significantly influence to profitability; and intellectual capital and
financing decision significantly on value of the firm with profitability use to become an
intervening variable.
Keywords: intellectual capital, financing decision, investment decision, profitability,
value of the firm.
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisa pengaruh modal intelektual,
keputusan pendanaan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas
serta menganalisis modal intelektual, keputusan pendanaan dan keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel intervening. Penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dengan data
tahunan selama 4 tahun yaitu dari 2013 sampai dengan 2016. Metode statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa modal intelektual, keputusan pendanaan dan keputusan investasi
memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan; modal intelektual dan keputusan
pendanaan berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas; keputusan investasi
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabilitas; dan profitabilitas mampu
menjadi variabel intervening yang menguatkan hubungan modal intelektual dan keputusan
pendanaan terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci: modal intelektual, keputusan pendanaan, keputusan investasi,
profitabilitas, nilai perusahaan
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Subhanallahu wata’ala atas
rahmat dan hidayah-Nya, yang telah memberikan nikmat serta segalanya yang tidak
terkira, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Pengaruh modal
intelektual, keputusan pendanaan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan
melalui profitabilitas sebagai variabel intervening pada perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2013-2016”. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa
tercurah limpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wassalam
beserta keluarga dan sahabatnya sehingga kita selaku umatnya mendapat syafa’atnya di
yaumil akhir nanti.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini
terutama kepada:
1. Kedua orangtua tersayang atas dukungan, doa, semangat, nasihat, dan
limpahan kasih sayang yang telah diberikan tiada henti.
2. Dr. Arief Mufraini, Lc, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Titi Dewi Warninda, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membantu
kelancaran studi penulis dan memberikan izin penelitian.
4. Ibu Dr. Hj. Pudji Astuty, SE,,MM selaku dosen pembimbing skripsi, yang
telah memberikan segala nasihat, ilmu, waktu, dan saran yang membangun
kepada saya selama ini baik saat masa perkuliahan maupun saat masa
bimbingan skripsi.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan selama masa perkuliahan.
6. Teman-teman pemberi semangat yang selalu mengingatkan untuk terus
berjuang, bersabar dan belajar,. IP 4 (Deni, Sandi, Rio, Irfan, Dicky, dan
x
Faiz) dan Maya Kartika dari Manajemen Keuangan ataupun Manajemen
2013.
7. Teman-teman dari masa-masa MI sampai MAN yang selalu menyemangati
dan mendengarkan saat saya membutuhkan saran dan semangat., Hanni
khairunisa, Rizki, Irfan, Supri dan Jauhari. Terima kasih sering
mendengarkan.
8. KKN Sosialita, terima kasih banyak pengalamannya.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah membantu
proses penulisan skripsi ini hingga selesai. Saya mengucapkan terima kasih
banyak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, peneliti mengharapkan segala bentuk kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca dan semua pihak.
Jakarta, 16 Mei 2018
Penulis
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 1
B. Permasalahan ............................................................................................. 7
1. Identifikasi Masalah ............................................................................ 7
2. Pembatasan Masalah ........................................................................... 7
3. Rumusan Masalah ............................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 11
A. Kajian Teori ............................................................................................... 11
1. Modal Intelektual ................................................................................ 11
2. Keputusan Pendanaan ......................................................................... 19
xii
3. Keputusan Investasi .............................................................................. 27
4. Nilai Perusahaan ................................................................................... 30
5. Profitabilitas .......................................................................................... 32
6. Hubungan Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan ..................... 33
7. Hubungan Modal Intelektual terhadap Profitabilitas ............................ 34
8. Hubungan Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan .............. 35
9. Hubungan Keputusan Pendanaan terhadap Profitabilitas ..................... 36
10. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan .................. 37
11. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Profitabilitas ........................ 38
12. Hubungan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan ............................. 39
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................... 40
C. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 45
D. Hipotesis ...................................................................................................... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 50
A. Ruang Lingkup Penelitian ......................................................................... 50
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................ 51
C. Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 53
D. Metode Analisis Data. ............................................................................... 54
1. Uji Statistik Deskriptif .......................................................................... 54
2. Partial Least Square (PLS) ................................................................... 55
E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 62
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................................ 66
A. Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 66
1. Perkembangan Pasar Modal Indonesia ............................................... 66
B. Pengujian dan Pembahasan ....................................................................... 69
xiii
1. Deskriptif Variabel Penelitian ............................................................ 70
2. Analisis Outer Model.......................................................................... 83
a. Convergent Validity ............................................................................ 83
b. Discriminant Validity ......................................................................... 85
c. Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE) ...... 87
3. Analisis Model Struktural (Inner Model ) ......................................... 90
4. Analisis Hipotesis .............................................................................. 93
5. Interpretasi ......................................................................................... 99
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 106
A. Simpulan .................................................................................................. 109
B. Saran ........................................................................................................ 109
C. Implikasi .................................................................................................. 109
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 110
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 114
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rata-rata PBV periode 2013-2016 ...................................................... 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ...........................................................................40
Tabel 3.1 Seleksi Pemilihan Sampel ...................................................................52
Tabel 3.2 Sampel Penelitian ................................................................................53
Tabel 3.3 Operasional Variabel...........................................................................65
Tabel 4.1 Sejarah Pasar Modal Indonesia ...........................................................67
Tabel 4.2 Nilai VACA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016 ...........72
Tabel 4.3 Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016 ..............74
Tabel 4.4 Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016 ..............75
Tabel 4.5 Nilai MVA/BVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016 ....77
Tabel 4.6 Nilai MVE/BVE Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016 ....78
Tabel 4.7 Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016 ..............79
Tabel 4.8 Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016 ..............81
Tabel 4.9 Convergent Validity (Sebelum Modifikasi) ........................................82
Tabel 4.10 Convergent Validity (Sesudah Modifikasi) .......................................83
Tabel 4.11 Cross Loading (Sebelum Modifikasi) ...............................................85
Tabel 4.12 Cross Loading (Sesudah Modifikasi) ...............................................86
Tabel 4.13 Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE)
(Sebelum Modifikasi)..........................................................................................87
Tabel 4.14 Composite Reliability dan Average Variance Extracted (AVE)
(Sesudah Modifikasi) ..........................................................................................87
Tabel 4.15 R Square ............................................................................................89
Tabel 4.16 Result for Inner Weight .....................................................................92
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Pergerakan Harga Jakarta Islamic Index 2013-2016 ..........5
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ...........................................................................46
Gambar 4.1 Nilai VACA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016 ......70
Gambar 4.2 Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016 ..........72
Gambar 4.3 Nilai DAR Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016 ..........73
Gambar 4.4 Nilai MVA/BVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-
2016 .....................................................................................................................75
Gambar 4.5 Nilai MVE/BVE Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-
2016 .....................................................................................................................77
Gambar 4.6 Nilai PBV Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016 ..........79
Gambar 4.7 Nilai ROA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016 ..........80
Gambar 4.8 Model struktural ..............................................................................89
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Output SmartPLS (Sebelum Modifikasi) ...............................113
Lampiran 2 Hasil Output SmartPLS (Sesudah Modifikasi) ................................115
Lampiran 3 Seleksi Sampel Penelitian ................................................................118
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Persaingan yang semakin ketat, kanibalisme antar perusahaan, inflasi,
perkembangan teknologi yang makin cepat, tumbuhnya perhatian terhadap faktor
lingkungan, krisis energi, dan tanggung jawab sosial yang memaksa para manajer
keuangan untuk bertindak sebagai general manager. Manajer keuangan harus
dapat menterjemahkan tujuan strategis ke dalam tujuan jangka pendek. Mereka
dituntut fleksibel dalam menangkap dan mengantisipasi perubahan di masa datang
untuk secara dini melakukan penyesuaian dan mengambil keputusan secara cepat
dan akurat. Manajer keuangan harus mampu mengambil ketiga keputusan
keuangan secara efektif dan efisien. Efektif dalam keputusan investasi akan
tercermin dalam pencapaian tingkat keuntungan yang optimal. Efisien dalam
pembiayaan investasi akan tercermin dalam perolehan dana dengan biaya
minimum. Sedangkan kebijakan dividen yang optimal akan tercermin dalam
peningkatan kemakmuran pemilik perusahaan. Ketiga keputusan tersebut secara
simultan akan turut menyumbang pencapaian tujuan perusahaan (Sartono,
2001:2).
Untuk mencapai tujuan perusahaan, beberapa perusahaan-perusahaan mulai
memperhatikan pengelolaan intellectual capital dalam beberapa tahun terakhir ini
semakin besar. Hal ini disebabkan adanya kesadaran bahwa intellectual capital
merupakan landasan bagi perusahaan untuk unggul dan bertumbuh. Kesadaran ini
antara lain ditandai dengan semakin seringnya istilah knowledge based company
2
muncul dalam wacana bisnis. Istilah tersebut ditujukan terhadap perusahaan yang
lebih mengandalkan pengelolaan intellectual capital sebagai sumber keunggulan
dan pertumbuhan jangka panjangnya.
Knowledge based company adalah perusahaan yang diisi oleh komunitas yang
memiliki pengetahuan, keahlian, dan keterampilan. Komunitas ini memiliki
kemampuan belajar, daya inovasi, dan kemampuan problem solving yang tinggi.
Ciri-ciri lainnya adalah perusahaan ini lebih mengandalkan knowledge dalam
mempertajam daya saingnya, hal ini digambarkan dengan semakin mengecilnya
investasi yang dialokasikannya untuk physical goods, sementara untuk soft factor
mendapat alokasi investasi yang semakin besar.
Menurut Pulic (1998) dalam Diva Cicilya dkk. (2014), tujuan utama dalam
ekonomi yang berbasis pengetahuan adalah untuk menciptakan value added,
sedangkan untuk mendapatkan value added dibutuhkan ukuran yang tepat tentang
physical capital (yaitu dana-dana keuangan) dan intelectual potential
(dipresentasikan oleh karyawan dengan segala potensi dan kemampuan yang
melekat pada mereka) dan menyatakan bahwa Value Added Inteleectual Capital
(VAIC) menunjukan bagaimana kedua sumber daya tersebut (physical capital dan
intelectual potential) telah secara efisien dimanfaatkan oleh perusahaan.
Dalam sistem manajemen yang berbasis pengetahuan ini, maka modal yang
konvensional seperti sumber daya alam, sumber daya keuangan dan aktiva fisik
lainnya menjadi kurang penting dibandingkan dengan modal yang berbasis pada
pengetahuan dan teknologi. Dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi maka akan dapat diperoleh bagaimana cara menggunakan sumber daya
3
lainnya secara efisien dan ekonomis, yang nantinya akan memberikan keunggulan
bersaing. Semakin banyaknya usaha, baik yang berskala besar maupun kecil, akan
sangat memperhatikan bagian keuangan. Karena berhasil atau tidaknya suatu
usaha sangat berkaitan dengan kualitas keputusan keuangan (Sartono, 2001:1).
Menurut Atmaja (2003:4), teori-teori keuangan di bidang keuangan
perusahaan memiliki satu fokus yaitu bagaimana memaksimumkan kemakmuran
pemegang saham atau pemilik perusahaan (wealth of the shareholders)?. Tujuan
normatif ini dapat diwujudkan dengan memaksimumkan nilai perusahaan (market
value of the firm) dengan asumsi bahwa pemegang saham akan makmur jika harga
saham naik. Memaksimumkan nilai pasar perusahaan sama dengan
memaksimumkan harga pasar saham. Hal ini dapat dijelaskan secara sederhana
sebagai berikut: nilai perusahaan (V = value) adalah hutang (D = debt) ditambah
modal sendiri (E = equity). Jika hutang diasumsikan tetap, nilai perusahaan naik
maka modal sendiri akan naik. Naiknya modal sendiri akan meningkatkan harga
per lembar saham perusahaan. Jika harga per lembar saham naik, pemegang
saham akan senang karena bertambah makmur.
Perusahaan pada umumnya didirikan untuk memaksimalkan keuntungan dan
memakmurkan para pemegang saham atau pemilik perusahaan. Meningkatnya
kekayaan dapat dilihat dari meningkatnya harga saham yang merupakan simbol
peningkatan nilai perusahaan. Menurut Wijaya dan Wibawa (2010) dalam Debby
dan Lailatul (2017) menyatakan bahwa nilai perusahaan dapat didefinisikan
sebagai nilai pasar. Nilai pasar merupakan persepsi pasar yang berasal dari
pemegang saham, kreditur dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan yang
4
tercermin pada nilai pasar saham perusahaan yang bisa menjadi ukuran nilai
perusahaan. Memaksimalkan nilai perusahaan dapat dicapai dengan pelaksanaan
fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan
mempengaruhi keputusan keuangan lainnya (Wijawa dan Wibawa, 2010).
Seorang manajer perusahaan bertanggung jawab penuh pada pembuatan dan
pengambilan keputusan yang berpengaruh terhadap pencapaian tujuan
perusahaan.
Dengan motif meningkatkan nilai perusahaan, manajer keuangan sebagai salah
satu pihak yang berperan penting dalam kelangsungan hidup perusahaan,
mengimplementasikannya dengan cara membuat berbagai keputusan dan
kebijakan keuangan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hasnawati (2005)
dalam Debby dan Lailatul (2017) bahwa, manajemen keuangan menyangkut
penyelesaian atas keputusan penting yang diambil perusahaan, antara lain
keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen.
Penelitian ini dilatar belakangi adanya fenomena bisnis dan fluktuasi harga
saham yang dijadikan sebagai phenomena gap, dimana data terakhir dalam JII
periode 2013-2016 menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang konsisten
masuk dalam JII yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mumpunyai nilai
perusahaan yang tampak pada tabel 1.1 serta harga saham yang ditampilkan pada
gambar 1.1.
Tabel 1.1 berikut ini merupakan perhitungan rata-rata nilai perusahaan yang
dikonfirmasikan melalui PBV (Price Book Value).
5
Tabel 1.1
Rata-rata PBV periode 2013-2016
NO KODE 2013 2014 2015 2016 RATA-RATA
1 AKRA 3.166653 2.826631 3.888774 2.966279 3.212084175
2 ASII 2.592489 2.498202 1.919689 2.394501 2.3512202
3 BSDE 2.282492 1.795074 1.567839 1.387019 1.758105875
4 ICBP 4.483447 5.078881 4.794847 5.405254 4.940607225
5 INDF 1.529304 1.437481 1.053683 1.583506 1.4009934
6 INTP 3.20418 3.713195 3.443546 2.168852 3.132443125
7 KLBF 5.178399 6.903924 5.656751 5.697744 5.859204525
8 LPKR 1.481262 1.333937 1.262658 0.752699 1.20763895
9 LSIP 2.090105 1.78557 1.226816 1.552022 1.663628325
10 SMGR 3.849344 3.843248 2.415554 1.823627 2.9829433
11 TLKM 2.773074 3.799564 3.26229 3.263027 3.2744889
12 UNTR 2.21988 1.677579 1.610776 1.859664 1.84197475
13 UNVR 4.662641 5.192211 5.848124 6.293107 5.499020825
14 WIKA 3.006282 3.545139 2.985225 2.595532 3.033044575
RATA-RATA 3.03711 3.24505 2.92404 2.83877 3.011242725
Dari tabel 1.1 menunjukkan bahwa nilai perusahaan yang dihitung dengan
Price Book Value (PBV) dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016
menunjukkan rata-rata nilai PBV dari tiap perusahaan berbeda-beda. Pada 14
perusahaan yang menjadi sampel pada penelitian ini menunjukkan bahwa nilai
perusahaan yang dikonfirmasikan melalui PBV bernilai positif karena PBV > 1.
Sedangkan dari 1 perusahaan lainnya yaitu LPKR pada tahun 2016 menunjukkan
bahwa nilai perusahaannya bernilai negatif karena PBV < 1. Hal ini menunjukkan
adanya kegagalan manajemen dalam mengelola aktiva perusahaan yang dijadikan
salah satu fenomena bisnis yang terjadi.
6
Gambar 1.1
Grafik Pergerakan Harga Jakarta Islamic Index (JII)
Tahun 2013-2016
Sumber : data diolah dari Yahoo.Finance
Dapat dilihat dari gambar 1.1 pergerakan harga saham pada Jakarta
Islamic Indeks (JII) mengalami fluktuasi dari tahun 2013 hingga tahun 2016 yang
cenderung menurun pada akhir tahun 2016. Dari kondisi inilah yang menarik
untuk diteliti karena nilai perusahaan dicerminkan oleh masyarakat melalui harga
saham itu sendiri. Sehingga, kondisi ini patut untuk diteliti agar mengetahui
apakah modal intelektual, keputusan pendanaan dan keputusan investasi
berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan berfokus pada
pengaruh modal intelektual, keputusan pendanaan dan keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel intervening.
Modal intelektual dengan indikator Value Added Capital Employed (VACA),
keputusan pendanaan dengan indikator Debt to Equity (DER) dan Debt to Asset
(DAR), serta keputusan investasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
7
Market to Book of Asset (MVA/BVA) dan Market to Book of Equity (MVE/BVE).
Maka dari itu, peneliti tertarik untuk menjawab uraian di atas dalam bentuk karya
ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “PENGARUH MODAL
INTELEKTUAL, KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEPUTUSAN
INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL INTERVENING”
B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
a. Dalam meningkatkan nilai perusahaan diperlukan membentuk
keputusan keuangan yang tepat di mana terdiri dari membuat
keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen.
Setiap keputusan yang dibuat akan memengaruhi keputusan lainnya.
b. Fenomena bisnis dan fluktuasi yang cenderung menurun pada harga
indek Jakarta Islamic Index (JII) pada tahun 2016 dari yang
sebelumnya mengalami peningkatan di tahun 2014 yang dijadikan
sebagai phenomena gap.
2. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas, maka agar penelitian ini lebih
terarah dan efektif, penelitian ini berfokus pada peningkatan nilai
perusahaan yang diukur dengan PBV dan profitabilitas yang diukur
dengan ROA. Variabel independen yaitu Modal Intelektual yang diukur
dengan VACA, keputusan pendanaan yang diukur dengan DAR dan DER
serta keputusan investasi yang diukur dengan MVA/BVA dan MVE/BVE.
8
Meneliti hubungan modal intelektual, keputusan pendanaan dan keputusan
investasi terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas sebagai variabel
intervening pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII)
tahun 2013-2016.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan
penelitian-penelitian terdahulu yang dikemukakan sebelumnya,
permasalahan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruh modal intelektual, keputusan pendanaan dan
keputusan investasi terhadap nilai perusahaan?
b. Bagaimana pengaruh modal intelektual, keputusan pendanaan dan
keputusan investasi terhadap profitabilitas?
c. Apakah terdapat pengaruh modal intelektual, keputusan pendanaan dan
keputusan investasi secara langsung dan tidak langsung terhadap nilai
perusahaan melalui profitabilitas sebagai variabel intervening?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh modal intelektual, keputusan
pendanaan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.
2. Untuk mengetahui pengaruh modal intelektual, keputusan
pendanaan dan keputusan investasi terhadap profitabilitas.
3. Untuk mengetahui pengaruh modal intelektual, keputusan
pendanaan dan keputusan investasi secara langsung dan tidak langsung
9
terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel
intervening.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan manajemen
keuangan khususnya mengenai keputusan investasi, keputusan
pendanaan, modal intelektual, profitabilitas dan nilai perusahaan
baik pengaruh secara langsung dan tidak langsung sehingga dapat
menerapkan ilmu ini dalam manajemen keuangan dan pasar modal
yang telah diperoleh selama perkuliahan.
2. Bagi Pihak Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan
dalam hal melakukan kebijakan perusahaan khususnya
pengambilan keputusan. Dengan mengetahui hubungan antara
modal intelektual, keputusan investasi, keputusan pendanaan,
profitabilitas, dan nilai perusahaan akan lebih bijak untuk
mengambil keputusan dalam berinvestasi dan pemilihan struktur
modal yang tepat dalam rangka mencapai tujuan perusahaan dan
meningkatkan kinerja perusahaan.
3. Bagi Akademisi
Memberikan bukti empiris dalam bidang keuangan
khususnya mengenai pengaruh modal intelektual, keputusan
pendanaan dan keputusan investasi terhadap profitabilitas dan nilai
10
perusahaan maupun pengaruh langsung modal intelektual,
keputusan pendanaan dan keputusan investasi terhadap nilai
perusahaan melalui mediasi variabel profitabilitas. Penelitian ini
diharapkan pula menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya agar
lebih baik dalam menjawab hipotesis yang berkaitan dengan modal
intelektual, keputusan pendanaan, keputusan investasi,
profitabilitas dan nilai perusahaan.
4. Bagi Investor
Investor dapat menggunakan penelitian ini sebagai
informasi dalam mengambil keputusan dengan melihat
kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kinerja perusahaan
dan mengambil keputusan guna meningkatkan nilai dari
perusahaan yang dapat memaksimumkan kekayaan dari para
pemegang saham.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Modal Intelektual
Intellectual Capital merupakan modal intangible. yang tidak dapat diraba
seperti gedung atau pabrik, tetapi hidup dalam manusia, seperti struktur,
proses, budaya atau stakeholder organisasi (Tobing, 2007) dalam (Maya
Ervina dkk, 2008).
Menurut Mouritsen (1998) dalam (Maya Ervina dkk, 2008) menyatakan
bahwa Intellectual Capital adalah masalah pengetahuan organisasi yang luas
dan bersifat unik sehingga memungkinkan untuk terus menerus beradaptasi
dengan kondisi yang selalu berubah.
Intellectual Capital mencakup tentang pengetahuan karyawan, organisasi
dan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai tambah (value added)
dan keunggulan yang kompetitif. Intellectual capital merupakan bagian dari
aset tidak berwujud yang memegang peranan penting dalam meningkatkan
daya saing perusahaan dan juga dapat dimanfaatkan secara efektif oleh
manajemen untuk meningkatkan proftabilitas perusahaan.
Definisi mengenai intellectual capital di Indonesia, secara tidak langsung
telah di singgung pada PSAK No. 19 revisi 2000 mengenai intangible assets
sebagai berikut :
“Intangible asset atau aktiva tidak berwujud adalah aktiva non moneter
yang dapat di identifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik.”
12
a. Komponen Intellectual Capitalm
Menurut Bontis et al. (2000) dalam (Maya Ervina dkk, 2008)
intellectual capital dibentuk dalm tiga komponen bentuk yaitu :
1. Human Capital (modal manusia)
Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual. Di
sinilah sumber inovasi dan improvement, namun merupakan komponen
yang sulit untuk diukur. Human capital juga merupakan tempat
bersumbernya pengetahuan yang sangat berguna, ketrampilan, dan
kompetensi dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human capital
mencerminkan kemampuan kolekif perusahaan untuk menghasilkan
solusi terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang-orang
yang ada dalam perusahaan tersebut. Human capital akan meningkat,
jika perusahaan mampu menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh
karyawannya. Human capital antara lain terdiri dari: pendidikan,
pengetahuan, know-how dan kompetensi yang berhubungan dengan
pekerjaan, kualifikasi kejuruan, semangat kewirausahaan, kemampuan
reaktif, inovatif, proaktif, dan kemampuan merubah.
2. Structural Capital atau Organizational Capital (modal organisasi)
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau
perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan
strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan
kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara keseluruhan,
misalnya; sistem operasional perusahaan, proses manufakturing,
13
budaya organisasi, filosofi manajemen, dan semua bentuk intellectual
property yang dimiliki perusahaan.Seorang individu dapat memiliki
tingkat intelektualitas yang tinggi, tetapi jika organisasi memiliki
sistem dan prosedur yang buruk maka intellectual capital tidak dapat
mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang ada tidak dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
3. Relational Capital atau Customer Capital (modal pelanggan)
Elemen ini merupakan komponen modal intelektual yang
memberikan nilai secara nyata. Relational capital merupakan
hubungan yang harmonis/association network yang dimiliki oleh
perusahaan dengan para mitranya, baik yang berasal dari pemasok
yang handal dan berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan
merasa puas akan pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal
dari hubungan perusahaan dengan pemerintah maupun dengan
masyarakat sekitar. Relational capital dapat muncul dari berbagai
bagian di luar lingkungan perusahaan yang dapat menambah nilai bagi
perusahaan tersebut. Relational capital antara lain terdiri dari: merk,
pelanggan, loyalitas pelanggan, nama perusahaan, jaringan distribusi,
kolaborasi bisnis, perjanjian lisensi, kontrak yang menguntungkan dan
perjanjian franchise.
b. Pengukuran Intellectual Capital
Metode VAICTM
yang dikembangkan oleh Pulic (1998) dalam (Maya
Ervina dkk,2008), didesain untuk menyajikan informasi tentang value
14
creation efficiency dari aset berwujud (tangible assets) dan aset tidak
berwujud (intangible assets) yang dimiliki perusahaan. VAICᵀ ᴹ
merupakan instrumen untuk mengukur kinerja intellectual capital
perusahaan. Pendekatan ini relatif mudah dan sangat mungkin untuk
dilakukan, karena dikontruksi dari akun-akun dalam laporan keuangan
perusahaan (neraca, laba rugi).
Model ini dimulai dengan kemampuan perusahaan untuk menciptakan
value added. Value Added (VA) adalah indikator paling objektif untuk
menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan kemampuan perusahaan
dalam penciptaan nilai (value creation). VA dihitung sebagai selisih antara
output dan input. Output merupakan seluruh produk danjasa yang dijual di
pasar, sedangkan input merupakan seluruh beban yang digunakan dalam
memperoleh pendapatan kecuali beban karyawan.
Hal penting dalam model ini adalah bahwa beban karyawan (labour
expenses) tidak termasuk di dalam input. Karena peran aktifnya dalam
proses value creation, intellectual potential (yang direpresentasikan dengan
labour expenses) tidak dihitung sebagai biaya (cost) dan tidak masuk
dalam komponen input. Karena itu, aspek kunci dalam model Pulic adalah
memperlakukan tenaga kerja sebagai entitas penciptaan nilai (value
creating entity).
Value added (VA) intellectual capital dipengaruhi oleh tiga
komponen, yaitu Human Capital (HC), Capital Employed (CE), dan
15
Structural Capital (SC). Value Added Human Capital (VAHU)
mengindikasikan kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan nilai bagi
perusahaan dari dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tersebut. Value
Added of Capital Employed (VACA) adalah indikator untuk VA yang
diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Pulic (1998)
mengasumsikan bahwa jika 1 unit dari CE menghasilkan return yang lebih
besar daripada perusahaan yang lain, berarti perusahaan tersebut lebih baik
dalam memanfaatkan CE (dana yang tersedia). Sedangkan Structural
Capital Value Added (STVA) menunjukkan kontribusi structural capital
(SC) dalam penciptaan nilai. STVA mengukur jumlah SC yang dibutuhkan
untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA, dan merupakan indikasi bagaimana
kontribusi SC dalam penciptaan nilai. SC bukanlah ukuran yang
independen sebagaimana HC, ia dependen terhadap value creation (Pulic,
1998). Artinya semakin besar kontribusi HC dalam value creation, maka
akan semakin kecil kontribusi SC dalam hal tersebut. SC adalah VA
dikurangi HC. Selanjutnya dalam menentukan besarnya nilai Value Added
Intellectual Coefficient (VAICTM
) adalah dengan menambahkan semua
hasil Value Added Human Capital (VAHU), Value Added Capital
Employed (VACA), dan Structural Capital Value Added (STVA) yang
telah diperoleh.
Secara lebih ringkas, formulasi dan tahapan perhitungan VAICᵀ ᴹ
yang dikembangkan oleh Pulic (1998) dalam Maya Ervina dkk (2008)
adalah sebagai berikut:
16
Tahap Pertama: Menghitung Value Added (VA) :
VA dihitung sebagai selisih antara output dan input.
VA = Output – input
Dimana:
Output : total penjualan dan pendapatan
Input : beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain beban
karyawan).
Tahap Kedua : Menghitung Value Added Capital Empoyed (VACA)
VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit
dari physical capital. Rasio ini menunjukan kontribusi yang dibuat oleh
setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.
VACA = VA / CE
Di mana:
VACA = Value Added Capital Employed : rasio dari VA terhadap CE.
VA = Value Added
CE = Capital Employed : dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih)
17
Tahap Ketiga: Menghitung Value Added Human Capital (VAHU)
VAHU menunjukan berapa banyak VA yang dapat dihasilkan
dengan dana yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukan
kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC
terhadap value added organisasi.
VA = VA / HC
Di mana:
VAHU = Value Added Human Capital : rasio dari VA
terhadap HC.
VA = Value Added
HC = Human Capital : beban karyawan.
Tahap Keempat: Menghitung Structural Capital Value Added
(STVA)
Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk
menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana
keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
STVA = SC / VA
Di mana:
STVA = Structural Capital Value Added : rasio dari SC terhadap VA.
18
SC = Structural Capital : VA - HC
VA = Value Added
Tahap Kelima: Menghitung Value Added Intelectual Coefficient
(VAICTM
)
VAICTM
mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang
dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator).
VAICTM
merupakan penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya yaitu:
VACA, VAHU, dan STVA.
VAICTM
= VACA + VAHU + STVA
Keunggulan metode VAICTM
adalah karena data yang dibutuhkan
relatif mudah diperoleh dari berbagai sumber dan jenis perusahaan. Data yang
dibutuhkan untuk menghitung berbagai rasio tersebut adalah angka-angka
keuangan yang standar yang umumnya tersedia dari laporan keuangan
perusahaan. Alternatif pengukuran IC lainnya terbatas hanya menghasilkan
indikator keuangan dan non-keuangan yang unik yang hanya untuk
melengkapi profil suatu perusahaan secara individu. Indikator-indikator
tersebut, khususnya indikator non-keuangan, tidak tersedia atau tidak tercatat
oleh perusahaan yang lain (Tan et al., 2007) dalam (Maya Ervina dkk, 2008).
Konsekuensinya, kemampuan untuk menerapkan pengukuran IC alternatif
tersebut secara konsisten terhadap sampel yang besar dan terdivesifikasi
menjadi terbatas.
19
2. Keputusan Pendanaan
Salah satu fungsi manajemen keuangan adalah menentukan keputusan
pendanaan dalam membiayai investasi yang akan dilakukan perusahaan.
Keputusan pendanaan dari manajemen keuangan berhubungan dengan
pemilihan sumber pembiayaan perusahaan atau dikenal dengan pembiayaan
perusahaan (Husnan, 1996:10).
Menurut Rodoni dan Ali (2014:2), keputusan pendanaan merupakan
langkah selanjutnya setelah memutuskan investasi, sehingga dalam keputusan
pendanaan mempertimbangkan mengenai sumber dana yang akan digunakan
untuk investasi tersebut.
Keputusan pendanaan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
sumber dana, baik berasal dari internal perusahaan maupun eksternal
perusahaan. Keputusan pendanaan yang berasal dari dana internal, misalnya
dapat berupa laba ditahan dan cadangan-cadangan yang disisihkan sedangkan
dari eksternal perusahaan dapat berupa hutang, saham dan obligasi yang
diterbitkan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan pendanaan
terkait dengan menentukan struktur modal yakni perimbangan antara utang
jangka panjang dengan modal sendiri, maka keputusan pendanaan sering juga
disebut dengan keputusan struktur modal (Husnan:1996, 14).
Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka
panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka
panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari
sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan.
20
Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih
mengalami kekurangan (defisit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan
perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang. Namun dalam
pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif
pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan
mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat
diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan
modal keseluruhan sehingga akan memaksimalkan nilai perusahaan.
Beberapa tokoh telah membahas tentang struktur modal, di antaranya
adalah sebagai berikut:
a. Teori Struktur Modal Tradisional
Menurut Sjahrial (2008:179), pendekatan tradisional berpendapat
bahwa kondisi pasar modal yang sempurna dan tidak ada pajak, nilai
perusahaan bisa diubah dengan dengan cara mengubah struktur modalnya.
Pendapat ini dominan sampai dengan awal tahun 1950-an. Pendekatan ini
mengasumsikan bahwa pada tingkat leverage tertentu, risiko perusahaan
tidak mengalami perubahan. Namun demikian setelah rasio leverage
tertentu, biaya utang dan biaya modal sendiri meningkat. Pendekatan
tradisional mengemukakan bahwa terjadi perubahan struktur modal
optimal dan peningkatan nilai total perusahaan dengan menggunakan
jumlah utang tertentu. Dengan menggunakan utang yang semakin besar,
pada mulanya perusahaan dapat menurunkan biaya modal dan
meningkatkan nilai perusahaan.
21
b. Modiligliani Miller
Teori ini bermula pada tahun 1958, saat Franco Modigliani dan Merton
Miller mempublikasikan artikel keuangan yang berjudul “The Cost of
Capital, Corporation Finance and The Theory of Investment”. MM
membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh
struktur modalnya. MM berpendapat bahwa dalam keadaan pasar
sempurna maka penggunaan hutang adalah tidak relevan dengan nilai
perusahaan tetapi dengan adanya pajak maka hutang menjadi relevan. MM
berpendapat bahwa risiko total bagi seluruh pemegang saham tidak
berubah walaupun struktur modal perusahaan mengalami perubahan. Hal
ini didasarkan pada pendapat bahwa pembagian struktur modal antara
hutang dan modal sendiri selalu terdapat perlindungan atas nilai investasi.
Karena nilai investasi total perusahaan tergantung dari keuntungan dan
risiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah walaupun struktur
modalnya berubah.
Menurut Sjahrial (2008:183), beberapa asumsi dalam teori ini adalah
sebagai berikut :
1) Risiko bisnis perusahaan diukur dengan δ EBIT (Standard Deviation
Earning Before Interest and Taxes = Deviasi Standar Laba Sebelum
Bunga dan Pajak).
2) Investor memiliki pengharapan yang sama tentang EBIT perusahaan di
masa mendatang.
22
3) Saham dan obligasi diperjualbelikan di suatu pasar modal yang
sempurna. Adapun kriteria pasar modal yang efisien adalah :
Informasi selalu tersedia bagi semua investor (Symmetric
information) dan dapat diperoleh tanpa biaya
Tidak ada biaya transaksi dan investor bersikap rasional
Investor dapat melakukan diversifikasi investasi secara sempurna
Tidak ada baik pajak penghasilan perorangan maupun pajak
penghasilan perusahaan
Investor baik individu maupun institusi dapat meminjam dengan
tingkat bunga yang sama seperti halnya perusahaan sebesar tingkat
bunga bebas risiko. Hutang adalah tanpa risiko sehingga suku
bunga pada hutang adalah suku bunga bebas risiko.
4) Seluruh aliran kas adalah perpetuitas dengan kata lain, pertumbuhan
perusahaan adalah nol atau EBIT selalu sama.
Pada tahun 1963, MM menerbitkan makalah lanjutan yang
berjudul “Corporate Income Taxes and The Cost of Capital : A
Correction” yang melemahkan asumsi tidak ada pajak perseroan.
Peraturan perpajakan memperboleh pengurangan pembayaran bunga
sebagai beban, tetapi pembayaran deviden kepada pemegang saham
tidak dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda ini mendorong
perusahaan untuk menggunakan hutang dalam struktur modalnya. MM
membuktikan bahwa karena bunga atas hutang dikurangkan dalam
perhitungan pajak, maka nilai perusahaan meningkat sejalan dengan
23
makin besarnya jumlah hutang dan nilainya akan mencapai maksimum
bila seluruhnya dibiayai dengan hutang.
a. Financial Distress
Financial Distress adalah kondisi di mana perusahaan
mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Jika
perusahaan kebangkrutan, maka akan timbul biaya kebangkrutan
yang disebabkan oleh, keterpaksaan menjual aktiva dibawah harga
pasar, biaya likuidasi perusahaan, rusaknya aktiva tetap dimakan
waktu sebelum terjual dan sebagainya. Biaya kebangkrutan ini
termasuk dalam direct cost of financial distress (Sjahrial,
2008:202).
Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H.
Meckling pada tahun 1976. Menurut Rodoni dan Ali (2014:189),
financial distress ditinjau dari aspek keuangan, maka terdapat tiga
keadaan yang dapat menyebabkan financial distress yaitu:
1. Faktor ketidakcukupan modal atau kekurangan modal
Ketidakseimbangan aliran penerimaan uang yang
bersumber pada penjualan atau penagihan piutang dengan
pengeluaran uang untuk membiayai operasi perusahaan tidak
mampu menarik untuk kekurangan dana tersebut, maka
perusahaan akan berada pada kondisi tidak likuid.
24
2. Besarnya beban utang dan bunga
Apabila perusahaan mampu menarik dana dari luar untuk
menutup kekurangan dana, maka likuiditas perusahaan dapat
teratasi untuk sementara waktu. Tetapi kemudian timbul
persoalan baru yaitu adanya kewajiban untuk membayar
kembali pokok pinjaman dan bunga kredit.
3. Menderita kerugian
Pendapatan yang diperoleh perusahaan harus mampu
menutup seuruh biaya yang dikeluarkan dan menghasilkan laba
bersih. Besarnya laba bersih sangat penting bagi perusahaan
untuk reinvestasi. Oleh karena itu, perusahaan harus selalu
berupaya meningkatkan pendapatan dan mengendalikan tingkat
biaya. Ketidakmampuan perusahaan mempertahankan
keseimbangan pendapatan dengan biaya, maka perusahaan
akan mengalami financial distress.
Menurut Rodoni dan Ali (2014:194), kondisi perekonomian
suatu negara merupakan salah satu penyebab terjadinya
financial distress. Kepekaan perusahaan terhadap tekanan
kondisi ekonomi makro merupakan inti dari risiko sistematis.
Beberapa faktor ekonomi makro yang memengaruhi financial
distress yaitu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Inflasi
dan Nilai Tukar.
25
Ketiga aspek tersebut saling berkaitan. Begitu pula dengan
faktor ekonomi makro. Dengan demikian, keseimbangan
tersebut harus dijaga agar perusahaan terhindar dari kondisi
financial distress.
Menurut Rodoni dan Ali (2014:187), financial distress
dapat di atasi dengan beberapa cara yaitu:
1. Berhubungan dengan aset perusahaan yaitu dengan menjual
aset-aset utama, melakukan merger dengan perusahaan lain,
menurunkan pengeluaran dan biaya penelitian dan
pengembangan.
2. Berhubungan dengan restrukturisasi keuangan yaitu dengan
menerbitkan sekuritas baru, mengadakan negosiasi dengan
bank dan kreditor. Financial distress dapat melibatkan
restrukturisasi aset atau pun restrukturisasi keuangan.
d. Model Trade Off
Trade off model dalam struktur modal menunjukkan
bahwa perusahaan tidak dapat menggunakan hutang yang
banyak. Satu hal yang terpenting adalah dengan semakin
tingginya utang, akan semakin tinggi kemungkinan
(probabilitas) kebangkrutan.
Perusahaan yang menggunakan hutang maka
perusahaan akan memperoleh keuntungan berupa
26
penghematan pajak. Namun di sisi lain perlu
diperhitungkan biaya yang akan ditimbulkan dari
penggunaan hutang tersebut (Rodoni dan Ali, 2014:131).
Menurut Sjahrial (2008:203), semakin besar
penggunaan utang akan meningkatkan keuntungan dari
penggunaan hutang tetapi biaya financial distress dan
agency cost juga akan meningkat. Oleh karena itu,
penggunaan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan
tetapi hanya pada sampai titik tertentu. Setelah titik itu,
penggunaan hutang akan menurunkan nilai perusahaan
karena keuntungan dari penggunaan hutang tidak sebanding
dengan kenaikan biaya financial distress dan agency cost.
Trade of Theory menjelaskan hubungan antara pajak
yang harus dibayarkan, risiko kebangkrutan dan struktur
modal dengan penggunaan hutang yang disebabkan oleh
keputusan pendanaan perusahaan (Brealey dan Myers,
1991) dalam (Pratiska, 2013). Dengan demikian,
penggunaan struktur modal yang optimal diperlukan untuk
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Kombinasi
yang tepat diperlukan sesuai dengan kondisi perusahaan
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
27
e. Pecking Order Theory
Pecking order menyukai penggunaan sumber dana
internal terlebih dahulu karena hutang yang terlalu besar
akan mengakibatkan nilai perusahaan akibat risiko yang
semakin tinggi. Perusahaan dapat menggunakan dana dari
eksternal perusahaan ketika dana internal tidak mencukupi.
Pecking order menjelaskan bahwa hutang biasanya
akan bertambah ketika investasi melebihi laba ditahan dan
hutang akan berkurang jika investasi kurang dari laba
ditahan. Semakin tingginya tingkat leverage perusahaan
maka akan semakin kecil kesempatan investasinya, karena
perusahaan masih mempunyai kewajiban dalam
pembayaran periodik atas pokok dan bunga pinjaman yang
tinggi sehingga dapat menyebabkan aliran kas perusahaan
berkurang. Hal ini berarti semakin tinggi leverage
perusahaan memungkinan perusahaan dalam reinvestasinya
akan semakin kecil karena perusahaan masih mempunyai
beban risiko finansial (financial risk) atas leverage tersebut.
3. Keputusan Investasi
Sebuah investasi perlu dilakukan oleh perusahaan agar perusahaannya
dapat tumbuh dan berkembang. Kegiatan investasi juga merupakan salah satu
tugas yang dilakukan oleh seorang manajer keuangan perusahaan. Kegiatan ini
28
melibatkan sejumlah dana yang dikeluarkan untuk suatu hal yang dapat
memberikan imbal hasil yang lebih di masa depan.
Keputusan investasi merupakan ketetapan yang dibuat oleh pihak
perusahaan dalam membelanjakan dana yang dimilikinya dalam bentuk aset
tertentu dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang
(Nahdiroh, 2013) dalam (Suroto, 2015).
Dari definisi tersebut dapat terlihat bahwa keputusan investasi merupakan
kegiatan perencanaan pengalokasian dana atau aset yang dimiliki perusahaan
ke suatu aset lainnya untuk memperoleh keuntungan di masa depan.
Keputusan investasi bukanlah sebuah keputusan yang mudah dalam
melakukannya, karena melibatkan aset perusahaan dan harapan perusahaan di
masa depan.
Keputusan investasi juga merupakan sinyal bagi investor. Teori Signalling
menjelaskan bahwa keputusan investasi merupakan sebuah tanda perusahaan
akan melakukan pertumbuhan, sehingga meningkatkan harga saham sebagai
indikator nilai perusahaan. Pertumbuhan perusahaan merupakan kabar baik
bagi investor yang akan mendapatkan keuntungan lebih baik di masa yang
akan datang.
Menurut Brigham dan Houston (2011), signal adalah suatu tindakan yang
diambil perusahaan untuk memberi petunjuk bagi investor tentang
bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Teori sinyal
menunjukan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahaan dan
pihak-pihak yang berkepentingan dengan informasi tersebut.
29
Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan
oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Signalling Theory
menyatakan pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan
harga saham sebagai indikator nilai perusahaan (Hasnawati,
2005).
Peningkatan utang juga dapat diartikan pihak luar tentang kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajibannya di masa yang akan datang atau
risiko bisnis yang rendah, sehingga penambahan utang akan memberikan
sinyal positif (Brigham dan Houston, 2011).
Investasi dapat berjalan, jika alternatif dalam melakukan investasi telah
diputuskan. Oleh karena itu, dapat dikatakan investasi dilakukan jika
keputusan investasi telah dilaksanakan. Dalam menentukan keputusan
investasi, seorang manajer keuangan disajikan beberapa macam alternatif
bentuk investasi. Keputusan investasi berkaitan dengan investasi jangka
panjang yang harus dilakukan, baik dalam bentuk aset berwujud maupun tidak
berwujud (Rodoni dan Ali, 2014:2).
Menurut Haruman (2007) dalam Suroto (2015) menyatakan bahwa
investasi yang tinggi merupakan sinyal pertumbuhan pendapatan perusahaan
di masa yang akan datang. Sinyal tersebut akan dianggap sebagai good news
yang nantinya akan mempengaruhi persepsi investor terhadap kinerja
perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan.
30
4. Nilai perusahaaan
Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah memaksimumkan kekayaan
para pemegang saham. Memaksimumkan kekayaan pemegang saham dapat
dilihat dari tingginya nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan ukuran
nilai yang objektif oleh publik dan orientasi pada kelangsungan hidup
perusahaan.
Nilai perusahaan merupakan persepsi masyarakat terhadap perusahaan
yang dapat dicerminkan melalui harga saham. Menurut Rodoni dan Ali
(2014:4), semakin tinggi harga saham semakin tinggi nilai perusahaan. Nilai
perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, karena
dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham yang
tinggi juga. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan direpsentasikan oleh
harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi,
pendanaan, dan manajemen aset.
Dari definisi tersebut dapat terlihat bahwa nilai perusahaan dapat dilihat
dari harga pasar saham perusahaan yang merupakan suatu cerminan penilaian
investor secara keseluruhan. Selain itu, harga pasar saham menunjukkan
penilaian sentral diseluruh pelaku pasar dan bertindak sebagai barometer
kinerja manajemen perusahaan.
Nilai perusahaan yang menggambarkan prospek perusahaan di masa depan
bagi investor sehingga diperlukan suatu ukuran dalam mengetahuinya.
Meningkatkan nilai perusahaan dapat diupayakan dengan meningkatkan
performa perusahaan yang diimplementasikan dalam pembuatan keputusan
31
keuangan. Optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan
fungsi manajemen keuangan, di mana satu keputusan keuangan yang diambil
akan memengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai
perusahaan.
Nilai perusahaan juga merupakan suatu satuan harga yang harus dibayar
oleh calon pembeli di dalam bursa mengingat keterkaitan nilai perusahaan itu
sendiri dalam harga saham. Beberapa indikator yang digunakan untuk nilai
perusahaan di antaranya adalah:
a. Price Earning Ratio (PER)
PER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan
yang diperoleh oleh pemegang saham. PER dapat dihitung dengan rumus :
PER = Harga Pasar Saham
Laba per Lembar Saham
b. Price Book Value (PBV)
Metode ini akan mengetahui nilai intrinsik dari saham tersebut dan
menggambarkan tingkat kepercayaan pasar terhadap perusahaan. PBV
dapat dihitung dengan rumus:
PBV = Nilai buku ekuitas saham
Jumlah lembar Saham beredar
32
c. Tobin’s Q Ratio
Q Tobin adalah nilai pasar dari aset perusahaan dibagi dengan
biaya penggantinya. Q Tobin dapat dihitung dengan rumus :
Q Tobin = Nilai pasar aset perusahaan
Biaya Penggantian Aset Perusahaan
5. Profitabilitas
Profitabilitas termasuk salah satu dasar pertimbangan investor untuk
berinvestasi di suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai profitabilitas maka
investor akan semakin tertarik untuk menanamkan modalnya. Hal tersebut
dikarenakan profitabilitas menandakan kemampuan perusahaan memperoleh
keuntungan. Semakin besar kemampuan tersebut akan meningkatkan
keuntungan bagi investor.
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional dan efisiensi dalam
menggunakan harta yang dimilikinya. Sehingga profitabilitas perusahaan
harus dilihat sebagai faktor pendorong dan dalam jangka panjang, perusahaan
harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari usahanya sehingga mampu
membayar kewajibannya (Rodoni dan Ali, 2014:192).
Rasio profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan, untuk menghasilkan laba dalam kegiatan
operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Laba
perusahaan selain merupakan indikator kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban bagi para penyandang dananya juga merupakan elemen dalam
33
menciptakan nilai perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan pada
masa yang akan datang.
6. Hubungan Modal Intelektual terhadap Nilai Perusahaan
Modal intelektual mencakup semua pengetahuan karyawan, organisasi dan
kemampuan mereka untuk menciptakan nilai tambah dan menyebabkan
keunggulan kompetitif berkelanjutan. Modal intelektual merupakan aset
penting yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan untuk mendapatkan
manfaat ekonomi di masa mendatang. Modal intelektual membantu
perusahaan untuk mengelola sumber daya yang dimiliki perusahaan secara
optimal, sehingga dapat menaikkan nilai perusahaan.
Menurut Nuryaman (2015) pengelolaan sumber daya intelektual yang baik
dapat meningkatkan nilai perusahaan. Jika tiga komponen modal intelektual
dapat digunakan dengan optimal. Hubungan modal intelektual dengan nilai
perusahaan telah dibuktikan oleh beberapa peneliti yaitu Nuryaman (2015),
Diva Cicilya dkk. (2014), Poraghajan (2013), Debby dan Lailatul (2017),
Ming,C.C.(2012) dan Femianti (2014) telah membuktikan bahwa modal
intelektual memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Dengan mengukur modal intelektual dapat diketahui keberhasilan sumber
daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan dalam mengelola human capital,
structural capital dan capital employed. Semakin tinggi rasio VAIC suatu
perusahaan, maka semakin besar nilai tambah perusahaan yang didapatkan.
Hal ini juga akan menambah kepercayaan investor, karena rasio VAIC
menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal perusahaan. Ketertarikan
34
investor akan menimbulkan kenaikan harga saham karena respon positif atas
VAIC.
Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :
Ha1: Modal intelektual terdapat pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan
7. Hubungan Modal Intelektual terhadap Profitabilitas
Penggunaan sumber daya perusahaan secara efisien dapat memperkecil
biaya sehingga akan meningkatkan laba perusahaan. Apabila perusahaan dapat
mengembangkan dan memanfaatkan pengetahuan yang dimiliki sebagai
sarana untuk meningkatkan laba, maka ini akan menguntungkan para
stakeholder. Oleh karena itu, apabila perusahaan dapat mengelola dan
mengembangkan sumber daya manusia yang mempunyai keterampilan dan
kompetensi tinggi (modal intelektual) yang dimiliki dengan baik, maka akan
mengindikasikan profitabilitas yang semakin baik, sehingga menghasilkan
keuntungan dan merupakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Apabila perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola potensi yang
dimiliki karyawannya dengan baik, maka hal itu dapat meningkatkan
produktivitas karyawan. Jika produktivitas karyawan meningkat, maka
pendapatan dan profit perusahaan juga akan meningkatkan. Meningkatnya
pendapatan dan laba perusahaan dapat mengakibatkan ROE dan ROA
perusahaan juga meningkat. Dengan memanfaatkan modal intelektual yang
dimiliki, maka perusahaan dapat meningkatkan ROE dan ROA dengan cara
meningkatkan pendapatan tanpa adanya peningkatan beban dan biaya secara
35
proporsional atau mengurangi beban operasi perusahaan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa jika modal intelektual dikelola dengan baik oleh
perusahaan maka dapat meningkatkan profitabilitas.
Menurut (Riahi dkk, 2003) dalam (Maya Ervina dkk, 2008) modal
intelektual diyakini dapat berperan penting dalam peningkatan kinerja
keuangan. Hubungan modal intelektual dengan profitabilitas telah dibuktikan
oleh beberapa peneliti. Bontis (2000), Chen et al. (2005), Tan et al. (2007),
Ulum dkk. (2008), Maya Ervina dkk. (2008), Diva Cicilya dkk. (2014) dan
Nuryaman (2015) telah membuktikan bahwa modal intelektual mempunyai
pengaruh positif pada profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :
Ha2 : Modal intelektual terdapat pengaruh positif terhadap
profitabilitas.
8. Hubungan Keputusan Pendanaan terhadap Nilai perusahaan
Berdasarkan pendekatan tradisional struktur modal, struktur modal dapat
diubah-ubah proporsinya hingga mencapai nilai perusahaan yang optimal, hal
ini di perkuat oleh Modigliani dan Miller pada tahun 1960 yang memasukan
proporsi pajak ke dalam struktur modal, menyimpulkan bahwa nilai
perusahaan dengan utang akan lebih tinggi dibandingkan tanpa hutang karena
penggunaan hutang yang lebih besar, pajak yang dibayarkan akan semakin
kecil, yang berarti perusahaan dapat menghemat aliran kas keluar (Hanafi,
2012) dalam (Rini dkk., 2017).
36
Menurut Birgham dan Houston (2011) dalam (Rini dkk., 2017),
perusahaan lebih menyukai menggunakan hutang dibandingkan dengan
mengeluarkan saham baru karena biaya yang ditimbulkan dari hutang lebih
sedikit dibandingkan dengan biaya yang terjadi bila menerbitkan saham baru.
Penelitian yang memperkuat hal ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Rini dkk., (2017), Mursalim et. Al (2015), Suroto (2015), Debby dan Lailatul
(2017), Achmad (2014), Rinnaya (2016) dan Himawan (2016) yang
menyatakan keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :
Ha3 : Keputusan pendanaan memiliki pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
9. Hubungan Keputusan Pendanaan terhadap Profitabilitas
Teori struktur modal menyatakan bahwa keuntungan perusahaan
dipengaruhi oleh hutang. Pendekatan MM menyatakan nilai perusahaan
dengan utang lebih tinggi dibandingkan nilai perusahaan tanpa utang (Hanafi,
2012 dalam (Rini dkk., 2017)
Dalam trade off theory, penggunaan hutang tersebut akan mencapai titik
maksimum. Apabila memaksa menggunakan hutang maka perusahaan akan
mengalami penurunan profitabilitas. Pecking order theory menyatakan
perusahaan dengan tingkat keuntungan tinggi lebih memiliki sedikit hutang
karena dana internal sudah mencukupi untuk mendanai kebutuhan investasi
(Hanafi, 2012) dalam (Rini dkk., 2017)
37
Penelitian yang memperkuat hal ini adalah penelitian Mursalim et. Al
(2015), Fadhilah (2012) dan Sultan (2015) yang menyatakan keputusan
pendanaan berpengaruh terhadap profitabilitas.
Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :
Ha4: keputusan pendanaan memiliki pengaruh positif terhadap
profitabilitas
10. Hubungan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan
Keputusan investasi dilakukan untuk menghasilkan arus kas di masa
mendatang yang lebih besar dari kas yang dikeluarkan. Keuntungan tersebut
senantiasa diharapkan perusahaan untuk membuat perusahaan selalu tumbuh
dan berkembang. Namun, keputusan investasi bukanlah keputusan yang
mudah karena berhubungan erat dengan masa depan perusahaan. Keputusan
investasi akan memengaruhi keputusan keuangan lainnya seperti, keputusan
pendanaan, dan kebijakan dividen. Sehingga keputusan investasi adalah
faktor penting dalam pembentukan nilai perusahaan.
Menurut Fama (1978) dalam Suroto (2015), menyatakan bahwa nilai
perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi. Prasetyo (2011) dalam
Suroto (2015), menyatakan manajer yang berhasil menciptakan keputusan
investasi yang tepat, maka aset yang diinvestasikan akan menghasilkan
kinerja yang optimal sehingga memberikan suatu sinyal positif kepada
investor yang nantinya akan meningkatkan harga saham dan nilai
perusahaan.
38
Penelitian Haruman (2007) dalam Suroto (2015), menyatakan bahwa
investasi yang tinggi yang dilakukan perusahaan, maka akan meningkatkan
nilai perusahaan. Investasi yang tinggi merupakan sinyal pertumbuhan
pendapatan perusahaan di masa yang akan datang. Sinyal tersebut akan
dianggap sebagai kabar baik (good news) yang nantinya akan mempengaruhi
persepsi investor terhadap kinerja perusahaan yang akhirnya akan
mempengaruhi nilai perusahaan.
Penelitian yang memperkuat hal ini adalah penelitian yang dilakukan
Suroto (2015), Prasetyo (2011), Rakhimsyah dan Gunawan (2011), Mursalim
et. Al (2015), Honarbakhsh et. Al (2013) dan Fama (1978) yang menyatakan
keputusan investasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :
Ha5 : Keputusan investasi memiliki pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan
11. Hubungan Keputusan Investasi terhadap Profitabilitas
Kegiatan investasi yang dilakukan perusahaan pada dasarnya bertujuan
untuk memperoleh laba sehingga akan memberikan kontribusi terhadap cash
inflow, kemudian diakumulasikan pada peningkatan profitabilitas perusahaan
dan kemudian berdampak terhadap nilai perusahaan.
Investasi yang dilakukan perusahaan dapat memberikan peluang bagi
perusahaan untuk tumbuh. Pertumbuhan tersebut adalah salah satu faktor
penting bagi investor untuk menanamkan modalnya. Sebab, keputusan
39
investasi yang tepat akan mempengaruhi pertumbuhan perusahaan serta
profitabilitas perusahaan. Sehingga perusahaan akan mengalami kenaikkan
harga saham dan nilai perusahaan.
Penelitian yang memperkuat hal ini adalah penelitian yang dilakukan
Mursalim et. Al (2015), Bhattacharya (1979) serta Sujoko dan Soebiantoro
(2007) yang menyatakan keputusan investasi memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :
Ha6 : keputusan investasi memiliki pengaruh positif terhadap
profitabilitas
12. Hubungan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Profitabilitas merupakan salah satu rasio keuangan yang mengukur
kemampuan perusahaan yang menghasilkan keuntungan pada tingkat
penjualan, aset dan modal saham tertentu (Hanafi. 2004).
Hamidy (2015) dalam (Rini dkk., 2017) mengungkapkan berdasarkan teori
signalling, apabila profitabilitas perusahaan mengalami peningkatan, respon
positif diberikan oleh investor atas keadaan tersebut yang menyebabkan
peningkatan harga saham sehingga terjadi kenaikkan nilai perusahaan.
Menurut Signaling theory, pengeluaran investasi memberikan sinyal
positif mengenai pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga
dapat meningkatkan harga saham yang digunakan sebagai indikator nilai
perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006) dalam (Rini dkk., 2017).
40
Kenaikkan harga saham sendiri dikarenakan perusahaan mendapatkan laba
yang optimal.
Penelitian yang memperkuat hal ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Rini dkk., (2017), Rinnaya (2016), Himawan (2016) dan Winarto (2015) yang
menyatakan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut :
Ha7 : Terdapat pengaruh antara profitabilitas sebagai variabel
intervening terhadap nilai perusahaan
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh modal intelektual, keputusan pendanaan
dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaaan, menggunakan beberapa
acuan penelitian terdahulu. Berikut disajikan ringkasan penelitian terdahulu
dalam tabel 2.1 di bawah ini yang menunjukkan beberapa hasil penelitian
sebelumnya dengan variabel terkait dalam penelitian ini.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil Penelitian Perbedaan
1 Norma
safitri dan
Aniek
Wahyudia
ti (2015)
Pengaruh
Struktur modal
dan keputusan
investasi
terhadap
profitabilitas
dan nilai
perusahaan
Analisis
Jalur
Struktur Modal
ditemukan tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas tetapi
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Keputusan investasi
berpengaruh positif
signifikan terhadap
Penelitian ini
menggunakan
perusahaan semen
yang terdaftar di
Bursa Efek
Indonesia sebagai
objek penelitian.
41
profitabilitas dan
nilai perusahaan .
Terakhir ,
profitabilitas tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan
2 Fitriana
(2014)
Pengaruh
keputusan
investasi,
keputusan
pendanaan dan
profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan :
kebijakan
deviden
sebagai
variabel
intervening
pada
manufaktur
yang terdaftar
di BEI
Analisis
SEM
Roa berpengaruh
positif signifikan
terhadap DPR,
sedangkan TAG dan
DER berpengaruh
negatif signifikan
terhadap DPR.
TAG, DER, ROA
DAN DPR
berpengaruh positif
signifikan terhadap
PBV. Berdasarkan
uji sobel, DPR
dapat memediasi
ROA terhadap PBV
sedangkan TAG dan
DER terhadap PBV
tidak dapat di
mediasi melalui
DPR
Penelitian ini
mengggunakan
kebijakan deviden
sebagai variabel
intervening untuk
pengaruh langsung
dan tidak langsung
keputusan investasi
, keputusan
pendanaan dan
profitabilitas
terhadap nilai
perusahaan
42
3 Debby
Gabriella
dan
Lailatul
Amanah
(2017)
Pengaruh
keputusan
investasi,
keputusan
pendanaan,
kebijakan
deviden dan
Modal
intelektual
terhadap nilai
perusahaan
Analisis
Regresi
linier
berganda
keputusan
pendanaan dan
modal intelektual
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
Sedangkan
keputusan investasi
dan kebijakan
dividen masing-
masing tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan.
Keputusan investasi
memakai indikator
TAG dan nilai
perusahaan
menggunakan
indikator Tobin`s
Q.keputusan
investasi tidak
berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan
4 Diva
Cicilya,.
Dkk.
(2014)
Pengaruh
modal
intelektual
terhadap nilai
perusahaan
dengan kinerja
keuangan
sebagai
variabel
intervening
analisis
regresi
dan
analisis
path
Modal intelektual
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan dan
kinerja keuangan
dapat memediasi
hubungan antara
modal intelektual
dengan nilai
perusahaan.
variabel intervening
menggunakan ROE
dan indikator modal
intelektual
menggunakan
VAIC
43
5 Suroto
(2015)
pengaruh
keputusan
investasi,
keputusan
pendanaan dan
kebijakan
deviden
terhadap nilai
perusahaan
Ordinary
Least
Square
Keputusan
investasi, keputusan
pendanaan dan
kebijakan deviden
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
Keputusan investasi
menggunakan
indikator Price
Earning Ratio
(PER) dan objek
penelitian
menggunakan LQ
45
6 Nuryaman
(2015)
the influence of
intelectual
capital on the
firm`s value
with financial
performance as
intervening
variable
Analisis
path
intelektual kapital
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan dan
profitabilitas serta
profitabilitas dapat
memediasi antara
modal intelektual
dan nilai perusahaan
indikator modal
intelektual
menggunakan
VAIC dan objek
penelitian
perusahaan
manufaktur
44
7 Mursalim
et. Al
(2015)
Financial
decision,
innovation,
profitability
and company
value : case
study on
manufacturing
in Indonesian
Stock
Exchange
Analisis
Jalur
keputusan investasi,
inovasi dan
keputusan
pendanaan
berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas dan
nilai perusahaan ,
kebijakan deviden
berpengaruh positif
signifikan terhadap
profitabilitas namun
tidak berpengaruh
signifikan terhadap
nilai perusahaan.
penelitian ini
menggunakan
tambahan variabel
bebas yaitu inovasi
serta kebijakan
deviden dan objek
penelitian adalah
perusahaaan
manufaktur
8 Diva
Cicilya
dkk.
(2014)
Pengaruh
modal
intelektual
terhadap nilai
perusahaan
dengan kinerja
keuangan
sebagai
variabel
inervening
Analisis
jalur
Modal intelektual
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan serta
profitabilitas dapat
memediasi modal
intelektual terhadap
nilai perusahaan.
Penelitian ini
menggunakan
profitabilitas
dengan indikator
ROE.
45
9 Rini
Widianing
sih dkk.
(2017)
Pengaruh
ukuran
perusahaan dan
keputusan
pendanaan
terhadap nilai
perusahaan
dengan
profitabilitas
sebagai
variabel
mediasi
analisis
jalur
keputusan
pendanaan dan
profitabilitas
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap nilai
perusahaan, namun
ukuran perusahaan
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
Profitabilitas dapat
memediasi ukuran
perusahaan, namun
tidak dapat
memediasi
keputusan
pendanaan terhadap
nilai perusahaan.
penelitian ini
menggunakan
variabel independen
yaitu ukuran
perusahaan.
10 Maya
Ervina
dkk(2008)
Intelectual
Capital dan
kinerja
keuangan
perusahaan ;
suatu analisis
dengan
pendekatan
partial least
squares
SmartPLS Modal intelektual
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
keuangan, modal
intelektual
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap kinerja
keuangan dimasa
depan.
penelitian ini
menggunakan
variabel dependen
yaitu ROA, ATO
dan GR.
Sumber : berbagai jurnal – data diolah
C. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini membahas pengaruh modal intelektual, keputusan
pendanaan dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan dengan
profitabilitas sebagai variabel intervening pada perusahaan yang tercatat di
Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2013–2016. Pengamatan mengenai modal
intelektual, keputusan pendanaan dan keputusan investasi dalam suatu
46
perusahaan sangatlah penting mengingat modal intelektual, keputusan
pendanaan dan keputusan investasi dibutuhkan sebagai salah satu langkah
dalam mengambil keputusan yang mana akan mempengaruhi nilai perusahaan
itu sendiri.
Terdapat beberapa variabel bebas yang digunakan pada penelitian ini, di
antaranya modal intelektual menggunakan indikator Value added Capital
Employed (VACA), keputusan pendanaan menggunakan indikator yang terdiri
dari, Debt to Equity (DER) dan Debt to Asset (DAR), serta keputusan investasi
menggunakan indikator yang terdiri dari, market to book value of asset ratio
(MVA/BVA) dan market to book value of equity ratio (MVE/BVE) dalam hal
ini bertindak sebagai variabel independen penelitian, nilai perusahaan (PBV)
sebagai variabel dependen penelitian, profitabilitas dengan indikator Return
of Asset (ROA) dalam hal ini bertindak sebagai variabel intervening dan juga
variabel dependen penelitian.
Berdasarkan tinjauan pustaka, tujuan penelitian dan hasil penelitian
sebelumnya serta permasalahan yang telah dikemukakan, maka sebagai dasar
untuk merumuskan hipotesis, berikut disajikan kerangka pemikiran yang
dituangkan dalam model penelitian pada gambar 2.2
47
Gambar 2.2
Kerangka Berpikir
Pengaruh Modal Intelektual, Keputusan Pendanaan dan Keputusan Investasi
terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening
Perusahaan yang tercatat di JII tahun 2013-2016
Variabel Independen Variabel dependen
Modal Intelektual Profitabilitas Nilai Perusahaan
Keputusan Pendanaan
Keputusan Investasi
Partial Least Square (PLS)
Uji Statistik Deskriptif
Uji Outler Model :
Convergent Validity
Discriminant Validity
Composite Reliability
Average Variance Extracted (AVE)
Uji Inner Model
Koefisien
determinasi (R2)
Predictive
Relevance (Q2)
Goodness of Fit
(GoF)
Uji Hipotesis :
t-stattistic
Uji Sobel
Hasil Penelitian dan Pembahasan
48
D. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini merupakan pernyataan
singkat yang disimpulkan dari tinjauan pustaka dan merupakan uraian
sementara dari permasalahan yang perlu diujikan kembali. Suatu hipotesis
akan diterima jika hasil analisis data empiris membuktikan bahwa hipotesis
tersebut benar, begitu pula sebaliknya.
Atas dasar kerangka pemikiran dan hasil penelitian-penelitian terdahulu
maka hipotesis yang akan diujikan dalam penelitian ini adalah :
1) Pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan
Ha1 : By1x1 > 0, terdapat pengaruh positif modal intelektual terhadap nilai
perusahaan.
2) Pengaruh modal intelektual terhadap profitabilitas
Ha2 : By2x1 > 0, terdapat pengaruh positif antara modal intelektual terhadap
profitabilitas.
3) Pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan
Ha3 : By1x2 > 0, terdapat pengaruh positif antara keputusan pendanaan
terhadap nilai perusahaan.
4) Pengaruh keputusan pendanaan terhadap profitabilitas
Ha4 : By2x2 > 0, terdapat pengaruh positif antara keputusan pendanaan
terhadap profitabilitas.
5) Pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan
Ha5 : By1x3 > 0, terdapat pengaruh positif antara keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan.
49
6) Pengaruh keputusan investasi terhadap profitabilitas
Ha6 : By2x3 > 0, terdapat pengaruh positif antara keputusan investasi
terhadap profitabilitas.
7) Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan
Ha7 : By2x1,x2,x3 ≠ 0, terdapat pengaruh antara profitabilitas sebagai variabel
intervening terhadap nilai perusahaan.
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dari penelitian ini adalah data sekunder yang
merupakan data panel. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang
dilakukan untuk melihat pengaruh modal intelektual, keputusan pendanaan
dan keputusan investasi terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan
dengan studi kasus terhadap seluruh perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII). Alasan penulis memilih Jakarta Islamic Index (JII)
menjadikan sampel penelitian adalah fenomena bisnis dan harga saham
yang ditampilkan cenderung berfluktuasi selama periode 2013-2016
namun pada akhir tahun 2016 diprediksi bahwa kinerja Jakarta Islamic
Index (JII) pada masa mendatang akan mengalami pertumbuhan yang
gemilang. Selain itu, penelitian terhadap keputusan keuangan dengan
objek penelitian saham syariah masih jarang ditemukan.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder dari
laporan tahunan dan laporan keuangan. Penulis memilih Indonesian Stock
Exchange (IDX) sebagai tempat melakukan riset. Lokasi penelitian ini
dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti untuk
memperoleh data yang diperlukan peneliti. Perusahaan yang menjadi
sampel adalah perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII)
periode tahun 2013–2016. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
51
Microsoft Excel 2010 dan SmartPLS 3.00. Setelah diketahui hasil
penelitian, selanjutnya dilakukan analisis hasil.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yang akan diamati dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013-
2016. Pengambilan sampel dengan seluruh perusahaan bertujuan untuk
mendapatkan hasil penelitian yang lebih akurat dan menyeluruh.
Pemilihan sampel diseleksi secara purposive sampling dari seluruh
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) dengan tujuan
untuk memperoleh sampel yang representatif berdasarkan kriteria yang
telah ditentukan. Teknik purposive sampling merupakan salah satu teknik
pengambilan sampel non probabilitas di mana teknik pemilihan secara
tidak acak yang informasinya diperoleh berdasarkan pertimbangan tertentu
dan umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian.
Penelitian ini mengambil sampel dengan kriteria perusahaan yang
terdaftar Jakarta Islamic Index (JII) selama empat tahun berturut-turut
periode 2013–2016. Berdasarkan metode penentuan sampel tersebut,
kriteria-kriteria yang digunakan dalam pengambilan data dan sampel
adalah sebagai berikut:
1) Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) hingga Desember
2016.
52
2) Perusahaan terdaftar yang telah menyampaikan laporan keuangan tahunan
selama empat tahun sesuai dengan periode penelitian yang diperlukan,
yaitu 2013, 2014, 2015 dan 2016.
3) Perusahaan yang menyampaikan datanya secara lengkap sesuai dengan
informasi yang diperlukan atau informasi yang diperlukan untuk mencari
data yang dibutuhkan yaitu, neraca, harga penutupan saham dan jumlah
saham beredar selama periode penelitian yang diperoleh dari Indonesian
Stock Exchange dan yahoo! finance.
Pertimbangan-pertimbangan diatas dibuat untuk menghasilkan
sampel yang dapat mewakili kondisi populasi yang sebenarnya. Dari
kriteria pemilihan sampel di atas, maka terdapat 14 perusahaan yang dapat
dijadikan sebagai sampel penelitian. Berikut keterangan seleksi pemilihan
sampel.
Tabel 3.1
Seleksi Pemilihan Sampel
Karakteristrik Tot
al
Jumlah perusahaan yang terdaftar pada januari 2013 30
Jumlah perusahaan yang tidak konsisten terdaftar pada Jakarta Islamic
Index hingga Desember 2016 (12)
Tidak lengkap laporan keuangan dan tahunan (4)
Sampel yang diteliti 14
53
Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No. Kode Emiten
1 AKRA AKR Corporindo
2 ASII Astra International
3 BSDE Bumi Serpong Damai
4 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur
5 INDF Indofood Suksses Makmur
6 INTP Indocement Tunggal Prakarsa
7 KLBF Kalbe Farma
8 LPKR Lippo Karawaci
9 LSIP PP London Sumatra Indonesia
10 SMGR Semen Gresik
11 TLKM Telekomunikasi Indonesia
12 UNTR United Tractors
13 UNVR Unilever Indonesia
14 WIKA Wijaya Karya Tbk
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu laporan keuangan dan tahunan yang telah diaudit pada periode 2013-
2016. Selain itu, diperlukan juga data harga saham dari perusahaan yang
bersangkutan. Adapun data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1) Jenis data
Untuk keperluan penelitian ini data yang digunakan adalah data
sekunder yang diambil dari:
a. Laporan keuangan dan tahunan yang dikeluarkan oleh perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2013, 2014, 2015 dan
2016 yang didapat dari Indonesian Stock Exchange (IDX).
54
b. Harga saham akhir tahun dari perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII) periode 2013, 2014, 2015 dan 2016 yang didapat dari
Indonesian Stock Exchange (LDX) dan yahoo! finance.
2) Sumber data
Sumber data yang diperoleh dari Indonesian Stock Exchange (IDX)
selama periode penelitian 2013–2016. Penelitian ini juga diperoleh melalui
studi kepustakaan. Sumber-sumber yang digunakan sebagai tinjauan
pustaka untuk menganalisis data membahas permasalahan penelitian ini
seperti buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah, tesis, literatur, dan penelusuran
internet yang erat hubungannya dengan objek penelitian.
D. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metodologi Partial Least Square
(PLS) dan Uji Sobel. Dalam upaya mengolah data serta menarik
kesimpulan maka peneliti menggunakan program SmartPLS 3.0.
Penelitian ini melakukan dua kali proses analisis data di mana digunakan
untuk menguji hipotesis 1 sampai 6 menggunakan Partial Least Square
(PLS) dan menguji hipotesis 7 menggunakan uji sobel karena dapat
menguji variabel intervening.
1. Uji Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk
memberikan gambaran tentang variabel-variabel penelitian yang diteliti.
Dalam penelitian ini variabel yang berlaku sebagai variabel independen
55
adalah modal intelektual dengan indikator Value Added Capital Employed
(VACA), keputusan pendanaan dengan indikator yaitu Debt to Asset Ratio
(DAR) dan Debt to Equity Ratio (DER), keputusan investasi dengan
indikator yaitu Market to Book of Asset Ratio (MVA/BVA) dan Market to
Book of Equity Ratio (MVE/BVE) dan variabel dependen yaitu
profitabilitas dengan indikator yaitu Return on Asset (ROA) dan nilai
perusahaan dengan indikator yaitu Price Book Value (PBV).
Untuk mengetahui variabel independen terhadap variabel dependen
pada penelitian ini, maka digunakan alat teknik Partial Least Square
(PLS). Untuk mengetahui variabel independen terhadap variabel dependen
melalui variabel intervening pada penelitian ini, maka digunakan uji sobel.
2. Partial Least Square (PLS)
Partial Least Square (PLS) adalah model persamaan Structural
Equation Modelling (SEM) yang berbasis komponen atau varian. PLS
mulai pertama kali diperkenalkan di bidang chemometrics (computational
chemistry) pada tahun 1960-an oleh Herman Wold seorang ahli
ekonometrika (Ghozali, 2013:419).
Menurut Ghozali (2006), prediksi dalam PLS yakni mendefinisikan
variabel independen adalah linier agregat dari indikator-indikatornya.
Weight estimate untuk menciptakan komponen skor variabel didapat
berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang
menghubungkan antar variabel) dan outer model (model pengukuran yaitu
56
hubungan antara indikator dengan konstruknya) dispesifikasi. Hasilnya
adalah residual variance dari variabel dependen.
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan
menjadi tiga. Pertama, adalah weight estimate yang digunakan untuk
menciptakan skor variabel. Kedua, mencerminkan estimasi jalur (path
estimate) yang menghubungkan variabel, antar variabel dan indikatornya
(loading). Ketiga, berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai
konstanta regresi) untuk indikator dan variabel. Untuk memperoleh ketiga
estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi 3 tahap dan setiap tahap
iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama, menghasilkan weight
estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer
model, dan tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi (Ghozali,
2006).
Analisis pada Partial Least Square (PLS) dilakukan dengan
beberapa tahap, yakni:
a. Analisa Outer Model
b. Analisa Inner Model
c. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Outer Model atau Model Pengukuran
Analisa outer model digunakan untuk menguji pengukuran yang
digunakan layak untuk dijadikan pengukuran yang valid. Analisa outer
model ini menjelaskan hubungan antar variabel dengan indikator-
indikatornya atau dapat dikatakan bahwa outer model mendefinisikan
57
bagaimana setiap indikator berhubungan dengan variabelnya. Analisis
outer model dapat dilihat dari beberapa indikator, yakni:
Convergent Validity
Convergent validity dari model pengukuran dengan model reflektif
indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component
score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran reflektif
dikatakan tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang
ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari
pengembangan skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,60 dianggap
cukup (Ghozali, 2006).
Discriminant Validity
Discriminant validity dari model pengukuran dengan reflektif
indikator dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan konstruk.
Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada
ukuran konstruk lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk
variabel memprediksi ukuran pada blok yang lebih baik daripada ukuran
blok lainnya (Ghozali, 2006).
Composite Reliability
Composite reability yang mengukur suatu konstruk dapat dievaluasi
dengan dua macam ukuran yaitu internal consistency dan Cronbach’s
Alpha (Ghozali, 2006). Pada uji Cronbach’s Alpha nilai yang diharapkan
adalah lebih dari 0,6 untuk semua konstruk.
58
Average Variance Extracted (AVE)
Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah
membandingkan nilai square root of Average Variance Extracted (AVE)
setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainnya dalam model.
Jika nilai akar AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi
antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan
memiliki nilai discriminant validity yang baik. Pengukuran ini dapat
digunakan untuk mengukur reabilitas component score variabel dan
hasilnya lebih konservatif dibandingkan dengan composite reability.
Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar 0,50 (Ghozali, 2006).
Menurut Hussein (2015), Uji yang dilakukan di atas merupakan uji
pada outer model untuk indikator reflektif. Untuk indikator formatif
dilakukan pengujian yang berbeda. Uji untuk indikator formatif yaitu :
Significance of weights
Nilai weight indikator formatif dengan konstruknya harus signifikan.
Multicolliniearity
Pengujian multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam model
dengan melihat dengan cara sebagai berikut:
59
1) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor)
Jika dalam model memiliki nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10
berarti data tidak ada masalah multikolinearitas.
2) Dilihat dari nilai Tolerance
Jika dalam model memiliki nilai tolerance < 0,10 maka dikatakan
terdapat masalah multikolinearitas dan jika sebaliknya nilai tolerance >
0,10 maka dapat dikatakan model tidak terdapat masalah
multikolinearitas
b. Pengujian Inner Model atau Model Struktural
Inner model (inner relation, structural model dan substantive
theory) menggambarkan hubungan antara variabel berdasarkan pada teori
substantif. Model struktural dievaluasi dengan menggunakan R-square
untuk konstruk dependen, Stone-Geisser Q-square test untuk predictive
relevance dan uji t serta signifikansi dari koefisien parameter jalur
struktural.
Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-
square untuk setiap variabel dependen. Interpretasinya sama dengan
interpretasi pada regresi. Perubahan nilai R-square dapat digunakan untuk
menilai pengaruh variabel independen tertentu terhadap variabel dependen
apakah mempunyai pengaruh yang substantif (Ghozali, 2006). Di samping
melihat nilai R-square, model PLS juga dievaluasi dengan melihat Q-
square prediktif relevansi untuk model konstruktif. Q-square mengukur
60
seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh model dan juga estimasi
parameternya. Q-Square dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Q2 = 1- (1-R1
2) (1-R2
2). . . . . .(1-Rn
2)
Nilai Goodness of Fit (GoF). Menurut Hussein (2015), nilai GoF
small = 0,1, GoF medium = 0,25 dan GoF besar = 0,38. Adapun nilai
Goodness of Fit (GoF) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
GoF = AVE x R2
c. Pengujian Hipotesis dengan Uji Sobel
Menurut Hussein (2015), Secara umum metode explanatory
research adalah pendekatan metode yang menggunakan PLS. Hal ini
disebabkan pada metode ini terdapat pengujian Hipotesa. Menguji
hipotesis dapat dilihat dari nilai t-statistik dan nilai probabilitas. Untuk
menolak atau menerima Hipotesis menggunakan probabilitas maka Ha
diterima jika nilai p < 0,05.
Di dalam penelitian yang terdapat variabel intervening, menurut
Ghozali (2009), suatu variabel disebut disebut variabel intervening jika
variabel tersebut ikut mempengaruhi hubungan antara variabel independen
dan variabel dependen.
Pengujian hipotesis mediasi Pengujian hipotesis mediasi dapat
dilakukan dengan prosedur yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan
dikenal dengan uji Sobel (Sobel test). Uji sobel dilakukan dengan cara
61
menguji kekuatan pengaruh tidak langsung variabel independen (X) ke
variabel dependen (Y) melalui variabel intervening (M). Pengaruh tidak
langsung X ke Y melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur (a) dan
(b) seperti dijelaskan sebagai berikut:
X
M= (a)
M
Y= (b)
Ab
Koefisien ab = (c-c’)
Di mana :
c = Pengaruh X terhadap Y tanpa mengontrol M
c’ = Koefisien pengaruh X terhadap Y setelah mengontrol M
Standar error koefisien a dan b ditulis dengan Sa dan Sb, besarnya
standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect). Sab dihitung
dengan rumus dibawah ini :
Sab = √b2Sa
2+a
2 Sb
2 +Sa
2 Sb
2
Untuk menguji signifkansi pengaruh tidak langsung, maka kita
perlu menghitung nilai t dari koefisiensi ab dengan rumus sebagai berikut :
t = ab / Sab
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel, jika nilai t
hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi
pengaruh mediasi (Ghozali,2009).
62
E. Operasional Variabel Penelitian
Konsep dasar dari definisi operasional mencakup pengertian untuk
mendapatkan data yang akan dianalisis dengan tujuan untuk
mengoperasionalkan konsep-konsep penelitian menjadi variabel penelitian
serta cara pengukurannya. Adapun definisi operasional yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen
a. Modal Intelektual
Merupakan sumberdaya pengetahuan dalam bentuk karyawan,
pelanggan, proses atau teknologi yang dimana perusahaan dapat
menggunakannya untuk proses penciptaan nilai (value creation) bagi
perusahaan.
VACA = Value Added
Capital Employed
b. Keputusan Pendanaan
1. Debt to Asset Ratio ( DAR )
Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio yang digunakan
untuk menunjukkan seberapa besar perusahaan memakai hutang
dalam pembiayaan jumlah aktiva atau asetnya.
DAR = Debt
Asset
2. Debt to Equity Ratio ( DER )
Struktur Modal dapat diukur dengan debt to equity ratio
(DER). DER merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki
63
perusahaan dengan total ekuitas perusahaan Satuan pengukuran
debt to equity ratio adalah dalam persentase.
DER = Debt
Equity
c. Keputusan Investasi
1. Market to Book Value of Asset Ratio (MVA/BVA)
Market to Book Value of Asset Ratio (MVABVA) merupakan rasio
yang menggambarkan prospek pertumbuhan perusahaan
dicerminkan dalam harga saham, pasar menilai pertumbuhan
perusahaan dari nilai pasar saham yang lebih besar dari nilai
bukunya.
MVA/BVA = (Total Aktiva – Total Ekuitas) + (Jumlah Saham
Beredar X Harga Saham)
Total Aktiva
2. Market to book of Equity Ratio (MVE/BVE)
Market to book of Equity Ratio (MVE/BVE) merupakan rasio
yang menggambarkan bahwa pasar menilai return atas investasi
perubahan pada masa depan akan lebih besar dari return yang
diharapkan ekuitasnya. Rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut :
MVE/BVE = Saham Beredar X Harga Penutup
Jumlah Ekuitas
64
3. Variabel Dependen
a. Nilai Perusahaan
Price to book value (PBV) merupakan rasio yang
digunakan untuk menilai price dengan book value. Metode ini
akan mengetahui nilai intrinsik dari saham tersebut dan
menggambarkan tingkat kepercayaan pasar terhadap perusahaan.
Price to Book Value (PBV) = Price
Book Value
4. Variabel intervening Profitabilitas
a. Profitabilitas
1. Return on Asset (ROA)
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Profitabilitas dapat diukur dengan Return
on Assets (ROA), ROA adalah kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan.
ROA = Return
Asset
65
Tabel 3.3
Operasional Variabel
Variabel Proksi Skala
Keputusan
Investasi
a. MVA/BVA
=
(Total Aktiva - Total Ekuitas )+( Jumlah Saham
yang beredar X harga saham)
Rasio
Aktiva
b. MVE/BVE
=
(Price Earning Ratio X Jumlah Saham yang
beredar)
Rasio
Ekuitas
Keputusan
Pendanaan
a. DAR = Hutang Rasio
Aktiva
b. DER = Hutang Rasio
Ekuitas
Modal
intelektual
VACA = Value Added Rasio
Capital Employed
Nilai
Perusahaan
PBV = Price Rasio
Nilai Buku
Profitabilit
as
ROA = Return Rasio
Aktiva
66
Bab IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini membahasa tentang modal intelektual, keputusan pendanaan
dan keputusan investasi terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index periode 2013-2016.
Perusahaan dituntut untuk dapat membuat keputusan keuangan yang tepat,
agar harga saham meningkat. Sebab, dengan meningkatnya harga saham maka
nilai perusahaan juga mengalami kenaikkan. Fenomena bisnis dan harga
saham Jakarta Islamic Index periode 2013-2016 yang mengalami fluktuasi
yang cenderung menurun hingga akhir tahun 2016.
1. Perkembangan Pasar Modal Indonesia
Pasar modal merupakan tempat dalam melakukan penawaran dan
perdagangan efek untuk perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya. Pasar modal menyediakan berbagai alternatif bagi para
investor dalam melakukan investasi. Pasar modal juga bertindak sebagai
penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi
pemerintah melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti
obligasi, saham dan lainnya.
Di Indonesia, perkembangan pasar modal mengalami beberapa kali jatuh
bangun. Berikut adalah penjelasan mengenai perjalanan pasar modal di
Indonesia :
67
Tabel 4.1
SEJARAH PASAR MODAL INDONESIA
Des 1912 Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Pemerintah Hindia Belanda
1914-1918 Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
1925-1942 Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan
Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
Awal Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup
1942-1952 Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang
Dunia II
1956 Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek
semakin tidak aktif
1956-1977 Perdagangan di Bursa Efek vakum
10 Agus 1977
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto.
BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana
Pasar Modal). Pengaktifan kembali pasar modal ini juga
ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai
emiten pertama
1977-1987
Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih
instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar
Modal
1987
Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987
(PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi
perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan
investor asing menanamkan modal di Indonesia
1988 – 1990
Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas
bursa terlihat meningkat
2 Juni 1988
Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek
(PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan
dealer
Desember 1988
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES
88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go
public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi
pertumbuhan pasar modal
16 Juni 1989
Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola
oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek
Surabaya
13 Juli 1992 Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai
68
HUT BEJ
22 Mei 1995
Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan
sistem computer JATS (Jakarta Automated Trading
Systems)
10 Nov 1995
Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996
1995 Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya
2000 Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading)
mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia
2002 BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak
jauh (remote trading)
2007
Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek
Indonesia (BEI)
02 Maret 2009 Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa
Efek Indonesia: JATS-NextG
Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, dalam Bahasa Inggris
IndonesiaStock Exchange (IDX) adalah sebuah pasar saham yang merupakan
hasil penggabungan Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya
(BES),di mana Bursa Efek Surabaya melebur ke dalam Bursa Efek Jakarta.
Perusahaan hasil penggabungan usaha ini memulai operasinya pada 1
Desember 2007. Bursa Efek Indonesia dipimpin oleh Direktur Utama Erry
Firmansyah, mantan direktur utama BEJ. Mantan Direktur Utama BES Guntur
pasaribu menjabat sebagai Direktur Perdagangan Fixed Income dan Derivatif,
Keanggotaan dan Partisipan.
Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan
bursa kepada publik, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui
media cetak dan elektronik. Satu indikator pergerakan harga saham tersebut
69
adalah indeks harga saham. Saat ini, BEI mempunyai tujuh macam indeks
saham:
a. IHSG, menggunakan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi
Indeks.
b. Indeks Sektoral, menggunakan semua saham yang masuk dalam setiap
sektor.
c. Indeks LQ45, menggunakan 45 saham terpilih setelah melalui
beberapatahapan seleksi.
d. Indeks Individual, yang merupakan Indeks untuk masing-masing
sahamdidasarikan harga dasar.
e. Jakarta Islamic index, merupakan indeks perdagangan saham syariah.
f. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembanggan, indeks yang didasarkan
pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama
dan Papan Pengembangan.
B. Pengujian dan Pembahasan
Penelitian ini menggunakan perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII) sebagai sampel penelitian. Penelitian ini memiliki tiga variabel
independen dan dua variabel dependen. Semua data yang digunakan dalam
analisis ini merupakan data sekunder yang berbentuk tahunan dari tahun 2013-
2016. Data-data yang dibutuhkan dalam memperhitungkan nilai rasio
diperoleh dari laporan keuangan yang disajikan di Indonesian Stock Exchange
(IDX) dan Yahoo! Finance.
70
Dalam penelitian ini akan dilakukan dua analisis. Pertama, untuk melihat
pengaruh modal intelektual, keputusan pendanaan dan keputusan investasi
terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan, dilakukan dengan menggunakan
Partial Least Square (PLS). Kedua, untuk menganalisis pengaruh modal
intelektual, keputusan pendanaan dan keputusan investasi terhadap
profitabilitas dengan nilai perusahaan sebagai variabel intervening, dilakukan
dengan menggunakan uji sobel. Sesuai dengan metode yang ditentukan pada
BAB III, pembahasan dimulai dari statistik deskriptif dan dilanjut dengan
analisis Partial Least Square (PLS) dan uji sobel.
1. Deskriftif Variabel Penelitian
Untuk mengetahui gambaran kondisi dari variabel dalam penelitian ini
maka dilakukan analisis deskriftif. Variabel yang digunakan dalam penelitian
ini meliputi variabel independen, variabel dependen dan variabel intervening.
Variabel independen terdiri dari modal intelektual dengan indikator VACA,
Keputusan pendanaan dengan indikator DAR dan DER. Lalu, keputusan
investasi dengan indikator market to book value of asset ratio (MVA/BVA)
dan market of book value equity ratio (MVE/BVE). Variabel dependen terdiri
dari nilai perusahaan dengan indikator price book of value (PBV). Sedangkan,
variabel interveningnya adalah profitabilitas dengan indikator return on asset
(ROA). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 14 perusahaan yang terdaftar
dalam Jakarta Islamic Index (JII). Periode pengamatan dilakukan selama 4
tahun, yaitu 2013-2016.
71
Pengolahan data-data tersebut dilakukan dengan menggunakan program
software Microsoft Excel 2007 dan SmartPLS 3.00. Adapun deskripsi dari
variabel penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
a. Modal Intelektual
Merupakan sumber daya pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelanggan,
proses atau teknologi yang dimana perusahaan dapat menggunakannya untuk
proses penciptaan nilai (value creation) bagi perusahaan.
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah Value Added Capital
Employed (VACA). VACA merupakan indikator untuk mengukur seberapa
jauh dana yang tersedia mampu digunakan oleh perusahaan.
Gambar 4.1
Nilai VACA Masing-Masing Periode 2013-2016
72
Tabel 4.2
Nilai VACA Masing-Masing Periode 2013-2016
NO KODE 2013 2014 2015 2016
RATA-
RATA
1 AKRA 0.16458 0.1217 0.1391 0.11104 0.13410694
2 ASII 0.20543 0.178 0.14204 0.14796 0.16835989
3 BSDE 0.18996 0.18683 0.10713 0.08872 0.14315959
4 ICBP 0.22484 0.23284 0.27415 0.27984 0.25291679
5 INDF 0.17824 0.17912 0.20095 0.21143 0.1924362
6 INTP 0.19452 0.18247 0.17421 0.15106 0.17556288
7 KLBF 0.16268 0.15759 0.17956 0.17912 0.16973748
8 LPKR 0.11756 0.15575 0.04751 0.08178 0.10065061
9 LSIP 0.18029 0.19571 0.20293 0.19406 0.19324864
10 SMGR 0.22142 0.1983 0.16559 0.14857 0.18346833
11 TLKM 0.21199 0.20336 0.2083 0.20877 0.20810356
12 UNTR 0.17764 0.14284 0.11447 0.13952 0.14361749
13 UNVR 0.60843 0.59592 0.58619 0.64489 0.60885865
14 WIKA 0.18401 0.14629 0.148 0.10006 0.14458978
RATA-RATA 0.21583 0.20548 0.19215 0.19192 0.20134406
Pada tabel 4.2, dapat dilihat bahwa rata-rata VACA tertinggi dimiliki
oleh perusahaan Unilever Indonesia, Tbk sebesar 0,60 yang menandakan
bahwa perusahaan tersebut menggunakan Capital Employed (dana yang
tersedia) dalam perusahaannya sebesar 60 persen. Sedangkan, nilai terendah
dimiliki oleh perusahaan LPKR sebesar 0,10 atau 10 persen. Semakin besar
nilai VACA yang dimiliki oleh perusahaan maka menunjukkan semakin besar
pula dana yang tersedia yang dipakai oleh perusahaan. Sehingga, berarti
perusahaan mampu menggunakan dana yang tersedia dengan sebaik-baiknya.
73
b. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel
independen. Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel ini adalah
DER dan DAR.
Debt to Equity (DER) merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki
perusahaan dengan total ekuitas perusahaan. Nilai DER yang baik adalah
kurang dari 1 atau 100 persen. Semakin tinggi angka DER maka perusahaan
akan memiliki resiko yang semakin tinggi terhadap likuiditas perusahaannya.
Namun, perlu dicermati apa yang menyebabkan DER tersebut besar, apa
berasal dari hutang lancar atau hutang jangka panjang.
Gambar 4.2
Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016
74
Tabel 4.3
Nilai DER Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016
NO KODE 2013 2014 2015 2016
RATA-
RATA
1 AKRA 1.72846 1.48137 1.08657 0.96063 1.31425697
2 ASII 1.01524 0.96161 0.93969 0.87165 0.94704757
3 BSDE 0.68257 0.52298 0.63021 0.57239 0.60203624
4 ICBP 0.60319 0.65627 0.62084 0.5622 0.6106251
5 INDF 1.04824 1.08446 0.97403 0.70793 0.95366269
6 INTP 0.15796 0.16542 0.15807 0.15348 0.15873205
7 KLBF 0.24879 0.20986 0.25215 0.22161 0.23310609
8 LPKR 1.20774 1.13988 1.18465 1.06584 1.14952643
9 LSIP 0.20576 0.19897 0.20589 0.23713 0.21193695
10 SMGR 0.41226 0.37245 0.39038 0.44653 0.40540635
11 TLKM 0.28568 0.63594 0.77862 0.70176 0.60050016
12 UNTR 0.60909 0.56291 0.57235 0.50137 0.56143065
13 UNVR 2.1373 2.00867 2.2585 2.55969 2.24103875
14 WIKA 2.90304 2.19661 2.60464 1.48798 2.29806929
RATA-RATA 0.94609 0.87124 0.90404 0.7893 0.87766966
Sumber : data diolah
Pada tabel 4.3, dapat dilihat bahwa rata-rata DER tertinggi dimiliki
oleh perusahaan WIKA sebesar 2,29 yang menandakan bahwa perusahaan
tersebut memiliki perbanding hutang dengan ekuitas sebesar 229 persen.
Sedangkan, nilai terendah dimiliki oleh perusahaan INTP sebesar 0,15 atau 15
persen. Semakin kecil nilai DER yang dimiliki oleh perusahaan maka akan
semakin baik likuiditas perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata DER
pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-
2016 dapat diketahui bahwa INTP dan Kalbe Farma memiliki nilai hutang atas
ekuitas terbaik.
75
Debt to Asset atau DAR merupakan rasio yang dapat digunakan untuk
menunjukkan seberapa besar perusahaan menggunakan hutang dalam
pembiayaan aktiva atau asetnya.
Gambar 4.3
Nilai DAR Masing-Masing Periode 2013-2016
Tabel 4.4
Nilai DAR Masing-Masing Periode 2013-2016
NO KODE 2013 2014 2015 2016
RATA-
RATA
1 AKRA 0.63349 0.597 0.52075 0.48996 0.56029848
2 ASII 0.50378 0.49022 0.48445 0.46571 0.48604043
3 BSDE 0.40567 0.34339 0.38658 0.36402 0.37491736
4 ICBP 0.37624 0.39623 0.38304 0.35988 0.37884761
5 INDF 0.51178 0.52026 0.45738 0.37855 0.46699062
6 INTP 0.13641 0.14194 0.13649 0.13306 0.13697554
7 KLBF 0.24879 0.20986 0.20138 0.18141 0.21036086
8 LPKR 0.54705 0.53268 0.54226 0.51594 0.53448186
9 LSIP 0.17065 0.16595 0.17074 0.19168 0.17475281
10 SMGR 0.29192 0.27138 0.28077 0.30869 0.28818909
11 TLKM 0.17287 0.38873 0.43777 0.41238 0.35293421
12 UNTR 0.37853 0.36017 0.36401 0.33394 0.35916265
76
13 UNVR 0.68126 0.66763 0.69311 0.71908 0.69026707
14 WIKA 0.74379 0.68717 0.72258 0.59807 0.68790145
RATA-RATA 0.41444 0.41233 0.41295 0.38945 0.40729429
Pada tabel 4.4, dapat dilihat bahwa rata-rata DAR tertinggi dimiliki
oleh perusahaan Unilever Indonesia, Tbk sebesar 0,69 yang menandakan
bahwa perusahaan tersebut menggunakan hutang dalam pembiayaan aktiva
atau asetnya sebesar 69 persen. Sedangkan, nilai terendah dimiliki oleh
perusahaan INTP sebesar 0,13 atau 13 persen. Semakin kecil nilai DAR yang
dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin baik kinerja perusahaan tersebut,
berdasarkan nilai rata-rata DAR pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index selama tahun 2013-2016 dapat diketahui bahwa INTP dan LSIP
memiliki nilai hutang atas aset terbaik.
c. Keputusan investasi
Variabel independen dalam penelitian ini adalah keputusan investasi.
Indikator dalam menjelaskan variabel ini adalah Market to Book Value of
Asset (MVA/BVA) dan Market to Book Value of Equity (MVE/BVE).
MVA/BVA merupakan rasio yang menggambarkan prospek pertumbuhan
perusahaan dicerminkan dalam harga saham, pasar menilai pertumbuhan
perusahaan dari nilai pasar saham yang lebih besar dari nilai bukunya. Oleh
karena itu, semakin tinggi nilai MVA/BVA suatu perusahaan akan
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki peluang untuk tumbuh
77
Gambar 4.4
Nilai MVA/BVA Masing-masing Perusahaan Periode 2013-2016
Tabel 4.5
Nilai MVA/BVA Masing-Masing Perusahaan Periode 2013-2016
NO KODE 2013 2014 2015 2016
RATA-
RATA
1 AKRA 1.78499 1.66974 2.38446 2.00288 1.96051893
2 ASII 1.79022 1.76376 1.47414 1.74507 1.69329802
3 BSDE 1.7622 1.52205 1.34832 1.24614 1.46967667
4 ICBP 3.17282 3.46269 3.34128 3.81991 3.44917528
5 INDF 7.9782 7.41644 5.47824 8.9328 7.4514188
6 INTP 2.9035 3.32806 3.11002 2.01332 2.83872712
7 KLBF 5.1784 6.90392 4.71899 4.84552 5.41170946
8 LPKR 1.21799 1.15605 1.12023 0.88029 1.09364049
9 LSIP 1.82115 1.65521 1.18809 1.44621 1.52766353
10 SMGR 3.01758 3.07166 2.01811 1.56938 2.41917985
11 TLKM 0.86269 0.87748 0.78798 0.78274 0.8277222
12 UNTR 1.61401 1.43354 1.38845 1.57259 1.50214558
13 UNVR 2.16745 2.39338 2.48784 2.48696 2.38390646
14 WIKA 1.51403 2.10903 1.55074 1.07859 1.563098
RATA RATA 2.62752 2.76879 2.31406 2.45874 2.54227717
Sumber : Data Diolah
Pada tabel 4.5, dapat dilihat bahwa rata-rata MVA/BVA tertinggi
dimiliki oleh perusahaan INDF sebesar 7.451 yang menandakan bahwa
78
perusahaan tersebut memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi di masa
depan. Sedangkan, nilai terendah dimiliki oleh perusahaan TLKM sebesar
0.8277.
Market to book of Equity Ratio (MVE/BVE) merupakan rasio yang
menggambarkan bahwa pasar menilai return atas investasi perubahan pada
masa depan akan lebih besar dari return yang diharapkan ekuitasnya.
Gambar 4.5
Nilai MVE/BVE Masing-masing Perusahaan Periode 2013-2016
Tabel 4.6
Nilai MVE/BVE Masing-masing Perusahaan Periode 2013-2016
NO KODE 2013 2014 2015 2016
RATA-
RATA
1 AKRA 3.141816 2.661879 3.888774 2.966279 3.16468715
2 ASII 2.592489 2.498202 1.919689 2.394501 2.35122035
3 BSDE 2.28245 1.795074 1.567839 1.387019 1.75809563
4 ICBP 4.483447 5.078881 4.794847 5.405254 4.94060714
5 INDF 15.29304 14.37481 10.53683 15.83506 14.0099339
6 INTP 3.20418 3.713195 3.443546 2.168852 3.13244298
7 KLBF 5.178399 6.903924 5.656751 5.697744 5.85920442
79
8 LPKR 1.481262 1.333937 1.262658 0.752699 1.20763892
9 LSIP 1.990105 1.78557 1.226816 1.552022 1.63862846
10 SMGR 3.849344 3.843248 2.415554 1.823627 2.98294338
11 TLKM 0.773074 0.799564 0.622903 0.630275 0.70645409
12 UNTR 1.988 1.677579 1.610776 1.859664 1.78400472
13 UNVR 4.662641 5.192211 5.848124 6.293107 5.49902077
14 WIKA 3.006282 4.545139 2.985225 1.195532 2.93304453
RATA-RATA 3.851895 4.014515 3.412881 3.568688 3.711994741 Sumber : data diolah
Pada tabel 4.6, dapat dilihat bahwa rata-rata MVE/BVE tertinggi dimiliki
oleh perusahaan Kalbe Farma sebesar 5.859 yang menandakan bahwa
perusahaan tersebut memiliki prospek pertumbuhan yang tinggi di masa
depan. Sedangkan, nilai terendah dimiliki oleh perusahaan TLKM sebesar
0.706.
d. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel dependen.
Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel ini adalah PBV.
Price to Book Value (PBV) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui nilai intrinsik dari saham dan menggambarkan tingkat
kepercayaan pasar terhadap perusahaan.
80
Gambar 4.6
Nilai PBV Masing-Masing Periode 2013-2016
Tabel 4.7
Nilai PBV Masing-Masing Periode 2013-2016
NO KODE 2013 2014 2015 2016 RATA-RATA
1 AKRA 3.166653 2.826631 3.888774 2.966279 3.212084175
2 ASII 2.592489 2.498202 1.919689 2.394501 2.3512202
3 BSDE 2.282492 1.795074 1.567839 1.387019 1.758105875
4 ICBP 4.483447 5.078881 4.794847 5.405254 4.940607225
5 INDF 1.529304 1.437481 1.053683 1.583506 1.4009934
6 INTP 3.20418 3.713195 3.443546 2.168852 3.132443125
7 KLBF 5.178399 6.903924 5.656751 5.697744 5.859204525
8 LPKR 1.481262 1.333937 1.262658 0.752699 1.20763895
9 LSIP 2.090105 1.78557 1.226816 1.552022 1.663628325
10 SMGR 3.849344 3.843248 2.415554 1.823627 2.9829433
11 TLKM 2.773074 3.799564 3.26229 3.263027 3.2744889
12 UNTR 2.21988 1.677579 1.610776 1.859664 1.84197475
13 UNVR 4.662641 5.192211 5.848124 6.293107 5.499020825
14 WIKA 3.006282 3.545139 2.985225 2.595532 3.033044575
RATA-RATA 3.03711 3.24505 2.92404 2.83877 3.011242725 Sumber : Data Diolah
81
Pada tabel 4.7, dapat dilihat bahwa rata-rata PBV tertinggi dimiliki oleh
perusahaan Kalbe Farma sebesar 5,859. Sedangkan, nilai terendah dimiliki
oleh perusahaan LPKR sebesar 1,2. Semakin besar nilai PBV yang dimiliki
oleh perusahaan maka menandakan semakin besar kepercayaan pasar terhadap
perusahaan tersebut, berdasarkan nilai rata-rata PBV pada perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-2016 dapat diketahui
bahwa LPKR dan Kalbe Farma memiliki nilai perusahaan terbaik.
e. Profitabilitas
Profitabilitas dalam penelitian ini bertindak sebagai variabel dependen.
Indikator yang digunakan dalam mengukur variabel ini adalah ROA.
Return on Asset (ROA) merupakan rasio yang mengukur seberapa besar
tingkat pengembalian dari aset yang dimiliki perusahaan. Nilai ROA yang
positif menandakan bahwa aktiva yang dipergunakan untuk operasi
perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan.
Gambar 4.7
Nilai ROA Masing-Masing Periode 2013-2016
82
Tabel 4.8
Nilai ROA Masing-Masing Periode 2013-2016
NO KODE 2013 2014 2015 2016
RATA-
RATA
1 AKRA 0.0670115 0.049999 0.071352 0.056917 0.06131998
2 ASII 0.1107882 0.093849 0.06704 0.07563 0.08682665
3 BSDE 0.128891 0.141972 0.06513 0.052704 0.09717399
4 ICBP 0.1075181 0.101257 0.113894 0.125778 0.11211161
5 INDF 0.0630936 0.056 0.053003 0.060655 0.05818804
6 INTP 0.1961103 0.178424 0.154083 0.126049 0.1636667
7 KLBF 0.1771306 0.171365 0.152113 0.154599 0.16380186
8 LPKR 0.0535504 0.079364 0.014928 0.035878 0.04593001
9 LSIP 0.0988107 0.106129 0.077943 0.059237 0.08553001
10 SMGR 0.1900446 0.162827 0.122196 0.098771 0.14345969
11 TLKM 0.1594517 0.15239 0.144115 0.150731 0.15167198
12 UNTR 0.1090347 0.08166 0.053663 0.081187 0.08138623
13 UNVR 0.4010001 0.425265 0.372817 0.355763 0.38871131
14 WIKA 0.0495731 0.047175 0.036185 0.036302 0.04230875
RATA-RATA 0.13657 0.13198 0.10703 0.10501 0.12014906 Sumber : Data Diolah
Pada tabel 4.8, dapat dilihat bahwa rata-rata ROA tertinggi dimiliki oleh
perusahaan Unilever Indonesia sebesar 0,38. Sedangkan, nilai terendah
dimiliki oleh perusahaan WIKA sebesar 0,04. Semakin besar nilai ROA yang
dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin baik performa perusahaan
tersebut, berdasarkan nilai rata-rata ROA pada perusahaan yang terdaftar di
Jakarta Islamic Index selama tahun 2013-2016 dapat diketahui bahwa
Unilever Indonesia dan Kalbe Farma memiliki kemampuan mendapatkan
keuntungan atas aset terbaik.
83
2. Analisis Outler Model
Teknik pengolahan data dengan menggunakan metode SEM berbasis PLS
memerlukan 2 tahap untuk menilai fit model dari sebuah model penelitian
(Ghozali, 2006). Salah satunya adalah analisis Outler Model. Analisa Outler
model digunakan untuk menguji pengukuran yang digunakan layak untuk
dijadikan pengukuran yang valid. Ada beberapa indikator dalam analisis outler
model, diantaranya, Convergent Validity, Discriminant Validity dan
Composite Reliability.
a. Convergent Validity
Convergent validity dari sebuah model pengukuran dengan model reflektif
indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score atau component score
dengan construct score yang dihitung dengan PLS. ukuran reflektif dikatakan
tinggi jika berkorelasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur.
Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala
pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,60 dianggap cukup (Ghozali,2006).
Tabel 4.9
Nilai Convergent Validity
Modal
Intelektua
l
Keputusan
Investasi
Keputusan
Pendanaan
Nilai
Perusaha
an
Profita
bilitas
Modal
Intelektual 0.626
Keputusan
Investasi 0.032 0.983
Keputusan 0.597 0.044 0.730
84
Pendanaan
Nilai
Perusahaan 0.198 0.935 0.245 0.774
Profitabilitas 0.970 0.068 0.560 0.229 0.979
Hasil pengolahan dengan smartPLS 3.00 dapat dilihat pada tabel 4.9
nilai outer model atau korelasi antara konstruk dengan variabel sudah
memenuhi convergent validity karena indikator yang memiliki nilai loading
faktor sebesar 0,70. Manifest dari modal intelektual memiliki nilai korelasi
terhadap konstruknya sebesar 0,626 yang menandakan belum terpenuhinya
nilai convergent validity. Oleh karena itu, modifikasi modal dapat dilakukan
agar membentuk model yang reliabel. Salah satu caranya yaitu dengan
mengeluarkan indikator-indikator yang memiliki nilai loading factor di bawah
0,70.
Tabel 4.10
Nilai Convergent Validity
Modal
Intelektua
l
Keputusan
Investasi
Keputusan
Pendanaan
Nilai
Perusaha
an
Profita
bilitas
Modal
Intelektual 1.000
Keputusan
Investasi 0.168 0.983
Keputusan
Pendanaan 0.403 -0.006 0.984
Nilai
Perusahaan 0.240 0.981 0.115 1.000
Profitabilitas 0.896 0.077 0.152 0.096 1.000
85
Setelah mengeluarkan indikator-indikator yang memiliki nilai korelasi
di bawah 0,70 maka diperoleh hasil pengolahan yang lebih baik dapat dilihat
pada tabel 4.10. Nilai outer model atau korelasi antara konstruk dengan
variabel pada awalnya sudah memenuhi convergent validity karena indikator
yang memiliki nilai loading factor sebesar 0,70. Pada model modifikasi
sebagaimana pada tabel 4.10 tersebut menunjukkan nilai korelasi indikator
modal intelektual terhadap konstruk sebesar 1.000. Nilai korelasi indikator
nilai perusahaan terhadap konstruknya sebesar 1,000. Nilai korelasi indikator
keputusan pendanaan terhadap konstruknya sebesar 0,984. Nilai korelasi
indikator keputusan investasi terhadap konstruknya sebesar 0.983 dan nilai
korelasi indikator Profitabilitas terhadap konstruknya sebesar 1.000. Hal
tersebut menandakan bahwa semua loading factor memiliki nilai di atas 0,70
sehingga konstruk untuk semua variabel sudah tidak ada yang dieliminasi dari
model.
b. Discriminant Validity
Discriminant Validity dari model pengukuran dengan reflektif indikator
dinilai berdasarkan cross loading pengukuran dengan kontruk. Jika korelasi
konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk
lainnya, maka akan menunjukkan bahwa konstruk nya memprediksi ukuran
pada blok yang lebih baik daripada ukuran blok lainnya (Ghozali,2006).
86
Tabel 4.11
Nilai Discriminant Validity
Modal
Intelektual
Keputusan
Investasi
Keputusan
Pendanaan
Nilai
Perusah
aan
Profitabilit
as
Dar 0.323 -0.005 0.848 0.182 0.248
Der 0.429 -0.007 0.920 0.193 0.365
Lder -0.235 -0.096 0.178 -0.025 -0.323
mvabva -0.034 0.982 -0.079 0.888 0.016
mvebve 0.091 0.984 0.157 0.948 0.114
Pbv 0.092 0.981 0.149 0.957 0.117
Per 0.390 0.247 0.377 0.532 0.421
Roa 0.940 0.077 0.411 0.199 0.978
Roe 0.959 0.056 0.681 0.249 0.979
Stva 0.388 -0.344 0.209 -0.352 0.327
Vaca 0.942 0.168 0.618 0.354 0.949
Vahu 0.373 -0.289 -0.085 -0.295 0.227
Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa masih terdapat nilai loading factor
untuk setiap indikator dari masing-masing variabel yang memiliki nilai lebih
rendah dibandingkan dengan korelasi indikator dari variabel lain. Sebelum
modifikasi dilakukan untuk membentuk model yang reliabel dan valid,
penelitian ini menggunakan beberapa indikator lain, seperti modal intelektual
menggunakan indikator VACA, VAHU dan STVA. Keputusan investasi
menggunakan indikator MVA/BVA dan MVE/BVE. Profitabilitas
menggunakan indikator ROA. Nilai perusahaan menggunakan indikator PBV
dan PER serta Keputusan pendanaan menggunakan indikator DAR, DER dan
LDER. Namun, berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui indikator VAHU dan
STVA memiliki nilai korelasi terhadap konstruknya yakni Modal Intelektual
87
yang lebih kecil dibandingkan nilai korelasi terhadap konstruk lainnya. Oleh
karena itu, modifikasi diperlukan untuk memperoleh model yang lebih baik.
Tabel 4.12
Nilai Discriminant Validity
Intelektual
Kapital_
Keputusan
Investasi_
Keputusan
Pendanaan_
Nilai
Perusahaa
n_
Profitabi
litas_
Dar 0.324 -0.005 0.975 0.114 0.069
Der 0.438 -0.007 0.992 0.113 0.194
Mva
bva 0.087 0.982 -0.144 0.931 0.058
Mve
bve 0.238 0.984 0.123 0.995 0.092
Pbv 0.240 0.981 0.115 1.000 0.096
Roa 0.896 0.077 0.152 0.096 1.000
Vaca 1.000 0.168 0.403 0.240 0.896
Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa masih terdapat nilai loading factor
untuk setiap indikator dari masing-masing variabel memiliki nilai lebih tinggi
dibandingkan dengan korelasi indikator dari variabel lain. Maka dapat
dikatakan konstruk memiliki discriminant validitas yang tinggi.
c. Composite Reliability dan Average Variance Extrctred (AVE)
Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah membandingkan
nilai square root of Average Variance Extracted (AVE) setiap konstruk dengan
korelasi antara konstruk lainnya dalam model. Kriteria validity dan reliabilitas
juga dapat dilihat dari nilai reliabilitas suatu konstruk dan nilai AVE dari
masing-masing konstruk. Kontruk dikatakan memiliki reliabilitas yang
88
ditinggi jika nilainya 0,70 dan AVE diatas 0,50. Pada tabel 4.12 akan disajikan
nilai Composite reliability dan AVE untuk seluruh variabel.
Berdasarkan tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai Composite Reliability
memiliki nilai dibawah 0,70 seperti Modal Intelektual yang memiliki nilai
sebesar 0,614. Oleh karena itu, perlu dimodifikasi untuk memperoleh model
yang baik.
Tabel 4.13
Nilai Composite Reliability and AVE (Sebelum dimodifikasi)
Cronbach's
Alpha
rho
_A
Composite
Reliability
Average Variance
Extracted (AVE)
Modal
Intelektual 0.509
0.65
1 0.614 0.392
Keputusan
Investasi 0.965
0.96
9 0.983 0.966
Keputusan
Pendanaan 0.876
-
0.08
7
0.729 0.532
Nilai
Perusahaan 0.417
0.73
9 0.735 0.599
Profitabilitas 0.956 0.95
6 0.978 0.957
Tabel 4.14
Nilai Composite Reliability and AVE (Sesudah dimodifikasi)
Cronbach's
Alpha
rho
_A
Composite
Reliability
Average Variance
Extracted (AVE)
Modal
Intelektual 1.000
1.00
0 1.000 1.000
Keputusan
Investasi 0.965
0.96
9 0.983 0.966
Keputusan 0.969 1.23 0.984 0.968
89
Pendanaan 2
Nilai
Perusahaan 1.000
1.00
0 1.000 1.000
Profitabilitas 1.000 1.00
0 1.000 1.000
Berdasarkan tabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai Composite Reliability
memiliki nilai diatas 0,70 untuk seluruh konstruk. Oleh karena itu, tidak
ditemukan permasalahan reliabilitas pada model yang dibentuk. Begitu pula
dengan nilai Average Variance Extracted (AVE) dari masing-masing konstruk
memiliki nilai diatas 0,50. Dengan demikian semua konstruk memenuhi
kriteria yang reliabel sesuai dengan kriteria yang direkomendasikan.
3. Analisis Model Struktural (Inner Model)
Pengujian inner model dilakukan untuk melihat hubungan antara konstruk,
nilai signifikansi dan R-Square dari model penelitian. Model struktural
dievaluasi dengan menggunakan R-Square untuk konstruk dependen uji t serta
signifikansi dari koefisien parameter jalur struktural. Setelah melakukan
modifikasi model untuk memperoleh model terbaik, diperoleh model
struktural sebagai berikut :
90
Gambar 4.7
Model Struktural
Dalam menilai model dengan PLS dimulai dengan melihat R-square
untuk setiap variabel dependen. Tabel 4.15 merupakan hasil estimasi R-Square
dengan menggunakan SmartPLS 3.00.
Tabel 4.15
Nilai R Square
R Square R Square Adjusted
Nilai Perusahaan 0.885 0.878
Profitabilitas 0.866 0.858
Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa penelitian ini
menggunakan 2 (dua) buah variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya
yaitu variabel nilai perusahaan yang dipengaruhi oleh variabel modal
intelektual, keputusan investasi, keputusan pendanaan dan profitabilitas.
91
Kemudian variabel profitabilitas yang dipengaruhi oleh modal intelektual,
keputusan pendanaan dan keputusan investasi.
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai R-Square untuk variabel nilai
perusahaan adalah sebesar 0,885 yang berarti model mampu menjelaskan
sebesar 88,5% untuk variabel yang mempengaruhi nilai perusahaan. Untuk
variabel Profitabilitas diperoleh sebesar 0,866 yang berarti model mampu
menjelaskan sebesar 86,6% untuk variabel yang mempengaruhi Profitabilitas.
Melalui R-Square itu pula dapat dihitung nilai Predictive Relevance
(Q2). Nilai Predictive Relevance (Q
2) prediktif relevansi untuk model
konstruktif. Q-Square mengukur seberapa baik nilai observasi dihasilkan oleh
model dan juga estimasi parameternya. Q-Square yang baik memiliki nilai
lebih besar dari 0. Q-Square dapat dihitung menggunakan rumus berikut :
Q2 = 1- (1-R1
2) (1-R2
2). . . . . .(1-Rn
2)
Q2
= 1- (1-0,8852)(1-0,866
2)
Q2
= 0,9458
Berdasarkan perhitungan nilai Q-Square di atas dapat dilihat bahwa model
dapat diobservasi. Selanjutnya dapat mencari nilai Goodness of Fit (GoF).
nilai GoF kecil = 0,1, GoF sedang = 0,25 dan GoF besar = 0,38.
GoF = AVE x R2
GoF = 0,9145 x 0,8755
GoF = 0,80
92
Berdasarkan hasil hitung nilai Goodness of Fit (GoF), dapat diketahui
bahwa model memiliki nilai pengamatan yang baik karena nilai GoF yang
besar. Oleh karena itu, berdasarkan hasil pengujian inner model dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini model struktural yang dibangun robust dan
akurat.
4. Analisis Hipotesa
Signifikansi parameter yang diestimasi memberikan informasi yang
sangat berguna mengenai hubungan antara variabel-variabel penelitian. Dasar
yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah nilai yang terdapat pada
output result for inner weight. Tabel memberikan output estimate untuk
pengujian model struktural.
Tabel 4.16
Result for inner weight
Dalam PLS pengujian secara statistik setiap hubungan yang
dihipotesiskan dilakukan dengan menggunakan simulasi. Dalam hal ini
93
dilakukan metode bootstrap terhadap sampel. Pengujian dengan bootstrap
juga dimaksudkan untuk meminimalkan masalah ketidaknormalan data
penelitian. Hasil pengujian dengan bootstrapping dari analisis PLS adalah
sebagai berikut :
1. Pengujian hipotesis
a. Modal Intelektual berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
Hasil pengujian modal intelektual terhadap nilai perusahaan
menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar 0,302 dengan nilai t-statistik
sebesar 3.383. Nilai t-statistik tersebut lebih kecil dari nilai t-tabel (1,989).
Hasil ini berarti modal intelektual berpengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan, maka Hipotesis diterima.
b. Pengujian Hipotesis modal intelektual positif berpengaruh terhadap
profitabilitas
Hasil pengujian modal intelektual terhadap profitabilitas
menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar 1.018 dengan nilai t-statistik
sebesar 10.486. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel
(1,989). Hasil ini berarti modal intelektual berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan, maka Hipotesis diterima.
c. Pengujian Hipotesis keputusan pendanaan positif berpengaruh
terhadap nilai perusahaan
Hasil pengujian keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan
menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar 0.064 dengan nilai t-statistik
sebesar 2.813. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel (1,989).
94
Hasil ini berarti keputusan pendanaan berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan, maka Hipotesis diterima.
d. Pengujian Hipotesis keputusan pendanaan positif berpengaruh
terhadap profitabilitas
Hasil pengujian keputusan pendanaan terhadap profitabilitas
menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar -0.258 dengan nilai t-statistik
sebesar 3.302. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel (1,989).
Hasil ini berarti keputusan pendanaan berpengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas, maka Hipotesis diterima.
e. Pengujian Hipotesis keputusan investasi berpengaruh positif terhadap
nilai perusahaan.
Hasil pengujian keputusan investasi terhadap nilai perusahaan
menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar 0.949 dengan nilai t-statistik
sebesar 53.863. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel
(1,989). Hasil ini berarti keputusan investasi berpengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan, maka Hipotesis diterima.
f. Pengujian Hipotesis keputusan investasi berpengaruh positif terhadap
profitabilitas
Hasil pengujian keputusan investasi terhadap profitabilitas
menunjukkan hasil koefisien jalur sebesar -0.096 dengan nilai t-statistik
sebesar 1.312. Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel (1,989).
Hasil ini berarti keputusan investasi berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap profitabilitas, maka Hipotesis ditolak.
95
g. Terdapat pengaruh antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan
Hasil pengujian profitabilitas terhadap nilai perusahaan menunjukkan
hasil koefisien jalur sebesar -0.248 dengan nilai t-statistik sebesar 3.890.
Nilai t-statistik tersebut lebih besar dari nilai t-tabel (1,989). Hasil ini
berarti profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap nilai
perusahaan, maka Hipotesis diterima.
Untuk mengetahui variabel intervening, maka dilakukan uji sobel yang
akan menjelaskan pengaruh secara tidak langsung.
Dibawah ini adalah hipotesis pengaruh secara tidak langsung :
a) Modal Intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas
Pengujian terhadap pengaruh mediasi antar variabel intervening
dengan variabel dependen dilakukan dengan perhitungan rumus Sobel.
Hasil dari kedua pengujian diringkas sebagai berikut :
P1 = 0,302 P2 = -0,248
Se1 = 0,089 Se2 = 0,064
Besarnya koefisien tidak langsung variabel modal intelektual
terhadap nilai perusahaan merupakan perkalian dari pengaruh variabel
modal intelektual terhadap variabel profitabilitas dengan profitabilitas
terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian dapat diperoleh sebagai
berikut :
Ab = a. b
= 0,302 x -0,248 = - 0,0749
96
Besarnya standard error tidak langsung modal intelektual terhadap
nilai perusahaan merupakan perkalian dari modal intelektual terhadap
profitabilitas dengan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Dengan
demikian dapat diperoleh sebagai berikut:
Sab =√ b2Sa
2+a
2 Sb
2 +Sa
2 Sb
2
=√ (-0,248)2(0,089)
2 + (0,302)
2(0,064)
2+(0,089)
2(0,064)
2
= 0,0023
Dengan nilai uji t diperoleh sebagai berikut :
t = ab/Sab
= -0,0749/0,0023
= -32,565
Nilai t sebesar -32,565 tersebut lebih besar dari 1,989 yang berarti
bahwa parameter mediasi tersebut signifikan. Maka dengan demikian model
pengaruh tidak langsung dari variabel modal intelektual terhadap nilai
perusahaan melalui profitabilitas dapat diterima. Dengan demikian, hipotesis
diterima.
b) Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
melalui profitabilitas
Pengujian terhadap pengaruh mediasi antar variabel intervening
dengan variabel dependen dilakukan dengan perhitungan rumus Sobel.
Hasil dari kedua pengujian diringkas sebagai berikut :
97
P1 = 0,064 P2 = -0,248
Se1 = 0,023 Se2 = 0,064
Besarnya koefisien tidak langsung variabel keputusan pendanaan
terhadap nilai perusahaan merupakan perkalian dari pengaruh variabel
keputusan pendanaan terhadap variabel profitabilitas dengan profitabilitas
terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian dapat diperoleh sebagai
berikut :
Ab = a. b
= 0,064 x -0,248 = -0.015872
Besarnya standard error tidak langsung keputusan pendanaan
terhadap nilai perusahaan merupakan perkalian dari keputusan pendanaan
terhadap profitabilitas dengan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Dengan demikian dapat diperoleh sebagai berikut:
Sab = √b2Sa
2+a
2 Sb
2 +Sa
2 Sb
2
= √ (-0,248)2(0,023)
2 + (0,064)
2(0,064)
2+(0,023)
2(0,064)
2
= 0,00015
Dengan nilai uji t diperoleh sebagai berikut :
t = ab/Sab
= -0,015872/0,00015 = -105,81
Nilai t sebesar -106 tersebut lebih besar dari 1,989 yang berarti bahwa
parameter mediasi tersebut signifikan. Maka dengan demikian model
98
pengaruh tidak langsung dari variabel keputusan pendanaan terhadap
nilai perusahaan melalui profitabilitas dapat diterima. Dengan
demikian, hipotesis diterima.
c) Keputusan Investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui
profitabilitas
Pengujian terhadap pengaruh mediasi antar variabel intervening dengan
variabel dependen dilakukan dengan perhitungan rumus Sobel. Hasil dari
kedua pengujian diringkas sebagai berikut :
P1 = 0,949 P2 = -0,248
Se1 = 0,018 Se2 = 0,064
Besarnya koefisien tidak langsung variabel keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan merupakan perkalian dari pengaruh variabel
keputusan investasi terhadap variabel profitabilitas dengan profitabilitas
terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian dapat diperoleh sebagai
berikut :
Ab = a. b
= 0,949 x - 0,248 = - 0.235352
Besarnya standard error tidak langsung keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan merupakan perkalian dari keputusan investasi
terhadap profitabilitas dengan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Dengan demikian dapat diperoleh sebagai berikut:
99
Sab = √b2Sa
2+a
2 Sb
2 +Sa
2 Sb
2
= √(-0,248)2(0,018)
2 + (0,949)
2(0,064)
2+(0,018)
2(0,064)
2
= 0,00377
Dengan nilai uji t diperoleh sebagai berikut :
t = ab/Sab
= -0,235352/0,00377 = -62,4276
Nilai t sebesar -62,4276 tersebut lebih besar dari 1,989 yang berarti
bahwa parameter mediasi tersebut signifikan. Maka dengan demikian
keputusan investasi tidak langsung dari variabel keputusan investasi
terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas dapat diterima. Dengan
demikian, hipotesis diterima.
2. Interprestasi
Berdasarkan pada hasil pembahasan yang telah dilakukan di atas,
penelitian ini menemukan beberapa hal-hal sebagai berikut :
1. Modal Intelektual berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Koefisien modal
intelektual menunjukkan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara teori, modal intelektual yang
dikelola secara efisien oleh perusahaan akan meningkatkan apresiasi pasar
terhadap nilai pasar perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Pengelolaan dan penggunaan modal intelektual secara efektif
100
terbukti mampu meningkatkan nilai perusahaan yang dalam penelitian ini
diukur dengan rasio PBV.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Diva dkk.(2014), Belkaoui
(2003), Chen et.al.(2005) dan Rubhyanti (2008).
2. Modal Intelektual berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas.
Koefisien modal intelektual menunjukkan positif dan signifikan terhadap
profitabilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa modal
intelektual yang telah dikeluarkan oleh perusahaan mempengaruhi upaya
perusahaan dalam mendapatkan profitabilitas yang lebih baik. Dengan
memanfaatkan modal intelektual yang dimiliki, maka perusahaan dapat
meningkatkan profitabilitas dengan cara meningkatkan pendapatan tanpa
adanya peningkatan beban dan biaya proporsional atau mengurangi beban
operasi perusahaan (pramudita,2008) dalam Diva dkk.(2014).
Hasil penelitian ini sejalan dengan temuan Dika dkk.(2014), Ramadhania
dkk. (2015), Martha Kartika dan Saarce Elsye Hatane (2013), Maya Ervina
dkk. (2008), Subkhan dan Citraningrum (2010), Fajarani dan Firmansyah
(2012), Rubhyanti (2008), dan (Pramudita (2012).
3. Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Koefisien
menujukkan positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian ini mendukung teori Modigliani-Miller bahwa penggunaan utang
akan meningkatkan nilai perusahaan apabila terdapat unsur pajak
penghasilan, menurut Kesuma (2009) dalam Diva Gabriella Eveline (2017),
101
hal ini terjadi karena sifat tax deductibility of interest payment, yang artinya
pembayaran bunga atas utang merupakan pengurang pajak penghasilan. Hal
itu disebabkan oleh pengaruh tinggi rendahnya utang dijadikan sebagai
sumber pendanaan akan menyebabkan tinggi rendahnya nilai perusahaan.
Utang merupakan salah satu sumber pembiayaan yang sangat berisiko,
besarnya utang akan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan (Brigham
dan Houston, 2001). Perusahaan yang dapat memanfaatkan dan
menggunakan utangnya dengan baik maka perusahaan tersebut akan lebih
maju dibandingkan dengan yang tidak memiliki utang. Kenaikan performa
perusahaan akan memberikan pandangan positif dari investor dan
meningkatkan harga saham perusahaan. Banyak perusahaan yang
mendapatkan keuntungan akibat penggunaan utang atau pendanaan
eksternal yang salah satunya berasal dari penerbitan saham baru.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Debby
Gabriella Evaline (2017), Fitriana (2014), Hasnawati (2005), Wijaya dan
Wibawa (2010) dan Naiborhu (2014) bahwa Debt to Equity Ratio (DER)
berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan kesimpulan bahwa adanya
pengurangan pembayaran pajak dimana Earning After Tax (EAT) akan
semakin meningkat dan dapat meningkatkan nilai perusahaan karena laba
akan meningkat.
4. Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap profitabilitas.
Koefisien menunjukkan negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.
Sejalan dengan pernyataan Pecking Order Theory perusahaan yang
102
memiliki tingkat keuntungan yang lebih tinggi justru memiliki tingkat utang
yang lebih kecil. Tingkat hutang yang kecil bukan berarti perusahaan
mempunyai target utang yang kecil, tetapi karena perusahaan tidak
membutuhkan dana eksternal. Semakin besar profitabilitas yang didapat
perusahaan, maka semakin mudah perusahaan mendapatkan dana untuk
melanjutkan kegiatan operasinya. Ketika profitabilitas yang dihasilkan
tinggi, perusahaan lebih memilih menggunakan dana internalnya
dibandingkan dana eksternal seperti menerbitkan saham atau meminjamkan
dana kepada kreditur. Dana eksternal hanya akan memberikan tanggungan
dimasa depan apabila tidak dimanfaatkan dengan baik.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rini Widianingsih (2015),
Fadhilah (2012) dan Sultan (2015) yang menyatakan bahwa keputusan
pendanaan berpengaruh terhadap profitabilitas.
5. Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Koefisien
keputusan investasi bertanda positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori sinyal (signaling
theory), di mana pengeluaran modal perusahaan tampak sangat penting
dalam upaya mengoptimalkan nilai perusahaan karena jenis investasi
tersebut memberikan sinyal tentang pertumbuhan pendapatan perusahaan
yang diharapkan di masa mendatang, mampung meningkatkan harga saham
yang digunakan sebagai indikator nilai perusahaan. Oleh karena itu,
keputusan investasi merupakan salah satu faktor penting dalam keputusan
keuangan.
103
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitriana (2014), Suroto (2015),
Sartini dan Purbawangsa (2014), Irfan dan Kumar (2015), Mursalim, et al
(2015) dan Prasetyo (2011:158) yang juga menemukan bahwa keputusan
investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
6. Keputusan investasi berpengaruh terhadap profitabilitas. Koefisien
keputusan investasi menunjukkan negatif dan tidak signifikan terhadap
profitabilitas yang berarti keputusan investasi tidak memberikan pengaruh
terhadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Keputusan investari yang tidak tepat atau waktu investasi yang diberikan
perusahaan itu sendiri.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Mursalim, et.al. (2015),
Safitri dan Wahyuati (2015) dan Warusawitharana (2015) yang menemukan
bahwa keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
profitabilitas.
7. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Koefisien menunjukkan
negatif tetapi signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini
sesuai dengan teori sinyal yang menyatakan suatu tindakan yang diambil
oleh manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor
tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.
Profitabilitas memberikan respon positif terhadap investor yang nantinya
akan menaikkan harga saham dan akhirnya memberikan dampak kenaikkan
nilai perusahaan.
104
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rini Widianingsih dkk.
(2015), Rinnaya (2016) dan Winarto (2015) yang menyatakan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Dibawah ini adalah uji sobel pengaruh variabel independen secara tidak
langsung terhadap nilai perusahaan melalui profitabilitas :
a. Modal intelektual berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan melalui profitabilitas sebagai variabel intervening. Hal ini
menunjukkan bahwa modal intelektual dapat berpengaruh positif dan
signifikan secara langsung terhadap nilai perusahaan dan juga
berpengaruh negatif dan signifikan secara tidak langsung yaitu dari
modal intelektual ke profitabilitas lalu ke nilai perusahaan berpengaruh
positif dan bersifat mediasi penuh (fully mediating). Karena pengaruh
positif dan signifikan secara tidak langsung modal intelektual terhadap
nilai perusahaan melalui profitabilitas menyebabkan total efek dari
modal intelektual terhadap nilai perusahaan menjadi positif dan tidak
signifikan. Dengan demikian, profitabilitas mampu memediasi modal
intelektual terhadap nilai perusahaan.
b. Keputusan pendanaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan melalui profitabilitas. Hal ini menunjukkan bahwa
keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan secara langsung
berpengaruh positif signifikan atau sama dengan keputusan pendanaan
terhadap nilai perusahaan melaului profitabilitas berpengaruh positif
signifkan. Hasil total efek uji sobel menunjukan bahwa profitabilitas
105
mampu memediasi keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan
dengan mediasi yang bersifat semu.
c. Uji sobel yang dilakukan menemukan bahwa keputusan Investasi
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan
melalui profitabilitas sebagai variabel intervening. Hal ini menunjukkan
bahwa keputusan investasi berpengaruh positif signifikan secara
langsung terhadap nilai perusahaan tetapi berpengaruh positif dan tidak
signifikan secara tidak langsung yaitu dari keputusan investasi ke
profitabilitas lalu ke nilai perusahaan. Dengan demikian, profitabilitas
tidak mampu memediasi keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.
Salah satu penyebabnya, adalah waktu keputusan investasi perusahaan
tersebut yang kurang tepat.
106
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis PLS menggunakan SmartPLS 3.00 dan
pembahasan yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya menunujukkan bahwa
sebagian besar dari hipotesis adalah diterima, atau dengan kata lain terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen.
Simpulan yang dapat diambil dari hasil analisis adalah:
1. Hasil penelitian menyatakan modal intelektual mempunyai pengaruh
positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil pengolahan
diketahui bahwa sumber daya perusahaan yaitu physical capital dapat
dikelola secara efisien dan menghasilkan nilai tambah bagi perusahaan
untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa H0
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif
modal intelektual terhadap nilai perusahaan secara signifikan.
2. Hasil penelitian menyatakan modal intelektual mempunyai pengaruh
positif signifikan terhadap profitabilitas. Dari hasil pengolahan diketahui
bahwa stakeholders memiliki peran yang penting dalam pengelolaan
modal intelektual yang dimiliki perusahaan dimana hal ini dapat
meningkatkan profitabilitas yang akan dihasilkan oleh perusahaan. Hasil
ini menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
107
terdapat pengaruh positif modal intelektual terhadap profitabilitas secara
signifikan.
3. Hasil penelitian menyatakan keputusan pendanaan mempunyai pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil pengolahan diketahui
bahwa pengaruh tinggi rendahnya utang dijadikan sebagai sumber
pendanaan akan menyebabkan tinggi rendahnya nilai perusahaan. Hasil ini
menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh positif keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan
secara signifikan.
4. Hasil penelitian menyatakan keputusan pendanaan mempunyai pengaruh
signifikan terhadap profitabilitas. Dari hasil pengolahan diketahui bahwa
keputusan pendanaan meningkat, maka profitabilitas akan mengalami
penurunan atau sebaliknya. Karena, perusahaan lebih cenderung memilih
menggunakan dana internal daripada dana eksternal dalam memilih
keputusan pendanaan. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif keputusan pendanaan
terhadap profitabilitas secara signifikan.
5. Hasil penelitian menyatakan keputusan investasi mempunyai pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari hasil pengolahan diketahui
bahwa semakin tinggi keputusan investasi akan semakin meningkatkan
nilai perusahaan. Sesuai dengan teori sinyal bahwa, perusahaan akan
memberikan sinyal kepada investor tentang prospek masa depan
108
perusahaan yang menyebabkan naiknya harga saham. Hasil ini
menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh positif keputusan investasi terhadap nilai perusahaan
secara signifikan.
6. Hasil penelitian menyatakan keputusan investasi mempunyai pengaruh
tidak signifikan terhadap profitabilitas. Dari hasil pengolahan diketahui
bahwa waktu pengambilan investasi dalam mengambil keputusan investasi
berdampak pada profitabilitas perusahaan, yang mana keputusan investasi
yang tepat akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil ini menunjukkan
bahwa H0 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
negatif keputusan investasi terhadap profitabilitas secara signifikan.
7. Hasil penelitian menyatakan profitabilitas terhadap nilai perusahaan
mempunyai pengaruh positif signifikan. Dari hasil pengolahan diketahui
bahwa profitabilitas yang meningkat, menyebabkan nilai perusahaan naik.
Sesuai dengan teori sinyal bahwa, perusahaan memberikan sinyal kepada
investor tentang prospek masa depan perusahaan yang menyebabkan
naiknya profitabilitas dan harga saham yang mencerminkan nilai
perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa H0 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan profitabilitas terhadap
nilai perusahaan.
109
8. Profitabilitas mampu memediasi modal intelektual dan keputusan
pendanaan terhadap nilai perusahaan. Namun tidak dapat memediasi
keputusan investasi terhadap nilai perusahaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka penulis
dapat memberikan saran untuk penelitian selanjutnya agar memperoleh penelitian
yang lebih baik lagi kedepannya, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Terdapat banyak variabel lain yang dapat dijadikan sebagai indikator
dalam menjelaskan variabel-variabel, seperti Tobin-Q, PER, dan lain-
lain untuk menjelaskan nilai perusahaan. NPM, ROI dan lain-lain untuk
menjelaskan profitabilitas. LDR, short debt rasio dan lain-lain untuk
menjelaskan keputusan pendanaan sehingga dapat memengaruhi hasil
analisis pada penelitian.
2. Periode pengamatan yang relatif pendek, yakni empat tahun sehingga
dapat menambah periode yang lebih panjang lagi.
C. Implikasi
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba
menguraikan implikasi yang mungkin bermanfaat diantaranya:
1. Bagi Perusahaan
Adanya modal intelektual keputusan pendanaan yang dapat
memengaruhi perusahaan secara langsung maupun tidak langsung juga
110
menjadi pertimbangan bagi perusahaan harus memaksimalkan kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan keuntungan melalui kegiatan investasinya
dan pemilihan keputusan pendanaan karena hal tersebut adalah informasi
penting bagi investor dalam memutuskan investasinya ke perusahaan dan
akan berdampak terhadap keberlangsungan perusahaan di masa yang akan
datang.
Adanya pengaruh yang signifikan antara keputusan investasi
dengan nilai perusahaan, diharapkan hasil penelitian ini membantu pihak
perusahaan dalam mengambil keputusan keuangan. Keputusan keuangan
yang mempertimbangkan bahwa penentuan keputusan investasi akan
memberikan pengaruh terhadap perusahaan karena keputusan investasi
akan menumbuhkan perusahaan dan kemudian meningkatkan nilai
perusahaan.
2. Bagi Investor
Investor dalam mengambil keputusan investasi dapat
mempertimbangkan keuntungan yang akan diperoleh menggunakan modal
intelektual, keputusan pendanaan, keputusan investasi, nilai perusahaan
dan profitabilitas perusahaan.
111
DAFTAR PUSTAKA
Fitriana, “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan: Kebijakan Dividen Sebagai
Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI”, Semarang, 2014.
Gayatri, Ni Luh Putu Rassri dan I Ketut Mustanda, “Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai
Perusahaan”, Universitas Udayana Bali, 2014.
Ghozali, Imam, “Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan
Partial Least Square”, Edisi 2, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2006.
Ghozali, Imam, “Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS 16.0”, Edisi 4, Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, Semarang, 2009.
Sjahrial, Dermawan MM, “Manajemen Keuangan Edisi 2”, Mitra Wacana
Media, Jakarta, 2008.
Suharli, Michell, “Pengaruh Profitability dan Investment Opportuniy Set
Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Hal. 9- 17,
Mei 2006.
Rodoni, Ahmad dan Herni Ali, “Manajemen Keuangan Modern”, Mitra
Wacana Media, Jakarta, 2014.
Brigham, EF dan Houston F Joel, “Manajemen Keuangan Edisi 8”, Erlangga,
Jakartaa, 2001.
Safitri, Norma dan Aniek Wahyuati, “Pengaruh Struktur Modal dan Keputusan
Investasi Terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Ilmu
dan Riset Manajemen, Vol. 4, No. 2, Februari 2015.
112
Giriati, “Free Cash Flow, Dividend Policy, Investment Opportunity Set,
OpportunisticBehavior and Firm’s Value”, ELSEVIER, 2016.
Maya Ervina, dkk, “Intelectual Capital dan kinerja keuangan perusahaan ;
suatu analisis dengan pendekatan partial least squares”, jurnal akuntansi dan investasi Vol.9 no.2, Hlm. 138-158, Juli 2008.
Mursalim, et al, “Financial Decision, Innovation, Profitability and Company Value: Case Study on Manufacturing in Indonesian Stock Exchange”,
Information Management and Bussiness Review, Vol. 7, No.2, page 72-78, April 2015.
Minhat, Marizah dan Nazam Dzolkarnaini, “Which Firm Use Islamic Financing?”, Economic Letter ELSEVIER, page 15-17, 2017.
Martono dan A. Harjito, “Manajemen Keuangan Edisi Pertama”, Ekonisia, Yogyakarta, 2002.
Warusawitharana, Missaka, “Research and development, profits, and firm value: A structural estimation”, Quantitative Economics 6, page 531-
565, The Federal Reserve System, 2015.
Zeitun, Rami dan Gary Tian, “Capital Structure and Corporate Performance :
Evidence From Jordan”, Forthcoming in Australian Accounting Business & Finance Journal, Australia, 2007.
Safitri dan lailatul Amanah, “Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan, kebijakan Deviden dan Kinerja Keuangan terhadap Nilai
perusahaan” , Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol.3 No.9 (2014).
Ramadhania, Tara dan Jelita Listrya Ferdiana, “Pengaruh Intellectual Capital
terhadap profitabilitas pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI”, Jurnal Riset Akuntansi dan perpajakan JRAP Vol.2 No.1, hal 1-
18 Juni 2015
113
Suroto, “Pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan
deviden terhadap nilai perusahaan”., Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang Vol. 4 no.3, 2015.
Nuryaman, “The influence of Intellectual Capital on The Firm`s Value with The financial performance as Intervening Variable”, Global
Conference on business and social science 17-18 September 2015.
Rini Widianingsih dkk. “pengaruh ukuran perusahaan dan keputusan
pendanaan terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel mediasi” Jurnal ilmiah UNSOED 2015.
Diva Cicilya dkk. “pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan dengan kinerja keuangan sebagai variabel intervening” Jurnal
manajemen dan Bisnis Juni 2014
Debby dan Lailatul “pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan,
kebijakan deviden dan modal intelektual terhadap nilai perusahaan” Jurnal ilmu dan riset Akuntansi Februari 2017.
Husnawati, Sri. 2005. Dampak set peluang investasi terhadap nilai perusahaan publik di bursa efek Jakarta. JAAI Volune 9 no.2, Desember.
Yulia Efni “the mediating effect of investment decisions and financing decisions on the effect of corporate risk and dividend policy against
corporate value” journal investment management and financial innovations February 2017.
Wijaya, L.R.P, Wibawa, A. 2010. Pengaruh Keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan.
Simposium Nasional Akuntansi XIII Purwokerto.
www.idx.co.id
www.finance.yahoo.com
114
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1 Hasil Output SmartPLS (sebelum modifikasi)
Gambar model penelitian
Conmposite Reliability and AVE
Cronbach's
Alpha
rho
_A
Composite
Reliability
Average Variance
Extracted (AVE)
Modal
Intelektual 0.509
0.65
1 0.614 0.392
Keputusan
Investasi_ 0.965
0.96
9 0.983 0.966
Keputusan
Pendanaan_ 0.876
-
0.08
7
0.729 0.532
Nilai
Perusahaan_ 0.417
0.73
9 0.735 0.599
Profitabilitas_ 0.956 0.95
6 0.978 0.957
115
Discriminant Validiy – Convergent Validity
Modal
Intelektua
l_
Keputusan
Investasi_
Keputusan
Pendanaan_
Nilai
Perusaha
an_
Profita
bilitas_
Modal
Intelektual 0.626
Keputusan
Investasi_ 0.032 0.983
Keputusan
Pendanaan_ 0.597 0.044 0.730
Nilai
Perusahaan
_
0.198 0.935 0.245 0.774
Profitabilita
s_ 0.970 0.068 0.560 0.229 0.979
Discriminant Validiy – Cross Loading
Modal
Intelektual
Keputusan
Investasi
Keputusan
Pendanaan
Nilai
Perusahaa
n
Profitab
ilitas
dar 0.323 -0.005 0.848 0.182 0.248
der 0.429 -0.007 0.920 0.193 0.365
lder -0.235 -0.096 0.178 -0.025 -0.323
mva
bva -0.034 0.982 -0.079 0.888 0.016
mve
bve 0.091 0.984 0.157 0.948 0.114
pbv 0.092 0.981 0.149 0.957 0.117
per 0.390 0.247 0.377 0.532 0.421
roa 0.940 0.077 0.411 0.199 0.978
roe 0.959 0.056 0.681 0.249 0.979
stva 0.388 -0.344 0.209 -0.352 0.327
vaca 0.942 0.168 0.618 0.354 0.949
vahu 0.373 -0.289 -0.085 -0.295 0.227
R Square
R Square R Square Adjusted
Nilai Perusahaan 0.774 0.761
Profitabilitas 0.951 0.949
116
Lampiran 2 Hasil Output SmartPLS (sesudah modifikasi)
Gambar model penelitian
Composite Realibility and AVE
Cronbach's
Alpha
rho_
A
Composite
Reliability
Average Variance
Extracted (AVE)
Modal Intelektual 1.000 1.00
0 1.000 1.000
Keputusan
Investasi_ 0.965
0.96
9 0.983 0.966
Keputusan
Pendanaan_ 0.969
1.23
2 0.984 0.968
Nilai Perusahaan_ 1.000 1.00
0 1.000 1.000
Profitabilitas_ 1.000 1.00
0 1.000 1.000
Discriminant Validiy – Cross Loading
Modal
Intelektual
Keputusan
Investasi_
Keputusan
Pendanaan
Nilai
Perusahaan
Profitabili
tas
dar 0.324 -0.005 0.975 0.114 0.069
der 0.438 -0.007 0.992 0.113 0.194
mvab
va 0.087 0.982 -0.144 0.931 0.058
Mveb
ve 0.238 0.984 0.123 0.995 0.092
pbv 0.240 0.981 0.115 1.000 0.096
roa 0.896 0.077 0.152 0.096 1.000
vaca 1.000 0.168 0.403 0.240 0.896
117
Discriminant Validiy – Convergent validity
Modal
Intelektual
Keputusan
Investasi_
Keputusan
Pendanaan_
Nilai
Perusahaan
_
Profitabi
litas_
Modal
Intelektual 1.000
Keputusan
Investasi 0.168 0.983
Keputusan
Pendanaan 0.403 -0.006 0.984
Nilai
Perusahaan 0.240 0.981 0.115 1.000
Profitabilitas 0.896 0.077 0.152 0.096 1.000
R Square
R Square R Square Adjusted
Nilai Perusahaan 0.885 0.878
Profitabilitas 0.866 0.858
Result for inner Weight
118
Lampiran 3
Sampel Penelitian
No. Kode Emiten
1 AKRA AKR Corporindo
2 ASII Astra International
3 BSDE Bumi Serpong Damai
4 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur
5 INDF Indofood Suksses Makmur
6 INTP Indocement Tunggal Prakarsa
7 KLBF Kalbe Farma
8 LPKR Lippo Karawaci
9 LSIP PP London Sumatra Indonesia
10 SMGR Semen Gresik
11 TLKM Telekomunikasi Indonesia
12 UNTR United Tractors
13 UNVR Unilever Indonesia
14 WIKA Wijaya Karya Tbk