PENGARUH LABA AKUNTANSI, ARUS KAS, DAN RETURN
ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM
(Studi Empiris Pada Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2007 -2009 )
Oleh
SIDIK
106082002675
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1432 H / 2011 M
v
iv
v
iv
Daftar Riwayat Hidup
A. Data Pribadi
Nama : Sidik
Tempat/Tanggal Lahir : Kebumen, 9 April 1987
Alamat sekarang : Jl. Kemang Utara IX No. 8 Rt 03/04, Kel.
Bangka, Kec. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
12730
Alamat asal : Ds. Wadas Malang, Rt 03/01, Kulon Gili, Kec.
Karang Sambung, Kab. Kebumen, Jawa Tengah
No. Telepon / HP : 085695281030
Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
Nama Orang Tua Bapak : Safingi (alm)
Ibu : Suratiyah
Motto Hidup
: Berusaha untuk Sukses di dunia dan akhirat
B. Riwayat Pendidikan
SDN Wadasmalang 01, Kebumen, Jawa
Tengah.
1994-2000
SLTP N 2 Karang Sambung, Kebumen
Jawa Tengah.
2000-2003
SMU N 60 Jakarta. 2003-2006
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.
2006-2011
v
C. Pengalaman Organisasi
Lembaga dakwah kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2006
ROHIS SMA N 60 Jakarta
iv
vii
“PENGARUH LABA AKUNTANSI, ARUS KAS DAN RETURN ON
ASSET TERHADAP RETURN SAHAM”
(Studi Empiris Pada Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di BEI
Periode 2007-2009)
Oleh: Sidik
Abstrak
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi, komponen arus kas, return on asset terhadap return
saham. Data penelitian ini diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).
Objek penelitian ini adalah seluruh perusahan industri barang konsumsi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009. Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling berdasarkan
ketersediaan data selama periode penelitian dan jenis datanya adalah sekunder, adapun metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjkan bahwa laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan return on asset secara bersama-sama memberikan pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Sedangkan secara
parsial pengaruhnya berbeda-beda, laba akuntansi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan masing-masing mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap
return saham. Arus kas operasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham dan roa berpengaruh positif signifikan terhadap return saham. Kesimpulan penelitian ini menunjukan bahwa model regresi yang terbentuk
dengan variabel independen yang terdiri dari laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan return on asset dapat digunakan untuk
memprediksi return saham industri barang konsumsi.
Kata kunci: Laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi arus kas pendanaan, return on asset, return saham
viii
“THE INFLUENCE ACCOUNTING PROFIT, CASH FLOW, RETURN ON
ASSET TO RETURN SAHAM”
(Empirical Study at Companies Goods Consumer that Listed in Indonesia Stock
Exchange periode 2007-2009)
By: Sidik
Abstract
The objective of the study is examines the influence of accounting profit, component of cash flow, and return on asset toward stock return. The data were
provided by Indonesia Stock Exchange official site (www.idx.co.id). The object of this research is all of companies goods consumer which was
listed in Indonesia Stock Exchange period 2007-2009. The choice of the sample
was used purposive sampling with criteria of data availbility within the research period, the type of the data is secondary and the analysis method used is multiple
linier regression model. The result of this research show that accounting profit, cash flow from
operation, cash flow from investment, cash flow from funding and return on asset
in simultan give significant influence towards stock return, but partially they give different influence. Accounting profit, cash flow from investment and cash flow
from funding give negative and significant towards stock return. Cash flow from operation give positive influence but not towards stock returnn and return os asset (roa) give postive influence significant towards stock return. The conclusion of
this research show that regression model fromed within dependent variable consisting accounting profit, cash flow from operation, cash flow from
investment, cash flow from funding and return on asset can be used to predicate the stock return of companies goods consumer..
Keywords: accounting profit, cash flow operation, cash flow investing, cash flow funding, return on asset, return saham
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillahirabbil’alamin, Puji syukur kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para
pengikutnya. Atas berkah, rahmat dan kasih sayang-Nya peneliti dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas,
dan Return on Asset Terhadap Return Saham (Studi Empiris pada Industri
Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2009)”.
Namun demikian, skripsi ini masih jauh dari yang diharapkan.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari banyak pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam
menyususn skripsi ini, rasa terima kasih penulis sampaikan khusus kepada :
1. Ayah dan Ibu dan adik yang telah memberikan dorongan serta bantuan baik
moril maupun materil yang penulis sangat butuhkan dalam penyelesaian
skripsi ini.
2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
3. Dr. Bambang Jatmiko, SE.,MSi, selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan ilmu, bimbingan,nasihat, serta saran
bagi penulis dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
4. Drs. Abdul Hammid Cebba, Ak., MBA., CPA selaku Dosen Pembimbing II
yang begitu telaten dan sabar dalam membimbing penulis, serta banyak
memberikan pengarahan dan masukan selama proses pengerjaan skripsi.
5. Rahmawati,SE.,Ak.,MM selaku Ketua Jurusan Akuntansi.
6. Yessi Fitri, SE.,Ak.,M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi.
7. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang telah
membantu dan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada penulis
semenjak awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
x
8. Mentor Halaqoh, Kak Bani Media Permana yang telah sabar mengajarkan
ilmu agama (mohon maaf, jika jika ada kesalahan)
9. Teman-teman Halaqoh (Heri, Munadar, alfian, Andi, Diki, Amin, Arif dan
Lutfi)
10. Teman-teman dekatku (Ono, Bowo, Iyus, Ijal, Eko, Shauki)
11. Teman-teman Akuntansi D angkatan 2006, yang tidak bisa disebutkan satu-
persatu namun tidak mengurangi rasa terima kasih.
12. Serta kakak-kaka kelas yang selama ini telah banyak membantu.
Mohon maaf apabila ada pihak-pihak yang namanya tidak tercantum. Ada
keterbatasan pada diri peneliti sebagai manusia, membuat skripsi ini penuh
dengan kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu apabila ada
kesalahan penulisan atau pengetikan mohon dimaafkan. Akhirnya dengan segala
kekurangan dan keterbatasan, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak khususnya dalam pengembangan penilian dan analisis pasar modal.
Jakarta, 18 Februari 2011
Sidik
xi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi........................................................................ i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi.............................................................. iii
Daftar Riwayat Hidup................................................................................. iv
Surat Pernyataan......................................................................................... vi
Abstrak........................................................................................................ vii
Abstract...................................……….……………………………........... viii
Kata Pengantar..................................……………………………………... ix
Daftar Isi...............................................…………………………………... xi
Daftar Tabel................................................................................................ xiv
Daftar Gambar............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................………………………….......... 1
B. Perumusan Masalah...... …………………………………….. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal.............................. ……………......................... 10
1. Pengertian Pasar Modal .................................................. 10
2. Tujuan Bursa Efek........................................................... 11
3. Lembaga Yang terlibat dalam Pasar Modal.................... 11
4. Lembaga Penunjang Pasar Perdana .......…………….…. 13
B. Laporan Keuangan...........…………….................................. 15
1. Pengertian Laporan Keuangan......................................... 15
2. Kualias Laporan Keuangan.............................................. 18
3. Tujuan Laporan Keuangan............................................... 20
C. Laba Akuntansi...................................................................... 21
D. Laporan Arus Kas...………................................................... 23
xii
1. Pengertian Arus Kas... ..................................................... 23
2. Penyajian Laporan Arus Kas............................................ 25
E. Return on Asset...................……........................................... 27
F. Saham...............................…….............................................. 28
G. Return Saham.................……………………………...…..... 29
H. Keterkaitan Antar Variabel……………………………......... 31
I. Kerangka Pemikiran.......…………………………………..... 35
J. Hipotesa ……………….........................……………...…..... 38
K. Penelitian Terdahulu......................................…………........ 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian..................………….…………… 42
B. Metode Pengumpulan Sampel....………………….………… 42
C. Metode Pengumpulan Data.................................................... 43
D. Metode Analisis Data.....................………………………… 44
1. Statistik Deskriptif……………................……………… 44
2. Uji Normalitas.................................................................. 44
3. Uji Asumsi Klasik………….….................…………….. 45
a. Uji Multikolonieritas.........……………………….... 45
b. Uji Autokorelasi.............……………………………. 45
c. Uji Heteroskedastisitas....…………………………… 46
4. Uji Hipotesis ................................................................... 47
a. Koefisien Determinasi............….......………………. 47
b. Uji Statistik F.................................……………….... 47
c. Uji Statitistik t ....................………....……………... 48
5. Regresi Berganda............................................................. 48
E. Definisi Operasional Variabel...................................……..... 49
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian…..……………. 55
1. Sekilas gambaran Bursa Efek Indonesia......................... 55
2. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................... 56
xiii
B. Analisis dan Pembahasan......... ...….…………...………….. 58
1. Uji Statistik Deskriptif ................................................... 58
2. Uji Normalitas................................................................. 61
3. Uji Asumsi Klasik..…...…..........…………...……….... 62
a. Uji Multikolonieritas.....…………………………..... 62
b. Uji Autokorelasi ………........……………………..... 63
c. Uji Heteroskedastisitas...…………....……………..... 64
4. Uji regresi berganda……………………………………. 65
5. Uji Hipotesis...................………………...…………..... 66
a. Koefisien Determinasi........…………........……….... 66
b. Uji Statistik F…..............……………..............…..... 67
c. Uji Statistik t…....………..............……………….... 68
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan............................……………………………..... 74
B. Implikasi…………………….……………………………..... 75
C. Keterbatasan Penelitian.......................................................... 76
D. Saran....................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA...............................……………………………..... 78
LAMPIRAN.................................................….………………………..... 81
xiv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu......................................................................... 39
3.1 Operasi Variabel……………………………. ................................. 53
4.1 Data Sampel Penelitian……………………… ..……….................. 56
4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif…………………................................. 58
4.3 Hasli Uji Multikolonieritas Coefficients………................................. 62
4.4 Uji Autokorelasi................................................................................ 63
4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda......................................................... 65
4.6 Uji Adjusted (R²)…………………………….................................. 67
4.7 Hasil Uji Statistik F…………………………................................... 68
4.8 Hasil Uji Koefisien Regresi t-hitung ............................................... 69
xv
DAFTAR GAMBAR
No Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran…………....................................................... 37
4.1 Grafik Normality Probability Plot (Uji Normalitas) ..................... 61
4.2 Output Uji Heteroskedastisitas....................................................... 64
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis keuangan global tahun 2008 diduga membawa dampak yang besar
serta perubahan signifikan pada perekonomian di berbagai negara. Walau krisis
keuangan tersebut bermula di salah satu negara maju, namun dampaknya
sampai ke perekonomian di negara berkembang melalui berbagai saluran,
antara lain penurunan aliran modal masuk, peningkatan suku bunga pinjaman,
menipisnya sumber daya pembiayaan pembangunan dari negara donor, dan
penurunan permintaan eksport. Di Indonesia sendiri mulai merasakan
dampaknya ditandai dengan adanya pelemahan harga maupun permintaan
(volume) eksport. Berbagai komoditas eksport utama Indonesia seperti minyak
sawit mentah, minyak bumi, hasil-hasil perkebunan dan pertambangan turun
cukup signifikan. Sedangkan permintaan komoditas serta barang eksport
nonmigas yang berupa barang manufaktur seperti perusahan alas kaki, tekstil,
garmen, kerajinan tangan dan mebel juga mulai menunjukan penurunan
permintaan. Pengurangan permintaan ini kemungkinan berlanjut hingga 2009,
khususnya untuk tujuan pasar yang sedang terkena krisis ekonomi diantaranya
adalah Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Dampak krisis global ini juga
mengganggu perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia. Banyak investor
asing maupun domestik lebih terfokus pada situasi ekonomi global. Puncaknya
adalah penutupan tanggal 9 Oktober 2008 dikarenakan situasi global yang tidak
2
asing maupun domestik lebih terfokus pada situasi ekonomi global. Puncaknya
adalah penutupan tanggal 9 Oktober 2008 dikarenakan situasi global yang tidak
kondusif, ditandai dengan penurunan tajam indeks harga saham. Dengan
kondisi seperti ini, hal terpenting yang harus dilakukan para investor sebelum
menanamkan modalnya di pasar modal untuk memperkecil resiko investasi
adalah mencari sumber informasi untuk membuat suatu penilaian dan
keputusan tentang investasi mana yang akan dipilih, karena informasi
merupakan unsur terpenting bagi para pelaku bisnis dalam menilai suatu
perusahaan. Salah satu sumber informasi penting yang digunakan untuk
menganalisis adalah laporan keuangan.
Pelaporan keuangan merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban
manajemen kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan
selama periode tertentu. Pada pelaporan keuangan, menurut Statement of
Financial Accounting Concept No. 1 November 1978 terdapat dua tujuan.
Pertama, bermanfaat bagi investor, investasi potensial, kerditor, dan pemakai
lainnya untuk membuat keputuasan investasi, kredit, dan keputusan serius.
Kedua, memberikan informasi tentang prospek arus kas untuk membantu
investor dan kreditur dalam menilai prospek arus kas berih perusahaan
(Hamzah, 2007:13). Laporan keuangan yang telah diaudit dan di publikasikan
merupakan salah satu informasi penting yang mengiringi setiap pengambil
keputusan (Soesetio, 2005:144). Laporan keuangan yang sering disajikan
adalah neraca, laporan laba-rugi, laporan arus kas dan laporan ekuitas pemilik
atau pemegang saham, selain itu catatan atas laporan keuangan atau
3
pengungkapan juga merupakan bagian integral dari setiap laporan keuangan
(Keiso et. al., 2002:3). Dari laporan keuangan yang disajikan, laba akuntansi
dan arus kas merupakan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk memutuskan investasi di pasar modal, dalam hal ini adalah
untuk menilai saham suatu perusahaan. Baik laba akuntansi maupun arus kas
mempunyai hubungan yang erat dengan harga saham (Keni, 2008:155).
Laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba
operasi, dan laba bersih. Tujuan laporan laba rugi adalah untuk mengukur
efisiensi manajer dalam mengelola perusahaan (Daniati dan Suhairi, 2006:4).
Laporan arus kas melaporkan sumber-sumber utama penerimaan kas
perusahaan dan pengunaan utamanya dalam pembayaran kas untuk suatu
periode. Sebelum dikeluarkannya Statement of Financial Accounting Standar
(SFAS) No.95, laporan arus kas belum merupakan bagian dari laporan
keuangan yang dikehendaki Generally Accepted Accounting Prinsipiles
(GAAP), hanya neraca dan laporan laba rugi. Laporan arus kas dana yang
diharuskan Accounting Principiles Board (APB) masih bersifat sukarela dan
posisinya dalam laporan keuangan masih suplemen. Pada tanggal 7 September
1994, IAI mengeluarkan Standa Akuntansi Keuangan (SAK) yang mulai
efektif 1 januari 1995 dan melalui PSAK No. 2, IAI mengubah penyajian
laporan perubahan posisi keuangan yang semula berupa arus dana menjadi
laporan arus kas. Dalam pernyataan PSAK NO. 2 disebutkan perusahaan harus
menyususn laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan ini
dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan
4
(integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan
keuangan. Informasi mengenai arus kas berguna untuk keputusan-keputusan
menyangkut kemampuan organisasi untuk membayar kewajiban-kewajiban
sekarang (Simamora, 2000:23). Informasi arus kas berguna bagi investor dan
kreditor untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus
kas bersih masa depan dan membandingkan dengan kewajiban-kewajiban
jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk kemungkinan pembayaran
deviden masa depan (Utari, 2006:57).
Selain laba akuntansi dan laporan arus kas sebagai informasi yang
penting bagi investor, rasio return on asset (ROA) juga mampu memberikan
informasi bagi investor. Return on asset (ROA) menunjukan kinerja
manajeman dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba.
Perusahaan mengharapkan hasil pengembalian yang sebanding dengan dana
yang digunakan (Astuti, 2004: 37).
Beberapa bukti empiris tentang pengaruh laba akuntansi, arus kas dan
return on asset terhadap harga atau return saham menunjukan adanya ketidak
konsistenan hasil yang diperoleh. Hasil penelitian Utari (2006), menyimpulkan
bahwa laba akuntansi, arus kas dari operasi, investasi dan pendanaan secara
simultan berpengaruh terhadap return dan harga saham, namun secara parsial
arus kas dari investasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Daniati dan
Suhairi (2006), menyimpulkan laba, arus kas dari operasi, arus kas dari
investasi, size perusahaan secara simultan berpengaruh terhadap expected
return saham. Namun secara parsial arus kas dari operasi tidak berpengaruh
5
terhadap expected return saham. Soesetio (2005), menyimpulkan komponen
total arus kas dari aktivitas pendanaan dan investasi serta perubahan total arus
kas mempunyai kandungan informasi. Dengan kata lain, informasi tersebut
menjadi referensi investor untuk memutuskan, membeli, menahan atau menjual
saham. Triyono dan Hartono (2000), menyimpulkan arus kas dari aktivitas
pendanaan, investasi dan operasi serta laba mempunyai pengaruh terhadap
harga saham, sedangkan dengan menggunakan model return saham, semua
hipotesis yang diajukan tidak mempunyai hubungan. Penelitian mengenai
return on asset terhadap harga atau return saham dilakukan oleh beberpa
peneliti. Yuniarti dan Nurmala (2007), menyimpulkan return on asset
berpengaruh terhadap harga saham yang menurut peneliti diduga berhubungan
dengan return saham yang sedang diteliti, namun Wulandari dan Sasongko
(2006), yang meneliti pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga saham yang
menyimpulkan ROA tidak berpengaruh terhadap harga saham, yang menurut
peneliti diduga mempunyai dampak terhadap return saham. Widodo (2007),
menyimpulkan ROA berpengaruh terhadap return saham. Masih adanya hasil
analisis yang berbeda berkaitan pengaruh laba akuntansi, arus kas dan ROA
terhadap harga maupun return saham mengharuskan dilakukan penelitian
sejenis untuk dapat menghasilkan landasan teori yang jelas. Dalam penelitian
ini, peneliti hanya berfokus pada return saham.
Dengan demikian Judul yang diambil untuk penelitian ini adalah
“Pengaruh Laba Akuntansi, Arus Kas dan Return on Asset Terhadap Return
Saham”.
6
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Utari (2006). Adapun perbedaanya adalah sebagai berikut:
1. Objek penelitian
Dalam penelitian ini, objek yang digunakan adalah industri barang
konsumsi, sedangkan penelitian terdahulu adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Periode pengamatan
Dalam penelitian ini, periode pengamatan selama tiga tahun yaitu dari tahun
2007 sampai dengan tahun 2009, sedangkan penelitian terdahulu hanya satu
tahun yaitu tahun 2004.
3. Variabel penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menambah variabel yaitu return on asset
(ROA), karena untuk mengukur tingkat efisiensi terhadap penggunaan aset
sendiri. Selain itu, penelitian terdahulu variabel dependen menggunakan
harga dan return saham, sedangkan penelitian ini hanya berfokus pada
return saham.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya pokok
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah laba akuntansi berpengaruh terhadap return saham pada Industri
Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007
sampai dengan 2009.
7
2. Apakah laporan arus kas yang terdiri dari aktivitas operasi, investasi, dan
pendanaan berpengaruh terhadap return saham pada Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai
dengan 2009.
3. Apakah return on asset berpengaruh terhadap return saham pada Industri
Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007
sampai dengan 2009.
4. Apakah secara bersama-sama laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas
investasi, arus kas pendanaan dan return on asset berpengaruh terhadap
return saham pada Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2007 sampai dengan 2009.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasasarkan Perumusan Masalah di atas, tujuan penelitian yang
ingin di capai dalan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi terhadap return saham pada
Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2007 sampai dengan 2009.
b. Untuk mengetahui pengaruh laporan arus kas dari aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan terhadap return saham pada Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai
dengan 2009.
8
c. Untuk mengetahui pengaruh return on asset terhadap return saham
pada Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2007 sampai dengan 2009.
d. Untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas
investasi, arus kas pendanaan dan return on asset secara bersama-sama
terhadap return saham pada Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia periode 2007 sampai dengan 2009.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka
manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada pengaruh laba akuntansi, arus kas yang terdiri dari
arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan serta return on
asse terhadap return saham. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi:
a. Penulis
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan dalam bidang akuntansi keuangan
dan untuk lebih mengetahui pengaruh laba akuntansi, laporan arus kas
dari aktivatas operasi, investasi dan pendanaan serta return on asset
terhadap return saham. Selain itu, penulisan skripsi ini sebagai syarat
untuk mendapatkan gelar S1 di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
9
b. Emiten
Dapat dijadikan dasar pertimbangan sebagai usaha untuk menarik
investor serta masukan bagi emiten mengenai manfaat laporan
keuangan dan rasio return on asset (ROA)
c. Investor
Dapat memberikan bukti empiris mengenai pengaruh laba akuntansi,
arus kas yang terdiri dari aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan
return on asset terhadap return saham, sehingga investor dapat
mengambil keputusan yang tepat dalam berinvestasi.
d. Peneliti Selanjutnya
Dapat dipakai sebagi acuan dalam menguji variabel–variabel yang telah
diteliti dan sebagai pedoman untuk menguji kembali variabel-variabel
tersebut atau menambahkan variabel-variabel yang dianggap perlu
untuk diuji.
e. Akademisi
Dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan yang berarti dan sebagai
bahan informasi maupun masukan bagi semua pihak dalam rangka
upaya pengembangan keilmuan serta dapat menjadi acuan penelitian
lain yang sejenis.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pasar Modal
1. Pengertian Pasar Modal
Menunurut UU RI NO.8 Tahun 1995, pasar modal adalah kegiatan
yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,
perusahaan go public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
Pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat dalam pengertian
fisik yang terorganisasi dengan efek-efek yang diperdagangkan. Bursa efek
adalah suatu sistem organisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli
efek baik yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Efek
adalah setiap surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan misa lnya surat
pengakuan hutang, saham, obligasi, dan lain- lain (Rodoni, 2006:158).
Sedangkan Triandaru dan Budisantoso (2006:279), pasar modal
adalah pasar keuangan untuk dana-dana jangka panjang dan merupakan
pasar yang konkrit. Dana jangka panjang adalah dana yang jatuh temponya
lebih dari satu tahun.
Berdasarkan pengertian pasar modal di atas dapat disimpulkan bahwa
pasar modal merupakan tempat kegiatan yang berhubungan dengan
perdagangan efek perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkanya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
11
2. Tujuan Bursa Efek
Di Indonesia, pasar modal lebih dikenal dengan istilah bursa efek
(stock exchange). Bursa efek adalah lembaga atau perusahaan yang
menyelenggarakan atau menyediakan fasilitas sistem (pasar) untuk
mempertemukan penawaran jual atau beli efek berbagai perusahaan atau
perorangan yang terlibat dengan tujuan perdagangan efek perusahaan-
perusahaan yang tercatat di bursa efek.
Tugas Bursa Efek menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006:42)
adalah:
a. Menyediakan sarana perdagangan efek.
b. Mengupayakan likuiditas instrumen yaitu mengalirnya dana secara cepat
pada efek-efek yang terjual.
c. Menyebarluaskan informasi bursa keseluruh lapisan masyarakat.
d. Memasyarakatkan pasar modal untuk menarik calon investor dan
perusahaan yang go public.
e. Menciptakan instrumen dan jasa baru.
f. Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan bursa.
g. Mencegah praktik transaksi yang dilarang melalui fungsi pengawasan.
h. Ketentuan bursa efek mempunyai kekuatan hukum yang mengikat bagi
pelaku pasar modal.
3. Lembaga Yang Terlibat dalam Pasar Modal
Menurut Rodoni (2006:160), ada beberapa lembaga yang terlibat
dalam pasar modal yaitu :
12
a. Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal)
Tugas Badan Pengawas Pasar Modal menurut Keppres No. 53 tahun
1990 tentang Pasar modal adalah :
1) Mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek
dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur dan efisien serta
melindungi kepentingan pemodal masyarakat umum.
2) Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga- lembaga
berikut :
(a) Bursa efek.
(b) Lembaga kliring, penyelesaian dan penyimpangan.
(c) Reksadana.
(d) Perusahaan efek dan perorangan.
(e) Lembaga penunjang pasar modal yaitu tempat penitipan harta,
Biro adminsitrasi Efek, Wali amanat atau penanggung.
(f) Profesi penunjang Pasar modal.
b. Memberi pendapat kepada Menteri Keuangan mengenai Pasar Modal.
BAPEPAM sebagai lembaga pasar modal wajib menetapkan ketentuan
bagi penjaminnya pelaksanaan efek secara tertib dan wajar dalam rangka
melindungi pemodalan dan masyarakat seperti berikut :
1) Keterbukaan informasi tentang transaksi efek di Bursa Efek oleh
semua perusahaan efek dan semua pihak. Ketentuan ini wajib memuat
persyaratan keterbukaan kepada ketua BAPEPAM dan masyarakat
13
tentang semua transaksi efek oleh semua pemegang saham utama dan
orang-orang dalam serta pihak yang berhubungan denganya.
2) Penyimpanan catatan dan laporan yang diberikan oleh pihak yang
telah memperoleh izin usaha, izin perorangan, persetujuan atau
pendaftaran profesi.
4. Lembaga Penunjang Pasar Perdana
a. Penjamin Emisi Efek
Tugas penjamin emisis antara lain:
1) Memberikan nasihat mengenai jenis efek yang sebaiknya dikeluarkan,
harga wajar dan jangka waktu efek (obligasi dan sekuritas kredit).
2) Dalam mengajukan pernyataan pendaftaran emisi, membantu
pengisian dokumen pernyataan pendaftaran efek, dan mendampingi
emiten selama proses evaluasi.
3) Mengorganisasikan penyelenggaraan emisi (mendistribusikan dan
menyiapkan sarana-sarana penunjang).
b. Akuntan Publik
Tugas akuntan publik:
1) Melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan dan memberikan
pendapat.
2) Memeriksa pembukuan apakah sudah sesuai dengan prinsip akuntansi.
3) Memberikan petunjuk pelaksanaan cara-cara pembukuan yang baik
apabila diperlukan.
14
c. Konsultasi hukum
Tugas konsultasi hukum adalah meneliti aspek-aspek emiten dan
memberikan pendapat dari sisi hukum tentang keadaaan dan keabsahan
usaha emiten, yang meliputi anggaran dasar, izin usaha, bukti
kepemilikan atas emiten, perjanjian yang dilakukan oleh emiten dengan
pihak ketiga, dan gugatan dalam perkara perdata atau pidana.
d. Notaris
Notaris bertugas membuat berita acara Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), membuat konsep akta perubahan anggaran dasar, dan
menyiapkan naskah perjanjian dalam rangka emisi.
e. Agen penjual
Agen penjual ini umumnya terdiri dari perusahaan broker/dealer yang
bertugas melayani investor yang membeli efek, melaksanakan
pengembalian uang pesanan, dan menyerahkan sertifikat efek kepada
pembeli.
f. Perusahaan penilaian
Perusahaan penilaian diperlukan apabila perusahaan emiten akan
melakukan penilaian kembali aktivanya. Penilaian tersebut dimaksudkan
untuk mengetahui berapa besar nilai wajar aktiva perusahaan sebagai
dasar dalam melaksanakan emisi pasar modal.
15
B. Laporan Keuangan
1. Pengertian Laporan Keuangan
Tujan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi.
Laporan keuangan inilah yang kemudian menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya dalam proses pengambil keputusan. Disamping sebagai
informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban, serta untuk
menggambarkan indikator kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuan.
Menurut Yadiyati (2007:51), laporan keuangan adalah informasi
keuangan yang disajikan dan disiapkan oleh manajemen dari suatu
perusahaan kepada pihak eksternal dan internal yang berisi seluruh kegiatan
bisnis dari satu kesatuan usaha yang merupakan salah satu alat
pertanggungjawaban dan komunikasi manajemen kepada pihak-pihak yang
membutuhkannya.
Hery (2009:6), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mengkomunikasikan data keuangan atau aktifitas perusahaan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan yang menunjukan kondisi kesehatan keuangan
perusahaan dan kinerja perusahaan.
Sedangkan menurut Standa Akuntansi Keuangan (2009:1), laporan
keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan
keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara,
misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
16
laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan.
Laporan yang lengakap meliputi (Warrent, et. al., 2006:25):
a. Laporan Laba-Rugi
Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan
(matching concept). Konsep ini diterapkan dengan menandingkan atau
mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode
terjadinya beban tersebut. Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan
pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi. Kelebihan ini disebut
laba bersih atau keuntungan bersih (net income atau net profit). Jika
beban melebihi pendapatan maka disebut rugi bersih (net loss).
b. Laporan Ekuitas Pemilik
Laporan ekuitas pemilik melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama
jangka waktu tertentu. Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan
laba-rugi, karena laba bersih atau rugi bersih periode berjalan harus
dilaporkan dalam laporan ini. Demikian juga laporan ekuitas pemilik
dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas pemilik
pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. Oleh karena itu, laporan
ekuitas pemilik sering kali dipandang sebagai penghubung antara laporan
laba rugi dengan neraca.
17
c. Neraca
Neraca melaporkan jumlah aktiva, kewajiban, dan ekuitas pemilik.
Bagian aktiva dalam neraca biasanya disusun berdasarkan urutan cepat
lambannya aktiva tersebut dikonversi menjadi kas atau digunakan dalam
operasi. Kas berada diurutan pertama, diikuti oleh piutang, perlengkapan,
asuransi dibayar dimuka, dan aktiva lainnya. Kemudian, disajaikan aktiva
yang sifatnya tetap atau permanen seperti tanah, bangunan dan lain- lain.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian: (1) aktivitas operasi, (2)
aktivitas investasi, (3) aktivitas pendanaan.
1) Arus kas dari aktivitas operasi
Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang
menyangkut operasi perusahaan.
2) Arus kas dari aktivitas investasi
Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau penjualan
aktiva tetap atau permanen.
3) Arus kas dari aktivitas pendanaan
Bagian ini melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan
investasi pemilik, peminjaman dana dan pengambilan uang oleh
pemilik.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
18
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja serta
penilaian suatu perusahaan.
2. Kualitas Laporan Keuangan
Walapun setiap perusahaan memiliki bidang usaha dan karaktersitisk
yang berbeda satu sama lain, sehingga rincian laporan keuangan satu
perusahaan dengan perusahaan lainya dapat berbeda, tetapi setiap laporan
keuangan yang dihasilkan oleh setiap institusi harus memenuhi beberapa
standar kualitas berikut ini agar bermanfaat ( Rudianto, 2009:19):
a. Relevan
Setiap jenis laporan keuangan yang dihasikkan oleh perusahaan harus
sesuai dengan maksud penggunaanya sehingga dapat bermanfaat. Karena
itu, dalam proses penyusunan laporan keuangan akuntan harus
memfokuskan kepada tujuan umum pemakai laporan keuangan.
b. Dapat Dimengerti
Laporan keuangan harus disusun dengan istilah dan bahasa yang
sesederhana mungkin sehingga dapat dimengerti oleh pihak yang
membutuhkannya. Laporan keuangan yang tidak dapat dimengerti tidak
akan ada manfaatnya sama sekali.
c. Daya Uji
Informasi keuangan yang dihasilkan suatu perusahaan harus dapat diuji
kebenarnnya oleh seseorang pengukur yang independen dengan
menggunakan metode pengukuran yang sama.
19
d. Netral
Informasi keuangan harus ditujukan kepada tujuan umum pengguna,
bukan ditujukan kepada pihak tertentu saja. Laporan keuangan tidak
boleh berpihak pada salah satu pengguna laporan keuangan tersebut.
e. Tepat waktu
Laporan keuangan harus dapat disajikan sedini mungkin agar dapat
digunakan sebagi dasar pengambilan keputusan perusahaan. Laporan
keuangan yang terlambat penyampaianya akan membuat pengambilan
keputusan perusahaan menjadi tertunda dan tidak relevan lagi dengan
waktu dibutuhkannya informasi tersebut.
f. Daya Banding
Laporan keuangan suatu perusahaan harus dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan perusahaan itu sendiri pada periode-periode
sebelumnya, atau dengan perusahaan lain yang sejenis pada periode yang
sama.
g. Lengkap
Informasi keuangan harus menyajikan semua fakta keuangan yang
penting sekaligus menyajikan fakta- fakta tersebut sedemikian rupa
sehingga tidak akan menyesatkan pembacanya. Maka harus terdapat
klasifikasi, susunan serta istilah yang layak dalam laporan keuangan.
Demikian pula semua fakta atau informasi tambahan yang dapat
mempengaruhi perilaku dalam pengambil keputusan, harus diungkapkan
dengan jelas.
20
3. Tujuan Laporan keuangan
Menurut PSAK NO. (2009:1.2), tujuan laporan keuangan untuk umum
adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus
kas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya
yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut,
suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang
meliputi: aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian serta arus kas.
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh setiap organisasi memiliki
suatu tujuan tertentu. Walaupun satu badan usaha memiliki bidang usaha
dan karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, tetapi
secara umum laporan keuangan disusun dengan tujuan sebagai berikut
(Rudianto, 2009:19):
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.
b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam sumber –sumber ekonomi suatu perusahaan yang timbul dalam
aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan keuangan dalam mengestimasi potensi perusahaan guna
menghasilkan laba di masa mendatang.
21
d. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan dalam mengestimasi potensi perusahaan guna menghasilkan laba.
e. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai
aktifitas pembelanjaan dan investasi.
f. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pengguna
laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi yang dianut
perusahaan.
.
C. Laba Akuntansi
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2009), dalam rangka
penyusunan dan penyajian laporan keuangan bahwa penghasilan bersih (laba)
seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran
yang lain seperti imbalan investasi (return on investment) atau penghasilan per
saham (earning per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran
penghasilan bersih adalah penghasilan dan beban.
Suatu laporan laba-rugi, mengukur jumlah laba yang dihasilkan oleh
perusahaan jangka waktu tertentu. Dalam format yang paling dasar, laporan
laba rugi dapat dinyatakan membandingkan antara pendapatan yang diperoleh
perusahaan dengan beban yang digunakan untuk mendapatkan pendapatan
tersebut. Jika pendapatan lebih besar dari beban, maka disebut laba, dan
sebaliknya jika pendapatan lebih kecil dari beban, maka disebut rugi.
22
Laporan laba-rugi yang juga sering disebut statement of income atau
statement of earning adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi
perusahaan selama periode waktu tertentu. Komunitas bisnis dan investasi
menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan
kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman (Kieso, et.
al.,2002: 150).
Hendriksin (2004:130), menyatakan bahwa tujuan utama pelaporan laba
adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi mereka yang
berkepentingan dengan laporan keuangan. Tujuan lebih khusus meliputi
penggunanan laba sebagai pengukuran efisiensi manajemen, penggunaan laba
historis untuk membantu meramalkan keadaan usaha dan deviden dimasa yang
akan datang dan penggunaan laba sebagai pengukuran keberhasilan serta
pendoman pengambil keputusan manajerial di masa yang akan datang.
Ada 3 jenis laba akuntansi menurut Febrianto dan Widiastuti (2005:159):
a. Laba kotor adalah selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan kos
barang terjual. Kos barang terjual adalah semua biaya yang dikorbankan,
yang untuk perusahaan pemanufakturan, mulai dari tahap ketika bahan baku
masuk kepabrik, diolah, dan hingga dijual. Semua biaya-biaya langsung
yang berhubungan dengan penciptaan produk tersebut dikelompokan
sebagai kos barang terjual. Bagi perusahaan dagang, kos barang terjual ini
terdiri dari biaya-biaya: harga beli barang dan biaya lain yang dikeluarkan
untuk menjadikan barang tersebut siap dijual.
23
b. Angka laba operasi adalah selisih laba kotor dengan biaya-biaya operasi.
Biaya-biaya operasi adalah yang berhubunagn operasi perusahaan. Per
definisi, biaya-biaya ini adalah biaya-biaya yang sering terjadi di dalam
perusahaan dan bersifat operatif. Selain itu, biaya-biaya ini diasumsikan
memiliki hubungan dengan penciptaan pendapatan. Diantara biaya-biaya
operasi tersebut adalah: biaya gaji karyawan administrasi, biaya perjalanan
dinas, biaya iklan dan promosi, dan lain- lain.
c. Angka laba ketiga adalah laba bersih. Laba bersih berarti angka yang
menunjukan selisih antara seluruh pendapatan dengan beban. Dengan
demikian, sesungguhnya laba bersih adalah laba yang menunjukan bagian
laba yang akan ditahan di dalam perusahaan dan yang akan dibagikan
sebagai deviden.
D. Laporan Arus Kas
1. Pengertian Arus Kas
Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pengukuran kas seperti
pembelajaan perusahaan, pembelian aktiva tetap, pembiayaan ekspansi
perusahaan serta pengeluaran kas lainnya dan yang berkaitan dengan
penerimaan kas dari penjualan dan pendapatan lainnya tidak dapat
dijelaskan melalui neraca dan laporan laba rugi, melainkan dalam laporan
arus kas. Laporan arus kas adalah suatu laporan tentang aktivitas
penerimaan dan pengeluran kas perusahaan di dalam suatu periode tertentu,
24
beserta penjelasan tentang sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran kas
tersebut (Rudianto, 2009:206).
Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar dari
sebuah perusahaan selama periode tertentu. Laporan arus kas menyediakan
informasi yang berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan kas dari kegiatan operasi, mempertahankan dan meningkatkan
kapasitas operasi, memenuhi kewajiban keuangan dan membayar deviden
(Revee, et. al., 2010: 262).
Kas merupakan bagian dari aktiva lancar yang paling likuid sehingga
mudah untuk berpindah tangan. Pada setiap perusahaan biasanya memiliki
persediaan kas minimal atau kas ideal yang besarnya tergantung pada
perusahaan tersebut (Gitosdarmo dan Najmudin, 2003:311).
Beberapa definisi yang terkait dengan kas menurut PSAK NO.2
(2009:2.2) adalah sebagai berikut:
a. Kas terdiri dari atas saldo kas (cash and hand) dan rekening giro.
b. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam
jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
c. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas.
d. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain
yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
25
e. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang
serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas.
f. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman
perusahaan.
2. Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu
dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Klasifikasi menurut aktifitas memberikan informasi yang memungkinkan
para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktifitas tersebut terhadap
posisi keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas.
Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan
diantara ketiga aktivitas. Ketiga aktivitas yang terdapat dalam arus kas
adalah sebagai berikut :
a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Merupakan arus kas yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan,
diperoleh dari aktivitas utama pendapatan perusahaan, umumnya berasal
dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau
rugi bersih (Simamora (2000) dalam Utari, 2006:60). Dalam PSAK No.
2 (2009:2.3), disebutkan jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas
operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya
perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi
pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar
26
dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan dari luar. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh
dari aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Oleh karena itu,
arus kas tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain
yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih.
b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Dalam PSAK NO.2 (2009:2.3), disebutkan pengungkapan terpisah arus
kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas
tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan
dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan
arus kas masa depan. Menurut Rudianto (2009: 208), arus kas dari
aktivitas investasi adalah berbagi aktivitas yang terkait dengan pembelian
dan penjualan harta perusahaan yang menjadi sumber pendapatan
perusahaan, seperti pembelian dan penjualan bangunan, tanah, mesin,
kendaraan, pembelian obligasi atau saham perusahaan lainnya dan
sebaginya.
c. Arus kas dari Aktiva Pendanaan.
Arus kas dari aktivitas pembiayaan atau pendanaan adalah semua
aktifitas yang berkaitan dengan upaya untuk mendukung operasi
perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dana dari berbagi sumbernya
beserta konsekuensinya. Misalnya penerbitan surat hutang, penerbitan
obligasi, penerbitan saham baru, pembayaran deviden, pelunasan hutang
27
dan sebagianya. Tetapi secara umum, aktivitas pembiayaan dibagi
menjadi dua kelompok besar yaitu
1) Perolehan modal dari pemilik dan kompensasinya kepada mereka
dengan pengembalian atas investasi mereka.
2) Pinjaman uang dari kreditur dan pembiayaan kembali hutang yang
dipinjam.
E. Return on Asset
Menurut Sugiono dan Untung dalam Sugiarto (2009:16), return on asset
mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh aset yang ada, atau
rasio ini menggambarkan efisiensi pada dana yang digunakan dalam
perusahaan. Oleh karena itu, sering pula rasio ini disebut return on investment.
Astuti (2004: 37), menyatkan hasil pengembalian total aktiva atau total
investasi disebut juga ROA (return on asset), menunjukan kinerja manajeman
dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba. Perusahaan
mengharapkan hasil pengembalian yang sebanding dengan dana yang
digunakan. Semakin tinggi hasil pengembalian maka semakin efesien
perusahaan tersebut. Rasio ini dapat diukur dengan rumus:
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa return on asset
(ROA) merupakan ukuran kemampuan perusahan dalam menghasilkan
ROA =
28
keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin tinggi
nilai ROA menunjukan perusahaan yang semakin efisien dalam memanfaatkan
aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan meningkat.
F. Saham
Untuk mendapatkan modal, perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) menerima setoran dari pemilik. Sebagi bukti setoran dikeluarkan
tanda bukti kepemilikan yang berbentuk saham yang diserahkan kepada pihak-
pihak yang menyetor modal. Pemilik perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) merupakan kumpulan pihak-pihak yang mempunyai saham
sehingga disebut pemegang saham. Saham yang dikeluarkan oleh perseroan
terbatas yang mencantumkan namanya disebut saham atas nama. Tetapi saham
perseroan terbatas dapat juga tidak dicantuman nama pemiliknya.
Modal saham adalah kontribusi pemilik pada suatu perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas, sekaligus menunjukan bukti kepemilikan dan hak
milik atas perseroan terbatas tersebut (Rudianto, 2009:302).
Menurut Alwi (2003:33), saham atau stock adalah suatu tanda bukti atau
tanda kepemilikan terhadap suatu perusahaan suatu perseroan terbatas. Dalam
transaksi jual beli di bursa efek, saham atau sering juga disebut share
merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Saham dapat
diterbitkan dengan cara atas nama atau atas tunjuk.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa saham adalah
tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu
29
perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka
pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset
perusahaan dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Adapun jenis-jenis saham menurut Rudianto (2009:303), Perusahaan
yang menerbitkan saham memiliki pilihan untuk membagi sahamnya kedalam
satu jenis saham saja atau lebih dari satu jenis saham, yaitu :
1. Saham Biasa (Coommon Stock)
Saham biasa adalah saham yang pelunasannya dilakukan dalam urutan yang
paling akhir dalam hal perusahaan dilikuidasi, sehingga resikonya besar,
biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan baik, maka dividen saham
biasanya akan lebih besar daripada saham prioritas.
2. Saham prioritas atau saham prefen
Saham prioritas merupakan saham yang mempunyai beberapa kelebihan,
biasanya kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian deviden atau
pembagian aktiva pada saat likuidasi. Kelebihan dalam hal pembagian
dividen adalah bahwa dividen yang dibagi pertama kali harus dibagikan
untuk saham prioritas, kalau ada kelebihan, baru dibagikan kepada
pemegang saham biasa.
G. Return Saham
Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum
terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang. Return
30
realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi yang dihitung
berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai
salah satu pengukur kinerja dari perusahaan serta sebagai dasar penentuan
return ekspektasi (expected return) (Hilal, 2009:16).
Horen dan Wackovis (1998,2006) dalam Raditya (2010:31),
mendefinisikan return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari
kepemilikan saham investor atas investasi yang dilakukan yang terdiri dari
deviden dan capital gain atau loss. Deviden merupakan keuntungan perusahaan
yang dibagikan kepada pemegang saham dalam suatu perode tertentu. Captal
gain dalam suatu periode merupakan selisish antara harga saham semula (awal
periode dengan harga saham diakhir periode). Bila harga saham pada akhir
periode lebih tinggi dari harga awal, maka dikatakan investor memperoleh
capital gain, sedangkan bila yang terjadi sebaliknya, maka invetor dikatakan
memperoleh capital loss.
Return saham (actual return ) yaitu return yang terjadi pada waktu ke t,
yang merupakan selisish harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya
(menggunakan harga penutupan) secara matematis dapat dirumuskan:
Rt = return saham pada periode t
Pt = harga saham periode t
Pt-1 = harga saham periode Pt-1
Martawidjaya, et. al. (2003:168).
Rt = (Pt – Pt-1) / Pt-1
31
H. Keterkaitan Antara Variabel
1. Hubungan laba akuntansi dengan return saham
Penelitian yang dilakukan Daniati dan Suhairi (2006), mengenai
pengaruh laba akuntansi dengan menggunakan laba kotor terhadap expected
return saham menyimpulkan variabel laba akuntansi mempunyai tingkat
signifikan sebesar 0,004. Artinya bahwa laba akuntansi berpengaruh
signifikan terhadap expected return saham. Laba akuntansi yang
meningkat dapat memberikan sinyal positif kepada investor mengenai
prospek dan kinerja perusahaan di masa depan, sehingga investor mau
membeli saham tersebut. Dengan banyaknya investor yang mau membeli
saham suatu perusahaan, menyebabkan harga saham perusahaan tersebut
mengalami kenaikan. Ini secara langsung akan mendorong pada
peningkatan return saham yang menguntungkan bagi investor.
Berdasarkan pada uraian di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis
dalam penelitian ini sebagai berikut:
Ha1 : Ada pengaruh signifikan antara Laba Akuntansi terhadap return
saham
2. Hubungan Arus Kas Operasi dengan return saham
Hubungan arus kas operasi dengan return saham dapat dijelaskan
melalui hasil studi Utari (2006). Hasil penelitan menunjukan adanya
hubungan antara arus kas dari kegiatan operasi terhadap return saham.
Diana dan Kusuma (2004), yang meneliti mengenai pengaruh faktor
kontekstual terhadap kegunaan earnings dan arus kas operasi dalam
32
menjelaskan return saham menyimpulkan adanya hubungan positif antara
return saham dengan arus kas operasi periode awal. Dapat dikatakan, hasil-
hasil yang berhubungan dengan nilai tambah kandungan informasi arus kas
diluar earnings memberikan bukti bahwa arus kas operasi sangat penting
dalam menjelaskan return sekuritas tahun berikutnya. Jumlah arus kas yang
berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah
dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar
deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber
pendanaan di luar. Sehingga peningkatan arus kas dari kegiatan operasi akan
memberikan sinyal positif kepada investor, akibatnya investor akan
membeli saham perusahaan tersebut yang pada akhirnya meningkatkan
return saham.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Ha2 : Ada pengaruh signifikan antara arus kas operasi terhadap return
saham.
3. Hubungan Arus Kas Investasi Terhadap Return Saham
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006),
mengenai pengaruh kandungan informasi komponen laporan arus kas, laba
kotor dan size perusahaan terhadap expected return saham, menunjukan
arus kas dari aktivitas investasi mempunyai pengaruh signifikan terhadap
expected return saham. Arus kas investasi merupakan arus kas yang
33
mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber
daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa
depan. Sehingga semakin meningkatnya arus kas investasi maka
menunjukan perusahaan akan mampu meningkatkan penghasilan dimasa
yang akan datang. Hal ini secara empiris telah dibuktikan oleh Miller dan
Rock (1985) dalam Daniati dan Suhairi (2006), menemukan peningkatan
investasi berhubungan dengan peningkatan arus kas masa yang akan datang
dan mempunyai pengaruh positif dengan return saham pada saat
pengumuman investasi baru.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Ha3 : Ada pengaruh signifikan antara arus kas investasi terhadap return
saham
4. Hubungan Arus Kas Pendanaan Terhadap Return Saham
Kusno (2004), dalam penelitianya analisis pengaruh perubahan arus
kas dan laba akuntansi terhadap return saham menemukan adanya pengaruh
postif yang signifikan arus kas pendanaan terhadap return saham pada
tingkat signifikan 1 %. Kondisi ini menunjukan bahwa makin tinggi
perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan maka akan meningkatkan
return saham. Adanya aktivitas-aktivitas yang meningkatkan sumber
pendanaan perusahaan seperti penerbitan obligasi maupun emisi saham baru
mampu meningkatkan struktur permodalan perusahaaan. Penelitian yang
dilakukan oleh Ross (1977) dan Lend dan Pyle (1977) dalan Kusno (2004),
34
menemukan bahwa adanya aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh
perusahaan untuk meningkatkan pendanaan merupakan sinyal positif bagi
investor sehingga harga saham mampu terangkat naik yang pada akhirnya
juga meningkatkan return saham.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Ha4 : Ada pengaruh signifikan antara arus kas pendanaan terhadap return
saham
5. Hubungan Return on Asset terhadap return saham
Return On Assets (ROA), digunakan untuk mengukur efisiensi
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (return) bagi perusahaan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Nilai ROA yang semakin
tinggi berarti perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya
untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan meningkat. Kinerja
perusahaan yang semakin baik dan nilai perusahaan yang meningkat akan
memberikan harapan naiknya harga saham perusahaan tersebut yang pada
akhirnya akan berdampak kepada kenaikan return saham. Widodo (2007),
dalan penelitianya menemukan return on asset memberikan pengaruh
terhadap return saham. Sedangkan Yuniarti dan Nurmala (2007), yang
meneliti pengaruh return on asset terhadap harga saham menemukan adanya
pengaruh yang signifikan, yang pada akhirnyan menurut peneliti diduga
berpengaruh terhadap return saham.
35
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut:
Ha5 : Ada pengaruh signifikan antara return on asset terhadap return
saham
I. Kerangka pemikiran
Para pemegang saham hendaknya memperhatikan pendapatan
perusahaan, karena baik pendapatan yang dilaporkan maupun ramalan
pendapatan membantu investor dalam memperkirakan atau meramalkan
penghasilan dimasa yang akan datang. Perkembangan penjualan memberikan
arti bahwa perusahaan mampu mengatasi persaingan. Disamping itu juga
menunjukkan adanya stabilitas penjualan yang cukup besar. Perkembangan
laba umumnya digunakan sebagai ukuran untuk lembaga keuangan dan para
pemegang saham. Pertumbuhan keuntungan ini dapat dilihat dari kenaikan
laba. Uraian tersebut menunjukkan bahwa kalau kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham akan meningkat, hal
ini bisa dibuktikan dari berbagai penelitian sebelumnya. Dengan kata lain
informasi tentang laba perusahaan akan sangat berpengaruh terhadap harga
saham.
Arus kas sangat penting bagi perusahaan, karena dalam menjalankan
aktivitasnya perusahaan membutuhkan kas. Gambaran menyeluruh mengenai
penerimaan dan pengeluaran kas hanya bisa diperoleh dari laporan arus kas,
tetapi bukan berarti laporan arus kas menggantikan neraca ataupun laporan
36
laba rugi, melainkan saling melengkapi. Informasi mengenai arus kas berguna
untuk keputusan-keputusan menyangkut kemampuan organisasi untuk
membayar kewajiban-kewajibanya sekarang. Organisasi mungkin saja
menguntungkan (profitable), tetapi boleh jadi tidak mempunyai kas yang
mencukupi untuk melunasi kewajiban-kewaibanya. Situasi itu bisa muncul
pada saat perusahaan tidak sanggup menagih piutang dagang dari hasil
penjualan kreditnya yang sangat besar. Penjualan dilaporkan sebagai
pendapatan dalam laporan laba rugi pada waktu barang-barang perusahaan
terjual. Namun kas tidak tersedia untuk digunakan oleh perusahaan sampai
perusahaan menagih piutang dagang yang muncul dari penjualan secara kredit
tersebut. Dengan demikian sebaiknya investor menggunakan nilai arus kas
untuk menentukan harga dari sekuritas perusahaan bersangkutan. Jika
informasi aliran kas lebih diyakini mewakili nilai dari perusahaan
dibandingkan informasi laba, maka seharusnya investor yang canggih
menggunakan informasi aliran kas ini (Jogiyanto (1998) dalam Hilal,
2009:28).
Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur efisiensi
perusahaan didalam menghasilkan keuntungan (return) bagi perusahaan
dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. semakin tinggi nilai return on
asset berarti perusahaan semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya
untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan meningkat.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangaka pemikiran dari pola
hubungan antar variabel dapat digambarkan pada gambar 2.1:
37
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Variabel
dependen: Return saham
(Y)
Statistik deskriptif
Uji
normalitas
Uji
multikolonieritas
Uji
autokorelasi
Uji t secara
parsial
Analisis Regresi Berganda
Uji F Secara
Simultan Uji t secara
parsial
Koefisien
Determinasi
Uji
heteroskedastisitas
Variabel Indpenden:
1. Laba Akuntansi (X1)
2. Arus kas operasi (X2)
3. Arus Kas Investasi (X3)
4. Arus kas pendanaan (X4)
5. Return on asset (X5)
Industri Barang Konsumsi
yang terdaftar di BEI
Interpretasi, kesimpulan
dan saran
38
J. Hipotesa
Proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris
disebut dengan Hipotesa (Indriantoro dan Supomo, 2002:72). Proposisi
merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau
diuji kebenaranya, mengenai konsep atau contruct yang menjelaskan prediksi
atau fenomena-fenomena. Adapun hipotesa yang dibuat oleh penulis adalah
sebagai berikut:
a. Ha1 : Ada pengaruh signifikan antara X1 terhadap Y.
b. Ha2: Ada pengaruh signifikan antara X2 terhadap Y.
c. Ha3 : Ada pengaruh signifikan antara X3 terhadap Y.
d. Ha4: Ada pengaruh signifikan antara X4 terhadap Y.
e. Ha5: Ada pengaruh signifikan antara X5 terhadap Y.
f. Ha6: Ada pengaruh signifikan secara bersama-sama antara X1, X2 , X3,X4
dan X5 terhadap Y.
39
K. Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya akan dijelaskan dalam tabel 2.1:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
Judul Variabel Metode analisis
Hasil Persamaan Perbedaan
1 Nurmala dan Evi Yuniarti (2007)
Analisis profitabiliatas terhadap harga saham perusahaan retail go publik di Bursa Efek Jakarta
Dependen:Harga saham , Independen: profit margin, return on asset ,return on equity
Regresi linier berganda
secara parsial, net profit margin ,return on aset dan return on equity berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dan secara simultan seluruh variabel bebas berpengaruh terhadap harga saham.
ROA Harga saham, ROE, net profit margin
2 Noer Sasongko dan Wulandari (2006)
Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio proitabilitas terhadap harga saham
Dependen: harga saham, independen: ROA,ROE,ROS,EPS,BEP,EVA
Regresi linier berganda
EPS berpengaruh terhadap harga saham, ROA, ROE, ROS, BEP, EVE tidak berpengaruh terhadap harga saham
ROA Harga saham, ROE,ROS,ESP,BEP,EVA
3 Saniman Widodo (2007)
Analisis pengaruh rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar, terhadap return saham syariah
Dependen: return saham syariah, independen; ROA, ROE, TATO, ITO, PBV, EPS
regresi linier berganda
TATO, ITO, ROA, ROE, EPS dan PBV secara simultan mempengaruhi variabel dependen yaitu return saham, namun secara parsial hanya ITO tidak signifikan terhadap perubahan
ROA, return saham
TATO,ITO,ROE,EPS,PBV
40
dalam kelompok jakarta islamic index tahun 2003 -2005.
return saham
4 Triyono dan Jogianto Hartono (2000)
Hubungan kandungan informasi arus kas, komponen arus kas, dan laba akuntansi dengan harga atau return saham
Dependen : harga saham dan return saham,independen: total arus kas, arus kas operasi, investasi dan pendanaan serta laba akuntansi
Regresi linier berganda
Total arus kas mempunyai hubungan dengan harga saham, komponen arus kas terdiri dari arus kas operasi,investasi dan pendanaan mempunyai hubungan dengan harga saham, sedangkan dengan return saham semua variabel tidak didukung oleh data.
Return saham, komponen arus kas, dan laba saham
Harga saham, total arus kas
5 Anis Rachma Utari (2006)
Kandungan informasi laba dan arus kas guna pengambil keputusan investasi di Bursa Efek Jakarta
Dependen: harga saham dan return saham, independen: arus kas operasi, arus kas aktivitas, arus kas pendanaan dan laba akuntansi
Regresi linier berganda
Arus kas bersih dari operasi investasi, dan pendanaan serta laba akuntansi secara simultan berpengaruh terhadap harga dan return saham. Nampun secara parsial arus kas dari investasi tidak memiliki pengaruh terhadap return saham
Return saham, komponen arus kas
Harga saham
6 Ninna Daniati dan Suhairi (2006)
Pengaruh kandungan informasi, komponen laporan arus kas, laba kotor, dan size perusahaan terhadap
Dependen : expected return saham, Independen: arus kas dari operasi, investasi dan pendanaan, laba kotor, serta size perusahaan
Regresi linier berganda.
Arus kas dari investasi, laba kotor serta size perusahaan berpengaruh terhadap return saham, sedangkan arus kas aktivitas operasi tidak berpengaruh terhadap return saham.
komponen arus kas
Size perusahaan,expected return saham
41
expected return saham
7 Yuli Soesetio (2005)
Anlisis Tamabahan Kandungan Informasi laporan arus kas
Variabel Dependen: cumulative abnormal return, Independen: total arus kas, arus kas dari aktivitas operasi,investasi, pendanaan dan perubahan total arus kas
Regresi linier berganda
Model 1: Total arus kas tidak berpengaruh dan perubahan arus kas berpengaruh terhadap cumulative abnormal return. Model II: perubahan total arus kas,aki,akp berpengaruh terhadap abnormal return sedangkan ako tidak mempunyai pengaruh.
Arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan
Cumulative abnormal return, perubahan total arus kas dan total arus kas
8 Keni (2008)
Pengaruh arus kas dan laba akuntansi terhadap harga saham perusahaan industri kimia yang terdaftar di bursa efek jakarta
Variabel dependen: harga saham, variabel independen: Total arus kas, laba akuntansi, arus kas dari aktivitas operasi, pendanaan, investasi.
Regresi berganda dengan metode ordinary least square (OLS)
Laba akuntansi, berpengaruh terhadap harga saham, sedangkan total arus kas,arus kas operasi, arus kas pendanaan, dan arus kas investasi tidak berpengaruh terhadap harga saham
Arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, laba akuntansi
Harga saham, total arus kas
9 Joko Kusno (2004)
Analisis pengaruh perubahan arus kas dan laba akuntansi terhadap return saham
Variabel dependen: return saham, variabel independen: laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan
Regresi linier berganda
Arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan berpengaruh terhadap return saham sedangkan laba akuntansi tidak berpengaruh tehadap return saham
Arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, laba akuntansi
Return on asset
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan-
perusahaan yang termasuk pada industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia. Penelitian yang dilakukan adalah observasi tidak
langsung dan menggunakan data sekunder. Adapun data yang digunakan dalam
penelitian ini diperoleh dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas
serta harga saham penutupan akhir tahun yang diperolah dan publikasikan
melalui website www.idx.co.id untuk menguji pengaruh variabel independen
yaitu laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan
dan return on asset terhadap variabel dependen yaitu return saham.
B. Metode Pengumpulan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non probabilitas
sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang
atau kesempatan bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah sampel bertujuan (purposive sampling
atau judgement sampling) yaitu pemilihan sampling secara tidak acak yang
informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu (umunya
disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian). Elemen populasi yang
43
dipilih sebagai sampel dibatasi pada elmen-elmen yang dapat memberikan
informasi berdasarkan pertimbangan.
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang telah
melakukan listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dilihat dari tahun terakhir
penelitian 2009. Sampel yang akan ditarik dalam penelitian ini harus
memenuhi kriteria-kritria yang ditetapkan sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan manufaktur sub Industri Barang Konsumsi
(consumer goods) 2007 sampai dengan 2009.
2. Telah menyampaikan laporan keuangan tahun 2007 sampai dengan 2009
yang telah diaudit secara lengkap.
3. Tahun buku berakhir tanggal 31Desember.
4. Tidak dalam proses delisting.
5. financial report dapat diakses melalui website www.idx.co.id.
C. Metode Pengumpulan Data
1. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain dalam bentuk
laporan tahunan dan idx montly yang diperoleh dari publikasi BEI melalui
website www.idx.co.id .
2. Metode Kepustakaan
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari serta
menganalisis literatur yang sumber-sumbernya dari buku-buku, jurnal,
artikel dan lain sebagainya yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi.
44
Hal ini berguna untuk mendapatkan fakta serta pendapat para ahli yang
berkaitan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah metode analisis regresi berganda (multiple regresion
analysis). Metode analisis regersi linier berganda bertujuan untuk menguji dua
atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian
ini, regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui adanya hubungan
antara variabel dependen yaitu return saham dengan variabel-variabel
independenya yaitu laporan laba akuntansi, laporan arus kas dan return on
asset.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan dan
mendeskripsikan variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian adalah, standar deviasi, nilai rata-rata, nilai minimum dan
maksimum.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2006 : 147). Model regersi yang baik adalah distribusi data normal atau
mendekati normal. Dalam pengambilan keputusan dalam uji normalitas
adalah:
45
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal,
maka model regresi mengikuti asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Multikolonieritas
Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antara variable bebas (independent ) (Ghozali,
2006 :95). Jika terjadi, maka dinamakan problem multikoloniearitas
(multiko). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel independennya. Multikolonieritas dapat dilihat dari
nilai tolerance (TOL) dan lawanya, variant inflation factor (VIF). Nilai
cut off yang umum dipakai untuk menunjukan adanya multikolonieritas
adalah tolerance ≤ 0,10 dan VIF ≥ 10, maka tidak terjadi
multikolonieritas.
b. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 ( sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi (Ghozali, 2006:99).
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.
46
Deteksi adanya autokorelasi dilakukan menggunakan Durbin-Watson
(DW) dimana (Santoso, 2000:218):
1) Jika nilai DW dibawah -2 maka ada autokorelasi positif.
2) Jika nilai DW diantara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi.
3) Jika nilai DW diatas +2 maka ada autokorelasi negatif.
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatanm ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali,
2006:125). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi,
dan sumbu X adalah residual (Y prediksi- Y sesungguhnya) yang telah
di-studentized. Dasar analisis:
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, menyebar, kemudian
menyempit), maka mengidikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
47
4. Uji Hipotesis
a. Uji Adjusted R² (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independent dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independent memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen (Ghozali, 2006:87).
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independent atau bebas yang dimaksud dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terkait
(Ghozali, 2006:88). Pengujian dilakukan dengan menggunakan
significance level 0,05 (α=5%). Ketentuan peneriman atau penolakan
hipotesis adalah sebagi berikut :
1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak
artinya semua variabel independen secara simultan bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (koefisien regresi
tidak signifikan).
2) Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka maka hipotesis alternatif (Ha)
diterima artinya semua variabel independen secara simultan
48
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen
(koefisien regresi signifikan).
c. Uji t Statistik
Uji statistik pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi dependen (Ghozali, 2006:88). Penerimaan atau
penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1) Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak
artinya suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen (koefisien regresi tidak
signifikan).
2) Jika nilai signifikan ≤ 0,05 maka maka hipotesis alternatif (Ha)
diterima artinya suatu variabel independen secara parsial merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen (koefisien regresi
signifikan).
5. Persamaan Regresi Berganda
Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan bantuan statistik.
Apabila dalam persamaan garis regresi tercakup lebih dari dua variabel
(termasuk variable tak bebas Y), maka regresi ini disebut regresi linier
berganda (Multiple Linier Regression). Dalam regresi linier berganda
variabel tak bebas Y bergantung kepada dua atau lebih variabel bebas X.
Regresi berganda pengaruh laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas
49
investasi, arus kas pendanaan dan return on asset terhadap terhadap return
saham adalah sebagai berikut:
Dimana :
Y = Return saham yang diterima pemengang saham
α = konstanta
b1, b2, b3 = koefisien regresi
X1 = Laba akuntansi
X2 = Arus kas dari aktifitas operasi
X3 = Arus kas dari aktivitas investasi
X4 = Arus kas dari aktivitas pendanaan
X5 = Return on Asset
E. Definisi Operasional Variabel
Berdasarkan hipotesis sebelumnya, didapatkan variabel bebas
(independent variable) dan variabel terikat (dependen variable). Adapun
variabel bebasnya adalah laba akuntansi arus kas dari operasi, investasi dan
pendanaan dan return on asset (ROA). Sedangkan yang termasuk ke dalam
variabel terikat adalah return saham yang diterima oleh pemegang saham.
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5
50
1. Independent Variabel (Variabel Bebas)
a. Laba Akuntansi (X1)
Laba akuntansi dalam penelitian ini menggunakan Laba kotor.
Penggunaan laba kotor ini didasari dari penelitian yang dilakukukan oleh
Febrianto dan Widiastuti (2005), yang menguji angka laba mana antara
laba kotor, laba operasi dan laba bersih yang direaksi lebih kuat oleh
investor dan seberapa signifikan perbedaaan reaksi pasar terhadap
ketiga angka laba tersebut. Hasilnya adalah laba kotor lebih mampu
memberikan gambaran yang lebih baik tentang hubungan laba dan
harga saham yang sangat erat pula hubunganya dengan return saham.
b. Arus Kas
1) Arus Kas Dari Aktivitas Operasi (X2)
Merupakan jumlah total arus kas yang berasal dari kegiatan
operasional perusahaan, diperoleh dari aktivitas utama pendapatan
perusahaan, umunya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi laba atau rugi bersih.
2) Arus kas Dari Aktivitas Investasi (X3)
Merupakan jumlah total arus kas yang berasal dari kegiatan investasi
perusahaan, yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
sehubungan perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lainnya yang dikelompokan aktiva tidak lancar.
51
3) Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan (X4)
Merupaka jumlah total arus kas yang berasal dari kegiatan pendanaan
yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposi modal dan
pinjaman perusahaan.
Utari (2006)
c. Return on Asset (ROA)
Merupakan ukuran kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan
keuntungan (return) bagi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya. ROA secara matematis dirumuskan sebagi berikut:
Widodo (2007)
2. Dependent Variabel (Variabel Terikat) (Y)
Return saham yaitu keuntungan atas harga saham yang diterima oleh
investor atas investasi yang dilakukannya. Return saham (capital gain)
diperoleh dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan
dengan periode sebelumnya dibagi dengan saham sebelumnya. Harga
saham yang digunakan adalah harga saham penutupan bulan Desember,
yang terdaftar di idx montly (Utari, 2006). Secara matematis dapat
dirumuskan sebagi berikut :
ROA=
Rit = –
52
Rit : Tingkat keuntungan saham i pada periode t.
Pt : Harga penutupan saham i pada periode t
Pt-1 : Harga penutupan saham i pada periode sebelumnya.
Martawidjaya, et. al. (2003).
Operasional variabel yang diteliti pada Industri Barang Konsumsii
dituangkan dalam bentuk tabel 3.1:
53
Tabel 3.1
Operasi Variabel
Variabel Konsep Sub Variabel Indikator Sumber Data Skala Ukuran
Alat Analisis
Laba Akuntansi (X1)
Laba akuntansi dalam penelitian ini adalah laba kotor yaitu selisih dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan kos barang terjual, Daniati dan Suahiri (2006:7)
- Hasil dari pendapatan perusahaan dikurangi dengan kos barang terjual.
Sekunder rasio Regresi berganda
Arus Kas Laporan arus kas adalah suatu laporan tentang aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan didalam suatu periode tertentu, beserta penjelasan tentang sumber-sumber penerimaan penerimaan kas tersebut, Rudianto (2009:206)
Arus Kas Operasi (X2)
Total arus kas yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan,
Sekunder Rasio Regresi berganda
Arus Kas Investasi (X3)
Total arus kas yang berasal dari kegiatan investasi perusahaan yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lainya yang dikelompokan dalam aktiva tidak lancar
Sekunder Rasio Regresi berganda
Arus kas Pendanaan (X4)
Total arus kas yang bersal dari aktivitas pendanaan perusahaan, yang mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan
Sekunder Rasio Regresi berganda
54
Return On Asset
return on asset mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh aset yang ada, atau rasio ini menggambarkan efisiensi pada dana yang digunakan dalam perusahaan. Oleh karena itu, sering pula rasio ini disebut return on investment. Untung dalam Sugiarto (2009:16)
- Jumlah laba bersih sesudah pajak dibagi Total Asset ROA=
Sekunder Rasio Regresi berganda
Return Saham
Merupakan pengembalian yang diterima oleh para pemegang saham. Return saham dihitung dengan membagi antara selisish harga saham penutupan pada tahun ini dan tahun sebelumnya dengan harga saham penutupan tahun sebelumnya, Utari (2006:60).
- Harga saham penutupan tahun berjalan dikurangi dengan harga saham penutupan tahun sebelumnya dibagi harga saham penutupan tahun sebelumnya, menggunakan saham penutupan pada bulan Desember Rt = (Pt – Pt-i) / Pt-i
sekunder Rasio Regresi berganda
55
BABA IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sekilas gambaran Bursa Efek Indonesia
Setelah terhenti sejak tahun 1956, Bursa Efek Jakarta diaktifkan
kembali pada tanggal 10 agustus 1977. Pada saat itu, Bursa Efek Jakarta
dikelola oleh BAPEPAM atau Badan Pelaksana Pasar Modal (sekarang
Badan Pengawas Pasar Modal), suatu badan yang bernaung di bawah
Depeartemen Keuangan. Hingga tahun 1987, perkembangan Bursa Efek
Jakarta bisa dikatakan sangat lambat, dengan hanya 24 emiten yang tercatat
dan rata-rata nilai transaksi harian kurang dari Rp 100 juta. Pertumbuhan
yang lambat berakhir pada tahun berikutnya ketika pemerintah
mengeluarkan deregulasi di bidang Perbankan dan Pasar Modal melalui
pakto 1988. Dengan pertumbuhn yang pesat dan dinamis, bursa efek perlu
ditangani secara serius. Untuk menjaga objektifitas dan pencegahan
kemungkinan adanya conflik of interes, fungsi pembinaan dan operasional
bursa harus dipisahkan dan dikembangkan dengan pendekatan yang lebih
profesional. Pada akhir tahun 1992, pemerintah melakukan swastanisasi
bursa dengan mendirikan PT. Bursa Efek Jakarta. Seiring dengan
perkembangan pasar dan tuntutan untuk lebih meningkatkan efiseinsi serta
daya saing dikawasan regional, maka efektif tanggal 3 Desember 2007
56
secara resmi PT Bursa Efek Jakarta digabung dengan PT Bursa Efek
Surabaya dan berganti nama menjadi PT Bursa Efek Indonesia.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dibatasi pada penganalisaan laporan keuangan
manufaktur yang tergolong kedalam Sektor Barang Konsumsi yang sudah
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling dengan kategori ketersediaan data
yang lengkap dari sampel tersebut. Tahun yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tahun 2007 samapai dengan tahun 2009. Data yang digunakan
adalah data sekunder yakni data laporan laba rugi, laporan arus kas ,neraca
dan idx monthly untuk mendapatkan harga saham penutupan guna
menghitung return saham. Pengumpulan data dilaksanakan melalui
penelusuran website www.idx.co.id. Peneliti mengambil sampel sebanyak
28 perusahaan dari keseluruhan perusahaan barang konsumsi yang konsisten
serta kemudahan mendapatkan data yang dibutuhkan peneliti periode 2007-
2009. Berikut adalah daftar perusahaan yang dijadikan sampel:
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode
1 Aqua Golden Mississippi Tbk AQUA
2 Cahaya Kalbar Tbk CEKA
3 Delta Djakarta Tbk DLTA
4 Mayora Indah Tbk MYR
57
Tabel 4.1 (lanjutan)
No Nama Perusahaan Kode
5 Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI
6 Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN
7 Sekar Laut Tbk SKLT
8 Siantar Top Tbk STTP
9 Tiga Pilar Sejahtera AISA
10 Ultra Jaya Milk Tbk ULTJ
11 Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA
12 Indofarma Tbk INAF
13 Kalbe Farma Tbk KLBF
14 Kimia Farma Tbk KAEF
15 Merck Tbk MERK
16 Pyridam Farma Tbk PYFA
17 Schering Plough Indonesia Tbk SCPI
18 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC
19 Mandom Indonesia Tbk TCID
20 Mustika Ratu Tbk MRAT
21 Kedaung Indah Can Tbk KICI
22 Kedawung Setia Industrial Tbk KDSI
23 Langgeng Makmur Industri Tbk LMPI
Sumber: IDX Monthly
Berdarkan tabel 4.1, Hanya 23 perusahaan saja yang peneliti
dijadikan sampel dari 28 perusahaan yang peneliti peroleh. Sisanya 5
perusahaan yaitu: Davos Abadi, Tbk., Indofood Sukses Makmur, Tbk.,
Bentoel International Investama, Tbk., HM Sampoerna, Tbk dan
58
Unilever Indonesia, Tbk., peneliti keluarkan dari nominasi sampel
karena menyebabkan multiko sehingga tidak layak untuk dijadikan bahan
penelitian.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Uji Statistik Deskriptif
Variabel-variabel yang digunakan dala penelitian ini meliputi laba
akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan
ROA sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependen yaitu
return saham. Hasil pengujian variabel tersebut secara deskriptif seperti
berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
La 69 -351 4511940 4.74E5 824749.965
Ako 69 -187307 1363583 1.16E5 221219.290
Aki 69 -645440 57615 -7.09E4 125105.343
Akp 69 -473789 571467 -1.07E4 154268.564
Roa 69 -,062 166,360 2,49064 20,017833
Rs 69 -,756 2,947 ,39848 ,923104
Valid N
(listwise) 69
Sumber: Hasil Pengolahan data dengan SPSS
59
Tabel 4.2 menyajikan informasi bahwa jumlah data yang menjadi
objek penelitian adalah 69. Jumlah tersebut adalah 23 perusahaan yang
tergabung dalam sub perusahaan barang konsumsi periode 2007 sampai
dengan 2009 yang memenuhi kriteria dalam pemilihan sampel.
a. Laba akuntansi
Pada tabe 4.2 menunjukan bahwa sampel laba akuntansi terbesar adalah
Kalbe Farma Tbk yaitu sebesar Rp 4511.940.302.360,00 pada tahun 2009
dan sampel data dengan laba terkecil adalah Kedaung Indah Can Tbk
yaitu sebesar Rp -351.179.442,00 pada tahun 2007. Untuk besar rata-rata
laba akuntansi yang dimiliki oleh perusahaan dari banyak jumlah data
yang diteliti adalah Rp 473.616.858.605,00. Standar deviasi dari laba
akuntansi adalah 824749.965.
b. Arus Kas Operasi
Pada tabe 4.2 menunjukan bahwa sampel arus kas operasi terbesar
adalah Indofarma Tbk yaitu sebesar Rp,1.363.583.440.601,00 pada tahun
2009 dan sampel data dengan arus kas operasi terkecil adalah Indofarma
Tbk yaitu sebesar Rp -187.307.305.048,00 pada tahun 2008. Untuk besar
rata-rata arus kas operasi yang dimiliki oleh perusahaan dari banyak
jumlah data yang diteliti adalah Rp 115.893.018.760,00. Standar deviasi
dari arus kas operasi adalah 221219.290.
c. Arus Kas Investasi
Pada tabe 4.2 menunjukan bahwa sampel arus kas investasi terbesar
adalah Ultar Jaya Milk Tbk yaitu sebesar Rp 57.615.722.117,00 pada
60
tahun 2009 dan sampel data dengan arus kas investasi terkecil adalah
Kalbe Farma Tbk yaitu sebesar Rp -645.440.196.892,00 pada tahun
2009. Untuk besar rata-rata arus kas investasi yang dimiliki oleh
perusahaan dari banyak jumlah data yang diteliti adalah Rp -
70.925.101.740,00. Standar deviasi dari arus kas investasi adalah
125105.343.
d. Arus Kas Pendanaan
Pada tabe 4.2 menunjukan bahwa sampel arus kas pendanaan terbesar
adalah Mayora Indah Tbk yaitu sebesar Rp 571.467.314.350,00 pada
tahun 2008 dan sampel data dengan arus kas pendanaan terkecil adalah
Kalbe Farma Tbk yaitu sebesar Rp -473.789.467.691,00 pada tahun
2007. Untuk besar rata-rata arus kas pendanaan yang dimiliki oleh
perusahaan dari banyak jumlah data yang diteliti adalah Rp -
10.721.923.253,00. Standar deviasi dari arus kas pendanaan adalah
154268.564.
e. ROA
Pada tabe 4.2 menunjukan bahwa sampel ROA terbesar adalah Delta
Djakarta Tbk yaitu sebesar 166,3595 pada tahun 2009 dan sampel data
dengan ROA terkecil adalah Kedaung Indah Can Tbk yaitu sebesar -
0,061875 pada tahun 2009. Untuk besar rata-rata ROA yang dimiliki
oleh perusahaan dari banyak jumlah data yang diteliti adalah 2,491
Standar deviasi dari ROA adalah 20,017833.
61
f. Return Saham
Pada tabe 4.2 menunjukan bahwa sampel return saham terbesar adalah
Mayora Indah Tbk yaitu sebesar 2,947 pada tahun 2009 dan sampel data
dengan return saham terkecil adalah Indofarma Tbk yaitu sebesar -
0,756098 pada tahun 2008 Untuk besar rata-rata return saham yang
dimiliki oleh perusahaan dari banyak jumlah data yang diteliti adalah
0,398. Standar deviasi dari return saham adalah 0,923104.
2. Uji Normalitas
Uji normlitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini
menggunakan uji normalitas dengan normal probably plot of standardized
residual, yang hasilnya sebagai berikut:
Gambar 4.1 Grafik Normaly Probability plot
Sumber: Hasil pengolahan data SPSS
Berdasarkan hasil pengujian data dengan menggunakan normal
probability plot dapat dilihat pada gambar 4.1. Pada gambar tersebut
menunjukan bahwa titik-titk data berada disekitar garis diagonal dan
62
mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data dalam penelitian sudah terdistribusi normal atau sudah memenuhi
asumsi normalitas.
3. Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika
terjadi korelasi, maka terdapat problem multikolonieritas atau multiko.
Model yang baik sebaiknya tidak terjadi korelasi diantara variabel
indepnden. Pengujian multikolonieritas dilihat dari besar VIF (Variance
Inflation) dan tolerance. Regresi yang bebas dari problem
multikolonieritas apabila nilai VIF ≥ 10 dan tolerance ≤ 0,10. Hasil uji
multikolonieritas terhadap data untuk pengujian hipotesis di tunjukan
pada tabel 4.3
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients
Coefficientsa
Model
Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1 La .241 4.143
Ako .115 8.668
Aki .167 5.990
Akp .160 6.265
Roa .969 1.032
a. Dependent Variable: rs
63
Berdasarkan tabel 4.3, nilai tolerance menunjukan tidak ada
variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan
nilai VIF tidak ada yang melebihi dari 10, ini berarti tidak ada
multikoloniertas antara variabel independen dalam model regresi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa berdasarkan nilai tolerance
dan VIF model regresi ini layak dipakai dalam pengujian.
b. Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan problem autokorelasi. Deteksi adanya
autokorelasi dilakukan menggunakan Durbin-Watson (DW) dimana:
1) Jika nilai DW dibawah -2 maka ada autokorelasi positif
2) Jika nilai DW diantara -2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi
3) Jika nilai DW diatas +2 maka ada autokorelasi negatif
Tabel 4.4
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Durbin-
Watson
1.329
a. Predictors: (Constant), ROA,
LABA, AKI, AKP, AKO
Mmm
64
Dari tabel 4.4 pada model summary terlihat angka Durbin Waston
1,329. Hal ini berarti model regresi tidak terdapat masalah autokorelasi.
Karena nilai 1,329 berada pada wilayah -2 samapi +2 yang merupakan
wilayah tidak terdapat autokorelasi.
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatanm ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas.
Gambar 4.2 Output uji Heteroskedastisitas
Dari gambar 4.2 terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak
membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar diatas maupun
65
dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti menunjukan tidak terjadi
heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak
digunakan.
4. Uji regresi Berganda
Pengujian hipotesa dalam penelitian ini menggunakan multipel
regression untuk menguji laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas
investasi, arus kas pendanaan, dan return on asset terhadap return saham.
Hasil uji regresi berganda dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Const
ant) .322 .126
2.551 .013
La -6.195E-7 .000 -.553 -2.421 .018
Ako 1.613E-7 .000 .039 .117 .907
Aki -4.061E-6 .000 -.550 -2.003 .050
Akp -3.454E-6 .000 -.577 -2.054 .044
Roa .011 .005 .230 2.020 .048
a. Dependent Variable: rs
Dari tabel di 4.5 dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk
mengetahui pengaruh laba akuntansi, arus kas, return on asset terhadap
return saham sebagai berikut:
66
Pada persamaan regresi diatas dapat diartikan bahwa nilai konsatanta
(a) model persamaan regresi sebesar 0,322. Artinya jika variabel, laba
akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan dan
return on asset perusahaan dianggap tidak ada, maka peningkatan return
saham sebesar 0,322. Koefisen regresi laba akuntansi sebesar -0,553
menyatakan bahwa setiap penambahan Rp 1,- laba akuntansi akan
mengurangi return saham sebesar 0,553. Koefisen regresi arus kas operasi
sebesar 0,039 menyatakan bahwa setiap penambahan Rp 1,- arus kas operasi
akan menambah return saham sebesar 0,039. Koefisen regresi arus kas
investasi sebesar -0,550 menyatakan bahwa setiap penambahan Rp 1,- arus
kas investasi akan mengurangi return saham sebesar 0,550. Koefisen regresi
arus kas pendanaan sebesar -0,577 menyatakan bahwa setiap penambahan
Rp 1,- arus kas pendanaan akan mengurangi return saham sebesar 0,577
Koefisien regresi return on asset sebesar 0.230 menyatakan bahwa setiap
kenaikan 1% return on asset akan menambah return saham sebesar 0,230
5. Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (Uji Adjusted R²)
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan
variable-variabel independent dalam menjelaskan variasi-variabel
RS = 0,322 - 0,553X1 + 0,039X2 – 0,550X3- 0,577X4+0,230X5
67
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independent memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen.
Tabel 4.6 Uji Adjuted (R²)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .453a .205 .142 ,854847
a. Predictors: (Constant), roa, la, aki, akp, ako
b. Dependent Variable: rs
Berdasarkan tabel 4.6 nilai adjusted R Square sebesar 0,142 atau
14,2 %, ini menunjukan bahwa variabel dependen dapat dijelaskan oleh
variable independen sebesar 14,2 %, sedangkan sisanya (100 % - 14,2 %
= 85,8 %) dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak disertakan dalam
model penelitian ini
b. Uji Statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variable
independent atau bebas yang dimaksud dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variable dependen atau terkait.
Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05
(α=5%). Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 4.7
68
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 11.906 5 2.381 3.259 .011a
Residual 46.038 63 .731
Total 57.944 68
a. Predictors: (Constant), roa, la, aki, akp, ako
b. Dependent Variable: rs
Berdasarkan pengujian statistik F, pada tabel 4.7 diperoleh F
dengan tingkat signifikan sebesar 0,11. Karena tingkat probabilitas lebih
kecil dari 0,05, maka Ha6 diterima, artinya secara bersama-sama variabel
bebas berpengaruh secara signifikan tehadap variabel terkait.
c. Uji Statistik t (Uji t)
Uji parsial (t) statististik dalam penelitian ini adalah untuk menguji
pengaruh variabel independen dalam hal ini adalah, laba akuntansi, arus
kas operasi, arus kas investasi dan arus kas pendanaan serta ROA. Jika
nilai signifikan atau probabilitas lebih besar dari 0,05 maka tidak
terpengaruh secara signifikan antara variabel independen terhadap
variabel dependen, Ha ditolak. Sebaliknya jika nilai signifikan lebih kecil
dari 0,05 maka terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel
independen terhadap variabel dependen, Ha diterima. Hasil uji statistik t
(uji t) dapat dilihat pada tabel 4.8
69
Tabel 4.8
Hail Uji Koefisien regresi t-hitung
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Const
ant) .322 .126
2.551 .013
La -6.195E-7 .000 -.553 -2.421 .018
ako 1.613E-7 .000 .039 .117 .907
aki -4.061E-6 .000 -.550 -2.003 .050
akp -3.454E-6 .000 -.577 -2.054 .044
roa .011 .005 .230 2.020 .048
a. Dependent Variable: rs
1) Pengaruh laba akuntansi terhadap return saham
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.8, variabel independen laba
akuntansi memiliki nilai signifikan sebesar 0,018 lebih kecil dari nilai
alpha 0.05 (0.018 < 0.05). Hal ini dapat dikatakan bahwa Ha1 diterima
yang berarti laba akuntansi memiliki pengaruh signifikan terhadap
return saham. Penelitian ini didukung oleh Utari (2006), yang
menyatakan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Nilai koefisien bertanda negatif (-0,553) artinya laba
akuntansi direspon negatif oleh investor, meskipun pertumbuhan laba
antara tahun 2007 sampai dengan 2009 mengalami peningkatan, hal
ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Utari (2006).
Ketidaksesuaian ini mungkin disebabkan oleh perbedaan kondisi pasar
modal yang diteliti, karakteristik sampel, jumlah observasi, dan jangka
70
waktu penelitian. Selain itu, menurut Jang, et. al. (2007), yang
meneliti faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas laba pada
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta, menyimpulkan bahwa
pertumbuhan laba berpengaruh negatif signifikan terhadap kualitas
laba. Artinya, semakin tinggi tingkat pertumbuhan laba perusahan
maka semakin rendah kualitas labanya. Pertumbuhan laba suatu
perusahaan biasanya disebabkan adanya laba kejutan yang diperoleh
pada masa sekarang. Investor mungkin merespon informasi laba
kejutan itu sebagai indikasi adanya intervensi dari pihak manajemen
terhadap laporan keuangan sehingga menyebabkan laba menjadi
meningkat. Dengan demikian, laba yang dihasilkan perusahaan tidak
mencerminkan keadaan sesungguhnya. Oleh karena itu, peningkatan
laba akan direspon negatif oleh investor.
2) Pengaruh arus kas operasi terhadap return saham
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.8, variabel independen arus kas
operasi memiliki nilai signifikan sebesar 0,907 lebih besar dari dari
nilai 0,05, artinya arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap return
saham, Ha2 ditolak. Penelitian ini didukung oleh Triyono dan Hartono
(2000). Tidak signifikanya pengaruh arus kas operasi terhadap return
saham ini diduga karena para investor pada tahun pengamatan
terfokus pada ketidakstabilan perekonomian global. Ketidaksatabilan
perekonomian global ini sangat mempengaruhi harga saham. Oleh
karena itu, investor tidak berpengaruh terhadap peningkatan arus kas
71
operasi. Nilia koefisien bertanda positif (0,039) artinya bahwa
kenaikan sebesar Rp1,- arus kas operasi akan meningkatkan jumlah
return saham sebesar nilai koefisienya yaitu 0,039. Pengaruh positif
ini dikarenakan laporan arus kas dinilai lebih bebas dari bias
dibandingkan angka-angaka yang tercantum dalam laporan laba-rugi
dalam mencerminkan kinerja perusahaan.
3) Pengaruh arus kas Investasi terhadap return saham
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.8, variabel independen arus kas
investasi memiliki nilai signifikan sebesar 0,050, artinya arus kas
investasi berpengaruh terhadap return saham, Ha3 diterima. Nilai
koefisien bertanda negatif (-0,550) artinya arus kas investasi direspon
negatif oleh investor. Penelitian ini didukung oleh Daniati dan Suhairi
(2006). Penambahan investasi yang terus menerus dan cenderung
berlebihan memberikan pengurangan alokasi dana atas pembiayaan
bunga, dan deviden yang dibagikan kepada investor. Bila kita
mengacu definisi investasi menurut Sharpe et. al. (1999) dalam
Soesetio (2005), berarti mengorbankan uang sekarang untuk
mendapatkan uang di masa yang akan datang. Pengorbanan terjadi
saat sekarang memiliki kepastian, sedangkan hasil baru akan diperoleh
kemudian hari dan besarnya tidak pasti sehingga dengan adanya
tingkat ketidakpastian hasil yang akan diperoleh dimasa datang relatif
tinggi (terlebih lagi periode penelitan 2007-2009, merupakan masa
krisis global) mengakibatkan jumlah deviden dari hasil usaha dan
72
investasi setelah dikurangi dengan laba yang ditahan dan pembayaran
bunga dan pokok hutang yang akan diberikan kepada investor
memiliki tingkat ketidak pastian tinggi pula.
4) Pengaruh arus kas pendanaan terhadap return saham
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.8, variabel independen arus kas
pendanaan memiliki nilai signifikan sebesar 0,044 lebih kecil dari
nilai 0,05, artinya arus kas dari aktivitas pendanaan berpengaruh
terhadap return saham, Ha4 diterima. Nilai koefisien bertanda negatif
(-0,577) artinya arus kas pendanaan direspon negatif oleh investor.
Penelitian ini didukung oleh Soesetio (2005). Pembiayaan perusahaan
melalui hutang menimbulkan biaya bunga atas hutang. Jika laba yang
dihasilkan tidak mencukupi untuk membayar hutang dan bunganya
maka perusahaan akan berada pada financial distress yang dapat
mengarah pada kebangkrutan. Jika perusahaan bangkrut maka investor
merupakan pihak yang paling terakhir klaim atas aset perusahaan.
Keadaan ini menjadikan investor menghindari berinvestasi pada
perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi. Akibat dari ini, harga
saham akan berubah kearah yang negatif atau turun, sehingga
berpengaruh terhadap return saham.
5) Pengaruh return on asset terhadap return saham
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.8, variabel independen return
on asset memiliki nilai signifikan sebesar 0,048 lebih kecil dari nilai
0,05, artinya ROA berpengaruh terhadap return saham, maka Ha5
73
diterima. Hasil ini didukung oleh Widodo (2007). Nilai koefisien
bertanda positif (0,230) artinya arus return on asset direspon positif
oleh investor. Hal ini menunjukan bahwa perubahan nilai ROA akan
memberikan kotribusi positif dan signifikan terhadap perubahan
return saham. Nilai ROA yang semakin tinggi akan memberikan
kontribusi terhadap nilai return saham dan sebailiknya nilai ROA
semakin rendah akan memberikan kontribusi tehadap return saham
semakin rendah. Berdasarkan hasil penilitian ini ROA dapat dipakai
sebagai perdikator dalam memprediksi tentang return saham.
sehubungan dengan hal tersebut nampak bahwa investor dalam
memprediksi return saham juga memperhatikan kinerja perusahaan
(emiten) dari sisi profitabilitas terutama nilai ROA yang dihasilkan
perusahaan (emiten).
74
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laba akuntansi, arus
kas operasi, arus kas investasi, arus kas pendanaan, dan return on asset
terhadap return saham. Data yang diambil berdasarkan dari hasil laporan
keuangan perusahaan antara tahun 2007 samapi dengan 2009. Berdasarkan
pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan dengan
menggunakan model regresi berganda maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil pengujian secara simultan (uji F) menjelaskan bahwa variabel
independen (laba akuntansi, arus kas operasi, arus kas investasi, arus kas
pendanaan, dan ROA) secara bersama-sama berpengaruh terhadap return
saham.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel laba akuntansi mempunyai
pengaruh terhadap return saham. Penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Utari (2006), namun nilai koefisien bernilai
negatif, hal ini beertentangan dengan hasil yang dilakukan Utari.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel arus kas operasi tidak
mempunyai pengaruh terhadap return saham. Penelitian ini sesuai dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Triyono dan Hartono (2000).
75
4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel arus kas investasi mempunyai
pengaruh negatif terhadap return saham. Penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Daniati dan Suhairi (2006).
5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel arus kas pendanaan
mempunyai pengaruh negatif terhadap return saham. Penelitian ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Soesetio (2005).
6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel return on asset (ROA)
mempunyai pengaruh positif terhadap return saham. Penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2007)
B. Implikasi
Sebaiknya investor memperhatikan perubahan arus kas dari aktivitas
operasi dan return on asset. Investor dapat melakukan investasi pada
perusahaaan yang memiliki arus kas operasi dan return on asset yang tinggi
karena mampu menghasilkan return saham yang besar. Semakin tinggi arus
kas dari aktivitas operasi menunjukan perusahaan mampu meningkatkan
penjualan yang pada akhirnya juga meningkatkan kas yang dapat digunakan
untuk membiayai investasi dan pendanaan. Perusahaan yang mengalami
peningkatan arus kas operasi akan direspon positif oleh investor serta sinyal
positif mengenai kinerja perusahaan dimasa mendatang sehingga harga saham
perusahaan akan mengalami peningkatan yang pada akhirnya meningkatkan
return saham. Arus kas operasi sangat berkaitan dengan kelangsungan
operasional perusahaan dalam jangka panjang dan hal yang mustahil jika suatu
76
perusahaan yang tidak memilki liquiditas yang memadai mampu bertahan
dalam jangka panjang yang penuh dengan tantangan dan hamabatan dalam
persaingan.
Sedangkan rasio return on asset sangat berguna untuk melihat sejauh
mana perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk mendapatkan laba.
Semakin tinggi nilai retrun on asset maka perusahaan semakin efisien dalam
menggunkan aktivanya sehingga diharapkan akan meningkatkan nilai
perusahaan yang pada akhirnya akan berdampak pada return saham.
C. Keterbatasan penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan sebagai berikut.
1. Sampel penelitian ini tidak random, hanya berfokus pada industri barang
konsumsi, sehingga hasil penelitian ini tidak dapat digunakan sebagai dasar
generalisasi, serta periode hanya 3 tahun.
2. Variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini hanya mampu
menjelaskan sebagian variasi dalam return saham sebagai variable terikat.
Masih banyak variabel lainya yang sekiranya dapat digunakan sebagi
predikator return saham sebagi variable terikat.
77
D. Saran
1. Penelitian yang akan datang dapat menggunakan variab le yang tidak
digunakan dalam penelitian ini seperti, suku bunga bank, kondisi makro
ekonomi dan inflasi.
2. Memperluas periode penelitian agar medapatkan hasil yang pasti
3. Memperluas jumlah sampel dengan mengambil sampel dari sektor lain.
78
Daftar Pustaka
Alwi Z. Iskandar.2003. Pasar modal Teori dan Aplikasi. Jakarta: Yayasan Pancur
Siwah.
Astuti, Dewi. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Graha Indonesia. Daniati,Ninna dan Suhairi. 2006. Pengaruh Kandungan Informasi Komponen
Arus Kas, Laba Kotor, dan Size Perusahaan Terhadap Expected Return Saham. Simposium Nasional Akuntansi., 23026 Agustus 2006:1-23.
Diana, S. R., & Kusuma, I.W. 2004.Pengaruh Faktor Kontekstual Terhadap
Kegunaan Earnings dan Arus Kas Operasi dalam Menjelaskan Return
Saham. Jurnal Riset Indonesia Volume 7, No. 1, Januari 2004 : 74-93.
Darmaji, Tjiptono dan Hendy, M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia: pendekatan tanya jawab. Edisi 1. Jakarta: Erlangga.
Febrianto, Rahmat dan Erni Widiastuty.2005. Tiga Angka Laba Akuntansi: Mana Yang Lebih Bermakna Bagi Investor. SNA VII SOLO, 15-16 2005.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivraiabel deng Program SPSS.
Cetakan IV. Yogyakarta: Universitas Dipenogoro.
Gitosudarmo, Indriyo dan Mohammad Najmudin. 2003. Anggaran Persusahaan.
Teori dan Jawab Soal. Edisi pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKRTA.
Hamzah, Ardi. 2007. Pengaruh Kandungan Informasi Laba, Arus Kas Operasi, dan Deviden Terhadap Abnormal Return. Jurnal NeO-Bis Volume 1, No1,
Juli-Desember 2007:13-25. Hendriksen, Eldon S. 2004. Teor Akuntansi. Edisi ke-4. Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hery. 2009. Teori Akuntansi. Cetakan ke-1. Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis
Untuk Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Jogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Jang, Lesia, Bambang Sugiarto, Dergibson Siagaan. 2007. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kualitas laba pada perusahaan Manufaktur di BEJ. Vol. 6
No.2 Akuntabilitas, Maret 2007, Hal 142-149, ISSN 1412-0240.
79
Keni. 2008. Pengaruh Arus Kas dan Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham
Perusahaan Industri Kimia Yang Terdaftar di Bursa Efej Jakarta. Jurnal Akuntansi/ Tahun XII, No. 2 Mei 2008: 155-166.
Kieso, Donlad .E., Jerry j. Weygandt, dan Terry D. Warfield. 2002. Akuntansi Intermediate / Edisis Kesepuluh/ Jild 1. Jakarta : Erlangga.
Kusno, Joko.2004. Analisi Pengaruh Perubahan Arus Kas dan Laba Akuntansi
Terhadap Return Saham. Tesis. Universitas Dipenogoro, Semarang.
Martawidjaya, S. Endang, P. Dan Harry Susanto. Analisis Kandungan Informasi
Komponen-Komponen Arus Kas Pendanaan dan Pengaruhnya terhadap Retun Saham. Junal Aplikasi Manajemen, Volume 1, Nomor 1, April 2003: 162-183.
------------------------.2009. Standar Akuntansi Keuanagn Per 1 Juli 2009.
Ditebitkan Untuk Ikatan Akuntan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. PK, Fatul Hilal. 2009.pengaruh Laba Akuntansi, Total Arus Kas dan Net Profit
Margin Terhadap Return Saha Perusahaan Asuransi Yng terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
Yogyakarta. Raditya, Bayu. 2010. Analisis Tingkat Sertifikat Bank Indonesia, Inflasi, dan Nilai
Kurs Terhadap Return Saham IHSG. Skripsi UIN Jakarta.
Revee, James M, Carl S Warren et al. 2010. Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia. Principles of Accounting-Indonesia Adaptions. Buku 2. Jakarta: salemba empat.
Rodoni, Ahmad. 2006.Bank Dan Lembaga Keuangan Lainya. Jakarta: Center For
Social Economic Studies (CSES) Press. Rudianto.2009.Pengantar Akuntansi. Jakarta : Erlangga.
Santoso, Singgih.2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. Jakarta: PT Elex
Media Koputindo. Simamora, Henry. 2000. Akuntansi Basis Penegmbalian Keputusan Bisnis. Jilid 1.
Cetakan pertama. Jakarta: Salemba empat.
Soesetio, Yuli. 2005.Analisis Kandungan Informasi Laporan Arus Kas. Jurnal Eksekutif , Volume 2, Nomor 2, Agustus 2005 : 144 – 152.
80
Sugiarto, Puji. 2009. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Hutang, Deviden,
Yeald, Price Earning Ratio (PER), dan Variabel Makro Terhadap Harga Saham. Skripsi. UIN Jakarta.
Tridandaru, Sigit dan Totok Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi 2. 2006. Jakarta: Salemba Empat.
Triyono dan Jogianto Hartono. 2000. Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas,
Komponen Arus Kas dan Laba Akuntanis dengan Harga atau Return
Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Volume 3 No. 1 Januarai 2000 : 54-68.
Utari, Anis Rachma. 2006. Kandungan Invormasi Laba dan Arus Kas Guna
Pengmabil Keputusan Investai di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Manajemen,
Akuntansi Dan Bisnis Volume 5, Nomor 1 April : 57 – 63.
UU No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Warren, Carl S. Reeve, James M. Fess, Philip E. 2006. Pengantar Akuntansi.
Edisi 21, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Wulandari, dan Noer Sasongko. 2006. Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham.Emperika. Vol. 19 No 1. Juni 2006. 64-80.
Widodo, Saniman. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas,
dan Rasio Pasar Terhadap Return Saham Syariah dalam Kelompok Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2003-2005. Tesis. Universitas Dipenogoro Semarang.
Yadiyati, Winwin. 2007. Teori akuntansi. Suatu Pengantar. Edisi Pertama.
Cetakan 1 Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Yuniarti. Evi dan Nurmala. 2007. Analisis Profitabilitas Terhadap Harga Saham
Perusahaan Retail Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Fordema, Volume 7, Nomor 2 : 145-154.
81
82
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Laba Akunatnsi (LA)
(Dalam Jutaan Rupiah)
No Perusahaan Laba Kotor 2007
Laba Kotor 2008
Laba kotor 2009
1 Aqua Golden Mississippi Tbk 119.190 126.684 166.946
2 Cahaya Kalbar Tbk 89.465 223.157 138.574
3 Delta Djakarta Tbk 197.518 284.332 339.156
4 Mayora Indah Tbk 628.560 753.923 1.133.786
5 Multi Bintang Indonesia Tbk 442.672 442.572 849.346
6 Prasidha Aneka Niaga Tbk 69.332 106.039 87.975
7 Sekar Laut Tbk 41.076 56.900 52.414
8 Siantar Top Tbk 84.163 90.629 102.065
9 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 115.289 152.892 152.978
10 Ultra Jaya Milk Tbk 322.572 260.731 421.895
11 Darya-Varia Laboratoria Tbk 325.243 373.673 536.076
12 Indofarma Tbk 289.954 333.403 304.636
13 Kalbe Farma Tbk 3.551.631 3.803.641 4.511.940
14 Kimia Farma Tbk 648.005 722.248 788.250
15 Merck Tbk 318.244 361.478 473.632
16 Pyridam Farma Tbk 55.631 78.366 84.244
17 Schering Plough Indonesia Tbk 82.002 102.277 113.616
18 Tempo Scan Pacific Tbk 1.279.594 1.414.544 1.675.579
19 Mandom Indonesia Tbk 403.093 453.583 508.557
20 Mustika Ratu Tbk 140.135 171.356 195.120
21 Kedaung Indah Can Tbk -351 16.772 6.800
22 Kedawung Setia Industrial Tbk 96.681 114.046 118.771
23 Langgeng Makmur Industri Tbk 50.273 60.743 63.251
Sumber: www.idx.co.id
83
Arus Kas Operasi (AKO)
(Dalam Jutaan Rupiah)
No Perusahaan AKO 2007
AKO 2008
AKO 2009
1 Aqua Golden Mississippi Tbk 115.989 123.763 322.516
2 Cahaya Kalbar Tbk 71.227 -41.024 104.683
3 Delta Djakarta Tbk 87.273 162.007 169.345
4 Mayora Indah Tbk 178.699 138.453 446.430
5 Multi Bintang Indonesia Tbk 227.271 415.213 526.980
6 Prasidha Aneka Niaga Tbk 8.742 82.839 -44.342
7 Sekar Laut Tbk 1.285 12.762 11.690
8 Siantar Top Tbk 5.276 -9.780 99.953
9 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk -87.492 43.897 50.815
10 Ultra Jaya Milk Tbk -63.544 130.839 15.688
11 Darya-Varia Laboratoria Tbk 93.491 140.998 5.689
12 Indofarma Tbk 83.418 -187.307 40.558
13 Kalbe Farma Tbk 362.898 807.701 1.363.583
14 Kimia Farma Tbk 55.513 -32.301 120.370
15 Merck Tbk 69.052 103.734 81.263
16 Pyridam Farma Tbk 3.833 737 5.020
17 Schering Plough Indonesia Tbk -4.921 -21.435 -1.162
18 Tempo Scan Pacific Tbk 294.713 292.296 476.590
19 Mandom Indonesia Tbk 178.543 101.360 188.222
20 Mustika Ratu Tbk 16.550 30.431 2.438
21 Kedaung Indah Can Tbk -6.527 -845 990
22 Kedawung Setia Industrial Tbk 16.407 -18.304 7.543
23 Langgeng Makmur Industri Tbk 14.711 -9.589 12.910
Sumber: www.idx.co.id
84
Arus Kas Investasi (AKI)
(Dalam Jutaan Rupiah)
No Perusahaan AKI 2007
AKI 2008
AKI 2009
1 Aqua Golden Mississippi Tbk -101.641 -100.419 -130.255
2 Cahaya Kalbar Tbk -78.553 -48.938 9.010
3 Delta Djakarta Tbk -20.465 -13.698 -17
4 Mayora Indah Tbk -192.623 -513.745 -352.546
5 Multi Bintang Indonesia Tbk -77.986 -106.989 -123.627
6 Prasidha Aneka Niaga Tbk 2.141 -10.356 -3.569
7 Sekar Laut Tbk -4.049 -11.309 -11.144
8 Siantar Top Tbk -47.489 -61.478 -15.956
9 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk -221.154 -491.814 -252.978
10 Ultra Jaya Milk Tbk -43.173 -172.063 57.616
11 Darya-Varia Laboratoria Tbk -33.149 -15.941 -19.888
12 Indofarma Tbk 7.396 -10.146 -18.903
13 Kalbe Farma Tbk -42.271 -186.225 -645.440
14 Kimia Farma Tbk -28.202 -26.571 -73.862
15 Merck Tbk -7.916 -12.872 -16.676
16 Pyridam Farma Tbk -9.164 -1.881 -1.870
17 Schering Plough Indonesia Tbk -8.006 -4.073 -5.716
18 Tempo Scan Pacific Tbk -76.625 -35.807 -101.324
19 Mandom Indonesia Tbk -62.716 -135.157 -76.041
20 Mustika Ratu Tbk -6.765 -16.861 -10.085
21 Kedaung Indah Can Tbk 2.540 -773 -1.502
22 Kedawung Setia Industrial Tbk 1.365 -15.275 -9.253
23 Langgeng Makmur Industri Tbk -32.417 -10.868 -5.623
Sumber: www.idx.co.id
85
Arus Kas Pendanaan (AKP)
(Dalam Jutaan Rupiah)
No Perusahaan AKP 2007
AKP 2008
AKP 2009
1 Aqua Golden Mississippi Tbk -8.261 -13.116 -16.128
2 Cahaya Kalbar Tbk 35.639 83.250 -114.063
3 Delta Djakarta Tbk -20.226 -22.907 -56.101
4 Mayora Indah Tbk 78.170 571.467 -78.329
5 Multi Bintang Indonesia Tbk -109.837 -75.582 -343.040
6 Prasidha Aneka Niaga Tbk -1.698 -52.880 41.681
7 Sekar Laut Tbk 3.095 4.304 -3.372
8 Siantar Top Tbk 45.259 69.099 -81.457
9 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 310.117 452.744 202.499
10 Ultra Jaya Milk Tbk 63.544 164.102 21.294
11 Darya-Varia Laboratoria Tbk -63.246 -65.113 -27.054
12 Indofarma Tbk 179.846 97.885 -175.622
13 Kalbe Farma Tbk -473.789 -439.700 -390.742
14 Kimia Farma Tbk -13.178 56.314 -104.642
15 Merck Tbk -45.072 -51.975 -119.391
16 Pyridam Farma Tbk 7.068 1.015 -2.002
17 Schering Plough Indonesia Tbk 15.966 26.810 14.212
18 Tempo Scan Pacific Tbk -121.037 -26.601 -153.999
19 Mandom Indonesia Tbk -45.207 27.672 -60.285
20 Mustika Ratu Tbk -1.435 -3.264 -4.694
21 Kedaung Indah Can Tbk 0 2.470 2.322
22 Kedawung Setia Industrial Tbk -10.978 33.670 14.284
23 Langgeng Makmur Industri Tbk 18.556 20.023 -8.166
Sumber: www.idx.co.id
86
Harga Saham
No Perusahaan 2006 2007 2008 2009 1 Aqua Golden Mississippi Tbk 110000 129500 127000 224800
2 Cahaya Kalbar Tbk 590 800 700 1490
3 Delta Djakarta Tbk 22800 16000 20000 62000
4 Mayora Indah Tbk 1620 1750 1140 4500
5 Multi Bintang Indonesia Tbk 55000 55000 49500 177000
6 Prasidha Aneka Niaga Tbk 100 51 100 110
7 Sekar Laut Tbk 285 75 90 150
8 Siantar Top Tbk 210 370 150 250
9 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 175 690 425 360 10 Ultra Jaya Milk Tbk 435 650 800 580
11 Darya-Varia Laboratoria Tbk 1510 1600 960 1530
12 Indofarma Tbk 100 205 50 83
13 Kalbe Farma Tbk 1190 1260 400 1300
14 Kimia Farma Tbk 165 305 76 127
15 Merck Tbk 40000 52500 35500 80000
16 Pyridam Farma Tbk 50 81 50 110
17 Schering Plough Indonesia Tbk 9000 21500 10350 39000
18 Tempo Scan Pacific Tbk 900 750 400 730
19 Mandom Indonesia Tbk 6950 8400 5500 8100
20 Mustika Ratu Tbk 320 296 153 395
21 Kedaung Indah Can Tbk 105 135 100 76
22 Kedawung Setia Industrial Tbk 140 275 98 155
23 Langgeng Makmur Industri Tbk 170 160 70 215
Sumber: www.idx.co.id
87
Return Saham (RS)
No Perusahaan RS 2007 RS 2008 RS 2009 1 Aqua Golden Mississippi Tbk 0,177273 -0,01931 0,770079
2 Cahaya Kalbar Tbk 0,355932 -0,125 1,128571
3 Delta Djakarta Tbk -0,29825 0,25 2,1
4 Mayora Indah Tbk 0,080247 -0,34857 2,947368
5 Multi Bintang Indonesia Tbk 0 -0,1 2,575758
6 Prasidha Aneka Niaga Tbk -0,49 0,960784 0,1
7 Sekar Laut Tbk -0,73684 0,2 0,666667
8 Siantar Top Tbk 0,761905 -0,59459 0,666667
9 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 2,942857 -0,38406 -0,15294
10 Ultra Jaya Milk Tbk 0,494253 0,230769 -0,275
11 Darya-Varia Laboratoria Tbk 0,059603 -0,4 0,59375
12 Indofarma Tbk 1,05 -0,7561 0,66
13 Kalbe Farma Tbk 0,058824 -0,68254 2,25
14 Kimia Farma Tbk 0,848485 -0,75082 0,671053
15 Merck Tbk 0,3125 -0,32381 1,253521
16 Pyridam Farma Tbk 0,62 -0,38272 1,2
17 Schering Plough Indonesia Tbk 1,388889 -0,5186 2,768116
18 Tempo Scan Pacific Tbk -0,16667 -0,46667 0,825
19 Mandom Indonesia Tbk 0,208633 -0,34524 0,472727
20 Mustika Ratu Tbk -0,075 -0,48311 1,581699
21 Kedaung Indah Can Tbk 0,285714 -0,25926 -0,24
22 Kedawung Setia Industrial Tbk 0,964286 -0,64364 0,581633
23 Langgeng Makmur Industri Tbk -0,05882 -0,5625 2,071429
88
Total Aset dan Laba Bersih (Dalam Jutaan Rupiah)
No Perusahaan Laba bersih 2007
Laba Bersih 2008
Laba Bersih 2009
Total Aset 2007
Total Aset 2008
Total Aset 2009
1 Aqua Golden Mississippi Tbk 65.913 82.337 95.913 891.530 1.003.488 1.147.206
2 Cahaya Kalbar Tbk 20.187 27.868 49.493 407.361 605.545 568.363
3 Delta Djakarta Tbk 47.331 83.754 126.504 592.359 698.297 760
4 Mayora Indah Tbk 141.589 196.230 372.158 1.893.175 2.922.998 3.246.499
5 Multi Bintang Indonesia Tbk 84.385 222.307 340.458 621.835 941.389 993.465
6 Prasidha Aneka Niaga Tbk 8.646 9.448 32.450 291.723 286.965 353.629
7 Sekar Laut Tbk 5.742 4.271 12.803 182.697 201.003 196.186
8 Siantar Top Tbk 15.595 4.816 41.072 517.448 626.750 548.720
9 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 15.760 28.686 37.823 792.690 1.016.958 1.347.036
10 Ultra Jaya Milk Tbk 30.317 303.712 61.153 621.835 1.718.997 1.732.702
11 Darya-Varia Laboratoria Tbk 49.918 70.819 72.272 560.931 637.661 783.613
12 Indofarma Tbk 11.077 5.032 2.126 1.009.438 965.812 728.035
13 Kalbe Farma Tbk 705.694 706.822 929.004 5.138.213 5.703.832 6.482.447
14 Kimia Farma Tbk 52.189 55.394 62.507 1.386.739 1.445.670 1.562.625
15 Merck Tbk 89.485 98.620 146.700 263.507 298.668 433.971
16 Pyridam Farma Tbk 1.743 2.309 3.773 95.157 98.655 99.937
17 Schering Plough Indonesia Tbk 6.621 2.569 10.789 128.565 199.526 206.257
18 Tempo Scan Pacific Tbk 278.358 320.648 359.964 2.773.135 2.967.057 3.263.103
19 Mandom Indonesia Tbk 111.232 114.854 124.612 725.197 910.790 994.620
20 Mustika Ratu Tbk 11.130 22.290 21.017 315.998 354.781 365.636
21 Kedaung Indah Can Tbk 15.742 3.057 -5.215 80.262 86.218 84.277
22 Kedawung Setia Industrial Tbk 14.500 5.716 10.511 542.060 485.722 550.691
23 Langgeng Makmur Industri Tbk 12.400 2.572 5.992 531.756 560.078 540.514
89
Return on Asset (ROA)
No Perusahaan ROA 2007 ROA 2008 ROA 2009 1 Aqua Golden Mississippi Tbk 0,0739323 0,082051 0,083606
2 Cahaya Kalbar Tbk 0,0495548 0,046021 0,08708
3 Delta Djakarta Tbk 0,079902 0,119941 166,3595
4 Mayora Indah Tbk 0,0747892 0,067133 0,114634
5 Multi Bintang Indonesia Tbk 0,1357032 0,236148 0,342698
6 Prasidha Aneka Niaga Tbk 0,0296367 0,032925 0,091762
7 Sekar Laut Tbk 0,0314267 0,021249 0,065257
8 Siantar Top Tbk 0,0301378 0,007685 0,074851
9 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 0,0198813 0,028208 0,028079
10 Ultra Jaya Milk Tbk 0,0487535 0,176679 0,035293
11 Darya-Varia Laboratoria Tbk 0,0889911 0,111061 0,092229
12 Indofarma Tbk 0,0109732 0,00521 0,00292
13 Kalbe Farma Tbk 0,1373424 0,123921 0,143311
14 Kimia Farma Tbk 0,0376346 0,038317 0,040001
15 Merck Tbk 0,3395908 0,3302 0,338042
16 Pyridam Farma Tbk 0,0183221 0,023403 0,037753
17 Schering Plough Indonesia Tbk 0,0514973 0,012875 0,05231
18 Tempo Scan Pacific Tbk 0,1003766 0,108069 0,110314
19 Mandom Indonesia Tbk 0,1533822 0,126104 0,125286
20 Mustika Ratu Tbk 0,0352218 0,062828 0,05748
21 Kedaung Indah Can Tbk 0,1961355 0,03546 -0,06187
22 Kedawung Setia Industrial Tbk 0,0267504 0,011769 0,019086
23 Langgeng Makmur Industri Tbk 0,0233193 0,004592 0,011085
Sumber: www.idx.co.id
90
Data Untuk Diolah
Laba AKO AKI AKP ROA RS 119.190 115.989 -101.641 -8.261 0,074 0,177
89.465 71.227 -78.553 35.639 0,050 0,356
197.518 87.273 -20.465 -20.226 0,080 -0,298
628.560 178.699 -192.623 78.170 0,075 0,080
442.672 227.271 -77.986 -109.837 0,136 0,000
69.332 8.742 2.141 -1.698 0,030 -0,490
41.076 1.285 -4.049 3.095 0,031 -0,737
84.163 5.276 -47.489 45.259 0,030 0,762
322.572 -63.544 -43.173 63.544 0,049 0,494
325.243 93.491 -33.149 -63.246 0,089 0,060
289.954 83.418 7.396 179.846 0,011 1,050
3.551.631 362.898 -42.271 -473.789 0,137 0,059
648.005 55.513 -28.202 -13.178 0,038 0,848
318.244 69.052 -7.916 -45.072 0,340 0,313
55.631 3.833 -9.164 7.068 0,018 0,620
82.002 -4.921 -8.006 15.966 0,051 1,389
1.279.594 294.713 -76.625 -121.037 0,100 -0,167
403.093 178.543 -62.716 -45.207 0,153 0,209
140.135 16.550 -6.765 -1.435 0,035 -0,075
-351 -6.527 2.540 0 0,196 0,286
96.681 16.407 1.365 -10.978 0,027 0,964
50.273 14.711 -32.417 18.556 0,023 -0,059
126.684 123.763 -100.419 -13.116 0,082 -0,019
223.157 -41.024 -48.938 83.250 0,046 -0,125
284.332 162.007 -13.698 -22.907 0,120 0,250
753.923 138.453 -513.745 571.467 0,067 -0,349
442.572 415.213 -106.989 -75.582 0,236 -0,100
106.039 82.839 -10.356 -52.880 0,033 0,961
56.900 12.762 -11.309 4.304 0,021 0,200
90.629 -9.780 -61.478 69.099 0,008 -0,595
260.731 130.839 -172.063 164.102 0,177 0,231
373.673 140.998 -15.941 -65.113 0,111 -0,400
333.403 -187.307 -10.146 97.885 0,005 -0,756
3.803.641 807.701 -186.225 -439.700 0,124 -0,683
722.248 -32.301 -26.571 56.314 0,038 -0,751
361.478 103.734 -12.872 -51.975 0,330 -0,324
78.366 737 -1.881 1.015 0,023 -0,383
102.277 -21.435 -4.073 26.810 0,013 -0,519
1.414.544 292.296 -35.807 -26.601 0,108 -0,467
453.583 101.360 -135.157 27.672 0,126 -0,345
171.356 30.431 -16.861 -3.264 0,063 -0,483
16.772 -845 -773 2.470 0,035 -0,259
114.046 -18.304 -15.275 33.670 0,012 -0,644
60.743 -9.589 -10.868 20.023 0,005 -0,563
166.946 322.516 -130.255 -16.128 0,084 0,770
138.574 104.683 9.010 -114.063 0,087 1,129
339.156 169.345 -17 -56.101 166,360 2,100
1.133.786 446.430 -352.546 -78.329 0,115 2,947
849.346 526.980 -123.627 -343.040 0,343 2,576
87.975 -44.342 -3.569 41.681 0,092 0,100
91
52.414 11.690 -11.144 -3.372 0,065 0,667
102.065 99.953 -15.956 -81.457 0,075 0,667
421.895 15.688 57.616 21.294 0,035 -0,275
536.076 5.689 -19.888 -27.054 0,092 0,594
304.636 40.558 -18.903 -175.622 0,003 0,660
4.511.940 1.363.583 -645.440 -390.742 0,143 2,250
788.250 120.370 -73.862 -104.642 0,040 0,671
473.632 81.263 -16.676 -119.391 0,338 1,254
84.244 5.020 -1.870 -2.002 0,038 1,200
113.616 -1.162 -5.716 14.212 0,052 2,768
1.675.579 476.590 -101.324 -153.999 0,110 0,825
508.557 188.222 -76.041 -60.285 0,125 0,473
195.120 2.438 -10.085 -4.694 0,057 1,582
6.800 990 -1.502 2.322 -0,062 -0,240
118.771 7.543 -9.253 14.284 0,019 0,582
63.251 12.910 -5.623 -8.166 0,011 2,071
1152.289 -87.492 -221.154 310.117 0,020 2,943
152.892 43.897 -491.814 452.744 0,028 -0,384
152.978 50.815 -252.978 202.499 0,028 -0,153
92
HASIL SPSS
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
la 69 -351 4511940 4.74E5 824749.965
ako 69 -187307 1363583 1.16E5 221219.290
aki 69 -645440 57615 -7.09E4 125105.343
akp 69 -473789 571467 -1.07E4 154268.564
roa 69 -,062 166,360 2,49064 20,017833
rs 69 -,756 2,947 ,39848 ,923104
Valid N (listwise) 69
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .453a .205 .142 ,854847 1.329
a. Predictors: (Constant), roa, la, aki, akp, ako
b. Dependent Variable: rs
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 11.906 5 2.381 3.259 .011a
Residual 46.038 63 .731
Total 57.944 68
a. Predictors: (Constant), roa, la, aki, akp, ako
b. Dependent Variable: rs
93
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Const
ant) .322 .126
2.551 .013
la -6.195E-7 .000 -.553 -2.421 .018 .241 4.143
ako 1.613E-7 .000 .039 .117 .907 .115 8.668
aki -4.061E-6 .000 -.550 -2.003 .050 .167 5.990
akp -3.454E-6 .000 -.577 -2.054 .044 .160 6.265
roa .011 .005 .230 2.020 .048 .969 1.032
a. Dependent Variable: rs
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value -,49567 2,09999 ,39848 ,418438 69
Std. Predicted Value -2.137 4.066 .000 1.000 69
Standard Error of Predicted
Value .115 .855 .207 .145 69
Adjusted Predicted Value -1,01572 1,30982 ,37556 ,373147 69
Residual -1,055196 2,879693
6,114272E-
17 ,822819 69
Std. Residual -1.234 3.369 .000 .963 69
Stud. Residual -1.480 3.566 .004 1.011 69
Deleted Residual -1,522341 3,226154 ,022921 ,922831 69
Stud. Deleted Residual -1.495 3.959 .016 1.047 69
Mahal. Distance .243 67.014 4.928 10.504 69
Cook's Distance .000 .255 .024 .058 69
Centered Leverage Value .004 .985 .072 .154 69
a. Dependent Variable: rs
94
95