Download - PENGARUH IMBANGAN PROTEIN DAN ENERGI PAKAN …
PENGARUH IMBANGAN PROTEIN DAN ENERGI PAKANTERHADAP PRODUKTIVITAS AYAM BROILER STRAIN
COBB 500 DAN LOHMAN MB 202 PERIODE FINISHER
SKRIPSI
Oleh:
KHOIRUL ROSIKIN2013410002
PROGRAM STUDI PETERNAKANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS MADURA
PAMEKASAN2017
PENGARUH IMBANGAN PROTEIN DAN ENERGI PAKANTERHADAP PRODUKTIVITAS AYAM BROILER STRAIN
COBB 500 DAN LOHMAN MB 202 PERIODE FINISHER
SKRIPSI
Oleh:
KHOIRUL ROSIKINNPM: 2013410002
Merupakan salahsatu syarat untuk memperoleh Gelar SarjanaProgram Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Madura
PROGRAM STUDI PETERNAKANFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS MADURA
PAMEKASAN2017
PENGARUH IMBANGAN PROTEIN DAN ENERGI PAKANTERHADAP PRODUKTIVITAS AYAM BROILER STRAIN
COBB 500 DAN LOHMAN MB 202 PERIODE FINISHER
SKRIPSI
Oleh:
KHOIRUL ROSIKINNPM: 2013410002
Mengetahui:
Dekan,
Ir. Suparno, M.AgrTanggal:
Menyutujui :
Dosen Pembimbing,
Dr.Ir. Malikah Umar, M.SiTanggal:
PENGARUH IMBANGAN PROTEIN DAN ENERGI PAKANTERHADAP PRODUKTIVITAS AYAM BROILER STRAIN
COBB 500 DAN LOHMAN MB 202 PERIODE FINISHER
SKRIPSI
KHOIRUL ROSIKINNPM: 2013410002
Tanda Tangan Tanggal
Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Malikah Umar, M. SiNIP/NIS. 710413073Tanggal :
Dosen Penguji I : Ir. A. Yudi Heryadi, MMANIP/NIS. 071048232Tanggal :
Dosen Penguji II : Desi Kurniati Agustina, S.Pt, M.AgrNIP/NIS. 710413273Tanggal :
MengetahuiUniversitas Madura
Dekan
Ir. SUPARNO, M.AgrNIP/NIS. 710413106Tanggal :
i
SURAT PERNYATAAN
TIDAK PLAGIAT DAN MEMALSUKAN DATA
Saya yang bertandatangan dibawah ini :Nama : Khoirul RosikinTempat/Tanggal Lahir : Banyuwangi, 12 September 1992NPM : 2013410002Program Studi : Peternakan
Menyatakan dengan sebenar-benarnya, bahwa segala pernyataan dalam skripsi
saya yang berjudul : “PENGARUH IMBANGAN PROTEIN DAN ENERGI
PAKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS AYAM BROILER STRAIN
COBB 500 DAN LOHMAN MB 202 PERIODE FINISHER” :
1. Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri ( tidak hasil plagiat/jiplakan).
2. Tidak didasarkan pada data palsu.
Apabila pada kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya tidak benar, sayabersedia menanggung resiko dan siap diperkarakan sesuai dengan aturan yangberlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Pamekasan, 19 Agustus 2017
yang menyatakan,
Khoirul RosikinNPM. 2013410002
ii
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Khoirul RosikinTempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 12-09-1992Jenis Kelamin : Laki-LakiKewarganegaraan : IndonesiaAgama : IslamStatus : Belum MenikahAlamat : Dsn Jubung Lor RT 2 RW 7 Sukorambi JemberNo. Telpon : 085232176278Email : [email protected] Orang Tua : Abuyamin dan Siti NadirotunPutra ke : Tiga dari tiga bersaudara
PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Negeri Jubung 3 Jember : Tahun 1999 - 20052. SMP Negeri 2 Panti Jember : Tahun 2005 - 20083. SMK Negeri 5 Jember : Tahun 2008 - 20114. S1 Fakultas Pertanian Universitas Madura : Tahun 2013 - 2017
PENDIDIKAN INFORMAL
1. Magang di PT. CHAROEN POKPHAND JAYA FARM : Tahun 20082. Praktik Kerja Industri di PT. SURYA MITRA FARM JEMBER: Tahun 2010
RIWAYAT PEKERJAAN
1. PT. Sierad Produce Tbk sebagai Petugas Penyuluh Lapangan.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah S.W.T dengan Rahmat dan Hidayahnya
penulis dapat melaksanakan dan meyelesaikan penulisan skripsi penelitian
tentang” PENGARUH IMBANGAN PROTEIN DAN ENERGI PAKAN
TERHADAP PRODUKTIVITAS AYAM BROILER STRAIN COBB 500 DAN
LOHMAN MB 202 PERIODE FINISHER” yang merupakan syarat sebagai calon
Sarjana Peternakan pada Fakultas Pertanian Universitas Madura Pamekasan.
Dalam kesempatan yang baik ini, tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada:
1. Dr.Ir. MALIKAH UMAR, M.Si atas bimbingan dan pengarahan yang
telah diberikan serta meluangkan waktu, tenaga, pikiran dengan penuh
kesabaran dalam penyelesaian skripsi penelitian ini.
2. Dekan Fakultas Pertanian, Ir. SUPARNO, M.Agr. Yang telah mengijinkan
penulis untuk menyelesaikan penelitian ini.
3. Semua pihak dan kedua orang tua saya yang telah membantu kelancaran
dalam penulisan skripsi penelitian ini.
Semoga Allah SWT yang membalas atas semua kebaikan dan semoga
Allah SWT mengabulkannya. Saya menyadari bahwa keterbatasan kemampuan
dan pengetahuan yang penulis miliki, maka kami mengharap saran dan kritik dari
berbagai pihak demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
Pamekasan, 19 Agustus 2017
Penulis
iv
RINGKASAN
PENGARUH IMBANGAN PROTEIN DAN ENERGI PAKAN TERHADAPPRODUKTIVITAS AYAM BROILER STRAIN COBB 500 DAN LOHMAN
MB 202 PERIODE FINISHER
Khoirul Rosikin1 dan Malikah Umar2
1 Mahasiswa Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian , Universitas Madura2 Dosen Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian , Universitas Madura
Imbangan protein dan energi memiliki peranan yang sangat pentingdalam ransum ayam broiler, karena akan berpengaruh terhadap ketersedian energimaupun protein di dalam tubuh ayam sebagai pertumbuhan berat badan ayamtersebut. Usaha untuk meningkatkan mutu genetik broiler telah banyak dilakukanoleh para pengusaha pembibitan dalam kurun waktu yang cukup lama. Tujuanpenelitian adalah Menganalisis pengaruh imbangan protein dan energi pakanperiode finisher terhadap produktivitas ayam broiler strain Cobb 500 dan LohmanMB 202. Hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai informasi tentangcampuran pakan finisher yang baik bagi peternak broiler.
Materi penelitian adalah ayam broiler strain Cobb 500 dan Lohman MB202 yang dibeli dari toko peternakan didaerah Pamekasan. Penelitian inidilakukan di kandang ayam broiler milik bapak Amir di Desa Gugul KecamatanTlanakan Kabupaten Pamekasan, pada tanggal 21 Oktober 2016 – 25 November2016. Metode penelitian adalah percobaan dengan Rancangan Acak LengkapFaktorial yang terdiri dari, dua perlakuan dan lima kali ulangan pada masing-masing perlakuan. Perlakuan pertama dari strain ayam broiler yaitu Cobb 500 danLohman MB 202, perlakuan kedua pada campuran pakan yang diberikan. Datadianalisis ragam Annova dan dilanjutkan dengan Uji BNT.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kandungan protein dan energi pakanmemberikan pengaruh terhadap konsumsi pakan (Fhitung ≥ Ftabel) dan kandunganprotein dan energi pakan memberikan pengaruh terhadap pertambahan beratbadan dikarenakan (Fhitung ≥ Ftabel). Perbedaan penampilan ayam broiler padakedua strain tidak menunjukan perbedaan secara nyata terhadap penampilan(konsumsi pakan, pertambahan berat badan, efisiensi dan konversi pakan).Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktivitas ayam broiler tidak dipengaruhioleh strain. Penelitian ini menyimpulkan bahwa imbangan energi dan proteinpakan pada penelitian ini dikatakan tidak efisien; produktivitas ayam broilerstrain Cobb 500 dan Lohman MB 202 dapat ditingkatkan dengan caramenggunakan campuran pakan standar pabrik konsentrat (K 102) 35%, jagung55%, bekatul 10% dan Strain ayam broiler antara Lohman MB 202 dengan Cobb500 mempunyai potensi genetik yang sama.
Kata Kunci : Imbangan, protein, energi, produktivitas, ayam_broiler
v
DAFTAR ISI
Hal
SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT......................................... I
RIWAYAT HIDUP.................................................................................... II
KATA PENGANTAR............................................................................... III
RINGKASAN............................................................................................. IV
DAFTAR TABEL...................................................................................... V
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. VI
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1. Latar Belakang...................................................... 11.2. Perumusan Masalah.................................................. 31.3. Tujuan Penelitian....................................................... 31.4. Manfaat Peneitian..................................................... 41.5. Hipotesis...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................ 5
2.1. Ayam Broiler............................................................... 52.2. Strain AyamBroiler...................................................... 52.3. Ransum Ayam Broiler................................................. 72.4. Kebutuhan Nutrien Ayam Broiler............................... 82.5. Konsumsi, Konversi dan Efisiensi Pakan.................... 112.6. Pertumbuhan Berat Badan Ayam Broiler.................... 13
BAB III METODE PENELITIAN...................................................... 14
3.1. Tempat dan Waktu....................................................... 143.2. Alat dan Bahan............................................................ 143.4. Metode Penelitian........................................................ 143.5. Parameter Penelitian.................................................... 15
3.5.1. Konsumsi Pakan.............................................. 153.5.2. Pertambahan Bobot Badan.............................. 15
vi
3.5.3. Konversi Pakan................................................ 163.5.4. Efisiensi Pakan................................................. 16
3.6. Pelaksanaan Penelitian................................................. 163.6.1. Persiapan Kandang.......................................... 163.6.2. Penerimaan DOC............................................. 173.6.3. Pemberian Pakan dan Minum.......................... 17
3.7. Pengambilan Data dan Analisa Data........................ 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................. 19
4.1. Konsumsi Pakan.......................................................... 194.2. Bobot Badan, Konversi dan Efisiensi Pakan.............. 214.3. Imbangan Protein dan Energi Pakan...................... 23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................. 25
4.1. Kesimpulan.................................................................. 254.2. Saran............................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 26
LAMPIRAN……………….......................................................................... 29
vii
DAFTAR TABEL
Nomor Hal
1 Hasil laboratorium kandungan pakan saat melakukanpenelitian................................................................................. 15
2 Rata-rata konsumsi pakan pada ayam broiler strain Cobb500 dan Lohman MB 202 fase finisher .............................. 19
3 Standart Nasional Indonesia untuk pakan ayam broiler fasefinisher..................................................................................... 20
4 Data pertambahan bobot badan, konversi dan efisiensi pakanfase finisher.............................................................................. 22
5 Imbangan protein dan energi pakan..................................... 23
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Hal
1 Denah Penelitian................................................................. 29
2 Perhitungan Anova untuk konsumsi pakan pada StrainCobb dan Lohman pada periode Finishing....................... 30
3 Uji BNT untuk konsumsi pakan pada Strain Cobb danLohman pada periode Finishing...................................... 34
4 Perhitungan Anova untuk berat badan Strain Cobb danLohman pada periode Finishin.......................................... 35
5 Uji BNT untuk berat badan pada Strain Cobb danLohman pada periode Finishing.................................... 39
6 Hasil Perhitungan FCR dan Efisiensi pada Strain LohmanMB 202 dan Cobb 500 periode Finisher......................... 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan teknologi memberikan dampak terhadap upaya peningkatan mutu
genetik ayam broiler yang dilakukan oleh para pengusaha pembibitan, yang
betujuan untuk memperbaiki performa ayam broiler seperti laju pertumbuhan
yang semakin cepat sehingga lebih efisien dalam waktu pemeliharaan dan
penggunaan ransum. Usaha tersebut ditempuh dengan cara melakukan
persilangan-persilangan antar bangsa ternak maupun antar galur dalam satu
bangsa, yang hasilnya dinamakan strain. Perbedaan mutu genetik yang terdapat
pada masing-masing strain menyebabkan adanya perbedaan kemampuan dalam
merespon lingkungan sehingga mengakibatkan produktivitas yang berbeda.
Ayam broiler merupakan salah satu ternak alternatif untuk memenuhi
permintaan masyarakat akan daging dan telah banyak diusahakan baik dalam
skala kecil maupun besar. Ayam broiler memiliki karakteristik dengan ciri khas
pertumbuhan cepat, efesien dalam penggunaan ransum, masa panen pendek,
menghasilkan daging berserat lunak, timbunan daging baik, serta kulit yang licin
(Rasyaf, 2010). Ayam broiler memiliki kelebihan dagingnya empuk, ukuran
badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi, efisiensi terhadap pakan cukup
tinggi, sebagian besar dari pakan diubah menjadi daging dan pertambahan bobot
badan sangat cepat, akan tetapi kelemahan yang dimiliki adalah memerlukan
pemeliharaan secara intensif dan cermat, relatif lebih peka terhadap suatu infeksi
2
penyakit dan sulit beradaptasi (Murtidjo, 1987). Puncak pertumbuhan terjadi
pada umur 4-6 minggu, kemudian mengalami penurunan dan terhenti sampai
mencapai dewasa (Kartasudjana dan Suprijatna, 2006). Pertumbuhan adalah suatu
penambahan jumlah protein dan mineral yang tertimbun dalam tubuh. Proses
pertumbuhan tersebut membutuhkan energi dan substansi penyusun sel atau
jaringan yang diperoleh ternak melalui ransum yang dikonsumsinya
(Wahju,1992).
Ransum merupakan pakan ternak yang terdiri dari kombinasi berbagai jenis
pakan disusun untuk memenuhi kebutuhan ternak selama dua puluh empat jam,
disusun berdasarkan kebutuhan ternak sesuai dengan tujuan produksi
(Tampubolon, 2012).. Lebih lanjut dituliskan bahwa imbangan nutrien dalam
ransum sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pembentukan tulang
terutama imbangan protein dan energi yang berfungsi untuk menunjang aktifitas
ayam broiler. Menurut Wahyu (1997) imbangan energi dan protein memiliki
peranan yang sangat penting dalam ransum ayam broiler, karena akan
berpengaruh terhadap ketersedian energi maupun protein di dalam tubuh ayam
tersebut. Banyaknya pakan yang dikonsumsi akan mempengaruhi produktivitas
ayam broiler, apabila energi yang dikonsumsi berlebih maka dimanfaatkan untuk
disimpan dalam bentuk lemak tubuh (Tilman, 1998 ; Jull, 1979).
Ayam broiler memiliki kebutuhan sesuai dengan fase pertumbuhannya.
Yuwananta (2004) menyatakan bahwa kebutuhan energi ayam broiler fase
finisher sebesar 3000 kkal/kg sampai dengan 3200 kkal/kg dalam ransum.
National Research Council (1994) merekomendasikan CP 22% dan energi 3040
3
kcal untuk fase starter dan CP 19% dan energi 3100 kcal. Sehingga Penulis
tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul pengaruh imbangan protein dan
energi pakan terhadap produktivitas ayam broiler strain Cobb 500 dan Lohman
MB 202 periode finisher.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian yang lebih
mendalam untuk mengetahui tingkat produktivitas ayam broiler dari strain yang
berbeda. Di Kabupaten Pamekasan pemeliharaan ayam broiler didominasi oleh 2
strain yaitu strain Cobb 500 dan Lohman MB 202. Dari kedua strain tersebut
sampai saat ini belum diketahui strain mana yang sesuai dengan kondisi daerah
tersebut sehingga menghasilkan secara optimal.
1.2. Rumusan Masalah
Apakah imbangan protein dan energi pakan pada ayam broiler periode
finisher berpengaruh terhadap produktivitas ayam broiler strain Cobb 500 dan
Lohman MB 202 ?
1.3. Tujuan Penelitian
Menganalisis pengaruh imbangan protein dan energi pakan periode
finisher terhadap produktivitas ayam broiler strain Cobb 500 dan Lohman MB
202.
.
4
1.4. Kegunaan Penelitian
Sebagai sumber informasi bagi peternaktentang imbangan protein dan
energi pakan yang tepat untuk memperoleh produktivitas ayam broiler yang
optimal.
1.5. Hipotesis
H0 = Imbangan protein dan energi pakan tidak berpengaruh terhadap
produktivitas ayam broiler strain Cobb 500 dan Lohman MB 202 periode
finisher.
H1 = Imbangan protein dan energi pakan membeikan pengaruh terhadap
produktivitas ayam broiler strain Cobb 500 dan Lohman MB 202 periode
finisher.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ayam Broiler
Ayam broiler adalah ayam jantan atau betina yang umumnya dipanen pada
umur 5-6 minggu, dengan tujuan sebagai penghasil daging (Kartasudjana dan
Suprijatna, 2006). Ayam broiler merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan
dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama
dalam memproduksi daging ayam (Abidin, 2002).
Ayam broiler memiliki kelebihan dan kelemahan, kelebihannya adalah
dagingnya empuk, ukuran badan besar, bentuk dada lebar, padat dan berisi,
efisiensi terhadap pakan cukup tinggi, sebagian besar dari pakan diubah menjadi
daging dan pertambahan bobot badan sangat cepat sedangkan kelemahannya
adalah memerlukan pemeliharaan secara intensif dan cermat, relatif lebih peka
terhadap suatu infeksi penyakit dan sulit beradaptasi (Murtidjo, 1987).
2.2. Strain Ayam Broiler
North (1984) berpendapat bahwa bobot hidup yang dicapaipada umur yang
sama antara berbagai strain akan berbeda dan hal ini disebabkan selain adanya
perbedaan mutu genetik juga disebabkan oleh faktor lingkungan yang mendukung
potensi genetik tersebut. Perbedaan mutu genetik menyebabkan perbedaan
komformasitubuh ternak. Hayse dan Marion (1973) menyatakan bobot karkas
6
yang dihasilkan di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin,
bobot potong, besar dan komformasi tubuh, perlemakan, kualitas dan kuantitas
ransum serta strain yang dipelihara.
Strain merupakan istilah untuk jenis ayam yang telah mengalami
penyilangan dari berbagai macam-macam bangsa sehingga tercipta jenis ayam
baru dengan nilai ekonomi produksi tinggi dan bersifat turun temurun. Pemberian
nama strain biasanya dilakukan oleh pembibit penciptanya (Breeding farm).
Adapun jenis strain ayam broiler yang saat ini populer di Indonesia, di antaranya
sebagai berikut.
1- Cobb
2- Ross
3- Lohman
4- Hubbard
5- Hybro PG
Kemudian strain-strain tersebut diberi nama sesuai keinginan perusahaan
pembibitannya. Dalam perkembangannya, telah terjadi seleksi jenis strain ayam
broiler yang dipelihara di Indonesia, selain terjadinya perbaikan genetik. Hal
tersebut dipengaruhi oleh kemampuan strain ayam tersebut memberikan
keuntungan kepada peternak. Misalnya, ada strain ayam broiler yang lebih cepat
pertumbuhannya di minggu-minggu awal pemeliharaan dan lambat di minggu
akhir pemeliharaan. Namun ada juga yang sebaliknya, dengan demikian peternak
harus memilih dan menentukan strain yang akan dipelihara sesuai umur panen.
7
2.3. Ransum Ayam Broiler
Ransum merupakan bahan pakan ternak yang telah diramu yang terdiri
dari berbagai jenis bahan pakan yang memiliki kandungan gizi berbeda.
Pemberian ransum bertujuan untuk menjamin pertumbuhan berat badan dan
menjamin produksi daging agar menguntungkan (Sudaro dan Siriwa, 2007).
Konsumsi ransum ayam broiler tergantung pada strain, umur, aktivitas serta
temperature lingkungan (Wahju,1992). Menurut Sudaro dan Siriwa (2007),
pemberian ransum dapat dilakukan dengan cara bebas maupun terbatas. Cara
bebas, ransum disediakan ditempat pakan sepanjang waktu agar saat ayam ingin
makan ransumnya selalu tersedia. Cara ini biasanya disajikan dalam bentuk
kering, baik tepung, butiran, maupun pellet.
Ransum untuk ayam broiler dibedakan menjadi dua macam yaitu ransum
untuk periode starter dan periode finisher. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
kebutuhan nutrien ransum sesuai dengan periode pertumbuhan ayam (Rasyaf,
1994). Amrullah (2004) meyatakan bahwa, khusus untuk ransum ayam
broiler,hendaklah (1) memiliki nisbah kandungan energi-proteinyang diketahui,
(2) kandungan proteinnya tinggi untuk menopang pertumbuhannya yang sangat
cepat, (3) mengandung energi yang lebih untuk membuat ayam broiler dipanen
cukup mengandung lemak.Rasyaf (1994) menyatakan bahwa ransum merupakan
sumber utama kebutuhan nutrien ayam broiler untuk keperluan hidup pokok dan
produksinya karena tanpa ransum yang sesuai dengan yang dibutuhkan
menyebabkan produksitidak sesuai dengan yang diharapkan. Menurut
Kartasudjana dan Suprijatna(2006), ayam mengkonsumsi ransum untuk
8
memenuhi kebutuhan energinya,sebelum kebutuhan energinya terpenuhi ayam
akan terus makan. Jika ayam diberimakan dengan kandungan energi rendah maka
ayam akan makan lebih banyak.
Konsumsi ransum setiap minggu bertambah sesuai dengan pertambahan
bobot badan. Setiap minggunya ayam mengonsumsi ransum lebih banyak
dibandingkan dengan minggu sebelumnya (Fadilah, 2004). Menurut
Rasyaf(1994), konsumsi ransum ayam broiler merupakan cermin dari masuknya
sejumlah unsur nutrien ke dalam tubuh ayam. Jumlah yang masuk ini harus sesuai
dengan yang dibutuhkan untuk produksi dan untuk hidupnya. Kartasudjana
danSuprijatna (2006) menambahkan bahwa pertumbuhan pada ayam broiler
dimulai dengan perlahan-lahan kemudian berlangsung cepat sampai dicapai
pertumbuhan maksimum setelah itu menurun kembali hingga akhirnya terhenti.
Pertumbuhan yang paling cepat terjadi sejak menetas sampai umur 4-6 minggu,
kemudian mengalami penurunan.
2.4. Kebutuhan Nutrien Ayam Broiler
Kandungan nutrien masing-masing bahan penyusun ransum perlu
diketahui sehingga tujuan penyusunan ransum dan kebutuhan nutrien untuk setiap
periode pemeliharaan dapat tercapai (Wahju,1992). Penyusunan ransum ayam
broiler memerlukan informasi mengenai kandungan nutrien dari bahan-bahan
penyusun sehingga dapat mencukupi kebutuhan nutrien dalam jumlah dan
persentase yang diinginkan (Amrullah, 2004). Nutrien tersebut adalah
energi,protein, serat kasar, kalsium (Ca) dan fosfor (P).Sumber energi utama yang
9
ransum ayam broiler adalah karbohidrat dan lemak. Energi metabolisme yang
diperlukan ayam berbeda, sesuai tingkat umurnya, jenis kelamin dan cuaca.
Semakin tua ayam membutuhkan energi metabolisme lebih tinggi (Fadilah, 2004).
Menurut Wahju (1992), energi yang dikonsumsi oleh ayam digunakan
untuk pertumbuhan jaringan tubuh,produksi, menyelenggarakan aktivitas fisik dan
mempertahankan temperature tubuh yang normal. Fadilah (2004) menyatakan
bahwa kebutuhan energi untuk ayam broiler periode starter 3080 kkal/kg ransum
pada tingkat protein 24%, sedangkan periode finisher 3190 kkal/kg ransum pada
tingkat protein 21%. Angka kebutuhan energi yang absolut tidak ada karena ayam
dapat menyesuaikan jumlah rasnsum yang dikonsumsi dengan kebutuhan energi
bagi tubuhnya (Rizal, 2006).
Menurut Fadilah (2004), kandungan protein dalam ransum untuk ayam
broiler umur 1-14 hari adalah 24% dan untuk umur 14-39 hari adalah 21%.
Kebutuhan protein untuk ayam yang sedang bertumbuh relatif lebih tinggi karena
untuk memenuhi tiga macam kebutuhan yaitu untuk pertumbuhan jaringan, hidup
pokok dan pertumbuhan bulu (Wahju, 1992). Rasyaf (1992) menyatakan bahwa
kebutuhan energi metabolis berhubungan erat dengan kebutuhan protein yang
mempunyai peranan penting pada pertumbuhan ayam broiler selama masa
pertumbuhan.
Menurut Wahju (1992), persentase serat kasar yang dapat dicerna oleh
ternak ayam sangat bervariasi. Efeknya terhadap penggunaan energi sangat
kompleks. Serat kasar yang tidak tercerna dapat membawa nutrien lain yang
keluar bersama feses. Anggorodi (1994) menambahkan bahwa kesanggupan
10
ternak dalam mencerna serat kasar tergantung dari jenis alat pencernaan yang
dimiliki oleh ternak tersebut dan tergantung puladari mikroorganisme yang
terdapat dalam alat pencernaan. Ternak ayam tidak dapat memanfaatkan serat
kasar sebagai sumber energi. Serat kasar ini masih dibutuhkan dalam jumlah kecil
oleh unggas yang berperan sebagi bulky, yaitu untuk memperlancar pengeluaran
feses (Rizal, 2006). Siregar dan Sabrani (1970)menambahkan, serat kasar yang
berlebihan akan mengurangi efisiensi penggunaannutrien-nutrien lainnya,
sebaliknya apabila serat kasar yang terkandung dalam ransum terlalu rendah,
maka hal ini juga membuat ransum tidak dapat dicerna dengan baik.Angka
konversi ransum yang kecil berarti banyaknya ransum yang digunakan untuk
menghasilkan satu kilogram daging semakin sedikit (Kartasudjana dan Suprijatna,
2006).
Kebutuhan anak ayam starter akan kalsium (Ca) adalah 1% dan ayam
sedang tumbuh adalah 0,6%, sedangkan kebutuhan ayam akan fosfor (P)bervariasi
dari 0,2-0,45% dalam ransum (Rizal, 2006). Murtidjo (1987) menambahkan
bahwa ransum ternak unggas perlu mengandung mineral Ca dan P dalam jumlah
yang cukup. Peranan Ca dalam tubuh ternak unggas tercermin jelas bahwa 70-
80% tulang ternak terdiri atas Ca dan P. Siregar dan Sabrani (1970) menyatakan
bahwa Ca dan P adalah mineral esensial, dan keduanya saling berhubungan erat
dalam proses biologis ternak ayam. Rasyaf (1994) menambahkan bahwa nisbah
Ca dan P antara 1:1 - 2:1. Apabila nisbahnya tidaktepat selanjutnya dapat
mempengaruhi penyerapannyadi dalam pakan dan suhu lingkungan (North dan
Bell, 1990).
11
2.5. Konsumsi, Konversi Pakan dan Efisiensi Pakan
Menurut Bell and Weaver(2002) Konsumsi pakan broiler strain Cobb
sebanyak 88-100 g/ekor/hari, sedangkan menurut Anonim (2010) konsumsi pakan
broiler strain Cobb sebanyak 91 g/ekor/hari. Menurut PT. Japfa Comfeed
Indonesia (2015) konsumsi pakan kumulatif broiler strain Lohman MB 202 yaitu
3198 gram/ekor pada umur lima minggu. Menurut Suharyanto (2007) menyatakan
bahwa konsumsi pakan adalah pakan yang dimakan ternak unggas pada waktu
tertentu dikenal dengan jumlah pakan yang dikonsumsi per hari (point feed) dan
konsumsi komulatif. Pertumbuhan ternak unggas yang cepat dipengaruhi oleh
konsumsi ransum yang banyak (Rasyaf, 2008).
Pengaruh Perlakuan terhadap Konsumsi Pakan berpengaruh terhadap
pertambahan bobot badan dan konversi pakan sehingga konsumsi pakan perlu
diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap produktivitas ayam broiler.
Konsumsi pakan setiap ekor ternak berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh bobot
badan, galur, tingkat produksi, tingkat cekaman, aktifitas ternak, mortalitas,
kandungan energi di dalam pakan dan suhu lingkungan (North dan Bell, 1990).
Rasyaf (2008) menyatakan bahwa konversi pakan merupakan
perbandingan antara konsumsi pakan dengan pertambahan berat badan. Hal ini
berhubungan dengan efisiensi yang berhubungan dengan kebutuhan protein.
Konversi pakan ialah jumlah makanan yang habis dikonsumsi oleh seekor ternak
dalam waktu tertentu guna membentuk daging atau berat badan. Angka konversi
menunjukkan tingkat efisiensi dalam pengunaan pakan.
12
Menurut Fadilah (2005) menyatakan bahwa konversi pakan adalah
banyaknya pakan yang dikonsumsi untuk menghasilkan satu kilogram berat
seekor ternak hidup. Konversi pakan dapat dihitung dengan cara membandingkan
konsumsi pakan dalam waktu tertentu biasanya setiap minggu dengan
pertambahan bobot badan selama minggu itu.
Efisiensi pakan adalah perbandingan antara pertambahan bobot badan
yang dihasilkan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi. Card dan Nesheim (1972)
menyatakan bahwa nilai efisiensi penggunaan pakan menunjukkan banyaknya
pertambahan bobot badan yang dihasilkan dari satu kilogram pakan. Efisiensi
pakan merupakan kebalikan dari konversi pakan, semakin tinggi nilai efisiensi
pakan maka jumlah pakan yang diperlukan untuk menghasilkan satu kilogram
daging semakin sedikit. Lemak dan energi dalam ransum dapat memperbaiki
efisiensi pakan karena semakin tinggi kadar lemak dan energi dalam ransum
menyebabkan ternak mengkonsumsi pakan lebih sedikit tetapi menghasilkan
pertambahan bobot badan yang tinggi.
Menurut Ensminger dan Olentine (1978), dengan pemberian ransum yang
berkualitas tinggi dan tata laksana yang baik, angka efisiensi ransum kelinci
berkisar 0,25 sampai 0,35 sedangkan menurut Cheeke et al. (2000), dapat berkisar
antara 0,25 sampai 0,28. Efisiensi pakan dapat ditingkatkan dengan menambahkan
lemak pada ransum tetapi akan berakibat penurunan konsumsi pakan.
Penambahan lemak dalam ransum dapat meningkatkan efisiensi karena lemak
dalam ransum tersebut akan dideposisi dalam tubuh sehingga akan meningkatkan
bobot badan.
13
2.6. Pertumbuhan Berat Badan Ayam Broiler
Pertumbuhan badan berhubungan erat kaitanya dengan usaha sel-sel tubuh
untuk memperbanyak diri, sehingga kebutuhan protein menjadi lebih banyak
untuk mengalami pertumbuhan cepat atau penghasil daging (Rasyaf, 1992).
Pertambahan bobot badan merupakan selisih antara bobot badan awal minggu
dengan bobot badan pada akhir minggu. Tingkat pertumbuhan ternak unggas akan
berbeda pada setiap minggunya, bergantung pada strain, jenis kelamin, dan faktor
lingkungan yang mendukung (pakan dan manajemen) (Fadilah, 2005).
Perhitungan pertambahan bobot badan mingguan dapat dihitung dengan
cara berat badan akhir per minggu dikurangi dengan berat badan awal per minggu
sedangkan untuk pertambahan bobot badan total dapat dilakukan dengan
penjumlahan pertambahan bobot badan tiap minggu selama pemeliharaan.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di kandang ayam broiler milik bapak Amir di
Desa Gugul Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan, pada tanggal 21
Oktober 2016 – 25 November 2016.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah kandang, tempat makan, tempat minum, sekat
,lampu, timbangan, thermometer, pemanas, timba, tali, sekop, sprayer, plastik,
tabung gas dan recording.
Bahan yang digunakan adalah 2 macam strain DOC sebanyak 200 ekor
(100 ekor strain Cobb 500 dan 100 ekor Lohman MB 202), pakan jadi pabrikan,
konsentrat, jagung, katul, air minum, vaksin, gula merah, vitamin, desinfektan,
deterjen, kapur, dan sekam.
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian strainnya (Cobb 500 dan Lohman MB 202), ini
menggunakan eksperimental dengan desain eskperimen rancangan acak lengkap
faktorial. Perlakuan utama pada strainnya dan anak perlakuannya pada masing
masing strain menggunakan empat perlakuan yaitu :
15
P0 : konsentrat 35%, jagung 55%, katul 10%. (standar pabrik)
P1 : konsentrat 35%, jagung 65%.
P2 : konsentrat 35%, jagung 60%, katul 5%.
P3 : konsentrat 30%, jagung 70%.
Tabel1. Hasil laboratorium kandungan pakan saat melakukan penelitian
Pakan % Kalori
Moisture Protein Fat Fibre Ash Ca P (cal/kg)
P0 11,49 17,67 4,12 4,94 7,34 1,06 0,69 3182
P1 12,47 16,99 4,25 2,88 5,43 0,81 0,74 3305
P2 11,97 17,28 4 3,91 6,89 0,92 0,58 3218
P3 12,52 16,38 4,01 2,59 5,84 0,74 0,64 3340Sumber : Laboratorium PT Sierad Produce Tbk.
3.4. Parameter Penelitian
3.4.1. Konsumsi pakan
Konsumsi pakan adalah jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ternak setiap
harinya. Konsumsi pakan yang dicatat adalah konsumsi harian, dihitung dengan
cara rata-rata konsumsi komulatif per ekor selama pengamatan.
3.4.2. Pertambahan bobot badan
Rata-rata pertambahan bobot badan (gram/ekor), diperoleh dengan cara
menghitung selisih antara bobot badan pada akhir pemeliharaan dengan bobot
badan pada saat awal pemeliharaan.
16
3.4.3. FCR (Feed Convention Ratio)
Konversi pakan diperoleh dengan cara membandingkan konsumsi pakan
dengan pertambahan bobot badan.
FCR = Konsumsi PakanPertambahan Bobot Badan
3.4.4. Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan adalah perbandingan antara pertambahan bobot badan
yang dihasilkan dengan jumlah pakan yang dikonsumsi.
Efisuensi = Pertambahan Bobot BadanKonsumsi Pakan
3.5. Pelaksanaan Penelitian
3.5.1. Persiapan kandang
Persiapan kandang ayam dilakukan dengan cara sanitasi kandang yang
meliputi, membersihkan kandang dari kotoran yang melekat terutama pada bagian
lantai kandang, tempat pakan dan tempat minum selanjutnya dilakukan
pengapuran, penyemprotan disinkfektan. hal ini bertujuan membunuh semua
mikroorganisme dalam kandang. Setelah dilakukan pengapuran selanjutnya
dilakukan proses istirahat kandang selama ± 14 hari sebelum digunakan.
Persiapan Masa Brooding dan pemasangan litter.
Brooding yang digunakan terdiri dari indukan buatan (chick
guard),pemanas buatan (IGM). Kemudian dilakukan persiapan brooding yaitu
17
pemasangan pemanas (IGM), pemasangan chick guard, pemasangan lampu
bohlam 50 watt sebanyak 2 buah sebagai penerangan. Selanjutnya pemanas
buatan sebagai indukan harus dinyalakan terlebih dahulu dengan tujuan untuk
menstabilkan suhu ruangan. Pemasangan Litter dilakukan secara merata dengan
ketebalan 5 cm. Dilanjutkan dengan pemasangan tempat pakan dan tempat minum
serta tirai agar suhu di dalam ruangan tetap stabil.
3.5.2. Penerimaan Day Old Chick ( DOC )
Penanganan yang dilakukan dalam penerimaan DOC yaitu melakukan
penimbangan boxs beserta DOC untuk mengetahui bobot awal DOC yang disetai
dengan pencatatan pada rekording, kemudian DOC dimasukkan dalam brooding
dan dilakukan perhitungan jumlah seluruh DOC yang diterima. Selanjutnya
dilakukan pemberian air minum yang sudah dicampur dengan gula merah5%
dalam 1 liter air, untuk memulihkan tenaga/energi DOC akibat perjalanan,
pemberian pakan pada feeder chick.
3.5.3. Pemberian pakan dan minum
Pemberian pakan pada umur 0- 21 hari pakan yang diberikan berupa pakan
komersil dengan frekuensi pemberian 2-6 kali sehari, setelah umur 22 hari pakan
yang diberikan berupa pakan mix (konsentrat, jagunga, bekatul) pemberian pakan
dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi 40% dan sore 60% berdasarkan saran dari
Medion edisi 2014. Pemberian air minum diberikan secara ad libitum, dengan
artian tempat minum tidak pernah kosong selama 24 jam tanpa ada pembatasan.
18
3.6. Pengambilan Data dan Analisa Data
Pengambilan data dilakukan setiap seminggu sekali, data yang diambil
adalah: konsumsi pakan, pertambahan bobot badan (PBB). Kemudian dilakukan
penghitungan FCR dan efisiensi dari data konsumsi pakan dan PBB.
Analisis data menggunakan desain eskperimen Rancangan Acak Lengkap
(RAL) faktorial dilanjut dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan panduan
buku PROSEDUR STATISTIK untuk PENELITIAN PERTANIAN, Gomez dan
Gomez.
Berikut rumus matematikanya :
Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + €ijk
i = 1, 2, dan 3
j = 1, 2, dan 3
k = 1, 2, 3, ....5
Yijk = Nilai TBA dangke ke –k yang memperoleh kombinasi perlakuan
µ = rata rata TBA sesungguhnya
αi = Pengaruh perlakuan level campuran pakan ke-i
βj = Pengaruh lama penyimpanan ke-j
(αβ)ij = Pengaruh interaksi perlakuan ke-i dan ke-j
€ijk = Pengaruh galat perlakuan ke-i dan ke-j pada satuan percobaan ke-k
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Konsumsi Pakan
Pakan merupakan faktor utama yang mempengaruhi tingkat keberhasilan
usaha peternakan ayam broiler, oleh karena itu kualitas (nutrien pakan) dan
kuantitas harus diperhatikan. Protein merupakan unsur penting dalam komposisi
pakan yang dibutuhkan untuk proses pertumbuhan (Sari, Sukamto dan Dwiloka,
2014). Sedangkan kandungan energi pakan mempengaruhi tingkat konsumsi
pakan ayam broiler (North dan Bell, 1990). Menurut Sitepu, Supratman dan
Abun (2012) bahwa konsumsi pakan ayam broiler tegantung pada kandungan
energi pakannya, semakin tinggi kandungan energi pakan maka konsumsi pakan
semakin rendah. Hasil analisis statistik pada penelitian ini Tabel 2, Lampiran 2
dan 3) menunjukkan bahwa kandungan protein pakan memberikan pengaruh
terhadap konsumsi pakan (Fhitung ≥ Ftabel).
Tabel 2. Rata-rata konsumsi pakan pada ayam broiler strain Cobb 500dan Lohman MB 202 fase finisher (umur 3-5 minggu).
PerlakuanStrain Rata-rata
konsumsi(gram)
PK (%)ME
(kcal)Notasi
LohmanMB 202
Cobb500
P0 1985,4 1975,8 1980,6 17,67 3182 AP1 2065,7 2058,2 2061,9 16,99 3305 BP2 2014,1 2010,8 2012,4 17,28 3218 AP3 2148,4 2142,4 2145,4 16,38 3340 C
Keterangan : Huruf yang berbeda pada notasi menunjukkan berbeda nyata
20
Tabel 2 diatas menunjukkan kandungan nutrien energi pakan pada P0, P1,
P2 dan P3 masih sesuai dengan standar akan tetapi kandungan protein pakan masih
berada di bawah standar yang di keluarkan oleh Standar Nasional Indonesia tahun
2006 yakni kandungan protein kasar dalam pakan minimal 18% dan energy
minimal 2900 kkal untuk ayam pedaging fase finisher. Rendahnya kandungan PK
pakan pada penelitian ini mengakibatkan tingginya konsumsi pakan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Wahju (1997) bahwa besarnya konsumsi pakan
tergantung pada kandungan protein ransum. Disamping itu, kandungan bahan
kering pakan berhubungan langsung dengan nutrient yang diserap (Sitepu et al.,
2012), hasil analisis proksimat pada Tabel 1 menunjukkan perlakuan (pakan) P0
dan P2 memiliki kadar bahan kering yang tinggi mendekati 90%, sehingga
berpengaruh terhadap bobot badan, konversi dan efisiensinya.
Tabel 3.Standart Nasional Indonesia untuk pakan ayam broiler faseFinisher (umur 3 – 5 minggu).
No Parameter Satuan Persyaratan1 Kadar Air % Maksimal. 14,02 Protein Kasar % Minimal. 18,03 Lemak Kasar % Maksimal. 8,04 Serat Kasar % Maksimal. 6,05 Abu % Maksimal. 8,06 Calsium (Ca) % 0,90 – 1,207 Fosfor (P) % 0,60 – 1,00
8 Energi Metabolisme (ME) Kcal (Kkal/Kg) Minimal. 2900
Dari data tabel 2 menunjukan konsumsi pakan pada perlakuan P3 dan P1
lebih banyak dibandingkan perlakuan terhadap P0 dan P2. Kandungan protein
kasar pada P3 sebesar 16,38% dan energi sebesar 3340 Kcal, bila dibandingkan
dengan P0 sebesar 17,67% dan energi sebesar 3182 Kcal. Masalah pencampuran
21
pakan menjadi penyebab kandungan protein rendah pada pakan P3 dan P1 yang
tanpa mengunakan bekatul melainkan hanya konsentrat pabrikan dan jagung.
PendapatGultom (2014) menyatakan bahwa konsumsi protein yang tinggi akan
mempengaruhi asupan protein pula ke dalam daging dan asam-asam amino
tercukupi di dalam tubuhnya sehingga metabolisme sel-sel dalam tubuh
berlangsung secara normal.Tampubolon dan Bintang (2012) yang menyebutkan
bahwa asupan protein dipengaruhi oleh jumlah konsumsi ransum. keseimbangan
protein dan energi memiliki peranan yang sangat penting dalam menyusun pakan
ayam broiler, apabila tidak seimbang akan mengakibatkan kelebihan dan
kekurangan asupan protein dan energi dalam tubuhnya.
4.2. Bobot Badan, Konversi dan Efisiensi Pakan
Kemampuan seekor ternak untuk mengubah nutrien pakan menjadi
jaringan ditunjukkan dengan pertambahan bobot badan, yang diperoleh melalui
pengukuran selisih bobot badan awal dengan bobot badan akhir yang dilakukan
dalam kurun waktu tertentu (Tillman dkk., 1991). . Pertambahan bobot badan
merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan.
Tabel 4 menampilkan PBB (pemeliharaan 21 hingga 35 hari), konversi, dan
efisiensi pakan ayam broiler. Bobot badan yang dicapai pada penelitian ini (Tabel
4, Lampiran 4 dan5) menunjukkan bahwa semakin tinggi kandungan protein
pakan maka semakin tinggi puila bobot badan yang dicapai pada kedua strain
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa kedua strain ayam broiler (Lohman MB 202
dan Cobb 500) memiliki potensi genetik yang sama, walaupun di produksi oleh
22
breeder yang berbeda. Hasil penelitian sesuai dengan hasil penelitian Nowland
dan Pym (1975) bahwa strain ayam broiler tidak berpengaruh nyata terhadap
penampilan ayam.
Tabel 4. Data pertambahan bobot badan, konversi dan efisiensi pakan fase finisher
(umur 3-5 minggu).
PerlakuanStrain
Rata-rata NotasiLohman MB
202Cobb 500
Pertambahan Bobot Badan (21 – 35 hari)P0 1070,5 1069,5 1070.0 aP1 1040,8 1048,1 1044.5 bP2 1048,4 1050,0 1049.2 bP3 1026,4 1026,0 1026.2 c
Konversi Pakan (21 – 35 hari)P0 1,86 1,85 1.85P1 1,99 1,96 1,97P2 1,92 1,92 1.92P3 2,01 2,09 2.05
Efisiensi Pakan (21 – 35 hari)P0 0,54 0,54 0.54P1 0,50 0,51 0.51P2 0,52 0,52 0.52P3 0,48 0,48 0.48
Keterangan : Huruf yang berbeda pada notasi menunjukkan berbeda nyata
Lacy dan Veast (2000) menyatakan bahwa konversi pakan dapat
digunakan untuk mengukur produktivitas ayam, yang didefinisikan sebagai ratio
antara konsumsi pakan dengan pertambahan bobot badan yang dicapai dalam
kurun waktu tertentu. Rasyaf (1994) menyatakan bahwa, konversi pakan adalah
perbandingan antara konsumsi pakan dengan bobot badan yang dicapai pada saat
tertentu dan konversi pakan menunjukkan seberapa besar efisiensi penggunaan
pakan yang dikonsumsi menjadi berat badan. Table 4 dan Lanpiran 5
23
menunjukkan bahwa konversi pakan terbaik (terendah) dicapai pada kontrol yakni
1,85. Nilai tersebut menunjukkan bahwa dengan mengonsumsi pakan (PK 17.67
dan energy metabolis 3182 kcal) ayam broiler mampu memnghasilkan bobot
badan sebesar 1 kg. Suparyanto (2005) dan Rasyaf (1995) menyatakan bahwa
konversi pakan sebagai tolak ukur untuk menilai seberapa banyak pakan yang
dikonsumsi menjadi jaringan tubuh, yang dinyatakan dengan besarnya bobot
badan, semakin tinggi nilai konversi pakan ayam maka kemampuannya
memanfaatkan pakan menjadi bobot badan semikin rendah.
Semakin rendah nilai konversi pakan maka semakin tinggi nilai
efisiensinya, sehingga biaya produksinya dalam hal ini biaya pakan dapat semakin
rendah. Donaldsol (1985) menyatakan bahwa, efisiensi pakan dapat diperbaiki
dengan peningkatan nutrien dalam pakan.
4.3. Imbangan Protein dan Energi Pakan
Tabel 5 menampilkan besarnya imbangan protein dan energi pakan yang
diberikan sebagai perlakuan serta bobot badan yang disaikan dari jumlah
konsumsi pakannya. Tabel 5. Imbangan protein dan energi pakan.
Perlakuan
ImbanganKonsumsi
(g)
BobotBadan
(g)
Konversipakan
ProteinKasar(%)
EnergiMetabolis
(Kkal)
NilaiME/PK
P0 17,67 3182 180 1980,6 1070.0 1.85P1 16,99 3305 194 2061,9 1044.5 1,97P2 17,28 3218 186 2012,4 1049.2 1.92P3 16,38 3340 204 2145,4 1026.2 2.05
24
Scot et al (1992) berpendapat protein adalah unsur utama zat makanan yang
diperlukan untuk pertumbuhan dan untuk mendapatkan pertumbuhan yang tinggi
dapat dilakukan dengan memberikan pakan dengan imbangan yang baik antara
protein, vitamin, mineral,dan energi yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semakin rendah imbangan PK dan Energi maka semakin tinggi bobot
badan yang dicapai. Hal ini diperkuat dengan pendapat Anggorodi (1998)
menyatakan bahwa kecepatan pertumbuhan mempunyai variasi yang cukup besar,
keadaan ini diantanya dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan. Menurut
pendapat Ramina (2001) bahwa dengan meningkatkan kandungan protein pakan
maka akan meningkatkan bobot karkas pada ayam broiler. Konsumsi protein
yang tinggi akan meningkatkan bobot badan ayam (Rizal, 2006).
Imabngan energi dan protein pada penelitian berkisar antara 180 sampai
204, menurut Sitepu et al. (2012) bahwa imbangan energy dan protein yang lebih
besar dari 160 dan lebih kecil dari 150 tidak efisien terhadap daya cerna dan
penyerapan nutrien oleh ayam broiler. Sehingga komposisi pakan pada penelitian
ini tidak efisien, akan tetapi dasar dari penentuan komposisi tersebut berdasarkan
anjuran dari pabrik pakan dan kebiasaan peternak dalam mencampur pakan
dengan mempertimbangkan harga jual daging ayam di pasar. Rasyaf (1992)
menyarankan bahwa tinggi rendahnya tingkat protein pakan harus disesuaikan
dengan tinggi atau rendahnya kandungan energi guna mencapai efisiensi
penggunaan ransum yang optimal.
25
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tentang imbangan energy
dan protein pakan ayam broiler periode finisher antara strain Cobb 500 dan
Lohman MB 202 adalah :
1. Strain ayam broiler antara dengan Cobb 500 mempunyai potensi genetik
yang sama.
2. Imbangan energi dan protein pakan pada penelitian ini dikatakan tidak
efisien, akan tetapi komposisi yang terbaik diantara keampat perlakuan
adalah P0 atau standar pabrik (konsentrat 35%, jagung 55%, katul 10%)
3. Produktivitas ayam broiler strain Cobb 500 dan Lohman MB 202 dapat
ditingkatkan dengan cara menggunakan campuran pakan standar pabrik
konsentrat (K 102) 35%, jagung 55%, bekatul 10%.
5.2. Saran
Dari penelitian ini, ada beberapa saran yang dapat diberikan yaitu :
1. Untuk mencapai potensi ayam broiler strain Cobb 500 dan Lohman MB 202
yang optimal dapat diberikan pakan finisher dengan campuran standar
pabrik konsentrat (K 102) 35%, jagung 55%, bekatul 10%.
2. Perlu penelitian lain pada ayam broiler mengenai biaya produksi dan
keuntungan pada masing-masing perlakuan.
26
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. 2002. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Pedaging. AgromediaPustaka, Jakarta.
Amrulah, Ibnu Katsir. 2004. Nutrien Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung Budi.Bogor.
Anggorodi, R. 1998. Ilmu Makanan Ternak Umum. Ed ke-5. PT. GramediaPustaka Utama. Jakarta.
Anggorodi, R. 1994. Kemajuan Mutakhir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas.PT. Gramedia. Jakarta.
Anonim. 2010. Cobb Broiler Management Guide. Cobb-vantress Inc. Arkansas,USA.
Badan Standart Nasional.2006. (SNI 01-3931-2006). Pakan Ayam Ras PedagingMasa Akhir (Broiler Finisher).
Bell, D. D. and W. D. Weaver, Jr. 2002. Commersial Chicken Meat and EggProduction. Ed ke-5. Kluwer Academic Publisher. New York.
Card, I. E and M. C. Nesheim. 1972. Poultry Production. 11th Ed. Lea andFebinger Philadelphia, New York.
Cheeke, P. R., N. M. Patton and J.I. McNitt. 2000. Rabbit Production. 8th Ed. TheInterstate Printers and Publisher Inc., Illinois.
Donalson, 1985. Lipogenesis and Body Fat in Chicks; Effect of Calori-proteinRatio and Dietary Fat. Journal of Poultry Science 64:1199-1264.
Ensminger, M. E. and C . G. Olentine. 1978. Feed and Nutrition Complete. TheEnsminger Publishing Company, California.
Fadilah. R, 2005. Panduan Mengelola Peternakan Ayam Broiler Komersial. Edke-3. Agromedia Pustaka.
Fadilah, R. 2004. Ayam Broiler Komersial. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Gultom,S.M., Supratman, R.D.H., Abun,. 2014. Pengaruh Imbangan Energi danProtein Ransum Terhadap Bobot Karkas dan Bobot lemak abdominalayam broiler umur 3-5 minggu. Jurnal Fakultas Peternakan, UniversitasPadjadjaran, Bandung.
Hayse, P.L and W.W Marion. 1973. Eviscerated Yield Components Part and MeatSkin Bone Ration in Chicken Broiler. Poultry Science 52 : 718-721.
27
Kartasudjana, R dan Suprijatna, E, 2006. Manajemen Ternak Unggas. PenebarSwadaya. Jakarta.
Lacy, M. and L.R. Vest. 2000. Improving feed conversion in broiler: A GuideForgrowers.
Medion, 2014. Manajemen pemeliharaan broiler. Bandung.
Murtidjo, B. A, 1987. Pedoman Meramu Pakan Unggas. Kanisius. YogyakartaAnggorodi. R. 1985. Kemajuan Mutahir Ilmu Makanan Ternak Unggas.Universitas Indonesia. Jakarta.
National Research Council. 1994. Nutrient Requiretment of Poultry. 9th Edition.National Ascademy Press, Washington D.C.
North, M. O. and D.D. Bell. 1990. Commersial Chicken Production Manual. 4th
edn. Van Northland Reinhold, New York.
North. M. O. and D. D. Bell. 1984. Comersial Chicken Production Manual. 3th.Ed. The Avi Publishing Co. Inc Westport.
Nowland, W.J. and R.A.E. Pym. 1975. Random Sample Broiler Test. PoultryNotes. N.S.W. Dept. Of Agric.
Ramia, I. K. 2001. Suplementasi Probiotik dalam Ransum Berprotein RendahTerhadap Bobot dan KomposisiFisik Karkas. Karya Ilmiah. MajalahIlmiah Peternakan. Fakultas Peternakan. Universitas Udayana. Denpasar.3. 82-86.
Rasyaf, M. 1995. Pengelolaan Peternakan Usaha Ayam Pedaging. Gramedia,Jakarta.
Rasyaf, M. 1992. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Kanisius.Yogyakarta.
Rasyaf, M. 1994. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rasyaf, 2008. Panduan beternak Ayam Pedaging. Ed ke-1. Jakarta: PenebarSwadaya.
Rasyaf, 2010. Panduan beternak Ayam Pedaging. Ed ke-1. PenebarSwadaya,Jakarta.
Rizal, Yose. 2006. Ilmu Nutrien Unggas. Andalas University Press. Padang.
Sudoro, Yani dan Anita Siriwa. 2007. Ransum Ayam dan Itik. Cetakan IX.Penebar Swadaya. Jakarta.
28
Suharyanto. A. A. 2007. Panen Ayam Kampung Dalam 7 Minggu BebasFluBurung. Depok: Penebar Swadaya.
Siregar, A.P., dan M. Sabrani. 1970. Teknik Modern Beternak Ayam. C.V.Yasaguna. Jakarta.
Students. E –Journals Vol. 1(1). 2012. Jurnal.Unpad.ac.id
Tampubolon, Bintang, P.P. 2012. Pengaruh Imbangan Energi dan ProteinRansum terhadap Energi Metabolisme dan Retensi Nitrogen AyamBroiler. Jurnal Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Bandung.
Tilman, 1998; Jull, 1979. Ilmu Makanan Ternak Dasar. University Press,Yogyakarta.
Wahju. J. 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Edisi Ke-4. Gadjah Mada University Press,Yogyakarta.
Wahju, J. 1992. Ilmu Nutrien Unggas. Cetakan III. Gadjah Mada UniversityPress. Yogyakarta.
Yuwananta, T. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.
29
Lampiran 1. DENAH PENELITIAN
Jumlah Perlakuan = 2
Jumlah Anak Perlakuan = 4
Jumlah UlanganAnak Perlakuan = 5
Perlakuan = Strain Cobb dan Strain Lohman MB 202
Anak Perlakuan = P0, P1, P2, P3.
Ulangan = r1, r2, r3, r4, r5
30
Lampiran 2. Perhitungan Anova untuk konsumsi pakan pada Strain Cobb 500dan Lohman MB 202 pada periode Finisher
Tabel jumlah konsumsi pakan pada strain Logman MB 202 dan Cobb 500 umur22 sampai 35 hari
faktor A R Faktor BP0 P1 P2 P3 Total
Logman 1 1987,0 2070,0 2019,0 2150,2 8226,22 1985,0 2069,0 2016,0 2152,0 8222,03 1982,5 2057,4 2005,8 2141,0 8186,74 1988,0 2070,0 2021,0 2152,0 8231,05 1984,7 2062,2 2008,8 2147,0 8202,7
sub total 9927,2 10328,6 10070,6 10742,2 41068,6Cobb 1 1977,0 2062,0 2012,0 2145,0 8196,0
2 1966,0 2052,0 2024,0 2151,0 8193,03 1980,0 2059,6 1999,0 2134,0 8172,64 1968,0 2068,0 1998,6 2135,9 8170,55 1988,0 2049,2 2020,2 2146,2 8203,6
sub total 9879,0 10290,8 10053,8 10712,1 40935,719806,2 20619,4 20124,4 21454,3 82004,3
Derajat Bebas (db)
Derajat bebas total (dbt) = (a x b x r) – 1 = (2 x 4 x 5) – 1 = 40 – 1 = 39Derajat bebas perlakuan (dbp) = (ab-1) = (2 x 4-1) = 7Derajat bebas faktor A (dba) = a – 1 = 2 – 1 = 1Derajat bebas faktor B (dbb) = b – 1 = 4 – 1 = 3Derajat bebas interaksi faktor AB (dba*b) = (a-1)(b-1) = (2-1) x (4-1) = 3Derajat bebas galat (dbg) = (a x b - 1) x (r-1) = (2 x 4 - 1) x ( 5-1) = 28
Faktor Koreksi
FK = Yij2 : (a x b x r)
= 82004,32 : (2 x 4 x 5)
= 6724705218 : 40 = 168117630,5
Jumlah Kuadrat Total
31
JKT = ∑(yijk)2 – FK
=(1987,02+1985,02+1982,52+1988,02+1984,72+2070,02+2069,02+2057,42
+2070,02+2
062,22+2019,02+2016,02+2005,82+2021,02+2008,82+2150,22+2152,02+2141,02+2152
,02+2147,02+1977,02+1966,02+1980,02+1968,02+1988,02+2062,02+2052,02+2059,62+
2068,02+2049,22+2012,02+2024,02+1999,02+1998,62+2020,22+2145,02+2151,02+213
4,02+2135,92+ 2146,22)=
=(3948169,0+3940225,0+3930306,3+3952144,0+3939034,1+4284900,0+4280761,0+
4232894,8+4284900,0+4252668,8+4076361,0+4064256,0+4023233,6+4084441,0+
4035277,4+4623360,0+4631104,0+4583881,0+4631104,0+4609609,0+3908529,0+
3865156,0+3920400,0+3873024,0+3952144,0+4251844,0+4210704,0+4241952,2+
4276624,0+4199220,6+4048144,0+4096576,0+3996001,0+4081208,0+4601025,0+
4626801,0+4626801,0+4553956,0+4562068,8+4606174,4 = 168274584,1
= 168274584,1 - 168117630,5= 156953,6
Jumlah Kuadrat Perlakuan
JKP = ∑(∑yj)2 : R-FK
=(9927,22+10328,62+10070,62+10742,22+9879,02+10290,82+10053,82+10712,12) : 5
- 168117630,5
32
=(98549299,8+106679978,0+101416984,4+115394860,8+97594641,0+105900564,
6 + 101078894,4+114749086,4)
= (841364309,5 : 5) - 168117630,5 =155231,4
Jumlah Kuadrat Faktor A
JKA = ∑(∑yi)2 : r x b – FK
= (41068,62+40935,72) : 5x4 - 168117630,5
= (1686629906+1675731534) : 20 - 168117630,5
= 3362361440 : 20 - 168117630,5
= 441,6
Jumlah Kuadrat Faktor B
JKB = ∑(∑yj)2 : r x a – FK
= (19806,22+20619,42+20124,42+21454,32) : 5 x 2 - 168117630,5
=(392285558,4+425159656,4+404991475,4+460286988,5) : 5 x 2 -168117630,5
= (1682723678,7 : 10) - 168117630,5 = 154737,4
Jumlah Kuadrat Interaksi A*B
JKA*B = JKP – JKA – JKB
= 155231,4 - 441,6 - 154737,4 = 52,5
Jumlah Kuadrat Galat
JKG = JKT – JKP
= 156953,6 - 155231,4 = 1722,2
KTP = JKP : dbp
= 155231,4 : 7 = 22175,9
KTA = JKA : dba
= 441,6 : 1= 441,6
33
KTB = JKB : dbb
= 154737,4 : 3= 51579,1
KTA*B = JKA*B : dba*b
= 52,5 : 3 = 17,5
KTG = JKG : dbg
= 1722,2 : 28 = 61,5
Frekuensi Hitung
F-hit P = KTP : KTG =
22175,9 : 61,5 = 360,6
F-hit A= KTA/KTG
441,6 : 61,5 = 7,2
F-hit B = KTB/KTG
51579,1 : 61,5 = 838,6
F-hit A*B = KTA*B : KTG
17,5 : 61,5 = 0,28
Tabel ANOVA
SumberKeragaman
JK Db KT F-hitF Tabel
5% 1%P 155231,4 7,0 22175,9 360,6A 441,6 1,0 441,6 7,2 4,1 7,5B 154737,4 3,0 51579,1 838,6** 2,9 4,5
A*B 52,5 3,0 17,5 0,28 2,9 4,5G 1722,2 28,0 53,8
Total312185,1
34
Lampiran 3. Uji BNT untuk konsumsi pakan pada Strain Cobb 500 dan Lohman202 pada periode Finisher.
BNT 0,01 = t (0,01) db galat x √2xKT : n
BNT 0,01 = 2,763 x √2 x 51579,1 : 4
= 2,763 x 160,6
= 443,7
P0 P1 P2 P3P0 0 813,2 318,2 1648,1P1 813,2 0 495 834,9P2 318,2 495 0 1239,9P3 1648,1 834,9 1239,9 0
Perlakuan NotasiP0 aP2 aP1 bP3 c
35
Lampiran 4. Perhitungan Anova untuk berat badan Strain Cobb 500 danLohman MB 202 pada periode Finisher
Tabel pertumbuhan berat badan pada strain Logman MB 202 dan Cobb 500 umur22 sampai 35 hari
Faktor Ar
Faktor B
Lohman
P0 P1 P2 P3 Total1 1069,2 1041,6 1048,4 1042,6 4201,82 1070,0 1040,6 1051,4 1046,6 4208,63 1067,2 1045,6 1040,2 1043,8 4196,84 1063,6 1042,6 1062,4 1051,8 4220,45 1077,4 1038,4 1040,8 1042,6 4199,2
sub total 5347,4 5208,8 5243,2 5227,4 21026,8
Cobb
1 1070,6 1043,6 1048,0 1024,8 4187,02 1067,4 1042,4 1045,2 1019,4 4174,43 1072,4 1049,4 1050,8 1024,2 4196,84 1062,2 1043,8 1050,0 1028,2 4184,25 1072,8 1064,8 1062,6 1025,4 4225,6
sub total 5345,4 5244,0 5256,6 5122,0 2096810692,8 10452,8 10499,8 10349,4 41994,8
Derajat Bebas (db)
Derajat bebas total (dbt) = (a x b x r) – 1 = (2*4*5) – 1 = 40 – 1 = 39Derajat bebas perlakuan (dbp) = (ab-1) = (2*4-1) = 7Derajat bebas faktor A (dba) = a – 1 = 2 – 1 = 1Derajat bebas faktor B (dbb) = b – 1 = 4 – 1 = 3Derajat bebas interaksi faktor AB (dba*b) = (a-1)(b-1) = (2-1)*(4-1) = 3Derajat bebas galat (dbg) = (a x b - 1) x (r-1) = (2 x 4 - 1) x ( 5-1) = 28
Faktor Koreksi
FK = Yij2 : (a x b x r)
= (41994,82) : (2 X 4 x 5)= 44089080,7
Jumlah Kuadrat Total
JKT = ∑(yijk)2 – FK =
36
=(1069,22+10702+1067,22+1063,62+1077,42+1041,62+1040,62+1045,62+1042,62+1038,42
+1048,42+1051,42+1040,22+1062,42+1040,82+1042,62+1046,62+1043,82+1051,82+1042,62
+1070,62+1067,42+1072,42+1062,22+1072,82+1043,62+1042,42+1049,42+1043,82+1064,82
+10482+1045,22+1050,82+10502+1062,62+1024,82+1019,42+1024,22+1028,22+1025,42 )
=(1143188,6+1144900,0+1138915,8+1131245,0+1160790,8+1084930,6+1082848,4+109327
9,4+1087014,8+1078274,6+1099142,6+1105442,0+1082016,0+1128693,8+1083264,
6+1087014,8+1095371,6+1089518,4+1106283,2+1087014,8+1146184,4+1139342,8
+1150041,8+1128268,8+1150899,8+1089101,0+1086597,8+1101240,4+1089518,4+
1133799,0+1098304,0+1092443,0+1104180,6+1102500,0+1129118,8+1050215,0+1
039176,4+1048985,6+1057195,2+1051445,2) - 44089080,7
= 44097707,5 - 44089080,7 = 8626,8
Jumlah Kuadrat Perlakuan
JKP = ∑(∑yj)2 : R-FK
= (5347,42+5208,82+5243,22+5227,42+5345,42+52442+5256,62+51222) : 5-
44089080,7
=(28594687+27131597+27491146+27325711+28573301+27499536+27631844+262
37
34884) : 5 - 44089080,7
= 220482706 : 5 - 44089080,7
=7460,5
jumlah kuadrat faktor
JKA = ∑(∑yi)2/rb - FK
= (21026,82+209682) : (5 x 4) - 44089080,7
= (442126318,2+439657024,0) : 20 – 44089080,7
= 881783342,2:20 – 44089080,7
= 86,4
JKB = ∑(∑yj)2/ra - FK
= (10692,82+10452,82+10499,82+10349,42) : (5 x 2) - 44089080,7
= (114335971,8+109261027,8+110245800,0+107110080,4)
= 440952880,1 : 10 - 44089080,7 = 6207,3
Jumlah Kuadrat Interaksi A*B
JKA*B = JKP – JKA – JKB
= 7460,5 - 86,4 - 6207,3= 1166,7
Jumlah Kuadrat Galat
JKG = JKT – JKP
= 8626,8 – 7460,5 = 1166,3
KTP = JKP : dbp
= 7460,5 : 7 = 1065,8
KTA = JKA : dba
= 86,4 : 1 = 86,4
38
KTB = JKB : dbb
= 6207,3 : 3 = 2069,1
KTA*B = JKA*B : dba*b
= 1166,7 : 3 = 388,9
KTG = JKG : dbg
= 1166,3 : 28 = 41,7
Frekuensi Hitung
F-hit P = KTP : KTG = 1065,8 : 41,7 = 25,6
F-hit A= KTA/KTG = 86,4 : 41,7 = 2,1
F-hit B = KTB/KTG = 2069,1 : 41,7 = 49,7
F-hit A*B = KTA*B : KTG = 388,9 : 41,7 = 9,3
Tabel ANOVA
SumberKeragaman
JK Db KT F-hitF Tabel
5% 1%P 7460,5 7,0 1065,8 25,6A 86,4 1,0 86,4 2,1 4,1 7,5B 6207,3 3,0 2069,1 49,7** 2,9 4,5
A*B 1166,7 3,0 388,9 9,3** 2,9 4,5G 1166,3 28,0 36,4
Total 16087,2
39
Lampiran 5. Uji BNT untuk berat badan pada Strain Cobb 500 dan Lohman MB202 pada periode Finisher.
Hitungan BNT Berat Badan Faktor B
BNT 0,01 = t (0,01) db galat x √2xKT : n
= 2,763 x √ 2 x 2069,1
= 2,763 x 32,16
= 88,8
P0 P1 P2 P3P0 0 240 193 343,4P1 240 0 47 103,4P2 193 47 0 150,4P3 343,4 103,4 150,4 0
Perlakuan NotasiP1 aP2 aP0 bP3 c
40
Lampiran 6. Hasil Perhitungan FCR dan Efisiensi pada Strain Lohman MB 202dan Cobb 500 periode Finisher.
Perlakuan Strain PBBKonsumsi
PakanFCR Efisiensi
P0 Lohman 1070,48 1985,44 1,85 0,54P0 Cobb 1069,55 1975,8 1,85 0,54P1 Lohman 1040,88 2065,72 1,98 0,50P1 Cobb 1048,07 2058,16 1,96 0,51P2 Lohman 1048,36 2014,12 1,92 0,52P2 Cobb 1049,95 2010,76 1,92 0,52P3 Lohman 1026,4 2148,44 2,09 0,48P3 Cobb 1026,03 2143,68 2,09 0,48