PENATALAKSANAAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE
STIMULATION (TENS), TERAPI MANIPULASI DAN TERAPI LATIHAN
PADA FROZEN SHOULDER SINISTRA
DI RST dr. SOEDJONO MAGELANG
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III
Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan
Oleh :
ANISA HAFIDZ NURUL JANNAH
NIM : J 100140041
PROGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENATALAKSAAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE
STIMULATION (TENS), TERAPI MANIPULASI DAN TERAPI LATIHAN
PADA FROZEN SHOULDER SINISTRA
DI RST dr. SOEDJONO MAGELANG
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh :
ANISA HAFIDZ NURUL JANNAH
J100140041
Telah diperiksa dan disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Umi Budi Rahayu S.Pd.,S.STFT, M.Kes
NIK. 750 / NIDN. 0620117301
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Dipertahankan di depan Dosen Penguji Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Program
Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan
diterima untukmelengkapai tugas-tugas dan memenuhi persyaratan untuk
menyelesaikan program pendidikan Diploma III Fisioterapi.
Hari : Selasa
Tanggal : 4 Juli 2017
Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Penguji I : Umi Budi Rahayu, S.Fis,M.Kes ( )
Penguji II : Arif Pristianto, SSt.FT,M.Fis ( )
Penguji III : Wijianto, SSt. FT.,M,Or. ( )
Disahkan Oleh
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
(Dr. Mutalazimah, SKM., M.Kes)
NIK.786/ NIDN. 0617117301
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma III di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,
maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.
Surakarta, 4 Juli 2017
Penulis
Anisa Hafidz Nurul Jannah
J100140041
1
PENATALAKSANAAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE
STIMULATION (TENS), TERAPI MANIPULASI DAN TERAPI LATIHAN
PADA FROZEN SHOULDER SINISTRA
ABSTRAK
Latar Belakang : Frozen Shoulder atau yang sering disebut Capsulitis Adhesiva
merupakan merupakan kondisi perlengketan sendi bahu yang yang umum ditandai
dengan keterbatasannya gerak aktif dan passive. Penyebabnya masih belum diketahui
namun capsulitis adhesive memiliki Capsulitis adhesiva memiliki insiden 3-5% pada
populasi umum dan mencapai 20% pada penderita diabetes. Gangguan ini
merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang paling umum dalam masalah
ortopedi. Keluhan yang sering muncul pada Frozen Shoulder yaitu nyeri pada bahu,
keterbatasan gerak, kelemahan otot dan menurunnya kemampuan fungsional.
Transcutaneus Electrical nerve stimulation (TENS), manual terapi, dan terapi latihan
berupa Active Ressisted Exercise dapat menangani hal tersebut.
Tujuan : untuk mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kondisi Frozen
Shoulder Sinistra menggunakan modalitas. Transcutaneus Electrical Nerve
Stimulation (TENS), manual terapi, dan terapi latihan berupa Active Ressisted
Exercise dalam mengurangi nyeri, meningkatkan lingkup gerak sendi (LGS),
meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan kemampuan fungsional.
Hasil : setelah dilakukan terapi selam 6 kali didapatkan hasil penurunan nyeri diam
T1 : 0 cm, menjadi T6 : 0 cm, nyeri tekan T1 : 3 cm, menjadi T6 : 1cm, nyeri gerak
T1 : 6 cm menjadi T6 : 4 cm. Peningkatan lingkup gerak sendi gerakan fleksi-
ekstensiT1 : S = 30-0-100, menjadi T6 : S = 30-0-135, peningkatan kekuatan otot
fleksor T1 : 3 menjadi T6 : 4, Ekstensor T1 : 3 menjadi T6 : 4, adductor T1 : 4
menjadi T6 : 4, Internal rotasi T1 : 4 menjadi T6 : 4, Eksternal rotasi T1 : 4 menjadi
4 dan Peningkatan kemampuan fungsional menggunakan Indeks SPADI.
Kesimpulan : Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation (TENS), terapi
manipulasi dan terapi latihan berupa Active Resisted Exercise dapat mengurangi
nyeri pada bahu kiri, keterbatasan lingkup gerak sendi pada bahu kiri, dan
peningkatan kekuatan otot pada kondisi Frozen Shoulder Sinistra.
Kata kunci : Frozen Shoulder Sinistra, TENS, terapi manipulasi dan terapi latihan
berupa Active Resisted Exercise.
ABSTRACT
Background: Frozen Shoulder or often called Capsulitis Adhesiva is a condition of
joints shoulder joints are commonly characterized by the limitations of active and
passive motion. The cause is still unknown but adhesive capsulitis has adhesive
capsulitis having 3-5% incidence in the general population and reaching 20% in
diabetics. This disorder is one of the most common musculoskeletal disorders in
orthopedic problems. Complaints that often appear on the Frozen Shoulder is pain in
the shoulder, limitations of movement, muscle weakness and decreased functional
ability. Transcutaneous Electrical nerve stimulation (TENS), therapeutic manual, and
exercise therapy in the form of Active Ressisted Exercise can handle it.
2
Objective: to know the management of physiotherapy on Frozen Shoulder Sinistra
condition using modalities. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS),
therapeutic manual, and exercise therapy in the form of Active Ressisted Exercise in
reducing pain, increasing the scope of joint motion (LGS), increasing muscle
strength and increasing functional ability
Result: after 6 weeks therapy, we got the result of the decrease of T1: 0 cm to T6: 0
cm, T1: 3 cm, T6: 1cm, T1: 6 cm to T6: 4 cm. Increased scope of motion of the
flexion-extension joints T1: S = 30-0-100, becomes T6: S = 30-0-135, increased
flexor muscle strength T1: 3 to T6: 4, Extensor T1: 3 to T6: 4, adductor T1: 4
becomes T6: 4, Internal rotation T1: 4 becomes T6: 4, External rotation T1: 4
becomes 4 and Increases functional ability using SPADI Index.
Conclusions: Transcutaneous Elektrical Nerve Stimulation (TENS), manipulation
therapy and exercise therapy in the form of Active Resisted Exercise can reduce the
pain in the left shoulder, limit the scope of motion of the joints on the left shoulder,
and increased muscle strength in the condition of Frozen Shoulder Sinistra
Keywords: Frozen Shoulder Sinistra, TENS, therapy manipulation and exercise
therapy in the form of Active Resisted Exercise.
1. PENDAHULUAN
Derajad kesehatan sangat berarti bagi pengembangan dan pembinaan sumber
daya manusia serta sebagai salah satu modal bagi pelaksanaan pembangunan
nasional yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia yang berkualitas,
apabila tubuh manusia dalam keadaan baik dan tanpa cidera apapun juga akan
berpengaruh pada mutu kualitas hidup manusia itu sendiri. Dalam melakukan
berbagai aktifitas sehari-hari manusia pasti akan sangat bergantung pada tangan,
apabila tangan dalam keaadaan sakit yang membuat keterbatasan gerak tangan itu
sendiri manusia akan sangat kesulitan dalam melakukan aktifitasnya. Bahu
merupakan bagian dari tangan yang sering terkena masalah, karena bahu
merupakan salah satu sendi besar di tubuh manusia. Pada bagian tangan bahu
lebih banyak memiliki pergerakan yang mengakibatkan banyak masalah yang
akan timbul, salah satunya adalah Frozen Shoulder.
Kekakuan pada sendi bahu disebut dengan istilah Frozen Shoulder. Frozen
Shoulder atau capsutilis adhesive merupakan kondisi perlengketan sendi bahu
yang yang umum ditandai dengan keterbatasannya gerak aktif dan pasif. Frozen
shoulder dilaporkan mempengaruhi 2% sampai 5% dari populasi umum
meningkat menjadi 10% sampai 38% pada pasien dengan penyakit diabetes dan
tyroid desease (Maund dkk., 2012).
3
Capsulitis adhesiva memiliki insiden 3-5% pada populasi umum dan
mencapai 20% pada penderita diabetes. Gangguan ini merupakan salah satu
gangguan muskuloskeletal yang paling umum dalam masalah ortopedi. Meskipun
beberapa ahli telah menjelaskan capsulitis adhesiva sebagai gangguan
keterbatasan diri yang akan sembuh dalam 1-3 tahun, penelitian lain melaporkan
berkisar antara 20 dan 50% dari pasien dengan caspulitis adhesiva yang
menderita defisit Range Of Motion (ROM) jangka panjang yang mungkin
bertahan sampai 10 tahun. Pasien capsulitis adhesiva umumnya adalah
perempuan di dekade kelima sampai ketujuh kehidupannya, dan dapat menyerang
satu sisi atau kedua sisi bahu (Manske dan Robert, 2008).
Modalitas fisioterapi yang dapat dijadikan solusi pada kasus Frozen Shoulder
berupa Micro Wave Diatermy (MWD), Trancutaneus Electrical Nerve
Stimulation (TENS), Terapi Latihan berupa Pendulum Exercise serta Terapi
Manipulasi yang dapat mengurangi perlengketan pada jaringan sehingga dapat
digunakan untuk meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS) dan terapi latihan
berupa Strengthening dengan metode Active Ressisted Exercise dapat digunakan
untuk meningkatkan kekuatan otot. Namun pada kasus ini penulis menggunakan
modalitas Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS), Terapi
manipulasi dan Terapi Latihan berupa Active Resisted Exercise.
2. METODE
Penatalaksanaan fisioterapi dilakukan pada tanggal 1 Februari 2017 di RST
dr. Soedjono magelang dengan pasien atas nama Ny. CSA 43 tahun diagnosa
medis Frozen Shoulder Sinistra. Modalitas yang digunakan adalah
Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), terapi manipulasi dan terapi
latihan. TENS adalah metode stimulasi rendah yang tujuan utamanya mengurangi
nyeri (simptomatik) yang akan merangsang saraf sensoris. Arus frekuensi rendah
cenderung bersifat iriatif terhadap jaringan kulit sehingga akan terasa nyeri saat
intensitas tinggi. TENS mampu mengaktivasi saraf berdiameter tebal dan saraf
berdiameter kecil yang akan menyampaikan berbagai informasi sensoris ke saraf
pusat. Efektifitas TENS dapat di terangkan lewat teori gerbang control dengan
spesifikasi bentuk gelombang sinusoidal, durasi fase 125 mikrodetik, frekuensi
4
100-200Hz tergantung aktualisasi kondisi dan intensitas sesuai dengan toleransi
pasien (Parjoto, 2006).
Terapi manipulasi didefinisikan dalan Guide to Physical Therapy Practice
sebagai “ketrampilan gerakan tangan yang dimaksudkan untuk memperbaiki
ekstensibilitas jaringan, meningkatkan LGS, rileksasi, mobilisasi atau manipulasi
jaringan lunak dan sendi, memodulasi nyeri serta mengurangi keterbatasan”
(Donatelli, 2012).
Menurut Shaw dkk. (2015) Resisted active exercise merupakan bagian dari
Active Exercise dimana terjadi kontraksi otot secara statis maupun dinamis
dengan diberikan tahanan dari luar, dengan tujuan meningkatkan kekuatan
otot.latihan dengan tahanan sangat penting untuk mengurangi resiko trauma
berulang dan tingkat keparahan cedera musculoskeletal, Resisted Exercise juga
telah terbukti meredakan peradangan dan kelemahan otot.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil dan Pembahasan
Pasien atas nama Nyonya CSA usia 43 tahun dengan diagnosa medis
Frozen Shoulder Sinistra diperoleh problematika fisioterapi berupa nyeri
pada bahu sebelah kiri, adanya keterbatasan gerak bahu sebelah kiri, adanya
penurunan kekuatan otot bahu kiri, serta adanya penurunan kemampuan
fungsional. Kondisi umum yang didapatkan yaitu wajah pasien tampak
menahan nyeri, dan bahu kanan dan kiri tampak asimetris selain itu setelah
dilakukan test berupa Aplay’s Stratch Test hasil positif karena pasien tidak
dapat melakukan secara full dan timbul nyeri di awal gerakan, Drop Arm Test
hasil negatif karena pasien tidak meraksan nyeri daan mampu melakukannya
secara sempurna, Yargason Test hasil negatif karena pasien tidak merasakan
nyeri. Pelaksanaan terapi dilakukan sebanyak enam kali dan dimulai pada
tanggal 1 Februari 2017. Modalitas fisioterapi yang diberikan berupa TENS,
Manual Terapi dan Terapi latihan berupa Active Resisted Exercise. Tujuan
yang hendak dicapai yaitu mengurangi nyeri, meningkatkan LGS,
meningkatkan kekuatan otot dan tujuan jangka panjang yaitu meningkatkan
5
kemampuan fungsional. Setelah dilakukan terapi sebanyak enam kali
diperoleh hasil sebagai berikut:
3.1.1 Hasil Evaluasi Derajat Nyeri
Evaluasi derajad nyeri dilakukan penelitian dengan menggunakan
Verbal Descriptive Scale (VDS). Dapat disimpulkan adanya penurunan
skala nyeri setelah dilakukan 6 kali terapi. Hal ini dapat dilihat pada
terapi pertama (T1) sampai dengan terapi keenam (T6). Pada T1 nilai
nyeri tekan: 3 yaitu nyeri ringan, nyeri gerak: 6 yaitu nyeri cukup berat.
Sedangkan pada T6 nyeri tekan; 1 yaitu nyeri sangat ringan, nyeri
gerak: 4 yaitu nyeri ringan dapat dilihat pada table dibawah ini.
Tabel 1 Hasil Evaluasi Nilai Skala Nyeri Menggunakan VDS
Pemeriksaan T1 T2 T3 T4 T5 T6
Nyeri Diam 0 0 0 0 0 0
Nyeri Tekan 3 3 2 2 2 1
Nyeri Gerak 6 5 5 4 4 4
3.1.2 Hasil Evaluasi Nilai Kekuatan Otot
Berdasarkan evaluasi yang dilakukan terhadap kekuatan otot flexor,
exstensor, abduktor, adduktor, internal rotasi, dan eksternal rotasi
shoulder sinistra pada penderita Frozen Shoulder Sinistra terjadi
peningkatan kekuatan otot pada regio shoulder sinistra. Penurunan
kekuatan otot terjadi karena adanya nyeri, sehingga pasien menghindari
gerakan yang dapat memprovokasi terjadinya nyeri. Penurunan nyeri
terjadi pada terapi kelima T5 dan keenam T6 yaitu bernilai 4 sedangkan
pada terapi pertama T1, kedua T2 dan ketiga T3 belum ditemukan
adanya perubahan yaitu masih pada nilai 3.
6
Tabel 2 Hasil Evaluasi Kekuatan Otot
Kekuatan Otot T1 T2 T3 T4 T5 T6
Shoulder Sinistra
Fleksor 3 3 3 3 4 4
Ekstensor 3 3 3 3 3 4
Abduktor 3 3 3 3 4 4
Adductor 4 4 4 4 4 4
Internal rotasi 4 4 4 4 4 4
Eksternal rotasi 4 4 4 4 4 4
3.1.3 Hasil Evaluasi Nilai Lingkup Gerak Sendi (LGS)
Pada kondisi Ny. CSA mengalami peningkatan lingkup gerak sendi
bahu sinistra. Penurunan lingkup gerak sendi dari T1 = S 30-0-100
meningkat pada T3 = S 30-0-110 dan meningkat lagi pada T4 dan T5 =
S 30-0-130 tidak adanya peningkatan secara signifikan pada lingkup
gerak sendi bahu pasien disebakan oleh perlengketan disekitar jaringan
yang memendek belum mengalami penurunan sehingga masih adanya
nyeri yang membuat pasien menghindari gerakan yang memprovokasi
nyeri.
Tabel 3 Hasil Evaluasi Nilai Lingkup Gerak Sendi (LGS)
LGS T1 T2 T3 T4 T5 T6
LGS Aktif S : 30-0-100
F : 90-0-30
S : 30-0-100
F : 90-0-30
S : 30-0-110
F : 90-0-30
S : 30-0-110
F : 90-0-30
S : 30-0-130
F : 90-0-40
S : 30-0-135
F : 90-0-40
LGS Pasif S : 45-0-180
F : 170-0-45
S : 45-0-180
F : 170-0-45
S : 45-0-180
F : 170-0-45
S : 45-0-180
F : 170-0-45
S : 45-0-180
F : 170-0-45
S : 45-0-180
F : 170-0-45
3.1.4 Hasil Evaluasi Kemampuan Fungsional
Pemeriksaan tes kemampuan fungsional dilakukan untuk mengetahui
kemampuan aktifitas keseharian dan kemampuan fungsional yang
mungkin terganggu karena adanya keterbatasan gerak. Pada kasus
capsulitis adhesiva pemeriksaan dilakukan menggunakan Shoulder Pain
and Disability Index (SPADI). Pengukuran untuk setiap item dilakukan
menggunakan VDS dimana skala 0 pada pain scale berarti tidak nyeri dan
skala 0 untuk disability scale berarti tidak kesulitan, sedangkan skala 10
berarti nyeri tak tertahankan pada pain scale dan sangat kesulitan pada
disability scale.
7
Tabel 4 Disability Scale of Shoulder Pain and Disability Index (SPADI)
No Jenis Kegiatan Nilai
1 Mencuci rambut 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Menggosok punggung
saat mandi 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 Memakai dan melepas
kaos dalam (t-shirt) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4 Mengancingkan
kemeja 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5 Memakai celana 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6 Menaruh benda diatas
rak 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
7 Mengangkat beban
berat (5kg atau lebih) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8 Mengambil benda
disaku belakang 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tabel 5 Pain Scale of Shoulder Pain and Disability Index (SPADI)
No Jenis Kegiatan Nilai
1 Saat paling buruk 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Berbaring disisi yang
sakit 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 Meraih sesuatu dirak
yang tinggi 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4
Menyentuh bagian
belakang leher dengan
tangan yang sakit
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5
Mendorong sesuatu
dengan lengan yang
sakit
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3.2 Pembahasan
3.2.1 Nyeri
Menurut Pranata dkk. (2016) TENS dapat mengurangi nyeri karena
mekanisme dengan gerbang control TENS yang diaplikasikan dengan
intensitas comfortable akan mengaktifasi serabut saraf tipe Aɑ dan Aβ
yang selanjutnya memfasilitasi interneuron substansia gelatinosa
sehingga nyeri akan diblokir oleh stimulasi listrik lewat penutupan
gerbang yang berakibat terhentinya masukkan afferent diameter kecil.
8
3.2.2 Kekuatan Otot
Terapi latihan sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya potensi
kelemahan pada otot dan dapat mengakibatkan atrofi otot. Salah satu
terapi latihan yang digunakan adalah Active Resisted Exercise apabila
tahanan diberikan pada otot yang berkontraksi, otot akan beradaptasi
dan memaksa untuk otot bekerja bergerak melawan tahanan secara
tidak langsung kekuatan otot akan meningkat. Peningkatan otot tersebut
hanya akan dicapai melalui terapi latihan (Goyal, 2013).
3.2.3 Lingkup gerak sendi
Dilakukannya manual terapi dipercaya sangat ampuh dalam
meningkatkan lingkup gerak sendi karena pada manual terapi adanya
gerakan traksi dan mobilisasi yang dapat meregangkan jaringan lunak
disekitar persendian yang mengalami pemendekan (Salim, 2014).
3.2.4 Kemampuan Aktivitas Fungsional
Dalam hal ini kemampuan aktivitas fungsional dapat meningkat
dikarenakan saat diberikan modalitas fisioterapi berupa TENS, terapi
manipulasi dan terapi latihan berupa active resisted exercise diperoleh
adanya penurunan nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi dan
peningkatan kekuatan otot sehingga kemampuan fungsional juga akan
meningkat
4. PENUTUP
Pelaksanaan terapi pada pasien atas nama Ny. C.S.A usia 43 tahun dengan
kondisi Frozen Shoulder Sinistra dilakukan sebanyak enam kali terapi dengan
menggunakan modalitas Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS),
Terapi manipulasi dan Terapi latihan berupa Active Resisted Exercise didapatkan
hasil berupa adanya penurunan nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi bahu kiri,
peningkatan kekuatan otot sekitar bahu kiri dan kemampuan aktivitas fungsional.
9
PERSANTUNAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang telah
memberikan kekuatan, kesabaran, dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini. Dengan segala kerendahan hati karya tulis ini saya
persembahkan kepada orang tua saya dan orang-orang yang berperan penting dalam
proses pembuatan karya tulis ilmiah ini, terimakasih atas Doa, dukungan, serta
motivasi sehingga saya mampu menyelesaikan salah satu syarat lulus pendidikan D3
Fisioterapi ini. Untuk dosen pembimbing saya ibu Umi Budi Rahayu terimakasih
telah membimbing saya dengan sabar. Terimakasih juga tidak lupa saya ucapkan
kepada teman-teman seperjuangan atas bantuannya dalam segala hal sehingga saya
dapat menyelesaikan karya tulis ini hingga akhir.
DAFTAR PUSTAKA
Donatelli, R.A. 2012. Physical therapy of the shoulder. Elseveir. USA. fisio=_sendi. diakses 18 Juni 2017.
Goyal, M., Bhattacharjee, S., dan Goyal, K. 2013. Combined Effect Of And Range Mobilization (ERM) And Mobilization With Movement (MWM) Techniques On Range Of Motion And Disability In Frozen Shoulder Patients. Journal of exercise science and physioterapi. Vol 9. NO: 2.
Manske. dan Robert, C. 2008. Diagnosis and Management of Adhesive Capsulitis. www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19468904. Diakses tanggal 6 Maret 2017
Maund, E.,Craig, S., Suekarman, S., Neilson, A.R., Wright, K., Brealey, S., Dennis, L., Goodchild, L., Handchard, N., Rangan, A., Richardson, G., Robertson, J., dan McDaid, C. 2012. Management of Frozen Shoulder. vol 16. No:11. Media New York.
Parjoto, S. 2006. Terapi Listrik Untuk Modulasi Nyeri. Semarang. Ikatan Fisioterapi Indonesia cabang semarang.
Pranata, S., Nugroho, H., dan Sujianto, U. 2016. Pengaruh Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) Terhadap Penyembuhan Luka. Jurnal Keperawatan Dan Pemikiran Ilmiah. Vol 2. No: 1.
Salim, J.S. 2014. Penambahan Teknik Manual Terapi Pada Latihan Pendular Codman Lebih Meningkatkan Lingkup Gerak Sendi Pada Sendi Glenohumeral Penderita Frozen Shoulder. Jurnal Fisioterapi. Vol 9. No: 2.
Shaw, B.S., Shaw, I., dan Brown, G.A. 2015. Resistance Exercise Is Medicine Stremgth Training In Health Promotion And Rehabilitation. International Journal Of Therapy And Rehabilitation. Vol 22. No: 8.