i
PEMIRA SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI
MAHASISWA
(Studi Pada Fakultas Dakwah IAIN Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
guna Memenuhi Gelar Sarjana Sosial (S. Sos.)
Oleh
INTAN NUR VADZILA
117-14-021
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2018
ii
iii
Ini halaman pengesahan mas yang ada ttdnya.. d file scan
iv
Di sini nota pembimbing mas belum d scan.. sklian scan e ya mas..
v
Ini juga di file scan
vi
MOTTO
Hidup ini seperti sepeda, agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak
-Albert Einstein
(Instagram, Motto Kehidupan)
vii
PERSEMBAHAN
Sebuah karya ini penulis persembahkan kepada :
1. Kedua orang tua, Bapak H. Dimyati, Ibu Aminatun tercinta yang selalu
medoakan disetiap sujudnya,membimbing, merawat, membesarkan dan
mendidik dengan penuh kasih sayang dari sejak kecil sampai sekarang.
Semoga Allah SWT selalu melindungi beliau dimana pun dan kapanpun
dengan dilengkapi kesehatan, umur panjang dan rezeki yang barokah dan
bermanfaat untuk beliau.
2. Untuk calon suamiku tercinta, Prada Ipung Asrofi yang senantiasa
mensuport, mendapingi, dan selalu memberikan motivasi serta do’a
semoga selalu berada dalam lidungan-Nya dalam bertugas mengemban
amanah Negara.
3. Kakak-kakak ku Badarodin sekeluarga, Heniyatul Kiptiyah sekeluarga,
Ani Susilo sekeluarga, Indah Purwitasari sekeluarga, keponakanku Aida
Nur Azizah beserta suami yang selalu mendampingi dan menasehati di
setiap proses kehidupanku.
4. Keluarga baruku dan mertua yang berada di Klaten yang selalu
mendoakan dari jauh untuk kesuksesan ku. Semoga selalu diberi
kelancaran dalam memperoleh rezeki.
5. Sahabat-sahabat ku Dira, Desy, dan Rima yang telah membantu
kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini
6. Teman-teman KPI angkatan 2014 yang sama-sama sedang berjuang
meraih toga symbol keberhasilan untuk lanjut ke impian masa depan.
7. Teman-teman KKN angkatan 2014 yang telah mendoakan dan
menyemangati.
8. Sahabat karib saya Muctar Salim yang selalu ada di setiap saat sejak 6
tahun yang lalu.
9. Semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan doronga yang
juga sangat berjasa dala penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis
sebutkan satu-persatu.
viii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الر حمن الرحىم
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt yang selalu
meberikan rahmat, taufiq, dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan target yang di inginkan. Sholawat
serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
telah menuntun umatnya menuju jalan kebaikan dan kebenaran.
Penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari semua pihak yang
telah memberikan dukungan moril ataupun meteril. Oleh karena itu, dengan
penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Mukti Ali, M. Hum, selaku dekan Fakultas Dakwah IAIN
Salatiga.
3. Ibu Dra. Maryatin, M. Pd, selaku ketua jurusan Komunikas dan
Penyiaran Islam serta dosen pembimbing akademik.
4. Bapak Rasimin. S.Pd. I.,M.Pd selaku pembimbing skripsi.
5. Seluruh bapak dan ibu Dosen beserta jajaran karyawan yang telah
bersedia memberikan ilmu, membimbing, terus memotivasi dan
membantu menyelesaikan segala urusan administrasi.
6. Seluruh tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk
menilai hasil skripsi penulis dalam rangka menyelesaikan studi
pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
7. Seluruh Mahasiswa Fakultas Dakwah yang telah membantu dan mau
berpartisipasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga amal dari buah kebaikan mereka di terima oleh Allah
SWT dan dapat menjadi lading mereka dalam beribadah serta semoga
mendapatkan balasan yang lebih baik dan pantas. Penulis sadar bahwa
dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga Skripsi ini
ix
dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan para pembaca umunya. Amin ya
robbal ‘alamin.
Salatiga, 27 Maret 2018
Penulis
Intan Nur Vadzila
117-14-021
x
ABSTRAK
Vadzila, Intan Nur 2018. Pemira sebagai media komunikasi mahasiswa.
Skripsi. Fakultas Dakwah. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:
Rasimin, S.Pd. I.,M. Pd
Kata Kunci: Pemira, Media Komunikasi, Mahasiswa Fakultas Dakwah
Komunikasi merupakan suatu kebutuhan yang terpenting untuk semua
manusia dalam berinteraksi di lingkungan manapun yang dikehendaki.
Seseorang yang tidak mampu berkomunikasi dengan sesama maka dapat
dipastikan dia bukan makhluk sosial yang baik. Karena ia tidak sempat
menata dirinya sendiri dalam lingkunganya. Komunikasi menjadikan jalan
dan panduan untuk menafsirkan segala sesuatu yang terjadi diberbagai
situasi apapun yang dihadapinya. Karena pada dasarnya komunikasi dapat
memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual kita.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga merupakan salah satu Institut
yang menjujung tinggi adanya demokrasi sebagai wadah berkomunikasi
mahasiswa. Seperti halnya Fakultas dakwah yang berada di IAIN Salatiga,
merupakan salah satu fakultas yang menerapkan sistem demokrasi dalam
pemilihan umum raya yang disingkat (Pemira) yang di selenggarakan oleh
IAIN Salatiga. Perlu disadari bahwasanya pemira merupakan salah satu alat
dari media komunikasi yang dibutuhkan oleh para mahasiswa untuk belajar
birokrasi kampus, termasuk mahasiswadi Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
Komunikasi yang baik dan lugas perlu di bangun di tingkatan mahasiswa
sebagai seorang pelajar sebagai penerus generasi bangsa.
Penelitian ini menggunakan strategi deskriptif kualitatif pendekatan
fenomenologis, jenis penelitian expost facto dengan teori Model Lasswell
dengan mencari info. Pengumpulan data dengan observasi dan wawancara
yang dilakukan di dalam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga setelah itu
dilakukan analisis data dan akhirnya dapat ditarik suatu kesimpulan.
Hubungan penelitian ini dengan teori Model Lassweel adalah
penemuan informasi mengenai komunikasi yang lebih ditujukan kepada
siapa, apa yang disampaikan dalam berkomunikasi, melalui media yang
mana, siapa dan pengaruhnya bagaimana dari semua kegiatan pemira
tersebut yang bisa digunakan sebagai tempat interaksi sosial para mahasiswa
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa KPI IAIN Salatiga
menerapkan Pemira sebagai media komunikasi mahasiswa melalui
kamapanye, propaganda dan loby politik. Dampak yang ditimbulkan dalam
kegiatan tersebut sejauh ini yang paling riskan hanya mengenai dampak
negative yang berupa adanya komunikasi mahasiswa yang berkelanjutan,
timbulnya kesalah pahaman yang terus berlanjut, dan munculnya mahasiswa
pergolongan. Selain itu pemira sebagai media komunikasi juga member
xi
dampak positif seperti halnya mahasiswa bisa mengerti birokrasi kampus
dengan baik, mengetahui cara berkomunikasi dengan baik dalam pemira,
sebagai tempat belajar mahasiswa sebelum masuk kedalam kehidupan
bermasyarakat.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN BERLOGO .......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ........................................................ iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN ....................................... v
MOTTO..................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ..................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
ABSTRAK ................................................................................................ xii
DAFTAR ISI ........ ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................ 5
E. Penegasan Istilah ........................................................... 6
F. Penelitian yang Relevan ................................................ 8
G. Sistematika penulisan .................................................... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pemilu Raya ................................................................... 13
1. Pengertian Pemira ................................................... 13
2. Pelaksanaan Pemira……………………………. 14
3. Hak Pilih dalam Pemira ……………...…………. 16
4. Kampanye dalam Pemira……………………….... 17
xiii
B. Media Komunikasi…………………….. ....................... .. 18
1. Pengertian Media Komunikasi……………………… 18
2. Fungsi Media Komunikasi………………………….. 20
3. Jenis-Jenis Media Komunikasi……………………… 20
4. Bentuk-Bentuk Media Komunikasi.......................... .. 21
C. Pemira sebagai Media Komunikasi………………….. . .. 22
D. Kerangka Berfikir…........................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………..................................................... 25
B. Kehadiran Penelitian…………………………………… 27
C. Lokasi penelitian……………………………………….. 28
D. Sumber Data…………………………………………… 28
E. Prosedur pengumpulan data………………………………...29
F. Pengecekan Keabsahan Data…………………………... 35
G. Tahap-Tahap Penelitian………………………………… 35
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Penelitian ....................................................... 38
1. Gambaran Umum Fakultas Dakwah……….…... .. 38
2. Pelaksanaan Pemira Mahasiswa Fakultas Dakwah
IAIN Salatiga…………………………………… 42
B. Pembahasan………………………………………….. 48
1. Analisis Jenis-Jenis Media Komunikasi Mahasiswa
dalam Pemira Fakultas Dakwah IAIN Salatiga……… 48
2. Analisis kelebihan dan kekurangan dari Pemira
Sebagai media Komunikasi Mahasiswa Fakultas
Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Salatiga……………………………………………….. 55
xiv
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan......................................................................... 58
B. Saran................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia merupakan ciptaan Allah SWT yang di lengkapi akal
yang jauh lebih sempurna dari Makhluk lainya. Pada dasarnya
manusia dilahirkan seorang diri yang kemudian tumbuh di suatu
tempat yang bernama lingkungan hidup. Di dalam lingkungan hidup
tentunya terdapat kelompok atau masyarakat. Pada hakekatnya
manusia tidak dapat berdiri sendiri atau hidup tanpa bantuan dari orang
lain, karena manusia mempunyai naluri untuk bersama dan berinteraksi
dengan sesama. Adanya interaksi maka tumbuhlah masyarakat sosial.
Dengan begitu, maka manusia merupakan suatu bagian dari organisasi
sosial. Hampir semua kehidupan manusia dilakukan dengan orang lain.
Karena kesadaran dari manusia itu sendiri untuk saling bekerja sama
dalam memenuhi kebutuhan primer dan sekunder.
Peranan manusia dalam mencapai tujuan tersebut sangat
penting dalam pencapaian tujuan organisasi. Untuk menggerakkan
manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki organisasi, maka
haruslah dipahami motivasi manusia bekerja pada suatu organisasi,
karena motivasi inilah yang menentukan perilaku orang orang untuk
bekerja atau dengan kata lain perilaku merupakan cerminan yang
paling sederhana dari motivasi. (Ali, 206:2016)
2
Allah SWT telah menganugerahkan dan mengajari kita untuk
saling berkomunikasi dengan menggunakan akal pikiran dan
kemampuan dalam berbahasa. Menurut Judy C Pearson dan Paul E.
Nelson mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi
umum. Pertama, untuk kelangsungan hidup diri-sendiri yang meliputi:
keselamatan fisik, meningkatkan kesadaran pribadi, menampilkan diri
kita sendiri kepada orang lain dan mencapai ambisi pribadi. Kedua,
untuk kelangsungan hidup masyarakat, tepatnya untuk memperbaiki
hubungan sosial dan mengembangkan keberadaan suatu masyarakat.
(Mulyana, 2013:15).
Seseorang yang tidak mampu berkomunikasi dengan sesama
maka dapat dipastikan dia bukan makhluk sosial yang baik. Karena ia
tidak sempat menata dirinya sendiri dalam lingkunganya. Komunikasi
menjadikan sebagai jalan dan panduan untuk menafsirkan segala
sesuatu yang terjadi diberbagai situasi apapun yang dihadapinya.
Komunikasi juga yang memungkinkan manusia untuk belajar
mengamati dan mengatasi problematika masalahnya agar menemui
jalan keluar. Tanpa komunikasi maka manusia tidak bisa belajar
dengan baik seperti halnya pengetahuan dan pergaulan di suatu
lingkungan. Dan pada dasarnya komunikasi dalam konteks apa pun
adalah suatu bentuk adaptasi terhadap lingkungan.
Berbicara lingkungan alam, Indonesia mempunyai berbagai
lingkungan alam dari mulai perkotaan, pedesaan, dan pesisir. Dengan
3
berbagai macam karakteristik alam Indonesia, tentu budaya juga
berbeda-beda, baik itu masyarakat kota, desa, dan pesisir mempunyai
karakteristik dan kebudayaan yang berbeda pula. (Fajrie, 54: 2017)
Dengan adanya berbagai masyarakat tentunya mereka memiliki
jenis kelompok yang berbeda sesuai dengan keinginanya. Misalnya,
seseorang yang hidup dilingkungan seniman maka sudah dapat
dipastikan bagaimana tingkah lakunya, ia akan lebih suka sesuatu yang
unik dan berimajinatif sesuai jiwa seninya. Dan kita juga dapat
memperkirakan bagaimana kelompok-kelompok yang lain meskipun
perkiraan kita belum tentu benar, seperti tindakan para politikus,
ilmuwan, pemusik, pemasak, preman dan sebaginya.
Dalam berbagai kelompok tentunya mereka memiliki suatu
organisasi sosial yang disitu mereka memiliki aturan-aturan norma
tersendiri. Di dalam setiap norma tentunya juga memiliki kebijakan
tersendiri. Organisasi sosial dalam suatu kelompok terbentuk dengan
tujuan agar dapat menjadikan negeri ini menjadi lebih baik. Meskipun
dengan berbagai bentuk ras, budaya, agama dan golongan politik
tertentu. Dalam berbagai warna tersebut diharapkan mampu menjaga
persatuan negeri ini dengan menjaga kotak sosial dengan
berkomunikasi dengan baik dan layak. Karena pada dasarnya
komunikasi dapat memenuhi kebutuhan emosional dan intelektual kita.
Dengan membangun dan menjaga hubungan yang baik dengan orang-
orang sekitar. Tanpa adanya komunikasi yang baik maka disitu akan
4
tumbuh jiwa manusia yang lebih arogan dan agresif terhadap manusia
lainya.
Untuk menjaga komunikasi dari suatu konflik yang merugikan
pada sistem sosial pada sekelompok masyarakat, maka disitu perlu
adanya pemahaman tentang Pancasila dan pemahaman simbol negara
Bhineka Tunggal Ika (walaupun berbeda-beda tetap satu jua), yang
menjelaskan tentang penerimaaan atas segala sesuatu yang berbeda,
saling memahami satu sama lain, dan tidak saling menjatuhkan
sehingga terwujudkan kedamaian dalam masyarakat.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga merupakan salah satu
Institut yang menjujung tinggi adanya demokrasi sebagai wadah untuk
berkomunikasi antar mahasiswa. Fakultas dakwah merupakan salah
satu fakultas yang menerapkan sistem demokrasi dalam pemilihan
umum raya yang disingkat (Pemira) yang di selenggarakan oleh IAIN
Salatiga.
Perlu disadari bahwasanya pemira merupakan salah satu alat
dari media komunikasi yang dibutuhkan oleh para mahasiswa untuk
belajar birokrasi kampus, termasuk mahasiswa di Fakultas Dakwah
IAIN Salatiga. Komunikasi yang baik dan lugas perlu di bangun di
tingkatan mahasiswa sebagai seorang pelajar sebagai penerus generasi
bangsa.
5
Berdasarkan latar belakang, penulis tertarik untuk meneliti
Pemira (Pemilihan Umum Raya) sebagai salah satu wadah
berkomunikasi mahasiswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat disusun
rumusan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana jenis-jenis media komunikasi mahasiswa dalam Pemira
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga ?
2. Bagaimana kekurangan dan kelebihan pemira sebagai media
komunikasi bagi Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga?
C. Tujuan Penelitian
a. Mendiskripsikan jenis-jenis media komunikasi dalam pemira pada
mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
b. Untuk Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari pemira sebagai
media komunikasi bagi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN
Salatiga.
D. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini, dapat memberikan manfaat sebagai
berikut :
6
1. Manfaat teoritis
Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilaksanakan
sehingga mampu memberikan kontribusi pengembangan ilmu
berpolitik khususnya di dalam pelaksanaan pemira sebagai media
komunikasi mahasiswa, serta menambah pengetahuan tentang
sistem politik yang baik dan benar untuk di terapkan dalam
kehidupan bermasyarakat.
2. Manfaat praktis
Dapat dijadikan sebagai bahan penilaian yang tentunya lebih baik
dalam penerapan media komunikasi bagi peneliti dan mahasiswa
terutama Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
E. Penegasan Istilah
Untuk memperoleh kejelasan dari judul di atas, penulis
memberikan uraian dan penegasan terhadap istilah-istilah yang ada,
istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut.
1. Pemilu Raya
Pemira adalah pemilihan umum raya. Pemira merupakan
wujud dari partisipasi politik. Pelaksanaan pemira tidak jauh
beda dengan pelaksanaan pemilu di Indonesia. Menurut (ramlan,
1992:181) pemilu adalah mekanisme penyeleksian dan
pendelegasian atau penyerahan kedaulatan kepada orang atau
partai yang dipercayainya. Termasuk juga dengan Pemira yang
7
menjadikan salah satu wadah untuk mahasiswa
mengimplementasikan partisipasi politik mereka di tingkat
kampus. Pemira dapat menjadi alat untuk mahasiswa dalam
memupuk rasa partisipasi politik sejak dini dan meningkatkan
kesadaran pentingnya berpartisipasi di dalam kampus, karena itu
akan menjadi penentu kedepa nya tentang bagaimana roda
pemerintahan dalam kampus terus berputar.
2. Media Komunikasi
Media komunikasi merupakan alat komunikasi atau sarana
komunikasi untuk menunjang keberlangsungan proses Pemira.
Tanpa adanya suatu media komunikasi maka akan timbuk
berbagai hambatan yang lebih rumit dalam berkomunikasi.
Media komunikasi ialah sarana yang digunakan untuk
memperoduksi, mereproduksi, mendistribusi atau menyebarkan
dan menyampaikan informasi. Media komunikasi sangat
diperlukan dalam operasional kerja suatu kantor karena media
komunikasi dapat mempermudah penyampaian pesan, mengatasi
hambatan-hambatan komunikasi baik bagi ruang maupun waktu.
(Suronto, 2005: 121)
Dalam pengertian tersebut bahwasannya penyampaian pesan
penting menggunakan media komunikasi, karena media komunikasi
berperan terhadap keberlangsungan penyampaian pesan seperti
mengolah atau membuat sampai berperan dalam penyampaian pesan
8
tersebut. Pengertian lain dari media komunikasi adalah alat perantara
dalam proses penyampaian ini pertanyaan (message) dari
komunikator kepada komunikasi atau penyampaian umpan balik
(feedback) dari komunikasi kepada komunikator (media komunikasi
disini adalah social networking). (Soehoet, 2003: 1).
F. Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis
dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori
yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Penulis
mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya
bahan kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian
terdahulu berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang
dilakukan penulis. Penelitian yang berjudul “Partisipasi Politik
Mahasiswa dalam Pemilihan Umum Raya Jurusan Tahun 2013
Sebagai Upaya Pembentukan Kehidupan Demokratis di Lingkungan
PMPKN FIS UNESA” yang diteliti oleh Dyah Ayu Herlyne
Luvitasari mahasiswa Universitas Negeri Surabaya. Pendekatan yang
digunakan oleh penulis adalah pendekatan kuantitatif, sedangkan
bentuknya menggunakan deskriptif.
Tingkat partisipasi politik PEMIRA HIMAPRO jurusan PMP-
KN tahun 2013 mengalami perbedaan tingkat keefektivannya. Karena
banyak faktor yang mempengaruhi meliputi sosialisasi, peserta
9
pemira dari setiap angkatan, budaya politik, serta faktor dari calon
kandidatnya sendiri yang menurut beberapa mahasiswa jurusan PMP-
KN UNESA kurang begitu mengenal kepribadian dari para calon
ketua dan wakil ketua HIMAPRO prodi mereka.
Selanjutnya penelitian yang ke dua juga hampir relevan dengan
penelitian penulis dengan judul “Mahasiswa dan Politik Kampus
Studi Kasus Partisipasi Mahasiswa FISIP Dalam Pemilihan Raya
Universitas Riau Tahun 2015” yang diteliti oleh Susi Susanti
mahasiswa S1 Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Riau.
Pendekatan yang digunakan oleh penulis menggunakan metode
kuantitatif dalam penyajian angka melalui program SPSS.
Penulis mengamati bahwa beberapa faktor yang semestinya di
perhatikan dalam kesuksesan penyelenggaraan PEMIRA seperti
sosialisasi, kinerja tim sukses, popularitas calon kandidat,
keterlibatan mahasiswa dalam kelembagaan dan juga harus
memperhatikan kalender akademis.
Dengan adanya faktor diatas melatar belakangi keinginan dari
para mahasiswa untuk bisa memilih para calon yang bertanggung
jawab atas kinerjanya. Selain itu butuh di tingkatkanya kesadaran
mahasiswa dalam kegiatan PEMIRA untuk mewujudkan kepentingan
bersama dengan lebih baik dan maksimal.
Penelitian yang berjudul “Peran Komisi Peilihan Umum Raya
Melalui Media Sosial dalam Upaya Meningkatkan Partisipasi Politik
10
Mahasiswa Pada Pemiu Raya Prodi PPKn UNESA Periode 2016-
2017” karya Altran Amaseta Riciani dan Agus Satmoko Adi
mahasiswa Universita Negeri Surabaya. Dalam penelitian ini peniliti
menggunakan metode kualitatif dalam menemukan data-data peneliti.
Dalam penelitian tersebut lebih menjelaskan mengenai peran dari
media massa dalam kesuksesan pelaksanaan pemira. Seperti halnya
melalui sosialisasi pemilu raya yang meliputi peraturan dari pemilu
raya. Peraturan tersebut dengan menaati peraturan pemilu raya,
agenda, persyaratan dan ketentuan. Serta tata cara dalam sosialisai ini
dilakukan dengan menggunakan media komunikasi seperti halnya
melalui whatshapp, BBM, line, dan media lainya. Dan dalam
penelitian ini juga lebih menjelaskan mengenai KPUR (Komisi
Pemilihan Umum Raya) dalam melaksanakan tugasnya sebagai
komisi pemilihan umum raya yaitu dengan bersosialisasi secara
maksimal dalam tugasnya.
Berdasarkan penelitian tersebut memaparkan mengenai adanya
interaksi sosial yang di timbulkan dari adanya sosialisasi melalui
media massa yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum Raya
(KPUR) dan menjelaskan adanya tingkat kesadaran dari mahasiswa.
Perbedaan dari peneliti sebelumnya adalah bahwa peneliti di
dalam penulisan “Pemira sebagai Media Komunikasi Mahasiswa”
lebih mengedepankan cara-cara yang terdapat didalam Pemira untuk
digunakan sebagai media komunikasi mahasiswa dan menjelaskan
11
tentang bagaimana proses tersebut berjalan sehingga mampu
memberikan dampak yang positif yang lebih baik
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman isi penelitian ini, maka
sistematika pembahasannya dibagi menjadi lima bab, yang berisi hal-
hal pokok yang dapat dijadikan pijakan dalam memahami
pembahasan ini. Adapaun penjelasanya sebagai berikut :
BAB I pendahuluan, meliputi latar belakang masalah yang
menyebabkan penulis melakukan penelitian terhadap pemira sebagai
media komunikasi bagi mahasiswa Fakultas dakwah IAIN Salatiga,
Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penegasan
Istilah, Tinjauan penelitian Terdahulu dan sistematika Penulisan.
BAB II Kajian Pustaka dan Kerangka Berfikir yang digunakan
untuk mengetahui lebih dalam mengenai sumber data dalam pemira
sebagai media komunikasi Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
BAB III Pembahasan mengenai metode penelitian yang
digunakan untuk menemukan data-data dalam pemira sebagai media
komunikasi politik mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
BAB IV Pembahasan yang berisi tentang analisis mengenai
segala sesuatu bentuk-bentuk yang melatar belakangi pemira sebagai
media komunikasi bagi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
12
BAB V Penutup berisi tentang kesimpulan dari semua hasil
penelitian, rekomendasi atau saran mengenai pemira sebagai media
komunikasi bagi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemilu Raya (Pemira)
1. Pengertian Pemira
Masyarakat Indonesia dikatakan multikultural karena
konsep ini mengedepankan budaya. Pemilu merupakan salah satu
budaya masyarakat Indonesia di bagian politik khususnya di bagian
mahasiswa atau pemira. (Astuti, 2017: 29)
Pemira adalah Pemilihan Umum Raya yang biasanya
diselenggarakan oleh berbagai Universitas atau Institus di
Indonesia. Pemira diselenggarakan guna untuk melatih mahasiswa
dalam memahami dan mengerti dunia politik sebelum masuk
dalam dunia masyarakat Indonesia yang demokratis. Terwujudnya
kemahasiswaan yang demokratis tidaklah lepas dari peran
partisipasi politik. Seseorang atau sekelompok orang yang terlibat
dalam kehidupan berpolitik secara aktif maka disebut sebagai
wujud dari partisipasi politik. (Maran, 2001: 147) mendefinisikan
partisipasi politik sebagai usaha terorganisir oleh para warga
Negara untuk memilih pemimpin-pemimpin mereka dan
mempengaruhi bentuk jalanya kebijaksanaan umum.
Pemira (Pemilihan Umum Raya) diselenggarakan untuk
memilih wakil mahasiswa sebagai kepengurusan dalam roda
14
organisasi atau yang disebut sebagai ORMAWA. Pemilihan umum
raya dilaksanakan layaknya pemilu yang digelar di Indonesia,
hanya saja pemira ruang lingkupnya berada diranah atau
lingkungan kampus setempat.
Mahasiswa dapat belajar dan memahami urgensi
sebenarnya mengenai pentingnya belajar berpartisipasi politik di
kampus melalui kegiatan Pemira.
2. Pelaksanaan Pemira
Pemira merupakan program kerja tahunan yang selalu
diselenggarakan oleh IAIN Salatiga dalam pemilihan dan
penetapan perwakilan mahasiswa IAIN Salatiga. Salah satunya
dalam pelaksanaan pemira Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
Pelaksanaan pemira dalam hal ini melalui beberapa tahap seperti
Penetapan daftar jadwal , pendaftaran dan penetapan calon
kandidat, proses kampanye, pemungutan suara, perhitungan suara
dan penetapan pasangan kandiat yang terpilih kemudian kepada
tahap pengesahan dan pelantikan.
a) Pembentukan KPUM, BAWASLU dan PANWASLU
Tahap pertama yang harus dilakukan dalam pemira
meliputi penetapan panitia KPUM, BANWASLU dan
PANWASLU terlebih dahulu. Agar pelaksanaan pemira dapat
berjalan secara sistematis.
b) Penetapan jadwal kegiatan
15
Disini pihak KPUM serta jajaranya menyampaikan atau
mengumumkan melalui media tentang pemira yang akan segera
diselenggarakan.
c) Pendaftaran dan penetapan calon kandidat
KPUM mulai membuka pendaftaran bagi para calon
yang hendak mencalonkan dirinya melalui partai politik.
Terdapat beberapa Partai politik dalam kampus yang digunakan
untuk mendaftar. Latar belakang partai politik itu sendiri dari
beberapa organisasi extra kampus seperti Persatuan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).
d) Proses kampanye
Seperti uraian diatas, nahwa kampanye merupakan
salah satu pokok terpenting dalam menunjang kesuksesan
pemira untuk para calon kandidat khususnya. Kampanye disini
dapat dilakukan melalui berbagai cara dan media dengan tidak
melanggar undang-undang yang berlaku dan tidak menyalahi
kode etik dalam pemira.
e) Pemungutan suara
Proses pemungutan suara dilaksanakan melalui
beberapa proses. Seperti halnya registrasi ulang oleh
mahasiswa yang hendak melakukan pencoblosan, setelah itu
16
barulah mahasiswa berhak melakukan pencoblosan menurut
keyakinan dari mereka tanpa adanya keterpaksaan dan
interfensi dari pihak-pihak tertentu.
f) Perhitungan suara
Perhitungan dilaksanakan setelah semua prosesi pemira
sudah berjalan. Dalam tingkat KPUM beserta jajaranya mulai
melakukan voting terhadap suara dari mahasiswa yang
memiliki hak pilih.
g) Penetapan kandidat terpilih
Setelah perhitungan suara selesai. Panitia KPUM mulai
menghitung dengan transparan dan jujur terhadap hasil dari
pemira. Setelah perhitungan selesai, pihak KPUM
mengumumkan pasangan calon kandidat terpilih dalam pemira
tersebut.
3. Hak Pilih dalam Pemira
Pada dasarnya setiap warganegara harus terlibat dalam
Pemilihan Umum. Termasuk juga dengan mahasiswa, bahwasanya
mereka juga berhak untuk ikut serta dalam Pemilihan Umum Raya
(PEMIRA). Seorang warga negara Indonesia yang telah
mempunyai hak memilih, baru bisa menggunakan haknya, apabila
telah terdaftar sebagai pemilih. (Rozali Abdullah, 2009:168)
17
Keikut sertaan dalam pemilihan umum raya disebut dengan
hak pilih. Di dalam hak pilih itu sendiri terbagi menjadi dua yaitu
hak pilih aktif (hak memilih) dan hak pilih pasif (yang dipilih).
a) Hak pilih aktif (hak memilih)
Disini seluruh mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN
Salatiga yang masih memiliki keterangan sebagai mahasiswa
aktif harus mengikuti proses pemira untuk menyampaikan
segala sesuatu yang diinginkan tanpa adanya tekanan dari
berbagai pihak yang memicu pengaruh besar dalam pemira.
b) Hak pilih pasif (yang dipilih)
Merupakan kandidat atau calon yang diajukan
kemudian dipilih. Namun mereka tetep memiliki hak suaranya
untuk berpartisiasi secara penuh di dalam pemira.
4. Kampanye dalam Pemira
Kampaye dilakukan dari partai politik dan calon untuk
mengenalkan diri kepada target mahasiswa yang memiliki hak
suara aktif. Kampanye pemilu dilakukan dengan prinsip
pembelajaran bersama dan bertanggungjawab. (Rozali Abdullah,
2009: 198)
Pelaksanaan kampanye harus didaftarakan kepada Komisi
Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) terlebih dahulu dan
menindak lanjuti dan segera merekomendasikan kepada pihak
18
Panitia Pengawas Pemilu (PANWASLU) dan Badan
Kepengawasan Pemilu (BAWASLU).
Dalam pelaksanaan kampanye tentunya harus memiliki
metode yang tepat agar tidak salah kepada sasaran dan penyampain
pesan kampanye tersebut. Metode kampanye tersebut dalam bentuk
pertemuan terbatas, tatap muka, penyiaran melalui media
elektronik dan media cetak, rapat umum, dan menggelar kegiatan
yang tidak menggandung isu sara atau melanggar undang-undang
yang berlaku.
B. Media Komunikasi
1. Pengertian Media Komunikasi
Media meruapakan suatu perantaran dari setiap individu
untuk berinteraksi. Komunikasi tidak bisa lepas dari peran media
itu sendiri, karena media sangat dibutuhkan dalam
keberlangsungan komunikasi. Media merupakan proses
penyampaian dengan segala bentuk untuk menyampaian informasi
dari informan kepada khalayak. Media adalah alat atau sarana yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada
khalayak. (Cangara, 2006: 119).
Media selain sebagai alat komunikasi, media masih terbagi
dalam beberapa macam. Di dalam media terdapat media
interpesonal dan media massa. Media interpesonal terjalin antar
19
beberapa individu saja atau dengan personal saja yang kemudian
memunculkan feedback yang dapat diterima dari keduanya antara
informan dan penerima informasi. Berbeda dengan media massa,
dapat dikatakan media massa apabila terjadi komunikasi anatar
informan dengan ditunjukan kepada khalayak yang lebih banyak.
Sebagai makhluk sosial manusia menjadikan komunikasi
sebagai aktivitas dasar mereka untuk berinteraksi dalam kehidupan
sehari-hari. Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita
berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung
identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang
disekitar kita. Dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa,
berfikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. (Mulyana,
2016: 4)
Dapat ditarik kesimpulan bahwa media komunikasi
memiliki peranan penting dalam proses interaksi dalam sehari-hari.
Media komunikasi merupakan alat yang mempermudah untuk
berkomunikasi dalam penyampaian pesan. Selain itu juga sebagai
sarana untuk membuat, mengolah, hingga penyampaian pesan atau
informan.
20
2. Fungsi Media Komunikasi
a) Efektifitas
Media komunikasi akan mempermudah kelancaran dalam
penyampaian informasi.
b) Efeisiensi
Media komunikasi akan mempercepat penyampaian dalam
sebuah informasi.media. Sehingga dapat menghemat
penggunaan dari segi tenaga, biaya, pemikiran dan waktu.
c) Konkrit
komunikasi akan membantu mempercepat isi pesan yang
memiliki sifat abstrak.
d) Motivatif
Media komunikasi akan lebih atraktif dan memberikan sebuah
informasi yang dapat di pertanggung jawabkan. (Effendy,
1997: 56)
3. Jenis-Jenis Media Komunikasi
a) Media komunikasi Intra Personal
Komunikasi yang terjadi hanya satu arah, atau penerimaan
disetiap individu dan hanya memutar dalam diri sendiri. Yang
berpengaruh kepada sikap dan perilaku yang ditimbulkan
karena terjadinya persepsi yang memusat.
b) Media Komunikasi Inter Personal
21
Proses interaksi dengan adanya umpan balik dari suatu pesan
atau infromasi yang disampaikan, serta adanya arus informasi
dua arah dari yang memberi pesan dan penerima pesan.
c) Media Massa
Media komunikasi yang bersifat melembaga, satu arah, meluas
dan bersamaan dan juga memakai peralatan teknis atau
mekanis dan sifatnya terbuka.
d) Media Publik
Proses komunikasi yang didapatkan oleh seluruh alat indera
baik lisan ataupun isyarat arus pesan yang disampaikan dapat
satu atau dua arah banyak dan terbatas dan juga mempunyai
efek tinggi kepada prilaku, namun demikian rendah kepada
kognitif. (Rainer, 2017)
4. Bentuk-bentuk Media Komunikasi
Dalam penyampain pesan perlunya suatu alat untuk
mendukung adanya proses interaksi agar pesan dapat tersampaikan
sesuai dengan target keinginan, berikut berupaka bentuk-bentuk
media komunikasi yang dapat digunakan dalam proses interaksi :
a) Media cetak
Segala bentuk media komunikasi yang dilakukan melalui
proses percetakan yang digunakan untuk menyampaikan
sebuah pesan atau informasi, seperti surat kabar, baliho,
pamphlet, dll.
22
b) Media Visual atau Media pandang
Proses interaksi yang menyampaikan pesan yang dapat dilihat
atau melalui panca indra, seperti foto dan gambar.
c) Media Audio
Proses interaksi yang menyampaikan pesan melalui panca
indera pendengaran.
d) Media Audio Visual Aid (AVA)
Penyampain pesan melalui panca indera penglihatan dan
pendengaran, seperti media televisi.
C. Pemira sebagai Media Komunikasi
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa pemira merupakan
pemilihan umum raya. Keberlangsungan pemira tentunya tidak jauh
dengan peran dari media komunikasi. Maksud dari pemira sebagai
media komunikasi adalah proses berlangsungnya birokrasi kampus
yang menggunakan berbagai serangkaian media komunikasi untuk
mendorong keberhasilan dari suatu maksud tertentu.
Biasanya dalam birokrasi politik seperti itu lebih sering
menggunakan media sosial untuk menjangkau sasaran tertentu. Karena
menurut (Rasimin, 2017: 176) mengatakan pesatnya perkembangan
media sosial saat ini dikarenakan semua orang bisa memiliki akun
pribadi. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan
dengan jaringan internet. Sebagai pengguna sosial media dengan bebas
23
bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar,
video, grafis dan berbagai model content lainnya.
Dari penjelasan diatas dapat dikatan bahwa penggunaan media
sosial sebagai media komunikasi dalam pemira jauh lebih cepat dan
efisien dalam penyampaianya.
Selain media sosial, tentunya komunikasi intra personal dan
interpersonal juga sering digunakan sebagai media komunikasi politik
layaknya Pemira. Dengan mengadakan propaganda dan layaknya
kampanye secara langsung maupun tidak langsung, maka disitu terjadi
proses komunikasi penyampaian suatu pesan dari mahasiswa ke
mahasiswa yang lain.
D. Kerangka Berfikir
Pentingnya kerangka teori sebagai pedoman dan landasan
dalam penilitian guna menyusun skripsi. Dalam hal ini, peniliti
memaparkan beberapa teori yang relevan dengan kajian pada
penelitian “Pemira sebagai Media Komunikasi (Studi pada mahasiswa
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga) untuk suatu batasan dan gambaran
yang lebih jelas. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori yang
relevan, yaitu Teori Model Lasswell salah satu teori yang paling
terkenal dalam komunikasi massa. Teori menggunakan model
komunikasi yang sederhana yaitu dengan mengajukan beberapa
pertanyaan terkait, seperti: siapa (who), berbicara apa (says what),
24
dalam saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom),
dan pengaruhnya seperti apa (what the effect).
Dari teori di atas peneliti mengkaji antara hubungan pemira
dengan media komunikasi mahasiswa yang saling berkaitan kemudian
menemukan titik temu yang relevan dari Pemira sebagai Media
Komunikasi Mahasiswa di dalam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
Penerapan penelitian dalam teori tersebut dapat menggunakan teknik
wawancara dengan bertemu langsung dengan objek yang berkaitan
untuk menjelaskan pandangan tentang pemira itu sendiri dalam peran
di media komunikasi.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan untuk penulis menggunakan
pendekatan fenomenologi dengan metode kualitatif deskriptif. Dimana
sebuah pendekatan yang menjelaskan secara detail mengenai pemira
sebagai ilmu komunikasi. Jenis penelitian menggunakan expost facto
yaitu dimana peneliti melakukan penelitian sesudah terjadinya suatu
kejadian. Jenis pendekatan ini digunakan atas dasar peneliti ingin
mengetahui sejauh mana penggunaan media komunikasi dan
bagaimana dampaknya yang di timbulkan dalam PEMIRA. Penelitian
expost facto merupakan penelitin dimana variabel-variabel bebas telah
terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam
suatu penelitian (Sukardi, 2013: 165). Penelitian expost facto
bertujuan untuk menemukan penyebab terjadinya perubahan perilaku,
fenomena-fenomena atau gejala yang disebabkan oleh suatu peristiwa
dan perilaku yang menyebabkan pada variabel bebas secara
keseluruhan sudah terjadi. Dengan didukung menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan dari
berbagai kondisi realitas sosial dalam Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
yang menjadi objek penelitian.
26
Penelitian deskriptif (descriptive research) yang biasa disebut
penelitian taksonomik (tasonomic research) adalah penelitian untuk
eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan
sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang
berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti akan tetapi tidak
sampai mempersoalkan jalinan hubungan antar variabel yang ada.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena yang dialami oleh subyek penelitian, mislanya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.
(Moleong, 2008: 6).
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistemis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki. (Nazir, 2011: 54). Penelitian deskriptif ditekankan pada
observasi dan suasana alamiah (naturalistic setting), peneliti bertindak
sebagai pengamat. Penelitian membuat kategori perilaku, mengamati
gejala dan mencatatnya dalam buku observasi. ( Rakhmat, 2006: 25)
Dalam penelitian ini menggunakan Jenis penelitian
menggunakan Field research yaitu dimana peneliti melakukan
penelitian dengan langsung di dalam lapangan. Menurut Kanneth
dalam Natia menjelaskan istilah studi lapangan merupakan istilah yang
sering digunakan bersamaan dengan istilah studi etnografi
(ethnographic study). Jenis penelitian ini sering digunakan dalam
27
peneltiian teruatam para mahasiswa yang akan menempuh studi
akhirnya. Dalam Penelitian ini peneliti mencoba masuk dalam
lingkungan tersebut dengan terlibat langsung dalam penelitian skala
sosial tertentu dan mengamati budaya setempat.
Ciri khas dalam penelitian ini tidak ada unsur matematika atau
statistik yang rumit, tidak terdapat hipotesis penelitian yang abstrak.
Metode pengamatan penelitian lapangan secara sederhana yaitu suatu
cara dalam memperoleh informasi yang diperlukan dalam penyusunan
suatu laporan degan mengadakan pengamatan secara langsung.
B. Kehadiran Peneliti
Peneliti di sini sebagai instrumen dan pengumpul data, di mana
peneliti hanya meneliti fenomena-fenomena yang terjadi di lokasi
penelitian. Kehadiran peneliti di lokasi penelitian sangat penting.
Karena peneliti bisa berkomunikasi secara langsung dengan para
Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
Peneliti di sini berperan sebagai pengamat partisipasi di mana
peneliti melakukan pengamatan dan penelitian terhadap segala sesuatu
seperti halnya fenomena-fenomena yang terjadi di lokasi penelitian
yang merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Karena
pentingnya kehadiran peneliti dalam lokasi penelitian maka perlunya
peneliti meberitahukan identitas diri kepada mahasiswa Fakultas
Dakwah IAIN Salatiga dan selalu membawa identitas tersebut saat
28
proses penelitian berlangsung. Hal tersebut dilakukan untuk
mengurangi timbulnya prasangka negatif. Hubungan peneliti dengan
objek yang menjadi penelitian agar terjalin secara baik dan harmonis
untuk menunjang salah satu kesuksesan dalam pengumpulan data.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Fakultas Dakwah IAIN Salatiga,
yang mana di fakultas tersebut sering mengadakan proker tahunan
dalam pemilihan kepengurusan ORMAWA yang di sebut PEMIRA
Fakultas. Fakultas Dakwah IAIN Salatiga memiliki beberapa jurusan
diantaranya Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Manajemen
Dakwah (MD), Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), dan Psikologi
Islam (PI). Gedung Dakwah terletak bersebrangan dengan gedung
tarbiyah. Gedung dakwah memiliki identitas dengan nama gedung K.H
Hasyim Asy’ari yang terletak di jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Salatiga.
D. Sumber Data
Asal diperolehnya data dari penelitian berupa informasi dan
keterangan yang mendukung suatu penelitian sehingga hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan. Terdapat dua sumber data pendukung, yaitu:
1. Data Primer
Data yang diperoleh melalui teknik wawancara, observasi
langsung dari sumbernya maupun mendapatkan laporan dalam
29
bentuk dokumen yang tiak resmi yang kemudian akan diolah oleh
peneliti. dalam data primer penelitian ini di dapatkan dari
Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Data yang diperoleh
melalui wawacara antara lain mengenai (1) jenis-jenis media
komunikasi yang digunakan oleh mahasiswa dala kegiatan pemira
di Fakultas Dakwah IAIN Salatiga;(2) dampak pemira sebagai
media komunikasi bagi mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN
Salatiga.
2. Data Sekunder
Data diperoleh dari berbagai buku-buku dan dari dokumen
yang berhubungan atau relevan dengan penelitian.
E. Prosedur Pengumpulan Data
Proses penelitian data dalam penelitian ini dilakukan dengan
beberapa tahap yang meliputi tahap memasuki lokasi penelitian
(getting in), tahap ketika berada di lokasi penelitian (getting along),
dan tahap pengumpulan data (logging the data). (Moleong, 2008:127).
1. Tahap memasuki lokasi penelitian
Peneliti melaksanakan kegiaatan penelitian ketika masih
menjadi mahasiswa aktif dalam Fakultas Dakwah. Meskipun
begitu peneliti tetap menyelesaikan persyaratan administrasi
terlebih dahulu seperti halnya membawa surat ijin penelitian saat
melakukan penelitian
30
2. Tahap ketika di lokasi penelitian
Peneliti melakukan wawancara dan observasi dengan
beberapa mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga. Sebelum
melakukan wawancara terlebih dahulu peneliti memperkenalkan
diri dan mengutarakan maksud untuk mewawancarainya. Dalam
melakukan wawancara dan observasi tentunya dengan cara yang
baik dan menjaga komunikasi agar tetap baik.
3. Tahap pengumpulan data
Pada tahap ini, fokus peneliti mencari data dan dokumen
sebanyak mungkin, meyeluruh dan secara detail dari para
informan yang berasal dari mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN
Salatiga. Peneliti disini mencoba mendakati berbagai macam data
yang mengulas mengenai pemira sebagai media komunikasi
mahasiswa.
Dalam penelitian peniliti berharap adanya kemistri suasama
keakraban dan kekeluargaan antara peneliti dan objek yang di
kaji, berikut adalah teknik proses pengumpulan data sebagai
berikut :
a) Observasi
Peneliti menggunakan observasi langsung di dalam
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga untuk mengamati dan
mengetahui peran pemira sebagai media komunikasi agar
mendapatkan data yang signifikan. Menurut Sujarweni (2014:
31
32) observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk menyajikan gambaran rill
suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan
penelitian, untuk membantu mengerti perilaku manusia, dan
untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
tertentu melakukan umpan balik terhadap pengukuran tersebut.
Observasi atau observasi partisipatif menurut Afriani
(dalam, Bajari 2009) adalah metode peungumpalan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui
pengamatan dan pengindraan di mana observasi atau peneliti
benar-benar terlibat dalam keseharian responden.
Menurut bebrapa penjelasan diatas dapat ditarik
kesimupulan bahwa teknik obervasi adalah proses dimana
peneliti terlibat langsung dalam suatu lingkungan penelitian
untuk memperoleh data yang signifikan dan gambaran rill
dalam keseharian dari responden.
b) Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya
jawab dari peneliti kepada informan untuk mengetahui kegiatan
pemira sebagai media komunikasi bagi mahasiswa fakultas
Dakwah IAIN Salatiga.
. Kegiatan wawancara bukan berarti suatu kegiatan
yang hanya untuk bertukar pikiran atau proses tanya jawab,
32
melainkan wawancara juga disebut sebagai kemampuan sosial
dalam berkomunikasi. Karena di dalam proses wawancara yang
berlangsung secara terus menerus akan menimbulkan
keasyikan tersendiri sehingga akan tumbuh perasaan untuk
terus mempelajarinya.
Secara umum wawancara mendalam yaitu proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab smbil bertatap muka antara pewawancara dengan
informan atau orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara, di mana
peewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial
yang relatif lama. Dengan demikian kekhasan wawancara
mendalam adalah keterlibatan dalam kehidupan informan.
( Bungin, 2008: 108).
Wawancara ditunjukan kepada mahasiswa Fakultas
Dakwah IAIN Salatiga untuk memperoleh data-data yang
dibutuhkan.
c) Dokumentasi
Dokumentasi itu sendiri terbagi dalam dua tipe yaitu
dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi berupa
suatu cacatan atau karangan seseorang tentang sesuatu yang
terjadi dalam dirinya. Sedangkan dokumentasi resmi berupa
33
intruksi, pengumuman, bener, pamflet dan laporan-laporan
yang dikeluarkan dari kelembagaan tertentu.
Dokumen digunakan dalam penelitian ini sebagai
sumber data yang dapat dijadikan untuk menafsirkan,
menyimpulkan dan menguji terhadap permasalahan yang
diteliti.
d) Analisis Data
Sesuai apa yang telah disampaikan diatas bahwa
penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan
dan menafisirkan berbagai kondisi dalam suatu situasi di
berbagai fenomena di dalam realitas sosial yang berada di
dalam lingkungan yang menjadi fokus objek penelitian.
Analisis data dalam penelitian ini di lakukan sejak awal dan
sepanjang waktu penelitian ketika berlangsung dan selama
pengumpulan data penelitian ini.
Miles dan Huberman (dalam Salim, 2006: 20-24)
menyebutkan ada tiga langkah pengelolaan data kualitatif yakni
reduksi data (data reduction), penyajian data (data display) dan
penarikan kesimpulan (conclusion drawing and verification).
Langkah-langkah diatas secara keseluruhan saling berkaitan
selama dan sesudah pengumpulan data.
34
1. Reduksi data
Reduksi data disini adalah proses awal yang
dilakukan oleh peneliti dalam mengolah data. Setelah
memperoleh data dari penelitian yang dilakukan dalam
lingkungan kemudian peneliti mencari dan memilih data-
data yang revelan saling yang berhubungan dengan maksud
penelitian. Setelah data-data yang relevan ditemukan dan
dijadikan dalam satu data kemudian peneliti memadukan
antara data-data tersebut dengan tema yang bersangkutan.
Sehingga akan memberikan gambaran yang jelas.
2. Penyajian data
Dalam penyajian data peniliti menggunakan Bentuk
teks naratif merupakan penyajian data yang tepat dalam
tahap ini. Teks naratif tersebut kemudian di susun sesuai
dengan rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian.
3. Penarikan kesimpulan
Tahap akhir dari sebuah penelitian dengan menarik
kesimpulan terhadap permasalah yang terjadi. Untuk
memperoleh kesimpulan yang utuh maka peneliti perlu
melakukan analisis dan mencari makna dari data yang
dikumpulkan dengan mencari gejala, pola, hubungan
persamaan, hal-hal yang sering timbul yang di tuangkan
dalam kesimpulan tentatif.
35
F. Pengecekan Keabsahan Data
Peneliti dalam menguji keabsahan data menggunakan teknik
triangulasi, menurut (Sugiyono, 2008: 274) mengkonsultasikan
kembali data yang telah di peroleh dan di analisis oleh peneliti kepada
informan, pembimbing dan expert opinion / practisioner.
Diagram 1.1
Dengan dilakukan pengecekan keabsahan data oleh informan
pada penelitian ini diharapkan infromasi yang diterima relevan dan
dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
G. Tahap-Tahap Penelitian
Sebelum disajikan dalam bentuk penelitian, peneliti terlebih
dahulu melakukan beberapa tahap hingga akhirnya dijadikan sebagai
bahan penelitian. Disini peneliti melakukan pengamatan terlebih
dahulu terhadap masalah-masalah yang ada dalam peran pemira
sebagai media komunikasi, dari berbagai masalah yang timbul
36
kemudian penulis menarik kesimpulan menjadi sebuah judul
penelitian. Kemudian penulis mengumpulkan data-data yang
diperoleh di lapangan, setelah itu dianalisis dan digabungkan dengan
data-data yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding (Susanti, 2013: 9).
1. Tahap persiapan
Dalam penelitian pemira sebagai media sosial dalam
mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga ini terlebih dahulu
peneliti mengumpulkan bahan-bahan meliputi pengumpulan buku-
buku dan teori-teori yang berkaitan dengan maksud penelitian.
Setelah itu peneliti menyusun dalam bentuk proposal penelitian
yang kemudian diajukan kepada pembimbing penelitian hingga
proses disetujuinya proposal tersebut untuk penelitian.
2. Mengadakan studi pendahuluan
Dalam tahap ini peneliti melakukan wawancara beserta
observasi di lingkungan dan kepada objek yang dituju yang sesuai
dengan maksud dari penelitian. Dalam tahap tersebut peneliti
memperoleh informasi terhadap fenomena-fenomena yang terjadi
kemudian mengolah data tersebut dengan materi yang diperoleh
untuk dijadikan ulasan dalam penelitian.
37
3. Tahap analisis data
Dengan data dan dokumen yang telah diperoleh dari objek
penelitian, kemudian peneliti melakukan analisis terhadap data
tersebut dengan sistemis dan terinci sehingga data tersebut lebih
mudah untuk dikaji dan di pahami dan temuanya dapat dijadikan
sebagai informasi kepada orang lain secara jelas dengan bentuk
dokumen interview terhadap pemira sebagai media komunikasi
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
38
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1) Temuan Penelitian
1. Gambaran Umum Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
a) Sejarah Fakultas Dakwah
Peralihan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
salatiga menjadi Institut Agama Islam Negeri Salatiga bersamaan
dengan terbentuknya Fakultas Dakwah IAIN Saltiga secara legal
formal terbentuk dengan satu satu Program Studi, yaitu
Komunikasi dan Penyiaran Islam. Hal tersebut sesuai dengan
peraturan Presiden Nomor 143 Tahun 2014 tertanggal 17 Oktober
2014. Seiring berjalanya waktu Fakultas Dakwah yang hanya
memiliki satu Program Studi berkembang memiliki empat Program
Studi, yaitu: Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI),
Pengembanngan Masyarakat Islam (PMI), Manajemen Dakwah
(MD), dan Psikologi Islam.
b) Visi, Misi, Dan Tujuan Fakultas Dakwah
Fakultas Dakwah memiliki Visi sebagai berikut “Pada
Tahun 2030 Menjadi Pusat Pengembangan Ilmu Dakwah Profetik
Berbasis Nilai-Nilai Keislaman dan Keindonesiaan.” Dan Misinya
meliputi; Pertama, Menyelenggarakan kegiatan pendidikan dan
pengajaran berbasis teknologi informasi, nilai keislaman, dan
keindonesiaan; Kedua, Melaksanakan penelitian guna mendorong
39
upaya peningkatan mutu dakwah profektif Indonesia; Ketiga,
Meningkatkan peran serta Fakultas dalam mengembangkan ilmu
dakwah, kebudayaan dan peradaban Islam di Indonesia; Keempat,
Meningkatkan kerja sama dengan berbagai pihak dalam
pelaksanaan Tri Dharma perguruan Tinggi, terutama dalam bidang
penelitian dan pengabdian.
1. Tujuan dan Sasaran
Fakultas Dakwah dalam mengembangkan mahasiswanya
memiliki beberapa tujuan sebagai berikut, di dalam tujuan umum
sebagai berikut; Pertama, Menghasilkan sarjana Ilmu Dakwah
yang beriman, berilmu dan beramal; Kedua, memiliki integritas
dan cinta terhadap bangsa dan Negara kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan nilai-nilai Islam dan Budaya Indonesia.
Tujuan Khusus yang terdapat di Fakultas dakwah sebagai berikut;
Pertama, Menghasilkan lulusan sarjana Ilmu Dakwah yang
memiliki kompetensi kepribadian, professional dan social; Kedua,
Menghasilkan sarjana Ilmu Dakwah yang memiliki kemampuan
untuk mengembangkan dan berinovasidalam bidang dakwah
Islam; Ketiga, Menghasilkan lulusan sarjana Ilmu Dakwah yang
memiliki pemahaman Islam dan Budaya Indonesia; Keempat,
Terselenggaranya kegiatan pendidikan dan pengajaran berbasis
teknologi informasi, nilai keislaman dan keindonesiaan; Kelima,
Terwujudnya hasil penelitian yang mampu mendorong upaya
40
penigkatan mutu dakwah Islam di Indonesia; Keenam,
Teraplikasinya hasil penelitian dakwah dan kegiatan dakwah di
Masyarakat; Ketujuh, Terwujudnya peran serta Fakultas dan
pengembangan dakwah, kebudayaan dan peradaban Islam dan
Indonesia; Kedelapan, Terwujudnya kerjasama dalam berbagai
pihak dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi terutama
dalam bidang dakwah.
2) Sasaran
Fakultas Dakwah memilliki sasarna tersendiri seperti
halnya, Pertama, Menghasilkan lulusan sarjana Ilmu Dakwah
yang memiliki kompetensi kepribadian, professional social dan
keislaman yang berbasis pada nilai-nilai Islam-Indonesia; Kedua,
Terlaksananya kegiatan dakwah yang berbasis pada teknologi dan
nilai-nilai Islam Indonesia; Ketiga, Adanya hasil penelitian yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu lembaga dakwah yang
berbasis pada nilai-nilai Islam Indonesia; Keempat, Adanya
lembaga dakwah yang dijadikan laboratorium untuk
pengembangan nilai-nilai Islam Indonesia; Kelima, Terlaksananya
manajemen organisasi yang bernutu profesiona, dipercaya, dan
memberikan kepuasan kepada semua pihak; Keenam, Terjalinya
kerjasama kelembagaan dengan berbagai pihak untuk mendukung
pelaksanaan dakwah dan pengembangan nilai-nilai Islam
Indonesia.
41
3. Mahasiswa Fakultas Dakwah
Bagian kemahasiswaan diuraikan sebagai berikut:
a. Untuk profil kemahasiswaan Fakultas Dakwah IAIN
Salatiga dapat dilihat sebagai jumlah mahasiswa 3 tahun
terakhir mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu pada
tahun 2013 jumlah terakhir 6 mahasiswa dikarenakan
angkatan pertama ini sudah banyak yang lulus, tahun 2014
berjumlah 26 mahasiswa, tahun 2015 berjumlah 76
mahasiswa, tahun 2016 berjumlah 156 mahasiswa, tahun
2017 berjumlah 414 mahasiswa
b. Mahasiswa Fakultas Dakwah dalam melaksanakan studi
perkuliahanya menggunakan Sistem Kredit Semester
c. Mahasiswa Fakultas Dakwah wajib menaati Kode Etik
mahasiswa Institus Agama Islam Negeri Salatiga
d. Setiap mahasiswa Fakultas Dakwah wajib menyelesaikan
pembelajaran praktikum dan penelitian
e. Mahasiswa Fakultas Dakwah yang berprestasi dan kurang
mampu memperoleh dana Beasiswa
f. Semua komponen sudah terlibat dalam menerapkan
manajemen untuk mendukung kegiatan peserta didik
mahasiswa.
42
2. Pelaksanaan Pemira Mahasiswa di Fakultas Dakwah IAIN
Salatiga
Pemira merupakan kegiatan Pemilihan Umum Raya yang
diselenggarakan secara rutin tiap tahunya oleh institut dan fakultas
IAIN Salatiga. Kegiatan pemira dapat dijadikan sebagai alat atau
media belajar bagi mahasiswa mengenai proses berkomunikasi yang
efektiv dan baik di ranah kampus sebelum memasuki kehidupan
bermasyarakat. Karena dengan adanya Pemira maka tercipta
komunikasi antar mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan pemira
seperti halnya kampanye, pemungutan suara, dan kegiatan mencari
massa lewat komunikasi lainnya.
Keikutsertaan mahasiswa Fakultas Dakwah dalam kegiatan
Pemira, menjadi salah satu alas an informan untuk menggali informasi
denagn strategi penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Lokasi penelitian berada di Fakultas Dakwah IAIN
Salatiga.
Sebelum peneliti melakukan pengumpulan data, hal pertama
yang dilakukan oleh peneliti yaitu observasi dengan mengamati
permasalahan. Setelah selasai melakukan observasi, penulis melakukan
wawancara kepada mahasiswa Fakultas Dakwah mengenai
pelaksanaan Pemira dan mencari dokumen-dokumen dari kegiatan
Pemira tersebut. Penulis mencari data pada dengan perwakilan dari
mahasiswa Fakultas Dakwah dari angkatan 2, 4, 6, dan 8 yang
43
berjumlah 14 kuota dengan menggunakan teknik sampling kuota.
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. (Sugiyono, 85:2017).
Berdasarkan mahasiswa MR, menjelaskan bahwa pemira
adalah sebuah kegiatan yang dilakukan mahasiswa untuk menentukan
calon pemimpin. Sebagai seorang mahasiswa dari tahun ketahun selalu
mengikuti kegiatan pemira, baginya anti golput. Menurut
pengalamanya selama ini pernah masuk dalam salah satu panitia dari
Pemira.
Kegiatan Pemira yang diselenggarakan di Fakultas Dakwah
dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang lebih baik.
Kekuranganya mahasiswa Fakultas Dakwah masih minim akan
kesadaran kegiatan ini. Namun dalam pelaksanaannya juga terdapat
hambatan, seperti suatu kejadian pemilihan ketua jurusan salah satu di
Fakultas Dakwah pada tahun 2016, dimana pada saat itu ketua jurusan
yang sudah menjabat pada tahun sebelumnya dicalonkan kembali
namun ketika proses pendaftaran berlangsung calon kandidat tersebut
tidak lolos seleksi administrasi karena dianggap telah mencalonkan
kembali ketua jurusan di tahun sebelumnya. Kemudia dari mahasiswa
jurusan tersebut melakukan demo yang ditujukan kepada KPUM IAIN
Salatiga untuk mendapatkan kejelasan terhadap persyaratan untuk
mencalonkan sebagai salah satu kandidat pemira Fakultas Dakwah.
44
Yang kemudian selang beberapa jam akhirnya pihak KPUM dan
BAWASLU mengundang beberapa pihak dari mahasiswa Jurusan
tersebut untuk memberikan penjelasan bahwasanya di dalam Udang-
Undang SEMA di larang dengan adanya pencalonan kembali dari
ketua jurusan yang telah berakhir masa jabatanya pada tahun
sebelumnya.
Dengan pelaksanaan pemira di dalam Fakultas Dakwah maka
secara tidak langsung mahasiswa melakukan interaksi sosial di dalam
kegiatan kampus khusunya dalam partisipasi politik. Melalui kegiatan
Pemira meskipun dalam pelaksanaanya tidak mencapai 50% dari
semua jumlah mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini. Maka dari itu
peran Pemira dalam Fakultas Dakwah dirasakan sangat peting karena
sebagai tempat mahasiswa dalam menyuarakan hak pilihnya. Informasi
mengenai keberlangsungan pemira biasanya melalui pamflet-pamflet
yang disebar dan ditempelkan di mading-mading yang strategis bagi
mahasiswa Fakultas Dakwah, kemudian lambat laun dalam
penyampaian infromasi menggunakan whattshap dan instagram
namun tetap mengunakan pamflet.
Dalam suatu kegiatan tentunya akan menimbulkan dampak
tersendiri, seperti halnya kegiatan Pemira. Dampak positif yang dapat
diperoleh yaitu bisa saling mengenal satu sama lain, belajar koordinasi,
belajar mengenai sistem politik dan kegiatanya untuk membangun
kampus yang lebih madani. Kemudian dampak negatifnya tidak terlalu
45
banyak hanya saja sedikit lebih membahayakan yaitu adanya konflik
yang berkepanjangan dalam berkomunikasi antar mahasiswa bahkan
berdampak kepada kampus maupun fakultas.
Mahasiswa DW mengatakan, bahwa Pemira merupakan
kegiatan pemilihan umum raya, dan sebagai seorang mahasiswa
beranggapnan bahwa Pemira itu sangat penting, Karena melalui
Pemira kita bisa mengaplikasikan sistem demokrasi dalam kampus. Di
sisi lain, bisa menilai seberapa besar partisipasi mahasiswa Fakultas
Dakwah dalam kampus. Karena mahasiswa merupakan agent og
change. Dari sini terlihat jelas bahwa mahasiswa bersifat demokratis
itu ada. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah 3 kali
berpartisipasi. Dari situlah ia mengatakan bahwa pemira dapat
dijadikan sebuah alat atau media komunkasi politik untuk menyalurkan
hasil dari pemikiranya seperti memilih kandidat yang kita pilih sebagai
pemimpin organisasi yang kita pilih berikutnya.
Selama kegiatan pemira belangsung menurut pendapatnya
tidak berjalan mulus-mulus saja. Pernah ada suatu kejadian di dalam
jurusan baru dari Fakultas Dakwah. Pernah ada kejadian miss
komunikasi antara jurusan baru tersebut tentang penetapan ketua
jurusan dengan pihak SEMA Institut yang berlanjut dalam kegiatan
pemira pada tahun 2016. Dimana ketua jurusan yang sudah menjabat
di periode sebelumnya di daftarkan kembali oleh mahasiswa jurusan
tersebut. Mulailah suatu masalah yang cukup memakan waktu pada
46
saat itu. Dimana salah satu calon kandidat daru dua calon kandidat
jurusan tersebut melakukan demo kepada KPUM Institut, untuk
memperoleh alasan secara jelas mengenai kebenaran syarat-syarat
administrasi yang benar untuk calon kandidat. Akhirnya mereka
mendapatkan jawaban oleh KPUM dan BANWASLU saat itu. Namun
selain cara itu pernah juga sebagian mahasiswa dari jurusan tersebut
mengajukan banding kepada Dewan SEMA Institut dan SEMA
Fakultas Dakwah pada masanya. Dengan berbagai penjelasan dan
diskusi dari pihak SEMA Institut dan SEMA Fakultas yang dihadiri
oleh Dekan Fakultas Dakwah, Wakil Dekan III (Bidang
Kemasiswaan), Kepala Jurusan dari jurusan tersebut, dan mahasiswa
yang bersangkutan pada saat itu. Akhirnya menemukan suatu jawaban
bahwa ada kebijakan tersendiri terhadap beberapa jurusan yang
memang masih baru untuk tahap penyesuaian tapi kebijakan tersebut
tidak merubah dari Undang-Undang SEMA Institut bahwa adanya
suatu laranga untuk pencalonan kembali ketua periode sebelumnya.
Pada akhirnya dari kegiatan pemira tersebut jurusan itu hanya
memiliki calon kandidat yang memiliki lawan dengan bumbung
kosong. Akhirnya mungkin karena ada beberapa factor dari calon
tersebut, kemenangan justru di peroleh bumbung kosong. Dan
dinyatakan bahwa harus ada pemira ulang. Kemudia KPUM
memberikan kebijakan kepada jurusan tersebut untuk melakukan
Pemira putaran kedua dan akhirnya mereka melaksanakan kegiatan
47
pemira tersebut dengan dua pasangan calon yang berbeda dari
sebelumnya. Dan salah satu dari calon tersebut akhirnya mendapat
suara terbanyak dan dinyatakan memperoleh kemenangan pada saat
itu.
Dalam pemira di Fakultas dakwah biasanya mengikuti proses
kampanye, dan tidak jarang juga sering ada propaganda antar kandidat.
Kalau kampanye biasanya lebih ke media sosialnya kemudian kalo
ketemu secara langsung biasanya di diskusikan agar timbul
pemahaman dan maksud yang sama.
Dapat di ambil pelajaran bahwa pemira yang berlangsung
dalam Fakultas Dakwah dapat memberikan manfaat dengan tersalutnya
gagasan kita melalui pemilihan umum tersebut, kita bisa
menyampaikan ide-ide kita demi kemajuan Fakultas kedepanya.
Menurutnya jika dilihat dari berjalanya pemira dari Fakultas Dakwah,
mahasiswa yang ikut pemira belum ada separuh dari sekian jumlah
mahasiswa aktif Fakultas Dakwah yang berada di IAIN Salatiga. Efek
samping yang di timbulkan dengan munculnya golongan-golongan
yang sangat mempengaruhi pelaksanaan proker dari organisasi
mahasiswa di Fakultas Dakwah.
Berdasarkan mahasiswa MH mengatakan, bahwa pemira
adalah pemilihan umum raya dalam memilih mahasiswa-mahasiswa
terbaik untuk melaksanakan program-program kerja yang lebih baik.
Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah tidak pernah absen dari
48
kegiatan Pemira, karena Pemira dirasakan sangat penting untuknya.
Berjalanya Pemira di Fakultas Dakwah masih sama dari tahun-tahun
sebelumnya dari pendaftaran KPUM, sampai administrasi data-data
kandidatnya sampai ke sosialisasi. Sosialisasinya dalam bentuk
kampanye dan teknik propaganda dari setiap tim sukses kandidat.
Berdasarkan dari hasil wawancara pada tanggal 22 Februari
2018 ia mengatakan, bahwa dalam kegiatan ini selain ada dampak
positifnya tentunya memiliki dampak negatif. Dampak postifnya dapat
mengetahui cara berkomunikasi dengan lebih baik, mengenal sistem
politik yang lebih tertata, tersalurnya hak suara. Dan menumbuhkan
rasa sadar berdemokrasi yang baik karena keberlangsungan pemira di
dalam Fakultas Dakwah masih terdapat intervensi-intervensi atau
pengaruh negatif yang memang sungguh tidak berfaedah dari berbagai
sumber. Dampak negatifnya yaitu adanya konflik yang berkepanjanga
setelah adanya pemira, munculah beberpa golongan pembeda dari
mahasiswa itu sendiri.
B. Pembahasan
1) Jenis-Jenis Media Komunikasi Mahasiswa Dalam pemira Fakultas
Dakwah IAIN Salatiga
Pemira (Pemilihan Umum Raya) merupakan suatu kegiatan
birokrasi kampus dalam menyuarakan hak pilihanya. Pemira
merupakan tempat bagi mahasiswa untuk berinteraksi memilih ketua
49
atau anggota di dalam ormawa. Tujuan dari dilaksanakan Pemira agar
mahasiswa paham dengan proses demokrasi yang baik dan benar
sebelum terjun langsung di dalam masyarakat.
Pemira yang dilaksanakan di dalam Fakultas Dakwah
berdasarkan pelaksanaan pemilu pada umunya, mulai dari proses awal
hingga akhir, hanya saja yang membedakan dari keduanya dari tingkat
ruang lingkupnya. Pelaksanaan pemira lebih kepada pelatihan sistem
demokrasi pada tingkat Universitas atau institut. Dalam Pemira ini
juga menerapkan prinsip “Langsung, Umum, Bebas, dan Rahasia”.
Asal “Luber” sudah ada sejak zaman Orde Baru. Dari masing-masing
singkatan di atas mempunyai arti sendiri diantaranya, Langsung berarti
bahwa diharuskan memberikan suara secara langsung dan tidak boleh
diwakilkan. Umum berarti bahwa pemilihan umum dapat di ikuti oleh
seluruh warga negara yang sudah memiliki hak menggunakan suara.
Bebas berarti pemilih bebas memberikan suaranya tanpa ada paksaan
dari pihak manapun kemudian Rahasia berarti suara yang diberikan
oleh pemilih bersifat rahasia dan diketahui oleh pemilih itu sendiri.
(Wikipedia, 2018)
Terselenggaranya pemira dalam IAIN Salatiga terutama di
Fakultas Dakwah merupakan momentum yang sangat penting bagi
mahasiswa dalam melatih jiwa demokrasi. Dalam penelitian ini
pembahasan ditujukan kepada proses keberlangsungan pemilihan
umum raya sebagai media komunikasi mahasiswa Fakultas Dakwah
50
IAIN Salatiga. Di Fakultas Dakwah IAIN Salatiga kegiatan pemira
digunakan untuk memilih wakil mahasiswa dalam tingkatan Fakultas
Maupun Jurusan. Pemira dalam Fakultas Dakwah tercatat sejak tahun
2015 sampai pada tahun 2017. Dengan hasil dari tahun ketahun
mengalami perbedaan. Pemira Fakultas Dakwah diselenggarakan guna
memberikan wadah bagi mahasiswanya sebagai salah satu media
komunikasi mahasiswa dalam memillih lembaga organisasi sosial di
dalam fakultas dakwah, untuk menjebatani antara mahasiswa dengan
fakultas. Di dalam Fakultas Dakwah terdapat beberapa organisasi
mahasiswa meliputi SEMA F (Senat Mahasiswa Fakultas), DEMA F
(Dewan Mahasiswa Fakultas), dan HMJ (Himpunan Mahasiswa
Jurusan).
Pemilihan umum merupakan pesta demokrasi yang sudah
ditunggu-tunggu oleh para pemangku kepentingan untuk bersaing
memperoleh kedudukan untuk memimpin, seperti halnya para calon
yang berada di dalam Fakultas Dakwah. Adanya kegiatan ini tentunya
menciptakan wadah tersendiri bagi mahasiswa Fakultas Dakwah untuk
mempelajari cara-cara berkomunikasi antar mahasiswa dengan baik
dan bersih dalam artian tidak mengandung sara dalam pesan yang
disapaikan.
Jenis media komunikasi yang sering dilakukan oleh mahasiswa
dalam kegiatan pemira sebagai berikut :
51
a. Menggunakan komunikasi interpersonal dimana para
mahasiswa saling bertukar pikiran terhadap informasi. Seperti
halnya melakukan loby politik. Kegiatan interaksi sosaial dua
arah dengan maksud tertentu untuk mempengaruhi mahasiswa
lainya dalam pelaksanaan Pemira Fakultas Dakwah.
“Dan biasaya juga ada teknik obrolan-obrolan pribadi seperti
itu.” (DW, 05-02-2018)
b. Menggunakan komunikasi intrapersonal dengan melakukan
propaganda antar mahasiswa seperti halnya seorang mahasiswa
menyebarkan isu-isu yang tak sesuai sehingga berujung kepada
pengaruh pribadi masing-masing dengan adanya presepsi yang
memusat. “Selama saya menjadi mahasiswa sering sekali saya
menemui pengalihan isu-isu seperti itu” (NR, 14-02-2018)
c. Menggunakan media massa dalam artian proses berkomunikasi
dalam keberlangsungan Pemira melalui berbagai cara dan
banyak hal. Seperti halnya kampanye yang dilakukan melalui
media sosial seperti Whattshap dan Instagram atau jejaring
sosial untuk memperoleh massa yang lebih banyak dan menarik
perhatian dari para mahasiswa. Cara ini juga terbilang sangat
cepat dan mudah untuk diterapkan. Selain itu dalam
menyempaikan pesan-pesan di dalam pemira juga
menggunakan pamflet yang di tempelkan di madding. Dengan
begitu proses komunikasi antar mahasiswa berlangsung dengan
52
terbuka dan transparan dalam menyapaikan pesan-pesan yang
dikehendaki dari setiap mahasiswa.
“menggunakan media komunikasi dengan Whattshap dan
Instagram kaya foto kadidat gitu di edit trus di jadikan story
Whattshap dan instagram. Dan menurut saya itu kampanye
yang cukup baik juga karena melihat mahasiswa sekarang kan
tidak pernah lepas tuh dari hpnya” (DW, 05-02-2018)
“Melalui whatssap dan instagram kampanye dilakukan
dengan menyebarkan foto-foto dari calon kandidat seperti
itu” (NR, 14-02-2018)
Meskipun berbagai media digunakan dalam Fakultas Dakwah
untuk berinteraksi dalam kegiatan Pemira, rupanya masih saja ada
masalah yang cukup berarti seperti halnya berlangsungnya pemira di
Fakultas Dakwah pada tahun 2016. Dimana terjadi tumpang tindih
pendapat antar mahasiswa yang berada di Sema Institut, Sema Fakultas
dan mahasiswa yang berasal dari jurusan baru. Terjadi sebuah insiden
tersebut karena salah satu organisasi jurusan mengajukan calon yang
sama pada tahun sebelumnya. Fenomena ini terjadi karena adanya miss
komunikasi antara SEMA Institut dan fakultas, KPUM dan mahasiswa
jurusan yang bersangkutan. Hal tersebut muncul diduga karena
kurangnya sosialisasi dari pihak terkait yang kurang maksimal dan
53
minimnya kesadaran komunikasi yang lebih terarah di dalam Fakultas
Dakwah
Selanjutnya jurusan yang bersangukutan melaksanakna teknik
banding untuk memperoleh jawaban dari persoalan tersebut. Akhirnya
jurusan tersebut melakukan banding dengan dihadiri oleh Dekan
Fakultas Dakwah, Wakil Dekan III (Bidang kemahasiswaa) Fakultas
Dakwah, Kepala Jurusan dari Jurusan Tersebut, ketua KPUM Institut,
perwakilan Dewan Sema Institut dan Sema Fakultas Dakwah. Selang
beberapa jam kemudian keputusan di tetapkan sebagai mana mestinya
yang tercantum di dalam Undang-Undang Sema Institut.
Tidak berhenti di situ saja berdasarkan hasil penelitian
mahasiswa jurusan yang bersangkutan tersebut melaksanakan demo
kepada KPUM Institut di depan kantor KPUM IAIN Salatiga yang
terletak di samping gedung aula Kampus 1 IAIN Salatiga. Karena
memiliki tujuan untuk memperoleh jawaban mengenai peraturan untuk
calon kandidat yang semestinya. Setelah sekian lama menunggu hasil
jurusan yang bersangkutan pada akhirnya menemukan titik temu dari
KPUM IAIN Salatiga. Bahwasanya pencalonan dengan mencalonkan
kembali tidak diperbolehkan dalam kegiatan Pemira di ranah Institut
maupun Fakultas yang tercantum dalam Undang-Undang SEMA IAIN
Salatiga.
Dan di kemudian hari dari jurusan tersebut akhirnya tidak
mencalonkan dua calon kandidat yang baru dari dua partai, melainkan
54
hanya satu nama saja yang tercantum sebagai calon kandidat yang di
usung oleh satu partai dan berakhir dengan melawan bumbung kosong,
kemudian yang terjadi suara terbanyak jatuh kepada bumbung kosong.
Namun di Pemira putaran kedua mereka akhirnya mengajukan dua
calon kandidat yang baru dengan dua partai dan sukses mengantongi
kemenangan dari salah satu pihak tersebut.
Ketidak pastian undang-undang mahasiswa yang dimiliki
dalam Fakultas Dakwah rupaya menjadi salah satu pemicu terjadinya
permasalahan tersebut. Selain itu komunikasi secara terbuka juga
kurang di terapkan antar mahasiswa baik mahasiswa yang berada di
tingkatan Ormawa maupun mahasiswa yang tidak berada dalam
structural kepengurusan Ormawa.
perlu digaris bawahi bahwasanya komunikasi secara langsung
atau face to face juga perlu di terapkan secara maksimal. Tidak hanya
mengandalkan satu sisi saja misalnya berkomunikasi melalui media
sosial tanpa harus bertemu langsung denga pihak terkait. Dan cara
berkomunikasi sesama mahasiswa perlu diperbaiki lebih lanjut dengan
baik dan benar agar tidak timbul kembali permasalahan-permasalahan
yang berakhir panjang di kemudian hari. Seperti halnya permasalahan
yang terjadi di atas. Dan perlu di sadari bahwasanya landasan hukum
dalam suatu organisasi perlu adanya dan sangat penting perananya.
Jika landasan hukum belum tercipta atau belum di sahkan secara
55
terbuka maka yang terjadi adalah munculnya kesimpangsiuran atas
pijakan pelaksanaan roda demokrasi dalam organisasi.
2) Kelebihan dan Kekurangan dari Pemira Sebagai Media
Komunikasi Mahasiswa di Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
Dalam proses keberlangsungann pemira sebagai media
komunikasi mahasiswa di Fakultas Dakwah IAIN Salatiga tentunya
menimbulkan beberapa dampak positif dan negatif untuk mahasiswa
Fakultas Dakwah, berdasarkan hasil dari penelitian dampak-dampak
tersebut meliputi :
a) Kelebihan menggunakan Media Komunikasi sebagai
penerapan kegiatan Pemira di Fakultas Dakwah
1. Bisa memilih calon pemimpin yang baik
“Mengetahui cara berkomunikasi dengan memilih pemimpin
yang lebih baik” (PL, 2-03-2018)
2. Sebagai wadah belajar mahasiswa sebelum masuk dalam
masyarakat
“Bisa dijadikan sebagai alat belajar mahasiswa kedepanya di
masyarakat” (DN, 27-02-2018)
3. Tersalurnya gagasan mahasiswa melalui kegiatan pemilihan
umum raya tersebut
56
“Tersalurnya gagasan Dari mahasiswa menurut saya seperti
itu dan lebih terpublikasi”(MR, 12-02-2018)
4. Mengetahui komunikasi yang baik untuk berdemokrasi
“dapat menerapkan proses demokrasi dengan komunikasi yang
lebih tepat dan baik” (NR, 14-02-2018)
b) Kekurangan menggunakan Media Komunikasi sebagai
penerapan kegiatan Pemira di Fakultas Dakwah
1) Timbulnya kesalah pahaman yang terus berlanjut antar
mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
“Kekurangnya banyak timbulnya miss komunikasi kaya gitu
karena kurangnya kemaksimalan dalam komunikasi
berorganisasi” (MH, 22-02-2018)
2) Konflik yang berkepanjangan dalam berkomunikasi
“Timbulnya perpecahan karena presepsi yang tidak sepaham
seperti itu” (MR, 12-02-2018)
“kekurangnya tidak terlalu banyak hanya saja sedikit lebih
membahayakan yaitu adanya konflik yang berkepanjangan
dalam berkomunikasi antar mahasiswa bahkan berdampak
kepada kampus maupun fakultas” (DN, 26-02-2018)
3) Adanya komunikasi yang ditunjukan kepada orang-orang
tertentu atau masih dalam sekelompok mahasiswa tertentu.
“kekurangnya menurut saya yang dia ajak komunikasi atau
yang sering berinteraksi itu hanya itu-itu saja jadi kaya kurang
merangkul seluruh elemen jadi biasanya ada juga yang gak
mekitu pemira” (PL, 2-03-2018)
Berdasarkan analisis di atas pemira sebagai media
komunikasi mahasiswa sangat penting. karena pemira sendiri
merupakan alat bagi para mahasiswa untuk menyuarakan gagasaya
57
dalam pesta demokrasi yang diselenggarakan sebagai tempat memilih
pemimpin yang lebih baik. Disisi lain pemira juga sangat efektiv untuk
mengukur seberapa berkualitasnya mahasiswa-mahasiswa dalam
mengembangkan budaya demokrasi di organisasi.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Pemira
sebagai media komunikasi mahasiswa di Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
Dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Ada beberapa jenis pengaplikasian pemira sebagai media komunikasi
mahasiswa di Fakultas Dakwah meliputi media komunikasi
intrapersonal seperti adanyan propaganda, media komunikasi
Interpersonal lony politik dimana terdapat kegiatan interaksi antar
mahasiswa dengan dua arah, dan media komunikasi dengan media
massa dengan menggunakan media whattshap, instagram dan juga
pamflet.
2. Dalam pelaksanaan Pemira tersebut terdapat kekurangan dan
kelebihanya yang berupa Mahasiswa bisa memilih calon pemimpin
yang baik, Sebagai wadah belajar mahasiswa sebelum masuk dalam
masyarakat, Tersalurnya gagasan mahasiswa melalui kegiatan
pemilihan umum raya tersebut, mengetahui komunikasi yang baik
untuk berdemokrasi dan kekurang pemira sebagai media komunikasi
mahasiswa seperti berikut Timbulnya kesalah pahaman yang terus
berlanjut antar mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga, Konflik
yang berkepanjangan dalam berkomunikasi, dan Adanya komunikasi
59
yang ditunjukan kepada orang-orang tertentu atau masih dalam
sekelompok mahasiswa tertentu.
B. Saran
Berdasarkan tindak lanjut dari penelitian ini, maka penulis
memberikan beberapa saran, diantaranya :
1. Perlu dilakukan suatu inovasi untuk merubah jalanya Pemira di
Fakultas Dakwah dengan adanya kerjasama dan keterbukaan dari
pihak kepengurusan organisasi mahasiswa tingkat Fakultas dengan
para mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga dengan memperbaiki
pola komunikasi yang digunakan agar lebih terarah dan lebih bijak lagi
selain itu kegiatan pemira juga harus memperhatikan jadwal akademik
pada kampus, sehingga pelaksanaan pemira bisa maksimal.
2. Kepengurusan organisasi kemahasiswaan Fakultas Dakwah harus
memiliki landasan hukum yang jelas mengenai segala kegiatan yang
berada di dalam Fakultas Dakwah, agar tidak menimbulkan dampak-
dampak negatif lainnya. Sehingga tidak akan timbul noice atau kesalah
pahaman dalam peneerimaan informasi suatu pesan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Saebani, Beni. 2008. Metode Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Ali, Mukti. 2016. Eager Expectation dan Motivasi Mahasiswa Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga. Inject, Interdisciplinary
Journal of Communication, Vol. 1, No. 2, Desember 2016:203222
Astuti, Hanung Jazimah Puji. 2017. Islam Nusantara: Sebuah Argumentasi
Beragama dalam Bingkai Kultural.Inject, Interdisciplinary Journal of
CommunicationVolume 2, No.1: h. 27-52
Arni, Muhammad. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarrta: Bumi Aksara.
Effendy, Onong Uchjana. 1997. Ilmu Komunikasi teori dan Praktik. Bandung: PT
Remadja Rosdakarya. Bandung.
Faisal, sanapiah. 2005. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Fajri, Mahfudlah. 2017. Daya Komunikasi Masyarakat pesisir Wedung Jawa Tengah. Inject,
Interdisciplinary Journal of Communication Volume 2, No.1, Juni 2017: h. 53-76
Luvitasari, Dyah Ayu Herlyne Partisipasi Politik Mahasiswa Dalam Pemilihan
Umum Raya Jurusan Tahun 2013 Sebagai Upaya Pembentukan
Kehidupan Demokratis Di Lingkungan PMP-KN FIS UNESA (Jurnal).
skripsi tidak diterbitkan ( Universitas Negeri Surabaya: 2013)
Mulyana, Deddy. 2016. Iimu Komunikasi. Bandung: PT. Remadja Rosdakarya.
Rumanti, Maria Assumpta. 2002. Dasar- Dasar Public Relation. Jakarta: PT.
Grasindo.
Rakhmat, Jalaluddin. 1989. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya cv.
Rakhmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya cv.
Rakhmat, Jalaluddin. 1992. Retorika Modern. Bandung: Remadja Karya cv.
Rakhmat, Jalaluddin. 2006. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.
Remadja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya cv.
Riciani, Altran Amaseta “Peran Komisi Peilihan Umum Raya Melalui Media
Sosial dalam Upaya Meningkatkan Partisipasi Politik Mahasiswa Pada
Pemiu Raya Prodi PPKn UNESA Periode 2016-2017” (Jurnal): Universita
Negeri Surabaya.
Rasimin, dkk. 2017.Melawan Hoax di Media Sosial dan Media Massa
Yogyakarta: Trusmedia Publishing.
Rasimin. 2016. Pengembangan Karakter Multi Kukltural Mahasiswa dalam
Pembelajaran Civic Education (Studi pada Mahasiswa KPI Fakultas
Dakwah IAIN Salatiga). Inject, Interdisciplinary Journal of
Communication, Vol. 1, No. 2, Desember 2016:145-164.
Rasimin. 2016. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama Di Masyarakat
Randuancir. Inject: Interdisciplinary Journal of Communication
Volume 1, No.1, Juni 2016: h. 99-118
Sugiyono. 2008. Cetakan VII. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R &
G. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2017. “MetodePenelitianKuantitaif, Kualitatifdan R&D”. Bandung:
ALFABETA cv
Surbakti, Ramlan. 1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT. Grasindo
Nazir, Moh. 2011. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Susanti,susi.2015.“MahasiswadanPolitikKampusStudiKasusPartisipasiMahasisw
a (Jurnal). FISIP DalamPemilihan Raya Universitas Riau Tahun 2015”:
FISIP Universitas Riau
Wiratna Sujarweni. 2014. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/media_komunikasi(diakses pada hari Jumat,
02Maret 2018 pukul 17.08 WIB)
www.spengetahuan.com/2017/11/pengertian-media-komunikasi-teori-fungsi-
jenis-jenis-karakter-bentuk.html (diakses pada hari Senin, 06 Maret 2018
pukul 08.30)
http://id.wikipedia.org//wiki/pemilihan_umum_diIndonesia, (di akses pada hari
Selasa, 13Maret 2018 pukul 15.03)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI :
Nama : Intan Nur Vadzila
Tempat dan Tanggal Lahir : Magelang, 27 Nopember 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Warga Negara : Indonesia
Alamat : Harjosari 002/005 Madyocondro, Secang,
Magelang
Nomor Telepon / HP : 085865759522
e-mail : [email protected]
RIWAYAT PENDIDIKAN :
1. MI Arrosydin : Tahun 2002-2008
2. SMP N 1 Secang : Tahun 2008 - 2011
3. MAN 1 Kota Magelang : Tahun 20011 - 2014
PENGALAMAN ORGANISASI :
Sema Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
PMII Komisariat Djoko Tingkir Kota salatiga
Demikian CV ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga, 27 Maret 2018
Intan Nur Vadzila
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Intan Nur Vadzila Jurusan : KPI
NIM : 117-14-021 Dosen PA : Rasimin,
S.Pd.I., M.Pd.
NO JENIS KEGIATAN TANGGAL
SEBAGAI SKOR PELAKSANAAN
1. Seminar Nasional Perlindungan Hukum Terhadap
Usaha Mikro Menghadapi Pasar bebas Asian
2014 Peserta 6
2. OPAK STAIN SALATIGA 2014 “ Aktualisasi
Gerakan Mahasiswa yang Beretika, Disiplin dan
Berfikir Terbuka”
19 Agustus 2014 Peserta 5
3. OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga 2014
“Aktualisasi Pendidikan Karakter sebagai
Pembentuk Generasi yang Religius Edukatif dan
Humanis”
21 Agustus 2014 Peserta 5
4. UPT Perpustakaan Library User Education
“Pendidikan Pemustaka”
28 Agustus 2018 Peserta 1
5. Kongres ke 4 Forkomnas KPI 29 Oktober – 1
November 2014
Peserta 8
6. Seminar Nasional Bekontribusi Untuk Negeri
Melalui Televisi / TV
5 November 2014 Peserta 8
7. Bedah buku Metode Tafsir Kontempores Model
Pendekatan Herneneutika Sosio-Tematik dalam
tafsir Al qur’an Hasan Hanafi
27 November 2014 Peserta 2
8. Sosialisasi Regulasi Terkait Kerukunan Umat
Beragama Kepada Mahasiswa
30 Mei 2016 Peserta 2
9. Workshop Forex Tranding for livig 23 April 2016 Participant 2
10. Pelatihan Kader Dasar PKD PMII Rayon Dakwah
Komisariat Djoko Tingkir
27 Maret 2016 Peserta 5
11. Traning Kepribadian 19 Mei 2015 Peserta 5
12. Seminar Nasional “Peranaan teknopreneur dalam
mendukung program pemeri ntahan melalui
ekonomi kreatif”.
15 april 2015 Peserta 6
13. Peran Media Massa terhadap Pelestarian
Lingkungan Hidup
19 November 2015 Peserta 2
14. Charity Seminar “ Stay Positive ! can’t live a
positive life with a negative mind”
8 Desember 2015 Peserta 2
15. Mapaba Rayon Fakultas Dakwah PMII Komisariat
Djoko Tingkir Salatiga
23 Oktober 2015 Panitia 2
16. Seminar Bedah buku tema “Aktualisasi Dakwah
dalam membentuk generasi yang bertaqwa
5 Mei 2015 Peserta 4
berilmu dan berakhlak mulia”
17. Dialog Kebangsaan, Kami Pemuda Kami
Berbangsa Kami Indonesia
30 Januari 2017 Peserta 2
18. Seminar Nasional “Mencegah Generasi Pemuda
Islam dari Pengaruh Radikalisme ISIS”
6 Mei 2015 Peserta 6
19. Surat Keterangan SEMA Fakultas Dakwah tahun
2015
2 Juli 2015 Bendahara 4
20. Surat Keterangan SEMA 2017 Fakultas Dakwah 16 Maret 2017 Ketua
SEMA
10
21. Workshop Legal Drafting SEMA Fakultas
Dakwah 2017
9 November 2017 Penanggun
g Jawab
4
22. Surat Keterangan TIM Pengawas Kegiatan OPAK
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
27 Juli 2017 Penanggun
g Jawab
2
23. Seminar Internasional (Festival Solidaritas
untukPetani Indonesia)
24 September 2016 Peserta 8
24. Seminar Nasional Racana Kusuma Dilaga
(Seminar Nasional Entrepreneurship)
16 November 2014 Peserta 6
25. Seminar Nasional KARIMA Learning and
Training center (Pemuda, Perdaban Islam, dan
Kemandirian)
2 September 2015 Peserta 6
26. Seminar Nasional Bahasa Arab
Ittaqo(Implementasi Kurikulum2013pada Maper
Bahasa Arab Tingkat Dasar,Dan Tingkat Menegah
Dalam Upaya Menjawab Tantangan Pengajaran
Bahasa Arab)
4 November 2014 Peserta 6
27. Seminar Nasional(Cegah kanker servikspembunuh
No.1Wanita Indonesia)
16 November 2014 Peserta 6
TOTAL SKOR 125
Salatiga, 2 April
2018
Wakil Dekan
Bidang
Kemahasiswaan
dan Kerjasama,
Rasimin, M.Pd.
NIP.
197507132009011
011
(mas ini sing ono
ttd ne nak file scan
ya)
Gambaran Informan
Untuk mengetahui jenis komunikasi yang sering digunakan dalam
Pemira dan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penggunaan media
komunikasi dalam Pemira mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga,
berdasarkan pada informan cukup mewakili informasi keseluruhan tentang
persepsi Mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.
Tabel 1.3 Daftar Nama Informan
No Nama
Informan
Kode
Informasi
Semester Tanggal
Wawancara
Keterangan
1. Safina Dewi SD Empat 2 Februari
2018
Mahasiswa
Aktif
2. Dwi Mar’atus DM Empat 5 Februari
2018
Mahasiswa
Aktif
3. Muhammad
Rifngani
MR Sepuluh 12 Februari
2018
Mahasiswa
Aktif
4. Nur Rohman NR Enam 14 Februari
2018
Mahasiswa
Aktif
5. Rima Safitri RS Delapan 19 Februari
2018
Mahasiswa
Aktif
6. Erin Riani ER Empat 21 Februari
2018
Mahasiswa
AKtif
7. Muhammad
Hambali
MH Enam 22 Februari
2018
Mahasiswa
Aktif
8. Dilla Nurida DN Empat 26 Februari
2018
Mahasiswa
Aktif
9. Dira
Noermalla
DN Delapan 27 Februari
2018
Mahasiswa
Aktif
10. Amrina
Rosyada
AR Dua 28 Februari
2018
Mahasiswa
Aktif
11. Puji Lestari PL Delapan 2 Maret
2018
Mahasiswa
Aktif
12. Desi
Widarwati
DW Delapan 8 Maret
2018
Mahasiswa
Aktif
13. Icha Lestyana IL Enam 14 Maret
2018
Mahasiswa
Aktif
14 Reza Sanjaya RS Dua 15 Maret Mahasiswa
2018 Aktif
HASIL WAWANCARA
Nama : Safina Dewi
Progdi/Semester : Komunikasi dan Penyiaran Islam/Empat
1. Apa yang di maksud pemira ?
Jawaban : Kalo saya, pemira itu kita itu menyuarakan hak suara kita. Untuk
memilih pemimpin-pemimpin jurusan dan fakultas.
2. Selama menjadi mahasiswa fakultas dakwah sudah berapa kali mengikuti
kegiatan Pemira di Fakultas dakwah?
Jawaban: Alhamdulillah selalu ikut. Yang kemarin ikut pokoknya no golput.
3. Bagaimana proses pelaksanaan Pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Kalo dari tahun yang kemarin sosialisasinya kurang, karena waktu
itu sudah dilakukan di perkampus tapi entah kenapa belum sampai secara
penuh sama mahasiswa. Dan kampanyenya juga kurang maksimal karena
cumin lewat sosial media dan mading aja gitu.
4. Dalam pemira jenis media apa yang serin g digunakan oleh mahasiswa
Fakultas Dakwah?
Jawaban: Kalo menurut saya, lebih ke penggun penaan media sosialnya ya.
Jadi gambar-gambar dari para calon gitu di jadikan story Whattshap dan
Instagram. Sama itu ya ke penyebaran isu-isu gitu.
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangnya penggunaan media komunikasi dalam
pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: kelebihanya, belajar lebih teliti dalam berkomunikasi dan untuk
dampak negatifnya itu sejauh ini aku belum bisa merasakan sih.
HASIL WAWANCARA
Nama : Dwi Mar’atus
Progdi/Semester : Pengembangan Masyarakat Islam/Empat
1. Apa yang di maksud dengan Pemira ?
Jawaban: Pemilihan umum raya menurut saya
2. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah berapa kali mengikuti
kegiatan Pemira Fakultas Dakwah ?
Jawaban: Dua periode ini ikut Pemira terus
3. Bagaimana proses pelaksanaan Pemira di Fakultas Dakwah ?
Jawaban: Pelaksanaan seperti pemilu pada umumnya sih, ada kampanye,
pemungutan suara, dan perhitungan suara gitu.
4. Dalam pemira jenis media komunikasi apa yang sering digunakan oleh
mahasiswa Fakultas Dakwah?
Jawaban: Itu sih sering menerima isu-isu yang ternyata tidak sesuai dengan
realitanya ketika pemilihan, kaya pengalihan isu seperti itu. Dan menggunakan
media komunikasi dengan Whattshap dan Instagram kaya foto kadidat gitu di
edit trs di jadikan story Whattshap dan instagram. Dan menurut saya itu
kampanye yang cukup baik juga karena melihat mahasiswa sekarang kan tidak
pernah lepas tuh dari hpnya tapi ya tetap kurang efektiv menurut saya.
Meskipun penyampaianya lebih cepet gitu. Dan dari pemira yang sudah
berlangsunng itu lebih baik sih dari yang sebelumnya.
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penggunaan media komunikasi dalam
pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: manfaatnya itu kita bisa berkomunikasi lebih baik, kekurangnya
memicu konflik berkepanjangan gitu karena kan komunikasinya kan lebih ke
media aja tu jadikan penerimaanya lebih memihak aja.
HASIL WAWANCARA
Nama : Muhammad Rifngani
Progdi/Semester : Komunikasi dan Penyiaran Islam/Sepuluh
1. Apa yang di maksud dengan Pemira?
Jawaban: Wadah mahasiswa untuk mempartisipasikan pikiranya untuk
memilih wakil pemimpin yang di anggap mumpuni.
2. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah berapa kali mengikuti
kegiatan Pemira Fakultas Dakwah ?
Jawaban: Mengikuti terus di kegiatan pemira
3. Bagaimana proses pelaksanaan Pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Yang saya pahami yang sudah saya alami di kampus itu insyaallah
sudah mengikuti sesuai dengan aturan-aturan di Senat. Yang saya ketahui
untuk pemira fakultas dakwah itu sudah baik. Ya sesuai pemilu umunya. Di
pemira fakultas tersebut juga melakukan kampanye tapi melalui omong
kosong atau memiliki penyampaian pesan khusus seperti itu. Terus di
sampaikan lagi ke teman-tema yang lainya. Menurut saya pemira itu rill
kegiatan pemira seperti itu.
4. Dalam pemira jenis media apa yang sering digunakan oleh mahasiswa
Fakultas Dakwah?
Jawaban: Lebih menggunakan ke media massanya sih kaya lewat Whatsshap
dan menggunakan pamflet gitu.
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penggunaan media komunikasi dalam
pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: kelebihanya itu bisa saling mengenal satu sama lain, tersalurnya
gagasan Dari mahasiswa menurut saya seperti itu dan lebih terpublikasi,
bagaimana cara kita berkomunikasi dengan baik dari temen-temen,
kekurangnya timbulnya perpecahan karena presepsi yang tidak sepaham
seperti itu.
HASIL WAWANCARA
Nama : Nur Rohman
Progdi/Semester : Komunikasi dan Penyiara Islam/Enam
1. Apa yang di maksud dengan Pemira?
Jawaban: Menurut saya suatu proses pemilihan umum raya
2. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah berapa kali mengikuti
kegiatan Pemira Fakultas Dakwah ?
Jawaban: Alhamdulillah mengikuti terus
3. Bagaimana proses pelaksanaan Pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Prosesnya pemira di dakwah Alhamdulillah berjalan lancar, tapi
untuk mahasiswa yang kurang paham mengenai pemira lebih memandang
negatif begitu. Prosesnya runtut mulai dari pendaftaran para calon sampai
pemungutan suara ya layaknya pemilu-pemilu seperti itu. Dan mahasiswa
dakwah yang mengikuti pemira itu masih kurang dari separuh jumlah
mahasiswa di fakultas dakwah menurut saya.
4. Dalam pemira jenis media apa yang sering digunakan oleh mahasiswa
Fakultas Dakwah?
Jawaban: Selama saya menjadi mahasiswa sering sekali saya menemui
pengalihan isu-isu seperti itu. Dan melalui whatssap dan instagram kampanye
dilakukan dengan menyebarkan foto-foto dari calon kandidat seperti itu.
5. Bagaimana kelebihan dan kekuragan penggunaan media komunikasi dalam
pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: kelebihan dapat menerapkan proses demokrasi dengan komunikasi
yang lebih tepat dan baik, untuk kekurangnya sering adanya komunikasi yang
kurang transparan jadi menimbulkan berbagai presepsi yang akhirnya tidak
sepaham dan timbulah konflik antar mahasiswa.
HASIL WAWANCARA
Nama : Rima Safitri
Progdi/Semester : Komunikasi dan Penyiaran Islam/Delapan
1. Apa yang di maksud dengan Pemira?
Jawaban: Menurut saya pemilihan umum raya bagi mahasiswa
2. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah berapa kali mengikuti
kegiatan Pemira Fakultas Dakwah ?
Jawaban: Sudah pernah, tapi untuk pemira terakhir ini tidak mengikuti
3. Bagaimana proses pelaksanaan Pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Saya kurang begitu paham si prosesnya Pemira seperti apa, tapi
menurutnya saya penting sih adanya Pemira untuk memilih calon pemimpin.
4. Dalam pemira jenis media apa yang sering digunakan oleh mahasiswa
Fakultas Dakwah?
Jawaban: Menurut saya lebih ke sosialisasi gitu sih tapi sering juga dengar-
dengar berita mengenai pemira seperti itu.
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penggunaan media komunikasi dalam
pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: kelebihanya ya bisa melatih mahasiswa untuk berdemokrasi dengan
baik penyampaian pesan dengan bijak dll, kekurangnya sejauh ini saya belum
bisa menemukan.
HASIL WAWANCARA
Nama : Mahbub Hambali
Progdi/Semester : Komunikasi dan Penyiaran Islam/Enam
1. Apa yang di maksud dengan Pemira?
Jawaban: Menurut saya pemira itu pemilihan umum raya untuk mahasiswa
dalam rangka memilih mahasiswa-mahasiswa terbaik di Fakultas dakwah
untuk berproses melakukan program kerja untuk kemajuan Fakultas Dakwah.
2. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah berapa kali mengikuti
kegiatan Pemira Fakultas Dakwah ?
Jawaban: Mengikuti terus
3. Bagaimana proses pelaksanaan Pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Proses berjalanya pemira itu berjalan dengan rutut kaya
pendaftaran dari setiap kandidat, kampanye, pemungutan suara, dan berakhir
dengan perhitungan suara seperti itu. Dan di tiga tahun terakhir ini masih
seperti itu saja belum di upgrade secera lebih baik. dan harus di perbaiki
kembali. Dan harus adanya partisipasi mahasiswa yang lebih. Karena
mahasiswa fakultas dakwah yang mengikuti pemira itu kurang dari 50%
seperti itu.
4. Dalam pemira jenis media apa yang sering digunakan oleh mahasiswa
Fakultas Dakwah?
Jawaban: Ya menurut saya kaya menggunakan media sosial gitu. Dengan
menyebarkan foto-foto calon kandidat biar mahasiswa yang lain mengetahui
dan juga penyebaran informasi tapi informasi yang pengalihan isu aja kaya
propaganda gitu.
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penggunaan media komunikasi dalam
pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: kelebihanya mahasiswa-mahasiswa yang belum paham organisasi
mereka jadi tau pentingnya sebuah organisasi khususnya untuk memajukan
potensi pribadi masing-masing, kekurangnya banyak timbulnya miss
komunikasi kaya gitu karena kurangnya kemaksimalan dalam komunikasi
berorganisasi.
HASIL WAWANCARA
Nama : Erin Riani
Progdi/Semester: Pengembangan Masyarakat Islam/Empat
1. Apa yang di maksud dengan Pemira?
Jawaban: Pemilihan umum raya buat mahasiswa menurut saya.
2. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah berapa kali mengikuti
kegiatan Pemira Fakultas Dakwah ?
Jawaban: Ikut terus sih.
3. Bagaimana proses pelaksanaan Pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Kalau untuk prorsesnya sih seperti halnya kaya di pemilu pada
umunya cuman yang membedakan di ruang lingkupnya aja gitu. Terus juga di
pemira menurut pandangan saya sih proses kampanyenya tuh lebih ke badan
organisasi dari mahasiswa masing-masing begitu.
4. Dalam pemira jenis media apa yang sering digunakan oleh mahasiswa
Fakultas Dakwah?
Jawaban: Pernah denger juga tentang pengalihan isu dari calon dan pas
memilih kok beda nggak sesuai sama yang diperkiraan begitu, dan penyebaran
foto kandidat secara serenta di story Whattsapp.
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penggunaan media komunikasi dalam
pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: kelebihanya pemira jadi lebih efisien dalam penyampaianya,
pesanya juga lebih bisa diterima dengan cepat oleh para mahasiswa, meskipun
kadang waktu atau moment sosialisasinya kurang tepat kaya pas waktu libur
seperti itu.
HASIL WAWANCARA
Nama : Dira Noermalla
Progdi/Semester : Komunikasi dan Peniyiaran Islam/Delapan
1. Apa yang di maksud dengan Pemira?
Jawaban: Menurut saya itu adalah pemilihan umu raya
2. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah berapa kali mengikuti
kegiatan Pemira Fakultas Dakwah ?
Jawaban: Alhamdulillah selalu mengikuti
3. Bagaimana proses pelaksanaan Pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Kalo menururt saya ya kaya pemilu pada umumnya, pakai bilik
suara kertas pencoblosan ada juga kampanyenya seperti itu.
4. Dalam pemira jenis media apa yang sering digunakan oleh mahasiswa
Fakultas Dakwah?
Jawaban:Pernah sih menerima isu-isu gitu dan pernah juga melihat story
Whattshap dan instagram seperti itu yang menstorykan beberapa kandidat
pemira di fakultas dakwah.
5. Bagaimana kelebihan dnan kekurangan penggunaan media komunikasi dalam
pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Kelebihanya bisa menyeluruh ya karena mahasiswa rata-rata
sekarang aktif di media sosial, dan bisa dijadikan sebagai alat belajar
mahasiswa kedepanya di masyarakat dan menurut saya kekurangnya lebih
profokatif.
HASIL WAWANCARA
Nama : Amrina Rosyada
Progdi/Semester : Management Dakwah/Dua
1. Apa yang di maksud dengan Pemira?
Jawaban: Menurut saya itu pemilihan umum raya
2. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah berapa kali mengikuti
kegiatan Pemira Fakultas Dakwah ?
Jawaban: Mengikuti pertama kali dan baru sekali .
3. Bagaimana proses pelaksanaan Pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Kurang paham sih, karena cumin mengikuti teman-teman yang lain
saja
4. Dalam pemira jenis media apa yang sering digunakan oleh mahasiswa
Fakultas Dakwah?
Jawaban: Pernah sih ada story Whattshap gitu mengenai salah satu dari calon
kandidat.
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penggunaan media komunikasi dalam
pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Kelebihanya ya menurut saya jadi bisa berkomunikasi dengan baik
untuk mewujudkan demokrasi yang lebih baik juga. Kekurangnya kurang
efisien menurut saya kalo hanya melalui media sosial.
HASIL WAWANCARA
Nama : Puji Lestari
Progdi/Semester : Komunikasi dan penyiaran Islam/Delapan
1. Apa yang di maksud dengan Pemira?
Jawaban: Pemilihan perwakilan dari mahasiswa untuk melatih birokrasi
kampus.
2. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah berapa kali mengikuti
kegiatan Pemira Fakultas Dakwah ?
Jawaban: Selama ini belum
3. Bagaimana proses pelaksanaan Pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Kurang begitu paham, karena pas mau adanya pemira itu selalu pas
liburan kalau tidak ya pas agenda UAS kaya gitu.
4. Dalam pemira jenis media apa yang sering digunakan oleh mahasiswa
Fakultas Dakwah?
Jawaban: Belum begitu paham juga sih, tapi ya pernah menerima kaya
kampanye di Whattshap sama Instagram seperti itu.
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penggunaan media komunikasi dalam
pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Kelebihanya menurut saya yaa bagus banget gitu dengan
komunikasi kan kita jadi lebih tau tu kebutuhan dari mahasiswa dan bisa
menampung aspirasi dari mahasiswa kekurangnya menurut saya yang dia ajak
komunikasi atau yang sering berinteraksi itu hanya itu-itu saja jadi kaya
kurang merangkul seluruh elemen jadi biasanya ada juga yang gak mekitu
pemira.
HASIL WAWANCARA
Nama : Desy Widarwati
Progdi/Semester : Komunikasi dan Penyiaran Islam/Delapan
1. Apa yang di maksud dengan Pemira?
Jawaban: Menurutn saya pemira merupakan pemilihan umum raya untuk
mahasiswa di ranah kampus.
2. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah berapa kali mengikuti
kegiatan Pemira Fakultas Dakwah ?
Jawaban: Selalu mengikuti kegiatan
3. Bagaimana proses pelaksanaan Pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Berjalan layaknya pemilu pada umunya. Dan sudah cukup baik
menurut saya. Pernah juga ada bahwa pada tahun 2016 telah terjadi konflik
sebelum pemungutan suara di lakukan. Salah satu jurusan yang berada di
dalam Fakultas Dakwah melakukan gugatan kepada KPUM mengenai
kejelasan kriteria calon kandidat. Pasalnya salah satu calon kandidat saat itu
yang di ajukan telah menjabat sebagai ketua jurusan di tahun sebelumnya,
padahal di dalam Undang-undangnya telah di jelaskan ketika sudah menjabat
satu periode maka dilarang untuk menjabat lagi. Kemudian mereka
mendapatkan penjelasan dari KPUM dan BANWASLU yang akhirnya mereka
mendaftarkan dengan calon yang berbeda di dalam pemira putaran kedua. Dan
akhirnya dari dua calon kandidat jurusan tersebut salah satunya meraih
kemenangan.
4. Dalam pemira jenis media apa yang sering digunakan oleh mahasiswa
Fakultas Dakwah?
Jawaban: Kalau proses kampayenya lebih ke penggunaan media sosial.
Seperti Whattsap seperti itu. Kaya dijadikan history dan dari foto kandidatnya
tu diedit biar menarik kemudian dijadikan sebagai alat kampanye dan ada juga
penyebaran informasi yang hanya isu belaka atau biasa disebut propaganda
menurut saya. Dan biasaya juga ada teknik obrolan-obrolan pribadi seperti itu.
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penggunaan media komunikasi dalam
pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Kelebihanya menururt saya bisa menyampaikan ide-ide kita demi
kemajuan Fakultas kedepanya
HASIL WAWANCARA
Nama : Icha Lestyana
Progdi/Semester : Komunikasi dan Penyiaran Islam/Enam
1. Apa yang di maksud dengan Pemira?
Jawaban: Menurut saya pemilihan umum raya
2. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah berapa kali mengikuti
kegiatan Pemira Fakultas Dakwah ?
Jawaban: Belum pernah mengikuti, karena sibuk dengan kegiatan kaya UAS
gitu dan mesti bertabrakan pas liburan gitu.
3. Bagaimana proses pelaksanaan Pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Belum begitu paham si kalau saya
4. Dalam pemira jenis media apa yang sering digunakan oleh mahasiswa
Fakultas Dakwah?
Jawaban: Pernah sih sesekali denger-denger info soal pemira terkait.
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penggunaan media komunikasi dalam
pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Bisa belajar mengenai demokrasi kampus menurut saya melalui
media komunikasi yang digunakan seperti itu.
HASIL WAWANCARA
Nama : Reza Sanjaya
Progdi/Semester : Psikologi Islam/Dua
1. Apa yang di maksud dengan Pemira?
Jawaban: Kegiatan pemilu tapi di kampus menurut saya
2. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah berapa kali mengikuti
kegiatan Pemira Fakultas Dakwah ?
Jawaban: Baru sekali, itu aja ajakan teman
3. Bagaimana proses pelaksanaan Pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Tidak begitu tau
4. Dalam pemira jenis media apa yang sering digunakan oleh mahasiswa
Fakultas Dakwah?
Jawaban: Kalo kemaren sih aku dapetnya dari story Whattshap gitu
5. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penggunaan media komunikasi dalam
pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Ya jadi bisa mengenal lebih banyak teman.
HASIL WAWANCARA
Nama : Dilla Nurida
Progdi/Semester : Komunikasi dan Penyiaran Islam/Enam
1. Apa yang di maksud dengan Pemira?
Jawaban: bahwa pemira adalah sebuah kegiatan dimana yang dilakukan
mahasiswa untuk menentukan calon pemimpin.
2. Selama menjadi mahasiswa Fakultas Dakwah sudah berapa kali mengikuti
kegiatan Pemira Fakultas Dakwah ?
Jawaban: Sejauh ini selalu mengikuti terus
3. Bagaimana proses pelaksanaan Pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: Dengan pelaksanaan pemira di dalam Fakultas Dakwah maka
secara tidak langsung mahasiswa melakukan interaksi sosial di dalam kegiatan
politik kampus. Maka dari itu peran pemira dalam Fakultas Dakwah dirasakan
sangat peting karena sebagai tempat mahasiswa dalam menyuarakan hak
pilihnya. Pada saat itu pernah ada suatu kejadian pemilihan ketua jurusan
salah satu di Fakultas Dakwah, dimana pada saat itu ketua jurusan yang sudah
menjabat pada tahun sebelumnya di calonkan kembali namun ketika proses
pendaftaran berlangsung calon kandidat tersebut tidak lolos seleksi
administrasi karena di anggap telah mencalonkan kembali ketua jurusan di
tahun sebelumnya. Kemudia dari mahasiswa jurusan tersebut melakukan
DEMO yang ditujukan kepada KPUM IAIN Salatiga untuk mendapatkan
kejelasan terhadap persyaratan untuk mencalonkan sebagai salah satu kandidat
pemira Fakultas Dakwah. Yang kemudian selang beberapa jam akhirnya pihak
KPUM dan BAWASLU mengundang beberapa pihak dari mahasiswa Jurusan
tersebut untuk memberikan penjelasan bahwasanya di dalam Udang-Undang
SEMA di larang dengan adanya pencalonan kembali dari ketua jurusan yang
telah berakhir masa jabatanya pada tahun sebelumnya.
4. Dalam pemira jenis media apa yang sering digunakan oleh mahasiswa
Fakultas Dakwah?
Jawaban: Lebih menggunakan teknik propaganda seperti itu layaknya
pengalihan penyebaran pesan tapi itu hanya isu, dan kampanyenya dengan
pamflet dan menggunakan Whatsshap sama Instagram dengan dijadikan di
Storynya aja.
5. Bagaimana kelebihan dnan kekurangan penggunaan media komunikasi dalam
pemira di Fakultas Dakwah?
Jawaban: manfaatnya yang dapat diperoleh yaitu bisa saling mengenal satu
sama lain, belajar koordinasi, belajar mengenai sistem politik dan kegiatanya
untuk membangun kampus yang lebih madani. kekurangnya tidak terlalu
banyak hanya saja sedikit lebih membahayakan yaitu adanya konflik yang
berkepanjangan dalam berkomunikasi antar mahasiswa bahkan berdampak
kepada kampus maupun fakultas.
LAMPIRAN
Gambar kampanye melalui Whattshap , instagram, dan Pamflet
Gambar kampanye melalui Whattshap , instagram, dan Pamflet
Gambar kamanye melalui Whattshap , instagram, dan Pamflet
Proses perhitungan suara Pemira fakultas Dakwah