Download - Pemikiran Socrates
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
1/23
PEMIKIRAN SOCRATES, PLATO, ARISTOTELES, XENOPHONE
SOCRATES
Socrates lahir di Athena pada tahun 470 sebelum Masehi dan meninggal pada tahun 399 SM.
Bapaknya tukang pembuat patung, ibunya bidan. Pada permulaannya Socrates mau menuruti
jejak bapaknya, sebagai tukang pembuat patung. Namun, ia berganti haluan: dari membentukbatu jadi patung ia membentuk watak manusia.
Masa hidupnya hampir sejalan dengan perkembangan sufisme di Athena. Socrates bergaul
dengan semua orang, tua dan muda, kaya dan miskin. Ia seorang filosof dengan coraknya sendiri.Ajaran filosofinya tak pernah dituliskannya, melainkan dilakukannya dengan perbuatan, dengan
cara hidup. Menurut kata teman-temannya: Socrates demikian adil, sehingga ia tak pernah
berlaku zalim. Ia begitu pandai menguasai dirinya, sehingga ia tak pernah memuaskan hawanafsu dengan merugikan kepentingan umum. Ia demikian cerdiknya, sehingga ia tak pernah
khilaf dalam menimbang buruk baik.
Socrates tidak pernah menuliskan filosofinya. Jika ditilik benar-benar, ia malah tidakmengajarkan filosofi, melainkan hidup berfilosofi. Bagi dia filosofi bukan isi, bukan hasil, bukan
ajaran yang berdasarkan dogma, melainkan fungsi yang hidup. Filosofinya mencari kebenaran.Oleh karena ia mencari kebenaran, ia tidak mengajarkan. Ia bukan ahli pengetahuan, melainkanpemikir. Oleh karena Socrates tidak menuliskan filosofinya, maka sulit sekali mengetahui
dengan kesahihan ajarannya. Ajarannya itu hanya dikenal dari catatan-catatan murid-muridnya,
terutama Xenephon dan Plato. Catatan Xenephon kurang kebenarannya, karena ia sendiri bukan
seorang filosof. Untuk mengetahui ajaran Socrates, orang banyak bersandar kepada Plato. Dalamuraian-uraian Plato, yang kebanyakan berbentuk dialog, hampir selalu Socrates yang
dikemukakannya. Ia memikir, tetapi keluar seolah-olah Socrates yang berkata.
Tujuan filosofi Socrates ialah mencari kebenaran yang berlaku untuk selama-lamanya. Di siniberlainan pendapatnya dengan guru-guru sofis, yang mengajarkan, bahwa semuanya relatif dan
subyektif dan harus dihadapi dengan pendirian yang skeptis. Socrates berpendapat, bahwa
kebenaran itu tetap dan harus dicari. Dalam mencari kebenaran itu ia tidak memikir sendiri,melainkan setiap kali berdua dengan orang lain, dengan jalan tanya jawab. Orang yang kedua itu
tidak dipandangnya sebagai lawannya, melainkan sebagai kawan yang diajak bersama-sama
mencari kebenaran. Kebenaran harus lahir dari jiwa kawan bercakap itu sendiri. Ia tidak
mengajarkan, melainkan menolong mengeluarkan apa yang tersimpan di dalam jiwa orang.Sebab itu metodenya disebut maieutik, menguraikan, seolah-olah menyerupai pekerjaan ibunya
sebagai dukun beranak.
Socrates mencari pengertian, yaitu bentuk yang tetap daripada sesuatunya. Sebab itu ia selalubertanya: apa itu? Apa yang dikatakan berani, apa yang disebut indah, apa yang bernama adil?
Pertanyaan tentang apa itu harus lebih dahulu daripada apa sebab. Ini biasa bagi manusia dalam
hidup sehari-hari. Anak kecil pun mulai bertanya dengan apa itu. Oleh karena jawab tentang apaitu harus dicari dengan tanya jawab yang mungkin meningkat dan mendalam, maka Socrates
diakui pulasejak keterangan Aristoteles sebagai pembangun dialektik pengetahuan. Tanya jawab,
yang dilakukan secara meningkat dan mendalam, melahirkan pikiran yang kritis. Dalam berjuang
mencari kebenaran yang umum lakunya, yaitu mencari pengetahuan yang sebenar-benarnya,terletak seluruh filosofinya.
Oleh karena Socrates mencari kebenaran yang tetap dengan tanya-jawab sana dan sini, yang
kemudian dibulatkan dengan pengertian, maka jalan yang ditempuhnya ialah metode induksi dandefinisi. Kedua-duanya itu bersangkut-paut. Induksi menjadi dasar definisi.
http://arunadarmaja.blogspot.com/2010/01/pemikiran-socrates-plato-aristoteles.htmlhttp://arunadarmaja.blogspot.com/2010/01/pemikiran-socrates-plato-aristoteles.htmlhttp://arunadarmaja.blogspot.com/2010/01/pemikiran-socrates-plato-aristoteles.htmlhttp://arunadarmaja.blogspot.com/2010/01/pemikiran-socrates-plato-aristoteles.html -
7/29/2019 Pemikiran Socrates
2/23
Induksi yang menjadi metode Socrates ialah memperbandingkan secara kritis. Ia tidak berusaha
mencapai dengan contoh dan persamaan, dan diuji pula dengan saksi dan lawan saksi. Seperti
disebut di atas, dari lawannya bersoal jawab, yang masing-masing terkenal sebagai ahli dalamhaknya sendiri-sendiri, dikehendakinya definisi tentang berani indah dan lain sebagainya.
Pengertian yang diperoleh itu diujikan kepada beberapa keadaan atau kejadian yang nyata.
Apabila dalam pasangan itu pengertian tidak mencukupi, maka dari ujian itu pengertian dicariperbaikan definisi. Definisi yang tercapai dengan cara begitu diuji pula sekali lagi untuk
mencapai perbaikan yang lebih sempurna. Demikianlah seterusnya. Begitulah cara Socrates
mencapai pengertian. Dengan melalui induksi sampai kepada definisi. Definisi yaitupembentukan pengertian yang umum lakunya. Induksi dan definisi menuju pengetahuan yang
berdasarkan pengertian.
Budi ialah tahu, kata Socrates. Inilah inti sari daripada etiknya. Orang yang berpengetahuan
dengan sendirinya berbudi baik. Paham etiknya itu kelanjutan dari metodenya. Induksi dandefinisi menuju kepada pengetahuan yang berdasarkan pengertian. Dari mengetahui beserta
keinsafan moral, mesti menimbulkan budi. Apabila budi adalah tahu, maka tak ada orang yang
sengaja, atas maunya sendiri, berbuat jahat. Kedua-duanya, budi dan tahu, bersangkut-paut.
Apabila budi adalah tahu, berdasarkan timbangan yang benar, maka jahat hanya datang dariorang yang tidak mengetahui, orang yang tidak mempunyai pertimbangan atau penglihatan yang
benar.Orang yang kesasar adalah kurban daripada kekhilafananya sendiri. Kesasar bukanlah perbuatan
yang disengaja. Tidak ada orang yang khilaf atas maunya sendiri.
Oleh karena budi adalah tahu, maka siapa yang tahu akan kebaikan dengan sendirinya terpaksaberbuat baik. Untuk itu perlulah orang pandai menguasai diri dalam segala keadaan. Dalam suka
maupun duka. Dan apa yang pada hakekatnya baik, adalah juga baik bagi kita sendiri. Jadinya,
menuju kebaikan adalah jalan yang sebaik-baiknya untuk mencapai kesenangan hidup.
Kesenangan hidup tidak pernah dipersoalkan oleh Socrates, sehingga murid-muridnya kemudianmemberikan pendapat mereka sendiri-sendiri tentang kesenangan hidup.
PLATO (427-347 B.C)
Plato lahir pada tahun 428/7 sebelum masehi dari keluarga terkemuka di Athena, ayahnyabernama Ariston dan ibunya bernama Periktione. Ketika bapaknya meninggal ibunya menikah
lagi dengan adik ayahnya Plato yang bernama Pyrilampes yang tidak lain adalah seorang
politikus, dan Plato banyak terpengaruh dengan kehadiran pamannya ini. Karena sejak kehadiranpamannya ini ia banyak bergaul dengan para politikus Athena.
Selain para politikus ia juga banyak dipengaruhi oleh Kratylos, seorang filusuf yang meneruskan
ajaran Herakleitos yang mempunyai pendapat bahwa dunia ini terus berubah. Dari pergaulan
dengan para politikus, Plato akhirnya menelurkan sebuah pemikiran bahwa pemimpin suatunegara haruslah seorang filusuf, hal ini dilontarkan karena kekecewaannnya atas kepemimpinan
para politikus yang ada pada saat itu, terutama yang berkaitan dengan kematian gurunya, yaitu
Socrates, di persidangan yang berakhir pada kematian gurunya tersebut.Pada perkembangan selanjutnya Plato mendirikan Akademia sebagai pusat penyelidikan ilmiah
dan di sekolah ini ia berusaha merealisasikan cita-citanya yaitu menjadikan filsuf-filsuf yang siap
menjadi pemimpin negara, dan akademia inilah awal dari munculnya universitas-universitas saatini karena lebih menekankan pada kajian ilmiah bukan sekedar reotrika. Ia terus mengepalai dan
mengajar di akademia ini hingga akhir hayatnya.
Dalam menelurkan karya-karya fisafatnya Plato menggunakan metode dialog, karena ia percaya
filsafat akan lebih baik dan teruji jika dilakukan melalui dialog dan banyak dari karya-karyanya
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
3/23
disampaikan secara lisan di akademia-nya. Di satu sisi ia masih mempercayai beberap mitos
yang digunakan olehnya untuk mengemukakan dugaan-dugaan mengenai hal-hal duniawi. Ia
banyak dipengaruhi oleh gurunya, Socrates dalam pemikirannya.Idea merupakan inti dasar dari seluruh filasaft yang diajarkan oleh Plato. Ia beranggapan bahwa
idea merupakan suatu yang objektif, adanya idea terlepas dari subjek yang berfikir. Idea tidak
diciptakan oleh pemikiran individu, tetapi sebaliknya pemikiran itu tergantung dari idea-idea. Iamemberikan beberapa contoh seperti segitiga yang digambarkan di papan tulis dalam berbagai
bentuk itu merupakan gambaran yang merupakan tiruan tak sempurna dari idea tentang segitiga.
Maksudnya adalah berbagai macam segitiga itu mempunyai satu idea tentang segitiga yangmewakili semua segitiga yang ada.
Dalam menerangkan idea ini Plato menerangkan dengan teori dua dunianya, yaitu dunia yang
mencakup benda-benda jasmani yang disajikan pancaindera, sifat dari dunia ini tidak tetap terus
berubah, dan tidak ada suatu kesempurnaan. Dunia lainnya adalah dunia idea, dan dunia idea inisemua serba tetap, sifatnya abadi dan tentunya serba sempurna.
Idea mendasari dan menyebabkan benda-benda jasmani. Hubungan antara idea dan realitas
jasmani bersifat demikian rupa sehingga benda-benda jasmani tidak bisa berada tanpa
pendasaran oleh idea-idea itu. Hubungan antara idea dan realitas jasmani ini melalui 3 cara,pertama, idea hadir dalam benda-benda konkrit. Kedua, benda konkrit mengambil bagian dalam
idea, disini Plato memperkenalkan partisipasi dalam filsafat. Ketiga, Idea merupakan model ataucontoh bagi benda-benda konkrit. Benda-benda konkrit itu merupakan gambaran tak sempurna
yang menyerupai model tersebut.
Plato menganggap bahwa jiwa merupakan pusat atau intisari kepribadian manusia, danpandangannya ini dipengaruhi oleh Socrates, Orfisme dan mazhab Pythagorean. Salah satu
argumen yang penting ialah kesamaan yang terdapat antara jiwa dan idea-idea, dengan itu ia
menuruti prinsip-prinsip yang mempunyai peranan besar dalam filsafat. Jiwa memang mengenal
idea-idea, maka atas dasar prinsip tadi disimpulkan bahwa jiwapun mempunyai sifat-sifat yangsama dengan idea-idea, jadi sifatnya abadi dan tidak berubah. Plato mengatakan bahwa dengan
kita mengenal sesuatu benda atau apa yang ada di dunia ini sebenarnya hanyalah proses
pengingatan sebab menurutnya setiap manusia sudah mempunyai pengetahuan yang dibawanyapada waktu berada di dunia idea, dan ketika manusia masuk ke dalam dunia realitas jasmani
pengetahuan yang sudah ada itu hanya tinggal diingatkan saja, maka Plato menganggap juga
seorang guru adalah mengingatkan muridnya tentang pengetahuan yang sebetulnya sudah lamamereka miliki.
Ajaran Plato tentang etika kurang lebih mengatakan bahwa manusia dalam hidupnya mempunyai
tujuan hidup yang baik, dan hidup yang baik ini dapat dicapai dalam polis. Ia tetap memihak
pada cita-cita Yunani Kuno yaitu hidup sebagai manusia serentak juga berarti hidup dalam polis,ia menolak bahwa negara hanya berdasarkan nomos/adat kebiasaan saja dan bukan
physis/kodrat. Plato tidak pernah ragu dalam keyakinannya bahwa manusia menurut kodratnya
merupakan mahluk sosial, dengan demikian manusia menurut kodratnya hidup dalam polis ataunegara.
Menurut Plato negara terbentuk atas dasar kepentingan yang bersifat ekonomis atau saling
membutuhkan antara warganya maka terjadilah suatu spesialisasi bidang pekerjaan, sebab tidaksemua orang bisa mengerjakaan semua pekerjaan dalam satu waktu. Polis atau negara ini
dimungkinkan adanya perkembangan wilayah karena adanya pertambahan penduduk dan
kebutuhanpun bertambah sehingga memungkinkan adanya perang dalam perluasan ini. Dalam
menghadapi hal ini maka di setiap negara harus memiliki penjaga-penjaga yang harus dididik
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
4/23
khusus. Mereka harus mempelajari, senam yang lebih umum dan keras dan sebaiknya dilakukan
paa usia 18 - 20 tahun. Dari sini diseleksi lagi untuk dijadikan calon pemimpin politik, dan untuk
membentuk pemimpin in mereka harus belajar filsafat hingga usia 30 tahun, tujuan belajarfilsafat ini untuk melatih mereka dalam mencari kebenaran. Dari sini diseleksi lagi dan mereka
yang lulus seleksi akan mempelajari filsafat dan dialektika secara lebih intensif selama 5 tahun.
Dan jika dalam pendidikan ini berhasil maka selama 15 tahun ia menduduki beberapa jabatannegara yang tujuannya agar mereka tahu pekerjaan-pekerjaan negara. Dan pada usia 50 tahun
baru mereka siap menjadi seorang pemimpin.
Ada tiga golongan dalam negara yang baik, yaitu pertama, Golongan Penjaga yang tidak lainadalah para filusuf yang sudah mengetahui yang baik dan kepemimpinan dipercayakan pada
mereka. Kedua, Pembantu atau Prajurit. Dan ketiga, Golongan pekerja atau petani yang
penanggung kehidupan ekonomi bagi seluruh polis.Plato tidak begitu mementingkan adanya
undang-undang dasar yang bersifat umum, sebab menurutnya keadaan itu terus berubah-ubahdan peraturan itu sulit disama-ratakan itu semua tergantung masyarakat yang ada di polis
tersebut.
Adapun negara yang diusulkan oleh Plato berbentuk demokrasi dengan monarkhi, karena jika
hanya monarkhi maka akan terlalu banyak kelaliman, dan jika terlalu demokrasi maka akanterlalu banyak kebebasan, sehingga perlu diadakan penggabungan, dan negara ini berdasarkan
pada pertanian bukan perdagangan. Hal ini dimaksudkan menghindari nasib yang terjadi diAthena.
ARISTOTELES (384-322 B.C)
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya termasukwilayah Makedonia Tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari
Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles bergabung menjadi murid Plato. Belakangan ia
meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan
akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia.Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan
dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang
dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Filsafat Aristoteles berkembang pada waktu ia memimpinLyceum, yang mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap
sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang metafisika, fisika,
etika, politik, kedokteran dan ilmu alam.Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan
spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan
analisa kritis, dan pencarian terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam. Plato
menyatakan teori tentang bentuk-bentuk ideal benda, sedangkan Aristoteles menjelaskan bahwamateri tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Selanjutnya ia menyatakan bahwa
bentuk materi yang sempurna, murni atau bentuk akhir, adalah apa yang dinyatakannya sebagai
theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan. LogikaAristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat
ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun
demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen danberpikir induktif (inductive thinking).
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari
bentuk demokrasi dan monarkhi. Karena luasnya lingkup karya-karya dari Aristoteles, maka
dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
5/23
bidang-bidang yang sangat beragam sekali seperti fisika, astronomi, biologi, psikologi,
metafisika (misalnya studi tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam),
logika formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebih merupakan
penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation), banyak teori-teorinya
yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teoritersebut karena dianggap masuk akal dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya,
meskipun kemudian ternyata bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada
asumsi-asumsi yang keliru.Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran Barat dan
pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi
Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas pada abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh
Maimonides (1135-1204), dan dengan teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126-1198). Bagimanusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif
terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu
pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh
Dante Alighieri.XENOPHON (440-355 B.C)
Sesungguhnya persoalan ekonomi sama tuanya dengan keberadaan manusia itu sendiri. Tetapibukti-bukti konkrit paling awal yang bisa ditelusuri ke belakang hanya hingga masa Yunani
Kuno (Deliarnov, 2003: 11). Seperti yang sudah diketahui, kata "ekonomi" sendiri berasal dari
penggabungan dua suku kata Yunani: oikos dan nomos, yang berarti pengaturan ataupengelolaan rumah tangga. Istilah tersebut pertama kali digunakan oleh Xenophone, seorang
filsuf Yunani.
Pada masa Yunani Kuno sudah ada teori dan pemikiran tentang uang, bunga, jasa tenaga kerja
manusia dari perbudakan dan perdagangan. Bukti tentang itu dapat dilihat dari buku Respublikayang ditulis Plato (427-347 SM) sekitar 400 tahun sebelum Masehi. (Deliarnov, 2003: 12).
Karena dia yang melahirkan pemikiran paling awal tentang perekonomian, maka pemikirannya
tentang praktek ekonomi banyak dipelajarai orang. Hanya sayang, walau Plato ada membahasmasalah-masalah ekonomi, tetapi pembahasan itu tidak dilakukan secara khusus, melainkan
sejalan dengan pemikiran tentang bentuk suatu masyarakat sempurna, atau sebuah utopia.
Pada masa Yunani Kuno memang pembahasan tentang ekonomi masih merupakan bagianFilsafat, khususnya filsafat moral. Gagasan Plato tentang ekonomi timbul secara tidak sengaja
dari pemikirannya tentang keadilan (justice) dalam sebuah negara ideal (ideal state). Dalam
sebuah negara ideal, demikian Plato, kemajuan tergantung pada pembagian kerja (division of
labor) yang timbul secara alamiah dalam masyarakat.Suatu hal yang patut dicatat dari masa Yunani Kuno ini adalah bahwa orang sudah mengenal
hedonisme, yang dapat dikatakan sebagai cikal bakal paham materialistik yang dikembangkan di
Eropa pada abad ke-17 dan ke-18 kemudian. Hedonisme merupakan paham materialismemekanistik, yang menganggap kenikmatan egoistis sebagai tujuan akhir dari kehidupan manusia.
Paham yang pertama kali digagas oleh Aristippus ini menganggap bahwa kenikmatan adalah
tujuan akhir dari kehidupan manusia.Platolah orang pertama yang mengecam konsep itu. Palto sudah melihat bahwa konsep itu akan
mendatangkan gap dalam masyarakat. Ada yang akan hidup berkemewahan, sementara yang
lainnya akan sengsara setengah mati. Teori Plato yang masih relevan dengan keadaan sekarang
adalah pendapatnya tentang fungsi uang. Dalam bukunya Politika, Plato menjelaskan bahwa
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
6/23
selain sebagai alat tukar, uang juga berfungsi sebagai alat pengukur nilai dan alat untuk
menimbun kekayaan.
Selain Plato pada zaman ini ada juga Aristoteles yang masih merupakan murid Plato. KontribusiAristoteles yang paling besar terhadap ilmu ekonomi ialah pemikirannya tentang pertukaran
barang (exchange of commodities) dan kegunaan uang dalam pertukaran barang tersebut.
Menurut pandangan Aristoteles, kebutuhan manusia (mans need) tidak terlalu banyak, tetapikeinginannya (mans desire) relatif tanpa batas.
Dalam mengamati proses ekonomi, Aristoteles membedakannya atas dua cabang, yaitu kegunaan
(use) dan keuntungan (gain). Lebih spesifik, ia membedakan oeconomia dan chrematistike.Oeconomia didefinisikannya sebagai "the art of household management, the administrations of
ones patrimony, the careful husbanding of resources". Sedangkan chrematistike, yang tak ada
padanan katanya dalam bahasa Inggris, juga Indonesia, mengimplikasikan penggunaan
sumberdaya alam atau ketrampilan manusia untuk tujuan-tujuan yang acquisitive sifatnya.Dalam chrematistike berdagang adalah aktivitas ekonomi yang tidak didorong oleh motif faedah
(use), melainkan lab (gain). (Deliarnov, 2003 : 15)
Selain Plato dan Aristoteles, pemikir masa Yunani Kuno yang harus disimak pendapatnya adalah
Xenophon (440 355 SM). Sebagai mana sudah disinggung sebelumnya, kata-kata ekonomi(dari oikos dan nomos) adalah "ciptaan" Xenophon. Karya utamanya adalah "On the Means of
Improving the Revenue of the State of Athens". Menurutnya negara Athena yang punyabeberapa kelebihan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan negara. Athena
potensial untuk menarik pedagang dan pengunjung dari daerah-daerah lain. Hal ini menunjukkan
bahwa spirit merkantilisme sudah ada pada masa Yunani Kuno, yang menganjurkan orangmelakukan perdagangan dengan negara-negara lain. Juga spirit kepariwisataan, yang
menganjurkan masyarakat melayani para pengunjung yang datang berdamawisata dilayani
sebaik-baiknya., sebab yang datang akan membawa kemakmuran bagi masyarakat daerah yang
dikunjungi. http://arunadarmaja.blogspot.com/2010/01/pemikiran-socrates-plato-aristoteles.html
SOCRATES, PLATO DAN ARISTOTELES
SOCRATES
Socrates lahir di Athena pada tahun 470 sebelum Masehi dan meninggal pada
http://arunadarmaja.blogspot.com/2010/01/pemikiran-socrates-plato-aristoteles.htmlhttp://arunadarmaja.blogspot.com/2010/01/pemikiran-socrates-plato-aristoteles.html -
7/29/2019 Pemikiran Socrates
7/23
tahun 399 SM. Bapaknya tukang pembuat patung, ibunya bidan. Pada
permulaannya Socrates mau menuruti jejak bapaknya, sebagai tukang pembuat
patung. Namun, ia berganti haluan: dari membentuk batu jadi patung ia
membentuk watak manusia.
Masa hidupnya hampir sejalan dengan perkembangan sufisme di Athena. Socrates
bergaul dengan semua orang, tua dan muda, kaya dan miskin. Ia seorang filosofdengan coraknya sendiri. Ajaran filosofinya tak pernah dituliskannya, melainkan
dilakukannya dengan perbuatan, dengan cara hidup. Menurut kata teman-
temannya: Socrates demikian adil, sehingga ia tak pernah berlaku zalim. Ia begitu
pandai menguasai dirinya, sehingga ia tak pernah memuaskan hawa nafsu dengan
merugikan kepentingan umum. Ia demikian cerdiknya, sehingga ia tak pernah khilaf
dalam menimbang buruk baik.
Socrates tidak pernah menuliskan filosofinya. Jika ditilik benar-benar, ia malah tidak
mengajarkan filosofi, melainkan hidup berfilosofi. Bagi dia filosofi bukan isi, bukan
hasil, bukan ajaran yang berdasarkan dogma, melainkan fungsi yang hidup.
Filosofinya mencari kebenaran. Oleh karena ia mencari kebenaran, ia tidak
mengajarkan. Ia bukan ahli pengetahuan, melainkan pemikir.
Oleh karena Socrates tidak menuliskan filosofinya, maka sulit sekali mengetahui
dengan kesahihan ajarannya. Ajarannya itu hanya dikenal dari catatan-catatan
murid-muridnya, terutama Xenephon dan Plato. Catatan Xenephon kurang
kebenarannya, karena ia sendiri bukan seorang filosof. Untuk mengetahui ajaran
Socrates, orang banyak bersandar kepada Plato. Dalam uraian-uraian Plato, yang
kebanyakan berbentuk dialog, hampir selalu Socrates yang dikemukakannya. Ia
memikir, tetapi keluar seolah-olah Socrates yang berkata.
Tujuan filosofi Socrates ialah mencari kebenaran yang berlaku untuk selama-
lamanya. Di sini berlainan pendapatnya dengan guru-guru sofis, yang mengajarkan,
bahwa semuanya relatif dan subyektif dan harus dihadapi dengan pendirian yangskeptis. Socrates berpendapat, bahwa kebenaran itu tetap dan harus dicari.
Dalam mencari kebenaran itu ia tidak memikir sendiri, melainkan setiap kali berdua
dengan orang lain, dengan jalan tanya jawab. Orang yang kedua itu tidak
dipandangnya sebagai lawannya, melainkan sebagai kawan yang diajak bersama-
sama mencari kebenaran. Kebenaran harus lahir dari jiwa kawan bercakap itu
sendiri. Ia tidak mengajarkan, melainkan menolong mengeluarkan apa yang
tersimpan di dalam jiwa orang. Sebab itu metodenya disebut maieutik,
menguraikan, seolah-olah menyerupai pekerjaan ibunya sebagai dukun beranak.
Socrates mencari pengertian, yaitu bentuk yang tetap daripada sesuatunya. Sebab
itu ia selalu bertanya: apa itu? Apa yang dikatakan berani, apa yang disebut indah,apa yang bernama adil? Pertanyaan tentang apa itu harus lebih dahulu daripada
apa sebab. Ini biasa bagi manusia dalam hidup sehari-hari. Anak kecil pun mulai
bertanya dengan apa itu. Oleh karena jawab tentang apa itu harus dicari
dengan tanya jawab yang mungkin meningkat dan mendalam, maka Socrates
diakui pulasejak keterangan Aristotelessebagai pembangun dialektik
pengetahuan. Tanya jawab, yang dilakukan secara meningkat dan mendalam,
melahirkan pikiran yang kritis. Dalam berjuang mencari kebenaran yang umum
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
8/23
lakunya, yaitu mencari pengetahuan yang sebenar-benarnya, terletak seluruh
filosofinya.
Oleh karena Socrates mencari kebenaran yang tetap dengan tanya-jawab sana dan
sini, yang kemudian dibulatkan dengan pengertian, maka jalan yang ditempuhnya
ialah metode induksi dan definisi. Kedua-duanya itu bersangkut-paut. Induksi
menjadi dasar definisi.Induksi yang menjadi metode Socrates ialah memperbandingkan secara kritis. Ia
tidak berusaha mencapai dengan contoh dan persamaan, dan diuji pula dengan
saksi dan lawan saksi. Seperti disebut di atas, dari lawannya bersoal jawab, yang
masing-masing terkenal sebagai ahli dalam haknya sendiri-sendiri, dikehendakinya
definisi tentang berani indah dan lain sebagainya. Pengertian yang diperoleh itu
diujikan kepada beberapa keadaan atau kejadian yang nyata. Apabila dalam
pasangan itu pengertian tidak mencukupi, maka dari ujian itu pengertian dicari
perbaikan definisi. Definisi yang tercapai dengan cara begitu diuji pula sekali lagi
untuk mencapai perbaikan yang lebih sempurna. Demikianlah seterusnya. Begitulah
cara Socrates mencapai pengertian. Dengan melalui induksi sampai kepada definisi.
Definisi yaitu pembentukan pengertian yang umum lakunya. Induksi dan definisi
menuju pengetahuan yang berdasarkan pengertian.
Budi ialah tahu, kata Socrates. Inilah inti sari daripada etiknya. Orang yang
berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Paham etiknya itu kelanjutan dari
metodenya. Induksi dan definisi menuju kepada pengetahuan yang berdasarkan
pengertian. Dari mengetahui beserta keinsafan moral, mesti menimbulkan budi.
Apabila budi adalah tahu, maka tak ada orang yang sengaja, atas maunya sendiri,
berbuat jahat. Kedua-duanya, budi dan tahu, bersangkut-paut. Apabila budi adalah
tahu, berdasarkan timbangan yang benar, maka jahat hanya datang dari orang
yang tidak mengetahui, orang yang tidak mempunyai pertimbangan atau
penglihatan yang benar. Orang yang kesasar adalah kurban daripadakekhilafananya sendiri. Kesasar bukanlah perbuatan yang disengaja. Tidak ada
orang yang khilaf atas maunya sendiri.
Oleh karena budi adalah tahu, maka siapa yang tahu akan kebaikan dengan
sendirinya terpaksa berbuat baik. Untuk itu perlulah orang pandai menguasai diri
dalam segala keadaan. Dalam suka maupun duka. Dan apa yang pada hakekatnya
baik, adalah juga baik bagi kita sendiri. Jadinya, menuju kebaikan adalah jalan yang
sebaik-baiknya untuk mencapai kesenangan hidup. Kesenangan hidup tidak
pernah dipersoalkan oleh Socrates, sehingga murid-muridnya kemudian
memberikan pendapat mereka sendiri-sendiri tentang kesenangan hidup.
PLATOPlato lahir pada tahun 428/7 sebelum masehi dari keluarga terkemuka di Athena,
ayahnya bernama Ariston dan ibunya bernama Periktione. Ketika bapaknya
meninggal ibunya menikah lagi dengan adik ayahnya Plato yang bernama
Pyrilampes yang tidak lain adalah seorang politikus, dan Plato banyak terpengaruh
dengan kehadiran pamannya ini. Karena sejak kehadiran pamannya ini ia banyak
bergaul dengan para politikus Athena.
Selain para politikus ia juga banyak dipengaruhi oleh Kratylos, seorang filusuf yang
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
9/23
meneruskan ajaran Herakleitos yang mempunyai pendapat bahwa dunia ini terus
berubah. Dari pergaulan dengan para politikus, Plato akhirnya menelurkan sebuah
pemikiran bahwa pemimpin suatu negara haruslah seorang filusuf, hal ini
dilontarkan karena kekecewaannnya atas kepemimpinan para politikus yang ada
pada saat itu, terutama yang berkaitan dengan kematian gurunya, yaitu Socrates,
di persidangan yang berakhir pada kematian gurunya tersebut.Pada perkembangan selanjutnya Plato mendirikan Akademia sebagai pusat
penyelidikan ilmiah dan di sekolah ini ia berusaha merealisasikan cita-citanya yaitu
menjadikan filsuf-filsuf yang siap menjadi pemimpin negara, dan akademia inilah
awal dari munculnya universitas-universitas saat ini karena lebih menekankan pada
kajian ilmiah bukan sekedar reotrika. Ia terus mengepalai dan mengajar di
akademia ini hingga akhir hayatnya.
Dalam menelurkan karya-karya fisafatnya Plato menggunakan metode dialog,
karena ia percaya filsafat akan lebih baik dan teruji jika dilakukan melalui dialog
dan banyak dari karya-karyanya disampaikan secara lisan di akademia-nya. Di satu
sisi ia masih mempercayai beberap mitos yang digunakan olehnya untuk
mengemukakan dugaan-dugaan mengenai hal-hal duniawi. Ia banyak dipengaruhi
oleh gurunya, Socrates dalam pemikirannya.
Idea merupakan inti dasar dari seluruh filasaft yang diajarkan oleh Plato. Ia
beranggapan bahwa idea merupakan suatu yang objektif, adanya idea terlepas dari
subjek yang berfikir. Idea tidak diciptakan oleh pemikiran individu, tetapi sebaliknya
pemikiran itu tergantung dari idea-idea. Ia memberikan beberapa contoh seperti
segitiga yang digambarkan di papan tulis dalam berbagai bentuk itu merupakan
gambaran yang merupakan tiruan tak sempurna dari idea tentang segitiga.
Maksudnya adalah berbagai macam segitiga itu mempunyai satu idea tentang
segitiga yang mewakili semua segitiga yang ada.
Dalam menerangkan idea ini Plato menerangkan dengan teori dua dunianya, yaitudunia yang mencakup benda-benda jasmani yang disajikan pancaindera, sifat dari
dunia ini tidak tetap terus berubah, dan tidak ada suatu kesempurnaan. Dunia
lainnya adalah dunia idea, dan dunia idea ini semua serba tetap, sifatnya abadi dan
tentunya serba sempurna.
Idea mendasari dan menyebabkan benda-benda jasmani. Hubungan antara idea
dan realitas jasmani bersifat demikian rupa sehingga benda-benda jasmani tidak
bisa berada tanpa pendasaran oleh idea-idea itu. Hubungan antara idea dan realitas
jasmani ini melalui 3 cara, pertama, idea hadir dalam benda-benda konkrit. Kedua,
benda konkrit mengambil bagian dalam idea, disini Plato memperkenalkan
partisipasi dalam filsafat. Ketiga, Idea merupakan model atau contoh bagi benda-benda konkrit. Benda-benda konkrit itu merupakan gambaran tak sempurna yang
menyerupai model tersebut.
Plato menganggap bahwa jiwa merupakan pusat atau intisari kepribadian manusia,
dan pandangannya ini dipengaruhi oleh Socrates, Orfisme dan mazhab
Pythagorean. Salah satu argumen yang penting ialah kesamaan yang terdapat
antara jiwa dan idea-idea, dengan itu ia menuruti prinsip-prinsip yang mempunyai
peranan besar dalam filsafat. Jiwa memang mengenal idea-idea, maka atas dasar
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
10/23
prinsip tadi disimpulkan bahwa jiwapun mempunyai sifat-sifat yang sama dengan
idea-idea, jadi sifatnya abadi dan tidak berubah.
Plato mengatakan bahwa dengan kita mengenal sesuatu benda atau apa yang ada
di dunia ini sebenarnya hanyalah proses pengingatan sebab menurutnya setiap
manusia sudah mempunyai pengetahuan yang dibawanya pada waktu berada di
dunia idea, dan ketika manusia masuk ke dalam dunia realitas jasmanipengetahuan yang sudah ada itu hanya tinggal diingatkan saja, maka Plato
menganggap juga seorang guru adalah mengingatkan muridnya tentang
pengetahuan yang sebetulnya sudah lama mereka miliki.
Ajaran Plato tentang etika kurang lebih mengatakan bahwa manusia dalam
hidupnya mempunyai tujuan hidup yang baik, dan hidup yang baik ini dapat dicapai
dalam polis. Ia tetap memihak pada cita-cita Yunani Kuno yaitu hidup sebagai
manusia serentak juga berarti hidup dalam polis, ia menolak bahwa negara hanya
berdasarkan nomos/adat kebiasaan saja dan bukan physis/kodrat. Plato tidak
pernah ragu dalam keyakinannya bahwa manusia menurut kodratnya merupakan
mahluk sosial, dengan demikian manusia menurut kodratnya hidup dalam polis
atau negara.
Menurut Plato negara terbentuk atas dasar kepentingan yang bersifat ekonomis
atau saling membutuhkan antara warganya maka terjadilah suatu spesialisasi
bidang pekerjaan, sebab tidak semua orang bisa mengerjakaan semua pekerjaan
dalam satu waktu. Polis atau negara ini dimungkinkan adanya perkembangan
wilayah karena adanya pertambahan penduduk dan kebutuhanpun bertambah
sehingga memungkinkan adanya perang dalam perluasan ini.
Dalam menghadapi hal ini maka di setiap negara harus memiliki penjaga-penjaga
yang harus dididik khusus. Mereka harus mempelajari, senam yang lebih umum dan
keras dan sebaiknya dilakukan paa usia 18 20 tahun. Dari sini diseleksi lagi untuk
dijadikan calon pemimpin politik, dan untuk membentuk pemimpin in mereka harusbelajar filsafat hingga usia 30 tahun, tujuan belajar filsafat ini untuk melatih mereka
dalam mencari kebenaran. Dari sini diseleksi lagi dan mereka yang lulus seleksi
akan mempelajari filsafat dan dialektika secara lebih intensif selama 5 tahun. Dan
jika dalam pendidikan ini berhasil maka selama 15 tahun ia menduduki beberapa
jabatan negara yang tujuannya agar mereka tahu pekerjaan-pekerjaan negara. Dan
pada usia 50 tahun baru mereka siap menjadi seorang pemimpin.
Ada tiga golongan dalam negara yang baik, yaitu pertama, Golongan Penjaga yang
tidak lain adalah para filusuf yang sudah mengetahui yang baik dan
kepemimpinan dipercayakan pada mereka. Kedua, Pembantu atau Prajurit. Dan
ketiga, Golongan pekerja atau petani yang menanggung kehidupan ekonomi bagiseluruh polis.
Plato tidak begitu mementingkan adanya undang-undang dasar yang bersifat
umum, sebab menurutnya keadaan itu terus berubah-ubah dan peraturan itu sulit
disama-ratakan itu semua tergantung masyarakat yang ada di polis tersebut.
Adapun negara yang diusulkan oleh Plato berbentuk demokrasi dengan monarkhi,
karena jika hanya monarkhi maka akan terlalu banyak kelaliman, dan jika terlalu
demokrasi maka akan terlalu banyak kebebasan, sehingga perlu diadakan
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
11/23
penggabungan, dan negara ini berdasarkan pada pertanian bukan perdagangan.
Hal ini dimaksudkan menghindari nasib yang terjadi di Athena.
ARISTOTELES
Aristoteles lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani (dahulunya
termasuk wilayah Makedonia Tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib pribadi
Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17 tahun, Aristoteles bergabung menjadimurid Plato. Belakangan ia meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena
selama 20 tahun. Aristoteles meninggalkan akademi tersebut setelah Plato
meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari Makedonia. Saat Alexander
berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan
dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama
Lyceum, yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM.
Filsafat Aristoteles berkembang pada waktu ia memimpin Lyceum, yang mencakup
enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai
karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di bidang metafisika,
fisika, etika, politik, kedokteran dan ilmu alam.
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan
mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis. Karyanya ini
menggambarkan kecenderungannya akan analisa kritis, dan pencarian terhadap
hukum alam dan keseimbangan pada alam. Plato menyatakan teori tentang bentuk-
bentuk ideal benda, sedangkan Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak
mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Selanjutnya ia menyatakan bahwa
bentuk materi yang sempurna, murni atau bentuk akhir, adalah apa yang
dinyatakannya sebagai theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani
sekarang dianggap berarti Tuhan.
Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang
bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentanglogika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula
pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah
gabungan dari bentuk demokrasi dan monarkhi. Karena luasnya lingkup karya-
karya dari Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala
ensiklopedis, dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam
sekali seperti fisika, astronomi, biologi, psikologi, metafisika (misalnya studi tentang
prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika formal, etika,
politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang dikembangkannya terasa lebihmerupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal (common-sense explanation),
banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun
lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut karena dianggap masuk akal dan
sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata
bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi yang
keliru.
Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat berpengaruh pada pemikiran
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
12/23
Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya. Penyelarasan pemikiran
Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas pada
abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (11351204), dan dengan
teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (11261198). Bagi manusia abad pertengahan,
Aristoteles tidak saja dianggap sebagai sumber yang otoritatif terhadap logika dan
metafisika, melainkan juga dianggap sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan,atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian dikatakan oleh
Dante Alighieri. http://bahanajarguru.blogspot.com/2011/09/socrates-plato-dan-
aristoteles.html
source: www.masadmasrur.co.uk
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Label: PKN
0 komentar:
Poskan Komentar
Prinsip-Prinsip Epistimologi Murtadha Muthahari dan
kontribusinya terhadap Ideologi
Ditulis pada 24 December 2009
Manusia merupakan sebangsa binatang. Dia memiliki banyak persamaan dengan binatang
lainnya. Pada saat yang sama manusia memiliki banyak ciri yang membedakan dirinya denganbinatang lainnya,1 salah satu diantaranya yaitu berfikir. Manusia adalah makhluk berfikir dan
1 Murtadha Muthahhari, Man and universe. Diterj, Ilyas Hasan, Manusia dan Alam Semesta
http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=facebookhttp://bahanajarguru.blogspot.com/search/label/PKNhttp://www.masbied.com/2009/12/24/prinsip-prinsip-epistimologi-murtadha-muthahari-dan-kontribusinya-terhadap-ideologi/http://www.masbied.com/2009/12/24/prinsip-prinsip-epistimologi-murtadha-muthahari-dan-kontribusinya-terhadap-ideologi/http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=emailhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=bloghttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=twitterhttp://www.blogger.com/share-post.g?blogID=8695266142392320765&postID=2561448233072184592&target=facebookhttp://bahanajarguru.blogspot.com/search/label/PKNhttp://www.masbied.com/2009/12/24/prinsip-prinsip-epistimologi-murtadha-muthahari-dan-kontribusinya-terhadap-ideologi/http://www.masbied.com/2009/12/24/prinsip-prinsip-epistimologi-murtadha-muthahari-dan-kontribusinya-terhadap-ideologi/ -
7/29/2019 Pemikiran Socrates
13/23
merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibanding makhluk Tuhan lainnya, kapasitas
berfikir yang dimilikinya menjadikan manusia menempati kedudukan tertinggi di antara makhluk
Tuhan yang lain.2 Manusia mempunyai kemampuan berfikir, sehingga mampu membuatkeputusan dangan dasar pikiran, akal dan nalar.3 Binatang memiliki kemampuan mengenal
(mengetahui), segala sesuatu yang ada di sekitarnya hanya melalui indra (alat untuk merasa,
mencium bau, mendengar, melihat, meraba dan merasakan sesuatu secara naluriah).
Dari segi pengetahuan binatang tidak sanggup keluar dari kerangka lahiriahnya, kekhususannya,
lingkungan hidupnya dan masa sekarang. Sedangkan manusia selain melihat, dia juga mampumenafsirkan melalui pemikiran sehingga terciptalah bangunan ilmu pengetahuan. Inilah
kemudian yang menjadikan manusia ebih unggul daripada binatang. Karena itu, dikatakan al-
insan hayawan natiq manusia adalah binatang yang berfikir atau dengan istilah lain yang lebih
populer dikenal Homo sapiens makhluk yang berfikir. Berpikir itulah yang menjadi ciri khasmanusia dan karena berfikirlah dia menjadi manusia.
Manusia adalah manusia, dikarenakan adanya berbagai potensi yang sangat luar biasa diberikanpada awal penciptaannya. Manusia pikiran dan rasio, berbagai potensi ilmiah, yang mana semua
itu tidak terdapat pada binatang, tumbuhan, dan benda mati.4 Karenah itulah manusia lebihterhormat daripada seekor binatang atau tumbuhan.
Manusia tidak seperti benda-benda. Ia berada di tengah dunia dengan cara yang khas, yaitu
bahwa manusia sadar akan benda-benda yang ada di sekitarnya.5 Kesadaran akan kehadiranbenda-benda yang ada di sekitarnya ini melahirkan pemikiran sebagai dasar sebuah proses yang
membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti
jalan pikiran tertentu yang akhirnya sampai pada kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Setiap manusia tentu mengetahui berbagai hal dalam kehidupan dan dalam dirinya terdapat
berbagai pemikiran dan pengetahuan.6 Pengetahuan yang merupakan produk kegiatan berpikir
merupakan obor dan semen peradaban di mana manusia menemukan dirinya dan menghayatihidup dengan lebih sempurna.7 Namun ada sederet persoalan yang senantiasa menghadang
manusia sebagai makhluk berkesadaran dan berfikir, serta bagi yang mereka yang memiliki salah
satu ciri utama sebagi manusia, sebagaimana yang dikemukakan Rene Descartes (1596-1650)dalam bahasa Perancis berbunyi:Je pensee, donct je suis, atau lebih dikenal dengan bahasa latin:
Cogito, ergo sum, yang berarti: aku berfikir, karena itu aku ada. Ketidakpuasan dan kebutuhan
inilah yang terutama mendorong manusia dari zaman ke zaman untuk mencari penyebab asal
(Cet. III; Jakarta: Lentera, 2002), h. 12 Amroen Drajat, Suhrawardi (Kritik Filsafat Paripatetik) (Cet. I; Yogyakarta: LKiS, 2005), h.13 Murtadha Muthahhari, Falsafah Pergerakan Islam (Cet; I Jakarta: Amanah Press, 1988) h.
964 Idem , Asynaai Baa Quran. Ditrj, oleh Muhammad Jawad Bafagih, Pelajaran-PelajaranPenting dari Al-Quran (cet; II Jakarta: Lentera, 2002) h.2715 Bambang Q-Anees, Radea Juli A. Hambali, Filsafat untuk Umum (Cet. I; Jakarta: Kencana,2003), h. 1996 Muhammad Baqir Ash-Shadr, Fisalfatuna. Diterj oleh M. Nur Mufid bin Ali, Falsafatuna;Pandangan Muhammad Baqir Ash-Shadr terhadap pelbagai Aliran Filsafat Dunia (Cet. IV;Bandung: Mizan, 1998), h. 257 Jujun S. Suria Sumantri, Ilmu dalam Perspektif(Cet. XV; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,2001), h. 2.
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
14/23
dari segala sesuatu, untuk menelusuri dasar-dasar dari semua pengetahuan.8
Ketidakpuasan karena tidak memadainya suatu pengetahuan untuk menjawab suatu masalah,atau tidak tuntasnya penjelasan yang diberikan oleh suatu pengetahuan, atau sudah bosannya
manusia dengan pengetahuan, penjelasan dan kemampuan yang mereka miliki, sudah
menghantui manusia sejak dahulu kala. Sejak manusia pertama kali mulai berfikir (atau lebihtepat bernalar).9
Secara historis, kegiatan olah pikir sudah dimulai sejak enam abad sebelum masehi. Kegiatan itudisebut falsafah atau filsafat. Sementara di dalam Islam, kegiatan seperti itu disebut dengan
hikmah.10 Falsafah berasal dari bahasa Yunani, yakni philosophia, yang berarti cinta akan
pengetahuan.11 Sejak semula, filsafat ditandai dengan rencana umat manusia untuk menjawab
persoalan seputar alam, manusia, dan Tuhan.12 orang yang mula-mula sekali menggunakan akalsecara serius adalah orang Yunani yang bernama Thales (+ 624 546 SM). Orang inilah yang
digelari Bapak Filsafat. Gelar itu diberikan kepadanya karena ia mengajukan pertanyaan yang
aneh, apakah sebenarnya bahan alam semesta ini? dia sendiri menjawab: air. Setelah itu silihbergantilah filosof sezamannya dan sesudahnya mengajukan jawabannya. Semakin lama
persoalan yang dipikirkan semakin luas, dan semakin rumit pula pemecahannya.13
Puncak kebingungan terlihat pada tokoh sofisme, yaitu Protagoras (481-411 SM). Dia
mengatakan bahwa manusia adalah ukuran segala-galanya. Nah, inilah rumus utama
relativisme.14Kebenaran telah direlatifkan. Yang benar ialah apa yang menurutku, menurutmu;kebenaran objektif tidak ada.15 Di tengah anggapan bahwa semua kebenaran relatif, cara
mengungkapkan yang memukau menjadi penting. Maksudnya, kebenaran tidak lagi tergantung
pada isi (bukankah isinya sudah dianggap relatif); kebenaran tergantung pada bagaimana cara
menyampaikannya; juga sebaliknya.
Tokoh kedua dari kaum sofis adalah Georgias (483-375 SM). Filsuf satu ini menyatakan tidak
ada satupun yang benar. Dia mengatakan, tidak ada sesuatu pun yang ada, jika ada maka ia tidakdapat diketahui, dan jika dapat diketahui sesuatu itu tidak dapat dikabarkan.16 Georgias
menyatakan dengan tegas bahwa segala pemikiran atau pendirian adalah salah, salah satu
kebalikan dari pemikiran Protagoras yang menyatakan segala pendirian atau pemikiran bisa jadibenar. Protagoras dianggap sebagai seorang skeptis, ia meragukan adanya kebenaran di dunia ini,
sedang Georgias bisa disebut sebagai nihilis karena ia menyatakan lebih keras lagi, kebenaran itu
8 Conny Setiawan, Th..I Setiawan Yufiarti, Panorama Filsafat Ilmu (Cet. I; Jakarta: Teraju,2005), h. 114-1159 Ibid10 Amroen Drajat, Suhrawardi , op.cit., h. 211 Muhammad Hatta,Alam Pikiran Yunani (Cet. III; Jakarta: Tinta Mas, 1986), h. 3
12 Majid Fakhry, Sejarah Filsafat Islam Sebuah Peta Kronologis (Cet. III; Bandung: Mizan,2002), h. 113 Ahmad Tafsir, FilsafatUmum; Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra (Cet. II; Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2003), h. 114 Relativisme adalah ajaran bahwa tidak ada hal-hal absolute, dalam penerapanepistemologinya, ajaran ini menyatakan bahwa semua kebenaran relative. Ajran ini dianutoleh Protagoras, Pyrrho, dan pengikut-pengikutnya. Lihat, Logens Bagus, Kamus Filsafat(Cet; III Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2002) h. 94915 Bambang Q-Anees, Radea Juli A. Hambali, op.cit., h. 150-15116 Ibid., h. 151-152
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
15/23
memang sudah tidak ada lagi. Retorika (keterampilan mengelola kata) sekali lagi menjadi cara
untuk meyakinkan orang.
Aliran sofisme ternyata mulai mengubah pandangan filosofis dari naturalis ke humanis sebagai
makhluk yang berpengetahuan dan berkemauan. Tetapi sofisme terlalu mengemukakan pendirian
yang sebyektif, relatif, skeptis dan nihilis. Sebab itu tak mungkin ia menjadi suatu sistempengetahuan yang bulat dan kukuh. Pada umumnya dalam zaman sofisme ini perhatian orang
kepada manusia satu persatu dan norma atau ukuran bagi baik-buruk diletakkan pada
perseorangan. Tidak diakui norma yang umum bagi semua orang. Jika subjek merasa baik, itulahyang baik, sedangkan yang dianggapnya jelek, itulah yang jelek. Norma adalah subjektif. Pada
masa ini mulai masa antropologis.
Di tengah kuatnya pengaruh kaum sofis, muncullah seorang filsuf lain yang mencobamemberikan alternatif baru, Sokrates namanya (470-399 SM). Dia setuju bahwa pada
manusialah memiliki pengetahuan dan kemauan, aku tak punya urusan dengan pemikiran-
pemikiran tentang alam, demikian ujarnya Socrates dalamApology. Namun ia tidak setuju padapendirian bahwa tidak ada kebenaran yang bisa ditemukan ajaran guru-guru sofis yang
merelatifkan kebenaran, atau bahkan menihilkan kebenaran.17 Tujuan Socrates ialah mengajarorang mencari kebenaran. Sikapnya itu adalah suatu reaksi terhadap ajaran sofisme yangmerajalelah waktu itu.18 Dengan filosofinya yang diamalkan dengan cara hidup dia mencoba
memperbaiki masyarakat yang rusak. Orang diajak memperhitungkan tanggung jawab. Ia selalu
berkata, yang ia ketahui cuma satu, yaitu bahwa ia tak tahu. Sebab itu dia bertanya. Tanya jawabadalah jalan baginya untuk memperoleh pengetahuan. Itulah permulaan dialektika.19
Usaha Socrates itu diteruskan oleh murid dan sahabat utamanya. Plato (427-347 SM) adalah
pengikut Socrates yang taat di antara pengikutnya yang mempunyai pengaruh besar. Selaindikenal sebagai ahli fikir juga dikenal sebagai sastrawan yang terkenal.20 Dalam berfilsafat, Plato
meneruskan tradisi yang ditempuh oleh Socrates, yaitu dengan jalan dialog. Plato memilih dialog
karena berkeyakinan bahwa filsafat pada intinya tidak lagi dari pada suatu dialog. Berfilsafatberarti mencari kebijaksanaan atau kebenaran. Oleh karena itu, dapat dimengerti bahwa mencari
kebenaran sebaiknya dilakukan bersama-sama dalam suatu dialog.21
Plato dikenal sebagai filosof dualisme, artinya dia mengakui adanya dua kenyataan yang terpisah
dan berdiri sendiri, yaitu dunia ide dan dunia bayangan (indrawi). Dunia ide adalah dunia tetap
dan abadi, di dalamnya tidak ada perubahan, sedangkan dunia bayangan adalah dunia yang
berubah, yang mencakup benda-benda jasmani yang disajikan kepada indra. Bertitik-tolak daripandangan ini, Plato mengajarkan adanya dua bentuk pengenalan. Di satu pihak ada pengenalan
idea-idea yang merupakan pengenalan yang sebenarnya. Pengenalan ini mempunyai sifat yang
sama seperti objek yang menjadi arah pengenalan yang sifatnya teguh, jelas dan tidak berubah.Di pihak lain ada pengenalan tentang benda-benda jasmani pengenalan ini mempunyai sifat tidak
tetap, selalu berubah.22
17 Ibid18 Muhammad Hatta, op.cit., h. 7519 Ibid20 Asmoro Achmadi, Filsafat Umum (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), h. 5021 Rizal Mustansyi dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu (Cet. VI; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2007), h. 6322 Ibid., h. 17
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
16/23
Pemikiran filsafat Yunani mencapai puncaknya pada murid Plato yang bernama Aristoteles (384-
322 SM).23 Aristoteles dilahirkan di Stagira pada tahun 384. Untuk menyelesaikan
pendidikannya, dia pergi ke Athena dan tinggal selama 20 tahun, sebagai murid Plato.24
Aristoteles mengawali metafisikanya dengan pertanyaan Setiap manusia dari kodratnya ingin
tahu. Dia begitu yakin mengenai hal itu sehingga dorongan untuk tahu ini tidak hanya disadari
tetapi benar diwujudkan di dalam karyanya sendiri.25
Aristoteles yang pertama kali menyusuncara berpikir teratur dalam satu sistem. Oleh karena itu, tidak salah jika beliau digelari sebagai
bapak logika.
Setelah masa Yunani, pemikiran manusia (filsafat) memasuki suatu periode yang panjang sekali,
sekitar 1500 tahun. Periode ini yang sering disebut abad pertengahan.26 Filsafat pertengahan ini
bisa pula disebut dengan filsafatskolastik.27 Sistem pemikiran filosof di masa ini adalah filsafat
teologis/teosentris, yakni sistem pemikirannya didasarkan pada ajaran agama. Pada pertengahanini muncullah dari agama Kristen dan Islam.28 Filosof dari kalangan agama Kristen antara lain:
Augustinus (354-430, An Selmus (1033-1109) Abaelardus (1079-1142). Adapun para filosof dari
kalangan Islam yang telah berjasa menerjemahkan filsafat Yunani ke dalam dunia Islam antaralain: Yusuf Yaqub bin Ishaq al-Kindi (801-873), Abu Nashr al-Farabi (870-950), Ibnu Sina
(980-1037), dan Abu Hamid ibn Muhammad al-Ghazali (1058-1111).29
Selama periode abad pertengahan, pemikiran pengetahuan filsafat di barat dipengaruhi oleh
agama Kristen, boleh dikatakan tidak banyak menghasilkan penemuan, pemikiran seperti direm.
Yang mengeremnya adalah orang-orang Kristen, atas nama agama Kristen. Akal dikekang dandikungkung secara keterlaluan oleh agama Kristen pada masa ini. Itulah sebabnya periode ini
sering disebut juga periode skolastik, dan filsafatnya disebut skolastisisme.30 Begitupun dalam
pemikiran Islam ternyata juga sedikit mengalami kemandekan, akibat kritik-kritik Al-Ghazali.
Bagi Al-Ghazali argumen-argumen yang dilontarkan oleh para filosof tidaklah kuat, dan menurutkeyakinannya (Al-Ghazali), ada yang bertentangan dengan ajaran Islam. Pada akhirnya ia
mengambil sikap menentang filsafat.31
Sejak zaman filsafat Yunani sampai berakhirnya, akal mendominasi. Setiap orang bebas berpikir
guna memperoleh pengetahuan. Namun setelah 1500 tahun sesudahnya, yaitu abad pertengahan
Kristen, akal harus tunduk pada keyakinan Kristen, maka konsekuensinya kebebasan berpikirdibatasi dan pemikiran di bawah kendali agama. Oleh sebab itulah, sejak Rene Descartes, tokoh
23 Ibid24 Poedjawijatna, Pembimbing Ke Arah Alam Filsafat(Cet. XII; Yogyakarta: Kanisius, 2005),h. 1925 Hardono Hadi, Epistemologi Filsafat Pengetahuan (Cet. XI; Yogyakarta: Kanisius, 2005), h.1326 Ahmad Tafsir, op.cit., h. 3
27 Skolastik (dari istilah latin scholasticus, yang berarti murid) sejumlah aliran filsafat danteologi di Eropa Barat antara abad ke-12 dan15. Pada umumnya berpangkal pada filsafatAristoteles, mencari sintesis antara akal budi manusia dan wahyu ilahi, tetapi sekaligusmembedakan antara ilmu dan iman kepercayaan. Lihat, Dick Hardoko, Kamus PopulerFilsafat(cet; III Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002) h. 8828 Abd. Rahman Musa, dkk., Diktat Filsafat(Ujung Pandang: IAIN Alauddin, 1991), h. 3029 Ibid., h. 5430 Ahmad Tafsir, op.cit., h. 331 Harun Nasution, Falsafah dan Mistisime dalam Islam (Cet. X; Jakarta: Bulan Bintang,1999), h. 37
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
17/23
pertama filsafat modern berusaha mengembalikan peranan akal dalam mendomiasi filsafat.
Descartes dengan cogito ergo sum-nya berusaha melepaskan filsafat dari dominasi agamaKristen. Dia ingin akal mendominasi filsafat.32Akal diberi kepercayaan yang lebih besar, karena
adanya suatu keyakinan bahwa akal pasti dapat menerangkan segala macam persoalan yang
diperlukan juga pemecahannya. Maka pada era inilah dapat dikatakan, merupakan awal mulafilsafat modern, dan merupakan cikal bakal munculnya berbagai aliran seperti, rasionalisme,
empirisme, kritisisme dan lain-lain.
Dalam peta sejarah pemikiran Islam, filsafat bercorak Islam sistematis tertulis sejak Alkindi yang
dijuluki sebagai filsuf Arab yang pertama, salah satu perannya yang paling signifikan dalam
mengembangkan corak filsafat Islam adalah menjembatani pemikir Islam dengan filsafat Yunani
Kuno.33 Memasuki masa setelahnya, filsafat Islam semakin menemukan bentuknya yang khasdalam filsafat al-Farabi. Jika al-Kindi dipandang sebagai seorang failasuf muslim pertama dalam
arti kata yang sebenarnya, al-Farabi disepakati sebagai peletak sesungguhnya dasar piramida
falsafah dalam Islam yang sejak itu dibangun dengan tekun. Maka setelah Aristoteles sang GuruPertama (al-muallim al-awwal), Al-Farabi dalam dunia intelektual Islam dinilai sebagai Guru
Kedua (al-muallim al-tsani).34 lalu akhirnya muncullah Ibnu Sina sebagai pewaris tulen tradisifilsafat Islam rintisan al-Kindi dan peletakan fondasi al-Farabi. Pada masa ibnu Sina falsafatmencapai puncaknya yang tertinggi, dan karena prestasiya itu Ibnu Sina memperoleh gelar
kehormatan sebagai Al-Syaikh Al-Rais (Kiyai Utama).35 Satu generasi setelah Ibnu Sina,
tampil al-Ghazali, seorang pemikir dengan dahsyat dan tandas mengeritik filsafat, khususnyaNeoplatonisme.36
Di dunia Barat abad pertengahan Al-Ghazali dikenal dengan nama Abu Hamet Algazel. Di dunia
Islam dia diberi gelar Hujjatul Islam. Al-Ghazali merupakan filosof besar terakhir di duniabagian timur.37 Dalam falsafah al-Ghazali dikenal banyak mengeritik pendapat para filosof-
filosof lainnya. Kritikan pedas tersebut dituangkan dalam bukunya yang terkenal Tahafut Al-
Falasifat (The Incoherence of Philosoper; Kerancuan Pemikiran Para Filosof).38
Sehubungandengan sanggahan yang mematikan dari al-Ghazali terhadap para filosof muslim, akhirnya
setelah beberapa generasi lahirlah Ibnu Rusyd sebagai seorang filosof muslim merasa wajib
menjawab sanggahan tersebut, yang tidak pula kalah mautnya dari sanggahan al-Ghazali.Menurut Ibnu Rusyd bukan pemikiran para pemikir muslim yang rancu, melainkan pemikiran al-
Ghazali sendiri.39Oleh karena itu, kalau Ibnu Rusyd di Eropa dikenal sebagai common tatordari
Aristoteles, sedangkan di dunia Islam ia dikenal sebagai orang membela kaum filosof dari
serangan Al-Ghazali dalam Tahafut al-Falasifah. Untuk itulah dia susun bukunya yang bernama
32 Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu; Mengurai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Pengetahuan(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h. 8333 Muhsin Labib, Para Filosof; Sebelum dan Sesudah Mullah Shadra (Cet. I; Jakarta: Al-Huda,
2005), h. 3534 Nurcholish Madjid, Khasanah Intelektual Islam (Cet. III; Jakarta: Bulan Bintang, 1994), h.3035 Ibid., h. 32-3336 Ibid37 Harun Nasution Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, Jilid II (Cet. I; Jakarta: BulanBintang, 2002), h. 5138 Sirajuddin Zar, Filsafat Islam; Filosof dan Filsafatnya (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2004), h. 15939 Ibid., h. 227-228
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
18/23
Tahafut al-Tahafut.40
Filsafat Islam pada Ibnu Rusyd seakan-akan berhenti ini dapat dilihat banyak filosof setelah IbnuRusyd tidak mendapat perhatian yang memadai. Pada waktu yang hampir bersamaan dengan
meninggalnya Ibnu Rusyd, di dunia Islam timur baru saja berdiri sebuah mazhab baru filsafat
Islam, yang disebut filsafat iluminasi (isyraqi) didirikan oleh Suhrawardi al-Maqtul (w.1191).41
Terutama di dunia Syiah, filsafat Islam tidak pernah mati dan terus menghasilkan filosof-filosof
besar pada setiap zamannya. Pada abad ketiga belas, misalnya seorang filosof Syiah telah
mencoba menghidupkan kembali filsafat Ibnu Sina, yang bernama Al-Din al-Thusi (w.1274).pada abad berikutnya, muncullah seorang pengikut Suhrawardi, tetapi juga murid Thusi, yaitu
Quthub al-Din Syirazi(w.1311). Dia telah menulis sebuah karya komentar Syarh Hikmah Al-
Isyraq, di samping karyanya sendiri yang terkenal Durrat al-Tajj fi Ghurrat al-Dubbaj.42 Di
samping itu, masih banyak filosof-filosof minor antara Thusi dan Mir Damad, pendiri mazhabisfahan, dan sekaligus guru utama Mulla Shadra.
Tonggak baru filsafat Islam pasca Ibnu Rusyd berdiri segera setelah mazhab Isfahani, yaitumazhab filsafatHikmah al-Mualliyyah atau filsafat hikmah, yang didirikan oleh Shadr al-Din al-
Syirazi, atau Mulla Sadra (w. 1941).43 Jadilah Mullah Shadra bergabung tradisi paripatetik, irfandan iluminasi, sekaligus teologi dan tradisi Islam.44 Pemikiran filsafat Islam terus bergulir,dengan silih berganti filosof-filosof setelah era Mullah Shadra sehingga akhirnya sampai pada
revolusi Iran, muncul salah seorang guru besar Ayatullah Khomaini sekaligus sebagai pemimpin
revolusi. Dia merupakan guru filsafat yang handal bersama rekannya Allama Thabathabai.
Thabathabai dan Imam Khomaini telah mengantarkan filsafat dan irfan ke puncak kejayaan.45
Berkat usaha keduanya dari sinilah akhirnya telah berhasil mencetak puluhan filsuf-filsuf muslim
muda yang kelak mewarnai dinamika intelektual Islam, salah satu di antaranya yaitu SayyidMurthadha Muthahhari.
Menyimak dari uraian di atas, dengan munculnya berbagai aliran mazhab pemikiran, mulai dariusaha manusia untuk menjawab persoalan alam, manusia dan Tuhan. dapat dianalisa bahwa yang
menjadi inti permasalahan atau pokok persoalan munculnya berbagai aliran tersebut diakibatkan
oleh metode pendekatan epistemologi yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada filosof tentangalam, Thales menganggap bahwa alam ini berasal dari air, lalu filosof selanjutnya
Anaximandros (710-547 SM) menganggap bahwa bukanlah air, tapi Apeiron dan Anaximenes
(588-528) beranggapan bahwa asal dari segala sesuatu itu adalah udara sedangkan filosof lainya
Heraklitos (535-75 SM) menganggap bahwa hakekat dari alam ini adalah api.
Perbedaan metode berbagai mazhab pemikiran ini mencapai puncak kebingungan ketika
membahas tentang persoalan manusia pada masa sofisme. Salah satu tokohnya di antaranya yaituProtagoras yang mengemukakan bahwa tidak ada kebenaran mutlak. Manusia adalah ukuran
kebenaran, sedangkan manusia sifatnya subjektif dan relatif. Jadi semua kebenaran relatif, makadari sinilah awal munculnya relatifisme. Tokoh yang lain Georgeas lebih parah lagi karena dia,
40 Harun Nasution, Falsafah dan Mistisme, op.cit., h. 4341 Mulyadi Kartanegara, Gerbang Kearifan (Cet. I; Jakarta: Lentera Hati, 2006), h. 17942 Ibid., h. 179-18043 Ibid., h. 18644 Haidar Bagir, Buku Saku Filsafat Islam (Cet. I; Bandung: Mizan, 2005), h. 9845 Muhsin Labib, Para Filosof, op.cit., h. 56
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
19/23
meniadakan kebenaran dengan mengatakna bahwa segala sesuatu itu ada pada dasanrya tidak
ada, maka dari sinilah pula awal bakal munculnya nihilisme.
Menanggapi pokok persoalan di atas, maka muncullah seorang bijaksana Socrates
mengemukakan bahwa ada kebenaran objektif yang dapat diperoleh melalui dialektika. Plato
selaku pelanjut Socrates mengemukakan bahwa memang benar ada kebenaran objektif yaitu adapada dunia idea. Selanjutnya Aristoteles teman dan murid Plato mengemukakan bahwa
kebenaran objektif itu dapat ditemukan dengan melalui metode silogisme oleh karena itu dia
menyusun aturan-aturan berfikir, akhirnya ia digelari Bapak Logika.
Pada masa abad pertengahan atau zaman skolastik metode epistemologis yang digunakan di
barat, ternyata lebih menitikberatkan pada agama (ajaran gereja) akal tidak mempunyai peranan.
Dalam dunia Islam juga demikian ketika masa al-Ghazali. Namun pada masa sebelumnya, al-Kindi berusaha memadukan agama dan filsafat. Sehingga dia membagi pengetahuan ke dalam
dua jenis, pengetahuan Ilahi, yang berdasarkan pada keyakinan dan pengetahuan filsafat,
dasarnya ialah pemikiran (ratio-reasion).46
Masa selanjutnya diteruskan oleh Al-Farabi yang lebih menitikberatkan pada logika. Bagi al-Farabi, logika ialah ilmu tentang peraturan (pedoman) yang dapat menegakkan pikiran danmenunjukkan kepada kebenaran dalam lapangan yang tidak bisa dijamin kebenarannya. Filosof
selanjutnya Ibnu Sina metode epistemologi yang digunakan adalah metode deduksi dan metode
induksi. Di samping itu, ia juga mempergunakan metode meditasi, yakni metode yangmenyelidiki keadaan yang di dalamnya diperoleh hakikat.47 Maka akhirnya sampailah pada al-
Ghazali. Dia ingin mencari kebenaran yang sebenarnya, yaitu kebenaran yang diyakininya betul-
betul merupakan kebenaran.
Adapun metode epistemologis yang digunakan al-Ghazali pada mulanya, yaitu mulai pada awal
yang ditangkap oleh pancaindera, tetapi baginya kemudian ternyata bahwa pancaindera juga
berdusta. Karena itu tidak percaya lagi pada pancaindera. Dia kemudian meletakkankepercayaannya pada akal. Tetapi akal juga ternyata tidak dapat dipercaya.48 Dia kemudian
mempelajari filsafat untuk menyelidiki apakah pendapat-pendapat yang dikemukakan filosof-
filosof itulah yang merupakan kebenaran. Baginya ternyata argumen-argumen yang merekakemukakan tidak kuat, dan menurut keyakinannya ada yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Dia beralih kepada ilmu kalam, tapi dalam ilmu al-Kalam, sama halnya dengan falsafah
mempunyai argumen yang tidak kuat. Akhirnya dalam tasawuflah dia memperoleh apa yang
dicarinya.49
Filosof lainnya yang tak kalah pentingnya ialah Ibnu Rusyd, metode epistemologi yang
digunakan yaitu lebih menitikberatkan pada falsafah, yang tak lain adalah berfikir. Berfikirtentang wujud untuk mengetahui pencipta semua yang ada ini. Al-Quran, sebagaimana dapat
dilihat dari ayat-ayat yang mengandung kata-kata dan sebagainya, menyuruh supaya manusiaberfikir tentang wujud dan alam sekitarnya untuk mengetahui Tuhan. dengan demikian Tuhansebenarnya menyuruh manusia supaya berfalsafah. Oleh karena itu, Ibnu Rusyd berpendapat
bahwa berfalsafah wajib atau sekurang-kurangnya sunat. Kalau pendapat akal bertentangan
46 Miska Muhammad Amin, Epistemologi Islam (Jakarta: UI Press, 2006), h. 4547 Ibid., h. 4948 Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme , h. 3649 Ibid., h. 37
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
20/23
dengan wahyu, demikian pendapat Ibnu Rusyd, teks wahyu harus diberi interpretasi begitu rupa
sehingga sesuai dengan pendapat akal.50
Filsafat pasca Ibnu Rusyd, berdiri falsafah Iluminasi (Isyraqi) yang menggunakan metode
pencerahan atau pancaran langsung dari Tuhan, kemudian selanjutnya berdiri lagi mazhab
filsafat Hikmah yang berusaha memadukan semua berbagai metode pemikiran tersebut.
Setelah melihat bahwa titik persoalan yang menjadi inti permasalahan terletak pada metode
epistemologi yang mereka gunakan. Pemecahan yang keliru dan penyimpangan sebagaimanayang ditawarkan relatifisme dan nihilisme justru terbukti tidak memberikan kenyamanan
psikologis dan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu, orang perlu mencari sebab utama terjadinya
kerusakan individual dan sosial umat manusia dalam berbagai pandangan dan pemikiran yang
melenceng. Tidak ada cara lain kecuali bertekad kuat untuk membangun landasan pengetahuanbagi kehidupan manusia, sekaligus mencegah pengaruh jahat pemikiran dan ajaran yang
melenceng.
Kiranya upaya yang perlu dilakukan adalah, bagaimana agar dapat merenungkan dan
merumuskan ulang epistemologi. Sebagai sebuah tawaran alternatif yang dapat memperbaiki danmelengkapi pengetahuan dalam memperoleh serta menyusun pengetahuan yang benar; danmenjadi ukuran keshahihan pengetahuan.
Menanggapi dari berbagai persoalan di atas penulis merasa tergugah untuk membahas Prinsip-prinsip epistemologi menurut Murtadha Muthahhari sebagai sebuah tawaran alternatif landasan
bagi teori pengetahuan (epistemologi).
Pembahasan epistemologi yang menarik dalam pandangan Muthahhari adalah karena selainmengakui indra dan akal sebagai alat dan sumber epistemologi ia juga meyakini bahwa hati
adalah bagian dari alat epistemologi, dan tak hanya itu, argumen-argumennya juga didasarkan
kepada nash. Oleh karena itulah, selain dia terkenal sebagai seorang filosof juga dikenal sebagai
seorang ulama yang pemikiran-pemikirannya masih tetap memiliki pengaruh yang besar dalamkancah pemikiran Islam.
Muthahhari dalam membahas setiap persoalan pertama kali secara rasional dan filosofis, lalu
kemudian memverifikasinya dengan dasar-dasar keislaman: Al-Quran dan hadits, oleh sebab
itulah Muthahhari di Iran, bersama Ayatullah Muhammad Taqi Jafari, dikenal sebagai bagian
dari kelompok Mazhab Kalami.51
Adapun tujuan dan agenda Muthahhari lebih bersifat ideologis. Menurutnya, setiap ideologi pasti
berlandaskan pada suatu bentuk pandangan alam (pandangan dunia) dan pandangan alamberlandaskan pada epistemologi.52 Setiap doktrin atau filsafat hidup secara tak terelakkan
berdasar atas semacam kepercayaan, suatu penilaian tentang hidup dan semacam penafsiran dan
analisis tentang dunia. Pemikiran mengenai hidup dan dunia dipercayai merupakan dasar dariseluruh pemikiran aliran tersebut. Dasar ini disebut sebagai pandangan atau konsepsi dunia
(world view atau world conception).
50 Harun Nasution, Islam Ditinjau .., h. 5551 Haidar Baqir, Membincang Metodologi Ayatullah Muratadha Muthahhari (Makalah dalamSeminar Pascasarjana UGM, 2004)52 Murtadha Muthahhari, Masale-ye Syenokh .Diterj, oleh M.J. Bafqih, MengenalEpistemologi (Cet. I; Jakarta: Lentera, 2001), h. 22
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
21/23
Semua agama, ajaran, aliran dan filsafat sosial bertumpu pada suatu bentuk pandangan dunia
yang merupakan asas dari pola pemikiran.53 Semua tujuan yang diajukan suatu mazhab
pemikiran, cara-cara dan metode-metode yang dilahirkannya merupakan bagian dari pandangandunia yang dianutnya. Pada gilirannya, Muthahhari berkeyakinan bahwa pandangan dunia suatu
kelompok manusia ditentukan oleh filsafat yang dominan dalam kelompok itu. Dengan kata lain
yang menentukan ideologi adalah pandangan dunia filosofis.
Bagi Muthahhari meski epistemologi telah dirintis pada abad-abad yang lalu termasuk juga
dalam filsafat Islam, namun sebagian besar persoalan yang menyangkut masalah ini dipaparkansecara terpisah-pisah dalam berbagai pembahasan. Dahulu sedikit banyak orang telah memahami
pentingnya epistemologi, tetapi pada zaman ini segala hal yang terkait dengan pandangan dunia
berpangkal pada masalah ini (epistemologi).
Dalam konteks ini, Muthahhari menyadari benar peran epistemologi, sebagai akar dari setiap
metodologi dalam menentukan ideologi. Sebab ideologi tidak akan pernah mantap selama
pandangan dunia (world view atau world conception) tidak terarah dan pandangan dunia tidakakan pernah terarah apabila epistemologi tidak jelas. Maka atas dasar inilah, mutlak kiranya
untuk merumuskan prinsip-prinsip epistemologi sebagaimana yang ditawarkan Muthahharisebagai sebuah landasan pokok dalam setiap metodologi, sehingga mampu melahirkan konsepyang dapat menetralisir kekacauan pengetahuan umat manusia saat ini.
Geneologi Pemikirannya
Pertama kali Muthahhari belajar filsafat dan ilmu rasional di bawah bimbingan Mirza Mehdi
,Syahidi Razawi, setelah guru pembimbingnya itu wafat., Muthahhari meninggalkan hauzah
masyahad dan berhijjrah ke Qum untuk memperdalam ilmu di hauzah kota suci itu. Di Quminilah dia berkenalan dengan ulamah tahbathabai dan kemudian juga, ayatullah ruhullah komeini,
kedua tokoh yang di kenal sebagai ahli filsafat dan irfan ( tasawuf ).
Perhatian besar dan hubungan dekat mencirikan hubungan Mutahhari dengan guru utamannyayaitu imam Khomeini di Qum. Ketika muthahhari tiba di Qum, sang imam adalah pengajar
( Mudarris ) muda yang menonjol karena kedalaman dan keluasan wawasan keislamannya dankemampuan menyampaikan kepada orang lain. Sehingga Muthahhari sendiri bercerita betapa
pelajaran-pelajaran irfan dari ayatullah Khomeini telah meninggalkan bekas yang amat kuat
dalam hatinya. Pelajaran-pelajaran yang diberikan gurunya ini bahkan masih terngiang-ngiang
ditelinganya hingga beberapa hari setelah ia mendengarkannya untuk pertama kalinya selainpada imam Khomeini, Muthahhari memperdalam filsafat dan irfan. Ia pun belajar filsafat dan
irfan pada seorang guru besar di masanya. Yakni allamah thabatthabai. dia juga amat dalam
dipengaruhi oleh pelajaran-pelajaran mengenai Nahj al- balaghah (kumpulan wacana, pidato,surah-surah, dan kata-kata bijak khalifah keempat dan imam pertama dalam mazhab syiaah, Ali
bin abi thalib.54
Untuk lebih mengenal latar belakang intelektual Muthahhari, maka terasa perlu mengenal sedikit
lebih jauh sumber-sumber pengaruh atas tokoh tersebut. Ayatullah ruhullah khomein, yang di
kenal sebagai seorang fagih dan pemimpin revolusi, sesungguhnya adalah seorang peminat irfan
53 Idem, Syesy Maqoleh. Diterj, oleh M.J. Bafqih,Kumpulan Artikel Pilihan (Cet. I; Jakarta: Lentera, 2003), h. 226.
54 Haidar Bagir, Membincang Metodologi, h.2
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
22/23
sejak masa mudanya. Meski sesungguhnya minat ayatullah Khomeini meluas sehingga
khehikmah ( filsafat mistikal ) Mullah Shadra, dia sudah mulai dikenal sebagai ahli irfan bahkan
sejak umurnya sebelum genap 30 tahun. Ketika memberi pelajaran irfan kepada Muthahhari itu,usianya belum lagi lebih dari 27 tahun. Diantara salah satu karya awalnya, yang di tulisnya
ketika umur 26 tahun adalah komentar ( syarh ) atas doa al-sahar dari imam Muhammad al-
baqir. Tiga tahun kemudian ia menerbitkan mishbah al-hidayah, sebuah ulasan ringkas tapimendalam tentang khakikat Nabi Saw dan para imam. Sebelum usianya mencapai 40 tahun,
tepatnya 37 tahun, Khomeini muda ini menyelesaikan sebuah catatan-pinggir ( hamisy atau
glossarium ) atas komentar Daud Qaysari atas fushush al- hikamnya Ibnu arabi dan mishbah a-Uns-nya shadruddin al-Qunawi ( anak angkat dan murid Ibnu Arabi ). Allamah thabathabai
adalah juga guru Khomeini. Minatnya amat murid dengan muridnya itu-filsafat dan iran. Namun,
meskipun banyak berbicara tentang irfan. Sejauh mendorong minat tokoh-tokoh seperti Husayn
Nasr, Henry Corbin, dan Tostihiko Izutsu untuk rajin menyambangi pengajian-pengajiannya.Thabathabai dikenal dengan beberapa karya filosofinya penting,termasuk bidayah al-hikmah
dan nihayah al-hikmah, serta Usus-e falsafeh wa rawisy-e Realism ( Dasar-dasar filsafat dan
mazhab Realisme ) yang diberi catatan kaki amat ekstensif oleh Muthahhari. Belakangan dia
amat dikenal dengan mognum-opusnya dibidang tafsir al Quran dengan karya 20 jilidnyaberjudul al-mizan fi tafsir al- Quran. Meski berlandaskan pada penafsiran al- Quran dengan al-
Quran, karya ini takbisa sama sekali lepas dari kecendrungan filosofinya yang mengambilbentuk penjelasan filosofinya bagi setiap kelompok ayat yang diulasnya.55 Akhirnya diantara
guru yang berpengaruh pada Muthahhari di Qum adalah mufassir besar al- Quran dan filosof,
ayatullah Sayyid Muhammad Husein thabathabai, muthahhari mengikuti kuliah-kuliahthabathabai mengenal Asy- Syifanya ibnu Sina dari tahun 1950-1953, maupun pertemuan-
pertemuan kamis malam dibawah bimbingannya.56
Mengenai Nahj al-Balagha, selain di kenal merupakan suatu model ketinggian sastra arab,seperti antara lain diungkapkan oleh syaikh Muhammad Abduh, kitab ini berisi banyak
ungkapan-ungkapan teologis, filosofis, dan mistis yang amat Sophisticated. Dari kitap ini
(disamping ucapan-ucapan para imam lain) kaum syiah menggali banyak dasar-dasar filsafatdan irfan. Inkorporasi Nahj al- Balaghah kedalam system filsafat islam yang berkembang di iran
diketahui mencapai puncaknya pada aliran hikmah mullah shadra. Untuk sekedar mengetahui
isinya, khususnya yang menarik minat muthahhari, berikut ini adalah topik-topik yang terutamadibahas kitap ini muthahhari dalam karyanya yang berjudul Sayr-e dar Nahul Balagha
(pelancangan dalam Nahj al- Nalagha). Teologi dan metafisika, suluk (tashawuf ) dan ibadah,
kuliah-kuliah mengenai akhlak, serta dunia dan keduniaan (dalam hubunganya dengan sikap
seseorang arif dan sufi terhadapnya ).
Dari kesemuanya diatas itulah yang membentuk dasar karakter pola pikir Muthahhari menjadi
seorang pemikir syii yang dapat memadukan antara filsafat dan agama serta menanggapi setiap
persoalan secara rasionalitas dan pendekata filosofis, sebagaimana di dalam syar dan Nahj al-Balagha, misalnya muthahhari membantah pernyataan sebagian pengamat yang menyatakan
bahwa rasionalisme dan kecendrungan kepada filsafat lebih merupakan Ingredient ke persi- anketimbang ke-Islam-an. Dia menunjukkan bahwa semuanya itu berada dijantung ajaran islam,
55 Ibid56 Hamid Algar, Hidup dan Karya Murtadha Muthahhar. Pengantar untuk buku MurtadhaMuthahhari Introduction to Irfan. Diterj, C. Ramli Bihar dengan judul Mengenal Irfan MenitiMakam-Makam Kearifan (cet. I; Jakarta: Iman dan Hikmah, 2002) h. xiv
-
7/29/2019 Pemikiran Socrates
23/23
sebagai mana ditunjukkan oleh al Quran, hadits Nabi dan ajaran para imam.
http://www.masbied.com/2009/12/24/prinsip-prinsip-epistimologi-murtadha-muthahari-dan-
kontribusinya-terhadap-ideologi/#more-1278