BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Minahasa Tenggara
Dalam upaya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan akuntabel
sebagaimana diamanatkan dalam Ketetapan MPR NO. XI /MPR/1998 dan
Undang-Undang No. 28 Tahun 1998 tentang penyelenggaraan Negara yang
bersih dan bebas KKN. Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara telah
menyusun Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2015 -2018. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Minahasa Tenggara 2015 -2018
berfungsi sebagai perencanaan taktik strategis sesuai dengan kebutuhan
pemerintah daerah dengan menampung sebanyak-banyaknya aspirasi
masyarakat serta mengacu pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2009-2015
Berdasarkan pada Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 setiap Satuan
Kerja Perangkat Daerah yang dipimpin Pejabat Eselon II ke atas diwajibkan
menyusun Perencanaan Strategis (Renstra) untuk masa lima tahun. Namun
setelah berlangsung beberapa tahun, Inpres Nomor 7 Tahun 1999 dipandang
masih belum optimal dalam mencapai Good Governance dan Clean Government,
maka pemerintah menerbitkan Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi sehingga mampu menggerakkan birokrasi
untuk melaksanakan akuntabilitas dan Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
bebas KKN. Implementasi Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004
mengamanatkan agar setiap penyelenggara pemerintah mewujudkan Tata Kelola
Kepemerintahan yang baik yang diterapkan dalam bentuk Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan sistem
manajemen pemerintahan berfokus pada peningkatan akuntabilitas yang
berorientasi pada hasil (Outcomes oriented). Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah diimplementasikan secara “self assessment” oleh masing-masing
instansi pemerintah. Self assessment maksudnya instansi pemerintah membuat
perencanaan dan pelaksanaan, serta mengukur/mengevaluasi kinerjanya sendiri
dan melaporkannya kepada instansi yang lebih tinggi. Penerapan manajemen
pemerintahan berbasis kinerja pada dasarnya adalah mengubah mind-set para
birokrat dari sistem yang birokratis kearah sistem yang bertujuan untuk lebih
mewirausahakan birokrasi pemerintah. Dalam bahasa lain, transformasi sektor
pemerintahan yang mengubah fokus akuntabilitas dari orientasi pada masukan-
masukan (inputs oriented accountabillity) dan proses ke arah akuntabilitas pada
hasil (result oriented accountabillity) terutama berupa outcomes. Salah satu cara
yang tepat untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan manajemen pemerintahan
adalah dengan melakukan reformasi pengelolaan dan pertanggungjawaban
kinerja instasi pemerintah. Prioritas strategis pemerintah harus ditetapkan
berdasarkan kebutuhan masyaraka. Instansi pemerintah berdasarkan prioritas-
prioritas tersebut menetapkan sasaran strategis di instansi masing-masing dengan
ukuran kinerja yang jelas dan terukur.
Berbagai peraturan perundang-undangan yang saat ini telah
mengharuskan penerapan manajemen berbasis kinerja, seperti Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), Undang-
Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Undang – Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, serta berbagai peraturan pelaksanaannya.
Sementara itu kondisi global serta tuntutan agar suatu instansi pemerintah
mampu memberikan manfaat nyata bagi masyarakat mengharuskan pemerintah
menerapkan manajemen pemerintahan yang berorientasi pada hasil.
Tata kelola pemerintahan yang baik diwarnai oleh lahirnya Peraturan
Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah,
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan Pemerintah Nomor 8
Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
Peraturan perundang-undangan tersebut telah menyempurnakan regulasi Sistem
Akuntabilitas Kenerja Instansi Pemerintah. Sistem Akuntabilitas Kenerja Instansi
Pemerintah tidak saja menekankan pada output (keluaran) sebuah kegiatan, tetapi
lebih menekankan pada outcomes (hasil), dengan demikian, maka dalam
penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP)
menekankan pada hasil kegiatan yang sangat perlu mendapat perhatian. LKIP
sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban kegiatan tahunan yang telah
disusun dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) sangat tepat dipakai sebagai salah
satu tolak ukur untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan dalam
melaksanakan kegiatan pembangunan.
Untuk mengukur keberhasilan maupun kegagalan dalam melaksanakan
prioritas pembangunan, telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama. Indikator Kinerja
Utama sebagaimana amanat Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah. Indikator Kinerja Utama merupakan gambaran mengenai
tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang
mengidentikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan program serta kebijakan yang ditetapkan.
Mengacu pada hal tersebut, maka Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Minahasa Tenggara telah menyusun job deskripsi yang
jelas dengan pertanggungjawabannya. Masing-masing job deskripsi tersebut
dinilai dalam LKIP secara berjenjang, diawali dari staf dan eselon IV
bertanggungjawab pada kegiatan, selanjutnya meningkat pada eselon III
bertanggungjawab pada program, dan eselon II bertanggungjawab pada kebijakan
strategis pada SKPD yang dipimpinya serta Bupati bertanggungjawab pada
kebijakan umum Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara. Sesuai Peraturan
Daerah Nomor 5 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Daerah
Nomor 6 Tahun 2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah
Kabupaten Minahasa Tenggara, maka struktur Organisasi Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman terdiri dari :
a. Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Minahasa Tenggara
b. Sekretaris mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan administrasi
umum, kepegawaian, perlengkapan, laporan keuangan serta penyusunan
perencanaan dan program Perumahan & Permukiman serta membantu
Sekretariat sesuai bidang tugas, yang membawahi :
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. Sub Bagian Perencanaan dan keuangan
c. Kepala Bidang Perumahan yang mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang Perumahan, yang
membawahi :
1. Kepala Seksi Perencanaan, Monitoring dan Evaluasi Perumahan
2. Kepala Seksi Penyediaan Pelaksanaan Perumahan
3. Kepala Seksi Pembiayaan Perumahan
d. Kepala Bidang Permukiman mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan
dan pelaksanaan kebijakan di bidang Kawasan Permukiman yang diberikan
oleh kepala Dinas sesuai bidang tugas yang membawahi :
1. Kepala Seksi Pendataan dan Perencanaan Kawasan Permukiman
2. Kepala Seksi Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Kawasan
Permukiman
3. Kepala Seksi Pemanfaatan dan Pengendalian Kawasan Permukiman
Adapun keadaan pegawai pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Minahasa Tenggara saat ini memiliki 14 orang pegawai
yang terdiri dari :
- Eselon II B : 1 Orang - Eselon III A : 1 Orang - Eselon III B : 2 Orang - Eselon IV A : 7 Orang - Pelaksana : 3 Orang
Jumlah : 14 Orang
Keadaan Kepangkatan :
Golongan IV/c : 1 Orang
Golongan IV/b : 1 Orang
Golongan IV/a : 2 Orang
Golongan III/c : 7 Orang
Golongan III/a : 1 Orang
Golongan II/d : 2 Orang
Keadaan Pendidikan
Magister (S2) : 1 Orang
Sarjana (S1) : 10 Orang
Diploma III : 1 Orang
SMA : 2 Orang
Pegawai Honorer : 2 Orang
1.2 Sistematika
Sistimatika penyusunan LKIP Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kab.Minahasa Tenggara Tahun 2017, sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Gambaran umum SKPD
Mengemukakan secara ringkasan pengertian LKIP SKPD, fungsi LKIP
SKPD dalam penyelenggaraan pembangunan daerah
1.2 Susunan Tugas dan Fungsi Organisasai Tata Kerja
Memuat penjelasan umum tentang dasar hukum pembentukan SKPD,
Uraian tugas dan fungsi sampai dengan eselon di bawah kepala SKPD.
1.3 Sistimatika Penulisan
Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan LKIP SKPD
Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan LKIP SKPD, serta
susunan garis besar isi dokumen.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
2.1 Perencanaan Strategis sebelum dan sesudah reviu pada bagian ini di
kemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok
sasaran, dan pendanaan indikatif sebelum dan sesudah reviu.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Capaian IKU
3.2 Pengukuran, evaluasi dan analisis capain kinerja
3.3 Akuntabilitas keuangan
BAB IV PENUTUP
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
2.1 Perencanaan Strategis sebelum dan sesudah dan di reviu
Secara normatif Renstra Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Tahun 2017 - 2018 berdasarkan pada keputusan Kepala Dinas
Kependudukan dan pencatatan sipil Nomor 1/DPRKP/MT/2017.
2.1.1 Visi dan Misi
a. Visi
Visi Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dirumuskan
sebagai berikut :
”Terwujudnya Kualitas Layanan Infrastruktur Perumahan Rakyat
Dan Kawasan Permukiman yang Memadai, serta Terwujudnya
Pengelolaan Sumber Daya Air yang Berwawasan Lingkungan”
b. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi,tersebut, Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Minahasa Tenggara menetapkan Misi
yaitu :
1. Meningkatkan aksesibilitas wilayah dalam mendukung
pengembangan kawasan budaya, kawasan pariwisata,
kawasan pendidikan dan kawasan pertumbuhan ekonomi.
2. Meningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana
dalam upaya meningkatkan pelayanan publik dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan, dan perencanaan
yang berkualitas.
3. Menyelenggarakan pengelolaan sumber daya air secara
optimal untuk meningkatkan kelestarian fungsi sarana
prasarana dan keberlanjutan pendayagunaan sumber daya
air.
4. Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman dan jumlah
rumah layak huni.
5. Mewujudkan integrasi penataan ruang wilayah untuk
menjamin kinerja pelayanan infrastruktur dasar.
6. Mendorong sumber daya manusia yang akuntabel dan
kompeten, terintegrasi serta inovatif dengan menerapkan
prinsip – prinsip Good Governance.
c. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan
Misi, dan tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan
dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) Tahun.
d. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yaitu sesuatu yang akan
dicapai atau dihasilkan oleh organisasi dalam jangka waktu tahunan,
semesteran, triwulan atau bulanan. Sasaran ini akan diterjemahkan
menjadi program yang dirinci dalam kegiatan-kegiatan proses
pencapian sasaran sangat bergantung pada proses implementasi
kegiatan/program.
Adapun uraian uraian Misi, Tujuan, dan Indikator sasaran yang merupakan
penjabaran dari pernyataan visi dan misi sebagai berikut :
Tabel 1.1
Misi, Tujuan, Sasaran dan Indikator Sasaran
Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
1. Meningkatkan kualitas
permukiman dan
jumlah rumah layak
huni.
Meningkatkan kualitas perumahan dan lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif
1.1 Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman yang layak huni dan produktif & luas areal pemakaman untuk umum
a. Prosentase
berkurangnya
luas kawasan
permukiman
kumuh dan
bertambahnya
jumlah rumah
layak huni
serta adanya
areal
pemakaman
untuk umum.
1.2 Peningkatan aksesibiltas kawasan yang difokuskan pada pembangunan infrastruktur wilayah Minahasa Tenggara
b. Prosentase
meningkatnya
aksesibilitas
kawasan pada
pengadaan dan
pemeliharaan
PJU yang
difokuskan
pada wilayah
Minahasa
Tenggara
2. Mendorong sumber
daya manusia yang
akuntabel dan
kompeten, terintegrasi
serta inovatif dengan
menerapkan prinsip –
prinsip Good
Governance.
Melaksanakan pelayanan administrasi perkantoran, penyediaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
Meningkatnya pelayanan administrasi perkantoran, penyediaan dan pemeliharaan sarana
Prosentase administrasi perkantoran, sarana dan prasarana aparatur, dan penatausahaan keuangan.
aparatur dan melaksanakan pelaporan capaian kinerja dan keuangan.
dan prasarana aparatur dan pelaporan capaian kinerja dan keuangan.
Rencana anggaran Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
untuk Tahun 2017 sebgagai berikut :
Tabel 1.2
RENCANA ANGGARAN TAHUN 2017
SASARAN STRATEGIS PROGRAM ANGGARAN (Rp)
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran 3.581.476.000
Program Peningkatan Sarana
Dan Prasarana Aparatur 344.243.000
Program Peningkatan Disiplin
Aparatur 18.750.000
Program Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja
dan Keuangan
4.000.000
Meningkatnya kualitas
lingkungan permukiman
yang layak huni dan
produktif & luas areal
pemakaman untuk umum
Program Pengembangan
Perumahan
7.200.000.000
Peningkatan aksesibiltas
kawasan yang difokuskan
pada pembangunan
infrastruktur wilayah
Minahasa Tenggara
Program Lingkungan Sehat
Perumahan 10.000.000
JUMLAH 11.708.469.000
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah
untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program
dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka
mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah
di tetapkan melalui pelaporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara
periodik
Capaian Indikator Kinerja Utama
Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya
akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu
menetapkan Indikator Kinerja Utama Untuk itu pertama kali yang perlu
dilakukakn instansi pemerintah adalah menentukan apa yang menjadi kinerja
utama dari instansi pemerintah yang bersangkutan.dengan demikian kinerja
utama terkadang dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah,
sehingga IKU adalah merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan
sasaran strategis instansi pemerintah.dengan kata lain IKU digunakan sebagai
ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan Indikator Kinerja
Utama (IKU) untuk satuan kerja perangkat daerah melalui Keputusan Kepala
Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, untuk meningkatkan
akuntabilitas, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Minahasa Tenggara juga melakukan reviu terhadap Indikator Kinerja Utama,
dalam melakukan reviu dengan memperhatikan capian kinerja, permasalahan dan
isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi.hasil
pengukuran atas indikator kinerja utama Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 menunjukan hasil
sebagai berikut :
Tabel 1.3
PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA TAHUN 2017
Indikator
Target Capaian Setiap Tahun
Capaian Kinerja Tahun (2017)
(%) Tahun (2017)
Prosentase peningkatan aksesibilitas kawasan yang difokuskan pada wilayah yang belum ada PJU
90 % 65 %
Prosentase berkurangnya jumlah rumah tidak layak huni per tahun
80 % 50 %
Dari tabel 1.3 di atas Capaian Kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Tahun 2017 berdasarkan analisis terhadap sasaran
starategis dengan mengukur predikat nilai capaian kinerja di kelompokan dalam
skala pengukuran ordinal pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah dengan kategori capaian sebagai berikut : Prosentase peningkatan
aksesibilitas kawasan yang difokuskan pada wilayah yang belum ada PJU 65 %
dan Prosentase berkurangnya jumlah rumah tidak layak huni per tahun adalah
50% pada Tahun 2017 target untuk Rumah Tidak Layak Huni dan PJU hampir
mencapai target.
Berdasarkan kajian Pengukuran Indikator Kinerja Tahun 2017 Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Minahasa Tenggara,
terdapat permasalahan dan solusi, sebagai berikut :
1. Penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah belum optimal.
Adanya Bendahara Barang dan Jasa dapat membantu mengelola barang
milik daerah yang belum optimal. .
2. Masih kurangnya tenaga pengelola kegiatan dan administrasi keuangan
Yang bersertifikat.
Mengikutsertakan tenaga pengelola kegiatan dan administrasi keuangan
Dalam Bimbingan Teknis maupun Diklat yang berhubungan dengan
Keuangan maupun Kegiatan tersebut.
3. Kapasitas pengendalian dan evaluasi terhadap hasil – hasil pelaksanaan
Program dan Kegiatan belum optimal disebabkan karena Dinas ini masih
baru dan kegiatan tersebut belum berjalan sebagaimana mestinya.
Pembuatan Renja Perangkat Daerah harus sesuai Program dan Kegiatan
Dan harus disetujui bersama serta ada kesepakatan untuk
melaksanakannya.
4. Belum optimalnya data dan informasi yang terintegrasi sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.
Adanya WA atau e-mail ataupun Papan Informasi serta Kotak Saran untuk
masyarakat ataupun tamu yang berkunjung maupun yang berurusan
dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Minahasa Tenggara.
5. Belum maksimalnya peran aktif dari pemangku kepentingan yang
berhubungan dengan Dinas terkait serta kurangnya pihak developer yang
berinvestasi dalam penyelenggaraan pembangunan di bidang Perumahan.
Perkunjungan dan Perkenalan dengan yang terkait dalam bidang
Perumahan perlu ditingkatkan juga komunikasi yang lancar demi
tercapainya kepentingan bersama demi pembangunan Minahasa Tenggara.
6. Terbatasnya anggaran pemerintah dalam memfasilitasi penyediaan
perumahan yang layak huni terutama bagi masyarakat berpenghasilan
rendah.
Perlu adanya hubungan yang baik dengan pemerintah guna memfasilitasi
penyediaan perumahan yang layak huni serta pendataan yang riil bagi
masyarakat berpenghasilan rendah untuk menerima bantuan rumah.
7. Masih banyaknya rumah yang tidak layak huni di Mnahasa Tenggara.
Penambahan Program Pengembangan Perumahan khususnya Kegiatan
Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) untuk masyarakat
Berpenghasilan rendah dengan jumlah yang sesuai data yang ada.
8. Terbatasnya akses masyarakat berpenghasilan rendah dalam mendapat
Kan fasilitas perumahan yang layak huni.
Adanya sosialisasi di masyrakat khususnya yang berpenghasilan rendah
Tentang prosedur untuk mendapatkan fasilitas perumahan yang layak
Huni.
9. Belum maksimalnya peran aktif dari pemangku kepentingan dalam penye
Lenggaraan pembangunan yang berhubungan dengan Kawasan
Permukiman.
Adanya penegasan tentang Tupoksi masing – masing sehingga setiap
Bidang dapat berperan aktif dalam pelaksanaan tugas yang terkait.
10. Belum sepenuhnya Rencana Tata Ruang Wilayah menjadi acuan dalam
Penyusunan program dan rencana pembangunan sebagai panduan
Bagi masyarakat untuk memanfaatkan kawasan yang sesuai dengan
Peruntukan lahan.
Perlunya pendidikan dan bimbingan tambahan bagi ASN dan honorer
tentang Tata Ruang Wilayah sehingga dapat menjadi acuan dalam
penyusunan program dan rencana pembangunan sesuai dengan
peruntukan lahan bagi masyarakat untuk memanfaatkan kawasan.
11. Belum optimalnya ketaatan masyarakat terhadap rencana tata ruang
Khususnya dalam hal yang terkait dengan penataan kawasan
Permukiman serta alih fungsi lahan produktif untuk kepentingan yang
Lain.
Adanya sosialisasi untuk memahami tentang rencana tata ruang
Khususnya dalam hal terkait dengan penataan kawasan permukiman
Serta alih fungsi lahan produktif untuk kepentingan yang lain.
12. Belum maksimalnya infrastruktur yang tersedia sebagai faktor utama yang
Mendukung terciptanya kawasan permukiman yang efektif, tertata dan
Berdaya guna tinggi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas dalam kegiatan yang berhubungan
Dengan infrastruktur sehingga tercipta kawasan permukiman yang efektif,
Tertata dan berdaya guna tinggi untuk pemenuhan kebutuhan
Masyarakat.
1.2 Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan
dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah.
Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014
tentang pedoman penyusunan penetapan kinerja dan pelaopran akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah.capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) dan capaian
indikator kinerja makro diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator
kinerjanya masing-masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh
berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis dilakukan dengan
membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran.
Capian Kinerja Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 berdasarkan analisis terhadap
sasaran strategis dengan mengukur capian target Indikator Kinerja Utama yang
telah di tetapkan dan Rencana Kinerja Tahun 2017 serta Penetapan Kinerja
Tahun 2017 dengan melakukan anlisis dan target dari indikator kinerja utama.
Adapun hasil analisis pada pencapaian setiap indikator pengukuran kinerja
yang sesuai dengan Renstra Tahun 2017 - 2018 sebagai berikut :
Tabel 1.4
PENGUKURAN KINERJA SETIAP TAHUN
Indikator
Target Capaian Setiap Tahun Keterangan Tahun
(2014) Tahun (2015)
Tahun (2016)
Tahun (2017)
Tahun (2018)
2 4 5 6 7 8 9
Prosentase peningkatan aksesibilitas kawasan yang difokuskan pada wilayah yang belum ada PJU
0 0 0 65 90 Hasil data Bidang Permukiman
Prosentase berkurangnya jumlah rumah tidak layak huni per tahun
0 0 0 50 80 Hasil data Bidang Perumahan
Dari table 1.4 di atas dapat memberikan gambaran penilaian tingkat
pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja
kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran yang ditetapkan dalam
dokumen Renstra 2017 - 2018 Tahun 2017 dapat di lihat sesuai capaian setiap
Tahun dan ada peningkatan sesuai dengan pengukuran kinerja digunakan untuk
menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
program, sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi instansi
pemerintah.berdasrkan Tabel 1.4 kita bisa melihat dari setiap indikator yang
sesuai Renstra Tahun 2017 - 2018, Persentase cakupan aksesibilitas kawasan
yang difokuskan pada wilayah yang belum ada PJU Tahun 2014 sampai Tahun
2016 belum ada nanti Tahun 2017 ada peningkatan hingga 65% dan Tahun 2018
diharapkan mencapai 90%. Persentase berkurangnya jumlah rumah tidak layak
huni per tahun adalah Tahun 2014 hingga Tahun 2016 belum ada nanti Tahun
2017 ada peningkatan hingga 50% dan Tahun 2018 diharapkan mencapai 80%.
Dengan demikian pengukuran kinerja sesuai dengan Renstra Tahun 2017 - 2018
dapat di lihat capaian indikator setiap Tahun ada peningkatan.
Predikat nilai capaian kinerjanya dikelompokan dalam skala pengukuran
ordinal dengan pendekatan petunjuk pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah,sebagai berikut :
Tabel 1.5
KATEGORI CAPAIAN KINERJA
No Kategori Nilai Angka
1.
2.
3.
Melampaui Target
Sesuai Target
Belum mencapai target
>100
100
-
Dalam laporan ini, Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Minahasa Tenggara dapat memberikan gambaran penilaian tingkat
pencapaian target kegiatan dari masing masing kelompok indikator kinerja
kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran yang ditetapkan dalam
dokumen Renstra 2017 - 2018 maupun Renja Tahun 2017. Sesuai ketentuan
tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan
dalam mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah. Pelaporan kinerja ini
didasarkan pada penetapan kinerja SKPD Tahun 2017 dan indikator kinerja utama
dalam renstra Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman periode 2017
- 2018 berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Minahasa Tenggara Nomor 01/DPRKP/MT/2017, telah
ditetapkan 2 sasaran dengan 2 indikator kinerja (out comes) dengan rincian
sebagai berikut :
Sasaran : Terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan daerah
yang berkualitas
terdiri dari 2 indikator yaitu :
Tabel 1.6
STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman dan jumlah rumah tidak layak huni yang mendapat Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
Meningkatkan kualitas lingkungan permukiman melalui fasilitasi penyediaan prasarana, sarana dasar permukiman yang memadai dan terpadu dalam rangka mewujudkan kawasan tanpa permukiman kumuh
Prosentase berkurangnya jumlah rumah tidak layak huni per tahun
Peningkatan aksesibilitas kawasan yang difokuskan pada pembangunan infrastruktur dengan adanya Pengadaan dan Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum (PJU)
Meningkatkan aksesibilitas kawasan yang difokuskan pada pembangunan infrastruktur dengan adanya Pengadaan dan Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum (PJU)
Prosentase peningkatan aksesibilitas kawasan yang difokuskan pada wilayah yang belum ada PJU
1.3 Evaluasi dan Analisis
Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan
kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan
dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan
dating. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan
cara membandingkan antara ouput dengan input, baik dengan rencana maupun
realisasi. Analisis ini manggambarkan tingkat efisensi yang dilakukan oleh instansi
dengan memberikan data nilai output per unit yang di hasilkan oleh suatu input
tertentu.
Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektifitas yang
menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat atau
dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja
(performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun
strategis pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan.
Dalam melakukan evaluasi kinerja, perlu juga digunakan pembandingan -
pembandingan antara :
- Kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan
- Kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya
- Kinerja suatu instansi dengan kinerja instansi lain yang unggul di
bidangnya ataupun dengan kinerja sektor swasta.
- Kinerja nyata dengan kinerja di negara-negara lain atau standart
internasional.
Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai
pada tahun 2017 dan membandingkan antara target dan realisasi pada indikator
sasaran dari 2 (dua) sasaran dan 2 (delapan) indikator sasaran kinerja dari 1
(satu) misi, sebagaimana telah ditetapkan dalam Renstra Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 -
2018, analisis pencapaian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan yang
ada.
1.4 Akuntabilitas Keuangan
Selama Tahun 2017 pelaksanaan program dan kegiatan dalam rangka
menjalankan tugas pokok dan fungsi serta untuk mewujudkan target kinerja yang
ingin di capai Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Minahasa Tenggara di anggarkan melalui anggaran pendapatan belanja daerah
(APBD) Kabupaten Minahasa Tenggara DPA Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Minahasa Tenggara dengan Total nilai
keseluruhannya adalah sebesar Rp.13.315.148.784,76 sedangkan realisasi
anggaran mencapai Rp.11.919.089.149 atau dengan serapan dana APBD
mencapai 89,52 % dengan demikian dapat di katakana Tahun 2017 kondisi
anggaran adalah silpa Rp.0.00
Pagu anggaran dan realisasi untuk Tahun 2017 dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1.7
PAGU ANGGARAN DAN REALISASI TAHUN 2017
No Uraian Pagu Anggaran
(Rp)
Realisasi
Anggaran %
1. Belanja (DAU) 13.315.148.784,76 11.919.089.149 89,52
2. Belanja Tidak Langsung
1.606.679.784,76 1.485.404.927 92,45
3. Belanja Langsung
11.708.469.000 10.433.684.222 89,11
Adapun rincian pagu dan realisasi anggaran yang terkait dengan pencapaian
target kinerja, tujuan dan sasaran pada setiap Misi Renstra Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Minahasa Tenggara pada Tahun
2017 dapat di lihat pada tabel berikut :
Tabel 1.8
Pagu dan Realisasi Anggaran Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017
SASARAN
STRATEGIS PROGRAM
ANGGARAN (Rp)
Pagu Awal Perubahan Realisasi %
Program
Pelayanan
Administrasi
Perkantoran
3.732.065.000 3.581.476.000 2.717.743.827 76
Program Peningkat
an Sarana dan
Prasarana Aparatur
262.243.000 344.243.000 313.041.395 91
Program
Peningkatan
Disiplin Aparatur
0 18.750.000 18.200.000 97
Program
Peningkatan
Pengembangan
Sistem Pelaporan
Capaian Kinerja
dan Keuangan
0 4.000.000 0 0
Peningkatan
kualitas
lingkungan
permukiman dan
jumlah rumah
layak huni yang
mendapat
Bantuan Stimulan
Perumahan
Swadaya (BSPS)
Program
Pengembangan
Perumahan
7.200.000.000 7.750.000.000 7.683.024.000 99
Peningkatan
aksesibilitas
kawasan yang
difokuskan pada
pengembangan
Program
Lingkungan Sehat
Perumahan 212.092.000 10.000.000 7.400.000 74
infrastruktur
dengan adanya
Pengadaan dan
Pemeliharaan
Penerangan Jalan
Umum (PJU)
TOTAL 11.406.400.000 11.708.469.000 10.739.409.222 92
Dari table 1.8 di atas dapat di ketahui anggaran yang di rencanakan dan
dimanfaatkan untuk pencapaian misi organisasi serta tingkat efisensi yang telah
dilakukan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Minahasa Tenggara Tahun 2017.
BAB IV
PENUTUP
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Perumahan Rakyat Dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 merupakan
wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Dinas Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Minahasa Tenggara Tahun 2017 dalam
pencapaian visi, misi dan tujuan instansi pemerintah serta dalam rangka
perwujudan good governance. LKIP ini memuat pengukuran kinerja dan evaluasi
kinerja atas pelaksanaan kegiatan dan program yang di jalankan dalam Tahun
2017 yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan - kegiatan serta efektifitas program dan kebijakan yang di tetapkan.
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja dan evaluasi kinerja sebagaimana
yang diuraikan pada Bab III maka dapat disimpulkan bahwa pencapaian kinerja
sasaran Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten
Minahasa Tenggara Tahun 2017 rata-rata adalah sebesar 92%, seluruh
pencapain kinerja dengan kategori melampaui target secara keseluruhan outcome
kinerja kegiatan rata-rata mencapai angka dengan kategori melampaui target.
Semoga LKIP ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi akuntabilitas
kinerja bagi pihak yang membutuhkan, sebagai penyempurnaan dokumen
perencanaan periode yang akan dating, sebagai penyempurnaan pelaksanaan
program dan kegiatan yang akan datang, serta penyempurnaan berbagai
kebijakan yang diperlukan.
KEPALA DINAS PERUMAHAN RAKYAT & KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
Ir. DENNIJ S. R PORAJOW, M.Si
PEMBINA UTAMA MADYA
NIP. 19601204 198903 1 009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN Yang Maha Kasih, karena atas
rahmat dan perkenannya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LKIP) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Minahasa
Tenggara Tahun 2017 dapat tersusun dengan baik. LKIP ini merupakan salah
satu bentuk pertanggungjawaban terhadap upaya - upaya yang telah
dilaksanakan dalam rangka melaksanakan tugas pembinaan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan serta penyelenggaraan pelayanan umum
pada Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Minahasa
Tenggara.
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran serta kebijakan program dan kegiatan Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Minahasa Tenggara
telah direncanakan melalui Rencana Strategis yang selaras dengan Rencana
Strategis Pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara
Dengan harapan LKIP yang disusun ini dapat digunakan sebagai bahan
pertanggungjawaban serta evaluasi terhadap kinerja Dinas Perumahan Rakyat
dan Kawasan Permukiman Kabupaten Minahasa Tenggara dalam Tahun 2017,
dan dengan disusunnya LKIP ini memberikan motivasi dan dorongan dalam
melaksanakan tugas Pelayanan kepada Masyarakat, juga dapat memberikan
kontribusi yang optimal bagi kelancaran pelaksanaan Tugas dan Fungsi Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.
KEPALA DINAS PERUMAHAN RAKYAT & KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
Ir. DENNIJ S. R PORAJOW, M.Si PEMBINA UTAMA MADYA
NIP. 19601204 198903 1 009
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Gambaran Umum SKPD
1.2 Sistematika
BAB II : PERENCANAAN KINERJA
2.1 Perencanaan Strategis Sebelum dan Sesudah Reviu
BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
3.2 Pengukuran Kinerja
3.3 Evaluasi dan Analisis
3.4 Akuntabilitas Keuangan
BAB IV : PENUTUP
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(LKIP)
DINAS PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN
KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
TAHUN 2017