Download - Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
PEMERIKSAAN FISIK PADA IBU HAMIL
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan, secara umum
meliputi pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan. (Musrifatul Uliyah, A. Azis Alimul
Hidayat, Keterampilan Dasar Untuk Praktik Klinik Kebidanan Edisi 2(Jakarta: Salemba
Medika.2008),hlm.142.)
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum meliputi pemeriksaan jantung dan paru-paru, refles serta tanda-tanda vital
seperti tekanan darah,denyut nadi, suhu dan pernafasan. Pemeriksaan umum pada ibu hamil
bertujuan untuk menilai kesadaran umum ibu, status gizi , tingkat kesadaran , serta ada tidaknya
kelainan bentuk badan.
Pemeriksaan Kebidanan
1. Inspeksi
Dilakukan untuk menilai keadaan ada dan tidaknya cloasma gravidarum pada muka atau
wajah, pucat atau tidak pada selaput mata, dan ada tidaknya edema. Pemeriksaan
selanjutnya adalah pemeriksaan pada leher untuk menilai ada tidaknya pembesaran
kelenjar gondok atau kelenjar limfe. Pemeriksaan dada untuk menilai bentuk buah dada
dan pigmentasi puting susu. Pemeriksaan untuk menilai apakah perut membesar kedepan
atau kesamping, keadaan pusat, pigmentasi, linea alba, serta ada tidaknya striae
gravidarum. Pemeriksaan vulva untuk menilai keadaan perineum, ada tidaknya tanda
Chadwick, dan adanya flour. Kemudian pemeriksaan ekstrimitas untuk menilai ada
tidaknya varises.
2. Palpasi
Dilakukan untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehamilan serta
menentukan letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan
menggunakan metode Leopod, yakni :
a. Leopod I
Leopod I digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada
dalam fundus, dengan cara pemeriksaan berdiri sebelah kanan menghadap ke muka
ibu, kemudian kaki ibu dibengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkungkan jari-jari
kedua tangan untuk mengelilingi bagian atas fundus, lalu tentukan apa yang ada
didalam fundus. Bila kepala sifatnya keras, bundar dan melenting, sedangkan bokong
akan lunak, kurang bundar, dan kurang melentin. Tinggi normal fundus selama
kehamilan dapat ditentukan (sumber.Varney dkk. 1998)
b. Leopod II
Leopod II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil
pada anak. Caranya, letakkan kedua tangan pada sisi uterus dan tentukan manakah
bagian terkecil bayi.
c. Leopod III
Leopod III digunakan untuk menentukan bagian apa yang dapat dibagian bawah dan
apaakh bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul.
Caranya tekan dengan ibu jari dan jari tengah secara lembut dan masuk kedalam
abdomen pasien diatas simpisis pubi.kemudian pegnglh bagian presentasi bayi, lalu
bagian apakah yang menjadi presentasi tersebut.
d. Leopod IV
Leopod IV digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
seberapa masuknya bagian tersebut kedalam rongga panggul. Caranya letakkan
letakkan kedua tangan disisi bawah uterus, lalu tekan kedalam dan gerakkan jari-jari
ke arah rongga panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi
telah masuk. Pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan bila kepala masih tinggi .
pemeriksaan leopod lengkap dapat dilakukan bila janin cukup besar, kira-kira bulan
VI ke atas.
3. Auskultasi
Dilakukan umumnya dengan stetoskop monoaural unutk mendengarkan bunyi jantung
anak, bising tali pusat, gerakan anak, bising rahim, bunyi aorta, serta bising usus. Bunyi
jantung anak dapat didengar pada akhir bulan ke 5, walaupun dengan ultrasonografi dapat
diketahui pada bulan ke 3, bunyi jantung anak dapat terdengar dikiri dan kanan dibawah
tali pusat bila presentasi kepala . bila terdengar setinggi tali pusat, maka presentasi
didaerah bokong. Bila terdengar pada pihak berlawanan dengan bagian kecil, maka anak
fleksi dan bila sepihak maka defleksi.
Dalam keadaan sehat, bunyi jantung antara 120-140 kali per menit. Bunyi jantung
dihitung dengan mendengarkan selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kali per
menit atau lebih dari 140 kali per menit, kemungkinan janin dalam keadaan gawat. Selain
bunyi jantung anak dapat didengarkan bising tali pusat seperti meniup. Kemudian bising
rahim, seperti bising yang frekuensinya sama seperti denyut nadi ibu, bunyi aorta
frekuensinya sama seperti denyut nadi dan bising usus yang sifatnya tidak teratur.
Perubahan Fisik pada Kehamilan Trimester Kedua
Menurut Kurnia (2009, p. 190-194), perubahan fisik pada trimester II adalah:
1. Perut semakin membesar --- Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar
dan melewati rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap
minggu. Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan puser
(umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita, perutnya
akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
2. Sendawa dan buang angin --- Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu
hamil hal ini sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama
kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak
nyaman.
3. Pelupa --- Pada beberapa ibu hamil akan menjadi sedikit pelupa selama kehamilannya.
Ada beberapa teori tentang hal ini, diantaranya adalah karena tubuh ibu hamil terus
bekerja berlebihan untuk perkembangan bayinya sehingga menimbulkan blok pikiran.
4. Rasa panas di perut --- Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi
selama kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan juga
pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna sehingga mendorong
asam lambung kearah atas.
5. Pertumbuhan rambut dan kuku --- Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku
bertumbuh lebih cepat dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak
diinginkan, seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang
tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
6. Sakit perut bagian bawah --- Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri
di perut bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena
perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin membesar.
Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak menetap.
7. Pusing --- Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua,
karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga
menyebabkan tekanan darah menurun.
8. Hidung dan Gusi berdarah --- Hal ini juga terjadi karena peningkatan aliran darah selama
masa kehamilan. Kadang juga mengalami sumbatan di hidung. Ini disebabkan karena
adanya perubahan hormonal.
9. Perubahan kulit --- Ibu hamil akan mengalami perubahan pada kulit. Perubahan tersebut
bisa berbentuk garis kecoklatan yang dimulai dari puser (umbilicus) sampai ke tulang
pubis yang disebut linea nigra. Sedangkan kecoklatan pada wajah disebut chloasma atau
topeng kehamilan. Hal ini dapat menjadi petunjuk sang ibu kurang asam folat. Strecth
mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan, biasanya pada paha atas, dan
payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin
jangan menggaruknya. Strecth mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah
persalinan.
10. Payudara --- Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang
kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap
dan besar. Bintik- bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah kelenjar kulit.
11. Kram pada kaki --- Kram otot ini timbul karena sirkulasi darah yang lebih lambat saat
kehamilan. Atasi dengan menaikkan kaki ke atas dan minum kalsium yang cukup. Jika
terkena kram kaki ketika duduk atau saat tidur, cobalah menggerak-gerakkan jari-jari
kaki ke arah atas.
12. Sedikit Pembengkakan --- Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan
hampir 40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang
menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak sedikit
pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian bawah dan
pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada posisi duduk atau berdiri
yang terlalu lama.
Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester Kedua
Menurut Sulistyawati (2009, p. 76-77), perubahan psikologis pada trimester II adalah:
1. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
2. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
3. Merasakan gerakan anak
4. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
5. Libido meningkat
6. Menuntut perhatian dan cinta
7. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
8. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru
menjadi ibu
9. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk
peran baru
Asuhan kebidanan ibu hamil
Pengkajian
A. Data Subjektif
1. Identitas
2. Alasan datang
3. Keluhan datang
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan keluarga
5. Riwayat obsetri
a. Riwayat menstruasi
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
6. Riwayat KB
7. Riwayat Kehamilan
8. Pola kebutuhan sehari-hari
9. Psikososial spiritual
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
2. Pemeriksaan fisik/ status present
3. Pemeriksaan khusus/ status obsetri
4. Pemeriksaan penunjang
C. Assesment
D. Planning