2
Pasal 55 ayat (4) : Menteri/Pimpinan lembaga selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang memberikan pernyataan bahwa
pengelolaan APBN telah diselenggarakan berdasarkan Sistem
Pengendalian Intern yang memadai dan akuntansi keuangan telah
diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Pasal 58 ayat (1) dan (2) : Dalam rangka meningkatkan kinerja,
transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,
Presiden selaku Kepala Pemerintah mengatur dan
menyelenggarakan Sistem Pengendalian Intern di lingkungan
pemerintah secara menyeluruh. SPI ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
SPIP
Pemantauan
Pengendalian
Intern
Informasi &
Komunikasi
Kegiatan
Pengendalian
Penilaian Risiko
Lingkungan
Pengendalian
Identifikasi Risiko
Analisis Risiko
Sarana Komunikasi
Manajemen Sistem Informasi
Pemantauan Berkelanjutan
Evaluasi Terpisah
Tindak Lanjut
Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pengendalian Pengelolaan Sistem Informasi
Pengendalian Fisik atas Aset
Penetapan & Reviu Indikator & Ukuran Kinerja
Pemisahan Fungsi
Otorisasi Transaksi dan Kejadian Penting
Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu
Pembatasan Akses atas Sumber Daya
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya
Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
Dokumentasi atas Sistem Pengendalian Intern
Kebijakan yang Sehat tentang Pembinaan SDM
Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab
Struktur Organisasi yang Sesuai Kebutuhan
Kepemimpinan yang Kondusif
Komitmen terhadap Kompetensi
Penegakan Integritas dan Etika
Peran APIP yang Efektif
Hubungan Kerja yang Baik
Ps. 4
Ps. 13
Ps. 18
Ps. 41
Ps. 43
SPIPLingkungan
Pengendalian
Kebijakan yang Sehat tentang
Pembinaan SDM
Pendelegasian Wewenang dan
Tanggung Jawab yang Tepat
Struktur Organisasi yang Sesuai
Kebutuhan
Kepemimpinan yang Kondusif
Komitmen terhadap Kompetensi
Penegakan Integritas dan Etika
Peran APIP yang Efektif
Hubungan Kerja yang Baik
SPIP Penilaian Risiko
Identifikasi Risiko
Analisis Risiko
SPIPKegiatan
Pengendalian
Pembinaan Sumber Daya Manusia
Pengendalian Pengelolaan
Sistem Informasi
Pengendalian Fisik atas Aset
Penetapan & Reviu Indikator &
Ukuran Kinerja
Pemisahan Fungsi
Otorisasi Transaksi dan
Kejadian Penting
Pencatatan yang Akurat dan
Tepat WaktuPembatasan Akses atas
Sumber Daya
Akuntabilitas terhadap Sumber Daya
Reviu atas Kinerja Instansi
Pemerintah
Dokumentasi atas Sistem
Pengendalian Intern
SPIP Informasi &
Komunikasi
Sarana Komunikasi
Manajemen Sistem Informasi
SPIPPemantauan
Pengendalian
Intern
Pemantauan Berkelanjutan
Evaluasi Terpisah
Tindak Lanjut
9
S
S
S
AMS
PRESIDEN NKRI
KONFIGURASI DOMAIN PENGAWASANAKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
Siapa
KATEGORIRUANG
LINGKUPTUJUAN
KOMPE-TENSI
(KSA)
KSA: Knowledge, Skill, Attitude
S
S
S
+ M
+M
+M
(PASs)
SPIP: SistemPengendalianIntern Pemerintah
Melakukan
+ A
+ A
+A
Apa (Obyek)
Bupati
Wkota
M: Menteri; G: Gubernur
BUN
BUN: BendaharaUmumNegara
M& G
B P K P
> 75% 25%
Akuntansi
Mgmn
Berjen-
jang
Akunta-
bilitas
Bupati/
Wkota
Akunta-bilitas
Akunta-
bilitas
Menteri&
Gubernur
Presiden
STRA-
TAKTIS
TEGIS
TEKNIS
NASIO-
NALKasusbesar
(Big Fish)
K/LProv
Kasusregional
fungsipengawasan
fungsipengawasan
fungsipengawasan
Pem
Kab/kotaKasus-kasus
Sektoral
daerah
AK
UN
TA
BIL
ITA
S
PE
NG
EL
OL
AA
N
KE
UA
NG
AN
N
EG
AR
A
Lap
ora
nK
eu
an
gan
dan
Kin
erj
a
Back Up
- Teknis
- SDM
Itjen/Irtama
/Inspekt
Inspektorat
Bawasda
COSO
SISDAL RISIKO
1
Sistem
Ruang
Lingkup
Sistem Pengend . Intern (K3I)Aparat
Was
KewenanganLapis
KemampuanKetKet
Moni-
toring
RECEIVING Dis -
patchin g
Con-
trolling
Nasional
Presiden X BPKP
Reviu LKPP,
Diklat ,
Pendmpngan , Audit, Eval ,
Invest, Tuj Ttt .
Strategik/Nasional
X
X
Irjen/Irtama
Reviu
Tupoksi
Dept/
LPND
(TAKTIS)
X
XBawasda Reviu
Tupoksi
Pemda
(TEKNIS)
Sistem
Ruang
Lingkup
Sistem Pengend . Intern (K3I)Aparat
Was
KewenanganLapis
KemampuanKetKet
Moni-
toring
RECEIVING Dis -
patchin g
Con-
trolling
Nasional
Presiden X BPKP
Reviu LKPP,
Diklat ,
Pendmpngan , Audit, Eval ,
Invest, Tuj Ttt .
Strategik/Nasional
X
X
Irjen/Irtama
Reviu
Tupoksi
Dept/
LPND
(TAKTIS)
X
XBawasda Reviu
Tupoksi
Pemda
(TEKNIS)
M: Menteri G: Gubernur
U: UPT B/W: Bupati/Walikota
Pulahta Info Display
Feedback
GM
B/ W
> 75%25%
Disiplin
ilmu lain
Spesifik
COSO: Committee of Sponsoring Organization ttg Int Control
PASs : President’s Accountability Systems
(C3I)
C3I : Command, Control, Communication & Information System
SistemPengendalianIntern Pemerintah(SPIP)
SIM PIP
&
&
SIM PIP : Sistem Inf Manajemen Pengend. Intern Pemerintah
Melakukan pengawasan akuntabilitas keuangan negara yang terdiri atas aspek keuangan
dan nonkeuangan dalam rangka terwujudnya akuntabilitas tunggal presiden sebagai
pemegang kekuasaan negara untuk tujuan bernegara.
WAS INTERN AKUNTABILITAS KEU. NEGARA
Melalui audit ,reviu, evaluasi
& pengawasan lainnya utk
meningkatkan:
•Governance process
•Risk management
•Control
Obligation to answer
pertanggungjawaban
keberhasilan dan
kegagalan pencapaian
misi
•Objek: Semua hak & kewajiban ngr yg
dpt dinilai dg uang (moneter, fiskal, kek
ngr yg dipisahkan) & sgl sst yg dpt
dijadikan milik ngr
•Subyek: seluruh obyek yg
dimiliki/dikuasai Pem Pst/Daerah ,
BUMN/D, & badan lain yg terkait
•Proses: Perumusan kebijakan s.d.
pertgjwban
•Tujuan: Sel. kebijakan, kegiatan & hub
hkm yg berkaitan dg pengelolaan obyek
•Macro perspective: Keu Ngr digunakan
utk pencapaian tujuan bernegara
NEW BPKP
SBG AUDITOR
PRESIDEN
PEMBINAAN SPIP
•Pedoman, Sosialisasi, Diklat,
Bim&Kons, Peningkatan
Kompetensi Auditor
UNSUR SPIP•Lingkungan Dal, Penilaian Risiko,
Kegiatan Dal, Info & komunikasi,
Pemantauan Dal Intern
input proses output outcome
PRESIDENT’S ACCOUNTABILITY SYSTEMS (PASs)
EXPERTISE
CAPACITY
BUILDING
CURRENT
ISSUES
CLEARING
HOUSE
AKUNTABILITAS
PEMERINTAHCHECK &
BALANCE
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DOMAIN BPKP
(4Cs)
PSL 59 PSL 49
Non Justicia
(Professional Judgment)
Pro Justicia
(Bukti Material TPK)
BPKBPKP
& APIPKPK, POLRI, kEJAGUNG
GENERAL AUDIT
(OPINI)
OPERASIONAL
AUDIT
(TEMUAN MGMN)PENYIDIKAN
AUDIT INVESTIGASI
(PENYELIDIKAN)
GELAR KASUS / PERKARA
(CLEARING HOUSE)
14
Data warehouse yang komprehensif & historis
Mengkolaborasikan informasi Yang tersebar di masing-masing Instansi (dep/lemb/pemda/BUMN/D/L)Untuk kepentingan analisis dan penelitian
Pengetahuan-pengetahuanterdokumentasi secara komprehensif dan uptodate
Perencanaan kegiatanberdasarkan analisaResiko dan Prioritas
Presiden memperoleh informasidan pengetahuan yang CredibleSehingga dapat mengambilkeputusan yang tepat
Sumber Data/Informasi
Integration of Information (PASs)
ManagementDecision Making
Collaborative Analysis & Research
Knowledge Creation
Intelligence-basedPlanning
Lembaga PemdaKemen-
terian
PRESIDEN
BUMN/D/L LAINNYA14
NO FASE KEBUTUHAN KEGIATAN PRODUK TIME FRAME
1 Knowing • Pemahaman,
• Penyamaan persepsi
Penelitian, Kajian,
Benchmarking,
Sosialisasi, Diklat
Laporan
pelaksanaan
Waktu yang
dibutuhkan
bergantung
pada
besarnya
dukungan
pimpinan dan
organisasi
tersebut.
2 Mapping Kondisi, Tujuan, Gap Diagnostic assessment IC Map
3 Norming Membangun fondasi /
infrastruktur sistem
•Kebijakan s.d. SOP:
Draft Pedoman Umum
dan Draft Pedoman
Teknis (Limited
Hearing,Public Hearing,
Pilotting)
•Pembuatan Modul Diklat
•Pengembangan
Kompetensi: Diklat,
•Pedoman
Umum
•Pedoman
Teknis
•Modul Diklat
•Aturan-aturan
intern
•Lap pelaks.
•Satgas-satgas
dan produknya
4 Forming Membangun unsur-unsur SPI •Implementasi
•Internalisasi
Laporan
tahapan
pengembangan
SPI BPKP
5 Performing Pemanfaatan SPI
(memetik kegunaan)
•Monitoring
•Evaluasi
Laporan Hasil
Evaluasi
TAHAPAN PENGEMBANGAN SPIP
Program Kerja Pengawasan BPKP
Pasal 49
Lintas Sektoral:
• Program Pemerintah di bidang
antara lain Ketahanan Pangan,
Pendidikan, Kesejahteraan
Masyarakat
• LAKIP, LKPD
Bendahara Umum Negara (BUN):
• Dana Dekon, Dana Bagi Hasil,
Subsidi, Dana Alokasi Khusus
Penugasan Presiden:
• Strategis berdampak Nasional
Pasal 49
Metodologi:
• Evaluasi Program
• Audit Kinerja
• Analisis Kebijakan
• Survey
• Audit Ketaatan
• Penilaian Risiko dan
Good Governance
• Forensic AuditingLain:
• Laporan Keuangan BUMD
• Laporan Keuangan Proyek BLN
• Investigasi
Program Kerja Pengawasan BPKP
Pasal 59
Pembinaan
• Sistem Pengendalian Intern
(Manajemen Aset/SDM/
Persediaan/Keuangan/Risiko)
• Good Corporate Governance
(BUMD)
• Good Local Governance
• Akuntansi Keuangan & Biaya
Pasal 59
Metodologi:
• Sosialisasi
• Evaluasi
• Penilaian Mandiri (Self
Assessment)
• Focus Group Discussion
• Pendidikan dan
Pelatihan
• Bimbingan Teknis
• Pendampingan
• Sistem Pengendalian Intern yang
diselenggarakan secara menyeluruh
di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
(Bab I Ps. 1 hrf 2).
• Seluruh proses kegiatan audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lain terhadap penyelenggaraan
tugas dan fungsi organisasi dalam rangka
memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan
tolok ukur yang telah ditetapkan secara
efektif dan efisien untuk kepentingan
pimpinan dalam mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik (Bab I Ps.1 hrf. 3).
a. Penyusunan pedoman teknis
penyelenggaraan SPIP
b. Sosialisasi SPIP
c. Pendidikan & pelatihan SPIP
d. Pembimbingan & konsultansi SPIP
e. Peningkatan kompetensi auditor APIP
Ps. 59 (1)
•Kegiatan bersifat lintas sektoral
•Kegiatan kebendaharaan umum negara
•Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari PresidenPs. 49 (2)
•Laporan hasil pengawasan kebendaharaan umum negaradisampaikan kepada Menkeu & pimpinan IP yg diawasi
•Menyusun & menyampaikan ikhtisar laporan hasil was kpd Presiden
Ps. 54 (2), (3)
•Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP)Ps. 57 (4)
•Pembinaan penyelenggaraan SPIPPs. 59 (1),
(2)
Was intern thd akuntabilitas keuangan negara:
a. Lingkungan pengendalian
Kondisi dalam instansi pemerintah yang
mempengaruhi efektivitas pengendalian intern.
Pimpinan instansi pemerintah wajib menciptakan
dan memelihara lingkungan pengendalian yang
menimbulkan perilaku positif dan kondusif untuk
penerapan sistem pengendalian intern dalam
lingkungan kerjanya.
UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN
DALAM PERATURAN PEMERINTAH
b. Penilaian risiko
Kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian
yang mengancam pencapaian tujuan dan sasaran
Instansi Pemerintah. Penilaian risiko terdiri dari
identifikasi risiko dan analisis risiko. penilaian
risiko, pimpinan Instansi Pemerintah menetapkan
tujuan instansi pemerintah dan tujuan pada
tingkat kegiatan dengan berpedoman pada
peraturan perundang-undangan.
UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN
DALAM PERATURAN PEMERINTAH
c. Kegiatan pengendalian
Tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko serta
penetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur
untuk memastikan bahwa tindakan mengatasi risiko
telah dilaksanakan secara efektif.
UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN
DALAM PERATURAN PEMERINTAH
d. Informasi dan komunikasi
Informasi adalah data yang telah diolah yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.
Sedangkan komunikasi adalah proses penyampaian
pesan atau informasi dengan menggunakan simbol atau
lambang tertentu baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk mendapatkan umpan balik.
UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN
DALAM PERATURAN PEMERINTAH
e. Pemantauan Pengendalian Intern
Proses penilaian atas mutu kinerja sistem
pengendalian intern dan proses yang
memberikan keyakinan bahwa temuan audit dan
evaluasi lainnya segera ditindaklanjuti.
Pemantauan pengendalian intern dilaksanakan
melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi
terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil
audit dan reviu lainnya.
UNSUR SISTEM PENGENDALIAN INTERN
DALAM PERATURAN PEMERINTAH
Pimpinan Instansi Pemerintah wajib menciptakan dan memelihara
lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan
kondusif untuk penerapan Sistem Pengendalian Intern dalam
lingkungan kerjanya, melalui:
a. penegakan integritas dan nilai etika;
b. komitmen terhadap kompetensi;
c. kepemimpinan yang kondusif;
d. pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan;
e. pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat;
f. penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang
pembinaan sumber daya manusia;
g. perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang
efektif; dan
h. hubungan kerja yang baik dengan Instansi Pemerintah terkait.
Lingkungan Pengendalian
Pasal 4
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajibmelakukan penilaian risiko.
(2) Penilaian risiko sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:
a. identifikasi risiko; dan
b. analisis risiko.
Bagian Ketiga
Penilaian Risiko
Pasal 13
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai
dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas
dan fungsi Instansi Pemerintah yang bersangkutan.
(2) Penyelenggaraan kegiatan pengendalian
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurang-
kurangnya memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. kegiatan pengendalian diutamakan pada
kegiatan pokok Instansi Pemerintah;
b. kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan
proses penilaian risiko;
Bagian Keempat
Kegiatan Pengendalian
Pasal 18
c. kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan
dengan sifat khusus Instansi Pemerintah;
d. kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara
tertulis;
e. prosedur yang telah ditetapkan harus
dilaksanakan sesuai yang ditetapkan secara
tertulis; dan
f. kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur
untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih
sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan.
Bagian Keempat
Kegiatan Pengendalian
Pasal 18
(3) Kegiatan pengendalian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. reviu atas kinerja Instansi Pemerintah yang
bersangkutan;
b. pembinaan sumber daya manusia;
c. pengendalian atas pengelolaan sistem
informasi;
d. pengendalian fisik atas aset;
e. penetapan dan reviu atas indikator dan
ukuran kinerja;
f. pemisahan fungsi;
g. otorisasi atas transaksi dan kejadian yang
Penting;
Bagian Keempat
Kegiatan Pengendalian
Pasal 18
h. pencatatan yang akurat dan tepat waktu
atas transaksi dan kejadian;
i. pembatasan akses atas sumber daya dan
pencatatannya;
j. akuntabilitas terhadap sumber daya dan
pencatatannya; dan
k. dokumentasi yang baik atas Sistem
Pengendalian Intern serta transaksi dan
kejadian penting.
Bagian Keempat
Kegiatan Pengendalian
Pasal 18
Pimpinan Instansi Pemerintah wajibmengidentifikasi, mencatat, dan
mengkomunikasi kan informasi dalam bentuk
dan waktu yang tepat.
Bagian Kelima
Informasi dan Komunikasi
Pasal 41
(1) Pimpinan Instansi Pemerintah wajib
melakukan pemantauan Sistem Pengendalian
Intern.
(2) Pemantauan Sistem Pengendalian Intern
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan melalui pemantauan
berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak
lanjut rekomendasi hasil audit dan reviu
lainnya.
Bagian Keenam
PemantauanPasal 43
(1) Menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan
bupati/walikota bertanggung jawab atas efektivitas
penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern di
lingkungan masing-masing.
(2) Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas Sistem
Pengendalian Intern sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan:
a. pengawasan intern atas penyelenggaraan tugas dan
fungsi Instansi Pemerintah termasuk akuntabilitas
keuangan negara; dan
b. pembinaan penyelenggaraan SPIP.
BAB III
PENGUATAN EFEKTIVITAS PENYELENGGARAAN
SPIP
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 47
(1) Pengawasan intern sebagaimana dimaksud dalam Pasal
47 ayat (2) huruf a dilakukan oleh aparat pengawasan
intern pemerintah.
(2) Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) melakukan pengawasan intern
melalui:
a. audit;
b. reviu;
c. evaluasi;
d. pemantauan; dan
e. kegiatan pengawasan lainnya.
Bagian Kedua
Pengawasan Intern atas Penyelenggaraan Tugas
dan
Fungsi Instansi Pemerintah
Pasal 48
Pasal 49
(1) Aparat pengawasan intern pemerintah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 48 ayat (1) terdiri atas:
a. BPKP;
b. Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara fungsional
melaksanakan pengawasan intern;
c. Inspektorat Provinsi; dan
d. Inspektorat Kabupaten/Kota.
(2) BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas
keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
a. kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
b. kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan
penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara; dan
c. kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
(3) Dalam rangka pelaksanaan pengawasan intern untuk kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, Menteri
Keuangan melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan
Instansi Pemerintah lainnya.
.
Pasal 49
(4) Inspektorat Jenderal atau nama lain yang secara
fungsional melaksanakan pengawasan intern melakukan
pengawasan terhadap seluruh kegiatan dalam rangka
penyelenggaraan tugas dan fungsi kementerian
negara/lembaga yang didanai dengan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
(5) Inspektorat Provinsi melakukan pengawasan terhadap
seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan
fungsi satuan kerja perangkat daerah provinsi yang didanai
dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi.
(6) Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan
terhadap seluruh kegiatan dalam rangka penyelenggaraan
tugas dan fungsi satuan kerja perangkat daerah
kabupaten/kota yang didanai dengan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah kabupaten/kota. Slide 22
(1) Pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) huruf b
meliputi:
a. penyusunan pedoman teknis
penyelenggaraan SPIP;
b. sosialisasi SPIP;
c. pendidikan dan pelatihan SPIP;
d. pembimbingan dan konsultansi SPIP; dan
e. peningkatan kompetensi auditor aparat
pengawasan intern pemerintah.
(2) Pembinaan penyelenggaraan SPIP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh BPKP.
Bagian Ketiga
Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah
Pasal 59
Pasal 58
Ketentuan lebih lanjut mengenai
penyelenggaraan pengawasan intern
terhadap akuntabilitas keuangan negara
diatur dengan Peraturan Presiden.
1. Menerapkan aturan prilaku, kode etik, keteladanan
pimpinan;
2. Menyusun standar kompetensi;
3. Merespon secara positif pelaporan keuangan
4. Menyesuaikan dengan sifat dan ukuran kegiatan
instansi.
5. Wewnang diberikan kepada pegawai yg tepat
6. Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekruitmen
sampai pemberhentian pegawai.
7. Memberikan keyakinan yg memadai atas pencapaian
tujuan
8. Saling uji antar SKPD atau antar bagian
CONTOH LINGKUNGAN
PENGENDALIAN