Download - Pajak Hotel Dan Restoran
PAJAK HOTEL DAN RESTORANKABUPATEN BADUNG
DASAR HUKUM YANG DIGUNAKAN
–Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah.–Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 15
Tahun 2011 Tentang Pajak Hotel–Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 16
Tahun 2011 Tentang Pajak Restoran
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan hotel.
- Hotel- Rumah Penginapan- Pengusaha Hotel- Pembayaran- Bon Penjualan
PENGERTIAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN
Pajak Hotel adalah pajak atas pelayanan Restoran.
-Restoran- Warung-Kantin
Objek Pajak Hotel adalah Pelayanan yang disediakan
oleh Hotel dengan pembayaran jasa pelayanan
dan jasa penunjangnya sebagai kelengkapan Hotel yang sifatnya memberikan
kemudahan dan kenyamanan termasuk fasilitas olahraga dan
hiburan serta jasa penunjang
Objek Pajak Restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran yang meliputi
pelayanan penjualan makanan dan/atau minuman yang
dikonsumsi oleh pembeli baik dikonsumsi di tempat
pelayanan maupun di tempat lain yang mencakup rumah
makan, kafetaria, kantin, warung, bar, dan sejenisnya
termasuk jasa boga / katering
OBJEK PAJAK HOTEL DAN RESTORAN
• Jasa tempat tinggal yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau pemerintah daerah.
• Jasa sewa apartement, kondominium dan sejenisnya yang tidak difungsikan sebagai Hotel
• Jasa tempat tinggal dipusat pendidikan atau kegiatan keagamaan
• Jasa tempat tinggal di rumah sakit, asrama perawat, panti jompo, panti asuhan dan panti sosial lainnya yang sejenis, dan
• Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang diselenggarakan oleh Hotel yang dapat dimanfaatkan oleh umum
• Pelayanan yang disediakan oleh restoran yang nilai penjualannya kurang dari Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) sebulan dengan ketentuan restoran yang telah menjadi wajib pajak yang nilai penjualannya dibawah Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) sebulan, tetap sebagai objek pajak
TIDAK TERMASUKOBJEK PAJAK HOTEL DAN RESTORAN
• Subjek Pajakkonsumen yang menikmati dan membayar pelayanan yang diberikan oleh pengusaha hotel
• Wajib Pajakorang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha di bidang jasa penginapan
• Subjek Pajakorang pribadi atau badan yang membeli makanan dan/atau minuman dari restoran
• Wajib Pajakpribadi atau badan yang mengusahakan restoran
SUBJEK PAJAK DAN WAJIB PAJAK HOTEL DAN RESTORAN
Jumlah pembayaran atau seharusnya dibayar kepada hotel dan restoran
10 %
DASAR PENGENAAN PAJAK
TARIF PAJAK HOTEL DAN RESTORAN
BESARNYA PAJAK TERUTANG= Dasar pengenaan pajak x 10 %
Masa PajakJangka Waktu Yang Lamanya 1 Bulan Kalender
Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri
dibayar dengan menggunakan SPTPD,
SKPDKB, dan/atau SKPDKBT
PENETAPAN
Pembayaran Pajak dilakukan di Kas Daerah, Bendahara Penerima Dinas Pendapatan atau tempat lain yang ditentukan oleh Bupati.
Apabila pembayaran pajak dilakukan di Bendahara Penerima Dinas Pendapatan, hasil penerimaan pajak harus disetor ke Kas Daerah selambat-lambatnya 1 (satu) hari kerja berikutnya.
Apabila jumlah Pajak yang belum dibayar tidak dilunasi dalam jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam Surat Teguran, jumlah pajak yang harus dibayar ditagih dengan Surat Paksa.
PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN
Hak untuk melakukan penagihan Pajak menjadi kedaluwarsa setelah
melampaui waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutangnya Pajak, kecuali apabila Wajib Pajak melakukan
tindak pidana dibidang perpajakan Daerah.
KADALUWARSA
Dikenakan 2 % Dikenakan 25% Dikenakan 100%
SANKSI ADMINISTRATIF
Bupati dapat:• mengurangkan atau menghapuskan sanksi administratif berupa bunga,
denda, dan kenaikan pajak yang terutang menurut peraturan perundang-undangan perpajakan Daerah, dalam hal sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya;
• mengurangkan atau membatalkan SKPDKB, SKPDKBT atau STPD, SKPDN atau SKPDLB yang tidak benar;
• mengurangkan atau membatalkan STPD;• membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan Pajak yang
dilaksanakan atau diterbitkan tidak sesuai dengan tata cara yang ditentukan; dan
• mengurangkan ketetapan Pajak terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan membayar Wajib Pajak atau kondisi tertentu objek pajak.
PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRATIF
Setiap wajib pajak yang tidak mengisi SPTPD dengan jelas, benar dan lengkap serta
ditandatangani oleh WP atau keuasanya dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lambat 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak
Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah)
PEMBETULAN, PEMBATALAN, PENGURANGAN KETETAPAN DAN PENGHAPUSAN ATAU PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRATIF
Badung merupakan kabupaten dengan Pendapatan Asli Daerah terbesar di Bali yang dimana jumlah Pajak Hotel dan Restoran yang terkumpul dapat mencapai 60% sampai 80% dari PAD yang diteriama.
Kasus Penggelapan Pajak Hotel dan Restoran di Kabupaten Badung
Tahun
RealisasiPersentase
(%)PAD PHR
2008 759.720.015.450,53 635.683.630.562,32 83,67
2009 796.879.516.014,72 667.119.047.159,94 83,72
2010 979.241.565.350,13 798.827.285.889,86 81,58
2011 1.406.835.182.181,01 969.348.761.116,15 68,90
Tingginya pemasukan daerah atas PHR tentunya akan rentan dengan tindakan-tindakan kecurangan atau penyelewengan baik yang dilakukan Wajib Pajak atau yang memungut pajak itu sendiri yang dalam hal ini Dispenda. Kejaksaan Negeri Denpasar melansir data puluhan hotel berbintang yang tersebar di Kabupaten Badung, Bali diduga menggelapkan PHR (Pajak Hotel dan Restoran), yang jumlahnya mencapai miliaran rupiah. Dalam kasus ini para staf perusahaan wajib pajak (WP) yang tidak menyetorkan pajaknya ke kas daerah dan saksi dari Dinas Pendapatan (Dispenda) Badung sedang dalam proses penyelidikan Menurut Kejari Denpasar sedikitnya ada lima hotel dan restoran yang diduga mengempalang pajak. Diperoleh data, setidaknya ada lima hotel dan restauran yang diduga melakukan penggelapan pajak, disebut-sebut mencapai Rp10 miliar lebih.
Akibat temuan tersebut Anggota DPRD Provinsi Bali mendesak seluruh kabupaten dan kota segera menerapkan pembayaran secara "online" bagi pajak hotel dan restoran (PHR) demi transparansi keuangan. Pajak Online dapat memberikan gambaran yang lebih transparan mengenai pemasukan ataupun pengeluaran yang terjadi dalam hal perpajakan sehingga masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengawasan perpajakan itu sendiri. contohnya jika sudah menggunakan sistem online ini setiap tamu yang datang ke sebuah hotel akan tercatat secara otomatis melalui komputer, dan di sana akan diketahui pula pajak yang harus terbayar., sehingga tidak ada kecurangan Menurut Sugawa Kori dalam Nata News, penerapan pajak online dapat menambah optimalisasi penerimaan pajak sampai 50%.
Meski provinsi sudah mendesak kabupaten/kota secepatnya menerapkan PHR online, namun kabupaten terkaya di Bali ini sejauh ini belum bisa memastikan kapan sistem pemungutan pajak berbasis IT ini bisa diterapkan. Pemkab Badung masih dalam tahap pengkajina tentang teknologi pajak online ini serta kurangnya sumber daya manusia kompeten yang akan menjalankan sistem tersebut.
DISKUSI
TERIMAKASIH