Hal 1 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
P U T U S A N NOMOR : 168/PDT/2014/PT.PBR
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Pekanbaru yang memeriksa dan mengadili perkara
perdata dalam tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam
perkara antara:
PT. KAWASAN INDUSTRI TANJUNG BUTON (KITB), sebagai Pemegang
Saham PT. Tanjung Buton Makmur Sejahtera (TBMS), berkedudukan di Jl.
Pangeran No. 12 Siak Sri Indrapura, yang diwakili oleh Tengku Munzir Bey
Direktur PT, KAWASAN INDUSTRI TANJUNG BUTON beralamat di Jl. Raja
Kecik No. 53 Kel. Kampung Dalam Kec. Siak Sri Indrapura selanjutnya
disebut PEMBANDING semula PENGGUGAT;
L A W A N
Ir. RADEN FATHAN KAMIL, selaku pribadi (Mantan Direktur Utama PT.
Tanjung Buton Makmur Sejahtera), Beralamat di Jalan Jendral Ahmad Yani
No. 14 RT. 004 RW. 009 Kelurahan Utan Kayu, Kecamatan Matraman
Jakarta Timur. Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya 1. E. E. Enggar
Bawono, SH, 2. Davy Helkiah Radjawane, SH, 3. Mohammad Saidwan, SH,
4. Agus Imam Saroni, SH, 5. Erna Amiarsih, SH. 6. Ferdinand Martinus
Woda, SH, Advokad pada BAWONO & RADJAWANE beralamat di Jl. K.S.
Tubun IV No. 37 Slipi-Petamburan Jakarta Barat selanjutnya disebut
TERBANDING semula TERGUGAT;
PENGADILAN TINGGI TERSEBUT ;
Telah membaca Surat Penetapan Katua Pengadilan Tinggi Pekanbaru
tanggal 10 Oktober 2014 Nomor 168/Pen.Pdt/2014/PT.PBR, tentang penunjukan
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara antara kedua pihak
tersebut;
Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 5 April
2013, yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura
pada tanggal 22 April 2013 di bawah Nomor Register 03/Pdt.G/2013/PN - SIAK
telah mengemukakan hal - hal sebagai berikut :
Hal 2 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
1. Bahwa Penggugat adalah PT. Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) yang
dibentuk dengan Peraturan Daerah Kabupaten Siak No. 7 Tahun 2004 tentang
Pembentukan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perseroan Terbatas (PT)
Kawasan Industri Tanjung Buton.
2. Bahwa pada tanggal 27 Mei 2008 PT. Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB)
membuat Memorandum of Agreement (MOA) No. 001/MOA/MPM/KITB/05.08.
antara PT. Kawasan Industri Tanjung Buton denganPT. Miway Persada untuk
Membentuk perusahaan Joint Venture PT. Tanjung Buton Makmur Sejahtera
(PT. TBMS).
Bahwa Perusahaan Joint Venture PT. Tanjung Buton Makmur Sejahtera
(PT. TBMS) dengan Komposisi Kepemilikan 35 % dan 65 %. Modal disetor
pada awal pendirian PT. TBMS adalah Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar
rupiah) yaitu : PT. KITB sebesar 35 % atau dengan nilai Rp. 3.500.000.000,-
(tiga milyar lima ratus juta rupiah) berdasarkan RUPS PT. TBMS tanggal 20
September 2008, modal disetor tersebut kemudian berubah menjadi Rp.
17.500.000.000,- (tujuah belas milyar lima ratus juta rupiah) oleh KITB dan Rp.
32.500.000.000,- (tiga puluh dua milyar lima ratus juta rupiah) oleh PT Miway
Persada.
Bahwa susunan Pengurus saat Pembentukan PT. TBMS adalah sebagai
berikut :
- Ir. Raden Fathan Kamil sebagai Direktur Utama (PT. MIWAY).
- Aan Supriyadi sebagai Direktur Tehnik (PT. KITB).
- Buce Darbu Zyd Alfarabi sebagai Direktur (PT. KITBP).
- Muhammad Yusuf sebagai Direktur (PT. MIWAY).
- Edwin Adrianto sebagai Direktur (PT. MIWAY).
- Ir. Syarifuddin, MT sebagai Komisaris (PT. KITB).
- Ahmad Farihan sebagai Komisaris (PT. MIWAY).
3. Bahwa pada tanggal 10 Oktober 2008, dibuat Memorandum of Agreement
(MOA) antara PT. Trans Samudera Usaha Sejahtera (TRUS) sebagai Penjual
dan PT. Tanjung Buton Makmur Sejahtera (PT. TBMS) sebagai Pembeli Kapal
MV Fatimah dengan harga Rp. 90.250.000.000,- (Sembilan puluh milyar dua
ratus lima puluh juta rupiah). Sumber dana pembelian kapal tanker berasal dari
kas PT. TBMS dan kredit kepada Bank Muamalat Indonesia.
Dengan spesifikasi Kapal Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) sebagai berikut:
- Built : 4/1983
- By : Higaky Shipbuilding Co. Ltd. Japan
- Flag : Indonesia
Hal 3 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
- Place Registration : Jakarta
- Call Sigr : PKAH
- Grt/Nrt : 5.206 m3/2 . 715 m3
- Register Number : IMO No. 8208177.
Kapal tanker tersebut dibeli dari PT. Trans Samudera Usaha Sejahtera (TRUS)
yang merupakan pemegang saham mayoritas pada PT. MIWAY PERSADA
MAKMUR. Direktur Utama PT. Trans Samudera Usaha Sejahtera (TRUS)
tersebut juga merupakan Direktur Utama PT. Miway dan juga merupakan
Direktur Utama PT. TBMS. Pada saat pembelian kapal, mayoritas saham PT.
TBMS (65%) dikuasai oleh PT. Miway Persada.
Bahwa pembelian Kapal tanker MV Fatimah seharga Rp. 90.250.000.000,-
(Sembilan puluh milyar dua ratus lima puluh juta rupiah), tersebut tidak
dapat diyakini kewajaran harganya pada saat pembelian Kapal tersebut PT.
Tanjung Buton Makmur Sejahtera selaku pembeli (Buyers) tidak melakukan
Perbandingan harga untuk kapal sejenis tidak menggunakan jasa appraisal
yang Independen untuk menaksir harga kapal, justru jasa appraisal yang
dipakai adalah yang ditunjuk oleh PT. Trans Samudera Usaha Sejahtera.
Seharusnya untuk menaksir harga kapal tersebut baik penjual (saller)
maupun pembeli (buyer) sangat perlu unutk mendapatkan harga kapal yang
layak.
4. Bahwa faktanya PT. TRUS membeli Kapal tersebut pada tanggal 20 April 2007
seharga US$ 4.280.000,-. Jika Kurs rupiah 9500 perdollar, maka harga kapal
tersebut adalah Rp. 40.660.000.000,- (empat puluh miliar enam ratus enam
puluh juta rupiah). Dalam satu tahun (yaitu tahun 2008) Tergugat telah menjual
Kapal tersebut dengan harga Rp. 90.590.000.000.- (Sembilan puluh miliar
limaratus Sembilan puluh juta rupiah). Secara logika tidak masuk akal menjual
harga jual kapal melonjak 2 kali lipat, sehingga telah terjadi mark up sebesar
Rp. 49.590.000.000,- (empat puluh sembilan miliar lima ratus sembilan puluh
juta rupiah). Akibatnya telah terjadi Kerugian Perusahaan (PT. TBMS) karena
kebijakan Direktur Utama (Dirut) saat itu (Tergugat). Dengan Kepemilikan
saham 35% yang ditanggung oleh KITB seharusnya adalah sebesar 35% atau
setara Rp. 17.356.500.000,- (tujuh belas miliar tiga ratus lima puluh enam juta
lima ratus ribu rupiah). Uang PT. KITB yang disetor sebagai penyertaan modal
semua habis digunakan oleh Direktur Utama PT. TBMS saat itu (Tergugat)
untuk membeli Kapal sehingga kerugian yang diderita PT. KITB selaku
pemegang saham PT. TBMS adalah:
Rp. 17.500.000.000,- + Rp. 17.356.500.000,- = Rp. 34.856.500.000,- (tiga
puluh empat miliar delapan ratus lima puluh enam lima ratus ribu rupiah).
Hal 4 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
5. Bahwa pada tanggal 17 Desember 2009 PT. Miway menarik sahamnya
sebesar Rp. 31.350.000.000,- (tiga puluh satu miliar tiga ratus lima puluh juta
rupiah), dari PT. TBMS sementara PT. KITB menambah saham dengan nilai
Rp. 4.150.000.000,- (empat miliar seratus lima puluh juta rupiah), sehingga PT.
KITB menjadi mayoritas dengan 95% atau Rp. 21.500.000.000,- (dua puluh
satu miliar lima ratus juta rupiah). Sementara kepemilikan PT. Miway hanya 5%
atau Rp. 1.150.000.000,- (satu miliar seratus lima puluh juta rupiah).
Bahwa dengan adanya Peralihan saham ini, diikuti dengan Pergantian Direksi
dan Komisaris.
Yaitu : Direktur Utama Buce Darbi Zyd Alfarabi
Direktur : Aan Supriadi
Komisaris Utama : Ir. Syarifuddin MT.
6. Bahwa Tergugat menjabat selaku Direktur Utama di PT. TBMS sejak bulan Mei
2008 hingga bulan Desember 2009. Sejak awal Direktur Utama (Tergugat)
tidak ada punya itikad baik dan tanggung jawab dalam menjalankan
Perusahaan Patungan (PT. TBMS).
Hal ini dapat dilihat kedudukan/posisi Tergugat ada dimana-mana, hal ini dapat
dilihat :
- Di PT. Tanjung Buton Makmur Sejahtera Tergugat sebagai Direktur
Utama
- PT. Miway Persada sebagai : Direktur Utama
- PT. Trans Samudera Usaha Sejahtera (TRUS) sebagai Direktur Utama.
Hal ini dilakukan untuk memuluskan niat Tergugat untuk meraih
keuntungan pribadi dari Perseroan Terbatas TBMS. Dalam hal
pembelian Kapal Tanker MV Fatimah, hal ini terlihat ketika pembelian
Kapal MV Fatimah PT. Tanjung Buton Makmur Sejahtera sebagai
pembeli tidak menggunakan jasa appraisal untuk menilai harga yang
layak untuk kapal tersebut.
7. Bahwa Tindakan Tergugat yang tidak beritikad baik dengan menempati posisi
Direktur Utama pada PT. Miway Persada, PT. TBMS, dan PT. TRUST dan
tidak menggunakan jasa appraisal dalam pembelian Kapal MV Fatimah
bertujuan untuk memudahkan penjualan Kapal yang tidak ekonomis lagi
dengan melakukan Mark up harga kapal tersebut merupakan Perbuatan
Melawan Hukum yang menimbukan Kerugian bagi Penggugat selaku
Pemegang Saham PT. Tanjung Buton Makmur Sejahtera (TBMS). PT.
Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) dalam kedudukan sebagai pemegang
saham PT. Tanjung Buton Makmur Sejahtera (TBMS), dalam hal ini mewakili
kepentingan PT. Tanjung Buton Makmur Sejahtera (TBMS)untuk mengajukan
Hal 5 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
gugatan Perbuatan Melawan Hukum kepada Tergugat saat menjabat Direktur
utama pada bulan Mei 2008 sampai bulan Desember 2009.
8. Bahwa dalam Pasal 97 Undang-undang no. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas menyebutkan:
1) Direksi bertanggung jawab atas pengurusan Perseroan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 92 ayat (1).
2) Pengurusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilaksanakan
setiap anggota Direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab.
3) Setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas
kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai
menjalankan tugasnya sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2).
4) Dalam hal Direksi terdiri atas 2 anggota atau lebih tanggung jawab
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berlaku tenggang rentang bagi setiap
anggota Direksi.
5) Anggota Direksi tidak dapat dipertanggungjababkan atas kerugian
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) apabila dapat membuktikan :
a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. Telah melakukan pengurusan dengan iktikad baik dan kehati-hatian
untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan
c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak
langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan
d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya
kerugian tersebut.
6) Atas nama Perseroan, pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10
(satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara
dapat mengajukan gugatan melalui pengadilan negeri terhadap anggota
Direksi yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian
pada Perseroan.
9. Bahwa berdasarkan Pasal 1365 KUH Perdata menyebutkan tiap Perbuatan
Melawan Hukum yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan
orang karena salahnya menerbitkan kerugian itu mengganti kerugian.
10.Bahwa Kerugian yang diderita oleh Penggugat akibat perbuatan Tergugat
adalah :
a. Kerugian Material :
- Uang yang disetor untuk pembelian Kapal Rp. 17.600.000.000,- (tujuh
belas miliar enam ratus juta rupiah).
Hal 6 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
- Uang yang disetor PT. KITB sebagai penyertaan modal
Rp.17.356.500.000,- (tiga puluh empat miliar delapan ratus lima puluh
enam lima ratus ribu rupiah).
b. Kerugian Immateril
- Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat telah berpengaruh
terhadap kredibilitas Penggugat dalam menjalankan usaha Kawasan
Industri Pelabuhan, dengan berkurangnya kepercayaan dari pihak Bank
maupun Perusahaan mitra kerja. Oleh karena itu sudah sepantasnya
Tergugat memberikan ganti kerugian Immateril dengan sejumlah uang
sebesar Rp. 15.000.000.000,- (lima belas miliar).
- Jumlah Total kerugian adalah : Rp. 49.865.500.000,- (empat puluh
sembilan miliar delapan ratus enam puluh lima juta lima ratus ribu
rupiah). Yang terdiri dari:
Kerugian Materil : Rp. 34.865.500.000,-
Kerugian Immateril : Rp. 15.000.000.000,-
11.Bahwa Penggugat sudah mencoba untuk menyelesaikan permasalahan ini
dengan cara bisnis yaitu Win - win Solution, namun tidak ada respon positif dari
Tergugat, hingga gugatan ini didaftarkan.
12.Sudah sepatutnya Majelis Hakim dapat mengabulkan tuntutan ganti rugi baik
Materil maupun Immateril kepada Tergugat yang dibayarkan secara tunai dan
sekaligus kepada Penggugat 7 hari sejak Putusan ini mempunyai kekuatan
hukum tetap.
13.Jika tergugat tidak membayar ganti rugi kepada Penggugat sebagaiman batas
waktu pointer diatas maka dikenakan uang paksa (dwang som) yang besarnya
Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) setiap hari keterlambatannya.
14.Bahwa sudah seharusnya Putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu (Vit voer
baar bij voorad).
Bahwa berdasarkan hal - hal tersebut diatas Penggugat mohon kepada Majelis
Hakim Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura memberikan putusan sebagai berikut:
Primer :1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan Perbuatan Tergugat sebagai Perbuatan Melawan Hukum;
3. Menghukum Tergugat untuk mengganti kerugian kepada Penggugat sebesar
Rp. 49.865.500.000,- (empat puluh Sembilan miliar delapan ratus enam puluh
lima juta lima ratus ribu rupiah);
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara;.
Subsidair :
Hal 7 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
Atau apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini
berpendapat lain, Penggugat mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aquo et
bobo).
Menimbang, bahwa oleh karena kedua belah pihak tidak bisa berdamai,
maka pemeriksaan perkara ini dilanjutkan dengan pembacaan surat gugatan yang
selanjutnya Kuasa Penggugat menyatakan ada perubahan atau revisi terhadap
surat gugatan yaitu sebagaimana revisi surat gugatan tertanggal 15 Agustus 2013
yakni :
1. Bahwa pada halaman 5, 6 point 4 surat gugatan tertulis : Bahwa faktanya
PT. TRUS membeli Kapal tersebut pada tanggal 20 April 2007 seharga
US$ 4.280.000,-. Jika Kurs rupiah 9500 perdollar, maka harga kapal tersebut
adalah Rp. 40.660.000.000,- (empat puluh miliar enam ratus enam puluh juta
rupiah). Dalam satu tahun (yaitu tahun 2008) Tergugat telah menjual Kapal
tersebut dengan harga Rp. 90.590.000.000.- (Sembilan puluh miliar lima ratus
Sembilan puluh juta rupiah). Secara logika tidak masuk akal menjual harga jual
kapal melonjak 2 kali lipat, sehingga telah terjadi mark up sebesar Rp.
49.590.000.000,- (empat puluh sembilan miliar lima ratus sembilan puluh juta
rupiah). Akibatnya telah terjadi Kerugian Perusahaan (PT. TBMS) karena
kebijakan Direktur Utama (Dirut) saat itu (Tergugat). Dengan Kepemilikan
saham 35% yang ditanggung oleh KITB seharusnya adalah sebesar 35% atau
setara Rp. 17.356.500.000,- (tujuh belas miliar tiga ratus lima puluh enam juta
lima ratus ribu rupiah). Uang PT. KITB yang disetor sebagai penyertaan modal
semua habis digunakan oleh Direktur Utama PT. TBMS saat itu (Tergugat)
untuk membeli Kapal sehingga kerugian yang diderita PT. KITB selaku
pemegang saham PT. TBMS adalah:
Rp. 17.500.000.000,- + Rp. 17.356.500.000,- = Rp. 34.856.500.000,- (tiga
puluh empat miliar delapan ratus lima puluh enam lima ratus ribu rupiah).
Dirubah menjadi : Bahwa faktanya PT. TRUS membeli Kapal tersebut pada
tanggal 20 April 2007 seharga US$ 4.280.000,-. Jika Kurs rupiah 9500
perdollar, maka harga kapal tersebut adalah Rp. 40.660.000.000,- (empat
puluh miliar enam ratus enam puluh juta rupiah). Dalam satu tahun (yaitu tahun
2008) Tergugat telah menjual Kapal tersebut dengan harga Rp.
90.250.000.000.- (Sembilan puluh miliar dua ratus lima puluh juta rupiah).
Secara logika tidak masuk akal menjual harga jual kapal melonjak 2 kali lipat,
sehingga telah terjadi mark up sebesar Rp. 49.590.000.000,- (empat puluh
sembilan miliar lima ratus sembilan puluh juta rupiah). Akibatnya telah terjadi
Kerugian Perusahaan (PT. TBMS) karena kebijakan Direktur Utama (Dirut) saat
Hal 8 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
itu (Tergugat). Dengan Kepemilikan saham 35% yang ditanggung oleh KITB
seharusnya adalah sebesar 35% atau setara Rp. 17.356.500.000,- (tujuh belas
miliar tiga ratus lima puluh enam juta lima ratus ribu rupiah). Uang PT. KITB
yang disetor sebagai penyertaan modal semua habis digunakan oleh Direktur
Utama PT. TBMS saat itu (Tergugat) untuk membeli Kapal sehingga kerugian
yang diderita PT. KITB selaku pemegang saham PT. TBMS adalah:
Rp. 17.500.000.000,- + Rp. 17.356.500.000,- = Rp. 34.856.500.000,- (tiga
puluh empat miliar delapan ratus lima puluh enam lima ratus ribu rupiah).
2. Bahwa pada halaman 10, 11 point 10 tertulis : Bahwa kerugian yang diderita
akibat perbuatan Tergugat adalah :
A. Kerugian Material :
- Uang yang disetor untuk pembelian Kapal Rp. 17.600.000.000,- (tujuh
belas miliar enam ratus juta rupiah).
- Uang yang disetor PT. KITB sebagai penyertaan modal
Rp. 17.356.500.000,- (tiga puluh empat miliar delapan ratus lima puluh
enam lima ratus ribu rupiah).Jumlah kerugian materiil adalah
34.856.500.000,- (tiga puluh empat miliar delapan ratus lima puluh enam
juta juta lima ratus ribu rupiah) ;
B. Kerugian Immateril
- Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat telah berpengaruh
terhadap kredibilitas Penggugat dalam menjalankan usaha Kawasan
Industri Pelabuhan, dengan berkurangnya kepercayaan dari pihak Bank
maupun Perusahaan mitra kerja. Oleh karena itu sudah sepantasnya
Tergugat memberikan ganti kerugian Immateril dengan sejumlah uang
sebesar Rp. 15.000.000.000,- (lima be;as miliar).
- Jumlah Total kerugian adalah : Rp. 49.865.500.000,- (empat puluh
Sembilan miliar delapan ratus enam puluh lima juta lima ratus ribu
rupiah). Yang terdiri dari :
Kerugian Materil : Rp. 34.865.500.000,-
Kerugian Immateril : Rp. 15.000.000.000,-
Dirubah menjadi : Bahwa Kerugian yang diderita oleh Penggugat akibat perbuatan
Tergugat adalah :
A. Kerugian Material :
- Uang yang disetor untuk pembelian Kapal Rp. 17.500.000.000,- (tujuh
belas miliar lima ratus juta rupiah).
- Uang yang disetor PT. KITB sebagai penyertaan modal
Rp. 17.356.500.000,- (tujuh belas miliar tiga ratus lima puluh enam juta
lima ratus ribu rupiah). Jumlah kerugian materil adalah
Hal 9 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
Rp,34.856.500.000,- (tiga puluh empat miliar delapan ratus lima puluh
enam juta lima ratus ribu rupiah)
B. Kerugian Immateril
- Bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat telah berpengaruh
terhadap kredibilitas Penggugat dalam menjalankan usaha Kawasan
Industri Pelabuhan, dengan berkurangnya kepercayaan dari pihak Bank
maupun Perusahaan mitra kerja. Oleh karena itu sudah sepantasnya
Tergugat memberikan ganti kerugian Immateril dengan sejumlah uang
sebesar Rp. 15.000.000.000,- (lima be;as miliar).
- Jumlah Total kerugian adalah : Rp. 49.865.500.000,- (empat puluh
Sembilan miliar delapan ratus enam puluh lima juta lima ratus ribu
rupiah). Yang terdiri dari:
Kerugian Materil : Rp. 34.865.500.000,-
Kerugian Immateril : Rp. 15.000.000.000,-
3. Bahwa pada halaman 12 nomor 3 Primer tertulis : Bahwa berdasarkan hal - hal
tersebut diatas Penggugat mohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Siak Sri Indrapura memberikan putusan sebagai berikut :
Primer :1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan Perbuatan Tergugat sebagai Perbuatan Melawan Hukum ;
3. Menghukum Tergugat untuk mengganti kerugian kepada Penggugat sebesar
Rp. 49.865.500.000,- (empat puluh Sembilan miliar delapan ratus enam puluh
lima juta lima ratus ribu rupiah) ;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara;.
Dirubah menjadi : Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut diatas Penggugat mohon
kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Siak Sri Indrapura memberikan putusan
sebagai berikut :
Primer :1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menyatakan Perbuatan Tergugat sebagai Perbuatan Melawan Hukum ;
3. Menghukum Tergugat untuk mengganti kerugian kepada Penggugat sebesar
Rp. 49.865.500.000,- (empat puluh Sembilan miliar delapan ratus enam puluh
lima juta lima ratus ribu rupiah) ;
4. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara;.
Menimbang, bahwa atas gugatan penggugat tersebut, Kuasa Tergugat telah
mengajukan jawaban secara tertulis sebagai berikut :
Hal 10 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
DALAM EKSEPSI1. Kompetensi Relatif
Bahwa berdasarkan acara perdata Pasal 118 HIR/Pasal 142 RBG yang
berwenang mengadili suatu perkara perdata adalah Pengadilan Negeri (PN)
yang wilayah hukumnya meliputi tempat tinggal Tergugat (actor sequitur forum
rei). Bahwa Penggugat dalam perkara ini mengajukan gugatan pada
pengadilan di luar wilayah tempat tinggal Tergugat adalah tidak dibenarkan;
Bahwa sebagaimana disebutkan pada ketentuan Pasal 118 HIR/Pasal 142
RBG (vide Pedoman Teknis Administrasi Dan Teknis Peradilan Buku II, Edisi
Tahun 2009, pada halaman 50) Pengadilan Negeri yang berwenang memeriksa
gugatan yang daerah hukumnya, meliputi:
a. Tempat tinggal Tergugat, atau tempat tergugat sebenarnya berdiam (jikalau
Tergugat tidak diketahui tempat tinggalnya);
b. Tempat tinggal salah satu Tergugat, jika terdapat lebih dari satu Tergugat,
yang tempat tinggalnya tidak berada dalam satu daerah Pengadilan Negeri
menurut pilihan Penggugat;
c. Tergugat utama bertempat tinggal, jika hubungan antara tergugat-tergugat
adalah sebagai yang berhutang dan penjaminnya;
d. Tempat tinggal Penggugat atau salah satu Penggugat, dalam hal:
1) Tergugat tidak mempunyai tempat tinggal dan tidak diketahui dimana ia
berada
2) Tergugat tidak dikenal (dalam gugatan disebutkan dahulu tempat
tinggalnya yang terakhir, baru keterangan bahwa sekarang tidak
diketahui lagi tempat tinggalnya).
e. Dalam hal Tergugat tidak diketahui tempat tinggalnya dan yang menjadi
objek gugatan adalah benda tidak bergerak (tanah), maka gugatan diajukan
di tempat benda yang tidak bergerak terletak (Pasal 118 ayat (3) HIR).
f. Untuk daerah yang berlaku RBG, apabila objek gugatan menyangkut benda
tidak bergerak, maka gugatan diajukan di Pengadilan yang meliputi wilayah
dimana benda tidak bergerak itu berada (Pasal 142 ayat (5) RBG).
g. Jika ada pilihan domisili yang tertulis dalam akta, maka gugatan diajukan di
tempat domisili yang dipilih itu.
Bahwa Penggugat dalam perkara a quo secara jelas dan nyata telah
mengetahui tempat tinggal Tergugat, sebagaimana disebutkan pada gugatan
Penggugat halaman 2 alinea 1, disebutkan sebagai berikut:
”Dengan ini mengajukan gugatan perdata tentang perbuatan melawan,
MELAWAN:
Hal 11 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
Ir. Raden Fathan Kamil, selaku pribadi (Mantan Direktur Utama PT. Tanjung
Buton Makmur Sejahtera), Beralamat di Jalan Jendral Ahmad Yani No.14 RT
002 RW 009 Kelurahan Utan Kayu, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.”Bahwa Penggugat dalam perkara a quo mendaftarkan gugatannya di
Pengadilan Negeri Siak, sementara tempat tinggal Tergugat telah diketahui
oleh Penggugat yaitu di Jalan Jendral Ahmad Yani No.14 RT 002 RW 009
Kelurahan Utan Kayu, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur, sehingga gugatan
yang diajukan diluar wilayah tempat tinggal Tergugat (actor sequitur forum rei)
adalah tidak dibenarkan. Bahwa semestinya Penggugat mendaftarkan gugatan di Pengadilan yang memiliki kekuasan hukum di tempat tinggal Tergugat yaitu di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, hal tersebut sesuai
dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung No.312K/Sip/1974:
Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 312K/Sip/1974“Bahwa karena peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar gugat terjadi di daerah Pengadilan Negeri Bandung maka Pengadilan Negeri berwenang memeriksanya adalah tidak tepat, tidak sesuai dengan ketentuan - ketentuan yang termuat dalam pasal 118 No 133 HIR.”Begitupun dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 2444 K/Pdt/1983
tertanggal 21 Juli 1984 menyatakan:
Yurisprudensi Mahkamah Agung Nomor 2444 K/Pdt/1983“Menimbang, bahwa semua keberatan ini dapat dibenarkan, karena Pengadilan Tinggi salah menerapkan ketentuan pasal 118 HIR dalam perkara ini. Berdasarkan aturan pokok yang diatur dalam pasal tersebut gugatan diajukan kepada Pengadilan Negeri di mana Tergugar bertempat tinggal, in casu di wilayah Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, jadi kewenangan relatif Pengadilan Negeri bukan ditentukan oleh tempat letaknya benda yang menjadi obyek gugatan tempat letaknya benda tidak bergerak baru dapat dijadikan menjadi dasar kompetensi relatif apabila Tergugatnya tidak diketahui tempat tinggalnya. Dan ini merupakan aturan tambahan….dst. selanjutnya Majelis Hakim Kasasi Mengadili :
Menerima permohonan kasasi dari pemohon kasasi “ 1. Ny. H. Ratna
Suminar, 2….dst;
Memerintahkan Pengadilan Tinggi Jakarta untuk memeriksa kembali
perkara ini dan selanjutnya memutus pokok perkaranya dalam tingkat banding;
Menghukum Termohon kasasi…
Hal 12 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
Bahwa jelas berdasarkan ketentuan - ketentuan tersebut, gugatan yang
disampaikan dengan didasarkan atas tempat kejadian suatu peristiwa atau pun
tempat letaknya objek gugatannya merupakan suatu kekeliruan yang nyata.
Bahwa dalam perkara a quo yang berwenang untuk mengadili suatu perkara
perdata adalah Pengadilan Negeri (PN) yang wilayah hukumnya meliputi
tempat tinggal Tergugat (actor sequitur forum rei ), yaitu dalam perkara a quo
adalah Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
Bahwa tepat kiranya jika Majelis Hukum menyatakan tidak berwenang
mengadili atau setidak-tidaknya menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak
dapat diterima (niet onvankelijk verklaard) karena bukan kewenangan pada
Majelis Hakim Pengadilan Neferi Siak, akan tetapi kewenangan Pengadilan
Negeri Jakarta Timur sesuai dengan wilayah tempat tinggal Tergugat;
2. Error in PersonaBahwa Penggugat dalam perkara a quo telah salah dan keliru untuk menunjuk
atau menetukan siapa yang harus didudukkan sebagai Tergugat (Error In
Persona/Error In Subjecto). Hal ini secara jelas dan nyata sebagaimana
disebutkan pada gugatan Penggugat halaman 3 alinea 2, sebagai berikut:
Bahwa susunan Pengurus saat pembentukan PT. TBMS adalah sebagai
berikut:
- Ir. Raden Fathan Kamil (vide Tergugat) sebagai Direktur Utama (PT.
MIWAY);
- Aan Supriyadi sebagai Direktur Tehnik (PT. KITB);
- Buce Darbu Zyd Alfarabi sebagai Direktur (PT. KITBP);
- Muhammad Yusuf sebagai Direktur (PT. MIWAY);
- Edwin Adrianto sebagai Direktur (PT. MIWAY);
- Ir. Syarifuddin, MT sebagai Komisaris (PT. KITB)
- Ahmad Farihan sebagai Komisaris (PT. MIWAY).
Bahwa berdasarkan gugatan Penggugat dalam perkara a quo secara jelas
bahwa gugatan yang dilakuka oleh Penggugat adalah terkait perbuatan Tergugat dalam kedudukannya Tergugat selaku DIrektur Utama dalam PT. TBMS yang tidak lain merupakan salah satu anggota dari direksi PT. TBMS
sebagaimana disebutkan diatas.
Bahwa berdasarkan ketentuan pada Pasal 1 angka (2) Jo. Pasal 1 angka (5)
UUPT 2007 disebutkan sebagai berikut:
Pasal 1 angka (2) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007Tentang Perseroan Terbatas
Hal 13 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
Organ Perseroan adalah Rapat Umum Pemegang Saham, Direksi dan Dewan
Komisaris.
Pasal 1 angka (5) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007Tentang Perseroan Terbatas
Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab
penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam
maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
Bahwa direksi sebagai salah satu Organ atau alat perlengkapan Perseroan
selain mempunyai kedudukan dan kewenangan mengurus perseroan, juga
diberi wewenang untuk mewakili Perseroan baik di dalam mapupun di luar
Pengadilan untuk dan atas nama Perseroan, bukan atas nama dari Direksi,
tetapi mewakili Perseroan (representative of the company). Oleh karenanya
sangat jelas bahwa atas perbuatan - perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat dalam kedudukannya sebagai Direktur Utama/Direksi dalam hal atas nama Perseroan pada dasarnya bukanlah merupakan perbuatan Tergugat sebagai perbuatan pribadi atau perbuatan Direksi, melainkan merupakan perbuatan Perseroan.Bahwa sebagaimana disebutkan dalam gugatan Penggugat pada halaman 2
alinea 1, sebagai berikut:
“dengan ini mengajukan gugatan perdata tentang perbuatan melawan hukum, MELAWAN:Ir. Raden Fathan Kamil. Selaku pribadi…dst
Bahwa Penggugat telah salah dan keliru dalam menentukan siapa yang harus
dijadikan sebagai Tergugat. Penggugat mengggugat atas perbuatan Ir. Raden
Fathan Kamil (Vide Tergugat) dalam kedudukannya selaku pribadi. Sedangkan dalam dalil - dalil posita gugatannya, Penggugat menerangkan atau
menjelaskan atas perbuatan Ir. Raden Fathan Kamil (Vide Tergugat) dalam
kedudukannya selaku Direktur Utama/Direksi PT. TBMS. Bahwa sebagaimana
disebutkan dalam gugatan Penggugat pada halaman 4 angka 4, halaman 7
angka 6 dana halaman 7 angka 7 berbunyi sebagai berikut:
Gugatan Penggugat pada halaman 5 angka 4:“…Akibatnya telah terjadi kerugian Perusahaan (PT. TBMS) karena kebijakan
Direktur Utama (Dirut) saat itu (Tergugat)….dst.”
Gugatan Penggugat pada halaman 7 angka 6:“bahwa Tergugat menjabat selaku Direktur Utama di PT. TBMS sejak bulan Mei
2008 hingga bulan Desember 2009. …dst.”
Gugatan Penggugat pada halaman7 angka 7:
Hal 14 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
“bahwa tindakan tergugat yang tidak beritikat baik dengan menempati posisi Direktur Utama pada PT MIWAY Persada, PT TBMS, dan PT TRUST dan tidak
menggunakan jasa appraisal dalam pembelian kapal MT Fathimah …dst.”
Bahwa berbeda halnya dalam pengajuan gugatan Penggugat sebelumnya yang
diajukan selaku pribadi Tergugat, sedangkan dalam Posita Penggugat
menerangkan perbuatan - perbuatan yang dilakukan dalam kedudukannya
selaku Direktur Utama/Direksi dari Perseroan dalam hal ini mewakili Perseroan.
Bahwa jelas Penggugat telah keliru dalam gugatannya yang menggugat Tergugat dalam kualifikasi/kedudukannya selaku pribadi. Padahal jelas
dua kualifikasi/kedudukan tersebut adalah dan tidak dapat dipersamakan.
Bahwa seharusnya gugatan yang diajukan oleh Penggugat ditujukan kepada
Tergugat dalam kualifikasinya/kedudukan Tergugat sebagai Direksi Perseroan
PT/ TBMS dan bukan Tergugat selaku pribadi. Hal tersebut sesuai dengan
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 601 /K/Sip/1975 tanggal 20 April
1977 yang pada pokoknya menyatakan bahwa :
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 601 /K/Sip/1975“Jika dalam dalil gugatan Penggugat menyebutkan Tergugat sebagai Pengurus Yayasan, hal ini mencerminkan bahwa Penggugat menggugat dalam kapasitasnya sebagai Pengurus Yayasan bukan sebagai pribadi”.Bahwa jelas dalam gugatannya Penggugat telah menggugat Tergugat dalam
kualifikasi/kedudukan selaku pribadi, sedangkan segala sesuatu perbuatan
yang dilakukan oleh Tergugat dalam perkara a quo sebagaimana telah
dijelaskan oleh Penggugat dalam posita gugatannya merupakan perbuatan Tergugat selaku Direksi PT. TBMS.Sehingga atas perbuatan Penggugat yang menggugat Tergugat merupakan
suatu kekeliruan yang nyata terhadap subjek gugatan (error in persona). Maka
dalam Perkara a quo sudah selayaknya gugatan ini tidak dapat diterima (niet
onvankelijk verklaard).
Berdasarkan dalil - dalil yang telah diuraikan di atas, sudah tepat kiranya jika
Majelis Hakim menyatakan untuk menolak gugatan Penggugat atau setidak-
tidaknya menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak dapat diterima (niet
onvankelijk verklaard).
DALAM POKOK PERKARA:DALAM KONVENSI1. Bahwa seluruh dalil - dalil jawaban yang telah diuraikan dalam Eksepsi ini
dianggap terulang kata demi kata dan dipergunakan kembali dalam Konvensi
ini;
Hal 15 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
2. Bahwa Tergugat secara tegas menolak seluruh dalil - dalil Penggugat, kecuali
terhadap dalil - dalil yang diakui secara tegas oleh Tergugat;
A. Tergugat Bertindak Sah Selaku Direksi/ Direktur Utama PT. TBMS3. Bahwa benar pada tanggal 27 Mei 2008 telah terjadi perjanjian (Memory of
Agreement) antara PT. KITB dan PT MPM membentuk perusahaan Joint
Venture bernama PT Tanjung Buton Makmur Sejahtera (PT TBMS) melalui
MOA Nomor MOU Nomor 001/MOA/MPM/KITB/05.08.
4. Bahwa berdasarkan Akta no. 49, tertanggal 28 Juli 2008, dibuat dihadapan
Irma Bonita,SH., Notaris di Jakarta, maka didirikan PT. TBMS.
5. Bahwa berdasarkan Akta No. 49, tertanggal 28 Juli 2008, dibuat dihadapan
Irma Bonita,SH., Notaris di Jakarta, Tergugat diamanahkan untuk menjabat
sebagai Direktur Utama PT. TBMS, dengan susunan pengurus sebagai berikut:
- Ir. Raden Fathan Kamil (vide Tergugat) sebagai Direktur Utama (PT. MIWAY);
- Aan Supriyadi sebagai Direktur Tehnik (PT. KITB);
- Buce Darbu Zyd Alfarabi sebagai Direktur (PT. KITB);
- Muhammad Yusuf sebagai Direktur (PT. MIWAY);
- Edwin Adrianto sebagai Direktur (PT. MIWAY);
- Ir. Syarifuddin, MT sebagai Komisaris (PT. KITB)
- Ahmad Farihan sebagai Komisaris (PT. MIWAY).
6. Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka (5) UUPT 2007 disebutkan
sebagai berikut:
Pasal 1 angka (5) Undang-Undang No.40 Tahun 2007Tentang Perseroan Terbatas
Direksi adalah Organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab
penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai
dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam
maupun di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.
7. Bahwa jelas Direksi salah satu Organ atau alat perlengkapan Perseroan selain
mempunyai kedudukan dan kewenangan mengurus perseroan, juga diberi
wewenang untuk mewakili Perseroan baik di dalam maupun di luar Pengadilan
untuk dan atas nama Perseroan. Kewenangan mewakili itu adalah untuk dan atas nama Peseroan, bukan atas nama dari Direksi, tetapi mewakili Perseroan;
8. Bahwa oleh karenanya atas segala perbuatan Tergugat yang dilakukan dalam
kedudukannya selaku Direktur Utama PT. TBMS adalah sah secara dan telah
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang;
Hal 16 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
B. Pemisahan Hak Dan Kewajiban Perusahaan dengan Hak Dan Kewajiban Direksi
9. Bahwa Penggugat telah keliru mencampuradukkan hak dan kewajiban pribadi
(Tergugat) dengan hak dan kewajiban Perusahaan yang pernah dijalankan oleh
Tergugat melalui jabatan Direktur PT. TBMS. Penggugat telah sangat keliru
menempatkan Ir. Raden Fathan Kamil (Vide Tergugat) untuk bertanggung
jawab secara pribadi atas pengambilan Keputusan Pembelian Kapal MT
Fatimah. Bagaimana mungkin beban kerugian (keuangan) perusahaan bisa
dikenakan kepada (keuangan) pribadi disaat keuangan pribadi dan keuangan
perusahaan adalah dua kekayaan yang terpisah masing - masing dan dijamin
hak dan kewajibannya oleh Undang-undang.
10.Bahwa telah lazim diketahui bahwa subjek terdiri dari dua macam yakni subjek
pribadi (naturlijk Person) dan subjek hukum badan Hukum (Recht Person).
Subjek hukum orang pribadi adalalah Cakap dihadapan hukum sepanjang dia
tidak termasuk orang yang belum dewasa menurut hukum dan tidak berada
dibawah pengampunan sebagaimana diatur dalam pasal 1330 KUH Perdata.
11.Bahwa selayaknya subjek hukum orang pribadi, subjek berupa badan itu turut
pula memiliki hak dan kewajiban layaknya manusia. Badan hukum memiliki
kedudukan (legal standing) untuk menggugat dan digugat di muka Pengadilan,
dan turut pula memiliki Kekayaan tersendiri yang terpisah sifatnya dari harta
kekayaan subjek lain disekelilingnya, baik itu pemilik, pengawas, ataupun
Pengurus badan tersebut.
12.Bahwa badan sebagaimana pendapat Para Sarjana dapat dikenakan hak dan
kewajiban layaknyanya orang pribadi sebagaimana dikemukakan para sarjana
dalam buku berjudul Badan Hukum, karangan Chaidir Ali terbit tahun 2005 oleh
Penerbit Alumni Bandung halaman 19 - 20 dikatakan bahwa menurut R. Subekti badan hukum pada pokoknya adalah suatu badan atau perkumpulan
yang dapat memililki hak - hak dan melakukan perbuatan seperti seorang
manusia, serta memiliki kekayaan sendiri, dan dapat digugat atau
menggugat didepan Hakim. Begitupun pendapat Sri Soedewi Maschun Sofwan yang menjelaskan bahwa manusia adalah badan pribadi itu adalah
manusia tunggal. Selain dari manusia tunggal, dapat juga oleh hukum
diberikan kedudukan sebagai badan pribadi kepada wujud lain-disebut Badan
Hukum, yaitu kumpulan dari orang-orang bersama-sama mendirikan suatu
badan (perhimpunan) dan kumpulan harta kekayaan yang di tersendirikan untuk tujuan tertentu-(yayasan). Kedua - duanya merupakan badan Hukum.
Lebih jauh lagi Prof. Meyer (Tahun 1948) menjelaskan bahwa sebuah badan
Hal 17 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
adalah sah sepanjang memenuhi dua persyaratan yakni Syarat materil dan
Syarat Formil. Syarat Materil badan adalah:
1) Ada harta kekayaan sendiri, yakni memiliki harta kekayaan sendiri terpisah
sama sekali dengan harta kekayaan ini diperoleh dari pemasukan para
anggota atau pemasukan dari perbuatan pemisahan pendirinya yang
mempunyai tujuan mendirikan badan itu. Harta kekayaan ini diperlukan
sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu dalam hubungan .
2) Ada Tujuan tertentu, yakni tujuan yang bukan tujuan anggota atau
pendirinya. Tujuan ini dapat bersifat komersial dan dapat pula bersifat ideal.
3) Ada kepentingan sendiri dimana kepentingan tersebut merupakan hak
subjektif yang timbul dari peristiwa yang dilindungi oleh hukum . Badan
yang mempunyai kepentingan sendiri dapat menuntut dan mempertahankan
kepentingannya itu terhadap pihak ketiga dalam pergaulan
4) Ada organisasi yang teratur yang hanya dapat melakukan perbuatan
melalui alat perlengkapannya. Alat perlengkapan tersebut merupakan
pengurus badan yang mempunyai fungsi dan tugas yang diatur dalam
anggaran dasar.
13.Bahwa dari ketentuan Peraturan Perundang - undangan dan pendapat ahli di
atas dapat dipahami bahwa badan dan pribadi memiliki hak dan kewajiban
yang tak dapat dipersamakan, terutama persoalan harta kekayaan. Pemisahan
harta kekayaan ini berkaitan erat dengan tanggung jawab dengan gugatan -
gugatan yang mungkin dialamatkan kepada badan, seperti hutang - piutang
misalnya. Pemisahan kekayaan ini juga bertujuan untuk saling melindungi hak
kekayaan masing-masing. Dengan pemisahan harta kekayaan ini
pencampuran hak dan kewajiban sebagaimana yang dilakukan Penggugat
dalam gugatan ini dapat dicegah. Pemisahan tersebut mencegah sesama
subjek hukum dari menanggung beban kewajiban (hutang) melebihi porsi yang
menjadi kewajibannya, dan sekaligus pula mencegah sesama subjek hukum
menikmati keuntungan yang bukan haknya (memperkaya diri dengan jalan
melawan hukum ). Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 3 ayat (1)
Undang - Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (selanjtnya
disebut UUPT 2007), disebutkan sebagai berikut:
Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 40 tahun 2007Tentang Perseroan Terbatas
“pemegang saham Perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas
perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas
perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas
kerugian Perseroan melebihi saham yang dimilikinya.”
Hal 18 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
Bahwa kemudian ketentuan tersebut dipertegas dalam Penjelasan Pasal 3 ayat
(1) UUPT 2007, sebagai berikut :
Penjelasan Pasal 3 ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Ketentuan dalam ayat ini mempertegas ciri Perseroan bahwa pemegang
saham hanya bertanggung jawab sebesar setoran atas seluruh saham yang
dimilikinya dan tidak meliputi harta kekayaan pribadinya.
14.Bahwa dengan demikian semua hak dan kewajiban Ir. Raden Fathan Kamil (Tergugat) selaku Direksi PT TBMS adalah berbeda dengan hak dan kewajiban Ir. Raden Fathan Kamil (Tergugat) selaku pribadi. Semua hak
dan kewajiban Ir. Raden Fathan Kamil (Tergugat) selaku pengurus badan PT
TBMS telah selesai seiring dengan berakhirnya masa jabatan Direksi PT TBMS
yang ia pegang. Dengan demikian adalah keliru jika Tindakan Ir. Raden Fathan
Kamil (Tergugat) yang merugikan keuangan pribadinya dapat dikenakan beban
kerugiannya kepada Perusahaan (PT TBMS). Sebaliknya pun demikian,
Tergugat selaku pribadi tidak dapat dikenakan beban yang melebihi porsi
tanggung jawab yang sudah dijamin undang - undang. Mempersamakan
kewajiban pribadi dan perusahaan secara bercampur adalah tindakan yang
mengaburkan fakta - fakta dan secara nyata melawan hukum itu sendiri.
C. Pembelian Kapal MT. Fatimah Telah Disepakati Oleh Seluruh Pemegang Saham Dan Sesuai Dengan Ketentuan Hukum
15.Bahwa sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar PT. TBMS mengenai maksud
dan tujuan usaha. Para pemegang saham sepakat untuk membeli kapal MT.
Fatimah berdasarkan Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang
Saham PT. TBMS bertanggal 09 September 2008 berbunyi sebagai berikut:
Bahwa karena semua hal yang akan dibicarakan dan diputuskan dalam rapat
telah diketahui oleh hadirin, maka rapat dengan suara bulat memutuskan hal-
hal sebagai berikut :
1) Menyetujui pembelian kapal tanker MT. Fatimah
2) Untuk kepentingan tersebut yang diberi kuasa berhak untuk menghadap
pejabat yang berwenang, memberikan keterangan-keterangan, membuat/
suruh membuat dan menandatangani surat-surat/akta-akta yang diperlukan
tanpa ada tindakan yang dikecualikan.
16.Bahwa jelas keputusan untuk melakukan pembelian terhadap kapal tanker
MT. Fatimah merupakan keputusan bersama para pemegang saham PT.
Hal 19 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
TBMS. Sehingga apabila Penggugat menyalahkan Tergugat atas pembelian
kapal tersebut, jelas hal ini terlalu mengada-ada dan tidak berdasarkan ;
17.Bahwa sebagai tindak lanjut atas Berita Acara Rapat Umum Luar Biasa Para
Pemegang Saham PT. TBMS tertanggal 09 September 2008, maka pada
tanggal 10 Oktober 2008 PT TBMS melakukan pembelian Kapal MT. Fatimah
dari PT TRUST melalui MOA dengan Spesifikasi kapal Biro Klasifikasi
Indonesia (BKI) sebagai berikut:
- Built : 4/1983
- By : Higaky Shipbuilding Co. Ltd. Japan
- Flag : Indonesia
- Place Registration : Jakarta
- Call Sigr : PKAH
- Grt/Nrt : 5.206 m3/2 . 715 m3
- Register Number : IMO No. 8208177.
18.Bahwa dalam pelaksanaannya, untuk membantu pembiayaan atas pembelian
kapal MT. Fatimah tersebut, PT. TBMS bekerja sama dengan Bank Muamalat
Indonesia.
19.Bahwa atas pembelian kapal MT. Fatimah telah sah dan memenuhi ketentuan
Pasal 1338 KUH Perdata jo Pasal 1339 KUH Perdata jo Yurisprudensi
Mahkamah Agung RI No. 568 K/ Sip/1983, tanggal 12 September 1983 jo
No. 791K/Sip/1972, tanggal 26 Februari 1973, yang menyatakan sebagai
berikut:
Pasal 1338 KUH Perdata“semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang
bagi mereka yang membuatnya.
Suatu perjanjian tidak dapat ditarik kembali selain dengan sepakat kedua belah
pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup
untuk itu.
Suatu perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.”
Pasal 1339 KUH Perdata“suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal - hal yang dengan tegas
dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat
perjanjian, diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang - undang.”
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 568 K/Sip/1983,Tanggal 12 September 1983
“perjanjian tersebut mengikat kedua belah pihak sebagai Undang-undang.”
Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 791KK/Sip/1972,
Hal 20 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
Tanggal 26 Februari 1973“pasal 1338 BW masih tetap berlaku dalam perjanjian, oleh sebab itu sesuai
dengan pertimbangan PT pihak-pihak harus menaati apa yang telah mereka
setujui,…………..”
20.Bahwa oleh karenanya tidak ada satu alas an pun yang menyatakan atas
pembelian kapal MT. Fatimah tersebut merupakan perbuatan melawan ,
sedangkan jelas justru sebaliknya, bahwa atas keputusan untuk membeli kapal MT. Fatimah tersebut adalah berdasarkan keputusan bersama para pemegang saham PT. TBMS serta atas pembeliannya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan perbuatan yang demikian bukanlah perbuatan melawan hukum .
D. Pembelian Atas Kapal MT. Fatimah Telah Wajar Dan Telah Dinilai Oleh Appraisal Independen Serta Telah Disepakati Oleh Kreditur (Bank Muamalat Indonesia)
21.Bahwa tidak benar telah terjadi Pembelian Kapal MT. Fatimah tanpa melalui
jasa appraisal independen sebagaimana didalilkan Penggugat dan tidak benar
telah terjadi penunjukkan jasa Appraisal yang dilakukan oleh PT. TRUST yang
menyebabkan harga Kapal manjadi di luar kewajaran sebagaimana dimaksud
pada gugatan Penggugat pada halaman 4 - 6, angka 3 dan angka 4. Akan
tetapi jelas bahwa Tergugat melalui keputusan bersama direksi PT. TBMS
mengambil keputusan membeli Kapal MT. Fatimah dengan menunjuk PT Bank
Muamalat Tbk sebagai jasa kredit keuangan dan atas penunjukan PT. Kreasi
Laksana sebagai lembaga appraisal independen tersebut telah mendapat
persetujuan dari PT Bank Muamalat Indonesia.
22.Bahwa tidak benar telah terjadi Mark up pembelian kapal dengan harga diluar
kewajaran sebagaimana didalilkan Penggugat sehingga terjadi kerugian PT.
TBMS yang lebih jauh kemudian dinyatakan Penggugat sebagai kerugian
Penggugat selaku pemegang saham PT. TBMS. Hasil penilaian dari Lembaga
Appraisal independen yang disetujui oleh PT Bank Muamalat Tbk adalah masih
wajar yakni senilai Rp. 95.620.000.000,- (Sembilan puluh lima milliard enam
ratus dua puluh juta rupiah). Jika dibandingkan dengan harga pembelian Kapal
sebesar Rp 90.250.000.000,- (Sembilan puluh milliard dua ratus lima puluh juta
rupiah) , masih terdapat selisih Rp. 5.370.000.000,- (lima milliard tiga ratus
tujuh puluh juta rupiah). Dengan demikian kerugian PT TBMS yang didalilkan
Penggugat karena sebab pembelian kapal MT. Fatimah dan lebih jauh lagi
adanya kerugian yang timbul adalah mengada - ngada semata.
Hal 21 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
E. Penggugat Tidak Dapat Membuktikan Kerugian - Kerugian Yang Nyata Atas Gugatannya23.Bahwa Tergugat dalam menjalankan tugasnya adalah sah selaku Direktur
PT. TBMS yang mengambil keputusan secara bersama - sama direksi PT.
TBMS untuk membeli Kapal MT Fatimah adalah tindakan yang sah menurut
hukum karena diambil sesuai dengan wewenang Tergugat dan dijalankan atas
keputusan bersama sesuai dengan perdataan dan organisasi perusahaan
yang berlaku dan perbuatan yang demikian bukan perbuatan melawan hukum ;
24.Bahwa Tergugat tidak dapat mendalilkan secara jelas sebab - akibat timbulnya
kerugian atau setidak - tidaknya dalil sebab akibat timbulnya kerugian yang
didalilkan Penggugat sangat kabur (Obscure). Penggugat menjadikan
pembelian Kapal MT Fatimah Sebagai Penyebab kerugian Perusahaan
sebagaimana disebutkan dalam angka 4 halaman gugatan Penggugat :
…Akibatnya telah terjadi kerugian perusahaan (PT TBMS) karena kebijakan
Direktur Utama (Dirut) saat itu (Tergugat)…
Dengan demikian Tergugat mendalilkan modal disetor oleh PT KITB untuk
pembelian Kapal sebesar Rp 17.500.000.000,- (tujuh belas miliar lima ratus juta
rupiah) dan penyertaan - penyertaan modal sebesar Rp 17.356.500.000,- (tujuh
belas miliar tiga ratus lima puluh enam juta lima ratus ribu rupiah) sebagai
jumlah kerugian yang harus ditanggung oleh Ir. Raden Fathan Kamil (vide
Tergugat) secara pribadi. Bagaimana mungkin uang untuk pembelian Kapal MT
Fatimah dan uang penyertaan modal tersebut diatas diklaim sebagai kerugian
oleh Penggugat? Sementara faktanya Kapal MT Fatimah beroperasi dengan baik dan uang penyertaan modal tersebut tetap ada sebagai modal disetor dari PT KITB yang diperhitungkan sebagai saham di PT TBMS.
25.Bahwa berdasarkan Putusan - Putusan Mahkamah Agung R.I menjelaskan
sebagai berikut:
Putusan Mahkamah Agung R.I No. 492 K/Sip/1970Tanggal 16 Desember 1970
“ganti kerugian sejumlah uang tertentu tanpa perincian kerugian - kerugian
dalam bentuk apa yang menjadi dasar tuntutan itu, harus dinyatakan tidak
dapat diterima, karena tuntutan-tuntutan tersebut adalah tidak jelas/tidak
sempurna”.
Putusan Mahkamah Agung R.I No. 550 K/Sip/1979Tanggal 8 Mei 1980
“petitum tentang ganti rugi harus dinyatakan tidak dapat diterima karena tidak
diadakan perincian mengenai kerugian - kerugian yang dituntut”
Hal 22 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
Putusan Mahkamah Agung R.I No. 19 K/Sip/1983Tanggal 3 September 1983
“karena gugatan ganti rugi tidak diperinci, lagi pula belum diperiksa oleh Judex
Factie, gugatan ganti rugi tersebut harus dinyatakan tidak dapat diterima”
Putusan Mahkamah Agung R.I No. 588 K/Sip/1983Tanggal 28 Mei 1984
“tuntutan Penggugat mengenai ganti rugi, karena tidak disertai dengan bukti -
bukti harus ditolak”
26. Bahwa Penggugat menempatkan “pembelian” sebagai “sebab” dan harga
Kapal yang diluar kewajaran dianggap sebagai nominal kerugian konkrit yang
diderita perusahaan. Hal tersebut tentu sangat kabur dan mengada - ada
karena pada faktanya kerugian yang diderita PT. TBMS adalah karena kinerja
operasional lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan nilai beli harga Kapal
yang sudah dianggarkan.
Membaca Berkas perkara berikut surat-surat lainnya yang berhubungan
dengan perkara tersebut serta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Siak
Nomor 03/Pdt.G/2013/PN.Siak tanggal 18 Juni 2014;
TENTANG DUDUK PERKARANYA
Mengutip dan memperhatikan uraian-uraian tentang hal yang tercantum
dalam turunan resmi Pengadilan Negeri Siak 03/Pdt.G/2013/PN.Siak tanggal 18
Juni 2014 yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
Dalam Eksepsi :- Menolak eksepsi - eksepsi Tergugat tersebut ;
Dalam Pokok Perkara :1. Menolak gugatan Penggugat untuk seluruhnya ;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang hingga sekarang
ditaksir sebesar Rp.30.471.000,- (tiga puluh juta empat ratus tujuh puluh satu
ribu rupiah) ;
Membaca akta permintaan permohonan banding yang diajukan oleh
Pembanding semula Penggugat dihadapan Panitera Pengadilan Negeri Siak pada
tanggal 27 Juni 2014;
Menimbang, bahwa permohonan banding tersebut telah diberitahukan
kepada Terbanding semula Tergugat melalui Kelurahan Utan Kayu Utara pada
tanggal 22 Juli 2014;
Hal 23 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
Menimbang, bahwa Pembanding semula Penggugat telah mengajukan
memori banding tertanggal 11 Agustus 2014, yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Siak pada hari itu juga, memori banding tersebut telah
diberitahukan kepada Terbanding semula Tergugat pada tanggal 26 Agustus 2014;
Menimbang, bahwa atas memori banding dari Pembanding semula
Penggugat, Terbanding semula Tergugat telah mengajukan kontra memori
banding tertanggal 1 September 2014 yang diterima Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Siak pada tanggal 10 September 2014, kontra memori banding tersebut
telah diberitahukan kepada Pembanding semula Penggugat pada tanggal 15
September 2014;
Menimbang, bahwa sebelum berkas perkara dikirim ke Pengadilan Tinggi
Pekanbaru para pihak yang berperkara telah diberikan kesempatan untuk
mempelajari/memeriksa berkas perkara (inzage) masing-masing kepada
Pembanding semula Penggugat tanggal 29 Agustus 2014 dan kepada Terbanding
semula Tergugat tanggal 4 September 2014;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUMNYA
Menimbang, bahwa karena permohonan pemeriksaan banding dari
Pembanding semula Penggugat diajukan dalam tenggang waktu dan telah
memenuhi syarat-syarat formal yang ditentukan oleh undang-undang, maka
permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima;
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari berkas perkara
baik dari dalil gugatan Penggugat, jawaban Tergugat, alat-alata bukti yang
diajukan pihak-pihak berperkara di muka persidangan, pertimbangan hukum,
pendapat dan kesimpulan Pengadilan Negeri dalam putusannya, serta keberatan-
kebaratan dan alasan-alasan yang dikemukakan Pembanding semula Penggugat
dalam memori bandingnya maupun kontra memori banding dari Terbanding
semula Tergugat, Pengadilan Tinggi akan memberikan pendapat sebagai berikut:
Menimbang, bahwa memori banding yang diajukan Pembanding semula
Penggugat pada pokoknya adalah sebagai berikut :
1. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Siak telah keliru dan tidak adil serta
berpihak pada Terbanding semula Tergugat padahal sebagaimana gugatan
Penbanding semula Penggugat menyatakan bahwa Terbanding semula
Tergugat tidak mempunyai itikad baik dan tidak mempunyai tangguang jawab
Hal 24 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
dalam menjalankan usaha patungan, di mana Terbanding semula Tergugat
saat menjadi Direktur Utama PT. Tanjung Buton Makmur Sejahtera (PT.TBMS)
telah melakukan perbuatan yang merugikan Pembanding semula Penggugat
sebagai pemegang saham terbesar, akan tetapi menguntungkan Terbanding
semula Tergugat secara melawan hukum;
2. Bahwa akibat perbuatan melawan hukum yang dilakukan Terbanding semula
Tergugat, Pembanding semula Penggugat mengalami kerugian;
3. Pertimbangan putusan Pengadilan Negeri Siak pada halaman halaman 74
alenia 2 adalah tidak cermat dan hanya mencari-cari alasan untuk melakukan
keberpihakan dengan tidak membandingkan bukti-bukti surat yang satu dengan
yang lainnya atas dasar hukum dan kekuatan bukti, Hakim Pengadilan Negeri
Siak hanya mempertimbangkan bukti-bukti pihak Terbanding semula Tergugat
saja, sedangkan bukti-bukti yang diajukan Pembanding semula Penggugat
tidak dilakukan secara cermat. Terdapat ketidak adilan dalam melakukan
penilaian terhadap fakta hukum yang terungkap dipersidangan yang merugikan
Pembanding semula Penggugat. Dengan demikian putusan Pengadilan Negeri
Siak tersebut harus dibatalkan;
4. Apa yang dipertimbangkan Hakim Pengadilan Negeri Siak pada halaman 60
sampai dengan halaman 78 adalah keliru. Karena Hakim Pengadilan Negeri
Siak tidak cermat memeriksa bukti-bukti P1 sampai dengan P20, padahal
secara jelas dan nyata Terbanding semula Tergugat telah melakukan
perbuatan melawan hukum yang merugikan Pembanding semula Penggugat;
5. Bahwa kapal tersebut dibuat tahun 1983, jelas kapal yang tua dan dapat di
kategorikan sebagai besi tua sehingga tidak wajar dinilai Rp. 90.250.000.000,.
Dengan demikian pertimbangan hukum tersebut keliru dan harus dibatalkan;
Menimbang, bahwa setelah mempelajari keberatan-keberatan dari
Pembanding semula Penggugat sebagaimana tersebut dalam memori banding
tersebut di atas. Majelis Hakim Banding berpendapat dengan pendapat berikut;
Menimbang, bahwa pertimbangan hukum yang terurai pada halaman 60
sampai dengan halaman 78 putusan Pengadilan Negeri Siak, telah
mempertimbangkan secara lengkap dan cermat, semua alat-alat bukti yang
diajukan kedua pihak. Dalam pertimbangan-pertimbangan tersebut, juga telah
mempertimbangkan hal-hal, yang diajukan oleh Pembanding semula Penggugat
dalam memori bandingnya. Tentang bukti-bukti yang diajukan Pembanding,
semula Penggugat, yang terdiri dari P1 sampai dengan P20, telah
dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Siak, kecuali bukti P.16
dan P17. Akan tetapi setelah Majelis Hakim Banding memeriksa kedua surat bukti
tersebut, bukti P16 dan bukti P17 ternyata pada saat diajukan ke persidangan tidak
Hal 25 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
disertai dan tidak diperlihatkan aslinya, oleh karena itu tidaklah disebut melanggar
hukum acara apabila kedua bukti surat tersebut tidak dipertimbangkan. Akan tetapi
menurut Majelis Hakim Banding, seandainyapun kedua bukti surat tersebut
diajukan dengan menunjukan aslinya tetap saja, bukanlah bukti yang dapat
menguatkan dalil Pembanding semula Penggugat, bahwa pihak Terbanding
semula Tergugat telah melakukan perbuatan melawan hukum. Dengan alasan
demikian bukti P16 dan bukti P17 patut dikesampingkan;
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas Pengadilan
Tinggi berpendapat bahwa pertimbangan hukum, pendapat dan kesimpulan
Pengadilan Negeri Siak dalam putusannya yang menolak gugatan Pembanding
semula Penggugat telah tepat dan benar menurut hukum, sehingga dapat disetujui
dan diambil alih oleh Pengadilan Tinggi dalam memutus perkara ini pada tingkat
banding dan karenanya putusan Pengadilan Negeri Siak Nomor
03/Pdt.G/2013/PN.Siak, tanggal 18 Juni 2014 yang dimohonkan banding tersebut
dapat dikuatkan;
Menimbang, bahwa karena Pembanding semula Penggugat tetap berada di
pihak yang kalah, maka biaya perkara dalam tingkat banding ini haruslah
dibebankan kepadanya;
Mengingat pasal pasal 199 sampai dengan 205 RBG, , Undang-Undang
Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman maupun ketentuan hukum
lainnya yang bersangkutan;
M E N G A D I L I
Menerima Permohonan banding dari Pembanding PT. KAWASAN INDUSTRI
TANJUNG BUTON semula Penggugat tersebut;
Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Siak tanggal 18 Juni 2014 Nomor
03/Pdt.G//2013/PN.Siak, yang dimohonkan banding tersebut;
Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk membayar biaya perkara
dalam tingkat banding yang ditetapkan sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima
puluh ribu rupiah);
Demikian diputuskan pada hari Kamis, tanggal 27 Nopember 2014, dalam
rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Pekanbaru dengan
susunan YOHANNES ETHER BINTI, SH.MHum sebagai Hakim Ketua,
KHARLISON HARIANJA, SH.MH dan ERWAN MUNAWAR, SH.MH masing-
masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan dalam persidangan
Hal 26 dari 26 hal. Put.168/PDT/2014/PT.PBR
yang terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 4 Desember 2014 oleh
Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut diatas, dengan
dibantu oleh SUNARIYAH, SH sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan
Tinggi Pekanbaru, akan tetapi tidak dihadiri oleh kedua belah pihak yang
berperkara.
HAKIM-HAKIM ANGGOTA HAKIM KETUA MAJELIS
KHARLISON HARIANJA, SH.MH YOHANNES ETHER BINTI, SH.MHum
ERWAN MUNAWAR, SH,MH
PANITERA PENGGANTI
SUNARIYAH, SH
Perincian biaya proses:1. Meterai Rp 6.000,-2. Redaksi Rp 5.000,-3. Administrasi Rp 139.000,-
Jumlah Rp 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)