Download - Organisasi pergerakan nasional
Organisasi Pergerakan Nasional (Budi Utomo Sarekat Islam Indische Partij Muhammadiyah dan Lainnya)
Organisasi Pergerakan Nasional (Budi Utomo Sarekat Islam Indische Partij Muhammadiyah dan Lainnya)
1 Budi Utomo
Organisasi Budi Utomo (BU) didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa STOVIA di Batavia dengan Sutomo sebagai ketuanya Terbentuknya organisasi tersebut atas ide dr Wahidin Sudirohusodo yang sebelumnya telah berkeliling Jawa untuk menawarkan idenya membentuk Studiefounds
Gagasan Studiesfounds bertujuan untuk menghimpun dana guna memberikan beasiswa bagi pelajar yang berprestasi namun tidak mampu melanjutnya studinya Gagasan itu tidak terwujud tetapi gagasan itu melahirkan Budi Utomo Tujuan Budi Utomo adalah memajukan pengajaran dan kebudayaan
Tujuan tersebut ingin dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut
1) memajukan pengajaran 2) memajukan pertanian peternakan dan perdagangan 3) memajukan teknik dan industri 4) menghidupkan kembali kebudayaan
Dilihat dari tujuannya Budi Utomo bukan merupakan organisasi politik melainkan merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai intinya Sampai menjelang kongresnya yang pertama di Yogyakarta telah berdiri tujuh cabang Budi Utomo yakni di Batavia Bogor Bandung Magelang Yogyakarta Surabaya dan Ponorogo
Untuk mengonsolidasi diri (dengan dihadiri 7 cabangnya) Budi Utomo mengadakan kongres yang pertama di Yogyakarta pada tanggal 3-5 Oktober 1908 Kongres memutuskan hal-hal sebagai berikut
1) Budi Utomo tidak ikut dalam mengadakan kegiatan politik 2) Kegiatan Budi Utomo terutama ditujukan pada bidang pendidikan dan kebudayaan 3) Ruang gerak Budi Utomo terbatas pada daerah Jawa dan Madura 4) Memilih RT Tirtokusumo Bupati Karanganyar sebagai ketua 5) Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat organisasi
Sampai dengan akhir tahun 1909 telah berdiri 40 cabang Budi Utomo dengan jumlah anggota mencapai 10000 orang Akan tetapi dengan adanya kongres tersebut tampaknya terjadi pergeseran pimpinan dari generasi muda ke generasi tua Banyak anggota muda yang menyingkir dari barisan depan dan anggota Budi Utomo kebanyakan dari golongan priayi dan pegawai negeri Dengan demikian sifat protonasionalisme dari para pemimpin yang tampak pada awal berdirinya Budi Utomo terdesak ke belakang Strategi perjuangan BU pada dasarnya bersifat kooperatif
Mulai tahun 1912 dengan tampilnya Notodirjo sebagai ketua menggantikan RT Notokusumo Budi Utomo ingin mengejar ketinggalannya Akan tetapi hasilnya tidak begitu besar karena pada saat itu telah muncul organisasi-organisasi nasional lainnya seperti Sarekat Islam (SI) dan Indiche Partij (IP)
Namun demikian Budi Utomo tetap mempunyai andil dan jasa yang besar dalam sejarah pergerakan nasional yakni telah membuka jalan dan memelopori gerakan kebangsaan Indonesia Itulah sebabnya tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional yang kita peringati setiap tahun hingga sekarang
2 Sarekat Islam (SI)
Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo yakni tahun 1911 berdirilah Sarekat Dagang Islam ( SDI ) di Solo oleh H Samanhudi seorang pedagang batik dari Laweyan Solo
Organisasi Sarekat Dagang Islam berdasar pada dua hal berikut ini
a Agama Islam b Ekonomi yakni untuk memperkuat diri dari pedagang Cina yang berperan sebagai leveransir (seperti kain putih malam dan sebagainya)
Atas prakarsa HOS Cokroaminoto nama Sarekat Dagang Islam kemudian diubah menjadi Sarekat Islam ( SI ) dengan tujuan untuk memperluas anggota sehingga tidak hanya terbatas pada pedagang saja
Berdasarkan Akte Notaris pada tanggal 10 September 1912 ditetapkan tujuan Sarekat Islam sebagai berikut
1) memajukan perdagangan 2) membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha (permodalan) 3) memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli 4) memajukan kehidupan agama Islam
Melihat tujuannya tidak tampak adanya kegiatan politik Akan tetapi Sarekat Islam dengan gigih selalu memperjuangkan keadilan dan kebenaran terhadap penindasan dan pemerasan oleh pemerintah kolonial Dengan demikian di samping tujuan ekonomi juga ditekankan adanya saling membantu di antara anggota Itulah sebabnya dalam waktu singkat Sarekat Islam berkembang menjadi anggota massa yang pertama di Indonesia Sarekat Islam merupakan gerakan nasionalis demokratis dan ekonomis serta berasaskan Islam dengan haluan kooperatif
Mengingat perkembangan Sarekat Islam yang begitu pesat maka timbullah kekhawatiran dari pihak Gubernur Jenderal Indenberg sehingga permohonan Sarekat Islam sebagai organisasi nasional yang berbadan hukum ditolak dan hanya diperbolehkan berdiri secara lokal Pada tahun 1914 telah berdiri 56 Sarekat Islam lokal yang diakui sebagai badan hukum
Pada tahun 1915 berdirilah Central Sarekat Islam (CSI) yang berkedudukan di Surabaya Tugasnya ialah membantu menuju kemajuan dan kerjasama antar Sarekat Islam lokal Pada tanggal 17ndash24 Juni 1916 diadakan Kongres SI Nasional Pertama di Bandung yang dihadiri oleh 80 Sarekat Islam lokal dengan anggota 360000 orang anggota Dalam kongres tersebut telah disepakati istilah nasional dimaksudkan bahwa Sarekat Islam menghendaki persatuan dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia menjadi satu bangsa
Sifat Sarekat Islam yang demokratis dan berani serta berjuang terhadap kapitalisme untuk kepentingan rakyat kecil sangat menarik perhatian kaum sosialis kiri yang tergabung dalam Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) pimpinan Sneevliet (Belanda) Semaun Darsono Tan Malaka dan Alimin (Indonesia)
Itulah sebabnya dalam perkembangannya Sarekat Islam pecah menjadi dua kelompok berikut ini
1) Kelompok nasionalis religius ( nasionalis keagamaan) yang dikenal dengan Sarekat Islam Putih dengan asas perjuangan Islam di bawah pimpinan HOS Cokroaminoto 2) Kelompok ekonomi dogmatis yang dikenal dengan nama Sarekat Islam Merah dengan haluan sosialis kiri di bawah pimpinan Semaun dan Darsono
3 Indische Partij (IP)
Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo) dr Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara)
Organisasi ini mempunyai cita-cita untuk menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo Cina Arab dan sebagainya Mereka akan dipadukan dalam kesatuan bangsa dengan membutuhkan semangat nasionalisme Indonesia Cita-cita Indische Partij banyak disebar-luaskan melalui surat kabar De Expres Di samping itu juga disusun program kerja sebagai berikut
1) meresapkan cita-cita nasional Hindia (Indonesia) 2) memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan baik di bidang pemerintahan maupun kemasyarakatan 3) memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama yang satu dengan yang lain 4) memperbesar pengaruh pro-Hindia di lapangan pemerintahan 5) berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia 6) dalam hal pengajaran kegunaannya harus ditujukan untuk kepentingan ekonomi Hindia dan memperkuat mereka yang ekonominya lemah
Melihat tujuan dan cara-cara mencapai tujuan seperti tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa Indische Partij berdiri di atas nasionalisme yang luas menuju Indonesia merdeka Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Indische Partij merupakan partai politik pertama di Indonesia dengan haluan kooperasi Dalam waktu yang singkat telah mempunyai 30 cabang dengan anggota lebih kurang 7000 orang yang kebanyakan orang Indo
Oleh karena sifatnya yang progresif menyatakan diri sebagai partai politik dengan tujuan yang tegas yakni Indonesia merdeka sehingga pemerintah menolak untuk memberikan badan hukum dengan alasan Indische Partij bersifat politik dan hendak mengancam ketertiban umum Walaupun demikian para pemimpin Indische Partij masih terus mengadakan propaganda untuk menyebarkan gagasan-gagasannya
Satu hal yang sangat menusuk perasaan pemerintah Hindia Belanda adalah tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als ik een Nederlander was (seandainya saya seorang Belanda) yang isinya berupa sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan Oleh karena kegiatannya sangat mencemaskan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin Indische Partij dijatuhi hukuman pengasingan dan mereka memilih Negeri Belanda sebagai tempat pengasingannya
Dengan diasingkannya ketiga pemimpin Indische Partij maka kegiatan Indische Partij makin menurun Selanjutnya Indische Partij berganti nama menjadi Partai Insulinde dan pada tahun 1919 berubah lagi menjadi National Indische Partij (NIP) National Indische Partij tidak pernah mempunyai pengaruh yang besar di kalangan rakyat dan akhirnya hanya merupakan perkumpulan orang-orang terpelajar
4 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 Asas perjuangannya ialah Islam dan kebangsaan Indonesia sifatnya nonpolitik Muhammadiyah bergerak di bidang keagamaan pendidikan dan sosial menuju kepada tercapainya kebahagiaan lahir batin
Tujuan Muhammadiyah ialah sebagai berikut
1) memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama Islam 2) mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut agama Islam
Untuk mencapai tujuan tersebut usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah sebagai berikut
1) mendirikan sekolah-sekolah yang berdasarkan agama Islam ( dari TK sampai dengan perguruan tinggi) 2) mendirikan poliklinik-poliklinik rumah sakit rumah yatim dan masjid 3) menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan
Muhammadiyah berusaha untuk mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan Al-Quran dan Hadis Itulah sebabnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran agama Islam secara modern dan memperteguh keyakinan tentang agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya Kegiatan Muhammadiyah juga telah memperhatikan pendidikan wanita yang dinamakan Aisyiah sedangkan untuk kepanduan disebut Hizbut Wathon ( HW )
Sejak berdiri di Yogyakarta (1912) Muhammadiyah terus mengalami perkembangan yang pesat Sampai tahun 1913 Muhammadiyah telah memiliki 267 cabang yang tersebar di Pulau Jawa Pada tahun 1935 Muhammadiyah sudah mempunyai 710 cabang yang tersebar di Pulau Jawa Sumatra Kalimantan dan Sulawesi
5 Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak berdirinya Budi Utomo namun sejak kongresnya yang pertama perannya telah diambil oleh golongan tua (kaum priayi dan pegawai negeri) sehingga para pemuda kecewa dan keluar dari organisasi tersebut Baru beberapa tahun kemudian tepatnya pada tanggal 7 Maret 1915 di Batavia berdiri Trikoro Dharmo oleh R Satiman Wiryosanjoyo Kadarman dan Sunardi Trikoro Dharmo yang diketui oleh R Satiman Wiryosanjoyo merupakan oeganisasi pemuda yang pertama yang anggotanya terdiri atas para siswa sekolah menengah berasal dari Jawa dan Madura Trikoro Dharmo artinya tiga tujuan mulia yakni sakti budi dan bakti Tujuan perkumpulan ini adalah sebagai berikut
1) mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi bumi putra pada sekolah menengah dan perguruan kejuruan 2) menambah pengetahuan umum bagi para anggotanya 3) membangkitkan dan mempertajam peranan untuk segala bahasa dan budaya
Tujuan tersebut sebenarnya baru merupakan tujuan perantara Adapun tujuan yang sebenarnya adalah seperti apa yang termuat dalam majalah Trikoro Dharmo yakni mencapai Jawa raya dengan jalan memperkokoh rasa persatuan antara pemuda-pemuda Jawa Sunda Madura Bali dan Lombok Oleh karena sifatnya yang masih Jawa sentris maka para pemuda di luar Jawa (tidak berbudaya Jawa) kurang senang Untuk menghindari perpecahan pada kongresnya di Solo pada tanggal 12 Juni 1918 namanya diubah menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) Sesuai dengan anggaran dasarnya Jong Java ini bertujuan untuk mendidik para anggotanya supaya kelak dapat menyumbangkan tenaganya untuk membangun Jawa raya dengan jalan mempererat persatuan menambah pengetahuan dan rasa cinta pada budaya sendiri
Sejalan dengan munculnya Jong Java pemuda-pemuda di daerah lain juga membentuk organisasi-organisasi seperti Jong Sumatra Bond Pasundan Jong Minahasa Jong Ambon Jong Selebes Jong Batak Pemuda Kaum Betawi Sekar Rukun Timorees Verbond dan lain-lain Pada dasarnya semua organisasi itu masih bersifat kedaerahan tetapi semuanya mempunyai cita-cita ke arah kemajuan Indonesia khususnya memajukan budaya dan daerah masing-masing
6 Taman Siswa
Sekembalinya dari tanah pengasingannya di Negeri Belanda (1919) Suwardi Suryaningrat menfokuskan perjuangannya dalam bidang pendidikan Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat (lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara) berhasil mendirikan perguruan Taman Siswa di Yogyakarta Dengan berdirinya Taman Siswa Suwardi Suryaningrat memulai gerakan baru bukan lagi dalam bidang politik melainkan bidang pendidikan yakni mendidik angkatan muda dengan jiwa kebangsaan Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa
Sekolah Taman Siswa dijadikan sarana untuk menyampaikan ideologi nasionalisme kebudayaan perkembangan politik dan juga digunakan untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang akan datang Dalam hal ini sekolah merupakan wahana untuk meningkatkan derajat bangsa melalui pengajaran itu sendiri Selain pengajaran bahasa (baik bahasa asing maupun bahasa Indonesia) pendidikan Taman Siswa juga memberikan pelajaran sejarah seni sastra (terutama sastra Jawa dan wayang) agama pendidikan jasmani dan keterampilan (pekerjaan tangan) merupakan kegiatan utama perguruan Taman Siswa
Penididikan Taman Siswa dilakukan dengan sistem among dengan pola belajar asah asih dan asuh Dalam hal ini diwajibkan bagi para guru untuk bersikap dan berlaku sebagai pemimpin yakni di depan memberi contoh di tengah dapat memberikan motivasi dan di belakang dapat memberikan pengawasan yang berpengaruh Prinsip pengajaran inilah yang kemudian dikenal dengan pola kepemimpinan Ing ngarsa sung tulodho ing madya mangun karsa tut wuri handayani Pola kepemimpinan ini sampai sekarang masih menjadi ciri kepemimpinan nasional
Berkat jasa dan perjuangannya yakni mencerdaskan kehidupan menuju Indonesia merdeka maka tanggal 2 Mei (hari kelahiran Ki Hajar Dewantara) ditetapkant sebagai hari Pendidikan Nasional Di samping itu Tut Wuri Handayani sebagai semboyan terpatri dalam lambang Departemen Pendidikan Nasional
7 Partai Komunis Indonesia (PKI)
Benih-benih paham Marxis dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama HJFM Sneevliet Atas dasar Marxisme inilah kemudian pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang Sneevliet bersama-sama dengan JA Brandsteder HW Dekker dan P Bersgma berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) Ternyata ISDV tidak dapat berkembang sehingga Sneevliet melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV
Dengan cara itu Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI lebih-lebih setelah berhasil mengambil alih beberapa pemimpin SI seperti Semaun dan Darsono Mereka inilah yang dididik secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh Marxisme tulen Akibatnya SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxisnya dan selanjutnya terjadilah perpecahan dalam tubuh SI
Pada tanggal 23 Mei 1923 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) Susunan pengurus PKI antara lain Semaun (ketua) Darsono (wakil ketua) Bersgma (sekretaris) dan Dekker (bendahara)
PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara Sampai-sampai tidak segan-segan untuk mempergunakan kepercayaan rakyat kepada ayat-ayat Al - Quran dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan Ratu Adil
Kemajuan yang diperolehnya ternyata membuat PKI lupa diri sehingga merencanakan suatu petualangan politik Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di daerah-daerah lain seperti Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur Di Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927 Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas Akhirnya ribuan rakyat ditangkap dipenjara dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua)
8 Partai Nasional Indonesia (PNI)
Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir Soekarno pada tahun 1925 telah mendorong para pemimpin lainnya untuk mendirikan partai politik yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI) PNI didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin yakni dr Cipto Mangunkusumo Ir Anwari Mr Sartono Mr Iskak Mr Sunaryo Mr Budiarto Dr Samsi dan Ir Soekarno sebagai ketuanya Kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda yang baru kembali ke tanah air
Radikal PNI telah kelihatan sejak awal berdirinya Hal ini terlihat dari anggaran dasarnya bahwa tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangannya nonkooperasi Untuk mencapai tujuan tersebut maka PNI berasaskan pada self help yakni prinsip menolong diri sendiri artinya memperbaiki keadaan politik ekonomi dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan sendiri nonkooperatif yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah Belanda Marhaenisme yakni mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan
Untuk mencapai tujuan tersebut PNI telah menetapkan program kerja sebagaimana dijelaskan dalam kongresnya yang pertama di Surabaya pada tahun 1928 seperti berikut
1) Usaha politik yakni memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia dan menumpas segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik
2) Usaha ekonomi yakni memajukan perdagangan pribumi kerajinan serta mendirikan bank-bank dan koperasi
3) Usaha sosial yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional meningkatkan derajat kaum wanita memerangi pengangguran memajukan transmigrasi memajukan kesehatan rakyat antara lain dengan mendirikan poliklinik
Untuk menyebarluaskan gagasannya PNI melakukan propaganda-propaganda baik lewat surat kabar seperti Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia maupun lewat para pemimpin khususnya Ir Soekarno sendiri Dalam waktu singkat PNI telah berkembang pesat sehingga menimbulkan kekhaw-tiran di pihak pemerintah Belanda Pemerintah kemudian memberikan peringatan kepada pemimpin PNI agar menahan diri dalam ucapan propaganda dan tindakannya
Dengan munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929 pemerintah Hindia Belanda mengadakan penggeledahan secara besar-besaran dan menangkap empat pemimpinnya yaitu Ir Soerkarno Maskun Gatot Mangunprojo dan Supriadinata Mereka kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung
Dalam sidang pengadilan Ir Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul Indonesia Menggugat Atas dasar tindakan melanggar Pasal karet 153 bis dan Pasal 169 KUHP para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara Sukamiskin Bandung Sementara itu pimpinan PNI untuk sementara dipegang oleh Mr Sartono dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka pada tahun 1931 oleh pengurus besarnya PNI dibubarkan Hal ini menimbulkan pro dan kontra
Mereka yang pro pembubaran mendirikan partai baru dengan nama Partai Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr Sartono Kelompok yang kontra ingin tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs Moh Hatta dan Sutan Syahrir
9 Gerakan Wanita
Munculnya gerakan wanita di Indonesia khusunya di Jawa dirintis oleh RA Kartini yang kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita Indonesia RA Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita Indonesia melalui pendidikan Cita-citanya tersebut tertulis dalam surat-suratnya yang kemudian berhasil dihimpun dalam sebuah buku yang diterjemahkan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang Cita-cita RA Kartini ini mempunyai persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang berjuang di Bandung
Semasa Pergerakan Nasional maka muncul gerakan wanita yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial budaya Organisasi-organisasi yang ada antara lain sebagai berikut
1) Putri Mardika di Batavia (1912) dengan tujuan membantu keuangan bagi wanita-wanita yang akan melanjutkan sekolahnya Tokohnya antara lain RA Saburudin RK Rukmini dan RA Sutinah Joyopranata
2) Kartinifounds yang didirikan oleh suami istri TCh van Deventer (1912) dengan membentuk sekolah-sekolah Kartinibagi kaum wanita seperti di Semarang Batavia Malang dan Madiun
3) Kerajinan Amal Setia di Koto Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus (1914) Tujuannya meningkatkan derajat kaum wanita dengan cara memberi pelajaran membaca menulis berhitung mengatur rumah tangga membuat kerajinan dan cara pemasarannya
4) Aisyiah merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang didirikan oleh Ny Hj Siti Walidah Ahmad Dahlan (1917) Tujuannya untuk memajukan pendidikan dan keagamaan kaum wanita
5) Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak misalnya Pawiyatan Wanito di Magelang (1915) Wanito Susilo di Pemalang (1918) Wanito Rukun Santoso di Malang Budi Wanito di Solo Putri Budi Sejati di Surabaya (1919) Wanito Mulyo di Yogyakarta (1920) Wanito Utomo dan Wanito Katolik di Yogyakarta (1921) dan Wanito Taman Siswa (1922)
Organisasi wanita juga muncul di Sulawesi Selatan dengan nama Gorontalosche Mohammadaanche Vrouwenvereeniging Di Ambon dikenal dengan nama Ina Tani yang lebih condong ke politik Sejalan dengan berdirinya organisasi wanita muncul juga surat kabar wanita yang bertujuan untuk menyebarluaskan gagasan dan pengetahuan kewanitaan Surat kabar milik organisasi wanita antara lain Putri Hindia di Bandung Wanito Sworo di Brebes Sunting Melayu di Bukittinggi Esteri Utomo di Semarang Suara Perempuan di Padang Perempunan Bergolak di Medan dan Putri Mardika di Batavia
Puncak gerakan wanita yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22ndash25 Desember 1928 di Yogyakarta Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala nasional dan berwawasan kebangsaan yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) Dalam Kongres Wanita II di Batavia pada tanggal 28ndash31 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII) Kongres Wanita I merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu
BOEDI OETOMO
Budi Utomo lahir dari inspirasi yang dikemukakan oleh Ngabehi Wahidin Soedirohusodo seorang
dokter Jawa dan termasuk priayi dalam tahun 1906-1907 Di saat itu beliau sedang melakukan
kampanye di kalangan priayi di Pulau Jawa pada akhir tahun 1907 Wahidin bertemu Soetomo
Goenawan Mangoenkoesoemo Goembrek Saleh dan Soeleman Pertemuan tersebut membahas
tentang nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa
lain (Belanda) serta bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil itu Para
pejabat pangreh praja (sekarang pamong praja) kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri
dan jabatan Dalam praktik mereka pun tampak menindas rakyat dan bangsa sendiri misalnya dengan
menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa Belanda
Para pemuda mahasiswa itu juga menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah organisasi untuk
mewadahi mereka seperti halnya golongan-golongan lain yang mendirikan perkumpulan hanya untuk
golongan mereka seperti Tiong Hoa Hwee Koan untuk orang Tionghoa dan Indische Bond untuk
orang Indo-Belanda Pemerintah Hindia Belanda jelas juga tidak bisa diharapkan mau menolong dan
memperbaiki nasib rakyat kecil kaum pribumi bahkan sebaliknya merekalah yang selama ini
menyengsarakan kaum pribumi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang sangat merugikan
rakyat kecil
Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong
rakyatnya sendiri Pada waktu itulah muncul gagasan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan
yang akan mempersatukan semua orang Jawa Sunda dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia
memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif tetapi
terbuka untuk siapa saja tanpa melihat kedudukan kekayaan atau pendidikannya
Pada awalnya para pemuda itu berjuang untuk penduduk yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura
yang untuk mudahnya disebut saja suku bangsaJawa Mereka mengakui bahwa mereka belum
mengetahui nasib aspirasi dan keinginan suku-suku bangsa lain di luar Pulau Jawa terutama
Sumatera Sulawesi dan Maluku Apa yang diketahui adalah bahwa Belanda menguasai suatu
wilayah yang disebut Hindia (Timur) Belanda (Nederlandsch Oost-Indie) tetapi sejarah penjajahan
dan nasib suku-suku bangsa yang ada di wilayah itu bermacam-macam begitu pula kebudayaannya
Dengan demikian sekali lagi pada awalnya Budi Utomo memang memusatkan perhatiannya pada
penduduk yang mendiami Pulau Jawa dan Madura saja karena menurut anggapan para pemuda itu
penduduk Pulau Jawa dan Madura terikat oleh kebudayaan yang sama Pertemuan tersebut berhasil
mendorong didirikannya organisasi Pada hari Rabu 20 Mei 1908 di Btaviatepatnya di salah satu
ruang belajar STOVIA Soetomo menjelaskan gagasannya Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa
dan Tanah Air ada di tangan mereka Maka lahirlah Boedi Oetomo Dan kemudian Soetomo ditunjuk
sebagai ketuanya Tanggal berdirinya Boedi Oetomo hingga saat ini diperingati oleh bangsa
Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional Pada awal berdirinya hingga bulan Oktober 1908
Boedi Oetomo merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai anggota intinya Tujuan
Boedi Oetomo dituliskan secara samar-samar yaitu kemajuan bagi hindia Ruang geraknya masih
terbatas di Jawa dan Madura dengan tidak membedakan keturunanjenis kelamin dan agama Hingga
menjelang kongres pertama terdapat 8 cabang Boedi Oetomo yaitu Batavia Bogor Bandung
Yogyakarta I Yogyakarta II Magelang Surabaya dan Probolinggo Setelah cita-cita Boedi Oetomo
mendapat dukungan yang luas dari kalangan cendekiawan Jawa kaum pelajar mulai menyingkir dari
barisan depan Karena para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa
kedokteran masih banyak di samping harus berorganisasi Oleh karena itu sebagian dari mereka
menginginkan kaum tua-lah yang harus memimpin Budi Utomo sedangkan para pemuda sendiri
akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu ketika kongres Boedi Oetomo
berlangsung di Yogyakarta kongres tersebut mengangkat Tirtokusumo Bupati Karanganyar sebagai
ketua baru dan Yogyakarta sebagai pusatnya Namun dalamperkembangannya Tirtokusumo sebagai
ketua yang baru lebih cenderung memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial daripada reaksi
penduduk pribumi Setelah persetujuan dari pemerintah kolonial sebagai badan hukum diberikan
diharapkan organisasi Boedi Oetomo akan lebih melancarkan kegiatannya secara luas Akan tetapi
yang terjadi malah sebaliknya Boedi Oetomo segera menjadi lamban Hal itu disebabkan adanya
kesulitan keuangan dan banyak Bupati yang sebelumnya menjadi anggota Boedi Oetomo mendirikan
organisasi sendiri Perkembangan selanjutnya merupakan periode yang paling lamban bagi Boedi
Oetomo Aktivitasnya hanya terbatas pada penerbitan majalah bulanan Goerge Desa dan beberapa
petisi kepada pemerintah agar meningkatkan mutu sekolah menengah pertama Pemerintah kolonial
yang mengawasi perkembangan boedi Oetomo sejak berdirinya dengan penuh perhatian akhirnya
pengaruh Boedi Oetomo terhadap kaum pribumi tidak begitu besar Ketika Perang Dunia terjadi pada
tahun 1914 ada usaha untuk mengembalikan usaha kekuatan Boedi Oetomo Adanya bahaya
intervensi pihak asing ke wilayah Indonesia menjadi alasan bagi bagi Boedi Oetomo untuk mengjukan
usul tentang perlunya wajib militer bagi kaum pribumi kemudian dikirim misi ke Belanda oleh
komite Indie Weerbaar ( Hindia yang berketahanan ) periode tahun 1916-1917 merupakan masa yang
sangat amat berhasil bagi Boedi Oetomo Dwidjosewoyo sebagai wakil Boedi Oetomo dalam misi
tersebut berhasil melakukan pendekatan dengan pemimpin-pemimpin BelandaNamun usulan tentang
wajib militer gagal sebagai gantinya dikeluarkan undang-undang tentang pembentukan
volksraad(Dewan Rakyat) yang disahkan pada Bulan Desember 1916 Saat terjadi krisis pada Bulan
November 1918 di Negeri Belanda mereka menuntut perubahan bagi volksraad dan kebijakan
pemerintah kolonial pada umumnya Oleh karena itu pada tahun 1919 dibentuk suatu komisi untuk
mengadakan penyelidikan perlunya perbaikan ketatanegaraan Akhirnya Boedi Oetomo menyadari
tentang perlunya suatu gerakan politik dan menggalang dukungan massa sehingga unsur-unsur radikal
dalam tubuh Boedi Oetomo pun mulai besar pengaruhnya akan tetapi segera setelah itu
kebijakanplitik yang lebih kerasdilakukan oleh Gubernur Jendral Mr DFock dan anggaran
pendidikan dikurangi secara drastis Akibatnya terjadi perpecahan antara golongan moderat dan
radikal di dalam Boedi Oetomo Pada tahun 1924 Dr Soetomoyang merasa tidak puas dengan Boedi
Oetomo mendirikan Indonesische Studie Club di Surabayayang kemudian berkembang menjadi
Persatuan Bangsa Indonesia(PBI) Sebab utama pembentukan Indonesische Studie Club adalah Dr
Soetomo dan juga pemimpin Nasionalislainnya menganggap asas Kebangsaan Jawa dan Boedi
Oetomo tidak sesuai lagi Karena Boedi Oetomo tidak pernah mendapatkan dukungan massa
kedudukannya secara politik kurang begitu penting Namun satu hal yang penting adalah dari dalam
Boedi Oetomo telah muncl benih semangat nasional yang pertama
SAREKAT ISLAM
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang
Islam Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Solo pada tahun 1911 dengan tujuan awal untuk
menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan
pedagang-pedagang besar timur Pada saat itu pedagang-pedagang tersebut telah lebih maju usahanya
dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Indonesia lainnya Kebijakan yang
sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial
karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi
SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat
sebagai dasar penggeraknya Di bawah pimpinan H Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat
hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruhSetahun kemudian pada bulan November 1912
nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan ketuanya Haji Oemar Said Tjokroaminoto Hal
ini dilakukan agar keanggotaannya lebih luas bukan hanya dari kalangan pedagang Permasalahan
utama yang menjadi inti perlawanan Sarekat Islam ditunjukkan terhadap setiap bentuk penindasan dan
kesombongan rasialBerbeda dengan Boedi Oetomo keanggotaan Sarekat Islam bersifat terbuka
sehingga berhasil menyentuh lapisan masyarakat bawah yang sejak berabad-abad paling banyak
menderita Jika ditinjau dari anggaran dasarnya dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut
1 Mengembangkan jiwa dagang 2 Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha 3 Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat bumiputra 4 Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam 5 Hidup menurut perintah agama
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja Tujuan SI adalah
membangun persaudaraan persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan
perekonomian rakyat Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim Pada waktu
SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak Badan
Hukum hanya diberikan pada SI lokal Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya
unsur politik tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan
menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Artinya SI
memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda SI
merupakan organisasi pertama di Indonesia yang antara tahun 1917 dan 1920 pengaruhnya sangat
terasa dalam perkembangan politik Indonesia Coraknya yang demokratis dan kesiapannya untuk
berjuang secara radikal mendekatkan beberapa cabang SI beserta pemimpinnya kepada ajaran Marxis
Penggunaan teori Marxis untuk perjuangan melawan imperialisme dipelopori oleh SI cabang
Semarang yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono Masuknya ajaran-ajaran marxis menimbulkan
krisis dalam tubuh SI antara pendukung paham Islam dan penganut ajaran Marxis Perdebatan seru
terjadi antara HA Agus Salim-Abdul Muis pada satu pihak dengan Semaun-Tan Malaka pada lain
pihak Pada tahun 1921 melalui kebijakan Disiplin Partai golongan kiri dalam tubuh SI dapat
disingkirkan Kebijakan Disiplin Partai melarang anggota SI memiliki anggota ganda dalam
organisasi pergerakan nasional Mereka terdepak dan menamakan dirinya Sarekat Rakyat (SR)
Aktivitas SI yang lebih mengutamakan politik tidak disetujui oleh sebagian anggotanya Mereka
menginginkan SI lebih banyak memperhatikan masalah-masalah keagamaan Dalam kondisi itu SI
memutuskan untuik bekerja sama dengan pemerintahan kolonial dan berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam Sehubungan dengan semakin luasnyasemangat persatuan setelah Sumpah Pemuda
nama tersebut diubah menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) pad tahun 1930 dengan ketuanya
Haji Agus Salim
INDISCHE PARTIJ
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 organisasi ini juga dimaksudkan
sebagai pengganti organisasi Indische Bond sebagai organisasi kaum Indo dan Eropa di Indonesia
yang didirikan pada tahun 1898 Ketiga tokoh pendiri Indische Partij dikenal sebagai tiga serangkai
yaitu EFE Douwes Dekker(Danudirja Setiabudhi) Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryadiningrat( Ki Hajar Dewantara) Indische Partij yang berdasarkan golongan Indo yang makmur
merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia
Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda
tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913 penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg
sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan Alasan penolakkannya adalah karena organisasi
ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu dan sebagian besar anggotanya
berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetra
PERHIMPUNAN INDONESIA
Pada September 1922 saat pergantian ketua antara DrSoetomo dan Herman Kartawisastra
organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging Saat itu istilah Indonesier dan kata
sifat Indonesich sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik etis Para anggota Indonesische
juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta
sebagai pengasuhnya Majalah ini terbit dwi bulanan dengan 16 halaman dan biaya langganan
seharga 25 gulden setahun Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan
ide-ide antikolonial Dalam 2 edisi pertama Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktek
sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923 Indonesische mulai menyebarkan ide non-
kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda
Tahun 1924 saat M Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua nama majalah Hindia Poetra berubah
menjadi Indonesia Merdeka Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi
berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930 sebelumnya
setiap ketua hanya menjabat selama setahun Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara
terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Achmad Soebardjo Soekiman
Wirjosandjojo Arnold Mononutu Prof Mr Sunario Sastrowardoyo Sastromoeljono Abdul Madjid
Sutan Sjahrir Sutomo Ali Sastroamidjojo dll
PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda Henk Sneevliet pada 1914 dengan nama
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia
Belanda) Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis
Belanda yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis) yang
aktif di Hindia Belanda
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda Het Vrije Woord
(Kata yang Merdeka) Editornya adalah Adolf Baars
Pada saat pembentukannya ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia Pada saat itu ISDV
mempunyai sekitar 100 orang anggota dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan
warga pribumi Indonesia Namun demikian partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan
anti kapitalis Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP
di Belanda dan yang menjauhkan diri dari ISDV Pada 1917 kelompok reformis dari ISDV
memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu Soeara Merdeka
Di bawah kepemimpinan Sneevliet ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia
harus diikuti Indonesia Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan
pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda Dibentuklah Pengawal Merah dan dalam
waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3000 orang Pada akhir 1917 para tentara dan pelaut
itu memberontak di Surabaya sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu dan
membentuk sebuah dewan soviet Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya
dan ISDV Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda termasuk Sneevliet Para pemimpin
pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun
ISDV terus melakukan kegiatannya meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah Organisasi ini
kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain Soeara Rarsquojat Setelah sejumlah kader Belanda
dikeluarkan dengan paksa ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam keanggotaan
organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia
Pembentukan Partai Komunis Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam Keadaan yang semakin
parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya terutama di Semarang dan Yogyakarta
membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai Yakni melarang anggotanya mendapat gelar
ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia Keputusan tersebut tentu saja membuat para
anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920) nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia Semaoen diangkat sebagai ketua partai
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional Henk
Sneevliet 1920 mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat
dan Sumatra Barat PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik Pemberontakan ini
dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13000 orang
ditahan Sejumlah 1308 orang umumnya kader-kader partai dikirim ke Boven Digul sebuah kamp
tahanan di Papua Beberapa orang meninggal di dalam tahanan Banyak aktivis politik non-komunis
yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial dengan alasan menindas pemberontakan kaum
komunis Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda Karena itu PKI kemudian
bergerak di bawah tanah
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama Yakni di dalam perundingan rahasia
aktivis PKI di Prambanan Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka salah satu tokoh utama PKI
yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap
sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia Walau
begitu beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi Semisal
Pemberontakan Silungkang di Sumatra
Pada masa awal pelarangan ini PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri terutama karena banyak
dari pemimpinnya yang dipenjarakan Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di
Moskwa Uni Soviet untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah Namun Moeso
hanya tinggal sebentar di Indonesia Kini PKI bergerak dalam berbagai front seperti misalnya
Gerindo dan serikat-serikat buruh Di Belanda PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di kalangan organisasi nasionalis Perhimpoenan Indonesia yang tak lama kemudian
berada di dalam kontrol PKI
Peristiwa Madiun 1948 Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan
BelandaPerundingan Renville Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda SebaliknyaRI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang
dimilikiOleh karena itu kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa kabinet tersebut
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
Mulai tahun 1912 dengan tampilnya Notodirjo sebagai ketua menggantikan RT Notokusumo Budi Utomo ingin mengejar ketinggalannya Akan tetapi hasilnya tidak begitu besar karena pada saat itu telah muncul organisasi-organisasi nasional lainnya seperti Sarekat Islam (SI) dan Indiche Partij (IP)
Namun demikian Budi Utomo tetap mempunyai andil dan jasa yang besar dalam sejarah pergerakan nasional yakni telah membuka jalan dan memelopori gerakan kebangsaan Indonesia Itulah sebabnya tanggal 20 Mei ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional yang kita peringati setiap tahun hingga sekarang
2 Sarekat Islam (SI)
Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo yakni tahun 1911 berdirilah Sarekat Dagang Islam ( SDI ) di Solo oleh H Samanhudi seorang pedagang batik dari Laweyan Solo
Organisasi Sarekat Dagang Islam berdasar pada dua hal berikut ini
a Agama Islam b Ekonomi yakni untuk memperkuat diri dari pedagang Cina yang berperan sebagai leveransir (seperti kain putih malam dan sebagainya)
Atas prakarsa HOS Cokroaminoto nama Sarekat Dagang Islam kemudian diubah menjadi Sarekat Islam ( SI ) dengan tujuan untuk memperluas anggota sehingga tidak hanya terbatas pada pedagang saja
Berdasarkan Akte Notaris pada tanggal 10 September 1912 ditetapkan tujuan Sarekat Islam sebagai berikut
1) memajukan perdagangan 2) membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha (permodalan) 3) memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli 4) memajukan kehidupan agama Islam
Melihat tujuannya tidak tampak adanya kegiatan politik Akan tetapi Sarekat Islam dengan gigih selalu memperjuangkan keadilan dan kebenaran terhadap penindasan dan pemerasan oleh pemerintah kolonial Dengan demikian di samping tujuan ekonomi juga ditekankan adanya saling membantu di antara anggota Itulah sebabnya dalam waktu singkat Sarekat Islam berkembang menjadi anggota massa yang pertama di Indonesia Sarekat Islam merupakan gerakan nasionalis demokratis dan ekonomis serta berasaskan Islam dengan haluan kooperatif
Mengingat perkembangan Sarekat Islam yang begitu pesat maka timbullah kekhawatiran dari pihak Gubernur Jenderal Indenberg sehingga permohonan Sarekat Islam sebagai organisasi nasional yang berbadan hukum ditolak dan hanya diperbolehkan berdiri secara lokal Pada tahun 1914 telah berdiri 56 Sarekat Islam lokal yang diakui sebagai badan hukum
Pada tahun 1915 berdirilah Central Sarekat Islam (CSI) yang berkedudukan di Surabaya Tugasnya ialah membantu menuju kemajuan dan kerjasama antar Sarekat Islam lokal Pada tanggal 17ndash24 Juni 1916 diadakan Kongres SI Nasional Pertama di Bandung yang dihadiri oleh 80 Sarekat Islam lokal dengan anggota 360000 orang anggota Dalam kongres tersebut telah disepakati istilah nasional dimaksudkan bahwa Sarekat Islam menghendaki persatuan dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia menjadi satu bangsa
Sifat Sarekat Islam yang demokratis dan berani serta berjuang terhadap kapitalisme untuk kepentingan rakyat kecil sangat menarik perhatian kaum sosialis kiri yang tergabung dalam Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) pimpinan Sneevliet (Belanda) Semaun Darsono Tan Malaka dan Alimin (Indonesia)
Itulah sebabnya dalam perkembangannya Sarekat Islam pecah menjadi dua kelompok berikut ini
1) Kelompok nasionalis religius ( nasionalis keagamaan) yang dikenal dengan Sarekat Islam Putih dengan asas perjuangan Islam di bawah pimpinan HOS Cokroaminoto 2) Kelompok ekonomi dogmatis yang dikenal dengan nama Sarekat Islam Merah dengan haluan sosialis kiri di bawah pimpinan Semaun dan Darsono
3 Indische Partij (IP)
Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo) dr Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara)
Organisasi ini mempunyai cita-cita untuk menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo Cina Arab dan sebagainya Mereka akan dipadukan dalam kesatuan bangsa dengan membutuhkan semangat nasionalisme Indonesia Cita-cita Indische Partij banyak disebar-luaskan melalui surat kabar De Expres Di samping itu juga disusun program kerja sebagai berikut
1) meresapkan cita-cita nasional Hindia (Indonesia) 2) memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan baik di bidang pemerintahan maupun kemasyarakatan 3) memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama yang satu dengan yang lain 4) memperbesar pengaruh pro-Hindia di lapangan pemerintahan 5) berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia 6) dalam hal pengajaran kegunaannya harus ditujukan untuk kepentingan ekonomi Hindia dan memperkuat mereka yang ekonominya lemah
Melihat tujuan dan cara-cara mencapai tujuan seperti tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa Indische Partij berdiri di atas nasionalisme yang luas menuju Indonesia merdeka Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Indische Partij merupakan partai politik pertama di Indonesia dengan haluan kooperasi Dalam waktu yang singkat telah mempunyai 30 cabang dengan anggota lebih kurang 7000 orang yang kebanyakan orang Indo
Oleh karena sifatnya yang progresif menyatakan diri sebagai partai politik dengan tujuan yang tegas yakni Indonesia merdeka sehingga pemerintah menolak untuk memberikan badan hukum dengan alasan Indische Partij bersifat politik dan hendak mengancam ketertiban umum Walaupun demikian para pemimpin Indische Partij masih terus mengadakan propaganda untuk menyebarkan gagasan-gagasannya
Satu hal yang sangat menusuk perasaan pemerintah Hindia Belanda adalah tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als ik een Nederlander was (seandainya saya seorang Belanda) yang isinya berupa sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan Oleh karena kegiatannya sangat mencemaskan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin Indische Partij dijatuhi hukuman pengasingan dan mereka memilih Negeri Belanda sebagai tempat pengasingannya
Dengan diasingkannya ketiga pemimpin Indische Partij maka kegiatan Indische Partij makin menurun Selanjutnya Indische Partij berganti nama menjadi Partai Insulinde dan pada tahun 1919 berubah lagi menjadi National Indische Partij (NIP) National Indische Partij tidak pernah mempunyai pengaruh yang besar di kalangan rakyat dan akhirnya hanya merupakan perkumpulan orang-orang terpelajar
4 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 Asas perjuangannya ialah Islam dan kebangsaan Indonesia sifatnya nonpolitik Muhammadiyah bergerak di bidang keagamaan pendidikan dan sosial menuju kepada tercapainya kebahagiaan lahir batin
Tujuan Muhammadiyah ialah sebagai berikut
1) memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama Islam 2) mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut agama Islam
Untuk mencapai tujuan tersebut usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah sebagai berikut
1) mendirikan sekolah-sekolah yang berdasarkan agama Islam ( dari TK sampai dengan perguruan tinggi) 2) mendirikan poliklinik-poliklinik rumah sakit rumah yatim dan masjid 3) menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan
Muhammadiyah berusaha untuk mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan Al-Quran dan Hadis Itulah sebabnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran agama Islam secara modern dan memperteguh keyakinan tentang agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya Kegiatan Muhammadiyah juga telah memperhatikan pendidikan wanita yang dinamakan Aisyiah sedangkan untuk kepanduan disebut Hizbut Wathon ( HW )
Sejak berdiri di Yogyakarta (1912) Muhammadiyah terus mengalami perkembangan yang pesat Sampai tahun 1913 Muhammadiyah telah memiliki 267 cabang yang tersebar di Pulau Jawa Pada tahun 1935 Muhammadiyah sudah mempunyai 710 cabang yang tersebar di Pulau Jawa Sumatra Kalimantan dan Sulawesi
5 Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak berdirinya Budi Utomo namun sejak kongresnya yang pertama perannya telah diambil oleh golongan tua (kaum priayi dan pegawai negeri) sehingga para pemuda kecewa dan keluar dari organisasi tersebut Baru beberapa tahun kemudian tepatnya pada tanggal 7 Maret 1915 di Batavia berdiri Trikoro Dharmo oleh R Satiman Wiryosanjoyo Kadarman dan Sunardi Trikoro Dharmo yang diketui oleh R Satiman Wiryosanjoyo merupakan oeganisasi pemuda yang pertama yang anggotanya terdiri atas para siswa sekolah menengah berasal dari Jawa dan Madura Trikoro Dharmo artinya tiga tujuan mulia yakni sakti budi dan bakti Tujuan perkumpulan ini adalah sebagai berikut
1) mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi bumi putra pada sekolah menengah dan perguruan kejuruan 2) menambah pengetahuan umum bagi para anggotanya 3) membangkitkan dan mempertajam peranan untuk segala bahasa dan budaya
Tujuan tersebut sebenarnya baru merupakan tujuan perantara Adapun tujuan yang sebenarnya adalah seperti apa yang termuat dalam majalah Trikoro Dharmo yakni mencapai Jawa raya dengan jalan memperkokoh rasa persatuan antara pemuda-pemuda Jawa Sunda Madura Bali dan Lombok Oleh karena sifatnya yang masih Jawa sentris maka para pemuda di luar Jawa (tidak berbudaya Jawa) kurang senang Untuk menghindari perpecahan pada kongresnya di Solo pada tanggal 12 Juni 1918 namanya diubah menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) Sesuai dengan anggaran dasarnya Jong Java ini bertujuan untuk mendidik para anggotanya supaya kelak dapat menyumbangkan tenaganya untuk membangun Jawa raya dengan jalan mempererat persatuan menambah pengetahuan dan rasa cinta pada budaya sendiri
Sejalan dengan munculnya Jong Java pemuda-pemuda di daerah lain juga membentuk organisasi-organisasi seperti Jong Sumatra Bond Pasundan Jong Minahasa Jong Ambon Jong Selebes Jong Batak Pemuda Kaum Betawi Sekar Rukun Timorees Verbond dan lain-lain Pada dasarnya semua organisasi itu masih bersifat kedaerahan tetapi semuanya mempunyai cita-cita ke arah kemajuan Indonesia khususnya memajukan budaya dan daerah masing-masing
6 Taman Siswa
Sekembalinya dari tanah pengasingannya di Negeri Belanda (1919) Suwardi Suryaningrat menfokuskan perjuangannya dalam bidang pendidikan Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat (lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara) berhasil mendirikan perguruan Taman Siswa di Yogyakarta Dengan berdirinya Taman Siswa Suwardi Suryaningrat memulai gerakan baru bukan lagi dalam bidang politik melainkan bidang pendidikan yakni mendidik angkatan muda dengan jiwa kebangsaan Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa
Sekolah Taman Siswa dijadikan sarana untuk menyampaikan ideologi nasionalisme kebudayaan perkembangan politik dan juga digunakan untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang akan datang Dalam hal ini sekolah merupakan wahana untuk meningkatkan derajat bangsa melalui pengajaran itu sendiri Selain pengajaran bahasa (baik bahasa asing maupun bahasa Indonesia) pendidikan Taman Siswa juga memberikan pelajaran sejarah seni sastra (terutama sastra Jawa dan wayang) agama pendidikan jasmani dan keterampilan (pekerjaan tangan) merupakan kegiatan utama perguruan Taman Siswa
Penididikan Taman Siswa dilakukan dengan sistem among dengan pola belajar asah asih dan asuh Dalam hal ini diwajibkan bagi para guru untuk bersikap dan berlaku sebagai pemimpin yakni di depan memberi contoh di tengah dapat memberikan motivasi dan di belakang dapat memberikan pengawasan yang berpengaruh Prinsip pengajaran inilah yang kemudian dikenal dengan pola kepemimpinan Ing ngarsa sung tulodho ing madya mangun karsa tut wuri handayani Pola kepemimpinan ini sampai sekarang masih menjadi ciri kepemimpinan nasional
Berkat jasa dan perjuangannya yakni mencerdaskan kehidupan menuju Indonesia merdeka maka tanggal 2 Mei (hari kelahiran Ki Hajar Dewantara) ditetapkant sebagai hari Pendidikan Nasional Di samping itu Tut Wuri Handayani sebagai semboyan terpatri dalam lambang Departemen Pendidikan Nasional
7 Partai Komunis Indonesia (PKI)
Benih-benih paham Marxis dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama HJFM Sneevliet Atas dasar Marxisme inilah kemudian pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang Sneevliet bersama-sama dengan JA Brandsteder HW Dekker dan P Bersgma berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) Ternyata ISDV tidak dapat berkembang sehingga Sneevliet melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV
Dengan cara itu Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI lebih-lebih setelah berhasil mengambil alih beberapa pemimpin SI seperti Semaun dan Darsono Mereka inilah yang dididik secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh Marxisme tulen Akibatnya SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxisnya dan selanjutnya terjadilah perpecahan dalam tubuh SI
Pada tanggal 23 Mei 1923 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) Susunan pengurus PKI antara lain Semaun (ketua) Darsono (wakil ketua) Bersgma (sekretaris) dan Dekker (bendahara)
PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara Sampai-sampai tidak segan-segan untuk mempergunakan kepercayaan rakyat kepada ayat-ayat Al - Quran dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan Ratu Adil
Kemajuan yang diperolehnya ternyata membuat PKI lupa diri sehingga merencanakan suatu petualangan politik Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di daerah-daerah lain seperti Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur Di Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927 Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas Akhirnya ribuan rakyat ditangkap dipenjara dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua)
8 Partai Nasional Indonesia (PNI)
Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir Soekarno pada tahun 1925 telah mendorong para pemimpin lainnya untuk mendirikan partai politik yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI) PNI didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin yakni dr Cipto Mangunkusumo Ir Anwari Mr Sartono Mr Iskak Mr Sunaryo Mr Budiarto Dr Samsi dan Ir Soekarno sebagai ketuanya Kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda yang baru kembali ke tanah air
Radikal PNI telah kelihatan sejak awal berdirinya Hal ini terlihat dari anggaran dasarnya bahwa tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangannya nonkooperasi Untuk mencapai tujuan tersebut maka PNI berasaskan pada self help yakni prinsip menolong diri sendiri artinya memperbaiki keadaan politik ekonomi dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan sendiri nonkooperatif yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah Belanda Marhaenisme yakni mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan
Untuk mencapai tujuan tersebut PNI telah menetapkan program kerja sebagaimana dijelaskan dalam kongresnya yang pertama di Surabaya pada tahun 1928 seperti berikut
1) Usaha politik yakni memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia dan menumpas segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik
2) Usaha ekonomi yakni memajukan perdagangan pribumi kerajinan serta mendirikan bank-bank dan koperasi
3) Usaha sosial yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional meningkatkan derajat kaum wanita memerangi pengangguran memajukan transmigrasi memajukan kesehatan rakyat antara lain dengan mendirikan poliklinik
Untuk menyebarluaskan gagasannya PNI melakukan propaganda-propaganda baik lewat surat kabar seperti Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia maupun lewat para pemimpin khususnya Ir Soekarno sendiri Dalam waktu singkat PNI telah berkembang pesat sehingga menimbulkan kekhaw-tiran di pihak pemerintah Belanda Pemerintah kemudian memberikan peringatan kepada pemimpin PNI agar menahan diri dalam ucapan propaganda dan tindakannya
Dengan munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929 pemerintah Hindia Belanda mengadakan penggeledahan secara besar-besaran dan menangkap empat pemimpinnya yaitu Ir Soerkarno Maskun Gatot Mangunprojo dan Supriadinata Mereka kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung
Dalam sidang pengadilan Ir Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul Indonesia Menggugat Atas dasar tindakan melanggar Pasal karet 153 bis dan Pasal 169 KUHP para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara Sukamiskin Bandung Sementara itu pimpinan PNI untuk sementara dipegang oleh Mr Sartono dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka pada tahun 1931 oleh pengurus besarnya PNI dibubarkan Hal ini menimbulkan pro dan kontra
Mereka yang pro pembubaran mendirikan partai baru dengan nama Partai Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr Sartono Kelompok yang kontra ingin tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs Moh Hatta dan Sutan Syahrir
9 Gerakan Wanita
Munculnya gerakan wanita di Indonesia khusunya di Jawa dirintis oleh RA Kartini yang kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita Indonesia RA Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita Indonesia melalui pendidikan Cita-citanya tersebut tertulis dalam surat-suratnya yang kemudian berhasil dihimpun dalam sebuah buku yang diterjemahkan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang Cita-cita RA Kartini ini mempunyai persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang berjuang di Bandung
Semasa Pergerakan Nasional maka muncul gerakan wanita yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial budaya Organisasi-organisasi yang ada antara lain sebagai berikut
1) Putri Mardika di Batavia (1912) dengan tujuan membantu keuangan bagi wanita-wanita yang akan melanjutkan sekolahnya Tokohnya antara lain RA Saburudin RK Rukmini dan RA Sutinah Joyopranata
2) Kartinifounds yang didirikan oleh suami istri TCh van Deventer (1912) dengan membentuk sekolah-sekolah Kartinibagi kaum wanita seperti di Semarang Batavia Malang dan Madiun
3) Kerajinan Amal Setia di Koto Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus (1914) Tujuannya meningkatkan derajat kaum wanita dengan cara memberi pelajaran membaca menulis berhitung mengatur rumah tangga membuat kerajinan dan cara pemasarannya
4) Aisyiah merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang didirikan oleh Ny Hj Siti Walidah Ahmad Dahlan (1917) Tujuannya untuk memajukan pendidikan dan keagamaan kaum wanita
5) Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak misalnya Pawiyatan Wanito di Magelang (1915) Wanito Susilo di Pemalang (1918) Wanito Rukun Santoso di Malang Budi Wanito di Solo Putri Budi Sejati di Surabaya (1919) Wanito Mulyo di Yogyakarta (1920) Wanito Utomo dan Wanito Katolik di Yogyakarta (1921) dan Wanito Taman Siswa (1922)
Organisasi wanita juga muncul di Sulawesi Selatan dengan nama Gorontalosche Mohammadaanche Vrouwenvereeniging Di Ambon dikenal dengan nama Ina Tani yang lebih condong ke politik Sejalan dengan berdirinya organisasi wanita muncul juga surat kabar wanita yang bertujuan untuk menyebarluaskan gagasan dan pengetahuan kewanitaan Surat kabar milik organisasi wanita antara lain Putri Hindia di Bandung Wanito Sworo di Brebes Sunting Melayu di Bukittinggi Esteri Utomo di Semarang Suara Perempuan di Padang Perempunan Bergolak di Medan dan Putri Mardika di Batavia
Puncak gerakan wanita yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22ndash25 Desember 1928 di Yogyakarta Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala nasional dan berwawasan kebangsaan yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) Dalam Kongres Wanita II di Batavia pada tanggal 28ndash31 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII) Kongres Wanita I merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu
BOEDI OETOMO
Budi Utomo lahir dari inspirasi yang dikemukakan oleh Ngabehi Wahidin Soedirohusodo seorang
dokter Jawa dan termasuk priayi dalam tahun 1906-1907 Di saat itu beliau sedang melakukan
kampanye di kalangan priayi di Pulau Jawa pada akhir tahun 1907 Wahidin bertemu Soetomo
Goenawan Mangoenkoesoemo Goembrek Saleh dan Soeleman Pertemuan tersebut membahas
tentang nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa
lain (Belanda) serta bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil itu Para
pejabat pangreh praja (sekarang pamong praja) kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri
dan jabatan Dalam praktik mereka pun tampak menindas rakyat dan bangsa sendiri misalnya dengan
menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa Belanda
Para pemuda mahasiswa itu juga menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah organisasi untuk
mewadahi mereka seperti halnya golongan-golongan lain yang mendirikan perkumpulan hanya untuk
golongan mereka seperti Tiong Hoa Hwee Koan untuk orang Tionghoa dan Indische Bond untuk
orang Indo-Belanda Pemerintah Hindia Belanda jelas juga tidak bisa diharapkan mau menolong dan
memperbaiki nasib rakyat kecil kaum pribumi bahkan sebaliknya merekalah yang selama ini
menyengsarakan kaum pribumi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang sangat merugikan
rakyat kecil
Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong
rakyatnya sendiri Pada waktu itulah muncul gagasan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan
yang akan mempersatukan semua orang Jawa Sunda dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia
memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif tetapi
terbuka untuk siapa saja tanpa melihat kedudukan kekayaan atau pendidikannya
Pada awalnya para pemuda itu berjuang untuk penduduk yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura
yang untuk mudahnya disebut saja suku bangsaJawa Mereka mengakui bahwa mereka belum
mengetahui nasib aspirasi dan keinginan suku-suku bangsa lain di luar Pulau Jawa terutama
Sumatera Sulawesi dan Maluku Apa yang diketahui adalah bahwa Belanda menguasai suatu
wilayah yang disebut Hindia (Timur) Belanda (Nederlandsch Oost-Indie) tetapi sejarah penjajahan
dan nasib suku-suku bangsa yang ada di wilayah itu bermacam-macam begitu pula kebudayaannya
Dengan demikian sekali lagi pada awalnya Budi Utomo memang memusatkan perhatiannya pada
penduduk yang mendiami Pulau Jawa dan Madura saja karena menurut anggapan para pemuda itu
penduduk Pulau Jawa dan Madura terikat oleh kebudayaan yang sama Pertemuan tersebut berhasil
mendorong didirikannya organisasi Pada hari Rabu 20 Mei 1908 di Btaviatepatnya di salah satu
ruang belajar STOVIA Soetomo menjelaskan gagasannya Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa
dan Tanah Air ada di tangan mereka Maka lahirlah Boedi Oetomo Dan kemudian Soetomo ditunjuk
sebagai ketuanya Tanggal berdirinya Boedi Oetomo hingga saat ini diperingati oleh bangsa
Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional Pada awal berdirinya hingga bulan Oktober 1908
Boedi Oetomo merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai anggota intinya Tujuan
Boedi Oetomo dituliskan secara samar-samar yaitu kemajuan bagi hindia Ruang geraknya masih
terbatas di Jawa dan Madura dengan tidak membedakan keturunanjenis kelamin dan agama Hingga
menjelang kongres pertama terdapat 8 cabang Boedi Oetomo yaitu Batavia Bogor Bandung
Yogyakarta I Yogyakarta II Magelang Surabaya dan Probolinggo Setelah cita-cita Boedi Oetomo
mendapat dukungan yang luas dari kalangan cendekiawan Jawa kaum pelajar mulai menyingkir dari
barisan depan Karena para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa
kedokteran masih banyak di samping harus berorganisasi Oleh karena itu sebagian dari mereka
menginginkan kaum tua-lah yang harus memimpin Budi Utomo sedangkan para pemuda sendiri
akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu ketika kongres Boedi Oetomo
berlangsung di Yogyakarta kongres tersebut mengangkat Tirtokusumo Bupati Karanganyar sebagai
ketua baru dan Yogyakarta sebagai pusatnya Namun dalamperkembangannya Tirtokusumo sebagai
ketua yang baru lebih cenderung memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial daripada reaksi
penduduk pribumi Setelah persetujuan dari pemerintah kolonial sebagai badan hukum diberikan
diharapkan organisasi Boedi Oetomo akan lebih melancarkan kegiatannya secara luas Akan tetapi
yang terjadi malah sebaliknya Boedi Oetomo segera menjadi lamban Hal itu disebabkan adanya
kesulitan keuangan dan banyak Bupati yang sebelumnya menjadi anggota Boedi Oetomo mendirikan
organisasi sendiri Perkembangan selanjutnya merupakan periode yang paling lamban bagi Boedi
Oetomo Aktivitasnya hanya terbatas pada penerbitan majalah bulanan Goerge Desa dan beberapa
petisi kepada pemerintah agar meningkatkan mutu sekolah menengah pertama Pemerintah kolonial
yang mengawasi perkembangan boedi Oetomo sejak berdirinya dengan penuh perhatian akhirnya
pengaruh Boedi Oetomo terhadap kaum pribumi tidak begitu besar Ketika Perang Dunia terjadi pada
tahun 1914 ada usaha untuk mengembalikan usaha kekuatan Boedi Oetomo Adanya bahaya
intervensi pihak asing ke wilayah Indonesia menjadi alasan bagi bagi Boedi Oetomo untuk mengjukan
usul tentang perlunya wajib militer bagi kaum pribumi kemudian dikirim misi ke Belanda oleh
komite Indie Weerbaar ( Hindia yang berketahanan ) periode tahun 1916-1917 merupakan masa yang
sangat amat berhasil bagi Boedi Oetomo Dwidjosewoyo sebagai wakil Boedi Oetomo dalam misi
tersebut berhasil melakukan pendekatan dengan pemimpin-pemimpin BelandaNamun usulan tentang
wajib militer gagal sebagai gantinya dikeluarkan undang-undang tentang pembentukan
volksraad(Dewan Rakyat) yang disahkan pada Bulan Desember 1916 Saat terjadi krisis pada Bulan
November 1918 di Negeri Belanda mereka menuntut perubahan bagi volksraad dan kebijakan
pemerintah kolonial pada umumnya Oleh karena itu pada tahun 1919 dibentuk suatu komisi untuk
mengadakan penyelidikan perlunya perbaikan ketatanegaraan Akhirnya Boedi Oetomo menyadari
tentang perlunya suatu gerakan politik dan menggalang dukungan massa sehingga unsur-unsur radikal
dalam tubuh Boedi Oetomo pun mulai besar pengaruhnya akan tetapi segera setelah itu
kebijakanplitik yang lebih kerasdilakukan oleh Gubernur Jendral Mr DFock dan anggaran
pendidikan dikurangi secara drastis Akibatnya terjadi perpecahan antara golongan moderat dan
radikal di dalam Boedi Oetomo Pada tahun 1924 Dr Soetomoyang merasa tidak puas dengan Boedi
Oetomo mendirikan Indonesische Studie Club di Surabayayang kemudian berkembang menjadi
Persatuan Bangsa Indonesia(PBI) Sebab utama pembentukan Indonesische Studie Club adalah Dr
Soetomo dan juga pemimpin Nasionalislainnya menganggap asas Kebangsaan Jawa dan Boedi
Oetomo tidak sesuai lagi Karena Boedi Oetomo tidak pernah mendapatkan dukungan massa
kedudukannya secara politik kurang begitu penting Namun satu hal yang penting adalah dari dalam
Boedi Oetomo telah muncl benih semangat nasional yang pertama
SAREKAT ISLAM
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang
Islam Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Solo pada tahun 1911 dengan tujuan awal untuk
menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan
pedagang-pedagang besar timur Pada saat itu pedagang-pedagang tersebut telah lebih maju usahanya
dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Indonesia lainnya Kebijakan yang
sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial
karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi
SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat
sebagai dasar penggeraknya Di bawah pimpinan H Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat
hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruhSetahun kemudian pada bulan November 1912
nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan ketuanya Haji Oemar Said Tjokroaminoto Hal
ini dilakukan agar keanggotaannya lebih luas bukan hanya dari kalangan pedagang Permasalahan
utama yang menjadi inti perlawanan Sarekat Islam ditunjukkan terhadap setiap bentuk penindasan dan
kesombongan rasialBerbeda dengan Boedi Oetomo keanggotaan Sarekat Islam bersifat terbuka
sehingga berhasil menyentuh lapisan masyarakat bawah yang sejak berabad-abad paling banyak
menderita Jika ditinjau dari anggaran dasarnya dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut
1 Mengembangkan jiwa dagang 2 Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha 3 Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat bumiputra 4 Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam 5 Hidup menurut perintah agama
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja Tujuan SI adalah
membangun persaudaraan persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan
perekonomian rakyat Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim Pada waktu
SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak Badan
Hukum hanya diberikan pada SI lokal Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya
unsur politik tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan
menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Artinya SI
memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda SI
merupakan organisasi pertama di Indonesia yang antara tahun 1917 dan 1920 pengaruhnya sangat
terasa dalam perkembangan politik Indonesia Coraknya yang demokratis dan kesiapannya untuk
berjuang secara radikal mendekatkan beberapa cabang SI beserta pemimpinnya kepada ajaran Marxis
Penggunaan teori Marxis untuk perjuangan melawan imperialisme dipelopori oleh SI cabang
Semarang yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono Masuknya ajaran-ajaran marxis menimbulkan
krisis dalam tubuh SI antara pendukung paham Islam dan penganut ajaran Marxis Perdebatan seru
terjadi antara HA Agus Salim-Abdul Muis pada satu pihak dengan Semaun-Tan Malaka pada lain
pihak Pada tahun 1921 melalui kebijakan Disiplin Partai golongan kiri dalam tubuh SI dapat
disingkirkan Kebijakan Disiplin Partai melarang anggota SI memiliki anggota ganda dalam
organisasi pergerakan nasional Mereka terdepak dan menamakan dirinya Sarekat Rakyat (SR)
Aktivitas SI yang lebih mengutamakan politik tidak disetujui oleh sebagian anggotanya Mereka
menginginkan SI lebih banyak memperhatikan masalah-masalah keagamaan Dalam kondisi itu SI
memutuskan untuik bekerja sama dengan pemerintahan kolonial dan berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam Sehubungan dengan semakin luasnyasemangat persatuan setelah Sumpah Pemuda
nama tersebut diubah menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) pad tahun 1930 dengan ketuanya
Haji Agus Salim
INDISCHE PARTIJ
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 organisasi ini juga dimaksudkan
sebagai pengganti organisasi Indische Bond sebagai organisasi kaum Indo dan Eropa di Indonesia
yang didirikan pada tahun 1898 Ketiga tokoh pendiri Indische Partij dikenal sebagai tiga serangkai
yaitu EFE Douwes Dekker(Danudirja Setiabudhi) Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryadiningrat( Ki Hajar Dewantara) Indische Partij yang berdasarkan golongan Indo yang makmur
merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia
Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda
tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913 penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg
sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan Alasan penolakkannya adalah karena organisasi
ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu dan sebagian besar anggotanya
berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetra
PERHIMPUNAN INDONESIA
Pada September 1922 saat pergantian ketua antara DrSoetomo dan Herman Kartawisastra
organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging Saat itu istilah Indonesier dan kata
sifat Indonesich sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik etis Para anggota Indonesische
juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta
sebagai pengasuhnya Majalah ini terbit dwi bulanan dengan 16 halaman dan biaya langganan
seharga 25 gulden setahun Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan
ide-ide antikolonial Dalam 2 edisi pertama Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktek
sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923 Indonesische mulai menyebarkan ide non-
kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda
Tahun 1924 saat M Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua nama majalah Hindia Poetra berubah
menjadi Indonesia Merdeka Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi
berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930 sebelumnya
setiap ketua hanya menjabat selama setahun Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara
terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Achmad Soebardjo Soekiman
Wirjosandjojo Arnold Mononutu Prof Mr Sunario Sastrowardoyo Sastromoeljono Abdul Madjid
Sutan Sjahrir Sutomo Ali Sastroamidjojo dll
PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda Henk Sneevliet pada 1914 dengan nama
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia
Belanda) Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis
Belanda yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis) yang
aktif di Hindia Belanda
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda Het Vrije Woord
(Kata yang Merdeka) Editornya adalah Adolf Baars
Pada saat pembentukannya ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia Pada saat itu ISDV
mempunyai sekitar 100 orang anggota dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan
warga pribumi Indonesia Namun demikian partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan
anti kapitalis Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP
di Belanda dan yang menjauhkan diri dari ISDV Pada 1917 kelompok reformis dari ISDV
memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu Soeara Merdeka
Di bawah kepemimpinan Sneevliet ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia
harus diikuti Indonesia Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan
pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda Dibentuklah Pengawal Merah dan dalam
waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3000 orang Pada akhir 1917 para tentara dan pelaut
itu memberontak di Surabaya sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu dan
membentuk sebuah dewan soviet Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya
dan ISDV Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda termasuk Sneevliet Para pemimpin
pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun
ISDV terus melakukan kegiatannya meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah Organisasi ini
kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain Soeara Rarsquojat Setelah sejumlah kader Belanda
dikeluarkan dengan paksa ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam keanggotaan
organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia
Pembentukan Partai Komunis Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam Keadaan yang semakin
parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya terutama di Semarang dan Yogyakarta
membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai Yakni melarang anggotanya mendapat gelar
ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia Keputusan tersebut tentu saja membuat para
anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920) nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia Semaoen diangkat sebagai ketua partai
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional Henk
Sneevliet 1920 mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat
dan Sumatra Barat PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik Pemberontakan ini
dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13000 orang
ditahan Sejumlah 1308 orang umumnya kader-kader partai dikirim ke Boven Digul sebuah kamp
tahanan di Papua Beberapa orang meninggal di dalam tahanan Banyak aktivis politik non-komunis
yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial dengan alasan menindas pemberontakan kaum
komunis Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda Karena itu PKI kemudian
bergerak di bawah tanah
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama Yakni di dalam perundingan rahasia
aktivis PKI di Prambanan Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka salah satu tokoh utama PKI
yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap
sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia Walau
begitu beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi Semisal
Pemberontakan Silungkang di Sumatra
Pada masa awal pelarangan ini PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri terutama karena banyak
dari pemimpinnya yang dipenjarakan Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di
Moskwa Uni Soviet untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah Namun Moeso
hanya tinggal sebentar di Indonesia Kini PKI bergerak dalam berbagai front seperti misalnya
Gerindo dan serikat-serikat buruh Di Belanda PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di kalangan organisasi nasionalis Perhimpoenan Indonesia yang tak lama kemudian
berada di dalam kontrol PKI
Peristiwa Madiun 1948 Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan
BelandaPerundingan Renville Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda SebaliknyaRI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang
dimilikiOleh karena itu kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa kabinet tersebut
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
Pada tahun 1915 berdirilah Central Sarekat Islam (CSI) yang berkedudukan di Surabaya Tugasnya ialah membantu menuju kemajuan dan kerjasama antar Sarekat Islam lokal Pada tanggal 17ndash24 Juni 1916 diadakan Kongres SI Nasional Pertama di Bandung yang dihadiri oleh 80 Sarekat Islam lokal dengan anggota 360000 orang anggota Dalam kongres tersebut telah disepakati istilah nasional dimaksudkan bahwa Sarekat Islam menghendaki persatuan dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia menjadi satu bangsa
Sifat Sarekat Islam yang demokratis dan berani serta berjuang terhadap kapitalisme untuk kepentingan rakyat kecil sangat menarik perhatian kaum sosialis kiri yang tergabung dalam Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) pimpinan Sneevliet (Belanda) Semaun Darsono Tan Malaka dan Alimin (Indonesia)
Itulah sebabnya dalam perkembangannya Sarekat Islam pecah menjadi dua kelompok berikut ini
1) Kelompok nasionalis religius ( nasionalis keagamaan) yang dikenal dengan Sarekat Islam Putih dengan asas perjuangan Islam di bawah pimpinan HOS Cokroaminoto 2) Kelompok ekonomi dogmatis yang dikenal dengan nama Sarekat Islam Merah dengan haluan sosialis kiri di bawah pimpinan Semaun dan Darsono
3 Indische Partij (IP)
Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo) dr Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara)
Organisasi ini mempunyai cita-cita untuk menyatukan semua golongan yang ada di Indonesia baik golongan Indonesia asli maupun golongan Indo Cina Arab dan sebagainya Mereka akan dipadukan dalam kesatuan bangsa dengan membutuhkan semangat nasionalisme Indonesia Cita-cita Indische Partij banyak disebar-luaskan melalui surat kabar De Expres Di samping itu juga disusun program kerja sebagai berikut
1) meresapkan cita-cita nasional Hindia (Indonesia) 2) memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan baik di bidang pemerintahan maupun kemasyarakatan 3) memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama yang satu dengan yang lain 4) memperbesar pengaruh pro-Hindia di lapangan pemerintahan 5) berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia 6) dalam hal pengajaran kegunaannya harus ditujukan untuk kepentingan ekonomi Hindia dan memperkuat mereka yang ekonominya lemah
Melihat tujuan dan cara-cara mencapai tujuan seperti tersebut di atas maka dapat diketahui bahwa Indische Partij berdiri di atas nasionalisme yang luas menuju Indonesia merdeka Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Indische Partij merupakan partai politik pertama di Indonesia dengan haluan kooperasi Dalam waktu yang singkat telah mempunyai 30 cabang dengan anggota lebih kurang 7000 orang yang kebanyakan orang Indo
Oleh karena sifatnya yang progresif menyatakan diri sebagai partai politik dengan tujuan yang tegas yakni Indonesia merdeka sehingga pemerintah menolak untuk memberikan badan hukum dengan alasan Indische Partij bersifat politik dan hendak mengancam ketertiban umum Walaupun demikian para pemimpin Indische Partij masih terus mengadakan propaganda untuk menyebarkan gagasan-gagasannya
Satu hal yang sangat menusuk perasaan pemerintah Hindia Belanda adalah tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als ik een Nederlander was (seandainya saya seorang Belanda) yang isinya berupa sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan Oleh karena kegiatannya sangat mencemaskan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin Indische Partij dijatuhi hukuman pengasingan dan mereka memilih Negeri Belanda sebagai tempat pengasingannya
Dengan diasingkannya ketiga pemimpin Indische Partij maka kegiatan Indische Partij makin menurun Selanjutnya Indische Partij berganti nama menjadi Partai Insulinde dan pada tahun 1919 berubah lagi menjadi National Indische Partij (NIP) National Indische Partij tidak pernah mempunyai pengaruh yang besar di kalangan rakyat dan akhirnya hanya merupakan perkumpulan orang-orang terpelajar
4 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 Asas perjuangannya ialah Islam dan kebangsaan Indonesia sifatnya nonpolitik Muhammadiyah bergerak di bidang keagamaan pendidikan dan sosial menuju kepada tercapainya kebahagiaan lahir batin
Tujuan Muhammadiyah ialah sebagai berikut
1) memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama Islam 2) mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut agama Islam
Untuk mencapai tujuan tersebut usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah sebagai berikut
1) mendirikan sekolah-sekolah yang berdasarkan agama Islam ( dari TK sampai dengan perguruan tinggi) 2) mendirikan poliklinik-poliklinik rumah sakit rumah yatim dan masjid 3) menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan
Muhammadiyah berusaha untuk mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan Al-Quran dan Hadis Itulah sebabnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran agama Islam secara modern dan memperteguh keyakinan tentang agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya Kegiatan Muhammadiyah juga telah memperhatikan pendidikan wanita yang dinamakan Aisyiah sedangkan untuk kepanduan disebut Hizbut Wathon ( HW )
Sejak berdiri di Yogyakarta (1912) Muhammadiyah terus mengalami perkembangan yang pesat Sampai tahun 1913 Muhammadiyah telah memiliki 267 cabang yang tersebar di Pulau Jawa Pada tahun 1935 Muhammadiyah sudah mempunyai 710 cabang yang tersebar di Pulau Jawa Sumatra Kalimantan dan Sulawesi
5 Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak berdirinya Budi Utomo namun sejak kongresnya yang pertama perannya telah diambil oleh golongan tua (kaum priayi dan pegawai negeri) sehingga para pemuda kecewa dan keluar dari organisasi tersebut Baru beberapa tahun kemudian tepatnya pada tanggal 7 Maret 1915 di Batavia berdiri Trikoro Dharmo oleh R Satiman Wiryosanjoyo Kadarman dan Sunardi Trikoro Dharmo yang diketui oleh R Satiman Wiryosanjoyo merupakan oeganisasi pemuda yang pertama yang anggotanya terdiri atas para siswa sekolah menengah berasal dari Jawa dan Madura Trikoro Dharmo artinya tiga tujuan mulia yakni sakti budi dan bakti Tujuan perkumpulan ini adalah sebagai berikut
1) mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi bumi putra pada sekolah menengah dan perguruan kejuruan 2) menambah pengetahuan umum bagi para anggotanya 3) membangkitkan dan mempertajam peranan untuk segala bahasa dan budaya
Tujuan tersebut sebenarnya baru merupakan tujuan perantara Adapun tujuan yang sebenarnya adalah seperti apa yang termuat dalam majalah Trikoro Dharmo yakni mencapai Jawa raya dengan jalan memperkokoh rasa persatuan antara pemuda-pemuda Jawa Sunda Madura Bali dan Lombok Oleh karena sifatnya yang masih Jawa sentris maka para pemuda di luar Jawa (tidak berbudaya Jawa) kurang senang Untuk menghindari perpecahan pada kongresnya di Solo pada tanggal 12 Juni 1918 namanya diubah menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) Sesuai dengan anggaran dasarnya Jong Java ini bertujuan untuk mendidik para anggotanya supaya kelak dapat menyumbangkan tenaganya untuk membangun Jawa raya dengan jalan mempererat persatuan menambah pengetahuan dan rasa cinta pada budaya sendiri
Sejalan dengan munculnya Jong Java pemuda-pemuda di daerah lain juga membentuk organisasi-organisasi seperti Jong Sumatra Bond Pasundan Jong Minahasa Jong Ambon Jong Selebes Jong Batak Pemuda Kaum Betawi Sekar Rukun Timorees Verbond dan lain-lain Pada dasarnya semua organisasi itu masih bersifat kedaerahan tetapi semuanya mempunyai cita-cita ke arah kemajuan Indonesia khususnya memajukan budaya dan daerah masing-masing
6 Taman Siswa
Sekembalinya dari tanah pengasingannya di Negeri Belanda (1919) Suwardi Suryaningrat menfokuskan perjuangannya dalam bidang pendidikan Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat (lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara) berhasil mendirikan perguruan Taman Siswa di Yogyakarta Dengan berdirinya Taman Siswa Suwardi Suryaningrat memulai gerakan baru bukan lagi dalam bidang politik melainkan bidang pendidikan yakni mendidik angkatan muda dengan jiwa kebangsaan Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa
Sekolah Taman Siswa dijadikan sarana untuk menyampaikan ideologi nasionalisme kebudayaan perkembangan politik dan juga digunakan untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang akan datang Dalam hal ini sekolah merupakan wahana untuk meningkatkan derajat bangsa melalui pengajaran itu sendiri Selain pengajaran bahasa (baik bahasa asing maupun bahasa Indonesia) pendidikan Taman Siswa juga memberikan pelajaran sejarah seni sastra (terutama sastra Jawa dan wayang) agama pendidikan jasmani dan keterampilan (pekerjaan tangan) merupakan kegiatan utama perguruan Taman Siswa
Penididikan Taman Siswa dilakukan dengan sistem among dengan pola belajar asah asih dan asuh Dalam hal ini diwajibkan bagi para guru untuk bersikap dan berlaku sebagai pemimpin yakni di depan memberi contoh di tengah dapat memberikan motivasi dan di belakang dapat memberikan pengawasan yang berpengaruh Prinsip pengajaran inilah yang kemudian dikenal dengan pola kepemimpinan Ing ngarsa sung tulodho ing madya mangun karsa tut wuri handayani Pola kepemimpinan ini sampai sekarang masih menjadi ciri kepemimpinan nasional
Berkat jasa dan perjuangannya yakni mencerdaskan kehidupan menuju Indonesia merdeka maka tanggal 2 Mei (hari kelahiran Ki Hajar Dewantara) ditetapkant sebagai hari Pendidikan Nasional Di samping itu Tut Wuri Handayani sebagai semboyan terpatri dalam lambang Departemen Pendidikan Nasional
7 Partai Komunis Indonesia (PKI)
Benih-benih paham Marxis dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama HJFM Sneevliet Atas dasar Marxisme inilah kemudian pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang Sneevliet bersama-sama dengan JA Brandsteder HW Dekker dan P Bersgma berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) Ternyata ISDV tidak dapat berkembang sehingga Sneevliet melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV
Dengan cara itu Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI lebih-lebih setelah berhasil mengambil alih beberapa pemimpin SI seperti Semaun dan Darsono Mereka inilah yang dididik secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh Marxisme tulen Akibatnya SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxisnya dan selanjutnya terjadilah perpecahan dalam tubuh SI
Pada tanggal 23 Mei 1923 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) Susunan pengurus PKI antara lain Semaun (ketua) Darsono (wakil ketua) Bersgma (sekretaris) dan Dekker (bendahara)
PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara Sampai-sampai tidak segan-segan untuk mempergunakan kepercayaan rakyat kepada ayat-ayat Al - Quran dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan Ratu Adil
Kemajuan yang diperolehnya ternyata membuat PKI lupa diri sehingga merencanakan suatu petualangan politik Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di daerah-daerah lain seperti Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur Di Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927 Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas Akhirnya ribuan rakyat ditangkap dipenjara dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua)
8 Partai Nasional Indonesia (PNI)
Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir Soekarno pada tahun 1925 telah mendorong para pemimpin lainnya untuk mendirikan partai politik yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI) PNI didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin yakni dr Cipto Mangunkusumo Ir Anwari Mr Sartono Mr Iskak Mr Sunaryo Mr Budiarto Dr Samsi dan Ir Soekarno sebagai ketuanya Kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda yang baru kembali ke tanah air
Radikal PNI telah kelihatan sejak awal berdirinya Hal ini terlihat dari anggaran dasarnya bahwa tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangannya nonkooperasi Untuk mencapai tujuan tersebut maka PNI berasaskan pada self help yakni prinsip menolong diri sendiri artinya memperbaiki keadaan politik ekonomi dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan sendiri nonkooperatif yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah Belanda Marhaenisme yakni mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan
Untuk mencapai tujuan tersebut PNI telah menetapkan program kerja sebagaimana dijelaskan dalam kongresnya yang pertama di Surabaya pada tahun 1928 seperti berikut
1) Usaha politik yakni memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia dan menumpas segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik
2) Usaha ekonomi yakni memajukan perdagangan pribumi kerajinan serta mendirikan bank-bank dan koperasi
3) Usaha sosial yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional meningkatkan derajat kaum wanita memerangi pengangguran memajukan transmigrasi memajukan kesehatan rakyat antara lain dengan mendirikan poliklinik
Untuk menyebarluaskan gagasannya PNI melakukan propaganda-propaganda baik lewat surat kabar seperti Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia maupun lewat para pemimpin khususnya Ir Soekarno sendiri Dalam waktu singkat PNI telah berkembang pesat sehingga menimbulkan kekhaw-tiran di pihak pemerintah Belanda Pemerintah kemudian memberikan peringatan kepada pemimpin PNI agar menahan diri dalam ucapan propaganda dan tindakannya
Dengan munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929 pemerintah Hindia Belanda mengadakan penggeledahan secara besar-besaran dan menangkap empat pemimpinnya yaitu Ir Soerkarno Maskun Gatot Mangunprojo dan Supriadinata Mereka kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung
Dalam sidang pengadilan Ir Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul Indonesia Menggugat Atas dasar tindakan melanggar Pasal karet 153 bis dan Pasal 169 KUHP para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara Sukamiskin Bandung Sementara itu pimpinan PNI untuk sementara dipegang oleh Mr Sartono dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka pada tahun 1931 oleh pengurus besarnya PNI dibubarkan Hal ini menimbulkan pro dan kontra
Mereka yang pro pembubaran mendirikan partai baru dengan nama Partai Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr Sartono Kelompok yang kontra ingin tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs Moh Hatta dan Sutan Syahrir
9 Gerakan Wanita
Munculnya gerakan wanita di Indonesia khusunya di Jawa dirintis oleh RA Kartini yang kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita Indonesia RA Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita Indonesia melalui pendidikan Cita-citanya tersebut tertulis dalam surat-suratnya yang kemudian berhasil dihimpun dalam sebuah buku yang diterjemahkan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang Cita-cita RA Kartini ini mempunyai persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang berjuang di Bandung
Semasa Pergerakan Nasional maka muncul gerakan wanita yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial budaya Organisasi-organisasi yang ada antara lain sebagai berikut
1) Putri Mardika di Batavia (1912) dengan tujuan membantu keuangan bagi wanita-wanita yang akan melanjutkan sekolahnya Tokohnya antara lain RA Saburudin RK Rukmini dan RA Sutinah Joyopranata
2) Kartinifounds yang didirikan oleh suami istri TCh van Deventer (1912) dengan membentuk sekolah-sekolah Kartinibagi kaum wanita seperti di Semarang Batavia Malang dan Madiun
3) Kerajinan Amal Setia di Koto Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus (1914) Tujuannya meningkatkan derajat kaum wanita dengan cara memberi pelajaran membaca menulis berhitung mengatur rumah tangga membuat kerajinan dan cara pemasarannya
4) Aisyiah merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang didirikan oleh Ny Hj Siti Walidah Ahmad Dahlan (1917) Tujuannya untuk memajukan pendidikan dan keagamaan kaum wanita
5) Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak misalnya Pawiyatan Wanito di Magelang (1915) Wanito Susilo di Pemalang (1918) Wanito Rukun Santoso di Malang Budi Wanito di Solo Putri Budi Sejati di Surabaya (1919) Wanito Mulyo di Yogyakarta (1920) Wanito Utomo dan Wanito Katolik di Yogyakarta (1921) dan Wanito Taman Siswa (1922)
Organisasi wanita juga muncul di Sulawesi Selatan dengan nama Gorontalosche Mohammadaanche Vrouwenvereeniging Di Ambon dikenal dengan nama Ina Tani yang lebih condong ke politik Sejalan dengan berdirinya organisasi wanita muncul juga surat kabar wanita yang bertujuan untuk menyebarluaskan gagasan dan pengetahuan kewanitaan Surat kabar milik organisasi wanita antara lain Putri Hindia di Bandung Wanito Sworo di Brebes Sunting Melayu di Bukittinggi Esteri Utomo di Semarang Suara Perempuan di Padang Perempunan Bergolak di Medan dan Putri Mardika di Batavia
Puncak gerakan wanita yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22ndash25 Desember 1928 di Yogyakarta Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala nasional dan berwawasan kebangsaan yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) Dalam Kongres Wanita II di Batavia pada tanggal 28ndash31 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII) Kongres Wanita I merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu
BOEDI OETOMO
Budi Utomo lahir dari inspirasi yang dikemukakan oleh Ngabehi Wahidin Soedirohusodo seorang
dokter Jawa dan termasuk priayi dalam tahun 1906-1907 Di saat itu beliau sedang melakukan
kampanye di kalangan priayi di Pulau Jawa pada akhir tahun 1907 Wahidin bertemu Soetomo
Goenawan Mangoenkoesoemo Goembrek Saleh dan Soeleman Pertemuan tersebut membahas
tentang nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa
lain (Belanda) serta bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil itu Para
pejabat pangreh praja (sekarang pamong praja) kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri
dan jabatan Dalam praktik mereka pun tampak menindas rakyat dan bangsa sendiri misalnya dengan
menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa Belanda
Para pemuda mahasiswa itu juga menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah organisasi untuk
mewadahi mereka seperti halnya golongan-golongan lain yang mendirikan perkumpulan hanya untuk
golongan mereka seperti Tiong Hoa Hwee Koan untuk orang Tionghoa dan Indische Bond untuk
orang Indo-Belanda Pemerintah Hindia Belanda jelas juga tidak bisa diharapkan mau menolong dan
memperbaiki nasib rakyat kecil kaum pribumi bahkan sebaliknya merekalah yang selama ini
menyengsarakan kaum pribumi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang sangat merugikan
rakyat kecil
Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong
rakyatnya sendiri Pada waktu itulah muncul gagasan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan
yang akan mempersatukan semua orang Jawa Sunda dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia
memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif tetapi
terbuka untuk siapa saja tanpa melihat kedudukan kekayaan atau pendidikannya
Pada awalnya para pemuda itu berjuang untuk penduduk yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura
yang untuk mudahnya disebut saja suku bangsaJawa Mereka mengakui bahwa mereka belum
mengetahui nasib aspirasi dan keinginan suku-suku bangsa lain di luar Pulau Jawa terutama
Sumatera Sulawesi dan Maluku Apa yang diketahui adalah bahwa Belanda menguasai suatu
wilayah yang disebut Hindia (Timur) Belanda (Nederlandsch Oost-Indie) tetapi sejarah penjajahan
dan nasib suku-suku bangsa yang ada di wilayah itu bermacam-macam begitu pula kebudayaannya
Dengan demikian sekali lagi pada awalnya Budi Utomo memang memusatkan perhatiannya pada
penduduk yang mendiami Pulau Jawa dan Madura saja karena menurut anggapan para pemuda itu
penduduk Pulau Jawa dan Madura terikat oleh kebudayaan yang sama Pertemuan tersebut berhasil
mendorong didirikannya organisasi Pada hari Rabu 20 Mei 1908 di Btaviatepatnya di salah satu
ruang belajar STOVIA Soetomo menjelaskan gagasannya Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa
dan Tanah Air ada di tangan mereka Maka lahirlah Boedi Oetomo Dan kemudian Soetomo ditunjuk
sebagai ketuanya Tanggal berdirinya Boedi Oetomo hingga saat ini diperingati oleh bangsa
Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional Pada awal berdirinya hingga bulan Oktober 1908
Boedi Oetomo merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai anggota intinya Tujuan
Boedi Oetomo dituliskan secara samar-samar yaitu kemajuan bagi hindia Ruang geraknya masih
terbatas di Jawa dan Madura dengan tidak membedakan keturunanjenis kelamin dan agama Hingga
menjelang kongres pertama terdapat 8 cabang Boedi Oetomo yaitu Batavia Bogor Bandung
Yogyakarta I Yogyakarta II Magelang Surabaya dan Probolinggo Setelah cita-cita Boedi Oetomo
mendapat dukungan yang luas dari kalangan cendekiawan Jawa kaum pelajar mulai menyingkir dari
barisan depan Karena para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa
kedokteran masih banyak di samping harus berorganisasi Oleh karena itu sebagian dari mereka
menginginkan kaum tua-lah yang harus memimpin Budi Utomo sedangkan para pemuda sendiri
akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu ketika kongres Boedi Oetomo
berlangsung di Yogyakarta kongres tersebut mengangkat Tirtokusumo Bupati Karanganyar sebagai
ketua baru dan Yogyakarta sebagai pusatnya Namun dalamperkembangannya Tirtokusumo sebagai
ketua yang baru lebih cenderung memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial daripada reaksi
penduduk pribumi Setelah persetujuan dari pemerintah kolonial sebagai badan hukum diberikan
diharapkan organisasi Boedi Oetomo akan lebih melancarkan kegiatannya secara luas Akan tetapi
yang terjadi malah sebaliknya Boedi Oetomo segera menjadi lamban Hal itu disebabkan adanya
kesulitan keuangan dan banyak Bupati yang sebelumnya menjadi anggota Boedi Oetomo mendirikan
organisasi sendiri Perkembangan selanjutnya merupakan periode yang paling lamban bagi Boedi
Oetomo Aktivitasnya hanya terbatas pada penerbitan majalah bulanan Goerge Desa dan beberapa
petisi kepada pemerintah agar meningkatkan mutu sekolah menengah pertama Pemerintah kolonial
yang mengawasi perkembangan boedi Oetomo sejak berdirinya dengan penuh perhatian akhirnya
pengaruh Boedi Oetomo terhadap kaum pribumi tidak begitu besar Ketika Perang Dunia terjadi pada
tahun 1914 ada usaha untuk mengembalikan usaha kekuatan Boedi Oetomo Adanya bahaya
intervensi pihak asing ke wilayah Indonesia menjadi alasan bagi bagi Boedi Oetomo untuk mengjukan
usul tentang perlunya wajib militer bagi kaum pribumi kemudian dikirim misi ke Belanda oleh
komite Indie Weerbaar ( Hindia yang berketahanan ) periode tahun 1916-1917 merupakan masa yang
sangat amat berhasil bagi Boedi Oetomo Dwidjosewoyo sebagai wakil Boedi Oetomo dalam misi
tersebut berhasil melakukan pendekatan dengan pemimpin-pemimpin BelandaNamun usulan tentang
wajib militer gagal sebagai gantinya dikeluarkan undang-undang tentang pembentukan
volksraad(Dewan Rakyat) yang disahkan pada Bulan Desember 1916 Saat terjadi krisis pada Bulan
November 1918 di Negeri Belanda mereka menuntut perubahan bagi volksraad dan kebijakan
pemerintah kolonial pada umumnya Oleh karena itu pada tahun 1919 dibentuk suatu komisi untuk
mengadakan penyelidikan perlunya perbaikan ketatanegaraan Akhirnya Boedi Oetomo menyadari
tentang perlunya suatu gerakan politik dan menggalang dukungan massa sehingga unsur-unsur radikal
dalam tubuh Boedi Oetomo pun mulai besar pengaruhnya akan tetapi segera setelah itu
kebijakanplitik yang lebih kerasdilakukan oleh Gubernur Jendral Mr DFock dan anggaran
pendidikan dikurangi secara drastis Akibatnya terjadi perpecahan antara golongan moderat dan
radikal di dalam Boedi Oetomo Pada tahun 1924 Dr Soetomoyang merasa tidak puas dengan Boedi
Oetomo mendirikan Indonesische Studie Club di Surabayayang kemudian berkembang menjadi
Persatuan Bangsa Indonesia(PBI) Sebab utama pembentukan Indonesische Studie Club adalah Dr
Soetomo dan juga pemimpin Nasionalislainnya menganggap asas Kebangsaan Jawa dan Boedi
Oetomo tidak sesuai lagi Karena Boedi Oetomo tidak pernah mendapatkan dukungan massa
kedudukannya secara politik kurang begitu penting Namun satu hal yang penting adalah dari dalam
Boedi Oetomo telah muncl benih semangat nasional yang pertama
SAREKAT ISLAM
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang
Islam Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Solo pada tahun 1911 dengan tujuan awal untuk
menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan
pedagang-pedagang besar timur Pada saat itu pedagang-pedagang tersebut telah lebih maju usahanya
dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Indonesia lainnya Kebijakan yang
sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial
karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi
SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat
sebagai dasar penggeraknya Di bawah pimpinan H Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat
hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruhSetahun kemudian pada bulan November 1912
nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan ketuanya Haji Oemar Said Tjokroaminoto Hal
ini dilakukan agar keanggotaannya lebih luas bukan hanya dari kalangan pedagang Permasalahan
utama yang menjadi inti perlawanan Sarekat Islam ditunjukkan terhadap setiap bentuk penindasan dan
kesombongan rasialBerbeda dengan Boedi Oetomo keanggotaan Sarekat Islam bersifat terbuka
sehingga berhasil menyentuh lapisan masyarakat bawah yang sejak berabad-abad paling banyak
menderita Jika ditinjau dari anggaran dasarnya dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut
1 Mengembangkan jiwa dagang 2 Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha 3 Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat bumiputra 4 Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam 5 Hidup menurut perintah agama
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja Tujuan SI adalah
membangun persaudaraan persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan
perekonomian rakyat Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim Pada waktu
SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak Badan
Hukum hanya diberikan pada SI lokal Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya
unsur politik tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan
menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Artinya SI
memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda SI
merupakan organisasi pertama di Indonesia yang antara tahun 1917 dan 1920 pengaruhnya sangat
terasa dalam perkembangan politik Indonesia Coraknya yang demokratis dan kesiapannya untuk
berjuang secara radikal mendekatkan beberapa cabang SI beserta pemimpinnya kepada ajaran Marxis
Penggunaan teori Marxis untuk perjuangan melawan imperialisme dipelopori oleh SI cabang
Semarang yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono Masuknya ajaran-ajaran marxis menimbulkan
krisis dalam tubuh SI antara pendukung paham Islam dan penganut ajaran Marxis Perdebatan seru
terjadi antara HA Agus Salim-Abdul Muis pada satu pihak dengan Semaun-Tan Malaka pada lain
pihak Pada tahun 1921 melalui kebijakan Disiplin Partai golongan kiri dalam tubuh SI dapat
disingkirkan Kebijakan Disiplin Partai melarang anggota SI memiliki anggota ganda dalam
organisasi pergerakan nasional Mereka terdepak dan menamakan dirinya Sarekat Rakyat (SR)
Aktivitas SI yang lebih mengutamakan politik tidak disetujui oleh sebagian anggotanya Mereka
menginginkan SI lebih banyak memperhatikan masalah-masalah keagamaan Dalam kondisi itu SI
memutuskan untuik bekerja sama dengan pemerintahan kolonial dan berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam Sehubungan dengan semakin luasnyasemangat persatuan setelah Sumpah Pemuda
nama tersebut diubah menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) pad tahun 1930 dengan ketuanya
Haji Agus Salim
INDISCHE PARTIJ
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 organisasi ini juga dimaksudkan
sebagai pengganti organisasi Indische Bond sebagai organisasi kaum Indo dan Eropa di Indonesia
yang didirikan pada tahun 1898 Ketiga tokoh pendiri Indische Partij dikenal sebagai tiga serangkai
yaitu EFE Douwes Dekker(Danudirja Setiabudhi) Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryadiningrat( Ki Hajar Dewantara) Indische Partij yang berdasarkan golongan Indo yang makmur
merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia
Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda
tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913 penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg
sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan Alasan penolakkannya adalah karena organisasi
ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu dan sebagian besar anggotanya
berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetra
PERHIMPUNAN INDONESIA
Pada September 1922 saat pergantian ketua antara DrSoetomo dan Herman Kartawisastra
organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging Saat itu istilah Indonesier dan kata
sifat Indonesich sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik etis Para anggota Indonesische
juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta
sebagai pengasuhnya Majalah ini terbit dwi bulanan dengan 16 halaman dan biaya langganan
seharga 25 gulden setahun Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan
ide-ide antikolonial Dalam 2 edisi pertama Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktek
sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923 Indonesische mulai menyebarkan ide non-
kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda
Tahun 1924 saat M Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua nama majalah Hindia Poetra berubah
menjadi Indonesia Merdeka Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi
berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930 sebelumnya
setiap ketua hanya menjabat selama setahun Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara
terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Achmad Soebardjo Soekiman
Wirjosandjojo Arnold Mononutu Prof Mr Sunario Sastrowardoyo Sastromoeljono Abdul Madjid
Sutan Sjahrir Sutomo Ali Sastroamidjojo dll
PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda Henk Sneevliet pada 1914 dengan nama
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia
Belanda) Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis
Belanda yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis) yang
aktif di Hindia Belanda
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda Het Vrije Woord
(Kata yang Merdeka) Editornya adalah Adolf Baars
Pada saat pembentukannya ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia Pada saat itu ISDV
mempunyai sekitar 100 orang anggota dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan
warga pribumi Indonesia Namun demikian partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan
anti kapitalis Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP
di Belanda dan yang menjauhkan diri dari ISDV Pada 1917 kelompok reformis dari ISDV
memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu Soeara Merdeka
Di bawah kepemimpinan Sneevliet ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia
harus diikuti Indonesia Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan
pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda Dibentuklah Pengawal Merah dan dalam
waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3000 orang Pada akhir 1917 para tentara dan pelaut
itu memberontak di Surabaya sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu dan
membentuk sebuah dewan soviet Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya
dan ISDV Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda termasuk Sneevliet Para pemimpin
pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun
ISDV terus melakukan kegiatannya meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah Organisasi ini
kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain Soeara Rarsquojat Setelah sejumlah kader Belanda
dikeluarkan dengan paksa ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam keanggotaan
organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia
Pembentukan Partai Komunis Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam Keadaan yang semakin
parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya terutama di Semarang dan Yogyakarta
membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai Yakni melarang anggotanya mendapat gelar
ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia Keputusan tersebut tentu saja membuat para
anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920) nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia Semaoen diangkat sebagai ketua partai
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional Henk
Sneevliet 1920 mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat
dan Sumatra Barat PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik Pemberontakan ini
dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13000 orang
ditahan Sejumlah 1308 orang umumnya kader-kader partai dikirim ke Boven Digul sebuah kamp
tahanan di Papua Beberapa orang meninggal di dalam tahanan Banyak aktivis politik non-komunis
yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial dengan alasan menindas pemberontakan kaum
komunis Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda Karena itu PKI kemudian
bergerak di bawah tanah
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama Yakni di dalam perundingan rahasia
aktivis PKI di Prambanan Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka salah satu tokoh utama PKI
yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap
sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia Walau
begitu beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi Semisal
Pemberontakan Silungkang di Sumatra
Pada masa awal pelarangan ini PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri terutama karena banyak
dari pemimpinnya yang dipenjarakan Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di
Moskwa Uni Soviet untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah Namun Moeso
hanya tinggal sebentar di Indonesia Kini PKI bergerak dalam berbagai front seperti misalnya
Gerindo dan serikat-serikat buruh Di Belanda PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di kalangan organisasi nasionalis Perhimpoenan Indonesia yang tak lama kemudian
berada di dalam kontrol PKI
Peristiwa Madiun 1948 Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan
BelandaPerundingan Renville Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda SebaliknyaRI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang
dimilikiOleh karena itu kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa kabinet tersebut
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
Oleh karena sifatnya yang progresif menyatakan diri sebagai partai politik dengan tujuan yang tegas yakni Indonesia merdeka sehingga pemerintah menolak untuk memberikan badan hukum dengan alasan Indische Partij bersifat politik dan hendak mengancam ketertiban umum Walaupun demikian para pemimpin Indische Partij masih terus mengadakan propaganda untuk menyebarkan gagasan-gagasannya
Satu hal yang sangat menusuk perasaan pemerintah Hindia Belanda adalah tulisan Suwardi Suryaningrat yang berjudul Als ik een Nederlander was (seandainya saya seorang Belanda) yang isinya berupa sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan Oleh karena kegiatannya sangat mencemaskan pemerintah Belanda maka pada bulan Agustus 1913 ketiga pemimpin Indische Partij dijatuhi hukuman pengasingan dan mereka memilih Negeri Belanda sebagai tempat pengasingannya
Dengan diasingkannya ketiga pemimpin Indische Partij maka kegiatan Indische Partij makin menurun Selanjutnya Indische Partij berganti nama menjadi Partai Insulinde dan pada tahun 1919 berubah lagi menjadi National Indische Partij (NIP) National Indische Partij tidak pernah mempunyai pengaruh yang besar di kalangan rakyat dan akhirnya hanya merupakan perkumpulan orang-orang terpelajar
4 Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 Asas perjuangannya ialah Islam dan kebangsaan Indonesia sifatnya nonpolitik Muhammadiyah bergerak di bidang keagamaan pendidikan dan sosial menuju kepada tercapainya kebahagiaan lahir batin
Tujuan Muhammadiyah ialah sebagai berikut
1) memajukan pendidikan dan pengajaran berdasarkan agama Islam 2) mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut agama Islam
Untuk mencapai tujuan tersebut usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah adalah sebagai berikut
1) mendirikan sekolah-sekolah yang berdasarkan agama Islam ( dari TK sampai dengan perguruan tinggi) 2) mendirikan poliklinik-poliklinik rumah sakit rumah yatim dan masjid 3) menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan
Muhammadiyah berusaha untuk mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan Al-Quran dan Hadis Itulah sebabnya penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran agama Islam secara modern dan memperteguh keyakinan tentang agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenarnya Kegiatan Muhammadiyah juga telah memperhatikan pendidikan wanita yang dinamakan Aisyiah sedangkan untuk kepanduan disebut Hizbut Wathon ( HW )
Sejak berdiri di Yogyakarta (1912) Muhammadiyah terus mengalami perkembangan yang pesat Sampai tahun 1913 Muhammadiyah telah memiliki 267 cabang yang tersebar di Pulau Jawa Pada tahun 1935 Muhammadiyah sudah mempunyai 710 cabang yang tersebar di Pulau Jawa Sumatra Kalimantan dan Sulawesi
5 Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak berdirinya Budi Utomo namun sejak kongresnya yang pertama perannya telah diambil oleh golongan tua (kaum priayi dan pegawai negeri) sehingga para pemuda kecewa dan keluar dari organisasi tersebut Baru beberapa tahun kemudian tepatnya pada tanggal 7 Maret 1915 di Batavia berdiri Trikoro Dharmo oleh R Satiman Wiryosanjoyo Kadarman dan Sunardi Trikoro Dharmo yang diketui oleh R Satiman Wiryosanjoyo merupakan oeganisasi pemuda yang pertama yang anggotanya terdiri atas para siswa sekolah menengah berasal dari Jawa dan Madura Trikoro Dharmo artinya tiga tujuan mulia yakni sakti budi dan bakti Tujuan perkumpulan ini adalah sebagai berikut
1) mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi bumi putra pada sekolah menengah dan perguruan kejuruan 2) menambah pengetahuan umum bagi para anggotanya 3) membangkitkan dan mempertajam peranan untuk segala bahasa dan budaya
Tujuan tersebut sebenarnya baru merupakan tujuan perantara Adapun tujuan yang sebenarnya adalah seperti apa yang termuat dalam majalah Trikoro Dharmo yakni mencapai Jawa raya dengan jalan memperkokoh rasa persatuan antara pemuda-pemuda Jawa Sunda Madura Bali dan Lombok Oleh karena sifatnya yang masih Jawa sentris maka para pemuda di luar Jawa (tidak berbudaya Jawa) kurang senang Untuk menghindari perpecahan pada kongresnya di Solo pada tanggal 12 Juni 1918 namanya diubah menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) Sesuai dengan anggaran dasarnya Jong Java ini bertujuan untuk mendidik para anggotanya supaya kelak dapat menyumbangkan tenaganya untuk membangun Jawa raya dengan jalan mempererat persatuan menambah pengetahuan dan rasa cinta pada budaya sendiri
Sejalan dengan munculnya Jong Java pemuda-pemuda di daerah lain juga membentuk organisasi-organisasi seperti Jong Sumatra Bond Pasundan Jong Minahasa Jong Ambon Jong Selebes Jong Batak Pemuda Kaum Betawi Sekar Rukun Timorees Verbond dan lain-lain Pada dasarnya semua organisasi itu masih bersifat kedaerahan tetapi semuanya mempunyai cita-cita ke arah kemajuan Indonesia khususnya memajukan budaya dan daerah masing-masing
6 Taman Siswa
Sekembalinya dari tanah pengasingannya di Negeri Belanda (1919) Suwardi Suryaningrat menfokuskan perjuangannya dalam bidang pendidikan Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat (lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara) berhasil mendirikan perguruan Taman Siswa di Yogyakarta Dengan berdirinya Taman Siswa Suwardi Suryaningrat memulai gerakan baru bukan lagi dalam bidang politik melainkan bidang pendidikan yakni mendidik angkatan muda dengan jiwa kebangsaan Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa
Sekolah Taman Siswa dijadikan sarana untuk menyampaikan ideologi nasionalisme kebudayaan perkembangan politik dan juga digunakan untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang akan datang Dalam hal ini sekolah merupakan wahana untuk meningkatkan derajat bangsa melalui pengajaran itu sendiri Selain pengajaran bahasa (baik bahasa asing maupun bahasa Indonesia) pendidikan Taman Siswa juga memberikan pelajaran sejarah seni sastra (terutama sastra Jawa dan wayang) agama pendidikan jasmani dan keterampilan (pekerjaan tangan) merupakan kegiatan utama perguruan Taman Siswa
Penididikan Taman Siswa dilakukan dengan sistem among dengan pola belajar asah asih dan asuh Dalam hal ini diwajibkan bagi para guru untuk bersikap dan berlaku sebagai pemimpin yakni di depan memberi contoh di tengah dapat memberikan motivasi dan di belakang dapat memberikan pengawasan yang berpengaruh Prinsip pengajaran inilah yang kemudian dikenal dengan pola kepemimpinan Ing ngarsa sung tulodho ing madya mangun karsa tut wuri handayani Pola kepemimpinan ini sampai sekarang masih menjadi ciri kepemimpinan nasional
Berkat jasa dan perjuangannya yakni mencerdaskan kehidupan menuju Indonesia merdeka maka tanggal 2 Mei (hari kelahiran Ki Hajar Dewantara) ditetapkant sebagai hari Pendidikan Nasional Di samping itu Tut Wuri Handayani sebagai semboyan terpatri dalam lambang Departemen Pendidikan Nasional
7 Partai Komunis Indonesia (PKI)
Benih-benih paham Marxis dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama HJFM Sneevliet Atas dasar Marxisme inilah kemudian pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang Sneevliet bersama-sama dengan JA Brandsteder HW Dekker dan P Bersgma berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) Ternyata ISDV tidak dapat berkembang sehingga Sneevliet melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV
Dengan cara itu Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI lebih-lebih setelah berhasil mengambil alih beberapa pemimpin SI seperti Semaun dan Darsono Mereka inilah yang dididik secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh Marxisme tulen Akibatnya SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxisnya dan selanjutnya terjadilah perpecahan dalam tubuh SI
Pada tanggal 23 Mei 1923 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) Susunan pengurus PKI antara lain Semaun (ketua) Darsono (wakil ketua) Bersgma (sekretaris) dan Dekker (bendahara)
PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara Sampai-sampai tidak segan-segan untuk mempergunakan kepercayaan rakyat kepada ayat-ayat Al - Quran dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan Ratu Adil
Kemajuan yang diperolehnya ternyata membuat PKI lupa diri sehingga merencanakan suatu petualangan politik Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di daerah-daerah lain seperti Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur Di Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927 Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas Akhirnya ribuan rakyat ditangkap dipenjara dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua)
8 Partai Nasional Indonesia (PNI)
Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir Soekarno pada tahun 1925 telah mendorong para pemimpin lainnya untuk mendirikan partai politik yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI) PNI didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin yakni dr Cipto Mangunkusumo Ir Anwari Mr Sartono Mr Iskak Mr Sunaryo Mr Budiarto Dr Samsi dan Ir Soekarno sebagai ketuanya Kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda yang baru kembali ke tanah air
Radikal PNI telah kelihatan sejak awal berdirinya Hal ini terlihat dari anggaran dasarnya bahwa tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangannya nonkooperasi Untuk mencapai tujuan tersebut maka PNI berasaskan pada self help yakni prinsip menolong diri sendiri artinya memperbaiki keadaan politik ekonomi dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan sendiri nonkooperatif yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah Belanda Marhaenisme yakni mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan
Untuk mencapai tujuan tersebut PNI telah menetapkan program kerja sebagaimana dijelaskan dalam kongresnya yang pertama di Surabaya pada tahun 1928 seperti berikut
1) Usaha politik yakni memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia dan menumpas segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik
2) Usaha ekonomi yakni memajukan perdagangan pribumi kerajinan serta mendirikan bank-bank dan koperasi
3) Usaha sosial yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional meningkatkan derajat kaum wanita memerangi pengangguran memajukan transmigrasi memajukan kesehatan rakyat antara lain dengan mendirikan poliklinik
Untuk menyebarluaskan gagasannya PNI melakukan propaganda-propaganda baik lewat surat kabar seperti Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia maupun lewat para pemimpin khususnya Ir Soekarno sendiri Dalam waktu singkat PNI telah berkembang pesat sehingga menimbulkan kekhaw-tiran di pihak pemerintah Belanda Pemerintah kemudian memberikan peringatan kepada pemimpin PNI agar menahan diri dalam ucapan propaganda dan tindakannya
Dengan munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929 pemerintah Hindia Belanda mengadakan penggeledahan secara besar-besaran dan menangkap empat pemimpinnya yaitu Ir Soerkarno Maskun Gatot Mangunprojo dan Supriadinata Mereka kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung
Dalam sidang pengadilan Ir Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul Indonesia Menggugat Atas dasar tindakan melanggar Pasal karet 153 bis dan Pasal 169 KUHP para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara Sukamiskin Bandung Sementara itu pimpinan PNI untuk sementara dipegang oleh Mr Sartono dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka pada tahun 1931 oleh pengurus besarnya PNI dibubarkan Hal ini menimbulkan pro dan kontra
Mereka yang pro pembubaran mendirikan partai baru dengan nama Partai Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr Sartono Kelompok yang kontra ingin tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs Moh Hatta dan Sutan Syahrir
9 Gerakan Wanita
Munculnya gerakan wanita di Indonesia khusunya di Jawa dirintis oleh RA Kartini yang kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita Indonesia RA Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita Indonesia melalui pendidikan Cita-citanya tersebut tertulis dalam surat-suratnya yang kemudian berhasil dihimpun dalam sebuah buku yang diterjemahkan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang Cita-cita RA Kartini ini mempunyai persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang berjuang di Bandung
Semasa Pergerakan Nasional maka muncul gerakan wanita yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial budaya Organisasi-organisasi yang ada antara lain sebagai berikut
1) Putri Mardika di Batavia (1912) dengan tujuan membantu keuangan bagi wanita-wanita yang akan melanjutkan sekolahnya Tokohnya antara lain RA Saburudin RK Rukmini dan RA Sutinah Joyopranata
2) Kartinifounds yang didirikan oleh suami istri TCh van Deventer (1912) dengan membentuk sekolah-sekolah Kartinibagi kaum wanita seperti di Semarang Batavia Malang dan Madiun
3) Kerajinan Amal Setia di Koto Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus (1914) Tujuannya meningkatkan derajat kaum wanita dengan cara memberi pelajaran membaca menulis berhitung mengatur rumah tangga membuat kerajinan dan cara pemasarannya
4) Aisyiah merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang didirikan oleh Ny Hj Siti Walidah Ahmad Dahlan (1917) Tujuannya untuk memajukan pendidikan dan keagamaan kaum wanita
5) Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak misalnya Pawiyatan Wanito di Magelang (1915) Wanito Susilo di Pemalang (1918) Wanito Rukun Santoso di Malang Budi Wanito di Solo Putri Budi Sejati di Surabaya (1919) Wanito Mulyo di Yogyakarta (1920) Wanito Utomo dan Wanito Katolik di Yogyakarta (1921) dan Wanito Taman Siswa (1922)
Organisasi wanita juga muncul di Sulawesi Selatan dengan nama Gorontalosche Mohammadaanche Vrouwenvereeniging Di Ambon dikenal dengan nama Ina Tani yang lebih condong ke politik Sejalan dengan berdirinya organisasi wanita muncul juga surat kabar wanita yang bertujuan untuk menyebarluaskan gagasan dan pengetahuan kewanitaan Surat kabar milik organisasi wanita antara lain Putri Hindia di Bandung Wanito Sworo di Brebes Sunting Melayu di Bukittinggi Esteri Utomo di Semarang Suara Perempuan di Padang Perempunan Bergolak di Medan dan Putri Mardika di Batavia
Puncak gerakan wanita yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22ndash25 Desember 1928 di Yogyakarta Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala nasional dan berwawasan kebangsaan yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) Dalam Kongres Wanita II di Batavia pada tanggal 28ndash31 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII) Kongres Wanita I merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu
BOEDI OETOMO
Budi Utomo lahir dari inspirasi yang dikemukakan oleh Ngabehi Wahidin Soedirohusodo seorang
dokter Jawa dan termasuk priayi dalam tahun 1906-1907 Di saat itu beliau sedang melakukan
kampanye di kalangan priayi di Pulau Jawa pada akhir tahun 1907 Wahidin bertemu Soetomo
Goenawan Mangoenkoesoemo Goembrek Saleh dan Soeleman Pertemuan tersebut membahas
tentang nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa
lain (Belanda) serta bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil itu Para
pejabat pangreh praja (sekarang pamong praja) kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri
dan jabatan Dalam praktik mereka pun tampak menindas rakyat dan bangsa sendiri misalnya dengan
menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa Belanda
Para pemuda mahasiswa itu juga menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah organisasi untuk
mewadahi mereka seperti halnya golongan-golongan lain yang mendirikan perkumpulan hanya untuk
golongan mereka seperti Tiong Hoa Hwee Koan untuk orang Tionghoa dan Indische Bond untuk
orang Indo-Belanda Pemerintah Hindia Belanda jelas juga tidak bisa diharapkan mau menolong dan
memperbaiki nasib rakyat kecil kaum pribumi bahkan sebaliknya merekalah yang selama ini
menyengsarakan kaum pribumi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang sangat merugikan
rakyat kecil
Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong
rakyatnya sendiri Pada waktu itulah muncul gagasan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan
yang akan mempersatukan semua orang Jawa Sunda dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia
memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif tetapi
terbuka untuk siapa saja tanpa melihat kedudukan kekayaan atau pendidikannya
Pada awalnya para pemuda itu berjuang untuk penduduk yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura
yang untuk mudahnya disebut saja suku bangsaJawa Mereka mengakui bahwa mereka belum
mengetahui nasib aspirasi dan keinginan suku-suku bangsa lain di luar Pulau Jawa terutama
Sumatera Sulawesi dan Maluku Apa yang diketahui adalah bahwa Belanda menguasai suatu
wilayah yang disebut Hindia (Timur) Belanda (Nederlandsch Oost-Indie) tetapi sejarah penjajahan
dan nasib suku-suku bangsa yang ada di wilayah itu bermacam-macam begitu pula kebudayaannya
Dengan demikian sekali lagi pada awalnya Budi Utomo memang memusatkan perhatiannya pada
penduduk yang mendiami Pulau Jawa dan Madura saja karena menurut anggapan para pemuda itu
penduduk Pulau Jawa dan Madura terikat oleh kebudayaan yang sama Pertemuan tersebut berhasil
mendorong didirikannya organisasi Pada hari Rabu 20 Mei 1908 di Btaviatepatnya di salah satu
ruang belajar STOVIA Soetomo menjelaskan gagasannya Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa
dan Tanah Air ada di tangan mereka Maka lahirlah Boedi Oetomo Dan kemudian Soetomo ditunjuk
sebagai ketuanya Tanggal berdirinya Boedi Oetomo hingga saat ini diperingati oleh bangsa
Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional Pada awal berdirinya hingga bulan Oktober 1908
Boedi Oetomo merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai anggota intinya Tujuan
Boedi Oetomo dituliskan secara samar-samar yaitu kemajuan bagi hindia Ruang geraknya masih
terbatas di Jawa dan Madura dengan tidak membedakan keturunanjenis kelamin dan agama Hingga
menjelang kongres pertama terdapat 8 cabang Boedi Oetomo yaitu Batavia Bogor Bandung
Yogyakarta I Yogyakarta II Magelang Surabaya dan Probolinggo Setelah cita-cita Boedi Oetomo
mendapat dukungan yang luas dari kalangan cendekiawan Jawa kaum pelajar mulai menyingkir dari
barisan depan Karena para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa
kedokteran masih banyak di samping harus berorganisasi Oleh karena itu sebagian dari mereka
menginginkan kaum tua-lah yang harus memimpin Budi Utomo sedangkan para pemuda sendiri
akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu ketika kongres Boedi Oetomo
berlangsung di Yogyakarta kongres tersebut mengangkat Tirtokusumo Bupati Karanganyar sebagai
ketua baru dan Yogyakarta sebagai pusatnya Namun dalamperkembangannya Tirtokusumo sebagai
ketua yang baru lebih cenderung memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial daripada reaksi
penduduk pribumi Setelah persetujuan dari pemerintah kolonial sebagai badan hukum diberikan
diharapkan organisasi Boedi Oetomo akan lebih melancarkan kegiatannya secara luas Akan tetapi
yang terjadi malah sebaliknya Boedi Oetomo segera menjadi lamban Hal itu disebabkan adanya
kesulitan keuangan dan banyak Bupati yang sebelumnya menjadi anggota Boedi Oetomo mendirikan
organisasi sendiri Perkembangan selanjutnya merupakan periode yang paling lamban bagi Boedi
Oetomo Aktivitasnya hanya terbatas pada penerbitan majalah bulanan Goerge Desa dan beberapa
petisi kepada pemerintah agar meningkatkan mutu sekolah menengah pertama Pemerintah kolonial
yang mengawasi perkembangan boedi Oetomo sejak berdirinya dengan penuh perhatian akhirnya
pengaruh Boedi Oetomo terhadap kaum pribumi tidak begitu besar Ketika Perang Dunia terjadi pada
tahun 1914 ada usaha untuk mengembalikan usaha kekuatan Boedi Oetomo Adanya bahaya
intervensi pihak asing ke wilayah Indonesia menjadi alasan bagi bagi Boedi Oetomo untuk mengjukan
usul tentang perlunya wajib militer bagi kaum pribumi kemudian dikirim misi ke Belanda oleh
komite Indie Weerbaar ( Hindia yang berketahanan ) periode tahun 1916-1917 merupakan masa yang
sangat amat berhasil bagi Boedi Oetomo Dwidjosewoyo sebagai wakil Boedi Oetomo dalam misi
tersebut berhasil melakukan pendekatan dengan pemimpin-pemimpin BelandaNamun usulan tentang
wajib militer gagal sebagai gantinya dikeluarkan undang-undang tentang pembentukan
volksraad(Dewan Rakyat) yang disahkan pada Bulan Desember 1916 Saat terjadi krisis pada Bulan
November 1918 di Negeri Belanda mereka menuntut perubahan bagi volksraad dan kebijakan
pemerintah kolonial pada umumnya Oleh karena itu pada tahun 1919 dibentuk suatu komisi untuk
mengadakan penyelidikan perlunya perbaikan ketatanegaraan Akhirnya Boedi Oetomo menyadari
tentang perlunya suatu gerakan politik dan menggalang dukungan massa sehingga unsur-unsur radikal
dalam tubuh Boedi Oetomo pun mulai besar pengaruhnya akan tetapi segera setelah itu
kebijakanplitik yang lebih kerasdilakukan oleh Gubernur Jendral Mr DFock dan anggaran
pendidikan dikurangi secara drastis Akibatnya terjadi perpecahan antara golongan moderat dan
radikal di dalam Boedi Oetomo Pada tahun 1924 Dr Soetomoyang merasa tidak puas dengan Boedi
Oetomo mendirikan Indonesische Studie Club di Surabayayang kemudian berkembang menjadi
Persatuan Bangsa Indonesia(PBI) Sebab utama pembentukan Indonesische Studie Club adalah Dr
Soetomo dan juga pemimpin Nasionalislainnya menganggap asas Kebangsaan Jawa dan Boedi
Oetomo tidak sesuai lagi Karena Boedi Oetomo tidak pernah mendapatkan dukungan massa
kedudukannya secara politik kurang begitu penting Namun satu hal yang penting adalah dari dalam
Boedi Oetomo telah muncl benih semangat nasional yang pertama
SAREKAT ISLAM
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang
Islam Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Solo pada tahun 1911 dengan tujuan awal untuk
menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan
pedagang-pedagang besar timur Pada saat itu pedagang-pedagang tersebut telah lebih maju usahanya
dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Indonesia lainnya Kebijakan yang
sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial
karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi
SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat
sebagai dasar penggeraknya Di bawah pimpinan H Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat
hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruhSetahun kemudian pada bulan November 1912
nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan ketuanya Haji Oemar Said Tjokroaminoto Hal
ini dilakukan agar keanggotaannya lebih luas bukan hanya dari kalangan pedagang Permasalahan
utama yang menjadi inti perlawanan Sarekat Islam ditunjukkan terhadap setiap bentuk penindasan dan
kesombongan rasialBerbeda dengan Boedi Oetomo keanggotaan Sarekat Islam bersifat terbuka
sehingga berhasil menyentuh lapisan masyarakat bawah yang sejak berabad-abad paling banyak
menderita Jika ditinjau dari anggaran dasarnya dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut
1 Mengembangkan jiwa dagang 2 Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha 3 Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat bumiputra 4 Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam 5 Hidup menurut perintah agama
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja Tujuan SI adalah
membangun persaudaraan persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan
perekonomian rakyat Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim Pada waktu
SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak Badan
Hukum hanya diberikan pada SI lokal Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya
unsur politik tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan
menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Artinya SI
memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda SI
merupakan organisasi pertama di Indonesia yang antara tahun 1917 dan 1920 pengaruhnya sangat
terasa dalam perkembangan politik Indonesia Coraknya yang demokratis dan kesiapannya untuk
berjuang secara radikal mendekatkan beberapa cabang SI beserta pemimpinnya kepada ajaran Marxis
Penggunaan teori Marxis untuk perjuangan melawan imperialisme dipelopori oleh SI cabang
Semarang yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono Masuknya ajaran-ajaran marxis menimbulkan
krisis dalam tubuh SI antara pendukung paham Islam dan penganut ajaran Marxis Perdebatan seru
terjadi antara HA Agus Salim-Abdul Muis pada satu pihak dengan Semaun-Tan Malaka pada lain
pihak Pada tahun 1921 melalui kebijakan Disiplin Partai golongan kiri dalam tubuh SI dapat
disingkirkan Kebijakan Disiplin Partai melarang anggota SI memiliki anggota ganda dalam
organisasi pergerakan nasional Mereka terdepak dan menamakan dirinya Sarekat Rakyat (SR)
Aktivitas SI yang lebih mengutamakan politik tidak disetujui oleh sebagian anggotanya Mereka
menginginkan SI lebih banyak memperhatikan masalah-masalah keagamaan Dalam kondisi itu SI
memutuskan untuik bekerja sama dengan pemerintahan kolonial dan berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam Sehubungan dengan semakin luasnyasemangat persatuan setelah Sumpah Pemuda
nama tersebut diubah menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) pad tahun 1930 dengan ketuanya
Haji Agus Salim
INDISCHE PARTIJ
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 organisasi ini juga dimaksudkan
sebagai pengganti organisasi Indische Bond sebagai organisasi kaum Indo dan Eropa di Indonesia
yang didirikan pada tahun 1898 Ketiga tokoh pendiri Indische Partij dikenal sebagai tiga serangkai
yaitu EFE Douwes Dekker(Danudirja Setiabudhi) Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryadiningrat( Ki Hajar Dewantara) Indische Partij yang berdasarkan golongan Indo yang makmur
merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia
Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda
tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913 penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg
sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan Alasan penolakkannya adalah karena organisasi
ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu dan sebagian besar anggotanya
berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetra
PERHIMPUNAN INDONESIA
Pada September 1922 saat pergantian ketua antara DrSoetomo dan Herman Kartawisastra
organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging Saat itu istilah Indonesier dan kata
sifat Indonesich sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik etis Para anggota Indonesische
juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta
sebagai pengasuhnya Majalah ini terbit dwi bulanan dengan 16 halaman dan biaya langganan
seharga 25 gulden setahun Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan
ide-ide antikolonial Dalam 2 edisi pertama Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktek
sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923 Indonesische mulai menyebarkan ide non-
kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda
Tahun 1924 saat M Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua nama majalah Hindia Poetra berubah
menjadi Indonesia Merdeka Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi
berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930 sebelumnya
setiap ketua hanya menjabat selama setahun Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara
terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Achmad Soebardjo Soekiman
Wirjosandjojo Arnold Mononutu Prof Mr Sunario Sastrowardoyo Sastromoeljono Abdul Madjid
Sutan Sjahrir Sutomo Ali Sastroamidjojo dll
PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda Henk Sneevliet pada 1914 dengan nama
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia
Belanda) Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis
Belanda yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis) yang
aktif di Hindia Belanda
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda Het Vrije Woord
(Kata yang Merdeka) Editornya adalah Adolf Baars
Pada saat pembentukannya ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia Pada saat itu ISDV
mempunyai sekitar 100 orang anggota dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan
warga pribumi Indonesia Namun demikian partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan
anti kapitalis Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP
di Belanda dan yang menjauhkan diri dari ISDV Pada 1917 kelompok reformis dari ISDV
memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu Soeara Merdeka
Di bawah kepemimpinan Sneevliet ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia
harus diikuti Indonesia Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan
pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda Dibentuklah Pengawal Merah dan dalam
waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3000 orang Pada akhir 1917 para tentara dan pelaut
itu memberontak di Surabaya sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu dan
membentuk sebuah dewan soviet Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya
dan ISDV Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda termasuk Sneevliet Para pemimpin
pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun
ISDV terus melakukan kegiatannya meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah Organisasi ini
kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain Soeara Rarsquojat Setelah sejumlah kader Belanda
dikeluarkan dengan paksa ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam keanggotaan
organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia
Pembentukan Partai Komunis Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam Keadaan yang semakin
parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya terutama di Semarang dan Yogyakarta
membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai Yakni melarang anggotanya mendapat gelar
ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia Keputusan tersebut tentu saja membuat para
anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920) nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia Semaoen diangkat sebagai ketua partai
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional Henk
Sneevliet 1920 mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat
dan Sumatra Barat PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik Pemberontakan ini
dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13000 orang
ditahan Sejumlah 1308 orang umumnya kader-kader partai dikirim ke Boven Digul sebuah kamp
tahanan di Papua Beberapa orang meninggal di dalam tahanan Banyak aktivis politik non-komunis
yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial dengan alasan menindas pemberontakan kaum
komunis Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda Karena itu PKI kemudian
bergerak di bawah tanah
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama Yakni di dalam perundingan rahasia
aktivis PKI di Prambanan Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka salah satu tokoh utama PKI
yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap
sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia Walau
begitu beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi Semisal
Pemberontakan Silungkang di Sumatra
Pada masa awal pelarangan ini PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri terutama karena banyak
dari pemimpinnya yang dipenjarakan Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di
Moskwa Uni Soviet untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah Namun Moeso
hanya tinggal sebentar di Indonesia Kini PKI bergerak dalam berbagai front seperti misalnya
Gerindo dan serikat-serikat buruh Di Belanda PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di kalangan organisasi nasionalis Perhimpoenan Indonesia yang tak lama kemudian
berada di dalam kontrol PKI
Peristiwa Madiun 1948 Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan
BelandaPerundingan Renville Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda SebaliknyaRI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang
dimilikiOleh karena itu kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa kabinet tersebut
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
Sejak berdiri di Yogyakarta (1912) Muhammadiyah terus mengalami perkembangan yang pesat Sampai tahun 1913 Muhammadiyah telah memiliki 267 cabang yang tersebar di Pulau Jawa Pada tahun 1935 Muhammadiyah sudah mempunyai 710 cabang yang tersebar di Pulau Jawa Sumatra Kalimantan dan Sulawesi
5 Gerakan Pemuda
Gerakan pemuda Indonesia sebenarnya telah dimulai sejak berdirinya Budi Utomo namun sejak kongresnya yang pertama perannya telah diambil oleh golongan tua (kaum priayi dan pegawai negeri) sehingga para pemuda kecewa dan keluar dari organisasi tersebut Baru beberapa tahun kemudian tepatnya pada tanggal 7 Maret 1915 di Batavia berdiri Trikoro Dharmo oleh R Satiman Wiryosanjoyo Kadarman dan Sunardi Trikoro Dharmo yang diketui oleh R Satiman Wiryosanjoyo merupakan oeganisasi pemuda yang pertama yang anggotanya terdiri atas para siswa sekolah menengah berasal dari Jawa dan Madura Trikoro Dharmo artinya tiga tujuan mulia yakni sakti budi dan bakti Tujuan perkumpulan ini adalah sebagai berikut
1) mempererat tali persaudaraan antar siswa-siswi bumi putra pada sekolah menengah dan perguruan kejuruan 2) menambah pengetahuan umum bagi para anggotanya 3) membangkitkan dan mempertajam peranan untuk segala bahasa dan budaya
Tujuan tersebut sebenarnya baru merupakan tujuan perantara Adapun tujuan yang sebenarnya adalah seperti apa yang termuat dalam majalah Trikoro Dharmo yakni mencapai Jawa raya dengan jalan memperkokoh rasa persatuan antara pemuda-pemuda Jawa Sunda Madura Bali dan Lombok Oleh karena sifatnya yang masih Jawa sentris maka para pemuda di luar Jawa (tidak berbudaya Jawa) kurang senang Untuk menghindari perpecahan pada kongresnya di Solo pada tanggal 12 Juni 1918 namanya diubah menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) Sesuai dengan anggaran dasarnya Jong Java ini bertujuan untuk mendidik para anggotanya supaya kelak dapat menyumbangkan tenaganya untuk membangun Jawa raya dengan jalan mempererat persatuan menambah pengetahuan dan rasa cinta pada budaya sendiri
Sejalan dengan munculnya Jong Java pemuda-pemuda di daerah lain juga membentuk organisasi-organisasi seperti Jong Sumatra Bond Pasundan Jong Minahasa Jong Ambon Jong Selebes Jong Batak Pemuda Kaum Betawi Sekar Rukun Timorees Verbond dan lain-lain Pada dasarnya semua organisasi itu masih bersifat kedaerahan tetapi semuanya mempunyai cita-cita ke arah kemajuan Indonesia khususnya memajukan budaya dan daerah masing-masing
6 Taman Siswa
Sekembalinya dari tanah pengasingannya di Negeri Belanda (1919) Suwardi Suryaningrat menfokuskan perjuangannya dalam bidang pendidikan Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat (lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara) berhasil mendirikan perguruan Taman Siswa di Yogyakarta Dengan berdirinya Taman Siswa Suwardi Suryaningrat memulai gerakan baru bukan lagi dalam bidang politik melainkan bidang pendidikan yakni mendidik angkatan muda dengan jiwa kebangsaan Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa
Sekolah Taman Siswa dijadikan sarana untuk menyampaikan ideologi nasionalisme kebudayaan perkembangan politik dan juga digunakan untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang akan datang Dalam hal ini sekolah merupakan wahana untuk meningkatkan derajat bangsa melalui pengajaran itu sendiri Selain pengajaran bahasa (baik bahasa asing maupun bahasa Indonesia) pendidikan Taman Siswa juga memberikan pelajaran sejarah seni sastra (terutama sastra Jawa dan wayang) agama pendidikan jasmani dan keterampilan (pekerjaan tangan) merupakan kegiatan utama perguruan Taman Siswa
Penididikan Taman Siswa dilakukan dengan sistem among dengan pola belajar asah asih dan asuh Dalam hal ini diwajibkan bagi para guru untuk bersikap dan berlaku sebagai pemimpin yakni di depan memberi contoh di tengah dapat memberikan motivasi dan di belakang dapat memberikan pengawasan yang berpengaruh Prinsip pengajaran inilah yang kemudian dikenal dengan pola kepemimpinan Ing ngarsa sung tulodho ing madya mangun karsa tut wuri handayani Pola kepemimpinan ini sampai sekarang masih menjadi ciri kepemimpinan nasional
Berkat jasa dan perjuangannya yakni mencerdaskan kehidupan menuju Indonesia merdeka maka tanggal 2 Mei (hari kelahiran Ki Hajar Dewantara) ditetapkant sebagai hari Pendidikan Nasional Di samping itu Tut Wuri Handayani sebagai semboyan terpatri dalam lambang Departemen Pendidikan Nasional
7 Partai Komunis Indonesia (PKI)
Benih-benih paham Marxis dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama HJFM Sneevliet Atas dasar Marxisme inilah kemudian pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang Sneevliet bersama-sama dengan JA Brandsteder HW Dekker dan P Bersgma berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) Ternyata ISDV tidak dapat berkembang sehingga Sneevliet melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV
Dengan cara itu Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI lebih-lebih setelah berhasil mengambil alih beberapa pemimpin SI seperti Semaun dan Darsono Mereka inilah yang dididik secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh Marxisme tulen Akibatnya SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxisnya dan selanjutnya terjadilah perpecahan dalam tubuh SI
Pada tanggal 23 Mei 1923 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) Susunan pengurus PKI antara lain Semaun (ketua) Darsono (wakil ketua) Bersgma (sekretaris) dan Dekker (bendahara)
PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara Sampai-sampai tidak segan-segan untuk mempergunakan kepercayaan rakyat kepada ayat-ayat Al - Quran dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan Ratu Adil
Kemajuan yang diperolehnya ternyata membuat PKI lupa diri sehingga merencanakan suatu petualangan politik Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di daerah-daerah lain seperti Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur Di Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927 Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas Akhirnya ribuan rakyat ditangkap dipenjara dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua)
8 Partai Nasional Indonesia (PNI)
Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir Soekarno pada tahun 1925 telah mendorong para pemimpin lainnya untuk mendirikan partai politik yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI) PNI didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin yakni dr Cipto Mangunkusumo Ir Anwari Mr Sartono Mr Iskak Mr Sunaryo Mr Budiarto Dr Samsi dan Ir Soekarno sebagai ketuanya Kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda yang baru kembali ke tanah air
Radikal PNI telah kelihatan sejak awal berdirinya Hal ini terlihat dari anggaran dasarnya bahwa tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangannya nonkooperasi Untuk mencapai tujuan tersebut maka PNI berasaskan pada self help yakni prinsip menolong diri sendiri artinya memperbaiki keadaan politik ekonomi dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan sendiri nonkooperatif yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah Belanda Marhaenisme yakni mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan
Untuk mencapai tujuan tersebut PNI telah menetapkan program kerja sebagaimana dijelaskan dalam kongresnya yang pertama di Surabaya pada tahun 1928 seperti berikut
1) Usaha politik yakni memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia dan menumpas segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik
2) Usaha ekonomi yakni memajukan perdagangan pribumi kerajinan serta mendirikan bank-bank dan koperasi
3) Usaha sosial yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional meningkatkan derajat kaum wanita memerangi pengangguran memajukan transmigrasi memajukan kesehatan rakyat antara lain dengan mendirikan poliklinik
Untuk menyebarluaskan gagasannya PNI melakukan propaganda-propaganda baik lewat surat kabar seperti Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia maupun lewat para pemimpin khususnya Ir Soekarno sendiri Dalam waktu singkat PNI telah berkembang pesat sehingga menimbulkan kekhaw-tiran di pihak pemerintah Belanda Pemerintah kemudian memberikan peringatan kepada pemimpin PNI agar menahan diri dalam ucapan propaganda dan tindakannya
Dengan munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929 pemerintah Hindia Belanda mengadakan penggeledahan secara besar-besaran dan menangkap empat pemimpinnya yaitu Ir Soerkarno Maskun Gatot Mangunprojo dan Supriadinata Mereka kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung
Dalam sidang pengadilan Ir Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul Indonesia Menggugat Atas dasar tindakan melanggar Pasal karet 153 bis dan Pasal 169 KUHP para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara Sukamiskin Bandung Sementara itu pimpinan PNI untuk sementara dipegang oleh Mr Sartono dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka pada tahun 1931 oleh pengurus besarnya PNI dibubarkan Hal ini menimbulkan pro dan kontra
Mereka yang pro pembubaran mendirikan partai baru dengan nama Partai Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr Sartono Kelompok yang kontra ingin tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs Moh Hatta dan Sutan Syahrir
9 Gerakan Wanita
Munculnya gerakan wanita di Indonesia khusunya di Jawa dirintis oleh RA Kartini yang kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita Indonesia RA Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita Indonesia melalui pendidikan Cita-citanya tersebut tertulis dalam surat-suratnya yang kemudian berhasil dihimpun dalam sebuah buku yang diterjemahkan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang Cita-cita RA Kartini ini mempunyai persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang berjuang di Bandung
Semasa Pergerakan Nasional maka muncul gerakan wanita yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial budaya Organisasi-organisasi yang ada antara lain sebagai berikut
1) Putri Mardika di Batavia (1912) dengan tujuan membantu keuangan bagi wanita-wanita yang akan melanjutkan sekolahnya Tokohnya antara lain RA Saburudin RK Rukmini dan RA Sutinah Joyopranata
2) Kartinifounds yang didirikan oleh suami istri TCh van Deventer (1912) dengan membentuk sekolah-sekolah Kartinibagi kaum wanita seperti di Semarang Batavia Malang dan Madiun
3) Kerajinan Amal Setia di Koto Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus (1914) Tujuannya meningkatkan derajat kaum wanita dengan cara memberi pelajaran membaca menulis berhitung mengatur rumah tangga membuat kerajinan dan cara pemasarannya
4) Aisyiah merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang didirikan oleh Ny Hj Siti Walidah Ahmad Dahlan (1917) Tujuannya untuk memajukan pendidikan dan keagamaan kaum wanita
5) Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak misalnya Pawiyatan Wanito di Magelang (1915) Wanito Susilo di Pemalang (1918) Wanito Rukun Santoso di Malang Budi Wanito di Solo Putri Budi Sejati di Surabaya (1919) Wanito Mulyo di Yogyakarta (1920) Wanito Utomo dan Wanito Katolik di Yogyakarta (1921) dan Wanito Taman Siswa (1922)
Organisasi wanita juga muncul di Sulawesi Selatan dengan nama Gorontalosche Mohammadaanche Vrouwenvereeniging Di Ambon dikenal dengan nama Ina Tani yang lebih condong ke politik Sejalan dengan berdirinya organisasi wanita muncul juga surat kabar wanita yang bertujuan untuk menyebarluaskan gagasan dan pengetahuan kewanitaan Surat kabar milik organisasi wanita antara lain Putri Hindia di Bandung Wanito Sworo di Brebes Sunting Melayu di Bukittinggi Esteri Utomo di Semarang Suara Perempuan di Padang Perempunan Bergolak di Medan dan Putri Mardika di Batavia
Puncak gerakan wanita yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22ndash25 Desember 1928 di Yogyakarta Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala nasional dan berwawasan kebangsaan yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) Dalam Kongres Wanita II di Batavia pada tanggal 28ndash31 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII) Kongres Wanita I merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu
BOEDI OETOMO
Budi Utomo lahir dari inspirasi yang dikemukakan oleh Ngabehi Wahidin Soedirohusodo seorang
dokter Jawa dan termasuk priayi dalam tahun 1906-1907 Di saat itu beliau sedang melakukan
kampanye di kalangan priayi di Pulau Jawa pada akhir tahun 1907 Wahidin bertemu Soetomo
Goenawan Mangoenkoesoemo Goembrek Saleh dan Soeleman Pertemuan tersebut membahas
tentang nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa
lain (Belanda) serta bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil itu Para
pejabat pangreh praja (sekarang pamong praja) kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri
dan jabatan Dalam praktik mereka pun tampak menindas rakyat dan bangsa sendiri misalnya dengan
menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa Belanda
Para pemuda mahasiswa itu juga menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah organisasi untuk
mewadahi mereka seperti halnya golongan-golongan lain yang mendirikan perkumpulan hanya untuk
golongan mereka seperti Tiong Hoa Hwee Koan untuk orang Tionghoa dan Indische Bond untuk
orang Indo-Belanda Pemerintah Hindia Belanda jelas juga tidak bisa diharapkan mau menolong dan
memperbaiki nasib rakyat kecil kaum pribumi bahkan sebaliknya merekalah yang selama ini
menyengsarakan kaum pribumi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang sangat merugikan
rakyat kecil
Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong
rakyatnya sendiri Pada waktu itulah muncul gagasan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan
yang akan mempersatukan semua orang Jawa Sunda dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia
memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif tetapi
terbuka untuk siapa saja tanpa melihat kedudukan kekayaan atau pendidikannya
Pada awalnya para pemuda itu berjuang untuk penduduk yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura
yang untuk mudahnya disebut saja suku bangsaJawa Mereka mengakui bahwa mereka belum
mengetahui nasib aspirasi dan keinginan suku-suku bangsa lain di luar Pulau Jawa terutama
Sumatera Sulawesi dan Maluku Apa yang diketahui adalah bahwa Belanda menguasai suatu
wilayah yang disebut Hindia (Timur) Belanda (Nederlandsch Oost-Indie) tetapi sejarah penjajahan
dan nasib suku-suku bangsa yang ada di wilayah itu bermacam-macam begitu pula kebudayaannya
Dengan demikian sekali lagi pada awalnya Budi Utomo memang memusatkan perhatiannya pada
penduduk yang mendiami Pulau Jawa dan Madura saja karena menurut anggapan para pemuda itu
penduduk Pulau Jawa dan Madura terikat oleh kebudayaan yang sama Pertemuan tersebut berhasil
mendorong didirikannya organisasi Pada hari Rabu 20 Mei 1908 di Btaviatepatnya di salah satu
ruang belajar STOVIA Soetomo menjelaskan gagasannya Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa
dan Tanah Air ada di tangan mereka Maka lahirlah Boedi Oetomo Dan kemudian Soetomo ditunjuk
sebagai ketuanya Tanggal berdirinya Boedi Oetomo hingga saat ini diperingati oleh bangsa
Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional Pada awal berdirinya hingga bulan Oktober 1908
Boedi Oetomo merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai anggota intinya Tujuan
Boedi Oetomo dituliskan secara samar-samar yaitu kemajuan bagi hindia Ruang geraknya masih
terbatas di Jawa dan Madura dengan tidak membedakan keturunanjenis kelamin dan agama Hingga
menjelang kongres pertama terdapat 8 cabang Boedi Oetomo yaitu Batavia Bogor Bandung
Yogyakarta I Yogyakarta II Magelang Surabaya dan Probolinggo Setelah cita-cita Boedi Oetomo
mendapat dukungan yang luas dari kalangan cendekiawan Jawa kaum pelajar mulai menyingkir dari
barisan depan Karena para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa
kedokteran masih banyak di samping harus berorganisasi Oleh karena itu sebagian dari mereka
menginginkan kaum tua-lah yang harus memimpin Budi Utomo sedangkan para pemuda sendiri
akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu ketika kongres Boedi Oetomo
berlangsung di Yogyakarta kongres tersebut mengangkat Tirtokusumo Bupati Karanganyar sebagai
ketua baru dan Yogyakarta sebagai pusatnya Namun dalamperkembangannya Tirtokusumo sebagai
ketua yang baru lebih cenderung memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial daripada reaksi
penduduk pribumi Setelah persetujuan dari pemerintah kolonial sebagai badan hukum diberikan
diharapkan organisasi Boedi Oetomo akan lebih melancarkan kegiatannya secara luas Akan tetapi
yang terjadi malah sebaliknya Boedi Oetomo segera menjadi lamban Hal itu disebabkan adanya
kesulitan keuangan dan banyak Bupati yang sebelumnya menjadi anggota Boedi Oetomo mendirikan
organisasi sendiri Perkembangan selanjutnya merupakan periode yang paling lamban bagi Boedi
Oetomo Aktivitasnya hanya terbatas pada penerbitan majalah bulanan Goerge Desa dan beberapa
petisi kepada pemerintah agar meningkatkan mutu sekolah menengah pertama Pemerintah kolonial
yang mengawasi perkembangan boedi Oetomo sejak berdirinya dengan penuh perhatian akhirnya
pengaruh Boedi Oetomo terhadap kaum pribumi tidak begitu besar Ketika Perang Dunia terjadi pada
tahun 1914 ada usaha untuk mengembalikan usaha kekuatan Boedi Oetomo Adanya bahaya
intervensi pihak asing ke wilayah Indonesia menjadi alasan bagi bagi Boedi Oetomo untuk mengjukan
usul tentang perlunya wajib militer bagi kaum pribumi kemudian dikirim misi ke Belanda oleh
komite Indie Weerbaar ( Hindia yang berketahanan ) periode tahun 1916-1917 merupakan masa yang
sangat amat berhasil bagi Boedi Oetomo Dwidjosewoyo sebagai wakil Boedi Oetomo dalam misi
tersebut berhasil melakukan pendekatan dengan pemimpin-pemimpin BelandaNamun usulan tentang
wajib militer gagal sebagai gantinya dikeluarkan undang-undang tentang pembentukan
volksraad(Dewan Rakyat) yang disahkan pada Bulan Desember 1916 Saat terjadi krisis pada Bulan
November 1918 di Negeri Belanda mereka menuntut perubahan bagi volksraad dan kebijakan
pemerintah kolonial pada umumnya Oleh karena itu pada tahun 1919 dibentuk suatu komisi untuk
mengadakan penyelidikan perlunya perbaikan ketatanegaraan Akhirnya Boedi Oetomo menyadari
tentang perlunya suatu gerakan politik dan menggalang dukungan massa sehingga unsur-unsur radikal
dalam tubuh Boedi Oetomo pun mulai besar pengaruhnya akan tetapi segera setelah itu
kebijakanplitik yang lebih kerasdilakukan oleh Gubernur Jendral Mr DFock dan anggaran
pendidikan dikurangi secara drastis Akibatnya terjadi perpecahan antara golongan moderat dan
radikal di dalam Boedi Oetomo Pada tahun 1924 Dr Soetomoyang merasa tidak puas dengan Boedi
Oetomo mendirikan Indonesische Studie Club di Surabayayang kemudian berkembang menjadi
Persatuan Bangsa Indonesia(PBI) Sebab utama pembentukan Indonesische Studie Club adalah Dr
Soetomo dan juga pemimpin Nasionalislainnya menganggap asas Kebangsaan Jawa dan Boedi
Oetomo tidak sesuai lagi Karena Boedi Oetomo tidak pernah mendapatkan dukungan massa
kedudukannya secara politik kurang begitu penting Namun satu hal yang penting adalah dari dalam
Boedi Oetomo telah muncl benih semangat nasional yang pertama
SAREKAT ISLAM
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang
Islam Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Solo pada tahun 1911 dengan tujuan awal untuk
menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan
pedagang-pedagang besar timur Pada saat itu pedagang-pedagang tersebut telah lebih maju usahanya
dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Indonesia lainnya Kebijakan yang
sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial
karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi
SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat
sebagai dasar penggeraknya Di bawah pimpinan H Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat
hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruhSetahun kemudian pada bulan November 1912
nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan ketuanya Haji Oemar Said Tjokroaminoto Hal
ini dilakukan agar keanggotaannya lebih luas bukan hanya dari kalangan pedagang Permasalahan
utama yang menjadi inti perlawanan Sarekat Islam ditunjukkan terhadap setiap bentuk penindasan dan
kesombongan rasialBerbeda dengan Boedi Oetomo keanggotaan Sarekat Islam bersifat terbuka
sehingga berhasil menyentuh lapisan masyarakat bawah yang sejak berabad-abad paling banyak
menderita Jika ditinjau dari anggaran dasarnya dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut
1 Mengembangkan jiwa dagang 2 Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha 3 Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat bumiputra 4 Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam 5 Hidup menurut perintah agama
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja Tujuan SI adalah
membangun persaudaraan persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan
perekonomian rakyat Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim Pada waktu
SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak Badan
Hukum hanya diberikan pada SI lokal Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya
unsur politik tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan
menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Artinya SI
memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda SI
merupakan organisasi pertama di Indonesia yang antara tahun 1917 dan 1920 pengaruhnya sangat
terasa dalam perkembangan politik Indonesia Coraknya yang demokratis dan kesiapannya untuk
berjuang secara radikal mendekatkan beberapa cabang SI beserta pemimpinnya kepada ajaran Marxis
Penggunaan teori Marxis untuk perjuangan melawan imperialisme dipelopori oleh SI cabang
Semarang yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono Masuknya ajaran-ajaran marxis menimbulkan
krisis dalam tubuh SI antara pendukung paham Islam dan penganut ajaran Marxis Perdebatan seru
terjadi antara HA Agus Salim-Abdul Muis pada satu pihak dengan Semaun-Tan Malaka pada lain
pihak Pada tahun 1921 melalui kebijakan Disiplin Partai golongan kiri dalam tubuh SI dapat
disingkirkan Kebijakan Disiplin Partai melarang anggota SI memiliki anggota ganda dalam
organisasi pergerakan nasional Mereka terdepak dan menamakan dirinya Sarekat Rakyat (SR)
Aktivitas SI yang lebih mengutamakan politik tidak disetujui oleh sebagian anggotanya Mereka
menginginkan SI lebih banyak memperhatikan masalah-masalah keagamaan Dalam kondisi itu SI
memutuskan untuik bekerja sama dengan pemerintahan kolonial dan berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam Sehubungan dengan semakin luasnyasemangat persatuan setelah Sumpah Pemuda
nama tersebut diubah menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) pad tahun 1930 dengan ketuanya
Haji Agus Salim
INDISCHE PARTIJ
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 organisasi ini juga dimaksudkan
sebagai pengganti organisasi Indische Bond sebagai organisasi kaum Indo dan Eropa di Indonesia
yang didirikan pada tahun 1898 Ketiga tokoh pendiri Indische Partij dikenal sebagai tiga serangkai
yaitu EFE Douwes Dekker(Danudirja Setiabudhi) Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryadiningrat( Ki Hajar Dewantara) Indische Partij yang berdasarkan golongan Indo yang makmur
merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia
Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda
tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913 penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg
sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan Alasan penolakkannya adalah karena organisasi
ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu dan sebagian besar anggotanya
berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetra
PERHIMPUNAN INDONESIA
Pada September 1922 saat pergantian ketua antara DrSoetomo dan Herman Kartawisastra
organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging Saat itu istilah Indonesier dan kata
sifat Indonesich sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik etis Para anggota Indonesische
juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta
sebagai pengasuhnya Majalah ini terbit dwi bulanan dengan 16 halaman dan biaya langganan
seharga 25 gulden setahun Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan
ide-ide antikolonial Dalam 2 edisi pertama Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktek
sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923 Indonesische mulai menyebarkan ide non-
kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda
Tahun 1924 saat M Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua nama majalah Hindia Poetra berubah
menjadi Indonesia Merdeka Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi
berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930 sebelumnya
setiap ketua hanya menjabat selama setahun Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara
terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Achmad Soebardjo Soekiman
Wirjosandjojo Arnold Mononutu Prof Mr Sunario Sastrowardoyo Sastromoeljono Abdul Madjid
Sutan Sjahrir Sutomo Ali Sastroamidjojo dll
PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda Henk Sneevliet pada 1914 dengan nama
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia
Belanda) Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis
Belanda yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis) yang
aktif di Hindia Belanda
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda Het Vrije Woord
(Kata yang Merdeka) Editornya adalah Adolf Baars
Pada saat pembentukannya ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia Pada saat itu ISDV
mempunyai sekitar 100 orang anggota dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan
warga pribumi Indonesia Namun demikian partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan
anti kapitalis Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP
di Belanda dan yang menjauhkan diri dari ISDV Pada 1917 kelompok reformis dari ISDV
memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu Soeara Merdeka
Di bawah kepemimpinan Sneevliet ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia
harus diikuti Indonesia Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan
pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda Dibentuklah Pengawal Merah dan dalam
waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3000 orang Pada akhir 1917 para tentara dan pelaut
itu memberontak di Surabaya sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu dan
membentuk sebuah dewan soviet Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya
dan ISDV Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda termasuk Sneevliet Para pemimpin
pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun
ISDV terus melakukan kegiatannya meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah Organisasi ini
kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain Soeara Rarsquojat Setelah sejumlah kader Belanda
dikeluarkan dengan paksa ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam keanggotaan
organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia
Pembentukan Partai Komunis Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam Keadaan yang semakin
parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya terutama di Semarang dan Yogyakarta
membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai Yakni melarang anggotanya mendapat gelar
ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia Keputusan tersebut tentu saja membuat para
anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920) nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia Semaoen diangkat sebagai ketua partai
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional Henk
Sneevliet 1920 mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat
dan Sumatra Barat PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik Pemberontakan ini
dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13000 orang
ditahan Sejumlah 1308 orang umumnya kader-kader partai dikirim ke Boven Digul sebuah kamp
tahanan di Papua Beberapa orang meninggal di dalam tahanan Banyak aktivis politik non-komunis
yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial dengan alasan menindas pemberontakan kaum
komunis Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda Karena itu PKI kemudian
bergerak di bawah tanah
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama Yakni di dalam perundingan rahasia
aktivis PKI di Prambanan Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka salah satu tokoh utama PKI
yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap
sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia Walau
begitu beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi Semisal
Pemberontakan Silungkang di Sumatra
Pada masa awal pelarangan ini PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri terutama karena banyak
dari pemimpinnya yang dipenjarakan Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di
Moskwa Uni Soviet untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah Namun Moeso
hanya tinggal sebentar di Indonesia Kini PKI bergerak dalam berbagai front seperti misalnya
Gerindo dan serikat-serikat buruh Di Belanda PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di kalangan organisasi nasionalis Perhimpoenan Indonesia yang tak lama kemudian
berada di dalam kontrol PKI
Peristiwa Madiun 1948 Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan
BelandaPerundingan Renville Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda SebaliknyaRI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang
dimilikiOleh karena itu kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa kabinet tersebut
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
6 Taman Siswa
Sekembalinya dari tanah pengasingannya di Negeri Belanda (1919) Suwardi Suryaningrat menfokuskan perjuangannya dalam bidang pendidikan Pada tanggal 3 Juli 1922 Suwardi Suryaningrat (lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara) berhasil mendirikan perguruan Taman Siswa di Yogyakarta Dengan berdirinya Taman Siswa Suwardi Suryaningrat memulai gerakan baru bukan lagi dalam bidang politik melainkan bidang pendidikan yakni mendidik angkatan muda dengan jiwa kebangsaan Indonesia berdasarkan akar budaya bangsa
Sekolah Taman Siswa dijadikan sarana untuk menyampaikan ideologi nasionalisme kebudayaan perkembangan politik dan juga digunakan untuk mendidik calon-calon pemimpin bangsa yang akan datang Dalam hal ini sekolah merupakan wahana untuk meningkatkan derajat bangsa melalui pengajaran itu sendiri Selain pengajaran bahasa (baik bahasa asing maupun bahasa Indonesia) pendidikan Taman Siswa juga memberikan pelajaran sejarah seni sastra (terutama sastra Jawa dan wayang) agama pendidikan jasmani dan keterampilan (pekerjaan tangan) merupakan kegiatan utama perguruan Taman Siswa
Penididikan Taman Siswa dilakukan dengan sistem among dengan pola belajar asah asih dan asuh Dalam hal ini diwajibkan bagi para guru untuk bersikap dan berlaku sebagai pemimpin yakni di depan memberi contoh di tengah dapat memberikan motivasi dan di belakang dapat memberikan pengawasan yang berpengaruh Prinsip pengajaran inilah yang kemudian dikenal dengan pola kepemimpinan Ing ngarsa sung tulodho ing madya mangun karsa tut wuri handayani Pola kepemimpinan ini sampai sekarang masih menjadi ciri kepemimpinan nasional
Berkat jasa dan perjuangannya yakni mencerdaskan kehidupan menuju Indonesia merdeka maka tanggal 2 Mei (hari kelahiran Ki Hajar Dewantara) ditetapkant sebagai hari Pendidikan Nasional Di samping itu Tut Wuri Handayani sebagai semboyan terpatri dalam lambang Departemen Pendidikan Nasional
7 Partai Komunis Indonesia (PKI)
Benih-benih paham Marxis dibawa masuk ke Indonesia oleh seorang Belanda yang bernama HJFM Sneevliet Atas dasar Marxisme inilah kemudian pada tanggal 9 Mei 1914 di Semarang Sneevliet bersama-sama dengan JA Brandsteder HW Dekker dan P Bersgma berhasil mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) Ternyata ISDV tidak dapat berkembang sehingga Sneevliet melakukan infiltrasi (penyusupan) kader-kadernya ke dalam tubuh SI dengan menjadikan anggota-anggota ISDV sebagai anggota SI dan sebaliknya anggota-anggota SI menjadi anggota ISDV
Dengan cara itu Sneevliet dan kawan-kawannya telah mempunyai pengaruh yang kuat di kalangan SI lebih-lebih setelah berhasil mengambil alih beberapa pemimpin SI seperti Semaun dan Darsono Mereka inilah yang dididik secara khusus untuk menjadi tokoh-tokoh Marxisme tulen Akibatnya SI Cabang Semarang yang sudah berada di bawah pengaruh ISDV semakin jelas warna Marxisnya dan selanjutnya terjadilah perpecahan dalam tubuh SI
Pada tanggal 23 Mei 1923 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) Susunan pengurus PKI antara lain Semaun (ketua) Darsono (wakil ketua) Bersgma (sekretaris) dan Dekker (bendahara)
PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara Sampai-sampai tidak segan-segan untuk mempergunakan kepercayaan rakyat kepada ayat-ayat Al - Quran dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan Ratu Adil
Kemajuan yang diperolehnya ternyata membuat PKI lupa diri sehingga merencanakan suatu petualangan politik Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di daerah-daerah lain seperti Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur Di Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927 Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas Akhirnya ribuan rakyat ditangkap dipenjara dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua)
8 Partai Nasional Indonesia (PNI)
Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir Soekarno pada tahun 1925 telah mendorong para pemimpin lainnya untuk mendirikan partai politik yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI) PNI didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin yakni dr Cipto Mangunkusumo Ir Anwari Mr Sartono Mr Iskak Mr Sunaryo Mr Budiarto Dr Samsi dan Ir Soekarno sebagai ketuanya Kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda yang baru kembali ke tanah air
Radikal PNI telah kelihatan sejak awal berdirinya Hal ini terlihat dari anggaran dasarnya bahwa tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangannya nonkooperasi Untuk mencapai tujuan tersebut maka PNI berasaskan pada self help yakni prinsip menolong diri sendiri artinya memperbaiki keadaan politik ekonomi dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan sendiri nonkooperatif yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah Belanda Marhaenisme yakni mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan
Untuk mencapai tujuan tersebut PNI telah menetapkan program kerja sebagaimana dijelaskan dalam kongresnya yang pertama di Surabaya pada tahun 1928 seperti berikut
1) Usaha politik yakni memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia dan menumpas segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik
2) Usaha ekonomi yakni memajukan perdagangan pribumi kerajinan serta mendirikan bank-bank dan koperasi
3) Usaha sosial yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional meningkatkan derajat kaum wanita memerangi pengangguran memajukan transmigrasi memajukan kesehatan rakyat antara lain dengan mendirikan poliklinik
Untuk menyebarluaskan gagasannya PNI melakukan propaganda-propaganda baik lewat surat kabar seperti Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia maupun lewat para pemimpin khususnya Ir Soekarno sendiri Dalam waktu singkat PNI telah berkembang pesat sehingga menimbulkan kekhaw-tiran di pihak pemerintah Belanda Pemerintah kemudian memberikan peringatan kepada pemimpin PNI agar menahan diri dalam ucapan propaganda dan tindakannya
Dengan munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929 pemerintah Hindia Belanda mengadakan penggeledahan secara besar-besaran dan menangkap empat pemimpinnya yaitu Ir Soerkarno Maskun Gatot Mangunprojo dan Supriadinata Mereka kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung
Dalam sidang pengadilan Ir Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul Indonesia Menggugat Atas dasar tindakan melanggar Pasal karet 153 bis dan Pasal 169 KUHP para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara Sukamiskin Bandung Sementara itu pimpinan PNI untuk sementara dipegang oleh Mr Sartono dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka pada tahun 1931 oleh pengurus besarnya PNI dibubarkan Hal ini menimbulkan pro dan kontra
Mereka yang pro pembubaran mendirikan partai baru dengan nama Partai Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr Sartono Kelompok yang kontra ingin tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs Moh Hatta dan Sutan Syahrir
9 Gerakan Wanita
Munculnya gerakan wanita di Indonesia khusunya di Jawa dirintis oleh RA Kartini yang kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita Indonesia RA Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita Indonesia melalui pendidikan Cita-citanya tersebut tertulis dalam surat-suratnya yang kemudian berhasil dihimpun dalam sebuah buku yang diterjemahkan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang Cita-cita RA Kartini ini mempunyai persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang berjuang di Bandung
Semasa Pergerakan Nasional maka muncul gerakan wanita yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial budaya Organisasi-organisasi yang ada antara lain sebagai berikut
1) Putri Mardika di Batavia (1912) dengan tujuan membantu keuangan bagi wanita-wanita yang akan melanjutkan sekolahnya Tokohnya antara lain RA Saburudin RK Rukmini dan RA Sutinah Joyopranata
2) Kartinifounds yang didirikan oleh suami istri TCh van Deventer (1912) dengan membentuk sekolah-sekolah Kartinibagi kaum wanita seperti di Semarang Batavia Malang dan Madiun
3) Kerajinan Amal Setia di Koto Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus (1914) Tujuannya meningkatkan derajat kaum wanita dengan cara memberi pelajaran membaca menulis berhitung mengatur rumah tangga membuat kerajinan dan cara pemasarannya
4) Aisyiah merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang didirikan oleh Ny Hj Siti Walidah Ahmad Dahlan (1917) Tujuannya untuk memajukan pendidikan dan keagamaan kaum wanita
5) Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak misalnya Pawiyatan Wanito di Magelang (1915) Wanito Susilo di Pemalang (1918) Wanito Rukun Santoso di Malang Budi Wanito di Solo Putri Budi Sejati di Surabaya (1919) Wanito Mulyo di Yogyakarta (1920) Wanito Utomo dan Wanito Katolik di Yogyakarta (1921) dan Wanito Taman Siswa (1922)
Organisasi wanita juga muncul di Sulawesi Selatan dengan nama Gorontalosche Mohammadaanche Vrouwenvereeniging Di Ambon dikenal dengan nama Ina Tani yang lebih condong ke politik Sejalan dengan berdirinya organisasi wanita muncul juga surat kabar wanita yang bertujuan untuk menyebarluaskan gagasan dan pengetahuan kewanitaan Surat kabar milik organisasi wanita antara lain Putri Hindia di Bandung Wanito Sworo di Brebes Sunting Melayu di Bukittinggi Esteri Utomo di Semarang Suara Perempuan di Padang Perempunan Bergolak di Medan dan Putri Mardika di Batavia
Puncak gerakan wanita yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22ndash25 Desember 1928 di Yogyakarta Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala nasional dan berwawasan kebangsaan yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) Dalam Kongres Wanita II di Batavia pada tanggal 28ndash31 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII) Kongres Wanita I merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu
BOEDI OETOMO
Budi Utomo lahir dari inspirasi yang dikemukakan oleh Ngabehi Wahidin Soedirohusodo seorang
dokter Jawa dan termasuk priayi dalam tahun 1906-1907 Di saat itu beliau sedang melakukan
kampanye di kalangan priayi di Pulau Jawa pada akhir tahun 1907 Wahidin bertemu Soetomo
Goenawan Mangoenkoesoemo Goembrek Saleh dan Soeleman Pertemuan tersebut membahas
tentang nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa
lain (Belanda) serta bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil itu Para
pejabat pangreh praja (sekarang pamong praja) kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri
dan jabatan Dalam praktik mereka pun tampak menindas rakyat dan bangsa sendiri misalnya dengan
menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa Belanda
Para pemuda mahasiswa itu juga menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah organisasi untuk
mewadahi mereka seperti halnya golongan-golongan lain yang mendirikan perkumpulan hanya untuk
golongan mereka seperti Tiong Hoa Hwee Koan untuk orang Tionghoa dan Indische Bond untuk
orang Indo-Belanda Pemerintah Hindia Belanda jelas juga tidak bisa diharapkan mau menolong dan
memperbaiki nasib rakyat kecil kaum pribumi bahkan sebaliknya merekalah yang selama ini
menyengsarakan kaum pribumi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang sangat merugikan
rakyat kecil
Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong
rakyatnya sendiri Pada waktu itulah muncul gagasan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan
yang akan mempersatukan semua orang Jawa Sunda dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia
memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif tetapi
terbuka untuk siapa saja tanpa melihat kedudukan kekayaan atau pendidikannya
Pada awalnya para pemuda itu berjuang untuk penduduk yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura
yang untuk mudahnya disebut saja suku bangsaJawa Mereka mengakui bahwa mereka belum
mengetahui nasib aspirasi dan keinginan suku-suku bangsa lain di luar Pulau Jawa terutama
Sumatera Sulawesi dan Maluku Apa yang diketahui adalah bahwa Belanda menguasai suatu
wilayah yang disebut Hindia (Timur) Belanda (Nederlandsch Oost-Indie) tetapi sejarah penjajahan
dan nasib suku-suku bangsa yang ada di wilayah itu bermacam-macam begitu pula kebudayaannya
Dengan demikian sekali lagi pada awalnya Budi Utomo memang memusatkan perhatiannya pada
penduduk yang mendiami Pulau Jawa dan Madura saja karena menurut anggapan para pemuda itu
penduduk Pulau Jawa dan Madura terikat oleh kebudayaan yang sama Pertemuan tersebut berhasil
mendorong didirikannya organisasi Pada hari Rabu 20 Mei 1908 di Btaviatepatnya di salah satu
ruang belajar STOVIA Soetomo menjelaskan gagasannya Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa
dan Tanah Air ada di tangan mereka Maka lahirlah Boedi Oetomo Dan kemudian Soetomo ditunjuk
sebagai ketuanya Tanggal berdirinya Boedi Oetomo hingga saat ini diperingati oleh bangsa
Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional Pada awal berdirinya hingga bulan Oktober 1908
Boedi Oetomo merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai anggota intinya Tujuan
Boedi Oetomo dituliskan secara samar-samar yaitu kemajuan bagi hindia Ruang geraknya masih
terbatas di Jawa dan Madura dengan tidak membedakan keturunanjenis kelamin dan agama Hingga
menjelang kongres pertama terdapat 8 cabang Boedi Oetomo yaitu Batavia Bogor Bandung
Yogyakarta I Yogyakarta II Magelang Surabaya dan Probolinggo Setelah cita-cita Boedi Oetomo
mendapat dukungan yang luas dari kalangan cendekiawan Jawa kaum pelajar mulai menyingkir dari
barisan depan Karena para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa
kedokteran masih banyak di samping harus berorganisasi Oleh karena itu sebagian dari mereka
menginginkan kaum tua-lah yang harus memimpin Budi Utomo sedangkan para pemuda sendiri
akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu ketika kongres Boedi Oetomo
berlangsung di Yogyakarta kongres tersebut mengangkat Tirtokusumo Bupati Karanganyar sebagai
ketua baru dan Yogyakarta sebagai pusatnya Namun dalamperkembangannya Tirtokusumo sebagai
ketua yang baru lebih cenderung memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial daripada reaksi
penduduk pribumi Setelah persetujuan dari pemerintah kolonial sebagai badan hukum diberikan
diharapkan organisasi Boedi Oetomo akan lebih melancarkan kegiatannya secara luas Akan tetapi
yang terjadi malah sebaliknya Boedi Oetomo segera menjadi lamban Hal itu disebabkan adanya
kesulitan keuangan dan banyak Bupati yang sebelumnya menjadi anggota Boedi Oetomo mendirikan
organisasi sendiri Perkembangan selanjutnya merupakan periode yang paling lamban bagi Boedi
Oetomo Aktivitasnya hanya terbatas pada penerbitan majalah bulanan Goerge Desa dan beberapa
petisi kepada pemerintah agar meningkatkan mutu sekolah menengah pertama Pemerintah kolonial
yang mengawasi perkembangan boedi Oetomo sejak berdirinya dengan penuh perhatian akhirnya
pengaruh Boedi Oetomo terhadap kaum pribumi tidak begitu besar Ketika Perang Dunia terjadi pada
tahun 1914 ada usaha untuk mengembalikan usaha kekuatan Boedi Oetomo Adanya bahaya
intervensi pihak asing ke wilayah Indonesia menjadi alasan bagi bagi Boedi Oetomo untuk mengjukan
usul tentang perlunya wajib militer bagi kaum pribumi kemudian dikirim misi ke Belanda oleh
komite Indie Weerbaar ( Hindia yang berketahanan ) periode tahun 1916-1917 merupakan masa yang
sangat amat berhasil bagi Boedi Oetomo Dwidjosewoyo sebagai wakil Boedi Oetomo dalam misi
tersebut berhasil melakukan pendekatan dengan pemimpin-pemimpin BelandaNamun usulan tentang
wajib militer gagal sebagai gantinya dikeluarkan undang-undang tentang pembentukan
volksraad(Dewan Rakyat) yang disahkan pada Bulan Desember 1916 Saat terjadi krisis pada Bulan
November 1918 di Negeri Belanda mereka menuntut perubahan bagi volksraad dan kebijakan
pemerintah kolonial pada umumnya Oleh karena itu pada tahun 1919 dibentuk suatu komisi untuk
mengadakan penyelidikan perlunya perbaikan ketatanegaraan Akhirnya Boedi Oetomo menyadari
tentang perlunya suatu gerakan politik dan menggalang dukungan massa sehingga unsur-unsur radikal
dalam tubuh Boedi Oetomo pun mulai besar pengaruhnya akan tetapi segera setelah itu
kebijakanplitik yang lebih kerasdilakukan oleh Gubernur Jendral Mr DFock dan anggaran
pendidikan dikurangi secara drastis Akibatnya terjadi perpecahan antara golongan moderat dan
radikal di dalam Boedi Oetomo Pada tahun 1924 Dr Soetomoyang merasa tidak puas dengan Boedi
Oetomo mendirikan Indonesische Studie Club di Surabayayang kemudian berkembang menjadi
Persatuan Bangsa Indonesia(PBI) Sebab utama pembentukan Indonesische Studie Club adalah Dr
Soetomo dan juga pemimpin Nasionalislainnya menganggap asas Kebangsaan Jawa dan Boedi
Oetomo tidak sesuai lagi Karena Boedi Oetomo tidak pernah mendapatkan dukungan massa
kedudukannya secara politik kurang begitu penting Namun satu hal yang penting adalah dari dalam
Boedi Oetomo telah muncl benih semangat nasional yang pertama
SAREKAT ISLAM
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang
Islam Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Solo pada tahun 1911 dengan tujuan awal untuk
menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan
pedagang-pedagang besar timur Pada saat itu pedagang-pedagang tersebut telah lebih maju usahanya
dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Indonesia lainnya Kebijakan yang
sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial
karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi
SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat
sebagai dasar penggeraknya Di bawah pimpinan H Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat
hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruhSetahun kemudian pada bulan November 1912
nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan ketuanya Haji Oemar Said Tjokroaminoto Hal
ini dilakukan agar keanggotaannya lebih luas bukan hanya dari kalangan pedagang Permasalahan
utama yang menjadi inti perlawanan Sarekat Islam ditunjukkan terhadap setiap bentuk penindasan dan
kesombongan rasialBerbeda dengan Boedi Oetomo keanggotaan Sarekat Islam bersifat terbuka
sehingga berhasil menyentuh lapisan masyarakat bawah yang sejak berabad-abad paling banyak
menderita Jika ditinjau dari anggaran dasarnya dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut
1 Mengembangkan jiwa dagang 2 Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha 3 Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat bumiputra 4 Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam 5 Hidup menurut perintah agama
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja Tujuan SI adalah
membangun persaudaraan persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan
perekonomian rakyat Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim Pada waktu
SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak Badan
Hukum hanya diberikan pada SI lokal Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya
unsur politik tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan
menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Artinya SI
memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda SI
merupakan organisasi pertama di Indonesia yang antara tahun 1917 dan 1920 pengaruhnya sangat
terasa dalam perkembangan politik Indonesia Coraknya yang demokratis dan kesiapannya untuk
berjuang secara radikal mendekatkan beberapa cabang SI beserta pemimpinnya kepada ajaran Marxis
Penggunaan teori Marxis untuk perjuangan melawan imperialisme dipelopori oleh SI cabang
Semarang yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono Masuknya ajaran-ajaran marxis menimbulkan
krisis dalam tubuh SI antara pendukung paham Islam dan penganut ajaran Marxis Perdebatan seru
terjadi antara HA Agus Salim-Abdul Muis pada satu pihak dengan Semaun-Tan Malaka pada lain
pihak Pada tahun 1921 melalui kebijakan Disiplin Partai golongan kiri dalam tubuh SI dapat
disingkirkan Kebijakan Disiplin Partai melarang anggota SI memiliki anggota ganda dalam
organisasi pergerakan nasional Mereka terdepak dan menamakan dirinya Sarekat Rakyat (SR)
Aktivitas SI yang lebih mengutamakan politik tidak disetujui oleh sebagian anggotanya Mereka
menginginkan SI lebih banyak memperhatikan masalah-masalah keagamaan Dalam kondisi itu SI
memutuskan untuik bekerja sama dengan pemerintahan kolonial dan berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam Sehubungan dengan semakin luasnyasemangat persatuan setelah Sumpah Pemuda
nama tersebut diubah menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) pad tahun 1930 dengan ketuanya
Haji Agus Salim
INDISCHE PARTIJ
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 organisasi ini juga dimaksudkan
sebagai pengganti organisasi Indische Bond sebagai organisasi kaum Indo dan Eropa di Indonesia
yang didirikan pada tahun 1898 Ketiga tokoh pendiri Indische Partij dikenal sebagai tiga serangkai
yaitu EFE Douwes Dekker(Danudirja Setiabudhi) Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryadiningrat( Ki Hajar Dewantara) Indische Partij yang berdasarkan golongan Indo yang makmur
merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia
Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda
tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913 penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg
sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan Alasan penolakkannya adalah karena organisasi
ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu dan sebagian besar anggotanya
berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetra
PERHIMPUNAN INDONESIA
Pada September 1922 saat pergantian ketua antara DrSoetomo dan Herman Kartawisastra
organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging Saat itu istilah Indonesier dan kata
sifat Indonesich sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik etis Para anggota Indonesische
juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta
sebagai pengasuhnya Majalah ini terbit dwi bulanan dengan 16 halaman dan biaya langganan
seharga 25 gulden setahun Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan
ide-ide antikolonial Dalam 2 edisi pertama Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktek
sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923 Indonesische mulai menyebarkan ide non-
kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda
Tahun 1924 saat M Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua nama majalah Hindia Poetra berubah
menjadi Indonesia Merdeka Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi
berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930 sebelumnya
setiap ketua hanya menjabat selama setahun Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara
terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Achmad Soebardjo Soekiman
Wirjosandjojo Arnold Mononutu Prof Mr Sunario Sastrowardoyo Sastromoeljono Abdul Madjid
Sutan Sjahrir Sutomo Ali Sastroamidjojo dll
PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda Henk Sneevliet pada 1914 dengan nama
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia
Belanda) Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis
Belanda yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis) yang
aktif di Hindia Belanda
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda Het Vrije Woord
(Kata yang Merdeka) Editornya adalah Adolf Baars
Pada saat pembentukannya ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia Pada saat itu ISDV
mempunyai sekitar 100 orang anggota dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan
warga pribumi Indonesia Namun demikian partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan
anti kapitalis Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP
di Belanda dan yang menjauhkan diri dari ISDV Pada 1917 kelompok reformis dari ISDV
memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu Soeara Merdeka
Di bawah kepemimpinan Sneevliet ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia
harus diikuti Indonesia Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan
pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda Dibentuklah Pengawal Merah dan dalam
waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3000 orang Pada akhir 1917 para tentara dan pelaut
itu memberontak di Surabaya sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu dan
membentuk sebuah dewan soviet Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya
dan ISDV Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda termasuk Sneevliet Para pemimpin
pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun
ISDV terus melakukan kegiatannya meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah Organisasi ini
kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain Soeara Rarsquojat Setelah sejumlah kader Belanda
dikeluarkan dengan paksa ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam keanggotaan
organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia
Pembentukan Partai Komunis Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam Keadaan yang semakin
parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya terutama di Semarang dan Yogyakarta
membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai Yakni melarang anggotanya mendapat gelar
ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia Keputusan tersebut tentu saja membuat para
anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920) nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia Semaoen diangkat sebagai ketua partai
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional Henk
Sneevliet 1920 mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat
dan Sumatra Barat PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik Pemberontakan ini
dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13000 orang
ditahan Sejumlah 1308 orang umumnya kader-kader partai dikirim ke Boven Digul sebuah kamp
tahanan di Papua Beberapa orang meninggal di dalam tahanan Banyak aktivis politik non-komunis
yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial dengan alasan menindas pemberontakan kaum
komunis Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda Karena itu PKI kemudian
bergerak di bawah tanah
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama Yakni di dalam perundingan rahasia
aktivis PKI di Prambanan Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka salah satu tokoh utama PKI
yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap
sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia Walau
begitu beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi Semisal
Pemberontakan Silungkang di Sumatra
Pada masa awal pelarangan ini PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri terutama karena banyak
dari pemimpinnya yang dipenjarakan Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di
Moskwa Uni Soviet untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah Namun Moeso
hanya tinggal sebentar di Indonesia Kini PKI bergerak dalam berbagai front seperti misalnya
Gerindo dan serikat-serikat buruh Di Belanda PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di kalangan organisasi nasionalis Perhimpoenan Indonesia yang tak lama kemudian
berada di dalam kontrol PKI
Peristiwa Madiun 1948 Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan
BelandaPerundingan Renville Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda SebaliknyaRI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang
dimilikiOleh karena itu kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa kabinet tersebut
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
Pada tanggal 23 Mei 1923 ISDV diubah menjadi Partai Komunis Hindia dan selanjutnya pada bulan Desember 1920 menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI) Susunan pengurus PKI antara lain Semaun (ketua) Darsono (wakil ketua) Bersgma (sekretaris) dan Dekker (bendahara)
PKI semakin aktif dalam percaturan politik dan untuk menarik massa maka dalam propagandanya PKI menghalalkan secara cara Sampai-sampai tidak segan-segan untuk mempergunakan kepercayaan rakyat kepada ayat-ayat Al - Quran dan Hadis bahkan juga Ramalan Jayabaya dan Ratu Adil
Kemajuan yang diperolehnya ternyata membuat PKI lupa diri sehingga merencanakan suatu petualangan politik Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pemberontakan di Batavia dan disusul di daerah-daerah lain seperti Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur Di Sumatra Barat pemberontakan PKI dilancarkan pada tanggal 1 Januari 1927 Dalam waktu yang singkat semua pemberontakan PKI tersebut berhasil ditumpas Akhirnya ribuan rakyat ditangkap dipenjara dan dibuang ke Tanah Merah dan Digul Atas (Papua)
8 Partai Nasional Indonesia (PNI)
Algemene Studie Club di Bandung yang didirikan oleh Ir Soekarno pada tahun 1925 telah mendorong para pemimpin lainnya untuk mendirikan partai politik yakni Partai Nasional Indonesia ( PNI) PNI didirikan di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 oleh 8 pemimpin yakni dr Cipto Mangunkusumo Ir Anwari Mr Sartono Mr Iskak Mr Sunaryo Mr Budiarto Dr Samsi dan Ir Soekarno sebagai ketuanya Kebanyakan dari mereka adalah mantan anggota Perhimpunan Indonesia di Negeri Belanda yang baru kembali ke tanah air
Radikal PNI telah kelihatan sejak awal berdirinya Hal ini terlihat dari anggaran dasarnya bahwa tujuan PNI adalah Indonesia merdeka dengan strategi perjuangannya nonkooperasi Untuk mencapai tujuan tersebut maka PNI berasaskan pada self help yakni prinsip menolong diri sendiri artinya memperbaiki keadaan politik ekonomi dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah dengan kekuatan sendiri nonkooperatif yakni tidak mengadakan kerja sama dengan pemerintah Belanda Marhaenisme yakni mengentaskan massa dari kemiskinan dan kesengsaraan
Untuk mencapai tujuan tersebut PNI telah menetapkan program kerja sebagaimana dijelaskan dalam kongresnya yang pertama di Surabaya pada tahun 1928 seperti berikut
1) Usaha politik yakni memperkuat rasa kebangsaan (nasionalisme) dan kesadaran atas persatuan bangsa Indonesia memajukan pengetahuan sejarah kebangsaan mempererat kerja sama dengan bangsa-bangsa Asia dan menumpas segala rintangan bagi kemerdekaan diri dan kehidupan politik
2) Usaha ekonomi yakni memajukan perdagangan pribumi kerajinan serta mendirikan bank-bank dan koperasi
3) Usaha sosial yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional meningkatkan derajat kaum wanita memerangi pengangguran memajukan transmigrasi memajukan kesehatan rakyat antara lain dengan mendirikan poliklinik
Untuk menyebarluaskan gagasannya PNI melakukan propaganda-propaganda baik lewat surat kabar seperti Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia maupun lewat para pemimpin khususnya Ir Soekarno sendiri Dalam waktu singkat PNI telah berkembang pesat sehingga menimbulkan kekhaw-tiran di pihak pemerintah Belanda Pemerintah kemudian memberikan peringatan kepada pemimpin PNI agar menahan diri dalam ucapan propaganda dan tindakannya
Dengan munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929 pemerintah Hindia Belanda mengadakan penggeledahan secara besar-besaran dan menangkap empat pemimpinnya yaitu Ir Soerkarno Maskun Gatot Mangunprojo dan Supriadinata Mereka kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung
Dalam sidang pengadilan Ir Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul Indonesia Menggugat Atas dasar tindakan melanggar Pasal karet 153 bis dan Pasal 169 KUHP para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara Sukamiskin Bandung Sementara itu pimpinan PNI untuk sementara dipegang oleh Mr Sartono dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka pada tahun 1931 oleh pengurus besarnya PNI dibubarkan Hal ini menimbulkan pro dan kontra
Mereka yang pro pembubaran mendirikan partai baru dengan nama Partai Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr Sartono Kelompok yang kontra ingin tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs Moh Hatta dan Sutan Syahrir
9 Gerakan Wanita
Munculnya gerakan wanita di Indonesia khusunya di Jawa dirintis oleh RA Kartini yang kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita Indonesia RA Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita Indonesia melalui pendidikan Cita-citanya tersebut tertulis dalam surat-suratnya yang kemudian berhasil dihimpun dalam sebuah buku yang diterjemahkan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang Cita-cita RA Kartini ini mempunyai persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang berjuang di Bandung
Semasa Pergerakan Nasional maka muncul gerakan wanita yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial budaya Organisasi-organisasi yang ada antara lain sebagai berikut
1) Putri Mardika di Batavia (1912) dengan tujuan membantu keuangan bagi wanita-wanita yang akan melanjutkan sekolahnya Tokohnya antara lain RA Saburudin RK Rukmini dan RA Sutinah Joyopranata
2) Kartinifounds yang didirikan oleh suami istri TCh van Deventer (1912) dengan membentuk sekolah-sekolah Kartinibagi kaum wanita seperti di Semarang Batavia Malang dan Madiun
3) Kerajinan Amal Setia di Koto Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus (1914) Tujuannya meningkatkan derajat kaum wanita dengan cara memberi pelajaran membaca menulis berhitung mengatur rumah tangga membuat kerajinan dan cara pemasarannya
4) Aisyiah merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang didirikan oleh Ny Hj Siti Walidah Ahmad Dahlan (1917) Tujuannya untuk memajukan pendidikan dan keagamaan kaum wanita
5) Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak misalnya Pawiyatan Wanito di Magelang (1915) Wanito Susilo di Pemalang (1918) Wanito Rukun Santoso di Malang Budi Wanito di Solo Putri Budi Sejati di Surabaya (1919) Wanito Mulyo di Yogyakarta (1920) Wanito Utomo dan Wanito Katolik di Yogyakarta (1921) dan Wanito Taman Siswa (1922)
Organisasi wanita juga muncul di Sulawesi Selatan dengan nama Gorontalosche Mohammadaanche Vrouwenvereeniging Di Ambon dikenal dengan nama Ina Tani yang lebih condong ke politik Sejalan dengan berdirinya organisasi wanita muncul juga surat kabar wanita yang bertujuan untuk menyebarluaskan gagasan dan pengetahuan kewanitaan Surat kabar milik organisasi wanita antara lain Putri Hindia di Bandung Wanito Sworo di Brebes Sunting Melayu di Bukittinggi Esteri Utomo di Semarang Suara Perempuan di Padang Perempunan Bergolak di Medan dan Putri Mardika di Batavia
Puncak gerakan wanita yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22ndash25 Desember 1928 di Yogyakarta Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala nasional dan berwawasan kebangsaan yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) Dalam Kongres Wanita II di Batavia pada tanggal 28ndash31 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII) Kongres Wanita I merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu
BOEDI OETOMO
Budi Utomo lahir dari inspirasi yang dikemukakan oleh Ngabehi Wahidin Soedirohusodo seorang
dokter Jawa dan termasuk priayi dalam tahun 1906-1907 Di saat itu beliau sedang melakukan
kampanye di kalangan priayi di Pulau Jawa pada akhir tahun 1907 Wahidin bertemu Soetomo
Goenawan Mangoenkoesoemo Goembrek Saleh dan Soeleman Pertemuan tersebut membahas
tentang nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa
lain (Belanda) serta bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil itu Para
pejabat pangreh praja (sekarang pamong praja) kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri
dan jabatan Dalam praktik mereka pun tampak menindas rakyat dan bangsa sendiri misalnya dengan
menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa Belanda
Para pemuda mahasiswa itu juga menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah organisasi untuk
mewadahi mereka seperti halnya golongan-golongan lain yang mendirikan perkumpulan hanya untuk
golongan mereka seperti Tiong Hoa Hwee Koan untuk orang Tionghoa dan Indische Bond untuk
orang Indo-Belanda Pemerintah Hindia Belanda jelas juga tidak bisa diharapkan mau menolong dan
memperbaiki nasib rakyat kecil kaum pribumi bahkan sebaliknya merekalah yang selama ini
menyengsarakan kaum pribumi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang sangat merugikan
rakyat kecil
Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong
rakyatnya sendiri Pada waktu itulah muncul gagasan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan
yang akan mempersatukan semua orang Jawa Sunda dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia
memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif tetapi
terbuka untuk siapa saja tanpa melihat kedudukan kekayaan atau pendidikannya
Pada awalnya para pemuda itu berjuang untuk penduduk yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura
yang untuk mudahnya disebut saja suku bangsaJawa Mereka mengakui bahwa mereka belum
mengetahui nasib aspirasi dan keinginan suku-suku bangsa lain di luar Pulau Jawa terutama
Sumatera Sulawesi dan Maluku Apa yang diketahui adalah bahwa Belanda menguasai suatu
wilayah yang disebut Hindia (Timur) Belanda (Nederlandsch Oost-Indie) tetapi sejarah penjajahan
dan nasib suku-suku bangsa yang ada di wilayah itu bermacam-macam begitu pula kebudayaannya
Dengan demikian sekali lagi pada awalnya Budi Utomo memang memusatkan perhatiannya pada
penduduk yang mendiami Pulau Jawa dan Madura saja karena menurut anggapan para pemuda itu
penduduk Pulau Jawa dan Madura terikat oleh kebudayaan yang sama Pertemuan tersebut berhasil
mendorong didirikannya organisasi Pada hari Rabu 20 Mei 1908 di Btaviatepatnya di salah satu
ruang belajar STOVIA Soetomo menjelaskan gagasannya Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa
dan Tanah Air ada di tangan mereka Maka lahirlah Boedi Oetomo Dan kemudian Soetomo ditunjuk
sebagai ketuanya Tanggal berdirinya Boedi Oetomo hingga saat ini diperingati oleh bangsa
Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional Pada awal berdirinya hingga bulan Oktober 1908
Boedi Oetomo merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai anggota intinya Tujuan
Boedi Oetomo dituliskan secara samar-samar yaitu kemajuan bagi hindia Ruang geraknya masih
terbatas di Jawa dan Madura dengan tidak membedakan keturunanjenis kelamin dan agama Hingga
menjelang kongres pertama terdapat 8 cabang Boedi Oetomo yaitu Batavia Bogor Bandung
Yogyakarta I Yogyakarta II Magelang Surabaya dan Probolinggo Setelah cita-cita Boedi Oetomo
mendapat dukungan yang luas dari kalangan cendekiawan Jawa kaum pelajar mulai menyingkir dari
barisan depan Karena para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa
kedokteran masih banyak di samping harus berorganisasi Oleh karena itu sebagian dari mereka
menginginkan kaum tua-lah yang harus memimpin Budi Utomo sedangkan para pemuda sendiri
akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu ketika kongres Boedi Oetomo
berlangsung di Yogyakarta kongres tersebut mengangkat Tirtokusumo Bupati Karanganyar sebagai
ketua baru dan Yogyakarta sebagai pusatnya Namun dalamperkembangannya Tirtokusumo sebagai
ketua yang baru lebih cenderung memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial daripada reaksi
penduduk pribumi Setelah persetujuan dari pemerintah kolonial sebagai badan hukum diberikan
diharapkan organisasi Boedi Oetomo akan lebih melancarkan kegiatannya secara luas Akan tetapi
yang terjadi malah sebaliknya Boedi Oetomo segera menjadi lamban Hal itu disebabkan adanya
kesulitan keuangan dan banyak Bupati yang sebelumnya menjadi anggota Boedi Oetomo mendirikan
organisasi sendiri Perkembangan selanjutnya merupakan periode yang paling lamban bagi Boedi
Oetomo Aktivitasnya hanya terbatas pada penerbitan majalah bulanan Goerge Desa dan beberapa
petisi kepada pemerintah agar meningkatkan mutu sekolah menengah pertama Pemerintah kolonial
yang mengawasi perkembangan boedi Oetomo sejak berdirinya dengan penuh perhatian akhirnya
pengaruh Boedi Oetomo terhadap kaum pribumi tidak begitu besar Ketika Perang Dunia terjadi pada
tahun 1914 ada usaha untuk mengembalikan usaha kekuatan Boedi Oetomo Adanya bahaya
intervensi pihak asing ke wilayah Indonesia menjadi alasan bagi bagi Boedi Oetomo untuk mengjukan
usul tentang perlunya wajib militer bagi kaum pribumi kemudian dikirim misi ke Belanda oleh
komite Indie Weerbaar ( Hindia yang berketahanan ) periode tahun 1916-1917 merupakan masa yang
sangat amat berhasil bagi Boedi Oetomo Dwidjosewoyo sebagai wakil Boedi Oetomo dalam misi
tersebut berhasil melakukan pendekatan dengan pemimpin-pemimpin BelandaNamun usulan tentang
wajib militer gagal sebagai gantinya dikeluarkan undang-undang tentang pembentukan
volksraad(Dewan Rakyat) yang disahkan pada Bulan Desember 1916 Saat terjadi krisis pada Bulan
November 1918 di Negeri Belanda mereka menuntut perubahan bagi volksraad dan kebijakan
pemerintah kolonial pada umumnya Oleh karena itu pada tahun 1919 dibentuk suatu komisi untuk
mengadakan penyelidikan perlunya perbaikan ketatanegaraan Akhirnya Boedi Oetomo menyadari
tentang perlunya suatu gerakan politik dan menggalang dukungan massa sehingga unsur-unsur radikal
dalam tubuh Boedi Oetomo pun mulai besar pengaruhnya akan tetapi segera setelah itu
kebijakanplitik yang lebih kerasdilakukan oleh Gubernur Jendral Mr DFock dan anggaran
pendidikan dikurangi secara drastis Akibatnya terjadi perpecahan antara golongan moderat dan
radikal di dalam Boedi Oetomo Pada tahun 1924 Dr Soetomoyang merasa tidak puas dengan Boedi
Oetomo mendirikan Indonesische Studie Club di Surabayayang kemudian berkembang menjadi
Persatuan Bangsa Indonesia(PBI) Sebab utama pembentukan Indonesische Studie Club adalah Dr
Soetomo dan juga pemimpin Nasionalislainnya menganggap asas Kebangsaan Jawa dan Boedi
Oetomo tidak sesuai lagi Karena Boedi Oetomo tidak pernah mendapatkan dukungan massa
kedudukannya secara politik kurang begitu penting Namun satu hal yang penting adalah dari dalam
Boedi Oetomo telah muncl benih semangat nasional yang pertama
SAREKAT ISLAM
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang
Islam Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Solo pada tahun 1911 dengan tujuan awal untuk
menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan
pedagang-pedagang besar timur Pada saat itu pedagang-pedagang tersebut telah lebih maju usahanya
dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Indonesia lainnya Kebijakan yang
sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial
karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi
SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat
sebagai dasar penggeraknya Di bawah pimpinan H Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat
hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruhSetahun kemudian pada bulan November 1912
nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan ketuanya Haji Oemar Said Tjokroaminoto Hal
ini dilakukan agar keanggotaannya lebih luas bukan hanya dari kalangan pedagang Permasalahan
utama yang menjadi inti perlawanan Sarekat Islam ditunjukkan terhadap setiap bentuk penindasan dan
kesombongan rasialBerbeda dengan Boedi Oetomo keanggotaan Sarekat Islam bersifat terbuka
sehingga berhasil menyentuh lapisan masyarakat bawah yang sejak berabad-abad paling banyak
menderita Jika ditinjau dari anggaran dasarnya dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut
1 Mengembangkan jiwa dagang 2 Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha 3 Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat bumiputra 4 Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam 5 Hidup menurut perintah agama
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja Tujuan SI adalah
membangun persaudaraan persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan
perekonomian rakyat Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim Pada waktu
SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak Badan
Hukum hanya diberikan pada SI lokal Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya
unsur politik tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan
menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Artinya SI
memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda SI
merupakan organisasi pertama di Indonesia yang antara tahun 1917 dan 1920 pengaruhnya sangat
terasa dalam perkembangan politik Indonesia Coraknya yang demokratis dan kesiapannya untuk
berjuang secara radikal mendekatkan beberapa cabang SI beserta pemimpinnya kepada ajaran Marxis
Penggunaan teori Marxis untuk perjuangan melawan imperialisme dipelopori oleh SI cabang
Semarang yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono Masuknya ajaran-ajaran marxis menimbulkan
krisis dalam tubuh SI antara pendukung paham Islam dan penganut ajaran Marxis Perdebatan seru
terjadi antara HA Agus Salim-Abdul Muis pada satu pihak dengan Semaun-Tan Malaka pada lain
pihak Pada tahun 1921 melalui kebijakan Disiplin Partai golongan kiri dalam tubuh SI dapat
disingkirkan Kebijakan Disiplin Partai melarang anggota SI memiliki anggota ganda dalam
organisasi pergerakan nasional Mereka terdepak dan menamakan dirinya Sarekat Rakyat (SR)
Aktivitas SI yang lebih mengutamakan politik tidak disetujui oleh sebagian anggotanya Mereka
menginginkan SI lebih banyak memperhatikan masalah-masalah keagamaan Dalam kondisi itu SI
memutuskan untuik bekerja sama dengan pemerintahan kolonial dan berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam Sehubungan dengan semakin luasnyasemangat persatuan setelah Sumpah Pemuda
nama tersebut diubah menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) pad tahun 1930 dengan ketuanya
Haji Agus Salim
INDISCHE PARTIJ
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 organisasi ini juga dimaksudkan
sebagai pengganti organisasi Indische Bond sebagai organisasi kaum Indo dan Eropa di Indonesia
yang didirikan pada tahun 1898 Ketiga tokoh pendiri Indische Partij dikenal sebagai tiga serangkai
yaitu EFE Douwes Dekker(Danudirja Setiabudhi) Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryadiningrat( Ki Hajar Dewantara) Indische Partij yang berdasarkan golongan Indo yang makmur
merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia
Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda
tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913 penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg
sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan Alasan penolakkannya adalah karena organisasi
ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu dan sebagian besar anggotanya
berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetra
PERHIMPUNAN INDONESIA
Pada September 1922 saat pergantian ketua antara DrSoetomo dan Herman Kartawisastra
organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging Saat itu istilah Indonesier dan kata
sifat Indonesich sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik etis Para anggota Indonesische
juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta
sebagai pengasuhnya Majalah ini terbit dwi bulanan dengan 16 halaman dan biaya langganan
seharga 25 gulden setahun Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan
ide-ide antikolonial Dalam 2 edisi pertama Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktek
sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923 Indonesische mulai menyebarkan ide non-
kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda
Tahun 1924 saat M Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua nama majalah Hindia Poetra berubah
menjadi Indonesia Merdeka Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi
berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930 sebelumnya
setiap ketua hanya menjabat selama setahun Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara
terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Achmad Soebardjo Soekiman
Wirjosandjojo Arnold Mononutu Prof Mr Sunario Sastrowardoyo Sastromoeljono Abdul Madjid
Sutan Sjahrir Sutomo Ali Sastroamidjojo dll
PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda Henk Sneevliet pada 1914 dengan nama
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia
Belanda) Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis
Belanda yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis) yang
aktif di Hindia Belanda
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda Het Vrije Woord
(Kata yang Merdeka) Editornya adalah Adolf Baars
Pada saat pembentukannya ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia Pada saat itu ISDV
mempunyai sekitar 100 orang anggota dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan
warga pribumi Indonesia Namun demikian partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan
anti kapitalis Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP
di Belanda dan yang menjauhkan diri dari ISDV Pada 1917 kelompok reformis dari ISDV
memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu Soeara Merdeka
Di bawah kepemimpinan Sneevliet ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia
harus diikuti Indonesia Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan
pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda Dibentuklah Pengawal Merah dan dalam
waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3000 orang Pada akhir 1917 para tentara dan pelaut
itu memberontak di Surabaya sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu dan
membentuk sebuah dewan soviet Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya
dan ISDV Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda termasuk Sneevliet Para pemimpin
pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun
ISDV terus melakukan kegiatannya meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah Organisasi ini
kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain Soeara Rarsquojat Setelah sejumlah kader Belanda
dikeluarkan dengan paksa ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam keanggotaan
organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia
Pembentukan Partai Komunis Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam Keadaan yang semakin
parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya terutama di Semarang dan Yogyakarta
membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai Yakni melarang anggotanya mendapat gelar
ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia Keputusan tersebut tentu saja membuat para
anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920) nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia Semaoen diangkat sebagai ketua partai
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional Henk
Sneevliet 1920 mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat
dan Sumatra Barat PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik Pemberontakan ini
dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13000 orang
ditahan Sejumlah 1308 orang umumnya kader-kader partai dikirim ke Boven Digul sebuah kamp
tahanan di Papua Beberapa orang meninggal di dalam tahanan Banyak aktivis politik non-komunis
yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial dengan alasan menindas pemberontakan kaum
komunis Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda Karena itu PKI kemudian
bergerak di bawah tanah
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama Yakni di dalam perundingan rahasia
aktivis PKI di Prambanan Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka salah satu tokoh utama PKI
yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap
sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia Walau
begitu beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi Semisal
Pemberontakan Silungkang di Sumatra
Pada masa awal pelarangan ini PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri terutama karena banyak
dari pemimpinnya yang dipenjarakan Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di
Moskwa Uni Soviet untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah Namun Moeso
hanya tinggal sebentar di Indonesia Kini PKI bergerak dalam berbagai front seperti misalnya
Gerindo dan serikat-serikat buruh Di Belanda PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di kalangan organisasi nasionalis Perhimpoenan Indonesia yang tak lama kemudian
berada di dalam kontrol PKI
Peristiwa Madiun 1948 Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan
BelandaPerundingan Renville Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda SebaliknyaRI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang
dimilikiOleh karena itu kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa kabinet tersebut
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
3) Usaha sosial yaitu memajukan pengajaran yang bersifat nasional meningkatkan derajat kaum wanita memerangi pengangguran memajukan transmigrasi memajukan kesehatan rakyat antara lain dengan mendirikan poliklinik
Untuk menyebarluaskan gagasannya PNI melakukan propaganda-propaganda baik lewat surat kabar seperti Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di Batavia maupun lewat para pemimpin khususnya Ir Soekarno sendiri Dalam waktu singkat PNI telah berkembang pesat sehingga menimbulkan kekhaw-tiran di pihak pemerintah Belanda Pemerintah kemudian memberikan peringatan kepada pemimpin PNI agar menahan diri dalam ucapan propaganda dan tindakannya
Dengan munculnya isu bahwa PNI pada awal tahun 1930 akan mengadakan pemberontakan maka pada tanggal 29 Desember 1929 pemerintah Hindia Belanda mengadakan penggeledahan secara besar-besaran dan menangkap empat pemimpinnya yaitu Ir Soerkarno Maskun Gatot Mangunprojo dan Supriadinata Mereka kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung
Dalam sidang pengadilan Ir Soerkarno mengadakan pembelaan dalam judul Indonesia Menggugat Atas dasar tindakan melanggar Pasal karet 153 bis dan Pasal 169 KUHP para pemimpin PNI dianggap mengganggu ketertiban umum dan menentang kekuasaan Belanda sehingga dijatuhi hukuman penjara di Penjara Sukamiskin Bandung Sementara itu pimpinan PNI untuk sementara dipegang oleh Mr Sartono dan dengan pertimbangan demi keselamatan maka pada tahun 1931 oleh pengurus besarnya PNI dibubarkan Hal ini menimbulkan pro dan kontra
Mereka yang pro pembubaran mendirikan partai baru dengan nama Partai Indonesia (Partindo) di bawah pimpinan Mr Sartono Kelompok yang kontra ingin tetap melestarikan nama PNI dengan mendirikan Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) di bawah pimpinan Drs Moh Hatta dan Sutan Syahrir
9 Gerakan Wanita
Munculnya gerakan wanita di Indonesia khusunya di Jawa dirintis oleh RA Kartini yang kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita Indonesia RA Kartini bercita-cita untuk mengangkat derajat kaum wanita Indonesia melalui pendidikan Cita-citanya tersebut tertulis dalam surat-suratnya yang kemudian berhasil dihimpun dalam sebuah buku yang diterjemahkan dalam judul Habis Gelap Terbitlah Terang Cita-cita RA Kartini ini mempunyai persamaan dengan Raden Dewi Sartika yang berjuang di Bandung
Semasa Pergerakan Nasional maka muncul gerakan wanita yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial budaya Organisasi-organisasi yang ada antara lain sebagai berikut
1) Putri Mardika di Batavia (1912) dengan tujuan membantu keuangan bagi wanita-wanita yang akan melanjutkan sekolahnya Tokohnya antara lain RA Saburudin RK Rukmini dan RA Sutinah Joyopranata
2) Kartinifounds yang didirikan oleh suami istri TCh van Deventer (1912) dengan membentuk sekolah-sekolah Kartinibagi kaum wanita seperti di Semarang Batavia Malang dan Madiun
3) Kerajinan Amal Setia di Koto Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus (1914) Tujuannya meningkatkan derajat kaum wanita dengan cara memberi pelajaran membaca menulis berhitung mengatur rumah tangga membuat kerajinan dan cara pemasarannya
4) Aisyiah merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang didirikan oleh Ny Hj Siti Walidah Ahmad Dahlan (1917) Tujuannya untuk memajukan pendidikan dan keagamaan kaum wanita
5) Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak misalnya Pawiyatan Wanito di Magelang (1915) Wanito Susilo di Pemalang (1918) Wanito Rukun Santoso di Malang Budi Wanito di Solo Putri Budi Sejati di Surabaya (1919) Wanito Mulyo di Yogyakarta (1920) Wanito Utomo dan Wanito Katolik di Yogyakarta (1921) dan Wanito Taman Siswa (1922)
Organisasi wanita juga muncul di Sulawesi Selatan dengan nama Gorontalosche Mohammadaanche Vrouwenvereeniging Di Ambon dikenal dengan nama Ina Tani yang lebih condong ke politik Sejalan dengan berdirinya organisasi wanita muncul juga surat kabar wanita yang bertujuan untuk menyebarluaskan gagasan dan pengetahuan kewanitaan Surat kabar milik organisasi wanita antara lain Putri Hindia di Bandung Wanito Sworo di Brebes Sunting Melayu di Bukittinggi Esteri Utomo di Semarang Suara Perempuan di Padang Perempunan Bergolak di Medan dan Putri Mardika di Batavia
Puncak gerakan wanita yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22ndash25 Desember 1928 di Yogyakarta Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala nasional dan berwawasan kebangsaan yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) Dalam Kongres Wanita II di Batavia pada tanggal 28ndash31 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII) Kongres Wanita I merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu
BOEDI OETOMO
Budi Utomo lahir dari inspirasi yang dikemukakan oleh Ngabehi Wahidin Soedirohusodo seorang
dokter Jawa dan termasuk priayi dalam tahun 1906-1907 Di saat itu beliau sedang melakukan
kampanye di kalangan priayi di Pulau Jawa pada akhir tahun 1907 Wahidin bertemu Soetomo
Goenawan Mangoenkoesoemo Goembrek Saleh dan Soeleman Pertemuan tersebut membahas
tentang nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa
lain (Belanda) serta bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil itu Para
pejabat pangreh praja (sekarang pamong praja) kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri
dan jabatan Dalam praktik mereka pun tampak menindas rakyat dan bangsa sendiri misalnya dengan
menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa Belanda
Para pemuda mahasiswa itu juga menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah organisasi untuk
mewadahi mereka seperti halnya golongan-golongan lain yang mendirikan perkumpulan hanya untuk
golongan mereka seperti Tiong Hoa Hwee Koan untuk orang Tionghoa dan Indische Bond untuk
orang Indo-Belanda Pemerintah Hindia Belanda jelas juga tidak bisa diharapkan mau menolong dan
memperbaiki nasib rakyat kecil kaum pribumi bahkan sebaliknya merekalah yang selama ini
menyengsarakan kaum pribumi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang sangat merugikan
rakyat kecil
Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong
rakyatnya sendiri Pada waktu itulah muncul gagasan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan
yang akan mempersatukan semua orang Jawa Sunda dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia
memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif tetapi
terbuka untuk siapa saja tanpa melihat kedudukan kekayaan atau pendidikannya
Pada awalnya para pemuda itu berjuang untuk penduduk yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura
yang untuk mudahnya disebut saja suku bangsaJawa Mereka mengakui bahwa mereka belum
mengetahui nasib aspirasi dan keinginan suku-suku bangsa lain di luar Pulau Jawa terutama
Sumatera Sulawesi dan Maluku Apa yang diketahui adalah bahwa Belanda menguasai suatu
wilayah yang disebut Hindia (Timur) Belanda (Nederlandsch Oost-Indie) tetapi sejarah penjajahan
dan nasib suku-suku bangsa yang ada di wilayah itu bermacam-macam begitu pula kebudayaannya
Dengan demikian sekali lagi pada awalnya Budi Utomo memang memusatkan perhatiannya pada
penduduk yang mendiami Pulau Jawa dan Madura saja karena menurut anggapan para pemuda itu
penduduk Pulau Jawa dan Madura terikat oleh kebudayaan yang sama Pertemuan tersebut berhasil
mendorong didirikannya organisasi Pada hari Rabu 20 Mei 1908 di Btaviatepatnya di salah satu
ruang belajar STOVIA Soetomo menjelaskan gagasannya Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa
dan Tanah Air ada di tangan mereka Maka lahirlah Boedi Oetomo Dan kemudian Soetomo ditunjuk
sebagai ketuanya Tanggal berdirinya Boedi Oetomo hingga saat ini diperingati oleh bangsa
Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional Pada awal berdirinya hingga bulan Oktober 1908
Boedi Oetomo merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai anggota intinya Tujuan
Boedi Oetomo dituliskan secara samar-samar yaitu kemajuan bagi hindia Ruang geraknya masih
terbatas di Jawa dan Madura dengan tidak membedakan keturunanjenis kelamin dan agama Hingga
menjelang kongres pertama terdapat 8 cabang Boedi Oetomo yaitu Batavia Bogor Bandung
Yogyakarta I Yogyakarta II Magelang Surabaya dan Probolinggo Setelah cita-cita Boedi Oetomo
mendapat dukungan yang luas dari kalangan cendekiawan Jawa kaum pelajar mulai menyingkir dari
barisan depan Karena para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa
kedokteran masih banyak di samping harus berorganisasi Oleh karena itu sebagian dari mereka
menginginkan kaum tua-lah yang harus memimpin Budi Utomo sedangkan para pemuda sendiri
akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu ketika kongres Boedi Oetomo
berlangsung di Yogyakarta kongres tersebut mengangkat Tirtokusumo Bupati Karanganyar sebagai
ketua baru dan Yogyakarta sebagai pusatnya Namun dalamperkembangannya Tirtokusumo sebagai
ketua yang baru lebih cenderung memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial daripada reaksi
penduduk pribumi Setelah persetujuan dari pemerintah kolonial sebagai badan hukum diberikan
diharapkan organisasi Boedi Oetomo akan lebih melancarkan kegiatannya secara luas Akan tetapi
yang terjadi malah sebaliknya Boedi Oetomo segera menjadi lamban Hal itu disebabkan adanya
kesulitan keuangan dan banyak Bupati yang sebelumnya menjadi anggota Boedi Oetomo mendirikan
organisasi sendiri Perkembangan selanjutnya merupakan periode yang paling lamban bagi Boedi
Oetomo Aktivitasnya hanya terbatas pada penerbitan majalah bulanan Goerge Desa dan beberapa
petisi kepada pemerintah agar meningkatkan mutu sekolah menengah pertama Pemerintah kolonial
yang mengawasi perkembangan boedi Oetomo sejak berdirinya dengan penuh perhatian akhirnya
pengaruh Boedi Oetomo terhadap kaum pribumi tidak begitu besar Ketika Perang Dunia terjadi pada
tahun 1914 ada usaha untuk mengembalikan usaha kekuatan Boedi Oetomo Adanya bahaya
intervensi pihak asing ke wilayah Indonesia menjadi alasan bagi bagi Boedi Oetomo untuk mengjukan
usul tentang perlunya wajib militer bagi kaum pribumi kemudian dikirim misi ke Belanda oleh
komite Indie Weerbaar ( Hindia yang berketahanan ) periode tahun 1916-1917 merupakan masa yang
sangat amat berhasil bagi Boedi Oetomo Dwidjosewoyo sebagai wakil Boedi Oetomo dalam misi
tersebut berhasil melakukan pendekatan dengan pemimpin-pemimpin BelandaNamun usulan tentang
wajib militer gagal sebagai gantinya dikeluarkan undang-undang tentang pembentukan
volksraad(Dewan Rakyat) yang disahkan pada Bulan Desember 1916 Saat terjadi krisis pada Bulan
November 1918 di Negeri Belanda mereka menuntut perubahan bagi volksraad dan kebijakan
pemerintah kolonial pada umumnya Oleh karena itu pada tahun 1919 dibentuk suatu komisi untuk
mengadakan penyelidikan perlunya perbaikan ketatanegaraan Akhirnya Boedi Oetomo menyadari
tentang perlunya suatu gerakan politik dan menggalang dukungan massa sehingga unsur-unsur radikal
dalam tubuh Boedi Oetomo pun mulai besar pengaruhnya akan tetapi segera setelah itu
kebijakanplitik yang lebih kerasdilakukan oleh Gubernur Jendral Mr DFock dan anggaran
pendidikan dikurangi secara drastis Akibatnya terjadi perpecahan antara golongan moderat dan
radikal di dalam Boedi Oetomo Pada tahun 1924 Dr Soetomoyang merasa tidak puas dengan Boedi
Oetomo mendirikan Indonesische Studie Club di Surabayayang kemudian berkembang menjadi
Persatuan Bangsa Indonesia(PBI) Sebab utama pembentukan Indonesische Studie Club adalah Dr
Soetomo dan juga pemimpin Nasionalislainnya menganggap asas Kebangsaan Jawa dan Boedi
Oetomo tidak sesuai lagi Karena Boedi Oetomo tidak pernah mendapatkan dukungan massa
kedudukannya secara politik kurang begitu penting Namun satu hal yang penting adalah dari dalam
Boedi Oetomo telah muncl benih semangat nasional yang pertama
SAREKAT ISLAM
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang
Islam Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Solo pada tahun 1911 dengan tujuan awal untuk
menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan
pedagang-pedagang besar timur Pada saat itu pedagang-pedagang tersebut telah lebih maju usahanya
dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Indonesia lainnya Kebijakan yang
sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial
karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi
SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat
sebagai dasar penggeraknya Di bawah pimpinan H Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat
hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruhSetahun kemudian pada bulan November 1912
nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan ketuanya Haji Oemar Said Tjokroaminoto Hal
ini dilakukan agar keanggotaannya lebih luas bukan hanya dari kalangan pedagang Permasalahan
utama yang menjadi inti perlawanan Sarekat Islam ditunjukkan terhadap setiap bentuk penindasan dan
kesombongan rasialBerbeda dengan Boedi Oetomo keanggotaan Sarekat Islam bersifat terbuka
sehingga berhasil menyentuh lapisan masyarakat bawah yang sejak berabad-abad paling banyak
menderita Jika ditinjau dari anggaran dasarnya dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut
1 Mengembangkan jiwa dagang 2 Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha 3 Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat bumiputra 4 Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam 5 Hidup menurut perintah agama
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja Tujuan SI adalah
membangun persaudaraan persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan
perekonomian rakyat Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim Pada waktu
SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak Badan
Hukum hanya diberikan pada SI lokal Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya
unsur politik tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan
menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Artinya SI
memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda SI
merupakan organisasi pertama di Indonesia yang antara tahun 1917 dan 1920 pengaruhnya sangat
terasa dalam perkembangan politik Indonesia Coraknya yang demokratis dan kesiapannya untuk
berjuang secara radikal mendekatkan beberapa cabang SI beserta pemimpinnya kepada ajaran Marxis
Penggunaan teori Marxis untuk perjuangan melawan imperialisme dipelopori oleh SI cabang
Semarang yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono Masuknya ajaran-ajaran marxis menimbulkan
krisis dalam tubuh SI antara pendukung paham Islam dan penganut ajaran Marxis Perdebatan seru
terjadi antara HA Agus Salim-Abdul Muis pada satu pihak dengan Semaun-Tan Malaka pada lain
pihak Pada tahun 1921 melalui kebijakan Disiplin Partai golongan kiri dalam tubuh SI dapat
disingkirkan Kebijakan Disiplin Partai melarang anggota SI memiliki anggota ganda dalam
organisasi pergerakan nasional Mereka terdepak dan menamakan dirinya Sarekat Rakyat (SR)
Aktivitas SI yang lebih mengutamakan politik tidak disetujui oleh sebagian anggotanya Mereka
menginginkan SI lebih banyak memperhatikan masalah-masalah keagamaan Dalam kondisi itu SI
memutuskan untuik bekerja sama dengan pemerintahan kolonial dan berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam Sehubungan dengan semakin luasnyasemangat persatuan setelah Sumpah Pemuda
nama tersebut diubah menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) pad tahun 1930 dengan ketuanya
Haji Agus Salim
INDISCHE PARTIJ
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 organisasi ini juga dimaksudkan
sebagai pengganti organisasi Indische Bond sebagai organisasi kaum Indo dan Eropa di Indonesia
yang didirikan pada tahun 1898 Ketiga tokoh pendiri Indische Partij dikenal sebagai tiga serangkai
yaitu EFE Douwes Dekker(Danudirja Setiabudhi) Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryadiningrat( Ki Hajar Dewantara) Indische Partij yang berdasarkan golongan Indo yang makmur
merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia
Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda
tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913 penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg
sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan Alasan penolakkannya adalah karena organisasi
ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu dan sebagian besar anggotanya
berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetra
PERHIMPUNAN INDONESIA
Pada September 1922 saat pergantian ketua antara DrSoetomo dan Herman Kartawisastra
organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging Saat itu istilah Indonesier dan kata
sifat Indonesich sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik etis Para anggota Indonesische
juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta
sebagai pengasuhnya Majalah ini terbit dwi bulanan dengan 16 halaman dan biaya langganan
seharga 25 gulden setahun Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan
ide-ide antikolonial Dalam 2 edisi pertama Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktek
sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923 Indonesische mulai menyebarkan ide non-
kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda
Tahun 1924 saat M Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua nama majalah Hindia Poetra berubah
menjadi Indonesia Merdeka Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi
berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930 sebelumnya
setiap ketua hanya menjabat selama setahun Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara
terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Achmad Soebardjo Soekiman
Wirjosandjojo Arnold Mononutu Prof Mr Sunario Sastrowardoyo Sastromoeljono Abdul Madjid
Sutan Sjahrir Sutomo Ali Sastroamidjojo dll
PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda Henk Sneevliet pada 1914 dengan nama
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia
Belanda) Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis
Belanda yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis) yang
aktif di Hindia Belanda
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda Het Vrije Woord
(Kata yang Merdeka) Editornya adalah Adolf Baars
Pada saat pembentukannya ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia Pada saat itu ISDV
mempunyai sekitar 100 orang anggota dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan
warga pribumi Indonesia Namun demikian partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan
anti kapitalis Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP
di Belanda dan yang menjauhkan diri dari ISDV Pada 1917 kelompok reformis dari ISDV
memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu Soeara Merdeka
Di bawah kepemimpinan Sneevliet ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia
harus diikuti Indonesia Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan
pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda Dibentuklah Pengawal Merah dan dalam
waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3000 orang Pada akhir 1917 para tentara dan pelaut
itu memberontak di Surabaya sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu dan
membentuk sebuah dewan soviet Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya
dan ISDV Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda termasuk Sneevliet Para pemimpin
pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun
ISDV terus melakukan kegiatannya meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah Organisasi ini
kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain Soeara Rarsquojat Setelah sejumlah kader Belanda
dikeluarkan dengan paksa ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam keanggotaan
organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia
Pembentukan Partai Komunis Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam Keadaan yang semakin
parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya terutama di Semarang dan Yogyakarta
membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai Yakni melarang anggotanya mendapat gelar
ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia Keputusan tersebut tentu saja membuat para
anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920) nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia Semaoen diangkat sebagai ketua partai
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional Henk
Sneevliet 1920 mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat
dan Sumatra Barat PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik Pemberontakan ini
dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13000 orang
ditahan Sejumlah 1308 orang umumnya kader-kader partai dikirim ke Boven Digul sebuah kamp
tahanan di Papua Beberapa orang meninggal di dalam tahanan Banyak aktivis politik non-komunis
yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial dengan alasan menindas pemberontakan kaum
komunis Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda Karena itu PKI kemudian
bergerak di bawah tanah
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama Yakni di dalam perundingan rahasia
aktivis PKI di Prambanan Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka salah satu tokoh utama PKI
yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap
sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia Walau
begitu beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi Semisal
Pemberontakan Silungkang di Sumatra
Pada masa awal pelarangan ini PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri terutama karena banyak
dari pemimpinnya yang dipenjarakan Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di
Moskwa Uni Soviet untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah Namun Moeso
hanya tinggal sebentar di Indonesia Kini PKI bergerak dalam berbagai front seperti misalnya
Gerindo dan serikat-serikat buruh Di Belanda PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di kalangan organisasi nasionalis Perhimpoenan Indonesia yang tak lama kemudian
berada di dalam kontrol PKI
Peristiwa Madiun 1948 Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan
BelandaPerundingan Renville Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda SebaliknyaRI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang
dimilikiOleh karena itu kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa kabinet tersebut
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
3) Kerajinan Amal Setia di Koto Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus (1914) Tujuannya meningkatkan derajat kaum wanita dengan cara memberi pelajaran membaca menulis berhitung mengatur rumah tangga membuat kerajinan dan cara pemasarannya
4) Aisyiah merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang didirikan oleh Ny Hj Siti Walidah Ahmad Dahlan (1917) Tujuannya untuk memajukan pendidikan dan keagamaan kaum wanita
5) Organisasi Kewanitaan lain yang berdiri cukup banyak misalnya Pawiyatan Wanito di Magelang (1915) Wanito Susilo di Pemalang (1918) Wanito Rukun Santoso di Malang Budi Wanito di Solo Putri Budi Sejati di Surabaya (1919) Wanito Mulyo di Yogyakarta (1920) Wanito Utomo dan Wanito Katolik di Yogyakarta (1921) dan Wanito Taman Siswa (1922)
Organisasi wanita juga muncul di Sulawesi Selatan dengan nama Gorontalosche Mohammadaanche Vrouwenvereeniging Di Ambon dikenal dengan nama Ina Tani yang lebih condong ke politik Sejalan dengan berdirinya organisasi wanita muncul juga surat kabar wanita yang bertujuan untuk menyebarluaskan gagasan dan pengetahuan kewanitaan Surat kabar milik organisasi wanita antara lain Putri Hindia di Bandung Wanito Sworo di Brebes Sunting Melayu di Bukittinggi Esteri Utomo di Semarang Suara Perempuan di Padang Perempunan Bergolak di Medan dan Putri Mardika di Batavia
Puncak gerakan wanita yaitu dengan diselenggarakannya Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22ndash25 Desember 1928 di Yogyakarta Kongres menghasilkan bentuk perhimpunan wanita berskala nasional dan berwawasan kebangsaan yakni Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) Dalam Kongres Wanita II di Batavia pada tanggal 28ndash31 Desember 1929 PPI diubah menjadi Perikatan Perhimpunan Isteri Indonesia (PPII) Kongres Wanita I merupakan awal dari bangkitnya kesadaran nasional di kalangan wanita Indonesia sehingga tanggal 22 Desember ditetapkan sebagai hari Ibu
BOEDI OETOMO
Budi Utomo lahir dari inspirasi yang dikemukakan oleh Ngabehi Wahidin Soedirohusodo seorang
dokter Jawa dan termasuk priayi dalam tahun 1906-1907 Di saat itu beliau sedang melakukan
kampanye di kalangan priayi di Pulau Jawa pada akhir tahun 1907 Wahidin bertemu Soetomo
Goenawan Mangoenkoesoemo Goembrek Saleh dan Soeleman Pertemuan tersebut membahas
tentang nasib bangsa yang sangat buruk dan selalu dianggap bodoh dan tidak bermartabat oleh bangsa
lain (Belanda) serta bagaimana cara memperbaiki keadaan yang amat buruk dan tidak adil itu Para
pejabat pangreh praja (sekarang pamong praja) kebanyakan hanya memikirkan kepentingan sendiri
dan jabatan Dalam praktik mereka pun tampak menindas rakyat dan bangsa sendiri misalnya dengan
menarik pajak sebanyak-banyaknya untuk menyenangkan hati atasan dan para penguasa Belanda
Para pemuda mahasiswa itu juga menyadari bahwa mereka membutuhkan sebuah organisasi untuk
mewadahi mereka seperti halnya golongan-golongan lain yang mendirikan perkumpulan hanya untuk
golongan mereka seperti Tiong Hoa Hwee Koan untuk orang Tionghoa dan Indische Bond untuk
orang Indo-Belanda Pemerintah Hindia Belanda jelas juga tidak bisa diharapkan mau menolong dan
memperbaiki nasib rakyat kecil kaum pribumi bahkan sebaliknya merekalah yang selama ini
menyengsarakan kaum pribumi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang sangat merugikan
rakyat kecil
Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong
rakyatnya sendiri Pada waktu itulah muncul gagasan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan
yang akan mempersatukan semua orang Jawa Sunda dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia
memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif tetapi
terbuka untuk siapa saja tanpa melihat kedudukan kekayaan atau pendidikannya
Pada awalnya para pemuda itu berjuang untuk penduduk yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura
yang untuk mudahnya disebut saja suku bangsaJawa Mereka mengakui bahwa mereka belum
mengetahui nasib aspirasi dan keinginan suku-suku bangsa lain di luar Pulau Jawa terutama
Sumatera Sulawesi dan Maluku Apa yang diketahui adalah bahwa Belanda menguasai suatu
wilayah yang disebut Hindia (Timur) Belanda (Nederlandsch Oost-Indie) tetapi sejarah penjajahan
dan nasib suku-suku bangsa yang ada di wilayah itu bermacam-macam begitu pula kebudayaannya
Dengan demikian sekali lagi pada awalnya Budi Utomo memang memusatkan perhatiannya pada
penduduk yang mendiami Pulau Jawa dan Madura saja karena menurut anggapan para pemuda itu
penduduk Pulau Jawa dan Madura terikat oleh kebudayaan yang sama Pertemuan tersebut berhasil
mendorong didirikannya organisasi Pada hari Rabu 20 Mei 1908 di Btaviatepatnya di salah satu
ruang belajar STOVIA Soetomo menjelaskan gagasannya Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa
dan Tanah Air ada di tangan mereka Maka lahirlah Boedi Oetomo Dan kemudian Soetomo ditunjuk
sebagai ketuanya Tanggal berdirinya Boedi Oetomo hingga saat ini diperingati oleh bangsa
Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional Pada awal berdirinya hingga bulan Oktober 1908
Boedi Oetomo merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai anggota intinya Tujuan
Boedi Oetomo dituliskan secara samar-samar yaitu kemajuan bagi hindia Ruang geraknya masih
terbatas di Jawa dan Madura dengan tidak membedakan keturunanjenis kelamin dan agama Hingga
menjelang kongres pertama terdapat 8 cabang Boedi Oetomo yaitu Batavia Bogor Bandung
Yogyakarta I Yogyakarta II Magelang Surabaya dan Probolinggo Setelah cita-cita Boedi Oetomo
mendapat dukungan yang luas dari kalangan cendekiawan Jawa kaum pelajar mulai menyingkir dari
barisan depan Karena para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa
kedokteran masih banyak di samping harus berorganisasi Oleh karena itu sebagian dari mereka
menginginkan kaum tua-lah yang harus memimpin Budi Utomo sedangkan para pemuda sendiri
akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu ketika kongres Boedi Oetomo
berlangsung di Yogyakarta kongres tersebut mengangkat Tirtokusumo Bupati Karanganyar sebagai
ketua baru dan Yogyakarta sebagai pusatnya Namun dalamperkembangannya Tirtokusumo sebagai
ketua yang baru lebih cenderung memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial daripada reaksi
penduduk pribumi Setelah persetujuan dari pemerintah kolonial sebagai badan hukum diberikan
diharapkan organisasi Boedi Oetomo akan lebih melancarkan kegiatannya secara luas Akan tetapi
yang terjadi malah sebaliknya Boedi Oetomo segera menjadi lamban Hal itu disebabkan adanya
kesulitan keuangan dan banyak Bupati yang sebelumnya menjadi anggota Boedi Oetomo mendirikan
organisasi sendiri Perkembangan selanjutnya merupakan periode yang paling lamban bagi Boedi
Oetomo Aktivitasnya hanya terbatas pada penerbitan majalah bulanan Goerge Desa dan beberapa
petisi kepada pemerintah agar meningkatkan mutu sekolah menengah pertama Pemerintah kolonial
yang mengawasi perkembangan boedi Oetomo sejak berdirinya dengan penuh perhatian akhirnya
pengaruh Boedi Oetomo terhadap kaum pribumi tidak begitu besar Ketika Perang Dunia terjadi pada
tahun 1914 ada usaha untuk mengembalikan usaha kekuatan Boedi Oetomo Adanya bahaya
intervensi pihak asing ke wilayah Indonesia menjadi alasan bagi bagi Boedi Oetomo untuk mengjukan
usul tentang perlunya wajib militer bagi kaum pribumi kemudian dikirim misi ke Belanda oleh
komite Indie Weerbaar ( Hindia yang berketahanan ) periode tahun 1916-1917 merupakan masa yang
sangat amat berhasil bagi Boedi Oetomo Dwidjosewoyo sebagai wakil Boedi Oetomo dalam misi
tersebut berhasil melakukan pendekatan dengan pemimpin-pemimpin BelandaNamun usulan tentang
wajib militer gagal sebagai gantinya dikeluarkan undang-undang tentang pembentukan
volksraad(Dewan Rakyat) yang disahkan pada Bulan Desember 1916 Saat terjadi krisis pada Bulan
November 1918 di Negeri Belanda mereka menuntut perubahan bagi volksraad dan kebijakan
pemerintah kolonial pada umumnya Oleh karena itu pada tahun 1919 dibentuk suatu komisi untuk
mengadakan penyelidikan perlunya perbaikan ketatanegaraan Akhirnya Boedi Oetomo menyadari
tentang perlunya suatu gerakan politik dan menggalang dukungan massa sehingga unsur-unsur radikal
dalam tubuh Boedi Oetomo pun mulai besar pengaruhnya akan tetapi segera setelah itu
kebijakanplitik yang lebih kerasdilakukan oleh Gubernur Jendral Mr DFock dan anggaran
pendidikan dikurangi secara drastis Akibatnya terjadi perpecahan antara golongan moderat dan
radikal di dalam Boedi Oetomo Pada tahun 1924 Dr Soetomoyang merasa tidak puas dengan Boedi
Oetomo mendirikan Indonesische Studie Club di Surabayayang kemudian berkembang menjadi
Persatuan Bangsa Indonesia(PBI) Sebab utama pembentukan Indonesische Studie Club adalah Dr
Soetomo dan juga pemimpin Nasionalislainnya menganggap asas Kebangsaan Jawa dan Boedi
Oetomo tidak sesuai lagi Karena Boedi Oetomo tidak pernah mendapatkan dukungan massa
kedudukannya secara politik kurang begitu penting Namun satu hal yang penting adalah dari dalam
Boedi Oetomo telah muncl benih semangat nasional yang pertama
SAREKAT ISLAM
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang
Islam Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Solo pada tahun 1911 dengan tujuan awal untuk
menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan
pedagang-pedagang besar timur Pada saat itu pedagang-pedagang tersebut telah lebih maju usahanya
dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Indonesia lainnya Kebijakan yang
sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial
karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi
SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat
sebagai dasar penggeraknya Di bawah pimpinan H Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat
hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruhSetahun kemudian pada bulan November 1912
nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan ketuanya Haji Oemar Said Tjokroaminoto Hal
ini dilakukan agar keanggotaannya lebih luas bukan hanya dari kalangan pedagang Permasalahan
utama yang menjadi inti perlawanan Sarekat Islam ditunjukkan terhadap setiap bentuk penindasan dan
kesombongan rasialBerbeda dengan Boedi Oetomo keanggotaan Sarekat Islam bersifat terbuka
sehingga berhasil menyentuh lapisan masyarakat bawah yang sejak berabad-abad paling banyak
menderita Jika ditinjau dari anggaran dasarnya dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut
1 Mengembangkan jiwa dagang 2 Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha 3 Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat bumiputra 4 Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam 5 Hidup menurut perintah agama
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja Tujuan SI adalah
membangun persaudaraan persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan
perekonomian rakyat Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim Pada waktu
SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak Badan
Hukum hanya diberikan pada SI lokal Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya
unsur politik tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan
menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Artinya SI
memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda SI
merupakan organisasi pertama di Indonesia yang antara tahun 1917 dan 1920 pengaruhnya sangat
terasa dalam perkembangan politik Indonesia Coraknya yang demokratis dan kesiapannya untuk
berjuang secara radikal mendekatkan beberapa cabang SI beserta pemimpinnya kepada ajaran Marxis
Penggunaan teori Marxis untuk perjuangan melawan imperialisme dipelopori oleh SI cabang
Semarang yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono Masuknya ajaran-ajaran marxis menimbulkan
krisis dalam tubuh SI antara pendukung paham Islam dan penganut ajaran Marxis Perdebatan seru
terjadi antara HA Agus Salim-Abdul Muis pada satu pihak dengan Semaun-Tan Malaka pada lain
pihak Pada tahun 1921 melalui kebijakan Disiplin Partai golongan kiri dalam tubuh SI dapat
disingkirkan Kebijakan Disiplin Partai melarang anggota SI memiliki anggota ganda dalam
organisasi pergerakan nasional Mereka terdepak dan menamakan dirinya Sarekat Rakyat (SR)
Aktivitas SI yang lebih mengutamakan politik tidak disetujui oleh sebagian anggotanya Mereka
menginginkan SI lebih banyak memperhatikan masalah-masalah keagamaan Dalam kondisi itu SI
memutuskan untuik bekerja sama dengan pemerintahan kolonial dan berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam Sehubungan dengan semakin luasnyasemangat persatuan setelah Sumpah Pemuda
nama tersebut diubah menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) pad tahun 1930 dengan ketuanya
Haji Agus Salim
INDISCHE PARTIJ
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 organisasi ini juga dimaksudkan
sebagai pengganti organisasi Indische Bond sebagai organisasi kaum Indo dan Eropa di Indonesia
yang didirikan pada tahun 1898 Ketiga tokoh pendiri Indische Partij dikenal sebagai tiga serangkai
yaitu EFE Douwes Dekker(Danudirja Setiabudhi) Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryadiningrat( Ki Hajar Dewantara) Indische Partij yang berdasarkan golongan Indo yang makmur
merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia
Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda
tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913 penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg
sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan Alasan penolakkannya adalah karena organisasi
ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu dan sebagian besar anggotanya
berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetra
PERHIMPUNAN INDONESIA
Pada September 1922 saat pergantian ketua antara DrSoetomo dan Herman Kartawisastra
organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging Saat itu istilah Indonesier dan kata
sifat Indonesich sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik etis Para anggota Indonesische
juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta
sebagai pengasuhnya Majalah ini terbit dwi bulanan dengan 16 halaman dan biaya langganan
seharga 25 gulden setahun Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan
ide-ide antikolonial Dalam 2 edisi pertama Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktek
sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923 Indonesische mulai menyebarkan ide non-
kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda
Tahun 1924 saat M Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua nama majalah Hindia Poetra berubah
menjadi Indonesia Merdeka Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi
berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930 sebelumnya
setiap ketua hanya menjabat selama setahun Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara
terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Achmad Soebardjo Soekiman
Wirjosandjojo Arnold Mononutu Prof Mr Sunario Sastrowardoyo Sastromoeljono Abdul Madjid
Sutan Sjahrir Sutomo Ali Sastroamidjojo dll
PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda Henk Sneevliet pada 1914 dengan nama
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia
Belanda) Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis
Belanda yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis) yang
aktif di Hindia Belanda
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda Het Vrije Woord
(Kata yang Merdeka) Editornya adalah Adolf Baars
Pada saat pembentukannya ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia Pada saat itu ISDV
mempunyai sekitar 100 orang anggota dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan
warga pribumi Indonesia Namun demikian partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan
anti kapitalis Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP
di Belanda dan yang menjauhkan diri dari ISDV Pada 1917 kelompok reformis dari ISDV
memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu Soeara Merdeka
Di bawah kepemimpinan Sneevliet ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia
harus diikuti Indonesia Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan
pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda Dibentuklah Pengawal Merah dan dalam
waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3000 orang Pada akhir 1917 para tentara dan pelaut
itu memberontak di Surabaya sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu dan
membentuk sebuah dewan soviet Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya
dan ISDV Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda termasuk Sneevliet Para pemimpin
pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun
ISDV terus melakukan kegiatannya meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah Organisasi ini
kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain Soeara Rarsquojat Setelah sejumlah kader Belanda
dikeluarkan dengan paksa ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam keanggotaan
organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia
Pembentukan Partai Komunis Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam Keadaan yang semakin
parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya terutama di Semarang dan Yogyakarta
membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai Yakni melarang anggotanya mendapat gelar
ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia Keputusan tersebut tentu saja membuat para
anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920) nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia Semaoen diangkat sebagai ketua partai
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional Henk
Sneevliet 1920 mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat
dan Sumatra Barat PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik Pemberontakan ini
dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13000 orang
ditahan Sejumlah 1308 orang umumnya kader-kader partai dikirim ke Boven Digul sebuah kamp
tahanan di Papua Beberapa orang meninggal di dalam tahanan Banyak aktivis politik non-komunis
yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial dengan alasan menindas pemberontakan kaum
komunis Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda Karena itu PKI kemudian
bergerak di bawah tanah
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama Yakni di dalam perundingan rahasia
aktivis PKI di Prambanan Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka salah satu tokoh utama PKI
yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap
sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia Walau
begitu beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi Semisal
Pemberontakan Silungkang di Sumatra
Pada masa awal pelarangan ini PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri terutama karena banyak
dari pemimpinnya yang dipenjarakan Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di
Moskwa Uni Soviet untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah Namun Moeso
hanya tinggal sebentar di Indonesia Kini PKI bergerak dalam berbagai front seperti misalnya
Gerindo dan serikat-serikat buruh Di Belanda PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di kalangan organisasi nasionalis Perhimpoenan Indonesia yang tak lama kemudian
berada di dalam kontrol PKI
Peristiwa Madiun 1948 Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan
BelandaPerundingan Renville Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda SebaliknyaRI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang
dimilikiOleh karena itu kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa kabinet tersebut
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
menyengsarakan kaum pribumi dengan mengeluarkan peraturan-peraturan yang sangat merugikan
rakyat kecil
Para pemuda itu akhirnya berkesimpulan bahwa merekalah yang harus mengambil prakarsa menolong
rakyatnya sendiri Pada waktu itulah muncul gagasan Soetomo untuk mendirikan sebuah perkumpulan
yang akan mempersatukan semua orang Jawa Sunda dan Madura yang diharapkan bisa dan bersedia
memikirkan serta memperbaiki nasib bangsanya Perkumpulan ini tidak bersifat eksklusif tetapi
terbuka untuk siapa saja tanpa melihat kedudukan kekayaan atau pendidikannya
Pada awalnya para pemuda itu berjuang untuk penduduk yang tinggal di Pulau Jawa dan Madura
yang untuk mudahnya disebut saja suku bangsaJawa Mereka mengakui bahwa mereka belum
mengetahui nasib aspirasi dan keinginan suku-suku bangsa lain di luar Pulau Jawa terutama
Sumatera Sulawesi dan Maluku Apa yang diketahui adalah bahwa Belanda menguasai suatu
wilayah yang disebut Hindia (Timur) Belanda (Nederlandsch Oost-Indie) tetapi sejarah penjajahan
dan nasib suku-suku bangsa yang ada di wilayah itu bermacam-macam begitu pula kebudayaannya
Dengan demikian sekali lagi pada awalnya Budi Utomo memang memusatkan perhatiannya pada
penduduk yang mendiami Pulau Jawa dan Madura saja karena menurut anggapan para pemuda itu
penduduk Pulau Jawa dan Madura terikat oleh kebudayaan yang sama Pertemuan tersebut berhasil
mendorong didirikannya organisasi Pada hari Rabu 20 Mei 1908 di Btaviatepatnya di salah satu
ruang belajar STOVIA Soetomo menjelaskan gagasannya Dia menyatakan bahwa hari depan bangsa
dan Tanah Air ada di tangan mereka Maka lahirlah Boedi Oetomo Dan kemudian Soetomo ditunjuk
sebagai ketuanya Tanggal berdirinya Boedi Oetomo hingga saat ini diperingati oleh bangsa
Indonesia sebagai Hari Kebangkitan Nasional Pada awal berdirinya hingga bulan Oktober 1908
Boedi Oetomo merupakan organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai anggota intinya Tujuan
Boedi Oetomo dituliskan secara samar-samar yaitu kemajuan bagi hindia Ruang geraknya masih
terbatas di Jawa dan Madura dengan tidak membedakan keturunanjenis kelamin dan agama Hingga
menjelang kongres pertama terdapat 8 cabang Boedi Oetomo yaitu Batavia Bogor Bandung
Yogyakarta I Yogyakarta II Magelang Surabaya dan Probolinggo Setelah cita-cita Boedi Oetomo
mendapat dukungan yang luas dari kalangan cendekiawan Jawa kaum pelajar mulai menyingkir dari
barisan depan Karena para pemuda juga menyadari bahwa tugas mereka sebagai mahasiswa
kedokteran masih banyak di samping harus berorganisasi Oleh karena itu sebagian dari mereka
menginginkan kaum tua-lah yang harus memimpin Budi Utomo sedangkan para pemuda sendiri
akan menjadi motor yang akan menggerakkan organisasi itu ketika kongres Boedi Oetomo
berlangsung di Yogyakarta kongres tersebut mengangkat Tirtokusumo Bupati Karanganyar sebagai
ketua baru dan Yogyakarta sebagai pusatnya Namun dalamperkembangannya Tirtokusumo sebagai
ketua yang baru lebih cenderung memperhatikan reaksi dari pemerintah kolonial daripada reaksi
penduduk pribumi Setelah persetujuan dari pemerintah kolonial sebagai badan hukum diberikan
diharapkan organisasi Boedi Oetomo akan lebih melancarkan kegiatannya secara luas Akan tetapi
yang terjadi malah sebaliknya Boedi Oetomo segera menjadi lamban Hal itu disebabkan adanya
kesulitan keuangan dan banyak Bupati yang sebelumnya menjadi anggota Boedi Oetomo mendirikan
organisasi sendiri Perkembangan selanjutnya merupakan periode yang paling lamban bagi Boedi
Oetomo Aktivitasnya hanya terbatas pada penerbitan majalah bulanan Goerge Desa dan beberapa
petisi kepada pemerintah agar meningkatkan mutu sekolah menengah pertama Pemerintah kolonial
yang mengawasi perkembangan boedi Oetomo sejak berdirinya dengan penuh perhatian akhirnya
pengaruh Boedi Oetomo terhadap kaum pribumi tidak begitu besar Ketika Perang Dunia terjadi pada
tahun 1914 ada usaha untuk mengembalikan usaha kekuatan Boedi Oetomo Adanya bahaya
intervensi pihak asing ke wilayah Indonesia menjadi alasan bagi bagi Boedi Oetomo untuk mengjukan
usul tentang perlunya wajib militer bagi kaum pribumi kemudian dikirim misi ke Belanda oleh
komite Indie Weerbaar ( Hindia yang berketahanan ) periode tahun 1916-1917 merupakan masa yang
sangat amat berhasil bagi Boedi Oetomo Dwidjosewoyo sebagai wakil Boedi Oetomo dalam misi
tersebut berhasil melakukan pendekatan dengan pemimpin-pemimpin BelandaNamun usulan tentang
wajib militer gagal sebagai gantinya dikeluarkan undang-undang tentang pembentukan
volksraad(Dewan Rakyat) yang disahkan pada Bulan Desember 1916 Saat terjadi krisis pada Bulan
November 1918 di Negeri Belanda mereka menuntut perubahan bagi volksraad dan kebijakan
pemerintah kolonial pada umumnya Oleh karena itu pada tahun 1919 dibentuk suatu komisi untuk
mengadakan penyelidikan perlunya perbaikan ketatanegaraan Akhirnya Boedi Oetomo menyadari
tentang perlunya suatu gerakan politik dan menggalang dukungan massa sehingga unsur-unsur radikal
dalam tubuh Boedi Oetomo pun mulai besar pengaruhnya akan tetapi segera setelah itu
kebijakanplitik yang lebih kerasdilakukan oleh Gubernur Jendral Mr DFock dan anggaran
pendidikan dikurangi secara drastis Akibatnya terjadi perpecahan antara golongan moderat dan
radikal di dalam Boedi Oetomo Pada tahun 1924 Dr Soetomoyang merasa tidak puas dengan Boedi
Oetomo mendirikan Indonesische Studie Club di Surabayayang kemudian berkembang menjadi
Persatuan Bangsa Indonesia(PBI) Sebab utama pembentukan Indonesische Studie Club adalah Dr
Soetomo dan juga pemimpin Nasionalislainnya menganggap asas Kebangsaan Jawa dan Boedi
Oetomo tidak sesuai lagi Karena Boedi Oetomo tidak pernah mendapatkan dukungan massa
kedudukannya secara politik kurang begitu penting Namun satu hal yang penting adalah dari dalam
Boedi Oetomo telah muncl benih semangat nasional yang pertama
SAREKAT ISLAM
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang
Islam Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Solo pada tahun 1911 dengan tujuan awal untuk
menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan
pedagang-pedagang besar timur Pada saat itu pedagang-pedagang tersebut telah lebih maju usahanya
dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Indonesia lainnya Kebijakan yang
sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial
karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi
SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat
sebagai dasar penggeraknya Di bawah pimpinan H Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat
hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruhSetahun kemudian pada bulan November 1912
nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan ketuanya Haji Oemar Said Tjokroaminoto Hal
ini dilakukan agar keanggotaannya lebih luas bukan hanya dari kalangan pedagang Permasalahan
utama yang menjadi inti perlawanan Sarekat Islam ditunjukkan terhadap setiap bentuk penindasan dan
kesombongan rasialBerbeda dengan Boedi Oetomo keanggotaan Sarekat Islam bersifat terbuka
sehingga berhasil menyentuh lapisan masyarakat bawah yang sejak berabad-abad paling banyak
menderita Jika ditinjau dari anggaran dasarnya dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut
1 Mengembangkan jiwa dagang 2 Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha 3 Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat bumiputra 4 Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam 5 Hidup menurut perintah agama
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja Tujuan SI adalah
membangun persaudaraan persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan
perekonomian rakyat Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim Pada waktu
SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak Badan
Hukum hanya diberikan pada SI lokal Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya
unsur politik tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan
menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Artinya SI
memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda SI
merupakan organisasi pertama di Indonesia yang antara tahun 1917 dan 1920 pengaruhnya sangat
terasa dalam perkembangan politik Indonesia Coraknya yang demokratis dan kesiapannya untuk
berjuang secara radikal mendekatkan beberapa cabang SI beserta pemimpinnya kepada ajaran Marxis
Penggunaan teori Marxis untuk perjuangan melawan imperialisme dipelopori oleh SI cabang
Semarang yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono Masuknya ajaran-ajaran marxis menimbulkan
krisis dalam tubuh SI antara pendukung paham Islam dan penganut ajaran Marxis Perdebatan seru
terjadi antara HA Agus Salim-Abdul Muis pada satu pihak dengan Semaun-Tan Malaka pada lain
pihak Pada tahun 1921 melalui kebijakan Disiplin Partai golongan kiri dalam tubuh SI dapat
disingkirkan Kebijakan Disiplin Partai melarang anggota SI memiliki anggota ganda dalam
organisasi pergerakan nasional Mereka terdepak dan menamakan dirinya Sarekat Rakyat (SR)
Aktivitas SI yang lebih mengutamakan politik tidak disetujui oleh sebagian anggotanya Mereka
menginginkan SI lebih banyak memperhatikan masalah-masalah keagamaan Dalam kondisi itu SI
memutuskan untuik bekerja sama dengan pemerintahan kolonial dan berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam Sehubungan dengan semakin luasnyasemangat persatuan setelah Sumpah Pemuda
nama tersebut diubah menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) pad tahun 1930 dengan ketuanya
Haji Agus Salim
INDISCHE PARTIJ
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 organisasi ini juga dimaksudkan
sebagai pengganti organisasi Indische Bond sebagai organisasi kaum Indo dan Eropa di Indonesia
yang didirikan pada tahun 1898 Ketiga tokoh pendiri Indische Partij dikenal sebagai tiga serangkai
yaitu EFE Douwes Dekker(Danudirja Setiabudhi) Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryadiningrat( Ki Hajar Dewantara) Indische Partij yang berdasarkan golongan Indo yang makmur
merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia
Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda
tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913 penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg
sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan Alasan penolakkannya adalah karena organisasi
ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu dan sebagian besar anggotanya
berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetra
PERHIMPUNAN INDONESIA
Pada September 1922 saat pergantian ketua antara DrSoetomo dan Herman Kartawisastra
organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging Saat itu istilah Indonesier dan kata
sifat Indonesich sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik etis Para anggota Indonesische
juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta
sebagai pengasuhnya Majalah ini terbit dwi bulanan dengan 16 halaman dan biaya langganan
seharga 25 gulden setahun Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan
ide-ide antikolonial Dalam 2 edisi pertama Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktek
sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923 Indonesische mulai menyebarkan ide non-
kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda
Tahun 1924 saat M Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua nama majalah Hindia Poetra berubah
menjadi Indonesia Merdeka Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi
berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930 sebelumnya
setiap ketua hanya menjabat selama setahun Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara
terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Achmad Soebardjo Soekiman
Wirjosandjojo Arnold Mononutu Prof Mr Sunario Sastrowardoyo Sastromoeljono Abdul Madjid
Sutan Sjahrir Sutomo Ali Sastroamidjojo dll
PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda Henk Sneevliet pada 1914 dengan nama
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia
Belanda) Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis
Belanda yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis) yang
aktif di Hindia Belanda
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda Het Vrije Woord
(Kata yang Merdeka) Editornya adalah Adolf Baars
Pada saat pembentukannya ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia Pada saat itu ISDV
mempunyai sekitar 100 orang anggota dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan
warga pribumi Indonesia Namun demikian partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan
anti kapitalis Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP
di Belanda dan yang menjauhkan diri dari ISDV Pada 1917 kelompok reformis dari ISDV
memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu Soeara Merdeka
Di bawah kepemimpinan Sneevliet ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia
harus diikuti Indonesia Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan
pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda Dibentuklah Pengawal Merah dan dalam
waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3000 orang Pada akhir 1917 para tentara dan pelaut
itu memberontak di Surabaya sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu dan
membentuk sebuah dewan soviet Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya
dan ISDV Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda termasuk Sneevliet Para pemimpin
pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun
ISDV terus melakukan kegiatannya meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah Organisasi ini
kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain Soeara Rarsquojat Setelah sejumlah kader Belanda
dikeluarkan dengan paksa ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam keanggotaan
organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia
Pembentukan Partai Komunis Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam Keadaan yang semakin
parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya terutama di Semarang dan Yogyakarta
membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai Yakni melarang anggotanya mendapat gelar
ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia Keputusan tersebut tentu saja membuat para
anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920) nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia Semaoen diangkat sebagai ketua partai
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional Henk
Sneevliet 1920 mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat
dan Sumatra Barat PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik Pemberontakan ini
dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13000 orang
ditahan Sejumlah 1308 orang umumnya kader-kader partai dikirim ke Boven Digul sebuah kamp
tahanan di Papua Beberapa orang meninggal di dalam tahanan Banyak aktivis politik non-komunis
yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial dengan alasan menindas pemberontakan kaum
komunis Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda Karena itu PKI kemudian
bergerak di bawah tanah
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama Yakni di dalam perundingan rahasia
aktivis PKI di Prambanan Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka salah satu tokoh utama PKI
yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap
sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia Walau
begitu beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi Semisal
Pemberontakan Silungkang di Sumatra
Pada masa awal pelarangan ini PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri terutama karena banyak
dari pemimpinnya yang dipenjarakan Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di
Moskwa Uni Soviet untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah Namun Moeso
hanya tinggal sebentar di Indonesia Kini PKI bergerak dalam berbagai front seperti misalnya
Gerindo dan serikat-serikat buruh Di Belanda PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di kalangan organisasi nasionalis Perhimpoenan Indonesia yang tak lama kemudian
berada di dalam kontrol PKI
Peristiwa Madiun 1948 Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan
BelandaPerundingan Renville Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda SebaliknyaRI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang
dimilikiOleh karena itu kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa kabinet tersebut
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
komite Indie Weerbaar ( Hindia yang berketahanan ) periode tahun 1916-1917 merupakan masa yang
sangat amat berhasil bagi Boedi Oetomo Dwidjosewoyo sebagai wakil Boedi Oetomo dalam misi
tersebut berhasil melakukan pendekatan dengan pemimpin-pemimpin BelandaNamun usulan tentang
wajib militer gagal sebagai gantinya dikeluarkan undang-undang tentang pembentukan
volksraad(Dewan Rakyat) yang disahkan pada Bulan Desember 1916 Saat terjadi krisis pada Bulan
November 1918 di Negeri Belanda mereka menuntut perubahan bagi volksraad dan kebijakan
pemerintah kolonial pada umumnya Oleh karena itu pada tahun 1919 dibentuk suatu komisi untuk
mengadakan penyelidikan perlunya perbaikan ketatanegaraan Akhirnya Boedi Oetomo menyadari
tentang perlunya suatu gerakan politik dan menggalang dukungan massa sehingga unsur-unsur radikal
dalam tubuh Boedi Oetomo pun mulai besar pengaruhnya akan tetapi segera setelah itu
kebijakanplitik yang lebih kerasdilakukan oleh Gubernur Jendral Mr DFock dan anggaran
pendidikan dikurangi secara drastis Akibatnya terjadi perpecahan antara golongan moderat dan
radikal di dalam Boedi Oetomo Pada tahun 1924 Dr Soetomoyang merasa tidak puas dengan Boedi
Oetomo mendirikan Indonesische Studie Club di Surabayayang kemudian berkembang menjadi
Persatuan Bangsa Indonesia(PBI) Sebab utama pembentukan Indonesische Studie Club adalah Dr
Soetomo dan juga pemimpin Nasionalislainnya menganggap asas Kebangsaan Jawa dan Boedi
Oetomo tidak sesuai lagi Karena Boedi Oetomo tidak pernah mendapatkan dukungan massa
kedudukannya secara politik kurang begitu penting Namun satu hal yang penting adalah dari dalam
Boedi Oetomo telah muncl benih semangat nasional yang pertama
SAREKAT ISLAM
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang
Islam Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Solo pada tahun 1911 dengan tujuan awal untuk
menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan
pedagang-pedagang besar timur Pada saat itu pedagang-pedagang tersebut telah lebih maju usahanya
dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Indonesia lainnya Kebijakan yang
sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial
karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi
SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat
sebagai dasar penggeraknya Di bawah pimpinan H Samanhudi perkumpulan ini berkembang pesat
hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruhSetahun kemudian pada bulan November 1912
nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI) dengan ketuanya Haji Oemar Said Tjokroaminoto Hal
ini dilakukan agar keanggotaannya lebih luas bukan hanya dari kalangan pedagang Permasalahan
utama yang menjadi inti perlawanan Sarekat Islam ditunjukkan terhadap setiap bentuk penindasan dan
kesombongan rasialBerbeda dengan Boedi Oetomo keanggotaan Sarekat Islam bersifat terbuka
sehingga berhasil menyentuh lapisan masyarakat bawah yang sejak berabad-abad paling banyak
menderita Jika ditinjau dari anggaran dasarnya dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut
1 Mengembangkan jiwa dagang 2 Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha 3 Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat bumiputra 4 Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam 5 Hidup menurut perintah agama
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja Tujuan SI adalah
membangun persaudaraan persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan
perekonomian rakyat Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim Pada waktu
SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak Badan
Hukum hanya diberikan pada SI lokal Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya
unsur politik tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan
menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Artinya SI
memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda SI
merupakan organisasi pertama di Indonesia yang antara tahun 1917 dan 1920 pengaruhnya sangat
terasa dalam perkembangan politik Indonesia Coraknya yang demokratis dan kesiapannya untuk
berjuang secara radikal mendekatkan beberapa cabang SI beserta pemimpinnya kepada ajaran Marxis
Penggunaan teori Marxis untuk perjuangan melawan imperialisme dipelopori oleh SI cabang
Semarang yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono Masuknya ajaran-ajaran marxis menimbulkan
krisis dalam tubuh SI antara pendukung paham Islam dan penganut ajaran Marxis Perdebatan seru
terjadi antara HA Agus Salim-Abdul Muis pada satu pihak dengan Semaun-Tan Malaka pada lain
pihak Pada tahun 1921 melalui kebijakan Disiplin Partai golongan kiri dalam tubuh SI dapat
disingkirkan Kebijakan Disiplin Partai melarang anggota SI memiliki anggota ganda dalam
organisasi pergerakan nasional Mereka terdepak dan menamakan dirinya Sarekat Rakyat (SR)
Aktivitas SI yang lebih mengutamakan politik tidak disetujui oleh sebagian anggotanya Mereka
menginginkan SI lebih banyak memperhatikan masalah-masalah keagamaan Dalam kondisi itu SI
memutuskan untuik bekerja sama dengan pemerintahan kolonial dan berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam Sehubungan dengan semakin luasnyasemangat persatuan setelah Sumpah Pemuda
nama tersebut diubah menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) pad tahun 1930 dengan ketuanya
Haji Agus Salim
INDISCHE PARTIJ
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 organisasi ini juga dimaksudkan
sebagai pengganti organisasi Indische Bond sebagai organisasi kaum Indo dan Eropa di Indonesia
yang didirikan pada tahun 1898 Ketiga tokoh pendiri Indische Partij dikenal sebagai tiga serangkai
yaitu EFE Douwes Dekker(Danudirja Setiabudhi) Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryadiningrat( Ki Hajar Dewantara) Indische Partij yang berdasarkan golongan Indo yang makmur
merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia
Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda
tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913 penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg
sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan Alasan penolakkannya adalah karena organisasi
ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu dan sebagian besar anggotanya
berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetra
PERHIMPUNAN INDONESIA
Pada September 1922 saat pergantian ketua antara DrSoetomo dan Herman Kartawisastra
organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging Saat itu istilah Indonesier dan kata
sifat Indonesich sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik etis Para anggota Indonesische
juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta
sebagai pengasuhnya Majalah ini terbit dwi bulanan dengan 16 halaman dan biaya langganan
seharga 25 gulden setahun Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan
ide-ide antikolonial Dalam 2 edisi pertama Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktek
sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923 Indonesische mulai menyebarkan ide non-
kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda
Tahun 1924 saat M Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua nama majalah Hindia Poetra berubah
menjadi Indonesia Merdeka Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi
berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930 sebelumnya
setiap ketua hanya menjabat selama setahun Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara
terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Achmad Soebardjo Soekiman
Wirjosandjojo Arnold Mononutu Prof Mr Sunario Sastrowardoyo Sastromoeljono Abdul Madjid
Sutan Sjahrir Sutomo Ali Sastroamidjojo dll
PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda Henk Sneevliet pada 1914 dengan nama
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia
Belanda) Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis
Belanda yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis) yang
aktif di Hindia Belanda
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda Het Vrije Woord
(Kata yang Merdeka) Editornya adalah Adolf Baars
Pada saat pembentukannya ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia Pada saat itu ISDV
mempunyai sekitar 100 orang anggota dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan
warga pribumi Indonesia Namun demikian partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan
anti kapitalis Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP
di Belanda dan yang menjauhkan diri dari ISDV Pada 1917 kelompok reformis dari ISDV
memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu Soeara Merdeka
Di bawah kepemimpinan Sneevliet ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia
harus diikuti Indonesia Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan
pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda Dibentuklah Pengawal Merah dan dalam
waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3000 orang Pada akhir 1917 para tentara dan pelaut
itu memberontak di Surabaya sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu dan
membentuk sebuah dewan soviet Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya
dan ISDV Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda termasuk Sneevliet Para pemimpin
pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun
ISDV terus melakukan kegiatannya meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah Organisasi ini
kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain Soeara Rarsquojat Setelah sejumlah kader Belanda
dikeluarkan dengan paksa ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam keanggotaan
organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia
Pembentukan Partai Komunis Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam Keadaan yang semakin
parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya terutama di Semarang dan Yogyakarta
membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai Yakni melarang anggotanya mendapat gelar
ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia Keputusan tersebut tentu saja membuat para
anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920) nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia Semaoen diangkat sebagai ketua partai
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional Henk
Sneevliet 1920 mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat
dan Sumatra Barat PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik Pemberontakan ini
dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13000 orang
ditahan Sejumlah 1308 orang umumnya kader-kader partai dikirim ke Boven Digul sebuah kamp
tahanan di Papua Beberapa orang meninggal di dalam tahanan Banyak aktivis politik non-komunis
yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial dengan alasan menindas pemberontakan kaum
komunis Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda Karena itu PKI kemudian
bergerak di bawah tanah
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama Yakni di dalam perundingan rahasia
aktivis PKI di Prambanan Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka salah satu tokoh utama PKI
yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap
sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia Walau
begitu beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi Semisal
Pemberontakan Silungkang di Sumatra
Pada masa awal pelarangan ini PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri terutama karena banyak
dari pemimpinnya yang dipenjarakan Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di
Moskwa Uni Soviet untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah Namun Moeso
hanya tinggal sebentar di Indonesia Kini PKI bergerak dalam berbagai front seperti misalnya
Gerindo dan serikat-serikat buruh Di Belanda PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di kalangan organisasi nasionalis Perhimpoenan Indonesia yang tak lama kemudian
berada di dalam kontrol PKI
Peristiwa Madiun 1948 Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan
BelandaPerundingan Renville Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda SebaliknyaRI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang
dimilikiOleh karena itu kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa kabinet tersebut
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
perekonomian rakyat Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim Pada waktu
SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum awalnya Gubernur Jendral Idenburg menolak Badan
Hukum hanya diberikan pada SI lokal Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya
unsur politik tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan
menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial Artinya SI
memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda SI
merupakan organisasi pertama di Indonesia yang antara tahun 1917 dan 1920 pengaruhnya sangat
terasa dalam perkembangan politik Indonesia Coraknya yang demokratis dan kesiapannya untuk
berjuang secara radikal mendekatkan beberapa cabang SI beserta pemimpinnya kepada ajaran Marxis
Penggunaan teori Marxis untuk perjuangan melawan imperialisme dipelopori oleh SI cabang
Semarang yang dipimpin oleh Semaun dan Darsono Masuknya ajaran-ajaran marxis menimbulkan
krisis dalam tubuh SI antara pendukung paham Islam dan penganut ajaran Marxis Perdebatan seru
terjadi antara HA Agus Salim-Abdul Muis pada satu pihak dengan Semaun-Tan Malaka pada lain
pihak Pada tahun 1921 melalui kebijakan Disiplin Partai golongan kiri dalam tubuh SI dapat
disingkirkan Kebijakan Disiplin Partai melarang anggota SI memiliki anggota ganda dalam
organisasi pergerakan nasional Mereka terdepak dan menamakan dirinya Sarekat Rakyat (SR)
Aktivitas SI yang lebih mengutamakan politik tidak disetujui oleh sebagian anggotanya Mereka
menginginkan SI lebih banyak memperhatikan masalah-masalah keagamaan Dalam kondisi itu SI
memutuskan untuik bekerja sama dengan pemerintahan kolonial dan berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam Sehubungan dengan semakin luasnyasemangat persatuan setelah Sumpah Pemuda
nama tersebut diubah menjadi Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) pad tahun 1930 dengan ketuanya
Haji Agus Salim
INDISCHE PARTIJ
Indische Partij berdiri di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 organisasi ini juga dimaksudkan
sebagai pengganti organisasi Indische Bond sebagai organisasi kaum Indo dan Eropa di Indonesia
yang didirikan pada tahun 1898 Ketiga tokoh pendiri Indische Partij dikenal sebagai tiga serangkai
yaitu EFE Douwes Dekker(Danudirja Setiabudhi) Cipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryadiningrat( Ki Hajar Dewantara) Indische Partij yang berdasarkan golongan Indo yang makmur
merupakan partai pertama yang menuntut kemerdekaan Indonesia
Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia Belanda
tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913 penolakan dikeluarkan oleh Gubernur Jendral Idenburg
sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan Alasan penolakkannya adalah karena organisasi
ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan rasa nasionalisme rakyat dan
bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah kolonial Belanda
Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu dan sebagian besar anggotanya
berkumpul lagi dalam Serikat Insulinde dan Comite Boemi Poetra
PERHIMPUNAN INDONESIA
Pada September 1922 saat pergantian ketua antara DrSoetomo dan Herman Kartawisastra
organisasi ini berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging Saat itu istilah Indonesier dan kata
sifat Indonesich sudah tenar digunakan oleh para pemrakarsa Politik etis Para anggota Indonesische
juga memutuskan untuk menerbitkan kembali majalah Hindia Poetra dengan Mohammad Hatta
sebagai pengasuhnya Majalah ini terbit dwi bulanan dengan 16 halaman dan biaya langganan
seharga 25 gulden setahun Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan
ide-ide antikolonial Dalam 2 edisi pertama Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktek
sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923 Indonesische mulai menyebarkan ide non-
kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda
Tahun 1924 saat M Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua nama majalah Hindia Poetra berubah
menjadi Indonesia Merdeka Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi
berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930 sebelumnya
setiap ketua hanya menjabat selama setahun Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara
terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Achmad Soebardjo Soekiman
Wirjosandjojo Arnold Mononutu Prof Mr Sunario Sastrowardoyo Sastromoeljono Abdul Madjid
Sutan Sjahrir Sutomo Ali Sastroamidjojo dll
PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda Henk Sneevliet pada 1914 dengan nama
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia
Belanda) Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis
Belanda yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis) yang
aktif di Hindia Belanda
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda Het Vrije Woord
(Kata yang Merdeka) Editornya adalah Adolf Baars
Pada saat pembentukannya ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia Pada saat itu ISDV
mempunyai sekitar 100 orang anggota dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan
warga pribumi Indonesia Namun demikian partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan
anti kapitalis Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP
di Belanda dan yang menjauhkan diri dari ISDV Pada 1917 kelompok reformis dari ISDV
memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu Soeara Merdeka
Di bawah kepemimpinan Sneevliet ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia
harus diikuti Indonesia Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan
pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda Dibentuklah Pengawal Merah dan dalam
waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3000 orang Pada akhir 1917 para tentara dan pelaut
itu memberontak di Surabaya sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu dan
membentuk sebuah dewan soviet Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya
dan ISDV Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda termasuk Sneevliet Para pemimpin
pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun
ISDV terus melakukan kegiatannya meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah Organisasi ini
kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain Soeara Rarsquojat Setelah sejumlah kader Belanda
dikeluarkan dengan paksa ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam keanggotaan
organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia
Pembentukan Partai Komunis Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam Keadaan yang semakin
parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya terutama di Semarang dan Yogyakarta
membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai Yakni melarang anggotanya mendapat gelar
ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia Keputusan tersebut tentu saja membuat para
anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920) nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia Semaoen diangkat sebagai ketua partai
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional Henk
Sneevliet 1920 mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat
dan Sumatra Barat PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik Pemberontakan ini
dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13000 orang
ditahan Sejumlah 1308 orang umumnya kader-kader partai dikirim ke Boven Digul sebuah kamp
tahanan di Papua Beberapa orang meninggal di dalam tahanan Banyak aktivis politik non-komunis
yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial dengan alasan menindas pemberontakan kaum
komunis Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda Karena itu PKI kemudian
bergerak di bawah tanah
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama Yakni di dalam perundingan rahasia
aktivis PKI di Prambanan Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka salah satu tokoh utama PKI
yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap
sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia Walau
begitu beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi Semisal
Pemberontakan Silungkang di Sumatra
Pada masa awal pelarangan ini PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri terutama karena banyak
dari pemimpinnya yang dipenjarakan Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di
Moskwa Uni Soviet untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah Namun Moeso
hanya tinggal sebentar di Indonesia Kini PKI bergerak dalam berbagai front seperti misalnya
Gerindo dan serikat-serikat buruh Di Belanda PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di kalangan organisasi nasionalis Perhimpoenan Indonesia yang tak lama kemudian
berada di dalam kontrol PKI
Peristiwa Madiun 1948 Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan
BelandaPerundingan Renville Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda SebaliknyaRI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang
dimilikiOleh karena itu kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa kabinet tersebut
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
sebagai pengasuhnya Majalah ini terbit dwi bulanan dengan 16 halaman dan biaya langganan
seharga 25 gulden setahun Penerbitan kembali Hindia Poetra ini menjadi sarana untuk menyebarkan
ide-ide antikolonial Dalam 2 edisi pertama Hatta menyumbangkan tulisan kritik mengenai praktek
sewa tanah industri gula Hindia Belanda yang merugikan petani
Saat Iwa Koesoemasoemantri menjadi ketua pada 1923 Indonesische mulai menyebarkan ide non-
kooperasi yang mempunyai arti berjuang demi kemerdekaan tanpa bekerjasama dengan Belanda
Tahun 1924 saat M Nazir Datuk Pamoentjak menjadi ketua nama majalah Hindia Poetra berubah
menjadi Indonesia Merdeka Tahun 1925 saat Soekiman Wirjosandjojo nama organisasi ini resmi
berubah menjadi Perhimpunan Indonesia (PI)
Hatta menjadi Voorzitter (Ketua) PI terlama yaitu sejak awal tahun 1926 hingga 1930 sebelumnya
setiap ketua hanya menjabat selama setahun Perhimpunan Indonesia kemudian menggalakkan secara
terencana propaganda tentang Perhimpunan Indonesia ke luar negeri Belanda
Tokoh-tokoh lain yang menjadi anggota organisasi ini antara lain Achmad Soebardjo Soekiman
Wirjosandjojo Arnold Mononutu Prof Mr Sunario Sastrowardoyo Sastromoeljono Abdul Madjid
Sutan Sjahrir Sutomo Ali Sastroamidjojo dll
PARTAI KOMUNIS INDONESIA
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda Henk Sneevliet pada 1914 dengan nama
Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia
Belanda) Keanggotaan awal ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis
Belanda yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis) yang
aktif di Hindia Belanda
Pada Oktober 101 SM ISDV mulai aktif dalam penerbitan dalam bahasa Belanda Het Vrije Woord
(Kata yang Merdeka) Editornya adalah Adolf Baars
Pada saat pembentukannya ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia Pada saat itu ISDV
mempunyai sekitar 100 orang anggota dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang merupakan
warga pribumi Indonesia Namun demikian partai ini dengan cepat berkembang menjadi radikal dan
anti kapitalis Di bawah pimpinan Sneevliet partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP
di Belanda dan yang menjauhkan diri dari ISDV Pada 1917 kelompok reformis dari ISDV
memisahkan diri dan membentuk partainya sendiri yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia
Pada 1917 ISDV mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu Soeara Merdeka
Di bawah kepemimpinan Sneevliet ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia
harus diikuti Indonesia Kelompok ini berhasil mendapatkan pengikut di antara tentara-tentara dan
pelaut Belanda yang ditempatkan di Hindia Belanda Dibentuklah Pengawal Merah dan dalam
waktu tiga bulan jumlah mereka telah mencapai 3000 orang Pada akhir 1917 para tentara dan pelaut
itu memberontak di Surabaya sebuah pangkalan angkatan laut utama di Indonesia saat itu dan
membentuk sebuah dewan soviet Para penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya
dan ISDV Para pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda termasuk Sneevliet Para pemimpin
pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40 tahun
ISDV terus melakukan kegiatannya meskipun dengan cara bergerak di bawah tanah Organisasi ini
kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain Soeara Rarsquojat Setelah sejumlah kader Belanda
dikeluarkan dengan paksa ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam keanggotaan
organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia
Pembentukan Partai Komunis Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam Keadaan yang semakin
parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya terutama di Semarang dan Yogyakarta
membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai Yakni melarang anggotanya mendapat gelar
ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia Keputusan tersebut tentu saja membuat para
anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920) nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia Semaoen diangkat sebagai ketua partai
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional Henk
Sneevliet 1920 mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat
dan Sumatra Barat PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik Pemberontakan ini
dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13000 orang
ditahan Sejumlah 1308 orang umumnya kader-kader partai dikirim ke Boven Digul sebuah kamp
tahanan di Papua Beberapa orang meninggal di dalam tahanan Banyak aktivis politik non-komunis
yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial dengan alasan menindas pemberontakan kaum
komunis Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda Karena itu PKI kemudian
bergerak di bawah tanah
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama Yakni di dalam perundingan rahasia
aktivis PKI di Prambanan Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka salah satu tokoh utama PKI
yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap
sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia Walau
begitu beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi Semisal
Pemberontakan Silungkang di Sumatra
Pada masa awal pelarangan ini PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri terutama karena banyak
dari pemimpinnya yang dipenjarakan Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di
Moskwa Uni Soviet untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah Namun Moeso
hanya tinggal sebentar di Indonesia Kini PKI bergerak dalam berbagai front seperti misalnya
Gerindo dan serikat-serikat buruh Di Belanda PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di kalangan organisasi nasionalis Perhimpoenan Indonesia yang tak lama kemudian
berada di dalam kontrol PKI
Peristiwa Madiun 1948 Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan
BelandaPerundingan Renville Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda SebaliknyaRI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang
dimilikiOleh karena itu kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa kabinet tersebut
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
dikeluarkan dengan paksa ditambah dengan pekerjaan di kalangan Sarekat Islam keanggotaan
organisasi ini pun mulai berubah dari mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia
Pembentukan Partai Komunis Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat Islam Keadaan yang semakin
parah dimana ada perselisihan antara para anggotanya terutama di Semarang dan Yogyakarta
membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai Yakni melarang anggotanya mendapat gelar
ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia Keputusan tersebut tentu saja membuat para
anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan membentuk partai baru yang disebut
ISDV Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920) nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan
Komunis di Hindia Semaoen diangkat sebagai ketua partai
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari Komunis Internasional Henk
Sneevliet 1920 mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi diubah kali ini adalah menjadi Partai Komunis Indonesia
(PKI)
Pemberontakan 1926
Pada November 1926 PKI memimpin pemberontakan melawan pemerintahan kolonial di Jawa Barat
dan Sumatra Barat PKI mengumumkan terbentuknya sebuah republik Pemberontakan ini
dihancurkan dengan brutal oleh penguasa kolonial Ribuan orang dibunuh dan sekitar 13000 orang
ditahan Sejumlah 1308 orang umumnya kader-kader partai dikirim ke Boven Digul sebuah kamp
tahanan di Papua Beberapa orang meninggal di dalam tahanan Banyak aktivis politik non-komunis
yang juga menjadi sasaran pemerintahan kolonial dengan alasan menindas pemberontakan kaum
komunis Pada 1927 PKI dinyatakan terlarang oleh pemerintahan Belanda Karena itu PKI kemudian
bergerak di bawah tanah
Rencana pemberontakan itu sendiri sudah dirancang sejak lama Yakni di dalam perundingan rahasia
aktivis PKI di Prambanan Rencana itu ditolak tegas oleh Tan Malaka salah satu tokoh utama PKI
yang mempunyai banyak massa terutama di Sumatra Penolakan tersebut membuat Tan Malaka di cap
sebagai pengikut Leon Trotsky yang juga sebagai tokoh sentral perjuangan Revolusi Rusia Walau
begitu beberapa aksi PKI justru terjadi setelah pemberontakan di Jawa terjadi Semisal
Pemberontakan Silungkang di Sumatra
Pada masa awal pelarangan ini PKI berusaha untuk tidak menonjolkan diri terutama karena banyak
dari pemimpinnya yang dipenjarakan Pada 1935 pemimpin PKI Moeso kembali dari pembuangan di
Moskwa Uni Soviet untuk menata kembali PKI dalam gerakannya di bawh tanah Namun Moeso
hanya tinggal sebentar di Indonesia Kini PKI bergerak dalam berbagai front seperti misalnya
Gerindo dan serikat-serikat buruh Di Belanda PKI mulai bergerak di antara mahasiswa-mahasiswa
Indonesia di kalangan organisasi nasionalis Perhimpoenan Indonesia yang tak lama kemudian
berada di dalam kontrol PKI
Peristiwa Madiun 1948 Pada 8 Desember 1947 sampai 17 Januari 1948 pihak Republik Indonesia dan pendudukan
BelandaPerundingan Renville Hasil kesepakatan perundingan Renville dianggap menguntungkan
posisi Belanda SebaliknyaRI menjadi pihak yang dirugikan dengan semakin sempit wilayah yang
dimilikiOleh karena itu kabinet Amir Syarifuddin diaggap merugikan bangsa kabinet tersebut
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
dijatuhkan pada 23 Januari 1948 Ia terpaksa menyerahkan mandatnya kepada presiden dan digantikan
kabinet Hatta
Selanjutnya Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948
Kelompok politik ini berusaha menempatkan diri sebagai oposisi terhadap pemerintahan dibawah
kabinet Hatta FDR bergabung dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) merencanakan suatu
perebutan kekuasaan
Beberapa aksi yang dijalankan kelompok ini diantaranya dengan melancarkan propaganda
antipemerintah mengadakan demonstrasi-demonstrasi pemogokan menculik dan membunuh lawan-
lawan politik serta menggerakkan kerusuhan dibeberapa tempat
Sejalan dengan peristiwa itu datanglah Muso seorang tokoh komunis yang sejak lama berada di
Moskow Uni Soviet Ia menggabungkan diri dengan Amir Syarifuddin untuk menentang pemerintah
bahkan ia berhasil mengambil alih pucuk pimpinan PKI Setelah itu ia dan kawan-kawannya
meningkatkan aksi teror mengadu domba kesatuan-kesatuan TNI dan menjelek-jelekan
kepemimpinan Soekarno-Hatta Puncak aksi PKI adalah pemberotakan terhadap RI pada 18
September 1948 di Madiun Jawa TimurT ujuan pemberontakan itu adalah meruntuhkan negara RI
dan menggantinya dengan negara komunis Dalam aksi ini beberapa pejabat perwira TNI pimpinan
partai alim ulama dan rakyat yang dianggap musuh dibunuh dengan kejam Tindakan kekejaman ini
membuat rakyat marah dan mengutuk PKI Tokoh-tokoh pejuang dan pasukan TNI memang sedang
menghadapi Belanda tetapi pemerintah RI mampu bertindak cepat Panglima Besar Soedirman
memerintahkan Kolonel Gatot Subroto di Jawa Tengah dan Kolonel Sungkono di Jawa Timur untuk
menjalankan operasi penumpasan pemberontakan PKI Pada 30 September 1948 Madiun dapat
diduduki kembali oleh TNI dan polisi Dalam operasi ini Muso berhasil ditembak mati sedangkan
Amir Syarifuddin dan tokoh-tokoh lainnya ditangkap dan dijatuhi hukuman mati
Bangkit kembali Pada 1950 PKI memulai kembali kegiatan penerbitannya dengan organ-organ utamanya yaitu Harian
RakjatBintang Merah Pada 1950-an PKI mengambil posisi sebagai partai nasionalis di bawah
pimpinan DN Aidit dan mendukung kebijakan-kebijakan anti kolonialis dan anti Barat yang diambil
oleh Presiden Soekarno Aidit dan kelompok di sekitarnya termasuk pemimpin-pemimpin muda
seperti Sudisman Lukman Njoto dan Sakirman menguasai pimpinan partai pada 1951 Pada saat itu
tak satupun di antara mereka yang berusia lebih dari 30 tahun Di bawah Aidit PKI berkembang
dengan sangat cepat dari sekitar 3000-5000 anggota pada 1950 menjadi 165 000 pada 1954 dan
bahkan 15 juta pada 1959
Pada Agustus 1951 PKI memimpin serangkaian pemogokan militan yang diikuti oleh tindakan-
tindakan tegas terhadap PKI di Medan dan Jakarta Akibatnya para pemimpin PKI kembali bergerak
di bawah tanah untuk sementara waktu
PARTAI NASIONAL INDONESIA
Partai Nasional Indonesia (PNI) dibentuk di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 dengan tokoh-
tokohnya IrSoekarno Iskaq Budiarto Cipto Mangunkusumo Tilaar Soedjadi Sunaryo Dalam
pengurus dasar PNI IrSoekarno ditunjuk sebagai ketua Iskaq sebagai sekertarisbendahara dan
DrSamsi sebagai komisaris Sementara itu dalam perekrutan anggota disebutkan bahwa mantan PKI
tidak diperkenankan menjadi anggota PNI juga pegawai negeri yang memungkinkan berperan
sebagai mata-mata pemerintah kolonial
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
Dalam anggaran dasarnya dinyatakan bahwa tujuan PNI adalah bekerja untuk kemerdekaan
Indonesia Tujuan tersebut hendak dicapai dengan asas Percaya Pada Diri Sendiri Artinya
memperbaiki keadaan politik ekonomi danm sosial dengan kekuatan dan kebiasaan sendiri Sifatnya
yang non-kooperatif diwujudkan antara lain dengan tidak ikut dalam dewan-dewan yang dibentuk
oleh pemerintah kolonial
Cabang-cabang pertama PNI didirikan di Bandung Surabaya dan Batavia Menyusul kemudian
dalam tahun 1928 berdiri beberapa cabang lainnya seperti di JogjakartaSemarang Pekalongan
Palembang Makasar dan Manado Akhirnya jumlah anggota PNI meningkat secara drastis Kenaikan
tersebut merupakan hasil dari propaganda yang sanmgat aktif dilakukan Jelas sekali bahwa
popularitas rapat-rapat umum yang diselenggarakan oleh PNI itu disebabkan oleh pengaruh
IrSoekarno dengan pidato-pidatonya yang sangat menarik perhatian rakyat
Ada dua macam cara dilakukan oleh PNI untuk memperkuat diri dan pengaruhnya di dalam
masyarakat
a Usaha ke dalam yaitu usaha-usaha terhadap lingkungan sendiri antara lain mengadakan kursus-
kursus mendirikan sekolah-sekolah dan bank-bank
b Usaha ke luar dengan memperkuat opini publik terhadap tujuan PNI antara lain melalui rapat-
rapat umum dan menerbitkan surat kabar Banteng Priangan di Bandung dan Persatuan Indonesia di
Batavia
Kegian PNI yang cepat dapat menarik masa yang sangat mencemaskan pemerintah kolonial Belanda
Gubernur Jendral yang berkuasa pada waktu itu dalam pembukaan sidang Volskraad pada tanggal 15
Mei 1928 mengharapkan kesadaran rakyat terhadap Nasionalisme yang ekstrem Dikemukakan juga
bahwa sikap non-kooperatif yang dijalnkan oleh PNI bersifat bermusuhan terhadap pemerintah
Meskipun ada peringatan halus tersebut cabang-cabang PNI malah bermunculan di berbagai wilayah
Indonesia
Propraganda PNI menimbulkan zaman baru dalam pikiran dan perasaan orang Indonesia Dalam
melaksanakan kegiatannya PNI juga banyak dibantu oleh tokoh-tokoh mantan Perhimpunan
Indonesia Apabila dibandingkan dengan jumlah anggota Serekat Islam jumlah anggota PNI jauh
lebih kecil Akan tetapi pengaruh IrSoekarno sebagai pemimpin PNI dan pemimpin Indonesia telah
meluas dan meresap di kalangan masyarakat Indonesia
Sukses yang diciptai oleh PNI tidak lepas dari paham yang dianutnya yaitu marhaenime kata
marhaen menurut Soekarno adalah nama seorang petani kecil yang di jumpainya dan menurutnya
mewakili kelas sosial yang rendah (dapat dibandingkan dengan sebagai golongan proletar)
Tindakan progresip PNI dilakukan dengan melakukan rapat-rapat umum yang selalu dibanjiri massa
hal itu tidak lepas dari peran Ir Soekarno sebagai orator ulung oleh karena itu pemerintah kolonial
mengangap tindakan PNI sebagai hasutan terhadap rakyat bahkan di anggap sebagai serangan kaum
komunis kedua setelah pemberontakan PKI tahun 1926
Kemajuan yang dicapai oleh PNI juga telah menghawatirkan orang-orang reaksioner belanda di
Indonesia mereka kemudian membentuk Vanderlandsche Club pada tahun 1929 organisasi itu
kemudian mendesak kepada pemerintah kolonial agar menganbil tindakan yang tegas terhadap PNI
Peningkatan kegiatan rapat-rapat umum di cabang-cabang sejak bulan Mei 1929 menimbulkan
suasana yang tegang Pemerintah kolonial Belanda lebih banyak melakukan pengawasan secara tegas
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung
terhadap kegiatan-kegiatan PNI yang dianggap membahayakan keamanan dan ketertiban Akhirnya
pemerintah Hindia Belanda beanggapan bahwa tiba saatnya untuk melakukan tindakan terhadap PNI
Bahkan Gubernur Jendral de Graeff telah mendapatkan tekanan dari golongan konservatif Belanda
yang tergabung dalam Vanderlandsche Club untuk bertindak tegas karena mereka berkeyakinan
bahwa PNI melanjutkan teka-teki PKI
Pemerintah Hindia Belanda kemudian melakukan penangkapan-penangkapan dan penggeledahan-
penggeledahan di banyak tempat Pada tanggal 29 Desember 1929 IrSoekarno(ketua PNI) RGatot
Mangkupraja(sekertaris II PB PNI ) Maskoen Sumadireja(sekertaris II pengurus PNI cabang
Bnadung) dan Supriadinata(anggota PNI cabang Bandung) ditangkap oleh polisi Jogjakarta
Empat tokoh PNI ditangkap tersebut kemudian diajukan ke pengadilan di Bandung Sidang
pengadilan itu dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930 Dalam sidang tersebut IrSoekarno
membacakan pidato pembelaan berjudul Indonesia Menggugat Dalam pidato pembelaannya itu
IrSoekarno menandaskan kini telah jelas bahwa pergerakan nasional di Indonesia bukanlah bikinan
kaum intelektual dan kaun komunis saja tetapi merupakan reaksi umum yang wajar dari rakyat
jajhan yang dalam batinnya telah merdeka revolusi industrinya adalah revolusi zaman sekarang
sekarang bukan revolusinya sekelompok kelompok kecil kaum intelektual tetapi revolusinya bagian
terbesar rakyat Dunia yang terbelakang dan diperbodoh Pada tanggal 22 Desember 1930 para
pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara di Suka Miskin Bandung