Download - Operational Amplifier Non
-
7/29/2019 Operational Amplifier Non
1/9
OPERATIONAL AMPLIFIERNON-INVERTING DANINVERTING
Abdul Rohman Sayyid(1211703002)*, Cut Wulandayu(1211703008), Muhammad
Purwanto(1211703022), Muklis Nugraha(1209703025)
Asisten : Muhammad Agung S (1210703020)
Tanggal Praktikum: 05/02/2013
I.PENDAHULUAN1.1.Tujuan
Mengerti dan memahami gerbang tentang Operational Ampifier Non-Inverting dan
Inverting
1.2.Teori DasarPenguat operasional (Opamp) adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan
dan satu keluaran. Opamp bisa dipasaran berupa rangkaian terpadu (integrate Circuit-IC)
InvertingInverting amplifier ini, input dengan outputnya berlawanan polaritas. Jadi ada tanda
minus pada rumus penguatannya. Penguatan inverting amplifier adalah bisa lebih kecil
nilai besaran dari 1, misalnya -0.2 , -0.5 , -0.7 , dst dan selalu negatif. Rumus nya :
-
7/29/2019 Operational Amplifier Non
2/9
Non-Inverting
Rangkaian non inverting ini hampir sama dengan rangkaian inverting hanya
perbedaannya adalah terletak pada tegangan inputnya dari masukan noninverting.
Rumusnya seperti berikut :
Sehingga persaamaan menjadi
Hasil tegangan output noninverting ini akan lebih dari satu dan selalu positif. Rangkaian
nya adalah seperti pada gambar berikut ini :
Gambar 2.2
Non-Inverting Amplifier
Buffer
Rangkaian buffer adalah rangkaian yang inputnya sama dengan hasil outputnya. Dalam
hal ini seperti rangkaian common colektor yaitu berpenguatan = 1.
Rangkaiannya seperti pada gambar berikut ini
Gambar 2.3
Rangkaian Buffer
-
7/29/2019 Operational Amplifier Non
3/9
Nilai R yang terpasang gunanya untuk membatasi arus yang di keluarkan. Besar nilainya
tergantung dari indikasi dari komponennya, biasanya tidak dipasang alias arus
dimaksimalkan sesuai dengan kemampuan op-ampnya.
Adder/ Penjumlah
Rangkaian penjumlah atau rangkaian adder adalah rangkaian penjumlah yang dasar
rangkaiannya adalah rangkaian inverting amplifier dan hasil outputnya adalah dikalikan
dengan penguatan seperti pada rangkaian inverting. Pada dasarnya nilai outputnya adalah
jumlah dari penguatan masing masing dari inverting, seperti :
Bila Rf = Ra = Rb = Rc, maka persamaan menjadi :
Vo = -(Va +Vb +Vc)
Tahanan Rom gunanya adalah untuk meletak titik nol supaya tepat, terkadang tanpa Rom
sudah cukup stabil. Maka rangkaian ada yang tanpa Rom juga baik hasilnya. Rangkaian
penjumlah dengan menggunakan noninverting sangat suah dilakukan karena tegangan
yang diparalel akan menjadi tegangan terkecil yang ada., sehingga susah terjadi proses
penjumlahan.
Gambar 2.4
Rangkaian penjumlah dengan hasil negative
-
7/29/2019 Operational Amplifier Non
4/9
Subtractor/ Pengurang
Rangkaian pengurang ini berasal dari rangkaian inverting dengan memanfaatkan masukan
non-inverting, sehingga persamaannya menjadi sedikit ada perubahan. Rangkaian ini bisa
terdiri 2
macam yaitu :
a. Rangkaian dengan 1 op-amp
b. Rangkaian dengan 2 op-amp
c. Rangkaian dengan 3 op-amp
Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp ini memanfaatkan kaki inverting dan kaki
noninverting. Supaya benar benar terjadi pengurangan maka nilai dibuat seragam seperti
gambar. Rumusnya adalah:
sehingga
Gambar 2.5
Rangkaian pengurang dengan 1 op-amp
Rangkaian pengurang dengan 2 op-amp tidak jauh berbeda dengan satu opamp, yaitu
salah satu input dikuatkan dulu kemudian dimasukkan ke rangkaian pengurang, seperti
gambar dibawah ini.Perhitungan rumus yang terjadi pada titik Vz adalah :
sehingga Vo menjadi
-
7/29/2019 Operational Amplifier Non
5/9
Bila Rf=Ri maka persamaannyaakan menjadi :
Vo = 2Vx -Vy
Gambar 2.6 Rangkaian pengurang dengan 2 op-amp.
II.METODE PERCOBAAN2.1.Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam perconaan ini adalah
1. Kit Elektronika dasar untukOperasional Amplifier Inverting dan Non-Inverting2. Multimeter3. Kabel penghubung4. Catu Daya
2.2.Prosedur KerjaDari percobaan yang telah dilakukan, hal pertama yang harus dilakukan menyiapkan
alat dan bahan dan memeriksa kil elektronika dasar Operasional Amplifier Inverting
dan Non-inverting masih keadan baik dan dapat digunakan setelah itu merangkai kit
elektronika dasar Operasional Amplifier Inverting dan Non-inverting yang
-
7/29/2019 Operational Amplifier Non
6/9
dihubungkan dengan kabel koneksi dengan catudaya dengan menguji tegangan pada
inverting dan non-inverting yang menggunakan multi meter dengan mengatur
hambatan pada Rf dan Ri.
III.DATA DAN PENGOLAHAN3.1.Data dan Pengolahan Data
Diketahui : R(1) = 1 KOhm
R(2) = 2 KOhm
Tabel 3.1.1. Tabel PengamatanInverting Dengan Tegangan (Vcc) 6 Volt
No.
Inverting
Ri(1) Ri(2) Rf(1) Rf(2) Vin Vout Vout (Manual)
1. 6,3 Volt - 4,34 Volt - 6,3 Volt
2. 6,3 Volt - 5,40 Volt - 12,6 Volt
3. 6,3 Volt - 3,12 Volt - 3,15 Volt
4. 6,3 Volt - 4,92 Volt - 6,3 Volt
Tabel 3.1.2. Tabel PengamatanNon-Inverting Dengan Tegangan (Vcc) 6 Volt
No.Non-Inverting
Ri(1) Ri(2) Rf(1) Rf(2) Vin Vout Vout (Manual)
1. 6,3 Volt 6,10 Volt 12,30 Volt
2. 6,3 Volt 6,62 Volt 18,9 Volt
3. 6,3 Volt 6,02 Volt 9,45 Volt
4. 6,3 Volt 6,42 Volt 12,6 Volt
Tabel 3.1.3. Tabel PengamatanInverting Dengan Tegangan (Vcc) 3 Volt
No.Inverting
Ri(1) Ri(2) Rf(1) Rf(2) Vin Vout Vout (Manual)
1. 3,3 Volt - 3,3 Volt - 3,3 Volt
2. 3,3 Volt - 4,7 Volt - 6,6 Volt
3. 3,3 Volt - 1,6 Volt - 1,65 Volt
4.
3,3 Volt - 3,29 Volt - 3,3 Volt
-
7/29/2019 Operational Amplifier Non
7/9
Tabel 3.1.4. Tabel PengamatanNon-Inverting Dengan Tegangan (Vcc) 3 Volt
No.Non-Inverting
Ri(1) Ri(2) Rf(1) Rf(2) Vin Vout Vout (Manual)
1. 3,3 Volt 5,02 Volt 6,6 Volt
2. 3,3 Volt 5,65 Volt 9,9 Volt
3. 3,3 Volt 4,65 Volt 4,95 Volt
4. 3,3 Volt 5,27 Volt 6,6 Volt
IV.ANALISIS DATAPada table pengamatan Inverting dapat dilihat bahwa pada pengamatan ini
Menggunakan Vcc pada Catu Daya dengan tegangan 6 Volt, namun pada saat dicek tegangan
yang dikeluarkan oleh Catu Daya sebesar 6,3 Volt namun sebagai contoh pada saat
hambatan di Ri1 dan hambatan pada Rf1 tegangan outputan menjadi -4,34 Volt hal ini
dikarenakan tegangan pada inputan di inverting sehingga mengeluarkan tegangan yang
berupa min(-) namun pada saat dihitung dengan manual didapatkan hasil -6,3 Volt. Setelah
dibandingkan antara hasil perhitungan manual dan percobaan terjadi perbedaan dan tidak
sinkronya hasil dari perhitungan manual dengan percobaan.
Pada table pengamatan Non-Inverting dapat dilihat bahwa pada pengamatan ini juga
menggunakan Vcc pada Catu Daya dengan tegangan 6 Volt, namun pada saat dicek tegangan
yang dikeluarkan oleh Catu Daya sebesar 6,3 Volt namun sebagai contoh pada saat
hambatan di Ri1 dan hambatan pada Rf1 tegangan outputan menjadi 6,10 Volt namun pada
saat dihitung dengan manual didapatkan hasil 12,30 Volt. Setelah dibandingkan antara hasilperhitungan manual dan percobaan terjadi perbedaan dan tidak sinkronnya hasil dari
perhitungan manual dengan percobaan namun yang paling mendekati dari kedua hsil tersebut
yaitu tegangan output yang dihasilkan oleh percobaan.
Pada table pengamatan Inverting dapat dilihat bahwa pada pengamatan ini
Menggunakan Vcc pada Catu Daya dengan tegangan 3 Volt, namun pada saat dicek tegangan
yang dikeluarkan oleh Catu Daya sebesar 3,3 Volt namun sebagai contoh pada saat
hambatan di Ri1 dan hambatan pada Rf1 tegangan outputan menjadi -3,3 Volt hal ini
-
7/29/2019 Operational Amplifier Non
8/9
dikarenakan tegangan pada inputan di inverting sehingga mengeluarkan tegangan yang
berupa min(-) namun pada saat dihitung dengan manual didapatkan hasil -3,3 Volt pula.
Setelah dibandingkan antara hasil perhitungan manual dan percobaan didapatkan hasil nilai
yang sama.
Pada table pengamatan Non-Inverting dapat dilihat bahwa pada pengamatan ini juga
menggunakan Vcc pada Catu Daya dengan tegangan 3 Volt, namun pada saat dicek tegangan
yang dikeluarkan oleh Catu Daya sebesar 3,3 Volt namun sebagai contoh pada saat
hambatan di Ri1 dan hambatan pada Rf1 tegangan outputan menjadi 5,02 Volt namun pada
saat dihitung dengan manual didapatkan hasil 6,6 Volt. Setelah dibandingkan antara hasil
perhitungan manual dan percobaan terjadi perbedaan antara hasil dari perhitungan manual
dengan percobaan namun yang paling mendekati dari kedua hsil tersebut yaitu tegangan
output yang dihasilkan oleh percobaan.
Setelah mengamati antara tegangan yang menggunakan6 Volt dan Tegangan 3 Volt
baik secara inverting maupun non-inverting, nilai yang paling mendekati yaitu pada
percobaan dengan menggunakan tegangan 3 Volt yang. Adapun nilai dari Hambatan yang
ada pada Rf maupun Ri berguna untuk membatasi arus yang akan dikeluarkan. Besarnya
suatu hambatan tergantunga dari nilai hambatan komponennya. Sehingga arus yang masuk ke
Op-Amp akan dimaksimalkan sesuai dengan kemampuan Op-Amp.
Adapun dari percobaan ini tidak begitu sesuai dengan teori hal ini diakibatkan adanya
human eror baik secara perhitungan manual maupun hasil dari percobaan.
V.KESIMPULANDari percobaan yang telah dilakukan, telah didapatkan suatu kesimpulan dari percobaan
ini yaitu
a. Suatu tegangan yang masuk melalui inverting akan dibalikan sehingga inputan yangberupa nilai positif yang akan dikeluarkan menjadi suatu nilai negative.
b. Nilai dari Hambatan yang ada pada Rf maupun Ri berguna untuk membatasi arus yangakan dikeluarkan. Sehingga arus yang masuk ke Op-Amp akan dimaksimalkan sesuai
dengan kemampuan Op-Amp.
-
7/29/2019 Operational Amplifier Non
9/9
c. Suatu nilai tegangan yang masuk dan yang keluar yang paling mendekati dengan nilaioutputan yaitu nilai pada inverting baik pada tegangan 3 Volt maupun tegangan 6 Volt.
VI.PUSTAKA1. Horn, Delton, (1994), Basic Electronics Theory (edisi ke-4). McGraw-Hill
Professional.2. Modul praktikum, (2012),Elektronika Dasar II, Jurusan Fisika, UIN Bandung.3. http://id.wikipedia.org/wiki/Penguat_operasional4. Reka, S. Rio, 1999, Fisika dan teknologi semikonduktor, PT. Pradnya
Paramita; Jakarta.5. Dwihono, 1996,Rangkaian Elektronika Analog, PT.Elax Media; Jakarta.