i
RELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM
PETUALANGAN SHERINA
KARYA JUJUR PRANANTO UNTUK ANAK MADRASAH IBTIDAIYAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
NANIK WIDAYATI
NIM 11513006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
ii
iii
RELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM
PETUALANGAN SHERINA
KARYA JUJUR PRANANTO UNTUK ANAK MADRASAH IBTIDAIYAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
NANIK WIDAYATI
NIM 11513006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
iv
v
vi
vii
MOTTO
Orang-orang yang berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut
(bagi orang lain) akan lebih baik dari seribu orang yang beribadah atau ahli
ibadah.
(H.R Ad-Dailami)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
1. Kedua orang tua saya bapak Muhammad Zaini dan ibu Ngatiyem, yang
senantiasa mencurahkan kasih sayang, mendidik serta doa restu yang tak
pernah putus.
2. Kepada suami Joko susilo dan anak saya Aksa Keanu Alvaro yang selalu
memberikan dukungan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
3. Kepada teman-teman (Citra N Hidayah, Risky Permata Sari, Sera Kania
Sari, Silvia Wijayanti Santoso)yang selalu memberikan motivasi untuk
selalu berusaha.
4. Teman-teman PGMI angkatan 2013 yang sama-sama berjuang dan belajar
di IAIN Salatiga.
5. Teman-teman KKN di Mukiran yang sangat saya sayangi.
6. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulialah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “RELEVANSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM FILM
PETUALANGAN SHERINA KARYA JUJUR UNTUK ANAK MADRASAH
IBTIDAIYAH. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat gunan memperoleh
gelar sarjana dalam ilmu Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa bantuan
dan partisipasi dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang dengan
iklas mambantu dalam penyusunan ini, terutama kepada :
1. Bapak Prof. Dr Zakiyuddin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr Mansur, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Dr. Peni Susapti, M.Ag., selaku ketua program studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah.
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang selalu
memberi semangat, bimbingan, arahan dan kesabaran kepada penulis.
5. Bapak Sri Guno Najib C, S.Pd.I., M.A., selaku pembimbing akademik.
6. Bapak ibu dosen, karyawan/karyawati Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
x
Tiada kata yang dapat penulis sampaikan kepada merka semua kecuali ucapan
terimakasi serta iringan doa semoga Allah SWT membalasnya dengan balasan
yang baik.
Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari kesempurnaan. Besar harapan
penulis atas kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
penulisan-penulisan selanjutnya. Walaupun demikian semoga skripsi ini
bermanfaat bagi semua pihak.
Salatiga,20 Februari 2018
Penulis,
Nanik Widayati
115-13-006
xi
ABSTRAK
Widayati, Nanik. 2018. Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Film
Petualangan Sherina Karya Jujur Untuk Anak Madrasah Ibtidaiyah.
Skripsi. Program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd.
Kata Kunci : Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
nilai-nilai pendidikan karakter dalam film Petualangan Sherina serta relevansi
nilai-nilai pendidikan karakter dalam film Petualangan Sherina dengan anak
Madrasah Ibtidaiyah.
Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif yaitu yang dirmaksudkan
untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-
kejadian. Dalam artian penelitian deskriptif adalah akumulasi data dasar dalam
cara deskriptif semata-mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling
hubungan, menguji hipotesis, membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan
implikasi walaupun penelitian yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut
dapat mencakup juga metode-metode deskriptif. Pengumpulan data di bagi
menjadi dua sumber yaitu data primer dan sekunder, data primer adalah data yang
diambil dari film Petualangan Sherina karya Jujur Prananto sedangkan data
sekunder adalah data yang diambil dari sumber-sumber yang lain dengan cara
menganalisis buku-buku, internet dan informasi lainnya yang berhubungan
dengan judul penelitian skripsi. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis isi (content analysis). Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penulisan ini adalah dokumentasi.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Nilai-nilai pendidikan
karakter yang ada dalam film Petualangan Sherina karya Jujur Prananto yaitu:
pendidikan karakter berhubungan dengan Tuhan YME, pendidikan karakter
berhubungan dengan diri sendiri, pendidikan karakter hubungannya dengan
sesama, pendidikan karakter hubungan dengan lingkungan.2) Karakteristik tokoh
utama dalam film Petualangan Sherina karya Jujur Prananto tersebut adalah
Sherina dan Sadam, merupakan tokoh utama yang pemberani, optimis, dan suka
menolong sesama, sedangkan Sadam merupakan tokoh yang nakal dan pemarah.
3) Nilai-nilai pendidikan karakter dalam film Petualangan Sherina sangat relevan
dengan pendidikan anak di Madrasah Ibtidaiyah karena relevansi nilai-nilai yang
sesuai dengan output pendidikan karakter di sekolah.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ..................................................................................................... i
GAMBAR BERLOGO ................................................................................. ii
JUDUL ........................................................................................................ iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................................ iv
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... v
DEKLARASI ............................................................................................... vi
MOTTO ....................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................ viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………. ....... ix
ABSTRAK ................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A.Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B.Rumusan Masalah ........................................................................... 7
C.Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
D.Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
E.Metode Penelitian ........................................................................... 8
F.Sistematika Penulisan ...................................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA........................................................................ 13
A.Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ..................................................... 13
1.Pengertian Nilai .......................................................................... 13
2.Pengertian Karakter .................................................................... 14
3.Pendidikan Karakter ................................................................... 16
B.Urgensi Pendidikan Karakter .......................................................... 17
1.Nilai-Nilai Pembangunan Karakter ............................................. 17
xiii
2.Macam-Macam Pendidikan Karakter .......................................... 21
3.Tujuan Pendidikan Karakter ....................................................... 27
4.Implementasi Pendidikan Karakter ............................................. 28
BAB III ELEMEN INSTRINSIK FILM ....................................................... 29
A.Tokoh Dan Penokohan Dalam Film .............................................. 26
B.Setting Dalam Film ........................................................................ 36
C.Plot Dalam Film ............................................................................ 39
D.Sudut Pandang ............................................................................... 41
E.Biografi Penulis .............................................................................. 42
F.Biografi Sutradara ........................................................................... 43
G.Karya-karya dan Penghargaan Riri Riza ......................................... 47
H.Film Petualangan Sherina ............................................................... 52
BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 56
A.Hasil penelitian .............................................................................. 56
B. Pembahasan .................................................................................. 71
1.Nilai-Nilai Pendidikan Karakter yang terkandung dalam
film ............................................................................................. 71
2.karakteristik tokoh Utama dalam film ......................................... 93
3.Relevansi Pendidikan Karakter dalam Film
Petualangan Sherina Karya Jujur Prananto dalam
Pendidikan Anak Madarasah Ibtidaiyah ...................................... 98
BAB V PENUTUP ....................................................................................... 100
A.Kesimpulan ................................................................................... 100
B.Saran .............................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Sampul Film
2. Daftar Skk
3. Lembar Konsultasi
4. Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan komponen yang memiliki peranan yang strategis
bagi bangsa Indonesia dalam mewujudkan tujuan yang telah dirumuskan. Salah
satu tujuan Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea
keempat adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Untuk mewujudkan hal
tersebut dibutuhkan usaha yang terencana dan terprogram dengan jelas dalam
agenda pemerintah yang berupa penyelenggaraan pendidikan.
Tujuan pendidikan Indonesia yang tertuang dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya masyarakat
bangsa dan negara. Agar kegiatan pendidikan tersebut terencana dengan baik
maka dibutuhkan kurikulum pendidikan. (Moh. Gufron, 2017:13)
Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia,
pada era saat ini pendidikan sangat berperan aktif dalam kehidupan manusia.
Pendidikan sebuah proses yang panjang untuk mendapatkan ilmu dan
pengetahuan yang sebanyak-banyaknya. Dengan pendidikan dapat digunakan
sebagai media yang berfungsi menjadiakn manusia lebih baik dari sebelumnya.
Namun, sebagian orang hanya mengetahui pendidikan sebagai sarana belajar
2
terutama sarana belajar dalam akademis, sehingga pengertian pendidikan yang
mendasar kurang dipahami. Sebenarnya pendidikan adalah upaya seseorang untuk
keluar dari zona kebodohan.
Secara etimologi arti pendidikan adalah paedagogie yang berasal dari
bahasa Yunani, terdiri dari kata “PAIS”, artinya anak, dan “AGAIN”
diterjemahkan membimbing, jadi paedogagie yaitu bimbingan yang diberikan
kepada anak. Secara definitif pendidikan (Padagogie) diartikan oleh para tokoh
pendidikan, sebagai berikut :
John Dewey Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan
fundamental secara intelektual dan emosional kea rah alam dan sesama manusia.
SA.Bratanata dkk Pendidikan adalah usaha yang sengaja diadakan baik
langsung maupun dengan cara yang tidak langsung untuk membantu anak dalam
perkembangan dalam mencapai kedewasaannya.
Rousseau Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada
masa anak-anak, akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
GBHN Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Menurut pandangan penulis dalam hal pendidikan pada hakekatnya suatu
kegiatan yang sadar dan disengaja. Sertapenuh tanggung jawab yang dilakukan
oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak
tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus menerus
(Ahmadi & Uhbiyati, 1991:68-70).
3
Istilah pendidikan karakter muncul ke permukaan pada akhir-akhir
ini,setelah terjadi degradasi moral yang melanda bangsa Indonesia. Meskipun jika
ditelususri lebih jauh, sebenarnya pendidikan karakter ini sudah ada sejak dulu.
Hanya saja trennya baru bermunculan saat ini. Dimulai pada saat presiden RI
Susilo Bambang Yudhoyono mengeluarkan kata-kata karakter dalam pidatonya.
Bermula dari itu akhirnya Kemendiknas membuat kebijakan baru, yaitu
memasukkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam setiap pembelajaran dalam tiap
sekolah. Pendidikan karakter terambil dari dua suku kata yang berbeda yaitu
pendidikan dan karakter. Kedua katya ini memiliki makna yang berbeda.
Pendidikan lebih merujuk pada kata kerja, sedangkan karakter lebih pada sifatnya.
Artinya melaui proses pendidikan tersebut, nantinya dapat dihasilkan sebuah
karakter yang baik
Pendidikan sendiri merupakan terjemahan dari education, yang kata
dasarnya educate atau bahasa latinnya educo. Educo berarti mengembangkan diri
dalam mendidik, melkasanakan hokum kegunaan. Adapula yang mengatakan
bahwa kata education bersak dari bahasa latin educare yang memiliki konotasi
melatih atau menjinakkan (seperti dalam kontek manusia melatih hewan-hewan
yang liar menjadi semakin jinak sehingga bisa diternakan) dan menyuburkan.
Menurut konsep ini pendidikan merupakan sebuah proses yang membantu
menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan, membuat yang tidak tertata
menjadi semakin tertata ; semacam proses penciptaan sebuah kultur dan tata
keteraturan dalam diri sendiri maupun orang lain.
4
Dalam pengertian tersebut, pendidikan tidak hanya dimaknai sebagai
transfer pengetahuan. Pendidikan berarti proses pengembangan berbagai potensi
yang ada dalam diri manusia, seperti kemampuan akademis, relasional, bakat,
talenta, kemampuan fisik dan daya seni.
Berbeda dengan pendapat diatas, pendapat lain mengemukakan bahwa
dalam bahasa Yunani, istilah pendidikan merupakan terjemahan dari kata
paedagigie yang berarti dalam pergaulan anak-anak. Sementara orang yang
tugasnya membimbing atau mendidik dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri
sendiri disebut paedagogos. Oleh karenanya menurut pendapat ini pendidikan
diartikan sebagai bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa pada anak-anak
dalam pertumbuhannya, baik jasmani maupun rohani agar dapat berguna bagi diri
sneidiri dan masarakatnya.
Dalam Udang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terncana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengadilan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
ketrampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dipahami bahwa pendidikan pada
intinya adalah suatu bentuk pembimbingan dan pengembangan potensi peserta
didik supaya terarah dengan baik dan mampu tertanam menjadi kepribadiannya
dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk bimbingan dan pengembangan tersebut
dilakukan secara sadar, terencana, dan sisitematis oleh orang dewasa (pendidik)
5
kepada anak-anak (peserta didik) guna mencapai tujuan pendidikan yang
ditetapkan.
Secara etimologi istilah karakter berasal dari bahasa Yunani, yaitu karasso
yang berarti cetak biru, format dasar, dan sidik seperti sidik jari. Dalam hal ini,
karakter diartikan sebagai sesuatu yan gtidak dapat dikuasai oleh intrevensi
manusiawi, seperti ganasnya laut dengan gelombang pasang dan dengan angin
yang menyertainya. Orang yang memiliki karakter kuat adalah mereka yang tidak
mau dikuasai oleh sekumpulan realitas yang telah ada begitu saja dari sananya.
Smentara orang yang meiliki karakter lemah adalah orang yang tunduk pada
sekumpulan kondisi yang telah diberikan kepadanya tanpa dapat menguasainya.
Pendapat lain menyebutkan bahwa karakter berarti to mark (menandai) dan
memfokuskan, bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan
atau tingkah laku. Dalam konteks ini, karakter erat kaitannya dengan personality
atau kepribadian seseorang. Adapun ada yang mengartikan sebagai identitas diri
seseorang.
Menurut Fakry Gaffar pendidikan karakter adalah suatu proses
transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuh-kembangkan dalam
kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.
Definisi ini mengandung arti bahwa dalam pendidikan karakter paling tidak
mencakup transformasi nilai-nilai kebajikan, yang kemudian
ditumbuhkembangkan dalam diri seseorang (peserta didik), dan akhirnya akan
menjadi sebuah kepribadian, tabiat maupun kebiasaan dalam bertingkah laku
sehari-hari.
6
Selain itu, pendidikan karakter dapat diartikan pula sebagai usaha sadar
untuk mewujudkan kebajikan, yaitu kualitas kemanusian yang baik secara
objektif, bukan hanya baik untuk individu perseorangan, melainkan pula untuk
masyarakat untuk keseluruhan. Sejalan dengan itu, David Elkin dan Ferdy Sweet
menambahkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha sengaja atau sadar untuk
membantu memahami, peduli tentang, dan melaksanakan nilai-nilai etika inti.
Dari pengertian ini dipahami bahwa pendidikan karakter sifatnya ialah universal.
Meksdunya niali-nilai yang ditanamkan tersebut harus mampu dirasakan oleh
semua orang, baik dilingkungan keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara
(Muhammad Fadillah & Lilik Mualifatu Khorida, 2014 :16-23).
Dewasa ini pendidikan tidak hanya diperoleh dari pendidikan formal dan
non formal saja. Dengan kemajuan tekhnologi yang signifikan terdapat banyak
media untuk mendapatkan pendidikan seperti media massa, media cetak dan
media elektronik. Di dunia perfilman Indonesia saat ini tidak hanya memberikan
hiburan semata namun juga mengandung berbagai nilai pendidikan, kehidupan,
sosial, agama dan budaya dan lain sebagainya. Untuk menanamkan nilai
pendidikan karakter pada anak pun sekarang bisa menggunakan film. Film
Petualangan Sherina penulis rasa dapat memberikan nilai-nilai yang sangat baik
bagi anak, karena film ini sarat sekali berisi tentang nilai pendidikan.
Film ini bercerita tentang gadis kecil bernama Sherina yang harus pindah
Bandung untuk mengikuti ayahnya yang diterima bekerja disana. Dengan
pindahnya dia, Sherina harus berpisah dengan teman-temannya satu sekolah.
Ketika pindah ke Bandung dia masuk ke sekolah baru, disana masalah datang
7
ketika Sherina sekelas dengan Sadam yang dikenal berkuasa dan nakal di sekolah
tersebut. Saat Sadam diculik Sherina berusaha membebaskan Sadam meskipun
Sadam telah jahat terhadap Sherina.
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam film
Petualangan Sherina karya Jujur Prananto ?
2. Bagaimana karakteristik tokoh utama dalam film Petualangan Sherina karya
Jujur Prananto ?
3. Bagaimanakah relevansi pendidikan karakter yang terkandung dalam film
Petualangan Sherina karya Jujur Prananto bagi pendidikan anak Madrasah
Ibtidaiyah ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan :
1. Mengetahui nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam film
Petualangan Sherina karya Jujur Prananto
2. Mengetahui karakteristik tokoh utama dalam film Petualangan Sherina karya
Jujur Prananto.
3. Mengetahui relevansi pendidikan karakter yang terkandung dalam film
Petualangan Sherina karya Jujur Prananto bagi pendidikan anak Madrasah
Ibtidaiyah
8
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkkan dapat memberikan
kontribusi yang positif dalam pengembangan pendidikan yang berbasis media
audiovisual. Adapun secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai :
1. Referensi dalam melakukan pembenahan dan pengembangan dalam kegiatan
pembelajaran.
2. Memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis.
E. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan
(deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian. Dalam artian ini
penelitian deskriptif itu adalah akumulasi data dasar dalam cara deskriptif semata-
mata tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, mentest hipotesis,
membuat ramalan, atau mendapatkan makna dan implikasi walaupun penelitian
yang bertujuan untuk menemukan hal-hal tersebut dapat mencakup juga metode-
metode deskriptif (Sumadi, 2009:76)
2. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan adalah metode dokumentasi.
Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, buku, surat kabar, prasati, notulen,
legger, agenda dan sebagainya (Arikuntoro, 2002:206).
9
Penelusuran dokumentasi ini penting untuk mengumpulkan data guna menjadi
referensi dalam menyusun skripsi ini. Melalui dokumentasi ini juga dapat
ditemukan teori-teori yang bisa dijadikan bahan pertimbangan berkenaan dengan
judul penelitian ini.
3. Sumber Data
Sumber data adalah dari mana data di peroleh
a. Data primer diambil dari film Petualangan Sherina karya Jujur Prananto.
b. Data sekunder diambil dari sumber-sumber yang lain dengan cara
menganalisis buku-buku, internet dan informasi lainnya yang berhubungan
dengan judul penelitian skripsi.
4. Teknik analisis data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis isi (content analysis). Pada penelitian kualitatif, teknik analisis data ini
dianggap sebagai teknik analisis data yang paling sering digunakan. Namun
selain itu pula teknik analisis ini dipandang sebagai teknik analisis data yang
paling umum. Artinya, teknik ini adalah yang paling abstrak ntuk menganalisis
data-data kualitatif. Content analysis berangkat dari anggapan dasar dari ilmu-
ilmu sosial bahwa studi tentang proses dan isi komunikasi adalah dasar dari
studi-studi ilmu sosial. Desktrpsi yang diberikan oleh para ahlisejak Janis
(1949), Barelson (1952) sampai Lindzey dan Aronson (1968) tentang Content
Analysis, selalu menampilkan tiga syarat, yaitu : obyektivitas, pendekatan
sistematis dan generalisasi (Burhan, 2012:84).
10
5. Penegasan Istilah
Untuk memudahkan pembaca memperoleh pemahaman dan gambaran
yang pasti terhadap istilah tersebut, maka penulis akan menjabarkan terlebih
dahulu yaitu :
a. Pendidikan
Menurut langeveld, pendidikan itu dapat dimulai sejak anak didik
mengenal kewibawaan. Anak ini kira-kira 3 tahun. Sebelum ini, anak hanya
dresser (pembiasaan). Setelah dewasa (baik jasmani maupun rohaninya),
pendidikan itu dapat diakhiri.
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan itu di mulai sejak anak di
lahirkan dan berahir setelah ia meninggal dunia. Jadi pendidikan itu
berlangsung seumur hidup.
Dalam GBHN (Tap. MPR No. IV/MPR/ 1973) dirumuskan bahwa :
“Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam maupun di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup”(Abu Ahmadi & Nur Uhbiyati, 1991:74-75).
b. Pendidikan karakter
Pendidikan karakter merupakan penanaman nilai-nilai karakter pada
peserta didik yang meliputi komponen; kesadaran, pemahaman, kepedulian,
dan komitmen yang tinggi untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik
terhadap Allah Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama, lingkungan,
maupun masyarakat dan bangsa secara keseluruhan sehingga menjadi
11
manusia sempurna sesuai dengan kodratnya. (Fadlillah & Mualifatu
Khorida, 2014:23).
Pendidikan karakter merupakan proses untuk mengembangkan pada diri
setiap peserta didik kesadaran sebagaiwarga bangsa yang bermartabat,
merdeka, berdaulat dan berkemauan untuk menjaga dan mempertahankan
kemerdekaan dan kedaulatan tersebut. Untuk itu perlu dikembangkan dalam
diri peserta didik kesadaran diri, niat, kemampuan dan perilaku untuk
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa yang kita cintai (
Darmiyati, 2011:159).
c. Film
Suatu rangkaian cerita yang disajikan dalam bentuk gambar pada layar
putih disertai gerakan-gerakan dari para pelakunya. Keseluruhan bahan
informasi disajikan lebih menarik dengan nada dan gaya serta tata warna,
sehingga sajiannya lebih merangsang minat dan perhatian penonton atau
penerima pesan (Ishak & Deni, 2013:86).
d. Sistematika penelitian skripsi
Untuk mempermudan untuk memahami isi dari skripsi ini, maka
penulis akan menguraikan secara singkat mengenai sistematika
pembahasannya, yang akan penulis bagi menjadi lima bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan memaparkan latar belakang
masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan
istilah, metodelogi penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.
12
BAB II PAPARAN FILM Dalam bab ini akan diuraikan tentang
paparan film itu sendiri dan biografi dari pengarangnya.
BAB III ANALISA PENDIDIKAN KARATER DALAM FILM Dalam
bab ini akan diuraikan tentang tindakan dan ucapan yang termasuk
pendidikan karakter yang ada dalam film Petualangan Sherina karya Jujur
Prananto.
BAB IV PEMBAHASAN DAN RELEVANSI Dari bab ini akan
diuraikan bahasan dari film beserta relevansinya.
BAB V PENUTUP Bab ini berisi dari simpulan dan saran.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
1. Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan
kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu
berharga dan berguna bagi kehidupan manusia. Adanya dua macam nilai
tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai ideologi terbuka.
Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea 4
dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental.
Nilai dasar tidak berubah dan tidak boleh diubah lagi. Nilai instrumental
harus tetap mengacu kepada nila-nilai dasar yang dijabarkannya, penjabaran
itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru
mewujudkan semangat yang sama dan dalam batas-batas yang
dimungkinkan oleh nilai dasar itu.
a. Jenis-jenis nilai
Meskipun nilai-nilai tersebut kadang terlihat oleh kita sebagai sesuatu
yang beragam sesuai dengan beragamnya perhatian kita, namun
sesungguhnya itu dapat dikelompokkan dalam tiga niali besar yaitu ;
14
1) Nilai kebenaran, dimana setiap orang dalam masyarakat maupun
selalu mencari kebenaran dan menolak kepalsuan, kesalahan, dan
kebohongan.
2) Nilai kebaikan, diamana setiap manusia mencintai kebaikan. Jika
nilai kebaikan itu tidak untuk orang lain maka untuk dirinya
sendiri.
3) Nilai keindahan, bahwa setiap manusia dapat merasakan
keindahandan bahagia dengan keindahan itu.
b. Ciri-ciri nilai
1) Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia.
Nilai yang abstrak tidak dapat diindera. Hal yang dapat diamati
hanyalah objek yang berniali itu.
2) Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan,
cita-cita dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal.
3) Nilai berfungsi sebagai daya dorong atau motivatordan manusia
adalah pendukung nilai, manusia bertindak sebagai daya dorong
terhadap nilai yang diyakininya. ( Moh.Gufron 2017:107-108 )
2. Pengertian karakter
Karakter secara lebih jelas mengacu kepada serangkaian sikap
(attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations) dan ketrampilan
15
(skills). Karakter meliputi sikap seperti keinginan untuk melakukan hal yang
terbaik, kapasitas intelektual, seperti berpikir kritis dan alasan moral, perilaku
seperti jujurdan bertannggung jawab, mempertahankan prinsip-prinsip moral
dalam situasi penuh ketidakadilan kecakapan interpersonaldan emosional
yang memungkinkan seseorang berinteraksi secara efektif dalam berbagai
keadaan dan komitmen untuk berkontribusi dengan komunitas dan
masyarakatnya.
Pengertian secara khusus, karakter adalah nilai-nilai yang khas baik
(tahu niali kebaikan, mau berbuat baik, nyata berkehidupan baik, dan
berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan terwujud
dalam perilaku.
Karakter secara koheren memancar dari hasil olahpikir, olahhati,
olahraga, serta olahrasa dan karsa seseorangatau sekelompok orang. Karakter
merupakan cirri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengadung
nilai, kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi
kesulitan dan tantangan. (Salahudin & Alkrienciehie, 2013:42 )
Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan sehari-hari
baik dalam sikap maupun bertindak. Warsono dkk. (2010) mengutip Jack
Corley dan Thomas Phillip (2000) menyatakan : “ karakter merupakan
sikap dan kebiasaan seseorang yang memungkinkan dan mempermudah
tindakan moral.” (Samani, 2014:42)
16
Pengertian secara khusus, karakter adalah nilai-nilai yang khas baik
(tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata kehidupan baik, dan
berdampak baik terhadap lingkungan) yang terpatri dalam diri dan
terwujud dalam perilaku.
Karakter secara koheren memancar dari olah pikir, olah hati,
olahraga serta olahrasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang.
Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang
yang mengandung nilai, kemapuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam
menghadapi kesulitan dan tantangan. (salahudin, 2013:42)
William Berkovitz (2002:45) memberikan definisi karakter sebagai
serangkaian cirri-ciri psikologis individu yang mempengaruhi
kemampuan pribadi dan kecenderungan berfungsi secara moral. Secara
singkat karakter diartikan sebagai tersusun atas cirri-ciri yang akan
memandu seseorang melakukan hal-hal yang benar atau tidak akan
mengerjakan hal-hal yang tidak benar. (Zuchdi, 2011:14)
3. Pendidikan karakter
Pendidikan karakter merupakan upaya untuk membantu
perkembangan jiwa anak-anak baik lahir maupun batin. Pendidikan karakter
ialah proses yang berkelanjutan dan tak pernah berakhir (never ending
process), sehingga menghasilkan perbaikan kualitas yang berkesinambungan
(continuous quality improvement), yang ditujukan pada terwujudnya sosok
manusia masa depan, dan berpakar pada nilai-nilai budaya bangsa.
17
Pendidikan karakter harus menumbuhkembangkan nilai-nilai filosofis dan
mengamalkan seluruh karakter bangsa secara utuh dan menyeluruh (kaffah).
Dalam perspektif islam, pendidikan karakter secara teoretik
sebenarnya telah ada sejak islam diturunkan di dunia, seiring dengan
diutusnya Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki atau menyempurnakan
akhlak ( karakter ) manusia. Ajaran islam sendiri mengandung sistematika
ajaran yang tidak hanya menekankan pada aspek keimanan, ibadah dan
mu’amalah, tetapi juga akhlak. Pengamalan ajaran islam secara utuh
merupakan model karakter seorang muslim, bahkan dipersonifikasikan
dengan model karakter Nabi Muhammad SAW, yang memiliki sifat Shidiq,
Tabligh, Amanah, Fathonah
B. Urgensi Pendidikan Karakter
1. Nilai-nilai pembanagunan karakter menurut Ngainun Naim, 2012:123-212
adalah sebagai berikut :
a. Religuis
Setiap orang pasti memiliki kepercayaan terhadap suatu yang
transenden. Kepercayaan ini ada yang mengambil bentuk agama dan
ada juga yang mangambil bentuk keyakinan non-agama.
b. Jujur
Secara harfiah, jujur berarti lurus hati, tidak berbohong, tidak curang.
Jujur merupakan nilai penting yang harus tercermin dalam kehidupan
18
sehari-hari. Nilai jujur penting untuk ditumbuhkembangkan sebagai
karakter karena sekarang ini kejujuran semakin terkikis.
c. Toleransi
Toleransi berarti sikap membiarkan ketidaksepakatan dan tidak
menolak pendapat, sikap ataupun gaya hidup yang berbeda dengan
pendapat, sikap dan gaya hidup sendiri.
d. Disiplin
Disiplin adalah sikap menaati peraturan dan ketentuan yang telah
ditetapkan tanpa pamrih.
e. Kerja keras
Makna kerja keras yaitu kita harus bekerja lebih banyak daripada
orang lain, lebih produktif, dan menghasilkan lebih banyak daripada
orang lain.
f. Kreatif
Kreatif sebagai salah satu nilai character building sangat tepat karena
kreatif akan menjadikan seseorang tidak pasif. Pikirannya terus
berkembang dan selalu melakukan kegiatan dalam kerangka pencarian
hal-hal baru yang bermanfaat bagi kehidupan secara luas.
19
g. Mandiri
Pentingnya kemandirian harus mulai ditumbuhkembangkan dari anak
usia dini, hal ini pentign karena ada kecenderungan dikalangan orang
tua sekarang ini tidak memberikan proteksi secara berlebihan terhadap
anak-anaknya.
h. Demokratis
Nilai dermokratis ini penting untuk ditumbuhkembangkan kepada
anak didik agar memahami bahwa tidak boleh ada pemaksaan
pendapat.
i. Rasa ingin tahu
Munculnya berbagai perilaku destruktif pada genarasi muda sebagian
awal berwal dari rasa ingin tahu yang tidak mendapatkan jawaban
secara memadai.
j. Semangat kebangsaan
Semangat kebangsaan penting menjadi nilai pembentuk karakter
karena meneguhkan arti dan makna penting sebagai warga negara.
k. Cinta tanah air
Kebutuhan terhadap semangat mencintai tanah air seharusnya semakin
ditumbuhkankembangkan ditengah gempuran globalisasi yang
semakin tidak terkendali.
20
l. Menghargai prestasi
Dalam kontek pengembangan karakter penting untuk menanamkan
menghargai prestasi kepada anak-anak. Prestasi menunjukkan adanya
proses dalam meraihnya, menghargai prestasi merupakan bagian dari
menghargai proses.
m. Bersahabat
Dalam pembangunan karakter, hal semacam ini harus mendapatkan
perhatian secara serius. Jangan sampai anak-anak kita tumbuh menjadi
manusia yang arogan, sok, dan tidak menghargai yang lainnya.
n. Cinta damai
Budaya damai harus terus menerus ditumbuhkembangkan dalam
berbagai aspek kehidupan. Kekerasan dalam berbagai bentuknya
sekarang ini semakin banyak ditemukan. Harus ada kemauan dari
berbagai pihak untuk membangun secara sistematis cinta damai
menajadi budaya yang mengakar dalam kehidupan.
o. Gemar membaca
Manusia berkarakter adalah manusia yang selalu gigih mencari
pengetahuan. Ada banyak cara untuk mendapatkan pengetahuan salah
satunya dengan kegiatan membaca. Lewat membaca karakter
seseorang akan semakin aktif karena merasa bahwa pengetahuannya
selalu kurang.
21
p. Pantang menyerah
Kemajuan sebuah bangsa hanya bisa diperoleh jika masyarakatnya
tahan banting, kerja keras, tidak menyerah, tekun, berulang kali gagal
tetapi tidak patah semangat, dan selalu berusaha menemukan hal-hal
baru yang bermanfaat.
q. Peduli sesama
Peduli sesama harus dilakukan tanpa pamprih, tanpa pamprih berarti
tidak mengharapkan balasan atas pemberian atau bentuk apa pun yang
kita lakukan pada orang lain. ( Ngainun Naim, 2012:123-212)
2. Macam-Macam Pendidikan Karakter
Skipsi Diyah Idawati (2017) mahasiswa jurusan Pendidikan Agama
Islam dengan judul “Nilai-nilai Pendidikan Karakter yang Terkandung
Dalam Novel Anak Rantau Karya Ahmad Fuadi”telah didefinisikan
sejumlah nilai pembentuk karakter yang merupakan hasil kajian empirik
pusat kurikulum. Nilai-nilai yang bersumber dari agama, pancasila,
budaya dan tujuan pendidikan nasional. Nilai-nilai pendidikan karakter
tersebut di kelompokan menjadi lima yaitu ; (1) nila-nilai pendidikan
karakter dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, (2) nilai
pendidikan karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri, (3) nilai-
nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan sesame, (4) nilai-
nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan lingkungan, (5)
nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan kebangsaan.
22
a. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Hubungannya Dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan
Tuhan Yang Maha Esa yaitu religius. Religius adalah sifat religi
yang melekat pada diri seseorang. Sikap dan perilaku yang patuh
dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleransi
terhadap pelaksanaan ibadah yang dianutnya, toleransi terhadap
agama lain, dan hidup rukun dalam pemeluk agama lain ( Yaumi,
2014:87).
b. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Hubungannya Dengan Diri
Sendiri.
1) Jujur
Jujur adalah perilaku seseorang yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya
dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan ( Yaumi, 2014:87 ).
Jujur merupakan sifat dan sikap yang terpuji, jujur secara lahir
juga harus diiringi dengan jujur secara batin sehingga terjadi
kesesuaian antara yang lahir dan yang batin.
Seseorang tidak hanya harus jujur didalam perkataannya tapi
juga harus jujur dalam tindakannya sehingga dapat dipercaya
pekerjaan.
23
2) Tanggung jawab
Sikap serta perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya yang seharusnya dilakukan terhadapan diri
sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya)
negara dan Tuhan Yang Maha Esa ( Samani dan Hariyanto,
2012:9). Orang yang bertanggung jawab memiliki karakter
berbuat sebaik mungkin dan tidak menyalahkan orang lain
ketika berbuat kesalahan karena manusia bertanggung jawab
atas segala sesuatu yang dilakukannya, baik ataupun buruk.
Akan berdampak baik jika manusia melakukan kebaikan dan
akan berdampak buruk jika manusia melakukan keburukan.
3) Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh terhadap
berbagai ketentuan dan peraturan ( Yaumi, 2014:92).
4) Bekerja Keras
Upaya yang menunjukkan sungguh-sungguh dalam mengtasi
dalam berbagai hambatan belajar dan tugas, serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya (Yaumi, 2014:94)
banyak orang yang tidak memiliki kecerdasan yang tinggi dan
kepintaran yang luar biasa tapi dapat berhasil karena memiliki
kemauan yang kuat dan bekerja keras untuk mewujudkannya
.
24
5) Kreatif
Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau
hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki (Yaumi, 2014:95).
Seseorang dikatakan kreatif karena memiliki ide dan
menghasilkan sesuatu yang baru, mengubah sesuatu yang
imajinatif menjadi kenyataan. Kreatifitas melibatkan dua proses
yaitu berpikir, kemudian memproduksi. Kreatifitas adalah
menghasilkan ilmu baru, gerakan baru dalam bidang seni,
perubahan budaya dan program sosial baru dalam bidang
ekonomi.
6) Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung kepada orang
lain dalam menyelesaikan tugas (Yaumi, 2014:98). Pribadi
yang mandiri tidak lari dari tanggung jawab dan berupaya
mencari jalan keluar untuk mengatasi setiap masalah.
Kemandirian berkembang melalui proses belajar yang
dilakukan secara bertahap dan berulang-ulang mulai dari tahap
ulang perkembangan kemandirian yang sempurna.
c. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Hubungannya Dengan
Sesama.
1) Demokrasi
Cara berpikir, bersikap, serta bertindak yang menilai sama hak
dan kewajiban dirinya dengan orang lain( Yaumi, 2014:100).
25
Sikap demokratis harus dibangun melalui pendidikan agar
menjadi tradisi dan karakter sehingga sikap untuk
memperlakukan setiap orang sama.
2) Peduli Sosial
Sikap serta tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada
orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (Yaumi,
2014:112). Allah menciptakan manusia sebagai mahluk sosial
yaitu mahluk yang selalu berhubungan dengan mahluk lainnya.
Makhluk yang saling membutuhkan , maka saling meberi
bantuan antar sesame.
3) Bershabat dan komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul
dan bekerja sama dengan orang lain (Yaumi, 2014:106). Orang
yang bersahabat atau komunikatif akan membawa kedamaian
dan kenyamanan bagi orang disekitarnya karena orang yang
bersahabat akan menunjukkan sikap memahami perilaku,
pikiran dan sikap orang lain.
d. Nilai- Nilai Pendidikan Karakter Dalam Hubungannya Dengan
Lingkungan.
1) Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan
pada lingkungan alam sekitarnya, serta mengembangkan
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
26
terjadi ( Yaumi, 2014:111). Seseorang yang peduli dengan
lingkungan sekitar akan menjaga lingkungannya agagr tetap
terlihat bersih, indah dan rapi. Mereka bersahabat dengan alam
bukan merusaknya.
2) Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku,
etnis, pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda
darinya ( Yaumi, 2014:89).
e. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Hubungannya Dengan
Kebangsaan.
1) Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan
kelompoknya (Yaumi, 2014:103). Semangat kebangsaan
merupakan sikap dimana seseorang lebih mementingkan
bangsa dan negara diatas kepentingan dirinya dan
kelompoknya.
2) Cinta Damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang serta aman atas kehadirandirinya (Yaumi,
2014:107). Cinta damai dimaknai sebagai sikap yang tidak
27
suka permusuhan, hubungan antar sesame terjalin dengan baik,
kemakmuran dalam hal kesejahteraan sosial dan ekonomi dan
tidak menyelesaikan permasalahan dengan kekerasan.
3. Tujuan pendidikan karakter
karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan
hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan
akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang, sesuai
dengan standart kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan.
Melalui pendidikan karakter peserta didik diharapkan mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji
dan menginternalisasikan serta mempersonalisasikan nilai-nilai
karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-
hari.
Pendidikan karakter pada tingkat satuan pendidikan
mengarah pada pembentukan budaya sekolah atau madrasah, yaitu
nilai-nilai yang melandasi perilaku,tradisi, kebiasaan sehari-hari
serta symbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah
atau madrasah merupakan cirri khas, karakter atau watak, dan citra
sekolah atau madrasah tersebut dimata masyarakat luas.
4. Implementasi pendidikan karakter
28
Pada umumnya pendidikan karakter menekankan pada
keteladanan, penciptaan lingkunga, dan pembiasaan; melalui tugas
keilmuan dan kegiatan kondusif. Dengan demikian, apa yang dilihat,
didengar, dirasakan dan dikerjakan oleh peserta didik dapat membentuk
karakter mereka. Selain menjadikan keteladanan dan pembiasaan sebagai
metode pendidikan utama, penciptaan iklimdan budaya serta lingkungan
yang kondusif juga sangat penting, dan turut membentuk karakter peserta
didik.
Penciptaan lingkungan yang kondusif dapat dilakukan melalui
berbagai variasi metode sebagai berikut; penugasan, pembiasaan,
pelatihan, pembelajaran, pengarahan, dan keteladanan. Berbagai metode
tersebut mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam pembentukan
karakter peserta didik. Pemberian tugas disertai pemahaman akan dasar-
dasar filosofinya, sehingga peserta didik akan mengerjakan berbagai tugas
dengan kesadaran dan pemahaman, kepedulian dan komitmen yang tinggi.
(Mulyasa, 2011:5-9)
29
BAB III
ELEMEN INTRINSIK FILM
A. Tokoh Dan Penokohan
Tokoh adalah yang melahirkan peristiwa, terlibat dalam keseluruhan cerita
(Choirul Anwar, 2001:105)
1) Sherina
Sherina adalah tokoh utama yang mempunyai sifat periang, pemberani
dan suka menolong.
Dapat dilihat pada :
Waktu : 00:02:49
Deskripsi : Sepulang sekolah Sherina memanjat pohon untuk memberi
makan burung di sarangnya. Setelah itu Sherina bernyanyi dan menari
bersama teman-temannya.
2) Sadam
Sadam adalah seorang anak yang nakal, pemarah dan suka menjaili
temannya.
Waktu :00:15:57
Latar : Sekolah
30
Deskripsi : Sadam mengerjai Sherina dengan memberikan lem pada
bangku Sherina sehingga rok Sherina merekat pada bangkunya dan
sobek.
Ibu guru : kamu kenapa Sherina ?
Sherina : ini buk nempel
Ibu guru : apanya yang nempel Sher
( Sadam tertawa karena jebakannya untuk Sherina telah berhasil).
3) Pak Darmawan
Seorang ayah yang sangat penyayang, pekerja keras dan kritis.
Waktu : 00:35:01
Latar : perkebunan
Deskripsi :Pak Darmawan berkeliling di kebun ditemani pak
Ardiwilaga.
Pak Darmawan : dari yang telah saya pelajari apa yang terjadi setelah
kurang lebih 4 bulan kelihatannya sangat aneh pak,
seperti kebun di ujung sana itu kan mestinya sudah
harus berbuah tapi tiba-tiba dalam waktu kurang dari
seminggu jadi kering dan ini mendadak sekali pak.
Lalu adanya kerusakan tanaman sampai ke akar-
akarnya ini menjadi sangat aneh pak.
31
4) Ibu Darmawan
Ibu darmawan adalah ibu Sherina yang sangat bijaksana.
Waktu : 00:24:24
Latar : Rumah Sherina
Deskripsi : Sherina bercerita pada ibunya tentang kenakalan Sadam,
Sherina menganggap nakal adalah penyakit bawaan dan kutukan,
disini ibunya menjelaskan pada bahwa nakal itu bukan bawaan
maupun kutukan.
Ibu Darmawan : Kamu tau bayi lahir di dunia itu dalam keadaan
bersih tanpa dosa jadi gak mungkin kalo ada
kenakalan bawaan dari kecil.
Sherina : Kalo gitu kutukan ya buu ?
Ibu Darmawan : huss tau dari mana kamu tentang kutukan segala,
kamu harus mengnal teman kamu itu dengan
sebaik-baiknya kenapa dia bisa nakal.
5) Ardiwilaga
Ardiwilaga adalah ayah Sadam yang memiliki perkebunan yang
merupakan rekan kerja ayah Sherina. Adiwilaga memiliki sifat yang
sangat peduli terhadap anaknya dari Sadam harus rutin meminum obat
karena Sadam meiliki penyakit asma.
32
Ardiwilaga : Bi iyah bekal dan obat untuk Sadam jangan lupa
dimasukkan ya ( waktu itu sadam akan berkemah dengn
Sherina )
6) Ibu Ardiwilaga
Ibu Ardiwilaga adalah ibu Sadam yang sangat menyayangi Sadam.
Saat Sadam diculik Ibu Ardiwilaga terlihat sangat khawatir dan panik.
Waktu : 1:00:49
Latar : Rumah Sadam
Ibu Ardiwilaga : Lalu kalau mereka tahu kita menghubungi polisi
bagaimana ? amit-amit terjadi apa-apa sama anak
kita, apa papi sudah siap untuk menyesal seumur
hidup ? ( sambil menangis )
7) Kertarajasa
Kertarajasa adalah seorang pengusaha yang ingin membeli lahan
Ardiwilaga untuk dijadikan rel estate, namun tidak dijinkan oleh
Ardiwilaga. Kertarajasa merupakan orang yang licik dia berbuat apa
saja untuk mendapatkan lahan Ardiwilaga, kertarajasa adalah orang
yang sombong.
Waktu : 01:10:30
Latar : Kantor Kartarajasa
33
Kartarajasa : Kita persiapkan pertemuan pers agar semua tahu aku
akan segera membuat proyek ini, namaku kartarajasa
aku bagai seorang raja apa yang aku inginkan pasti
dapat terlaksana aku sungguh luar biasa.
8) Natasha
Natasha adalah rekan dari keluarga Ardiwilaga yang di kenalnya
sudah lama namun, Natasha berkhianat dan malah bekerjasama
dengan Kertarajasa untuk mendapatkan lahan Ardiwilaga.
Waktu : 01:10:46
Latar : Kantor Kertarajasa
Natasha : Baru saja Ardiwilaga menelponku dia cerita kalau anaknya
diculik, lalu mereka butuh dana 3M untuk menebusnya.
Kemudian dia menjual lahannya padaku, ( melirik
kartarajasa) pada kita.( tertawa bersama)
9) Ibu guru
Ini adalah ibu guru Sherina di sekolah barunya, ibu guru memiliki
sifat yang bijak saat ada muridnya ada yang berbuat nakal dia tidak
segan-segan untuk menegur dan memberi hukuman.
34
10) Pak Endang
Pak Endang adalah tangan kanan di keluarga Sadam, dia sangat
menghormati keluarga pak Arwilaga dia melakukan apapun yang di
perintahkan kepadanya. Seperti saat Sadam ingin pergi ke Boscha pak
Endang membawakan semua perlengkapan yang di butuhkan oleh
Sadam.
11) Bi Iyah
Bi Iyah adalah pembantu di rumah Sadam dia sangat perhatian kepada
Sadam.
Waktu :00:37:51
Latar : Rumah Sadam
Bi Iyah : Yayang ( Sadam) ini lho ada kue serabi anget dari papi,
dimakan ya mumpung masih anget !
12) Umay
Umay adalah seorang OB yang bekerja di kantor Kertarajasa. Dia
sangat takut pada Kertarajasa dan patuh terhadap omongan
Kertarajasa.
Waktu :01:08:45
Latar : Kantor Kertarajasa
35
Kertarajasa : Kamu masih bisa bilang kalau Ardiwilaga itu baik ? (
dengan geram )
Umay : Tidak pak tidak (dengan nada ketakutan)
Kertarajasa : Bilang sekali lagi (membentak sambil memegang krah
Umay)
Umay : Bener gak baik, gak baik pak enggak, enggak, enggak
baik.
13) Pak Raden
Pak Raden adalah orang yang menculik Sadam dia adalah orang
suruhan Natasha. Pak Raden sangat ambisius untuk menjadi orang
kaya dia orangnya sangat pemarah.
Waktu :01:24:57
Latar : Markas Penculik
Pak Raden : Kalian itu gimana goblok kok dipelihara (sambil
memukul kepala anak buahnya) terus gimana ? anak
itu lepas. Kabur….kabur anak itu, kita batal kaya.
14) Icang dan Dudung
Mereka adalah teman Sadam, mereka sama nakalnya dengan Sadam
yang suka menjaili teman-temannya, Icang dan Dudung suka
mempengaruhi Sadam.
36
Waktu : 00:20:41
Latar : Kantin
Sadam : Buset berani sekali tuh anak.
Dudung : Itu tandanya dia suka sama kamu Dam, bentar lagi dia
manggil kamu.
Sherina : heh, pengecut sini kalo berani !
Dudung : Tuh bener kan.
Icang: Udah buruan samperin Dam !
B. Setting / Latar
1) Kebun belakang sekolah (siang)
Deskripsi :Sherina bermain bersama teman-temanya setelah pulang
sekolah.
Waktu :00:01:48
2) Supermarket (sore)
Deskripsi :Ayah sherina sedang bekerja sebagai penyetok sayur dan
buah di supermarket tersebut.
Waktu:00: 03:33
37
3) Rumah sherina (sore)
Deskripsi ;Ayah pulang dari tempat kerja dan memberi tahu Sherina
bahwa mereka akan pindah ke Bandung karena ayah Sherina
mendapatkan pekerjaan baru disana.
Waktu :00:06:05
4) Ruang musik rumah Sherina (malam)
Deskripsi :Sherina bermain piano dan bernyanyi tentang
kegundahannya akan pindah ke Bandung dan meninggalkan teman-
temannya yang berada di Jakarta.
Waktu :00:12:50
5) Sekolah baru Sherina (pagi)
Deskripsi :Sherina hari pertama masuk sekolah barunya, dan bertemu
Sadam anak yang terkenal nakal di sekolahnya.
Waktu :00:2:-41
6) Taman sekolah (siang)
Deskripsi :Sherina istirahat sekolah dan berkumpul dengan teman-
teman barunya.
Waktu :00:25:59
38
7) Rumah baru sherina (malam)
Deskripsi :Sherina bercerita dengan ibunya tentang pengalaman hari
pertama masuk sekolah dan bertemu teman-teman barunya.
Waktu :00:27:53
8) Perkebunan Adiwilaga (siang)
Deskripsi :Sherina datang ke perkebunan Adiwilaga untuk melihat
lihat perkebunan yang di kelola oleh ayahnya.
Waktu :00: 31:15
9) Rumah Sadam (siang)
Deskripsi :Sherina berkunjung kerumah Adiwilaga, dan Sherina kaget
ketika mengetahui bahwa anak Adiwilaga adalah Sadam teman
sekolahnya yang nakal.
Waktu :00:46:20
10) Hutan (siang)
Deskripsi :Sherina bermain dengan Sadam di hutan, S adam diculik
dan dibawa kesuatu tempat.
Waktu :00:50:55
11) Markas penjahat (malam)
39
Deskripsi :Tempat sadam di sembunyikan oleh para penculik, Sherina
berusaha menyelamatkan Sadam dari penculik tersebut.
Waktu :00:58:58
12) Boscha (malam)
Deskripsi : Sherina dan Sadam melarikan diri dari markas penculik
dan menuju Boscha untuk meminta bantuan pada penjaga Boscha.
Waktu : 01:17:33
13) Pasar ( pagi )
Deskripsi :Sherina mencari mobil sayur di pasar untuk ditumpanginya
agar bisa pulang ke rumah Sadam untuk memberitahu ayah Sadam
keberadaan sadam saat itu.
Waktu :01:30:23
14) Kantor kertayajasa (pagi)
Deskripsi :Kertayajasa ditangkap oleh polisi karena dia adalah sebagai
dalang dari penculikan Sadam.
Waktu :01:37:56
C. Alur /plot
Alur adalah rangkaian peristiwa yang tersusun dalam hubungan sebab
akibat (Chairul Anwar, 2001:110)
40
Film ini memiliki alur maju, jalan ceritanya dipaparkan secara jelas dan
terperinci terdiri dari pengenalan, konflik, klimaks, dan anti klimaks
1) Tahap pengenalan terdapat dari awal pemutaran film, dimana
dalam film tersebut menyebutkan dan menggambarknama dan
keadaan tokoh-tokohnya. Pemeran utama bernama Sherina putra
dari Pak Darmawan, pemeran kedua bernama Sadam putra dari Pak
Ardiwilaga, dan tokoh antagonis bernama Kertarajasa.
2) Ada beberapa konflik dalam film ini diantaranya pada saat Pak
Darmawan memutuskan untuk membawa keluarganya pindah ke
Bandung, saat Sherina bertemu Sadam anak yang paling ditakuti di
Sekolah barunya, kertarajasa yang ingin menguasai tanah milik Pak
Ardiwilaga
3) Klimaks adalah puncak konflik,klimaks dalam film ini terdapat
pada bagian saat Sherina dan Sadam diculik oleh anak buah
Kertarajasa.
4) Anti klimaks adalah penyelesaian, anti klimaks film ini terdapat
pada saat Sherina dan Sadam berhasil melarikan diri dan
melaporkan kasus penculikan tersebut pada polosi dan keluarganya,
akhirnya kejahatan kertarajasa terungkap kemudian Sadam dan
Sherina bersahabat.
41
D. Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang mengarang siapa yang bercerita
didalam cerita itu atau sudut pandang yang diambil oleh pengarang untuk
melihat suatu kejadian cerita (Chairul Anwar, 2001:116-117)
Film ini menggunakan sudut pandang orang pertama menjadi tokoh
utama. Karena dalam dialog penyebutan “aku” dalam menceritakan.
E. Biografi Penulis
Nama Lengkap: Jujur Pranato
Agama : Islam
Tempat Lahir : Salatiga
Tanggal Lahir : 30 Juni 1930
Pekerjaan : Penulis
Secara fisik, Jujur Prananto tidak menonjol, berkulit putih, bertubuh
pendek. Tapi karya-karyanya berupa cerpen dan skenario film atau sinetron cukup
menonjol. Cerpennya Kado Istimewa dimuat dalam antologi cerita pendek pilihan
Kompas 1991, yang kemudian diadaptasi menjadi skenario sinetron. Karyanya
yang lain, berjudul Parmin, meraih piala Vidia untuk bidang teleplay di Festival
Sinetron Indonesia 1994. Film Petualangan Sherina dan Ada Apa Dengan Cinta,
skenarionya ditulis oleh Jujur.
42
Skenarionya Rini Tomboy diangkat kedalam layar lebar dengan dibintangi
Cornelia Agatha, Adjie Massaid, dan Nunu Datau. Di Festival Film Indonesia
1992, film ini mendapatkan lima nominasi Piala Citra, diantaranya untuk Jujur
sebagai nominasi Penulis Skenario Terbaik. Bungsu dari tiga bersaudara ini anak
seorang guru SMA di Yogyakarta. Sejak kecil, terutama setelah ibunya
meninggal, ia terbiasa mandiri.
Kehidupannya dulu sangat primitif, disamping tinggalnya di daerah
pinggiran dirumah tidak ada penerangan listrik. Ini karena orang tuanya tidak
mampu memasang listrik. Karena kebersahajaan hidup keluarganya, Jujur tumbuh
menjadi anak yang kurang bergaul, dan itu berlangsung sampai SMA. Untuk
mengatasi masalah tersebut, ia aktif mengelola majalah dinding.
Lulus SMA Jujur masuk jurusan Sinematografi Institut Kesenian Jakarta,
karena ia menyukai hal yang berhubungan dengan seni. Kebetulan, seorang
pamannya tinggal di Jakarta, sehingga ia bisa menumpang tinggal dirumah sang
paman. Ia mengaku kelulusannya dari IKJ terlambat, karena kesulitan biaya saat
membuat tugas akhir. Akhirnya Jujur meminta bantuan pada temannya untuk
dibelikan film 16mm, dan ada yang bersedia membantu sebagai pemerannya.
Meskipun ia dibesarkan dalam keluarga guru, Jujur tak pernah
berkeinginan menjadi guru atau dosen. Cita-citanya waktu sekolah dasar ingin
menjadi penyanyi yang tak kesampaian. Sebaliknya ia sukses menjadi cerpenis
dan penulis skenario. Kehidupan masa kecilnya kerap mengilhaminya menulis
cerpen.
43
Yakin dengan kemampuan sendiri, itulah moto kehidupan Jujur. Kalau
saya besar dengan nama orang lain maka apabila orang tersebut tenggelam,
sayapun akan ikut tenggelam, ujar Jujur. Senang pada karya Putu Wijaya dan
Arswendo Atmowiloto, sampai-sampai ia meniru habis gaya mereka. Namun,
lambat laun ia bisa menemukan gaya sendiri.
Jujur sempat memberi kiatnya menyusun skenario, menulis skenario itu
tidak hanya dapat mengandalkan keterampilan membuat dialog, karena hasilnya
akan membosankan. Menulis skenario harus membayangkan filmnya akan
sepertiapa, kemudian baru bisa menggambarkannya. Dalam menulis, ia kadang-
kadang membutuhkan suasana yang lucu.
Penulis skenario Anakku Terlahhir Kembali dan Shangrila itu mengaku
lebih suka pada kontrak per produksi daripada sistem kejar tayang. Dengan sistem
per produksi itulah ia dikontrak Miles Production untuk pembuatan skenario
Petualangan Sherina dan Ada Apa Dengan Cinta. Kini Jujur hanya menjadi
freelancer, dia tidak punya pekerjaan tetap dan tidak berkantor. Rutinitas sehari-
harinya adalah mengantarkan istrinya ke kantor dan anaknya sekolah, setelah itu
baru menulis.
F. Biografi Sutradara
Nama Lengkap: Muhammad Rivai Riza
Agama : Islam
Tempat Lahir: Makassar, Sulawesi Selatan
44
Tanggal Lahir : 2 Oktober 1970
Pekerjaan : Sutradara, Produser
Muhammad Rivai Riza lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada bulan
Oktober 1970 dan lebih di kenal dengan nama Riri Riza. Ia lulus sebagai sarjana
fakultas film dan seni dari Institut Kesenian Jakarta dan telah meraih gelar
master dalam penulisan skenario film panjang dari Royal Holloway, University
of London.
Waktu masih SMA Riri Riza lebih di kenal sebagai anak band. Itu lantaran
sejak SMP ia memiliki hobi bermusik. Makanya setelah lulus dari SMA ia
berkeinginan melanjutkan Kuliah di jurusan Musik Institut Kesenian Jakarta
(IKJ). Tapi entah kenapa setelah mengatahui disana ada jurusan film, ia malah
memilih untuk masuk jurusan tersebut.
Ketertarikan Riri pada dunia film bukan tanpa alasan, sejak kecil ia sudah
akrab dengan hal-hal berbau dengan perfilman. Ayahnya pejabat di Departemen
Penerangan di era orde baru, sering mengajaknya ke pelosok-pelosok untuk
memutarkan film pembangunan.
Pilihan Riri tidak meleset berkat ketekunannya dalam belajar ia tercatat
sebagi mahasiswa yang menonjol di kampusnya. Riri juga menjadi lulusan
terbaik IKJ untuk angkatannya. Selain itu, berkat ketekunannya pula sejumlah
prestasi di raihnya. Film perdananya Sonata Kampong Bata berhasil meraih
45
penghargaan dalam sebuah festival film di Jerman, atas prestasinya itu Riri di
undang ke Jerman.
Sepulangnya dari Jerman, debut Riri dalam dunia sinematografi seolah tak
terbendung. Ia terlibat dalam sejumlah pembuatan film baik film pendek, film
dokumenter, film televise, sinetron ataupun film layar lebar.
Langkah perdananya menapaki dunia film adalah ketika berkolaborasi
dengan rekannya Mira Lesmana, Nan Ahcnas dan Rizal mantovani dalam
pembuatan film omnibus kuldesak(1998). Masing-masing dari mereka menulis
dan menyutradarai satu segmen dari empat cerita yang bergulir dalam kesatuan
film tersebut, dan bersama-sama mereka memproduseri kuldesak secara
independen.
Film ini menjadi monumental dalam sejarah perfileman Indonesia yang kala
itu sedang tidak bergairah. Selain karena sukses memperkenalkan konsep
pembuatan film yang berdikari, Kuldesak juga menghembuskan semangat penuh
percaya diri bahwa sinema Indonesia akan bangkit kembali.
Kuldasek jugalah yang mengawali persahabatann panjang dan kolaborasi
mantab Riri Riza dan Mira Lesmana. Hingga saat ini sudah dua dekade mereka
berkarya beriringan menghasilkan film, dokumenter bahkan pertunjukan
musikal.
Mira Lesmana, dibawah naungan rumah produksi Miles Films yang
didirikannya, berperan sebagai produser untuk film-film yang disutradarai Riri
46
Riza. Keduanya pun sempat bekerjasama sebagai co-produser dalam beberapa
film yang dibuat Sutradara lain.
Film panjang pertama yang mereka kerjakan bersama setelah Kuldesak
adalah PETUALANGAN SHERINA (2000), sebuah film anak yang spektakuler
pada masanya, tidak hanya karena kesuksesannya sebagai film box office, tapi
juga karena keberhasilan film ini merebut perhatian penonton bioskop Indonesia,
bahkan hingga mengalahkan film-film blockbuster Hollywood dan film animasi
Disney yang dirilis di waktu yang bersamaan.
Dua tahun kemudian karya duo Riri Riza-Mira Lesmana kembali
mengundang decak kagum masyarakat Indonesia dengan kesuksesan film
romantis ADA APA DENGAN CINTA? yang mereka tulis dan produseri
bersama.
Dua lagi film karya Sutradara Riri Riza yang tercatat menjadi sensasi box
office, yaitu Laskar Pelangi (2008) dan sekuel Ada Apa Dengan Cinta 2 (2016).
Ia juga telah menerima sejumlah penghargaan internasional, diantaranya sebagai
Sutradara Terbaik dari Brussels Independent Film Festival 2013 dan juga dari
ASEAN Film Festival 2013 di Penang, Malaysia.
Akan tetapi disela gempita film-film komersil yang dibuatnya Riri tetap
memelihara semangat independennya dan menyempatkan diri untuk
menyutradarai film-film bernilai seni kental seperti, Eliana Eliana dan 3 Hari
Untuk Selamanya.
47
Juga tercatat sebagai karya-karyanya adalah film Gie yang epik dan
bersejarah, peraih penghargaan Film Terbaik dari Festival Film Indonesia 2005,
serta kisah biopik Sekolah Rimba (2013). Film terakhirnya Athirah didaulat
sebagai peraih penghargaan Film Terbaik dan Sutradara terbaik di Festival Film
Indonesia 2016.
G. Karya-karya dan Penghargaan Riri Riza
1) Sutradara
Kuldasek (1998)
Petualangan Sherina (2000)
Eliana, Eliana (2002)
Gie (2005)
Untuk Rena (2005)
3 Hari Untuk Selamanya (2007)
Laskar Pelangi (2008)
Takut (2008)
Drupadi (2008)
Sang Pemimpi ( 2009)
48
Atambua 39 Celcius (2012)
Sokola Rimba (2013)
Ada Apa Dengan Cinta (2016)
2) Produser
Pendekar Tongkat Emas (2014)
3) Penghargaan
Sutradara terbaik (FFI 2005)
Sutradara terpuji (Festival Film Bandung 2008)
Sutradara terbaik (Asian Film Festival 2013)
H. Film
1. Profil Film
Produser : Mira Lesmana
Sutradara : Riri Riza
Penata kamera : Yadi Sugandi
Penata artistik : Eros Eflin
Perekam suara : Adi Maulana
49
Editor suara : Adityawan Susanto
Penata musik : Elfa Secioria
Penata gambar : Sentot Sahid
Kostum : Numek Sadewo
Make up : Ravina
Koreografer : Rita Dewi Saleh
Tahun : 2000
Genre : Drama
Durasi :144 Menit
Manajer produksi : Toto Prasetyo
Asisten sutradara : Sofyan Surza dan Lasya Fauzia
Asisten kamera : Aan Sudarno dan Yesawa Hanung
Vidio playback : Anthony
Lighting : Saman Afkim dan Cholid Latif
Grip : Salim Hermawan
Genset operator :Mulyadi dan Nano
Asisten editor :Sasta Sunu
50
Boom operator :Eko H.N
Sound mixer :Iwan K
Intern editor :Juliarto Eko dan Ilham Sukmono
Dokumentasi video : Yani Zuher
Still photographer : Paul Kadarisman
Asisten koreografi : Ira Pasta
Asisten make up : Lilis
Asisten kostum : Natsha Nasution
Property man : kurnia dan Fauzi Oji
Koordinator produksi : Endri felita
Asisten produksi : Heru Efendi dan Feni Rosita
Sekretaris produksi : Dewi Karrtika
Akuntan produksi : Jauhar
Keuangan produksi : Adriyan dan Syafri Andi
Koordinator pemain : Erli Mahmud
Runner : Upay dan Suryana
Poster photgrapy : Roy Genggam
51
Graphic designer : Samuel Suwanto
Visual effect :Aty Samadikun
Produksi : PT Mediatama Inisiatif Film dan PT Miles
Production
Pemeran : Sherina Munaf : Sherina
Derbi Romero : Sadam
Didi Petet : Ardiwialaga
Mathias Muchus : Darmawan
Butet Kertaradjasa : Pak raden
Ucie Nurul : Ibu Darmawan
Djaduk Ferianto : Kertarajasa
Ratna Riantiarno : Ibu Ardiwilaga
Dewi Hughes : Ibu Guru
Lien Tejasari : Bi Iyah
Supriyadi : Pak Endang
Opik Prabowo : Pak Buan
Epi Kusnandar : Umay OB
52
Yudi : Anak buah pak Buan 1
Somad : Anak buah pak Buan 2
Dede lin : Anak buah pak Buan 3
Yaya B : Satpam
Usman : Kepala polisi Bandung
Budi : Sopir colt sayur
Irianto : Kenek colt 1
Ade : Kenek colt 2
2. Sinopsis Film
Salah satu film yang sangat digemari anak tahun 90-an adalah film
Petualangan Sherina. Film yang di sutradarai oleh Riri Riza ini
mengisahkan tentang petualangan gadis kecil yang bernama Sherina.
Sherina adalah seorang gadis yang cerdas, enerjik,dan pemberani dan
senang menyanyi. Sherina sangat menyanyangi teman-temannya dan pada
suatu ketika dia harus berpisah dengan teman-temannya tersebut. Sherina
harus pindah ke Bandung karena sang ayah yang pindah pekerjaannya di
Bandung. Sherina merasa sedih dan sempat berdiam diri karena dia tidak
menginginkan hal itu. Sherina ingin tetap berada di Jakarta bersama
teman-temannya.
53
Akhirnya Sherina dapat dibujuk oleh ibunya dan mau pindah ke
Bandung bersama keluarganya. Disepanjang perjalan dari Jakarta menuju
ke Bandung Sherina selalu menampakkan wajah yang cemberut dan
muram, Sherina masih merasa berat untuk meninggalkan teman-temannya
di Jakarta. Keesokkan harinya Sherina masuk ke sekolah barunya, disana
ia bertemu dengan Sadam anak yang dikenal sangat nakal dan berkuasa di
sekolah tersebut. Sadam memiliki dua teman yang sama nakal dengannya
yang bernama Dudung dan Ican yang suka menjaili teman-temannya. Saat
Sherina masuk pertama kali dia melihat ada teman yang bernama Fariz
sedang dijahili Sadam dan gengnya. Sherina melihat tidak ada satu orang
pun yang berani menegur Sadam.
Pada saat jam istirahat sekolah Sherina bertanya kepada teman-
temannya mengapa tidak ada yang berani terhadap Sadam dan gengnya.
Meraka menjawab tidak berani karena Sadam orangnya kasar dan tidak
mau mengalah. Mendengar hal itu Sherina mengajak teman-temannya
untuk melawan Sadam dan gengnya agar mereka tidak semenang-menang.
Keesokan harinya Sadam menjahili Sherina dengan menaruh permen
karet di bangku Sherina dan menyebabkan rok sherina menjadi lengket
dan Sherina merasa sangat kesal terhadap kelakuan Sadam. Waktu yang
bersamaan ibu guru mengumumkan aka nada libur panjang selama tiga
hari dan selama libur panjang tersebut anak-anak diharuskan untuk
membuat karangan menarik selama liburan.
54
Sepulang sekolah, Sherina diberitahu ayahnya bahwa sekeluarga
mendapat undangan untuk menginap di rumah pak Ardiwilaga ( bos ayah
Sherina) selama liburan berlangsung. Sherina merasa sangat senang karena
itu liburan pertamanya selama berada di Bandung. Sesampai dirumah pak
Ardiwilaga, sherina terkejut saat melihat Sadam ternyata anak dari bos
ayahnya pak Ardiwilaga.
Besoknya Sherina menyiapkan perlengkapan yang akan dibawanya
selama perkemahan. Dalam perjalanan menuju lokasi kemah Sherina dan
Sadam terpisah, lalu Sherina mencari Sadam. Sherina terkejut melihat
Sadam diculik, sherina berusaha menyelamatkan sadam dengan masuk ke
mobil penculik tersebut, saat tengah malam penculik itu sudah tidur
Sherina berhasil melepaskan ikatan Sadam dan mereka bisa kabur untuk
bersembunyi di tempat yang aman. Dilain tempat, Natasha datang ke
kantor Kertarajasa bahwa dia mendapat telpon dari ibu Sadam untuk
menjual perkebunan karena membutuhkan uang untuk menebus Sadam
yang sedang diculik. Kertarajasa merasa sangat senang karena perkebunan
itu akan jatuh ke tangannya dan bisa mewujudkan keinginanya untuk
membangun real-estate.
Keesokan harinya Sherina berusaha mencari pertolongan, dia pulang
kerumah pak Ardiwilaga tanpa Sadam karena dia sakit asmah dengan
menumpang truk sayur. Sesampainya di rumah pak Ardiwilaga dengan
waktu yang bersamaan hampir saja pak Ardiwilaga menandatangani surat
penjualan tanah tersebut. Sherina datang dengan membawa bukti-bukti
55
persekongkolan antara Natasha dan Kertarajasa yang ingin merebut tanah
perkebunan pak Ardiwilaga yang ia ambil dirumah penculik Sadam. Ayah
Sadam merasa sangat marah dan melaporkan Natasha dan Kertayajasa ke
kantor polisi.
56
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Bab ini menguraikan berbagai hal mengenai hasil dan pembahasan dari
penelitian berupa Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Film
Petualangan Sherina Karya Jujur Prananto Untuk Anak Madrasah Ibtidaiyah.
Kemudian mendeskripsikannya ke dalam suatu bentuk analisis yang sistematis .
Nilai pendidikan karakter dalam film ini banyak ditemukan dalam
deskripsi dialog antar tokoh dan tanggapan para tokoh dalam menyikapi sesuatu.
Adapun nilai-nilai pendidikan karakter yang ditunjukkan para tokoh adalah
sebagai berikut :
1. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Hubungannya Dengan Tuhan
Yang Maha Esa
Allah memerintahkan setiap umatnya untuk bersungguh-sungguh dalam
menuntut ilmu, berbuat kebaikan, tidak merugikan diri sendiri dan orang
lain, serta mentaati setiap aturan yang bertujuan untuk kebaikan. Sekolah
diciptakan untuk membentuk pribadi yang lebih baik dan berpendidikan.
Maka disetiap sekolah pasti memiliki aturan-aturan yang diciptakan untuk
mencapai tujuan dalam membentuk pribadi siswamenjadi lebih baik. Dan
agama apapun tentu tidak membenarkan setiap umatnya untuk melanggar
aturan di dunia yang bertujuan untuk kebaikan umat-Nya.
57
Hal ini terdapat pada dialog (00:16:51)
Ibu guru : Kita berdoa dulu anak-anak, Sadam pimpin doanya !
Sadam : Berdoa mulai.
Dialog diatas menjelaskan tentang karakter dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Sebelum memulai aktifitas siswa harus
memulai dengan berdoa dengan bimbingan dari guru, agar dilancarkan
oleh Tuhan dari awal sampai akhir kegiatan. Siswa harus diajarkan sikap
taat pada Tuhannya dari bangku sekolah. Disini guru harus dapat
membimbing anak agar bisa melaksanakan kewajiban yang pertama untuk
taat pada Tuhan. Sebagai seorang pelajar tentunya keimanan dan
ketakwaan sangat penting guna menunjang upaya meningkatkan prestasi
dan perkembangan pribadi. Meyakini keesaan Tuhan harus diterapkan
sejak dini agar dapat tertanam dalam diri siswa untuk menjadi dasar dalam
kehidupan mereka.
2. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri
a. Jujur
Jujur adalah perilaku seseorang yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan dan pekerjaan ( Yaumi, 2014:87 ). Jujur adalah
sikap tidak berdusta ketika berbicara dan bertindak, kejujuran juga
tidak melebih-lebihkan sesuatu yang hanya untuk membuat orang
berkesan pada diri kita. Kejujuran adalah keterbukaan terhadap lawan
bicara kita dengan mengtakan apa adanya dan tidak berbohong.
58
Terdapat dalam dialog (01:09:30) :
Kartarajasa : Kmau kenal dengan yang namanya Ardiwilaga ?
Umay : Ow juragan sayur yang memiliki perkebunan itu pak ? Semua
orang jugs tau atuh pak Ardiwilaga itu orangnya baik.
Kartarajasa : Apa kamu bilang Ardiwilaga orangnya baik ?
Umay : Baik pak ( sambil mengangkat jempolnya) orangnya the baik
sekali, dermawan, ngasih pekerjaan untuk orang-orang di
daerah saya.
Dialog diatas menjelaskan tentang sikap terbuka dan berbicara apa
adanya dari Umay terhadap kartarajasa mengenai pribadi Ardiwilaga.
Meskipun kartarajasa marah terhadap Umay, namun Umay tetap berkata
jujur jika Ardiwilaga adalah seseorang yang baik dikampungnya. Setiap
manusia diperintahkan untuk selalu bertindak sesuai dengan hati nurani,
tidak berbohong pada segala sesuatu ataupun menyembunyikan suatu
kebenaran.
Siswa harus memiliki sikap yang jujur dalam segala ucapan dan tindakan,
baik terhadap teman sebaya, guru serta orang lain. siswa yang memiliki
karakter jujur adalah siswa yang tidak curang sehingga mempengaruhi
pikirannya (akalnya) untuk selalu mencari cara berbuat jujur yang
kemudian diwujudkan dalam sikap dan tingkah lakunya baik terhadap
dirinya maupun terhadap lingkungannya. Kecenderungan siswa yang
memiliki karakter jujur akan berusaha untuk berbuat jujur, bahkan
59
bisa jadi mencegah orang lain berbuat tidak jujur, atau cenderung
mengkritik atau membenci teman atau lingkungannya yang tidak
jujur.
b. Tanggung jawab
Sikap serta perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan
kewajibannya yang seharusnya dilakukan terhadapan diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya) negara dan Tuhan
Yang Maha Esa ( Samani dan Hariyanto, 2012:9). Tanggung jawab
adalah sikap berani menerima resiko atas apa yang telah dilakukan
baik negatif maupun positif.
Terdapat dalam dialog (01:39:28) :
Sherina : Hallo Dam, kamu mau tau caranya ngilangin stress, harus
bayar utang, kamu harus minta maaf sama temen yang
pernah kamu nakalin !
Sadam : Ow itu maafin aku ya Sher.
Sherina : Ada satu lagi tolong buka ya, (memberikan kotak)
sekali-kali nyuci rok gak apa-apa kan Dam ?
Sadam : ( melirik Sherina ) iya Sher.
Dialog diatas menjelaskan bahwa Sadam harus bertanggung
jawab atas apa yang dilakukan pada Sherina. Pada saat itu Sadam
menaruh lem pada bangku Sherina dan mengakibatkan rok Sherina
60
tertempel lem, maka Sadam diminta Sherina untuk mencuci rok
Sherina dengan bersih dan Sadam bersedia.
Didalam diri siswa harus ditanamkan jiwa yang bertanggung
jawab terhadap apa yang telah dilakukannya. Guru harus dapat
menanamkan nilai-nilai positif pada siswa salah satunya adalah
dengan berani bertanggung jawab jika melakukan kesalahan. Orang
tua dengan bantuan guru bertanggung jawab untuk membentuk akhlak
peserta didik agar mempunyai kepribadian dan tingkah laku yang
sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya.
c. Disiplin
Disiplin merupakan tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan
patuh terhadap berbagai ketentuan dan peraturan (Yaumi, 2014:92).
Menaati peraturan yang sudah ditentukan dan tidak berusaha
melanggarnya adalah cerminan sifat disiplin.
Ini dibuktikan dengan masuk kelas tepat waktu (00:18:27)
Siswa yang disiplin dapat dilihat dari ketaatannya terhadap
aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar di
sekolah, yang meliputi waktu masuk sekolah dan keluar sekolah,
kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti
kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa yang
dilihat kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas belajar di
sekolah.
d. Bekerja keras
61
Kerja keras mempunyai sifat yang bersungguh-sungguh untuk
mencapai sasaran yang ingin dicapai. Berusaha mencapai apa yang kita
inginkan dengan berbagai cara yang positif tanpa menjatuhkan orang
lain.
Dalam film ini dibuktikan dengan dialog berikut ( 00:34:40)
Ardiwilaga : Menurut pak Darmawan kerusakan kebun saya ini sangat serius
ya ?
Darmawan : Setelah saya teliti apa yang terjadi disini pak Ardi, rupanya
kerusakan ini akibat ulah para manusia juga.
Ardiwilaga : Tunggu, tunggu maksud pak Darmawan jadi ada orang yang
berusah merusak perkbunan saya ?. Astaga
Dialog diatas menjelaskan keadaan perkebunan Ardiwilaga yang
rusak parah akibat perbuatan anak buah Natasha. Ardiwilaga dan darmawan
harus kerja keras untuk mengembalikan keadaan perkebunan tersebut untuk
menjadi seperti semula karena mengingat perkebunan itu ada banyak buruh
yang bekerja sebagai mata pencaharian sehari-hari.
Jiwa kerja keras harus ada pada diri masing-masing siswa, dengan
demikian siswa berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai apa
yang diinginkan dan dicapai. Tidak mudah putus asa dengan tugas yang
diberikan oleh guru, jika mendapatkan kegagalan harus berusaha lebih giat.
e. Kreatif
Berfikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki (Yaumi, 2014:95). Mampu
62
menciptakan hal-hal yang belum ada sebelumnya, mampu berfikir
berbeda dari yang lainnya.
Dalam film ini terdapat pada (00:40:23)
Sherina : Ini aku kesasar gak ya..,.,(kemuadian Sherina menyebar
permen yang dibawanya sebagai petunjuk jalan)
Dialog diatas menjelaskan saat tersesat Sherina membuat
pentunjuk jalan dengan menggunakan permen yang dibawanya.
Dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak hanya dituntut keaktifannya
saja tetapi juga kekreatifannya, karena kreatifitas yang dimiliki siswa
akan memunculkan suasana yang baru dalam proses belajar mengajar,
tidak monoton dan pembelajaran yang menarik sehingga siswa akan
lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran. Guru harus mampu
menggiring dan mengembangkan kreatifitas yang dimiliki oleh anak
agar menjadi suatu hal yang dapat bermanfaat.
f. Mandiri
Mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung
pada orang lain dalam menyelesaikan tugas (Yaumi, 2014:98). Mampu
melakukan suatu kegiatan dan tugas dengan diri sendiri tanpa
melibatkan orang lain merupakan definisi mandiri.
Dalam film ini terdapat pada ( 00:37:45)
Saat Sherina menyiapkan bekal untuk berkemah sendiri tanpa bantuan
orang tuanya. Sikap mandiri harus ditanamkan dalam diri anak mulai
sejak dini, Sikap mandiri meliputi mengurus diri sendiri, kemampuan
63
membela diri, yang berimbas pada sikap bertanggung jawab. Anak
yang mandiri akan memiliki rasa percaya diri yang kuat dimanapun dia
berada dan dalam kondisi apapun. Anak mandiri akan memiliki
kemampuan dalam mengatasi berbagai permasalahan yang akan
menghadangnya. Selain itu, anak mandiri juga akan memiliki
kemampuan dalam mengahadapi permasalahan sehari-hari tanpa harus
bergantung terhadap orangtua.
3. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Hubungannya Dengan Sesama
a. Demokrasi
Cara berpikir, bersikap, serta bertindak yang menilai sama hak dan
kewajiban dirinya dengan orang lain( Yaumi, 2014:100). Dalam suatu
permasalahan tidak boleh memaksakan kehendak orang lain agar sama
dengan pemikiran kita.
Dalam film ini terdapat pada (00:40:23)
Sadam : Pokoknya Sadam gak mau pak Endang ikut.
Ayah Sadam : Yaudah pak Endang gak ikut gak apa-apa tapi gak
usah jalan-jalan ke Boscha karena terlalu jauh,
keliling perkebunan kita saja kan cukup sudah cukup
jauh!
Dalam dialog diatas mengandung makna bahwa keinginan
atau kehendak anak juga harus dihormati selama itu tidak melanggar
aturan. Orangtua menghargai anak-anaknya sebagai pribadi yang
mampu berpikir, bersikap, dan bertindak secara mandiri sesuai
64
karakteristiknya. Orangtua dapat menyampaikan gagasan, pendapat
atau pendiriannya tanpa memaksakan kehendak kepada anak-anaknya.
Anak-anak dengan sadar dan bersikap secara kritis dapat menerima
pandangan orangtua secara suka rela. Sikap tersebut dapat membuat
diri anak menjadi pribadi yang percaya diri, karena mereka merasa
dianggap memiliki peran dalam memutuskan sesuatu.
b. Peduli sosial
Peduli sosial adalah sikap yang peduli terhadap sesuatu
disekelilingnya, Peduli pada sesama adalah respon dan peka pada
kondisi di sekitar kita. Kepekaan itu selain ditunjukkan dengan
perasaan mengasihi dan menyayangi juga diperlihatkan dengan
tindakan-tindakan positif seperti membantu dengan ringan tangan apa
bila orang di sekitar membutuhkan bantuan.
Dalam film ini terdapat pada (01:24:37)
Sherina : Kamu jangan kumat dulu ya, nanti gimana ?
Sadam : Mudah-mudahan Sher, tapi ini udah mulai kerasa.
Sherina : Ok jadi kamu harus segera dibawa ke rumah sakit, tunggu
disini ya!
Dialog diatas bermakna meskipun orang yang nakal terhadap
kita, jika dia dalam keadaan yang sangat membutuhkan bantuan jadi kita
harus membantunya dengan iklas. Peduli sosial harus
ditumbuhkembangkan pada diri anak sejak dini agar kedepannya memiliki
65
sikap peduli terhadap orang disekitarnya. Dilingkungan sekolah guru
mengajarkan anak untuk tidak membeda-bedakan teman, saling
menyayangi, tanpa membedakan kaya atau miskin, memberikan
penjelasan bahwa semua orang itu sama. Perilaku yang baik akan tertanam
pada diri anak jika dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari baik dirumah,
lingkungan maupun sekolah.
c. Bersahabat dan komunikatif
Saling berkomunikasi dengan teman sanagt penting dan mendasar dari
kehidupan bersahabat. Dalam persahabatan terdapat suatu masalah itu
merupakan hal yang wajar, asalkan satu dengan yang lainnya saling
menghargai. Maka dari itu penting akan adanya komukasi agar tahu
keinginan dan pendapat yang lain.
Dalam film ini terdapat pada (01:20:20)
Sadam : kalau aku sedang sedih aku suka duduk di depan lihat
bintang-bintang biasanya aku merasa lebih baik makanya
aku tau banyak soal bintang.
Sherina : Wow bintang yang itu terang banget.
Sadam : Itu bukan bintang tapi planet.
Sherina : Emang bintang sama planet apa bedanya ?
Sadam : Kalau bintang seperti matahari memiliki cahaya sendiri ,
kalau planet seperti bumi terang karena pantulan dari cahaya
matahari.
66
Dialog diatas menggambarkan sikap Sadam yang sudah mulai
terbuka dengan Sherina, persahabatan itu dimulai melalui
berkomunikasi yang baik terhadap seseorang. Didalam dunia
pendidikan guru harus memngajarkan cara berkomunikasi dengan
baik dan santun saat berbicara melakukan kontak mata ketika
berkomunikasi, serta menggunakan kata-kata positif. Selain itu, dapat
juga dengan mengajarkan anak untuk mengungkapkan keinginannya,
terbuka mengungkapkan perasaan, selalu menggunakan kalimat
sederhana dan mudah dimengerti, menyapa ketika bertemu sambil
tersenyum atau mengajarkan anak untuk menggunakan bahasa tubuh
yang baik saat berkomunikasi.
4. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Hubungannya Dengan
Lingkungan.
a. Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam sekitarnya, serta mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi ( Yaumi, 2014:111).
Dalam film ini terdapat pada (00:44:36)
Sherina : Eh Dam ini pohon apa ?
Sadam : tauk !
67
Sherina :Pohon ini sudah berapa tahun sih, kok sudah besar-besar
tidak ditanami lagi ?
Sadam : (Berlari meninggalkan Sherina)
Dialog diatas bermakna jika Sherina peduli terhadap tanaman-
tanaman yang ada disekitarnya. proses penanaman dan
penumbuhkembangan karakter melalui berbagai kegiatan lingkungan
yang dilakukan secara berkala dan melibatkan peserta didik di
Sekolah Dasar, sehingga membentuk suatu kebiasaan pada siswa.
Siswa dibiasakan dengan membuang sampah pada tempatnya, sekolah
mengadakan kegiatan sehari tanpa sampa dan berbagai kegiatan
lainnya yang berkaitan dengan kepedulian lingkungan. Dengan
kebiasaan-kebiasaan seperti itu maka anak senantiasa terbiasa
sehingga pada akhirnya anak akan melakukannya tidak hanya di
lingkungan sekolah. Kegiatan untuk membiasakan bersih lingkungan
merupakan salah satu kegiatan yang dapat menanamkan sikap peduli
lingkungan sehingga lingkungan jadi terawat, bersih dan sehat.
Lingkungan bersih dan sehat akan membuat setiap individu yang
berada di lingkungan tersebut juga akan menjadi sehat. Sehingga pada
akhirnya roses pembelajaran jadi nyaman dan kondusif.
b. Toleransi
68
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap dan tindakan orang lain yang berbeda darinya ( Yaumi,
2014:89). Sikap toleransi adalah upaya hidup bersama dalam
keberagaman, dapat menyelesaikan masalah yang berpotensi
membawa perpecahan.
Dalam film ini terdapat pada (01:05:13)
Ibu Darmawan : Apa gak sebaiknya kita diam-diam lapor polisi yah ?
Pak Darmawan : Gak bisa dong bu, kita semua harus sepakat.
Ibu Darmawan : Tapi kita lapor polisi kan buat Sherina bukan buat
ngebebasin Sadam, Sadam biar saja dibebaskan
dengan cara pak Ardiwilaga kalau memang mereka
tidak mau berurusan dengan polisi.
Pak Darmawan : kalau Sherina pergi sendiri sih gak apa-apa, tapi
jelas-jelas dia perginya sama Sadam, sekarang
Sadam diculik Sherina ikut-ikutan gak pulang itu
kan berarti mereka bersam-sama terus bu.
Dialog diatas menjelaskan bahwa pak darmawan menasehati
istrinya agar tidak mengambil keputusan sendiri dan menghormati
kesepakatan dengan orang tua Sadam. Salah satu peran guru dalam
pendidikan yang harus diperhatikan, yaitu untuk menumbuhkan
pemahaman, rasa dan sikap toleransi. Apapun itu harus dihargai ,tidak
boleh mengolok-olok dan mejelek-jelekkan karena perbedaan itu
memang ada. Siswa diajarkan untuk menghargai perbedaan yang ada
69
dan harus menghormati sesuatu yang tidak sama dengan kehendak
kita.
5. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Hubungannya Dengan Kebangsaan
a. Semangat kebangsaan
Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan
kelompoknya (Yaumi, 2014:103). Semangat berkebangsaan juga
dapat diartikan mengedepankan pendidikan karena orang yang
terdidik dapat membentuk bangsa menjadi maju dan lebih baik.
Dalam film ini terdapat pada (01:40:44)
Ibu guru : Anak-anak pasti sudah membaca pengumuman, iya kan
? bahwa kita akan libur selama tiga hari berturut-turut.
Anak-anak : horeeeeeeeeeeee
Ibu guru : Namun kalian ada tugas di rumah yaitu menuliskan
pengalaman liburan selama tiga hari tersebut dalam
bentuk cerita.
Dialog diatas menjelaskan bahwa ketika masa libur
siswa tetap mendapatkan tugas dari guru, karena pendidikan tetap
hal yang penting untuk siswa. Siswa harus diajarkan semangat
kebangsaan melalui berbagai cara misalnya dengan mengerjakan
tugas yang diberikan dan mengumpulkan tepat waktu. Guru
memberikan motivasi yang besar agar siswa memiliki semangat
70
dalam belajar, karena bangsa yang maju berada pada mereka yang
memiliki semangat belajar tinggi.
b. Cinta damai
Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain
merasa senang serta aman atas kehadirandirinya (Yaumi,
2014:107). Tidak melakukan kerusuhan, tidak menjadi provokatif
saling menyayangi dan menghargai adalah wujud dari cinta damai.
Dalam film ini terdapat pada (01:40:13)
Ibu guru : Jadi Sherina udah baikan sama Sadam ?
Sadam : Sudah bu
Ibu guru : Sudah minta maaf belum sama temen-temen yang pernah
kamu nakali ?
Sadam : Belum bu
Ibu guru : Icang, Dudung kalian mau gak minta maaf sama temen-
temen yang lain ?
Icang dan Dudung : Mau bu
Ibu guru : Teman-teman yang lain gimana ? mau gak maafin
Sadam, Icang, dan Dudung ?
Anak-anak: Mau bu
Ibu guru : Bagus, ibu senang sekali mendengarnya. Dan nanti ibu
sambil mengoreksi karangan kalian, kalian boleh
berjalan berkeliling ambil maaf memaafkan satu sama
lain ya, ayuk boleh mulai sekarang !
71
Dialog diatas menjelaskan bahwa saling memaafkan atas
kesalahan dan berjanji tidak mengulangi lagi kealasahannya, anak-
anak dengan iklas harus memaafkan tanpa ada rasa dendam satu
sama lain. Dalam pendidikan di sekolah, pendidikan perdamaian
memuat usaha atau kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan
suasana atau budaya damai di lingkungan sekolah. Penanaman rasa
cinta damai pada anak dapat dimulai dengan mengenalkan anak
cara bersosialisasi yang baik dengan teman dan orang lain.
Mengajarkan pada anak untuk tidak membeda-bedakan teman yang
satu dengan yang lain, mengajarkan anak untuk tidak memiliki rasa
dendam terhadap orang lain, mengajarkan anak untuk memiliki
sportifitas dalam segala hal, mengajarkan anak untuk tidak iri
dengan oran lain atau teman.
B. Pembahasan
1. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Yang Terkadung Dalam Film
Dalam film Petualangan Sherina karya Jujur Prananto terdapat nilai-nilai
pendidikan karakter, diantaranya :
a. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Hubungannya Dengan
Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam film ini dibuktikan dalam adegan berikut :
72
Waktu :00:16:51
Latar : Di dalam kelas
Dialog :
Ibu guru : Kita berdoa dulu anak-anak, Sadam pimpin doanya !
Sadam : Berdoa mulai.
Deskripsi : Sebelum memulai pembelajaran anak-anak berdoa
bersama, di pimpin oleh ketua kelas. Berdoa untuk memulai
suatu kegiatan adalah wajib dalam islam, meyakini keesaan
Allah dan memurnikan ibadahnya. Meyakini keesaan Allah
harus diajarkan sejak dini agar dapat meresap kedalam kalbu
anak dan menjadi dasar dalam kehidupan mereka. Manusia dan
jin di ciptakan untuk menyembah Allah,
Waktu : 01:00:40
Latar : Rumah Sadam
73
Dialog :
Ibu Darmawan : Ya Tuhan lindungi Sherina (dengan nada lemas)
Deskripsi : Mengetahui Sherina hilang bersama Sadam, ibu
Sherina berdoa pada Tuhan akan keselamatan Sherina dan bisa
kembali dengan selamat. Ibu Sherina yakin bahwa Sherina akan
selamat bersama Sadam.
b. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Hubungannya Dengan
Diri Sendiri.
1). Jujur
Waktu :01:09:30
Latar : Kantor Kertayajasa
Dialaog :
Kertarajasa : Kmau kenal dengan yang namanya Ardiwilaga ?
Umay : Ow juragan sayur yang memiliki perkebunan itu
pak ? Semua orang jugs tau atuh pak Ardiwilaga
itu orangnya baik.
Kertarajasa : Apa kamu bilang Ardiwilaga orangnya baik ?
74
Umay : Baik pak ( sambil mengangkat jempolnya)
orangnya the baik sekali, dermawan, ngasih
pekerjaan untuk orang-orang di daerah saya.
Deskripsi : Umay adalah OB dikantor Kertarajasa dia
merupakan satu kampong dengan Ardiwilaga. Saat ditanya
Kertarajasa tentang Ardiwilaga dia mengatakan jika
Ardiwilaga seorang yang baik hati kepada semua warganya.
Namun mendengar jawaban itu kertarajasa marah dan akan
memukul Umay, dengan nada ketakutan Umay mengatakan
lagi kalau Ardiwilaga adalah seorang juragan yang baik.
2). Tanggung Jawab
Waktu : 01:36:37
Latar : Rumah Sadam
Dialog :
Natasha : Sebentar lagi pak Ardiwilaga akan kesitu
bersama istrinya.
Pak Raden : Iya mereka bawa uang kan bu hehehe ?
75
Natasha : Langsung saja kembalikan Sadam pada orang
tuanya !
Pak Raden : Tapi yang perempuan kabur bu
Natasha : tidak apa-apa yang penting urusan tanah pak
Ardiwilaga sudah beres, dan bayaran untuk
kalian akan segera saya bayar.
Deskripsi : Natasha menelpon pak Raden dan menyuruh
pak Raden untuk segera menyerahkan Sadam pada
orangtuanya. Meskipun sudah ketahuan jika Natasha dalang
dari penculikan itu, Natasha bertanggung jawab atas semua
yang telah dikatakannya pada pak raden dan anak buahnya
ia berjanji akan tetap memberikan bayaran sesuai dengan
perjanjian.
Waktu : 01:39:28
Latar : Rumah Sadam
Dialog :
76
Sherina : Hallo Dam, kamu mau tau caranya ngilangin
stress, harus bayar utang, kamu harus minta maaf
sama temen yang pernah kamu nakalin !
Sadam : Ow itu maafin aku ya Sher.
Sherina : Ada satu lagi tolong buka ya, (memberikan kotak)
sekali-kali nyuci rok gak apa-apa kan Dam ?
Sadam : ( melirik Sherina ) iya Sher.
Deskripsi : Sherina memberikan Sadam sebuah kotak yang
berisi rok yang dulu diberi lem oleh Sadam. Sadam terkejut
saat melihat isi dari kotak tersebut, Sherina meminta Sadam
untuk memcucikan rok yang telah di lem dia dulu itu , dan
Sadam mau untuk mencucinya. Sadam bertanggung jawab
dengan apa yang telah ia lakukan dan menerimanya dengan
lapang dada.
3).Disiplin
Waktu : 00:18:27
Latar : Sekolah
77
Dialog : masuk kelas tepat waktu (tidak ada dialog)
Deskripsi : Anak-anak masuk kelas dengan tepat waktu
tanpa ada yang terlambat. Aspek disiplin akan membentuk
karakter siswa yang mampu bekerja keras dan bertanggung
jawab dan sungguh-sungguh dalam berupaya mencapai
sesuatu yang diinginkan. Hal yang diharapkan dengan
pembentukan disiplin adalah munculnya disiplin diri (Sani
dan Kadri, 2016:27)
4).Bekerja Keras
Waktu : 00:34:40
Latar : Perkebunan Ardiwilaga
Dialog :
Ardiwilaga : Menurut pak Darmawan kerusakan kebun saya ini
sangat serius ya ?
Darmawan : Setelah saya teliti apa yang terjadi disini pak Ardi,
rupanya kerusakan ini akibat ulah para manusia
juga.
78
Ardiwilaga : Tunggu, tunggu maksud pak Darmawan jadi ada
orang yang berusah merusak perkbunan saya ?.
Astaga
Deskripsi : Ardiwilaga dan Darmawan bekerja keras untuk
mengembalikan kerusakan perkebunan yang cukup parah
yang disebabkan oleh ulah anak buah Natasha
Waktu : 00:55:53
Latar : Hutan
Dialog :
Tim pencari : Disini kita menemukan botol minuman pak,
yang berwarna biru perak dan didekatnya
banyak jejak ban mobil yang tidak lazim
untuk dilewati mobil.
Ardiwilaga : Botol kepunyaan Sadam itu.
Deskripsi : Ardiwilaga, Dermawan dan anak buahnya
berusaha mencari Sadam dan Sherina yang hilang di hutan
79
dan culik. Mereka menyusuri hutan untuk menemukan jejak
Sadam dan Sherina, mereka menemukan botol milik Sadam
yang terjatuh saat diculik. Mereka bekerja keras bersama
untuk menemukan Sadam dan Sherina.
5).Kreatif
Waktu : 00:42:23
Latar : Hutan
Dialog :
Sherina : Ini aku kesasar gak ya..,.,(kemuadian Sherina
menyebar permen yang dibawanya sebagai
petunjuk jalan)
Deskripsi : Sherina yang terpisah dengan Sadam didalam
hutan mencari Sadam. Agar tidak kesasar lebih jauh
Sherina menyebar satu persatu permen yang dibawanya
untuk mengingat jalan yang telah dilewatinya.
80
Waktu : 00:51:28
Latar : Hutan
Dialog :
Sherina : Itu siapa ?
Penculik : Itu temen-temen saya.
Sherina : Loh rumah om dimana ?
Penculik : Eeeeee
Sadam : (berteriak dari dalam mobil) Sherina lari !
Sherina : Awas uler.(Sherina langsung berlari)
Deskripsi : Setelah berhasil menculik Sadam, Penculik itu
berupaya untuk menculik Sherina juga.Penculik itu
berbohong jika Sadam sedang istirahat dirumahnya agar
Sherina mau ikut bersamanya, Saat Sherina dibawa
penculik itu menuju mobilnya Sherina curiga karena disitu
tidak ada rumah. Dari dalam mobil Sadam berteriak agar
Sherina lari, kemudian Sherina berteriak kalau dikaki
penculik itu ada seekor ular dengan sekejap penculik itu
melepaskan tangannya yang memegangi Sherina.
81
Waktu :01:31:40
Latar : Pasar
Dialog :
Sopir : Eneng the saha ?
Sherina : Saya Sherina temennya Sadam, kemsrin kita jadi
korban penculikan.
Sopir : Hah Penculikan ?
Sherina : Makanya saya harus cepat-cepat pulang kerumah
pak Arwilaga.
Deskripsi : Sadam menyuruh Sherina untuk pergi kepasar
dan mencari mobil tukang sayur lalu menumpangnya untuk
pulang kerumah Sadam dan memberitahu orangtua Sadam
akan keberadaan Sadam.
6).Mandiri
82
Waktu : 00:37:45
Latar : Rumah Sadam
Dialog : (tidak ada dialog)
Deskripsi : Saat akan pergi jalan-jalan bersama Sadam,
Sherina mempersiapkan apa yang dibawanya seorang diri.
Beda dengan Sadam yang semuanya disiapkan oleh ibunya
dan pek Endang.
c. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Hubungannya Dengan
Sesama.
1).Demokrasi
Waktu : 00:40:23
Latar : Rumah Sadam
Dialog :
Sadam : Pokoknya Sadam gak mau pak Endang
ikut.
Ayah Sadam : Yaudah pak Endang gak ikut gak apa-apa
tapi gak usah jalan-jalan ke Boscha karena
83
terlalu jauh, keliling perkebunan kita saja
kan cukup sudah cukup jauh!
Deskripsi : Sadam yang kekeh pada pendiriannya kalau pak
Endang tidak boleh ikut bersamanya. Ayah Sadam
memperbolehkan pak Endang tidak ikut asalkan Sadam
tidak jadi jalan-jalan ke Boscha karena terlalu jauh dan
hanya memperbolehkan Sadam jalan-jalan sekitar
perkebunannya saja.
2).Peduli sosial
Waktu : 00:01:02
Latar : Taman
Dialog :
Sherina : (melihat temannya yang susah naik pohon)
sebenernya kamu bisa gak sih ?
Deskripsi : Sherina yang sangat menyayangi hewan, naik
ketatas pohon untuk memberi makan burung.
84
Waktu : 00:49:44
Latar : Hutan
Dialog : sini, sini ckckckckckckck
Deskripsi : Meskipun sisa makanan Sherina tinggal sedikit,
saat ia melihat kijang yang sedang mencari makan ia
langsung memberikan makanan pada kijang tersebut
dengan menggunakan tangannya.
Waktu : 01:24:37
Latar : Boscha
Dialog :
Sherina : Kamu jangan kumat dulu ya, nanti gimana ?
Sadam : Mudah-mudahan Sher, tapi ini udah mulai kerasa.
85
Sherina : Oke oke jadi kamu harus segera dibawa ke rumah
sakit, tunggu disini ya!
Deskripsi : Saat berada di Boscha penyakit Sadam kambuh.
Sadam memiliki penyakit asma dan pada saat dia pergi
Sadam lupa tidak membawa obatnya. Sherina berusaha
menenangkan Sadam, namun Sadam tidak kuat lagi. Lalu
Sherina memunyai inisiatif untuk membawa Sadam ke
rumah sakit, meskipun Sadam telah berbuat tidak baik
pada Sherina, namun Sherina tetap berusaha menolong
Sadam yang sedang sakit
3).Bersahabat dan komunikatif
Waktu : 01:20:20
Latar : Boscha
Dialog :
Sadam : kalau aku sedang sedih aku suka duduk di depan
lihat bintang-bintang biasanya aku merasa lebih
baik makanya aku tau banyak soal bintang.
86
Sherina : Wow bintang yang itu terang banget.
Sadam : Itu bukan bintang tapi planet.
Sherina : Emang bintang sama planet apa bedanya ?
Sadam : Kalau bintang seperti matahari memiliki cahaya
sendiri , kalau planet seperti bumi terang karena
pantulan dari cahaya matahari.
Deskripsi : Sherina yang dulunya tidak akur dengan Sadam,
saat mereka bisa bebas dari penculik dan kabur bersama
mereka sudah mulai baikan dan sering berbagi cerita dan
pengalaman. Sadam berbagi pengetahuan dengan Sherina
tentang beberapa jenis bintang dan planet.
d. Nilai- Nilai Pendidikan Karakter Dalam Hubungannya
Dengan Lingkungan.
1).Peduli lingkungan
Waktu : 01:38:48
Latar : Hutan
Dialog : (tidak ada dialog)
Deskripsi : Sherina bermain dengan kupu-kupu yang
terbang disekitarnya.
87
Waktu : 00:44:36
Latar : Hutan
Dialog :
Sherina : Eh Dam ini pohon apa ?
Sadam : tauk !
Sherina :Pohon ini sudah berapa tahun sih ?
Sadam : (Berlari meningglakan Sherina)
Deskripsi : Saat Sherina jalan-jalan bersama Sadam di
hutan dia sangat menikmati keindahan hutan yang tidak
pernah ia lihat sebelumnya di Jakarta. Sherina bertanya
tentang jenis pohon dan usia pohon tersebut namun, Sadam
mengabaikan pertanyaan Sherina.
88
2).Toleransi
Waktu : 01:05:13
Latar : Rumah Sadam
Dialog :
Ibu Darmawan : Apa gak sebaiknya kita diam-diam lapor
polisi yah ?
Pak Darmawan : Gak bisa dong bu, kita semua harus
sepakat.
Ibu Darmawan : Tapi kita lapor polisi kan buat Sherina
bukan buat ngebebasin Sadam, Sadam
biar saja dibebaskan dengan cara pak
Ardiwilaga kalau memang mereka tidak
mau berurusan dengan polisi.
Pak Darmawan : kalau Sherina pergi sendiri sih gak apa-
apa, tapi jelas-jelas dia perginya sama
Sadam, sekarang Sadam diculik Sherina
ikut-ikutan gak pulang itu kan berarti
mereka bersam-sama terus bu.
89
Deskripsi : Saat Sherina dan Sadam di culik sampai malam
belum di ketemukan ibu Sherina mengusulkan untuk lapor
polisi saja agar mereka cepat di temukan. Namun, ayah
Sherina tidak setuju dengan usul istrinya tersebut, karena
ayah dan ibu Sadam tidak mau melibatkan polisi demi
keselamatan Sadam. Menurut ayah Sherina keputusan
mereka harus dihormati dan tidak boleh mengambil
keputusan sepihak.
e. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Hubungannya Dengan
Kebangsaan.
1).Semangat kebangsaan
waktu : 01:40:44
latar : Sekolah
Dialog :
Ibu guru : Anak-anak pasti sudah membaca pengumuman,
iya kan ? bahwa kita akan libur selama tiga hari
berturut-turut.
90
Anak-anak : horeeeeeeeeeeee
Ibu guru : Namun kalian ada tugas di rumah yaitu
menuliskan pengalaman liburan selama tiga
hari tersebut dalam bentuk cerita.
Deskripsi :Saat ibu guru memberitahu akan libur tiga hari
berturut-turut Ibu guru memberi tugas pada anak-anak
untuk menulis pengalamannya selama libur tiga hari
tersebut dan di kumpulkan pada hari pertama masuk
sekolah. Dengan semangat anak-anak menjawab dengan
gembira. Semangat belajar anak-anak sangat tinggi,
mereka menuntut ilmu pengetahuan untuk meningkatkan
derajatnya.
2).Cinta damai
Waktu : 01:27:38
Latar : Boscha
Dialog :
Sherina : Ayo Dam aku bisa bebasin kamu.
91
Sadam : Aku sulit, udah jangan mikirin aku kamu lari
kesana arah belakang disana ada pasar, cari tukang
sayur mereka kenal sama papiku.
Sherina : Maafin aku Dam.
Sadam : Aku yang banyak salah, maafin aku Sher ( sambil
memeluk Sherina)
Deskripsi : Sherina meminta maaf pada Sadam karena dia
tidak dapat membawa Sadam untuk keluar dari Boscha,
karena penyakit Sadam kambuh dan Sadam lemas terkulai.
Saat itu juga Sadam meminta maaf pada Sherina karena
selama ini Sadam sering menjaili Sherina.
Waktu : 01:40:13
Latar : Sekolah
Dialog :
Ibu guru : Jadi Sherina udah baikan sama Sadam ?
Sadam : Sudah bu
92
Ibu guru : Sudah minta maaf belum sama temen-temen
yang pernah kamu nakali ?
Sadam : Belum bu
Ibu guru : Icang, Dudung kalian mau gak minta maaf sama
temen-temen yang lain ?
Icang dan Dudung : Mau bu
Ibu guru : Teman-teman yang lain gimana ? mau gak
maafin Sadam, Icang, dan Dudung ?
Anak-anak: Mau bu
Ibu guru : Bagus, ibu senang sekali mendengarnya. Dan
nanti ibu sambil mengoreksi karangan kalian,
kalian boleh berjalan berkeliling ambil maaf
memaafkan satu sama lain ya, ayuk boleh mulai
sekarang !
Deskripsi : Saat mengumpulkan tugas yang diberikan oleh
ibu guru, ibu guru tercengang saat membaca pengalaman
Sherina dan Sadam yang sama. Ternyata Sadam dan
Sherina menghabiskan liburan bersama-sama, saat ditanya
ibu guru Sherina dan Sadam sudah baikan. Lalu ibu guru
meminta Sadam, Icang dan Dudung meminta maaf pada
semua teman yang pernah dia nakalin selama ini. Sifat
saling memaafkan sesama merupakan sifat terpuji yang
harus diajarkan pada anak sejak dini, jika berbuat kesalahan
93
harus minta maaf dan jika ada yang minta maaf harus
memaafkan dengan lapang dada.
2. Karakteristik Tokoh Utama Dalam Film
Dalam film Petualangan Sherina karya Jujur Prananta terdapat dua
tokoh utama beserta karakteristiknya masing-masing.
1. Sherina
Sherina memiliki sifat yang pemberani, periang, cerdik dan suka
menolong. Sikap pemberani Sherina bisa dilihat dengan keberaniannya
melawan Sadam, di sekolahnya tidak pernah ada yang berani melawan
Sadam. Sherina juga berani menghadapi penculik dan berusaha
membebaskan Sadam dari penculik tersebut.
Waktu : 00:20:55
Latar : Sekolah
Dialog :
Faris : Emangnya kamu mau gimana kalo jadi aku ?
Sherina : Ya lawan dong….
Faris : Emangnya kamu berani lawan dia ?
94
Sherina : kalau kita bener gak usah takut,( langsung berdiri
memanggil Sadam ) heh badan doang yang gede beraninya
sama anak kecil perempuan pula week jelek.
Deskripsi : Sherina memberikan semangat faris untuk percaya diri
dan berani membela diri jika yang kita lakukan adalah kebenaran.
Tidak boleh takut dengan ancaman Sadam yang ingin merasa
benar dan menang sendiri.
Waktu : 00:37:04
Latar : Perkebunan Adiwilaga
Dialog :
Sherina : Heh jagoan palsu, kalau berani aku tantang kamu adu lari
Sadam : Aku gak mau bertanding, kalau Cuma lari-larian itu sih
cuma mainan anak kecil.
Sherina : Jadi mau kamu apa ?
Sadam : Kalau berani kita dulu-duluan sampe sana.
Sherina : Oke siapa takut.
Deskripsi : Sherina menantang kemampuan Sadam untuk berlari,
siapa duluan yang akan sampai tujuan. Meskipun Sherina anak
95
perempuan namun dia memiliki kepercayaan diri dan keberanian
untuk melwan Sadam.
Waktu :01:27:38
Latar : Boscha
Deskripsi : Dengan kecerdikannya Sherina kabur melalui jendela Boscha
agar bisa menghindari pak Raden dan anak buahnya yang ingin
menangkapnya. Sherina kabur dengan seutas tali yang di kaitkan pada
ujung jendela.
Waktu :01:14:02
Latar : Markas penjahat
Deskripsi : Meskipun Sadam telah berbuat nakal pada Sherina namun,
Sherina tetap berusaha menolong Sadam yang tangannya diikat dan
mulutnya dilakban.
96
2. Sadam
Sadam adalah anak yang nakal, pemarah dan suka menjaili teman-
temannya. Sadam merupakan anak juragan sayur yang memiliki
perkebunan luas, ketika di sekolah Sadam adalah anak yang nakal
namun berbeda kalau Sadam berada di rumah dia menjadi anak yang
manja.
Waktu :00:18:37
Latar : Dalam kelas
Dialog :
Ibu guru :Sherina sekarang kamu tulis nama lengkap kamu di
papan tulis !(lalu Sherina menuliskan namanya dipapan
tulis “Sherina M Darmawan”
Ibu guru : jadi namanya Sherina M Darmawan ya anak-anak, M
nya siapa sayang ?
Sadam : Monyet hahahaha
Deskripsi : Saat Sherina diminta ibu guru untuk memperkenalkan
diri didepan kelas dengan menuliskan namanya dipapan tulis,
97
Sadam mengejek nama Sherina dengan sebutan monyet. Lalu
teman-temannya di kelas menertawakan Sherina semua.
Waktu : 00:39:40
Latar : Rumah Sadam
Dialog :
Ibu Sadam : yayang (Sadam) kamu jangan jauh-jauh sama pak
Endang ya harus deket terus sama Endang kalau laper
atau haus minta sama pak Endang gak boleh jajan
sembarangan. Kalau setengah hari masih disana kamu
makan ini saja, makan lauk sudah disiapkan sama pak
Endang ya.
Sadam : (Berdiri sambil membanting gamenya) Sadam gak mau
kalau pak Endang ikut pokoknya Sadam gak mau bawa
apa-apa
Deskripsi :Sadam marah pada ibunya karena pak endang harus ikut
dengan Sadam saat akan kemah dengan Sherina. Sadam
ingin berangkat sendiri tanpa ditemani siapapun. Lalu
Sadam pergi meninggalkan ibunya yang sedang berbicara
dengannya.
98
Waktu : 00-19-53
Latar : Depan kelas
Dialog :
Sadam : Woy ada anak monyet mencari pisang ( teriak pada
Sherina)
Faris : Udah Sher, gak usah diladenin Sadam emang gitu, dulu
bangkuku pernah dikasih saos tomat, di tasku juga pernag
dikasih kodok, tadi yang ketiga kalinya aku ditaruh diatas
lemari.
Deskripsi : Saat istirahat pelajaran Sherina duduk di depan kelas
bersama faris. Sadam yang lewat meneriaki Sherina dengan
sebutan anak monyet, lalu temannya bercerita jika dulu dia pernah
dijaili Sadam beberapa kali namun ia tidak berani melawannya.
3. Relevansi Pendidikan Karakter Dalam Film Petualangan Sherina
Dengan Pendidikan Anak Madrasah Ibtidaiyah
Pendidikan karakter memberikan dampak yang sangat baik untuk
emosional, spiritual dan kepribadian seseorang. Bahwa kecerdasan
emosional, spiritual dan kepribadian itu penting dalam membangun
karakter yang tangguh, mandiri, aktif dan kreatif.
Pendidikan karakter berfungsi untuk mengembangkan potensi yang
ada dalam diri seseorang, baik dalam berperilaku maupun berpikir. Selain
itu pendidikan karakter berfungsi sebagai peningkatan mutu dalam suatu
bangsa.
99
Di dalam film Petualangan Sherina karya Jujur Prananto
memberikan pelajaran untuk kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari,
yaitu tentang kehidupan sosial untuk saling tolong menolong dalam segala
hal kebaikan, peduli terhadap lingkungan dengan menyayangi makhluk
ciptaan Tuhan, berani bertindak dalam kebenaran, rela berkorban dan
kesetikawanan.
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasaran pembahasan dan pengkajian yang telah penulis lakukan, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam film
Petualangan Sherina antara lain; a) Hubungannya Dengan Tuhan Yang
Maha Esa, b) Hubungannya Dengan Diri Sendiri, c) Hubungannya
Dengan Sesama, d) Hubungannya Dengan Lingkungan, e)
Hubungannya dengan kebangsaan.
2. Dalam film Petualangan Sherina terdapat dua tokoh utama yaitu
Sherina dan Sadam. Sherina adalah tokoh utama yang memiliki
karakter pemberani, periang dan suka menolong sesama yang
membutuhkan bantuan. Sedangan Sadam adalah tokoh yang memiliki
karakter pemarah, nakal dan suka menjaili teman-temannya.
3. Nilai-nilai pendidikan karakter dalam film Petualangan Sherina sangat
relevan dengan pendidikan anak di Madrasah Ibtidaiyah karena
relevansi nilai-nilai yang sesuai dengan output pendidikan karakter
disekolah.
101
B. Saran
Setelah melakukan kajian nilai-nilai pendidikan karakter dalam film
petualangan Sherina ada beberapa saran yang peneliti sampaikan antara
lain :
1. Pendidikan karakter harus ditanamkan sejak usia dini pada anak, orang
tua sebagai pendidik utama harus memperhatikan pergaulan dan
tingkah laku anak.
2. Di era modern seperti saat ini tekhnologi juga dapat di manfaatkan
untuk pendidikan. Pendidikan dapat di peroleh dari film, namun orang
tua harus mendampingi anak dalam memilih film yang baik bagi anak.
3. Bagi insan perfilman harusnya tidak memberikan film yang hanya
mengedepankan keindahan dan hiburan semata dalam sebuah
karyanya. Bagi yang bergerak di bidang perfilman diharapkan dapat
menciptakan film dengan berbagai manfaat dan pesan-pesan yang baik
bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Uhbiyati, Nur. 1991. Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Rineka
Cipta
Arikuntoro, Suharsimi. 2002. Prosedur penelitian suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Pendidikan Kualitatif, Pemahaman Filosofis
dan Metodologiske Arah Pengguasaan Model Aplikasi, Jakarta: Rajawali
Pers.
Departemen Agama Republik Indonesia .1996.Al-Qur’an dan Terjemahnya
:PT.Karya Toha Putra Semarang
Fadillah, Muhammad dan Khorida M Lilif. 2014. Pendidikan Karakter Anak Usia
Dini, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Ghufron, Moh. 2017: filsafat pendidikan, Yogyakarta:KALIMEDIA.
Jabrohim, Anwar, Choirul dan Sayuti, Suminto A. 2001. Cara Menulis Kreatif,
Yogyakarta:PUSTAKA PELAJAR.
Kusuma, Dharma, Triatna, Cepi dan Permana, Johar. 2012. Pendidikan Karakter,
Kajian Teori dan Praktik di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Mulyasa. 2014. Manajemen Pendidikan Karkter, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Naim, Ngainun. 2012. Character building, Yogyakarta:AE-RUZZ MEDIA
Suryabrata, Sumadi. 2009.Metodologi Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers.
Salahudin, Anas dan Alkrienciehie, Irwanto. 2013.Pendidikan Karakter
Pendidikan berbasis Agama dan Budaya Bangsa, Bandung:CV
PUSTAKA SETIA.
Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.
Zuchdi, Darmiyati. 2011.Pendidikan Karakter dalam Perpektif Teori dan Praktik,
Yogyakarta:UNY Press.
https://books.google.com/books?isbn=6027949252 diakses pada 15:01 selasa 17
Oktober 2018
http://ahmad.web.id/sites/apa_dan_siapa_tempo/profil/J/20030630-95-J_1.html
diakses pada 10:20 kamis 09 November 2018
https://id.wikipedia.org/wiki/Riri_Riza diakses pada 08:00 kamis 09 November
2018
http://ensiklopedia-dunia-q.fisip-umj.web.id/id3/2500-2380/Kelahiran-
1960_75015_fisipumj_ensiklopedia-dunia-q-fisip-umj.html diakses pada minggu
12 November 2018
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nanik Widayati
Tempat, tanggal lahir : Semarang, 03 Maret 1996
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Alamat : Belo RT/RW 05/03 Rembes, Kec. Bringin, Kab.
Semarang
Pendidikan
MI : MI Nurul Huda Rembes 01
SLTP : SMP N 3 Bringin
SLTA : SMA N 1 Bringin
Perguruan Tinggi : IAIN Salatiga