HUBUNGAN DISIPLIN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 29
JAKARTA SELATAN
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Oleh
Farishadi
1110018200011
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
HUBUNGAN KEDISIPLINAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
SISWA DISML 29 JzШ O田tTA
Skril〕si
Di可血an llntt Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sattana Pendidikln(S.Pd)pada Fakuhtt llmu Tarbiyah dan Keguruan‐Universitas lstam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta
Olch
FARISttADINI卜11110018200011
1}:DawaL諄 :轟 bingant
Pembimbing I Fembil狙
NI計 .195707101979031争 {)2
ひぎ
NIP.196610091993031004
J【「RUSAN卜lANAJEllEN FEN〕 I BIttAN
FAK竜 iLTAS IL卜 1駐iTARBI■「AII DAN IEGliRliAN
lih iTERSIr『 AS ISI=Aliヽ ヨGE:ミ ISYARI手`1]罫 ∋A II「 Tヽ:ILLA胃
,IAS(_ヽ RTA
2(117
Dl・.Sal籠 1■ n Tulllattggor9
Yang bertanda tangan d
SURAT PERNYATAAN KARYA ILⅣ 質IAH
i bawah ini:
Farishadi
Jakarta 117 Agastus 1991
1 1 1 001 820001 1
Manajemen Pendidikan
Jl. Damai No. 108 Rt 002 Rw 002 kel. Jatikramatkec. Jatiasih, Bekasi.
: Dr. Salman Tumanggor, M.Pd: 19570710 19'7903 I 002: Dr. Hasyim Asy'ari, M.Pd:19661009 199303 1 004
Nama
Tempat/Tgl.Lahir
NIM
Jurusan/ Prodi
Alamat
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Kedisiplinan Belajar TerhadapPrestasi Belajar Siswa di SMA 29 Jakarta adalah benar hasil karya sendiri dibawah bimbingan dosen:
1. Nama Pembimbing INIP
2. Nama Pembimbing IINIP
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan sayasiap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasilkarya sendiri.
Jakafia, 1 September 2016
Far】 shadi
NIⅣ質1110018200011
\
UЛ REFERENSI
SelШtt referensi yang digunakan ddam penulisan skripsi yang bettudul“ Ⅱubungan
Disiplin Belttar Terhadap Prestasi Belttar siswa di SMAN 29 Jakarta Selatan"
yang disusun oleh FaJbhadi,NIM ll10018200011,Jurusan MantteIIlen Pendidikan
Fakultas lhnu Tarbiyah dan Keguruan Universitas lslarn Negeri Syanf Hidayatullah
Jaktta telah ditti kebenaramyaoleh dosenpembimbmg skripsi。
J』k田t町 10 Juni 2017
PeШLbimbing I Pembimbing II
NIPl.195707101979031002Dr.Hasvim tty'arL MoPdNIP。 196610091993031004
iii
ABSTRAK
Farishadi, NIM : 1110018200011 Pengaruh Kedisiplinan Belajar
Terhadap Prestasi Belajar IPA (Survei pada SMA Negeri 29 Jakarta
Selatan) Jurusan Kependidikan Islam, Program Studi Manajemen
Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kedisiplinan belajar siswa
terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam di SMP Negeri 29 Jakarta
selatan.Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 September 2016 sampai
dengan 12 Januari 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriftif-korelasional. Metode deskriftif digunakan untuk mengetahui
tingkat kedisiplinan belajar siswa, sedangkan metode korelasional
digunakan untuk mengetahui hubungan disiplin belajar siswa dengan prestasi
belajarnya. Instrument yang digunakan untuk mengukur kedisiplinan
belajar adalah angket yang terdiri dari 30 item soal. Sedangkan untuk
mengukur prestasi belajar terdiri 20 item soal. Setelah dilakukan
pengukuran terhadap kedisiplinan belajar, didapat nilai mean (rata-rata) skor
hasil angket sebesar 92 , ini berarti kedisiplinan belajar siswa di SMP
Negeri 29 Jakarta Selatan berada pada tingkat tinggi. Untuk mengetahui
tingkat hubungan antara kedisiplinan belajar dengan prestasi belajar,
digunakan rumus korelasi dari Karl Pearson. Dari hasil perhitungan,
diperoleh nilai t-hitung = 7,846, sedangkan ttabel = 1,68 karena nilai sig <
0,05 dan thitung > ttabel maka Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh
yang signifikan variabel bebas (kedisiplinan belajar) terhadap variabel terikat
(prestasi belajar) yang berarti regresi tersebut signifikan . Sedangkan
besarnya kontribusi kedisiplinan belajar dalam mempengaruhi prestasi belajar
IPA ditunjukkan oleh koefisien determinasi yaitu sebesar 51,5%, sisanya
48,5% karena faktor lain yang tidak diteliti
Kata kunci: Kediisiplinan Belajar Siswa, Prestasi Belajar IPA
iv
ABSRACT
Farishadi, NIM : 1110018200011 “ The Effect of Learning Discipline
Towards Learning Achievement in Natural Science Subject of SMP Negeri
29 Students in Jakarta.” Skripsi of Management Education at Faculty of
Tarbiyah and Teaching in Syarif Hidayatullah Islamic University in Jakarta.
The aim of this research is to recognize the level of students’ dicipline over
learning achievement in the study of Natural Science subject in SMP Negeri 29
Jakarta. This research was conducted in September 2016 up to January 2017. The
method employed in this research was descriptive-correlational. Descriptive
method used to know the level of students’ discipline, meanwhile, correlational
approach used to recognize the influence of students’ discipline towards their
learning achievement. The instrument used to measure the level of students’
discipline was questionnaires which consisted of 30 items of questions. Whereas,
to assess learning achievement, 20 number of questions should be answered by
research participants. After the process of the measurement of learning discipline,
it was obtained that the mean (avarage scores) was 92. It means that learning
discipline of students in SMP 29 Jakarta Selatan was quite high. To know the
influence of learning discipline level, correlational formula by Carl Pearson was
used. From the statistical calculation, it was obtained that the value of t-count was
equal with 7,846, while t-table was 1,68. Since the Sig value <0,05 and t-count t-
table therefore Ho was rejected, meaning there was significant impact of
independent variable (learning discipline) towards dependent variable (learning
achievement) and the regression was quite significantly affected. It is necessary to
say that the contribution of learning dicipline in influencing of learning Natural
Science subject was shown by determination coefficient which was 51,5%, and
the remaining 48,5% was caused by other factors that it was not conducted by this
research.
Keywords: Learning Discipline, Learning Achievement, Natural Science
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi dengan judul
penelitian “Pengaruh Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPA (Survei
Pada SMA Negeri 29 Jakarta Selatan)
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
sekali kekurangan dikarenakan keterbatan pengetahuan, waktu, wawasan dan
kemampuan penulis dalah hal anlisis.
Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sejak mulai masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit
bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini, Oleh karena itu, saya mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri
syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. Salman Tumanggor, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing I Universitas Islam
Negeri syarif Hidayatullah Jakarta
3. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing II Universitas Islam
Negeri syarif Hidayatullah Jakarta
4. Seluruh civitas akademika di lingkungan FITK. Para dosen program studi
Manajemen Pendidikan FTIK Jakarta dan staf karyawannya sehingga
penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktunya
5. Kepada Bapak/Ibu Guru SMA Negeri 29 Jakarta Selatan, tempat penelitian ini
dilaksanakan, yang banyak membantu baik moril maupun materil dan turut
mendoakan agar studi penulis dapat diselesaikan dengan baik
6. Kepada kedua orang tuaku tercinta dr. H, Suwanto (almarhum) dan Ratna
Yuliati, SE yang telah memberikan kasih sayang, cinta, pengertian dan
vi
bantuan berupa moril dan materil yang tak putus-putus, semua itu tak akan
pernah bisa terbalas. Semoga Allah SWT selalu memberkatinya
7. Kepada adikku Rafidhia Dwi Putranto dan Saniya Norra Sharifa yang
menyemangati penulis. Terimakasih atas pengertian selama ini
8. Kepada rekan-rekan angkatan 2010 FITK yang telah menciptakan pertemanan
yang indah dan telah membuat hari-hari penulis penuh dengan canda dan haru.
Terimaksih atas dukungan yang telah dicurahkan selama ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga pertemanan kita akan terus abadi
9. Seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Semoga kebaikan yang kalian berikan, dapat
tergantikan oleh pahala dan rezeki berupa apapun dari Allah SWT
Akhir kata saya berharap semoga berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu
Jakarta, 06 Juli 2017
Farishadi
NIM. 1110018200011
vii
D A F T A R I S I
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
LAMPIRAN .................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 7
D. Perumusan Masalah .................................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
F. Manfaat dan Kegunaan Hasil Penelitian .................................. 8
G. Sistematika Penyusunan .......................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori ........................................................................ 9
1. Prestasi Belajar .................................................................... 9
a. Pengertian Belajar ......................................................... 9
b. Prestasi Belajar ............................................................. 12
c. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ............... 12
2. Teori Kedisiplinan ............................................................... 15
a. Pengertian Disiplin ....................................................... 15
b. Penanaman atau Penegakan Kedisiplinan .................... 17
c. Membangun Tradisi Disiplin yang Kuat ...................... 19
viii
d. Macam-Macam Disiplin ............................................... 20
e. Pembinaan Disiplin Peserta Didik ................................ 22
f. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin ......................... 23
g. Membentuk Disiplin Sekolah ....................................... 24
h. Indikator Kediisiplin Peserta Didik ............................. 25
B. Kerangka Berpikir .................................................................... 25
C. Hipotesis Penelitian .................................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 27
1. Tempat Penelitian .................................................................. 27
2. Waktu Penelitian ................................................................... 27
B. Metode Penelitian ....................................................................... 28
C. Populasi dan Pengambilan Sampel ............................................ 29
1. Populasi Penelitian ............................................................... 29
2. Sampel ................................................................................. 29
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 30
E. Pengembangan Instrumen Penelitian ....................................... 31
F. Teknik Analisa Data ................................................................. 43
G. Hipotesi Statistik ...................................................................... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah ............................................................................. 49
B. Deskripsi Data ............................................................................ 56
C. Pengujian Persyaratan Anasis dan Pengujian Hipotesis ............ 60
ix
D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .......................................................................... 66
B. Saran-Saran ......................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian .................................................................. 28
Tabel 2. Instrumen Prestasi Belajar IPA ............................................ 31
Tabel 3. Pengujian Taraf Kesukaran Butir Soal.................................. 34
Tabel 4. Pengujian Daya Beda Soal ................................................... 35
Tabel 5. Hasil Perhitungan Validitas.................................................. 37
Tabel 6. Instrumen Kedisiplinan Belajar ........................................... 40
Tabel 7. Uji Validitas Kedisiplinan Belajar ....………………...….... 70
Tabel 8. Data Guru SMA Negeri 29 Jakarta Selatan ......................… 53
Tabel 9. Data Siswa SMA Negeri 29 Jakarta Selatan ....................… 54
Tabel 10. Deskripsi Data Hasil Penelitian …….....................…..…..... 57
Tabel 11. Deskripsi Data Statistik Kedisiplinan ………...............…… 57
Tabel 12. Deskripsi Data Statistik Prestasi Belajar………...........…… 59
Tabel 13. Hasil Pengujian Normalitas Data …................................… 61
Tabel 14. Uji Linearitas Regresi Kedisiplinan dan Prestasi Belajar...... 63
Tabel 15. Data Variabel X Terhadap Y ……………...................….. 64
Tabel 16. Data Anova X Terhadap .................….................…......….. 64
Tabel 17. Koefisien Regresi Pengaruh Variabel X Terhadap Y........... 64
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Histogram Variabel Kedisiplinan......................................… 58
Gambar 2 : Histogram Variabel Prestasi Belajar..................................... 60
Gambar 3 : Grafik Normal Q-Q Plot Data Skor Kedisiplinan.............… 62
Gambar 4. : Grafik Normal Q-Q Plot Data Skor Prestasi Belajar.…....... 62
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Eksperimen)...……… 105
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kontrol)…….............. 117
Lampiran 3 : Silabus........................................................................……… 114
Lampiran 4 : Silabus…............................................................................… 133
Lampiran 5 : Soal Pemahaman Konsep Fisika …………..……..……...... 136
Lampiran 6 : Angket Kemandirian Belajar ………………...……………. 142
Lampiran 7 : Validasi Butir Soal Pemahaman Konsep Fisika .............….. 145
Lampiran 8 : Hasil Angket Kemandirian Belajar …..…....................….… 146
Lampiran 9 : Format Data Uji Lanjut ……………………........…………. 147
Lampiran 10 : Persiapan Uji Anava …………………………….....……… 148
Lampiran 11 : Nilai Product Moment…………………..……….....……… 147
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai peranan penting bagi manusia terutama dalam
menghadapi tantangan kehidupan. Hal ini dikarenakan pendidikan dapat
mempengaruhi seluruh aspek kepribadian dan perkembangan kehidupan
manusia. Pendidikan bersifat universal yang berarti dapat diakses dan dimiliki
oleh semua anak bangsa tanpa terkecuali. Di negara Indonesia, pendidikan
merupakan hak bagi setiap warga negara. Hal ini diatur dalam batang tubuh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 31 Ayat
1 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan”.1
Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas sumber daya
manusianya. Sumber daya manusia yang berkualitas tidak diperoleh secara
spontan, melainkan melalui proses berkelanjutan mulai manusia dilahirkan
sampai meninggal dunia. Proses itulah yang dinamakan pendidikan.
Keberhasilan pendidikan sangat menentukan maju mundurnya suatu bangsa.
Hal ini dikarenakan pendidikan merupakan kunci utama untuk mencetak
sumber daya manusia yang berkualitas dan unggul sehingga dapat bersaing
dengan negara lain di era globalisasi ini. Keberhasilan pendidikan dapat dilihat
dari perolehan spiritual, pengetahuan, sikap dan keterampilan. Semua ini dapat
dicapai melalui proses belajar mengajar yang efektif, efisien, bermakna dan
menyenangkan. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 dalam
menjelaskan bahwa:
1Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
Aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.2
Pernyataan di atas menjelaskan bahwa pendidikan diperoleh melalui
suatu usaha dan proses yang terencana untuk menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif sehingga siswa dapat mengembangkan potensi
dirinya. Selain itu, keberhasilan pendidikan tidak hanya dipandang dari aspek
akademik saja, tetapi juga dapat dilihat dari pengembangan kemampuan siswa
dalam aspek spiritual dan sosial. Sesuai yang dinyatakan Munib, “pendidikan
adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang
diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai
sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan”.3 Dengan demikian,
pendidikan memegang peranan penting dalam membentuk sifat dan tabiat
peserta didik yang bermutu dan berdaya guna agar sesuai dengan cita-cita
pendidikan. Tanpa pendidikan manusia tidak memiliki arah dan tujuan hidup
yang jelas. Manusia yang demikian akan tertinggal oleh manusia lain yang
lebih berpendidikan.
Salah satu tujuan pendidikan nasional negara Indonesia tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945 alinea ke-4 yaitu mencerdaskann kehidupan bangsa. Cara
mewujudkannya yaitu melalui pendidikan yang bermutu pada setiap satuan
pendidikan. Upaya untuk menciptakan pendidikan yang bermutu yaitu dengan
menciptakan pembelajaran yang kreatif, inspiratif dan menyenangkan sehingga
siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran tersebut. Guru dan siswa
merupakan dua komponen yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran.
Guru memiliki peran penting dalam menyampaikan materi pembelajaran di
kelas, sedangkan siswa berperan sebagai penerima ilmu dari guru. Slameto
2Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang
Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : Depdiknas, 2003)
3 Achmad Munib, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Semarang: UPT MKK UNNES, 2011),
h. 34
3
menyatakan bahwa “dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas
untuk mendorong, membimbing dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk
mencapai tujuan”.4 Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa guru merupakan
kunci pokok terciptanya kegiatan belajar mengajar yang efektif, efisien dan
bermakna sehingga dapat mencapai keberhasilan belajar yang diharapkan.
Keberhasilan belajar sendiri dapat dilihat dari perolehan prestasi belajar siswa
yang optimal.
Pada umumnya, keberhasilan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Menurut Djaali “faktor yang mempengaruhi belajar siswa ada
dua macam yaitu faktor internal dan eksternal”.5 Faktor internal berasal dari
dalam diri siswa sendiri, meliputi intelegensi, minat, motivasi, kesehatan dan
cara belajar, sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa meliputi
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Selain faktor-faktor tersebut
juga terdapat faktor lain yang mempunyai peranan tidak kalah pentingnya
dalam kegiatan belajar yaitu disiplin belajar.
Disiplin belajar akan membuat siswa memiliki kecakapan mengenai
cara belajar yang baik sehingga memperoleh prestasi belajar yang baik pula.
Disiplin belajar merupakan salah satu sikap ketaatan yang harus dimiliki siswa
agar memiliki cara belajar yang baik. Disiplin belajar dipandang sebagai faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Sikap dan perilaku disiplin tidak
terbentuk dengan sendirinya dan dalam waktu yang singkat, namun melalui
proses yang cukup panjang. Disiplin akan terwujud melalui pembinaan yang
dilakukan sejak dini mulai dari lingkungan keluarga dan berlanjut dalam
pendidikan di sekolah. Keluarga dan sekolah menjadi tempat penting bagi
perkembangan disiplin belajar siswa. Dapat dikatakan bahwa disiplin belajar
terbentuk bukan secara otomatis sejak manusia dilahirkan, melainkan
terbentuk karena pengaruh lingkungannya. Secara teori, untuk mendapatkan
prestasi belajar yang tinggi, siswa harus menanamkan cara belajar yang baik
dan teratur. Prestasi belajar tidak serta merta ditentukan oleh kecerdasan
4Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 97
5Djaali.Psikologi Pendidikan. (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), h.99
4
intelektual belaka, namun disiplin belajar juga menentukan keberhasilan siswa
mencapai prestasi yang didambakan. Siswa yang memiliki disiplin akan
menunjukkan sikap keteraturan dan ketaatannya dalam belajar tanpa ada
paksaan dan tekanan dari luar. Prijodarminto dalam Tu‟ u menjelaskan bahwa
“disiplin sebagai suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan
atau ketertiban”. Apabila aturan belajar yang telah dibuat dilaksanakan oleh
siswa secara continue (terus-menerus), maka siswa akan memiliki disiplin
belajar yang baik.
Disiplin merupakan salah satu bagian dari keseluruhan system tata
kelola pendidikan dan merupakan faktor yang utama dalam menentukan
prestasi belajar siswa di suatu sekolah. Jika siswa belajar dengan disiplin,
berarti ia tekun mempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh gurunya.
Disiplin belajar siswa dapat dilihat dari ketekunan belajarnya, ketaatan
terhadap jam – jam belajar, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di
sekolah memeriksa buku pelajaran sebelum berangkat ke sekolah, dan tidak
terjerumus pada kenakalan anak. Perwujudan dari disiplin belajar akan terlihat
dari tingkat prestasi belajar yang dicapainya. Penerapan disiplin di sekolah
memiliki keuntungan lain yaitu peserta didik belajar hidup dalam pembiasaan
di sekolah yaitu peserta didik belajar hidup dalam pembiasaan yang baik,
positif, dan bermafaat bagi dirinya dan lingkungan, pembiasan dapat disiplin di
sekolah akan mempunyai pengaruh positif bagi kehidupan peserta didik di
masa yang akan datang.
Belajar dengan disiplin terarah dapat menghindarkan diri dari rasa
malas dan menumbuhkan kegairahan siswa dalam belajar. Disiplin belajar
dapat dilaksanakan di sekolah maupun rumah. Siswa melaksanakan disiplin
belajar di sekolah dengan menaati tata tertib sekolah, aktif dalam kegiatan
pembelajaran, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, aktif masuk
sekolah dan lain-lain. Kalau disiplin belajar di rumah, siswa senantiasa belajar
secara teratur dan tanpa paksaan dari orang lain. Namun melihat kenyataan di
lapangan, nampaknya siswa belum sepenuhnya memahami pentingnya disiplin
5
belajar. Tidak jarang siswa menganggap belajar sebagai hal yang
membosankan terutama belajar dirumah. Melihat kenyataan lain, pembelajaran
yang dilakukan oleh guru juga terkadang kurang menarik sehingga siswa
merasa malas untuk belajar. Padahal, disiplin merupakan kunci kesuksesan
seseorang. Ketika sebuah kedisiplinan telah tertanam kuat dalam diri siswa,
maka mereka tidak akan merasa terpaksa untuk melakukan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kehidupannya terutama belajar sehingga akan
memperoleh hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, disiplin belajar sangat
diperlukan oleh setiap siswa untuk mencapai kesuksesan belajarnya
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain
motivasi belajar, perhatian orang tua, fasilitas belajar, disiplin belajar dan lain-
lain. Disiplin belajar merupakan salah satu faktor yang cukup dominan bagi
siswa untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan. Setiap siswa memiliki
tingkat disiplin belajar yang berbeda-beda. Ada yang memiliki disiplin belajar
yang tinggi, sedang dan rendah. Sebagian siswa ada yang berdisiplin belajar
baik dan kurang baik. Hal ini dikarenakan setiap siswa memiliki perbedaan
cara belajar, motivasi, perhatian orang tua dan yang terpenting yaitu kesadaran
diri untuk belajar. Berdasarkan informasi pula masih dijumpai siswa atau siswi
dengan disiplin belajar yang menunjukkan perilaku seperti adanya siswa yang
terlambat masuk sekolah, tidak semua siswa memperhatikan penjelasan guru
sehingga ketika diberi tugas tidak bisa mengerjakan, kadang ada siswa
mencontek saat ulangan, mengganggu teman lain saat mengerjakan tugas dan
tidak mematuhi tata tertib sekolah. Perilaku siswa yang demikian
mencerminkan bahwa dalam diri anak tersebut belum tertanam disiplin belajar
yang baik. Ketidakdisiplinan belajar di sekolah tidak hanya dilakukan oleh
siswa yang memiliki prestasi belajar rendah tetapi kadangkala juga dilakukan
oleh siswa yang memiliki prestasi belajar sedang atau tinggi. Disiplin belajar
yang berbeda pada masing-masing siswa memunculkan prestasi belajar yang
berbeda-bedapula.
6
Hasil penelitian terkait menunjukan bahwa disiplin mempengaruhi
prestasi belajar. Hasil penelitian lain yang di lakukan Inong Fachniar dalam
skripsinya yang berjudul “hubungan disiplin belajar terhadap prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran PAI SMPN 1 Cibarusah Bekasi”, menunjukan
bahwa kedisiplinan siswa memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar.
Kedua hasil penelitian ini menunjukan bahwa kedisiplinan mempengaruhi
prestasi belajar seseorang. Jika disiplin belajar seorang siswa rendah, maka
prestasi belajarnya pun akan rendah, begitu pula sebaliknya.
Selama penulis mengadakan pengamatan di SMA Negeri 29 Jakarta,
penulis menemukan permasalahan disiplin para siswanya, terutama disiplin
dalam belajar. Tindakan indisipliner siswa telah menjadi kebiasaan sehingga
menjadi kebiasaan yang buruk bagi siswa. Sebagai contoh adanya siswa yang
terlambat masuk kelas atau bahkan membolos, tidak mengerjakan tugas dan
lain sebagainya. Bisa jadi, penyebab permasalahan ini ditularkan oleh
kebiasaan buruk kakak kelas terdahulu atau lebih disebabkan karena letak
sekolah yang berada di tengah-tengah kawasan pemukiman warga dan kawasan
komersial. Dalam hal ini peran BK sangat penting dalam menangani masalah
yang ada pada siswa.
Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, penulis mencoba
mengkaji dan meneliti lebih jauh dalam bentuk skripsi yang berjudul :
“Hubungan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar di Sekolah Menengah
Atas Negeri 29 Jakarta Selatan.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya,
dapat diidentifikasikan beberapa masalah yaitu :
1. Belum optimalnya disiplin belajar siswa di SMA Negeri 29 Jakarta Selatan
2. Masih rendahnya kesadaran siswa terhadap disiplin
3. Terdapat hambatan pada siswa dalam mematuhi peraturan/tata tertib
4. Kurangnya sikap keteraturan dan ketaatan siswa dalam belajar
5. Adanya siswa yang kurang menghargai waktu
6. Siswa yang tidak disiplin berprestasi rendah
7
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari terjadinya perluasan dan salah tafsir terhadap
penelitian ini, maka penulis memberi batasan sebagai berikut:
1. Kedisiplinan yang dimaksud disini adalah kedisiplinan dalam belajar di
sekolah.
2. Siswa yang dimaksud disini adalah para siswa dan siswi kelas XII IPA
SMA 29 Jakarta Selatan.
3. Prestasi belajar disini adalah hasil yang dicapai setelah siswa melakukan
kegiatan-kegiatan belajar yang optimal berupa pengetahuan, keterampilan,
pemahaman, analisis, dan sikap.
D. Perumusan Masalah
Agar pembatasan ini terarah maka penulis merumuskan permasalahan
yaitu:
1. apakah terdapat hubungan disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar
siswa di SMA negeri 29 jakarta Selatan
2. seberapa besar disiplin belajar siswa dengan prestasi belajar siswa
3. bagaimana prestasi belajar siswa di SMA 29 Jakarta Selatan
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tingkat disiplin siswa dalam belajar
2. Untuk mengetahui hubungan antara disiplin belajar siswa terhadap prestasi
belajar yang dimiliki siswa Negeri 29 Jakarta Selatan
3. Untuk mengetahui seberapa besara hubungan antara disiplin belajar
dengan prestasi belajar siswa di SMA Negeri 29 Jakarta Selatan
8
F. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat dari hasil penelitian tersebut dintaranya :
1. Untuk mengetahui tingkat disiplin siswa dalam belajar di lingkungan
sekolah
2. Menumbuhkan kesadaran kepada para guru bahwa penerapan disiplin
sekolah sangatlah penting untuk tetap menjaga kualitas sekolah dan
kualitas belajar siswa
3. Untuk mengetahui besaran hubungan antara disiplin belajar dengan
prestasi belajar di SMA Negeri 29 Jakarta Selatan
G. Sistematika Penyusunan
Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dalam skripsi ini,
penulis menguraikan sistematika penulisan secara garis besar dalam beberapa
BAB yang tersusun sebagai berikut :
BAB I : Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian
dan kegunaan penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : Bab ini berisi pengertian (belajar, prestasi belajar,
kedissiplinan), teori mengenai hubungan prestasi belajar
dan kedisiplinan, teori pendidikan yang menumbuhkan
kedisiplinanlan, kerangka berpikir dan hipotesa.
BAB III : Berisi tempat waktu dan sumber data penelitian, teknik
pengumpulan data, kisi instrumen penelitian
BAB IV : Berisi gambaran umum sekolah, pengumpulan data, analisis
data analisis dan interpretasi data, hasil penelitian
BAB V : Berisi kesimpulan dan saran-saran
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Prestasi diartikan sebagai
hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan dikerjakan dan
sebagainya). Sedang prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau
keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru6
Secara etimologis belajar memiliki arti “ berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu”.7 Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar
adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha
untuk mencapai semua itu merupakan usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhannya mendapatkan kepandaian atau ilmu yang belum
didapatkannya. Sehingga dengan belajar itu manusia menjadi lebiih tahu,
memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.
Sedangkan menurut B.R Hergenhahn dan Matthew H.Olson belajar
(learning) adalah to gain knowledge, comprehension, or mastery oftrough
experience or study.8 Menurut definisi tersebut, belajar memiliki arti
memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman,
mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau
menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas
atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu Belajar adalah proses mental
yang terjadi dalam diri seseorang yang menyebabkan perubahan perilaku.
Aktivitas mental tersebut terjadi karena adanya interaksi individu dengan
lingkungan yang dilakukan secara sadar seperti yang dikemukakan oleh
6 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 2007), h.17 7 Ibid., h.13
8 B.R Hergenhahn dan Matthew H.Olson, Theories of learning (Teori belajar), (Jakarta :
Kencana, 2008), h.2
10
Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh sustu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.9
Pendapat yang hampir sama yang dikemukakan oleh Helgenhahn dan
Matthew H.Olson dalam buku Theories of Learning definisi belajar adalah “
learning refers to the change in a subject‟ s behavior or behavior
potential to a given situation brought about by the subject‟ s
repeated experience in that situation, provided that the behavior
change cannot be explained on the basis of the subject‟ s native
response tendencies, maturation, or temporary states (such as
fatigue, drunkenness, drives, and so on).10
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau kebiasaan tertentu
karena pengalaman yang diulang-ulang pada situasi tersebut, tidak dapat
dijelaskan berdasarkan tanggapan alamiah peserta didik, pendewasaan,
ataupun kondisi sementara (seperti kelelahan, mabuk, mengendarai, dan
lain-lain). Burton dalam Aunurrahman dalam sebuah buku “ The Guidance
of Learning Avtivities”. Merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan
tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi anatar individu
dengan individu dan lingkungannya.11
Belajar merupakan proses
perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia dapat melakukan
perubahan-perubahan kualitatif individu, sehingga tingkah lakunya
berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah
hasil dari belajar. Belajar itu bukan sekedar pengalaman, belajar merupakan
suatu proses yang berlangsung secara aktif dengan menggunakan berbagai
bentuk perbuatan untuk mencapai tujuan.
Di dalam islam sendiri terdapat ayat yang mengatur tentan belajar:
( قبلى 13و علن ادم االسوبء كلهب ثن عرضهن على الوالئكة فقبل اًبئىًى ببسوبءهن هؤالء اى كٌحن صبدقيي (
(13سبحبًك ال علن لٌب اال هب علوحٌب اًك اًث العلين الحكين (
Artinya:
9 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2010), Ed.Revisi, Cet. 5, h.2 10
Ibid, p. 11 11
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung : Alfabeta, 2014), h.35
11
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian
mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama
benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!” Mereka
menjawab:”Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah
Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha
Bijaksana”. )Q.S. Al Baqarah: 31-32)
Pada buku Theories of Learning, Helgenhahn dan Matthew
H.Olson mengemukakan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan
tingkah laku seseorang terhadap sesuatu.12
Muhibbin Syah dalam bukunya
“Psikologi Belajar”, mengartikan belajar dapat dipahami sebagai tahapan
perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.13
Perubahan yang dimaksud di sini adalah perubahan yang terjadi
secara sadar (disengaja) dantertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih
baik dari sebelumnya.
Berdasarkan dari berbagai pandangan para ahli yang telah
dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan
suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan
pengalaman tertentu sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya.
Perubahan perilaku itu terjadi karena usaha yang disengaja dan dengan
adanya perubahan itu akan diperoleh kecakapan baru. Pada kegiatan
pembelajaran setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, keterlibatan
langsung dalam pembelajaran,meningkatkan minat, dan membimbing untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Proses belajar dapat
terjadi dengan baik apabila siswa ikut berpartisipasi aktif di dalamnya.
12
Ibid, p. 5 13
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010), Edi,Revisi,
Cet.10, h. 68
12
b. Prestasi Belajar
Kemampuan intelektual sangat mempengaruhi keberhasilan belajar
seseorang yang terlihat dari prestasi belajar yang didapat.Untuk mengetahui
prestasi tersebut perlu diadakan evaluasi dengan tujuan mengetahui
kemampuan seseorang setelah mengikuti proses pembelajaran. Prestasi
belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar karena prestasi belajar
adalah hasil dari kegiatan belajar yang merupakan proses pembelajaran.
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti :
1) Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan
oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan guru,
2) kemampuan yang sungguh-sungguh ada atau dapat diamati (actual
ability) dan yang dapat diukur langsung dengan tes tertentu.14
Menurut Sumadi Suryabrata prestasi dapat pula didefinisikan
sebagai berikut : “nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat
diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar siswa selama
masa tertentu”.15
Jadi, prestasi adalah hasil usaha siswa selama masa
tertentu yang merupakan hasil dari perubahan dalam proses belajar.
Berdasarkan pengertian-pengertian menurut para ahli di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil atau tingkat
kemampuan seseorang setelah melakukan proses belajar. Prestasi belajar
seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam mempelajari materi
pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai setiap mata pelajaran setelah
mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui
setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang
tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Secara umum prestasi belajar siswa sangat beragam, hal ini tentu
saja mempunyai faktor-faktor penyebabnya. Menurut Muhibbin Syah dalam
bukunya “psikologi pendidikan” menjelaskan bahwa prestasi belajar
14
Ibid., p.895 15
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), p.297
13
dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu faktor internal,faktor eksternal dan faktor
pendekatan belajar.16
Berikut penjelasan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
prestasi belajar menurut Muhibbin Syah antara lain:
1) Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor atau penyebab yang berasaldari dalam diri
setiap individu tersebut, seperti aspek pisiologis danaspek psikologis.
a) Aspek pisiologis
Aspek pisiologis ini meliputi konsisi umum jasmani dan tonus(tegangan
otot) yang menunjukkan kebugaran organ-organ tubuhdapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikutipelajaran. Kondisi tubuh
yang lemah akan berdampak secara langsungpada kualitas penyerapan
materi pelajaran, untuk itu perlu asupan giziyang dari makanan dan
minuman agar kondisi tetap terjaga. Selain itujuga perlu memperhatikan
waktu istirahat yang teratur dan cukup tetapiharus disertai olahraga ringan
secara berkesinambungan. Hal inipenting karena perubahan pola hidup akan
menimbulkan reaksi tonusyang negatif dan merugikan semangat mental.
b) Aspek psikologis
Banyak faktor yang masuk dalam aspek psikologis yang
dapatmempengaruhi kuantitas dan kualitas pembelajaran, berikut faktor-
faktor dari aspek psikologis seperti intelegensi, sikap, bakat, minat dan
motivasi
Tingkat intelegensi atau kecerdasan (IQ) tak dapat diragukan lagi
sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar. Semakin tinggi
kemampuan inteligensi siswa maka semakin besar peluang meraih sukses,
akan tetapi sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi siswa maka
semakin kecil peluang meraih sukses.
Sikap merupakan gejala internal yang cenderung merespon atau
mereaksi dengan cara yang relatif tetap terhadap orang, barang dan
sebagainya, baik secara positif ataupun secara negatif. Sikap (attitude) siswa
16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan : dengan pendekatan baru, (Bandung : Remaja
Rosda Karya, 2010), Cet.15, h.129
14
yang merespon dengan positif merupakan awal yang baik bagi proses
pembelajaran yang akan berlangsung sedangkan sikap negatif terhadap guru
ataupun pelajaran apalagi disertai dengan sikap benci maka akan berdampak
pada pencapaian hasil belajar atau prestasi belajar yang kurang maksimal.
Setiap individu mempunyai bakat dan setiap individu yang memiliki
bakat akan berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu
sesuai dengan kapasitas masing-masing. Bakat akan dapat mempengaruhi
tinggi rendahnya pencapaian prestasi belajar pada bidang-bidang tertentu.
Minat (interest) dapat diartikan kecenderungan atau kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa, sebagai contoh siswa yang mempunyai
minat dalam bidang matematika akan lebih fokus dan intensif kedalam
bidang tersebut sehingga memungkinkan mencapai hasil yang memuaskan.
Motivasi merupakan keadaan internalorganisme yang mendorongnya
untuk berbuat sesuatu atau pemasok daya untuk bertingkah laku secara
terarah. Motivasi bisa berasal dari dalam diri setiap individu dan datang dari
luar individu tersebut.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal dibagi menjadi 2 macam, yaitu faktor lingkungan
sosial dan faktor lingkungan non sosial.Lingkungan sosial ini meliputi
lingkungan orang tua dankeluarga, sekolah serta masyarakat. Lingkungan
sosial yang paling banyak berperan dan mempengaruhi kegiatan belajar
siswa adalah lingkungan orang tua dan keluarga. Siswa sebagai anak tentu
saja akan banyak meniru dari lingkungan terdekatnya seperti sifat orang
tua,praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi
keluarga. Semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap
kegiatan belajar dan prestasi yang dapat dicapai siswa.
Lingkungan sosial sekolah meliputi para guru yang harus
menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik serta menjadi teladan dalam
hal belajar, staf-staf administrasi di lingkungan sekolah, dan teman-teman di
sekolah dapat mempengaruhi semangat belajarsiswa.
15
Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi karena siswa
juga berada dalam suatu kelompok masyarakat dan teman-teman
sepermainan serta kegiatan-kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat dan
pergaulan sehari-hari yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.
Selain faktor sosial seperti dijelaskan di atas, ada juga faktor non
social. Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah dan bentuknya, rumah tempat tinggal, alat belajar,keadaan cuaca,
dan waktu belajar siswa.
3) Faktor pendekatan belajar
Selain faktor internal dan faktor eksternal, faktor pendekatan belajar juga
mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Menurut hasil penelitian Biggs dalam Muhibbin Syah memaparkan bahwa
pendekatan belajar dikelompokkan jadi 3 yaitu pendekatan (surface)
(permukaan/bersifat lahiriah dan dipengaruhi oleh faktor luar), pendekatan
deep (mendalam dan datang dari dalam diri individu), dan pendekatan
achieving (pencapaian prestasi tinggi/ambisi pribadi).17
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pencapaian hasil belajar atau prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor
yang berasal dari luar diri siswa. Selain kedua faktor tersebut ada juga faktor
sistem pembelajaran yang diterapkan di sekolah.
2. Teori Kedisiplinan
a. Pengertian Disiplin
Kata disiplin berasal dari bahasa Latin “discipulus”yang berarti
“pembelajaran”. Jadi, disiplin itu sebenarnya difokuskan pada pengajaran.
Menurut Ariesandi arti disiplin sesungguhnya adalah proses melatih
17
Biigs, “ Pendekatan Belajar.” dalam Muhibbin Syah (ed), Psikologi Pendidikan,
(Bandung : Remaja Rosda Karya, 2010), Cet.10 h.125-129
16
pikiran dan karakter anak secara bertahap sehingga menjadi seseorang
yang memiliki kontrol diri dan berguna bagi masyarakat.18
Menurut Suharsimi Arikunto, bahwa “disiplin” adalah menunjuk
kepada kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib
karena di dorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya19
Ayat yang menjelaskan tentang disiplin belajar dalam Al-Quran
yaitu:
سحقن كوب اهرت وهي جبة هعك وال جطفىاًّه بوب جعولىى بصير.فب
Artinya : “Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana
diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya dia maha melihat apa yang
kamu kerjakan”.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak lepas dari berbagai
aktivitas atau kegiatan. Kadang kegiatan itu kita lakukan dengan tepat
waktu tapi kadang juga tidak. Kegiatan yang kita laksanakan secara tepat
waktu dan terus menerus, maka akan menimbulkan suatu kebiasaan.
Kebiasaan dalam melaksanakan kegiatan secara teratur dan tepat waktulah
yang biasanya disebut disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin
diperlukan dimanapun, karena dengan disiplin akan tercipta kehidupan
yang teratur dan tertata.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan,
bahwa disiplin adalah suatu keadaan di mana sesuatu itu berada dalam
keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta ada suatu pelanggaran-
pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun
pengertian disiplin peserta didik adalah suatu keadaan tertib dan teratur
yang dimiliki oleh peserta didik di sekolah, tanpa ada pelanggaran-
pelanggaran yang merugikan baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap peserta didik sendiri dan terhadap sekolah secara keseluruhan.20
18
Ariesandi, Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia, Tips dan Terpuji
Melejitkan Potensi Optimal Anak, (Jakarta: PT Gramedia : Pustaka Utama, 2008), h. 230-231 19
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1990), h. 144 20
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasi Sekolah, h. 172-173.
17
Menurut Musrofi cara yang dilakukan untuk meningkatkan
prestasi akademik peserta didik diantaranya adalah meningkatkan
kedisiplinan anak.21
b. Penanaman atau Penegakan Kedisiplinan
Kedisiplinan menjadi alat yang ampuh dalam mendidik karakter/
Banyak orang sukses karena menegakkan kedisiplinan. Sebaliknya,
banyak upaya membangun sesuatu tidak berhasil karena kurang atau tidak
disiplin. Banyak agenda yang telah ditetapkan tidak dapat berjalan karena
kurang disiplin.
Menanamkan prinsip agar peserta didik memiliki pendirian yang
kokoh merupakan bagian yang sangat penting dari strategi menegakkan
disiplin. Penegakan disiplin antara lain dapat dilakukan dengan beberapa
cara sebagai berikut:
1). Peningkatan motivasi
Motivasi merupakan latar belakang yang menggerakkan atau
mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Ada dua jenis motivasi,
yaitu yang pertama motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal
dari luar diri kita. Kedua motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal
dari dalam diri kita.
Dalam menegakkan disiplin, mungkin berawal berdasarkan
motivasi ekstrinsik. Orang melakukan sesuatu karena paksaan, pengaruh
orang lain, atau karena keinginan tertentu. Akan tetapi setelah berproses,
orang tersebut dapat saja berubah ke arah motivasi intrinsik. Setelah
merasakan bahwa dengan menerapkan disiplin memiliki dampak positif
bagi dirinya kemudian orang tersebut melakukan sesuatu dilandasi
dengan kesadaran dari dalam dirinya sendiri. Idealnya menegakkan
disiplin itu sebaiknya dilandasi oleh sebuah kesadaran.
2). Pendidikan dan latihan
21
M. Musrofi, Melesatkan Prestasi Akademik Siswa, Cara Praktis Meningkatkan
Prestasi Akademik Siswa Tanpa Kekerasan dan Tanpa Harus Menambah Jam Belajar,
(Yogjakarta: PT Pustaka Intan Madani, Anggota IKAPI, 2010), h. 3
18
Pendidikan dan latihan merupakan salah satu faktor penting
dalam membentuk dan menempa disiplin. Pendidikan dan latihan
merupakan suatu proses yang di dalamnya ada beberapa aturan atau
prosedur yang harus diikuti oleh peserta didik. Misalnya, gerakan-
gerakan latihan, mematuhi atau mentaati ketentuan-ketentuan atau
peraturan-peraturan, mendidik orang untuk membiasakan hidup dalam
kelompok, menumbuhkan rasa setia kawan, kerja sama yang erat dan
sebagainya.
Peraturan-peraturan tersebut merupakan faktor-faktor penting
dalam suksesnya mencapai tujuan tertentu. Dan dalam kehidupan
sehari-hari nilai-nilai karakter tersebut juga sangat penting.
3). Kepemimpinan
Kualitas kepemimpinan dari seorang pemimpin, guru, atau
orangtua terhadap anggota, peserta didik ataupun anaknya turut
menentukan berhasil atau tidaknya dalam pembinaan disiplin. Karena
pemimpin merupakan panutan, maka faktor keteladanan juga sangat
berpengaruh dalam pembinaan disiplin bagi yang dipimpinnya.
4). Penegakan aturan
Penegakan disiplin biasanya dikaitkan penerapan aturan (rule
enforcement). Idealnya dalam menegakkan aturan hendaknya diarahkan
pada “takut pada aturan bukan takut pada orang”. Orang melakukan
sesuatu karena taat pada aturan bukan karena taat pada orang yang
memerintah. Jika hal ini tumbuh menjadi suatu kesadaran maka
menciptakan kondisi yang nyaman dan aman
Pada dasarnya penegakan disiplin adalah mendidik agar
seseorang taat pada aturan dan tidak melanggar larangan yang
dilandasi oleh sebuah kesadaran.
19
5). Penerapan Reward and Punishment
Reward and punishment atau penghargaan dan hukuman
merupakan dua kesatuan yang tidak terpisahkan. Jika
penerapannya secara terpisah maka tidak akan berjalan efektif,
terutama dalam rangka penegakan disiplin.22
c. Membangun Tradisi Disiplin yang Kuat
Untuk membangun tradisi disiplin yang baik, ada beberapa hal
yang perlu dilakukan, diantaranya adalah:
1). Mengingat manfaat dan Kerugiannya
Selalu mengingat manfaat besar disiplin akan mendorong
seseorang untuk disiplin.Sebagai seorang guru dan murid, disiplin
manfaatnya sangat besar, antara lain pembelajaran dapat berjalan
secara efektif dan baik.
2). Mengingat Cita-cita
Cita-cita yang besar selalu membutuhkan kerja keras,
semangat pantang menyerah, dan prinsip maju tanpa mengenal
mundur. Sekali maju, sebesar apa pun halangan dan rintangan yang
menghadang, harus dihadapi dengan sikap kesatria, penuh keberanian
seseorang tidak disiplin melakukan pekerjaan yang berpengaruh besar
dalam hidupnya jangka panjang. Sebelum mendisiplinkan muridnya,
seorang guru harus disiplin terlebih dahulu, sehingga murid-muridnya
segan dan mengikuti perintahnya.
3). Memiliki Tanggung Jawab
Tanggung jawab besar yang ada di pundak guru harus
dilaksanakan sebagai amanat dari negara, masyarakat, dan nurani
sendiri. Tanggung jawab mendidik dan mempersiapkan masa depan
anak bangsa membutuhkan keseriusan dan kerja keras seorang guru dan
serang siswa harus belajar dengan rajin untuk masa depan.
4). Pandai Mengatur Waktu
22 M.Furqon Hidayatullah, Pendidikan Karakter : Membangun Peradaban Bangsa,
(Surakarta: Yuma Pressindo, 2010), h. 45-49.
20
Disiplin melaksanakan kegiatan membutuhkan kemampuan
mengatur waktu dengan baik. Dari manajemen waktu tersebut bisa
diketahui mana yang menjadi prioritas. Istilahnya, mana yang masuk
kategori pekerjaan wajib (harus dilaksanakan)
5). Meninggalkan Sesuatu yang tidak bermanfaat
Hal-hal yang tidak manfaat, misalnya begadang malam, nonton
televisi sampai malam, ngobrol larut malam, dan sejenisnya,
seharusnya ditinggalkan. Seorang guru harus. memberikan contoh
yang baik dan konstruktif kepada anak didik dan masyarakatnya23
d. Macam-macam Disiplin
Di dalam bukunya Jamal Ma‟ mur Asmani yang berjudul “tips
menjadi guru inspiratif, kreatif, inovatif”, macam-macam disiplin
dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1). Disiplin Waktu
Disiplin waktu menjadikan sorotan utama bagi seorang guru dan
murid. Waktu masuk sekolah biasanya menjadi parameter utama
kedisiplinan guru dan murid. Kalau guru dan murid masuk sebelum
bel dibunyikan, berarti disebut orang yang disiplin. Kalau masuk pas
dibunyikan, bisa dikatakan kurang disiplin, dan kalau masuk setelah
bel dibunyikan, maka dinilai tidak disiplin, menyalahi aturan sekolah
yang telah ditentukan. Karena itu, jangan menyepelekan disiplin
waktu ini, usahakan tepat waktu ketika datang pada jam masuk sekolah.
Begitu juga dengan jam mengajar, kapan masuk dan kapan keluar,
harus sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan agar tidak
mengganggu jam guru lain.
2). Disiplin Menegakkan Aturan
Disiplin menegakkan aturan sangat berpengaruh terhadap
kewibawaan guru. Model pemberian sanksi yang diskriminatif harus
ditinggalkan. Murid sekarang yang ini cerdas dan kritis, sehingga
kalau diperlakukan semena-mena dan pilih kasih, mereka akan
23
Jamal Mamur Asmani, Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Inovatif,
(Yogyakarta:DIVA Press, 2010), h. 88-93
21
memakai cara mereka sendiri untuk menjatuhkan harga diri guru.
Selain itu, pilih kasih dalam memberikan sanksi sangat dibenci dalam
agama. Keadilan harus ditegakkan dalam keadaanapa pun. Karena,
keadilanitulah yang akan mengantarkan kehidupan ke arah
kemajuan, kebahagiaan,dan kedamaian.
3). Disiplin Sikap
Disiplin mengontrol perbuatandiri sendiri menjadi starting point
untuk menata perilaku orang lain. Misalnya, disiplin tidak tergesa-gesa,
dan gegabah dalam bertindak. Disiplin dalam sikap ini membutuhkan
latihan dan perjuangan, karena, setiap saat banyak hal yang
menggoda kita untuk melanggarnya. Dalam melaksanakan disiplin
sikap ini, tidak boleh mudah tersinggung dan cepat menghakimi
seseorang hanya karena persoalan sepele. Selain itu, juga harus
mempunyai keyakinan kuat bahwa tidak ada yang bisa menjatuhkan diri
sendiri kecuali orang tersebut. Kalau disiplin memegang prinsip dan
perilaku dalam kehidupan ini, niscaya kesuksesan akan menghampiri.24
Menurut Ali Imron disiplin dibedakan menjadi tiga macam.
Pertama, disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian.
Menurut konsep ini, peserta didik di sekolah dikatakan mempunyai
disiplin tinggi apabila peserta didik ingin duduk tenang sambil
memperhatikan uraian guru ketika sedang mengajar. Kedua disiplin
yang dibangun berdasarkan konsep permissive. Menurut konsep ini,
peserta didik seharusnya diberi kebebasan seluas-luasnya di dalamkelas
dan sekolah. Peraturan-peraturan di sekolah tidak selalu mengikat
perbuatan peserta didik yang menurutnya baik. Ketiga, disiplin yang
dibangun berdasarkan konsep kebebasan yang terkendali atau
kebebasan yang bertanggung jawab. Disiplin demikian, memberikan
kebebasan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk berbuat apa saja,
tetapi konsekuensi dari perbuatan itu, haruslah ia tanggung. Menurut
konsep kebebasan terkendali ini, peserta didik memang diberi kebebasan,
24
Ibid, h. 94-95
22
asal yang bersangkutan tidak menyalah gunakan kebebasan yang
diberikan, sebab tidak ada kebebasan mutlak di dunia ini dan ada
batasan-batasan tertentu dalam kehidupan bermasyarakat ataupun di
lingkungan sekolah.25
e. Pembinaan Disiplin Peserta didik
Penciptaan suasana kondusif dengan peraturan-peraturan sekolah
dapat menumbuhkan sikap disiplin, serta pembinaan disiplin akan lebih
mudah. Dalam mempelajari pembinaan disiplin peserta didik, kita dapat
menganalisi disiplin kelas, tahapan untuk membantu mengembangkan
disiplin yang baik di kelas, penanggulangan pelanggaran disiplin,
membentuk disiplin sekolah.
1). Disiplin Kelas
Disiplin kelas adalah keadaan tertib dalam suatu kelas yang di
dalamnya tergabung guru dan siswa taat kepada tata tertib yang telak
ditetapkan. Dengan disiplin para siswa bersedia untuk tunduk dan
mengikuti peraturan tertentu dan menjauhi larangan tertentu. Kesediaan
semacam ini harus dipelajari dan harus secara sabar diterima dalam
rangka memelihara kepentingan bersama atau memelihara kepentingan
bersama atau memelihara kelancaran tugas-tugas sekolah. Satu keuntungan
lain dari adanya disiplin adalah siswa belajar hidup dengan pembiasaan
yang baik, positif, dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
Pengelolaan kelas yang baik akan menciptakan disiplin kelas yang
baik. Kelas dinyatakan disiplin apabila setiap siswanya patuh pada
aturan main/ tata tertib yang ada, sehingga dapat terlibat secara
optimal dalam kegiatan belajar
2). Tahapan untuk Membantu Mengembangkan Disiplin yang baik di
Kelas. Ada beberapa langkah untuk membantu mengembangkan disiplin
yang baik di kelas, yaitu sebagai berikut.
a) Perencanaan
25
Ali Imron, Manajemen Peserta Didik..., h. 173- 174
23
Perencanaan ini meliputi membuat aturan dan prosedur, dan menentukan
konsekuen untuk aturan yang dilanggar.
b) Mengajar siswa bagaimana mengikuti aturan
Pekerjaan ini dimulai pada hari pertama masuk kelas. Dalam rangkaian
sistem pengelolaan kelas yang sukses, guru harus mempertahankan
disiplin dan komunikasi yang baik salah satu cara yang terbaik adalah
mencegah masalah dari semua kejadian
c) Merespon secara tepat dan konstruktif ketika masalah timbul (seperti
yang selalu guru lakukan) Contoh, apa yang guru lakukan ketika
siswa menantang guru secara terbuka di depan kelas, ketika seorang
siswa menanyakan guru bagaimana menyelesaikan masalah yang
sulit, ketika guru menangkap seseorang yang menyontek ketika, dan
ketika seseorang siswa hilang dan tidak mau berpartisipasi. Hal seperti
nilah guru harus dengan segera merespon secara tepat dan konstruktif,
agar masalahnya bisa terselesaikan dengan baik.
f. Penanggulangan Pelanggaran Disiplin
Cara-cara penanggulangan pelanggaran disiplin dilaksanakan
secara bertahap dengan tetap memperhatikan jenis gangguan yang ada dan
siapa pelakunya, apakah dilakukan oleh individu atau kelompok. Langkah
tersebut mulai dari tahapan pencegahan sampai pada tahap penyembuhan,
dengan tetap bertumpu penekanan substansinya bukan pada pribadi
peserta didik. Disamping itu juga harus tetap menjaga perasaan kecintaan
terhadap peserta didik bukan karena rasa benci atau emosional.
Berikut ini dikemukakan tiga jenis teknik pembinaan disiplin kelas, yaitu:
1). Teknik inner control
Teknik ini sangat disarankan untuk digunakan guru-guru dalam
membina disiplin peserta didiknya. Teknik menumbuhkan kepekaan/
penyadaran akan tata tertib pada akhirnya disiplin bisa tumbuh dan
berkembang dari dalam diri peserta didik itu sendiri (self discipline).
24
Dengan kata lain peserta didik diharapkan dapat mengendalikan dirinya
sendiri
2). Teknik external control
Teknik external control yaitu mengendalikan diri dari luar berupa
bimbingan dan penyuluhan. Teknik ini dalam menumbuhkan disiplin
cenderung melakukan pengawasan (yang kadang perlu diperketat dan
kalau perlu menjatuhkan hukuman terhadap setiap pelanggaran).
3). Teknik cooperative control
Dengan teknik ini, pembinaan disiplin kelas dilakukan dengan
bekerja sama guru dengan peserta didik dalam mengendalikan situasi
kelas kearah terwujudnya tujuan kelas yang bersangkutan. Dimana guru
dengan peserta didik saling mengontrol satu sama lain terhadap
pelanggaran tata tertib. Yang perlu diperhatikan oleh guru dalam proses
pembinaan disiplin kelas adalah pembedaan-pembedaan individual
peserta didik dalam kesanggupan mengadakan mawas diri (introspeksi
diri) dan pengendalian dirinya (self control). Karena itu teknik cooperative
control sangat dianjurkan untuk menetralisir teknik inner control (yang
menuntut kedewasaan) eksternal control (yang menganggap peserta didik
belum dewasa).
g. Membentuk Disiplin Sekolah
Sekolah yang tertib, aman dan teratur merupakan persyaratan agar
siswa dapat belajar secara optimal. Kondisi semacam ini bisa terjadi jika
disiplin di sekolah berjalan dengan baik. Kedisiplinan peserta didik dapat
ditumbuhkan jika iklim sekolah menunjukkan kedisiplinan. Siswa baru
akan segera menyesuaikan diri dengan situasi di sekolah. Jika situasi
sekolah disiplin, siswa akan ikut disiplin.26
26
Eka Prihatin, Menejemen Peserta Didik, (Bandung : Alfabeta, 2011), h. 93-97
25
h. Indikator Kedisiplinan Peserta didik
1). Masuk sekolah tepat waktu pada jam yang telah ditentukan oleh
peraturan di sekolah.
2). Mengakhiri kegiatan belajar dan pulang sesuai jadwal yang
ditentukan.
3). Menggunakan kelengkapan seragam sekolah sesuai peraturan.
4). Menjaga kerapian dan kebersihan pakaian sesuai dengan peraturan
sekolah.
5). Apabila berhalangan hadir ke sekolah (tidak masuk sekolah),
maka harus menyertakan surat pemberitahuan ke sekolah.27
Jadi apabila siswa memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam
kegiatan belajar tentunya prestasi belajar yang diperoleh menjadi baik.
Sebaliknya jika siswa tidak memiliki sikap disiplin dalam belajar
maka kegiatan belajarnya tidak terencana dengan baik sehingga
kegiatan belajarnya tidak teratur dan membuat prestasi belajar akan
menurun. Dengan demikian dapat diduga terdapat hubungan positif
antara disiplin belajar terhadap prestasi belajar IPS pada siswa.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Pada penelitian sebelumnya penulis memperoleh tiga judul penelitian
yang terkait dengan judul penulis. Adapun penelitian terdahulu yang terkait
dengan penelitian ini, diantaranya adalah:
1. Inong Fachniar“Hubungan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran PAI SMPN 1 Cibarusah Bekasi”.
Hasil penelitiannya menunjukkan : (1) penerapan disiplin di sekolah SMPN
1 Cibarusah Bekasi benar – benar di tegakkan, baik pada muridnya maupun
pada gurunya di sekolah. (2) dengan diterapkan disiplin yang ketat di
sekolah maka berdampak positif terhadap kelancaran proses belajar
mengajar di sekolah. (3) kedisiplinan mempunyai hubungan yang positif
terhadap peningkatan kualitas hasil belajar siswa. Disiplin akan membuat
27
Agus Wibowo, Pendidikan Karakter, Strategi membagun Karakter Bangsa
Berperadapan, (Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 85-86
26
motivasi yang tinggi bagi para siswa SMPN 1 Cibarusah Bekasi, untuk
meningkatan prestasi belajar siswa, terbukti nilai mata pelajaran PAI sangat
baik dalam rapornya.
2. Rezaki Amaliyah “Hubungan antara kedisiplinan siswa dengan prestasi
belajar sosiologi di SMA Triguna Utama Ciputat”
Hasil penelitiannya menunjukkan : (1) terdapat hubungan yang signifikan
antara kedisiplinan siswa dengan prestasi belajar sosiologi siswa kelas XI
IPS di SMA Triguna Utama ciputat dan korelasi tersebut sangat kuat atau
tinggi. (2) Siswa SMA Triguna Utama sudah bisa dikatakan disiplin dan
mempunyai prestasi belajar sosiologi yang baik, hal ini dapat dilihat dari
hasil nilai raport. (3) Berdasarkan hasil pengolahan data dapat di
interpretasikan hanya sebesar 64% ini berarti faktor kedisiplinan masih
dalam kategori kuat atau tinggi dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa.
3. Dani Ramdani “Disiplin Belajar siswa SMP YMJ Ciputat dan
Hubungannya dengan Prestasi Belajar”
Hasil penelitiannya menunjukkan : (1) Prestasi belajar siswa SMP YMJ
CIputat masih di bawah standar minimal kelulusan (60), yaitu dengan rata – rata
sebesar 56. (2) tidak terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin belajar
dengan prestasi belajar siswa SMP YMJ Ciputat dengan nilai korelasi 0,166,
angka tersebut menunjukan nilai korelasi sangat rendah, dengan kata lain variable
x (disiplin belajar) hanya memberi pengaruh sebesar 2,8% terhadap variable Y
(prestasi belajar).
4. Umawaroh Riswanti Rini “Hubungan Disiplin Belajar Dengan Prestasi
Belajar Siswa”
Hasil Penelitiannya menunjukkan : (1) Disiplin belajar siswa kelas IV SD
Negeri 1 Dayamurni Tulang Bawang tergolong kategori sedang dengan
presentasi 60,47% dari total responden. (2) terdapat hubungan positif antara
disiplin belajar dengan prestasi belajar.
C. Kerangka Berpikir
Banyak faktor yang mempengaruhi presatasi belajar seorang siswa,
menurut Muhibbin Syah diantaranya: 1. Farktor eksternal, 2. Psikologis, 3.
pisikologis. Kedisiplinan timbul karena ada kesadaran dari anak tersebut
27
untuk mematuhi norma-norma (tata tertib) yang berlaku di sekolah.
Idealnya, jika seorang siswa telah berlaku disiplin yaitu dengan
mematuhi tata tertib dan mengerjakan semua tugas sekolah yang
diberikan kepadanya, maka akan berpengaruh baik terhadap prestasi
belajar siswa tersebut. Sebaliknya, jika disiplin belajar seorang siswa
rendah, maka prestasi belajarnya pun akan rendah pula. Walaupun
mungkin ada anggapan lain bahwa hal tersebut tidak dapat serta merta
demikian, karena banyak hal lain yang mempengaruhi prestasi belajar
seperti kondisi keluarga, lingkungan tempat tinggal, ketersediaan fasilitas
belajar, atau pun kondisi fisik siswa itu
Disiplin Belajar (X)
Indikator :
a. Berdisiplin di
dalam kelas
b. Berdisiplin di luar
kelas (lingkungan
sekolah)
c. Berdisiplin di
rumah
Prestasi Belajar (Y)
Indikator :
Dilihat dari hasil nilai
akhir semester
D. Hipotesis Statistik
1. Hipotesis Nol (H0): tidak terdapat pengaruh yang signifikan kedisiplinan
terhadap prestasi belajar siswa.
2. Hipotesis Alternatif (H1): terdapat pengaruh yang signifikan kedisiplinan
terhadap prestasi belajar siswa.
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 29 Jakarta Selatan, tepatnya pada siswa kelas XII tahun pelajaran
2016/2017. Pemilihan tempat penelitian didasarkan pada pertimbangan tujuan
penelitian yaitu mengetahui kedisiplinan siswa dalam prestasi belajar IPA di
SMA Negeri 29 Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan dalam dua tahap, tahap
pertama dilakukan penelitian pendahuluan yaitu mengumpulkan data terkait
dengan jumlah populasi dan jumlah sampel yang akan dijadikan obyek
penelitian. Tahap kcdua melakukan uji coba instrumen dan ditindak lanjuti
dengan penelitian
2. Waktu
Proses penelitian memakan waktu sekitar lima bulan terhitung dari
bulan Setember 2016 sampai dengan Januari 2017, mulai dari penentuan judul,
penyusunan proposal, pengambilan data, penyelesaian penelitian sampai siding
tesis dengan jadwal sebagai berikut :
29
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan
teknik analisis korelasional. Menurut Kerlinger yang dikutip oleh Sugiono
menyatakn bahwa :
“Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada suatu
populasi dimana data yang dipelajari adalah data dari sampel yang
diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian
relatif, distribusi, dan ulangan antar variabel sosiologis dan psikologis.
Penelitian survey biasanya dilakukan untuk mengambil satu
generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi
yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang
representative”.28
Sedangkan menurut Sudjana, “ dalam analisa korelasional hal utama
yang dianalisa adalah koefisien korelasi, yaitu hubungan yang menunjukkan
derajat hubungan antara dua variabel yang mempunyai hubungan sebab akibat
dan saling mengadakan perubahan.”29
Variabel penelitian ini yaitu variabel
terikat (dependent variable) adalah prestasi belajar siswa (Y) dan variabel
28
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 7 29
Sudjana.MA, Metode Statistik, (Bandung : Tarsito, 2005), Cet.1, h. 367
No Kegiatan September Oktober Nopember Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persetujuan Judul
2 Penyusunan Proposal
3 Seminar Proposal
3 Studi Pendahuluan
4 Penyusunan Instrumen
5 Proses Perlakuan
6 Pengumpulan Data
7 Pengolahan Data
8 Penulisan Laporan
9 Finalisasi
30
bebas (independent variable) adalah disiplin (X). Diduga antar variabel bebas
dan terikat tersebut ada hubungan sebab akibat serta saling mengadakan
perubahan. Untuk itu teknik analisa pembuktian hipotesis tersebut digunakan
teknik korelasional. Adapun model konstelasi hubungan antar variabel dalam
penelitin ini adalah sebagai berikut :
Keterangan :
X1 : Disiplin
Y : Prestasi Belajar Siswa
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam hal ini populasi adalah seluruh subjek penelitian dengan
karakteristik tertentu yang terdapat dalam daerah penelitian. Sesuai dengan hal
tersebut, maka populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 29 Jakarta Selatan
Populasi terjangkau merupakan populasi yang dapat dikelola oleh
peneliti dimana ruang lingkup populasi terjangkau lebih kecil dari ruang
lingkup populasi target, dalam hal ini populasi terjangkau adalah siswa Sekolah
Menengah Pertama (SMA) Negeri kelas XII Jakarta Selatan yang berjumlah
241 siswa
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti oleh
peneliti. Menurut Sugiyono“Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” 30
Sehingga sampel
merupakan bagian dari populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan
sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh pertimbangan-
pertimbangan yang ada. Dalam teknik pengambilan sampel ini penulis
30
Sugiyono, Metode Penelitian pedidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan
R&D, (Bandung : Alfabeta, 2011), p.81
X y
31
menggunakan teknik sampling purposive. Sugiyono menjelaskan bahwa:
“Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.”31
Dari pengertian diatas agar memudahkan penelitian, penulis
menetapkan sifat-sifat dan katakteristik yang digunakan dalam penelitian
ini. Sampel yang akan digunakan peneliti memiliki ketentuan, siswa SMA
Negeri 29 Jakarta Selatan
Menurut Arikunto mengatakan bahwa “apabila subjeknya kurang dari
seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan populasi.
Tetapi, jika jumlah subjek besar, dapat diambil antara 10-15% atau 15-25%
atau lebih.” Pendapat tersebut sesuai menurut Roscoe dalam Sugiyono“
ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan
500.”32
Dari keseluruhan populasi semuanya berjumlah 241 siswa, maka
sesuai pendapat diatas jumlah sampel dalam penelitian ini dapat diambil
sebesar 25% : 241 x 25% = 60,25 dibulatkan menjadi 60 dari keseluruhan
jumlah populasi. Sehingga didapat jumlah sampel untuk penelitian ini
berjumlah 60 orang siswa yang pengambilan sampel dilakukan secara random
(random sampling)
D. Teknik Pengumpulan Data
Tehnik dalam proses pengumpulan data dilakukan dengan beberapa
tehnik seperti angket, tes, dan dokumen. Sedangkan bentuk penelitiannya
adalah kajian analitis dengan menggunakan metode survey langsung
kelapangan dengan mendatangi responden untuk mengisi angket yang telah
disiapkan (untuk variabel hasil disiplin dan prestasi belajar siswa). Setelah diisi
kemudian dikumpulkan kembali guna kepentingan analisis.
Untuk penelitian tehnik pengumpulan data dilakukan dengan dua cara
diantaranya pengumpulan data disiplin dilakukan dengan memberikan angket
kepada siswa yang terpilih sebagai sampel penelitian. Selanjutnya untuk
31
Ibid, p. 84 32
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu pendekatan Praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), p. 112
32
prestasi belajar siswa data dikumpulkan dengan melaksanakan tes dalam
bentuk pilihan ganda.
E. Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Instrumen Prestasi Belajar Siswa
a. Definisi Konseptual
Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam kegiatan
belajar mengajar sebagai penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat dalam
periode tertentu
b. Definisi Operasional
Prestasi belajar adalah skor total jawaban siswa terhadap tes mengenai
prestasi belajar yang disusun berdasarkan indikator yang berhubungan
perkembangan suatu mahluk hidup, hasil pembelahan sel, embrio, tumbuhan
dikotil, proses fotosintesis
c. Kisi-kisi Instrumen Prestasi Belajar Siswa
Kisi-kisi instrumen prestasi belajar pada siswa kelas XII adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2 Prestasi Belajar
Standar
Kompetisi
Kompetisi Dasar Indikator Soal Nomor Soal
1.Melakukan
percobaan
pertumbuhan
dan
perkembangan
pada tumbuhan
1.1 Merencanakan
percobaan pengaruh
faktor luar terhadap
pertumbuhan
tumbuhan.
1.Menjelaskan hasil
proses
perkembangan
zigot dimulai dari
sel induk yang
membelah secara
meiosis
1,2,3,4
2. Menjelaskan
perkembangan
suatu makhluk
hidup
5,6
3. Menjelaskan
terjadinya proses
pertumbuhan pada
jaringan meristem
dari hasil
pembelahan sel-sel
jaringan meristem
7,8
33
primer
1.2 Melaksanakan
percobaan pengaruh
faktor luar terhadap
pertumbuhan
tumbuhan.
4. Menjelaskan tipe
perkecambahan
pada tanaman
9,10,11
5. Menjelaskan
terdapat bagian-
bagian yang
penting dalam
embrio, pada
proses
perkecambahan.
12,13
6. Menjelaskan
tempat terjadinya
pertumbuhan
primer dan
pertumbuhan
sekunder pada
Tumbuhan dikotil.
14
7. Menjelaskan
unsur
mikro yang
menyusun
protoplasma
tumbuhan
15
1.3Mengkomunikasikan
hasil percobaan
pengaruh faktor luar
terhadap
pertumbuhan
tumbuhan.
8. Menjelaskan
unsur
mikro yang
menyusun
protoplasma
tumbuhan
16,17
2. Memahami
pentingnya
proses
metabolisme
pada organisme.
2.1 Mendeskripsikan
fungsi enzim dalam
proses metabolisme
9. Menjelaskan
tiga
faktor penting
untuk
perkecambahan
18
10. Menjelaskan
Sumber energi
yang digunakan
untuk
berlangsungnya
seluruh reaksi
kimia yang terjadi
di dalam sel
makhluk hidup
19
11. Menjelaskan
proses
20
34
fotosintesis,
tumbuhan hijau
d. Validasi Instrumen tes Prestasi Belajar
Instrumen tes prestasi belajar ilmu pengetahuan alam perlu dikalibrasi
agar diketahui tingkat kehandalan instrument. Untuk itu maka dilakukan uji
coba instrument tes pada siswa kelas XII SMAN Jakarta Selatan yang tidak
dijadikan kelas sampel penelitian. Dalam rangka uji coba instrument tes ini
akan dilakukan peninjauan terhadap : tingkat kesukaran butir soal, validitas
soal dan reabilitas tes.
2. Pengujian Taraf Kesukaran Butir Soal
Untuk mengetahui soal-soal yang yang mudah, sedang dan sukar
dilakukan uji taraf kesukaran.untuk menghitung indeks kesukaran ini
digunakan rumus : P = JS
B
Keterangan :
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS = Jumlah total seluruh siswa peserta tes
Dimana :
P = 0,00 – 0,30 : Sukar
P = 0,30 – 0,70 : Sedang
P = 0,70 – 1,00 : Mudah
35
Tabel 3.3
Pengujian Taraf Kesukaran Butir Soal
No Tk.Kesukaran Status
1 0.72 Md
2 0.64 Sd
3 0.68 Sd
4 0.68 Sd
5 0.68 Sd
6 0.88 Md
7 0.68 Sd
8 0.80 Md
9 0.76 Md
10 0.72 Md
11 0.68 Sd
12 0.68 Sd
13 0.76 Md
14 0.88 Md
15 0.64 Sd
16 0.84 Md
17 0.68 Sd
18 0.80 Md
19 0.72 Md
20 0.80 Md
36
3. Pengujian Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai dengan yang bodoh. Untuk menghitung data
pembeda soal digunakan rumus :
D = PA – PB, Dengan PA= A
A
J
B dan PB=
B
B
J
B
Keterangan :
D = Indeks daya pembeda soal
JA = Jumlah peserta tes kelompok atas
JB = Jumlah peserta kelompok bawah
BA = Jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB = Jumlah peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Menurut Ngalim Purwanto dalam bukunya prinsip-prinsip dan teknik
evaluasi guruan memberikan penfsiran terhadap daya pembeda Item sebagai
berikut :
D : 0,00 – 0,20 : Jelek
D : 0,20 – 0,40 : Sedang
D : 0,40 – 0,70 : baik
D : 0,70 – 1,00 : baik sekali
Hasil tes tersebut dapat digunakan untuk membedakan antara siswa
yang tinggi (pandai ) dengan yang berkemampuan rendah (bodoh)33
.
33 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi, (Bandung : Rosda Karya,
2004), p.144
37
Tabel 3.4
Pengujian Daya Beda Soal
No PA PB Indek DB Kesimpulan
1 0.800 0.4 0.4 Sedang
2 0.800 0.2 0.6 Baik
3 0.900 0.4 0.5 Baik
4 0.900 0.2 0.7 Baik
5 0.900 0.3 0.6 Baik
6 1.000 0.4 0.6 Baik
7 1.000 0.1 0.9 Baik
8 0.800 0.4 0.4 Sedang
9 0.900 0.3 0.6 Baik
10 1.000 0.2 0.8 Baik
11 0.700 0.3 0.4 Sedang
12 0.900 0.3 0.6 Baik
13 0.900 0.3 0.6 Baik
14 0.800 0.5 0.3 Sedang
15 0.800 0.2 0.6 Baik
16 0.900 0.4 0.5 Baik
17 0.700 0.3 0.4 Sedang
18 1.000 0.4 0.6 Baik
19 0.800 0.4 0.4 Sedang
20 0.800 0.4 0.4 Sedang
38
4. Pengujian Validitas Soal
Menurut Suharsimi Arikunto rumus validitas yang digunakan adalah
korelasi point biserial (rpb) :
i
i
t
tipb
q
p
S
xxr
Keterangan :
rpb : Koefisien korelasi point biserial
Xi : rata-rata skor total responden yang menjawab benar
Xt : rata-rata skor total seluruh responden
pi ; proporsi jawaban benar butir i
qi : proporsi jawaban salah butir i
St : Standar deviasi skor total
Dalam pemberian interhasil terhadap rpb digunakan db sebesar (N-nr)
dengan N = Jumlah siswa dan nr = 2, kemudian rpb dikonsultasikan kepada
tabel nilai r product moment pada taraf signifikan 5%. Setelah dilakukan
perhitungan validitas, butir soal dikatakan valid jika nilai rhitung lebih besar dari
nilai rtabel (rhitung> rtabel) untuk taraf signifikan α = 5% dan n = jumlah anggota
sampel.34
Tabel 3.5
Hasil Perhitungan Validitas
No Soal r-bis Hasil Uji
1 0.432 V
2 0.458 V
3 0.458 V
4 0.471 V
5 0.512 V
6 0.492 V
34
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta :
Rineka Cipta, 2001)), p.75
39
7 0.745 V
8 0.412 V
9 0.561 V
10 0.653 V
11 0.417 V
12 0.458 V
13 0.505 V
14 0.385 V
15 0.472 V
16 0.583 V
17 0.458 V
18 0.383 V
19 0.459 V
20 0.527 V
d. Pengujian Reliabilitas (Keterhandalan)
Keterhandalan (reliabilitas) instrumen untuk soal pilihan ganda diuji
dengan menggunakan Kuder Richardson 20 (Drs. Safari, M.A.; 2004: 54),
dengan rumus :
2
11 St
PiQi
k
k
KRr
dimana :
r11 = Koefisien reliabilitas tes
k = Banyaknya butir soal
St2
= Varians skor total
pi = Proporsi jawaban benar untuk butir i.
qi = Proporsi jawaban salah untuk butir i.
Σpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
40
Untuk menentukan reliabilitas perangkat soal tersebut digunakan taraf
signifikan 5 % pada uji satu pihak dan df (derajat kepercayaan) = n – 2.
Perangkat soal dikatakan reliable jika rhitung > rtabel , α = 5%, n = jumlah
anggota sample. 35
Menurut Anas Sudijono (2001:209) dalam pemberian interhasil
terhadap koefisien reliabilitas tes (r11) pada umumnya digunakan patokan
sebagai berikut :
1. Apabila r11 sama dengan atau lebih besar dari 0,70 berarti tes reliable
2. Apabila r11 lebih kecili 0,70 berarti tes tidak reliable.36
2
11 St
PiQi
k
kKR
r
2. Insrumen Variabel Kedisiplinan Belajar
Untuk mengukur secara kuantitatif, maka variable penelitian didefinisikan
sebagai berikut :
a. Definisi konseptual
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.
b. Definisi Operasional
Tingkat kedisiplinan adalah skor yang diperoleh mengenai kemampuan
siswa untuk menjalankan proses belajar mengajar, mengetahui tata tertib sekolah,
memahami tugas yang diberikan, dan memahami pentingnya disiplin.
35
Safari, M. A.Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi.
(Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005), p. 54 36
Sudijono,Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo. Persada,
2001), p. 209
41
c. Kisi-kisi Instrumen
Untuk mengukur tingkat kedisiplinan siswa, penulis menggunakan
instrumen angket yang terdiri dari 30 pernyataan.
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Kedisiplinan Belajar
No
Dimensi
Indikator
No Pertanyaan
Positif Negatif
1
Disiplin belajar di
rumah
Tepat waktu dalam belajar
Disipilin dalam
mengerjakan tugas sekolah
di rumah
Belajar secara teratur
1,2,3,4
6,7,8.9,10
11,12,13,14
5
2
Disiplin belajar di
sekolah
Disiplin masuk sekolah
Disiplin mengerjakan tugas
Disiplin mengikuti
pelajaran di sekolah
Disiplin dalam mentaati tata
tertib
15,16,17,18,19
20,21,22,23,24
25.26.27
28,29,30
30
Jumlah
30
d. Validasi Instrumen Skala Kedisiplinan belajar
1. Validitas Butir Skala
Pengujian validitas butir angket menggunakan rumus korelasi product
moment sebagai berikut :
Dalam interpretasi untuk menentukan butir angket valid atau tidak,
selanjutnya nilai rhitung di atas dikonsultasikan dengan nilai ttabel pada ά = 5%
dengan ketentuan : butir angket dikatakan valid jika nilai rhitung lebih besar
42
dari rtabel (rhitung> rtabel) dan tidak valid jika nilai rhitung lebih kecil dari rtabel
(rhitung< rtabel).
Tabel 3.9.Uji Validitas Kedisiplinan Belajar
No. Rhitung rtabel Hasil Uji
1 0.579 0.361 V
2 0.585 0.361 V
3 0.496 0.361 V
4 0.597 0.361 V
5 0.629 0.361 V
6 0.465 0.361 V
7 0.419 0.361 V
8 0.401 0.361 V
9 0.480 0.361 V
10 0.637 0.361 V
11 0.517 0.361 V
12 0.404 0.361 V
13 0.422 0.361 V
14 0.400 0.361 V
15 0.434 0.361 V
16 0.337 0.361 R
17 0.409 0.361 V
18 0.425 0.361 V
19 0.400 0.361 V
20 0.390 0.361 V
21 0.486 0.361 V
22 0.512 0.361 V
43
23 0.337 0.361 R
24 0.449 0.361 V
25 0.491 0.361 V
26 0.555 0.361 V
27 0.483 0.361 V
28 0.507 0.361 V
29 0.578 0.361 V
30 0.698 0.361 V
2. Reliabilitas Instrumen Skala
Untuk pengujian reliabilitas angket kedisiplinan belajar digunakan
reliabilitas internal consistency dengan rumus rumus koefien alpha seperti yang
dikemukakan oleh Surapranata yaitu :
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen secara keseluruhan
k = jumlah butir angket
Si2 = jumlah varians dari skor tiap butir angket
St2 = varian dari skor total
Untuk menentukan apakah koefisien reliabilitas yang diperoleh
memenuhi syarat atau tidak, mengacu pada pendapat berikut “Sebenarnya tidak
terdapat suatu ukuran yang pasti mengenai berapa tinggi koefisien reliabilitas
pada umumnya bergerak dari seratus hingga nol persen atau dari satu hingga
nol. Anas Sudjono membuat ketentuan tentang koefisien reliabilitas dalam
bukunya “Pengantar Evaluasi Pendidikan” ) 2001; 209) sebagai berikut :
Dalam pemberian interpretasi terhadap koefesien reliabilitas tes (r11) pada
umumnya digunakan patokan sebagai berikut :
1) Apabila r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar
yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas tinggi
44
2) Apabila r11 lebih kecil daripada 0,70 berarti bahwa tes hasil belajar yang
sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi
(unreliable).
Dari hasil perhitungan dengan microsoft excel diperoleh bahwa r11 =
0,87 sehingga instrumen disiplin sebanyak 28 butir dinyatakan reliabel.
E. Teknik Analisa Data
1. Statistik Deskriptif
Dalam analisis deskriptif akan dilakukan teknik penyajian data dalam
bentuk tabel disitribusi frekwensi, grafik/diagram batang untuk masing-masing
variabel. Selain itu juga masing-masing variabel akan diolah dan dianalisis
ukuran pemusatan dan letak seperti mean, modus, dan median serta ukuran
simpangan seperti jangkauan, variansi, simpangan baku, kemencengan dan
kurtosis.
Adapun langkah-langkah pembuatan tabel distribusi frekwensi dan
penyajian grafik poligon serta histogram dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:
a. Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data terkecil.
b. Menentukan banyak kelas (k) dengan aturan Struges, yaitu
K = 1 + 3,3 log n, n = banyaknya data
c. Menentukan panjang kelas interval (P), yaitu sBanyakkela
gnP
tanRe
d. Menentukan ujung bawah interval kelas pertama, yaitu < data terkecil.
e. Membuat tabel distribusi frekuensi secara lengkap, dengan jalan
menentukan ujung bawah (UB) dan ujung atas (UA) setiap interval kelas
menghitung banyaknya (frekwensi) data untuk masing-masing kelas
interval.
f. Menggambar grafik histogram, dengan terlebih dahulu menentukan tepi
bawah (TB) dan tepi atas (TA) untuk masing-masing kelas interval, yaitu
:TB = UB – ½ satuan data, dan TA = UA + ½ satuan data.
45
g. Menggambarkan grafik poligon frekwensi, dengan terlebih dulu
menentukan nilai tengah (Yi) masing-masing kelas interval, yaitu Yi = ½
(UA-UB).
Sedangkan ukuran pusat, letak dan simpangan diantaanya dapat
ditentukan dengan rumus-rumus berikut:
1) Menentukan Mean/rata-rata (Y), dengan rumus:
n
fiYY
i
.
2) Menentukan Modus (Mo), dengan rumus:
21
1
bb
bpbMo
Keterangan :
Mo = Modus
p = panjang kelas
b = batas bawah kelas modus, ialah kelas interval dengan frekuensi
terbanyak
b1 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat
sebelumnya
b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval terdekat
sesudahnya
3) Menentukan Median (Me), dengan rumus:
Me = b + p
f
Fn2
1
dimana :
Me = Median
n = banyaknya data
F = Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
f = Frekuensi kelas median
b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas median
46
4) Variansi (SD) dan Simpangan Baku, dengan rumus:
2
11
2 ..
k
i
k
i n
fiYi
n
fiYiSD dan Simpangan Baku (S) = SD
Untuk mempersingkat waktu, sekaligus pemanfaatan teknologi, maka
perhitungan statistik deskriptif dalam penelitian ini akan diselesaikan
menggunakan bantuan program komputer SPSS 17.0.
2.. Uji Persyaratan Analisis Data
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data hasil
pengumpulan berdistribusi normal atau tidak. Hal ini akan berpengaruh pada
proses lanjutan analisis statistik, jika data berdistribusi normal, maka analisis
dilanjutkan menggunakan statistik parametrik, sedangkan jika data tidak
berdistribusi normal, maka analisis dilanjutkan menggunakan statistik non
parametrik. Uji normalitas dapat dilakukan menggunakan analisis Kolmogorov
Smirnov dalam SPSS 15.0. Distribusi data dikatakan normal jika nilai sig KS >
0,05. Perhitungan normalitas akan dilakukan menggunakan bantuan program
komputer SPSS 15.0.
b. Uji Linieritas
Pengujian linieritas garis regresi dalam penelitian ini digunakan Uji F,
rumusnya adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:327) :
kn
EJKk
TCJK
S
SF
E
TC
)(
2
)(
2
2
Dalam prakteknya, akan digunakan bantuan program SPSS 15.0 untuk
menghitung uji linieritas, yaitu dengan melihat besarnya nilai koefisien sig
pada Deviation from Liniearity.
Kriteria pengujian linieritasnya adalah sebagai berikut:
jika sig > 0,05 maka garis regresi tersebut linier dan,
jika sig ≤ 0,05 maka garis regresi tersebut tidak linier
47
3. Uji Hipotesis Penelitian (Analisis Inferensial)
Setelah keseluruhan uji persyaratan analisis data dipenuhi dan diketahui
data layak untuk diolah lebih lanjut, maka langkah berikutnya adalah menguji
masing-masing hipotesis yang telah diajukan. Pengujian hipotesis
menggunakan teknik korelasi partial dan korelasi ganda, serta regresi linier
sederhana dan regresi linier ganda.
Dalam prakteknya, untuk perhitungan dan pengujian korelasi dan
regresi baik partial maupun ganda akan digunakan bantuan program SPSS
17.0. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
a. Analisis Korelasi
Hasil perhitungan koefisien korelasi ganda bisa dilihat dari output program
SPSS melalui analisis regresi yakni pada tabel Model Summaryb. Signifikasi
dari koefisien korelasi tersebut diuji secara manual atau dengan bantuan
komputer melalui program aplikasi Microsoft Excel. Adapun rumus
pengujiannya adalah :
dimana : R = Ry.12 yaitu koefisien korelasi ganda
n adalah banyaknya anggota sampel
k adalah banyaknya variabel bebas
b. Analisis Regresi
1) Perhitungan Persamaan Garis Regresi
Hasil perhitungan garis regresi bisa dilihat dari output program SPSS
melalui analisis regresi yakni pada tabel Coefficientsa. Koefisien-koefisien
persamaan garis regresi ditunjukkan oleh bilangan-bilangan yang ada pada
kolom B untuk Unstandardized Coefficients.
1
1 2
2
kn
R
k
R
F
48
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) ao
X a1
a. Dependent Variable: Y
Dari tabel di atas maka persamaan regresinya adalah xa a Y 110 ˆ
2) Pengujian Signifikansi Regresi
Hasil pengujian signifikansi regresi ganda bisa dilihat dari output program
SPSS melalui analisis regresi yakni pada tabel ANOVAb
kolom F atau Sig.
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression
Residual
Total
a. Predictors: (Constant), X
b. Dependent Variable: Y
Kriteria signifikansinya adalah :
Jika digunakan Kolom Sig, maka kriteria signifikansinya adalah :
“jika Sig < 0,05 maka garis regresi tersebut signifikan”
Jika digunakan Kolom F, maka kriteria signifikansinya adalah :
“jika Fhitung > Ftabel maka garis regresi tersebut signifikan”
Ftabel dipilih sesuai dengan ketentuan pengujian statistik pada distribusi
F, yaitu pada taraf nyata α derajat )dk) pembilang = k dan derajat )dk)
penyebut = n – k – 1, dimana n adalah banyaknya anggota sampel dan
k adalah banyaknya variabel bebas.
49
G. Hipotesis Statistik
a. Hipotesis 1
H0 : 1 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan
kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa
H1 : 1 ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan
kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
1. Sejarah Berdirinya
Sejarah SMA Negeri 29 Jakarta pada awal bulan September 1966 atas
prakarsa Bapak Camat Kebayoran Lama yang pada saat itu dijabat oleh M.T.
Koesnadi, merasa tergugah serta terpanggil untuk mendirikan dan merintis
sebuah lembaga pendidikan tingkat atas yang berada di wilayah Kebayoran
Lama, yang pada saat itu belum ada sekolah setingkat SLTA. Sehingga dengan
adanya sekolah ini akan mempermudah bagi siswa SLTP untuk melanjutkan ke
jenjang SLTA tanpa mengeluarkan biaya tinggi dan jauh dari domisili tempat
tinggalnya.
Setelah melalui beberapa kali proses konsultasi dengan para tokoh
pendidik dan ulama serta bekerja sama dengan SMA VI Bulungan Jakarta
Selatan, maka akhirnya pada tanggal 5 Januari 1967 berhasil didirikan SMA VI
filial di Kebayoran Lama yang dipimpin oleh Drs. Sunardi dengan menempati
gedung bekas SD Sie Ming Wie di Jalan Kebayoran Lama. Pada saat
kunjungan kerja Bapak Gubernur DKI Ali Sadikin ke Kebayoran Lama, beliau
sangat memperhatikan akan kesulitan tidak adanya sekolah setingkat SLTA di
wilayah Kebayoran Lama. Kemudian beliau menginstruksikan kepada
bawahannya untuk segera membongkar gedung SD tersebut diperuntukan
SLTP dan SLTA untuk sementara waktu, disusul instruksi segera membangun
gedung baru baru bagi SMA 6 (VI) Filial pada sebidang tanah seluas 3800 m2
dekat Komplek Polri di Jalan Kramat No. 6, Kebayoran Lama, Jakarta
Selatan.Pada tahun 1973, SMA VI Filial yang merupakan cabang dari SMA 6
Bulungan, akhirnya tepat pada bulan Juni 1973 melepaskan diri dari induknya
dan statusnya menjadi SMA 29 Jakarta.Seirama dengan bergulirnya waktu,
pada tahun 1989 di bawah pimpinan R.M. Radjagoekgoek dilakukan
pembangunan gedung baru yang terdiri dari dua lantai, sebanyak 16 ruang
51
belajar dengan masa penyelesaian gedung selama satu tahun dengan Tipe B.
Awal tahun 1994 dibawah pimpinan Drs. Sutan Achirudin Djamin, berhasil
menambah tiga ruang bangunan yang diperuntukan laboratorium kimia,
laboratorium fisika, dan gudang penyimpanan barang serta satu bangunan
musholla SMA Negeri 29 Jakarta. Pada saat Kepala SMA Negeri 29 Jakarta
dijabat oleh Bapak Drs. Syahrial Gazali, M.Pd., yang menggantikan Bapak
Drs. Sutan Achirudin Djamin sejak tahun 1997.
Di bawah pimpinannya, gigih berbenah diri terhadap situasi dan kondisi
sekolah, selalu diadakan penyempurnaan dan perbaikan sarana gedung, sarana
KBM, keindahan kebun dan pemagaran sekolah serta pengaspalan lapangan
upacara / lapangan olahraga. Hal ini semata-mata dilakukan untuk
meningkatkan mutu dan kualitas sekolah agar dapat menjadikan SMA Negeri
29 Jakarta sejajar dengan SMA unggulan di DKI Jakarta.
Pada bulan Juni 2011 di rehab total gedung SMA Negeri 29 Jakarta menjadi
empat lantai yang di rintis oleh Kepala Sekolah Ibu Dra. Hj. Hernita HB.
Murap , dengan ketinggian tanah sejajar dengan jalan raya yang sebelumnya
setiap musim penghujang selalu banjir karena lokasi sekolah merupakan
dataran rendah. Sehingga proses kegiatan belajar mengajar menumpang di
SDN 03, 05 dan 06 depan Polsek Kebayoran Lama. Pada januari tahun 2012
selesailah pembangunan Gedung SMA Negeri 29 Jakarta. Bersama Kepala
Sekolah Baru Ibu Dra. Ni Kt. Diah Chaerani, MM seluruh aktivitas kegiatan
dan proses belajar mengajar menempati Gedung yang baru. Sarana dan
prasarana semakin di tingkatkan serta penunjang proses belajar mengajar
semakin meningkat sebagai tongkat kemajuan sekolah dalam bersaing dengan
sekolah unggulan. tahun 2013 dengan Kepala Sekolah Baru Bapak Drs. H.
Maknawiyah, M.Si menggantikan Ibu Dra. Ni Kt. Diah Chaerani, MM.
Kedepannya SMA Negeri 29 Jakarta menjadikan sekolah favorit dan unggulan
dari segi kualitas pembelajaran dan sumber daya manusiannya.Tahun 2014,
Kepala Sekolah Dra. Ratna Budiarti, M.Biomed mulai menjadi Kepala Sekolah
dari proses Lelang Kepala Sekolah yang diselenggarakan oleh Pemda DKI
Jakarta, melakukan pembenahan meningkatkan disiplin siswa dan guru
52
sehingga prestasi akademik .pada Tahun 2015, Kepala Sekolah Dra. Carol
Titaley. Mulai menjadi Kepala Sekolah, hingga saat ini
2. Visi dan Misi
Dalam upaya mempertahankan eksistensi. SMA Negeri 29
mengembangkan aspek-aspek yang termasuk dalam ruang lingkup pendidikan.
SMA 29 memiliki visi, misi dan tujuan sebagai berikut :
a. Visi
Berprestasi tinggi, berbudi luhur, berbudaya dan berwawasan
lingkungan.
b. Misi
Meningkatkan keselarasan kemampuan intelektual, emosional dan
spiritual untuk mewujudkan situasi yang kondusif terhadap
terwujudnya tujuan pendidikan nasional.
Menyelenggarakan ibadah keagamaan dalam meningkatkan
ketaqwaan guna membentuk peserta didik yang bermartabat.
Disiplin dalam bertindak.
Meningkatkan kemampuan IPTEKS di lingkungan sekolah.
Meningkatkan kemampuan berbahasa asing.
Meningkatkan prestasi akademik dan non akademik.
Melestarikan 5 S ( Salam, Sapa, Senyum, Sopan Dan Santun ) .
Mewujudkan 9 K (Keimanan, Keteladanan, Keamanan, Kebersihan,
Keindahan, Kerapihan, Kekeluargaan, Kenyamanan, dan
Keterbukaan).
Menumbuhkan dan mengembangkan pola pikir dan tindakan yang
mencerminkan budaya mutu dan akhlak mulia dalam kehidupan
sehari-hari.
Menghasilkan lulusan yang berakhlak dan berilmu.
c. Tujuan
Melaksanakan Kurikulum 2013.
Meningkatkan pemahaman keagamaan siswa.
Meningkatkan partisipasi dalam kegiatan ibadah keagamaan.
53
Semua lulusan memiliki kualitas kecerdasan sosial dan
berkepribadian sehingga mampu mengembangkan bakat dan
minatnya sesuai potensi masing-masing.
Semua lulusan memiliki kecerdasan sosial dan intelektual yang
tinggi, sehingga memiliki daya saing secara kompetitif dan
komperatif dalam persaingan tingkat lokal, regional nasional
maupun tingkat global.
Semua warga sekolah mampu menjalankan 9K (keimanan,
keteladanan, keamanan, kebersihan, keindahan, kerapihan,
kekeluargaan, kenyamanan, dan keterbukaan).
Prosentasi siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri
meningkat
Sistem Administrasi Berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi.
Kemampuan berbahasa Inggris lisan baik siswa, guru maupun
karyawan.
Tim kesenian dapat tampil ditingkat propinsi.
Kegiatan olah raga memperoleh prestasi tingkat nasional.
Prestasi lomba mata pelajaran tingkat propinsi dan nasional.
Prestasi kebersihan tingkat propinsi.
Kepribadian dan budi pekerti luhur dengan memasyarakatkan 5 S
: Senyum – Sapa – Salam – Sopan – Santun.
3. Komponen Pendidikan
a. Guru
SMA Negeri 29 Jakarta Selatan memiliki tenaga pengajar dan tenaga
kependidikan yang bervariatif dari jenis kelami, jabatan maupun pendidikan
seperti tabel berikut :
54
Tabel 137
No Nama Guru Jenjang Jabatan Bidang Studi
1 Dra. Carol Titaley S1 Kepala Sekolah,
guru bahasa Jerman
Bahasa jerman
2 Drs. Sugiatno S1 Guru , Wakasek
Bid. Kurikulum
Sosiologi
3 Rismawati, MPd S2 Guru, Wakasek Bid.
Humsaspras
Biologi
4 Susi Kristantina, SPd S1 Guru, Wakasek Bid.
Kesiswaan
Biologi
5 Agus Nurcahyadi, SPd S1 Guru Sejarah
6 Bisowarno, SPd S1 Guru Bahasa Inggris
7 Dra.Hj. Ani Mardiani S1 Guru Matematika
8 Dra.Hj. Djamilah, MPd S2 Guru Pendidikan Jasmani
Olahraga dan
Kesehatan
9 Dra.Hj. Endang Lilianti S1 Guru Kimia
10 Dra.Hj. Sriyatun S1 Guru Kimia
11 Dra.Hj. Zulhafna S1 Guru Ekonomi
12 Dra. Juliana Rosa Monding S1 Guru Geografi
13 Dra.Ratnawati S1 Guru Bahasa Inggris
14 Dra. Sri Widayati S1 Guru Bahasa Indonesia
15 Drs. Agni Karnadibrata S1 Guru Seni Budaya
16 Drs.H.Rahmat S1 Guru Agama Islam
17 Drs. Otomosi Zalukhu S1 Guru Agama Kristen
18 Faizah, SPd S1 Guru Jepang
19 Feriyenti, MPd S2 Guru Matematika
20 Hj. Miroah, SPd S1 Guru Fisika
21 Ifah Sarifah S.Kom Guru TIK
22 Ita Yunita, SPd S1 Gruru Fisika
23 Jemi Latu, SPd S1 Guru Pendidikan Jasmani
Olahraga dan
Kesehatan
No Nama Guru Jenjang Jabatan Bidang Studi
37
SMA Negeri 29 Tahun ajaran 2016/2017
55
24 Laili Hadiyati, MPd S2 Guru Geografi
25 Marapi Amboko, SPd S1 Guru Bahasa Indonesia
26 Merlita Paruri Rahayu, SPd S1 Guru Bahasa Indonesia
27 Mudjiono, SPd S1 Guru Fisika
28 Nur Asiah Rangkuty,SPd S1 Guru Fisika
29 Puguh Sambodo, SPd S1 Guru Seni Budaya
30 Rafiani, SPd S1 Guru Ekonomi
31 Rizka Fitriani, SPd S1 Guru Matematika
32 Supadiyono, SPd S1 Guru Matematika
33 Sururudin, SPd S1 Guru Sejarah
34 Yuni Tri Retrani, SPd S1 Guru Ekonomi
b. Siswa
Keadaan siswa-siswi yang ada di SMA Negeri 29 Jakarta selatan
bervariatif artinya sekolah tersebut memiliki beberapa kelas yang cukup mulai
dari kelas X, XI.XII seperti terlihat pada tabel berikut :
Tabel 238
Keadaan siswa-siswi SMA Negeri 29 Jakarta Selatan
Kelas Jumlah Kelas Jumlah
X MIA 1 30 X1 IIS 1 35
X MIA 2 30 XI IIS 2 36
X MIA 3 35 XI IIS 3 35
X MIA 4 35 XII MIA 1 35
X IIS 1 35 XII MIA 2 35
X IIS 2 36 XII MIA 3 36
X IIS 3 36 XII MIA 4 36
XI MIA 1 30 IIS MIA 1 30
XI MIA 2 30 IIS MIA 2 30
XI MIA 3 35 II SMIA 3 35
XI MIA 4 35 II SMIA 4 36
38
SMA Negeri 29 Tahun ajaran 2016/2017
56
c. Sarana dan Prasarana
SMA Negeri 29 memiliki sarana dan prasarana yang dapat menunjang
kegiatan belajar mengajar mulai dari ruang sekolah yang memadai maupun
sarana lain sebagai berikut :
Laboratorium IPA
Perpustakaan
Laboratorium komputer
Mushola, toilet
Lapangan Olah raga
d. Pengumpulan Data
1. Persiapan Penelitian
a. Pertama penulis memilih masalah yang akan diteliti dan
merumuskannya dalam bentuk judul penelitian. Judul tersebut
kemudian kepada Ketua Jurusan Program Studi Manajemen
Pendidikan guna mendapat persetujuan
b. Judul tersebut didaftarkan di sekretariat Fakultas Ilmu Tarbiyah (UIN)
Syarif hidayatullah Jakarta untuk menentukan dosen pembimbing dan
sekaligus dibuatkan surat permohonan izin penelitian yang telah
ditanda tangani
c. Surat izin permohonan penelitian disampaikan kepada Kepala Sekolah
yang dituju dan selanjutnya dibicarakan kapan penelitian dapat
dilakukan, selanjunya Kepala Sekolah menyerahkan kepada guru
pembimbing untuk mengatur pelaksanaan penelitian seperti waktu
penelitian, kelas dan siswa yang akan dijadikan sampel penelitian
d. Penyusunan angket (instrumen penelitian)
Setelah penulis menetapkan masalah yang akan diteliti kemudian
menyusun instrumen penelitian. Dalam hal ini penulis memutuskan
akan menggunakan angket sebagai teknik pengumpulan data. Angket
yang telah disusun dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan
setelah mendapatkan persetujuan untuk mendapatkan sampel
penelitian dan menenykan wktu penyebaran angket
57
2. Pelaksanaan Penelitian
Sesuai dengan hari yang telah ditentukan oleh penulis, kemudian angket
dibagikan kepada siswa yang menjadi sampel penelitian, yaitu siswa kelas XII
X MIA 1 dan X MIA 2 di SMA Negeri 29 Jakarta Selatan yang berjumlah 60
siswa sampel 100%.
Langkah-langkah kegiatan penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai
berikut :
a. Penulis memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud serta tujuan
penyebaran angket
b. Penulis membagikam angket kepada responden angket kelas XII SMA
Negeri 29 Jakarta Selatan
c. Penulis menjelaskan cara-cara pengsian angket yang akan diisi oleh
siswa
d. Penulis memberikan waktu 15 menit kepada siswa untuk mengisi angket
e. Penulis mengumpulkan kembali angket yang telah diisi oleh siswa
B. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan pada 60 orang siswa kelas XII yang terdiri dari
dua kelas yaitu kelas XII MIA 1 dan kelas XII MIA 2 SMA Negeri 29 Jakarta
Selatan
Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel disiplin belajar (X),
variabel bebas, dan variabel prestasi belajar siswa (Y) sebagai variabel terikat.
Deskripsi hasil penelitian disajikan mencakup skor nilai tertinggi, skor
terendah, simpangan baku, modus, median dan sebaran data. Deskripsi data
dari tiap-tiap variabel adalah sebagai berikut :
58
Tabel 4.1
Deskripsi Data Hasil Penelitian
Statistics
Kedisiplinan
Belajar
Prestasi Belajar
Siswa
N Valid 60 60
Missing 0 0
Mean 131,7500 71,2000
Median 134,5000 72,0000
Mode 120,00a 78,00
Std. Deviation 18,20749 14,70708
Variance 331,513 216,298
Range 71,00 60,00
Minimum 92,00 38,00
Maximum 163,00 98,00
Sum 7905,00 4272,00
1. Deskripsi Data Kedisiplinan (X1)
Berdasarkan data penelitian untuk kedisiplinan diperoleh hasil seperti
pada tabel berikut :
Tabel 4.2
Data Statistik Kedisiplinan
Statistics
Kedisiplinan Belajar
N Valid 60
Missing 0
Mean 131,7500
Median 134,5000
Mode 120,00a
Std. Deviation 18,20749
Variance 331,513
Range 71,00
Minimum 92,00
Maximum 163,00
Sum 7905,00
59
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata kedisiplinan
mempunyai nilai yang hampir sama antara rata-rata dengan nilai tengah
(median) yaitu 131,75 dan 134,50 dengan simpangan baku 18,20, skor
minimum 92 dan skor maksimum 163. Banyaknya butir pertanyaan dalam
instrumen persepsi siswa atas kompetensi pedagogik guru adalah 30 butir
pertanyaan dengan skor maksimum tiap butir pertanyaan adalah 5 dan skor
minimumnya 1
Data yang tertera pada tabel diatas juga diperoleh skor standar deviasi
18,20 yang artinya bahwa selisih skor satu responden dengan responden
lainnya mempunyai rata-rata 18,20 yang tidak terlalu besar. Dengan demikian
variasi data kedisiplinan cukup ketat dan homogen
Dari deskripsi tersebut juga dapat dilihat antara nilai rata-rata dan
median hampir sama yaitu 131,75 dan 134,50. Hal ini menunjukkan bahwa
data skor kedisiplinan pada penelitian ini cukup representatif. Sedangkan skor
yang berada diatas rata-rata lebih banyak dibanding yang berada di bawah rata-
rata menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai kedisiplinan tinggi lebih
banyak dibanding yang rendah. Data diatas diperkuat dengan gambar
histogram 4.1, sehingga dikatakan bahwa data variabel distribusi kedisiplinan
mempunyai sebaran yang normal.
Gambar 4.1 Histogram Variabel Kedisiplinan
60
2. Deskripsi Data Prestasi Belajar Siswa (Y)
Berdasarkan data penelitian untuk prestasi belajar siswa diperoleh hasil
seperti pada tabel berikut
Tabel 4.3
Data Statistik Prestasi Belajar Siswa
Statistics
Prestasi Belajar Siswa
N Valid 60
Missing 0
Mean 71,2000
Median 72,0000
Mode 78,00
Std. Deviation 14,70708
Variance 216,298
Range 60,00
Minimum 38,00
Maximum 98,00
Sum 4272,00
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa rata-rata prestasi
belajar siswa mempunyai nilai yang hampir sama dengan nilai tengah (median)
yaitu 71,20 dan 72 dengan simpangan baku 14,70, skor minimum 38 dan skor
maksimum 98. Banyaknya butir pertanyaan dalam instrumen prrestasi belajar
siswa adalah 20 butir pertanyaan dengan skor maksimum tiap butir pertanyaan
adalah 5 dan skor minimumnya 1
Data yang tertera pada tabel diatas juga diperoleh skor standar deviasi
14,70 yang artinya bahwa selisih skor satu responden dengan responden
lainnya mempunyai rata-rata 14,70 yang tidak terlalu besar. Dengan demikian
variasi data prestasi belajar siswa cukup ketat dan homogen
Dari deskripsi tersebut juga dapat dilihat antara nilai rata-rata dan
median hampir sama yaitu 71,20 dan 72. Hal ini menunjukkan bahwa data skor
prestasi belajar siswa pada penelitian ini cukup representatif. Sedangkan skor
yang berada diatas rata-rata lebih banyak dibanding yang berada di bawah rata-
rata menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai prestasi belajar tinggi lebih
61
banyak dibanding yang rendah. Data diatas diperkuat dengan gambar 4.2
sehingga dikatakan bahwa data distribusi prestasi belajar siswa mempunyai
sebaran yang normal.
Gambar 4.2 Histogram Variabel Prestasi Belajar Siswa
C. Pengujian Persyaratan Analisis dan Pengujian Hipotesis
Pengujian analisis regresi linear, baik linear sederhana maupun ganda
harus memenuhi beberapa persyaratan analisis, Persyaratan analisis tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Sampel yang berupa pasangan data sampel X harus diambil acak dan
memenuhi sampel minimum
2. Untuk setiap kelompok harga predictor X yang diberikan,harus
independen dan berdistribusi normal
3. Bentuk regresi adalah linear
Persyaratan pertama telah terpenuhi, sebab sampel penelitian ini telah
diambil acak dengan ukuran sampel sebanyak 60 orang siswa. Sementara itu
untuk persyaratan keempat yakni syarat bentuk linear persamaan regresi
pengujiannya dilakukan secara bersama-sama dengan pengujian hipotesis
Langkah selanjutnya setelah diuraikan deskripsi data hasil penelitian
sebelum hipotesis diuji kebenarannya, maka terlebih dahulu dilakukan uji
62
persyaratan, antara lain mengenai uji normalitas sampel, uji homogenitas dan
uji lineritas data variabel penelitian. Penelitian tersebut dilakukan untuk
mengetahui kenormalan, hegomogenan dan liniernya data yang akan diolah
untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel. Dengan demikian data
hasil dari penelitian tersebut apakah sudah memenuhi persyaratan atau belum
memenuhi persyaratan.
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan pada data variabel bebas (pada kedisiplinan
belajar) serta variabel terikat (prestasi belajar siswa). Pengujian normalitas data
masing-masing variabel sampel diuji melalui hipotesis berikut :
Ho : data pada sampel tersebut berdistribusi normal
H1 : data pada sampel tersebut tidak berdistribusi normal
Perhitungan uji normalitas dilakukan dengan bantuan komputer melalui
program aplikasi SPSS 21, Menurut ketentuan yang ada pada program tersebut
maka kriteria dari normalitas data adalah jika “p value (sig) > 0,05 maka Ho
diterima”, yang berarti data pada sampel tersebut berdistribusi normal. Nilai p
value (sig) adalah bilangan yang tertera pada kolom sig dalam tabel hasil atau
output perhitungan pengujian normalitas oleh program SPSS. Dalam hal ini
digunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Hasil perhitungan bisa dilihat pada
tabel 4.5 sebagai berikut :
Tabel 4.4
Hasil Pengujian Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kedisiplinan
Belajar
Prestasi Belajar
Siswa
N 60 60
Normal Parametersa,b
Mean 131,7500 71,2000
Std. Deviation 18,20749 14,70708
Most Extreme Differences
Absolute ,077 ,111
Positive ,057 ,066
Negative -,077 -,111
Kolmogorov-Smirnov Z ,599 ,862
Asymp. Sig. (2-tailed) ,865 ,448
63
Dari tabel 4.4 diatas dapat diketahui nilai sig pada kolom kolmogorov-
Sminov untuk variabel kedisiplinan (X) sebesar 0,865 dan untuk variabel prestasi
belajar siswa (Y) sebesar 0,448. Jika dibandingkan dengan kriteria pengujian,
maka kedua variabel tersebut memenuhi kriteria atau berdistribusi normal karena
nilai sig > 0,05. Untuk memperkuat hasil pengujian tersebut maka ditampilkan
grafik Normal Q-Q Plot untuk setiap sampel. Dengan demikian maka data
tersebut dapat diteruskan untuk uji selanjutnya
Gambar 4.4 Grafik Normal Q-Q Plot Data Skor Kedisiplinan
Gambar 4.5 Grafik Normal Q-Q Plot Data Skor Prestasi Belajar Siswa
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk melihat apakah persamaan regresi Y = a +
bX berbentuk linear. Dalam analisis ini menggunakan program SPSS 21 untuk
64
menentukan persamaan regresi linear atau tidak dengan melihat koefisien P-value
pada baris Deviation from linearity, yaitu apabila koefisien P-value lebih besar
dari taraf signifikan 0,05 maka persamaan regresi berbenntuk linear. Sebaliknya
apabila koefisien P-value lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 maka persamaan
regresi berbentuk tidak linear.
a. Uji Linearitas Regresi Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Siswa
Berikut adalah tabel hasil analisis terhadap uji linearitas regresi yang
dilakukan dengan bantuan program SPSS 21 sebagai berikut :
Tabel 4.5
Uji Linearitas Regresi Kedisiplinan dan Prestasi Belajar Siswa
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Prestasi Belajar
Siswa * Kedisiplinan
Belajar
Between
Groups
(Combined) 11245,600 39 288,349 3,804 ,001
Linearity 6570,032 1 6570,032 86,676 ,000
Deviation from
Linearity
4675,568 38 123,041 1,623 ,124
Within Groups 1516,000 20 75,800
Total 12761,600 59
Dari tabel diatas diketahui baris Deviation from linearity memiliki nilai sig
sebesar 0,124 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa bentuk
persamaan regresi kedisiplinan dan prestasi belajar siswa adalah linear.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan seperti ketentuan yang tertulis pada akhir
bab III. Hasil perhitungan dan pengujian bisa dilihat pada tabel 4,6, tabel 4.7 dan
tabel 4.8
65
Tabel 4.6
Data Variabel X terhadap Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,718a ,515 ,506 10,33205
a. Predictors: (Constant), Kedisiplinan Belajar
Tabel 4.7
Data Anova X terhadap Y
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 6570,032 1 6570,032 61,545 ,000b
Residual 6191,568 58 106,751
Total 12761,600 59
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
b. Predictors: (Constant), Kedisiplinan Belajar
Tabel 4.8
Koefisien Regresi Pengaruh Variabel X terhadap Y
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) -5,159 9,824 -,525 ,602
Kedisiplinan Belajar ,580 ,074 ,718 7,845 ,000
a. Dependent Variable: Prestasi Belajar Siswa
a. Pengaruh Kedisiplinan dan terhadap Prestasi Belajar Siswa
Hipotesis pengaruh ini adalah :
H0 : 1 = 2 = 0
H1 : 1 ≠ 2 ≠
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan kedisiplinan terhadap prestasi
belajar siswa
66
Hi : Terdapat pengaruh yang signifikan kedisiplinan terhadap prestasi belajar
siswa
Dari pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai Sig = 0.000 dan thitung =
7,845, sedangkan ttabel = 1,67. Karena nilai Sig < 0,05 dan thitung > ttabel maka
Ho ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas X
(kedisiplinan) terhadap variabel terikat Y (prestasi belajar siswa).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kedisiplinan terhadap
prestasi belajar siswa. Setiap kenaikan satu unit kedisiplinan akan diikuti dengan
kenaikan prestasi belajar siswa sebesar 0,580 unit, ceteris paribus atau variabel
kedisiplinan tidak berubah.
Dari informasi kuantitatif dan teori tersebut maka peneliti menyimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kedisiplinan terhadap prestasi belajar
siswa
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui hubungan Disiplin Belajar (X) terhadap
prestasi belajar siswa (Y).
Dari pengujian hipotesis diperoleh bahwa nilai Sig = 0.000 dan thitung
7,845, sedangkan ttabel = 1,68. Karena nilai Sig < 0,05 dan thitung > ttabel maka
Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan yang signifikan variabel bebas X
(kedisiplinan belajar) terhadap variabel terikat Y (prestasi belajar siswa).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan disiplin belajar
terhadap. prestasi belajar prestasi belajar siswa. Setiap kenaikan satu unit
kedisiplinan akan diikuti dengan kenaikan prestasi belajar siswa. sebesar 0,580
unit, ceteris paribus atau variabel kedisiplinan tidak berubah.
Dari informasi kuantitatif dan teori tersebut maka peneliti menyimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan kedisiplinan belajar terhadap prestasi
belajar siswa, besaran nilai dari hasil penelitian sebesar 131,75. Dari hasil
penelitian sebelumnya nilai interpretasi “r” prodauct moment sebesar 0,07 ini
menunjukkan ditolaknya hipotesis nihil maka hal ini memnunjukan bahwa
disiplin tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
67
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan deskrispsi data penelitian dan setelah dilakukan analisis
maka dapat disimpulkan :
1. Tingkat disiplin belajar yang dilakukan oleh para siswa kelas XII SMA
Negeri 29 tahun pelajaran 2016/2017 sangat baik. Hal ini dapat dibuktikan
dari sampel yang berjumlah 60 orang, Terdapat pengaruh yang signifikan
kedisiplinan terhadap prestasi belajar siswa SMA Negeri di Jakarta Selatan.
Hal ini dibuktikan dengan nilai Sig = 0,000 < 0,05 dan thitung = 7,845 yang
berarti terdapat pengaruh yang signifikan
2. pembinaan disiplin belajar siswa di SMA 29 Jakarta sudah berjalan dengan
baik. Hal ini disebabkan oleh berbagai factor disiplin belajar siswa
diantaranya adanya peraturan tata tertib, adanya dukungan seluruh pemimpin
dan guru, serta adanya konsistensi dalam pelaksanaannya.
3. peningkatan disiplin belajar siswa di SMA 29 Jakarta memiliki system
pengendalian yang ketertiban yang sudah berjalan dengan baik. Bentuk
pengendalian kedisiplinan belajar diantaranya: mengabsensi siswa, melarang
siswa mencontek, guru dan murid membuat kesepakatan aturan di dalam
kelas.
4. dari hasil penelitian didapat adanya hubungan antara disiplin belajar dan
prestasi belajar siswa besarannya yaitu 1,67
68
B. Saran
Saran yang bisa penulis sampaikan pada kesempatan ini adalah sebagai
berikut :
1. Secara umum Prestasi Belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Dalam penelitian ini dipengaruhi oleh faktor disiplin belajar dan lingkungan
teman sebaya. untuk meningkatkan prestasi belajar, siswa harus dapat
menimbulkan disiplin belajar dari kesadarannya sendiri agar dapat lebih
memacu dan tahan lama untuk melakukan kegiatan belajar sehingga hasil
yang diperoleh dapat maksimal. Belajar juga hendaknya dilakukan secara
terus-menerus dan menjadikannya suatu kebiasaan yang rutin. Hal lain yang
tidak kalah penting adalah perhatian siswa terhadap mata pelajaran itu
sendiri, pada saat pelajaran berlangsung sebaiknya siswa memperhatikan
penjelasan guru, tidak mengobrol dan bercandaan dengan teman sebelahnya.
2. Guru sebaiknya berupaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan disiplin
belajar siswa. Prestasi belajar siswa. untuk meningkatkan disiplin belajar
siswa guru perlu memberikan pemahaman tentang disiplin dalam hal belajar
dan memberikan pembinaan yang berlanjut yang menjadikan siswa
mempunyai kedisiplinan dalam dunia pembelajaran. Selain itu juga
hendaknya guru menciptakan suasana belajar mengajar yang menarik dan
menyenangkan agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan, sehingga kegiatan
mengobrol dan bercandaan dengan teman sebelahnya saat pelajaran
berlangsung dapat berkurang
69
DAFTAR PUSTAKA
Ariesandi, Rahasia Mendidik Anak Agar Sukses dan Bahagia, Tips dan Terpuji
Melejitkan Potensi Optimal Anak, Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama, 2008
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta: Rineka
Cipta, 1990
---------------, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka,
2001
---------------Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Asmani, Jamal Mamur Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, Inovatif,
Yogyakarta : DIVA Press, 2010
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta, 2014
Hergenhahn, B.R dan Matthew H.Olson, Theories of learning (Teori belajar),
Jakarta : Kencana, 2008
Hidayatullah, M.Furqon, Pendidikan Karakter : Membangun Peradaban Bangsa,
Surakarta: Yuma Pressindo, 2010
Departemen Pendidikan Nasional RI. 2003,Undang-undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional 2003 beserta penjelasannya.
Bandung : Fokus Media.
Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi, Bandung : Rosda Karya,
2004
Prihatin, Eka, Menejemen Peserta Didik, Bandung : Alfabeta, 2011
Safari, M. A.Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2005
Sudijono,Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta : PT Raja Grafindo.
Persada, 2001
Sudjana.MA, Metode Statistik, Bandung : Tarsito, 2005
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2007
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta : Rineka
Cipta, 2010
70
SMA Negeri 29 Tahun ajaran 2016/2017
Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2010
---------------, Psikologi Pendidikan : dengan pendekatan baru, Bandung : Remaja
Rosda Karya, 2010
Riduwan. 2004, Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : Alfabeta
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta :
Balai Pustaka, 2007
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta : Bumi Aksara, 2010
Uyoh Sadulloh, http:uny.ac.id
Wibowo, Agus, Pendidikan Karakter, Strategi Membagun Karakter Bangsa
Berperadapan, Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 2012
LAMPIRAN 2
ANGKET KEDISIPLINAN BELAJAR DATA RESPONDEN
Nama / No Absen : ....................................
Kelas : ....................................
Nama Sekolah : ...................................
1. Berikut ini disajikan beberapa pernyataan, diharapkan sikap Anda
terhadap isi pernyataan tersebut dengan cara memilih pilihan jawaban
yang tersedia
2. Berilah tanda Check List ( ) atau tanda ( X ) pada jawaban yng sesuai
atau hmpir sesuai dengan kondisi Anda
Kriteria jawaban :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Hadir di sekolah dan pulang tepat
pada waktunya
2 Meminta izin / memberitahu
kepada wali kelas atau piket jika
berhalangan hadir di sekolah
3 Melaksanakan piket harian secara
periodik
4 Saya berusaha mencatat dengan
rapi semua materi yang diajarkan
guru
5 Saya merasa mampu
menyelesaikan semua tugas-tugas
sekolah tanpa bantuan orang lain
6 Saya akan memperhatikan dengan
seksama setiap pelajaran yang
diajarkan guru
7 Saya merasa tertantang untuk
menyelesaikan tugas-tugas dari
sekolah yang tidak biasa dikerjakan
teman-teman
8 Meski menghadapi pelajaran yang
sulit saya tetap semangat belajar
9 Saya merasa belajar buat sesuatu
hal yang penting
10 Menyontek bagi saya bukan sesuatu
yang memalukan
11 Saya menunda-nunda mengerjakan
tugas yang diberikan guru
12 Saya rela membatasi jam luang
bermain, untuk membaca buku
pelajaran
13 Saya akan memanfaatkan fasilitas
di perpustakaan untuk belajar
14 Untuk meningkatkan kemampuan
saya berusaha meminjam buku
pelajaran di perpustakaan
15 Saya akan meningkatkan
kemampuan saya dengan mengikuti
les di luar sekolah
16 Saya malas, jika harus
menyelesaikan soal ulangan yang
sulit
17 Saya malas bertanya guru, walupun
tidak memahamiaoa yang diajarkan
18 Saya tidak punya jadwal yang pasti
untuk belajar
19 Kalau belajar, saya tidak mau
diganggu
20 Saya memiliki jadwal belajar yang
tetap dan rutin
21 Saya hanya belajar saat akan
menghadapi ulangan atau ujian
22 Saya belajar hanya untuk
menyenangkan orang tua dan
supaya tidak dimarahi
23 Saya selalu disiplin mengerjakan
tugas
24 Saya jarang mengikuti pelajaran di
sekolah
25 Saya disiplin dalam mentaati tata
tertib
26 Saya selalu mengerjakan pekerjaan
individu saya sendiri dan tidak
mencontek tugas milik teman
27 Saat ulangan saya mengerjakannya
sendiri dan tidak mencontek
28 Saya berusaha untuk tenang agar
tidak mengganggu konsentrasi
teman saya yang sedang belajar
29 Sepulang sekolah saya belajar
kelompok dengan teman-teman
saya
30 Saya mengulangi kembali di rumah
pelajaran yang saya dapatkan hari
ini, dan \mempersiapkan pelajaran
untuk besok
31 Saya terlambat datang ke sekolah
32 Ketika waktu istirahat telah
berakhir saya segera masuk kelas
walaupun belum ada guru
33 Saya tidak suka membolos ketika
pelajaran biologi
34 Bila saya bosan mengikuti
pelajaran, saya pura-pura sakit agar
di beri izin beristirahat di UKS
35 Saya tidak akan meninggalkan
sekolah sebelum jam sekolah
berakhir
36 Saya memiliki jadwal belajar
sehingga saya dapat belajar sesuai
waktu yang telah saya tentukan
37 Apabila ada tugas saya
menyelesaikan tepat waktu
38 Saya mengerjakan sendiri PR yang
diberikan guru
39 Saya menyesal bila melanggar
peraturan sekolah
40 Bila saya lupa mengerjakan PR,
saya mengatakan bahwa PR saya
tertinggal di rumah
LAMPIRAN 3
PRESTASI BELAJAR IPA
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : XII
Semester : 1
Petunjuk:
Pilihlan salah satu jawaban yang paling benar dengan memberikan tanda silang
(X) pada salah satu huruf jawaban.
1. Proses perkembangan zigot dimulai dari sel induk yang membelah secara
meiosis yang menghasilkan 4 sel haploid, yaitu ....
a. 1 sel besar dan 3 sel kecil yang melarut/melebur dalam sel besar
b. 2 sel besar dan 2 sel kecil yang melarut/melebur dalam sel besar
c. 3 sel besar dan 1 sel kecil yang melarut/melebur dalam sel besar
d. 4 sel yang sama besarnya
e. 4 sel yang sama kecilnya
2. Perkembangan suatu makhluk hidup adalah suatu proses menuju kedewasaan,
artinya ....
a. dapat dinyatakan dengan suatu bilangan
b. tidak dapat dinyatakan dengan suatu bilangan
c. mengalami percepatan pertumbuhan secara logaritma
d. tidak mengalami percepatan pertumbuhan secara logaritma
e. mengalami perlambatan pertumbuhan secara logaritma
3. Proses pertumbuhan pada jaringan meristem dari hasil pembelahan sel-sel
jaringan meristem primer terjadi pada ....
a. embrio-akar-batang
b. akar-batang-daun
c. embrio-ujung akar-ujung batang
d. ujung akar-ujung batang-ujung daun
e. zigot-embrio-ujung akar
4. Pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dikotil, embrionya
memanjang dan melekat pada ....
a. hipokotil
b. epikotil
c. koleoptil
d. kotiledon
e. radikula
Perhatikan gambar!
Tampak pada gambar, terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil sehingga
menyebabkan plumula keluar dan menembus pada kulit bijinya yang nantinya
akan muncul di atas tanah, sedangkan kotiledannya masih berada di dalam
tanah yang disebut perkecambahan ....
a. hipogeal
d. koleoriza
b. epigeal
e. koleoptil
c. skutelum
6. Pada proses perkecambahan, terdapat bagian-bagian yang penting dalam
embrio seperti berikut, kecuali ....
a. tunas embrionik
d. keping biji
b. batang embrionik
e. kotiledon
c. akar embrionik
7. Setelah proses perkecambahan maka terbentuk tanaman muda, pertumbuhan
selanjutnya ditentukan oleh jaringan primer pada akar dan batang. Bagian
yang
paling cepat tumbuh pada akar terletak pada ....
a. daerah bagian belakang ujung akar
b. daerah bagian depan ujung akar
c. jaringan epidermis
d. jaringan endodermis
e. jaringan korteks
8. Tumbuhan dikotil, selain mengalami pertumbuhan primer, juga mengalami
pertumbuhan sekunder yang terjadi pada ....
a. kambium gabus
b. korteks
c. epidermis
d. endodermis
e. felogen
9. Karena adanya aktivitas kambium yang membentuk xilem dan floem yang
lebih
cepat dari pertumbuhan kulit pada tumbuhan dikotil, untuk mencegah
jaringan
kulit paling luar menjadi rusak/pecah-pecah lebih lanjut maka dibentuk
suatu
jaringan pelindung yang disebut ....
a. vasis
d. gabus
b. felogen
e. korteks
c. lentisel
10. Perhatikan gambar berikut!
Fungsi hormon auksin pada perkecambahan yang benar adalah ....
a. merangsang pemanjangan sel-sel akar dan batang
b. merangsang pemanjangan sel-sel akar, batang, dan daun
c. merangsang pemanjangan sel-sel akar dan menghambat sel-sel batang
d. merangsang pemanjangan sel-sel batang dan menghambat sel-sel akar
e. merangsang pertumbuhan daun.
11. Unsur mikro yang menyusun protoplasma tumbuhan adalah ....
a. C, Mg, Fe, dan P
d. Cu, Mn, P, dan Na
b. Zn, Co, Be, dan Mn
e. Mg, Zn, Na, dan Fe
c. Mg, Cu, Na, dan Fe
12. Tiga faktor penting untuk perkecambahan adalah ....
a. air, udara, dan tanah
d. air, suhu, dan tanah
b. air, udara, dan suhu
e. tanah, air, dan derajat keasaman
c. tanah, udara, dan suhu
13. Di bawah ini unsur mikro pada faktor luar yang ikut memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan, kecuali ....
a. O
d. Mn
b. B
e. Cl
c. Zn
14. Seluruh reaksi yang terjadi di dalam sel makhluk hidup, dan terjadi secara
reaksi kimia disebut ....
a. anabalisme
d. katalisator
b. metabolisme
e. fotosintesis
c. katabolisme
15. Sumber energi yang digunakan untuk berlangsungnya seluruh reaksi kimia
yang terjadi di dalam sel makhluk hidup adalah ....
a. penyusunan zat makanan
d. senyawa ATP
b. penguraian zat makanan
e. senyawa ADP
c. sinar matahari
16. Pada proses fotosintesis, tumbuhan hijau mengambil oksigen yang ada
dalam
karbondioksida dari udara bebas, kemudian diubah menjadi ....
a. H2O
d. glikolisis
b. senyawa ATP
e. glukosa
c. senyawa ADP
17. Fermentasi merupakan suatu proses pemecahan molekul gula menjadi
molekul
yang lebih sederhana dengan menggunakan ....
a. enzim dan oksigen
b. enzim tanpa oksigen
c. enzim
d. oksigen
e. karbondioksida
18. Energi yang terkandung dalam glukosa merupakan energi ikatan kimia
yang berasal dari transformasi energi sinar matahari. Proses transformasi
energi dalam biologi dilakukan oleh ....
a. enzim
b. bakteri belerang
c. bakteri nitrat
d. mitokondria
e. H2O
19. Enzim adalah senyawa organik yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut,
kecuali ....
a. diperlukan dalam jumlah yang tidak sedikit
b. hanya dapat mengkatalis suatu reaksi tertentu
c. hanya digunakan satu kali
d. hanya bekerja pada suhu yang terlalu panas atau dingin
e. ikut bereaksi dengan substratnya
20. Bagian bukanprotein pada enzim yang berasal dari senyawa anorganik
disebut ....
a. kofaktor
d. akseptor
b. koenzim
e. inhibitor
c. apoenzim