Download - Obgin Kematian Janin Dalam Kandungan
Kematian Janin Dalam Kandungan
KEMATIAN JANIN DALAM KANDUNGAN
DEFENISI(1)
Kematian janin dalam kandungan adalah kematian janin dalam kehamilan
sebelum terjadi proses persalinan, mulai kehamilan 20 minggu atau berat badan lebih
dari 500 gram.
ETIOLOGI(2,3)
Penyebab yang memungkinkan terjadi kematian janin sebagai berikut :
1. Penyakit yang diderita ibu.
Hipertensi.
Diabetes.
Anemia dan malnutrisi.
Infeksi.
Penyakit tiroid.
Penyakit sickle cell.
Kelainan imunologi.
Kolestasis intrahepatik dalam kehamilan.
2. Kelainan plasenta.
Abruptio plasenta.
Plasenta previa.
Insufisiensi plasenta.
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
1
Kematian Janin Dalam Kandungan
3. Kelainan tali pusat.
Prolapsus tali pusat.
Tali pusat yang abnormal.
Vasa previa.
4. Kelainan pada janin.
Malformasi bawaan dan sitogenetik yang abnormal.
Penyakit jantung bawaan.
IUGR.
Malpresentasi dan malposisi.
Twin to twin transfusions.
Makrosomia.
5. Persalinan prematur.
6. Kehamilan ganda.
7. Kehamilan lewat waktu.
8. Feto maternal hemorrhage.
9. Mismanagement of intrapartum care.
10. tidak diketahui.
Hipertensi
Pemahaman yang belum sempurna dari pada etiologi dan patofisiologi
preeklampsia dan eklampsia menjadi hambatan untuk membuat suatu program
pencegahan yang efektif. Pengurangan kalori dan berat badan, pembatasan garam,
pemberian kalsium, magnesium, zinkum, vitamin termasuk vitamin E dan suplemen
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
2
Kematian Janin Dalam Kandungan
N-3 fatty (minyak hati ikan) telah diterima sebagai dalil, tetapi semuanya pantas
untuk diteliti lebih jauh dan lebih baik.
Pencegahan preeklampsia secara farmakologi dengan aspirin dosis kecil, PGI2
dan analognya, inhibitor TXA2 sintesis dan TXA2 reseptor blocker merupakan
langkah yang memberi harapan.
Hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab terbesar kematian perinatal
di negara berkembang dan negara sedang berkembang. Satu-satunya jalan saat ini
adalah mendeteksi penyakit secara dini dan mencegah perburukan penyakit.
Diabetes
Test toleransi glukosa oral masih merupakan pemeriksaan yang terbaik
dengan sensitivitas 79% dan spesifisitas 83%. Kontrol gula darah preprandial kurang
dari 6 mmol/l (108 mg%) sampai masa kelahiran bayi akan mencegah terjadinya
kematian janin.
Anemia dan malnutrisi
Status gizi adalah hal yang sangat penting untuk reproduksi wanita dan untuk
luaran kehamilan yang baik. Nutrisi prahamil dan semasa hamil seperti intake zat
besi, asam folat dan zinkum serta mikronutrien lainnya sangat penting untuk
mencegah luaran ibu dan janin yang buruk.
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
3
Kematian Janin Dalam Kandungan
Infeksi
Skrining rutin dianjurkan untuk penyakit sifilis, hepatitis B dan HIV. Skiring
untuk toxoplasmosis, rubella cytomegalovirus (CMV), herpes simplex dan
streptococcus grup B diindikasikan hanya pada kasus yang berisiko tinggi. Skiring
rutin antenatal untuk deteksi bakteriuria asimptomatik sangat luas dilakukan. Untuk
kasus-kasus yang positif. Bakteriuria asimptomatik harus diterapi dengan antibiotik
yang tepat selama 7 hari untuk Hydrops fetalis merupakan suatu bentuk infeksi yang
ekstrim pada janin.
Penyakit tiroid
Suatu keadaan hypotiroid dan hypertiroid harus diterapi. Keadaan hypotiroid
pada masa kehamilan berhubungan dengan hipertensi dan persalinan prematuritas.
Ketersediaan yodium untuk kebutuhan tiroid ibu berkurang selama kehamilan
disebabkan meningkatnya pengeluaran yadium melalui ginjal, pengambilan yodium
oleh plasenta bagian janin, dan meningkatnya thyroxin binding globulin (TBG) yang
bersirkulasi yang dikarenakan hyperestrogen. Kekurangan asupan yodium dari
makanan memperberat kondisi ini. Oleh karena itu pemberian yodium sebagai
profilaksis pada masa yang singkat pada ibu hamil tidak berhasil mencegahnya
sehingga lebih baik diberikan terapi dengan pengobatan L-T4.
Kelainan imunologi
Antiphospholipid antibodies (aPL) adalah salah satu kelainan autoantibodi
dan merupakan kenyataan yang telah terbukti berhubungan dengan kematian janin.
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
4
Kematian Janin Dalam Kandungan
Antibodi ini ditemukan sekitar 2-3% dari keseluruhan populasi ibu hamil. Wanita
dengan riwayat KJDK, abruptio plasenta, IUGR ataupun preeklampsia berat pada
kehamilan dini sebaiknya dipandang beresiko tinggi dan memerlukan pemeriksaan
aPL.
Kelainan jantung bawaan
Insiden terjadinya kelainan jantung bawaan muncul 1 diantara 100 kelahiran
hidup. Bayi yang meninggal sebelum cukup bulan memiliki insiden kelainan penyakit
jantung bawaan yang lebih tinggi.
IUGR dan kecil masa kehamilan
Dengan adanya ultrasonografi Doppler memungkinkan untuk membedakan
bayi yang kecil maa kehamilan berdasarkan etiologi yaitu bayi kecil yang normal,
bayi kecil yang abnormal (dengan kelainan kromoson) dan IUGR. Kini sangat
memungkinkan mengidentifikasi adanya pertumbuhan yang terhambat secara lebih
dini sebelum bermanifestasi klinis sehingga lebih cepat memberikan penanganan
yang tepat.
Persalinan prematur
Beberapa sistem scoring telah dibuat untuk memprediksikan persalinan
prematur meliputi penilaian terhadap servik dan pantauan terhadap aktivitas uterus.
Nilai kadar fibronektin janin untuk memprediksi persalinan prematur kasus-kasus
resiko tinggi sangat terbatas.
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
5
Kematian Janin Dalam Kandungan
PATOLOGI(4)
Janin yang mati akan mengalami proses maserasi yang terdiri beberapa
tingkatan sebagai berikut :
1. Rigor mortis.
Berlangsung 2 jam 30 menit setelah kematian, kemudian lemas kembali.
2. Maserasi stadium I.
Timbul lepuh-lepuh pada kulit. Lepuh mula-mula terisi cairan jernih tetapi
kemudian menjadi merah. Berlangsung sampai 48 jam setelah anak mati.
3. Maserasi stadium II.
Lepuh-lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat. Hal ini
terjadi setelah 48 jam anak mati.
4. Maserasi stadium III.
Terjadi kira-kira tiga minggu setelah anak mati. Badan janin sangat lemas,
hubungan antar tulang sangat longgar dan edema dibawah kulit.
DIAGNOSA(3)
Gejala-gejala yang mungkin timbul dirasakan ibu :
Ibu tidak merasakan gerakan janin.
Ibu merasakan perlu tidak bertambah besar malah berkurang besarnya.
Tanda-tanda yang diperoleh dari pemeriksaan fisik berupa :
Berkuranganya atau berhentinya tanda-tanda kehamilan
Tinggi fundus uteri yang berkurang.
Pembesaran uterus berkurang.
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
6
Kematian Janin Dalam Kandungan
Pada perabaan tidak dirasakan lagi gerakan janin.
Denyut jantung janin tidak terdengar/ hilang.
Pemeriksaan dalam
Teraba kepala janin lembek atau adanya krepitasi (egg crackling
sensation).
PENANGANAN(2,3)
Pilihan cara persalinan dapat secara aktif maupun ekspektatif dimana hal ini
perlu dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputusan diambil.
Penanganan ekspektatif
Tunggu persalinan spontan hingga 2 minggu.
Yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tanpa
komplikasi.
Penanganan aktif (sebagai pilihan pasien, trombosit menurun atau persalinan
spontan tidak terjadi dalam 2 minggu).
Jika servik matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin
atau prostaglandin.
Jika servik belum matang, lakukan pematangan servik dengan
prostaglandin atau kateter Foley. Penggunaan misoprostol yaitu
dengan menempatkan misoprostol 25 mcg dipuncak vagina, dapat
diulang sesudah 6 jam jika tidak ada respon setelah pemberian 2 x
25 mcg, naikkan dosis menjadi 50 mcg setiap 6 jam (dosis tidak
lebih dari 50 mcg setiap kali dan jangan melebihi 4 dosis.
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
7
Kematian Janin Dalam Kandungan
Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternatif terakhir.
Embriotomi yaitu suatu cara pembedahan dengan jalan melukai atau merusak janin,
memungkinkan janin dilahirkan pervaginam, syarat yang harus dipenuhi ialah
pembukaan lengkap, dan panggul yang tidak seberapa sempit sehingga dapat dilalui
oleh janin yang sudah menjadi kecil.(5)
Pengeluaran janin secara spontan dapat terjadi pada keadaan janin yang kecil, lembek
dan terlipat dua dimana dikenal dengan istilah konduplikasio korpore atau evolusio
spontanea.(5)
Jika test pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah, waspada
terhadap koagulopati, antara lain:(6)
Tangani kemungkinan penyebab kegagalan pembekuan ini
Solusio plasenta.
Eklampsia.
Gunakan produk darah untuk mengontrol perdarahan.
Berikan darah lengkap segar, jika tersedia, untuk menggantikan
faktor pembekuan dan sel darah merah.
Jika darah lengkap segar tidak tersedia, pilih salah satu dibawah
ini berdasarkan ketersediaannya.
Plasma beku segar untuk menggantikan faktor pembekuan
(15 ml/kg BB).
Sel darah merah packed (atau yang tersedimentasi) untuk
penggantian sel darah merah.
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
8
Kematian Janin Dalam Kandungan
Kriopresipitat untuk menggantikan fibrinogen.
Konsentrasi trombosit (jika trombosit dibawah 20.000).
Penanganan setelah persalinan dapat berupa :(2)
Pemeriksaan langsung atau secara patologi plasenta dan tali pusat untuk
mengungkapkan adanya patologi plasenta dan infeksi.
Otopsi janin.
Sitogenetik jaringan fetus.
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
9
Kematian Janin Dalam Kandungan
DAFTAR PUSTAKA
1. Winkjosastro. H, dkk, Kematian Perinatal Dalam Ilmu Kebidanan, Edisi
Ketiga, Cetakan Keempat, Yayasan Bina Pustaka Sarwona Prawiroharjo,
Jakarta, 1997 : 785-790.
2. Rao. A. P, Pregnancy Loss in The Second Half of Gestation in Pregnancy at
Risk, Chapter 64.4th Edition, Krishna. U, Jaypee Brothers Nedical Publisher,
New Delhi, 2001 : 376-379.
3. Saifuddin. A. B, dkk, Gerak janin Tidak Dirasakan Dalam Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan dan Neonatal, Edisi Pertama, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2002 : M109-M111.
4. Staf Bagian Obstetri dan Ginekologi, Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan
Ginekologi FK- UNPAD, Bandung, 1992 : 56-60.
5. Winkjosastro. H, dkk, Kematian Perinatal Dalam Buku Ilmu Kebidanan, Edisi
Ketiga, Cetakan Keempat, yayasan Bina Pustaka sarwono Prawiroharjo,
Jakarta, 1997 : 854-862.
6. Saifuddin. A. B, dkk, Perdarahan Pada Kehamilan Lanjut dan Persalinan
Dalam Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Edisi Pertama, Yayasan bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2002, M18-
M24.
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
10
Kematian Janin Dalam Kandungan
STATUS ORANG SAKIT
ANAMNESA
Ny. R, 22 tahun, G1 P0 Ab0 , datang ke RSUPM tanggal 27 September 2005,
Pukul 10.00 wib dengan
Keluhan utama : Tidak merasakan gerakan janin.
Telaah : Hal ini dialami os sejak tanggal 22 – September – 2005
pukul 17.00 wib. Mules-mules (-), keluar lendir darah (-),
keluar air-air (-).
Riwayat trauma (-), riwayat dikusuk (-).
RPT : Asma (-), hipertensi (-), kencing manis (-).
RPO : -
HPHT : 07 – Januari – 2005
TTP : 14 – Oktober – 2005
ANC : 7 x , bidan
Riwayat Persalinan
1. Hamil ini.
PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present
Sens : Compos mentis Anemia : (-)
TD : 120/80 mmHg Ikterus : (-)
HR : 88x/i, teratur Cyanosis : (-)
RR : 16x/I Dyspnoe : (-)
Temperatur : 36,80 C Oedema : (-)
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
11
Kematian Janin Dalam Kandungan
b. Status Obstetrikus
Abdomen : Membesar asimetris
TFU : 3 jari di bawah processus xypoideus.
Teregang : Kiri.
Terbawah : Kepala.
Gerak : (-)
Djj : Tidak terdengar dengan daptone.
His : -
EBW : 3000 – 3200 gr.
VT : Tertutup tubuler
c. Pemeriksaan penunjang
Hb : 10,6 gr%.
Hasil USG tanggal 26 September 2005
Janin tunggal, LK, gerak (-), Djj (-).
Spalding sign (+).
Plasenta fundal anterior.
Air ketuban : kurang.
FL : 68,0 mm.
Kesimpulan : KJDK + mild oligohidramnion.
DIAGNOSA
KJDK + PG + KDR (36 – 38 mgg) + PK + B.inpartu.
TERAPI
Tirah baring
IVFD RL 20 gtt/mnt.
Rencana : Terminasi kehamilan dengan balon kateter 30 cc dimulai pukul 22.00 wib,
27 September 2005 lapor supervisor ruangan acc.
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
12
Kematian Janin Dalam Kandungan
Follow up, tanggal 27 September 2005
Pukul 22.00 wib
Dilakukan pemasangan Foley kateter no.22 kedalam OUI, dilakukan fiksasi dengan
cairan 30 cc.
Follow up, Tanggal 28 September 2005
Pukul 00.15 wib
Keluhan Utama : Mules-mules (+).
Status Present : Dalam batas normal.
Status Obstetrikus
Gerak : (-)
His : 2 x 10”/10’
Djj : (-)
Status lokalisata : Kateter balon terpasang.
Diagnosa : KJDK + PG + KDR (36 – 38 mgg) + PK + B.inpartu.
Terapi
o Tirah baring
o IVFD RL 20 gtt/mnt.j
Pukul 03.00 wib
Keluhan Utama : Mules-mules (+).
Status Present : Dalam batas normal.
Status Obstetrikus
Gerak : (-)
His : 2 x 20”/10’
Djj : (-)
Status lokalisata : Kateter balon terpasang.
Diagnosa : KJDK + PG + KDR (36 – 38 mgg) + PK + inpartu.
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
13
Kematian Janin Dalam Kandungan
Terapi
o Tirah baring
o IVFD RL 20 gtt/mnt.j
Pukul 05.00 wib
Keluhan Utama : Mules-mules (+).
Status Present : Dalam batas normal.
Status Obstetrikus
Gerak : (-)
His : 2 x 20”/10’
Djj : (-)
Status lokalisata : Kateter balon terpasang.
Diagnosa : KJDK + PG + KDR (36 – 38 mgg) + PK + inpartu.
Terapi
o Tirah baring
o IVFD RL 20 gtt/mnt.
Pukul 10.00 wib
Keluhan Utama : Mules-mules (+).
Status Present : Dalam batas normal.
Status Obstetrikus
Gerak : (-)
His : 2 x 25”/10’
Djj : (-)
Status lokalisata : Kateter balon terlepas.
VT : Cervik axial, 4cm, effacement 100%, sel.ketuban
(+), kepala H-I, posisi ?
Diagnosa : KJDK + PG + KDR (36 – 38 mgg) + PK + inpartu.
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
14
Kematian Janin Dalam Kandungan
Terapi
o IVFD RL 20 gtt/mnt.
o Awasi vital sign, his dan kemajuan persalinan sesuai partograph.
o Foley kateter terlepas.
Hasil Laboratorium
COT : 4 menit.
Pukul 10.20 wib
Lapor supervisor Dr. SAN, Sp>OG augmentasi oxytocin 5 IU prosedur
biasa.
Pukul 12.30 wib
Status Obstetrikus : Gerak (+)
His 4 x 30”/10’
Djj : (-)
VT : Pembukaan 10 cm, bagian terbawah kepala, presentasi verteks
Laporan PSP a/i. PBK + KJDK, tanggal 28 September 2005, pukul 12.45 wib
Lahir bayi laki-laki, 3100 gr, 45 cm, AS : 0, Maserasi tingkat II
Ibu dibaringkan dimeja obstetri dengan posisi litotomi dengan infus
terpasang baik.
Dilakukan vulva toilet dan dilakukan pengosongan kandung kemih.
Pada his yang adekuat tampak kepala maju-mundur di introitus vagina dan
menetap dan dilakukan episiotomi.
Pada his berikutnya, ibu dipimpin mengedan. Lahirlah berturut-turut : ubun-
ubun besar, dahi, muka, dan untuk melahirkan bahu depan ditarik ke bawah
dan keatas untuk bahu belakang.
Dengan memegang badan, lahir bayi laki-laki, BBL : 3100 gr, PBL : 45 cm,
A/S : 0., identifikasi janin : maserasi tingkat II, identifikasi tali pusat : layu.
Tali pusat diklem di dua tempat dan digunting diantaranya.
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
15
Kematian Janin Dalam Kandungan
Dengan PTT (penegangan tali pusat terkendali), plasenta dilahirkan spontan,
kesan : lengkap. Evaluasi plasenta : layu kehitaman.
Evaluasi jalan lahir : tampak laserasi perineum dan direpair dengan kromik
cutgut 2/0.
Kondisi umum ibu post partum : baik.
Instruksi
Awasi Vital sign, his, dan tanda-tanda perdarahan.
Cek Hb 2 jam post operasi bila Hb < 8 gr% transfusi.
Terapi
Amoxicillin 3 x 500 mg.
Metronidazole 3 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
SF 1 x 1 tab
Linoral 3 x 1 tab.
Hasil laboratorium ruangan
Hb pukul 15.00 wib 9,6 gr%.
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
16
Kematian Janin Dalam Kandungan
FOLLOW UP MASA NIFAS
HARI KE NH1
Tanggal 29 September 2005
1. TD (mmHg).
2. Nadi (x/mnt).
3. Suhu (oC).
4. Pernafasan (x/mnt).
5. Cor.
6. Pulmo.
7. Mammae.
8. ASI.
9. Luka episiotomi.
10. Luka operasi.
11. Flatus.
12. Urine/ 4 jam.
13. Defekasi.
14. Peristaltik.
15. TFU (jari bawah pusat).
16. Diet.
17. Terapi.
18. Keterangan
110/ 70 mmHg
64 x/mnt
37oC
20 x/mnt
N
N
N
-
Kering
-
-
Cukup
-
Lemah
3
MB
Amoxicillin 3 x 500 mg
Metronidazole 3 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg.
SF 1 x 1 tab.
Linoral 3 x 1 tab.
OS PBJ
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
17
Kematian Janin Dalam Kandungan
ANALISA KASUS
Telah dilaporkan satu kasus atas Ny. R, 22 tahun, G1 P0 Ab0 , datang ke
RSUPM tanggal 27 September 2005, Pukul 10.00 wib dengan keluhan utama tidak
merasakan gerakan janin. Dari hasil anamnese, tanggal HPHT, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan obstetric dan pemeriksaan penunjang, maka ditegakkan diagnosa KJDK
+ PG + KDR (36 – 38 mgg) + belum inpartu. OS direncanakan untuk terminasi
kehamilannya dengan kateter balon 30 cc dimulai pukul 22.00 wib tanggal 27
September 2005. Pada tanggal 28 September 2005 pukul 10.00 wib Folley kateter
terlepas lalu pada pukul 10.20 wib dilakukan augmentasi oxytosin 5 IU dengan
prosedur biasa, Pada tanggal 28 September 2005, pukul 12.45 wib lahir bayi laki-laki,
BB : 3100 gr, PB : 45 cm, AS : 0, identifikasi bayi maserasi tingkat II, identifikasi tali
pusat : layu, identifikasi plasenta : layu kehitaman.
Permasalahan
1. Apakah penyebab dari KJDK pada kasus ini?
2. Apakah harus dilakukan terminasi segera pada setiap kasus KJDK ?
3. Apakah penangan pasien ini sudah benar ?
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
18
Kematian Janin Dalam Kandungan
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-nya kami dapat menyelesaikan laporan kasus mahasiswa ini dengan baik.
Laporan kasus mahasiswa ini merupakan salah satu syarat KKS bagian Obstetri dan
Ginekologi di RSU Dr. Pirngadi. Laporan kasus yang kami bawakan berjudul
“ Kematian Janin Dalam Kandungan “.
Kami ucapkan terimakasih kepada Supervisor pembimbing kasus kami
Dr. Makmur Sitepu, Sp.OG yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan
laporan kasus ini. Demikian juga halnya dengan Mentor kami, Dr. Muara. P. Lubis
yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan dan memperbaiki laporan kami.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak
membantu kami.
Kami berusaha sebaik-baiknya menyelesaikan laporan kasus ini, namun kami
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan di waktu yang akan datang. Mudah-
mudahan laporan kasus ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, Oktober 2005
Penulis
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
19
Kematian Janin Dalam Kandungan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DEFENISI......................................................................................................... 1
ETIOLOGI........................................................................................................ 2
PATOLOGI...................................................................................................... 6
DIAGNOSA..................................................................................................... 6
PENANGANAN............................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 10
STATUS ORANG SAKIT............................................................................... 11
Yelly & Ardanta, FK-UNBRAH/UMI HalamanKKS SMF Obstetri dan Ginekologi RSUPM 2005
20