STOP Hakimi Aku
Book : NOVEL
Page : 441 pages
Genre : Love & Friendship
The Stories … ***
“Andai saja aku bisa, aku akan mengubah diriku
menjadi seorang wanita agar dia bisa kumiliki seutuhnya.
Tapi... apa itu mungkin, Tuhan? Aku tahu betul kalau
harapan ini sudah melampaui kodratku sebagai laki-laki yang
telah Kau ciptakan sejak aku di kandungan ibuku. Tuhan..!,
aku tak mampu jika terus-menerus harus tersiksa dengan
perasaan yang salah ini. Jika boleh aku meminta,
kembalikanlah aku Tuhan menjadi seorang laki-laki yang
normal. Atau jika mungkin, lahirkan aku kembali menjadi
2
seorang bayi terlahir normal dari rahim ibuku. Maukah
Engkau kembali membentuk aku menjadi janin yang masih
suci? Mungkin dengan cara itu, Engkau tidak membiarkan aku
jatuh cinta kepada laki-laki dan tidak membiarkan aku jatuh ke
dalam dosa seperti ini. Tuhan..!, aku benar-benar lemah tak
berdaya dengan perasaan seperti ini. Aku ragu apakah aku
masih bisa mendapatkan mujizat terjadi dalam hidupku setelah
aku menyadari ada yang salah dalam kehidupanku sebagai
seorang laki-laki ?.
***
Dia baru pertama kali ini mendapatkan tamu
wisatawan mancanegara yang sangat baik dan perhatian
seperti Dave. Biasanya, tamu-tamunya hanya
memperlakukannya seperti seorang babu dan pelayan saja,
yang akan memanggilnya saat mereka membutuhkan
pertolongan dan meminta bantuan darinya. Kali ini, sangat
berbeda, Dave tiba-tiba datang dalam kehidupannya, seperti
seorang malaikat yang datang memberikan kasih sayang yang
berlimpah yang seumur hidupnya dia tidak pernah dapatkan
meskipun dari orangtuanya sekalipun.
###
3
“Udahlah… Thon. Gua juga sedih dengan kepergian loe.
Tapi apa boleh buat..!. Memang dulu seharusnya kita tidak pernah
bertemu. Gua bukan orang yang pantas untuk loe cintai.
Seharusnya, cinta itu tidak harus ada di dalam diri loe. Tapi,
pertemuan kita ini akan terasa sangat membekas dan tak mungkin
juga menyesalinya.”
***
“Seandainya akulah perempuan itu..., aku akan
sangat bahagia sekali”, bisik Rico dalam hati. Hal itulah
yang semakin menggodai hatinya dan membuat perasaan
Rico semakin gundah”.
***
Awalnya Rico merasa sangat aneh dengan
perilaku Dave, tetapi pada akhirnya Rico juga merasakan
adanya “Kasih Sayang” yang lain yang diberikan Dave
untuknya malam itu. Setelah merasakan dan mengalami
malam yang memang sangat aneh dan mengagetkan
Rico, Rico pun akhirnya tahu akan apa yang selama ini
Dave sembunyikan dari dirinya. Ya, rasa itu. Tak ingin
membuat Dave semakin sedih karena keterdiamannya itu,
Rico pun langsung menyandarkan tubuh Dave di
pundaknya yang mungil dan menepuk-nepuk dengan
4
lembut tubuh Dave yang masih terisak itu. Berangsur-
angsur Dave pun menuntaskan tangisnya karena melihat
reaksi Rico yang tidak memperlihatkan amarah sedikitpun
kepadanya atas semua yang diperbuatnya malam itu.
Dave hanya bisa menunduk malu karena tidak tahu harus
mengatakan apalagi.
***
“Sebenarnya siapa sih yang mau seperti aku ini?
Jika pun aku adalah seonggok rongsokan yang tidak
berharga, masihkah ada harapan buatku untuk
dihargai?”.
****
“Rani!, jika suatu saat nanti kau pun tahu
tentang siapa aku dan bagaimana perasaanku yang
sebenarnya......, aku mohon jangan pernah membenciku.
Jujur... aku sangat mencintaimu sebagai seorang adik dari
seorang kakak”, Rico sering mengucapkan kata-kata itu
dalam hatinya karena dia tidak tahu lagi harus berbuat
apa jika melihat rasa sayang gadis itu terhadap dirinya.
Takut kalau-kalau Rani berharap sekali untuk
melanjutkan hubungan mereka itu ke jenjang yang lebih
tinggi, yakni “menikah”. Takut kalau-kalau Rani berharap
5
banyak untuk mendapatkan “kasih sayang” yang lebih
setelah menikah nantinya. Disitulah puncak ketakutan
Rico. “Bisakah aku menikah dengan dirinya tanpa dia
meminta “kasih sayang” itu dari gua? Hhh...hhh..,
seandainya saja saat ini Tuhan bisa mengubahkan aku
menjadi seorang pria yang normal “kasih sayang”nya,
aku mau saat ini juga memberikan “cinta” itu kepada
gadisku ini”, bisik Rico dalam hati tetapi bercampur
dengan kegelisahan yang sangat mendalam.
***
“Tetapi… kepada siapa? Jika aku menyalahkan Tuhan,
betapa besar dosa yang harus aku tanggung lagi? Tetapi kepada
siapa aku harus menanyakan kebenaran dosa ini? Kepada siapa
aku harus bertanya? Salahkah jika aku mempunyai cinta?
Salahkah jika aku mempunyai rasa suka? Jika orang bilang cinta
ini terlarang, jadi aku harus bertanya kenapa cinta ini muncul
disini, di hati gua? Salah siapa? Argghh….”, hati Rico
berontak dalam dirinya.
***
“Tuhan..aku bingung! Kenapa aku harus tercipta
seperti ini? Aku telah beribu-ribu kali memohon pada-Mu
6
ya Tuhanku, agar Kau mengubahku kembali menjadi
manusia yang normal.”.
***
“Aku mencintai dia Tuhan! Ya, aku mencintai dia,
sahabatku sendiri. Aku pun selalu berdoa agar aku bisa
membenci dan menjauhi dia karena aku tahu cintaku salah
untuknya. Aku juga tahu Tuhan!, Engkau pastinya akan sangat
membenci aku jika aku harus membunuh nyawaku hanya
karena aku tak kuat lagi menahan rasa ini”.
***
“Bukannya aku tidak pernah berusaha untuk
membuang jauh-jauh perasaan ini, tapi aku tidak kuat lagi
Tuhan. Aku butuh cinta yang bisa mengerti aku apa adanya
dalam kehidupanku di dunia ini. Aku tahu aku sangat
mencintaiMu lebih dari apa pun Tuhan. Tetapi..., aku juga
sangat membutuhkan dia… dia... ya!, dirinya ya Tuhan”.
***
“Tetapi kenapa harus dia? Jika kodratku memang yang
salah, tidak bisakah Engkau mengubahku menjadi seorang
perempuan, agar cintaku tidak salah pada kodratnya?”.
“Aku sangat berdosa Tuhan jika saat-saat seperti ini
aku merasa Engkau tak adil padaku. Engkau telah SALAH
menciptakan aku sebagai seorang laki-laki. Kenapa Tuhan?,
7
Aku yang Kau ciptakan memang berwujud laki-laki, tetapi
kenapa aku harus diberikan rasa “cinta” yang salah ini? Kenapa
aku harus mencintai seorang laki-laki juga?”.
***
“Aku tidak mengerti mengapa Engkau tega
menempatkan cinta TERLARANG ini ada dalam hatiku. Kalau
ini memang menjadi sebuah HUKUMAN besar untukku, aku
mau tahu apa salah dan dosaku Bapa? Atau memang ini salah
Ayah dan Ibuku, dimana letak kesalahan mereka Tuhan agar
aku pun bisa mengadu kepada mereka agar mereka mau
meminta ampun kepadaMu ya Tuhan. Tuhan, aku benar-benar
tidak kuat untuk menanggung ketakutanku ini. Aku sudah lelah
Tuhan, ya aku benar-benar lelah. Jika aku terlalu lelah nantinya
Tuhan, silahkan ambil saja nyawaku dan panggillah arwahku
ke hadapanMu untuk mempertanggung jawabkan semua
kesalahanku ini. Tuhan, aku sangat mencintaiMu dan aku juga
sangat menyayangi dia, laki-laki yang aku sangat cintai. Tuhan,
aku lelah. Tuhan…. Aku lelah….”.
***
“Aku telah lama membohongi perasaanku sendiri.
Aku sudah terlalu lama berbohong kepada Rani dan
kepada kedua orangtuanya. Dan tidak lama lagi
kebohongan itu akan secepatnya muncul kepermukaan
8
tanpa dia harus menjelaskan semuanya. Tuhan!, siapakah
aku dan berasal dari apakah hatiku ini sehingga aku
harus menanggung beban seberat ini? Aku gak sanggup
Tuhan. Kalau Tuhan bisa, biarkanlah Kau ambil nyawaku
saat ini juga, sebelum mereka semua tahu kalau adalah
seorang manusia yang tidak pantas mereka. Aku tidak
mau menyakiti hati orang-orang yang menyayangi aku.
Aku hanyalah seonggok lumpur yang tidak berguna dan
sangat hina di depanMu ya, Tuhan. Ya!, aku adalah
sampah..sampah..sampah...”, Rico tiba-tiba tersadar kalau
dirinya dari tadi hanya diam dan belum mampu berkata
apa-apa menjawab pertanyaan orangtua Rani.
**
Karena memang sudah mabuk dan kepalanya agak terasa
pusing, Rico tak sadar kalau saat ini Anthony sedang mendekatkan
wajahnya ke pipinya. Dengan sedikit rasa sadar dia merasakan
Anthony sedang memeluk tubuhnya erat dan tiba-tiba mencium
bibirnya. Rico pun hanya bisa diam tetapi tidak menyambut ciuman
laki-laki yang kulitnya ditumbuhi bulu-bulu halus itu. kali ini tangan
Anthony mengelus dengan lembut rambutnya dan kembali menciumi
lehernya. Rico seakan pasrah dengan perlakuan Anthony tersebut.
9
Terdengar dengan lembut bibir Anthony membisikkan “Maafin aku
Ric!” hanya kalimat pendek itu yang terucap lirih dari bibir Anthony
terdengar di kupingnya. Rico merasakan matanya berkunang-kunang
dan melihat saat ini Anthony perlahan-lahan melepaskan pakaian
yang tadi masih terbalut di tubuhnya.
^^^
“Tuhan...!. Tuhan....!. Tuhan... Jawablah
doaku. Kenapa Engkau terus berdiam diri? Jika
memang Tuhan sedang menguji hidupku, beri tahu
aku Tuhan sampai kapan ini akan berakhir. Aku
takut sampai aku mati nanti, tiada satu pun yang
bisa menjawab kenapa aku harus terlahir dengan
cinta yang salah ini”.
****
“Kenapa..? Karena sikap yang loe tunjukin seolah-
olah loe jijik dengan kehadiran gua di hidup loe. Lo gak
sadar ya? Kalo selama ini sikap loe udah nyiksa perasaan
gua. Rasa sayang ini semakin membuat gua takut, Wan.
Takut jika nantinya gua harus dihakimi oleh perasaan gua
sendiri. Jalan hidup kita memang sangat jauh berbeda,
Wan.”.
10
^^^
“Gua pernah berfikir untuk mengakhiri
hidup gua yang memalukan ini dengan bunuh diri.
Tetapi untungnya, mata gua dibukakan kalau gua
masih kuat untuk meneruskan hidup ini.
***
“Gua minta maaf banget! Jujur..! Belakangan gua
sudah sangat sangat berusaha keras buat menjauh dari hari-
hari loe. Berharap gua tidak melihat wajah loe lagi. Berharap
dengan begitu gua bisa menata perasaan gua. Rasa cinta
yang loe mungkin eneg mendengarnya. Tapi….! Yah, harusnya
loe juga bisa sedikit mengerti perasaan gua, Wan. Gua jenuh
dengan hidup begini, bro. Perasaan gua bener-bener kosong.
Gua berharap ada seseorang yang mau mendengar dengan
tulus semua rasa takut gua ini.
***
“Aku benar-benar terpuruk kali ini, Tuhan. Kenapa
tidak Engkau biarkan saja perasaan ini mengalir seperti air.
Kenapa tidak Kau berikan waktu yang lama buatku untuk
lebih mengenal dan memberikannya kasih sayang?“.
****
Iwan menarik lembut wajah Rico dan mendekatkan
ke hadapannya. Dengan lembut Iwan memberikan ciuman
lembut di bibir sahabatnya itu. Iwan membiarkan air mata
11
Rico saat itu menetesi sebagian wajahnya. Rico tidak
menyangka kalau dia akan diperlakukan selembut itu oleh
Iwan. Dia tidak pernah sekalipun menyangka kalau dirinya
akan mendapatkan ciuman sehangat dan setulus itu dari
bibir orang yang selama ini sangat dicintainya.
***
“Jujur, gua pun takut jika harus meninggalkan
loe. Ntah kenapa mulai saat ini, saat dimana loe
menceritakan tentang perasaan loe ke gua, ada
perasaan sangat benci menjadi teman loe. Tapi...,
pernahkah terfikir dibenak loe jika akhirnya gua pun
mulai takut kehilangan loe. Gua pun takut jika loe
harus menjauhi dari hari-hari gua. Bukan hanya karena
loe itu sahabat gua, tetapi gua takut kehilangan
pesona loe. Pesona yang mampu buat gua tertawa
bahagia.”.
“Mungkinkah suatu saat nanti loe akan tahu semua
tentang rasa gelisah hati ini? Karena semua ini adalah tentang
loe... loe sahabat gua. gua....gua...gua begitu cemburu, tapi gak
tahu ke siapa? Gua terlalu takut untuk kehilangan cinta loe.
From me –Iwan-.
***
“Tuhan....! Sampai kapan aku harus tersiksa
dengan beban ini. Adakah manusia yang lebih menderita
dibanding dengan aku?. Apa salahku hingga aku harus
12
mengalami rasa cinta ini? Bukannya aku
menyalahkanMu Tuhan..!. Tetapi aku hanya ingin aku
tak lagi terpuruk ke dalam dosa-dosa dunia ini. Aku
sangat takut Tuhan..!. Aku sangat takut. Takut kalau
orang-orang akan mencemoohkan aku. Mereka akan
memandang Najis dan haram terhadap diriku yang hina
ini”.
“Mungkin loe tidak akan pernah tahu jika saat ini perasaan
gua pun hancur. Mungkinkah kita bisa kembali seperti dulu lagi, jika
suatu saat nanti kita dipertemukan kembali? Tapi gua gak yakin
kalau loe bisa tetap menjaga perasaanmu itu ke gua, karena gua tahu
dan gua yakin banyak orang yang akan bertekuk lutut mengharapkan
cinta loe.”.
***
Note: Go on reding the stories. You’ll find it will be more painful
and tochin’your heart……