Download - Multiple Myeloma
Multiple Myeloma
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Multiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel
plasma yang abnormal berkembangbiak membentuk tumor di sumsum tulang dan
menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal yang terkumpul didalam darah
atau air kemih. Multiple myeloma merupakan keganasan sel plasma yang ditandai
dengan penggantian sumsum tulang, kerusakan tulang dan formasi paraprotein.
Multiple myeloma menyebabkan gejala-gejala klinik dan tanda-tanda klinis melalui
mekanisme yang bervariasi. Tumor menghambat sumsum tulang memproduksi cukup
sel darah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan pada ginjal, saraf, jantung,
otot dan traktus digestivus.1
Di Amerika Serikat, insiden multiple myeloma sekitar 4 kasus dari
100.000 populasi. Pada tahun 2004, diperkirakan ada 15.000 kasus baru multiple
myeloma di Amerika Serikat. Insidennya ditemukan dua kali lipat pada orang Amerika
dan pada pria. Meskipun penyakit ini biasanya ditemukan pada lanjut usia, usia rata-
rata orang yang didiagnosis adalah 62 tahun, dengan 35% kasus terjadi di bawah usia
60 tahun. Secara global, diperkirakan lebih dari 20.000 kasus baru dari multiple
myeloma didiagnosis di Amerika Serikat setiap tahun, dengan sebagian besar kasus
terjadi pada pasien yang lebih tua.2
Penyebab multiple myeloma belum jelas. Multiple myeloma telah dilaporkan
pada anggota keluarga dari dua atau lebih keluarga inti dan pada kembar identik.
Beragam perubahan kromosom telah ditemukan pada pasien multiple myeloma seperti
delesi 13q14, delesi 17q13, dan predominan kelainan pada 11q. Gejala yang muncul
dari tindakan meliputi sakit kepala, perdarahan, penurunan tinggi badan, nyeri tulang
yang hebat dan konstan, splenomegali, patah tulang, hepatomegali, deformasi otot
rangka, tulang rusuk, tulang dada, dan batu ginjal. Beberapa infeksi juga sering muncul
dari tumor.2,3
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 1
Multiple Myeloma
Pada 60% penderita, pengobatan dapat memperlambat perkembangan penyakit.
Penderita yang memberikan respon terhadap kemoterapi bisa bertahan sampai 2-3
tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Pengobatan multiple myeloma telah meningkat
secara dramatis selama dekade terakhir dengan pengenalan obat baru dan terapi
kombinasi obat. Kadang penderita yang bertahan setelah menjalani pengobatan, bisa
menderita leukemia atau jaringan fibrosa (jaringan parut) di sumsum tulang.
Komplikasi lanjut ini mungkin merupakan akibat dari kemoterapi dan seringkali
menyebabkan anemia berat dan meningkatkan kepekaan penderita terhadap infeksi.
Oleh karena itu, perlu dipelajari lebih lanjut mengenai multiple myeloma guna
mengetahui bagaimana penanganan terhadap penyakit ini.1,4
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 2
Multiple Myeloma
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
Multiple myeloma adalah kanker tulang sumsum yang mempengaruhi produksi
sel darah merah, sel darah putih dan sel stem. Multiple myeloma merupakan suatu
kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang abnormal berkembang
biak membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan antibody yang abnormal
yang terkumpul di dalam darah atau air kemih. Lokasi predominan multiple myeloma
mencakup tulang-tulang seperti vertebra, tulang iga, tengkorak, pelvis, dan femur.1,3
II.2 Epidemiologi
Multiple myeloma adalah kanker darah terbesar kedua yang menjangkiti sekitar
750.000 orang di seluruh dunia, Mieloma Multipel biasa menyerang pria dan wanita
dewasa, di negara maju ia berkembang pesat dan semakin menjangkiti orang muda. 5,6
II.3 Anatomi
Lokasi predominan multiple myeloma mencakup tulang-tulang seperti vertebra,
tulang iga, tengkorak, pelvis, dan femur. Awal dari pembentukan tulang terjadi di
bagian tengah dari suatu tulang. Bagian ini disebut pusat-pusat penulangan primer.
Sesudah itu tampak pada satu atau kedua ujung-ujungnya yang disebut pusat-pusat
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 3
Multiple Myeloma
penulangan sekunder. Bagian-bagian dari perkembangan tulang panjang adalah sebagai
berikut:5
a. Diafisis, merupakan bagian dari tulang panjang yang dibentuk oleh
pusat penulangan primer, dan merupakan korpus dari tulang.
b. Metafisis, merupakan bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir batang
(diafisis)
c. Lempeng epifisis, adalah daerah pertumbuhan longitudinal pada anak-anak, yang
akan menghilang pada tulang dewasa
d. Epifisis, dibentuk oleh pusat-pusat penulangan sekunder
Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa (jaringan
berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat).
Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum), lapis tipis jaringan
ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum dan meluas ke dalam kanalikuli tulang
kompak. Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang tersebut dikelompokkan menjadi :
a. Ossa longa (tulang panjang) : tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contoh: os
humerus dan os femur.
b. Ossa brevia (tulang pendek) : tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossacarpi
c. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: osscapula
d. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae
e. Ossa sesamoid, contoh: os patella.5
Perbedaan sel dalam keadaan normal dengan sel yang terkena multiple myeloma.4,6
1. Sel-sel Darah Normal
Kebanyakan sel-sel darah berkembang dari sel-sel dalam sumsum tulang
yang disebut sel-sel induk (stem cells). Sumsum tulang adalah materi yang lunak
di pusat dari kebanyakan tulang-tulang. Stem cells menjadi dewasa ke dalam tipe-
tipe yang berbeda dari sel-sel darah. Setiap tipe mempunyai pekerjaan khusus :
1. Sel-sel darah putih membantu melawan infeksi.
2. Sel-sel darah merah mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan di seluruh
tubuh.
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 4
Multiple Myeloma
3. Platelet-platelet membantu membentuk gumpalan-gumpalan darah yang
mengontrol perdarahan.
4. Sel-sel plasma adalah sel-sel darah putih yang membuat antibodi. Antibodi
adalah bagian dari sistim imun. Mereka bekerja dengan bagian-bagian lain dari
sistim imun untuk membantu melindungi tubuh dari kuman dan unsur-unsur
berbahaya lainnya. Setiap tipe dari sel plasma membuat antibodi yang berbeda.
2. Sel-sel multiple myeloma
Pada kanker, sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan sel-
sel baru, dan sel-sel yang tua atau rusak tidak mati ketika mereka harus mati. Sel-
sel ekstra ini dapat membentuk massa dari jaringan yang disebut pertumbuhan
atau tumor.
Multiple myeloma terbentuk ketika sel plasma menjadi abnormal. Sel yang
abnormal membelah untuk membuat salinan-salinan dari dirinya sendiri. Sel-sel
yang baru membelah berulang-ulang, membuat semakin banyak sel-sel abnormal.
Sel-sel plasma abnormal ini disebut sel-sel multiple myeloma. Pada waktunya, sel-
sel multiple myeloma berkumpul dalam sumsum tulang. Mereka mungkin merusak
bagian yang padat dari tulang. Ketika sel-sel multiple myeloma berkumpul pada
beberapa tulang-tulang, penyakitnya disebut ”multiple myeloma”. Penyakit ini
mungkin juga membahayakan jaringan-jaringan dan organ-organ lain, seperti
ginjal.
Sel-sel myeloma membuat antibodi-antibodi yang disebut protein-protein M
dan protein-protein lain. Protein-protein ini dapat berkumpul dalam darah, urin dan
organ-organ.7,9
II.4 Etiologi
Belum diketahui penyebab pasti dari multiple myeloma. Ada beberapa penelitian
yang menunjukan bahwa faktor-faktor risiko tertentu meningkatkan kesempatan
seseorang akan mengembangkan penyakit multiple myeloma, diantaranya :
Umur diatas 65 tahun : Tumbuh menjadi lebih tua meningkatkan kesempatan
mengembangkan multiple myeloma. Kebanyakan orang-orang dengan myeloma
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 5
Multiple Myeloma
terdiagnosa setelah umur 65 tahun. Penyakit ini jarang pada orang-orang yang
lebih muda dari umur 35 tahun.
Ras (Bangsa) : Risiko dari multiple myeloma adalah paling tinggi diantara orang-
orang Amerika keturunan Afrika dan paling rendah diantara orang-orang Amerika
keturunan Asia. Sebab untuk perbedaan antara kelompok-kelompok ras belum
diketahui.
Jenis Kelamin : Setiap tahun di Amerika, kira-kira 11.200 pria dan 8.700 wanita
terdiagnosa dengan multiple myeloma. Tidak diketahui mengapa lebih banyak
pria-pria terdiagnosa dengan penyakit ini.
Sejarah perorangan dari monoclonal gammopathy of undetermined significance
(MGUS) : MGUS adalah kondisi yang tidak membahayakan dimana sel-sel plasma
abnormal membuat protein-protein M. Biasanya, tidak ada gejala-gejala, dan
tingkat yang abnormal dari protein M ditemukan dengan tes darah. Adakalanya,
orang-orang dengan MGUS mengembangkan kanker-kanker tertentu, seperti
multiple myeloma. Tidak ada perawatan, namun orang-orang dengan MGUS
memperoleh tes-tes laborat regular (setiap 1 atau 2 tahun) untuk memeriksa
peningkatan lebih lanjut pada tingkat protein M.
Riwayat multiple myeloma keluarga : Studi-studi telah menemukan bahwa risiko
multiple myeloma seseorang mungkin lebih tinggi jika saudara dekatnya
mempunyai penyakit ini.4,7
Banyak faktor-faktor risiko lain yang dicurigai sedang dipelajari. Para peneliti
telah mempelajari apakah terpapar pada kimia-kimia atau kuman-kuman tertentu
(terutama virus-virus), yang mempunyai perubahan-perubahan pada gen-gen tertentu,
memakan makanan-makanan tertentu, atau menjadi kegemukan (obesitas)
meningkatkan risiko mengembangkan multiple myeloma.7
II.5 Patofisiologi
Limfosit B mulai di sumsum tulang dan pindah ke kelenjar getah bening. Saat
limfosit B dewasa dan menampilkan protein yang berbeda pada permukaan sel. Ketika
limfosit B diaktifkan untuk mengeluarkan antibodi, dikenal sebagai sel plasma.
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 6
Multiple Myeloma
Multiple myeloma berkembang di limfosit B setelah meninggalkan bagian dari
kelenjar getah bening yang dikenal sebagai pusat germinal. Garis sel normal paling erat
hubungannya dengan sel Multiple myeloma umumnya dianggap baik sebagai sel
memori diaktifkan sel B atau plasmablast.
Sistem kekebalan menjaga proliferasi sel B dan sekresi antibodi di bawah kontrol
ketat. Ketika kromosom dan gen yang rusak, seringkali melalui penataan ulang, kontrol
ini hilang. Seringkali, bergerak gen promotor (atau translocates) untuk kromosom yang
merangsang gen antibodi terhadap over produksi.
Sebuah translokasi kromosom antara gen imunoglobulin rantai berat (pada kromosom
keempat belas, 14q32 lokus) dan suatu onkogen (sering 11q13, 4p16.3,6p21, 16q23 dan
20q11) sering diamati pada pasien dengan multiple myeloma. Hal ini menyebabkan
mutasi diregulasi dari onkogen yang dianggap peristiwa awal yang penting dalam
patogenesis myeloma. Hasilnya adalah proliferasi klon sel plasma dan ketidakstabilan
genomik yang mengarah ke mutasi lebih lanjut dan translokasi. 14 kelainan kromosom
yang diamati pada sekitar 50% dari semua kasus myeloma. Penghapusan (bagian dari)
ketiga belas kromosom juga diamati pada sekitar 50% kasus. Produksi sitokin (terutama
IL-6) oleh sel plasma menyebabkan banyak kerusakan lokal, seperti osteoporosis, dan
menciptakan lingkungan mikro di mana sel-sel ganas berkembang. Angiogenesis
meningkat. Antibodi yang dihasilkan disimpan dalam berbagai organ, yang
menyebabkan gagal ginjal, polineuropati dan berbagai gejala myeloma terkait
lainnya.8,9,10
II.6 Manifestasi Klinis
Multiple myeloma seringkali menyebabkan nyeri tulang (terutama pada tulang
belakang atau tulang rusuk) dan pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah.
Nyeri tulang biasanya merupakan gejala awal, tetapi kadang penyakit ini terdiagnosis
setelah penderita mengalami:
Anemia, karena sel plasma menggeser sel-sel normal yang menghasilkan sel darah
merah di sumsum tulang.
Infeksi bakteri berulang, karena antibodi yang abnormal tidak efektif melawan
infeksi.
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 7
Multiple Myeloma
Gagal ginjal, karena pecahan antibodi yang abnormal (protein Bence- Jones)
merusak ginjal.
Kadang multiple myeloma mempengaruhi aliran darah ke kulit, jari tangan, jari
kaki dan hidung karena terjadi pengentalan darah (sindroma hiperviskositas).
Berkurangnya aliran darah ke otak bisa menyebabkan gejala neurologis berupa
kebingungan, gangguan penglihatan dan sakit kepala.
Gejala yang muncul meliputi sakit kepala, perdarahan, penurunan tinggi badan,
nyeri tulang yang hebat dan konstan, splenomegali, patah tulang, hepatomegali,
deformasi otot rangka, tulang rusuk, tulang dada, dan batu ginjal. Beberapa infeksi juga
sering muncul dari tumor ini.2,5,7
II.7 Diagnosis
Diagnosis multiple myeloma dapat ditegakkan melalui gejala klinis, pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan patologi anatomi.
a. Gejala klinis
Gejala yang umum pada multiple myeloma adalah lemah, nyeri pada tulang,
dan infeksi yang berulang. Anemia terjadi pada sekitar 70% pasien yang
terdiagnosis. Nyeri pada tulang merupakan gambaran paling sering pada multiple
myeloma dengan persentasi sekitar 70%. Lokasi yang paling sering terjadi pada
tulang vertebra lumbalis. 10
Fraktur patologis sering ditemukan pada multiple myeloma. Kompresi tulang
belakang terjadi pada 10- 20% pasien. Gejala-gejala yang dapat dipertimbangkan
kompresi tulang belakang berupa nyeri punggung, kelemahan, mati rasa, atau
disestesia pada ekstremitas.
Kadang ditemukan pasien datang dengan keluhan perdarahan yang
diakibatkan oleh trombositopenia. Gejala-gejala hiperkalsemia berupa somnolen,
nyeri tulang, konstipasi, nausea, dan rasa haus dapat ditemukan pada 30% pasien.
Imunitas humoral yang abnormal dan leukopenia dapat berdampak pada infeksi
yang melibatkan infeksi pneumococcus, shingles dan Haemophilus
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 8
Multiple Myeloma
Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan : Pucat yang disebabkan oleh anemia
Ekimosis atau purpura sebagai tanda dari thrombositopeni.
Gambaran neurologis seperti perubahan tingkat sensori , lemah, atau carpal tunnel
syndrome. Amiloidosis dapat ditemukan pada pasien multiple myeloma.11,12,14
b. Laboratorium
Anemia normositik normokrom ditemukan pada hampir 70% kasus. Jumlah
leukosit umumnya normal. Trombositopenia ditemukan pada sekitar 15% pasien
yang terdiagnosis. Adanya sel plasma pada apusan darah tepi jarang mencapai 5%,
kecuali pada pasien dengan leukemia sel plasma. Formasi Rouleaux ditemukan
pada 60% pasien. Hiperkalsemia ditemukan pada 30% pasien saat didiagnosis.
Sekitar seperempat hingga setengah yang didiagnosisakan mengalami gangguan
fungsi ginjal dan 80% pasien menunjukkan proteinuria, sekitar 50% proteinuria
Bence Jones yang dikonfirmasi dengan imunoelektroforesis atau imunofiksasi.6,8
c. Radiologi
a. Foto Polos X-Ray
Gambaran foto x-ray dari multiple myeloma berupa lesi multiple,
berbatas tegas, litik, punch out, dan bulat pada tengkorak, tulang belakang, dan
pelvis. Lesi terdapat dalam ukuran yang hampir sama. Lesi lokal ini umumnya
berawal di rongga medulla, mengikis tulang cancellous, dan secara progresif
menghancurkan tulang kortikal. Sebagai tambahan, tulang pada pasien
myeloma, dengan sedikit pengecualian, mengalami demineralisasi difus. Pada
beberapa pasien, ditemukan gambaran osteopenia difus pada pemeriksaan
radiologi.6,8
Saat timbul gejala sekitar 80-90% di antaranya telah mengalami kelainan
tulang. Foto polos memperlihatkan :
Osteoporosis umum dengan penonjolan pada trabekular tulang, terutama
tulang belakang yang disebabkan oleh keterlibatan sumsum pada jaringan
myeloma. Hilangnya densitas tulang belakang mungkin merupakan tanda
radiologis satu-satunya pada myeloma multiple. Fraktur patologis sering
dijumpai. Fraktur kompresi pada badan vertebra, tidak dapat dibedakan dengan
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 9
Multiple Myeloma
osteoprosis senilis. Lesi-lesi litik “punch out” yang menyebar dengan batas
yang jelas, lesi yang berada di dekat korteks menghasilkan internal scalloping.
Ekspansi tulang dengan perluasan melewati korteks , menghasilkan massa
jaringan lunak. Walaupun semua tulang dapat terkena, distribusi berikut
ditemukan pada suatu penelitian yang melibatkan banyak kasus : kolumna
vertebra 66%, tengkorak 41%, panggul 28%, femur 24%, klavicula 10% dan
scapula 10%.11,15,16
Gambar 1. Foto skull lateral yang menggambarkan sejumlah lesi litik yang
khas pada myeloma.9
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 10
Multiple Myeloma
Gambar 2. Foto lumbal lateral menggambarkan deformitas pada CV lumbal 4
akibat plasmacytoma.9
Gambar 3. Gambaran radiologi pada os femur dekstra. Tampak gambaran khas
suatu lesi myeloma tunggal berupa gambaran lusen berbatas tegas pada regio
interocanter. Lesi-lesi lebih kecil tampak pada trocanter mayor.9
b. CT-Scan
CT Scan menggambarkan keterlibatan tulang pada multiple
myeloma. Namun, kegunaan modalitas ini belum banyak diteliti, dan
umumnya CT Scan tidak dibutuhkan lagi karena gambaran pada foto
tulang konvensional menggambarkan kebanyakan lesi yang CT scan dapat
deteksi.9
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 11
Multiple Myeloma
Gambar 4. CT Scan axial pada plenoid yang menggambarkan lesi berbatas
tegas , gambaran khas myeloma pada CT scan. Korteks tampak intak.9
c. MRI
MRI potensial digunakan pada multiple myeloma karena modalitas ini
baik untuk resolusi jaringan lunak. Secara khusus, gambaran MRI pada deposit
multiple myeloma berupa suatu intensitas bulat, sinyal rendah yang fokus di
gambaran T1, yang menjadi intensitas sinyal tinggi pada sekuensi T2. Pada
pasien dengan lesi ekstraosseus, MRI dapat berguna untuk menentukan tingkat
keterlibatan dan untuk mengevaluasi kompresi tulang.9
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 12
Multiple Myeloma
Gambar 5. Foto potongan koronal T1 weighted-MRI pada suatu lesi myeloma
di humerus. Gambaran ini menunjukkan lesi dengan intensitas rendah. Batas
korteks luar terkikis tetapi intak, namun lesi telah melewati korteks bagian
dalam.9
d. Radiologi nuklir
Multiple myeloma merupakan penyakit yang menyebabkan over aktifitas
pada osteoklas. Scan tulang radiologi nuklir mengandalkan aktifitas
osteoblastik (formasi tulang) pada penyakit dan belum digunakan rutin.
Tingkat false negatif skintigrafi tulang untuk mendiagnosis multiple myeloma
tinggi. Scan dapat positif pada radiograf normal, membutuhkan pemeriksaan
lain untuk konfirmasi.12
d. Patologi Anatomi
Pada pasien multiple myeloma , sel plasma berproliferasi di dalam sumsum
tulang. Sel-sel plasma memiliki ukuran yang lebih besar 2 – 3 kali dari limfosit,
dengan nuklei eksentrik licin (bulat atau oval) pada kontur dan memiliki halo
perinuklear. Sitoplasma bersifat basofilik.14,15
Kriteria minimal untuk menegakkan diagnosis multiple myeloma pada pasien
yang memiliki gambaran klinis multiple myeloma dan penyakit jaringan konektif,
metastasis kanker, limfoma, leukemia, dan infeksi kronis telah dieksklusi adalah
sumsum tulang dengan >10% sel plasma atau plasmasitoma dengan salah satu dari
kriteria berikut :
Protein monoclonal serum (biasanya >3g/dL)
Protein monoclonal urine
Lesi litik pada tulang
Sistem derajat multiple myeloma.6,8,14
Saat ini ada dua derajat multiple myeloma yang digunakan yaitu Salmon
Durie system yang telah digunakan sejak 1975 dan the International Staging
System yang dikembangkan oleh the International Myeloma Working Group dan
diperkenalkan pada tahun 2005.
Salmon Durie staging :
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 13
Multiple Myeloma
a) Stadium I
Level hemoglobin lebih dari 10 g/dL
Level kalsium kurang dari 12 mg/dL
Gambaran radiograf tulang normal atau plasmositoma soliter
Protein M rendah (mis. IgG <>7 g/dL, IgA > 5 g/dL, urine > 12 g/24 jam)
Subklasifikasi A meliputi nilai kreatinin kurang dari 2 g/dL
Subklasifikasi B meliputi nilai kreatinin lebih dari 2 g/dl
International Staging System untuk multiple myeloma
a) Stadium I
β2 mikroglobulin ≤ 3,5 g/dL dan albumin ≥ 3,5 g/dL
CRP ≥ 4,0 mg/dL
Plasma cell labeling index <>3.5 hingga <5.5 g/dL
II.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan yang bisa diberikan:
Obat pereda nyeri (analgetik) yang kuat dan terapi penyinaran pada tulang yang
terkena, bisa mengurangi nyeri tulang
Penderita yang memiliki protein Bence-Jones di dalam air kemihnya harus bayak
minum untuk mengencerkan air kemih dan membantu mencegah dehidrasi, yang
bisa menyebabkan terjadinya gagal ginjal.
Penderita harus tetap aktif karena tirah baring yang berkepanjangan bisa
mempercepat terjadinya osteoporosis dan menyebabkan tulang mudah patah.
Tetapi tidak boleh lari atau mengangkat beban berat karena tulang-tulangnya
rapuh.
Pada penderita yang memiliki tanda-tanda infeksi (demam, menggigil, kemerahan
di kulit) diberikan antibiotik.
Penderita dengan anemia berat bisa menjalani transfusi darah atau mendapatkan
eritropoetin (obat untuk merangsang pembentukan sel darah merah). Kadar
kalsium darah yang tinggi bisa diobati dengan prednison dan cairan intravena, dan
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 14
Multiple Myeloma
kadang dengan difosfonat (obat untuk menurunkan kadar kalsium). Allopurinol
diberikan kepada penderita yang memiliki kadar asam urat tinggi.
Kemoterapi memperlambat perkembangan penyakit dengan membunuh sel plasma
yang abnormal. Yang paling sering digunakan adalah melfalan dan siklofosfamid.
Kemoterapi juga membunuh sel yang normal, karena itu sel darah dipantau dan
dosisnya disesuaikan jika jumlah sel darah putih dan trombosit terlalu banyak
berkurang. Kortikosteroid (misalnya prednison atau deksametason) juga diberikan
sebagai bagian dari kemoterapi.
Kemoterapi dosis tinggi dikombinasikan dengan terapi penyinaran masih dalam
penelitian. Pengobatan kombinasi ini sangat beracun, sehingga sebelum
pengobatan sel stem harus diangkat dari darah atau sumsum tulang penderita dan
dikembalikan lagi setelah pengobatan selesai. Biasanya prosedur ini dilakukan
pada penderita yang berusia dibawah 50 tahun. Peneliti dari Klinik Mayo
melaporkan 67% pasien yang menggunakan Revlimid (plus steroid
dexamethasone) sebagai terapi utama, mencapai reaksi yang dikategorikan
lengkap atau sangat baik, dengan tingkat perkembangan penyakit rendah yang
berlanjut bahkan setelah dua tahun.
Perawatan pasca-radiasi dan pasca-kemoterapi diberikan pada kasus yang berat.
Selain itu, pasien juga dipantau kalau ada infeksi, perdarahan, dan
ketidakseimbangan elektrolit. Pasien dianjurkan untuk memantau gejala yang
muncul di rumah, termasuk gejala yang timbul dari patah tulang, kejang, dan batu
ginjal.11,12,16
II.9 Prognosa
Ketahanan hidup rata-rata pasien multiple myeloma bervariasi, tergantung pada
stadium penyakit, dari 4 sampai kira-kira 45 Bulan. Penderita yang memberikan respon
terhadap kemoterapi bisa bertahan sampai 2-3 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis.13
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 15
Multiple Myeloma
BAB III
KESIMPULAN
Multiple myeloma yaitu kanker sumsum tulang yang mempengaruhi produksi sel darah
merah, sel darah putih dan sel stem. Lokasi predominan multiple myeloma mencakup tulang-
tulang seperti vertebra, tulang iga, tengkorak, pelvis, dan femur. Sel yang abnormal
membelah untuk membuat salinan-salinan dari dirinya sendiri. Sel-sel yang baru membelah
berulang-ulang, membuat semakin banyak sel-sel abnormal. Sel-sel plasma abnormal ini
disebut sel-sel multiple myeloma. Pada waktunya, sel-sel multiple myeloma berkumpul
dalam sumsum tulang. Mereka merusak bagian yang padat dari tulang.
Penyebab pasti dari multiple myeloma belum diketahui. Ada beberapa faktor-faktor
risiko tertentu meningkatkan kesempatan seseorang akan mengembangkan penyakit multiple
myeloma, diantaranya : jenis kelamin, ras (bangsa), umur diatas 65 tahun, sejarah perorangan
dari monoclonalgammopathy of undetermined significance (mgus), sejarah multiple
myeloma keluarga.
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 16
Multiple Myeloma
Gejala dari multiple myeloma antara lain : nyeri tulang (terutama pada tulang belakang
atau tulang rusuk) dan pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah, terjadi pengentalan
darah ( sindroma hiperviskositas), anemia, gagal ginjal, terjadi infeksi berulang.
Penatalaksanaan dari multiple myeloma dengan obat pereda nyeri(analgetik), bayak
minum, penderita harus tetap aktif namun tidak banyak bergerak bebas, diberikan antibiotik,
transfusi darah atau mendapatkan eritropoetin, allopurinol, prednisone, difosfonat,
kemoterapi.
Daftar Pustaka
1. Mieloma Multipel (multiple myeloma)[online]. Available from
http://medicastore.com/penyakit_subkategori/12/index.html.
2. McPhee ,Stephen J., Maxine A. Papadakis, Lawrence M. Tierney,Jr.2008. Multiple
Myeloma in 2008 Current Medical and Treatment. San Fransisco : Mc Graw Hill-
Lange
3. Dugdale ,David C. Yi-Bin Chen, David Zieve. 2009. Multiple Myeloma [online].
available from http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000583
4. Kyle ,Robert A., S. Vincent Rajkumar. 2004. Drug Therapy : Multiple Myeloma
[online]. Available from http://www.nejm.com.
5. Glass,Jonathan , Reinhold Munker. Multiple Myeloma and Other Paraproteinemias
in : Modern Hematology Biology and Clinical Management 2nd ed. New Jersey :
Humana Press.
6. Richardson,Paul, Teru Hideshima, Kenneth C. Anderson. Multiple Myeloma and
Related Disorders in : Clinical Oncology 3rd ed. Philadelpia : Elsevier Churcill
Livingstone. Hlm. 2955-2970
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 17
Multiple Myeloma
7. Kyle, Robert K. 2000. Plasma Cell Disorders in Cecil Textbook of Medicine 21th ed.
New York : Elsevier Churcill Livingstone. Hlm 977-982.
8. Longo, Dan L., Kenneth C. Anderson,Dennis L. Kasper,dkk.2005. Plasma Cell
Discrasia in Harrison’s Principles of Internal Medicine 16th ed. New York : McGraw
Hill Medical Publishing Division
9. Sorenson, Steven M., Amilcare Gentili, Sulabha Masih. Multiple Myeloma [online].
available from http://emedicine.medscape.com/article/391742-overview.
10. Waugh,Anne, Allison Grant. 2001. Anatomi and Physiology in Health and Illness.
New York : Churcill Livingstone. p. 388-392
11. Patel, Pradip R. 2005. Lecture Notes Radiologi. Jakarta : Penerbit Erlangga. p. 205-
206
12. Herring, William. 2007. Learning Radiology : recognizing the basic / William Harring
1th ed [online]. Available from http://www.learningradiology.com.
13. Rajkumar, S. Vincent, Robert A. Kyle. 2005. Multiple Myeloma : Diagnosis and
Treatment [online]. Mayo Clin Proc. 2005;80(10):1371-1382
14. Grethlein, Sara J., Lilian M Thomas. 2009. Multiple Myeloma [online]. Available
from http://emedicine.medscape.com/article/204369-overview .
15. Kumar,Vinay, Ramzi S. Cotran, Stanley R. Robbin. 2008. Robbins Buku Ajar
Patologi edisi 7. Jakarta : Penerbit Erlangga. Hlm. 481-484
16. Eisenberg, Ronal L., Nancy M. Johnson. 2000. Comprehensive Radiographic
Pathology. New York : Mosby Elsevier. Hlm135-136
KKS RadiologiRSUD DR RM Djoelham Binjai 18