Download - Monitoring Jaringan Done
DAFTAR ISI
Daftar isi.................................................................................................................................1
Kata Pengantar.......................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................3
1.1 Tujuan..................................................................................................................3
1.2 Latar belakang......................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................4
2.1 Monitoring Jaringan...........................................................................................4
2.2 SNMP.................................................................................................................6
2.2.1 Elemen SNMP...........................................................................................10
2.2.2 Arsitektur SNMP.......................................................................................12
2.2.3 Jenis SNMP...............................................................................................13
2.2.4 Jenis-jenis pesan SNMP............................................................................14
2.3 Round Robin Database (RRDTool)...................................................................14
2.4 Network Monitoring...........................................................................................17
2.5 Tipe Tool Monitoring.........................................................................................18
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................21
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
pertolonganNya kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul “Sistem Monitoring dari
Suatu Jaringan Telekomunikasi”. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami
alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih
kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun
tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan tentang makalah ini. Karena itu kami
berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai masukan dan saran, karena
itu kami harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang
lebih baik lagi.
Malang, Juni 2015
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Mengerti maksud dari monitor jaringan dan hal-hal yang dapat dimonitoring dalam
suatu jaringan.
2. Mengetahui standar monitoring jaringan SNMP.
3. Memahami elemen-elemen, arsitektur, dan jenis dari SNMP.
4. Mengetahui adanya kebutuhan Round Robin Database Tool (RRDTool).
1.2 Latar Belakang
Mengingat semakin banyaknya pengguna komputer yang saling terhubung
dalam sebuah jaringan, maka hal yang perlu diperhatikan dalam membangun sebuah
jaringan yang baik adalah Quality of Services (QoS). Dua point yang menentukan
kualitas dari sebuah jaringan adalah kecepatan akses dan kestabilan dari akses tersebut,
dalam implementasinya kadang muncul beberapa permasalahan umum pada jaringan
diantaranya kecepatan akses yang menjadi lambat dan kadang kecepatannya yang tidak
stabil, untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diatas dibutuhkan seorang admin
jaringan yang tugasnya mengamati dan menjaga supaya kondisi jaringan selalu optimum.
Namun seiring dengan kemajuan sistem informasi yang menuntut peningkatan disisi
kecepatan dan fleksibilitas maka pekerjaan seorang admin jaringan menjadi kurang
efektif dan efisien karena admin harus mengakses jaringannya secara fisik yaitu dengan
mendatangi server untuk melakukan proses monitoring pada jaringannya. Hal inilah yang
menjadi tujuan dari proyek akhir ini, yaitu sebuah software aplikasi dengan
menggunakan bahasa pemrograman BREW yang dapat dioperasikan pada sebuah mobile
phone berbasis CDMA, dimana aplikasi ini mampu menangani proses monitoring pada
jaringan secara wireless sehingga dapat mempermudah kerja dari seorang administrator
jaringan.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Monitoring Jaringan
Monitoring jaringan adalah salah satu fungsi dari management yang berguna
untuk menganalisa apakah jaringan masih cukup layak untuk digunakan atau perlu
tambahan kapasitas. Hasil monitoring juga dapat membantu jika admin ingin mendesain
ulang jaringan yang telah ada. Banyak hal dalam jaringan yang bisa dimonitoring, salah
satu diantaranya load traffic jaringan yang lewat pada sebuah router atau interface
komputer. Monitoring dapat dilakukan dengan standar SNMP, selain load traffic jaringan,
kondisi jaringan pun harus dimonitoring, misalnya status up atau down dari sebuah
peralatan jaringan. Hal ini dapat dilakukan dengan utilitas ping.
Sebuah sistem monitoring melakukan proses pengumpulan data mengenai dirinya
sendiri dan melakukan analisis terhadap data-data tersebut dengan tujuan untuk
memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki. Data yang dikumpulkan pada
umumnya merupakan data yang real-time, baik data yang diperoleh dari sistem yang hard
real-time maupun sistem yang soft real-time. Sistem yang real-time merupakan sebuah
sistem dimana waktu yang diperlukan oleh sebuah komputer didalam memberikan
stimulus ke lingkungan eksternal adalah suatu hal yang vital. Waktu didalam pengertian
tersebut berarti bahwa sistem yang real-time menjalankan suatu pekerjaan yang memiliki
batas waktu (deadline). Di dalam batas waktu tersebut suatu pekerjaan mungkin dapat
terselesaikan dengan benar atau dapat juga belum terselesaikan. Sistem yang real-time
mengharuskan bahwa suatu pekerjaan harus terselesaikan dengan benar. Sesuatu yang
buruk akan terjadi apabila komputer tidak mampu menghasilkan output tepat waktu. Hal
ini seperti yang terjadi pada embedded system untuk kontrol suatu benda, seperti pesawat
terbang, dan lain-lain. Sistm yang soft real-time tidak mengharuskan bahwa suatu
pekerjaan harus terselesaikan dengan benar. Seperti sistem multimedia dimana tidak akan
memberikan pengaruh yang begitu besar terhadap output yang dihasilkan apabila untuk
beberapa batasan waktu yang ditetapkan terjadi kehilangan data.
4
Secara garis besar tahapan dalam sebuah sistem monitoring terbagi ke dalam tiga
proses besar, yaitu:
1. Proses di dalam pengumpulan data monitoring,
2. Proses di dalam analisis data monitoring,
3. Proses di dalam menampilkan data hasil monitoring.
Gambar. Proses di dalam sistem monitoring
Keseluruhan proses dapat dilihat pada gambar. Sumber data dapat berupa network
traffic, informasi mengenai hardware, dan lain sebagainya. Proses dalam analisis data
dapat berupa pemilihan data dari sejumlah data yang telah terkumpul atau bisa juga
berupa manipulasi data sehingga diperoleh informasi yang diharapkan. Sedangkan tahap
menampilkan data hasil monitoring menjadi informasi yang berguna di dalam
pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap sisetm yang sedang berjalan dapat berupa
sebuah tabel, gambar, kurva, atau animasi.
Aksi yang terjadi diantara proses-proses yang ada di dalam sebuah sistem
monitoring adalah berbentuk service, yaitu suatu proses yang terus-menerus berjalan pada
interval waktu tertentu. Proses yang dijalankan dapat berupa pengumpulan data dari objek
yang di-monitor atau melakukan analisis data yang telah diperoleh dan menampilkannya.
Proses yang terjadi tersebut bisa saja memiliki interval waktu yang berbeda. Contoh
5
Pengumpulan data
Pengumpulan data
Pengumpulan data
A service A service
Network traffic, hardware information, population, economy, etc.
Selecting, filtering, updating
As a table curva, image, image animation
interval waktu didalam pengumpulan data dapat terjadi tiap lima menit sekali. Namun
pada proses analisis data terjadi tiap satu jam sekali untuk menghasilkan informasi yang
diharapkan membutuhkan lebih dari satu sampel data, misal untuk nilai rataan data
(average) dengan sebanyak 60 sampel data.
2.2 SNMP
SNMP ini bekerja secara sederhana. Untuk dapat berkomunikasi antara stasiun
management dan agen, maka SNMP memerlukan protokol. Cara yang biasa dipakai
SNMP adalah manajer dan agen saling berkirim pesan berupa permintaan manajer
dan jawaban dari agen tentang informasi jaringan. Pesan- pesan ini dibawa oleh paket-
paket datan yang disebut PDU, Protocol Data Unit.
SNMP pada awalnya hanya dikhususkan pada manajemen jaringan TCP/IP, yaitu
untuk melakukan manajemen informasi yang berkaitan dengan IP dan TCP, seperti
pengubahan dari IP address ke suatu alamat fisik, jumlah data incoming dan outgoing IP
datagram, atau tabel informasi mengenai koneksi TCP yang mungkin terjadi. Namun
selanjutnya berkembang dengan memberikan dukungan informasi pada berbagai protokol
jaringan, seperti DECne, AppleTalk, dan NetWare IPX/SPX. Dukungan SNMP juga
sampai pada berbagai fungsi yang terdapat di dalam sebuah multiprotocol routers.
Model manajemen yang baku pada jaringan internet didesain agar dapat
memgoiberikan kebebasan suatu manajer jaringan (network manager) untuk dapat
melakukan analisis data dari suatu peralatan jaringan. Manajer jaringan juga dapat
melakukan perubahan konfigurasi dari suatu peralatan jaringan yang ada.
Sebuah software agent perlu di-install pada masing-masing peralatan
jaringan. Agent tersebut menerima pesan dari manajer jaringan. Pesan tersebut
umumnya berupa permintaan (request) untuk membaca data dari peralatan
jaringan atau menulis data ke peralatan jaringan. Selanjutnya si agent mengurus
request tersebut dan memberikan respons balik ke manajer jaringan. Sebuah agent
tidak harus selalu menunggu suatu request dari manajer jaringan akan suatu informasi.
Ketika terjadi masalah yang serius (significant event), si agent dapat mengirimkan
pesan notifikasi yang disebut dengan trap ke satu atau lebih manajer jaringan. Protokol
6
yang sesuai untuk semua pesan antara agent dan manajer jaringan adalah User
Datagram Protocol (UDP), namun semua protokol pembawa pesan yang lain
masih tetap dimungkinkan dan dapat diterapkan [FEI1995]. Gambaran secara
lengkap mengenai sistem manajemen jaringan dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar. Interaksi antara manajer jaringan dan agent
SNMP adalah sebuah protokol yang dirancang untuk memberikan kemampuan
kepada pengguna untuk memantau dan mengatur jaringan komputernya secara sistematis
dari jarak jauh atau dalam satu pusat kontrol saja. Dengan menggunakan protokol ini kita
bisa mendapatkan informasi tentang status dan keadaan dari suatu jaringan. Pengolahan
ini dijalankan dengan menggumpulkan data dan melakukan penetapan terhadap variabel-
variabel dalam elemen jaringan yang dikelola.
SNMP adalah protokol populer untuk melakukan network manajemen. SNMP
digunakan untuk mengumpulkan informasi, dan mengkonfigurasi, peralatan jaringan,
seperti, server, printer, hub, switch, dan router di jaringan berbasis Internet Protocol (IP).
SNMP dapat mengumpulkan informasi seperti kondisi CPU, temperatur chasis, dan
hampir tidak ada batas akan apa yang dapat dikonfigurasi oleh SNMP.
Protokol SNMP di rancang untuk memberikan metoda “sederhana” untuk
memanage jaringan TCP/IP secara terpusat. Jika anda ingin memanaged peralatan dari
7
komputer pusat, protokol SNMP akan memfasilitasi transfer data dari sisi client sampai
sisi server dimana data secara terpusat di catat, di lihat dan di analisa. SNMP tersediri dari
sekumpulan standard manajemen jaringan, termasuk di dalamnya definisi aplikasi di
lapisan aplikasi, schema database dan sekumpulan objek data. Tujuan utama dari protokol
SNMP hanya pada satu tujuan saja, dan masih digunakan hingga hari ini, yaitu,
melakukan remote manajemen dari peralatan. SNMP banyak digunakan untuk memanage
peralatan di jaringan komputer.
Protokol ini menggunakan transport UDP pada port 161. Protocol UDP sebagai
pilihan dan direkomendasikan sebagai protocol transport untuk SNMP karena UDP
sangat mudah diimplementasikan dan dijalankan tidak seperti TCP yang cukup rumit dan
selalu membutuhkan sejumlah memory dan sumber daya CPU. Suatu vendor dapat
membuat IP yang sederhana dan memasukkan UDP ke dalam jaringan mereka seperti
repeater dan modem. Jumlah total software transport yang diperlukan kecil dan mudah
dipaketkan ke dalam read-only memory (ROM). User Datagram Protocol sangat rendah
overhead-nya, cepat dan tidak reliabel. UDP di definisikan di RFC 768. UDP lebih mudah
di gunakan daripada menggunakan protokol yang lebih kompleks seperti TCP. Walau
demikian, UDP mampu memberikan banyak fungsi yang memungkinkan komputer pusat
manajemen untuk berkomunikasi dengan agen remote yang terdapat pada managed
device. Unreliabilitas dapat di kompensasi dengan menggunakan proses cek-and-recek,
sementara pada TCP selalu di tunggu paket acknowlege. Sementara yang terjadi dalam
pencatatan di peralatan biasanya pada siklus waktu periodik, tidak masalah jika ada data
yang hilang karena nantinya akan tetap di update dengan data yang baru. Hal lain yang
menyebabkan UDP menarik untuk digunakan adalah karena sangat sederhana, tidak
memakan bandwidth jaringan terlalu besar tidak seperti TCP.
Sebuah jaringan yang dapat di manage menggunakan SNMP pada dasarnya
memiliki tiga (3) komponen, yaitu:
1. Managed Device.
2. Agen.
3. Network-management System (NMS).
8
Sebuah managed device adalah sebuah node di jaringan yang berisi agen SNMP
yang berada di jaringan yang dapat di manage. Managed device akan mengumpulkan dan
menyimpan informasi manajemen dan membuat informasi ini tersedia bagi NMS
menggunakan SNMP. Managed device, kadang kala di sebut elemen jaringan, dapat
berupa router dan akses server, switch dan bridge, hub, host komputer atau printer.
Agen adalah sebuah modul software network manajemen yang berada di dalam
managed device. Agen ini mengetahui tentang informasi manajemen dan dalam
menterjemahkan ke informasi yang kompatibel dengan SNMP.
Aplikasi NMS menjalankan aplikasi yang dapat memonitor dan mengontrol
managed device. NMS memberikan resource memory dan prosesor yang dibutuhkan
untuk manajemen network. Satu atau lebih NMS harus ada dalam sebuah jaringan yang di
manage.
Ada beberapa versi SNMP, diantaranya yaitu SNMP versi 1 (SNMPv1) adalah
implementasi awal dari protokol SNMP. SNMPv1 beroperasi di atas protokol lain,
seperti, User Datagram Protocol (UDP), Internet Protocol (IP), OSI Connectionless
Network Service (CLNS), AppleTalk Datagram-Delivery Protocol (DDP), dan Novell
Internet Packet Exchange (IPX). SNMPv1 banyak digunakan dan menjadi de-facto
protokol untuk manajemen jaringan di komunitas Internet. Beberapa RFC pertama untuk
SNMP, yang sekarang di kenal sebagai Simple Network Management Protocol versi 1,
muncul di tahun 1998.
Lalu SNMP Versi 2, Versi 2 tidak di adopsi secara luas karena ke tidak sepakatan
mengenak kerangka keamanan di dalam standard. Simple Network Management Protocol
versi 2 (RFC 1441–RFC 1452), yang juga di kenal sebagai SNMP v2 atau SNMP v2p,
merevisi versi 1 dan memasukan beberapa perbaikan masalah performance, keamanan,
kerahasian, dan komunikasi antar manager. SNMP v2 memperkenalkan GETBULK,
sebuah alternatif dari iterasi GETNEXT untuk data manajemen dalam jumlah besar
melalui satu perintah saja. Akan tetapi, kebanyakan melihatnya terlalu rumit, sehingga
tidak secara luas di adopsi.
SNMP versi 3, IETF mengakui Simple Network Management Protocol versi 3
seperti di definisikan oleh RFC 3411–RFC 3418 (juga di kenal sebagai STD0062) sebagai
9
standard SNMP sejak 2004. IETF menganggap versi sebelumnya sebagai “Obsolete" atau
"Historical". Di sisi praktis, implementasi SNMP biasanya memberikan dukungan bagi
banyak versi, terutama SNMPv1, SNMPv2c, dan SNMPv3. Ada baiknya membaca RFC
3584 "Coexistence between Version 1, Version 2, and Version 3 of the Internet-standard
Network Management Framework". SNMPv3 memberikan tiga (3) servis yang penting,
yaitu, authentikasi, privasi dan access control.
2.2.1 Elemen SNMP
1. Manajer
Merupakan software yang berjalan di sebuah host di jaringan.
Bertugas meminta informasi ke Agent.
Manajer ini terdiri atas satu proses atau lebih yang berkomunikasi dengan agen-
agennya dan dalam jaringan.
Manajer akan mengumpulkan informasi dari agen tidak meminta semua informasi
yang dimiliki oleh agen, tetapi hanya meminta informasi tertentu saja yang akan
digunakan untuk mengamati unjuk kerja jaringan.
Manager biasanya menggunakan komputer yang memiliki tampilan grafis dan
berwarna sehingga selain dapat menjalankan fungsinya sebagai Manager, juga
untuk melihat grafik unjuk kerja dari suatu elemen jaringan yang dihasilkan oleh
proses monitoring.
2. Agent
Agent merupakan perangkat lunak yang dijalankan disetiap elemen jaringan yang
dikelola.
Setiap agen mempunyai basis data variabel yang bersifat lokal yang menerangkan
keadaan dan berkas aktivitasnya dan pengaruhnya terhadap operasi.
3. MIB (Management Information Base)
Management Information Base, merupakan struktur basis data variabel dari
elemen jaringan yang dikelola.
10
Struktur ini bersifat hierarki dan memiliki aturan sedemikian rupa sehingga
informasi setiap variabel dapat dikelola atau ditetapkan dengan mudah.
Pada kelompok interface terdapat variabel objek MIB yang mendefinisikan
karakteristik interface diantaranya :
ifInOctets mendefinisikan jumlah total byte yang diterima,
ifOutOctets mendefinisikan jumlah total byte yang dikirim,
ifInErrors mendefinisikan jumlah paket diterima yang dibuang karena rusak,
ifOutErrors mendefinisikan jumlah paket dikirim yang dibuang karena rusak, dan
variable
MIB di akses menggunakan protokol network-manajemen seperti SNMP. MIB
terdiri dari managed objek dan di identifikasi oleh object identifier
(pengidentifikasi objek). Sebuah managed object, kadang kala di sebut sebagai
MIB object, objek, atau MIB, adalah satu dari banyak karakteristik spesifik dari
peralatan yang di manaje. Managed object berisi satu atau lebih objek, yang pada
dasarnya berupa variabel. Ada dua (2) jenis managed object yang ada, yaitu,
1.Scalar object, yang mendefinisikan sebuah objek saja. 2.Tabular object (objek
tabel), mendefinisikan banyak objek terkait yang di kumpulkan dalam tabel MIB.
Sebagai contoh, sebuah managed object – atInput, adalah sebuah scalar object
yang berisi satu buah objek kejadian, bernilai bilangan bulat yang
mengindikasikan jumlah total paket yang masuk ke sebuah interface jaringan.
Sebuah object identifier (atau object ID atau OID) akan secara unik
mengidentifikasi sebuah managed object di hirarki MIB.
11
Gambar. pesan-pesan antar manajer jaringan dan agent
2.2.2 Arsitektur SNMP
Framework dari SNMP terdiri dari:
1. Master Agent : Master Agent Merupakan perangkat lunak yang berjalan pada
perangkat yang mendukung SNMP, fungsinya merespon permintaan dari SNMP
management station. Master agent kemudian meneruskan kepada sub agent untuk
memberikan informasi tentang management dengan fungsi tertentu. Sebagai contoh,
sebuah router dapat menjawab permohonan SNMP dari management station. Oleh
karenanya sebetulnya berfungsi sebagai server dalam arsitektur client-server atau
sebagai daemon dalam terminologi sistem operasi. Sebuah master agen bergantung
pada subagen untuk memperoleh oleh informasi manajemen dari sebuah fungsi yang
spesifik. Master agen juga sering di sebut sebagai managed object.
12
2. Sub Agent : Subagent merupakan perangkat lunak yang berjalan pada perangkat yang
mendukung SNMP dan mengimplementasikan MIB. Fungsinya mengumpulkan
informasi untuk selanjutnya diproses oleh management stations. Subagen adalah
sebuah software yang jalan di komponen jaringan yang mampu SNMP yang
mengimplementasikan fungsi untuk informasi dan manajemen seperti di definisikan
oleh MIB dari subsistem yang spesifik, contoh Ethernet link layer. Beberapa
kemampuan subagen adalah: Mengumpulkan informasi untuk managed object.
Mengkonfigurasi parameter dari managed object. Merespon kepada permintaan /
request dari manager.
3. Management Stations : Management Station merupakan client dan melakukan
permintaan serta mendapatkan trap dari SNMP server. Management Stations adalah
komponen akhir dari arsitektur SNMP. Fungsinya equivalen dengan clent di arsitektur
client-server. Stasiun managemen akan mengirimkan request untuk operasi
manajemen atas nama administrator jaringan atau aplikasi dan menerima tangkapan
dari agen-agen.
2.2.3 Jenis SNMP
Network Management Station, yang berfungsi sebagai pusat penyimpanan untuk
pengumpulan dan analisa dari data manajemen jaringan.
Manajer juga disebut Network Management Station atau NMS. Perangkat
lunak yang digunakan untuk membuat NMS bervariasi dalam fungsi serta beban.
Fungsi lain dari NMS termasuk fitur pelaporan, pemetaan topologi jaringan dan
mendokumentasikan, alat untuk memungkinkan Anda untuk memonitor lalu lintas
pada jaringan Anda, dan sebagainya. Beberapa konsol manajemen juga dapat
menghasilkan laporan analisis trend. Jenis laporan dapat membantu Anda melakukan
perencanaan kapasitas dan menetapkan tujuan jangka panjang.
Peralatan yang dimanage menjalankan SNMP agent, yaitu proses background yang
memonitor peralatan tersebut dan mengkomunikasikannya ke network management
station.
13
2.2.4 Jenis-jenis Pesan SNMP
2.3 Round Robin Database Tool (RRDTool)
Kebutuhan akan Round Robin Database Tool (RRDTool) pada sebuah sistem
monitoring disebabkan oleh kebutuhan akan proses analisis data monitoring dan proses
di dalam pembentukan grafik hasil monitoring dari data monitoring yang telah
dikumpulkan sebelumnya. Dengan mengunakan RRDTool juga akan diperoleh
kemudahan didalam penyimpanan data monitoring dan proses pengambilan kembali
data monitoring tersebut karena RRDTool bekerja dengan sebuah database yang
dikenal dengan nama database round robin (Round Robin Database – RRD).
Round Robin merupakan sebuah teknik yang bekerja pada sejumlah data yang
tetap dan memiliki pointer ke elemen data yang sedang aktif (current element).
Hal ini dapat dianalogikan sebagai sekumpulan titik-titik pada garis yang
membentuk sebuah lingkaran, titik-titik tersebut merupakan data yang tersimpan.
Sedangkan pointer ke current element dapat dianalogikan sebagai suatu garis yang
berpangkal di titik pusat lingkaran dan di salah satu titik pada lingkaran tersebut.
Ketika pointer menunjuk ke suatu data untuk dibaca atau ditulis, maka selanjutnya
pointer tersebut bergerak ke data berikutnya. Pada sebuah lingkaran tidak ditemukan
ujung dan pangkal sehingga pointer akan terus berputar. Pada tahap awal, semua
data akan mengisi tempat yang kosong. Selanjutnya, setelah tempat yang kosong
telah terisis semua dengan data maka secara otomatis data yang baru akan ditempatkan
pada lokasi yang lama menimpa data yang sudah ada. Oleh karena itu, ukuran
database tidak akan pernah bertambah dan tidak memerlukan manajemen tertentu
untuk mengatur database tersebut seperti lazimnya sebuah database yang lain.
14
Mungkin beberapa orang cukup mudah memperoleh suatu data atau
informasi dari suatu peralatan jaringan, seperti suhu ruangan atau jumlah octets yang
melalui interface FDDI pada suatu router. Namun, bukan suatu hal yang mudah
untuk menyimpan data tersebut secara efisien pada suatu tempat yang terstruktur.
RRDTool memberikan kemudahan di dalam melakukan log data dan analisis data dari
berbagai sumber data yang berbeda. Termasuk di dalam analisis data yang mampu
dilakukan oleh RRDTool adalah secara cepat dapat me-generate grafik yang mewakili
sejumlah data yang telah dikumpulkan sebelumnya dalam kurun waktu tertentu.
Fitur-fitur RRDTool adalah sebagai berikut:
1. Data Acquisition, di dalam monitoring suatu sistem diperlukan ketersediaan data
pada interval waktu yang konstan. Namun, sayangnya kita tidak mungkin selalu
mampu untuk mengambil data pada interval waktu yang tepat. Oleh karena itu,
RRDTool memberikan kemudahan di dalam melakukan log data dengan tidak
terikat pada interval waktu tersebut. RRDTool secara otomatis akan melakukan
interpolasi nilai dari sumber data tersebut pada slot waktu terakhir (latest official
time-slot).
2. Consolidation, dengan menggunakan fungsi konsolidasi RRDTool secara
otomatis akan melakukan analisis data ketika suatu data baru dimasukkan ke dalam
RRD. Hal ini memberikan keuntungan bagi kita, seperti misalnya apabila kita
menyimpan data dengan interval waktu 1 menit. Maka akan memerlukan
tempat di dalam disk yang tidak kecil apabila kita menginginkan suatu grafik yang
merupakan hasil analisis data dalam kurun waktu 1 tahun. Termasuk di dalam
fungsi konsolidasi RRDTool adalah AVERAGE, MINIMUM, MAXIMUM dan LAST.
3. Round Robin Archives (RRA), memberikan jaminan bahwa ukuran dari RRD tidak
akan mengalami pertambahan dan data yang lama secara otomatis akan dibuang.
Data dengan consolidation yang sama akan disimpan ke dalam sebuah RRA.
4. Unknown Data, di dalam data acquisition sangat dimungkinkan bahwa tidak
diperoleh suatu data untuk disimpan ke dalam RRD. RRDTool memberikansolusi
akan hal tersebut dengan secara otomatis memasukkan nilai UNKNOWN ke dalam
database.
15
5. Graphing, merupakan fitur dari RRDTool untuk mampu me-generate laporan
dalam bentuk grafik atas semua data yang tersimpan di dalam satu atau lebih RRD.
Beberapa fungsi yang didukung oleh RRDTool adalah: create, update, graph,
dump, restore, fetch, tune, last, info, rrdresize, dan xport. Dari beberapa fungsi
tersebut akan dijelaskan beberapa sebagai berikut:
– create, fungsi untuk membuat RRD yang baru.
Beberapa parameter penting di dalam pembentukan sebuah RRD adalah:
1. Data Source Type, merupakan tipe dari suatu nilai data dari data-source yang ada,
antara lain: GAUGE, COUNTER, DERIVE, dan ABSOLUTE.
Penjelasan :
GAUGE, dipergunakan untuk sesuatu seperti suhu atau jumlah orang di dalam
suatu ruangan.
COUNTER, dipergunakan untuk counter yang terus menaik seperti counter inOctets
pada router. Asumsi bahwa counter tidak akan pernah menurun, kecuali terjadi
overflows.
DERIVE, dipergunakan untuk menyimpan nilai turunan dari nilai terakhir yang
telah dimasukkan dengan nilai yang baru dari data-source. Hal ini berguna untuk
gauges, seperti contoh, untuk mengukur perubahan jumlah orang yang keluar dan
masuk ke ruangan. Secara internal, cara kerja DERIVE mirip dengan
COUNTER, namun tanpa ada pengechekan overflows.
ABSOLUTE, dipergunakan untuk counter yang cenderung me-reset nilai yang
telah diperoleh ketika dalam proses membaca input. Contoh dipergunakan
untuk sesuatu yang ingin dihitung seperti jumlah pesan sejak terakhir di-update.
2. Round Robin Archives (RRA), RRD menyimpan data ke dalam RRA.
Masing-masing RRA menyimpan sejumlah data dari semua data-source
yang telah didefinisikan. Data yang tersimpan juga harus dikonsolidasikan dengan
salah satu fungsi konsolidasi yang ada.
3. Interval waktu, default adalah tiap 300 detik.
16
2.4 Network Monitoring
Network Monitoring System menggambarkan sebuah sistem yang terus menerus
memonitor jaringan komputer sehingga jika terjadi gangguan dapat secepatnya
melakukan notifikasi kepada seorang network administrator atau system administrator.
Sebagai contoh untuk mengetahui status dari sebuah webserver, software monitoring
secara periodik mengirim request http; atau untuk email server, pesan tes di kirimkan
melalui sebuah SMTP untuk kemudian di ambil melalui IMAP ataupun POP3.
Yang biasa dijadikan variabel dalam NMS ini adalah waktu respon dan
ketersediaan (uptime), dan konsistensi serta reliability juga di perhatikan. Status request
yang failure, seperti ketika koneksi tidak bisa berhubungan (established), yang kemudian
terputus, yang kemudian sistem monitoring menghasilkan suatu pesan/notifikasi,
notifikasi ini bermacam-macam : sebuah alarm suara mungkin di kirimkan kepada
seorang net/sys admin.
Network Monitoring penggunaan tool pencatatan dan analisis yang secara akurat
menentukan arus trafik, penggunaan, dan indikator kinerja di jaringan lainnya. Tool
monitoring yang baik memberi anda baik angka maupun representasi grafik dari kondisi
jaringan. Ini menolong anda untuk menvisualisasikan secara akurat apa yang terjadi, agar
anda tahu di mana perlu dilakukan penyesuaian.
Ada beberapa keuntungan melakukan sistem monitor yang baik untuk jaringan
anda:
1. Anggaran jaringan dan sumber daya di justifikasi. Tool monitor yang baik bisa
memperlihatkan tanpa ragu-ragu bahwa infrastruktur jaringan (bandwidth, hardware,
dan software) cocok dan bisa menangani kebutuhan pengguna jaringan.
2. Penyusup jaringan dideteksi dan disaring. Dengan menonton trafik jaringan anda,
anda bisa mendeteksi penyerang dan mencegah akses ke server dan layanan yang
penting.
3. Virus jaringan dengan mudah dideteksi. Anda akan diberitahu akan adanya virus
jaringan, dan melakukan tindakan sebelum mereka memakan bandwidth Internet dan
mendestabilisasi jaringan anda.
17
4. Troubleshooting masalah jaringan sangat disederhanakan. Daripada mencoba untuk
men-debug masalah jaringan, anda dengan segera bisa diberitahukan mengenai
masalah spesifik. Beberapa masalah bahkan bisa diperbaiki secara otomatis.
5. Kinerja jaringan bisa sangat di optimisasi. Tanpa monitoring efektif, mustahil untuk
mengkonfigurasi alat dan protokol anda untuk mencapai kinerja yang terbaik.
6. Perencanaan kapasitas lebih mudah. Dengan catatan kinerja sejarah, anda tidak harus
"mengira-ngira" berapa banyak bandwidth yang anda perlukan sewaktu jaringan anda
bertambah besar.
7. Penggunaan jaringan secara layak bisa ditekankan. Ketika bandwidth adalah sumber
daya yang susah didapat, satu-satunya cara untuk menjadi adil kepada semua user
adalah menjamin kalau jaringan dipakai sesuai dengan maksudnya.
2.5 Tipe Tool Monitoring
Kita sekarang akan melihat beberapa kelas tool monitoring. Tool pendeteksi
jaringan memperhatikan beacon yang dikirim oleh akses point nirkabel, dan menampilkan
informasi seperti nama jaringan, kekuatan signal yang didapat, dan channel. Tool spot
check di disain untuk troubleshooting dan biasanya dikelola secara interaktif selama
periode waktu yang singkat. Program seperti ping mungkin dianggap sebagai tool spot
check aktif, karena dia mengeluarkan trafik dan melakukan polling ke mesin tertentu.
Tool spot check pasif termasuk protokol analyzer, yang memeriksa setiap paket di
jaringan dan menyediakan perincian secara detail mengenai percakapan jaringan
(termasuk alamat sumber dan tujuan, informasi protokol, dan bahkan data aplikasi). Tool
trending menjalankan monitor tanpa operator dalam periode lama, dan biasanya
menyiapkan hasil menjadi grafik. Tool monitor realtime menjalankan monitor yang sama,
tetapi segera memberitahu administrator jika mereka mengetahui masalah. Tool penguji
throughput memberitahu anda bandwidth sebenarnya yang ada di antara dua ujung di
jaringan. Tool Intrusion detection mengamati trafik jaringan yang tidak diinginkan, dan
mengambil keputusan yang tepat (biasanya menolak akses dan/atau memberitahu seorang
network administrator). Akhirnya, tool benchmarking memperkirakan kinerja maksimum
dari sebuah layanan atau sambungan jaringan.
18
Tool monitor nirkabel yang paling sederhana hanya memberikan daftar jaringan
yang tersedia, di dampingi oleh informasi dasar (seperti kekuatan sinyal dan kanal).
Mereka memungkinkan anda mendeteksi jaringan yang dekat dengan cepat dan
menentukan bila mereka ada dalam jangkauan atau mengakibatkan gangguan.
Built-in client. Semua sistem operasi modern mempunyai built-in support untuk
jaringan nirkabel. Ini biasanya termasuk kemampuan untuk scan jaringan yang
tersedia, membantu user untuk memilih sebuah jaringan dari daftar. Hampir semua
alat nirkabel biasanya mempunyai alat scan sederhana, fungsi bisa berbeda di setiap
implementasi. Alat-alat ini biasanya hanya berguna untuk mengatur sebuah komputer
di konfigurasi rumah atau kantor. Mereka biasanya hanya menyediakan sedikit
informasi selain dari nama jaringan dan sinyal yang tersedia sampai dengan akses
point yang sedang dipakai.
Netstumbler (http://www.netstumbler.com/). Ini adalah tool yang paling populer
karena mendeteksi jaringan nirkabel menggunakan Microsoft Windows. Dia
mendukung beberapa jenis wireless card, dan sangat mudah digunakan. Dia akan
mendeteksi jaringan-jaringan yang terenkripsi dan yang terbuka, tetapi tidak bisa
mendeteksi jaringan-jaringan nirkabel “tertutup”. Dia juga menampilkan kekuatan
sinyal / noise dan menggambarkan sinyal yang di terima sebagai fungsi waktu. Dia
juga dapat berintegrasi dengan beberapa jenis GPS, untuk mencatatkan informasi
lokasi dan kekuatan sinyal secara tepat. Ini membuat Netstumbler menjadi sebuah alat
berguna untuk site survey informal.
Ministumbler (http://www.netstumbler.com/). Dari pembuat Netstumbler,
Ministumbler memberikan fungsi yang sama dengan versi Windows nya, tapi bekerja
di Pocket PC Ministumbler nyaman digunakan di handheld PDA dengan sebuah
wireless card untuk mendeteksi akses point.
Macstumbler (http://www.macstumbler.com/). Biarpun tidak terkait langsung dengan
Netstumbler, Macstumbler memberi banyak fungsi yang sama tetapi untuk platform
Mac OSX. Dia bekerja dengan semua Apple Airport cards.
19
Wellenreiter (http://www.wellenreiter.net/). Wellenreiter adalah sebuah pendeteksi
jaringan nirkabel grafik untuk Linux. Dia membutuhkan Perl dan GTK, dan
menyokong port Prism2, Lucent, dan Cisco wireless cards.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Monitoring jaringan sebagai salah satu fungsi dari management yang berguna untuk
menganalisa apakah jaringan masih cukup layak untuk digunakan atau perlu
tambahan kapasitas. Banyak hal dalam jaringan yang bisa dimonitoring, salah satu
diantaranya adalah load traffic jaringan yang lewat pada sebuah router atau interface
komputer.
2. Monitoring dapat dilakukan dengan beberapa standar, salah satunya adalah SNMP.
3. SNMP memerlukan protocol untuk dapat berkomunikasi antara stasiun management
dan agen. SNMP pada awalnya hanya dikhususkan pada manajemen jaringan TCP/IP,
yaitu untuk melakukan manajemen informasi yang berkaitan dengan IP dan TCP.
Namun, kemudian berkembang dengan memberikan dukungan informasi pada
berbagai protokol jaringan, seperti DECne, AppleTalk, dan NetWare IPX/SPX.
4. Dibutuhkan Round Robin Database Tool (RRDTool) pada sebuah sistem
monitoring karena kebutuhan untuk proses analisis data monitoring dan proses
didalam pembentukan grafik hasil monitoring dari data monitoring yang telah
dikumpulkan sebelumnya, juga terdapat banyak fitur dalam RRDT.
5. Dalam sistem monitoring jaringan yang digambarkan sebagai sebuah sistem yang
terus menerus memonitor jaringan komputer sehingga jika terjadi gangguan dapat
secepatnya melakukan notifikasi kepada seorang network administrator atau system
administrator dengan adanya Tool Monitoring yang juga dapat menampilkan
informasi seperti nama jaringan, kekuatan signal yang didapat, channel, dan lain
sebagainya.
21