MODEL PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS BUDAYA SEKOLAH
PADA SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
DAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
SULAWESI SELATAN
2018
Arahan Khusus Presiden
2Revitalisasi Pendidikan Vokasi:
SMK Maritim, Pariwisata, Pertanian/Pangan,
Ekonomi Kreatif
1 Kartu Indonesia Pintar (KIP).
3 Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
LATAR BELAKANG
Nawacita 8:
GNRM
PENGUATAN PENDIDIKAN
KARAKTER
“Gerakan Penguatan
Pendidikan Karakter
sebagai fondasi dan ruh
utama pendidikan.”
3
KARAKTER SEBAGAI POROS
PENDIDIKAN
Gerakan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) merupakan kelanjutan
dan kesinambungan dari Gerakan
Nasional Pendidikan Karakter Bangsa
Tahun 2010
Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter telah
tersosialisasi dan dilaksanakan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Pada Tahun 2017 Kelompok Kerja Pembinaan
Pendidikan Keluarga BP-PAUD & Dikmas Sulawesi
selatan telah mengembangkan Model Penguatan
Pendidikan Karakter berbasis Keluarga/Masyarakat,
untuk itu supaya model PPK ini menjadi utuh untuk
diterapkan dilembaga-lembaga PAUD, maka pada
tahun 2018 kami dari Pokja Pendidikan Anak Usia
mengembangkan model Penguatan Pendidikan
Karakter Berbasis Budaya Sekolah pada Satuan
Pendidikan Anak Usia Dini.
BASIS PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI PPK
PPK BERBASIS KELAS
PPK BERBASIS BUDAYA SEKOLAH
PPK BERBASIS MASYARAKAT
(KELUARGA DAN
KOMUNITAS)
TEMUAN HASIL STUDY PENDAHULUAN
Dari hasil identifikasi pada satuan PAUD di 4 Kabupaten, ditemukan data bahwa pada umumnya pendidik dan tenaga kependidikan belum memahami konsep PPKsebagai program terbaru pemerintah terkait pendidikankarakter, belum terampil dalam menyusun program PPK dan mengaitkannya dalam aksi nyata pembelajaran, dan menyatakan butuh akan pedoman terkait PenguatanPendidikan Karakter pada satuan PAUD.
KARAKTERISTIK
Model ini adalah Model Gerakan Penguatan Pendidikan Karakter yang menempatkan nilai karaktersebagai dimensi terdalam pendidikan yang membudayakan dan memberadabkan para pelakupendidikan. Ada lima nilai karakter yang saling berkaitan membentuk jejaring nilai yang perludikembangkan sebagai prioritas Gerakan PPK. Kelima nilai utama karakter bangsa yang dimaksud adalah: Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, dan Integritas
BUDAYA/
TRADISI/
KULTUR
SEKOLAH
KARAKTERISTIK
PESERTA DIDIK
Point inti dari Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Berbasis Budaya Sekolah adalah:
• Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalamkeseharian sekolah.
• Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkunganpendidikan.
• Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.• Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap
potensi anak untuk berkembang.• Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah.• Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.
PENYELENGGARAAN PROGRAM
PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER
BERBASIS BUDAYA SEKOLAH
DI SATUAN PAUD
1. Menentukan Nilai UtamaPenguatan Pendidikan Karakter (PPK)
Kegiatan awal yang dilakukan satuan pendidikan adalah memilih nilaiutama yang akan menjadi fokus dalam pengembangan pembentukandan penguatan karakter. Pemilihan nilai utama ini didiskusikan, dimusyawarahkan, dan didialogkan dengan seluruh pemangkukepentingan sekolah (kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, paguyuban/komite sekolah). Bersamaan dengan itu, dirumuskan pula sejumlah nilai pendukung yang dipilih dan relevan yang kemudiandituangkan dalam visi, misi dan tujuan sekolah. Visi, Misi dan tujuan lembaga harus menjadi landasan lembaga sekolah dalam berbagai kegiatan.
• Dari nilai utama dan nilai-nilai pendukung yang sudahdisepakati, sekolah bisa membuat tagline yang menjadimoto satuan sehingga menunjukkan keunikan, kekhasan, dan keunggulan sekolah.
Contoh: “Sekolah para Juara”, “Sekolah para Pemimpin”, “Membentuk Pemimpin Berintegritas”, “Sekolah Cinta”, “Sekolah Ramah Anak”, “SekolahBudaya”, dan lain-lain. Satuan pendidikan dapat pula membuat logo sekolah, himne, dan mars sekolahyang sesuai dengan branding-nya masing-masing.
2. Menyusun Jadwal Harian dan Mingguan
Satuan pendidikan menyusun jadwal kegiatan harian atau mingguan untukmemperkuat nilai nilai utama PPK yang telah dipilih sebagai upayapenguatan secara habituasi dan terintegrasi.Kegiatan harian mewadahi seluruh kegiatan yang dilaksanakan setiap harioleh satuan PAUD. Kegiatan harian disusun untuk mewujudkan visi, misi, dan karakteristik atau keunggulan satuan PAUD. Kegiatan harian berisikegiatan yang dirancang secara rutin dan kegiatan di sentra/area/ kelompok.Kegiatan harian yang bersifat rutin ditujukan untuk pembentukan karakteranak. Penentuan kegiatan harian sebuah lembaga menunjukkan program pengembangan potensi anak dan kualitas keluaran layanan lembaga PAUD. Karena itulah maka penyusunan kegiatan harian harus dilakukan secarateliti dan menyeluruh.
JAM KEGIATAN07.00 Penataan Lingkungan Main07.30 – 08.00 Proses penyambutan kedatangan anak07.30 – 08.00 Jurnal pagi08.00 – 08.20 Materi pagi (memelihara lingkungan dan tanaman)08.20 – 08.45 Bermain Motorik Kasar08.45 – 09.00 Transisi sebelum masuk kelompok (membacakan
cerita/buku terkait dengan penguatan karakter, ikrar,
berbaris, minum)09.00 – 09.15 Snack pagi09.15 – 10.45 :
09.15 – 09. 30
09.30 – 10.30
10.30 – 10.45
Main di sentra
* Pijakan sebelum main
* Pijakan selama main
* Pijakan setelah main10.45 – 11.15 Makan Sehat + Membiasakan untuk kebersihan diri11.15 –11.30 Jurnal siang (kegiatan individu)11.30 – 11.45 Penutupan11.45 – 12.00 Penjemputan
CONTOH JADWAL HARIAN
Unsur yang Perlu Diperhatikan :
1. Visi, misi, dan tujuan satuan
PAUD:
2. Sikap-sikap karakter yang
diharapkan terbangun pada
anak didik sesuai dengan visi
dan misi lembaga, dan muatan
pembelajaran yang sudah
tertuang dalam KTSP.
3. Keruntutan:
4. Waktu:
5. Kesiapan pendidik:
6. Komitmen:
SIMULASI MODEL IMPLEMENTASI PPKHari Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
Nilai Karakter**
Waktu
Penguatan Nilai Utama:
Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas
Waktu
Belajar*
Kegiatan Pembiasaan:
Memulai hari dengan Upacara Bendera (Senin), Apel, memperdengarkan lagu Indonesia
Raya, menyanyikan Lagu Nasional, berdoa bersama, dan kegiatan literasi.
Kegiatan PPK
bersama orang tua:
Interaksi dengan
orang tua dan
lingkungan /
sesama
Kegiatan Intra-Kurikuler:
Kegiatan Belajar Melalui Bermain
Kegiatan Pendukung:
Sesuai minat dan bakat anak yang dilakukan di bawah bimbingan guru/pelatih/melibatkan
orang tua & masyarakat: Kegiatan Keagamaan, Pramuka, Kesenian, Bahasa & Sastra, dsb.
Kegiatan Pembiasaan:
Sebelum menutup hari Anak melakukan refleksi, menyanyikan lagu daerah dan berdoa
bersama.
*Durasi waktu tidak mengikat dan disesuaikan dengan kondisi sekolah
** Nilai-nilai karakter disesuaikan dengan GNRM, kreativitas sekolah, dan kearifan lokal13
3. Mendesain Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP)
• Kurikulum operasional yang disusun oleh dandilaksanakan di masing-masing satuan pendidikandiwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP). KTSP tersebut memuat dan/ataumengintegrasikan nilai-nilai utama PPK serta nilai-nilaipendukung lainnya.
• Penyusunan/pengembangan KTSP tersebut menjaditanggung jawab satuan pendidikan, dan dilakukanoleh tim pengembang KTSP, di bawah koordinasi dansupervisi dinas pendidikan atau kantor kementerianagama kabupaten/kota sesuai dengan kewenanganmasing-masing.
4. Evaluasi Aturan dan Tata Tertib Sekolah
• Untuk menunjukkan budaya pendidikan yang baikdan unggul diperlukan kedisiplinan yang kuatterutama pada peserta didik
• Tata tertib sekolah : aturan yang berlaku di lingkup sekolah
• Idealnya melibatkan orang tua, guru, pesertadidik, kepala sekolah dalam menuangkan aturan2 yang tercakup untuk tata tertib sekolah
• Selain peraturan atau tata tertib sekolah secaraumum, peraturan sekolah juga dapat dituangkan dalam beberapa Standar Operasional Presedur(SOP), sehingga semua orang yang ada di satuanPAUD memiliki standar yang sama dalammelayani dan memfasilitasi anak belajar.
BATAS ORANG TUA
5. MENGEMBANGKAN KEGIATAN YANG DAPAT MEMBANGUN BUDAYA SEKOLAH
• Gerakan Literasi(15”, sudut baca, kantong buku, Gerbaku, dll.)
• Kegiatan Pendukung
(Pramuka Pra Siaga)
• Pentas Akhir Tahun & Display Karya Anak. (penghargaan kepada orang tua)
a. Gerakan Literasi
1. Indonesia adalah “masyarakat yang rabun membaca dan lumpuh menulis.” (Taufik Ismail)
2. Era informasi identik dengan era literasi,berinteraksi, berkomunikasi, bahkan beraktualisasi tidak cukup hanya dinyatakan secara lisan atau oral
3. Literasi (kemahirwacanaan) adalah kemampuan mengakses, memahami dan menggunakan informasi secara cerdas.
Contoh Gerakan Literasi• Sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk
menjadikan seluruh warga sekolah sebagai pembelajar sepanjang hayat agar mampu mengembangkan potensi diri seutuhnya.
• Kegiatan membaca dalam waktu pendek, namun sering dan berkala terbukti lebih efektif daripada membaca lebih lama, namun jarang (misalnya, 1 jam/minggu pada hari tertentu).
• Kunci keberhasilan kegiatan: keberlangsungan dan frekuensi kegiatan, bukan pada jumlah jam dan menit membaca.
• Kegiatan membaca yang dilakukan secara ajeg dan sering, mampu menumbuhkan kebiasaan membaca.
• Kegiatan membaca 15 menit bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kapasitas, kondisi, dan budaya lokal sekolah.
• Pada satuan PAUD kegiatan membaca ini maksudnya adalah Guru membacakan buku yang dilakukan pada saat kegiatan pembuka (pijakan sebelum main).
Pembiasaan MembacaPenumbuhan minat
baca melalui kegiatan
Membaca 15 menit
(Permendikbud 23/2015)
PEMBIASAAN MEMBACA
1. Prinsip-prinsip 15’ membaca
2. Kegiatan membaca (hening dan nyaring)
3. Kegiatan Tindak Lanjut(diskusi tentang buku)
4. Memilih buku yang baik5. Membangun lingkungan
pendukung
Lingkungan Pendukung1.Lingkungan kelas dan sekolah perlu dibuat menyenangkan, santai,
tidak kaku, sejuk, besih, sehat, dan tenang.
2.Dinding-dinding kelas dan sekolah dapat dihiasi dengan poster-poster
kampanye membaca atau kutipan buku yang menarik.
3.Sudut kelas dan area baca sekolah perlu ditata
untuk membuat peserta didik betah membaca:
- Sudut Baca Sekolah
- Sudut Baca Kelas
- Pengembangan Perpustakaan Sekolah
4. Pelibatan Orang Tua dalam GLS:
- Orang Tua Membacakan Buku
- Kantong Buku.
Sudut Baca
b. Kegiatan Pramuka Pra Siaga
Tujuan :
Mengenalkan nilai-nilai kepramukaan kepada anak
melalui pengembangan karakter, fisik, dan
kecakapan
guna menjadi warga negara Indonesia yang
Tangguh dan siap menjadi bagian persaudaraan
umat manusia di seluruh dunia yang saling
menguatkan dan hormatmenghormati satu sama lain
Prasiaga adalah anak yang belum
berusia 7 tahun yang diberikan
pengenalan tentang
nilai-nilai kepramukaan di satuanPAUD.
c. Pentas Akhir Tahun & Display Karya Anak (Pameran)
Pentas akhir tahun merupakan ajang unjuk kreativitas peserta didik yang dilaksanakan di akhir tahun pelajaran sekolah. Kegiatan pentas akhir tahundapat menampilkan berbagai bakat anak misalnya menari, menyanyi, memainkan alat musik, puisi, pencak silat, dan lain sebagainya. Display karya anak juga memamerkan karya-karya anak lainnya, sepertilukisan, hasil prakarya/kerajinan tangan anak, dan lain-lainya.
Terima Kasih
PROSEDUR PENGEMBANGAN MODEL (Perdirjen No. 2 Thn 2016)
Penyusunandraft model
(modelkonseptual)
untukmemecahkan
masalah bidangPAUD Dikmas
Review Draft(FGD) dengan
pakar/akademisi,praktisi,
pendidik,stakeholder dll
Langkah pertama
Ujicoba modelkonseptual
secara terbatas
Revisi modelkonseptual
modelOperasional
Laporananalisis
Langkah Kedua
Ujicoba modelOprasional
Diamati, dikaji dan dievaluasiselama proses pelaksanaanujicoba dengan target lebih
besar
Model siapdidesiminasi
Laporananalisisujicoba
Langkah Ketiga
Pembakuanmodel hasil
pengembanganReplikasi model pada latar
belakang kondisi yangberbeda (ujicoba/
pengembangan lanjutan)
Diterapkan pada satuanpendidikan atau
masyarakat pada latarbelakang kondisi yang
sama
Langkah Keempat
Validasi olehDirektorat terkait
Penelitianpendahuluan:permasalahan dilapangan, (pemetaanmutu) , analisis kondisidll
Study literatur : hasil
Permaslahanbidang PAUD
Dikmas sebagaitopic
pengembangan
penelitian, kebijakan,regulasi, RPJMN dll
HASIL ujicoba pengembangan
model, menjawab:
1. Validitas Model
2. Kepraktisan Model
3. Efektivitas Model