Model Desa Mandiri Benih Padi, Jagung,
dan Kedelai:
Menuju Desa Mandiri Benih
Berkelanjutan
I Nyoman Widiarta, Asrul Koes, Nuning Argo Subekti
Seminar Puslitbang Tanaman Pangan
Bogor, 9 Februari 2017
OUTLINE
1 •Pendahuluan
2 •Metodologi
3 •Hasil dan Pembahasan
4 •Kesimpulan
PENDAHULUAN
I
Sasaran Produksi, Padi, Jagung, Kedelai 2015-2019
No Komoditas Produksi (Ton)
2015 2016 2017 2018 2019
1 Padi 73.445.034 76.226.000 78.132.000 80.085.000 82.078.000
2 Jagung 20.313.731 21.363.794 22.360.000 23.484.708 24.700.000
3 Kedelai 1.200.000 1.817.000 2.757.996 2.941.000 3.000.000
Sumber: Renstra Kementan 2015-2019
Peran Litbang Tanaman Pangan dalam Pencapaian Swasembada
Pajale dan Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Lainnya
SWASEMBADA BERKELANJUTAN
PADI DAN JAGUNG,
SWASEMBADA KEDELAI 2017 PENINGKATAN
PRODUKSI TANAMAN
PANGAN LAINNYA
LUAS AREAL PANEN PRODUKTIVITAS
VUB+BUDIDAYA
+PASCA PANEN
PERUBAHAN IKLIM
SINKRONISASI DAN KOORDINASI PUSAT-DAERAH
INDEK PANEN
FUSO (OPT, BANJIR, KEKERINGAN
Varietasnya sesuai dengan
agroekologi setempat
Mutunya terjamin (genetik,
fisik, dan fisiologis)
Tepat lokasi dan waktu
tanam
Benih Dapat Berkontribusi Dalam Upaya Peningkatan
Produktivitas Dengan Syarat
Sumber: Direktorat Perbenihan, 2014
Penggunaan Benih Padi, Jagung dan Kedelai Varietas Unggul
Bersertifikat Tahun 2015
(Periode Januari - Desember 2015)
Padi Jagung Kedelai
Sertifikat 177843 36604 13286
Total 349540 72635 34457
349540
72635 34457
177843
36604
13286
0
100000
200000
300000
400000
500000
600000
Be
nih
(To
n)
Sebaran Varietas Unggul Padi 2011-2015
Varietas Rata-Rata sebaran 2011-2015
Luas(ha) %
Ciherang***** 6.251.383 45,87
IR64***** 1.503.389 11,04
Cigeulis**** 803.562 5,86
Mekongga***** 1.371.585 9,99
Ciliwung**** 286.832 2,15
Situbagendit**** 534.769 3,34
VU Lain 4.588.903 33,27
Lokal 1.721.819 12,68
1-100 : *
1000 : **
10.000 : ***
100.000 : ****
1.000.000 : *****
Sebaran Varietas Unggul Palawija 2011-2015
Varietas
Jagung
Rata-Rata sebaran 2011-
2015
Luas(ha) %
BISI 2***** 1.035.663 25,96
BISI 16**** 205.385 4,93
P 21***** 255.391 6,86
P 1**** 193.706 4,56
BISI 816**** 152.410 4,06
BISMA**** 196.538 5,43
BISI 222*** 36.307 0,92
Lamuru*** 30.717 0,83
VU Lain 2.108.524 54,78
Lokal 641.549 16,68
Varietas Kedelai Rata-Rata sebaran
2011-2015
Luas(ha) %
Anjasmoro**** 228.708 34,5
Wilis**** 256.147 35,2
Grobogan*** 97.192 13,7
Orba*** 15.351 1,6
Baluran*** 56.299 7,8
Kaba** 3.987 0,7
Burangrang** 6.091 1,1
Mahameru*** 6.994 1,0
VU Lain 195.454 24,4
Lokal 31.114 5,2 1-100 : *
1000 : **
10.000 : ***
100.000 : ****
1.000.000 : *****
Pelepasan Varietas Unggul 2000-2015
No. Pelaksana Pemuliaan Jumlah Varietas dilepas/diputihkan
Padi Jagung Kedelai 1 Lembaga Penelitian Kementerian
Pertanian (Balitbangtan) 209
(51,8%) 83
(31,2%) 74
(85,0%) 2 Lembaga Penelitian Non-Kementerian
(BATAN, LIPI) 22 0 6
3 Perguruan tinggi 9 4 1 4 Swasta 131 173 2 5 Perorangan 0 0 0 6 Pemerintah Daerah 32 6 4
Total 403 266 87
Masalah dan Tujuan Pengembangan
Model Mandiri Benih
Masalah
• Adopsi varietas unggul spesifik lokasi lambat
• Benih varietas unggul yang diminati petani tidak tersedia
Tujuan
• Percepatan adopsi varietas unggul spesifik lokasi
• Petani/kelompok tani mampu memproduksi benih varietas unggul yang diminati secara mandiri.
Nomenklatur dan Penanggung Jawab
Visi dan Misi Capres
• Berdaulat Benih 2014
Nawacita
(RPJM)
• 1000 Desa Mandiri Benih Padi 2015 dan Peningkatan Kemampuan Penangkar 2016 (Ditjentan)
Nawacita (RPJM)
• Model Desa Mandiri Benih Pajale 2015 (Balitbangtan)
Nawacita (RPJM)
• SL Kedaulatan Pangan Terintegrasi DMB: SL Desa Mandiri Benih Pajale 2016 (Balitbangtan)
Nawacita (RPJM)
• SL Kedaulatan Pangan Terintegrasi DMB: SL Desa Mandiri Benih Pajale 2017 -2019 (Balitbangtan)->MANDIRI BENIH BERKELANJUTAN
Metodologi
II
1. RUANG LINGKUP PERBENIHAN TANAMAN PANGAN
BENIH INTRODUKSI
PLASMA NUTFAH (Dalam Negeri &
Introduksi)
PENELITIAN & PEMULIAAN
GALUR HARAPAN
PENILAIAN & PELEPASAN VARIETAS
VARIETAS UNGGUL (Benih Penjenis/BS)
BENIH DASAR (BD)
BENIH POKOK (BP)
BENIH SEBAR (BR)
DISTRIBUTOR/ PENYALUR
PETANI
Pengawasan
Peredaran :
BPSB
Sertifikasi :
BPSB
Swasta
Uji Adaptasi :
BPSB
Pemulia
Swasta
Produsen Benih Penangkar Benih
Balai Benih Provinsi
Balai Benih
Kabupaten
Produsen Benih
Pemulia Tanaman : Pemerintah Swasta Perorangan
Ditjentan/TP2V
Lembaga Penelitian dan Pemuliaan : Pemerintah Swasta Perorangan
Pencarian dan Pengumpulan : Pemerintah Swasta Perorangan
14
www.litbang.deptan.go.id 15
Sistem Perbenihan Nasional
1. Sub Sistem Litbang (SDG, dan Pemuliaan)
2. Sub Sistem Produksi dan Distribusi Benih
3. Sub Sistem Pengendalian Mutu
4. Sub Sistem Informasi dan Kelembagaan
Catatan: Poin 1 menyangkut penciptaan varietas unggul baru (VUB) Poin 2,3,4 menyangkut industri benih (supply-demand)
Balit / Balai Besar Komoditas
BBI
BBU
Produsen Benih/Penangkar
Petani
BS, FS
FS,SS
FS, SS
FS, SS,ES
2. Alur Penyediaan Benih
BS: Benih Penjenis/Kuning FS: Benih Dasar/Putih SS: Benih Pokok/Ungu ES: Benih Sebar/Biru
16
BPTP FS,SS
Eksisting (Populer)
ES/SS
Ke depan (Belum populer)
SURAT TUGAS No 86/HK.410/M/4/2015
Produksi Benih Sumber
SURAT TUGAS No 86/HK.410/M/4/2015
Produksi Benih Sumber
3. Model Sistem Perbenihan Berbasis Masyarakat
Sumber: CURE (2013)
• Lembaga Pemulia berinteraksi langsung dengan calon penangkar benih atau petani
4. Skema SL- Desa Mandiri Benih
SL
Kawasan
Pengembangan
Produksi benih
Desa sebagai satu unit
desa mandiri benih
LL
HASIL DAN PEMBAHASAN
III
• Melalui Jaringan Balit-BPTP menumbuhkan penangkar/petani sehingga mampu memproduksi benih varietas yang disukai
Balitkomoditas
1 VUB
2 Benih Sumber, Benih Dasar (BS,FS)
3 Teknologi produksi
4 Manajemen mutu
BPTP
1 LL Perbenihan VUB 1 Ha
2 Benih Pokok (SS)
3 Pendamp Teknologi
4 Manajemen mutu
Petani/Penangkar
1 Varietas adopsi
2 Benih Sebar (ES)
3 Teknologi produksi
4 Manajemen mutu
Dinas di daerah
1 Koordinasi
2 Regulator
3 Pembinaan
4 Manajemen mutu
Desa
Model Desa Mandiri Benih Berbasis Masyarakat
Lokasi Model Desa Mandiri Benih 2015
No. Propinsi Model Mandiri Benih
1 Nangroe Aceh Darussalam Padi Jagung Kedelai
2 Sumatera Utara Padi - Kedelai
3 Sumatera Barat Padi - -
4 Sumatera Selatan Padi Jagung Kedelai
5 Jambi Padi - Kedelai
6 Bengkulu Padi - -
7 Lampung Padi - Kedelai
8 Banten Padi -
9 Jawa Barat Padi - Kedelai
10 Jawa Tengah Padi - Kedelai
11 DI Yogyakarta Padi - -
12 Jawa Timur Padi - Kedelai
13 Bali Padi - -
14 Nusa Tenggara Barat Padi Jagung Kedelai
15 Nusa Tenggara Timur Padi Jagung -
16 Kalimantan Barat Padi
17 Kalimantan Tengah Padi Jagung -
18 Kalimantan Selatan Padi - Kedelai
19 Sulawesi Utara Padi - Kedelai
20 Gorontalo Padi
21 Sulawesi Tengah - Jagung -
22 Sulawesi Selatan Padi Jagung Kedelai
23 Sulawesi Tenggara - Jagung -
24 Maluku Utara Padi - -
25 Papua Barat Padi - -
26 Papua Padi - -
Kondisi Lapang
• Padi-Papua
Kondisi Lapang
• Jagung-Sulawesi Tengah • Kedelai-Kalimantan Selatan
Keinginan Petani dalam Produksi Benih
No. Peserta dan keinginan Model Desa Mandiri Benih (%)
Padi Jagung Kedelai
1 Petani belum berpengalaman untuk
memenuhi kebutuhan lahan sendiri
25,9 0 23
2
Calon penangkar bersama petani
untuk memenuhi kebutuhan benih
kelompok sehamparan (23%)
29,7 85,7 23
3
Calon penangkar untuk memenuhi
kebutuhan kelompok/luar dan untuk
diukup produsen benih (30%)
33,3 14,3 30
4
Calon penangkar memperbanyak
benih di sawah untuk lahan
kering/tempat lain (JABALSIM) (24%)
11,1 0 24
Masalah Produksi dan Saran Pemecahan Masalah
No Masalah Saran Pemecahan Masalah
1. Menemukan CP/CL yang belum mengikuti kegiatan lain (GPPTT, PAT, dll)
Mencari lokasi yang lebih intensif
2. Operator traktor terbatas untuk pengolahan tanah
Menyesuaikan waktu tanam
3. Kekurangan air Penyediaan pompa
4. Serangan hama penyakit Pengamatan intensif dan penerapan PHT
5. Gulma Perawatan tanaman lebih intensif
6. Curah hujan tinggi, tanaman terendam Penyulaman tanaman yang rusak
7. Angin kencang, tanaman rubuh Memperbaiki posisi tanaman
8. Kelangkaan tenaga kerja dari tanam hingga panen
Mekanisasi
9. Petugas BPSB terbatas Menyiapkan dokumen yang lengkap
10. Penggunaan benih per hektar lebih banyak
Penyuluhan/pelatihan
11. Teknik budidaya tanaman belum dikuasai
Penyuluhan/Pelatihan
Masalah Pasca Produksi dan Saran Pemecahan Masalah
No Masalah Saran Pemecahan Masalah
1. Tempat prosesing benih Bekerjasama dengan produsen benih
2. Gudang penyimpanan benih Berkoordinasi dengan Gapoktan atau usul ke Pemda
3. Penyaluran benih Kerjasama dengan produsen benih formal
4. Harga pembelian benih oleh PT. Pertani rendah
Kerjasama dengan koperasi penyalur benih
5. Permodalan untuk membeli calon benih dari petani penangkar lain
Bekerjasama dengan Instalasi Kebun Benih (IKB)
6. Pembayaran calon benih terlambat oleh produsen benih
Mengalihkan penjualan pada produsen lain
7. Jaminan pasar Meyakinkan petani agar benih yang dihasilkan dibeli oleh program GP-PTT
8. Calon benih yang dihasilkan belum terjual karena petani mendapat bantuan benih
Berkoordinasi dengan dinas
29
REALISASI PENGEMBANGAN SERIBU DESA MANDIRI BENIH
TA 2015
BULAN HA BULAN HA PRODUKSI CLN
BENIH
BNH
B.SERTIFPembeli
Jml
(Ton)
1 Aceh 54 54 Sept 540 Okt-Jan 540 Jan 10 55 25 - - - Inpari 10, Mkgg, Chrg 70 58
2 Sumatera Utara 46 46 Mei-Sept 460 Juni-Jan 460 Sep-Jan 290 602 464 44 PT.Pertani 36 Mkgg, Chrg, Inpari 67 64
3 Sumatera Barat 60 60 April-Juni 600 Juni-JAn 440 Okt-Nov 80,60 156,20 95,26 34,30 - - Bt.Piaman,Sjj, PB-42, Chr 86 81
4 Riau 25 25 Sep-Okt 250 Okt-Jan 198 Sep-Jan 17 70 - - - - PB-4,Bt Piaman,Sjjg 82 79
5 Jambi 25 25 Sept 250 Sep-Jan 250 Des 14 - - - - - Inpari 28, Inpara 43 97 96
6 Sumsel 50 50 Mei-Sep 500 Mei-Des 500 Agus-Sep 116 625 317 213 - - Chr,Mkg,Inp 20,30,14 80 80
7 Bengkulu 25 25 Jul-Sep 250 Jul- Des 125 Okt 13 59 40 5 KT sekitar 5 Chr, Mkgg, Cigeulis 62 51
8 Lampung 54 54 Apr-Des 540 Mei-Jan 416 Agust-Des 253 1.126 512 458
PT.Pertani,
PT.SHS,KT sktr,
free market
364 Chr,Mkg,Cmlt,Clw,/Inp 82 82
9 Bangka Belitung 10 10 Sep 100 Sep-Jan 50 - - - - - - - Chr,Inpago 8, Mkg 84 76
10 Banten 17 17 Jun-Juli 170 Apr-Des 164 Sep 120 304 175 80 PT.Pertani,
Asbenten, KT sktr 89 Inpari, Sidenuk,Mkgg,Chr 71 71
11 Jawa Barat 55 55 Sep 550 Jun-Jan 490 Okt 29 98 98 4 - - Mkg,Chr, Inpari 10,30 96 96
12 Jawa Tengah 55 54 Mei-Okt 550 Juni-Jan 371 Nov-Jan 70 312 439 18 - - Stbgt, IR64, Mkgg, Chrg 68 66
13 DI Yogyakarta 15 15 Sep,Nop 150 Des 142 Juli 8 - - - - - Stbgdt,Chr 83 68
14 Jawa Timur 55 55 Jun-Nov 550 Juli-Des 162 Jan - - - - - - Chr, IR64,Stbg 83 83
15 Bali 6 6 Jul-Sep 60 Aug-Des 52 Agust-Des 21 29 26 - - - D.Suci, IR-64,Ciherang 23 23
16 Nusa Tenggara Barat 35 35 Juni-Nov 350 Juni-Sep 144 Okt-Des 128 345 326 222 - - IR64,Cgls,Inpari,Chr - -
17 Nusa Tenggara Timur 35 34 Apr-Mei 350 Jun-Jan 350 Agust-Des 341,5 687,8 373,4 358,19 - - Chrg, Mbrm, Inp 9, 20 96 97
18 Kalimantan Barat 45 42 Aug-Sept 450 Okt-Jan 304 - - - - - - - Chrg, Inpari 30, Cbogo 48 48
19 Kalimantan Tengah 30 30 Jun-Ok 300 Juni-Aug 90 Agust-Sep 80 119 92 72 - - Inpara 3, Inpari 22, Mkgg 90 90
20 Kalimantan Selatan 40 40 Jun-Des 400 Juni-Des 190 Okt-Jan 120 480 160 Chr,Mkg,Sbgdt 55 46
21 Kalimantan Timur 27 27 Agus-Okt 270 Nov-Jan 193 Mar-16 - - - - - - Chr,Mkg,Inpara2 95 95
22 Sulawesi Utara 28 28 Juni 280 Juli-Des 152 - - - - - - - Inp19,Cigeulis,Chrg 61 61
23 Sulawesi Tengah 30 30 Jun-Sep 300 Okt-Des 120 Sep-Nov 47 70 62 18 - - Ciherang 41 42
24 Sulawesi Selatan 50 50 Juli-Okt 500 Juni-Jan 185 Agust-Des 94 430 233 55 - 47 Ciherang, Mbrm, Mekgg 89 85
25 Sulawesi Tenggara 25 25 Juni 250 Juli 250 - 0 0 0 0 - - Mekongga, Chrg 90 90
26 Gorontalo 20 20 Sept 200 Sep-Jan - - - - - - - - - 50 50
27 Sulawesi Barat 22 22 Sep-Nov 220 Sept - - - - - - - - - 60 60
28 Maluku 12 12 Mei-Jun 120 Juni-Sep 70 Sep 60 234 112 - - - Conde 72 72
29 Maluku Utara 15 15 Sept 150 Nov-Des 130 - - - - - - - Inpari, Cisantana 100 100
30 Papua 18 18 Sept 180 Sep-Okt - - - - - - - - Chr,Cglis, Inpago, Inpri 22 40 40
31 Papua Barat 16 16 Juni-Agus 160 Jun-Des 160 Sep-Nov 60 275,155 0 0 - - Chr, Mkgg, Inpari 77 77
Jumlah 1.000 995 10.000 6.698 1.971 6.075 3.549 1.581 540 2.197 2.127
Persentase (%) 100 99,50 1.000 67,0 19,7065 71 69
BULANPemb
Gudang
Lantai
Jemur
VARIETAS
Realisasi (%)
NO PROVINSIJML
UNITSP2D
RENCANA TANAM REALISASI TANAM
LUAS (Ha)
REALISAS PANEN
PRODUKSI (TON)Pendistribusian Benih
Rcn
Unit
Real.
Unit
Rcn
Tanam
Real.
Tanam
Real.P
anen
Rcn.
Prod
Real.
Prod
Calon
Benih
Benih
10.000 995 10.000 6.698 1.971 50.000 6.075 3.549 1.581
99,5% 67,0% 29,4% 12,2% 58,4% 44,5%
Masalah Pelaksanaan 1000 DMB Padi
Manajemen kegiatan dalam proses melengkapi dokumen cukup lama,
Pengadaan alat prosesing lambat,
Musim kemarau berkepanjangan, kegiatan terlambat,
Ketersediaan benih sumber yang tidak selalu ada,
Kekurangan modal untuk prosesing benih,
Rehabilitasi Jaringan Irigasi, menghambat pertanaman
Kesulitan akses pasar
Sekolah Lapang Desa Mandiri Benih
No. Propinsi Sekolah Lapang-Desa Mandiri Benih
1 Sumatera Utara Padi - -
2 Jambi - - Kedelai
3 Lampung Padi - Kedelai
4 Jawa Barat Padi - Kedelai
5 Jawa Tengah Padi - Kedelai
6 DI Yogyakarta Padi - -
7 Jawa Timur Padi - Kedelai
8 Bali Padi - -
9 Nusa Tenggara Barat Padi Jagung Kedelai
10 Nusa Tenggara Timur - Jagung -
11 Kalimantan Selatan Padi - -
12 Sulawesi Tengah - Jagung -
13 Sulawesi Selatan Padi Jagung Kedelai
14 Sulawesi Tenggara - Jagung Kedelai
15 Papua Padi - -
Total 11 5 8
Mandiri dan Keberlanjutan DMB Padi
Komoditas/Lokasi Kebutuhan
benih (kg)
Produksi
(kg)
Kemandiri-
an
Pemanfaat-
an
Penyalur/Pema-
saran
Kramat Gajah, Galang, Deli
Serdang, Sumut
5.000 14.500 mandiri internal Individu (PPL),
kelompok
Durian, Sei Balai, Batubara,
Sumut
7.800 13.000 mandiri internal dan
eksternal
Individu,kelom-
pok, swasta
Cikembulan,
Kadungora,Garut, Jabar
14.025 25.000 mandiri internal dan
eksternal
Individu,swasta,
kios, pemda
Pucangrejo, Gemuh, Kendal,
Jateng
15.000 38.500 mandiri internal Kelompok,
swasta, SHS
Sidowayah,Polanharjo,
Klaten, Jateng
13.000 48.295 mandiri Internal,ekste
rnal
Individu,
kelompok,
swasta
Kedungsuko,
Rumpang,Tuban,Jatim
29.160 44.070 mandiri internal Individu,
kelompok
Wonorejo,Sumbergempol,
Tulungagung, Jatim
5.400 37.954 mandiri Internal,ekste
rnal
individu
Brare, Moyohilir, Sumbawa,
NTB
15.680 30.700 mandiri internal Penangkar lokal
Mandiri dan Keberlanjutan Palawija
Komoditas/Lokasi Kebutuha
n benih
(kg)
Produksi
(kg)
Kemandiri
-an
Pemanfaat-
an
Penyalur/Pem
asaran
Jagung
Desa Bunga, Palolo,Sigi,
SULTENG
450 24.000 mandiri Internal,
ekternal
Individu,ke-
lompok,dinas,
swasta
Panganjaya, Lainea,
Konawe Selatan, SULTRA
1.500 10.000 mandiri Internal,
eksternal
Individu,
kelompok
Kedelai
Aur Cino, Tujuh koto,
Tebo, JAMBI
4.000 4.000 mandiri internal kelompok
Gombang, Cawas,
Klaten, JATENG
7.200 11.810 mandiri Internal,
eksternal
Swasta
(jabalsim)
ILUSTRASI: SL-Mandiri Benih Padi
Kawasan
Pengembangan Padi
2500 ha, butuh 62,5
ton benih ES
Produksi benih 52 ton
Desa Brare, Moyohilir,
Sumbawa. Luas 784
ha/th.
Butuh 19,6 ton benih ES LL: 3ha SL:11 ha
No Provinsi Pemanfaatan Penyalur
Internal Eksternal Konsumsi Individu Koptan Swasta
1 NTB v v - -
ILUSTRASI: SL-Mandiri Benih Jagung
Kawasan Pengembangan
Jagung
Produksi benih 9 ton
Desa Pukat, Hutan,
Sumbawa. Luas 573 ha/th.
Perlu 11,5 ton benih F1 LL: 3ha -(SL:1 ha)
No Provinsi Pemanfaatan Penyalur
Internal Eksternal Konsumsi Individu Koptan Swasta
1 NTB v v v v - -
ILUSTRASI : SL-Mandiri Benih Kedelai
Kawasan
Pengembangan
Kedelai
Produksi benih 12 ton
Desa Monggo,
Madapangga, Bima.
Luas 1.025 ha.
Perlu 51,25 ton benih ES
LL: 7,5 ha -(SL:43,6 ha)
No Provinsi Pemanfaatan Penyalur
Internal Eksternal Konsumsi Individu Koptan Swasta
1 NTB v v v - -
KESIMPULAN
IV
38
Benih bermutu varietas unggul sangat menentukan peningkatan produktivitas dan produksi PAJALE. Penangkar benih komersial hanya
mau memperbanyak benih varietas populer.
Model Desa Mandiri Benih dikembangkan dengan referensi sistem perbenihan nasional dan perbenihan berbasis masyarakat yang
melibatkan BPTP sebagai penghubung antara Balai penelitian dengan masyarakat untuk memebuat petani dapat memproduksi sendiri benih
varietas yang sesuai preferensi
Petani/calon penangkar benih padi dan jagung sebagian besar berkeinginan (willingness) memproduksi benih untuk kebutuhan sendiri atau petani lain kelompok sehamparan. Sedangkan untuk petani/calon penangkar benih kedelai berkeinginan untuk mengembangkan system
perbenihan kedelai JABALSIM.
Mencapai kemandirian lebih mudah, tetapi tidak menjamin keberlanjutan.Penyusunan business plan sangat penting dilakukan agar
produksi benih berkelanjutan.