Penyelesaian Masalah Elmot Dengan
Analisa Vibrasi
Penyelesaian Masalah Elmot Dengan
Analisa Vibrasi
Created By : Nanang Jaka. P
Komponen Utama Electric Motor
Fan cover
Bearing
Fan
Name plate
Frame
Electric Motor
Terminal box
WindingWinding
Rotor
Shaft
V-ring seal
Endshields
Drain plugs
Stator
� Tujuan dari analisa vibrasi :
� Mencari sumber permasalahan
� menjaga live time dari equipment
� memprediksikan kapan equipment tersebut mengalami
�Vibrasi : Gaya yang menggerakkan
hingga menyebabkan perubahan posisi
� memprediksikan kapan equipment tersebut mengalami
kerusakan
� mencegah dan menggaransi agar kerusakan tidak
terulang kembali
Tujuan dari analisa vibrasi :
Mencari sumber permasalahan
menjaga live time dari equipment
memprediksikan kapan equipment tersebut mengalami
Gaya yang menggerakkan suatu equipment
hingga menyebabkan perubahan posisi
memprediksikan kapan equipment tersebut mengalami
mencegah dan menggaransi agar kerusakan tidak
Kerusakan yang dominant
� Imbalance
� Structural Looseness
� Bent shaft
� Cocked bearing
�
� Looseness
� Rotor rub
� Resonance
� Bearing Problem
� Eccentric Rotor
dominant muncul
� Loose Rotor Bar
Proses pengambilan data
�
data
Vibrasi dominan pada posisi
� Penyebab utama adalah :
� Pondasi (karatan, dudukan
kendor)
posisi vertikal ?
dudukan lemah, melengkung, baut
Vibrasi dominan posisi horizontal ?
� Penyebab utama :
� Unbalance
� Housing bearing
� Gaya aerodinamik
horizontal ?
Vibrasi dominan posisi axial ?
� Penyebab utama :
� Misalignment
� Sleeve bearing
� Housing bearing
axial ?
Vibrasi posisi horizontal,
� penyebab Utama :
� Anti friction bearing
� Bent shaft
� Pondasi melengkung
horizontal, vertikal, axial ?
Dasar dari pengecekan vibrasi
� Gunakan batas vibrasi absolut
o Diberikan oleh pabrikan mesin
o Gunakan standart vibrasi internasional
10816-3
� Gunakan batas vibrasi relatif
o Gunakan histori dari mesin
o Gunakan batas dari pengalaman
o Gunakan perbandingan motor
vibrasi?
absolut
mesin
internasional, misal ISO
relatif
mesin
pengalaman
motor baru
Standard vibrasi yang digunakandigunakan
Case Study Bearing Problem
� Perbandingan nilai vibrasi
sebelum dan sesudah dilakukan
(Rms Unit)(Rms Unit)
Case Study Bearing Problem
vibrasi setelah motor
dilakukan perbaikan
Penggunaan Rms unit
Perbandingan Time Waveform
Before repair
Time Waveform
After repair
Perbandingan SpectrumSpectrum
After repair
Before repair
Route cause analysis?
� Over Grease
� Kontaminasi
� Corrosive� Corrosive
� Race problem
Mode kegagalan pada rolling bearing
� Kerusakan pada race ways (BPFO / BPFI)
� Kerusakan pada rolling bearing (BSF)
� Kerusakan pada cage (FTF)
� Looseness pada housing� Looseness pada housing
� Bearing berputar pada poros
� Bantalan misalignment atau
� Bearing berputar pada poros
rolling bearing
race ways (BPFO / BPFI)
rolling bearing (BSF)
cage (FTF)
poros
atau crocked
poros
Frequency rolling element bearing
� Kemunculan frequncy bearing
pada 3 hal :
� Manufacture bearing
� Code bearing
� Speed actual � Speed actual
Frequency rolling element bearing
bearing ini bergantung
Bearing failure (stage one)
� Kemunculan frequency awal
20 Khz – 60 Khz atau juga
� Ultrasonic frequencies
Bearing failure (stage one)
awal kira-kira pada
juga lebih.
Bearing failure (stage two)
� Sudah memunculkan bunyi
(resonance)
� Modulation semakin tinggi
Bearing failure (stage two)
bunyi seperti “bell”
tinggi
Bearing failure (stage three)
� Bearing defect frequency
Bearing failure (stage three)
Bearing defect frequency mulai muncul
Bearing failure (stage four)
� Biasanya dibarengi dengan
harmonik fundamental
� Dan mulai memunculkan
timesignaltimesignal
Bearing failure (stage four)
dengan kemunculan
memunculkan impact pada
Time signal stage four
� Kemunculan impact pada
stage four
pada bearing failure
Bearing failure (stage five)
� Nilai vibrasi akan meningkat
�Sideband muncul semakin
Bearing failure (stage five)
meningkat
semakin jelas
Timesignal Vs Spectrum
� Frequency akan samakin
� lebih banyak memunculkan
� Noise meningkat
Vs Spectrum
tinggi
memunculkan spike pada Ts
Bearing failure (stage six)
� Harmonik pada fundamental speed
� excess clearance bearing
Bearing failure (stage six)
fundamental speed bertambah
Bearing failure (stage seven)
� Harmonik bertambah dari
� Humming
� Amplitudo Timesignal meningkat
Bearing failure (stage seven)
dari data sbelumnya
meningkat
Penyebab dasar kegagalan
� 43% : Pelumasan tidak tepat
� 27% : Pemasangan tidak
� 21% : Sebab-sebab lain (e.g.
penerapan, salah manufacturing, penerapan, salah manufacturing,
berlebihan sebelum atau sesudah
� 9% : Umur normal keausan
NOTE : Beberapa sumber mengatakan bahwa
bantalan memiliki kerusakan sebelum
kegagalan bantalan ?
tepat ( lack or over)
tidak tepat (hammer, las)
lain (e.g. salah
manufacturing, vibrasi yang manufacturing, vibrasi yang
sesudah pemasangan)
keausan
bahwa 10% dari seluruh
pemasangan.
Lubrication data
G = 0.005 x D x B
G = Jumlah grease dalam gram (g)
D = O.D dari bearing dalam mmD = O.D dari bearing dalam mm
B = Luas total dari bearing dalam
gram (g)
mmmm
dalam mm