Transcript
Page 1: Merefleksi Puisi Yang Didengar

untuk SMP/MTs Bahasa Indonesia Kelas VIII Semester 256

Tema

untuk SMP/MTsBahasa Indonesia Kelas VIII Semester 2 57

A. Merefleksi Isi puisiRefleksi adalah perenungan terhadap objek yang telah dibaca sebagai alat introsfeksi atau

menyadari diri. Untuk merefleksikan isi puisi, kita harus memahami isi puisi tersebut.Agar dapat memahami isi puisi secara keseluruhan,terlebih dahulu harus memahami makna setiap kata atau kalimat pada setiap bait puisi.Biasanya dalam setiap bait puisi terdapat sebuah kata atau kalimat kunci yaitu kata atau kalimat yang paling utama pada satu bait. Kata kunci ini dapat digunakan untuk memahami isi puisi. Perhatikan contoh berikut.

PapuaKarya : Puji Utami

Dulu,Engkau tercantik di matakuPenuh melati putih dan suciLangit tubuhmu,Begitu populer sampai di telingaku

Melati itu perlahan sudah layu, terkikis lautan darahMenggebu merahSangat parah

Esok,Entahlah?Papuaku, sudahi saja kemelut iniKarena aku tidak mau melihat engkau menangis lagiPapuaku, ingatlah melatimuMelati kita

Puisi di atas dapat ditentukan maknanya dengan memahami makna kata-kata kunci pada setiap baitnya.1. Kata kunci pada bait pertama puisi di atas adalah Papua dan melati. Papu merupakan

nama salah satu provinsi di Indonesia, sedangkan melati adalah bunga yang putih dan harum merupakan lambang keindahan dan kesucian. Dengan demikian, bait pertama puisi di atas menceritakan tentang papua yang dulunya memiliki pesona yang indah seperti bunga melati yang putih, suci, dan wangi.

2. Kata kunci bait kedua adalah darah. Kata darah melambangkan perselisihan dan konflik. Karena konflik sering menimbulkan pertumpahan darah.

3. Kata kunci pada bait ketiga adalah menangis. Kata menangis melambangkan kesedihan. Kesedihan datang dari perselisihan dan konflik.Setelah kita mengetahui makna-makana kata kunci pada setiap bait, maka kita dapat

menafsirkan makna puisi di atas sebagai berikut :Dahulu, Papua sangat indah. Keindahan kota Ambon bagaikan melati yang putih, suci, dan

wangi. Akan tetapi, keadaannya telah berubah. Perselisihan dan konflik yang sering terjadi di Papua yang menimbulkan banyak korban harta dan darah. Akankah keadaan akan berubah. Semua warga kota Papua berharap Papua damai seperti dulu dan kembali menjadi indah seperti bunga melati yang putih, suci, dan wangi.

Refleksi dari puisi di atas adalah bahwa perselisihan dan konflik tidak akan pernah mendatangkan kebahagiaan. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus lebih saling hormat-menghormati dan saling menyayangi antarsesama.

Aspek Mendengarkan

Top Related