Download - Materi Tugas 1

Transcript

I. Peta

Pengertian Peta.

Peta dalam bahasa lnggris lazim disebut Map. Map berasal dari bahasa Yunani Mappa yang berarti "taplak meja". Peta merupakan media komunikasi grafis mengenai sebagian atau seluruh permukaan bumi dengan perbandingan tertentu. Peta digambarkan dalam bidang datar melalui suatu sistem proyeksi yang dilengkapi dengan penjelasan-penjelasan, simbol-simbol, dan unsur-unsurnya. Berbagai jenis peta telah muncul sesuai dengan maksud, tujuan, dan manfaatnya. Dewasa ini dikenal peta digital, yaitu gambaran permukaan bumi yang diolah melalui software Geographic Information System (GIS). Beberapa ahli mendefinisikan peta dalam berbagai pengertian. Pada dasarnya pengertian-pengertian tersebut saling memperkaya maknanya. Beberapa pengertian itu antara lain:

Menurut ICA (International Cartographic Association). Peta adalah representasi unsur-unsur kenampakan abstrak yang dipilih dari pemukaan bumi atau dari benda-benda angkasa. Peta digambarkan pada suatu bidang datar yang diskalakan.

Menurut Aryono Prihandito (1998). Peta adalah gambaran permukaaan bumi dengan skala tertentu yang ditampilkan pada bidang datar melalui system proyeksi tertentu.

Menurut Erwin Rainsz (1948). Peta adalah gambaran konvensional kenampakan muka bumi yang diperkecil dalam sudut pandang vertikal. Peta dibuat pada bidang datar dengan penambahan tulisan-tulisan sebagai penjelas.

Menurut Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal 2005). Peta merupakan wahana bagi penyimpanan dan penyajian data dari suatu kondisi lingkungan yang merupakan sumber informasi bagi para perencana dan para pengambil keputusan dalam tahapan pembangunan.

Menurut Soetarjo Soerjosumarmo. Peta adalah lukisan dengan tinta dari seluruh atau sebagian permukaan bumi yang diperkecil dengan perbandingan ukuran yang disebut skala atau kadar.

Fungsi Peta.

Peta memiliki fungsi yang beragam, antara lain:

1. Menunjukkan lokasi atau posisi relatif suatu tempat.2. Memperlihatkan dimensi permukaan bumi. 3. Menunjukkan ukuran, misalnya jarak dan luas. 4. Merupakan alat peraga atau media dalam pendidikan.5. Menyajikan data mengenai potensi suatu wilayah.

Komponen Peta.

Untuk memudahkan pembacaan dan pemahaman, sebuah peta memerlukan komponen-komponen tertentu. Komponen tersebut antara lain:

Judul Peta. Judul peta merupakan komponen yang sangat penting dalam peta. Judul peta merupakan identitas atau nama dari suatu peta. Letak judul peta berada di bagian atas peta.

Legenda. Legenda merupakan keterangan peta yang berisi gambar-gambar atau simbol-simbol beserta artinya. Legenda biasanya terletak di samping peta.

Skala. Skala merupakan perbandingan antara jarak dua titik pada peta dengan jarak dua titik sebenarnya di permukaan bumi. Misalnya, skala 1 : 200.000. artinya, 1 cm pada peta sama dengan 200.000 cm pada ukuran sebenarnya. Ada beberapa tampilan skala, yaitu dengan cara fraksi atau perbandingan, dan skala garis yang dinyatakan dengan gambar.

Simbol. Peta selalu dilengkapi dengan simbol-simbol yang merupakan generalisasi dari suatu benda atau bidang sebenarnya. Simbol peta merupakan lambang-lambang atau gambar-gambar yang menunjukan objek alam atau objek buatan di dalam peta. Simbol merupakan salah satu unsur peta yang penting agar peta menjadi lebih mudah dimengerti

Mata angin. Mata angin merupakan pedoman yang menunjukkan orientasi mata angin pada peta.

Garis astronomi. Garis astronomis merupakan garis khayal di atas permukaan bumi. Garis astronomis terdiri dari garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang sejajar dengan garis khatulistiwa, sedangkan garis bujur adalah garis khayal yang tegak lurus dengan garis khatulistiwa. Garis astronomis berguna untuk menentukan lokasi suatu tempat.

Garis tepi peta. Garis tepi peta merupakan garis pembatas yang mengelilingi peta. Garis tepi berguna saat menggambar suatu wilayah, agar letaknya tepat berada di tengah.

Sumber peta dan tahun pembuatan. Sumber dan tahun pembuatan peta menunjukkan bahwa suatu peta telah dibuat oleh perseorangan atau oleh lembaga. Hal ini untuk mengetahui asal peta, sehingga ada kepastian bahwa peta tersebut bukan peta fiktif. Lembaga yang biasanya menerbitkan peta adalah Bakosurtanal, Jawatan Topografi Angkatan darat, Badan Geologi, dan Badan Pertanahan Nasional. Tahun pembuatan peta penting untuk konfirmasi apakah suatu data masih layak atau tidak layak.

Indeks. Indeks berfungsi untuk memberi keteraturan pengarsipan dan panduan dalam pencarian, seperti: nama peta, halaman, kode peta.

Insert Peta. Insert peta adalah peta berukuran kecil yang disisipkan pada peta utama. Insert peta disebut juga peta sisipan. Insert peta berguna untuk menunjukkan lokasi yang dipetakan terhadap daerah di sekitarnya atau bisa juga untuk menunjukkan letak suatu lokasi yang berada di luar garis batas peta.

Klasifikasi Peta:

Peta Umum. Peta umum merupakan peta yang menggambarkan keadaan umum suatu wilayah. Keadaan umum yang meliputi kenampakan objek alam atau objek buatan. Objek alam, misalnya: sungai, dataran tinggi, dataran rendah, pantai,laut, dan danau. Objek buatan, misalnya: kota, desa, jalan tol, dan rel kereta api. Peta umum menampilkan sejumlah objek secara bersama-sama dalam satu peta dengan data yang bersifat umum. Termasuk kedalam jenis peta ini adalah peta topografi, peta rupabumi, peta planografis, dan peta chorografi.

Peta khusus.Peta khusus merupakan peta yang menggambarkan data-data tertentu suatu wilayah. Peta khusus disebut juga peta tematik, misalnya: peta sebaran mineral, peta geologi, dan peta cuaca. Peta tematik menggambarkan informasi dengan tema tertentu.

Jenis-jenis Peta.

1. Berdasarkan sumber datanya.

Peta induk (basic map).Peta induk yaitu peta yang dihasilkan dari survei langsung di lapangan. Peta induk memuat data yang terbatas, seperti menggambarkan garis pantai, beberapa sungai, dan beberapa jalan utama saja. Peta ini dapat dijadikan dasar untuk pembuatan peta topografi, sehingga dikatakan peta dasar (basic map). Peta dasar inilah yang dijadikan acuan dalam pembuatan peta-peta lainnya.

Peta turunan.Peta turunan yaitu peta yang mengacu pada peta yang sudah ada, sehingga tidak memerlukan survei langsung ke lapangan. Peta turunan tidak bisa digunakan sebagai peta dasar.

2. Berdasarkan Skalanya.

Peta kadaster / teknik.Peta ini mempunyai skala sangat besar antara 1:100 s.d. 1:5.000. Peta kadaster sangat rinci, sehingga banyak digunakan untuk keperluan teknis, misalnya untuk perencanaan jaringan jalan, jaringan air, dan sebagiannya.

Peta skala besar.Peta ini mempunyai skala antara 1:5.000 s.d. 1:250.000. Biasanya peta ini digunakan untuk perencanaan wilayah.

Peta skala sedang.Peta ini mempunyai skala antara 1:250.000 s.d. 1:500.000.

Peta skala kecil.Peta ini mempunyai skala antara 1:500.000 s.d. 1:1.000.000.

Peta geografi / dunia. Peta ini mempunyai skala lebih kecil dari 1:1.000.000.

II. Kartografi

Pengertian Kartografi.

Kartografi berasal dari bahasa Yunani carto yang berarti permukaan dan grafia yang berarti gambar. Secara sederhana, kartografi berarti ilmu pembuatan peta atau ilmu yang mempelajari perpetaan.

Menurut ICA (1973), kartografi adalah ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni tentang pembuatan semua tipe peta. Hasil studinya mencakup dokumen-dokumen ilmiah dan karya-karya seni.

Menurut Aryono Prihandito (1989: 1), kartografi adalah ilmu yang mempelajari peta, mulai dari pengumpulan data lapangan, pengolahan data, simbolisasi, penggambaran, analisa, dan interpretasi peta.

Menurut Rystedt B. (2001) dalam Trends and Developments in Cartography, kartografi adalah disiplin ilmu yang menyatukan antara peta dan pemetaan. Kartografi berhubungan dengan tampilan / representasi dari dua fenomena geografi, yaitu fenomena geografi nyata dan fenomena geografi virtual. Fenomena geografi virtual adalah hasil dari proses pemetaan atau transformasi dari fenomena geografi nyata ke sebuah tampilan / representasi digital.

Studi kartografi kemudian makin meluas mulai dari pengayaan ide hingga reproduksi peta. Kartografi melibatkan ilmu geodesi dan fotogrametri atau teknik pembuatan peta dengan fotografi. Kartografi memasuki era modern dengan adanya penginderaan jauh (remote sensing).

Tujuan Kartografi.

Tujuan kartografi, antara lain:1. Penyimpanan informasi. 2. Komunikasi spasial.3. Analisis data spatial. 4. Membantu perencanaan.5. Membantu pengambilan keputusan.

Ruang Lingkup dan Proses Kartografi.

Ruang lingkup kartografi, meliputi: kompilasi, disain, konstruksi, evaluasi, menggambar, memberi warna, merevisi, dan mencetak. Sedangkan proses kartografi merupakan seluruh proses grafis yang mengubah sebuah gambar menjadi peta yang informatif. Proses kartografi melalui beberapa tahap sejak dari penyusunan ide sampai dengan penyajiannya, sehingga pengguna dapat memanfaatkan peta secara maksimal.

Bahan Kartografi.

Bahan kartografi diambil dari sebagian atau keseluruhan bentuk bumi, dan dari benda-benda angkasa dalam semua skala yang kemudian ditampilkan dalam dua atau tiga dimensi, seperti: peta penerbangan, ruang angkasa, pelayaran, bola bumi, penampang, dan sebagainya.

Kartografer.

Syarat-syarat seorang kartografer adalah, memiliki: 50% pengetahuan geografi, 30% jiwa seni, 10% pengetahuan matematis, dan 10% pengetahuan peta. Kartografer bukan hanya menggambar peta, karena sebuah peta harus memiliki makna bagi pengguna. Kartografer bertugas merancang peta, termasuk: mengatur tata letak, isi peta, disain dan generalisasi simbol.

Sistem Informasi Geografis (SIG)

Pada dasarnya, produk dari kartografi, yaitu peta, berfungsi sebagai alat komunikasi yang menginformasikan kondisi suatu wilayah. Dengan demikian, kartografi telah menjadi bagian dari ilmu komunikasi sejalan dengan perkembangan teknologi di bidang komputer, dan pembuatan peta kemudian menjadi bagian dari kartografi. Arti kartografi mulai berubah sejak tahun 1960. Kartografi yang semula hanya sebatas pembuatan peta, kemudian menjadi sarana penyampaian informasi geospasial dalam bentuk peta (Menno-Jan Kraak dan Ferjan Ormeling, 2007: 37). Kartografi digital adalah proses pengumpulan data peta yang dikompilasi dan diformat menjadi gambar virtual. Fungsi utama dari teknologi ini adalah untuk menghasilkan peta yang memberi representasi akurat dari suatu daerah tertentu.

Peta dalam tampilan Sistem Informasi Geografis dapat secara langsung dan interaktif menggambarkan dimensi geospasial. SIG kemudian menggeser paradigma pembuatan peta secara tradisional menjadi pemetaan yang menampilkan gambar dan database secara bersamaan. Teknologi ini memungkinkan manipulasi tampilan peta sesuai dengan kebutuhan. Kartografi menjadi pendukung penting bagi seluruh aspek dasar visualisasi SIG, yaitu: eksplorasi, analisis, penyajian, dan akses data.

Kartografi memberi pengaruh pada bidang-bidang lain, seperti: teknik penentuan ukuran kertas, misalnya: A0, A1, A3, A4, dan sebagainya; teknik penentuan ukuran pena, pensil, dan rapido yang digunakan pada jenis kertas tertentu, misalnya: kalkir, dan lain-lain; teknik pengeplotan objek, seperti: pohon, bangunan, dan lain-lain; teknik dalam interpolasi kontur / secara manual, seperti: pembuatan grid, sistem koordinat, legenda, dan lain-lain. Kartografi juga menuntut seni penghalusan gambar, pewarnaan gambar, pemilihan huruf, penentuan simbol, dan lain-lain.

Simbol.

Dalam hal penentuan simbol hendaknya suatu simbol mudah digambar, mudah dibaca, dan bentuknya menarik. Untuk itu, biasanya simbol-simbol diberi warna. Simbol-simbol pada sebuah peta menentukan tema dari peta tersebut. Penggunaan simbol peta selalu berkembang dari waktu ke waktu mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi perpetaan. Penggunaan simbol menyesuaikan pula dengan jenis peta, sehingga simbol pada suatu seri peta dapat berbeda dengan simbol pada seri peta lain.

Simbol yang ada dalam sebuah peta hendaknya adalah simbol yang baik dan benar. Dalam buku Desain dan Komposisi Peta Tematik karangan Juhadi dan Dewi Liesnoor, disebutkan bahwa syarat simbol yang baik secara umum adalah: sederhana, mudah digambar, mudah dibaca, mencerminkan data secara teliti, berbentuk seragam dalam suatu peta maupun dalam suatu seri peta, dan bersifat umum.Simbol pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu: berdasarkan bentuknya, dan berdasarkan sifatnya.

Simbol yang berdasarkan bentuknya terbagi menjadi tiga, yaitu: titik, garis, dan bidang. Simbol titik sendiri terbagi menjadi tiga, yaitu: simbol geometrik, simbol piktorial, dan simbul huruf. Simbol garis merupakan simbol yang digunakan untuk mewakili kenampakan muka bumi yang berupa garis, seperti: perhubungan, pemisahan, serta gerakan atau arus. Simbol garis dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: simbol garis deskriptif yang menyatakan unsur yang sesungguhnya ada, bentuknya pun biasanya mirip dengan sesungguhnya. Dan simbol garis abstrak yang menyatakan unsur yang tidak tampak, misalnya:

- - - - Batas kecamatan.

+ + + + + + + +Batas propinsi.

_______________Jalan setapak.

Simbol luas dibagi menjadi dua, yaitu: simbol luas yang deskriptif, dan simbol luas yang abstrak.

Sedangkan pembagian simbol berdasarkan sifatnya, mencakup: simbol kualitatif dan simbol kuantitatif. Simbol kualitatif yaitu simbol yang menyatakan keadaaan sebenarnya dengan penggambaran yang lebih sederhana. Sedangkan simbol kuantitatif adalah seperti simbol kualitatif, tapi disertai nilai atau kuantitasnya, seperti: ketinggian, jumlah, luas, dan sebagainya.

III. Topografi

Pengertian Topografi.

Kata topografi berasal bahasa Yunani topos yang berarti tempat, dan graphia yang berarti tulisan. Penggunaan kata topografi dimulai sejak zaman Yunani kuno, Romawi kuno, hingga sekarang. Topografi merupakan gambaran permukaan bumi yang penjelasannya dapat lebih sederhana dengan menggunakan pengertian-pengertian dalam bentang alam, seperti: pegunungan, lembah, dan pedataran. Topografi suatu wilayah dapat digambarkan dalam SIG elevasi digital.Fungsi Topografi.Topografi dapat dipakai untuk mengevaluasi nilai-nilai tertentu dari suatu wilayah. Berbagai ciri perubahan kontinyu pada suatu wilayah dapat ditampilkan sebagai suatu relief sehingga dinamika proses permukaan tersebut dapat dipahami, seperti dalam geomorfologi, geokimia, dan sebagainya. Fungsi topografi yang lain adalah model penampang, dan pandangan perspektif. Peta Topografi.Relief muka bumi dapat ditunjukkan dengan beberapa cara, misalnya dengan titik-titik ketinggian, garis-garis bentuk atau garis-garis ketinggian (kontur). Relief dan morfologi bumi yang digambarkan dengan garis-garis kontur pada skala tertentu dalam dua dimensi disebut peta topografi. Kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama. Pada prinsipnya, garis kontur adalah perpotongan bentuk muka bumi dengan bidang horisontal pada ketinggian tertentu. Dengan demikian, memahami pembuatan peta kontur dan pola penyebarannya sangat penting.Garis kontur mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: Tiap titik pada garis kontur mempunyai ketinggian yang sama. Ketinggian suatu garis kontur merupakan kelipatan sederhana interval kontur. Garis-garis kontur tidak mungkin berpotongan satu dengan yang lain. Suatu kontur menutup pada dirinya sendiri di dalam atau di luar peta. Dalam hal yang terakhir, kontur akan berhenti di tepi atau batas peta. Garis kontur tidak mungkin bercabang. Garis kontur yang berspasi seragam, menunjukkan suatu lereng yang seragam. Garis kontur yang berdekatan atau rapat menunjukkan lereng yang curam, sedangkan garis kontur yang berjauhan atau renggang menunjukkan lereng yang datar atau landai. Suatu tebing yang vertikal diperlihatkan oleh kontur yang berhimpitan. Garis kontur yang bergerigi menunjukkan suatu depresi atau daerah yang lebih rendah. Gerigi yang diperlihatkan dengan garis-garis pendek menunjukkan arah depresi tersebut. Garis kontur membelok ke arah hulu suatu lembah membentuk V yang tajam pada alur-alur lembah sungai yang sempit, dan membulat pada punggung bukit atau gunung. Pembuatan Peta Topografi.Ada dua metode dalam pembuatan peta topografi, yaitu metoda intrapolasi dan metoda ekstrapolasi. Metoda intrapolasi. Suatu metoda penentuan titik-titik yang mempunyai ketinggian tertentu berdasarkan titik-titik yang telah diketahui dengan menganggap bahwa semua titik-titik tersebut berada pada suatu bidang beraturan. Metoda ekstrapolasi.Suatu metoda penentuan titik-titik ketinggian dengan mendasarkan pada pola penyebaran titik-titik ketinggian yang telah diketahui dan telah terbentuk dari metoda intrapolasi sebelumnya. Metoda ini digunakan jika data tidak lengkap.Penentuan interval kontur.Interval kontur dapat ditentukan dengan cara diketahui, atau jika tidak diketahui didapat dengan cara membagi skala peta dengan bilangan 2000. Contoh: skala 1 : 50.000, memiliki interval kontur (i.k) sebesar: 50.000 / 2000, yaitu: 25 m.Untuk membedakan unsur-unsur peta dengan jelas dan cepat, terutama pada peta hitam-putih, proses penggambarannya harus membedakan ukuran dan ketebalan garis, misalnya: garis kontur dengan ketebalan 0,1 mm, sungai 0,2 mm, jalan aspal 0,3 mm, dan seterusnya. Sehingga peta yang dihasilkan akan cepat dikenali oleh pengguna peta. Hal ini berbeda dengan peta-peta berwarna, untuk peta-peta berwarna pengenalan unsur-unsur peta bisa dilakukan secara cepat atas warna-warna yang ada, misalnya kenampakan hidrografi dengan warna biru, kontur dengan warna merah, dan seterusnya. Perhitungan persen lereng.Lereng didefinisikan sebagai besarnya perubahan elevasi dibandingkan dengan panjang bidang datar. Lereng biasanya dinyatakan dalam persen atau derajat. Perhitungan persen lereng merupakan perbandingan dari beda tinggi dua titik terhadap jarak mendatar kedua titik tersebut. Untuk memperlihatkan penyebaran persen lereng pada suatu daerah, setiap pola kontur yang seragam dengan jarak antar kontur yang sama dihitung lerengnya. Tidak tepat jika menarik suatu garis untuk menghitung persen lerengnya pada dua kerapatan kontur yang berbeda, karena dengan hal itu, sama saja dengan merata-ratakan dua lereng yang berbeda sudut. Peta persen lereng.Peta persen lereng adalah peta yang menggambarkan lereng-lereng yang mempunyai kemiringan atau kelompok kemiringan yang sama. Peta lereng umumnya dibuat dengan menghitung persen lereng dari peta topografi. Cara lain bisa juga dilakukan dari foto udara dengan cara fotogrametrik.

IV. Referensi

1. Geomorfologi dan Geologi Foto, Laboratorium Geologi Lingkungan Departemen Teknik Geologi FIKTM ITB, 2003.2. Handout Kartografi, K. Endro Sariyono, Muhammad Nursaban, UNY, 2010.3. Wikipedia.

16


Top Related