MANAJEMEN PEMBELAJARAN MEMBACA AL-QUR’AN
DENGAN METODE QIRAATI DI MIT NURUL ISLAM
RINGINWOK SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Program Studi Kependidikan Islam
Oleh:
NUR ROHMAH WIJAYANTI
NIM. 083311023
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
2
3
4
MOTTO
و مسلم( ى)رواه البخار الماىر بالقرأف مع الشفرة الكراـ البػررة “Orang yang pintar membaca al-Qur’an akan tinggal bersama malaikat rahmah”
(HR. Bukhari dan Muslim)
5
ABSTRAK
Judul : Manajemen Pembelajaran Berbasis Metode Qiraati
Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an
di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang.
Penulis : Nur Rohmah Wijayanti
NIM : 083311023
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Perencanaan pembelajaran
metode Qiraati. 2) Pelaksanaan Pembelajaran metode Qiraati. 3) Evaluasi
pembelajaran metode Qiraati dalam meningkatkan kemampuan membaca al-
Qur‟an di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan menggunakan pendekatan
kualitatif dengan tehnik analisis data yaitu memberikan predikat kepada variabel
yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi untuk meningkatkan pemahaman hasil penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Perencanaan pembelajaran Qiraati
di MIT Nurul Islam yaitu: a) Perencanaan pembelajaranya mengikuti Yayasan
Raudatul Mujawwiddin Semarang yang semuanya direncanakan dengan matang
mulai dari persiapan guru, motode pembelajaranya, waktu belajar, target
pembelajaranya, dan alat peraga. Yayasan Raudahtul Mujawwidin merupakan
TKQ yang pertama di Indonesia yang didirikan oleh K.H Dahlan Salim Zarkasyi
dan sekaligus penulis Qiraati. b) penyiapan dan pemilihan guru yang tepat dan
guru yang sudah bersyahadah maupun masih dalam proses syahadah yang hanya
diperbolehkan mengajar. 2) Pelaksanaan Pembelajaran Qiraati di MIT Nurul
Islam diawali dengan membaca asmaul husna, aplikasi pembelajaranya
menggunakan metode individu (sorogan), klasikal individual, klasikal baca simak,
membaca, menulis, dan drill yang setiap kelasnya dipandu oleh guru Qiraati. 3)
evaluasi pembelajaran Qiraati dilakukan tiga kali tahapan yaitu: Pertama, evaluasi
harian yang dilakukan setiap hari yang berfungsi untuk melihat kemajuan peserta
didik pada setiap halamnya dan langsung dinilai dalam buku prestasi siswa.
Kedua, evaluasi kenaikan jilid yang merupakan penilaian kepada peserta didik
yang akan ditashih (naik jilid). Ketiga, evaluasi tahap akhir atau yang disebut
Eptak.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk
mengelola pembelajaran khususnya Qiraati dan masukan bagi sekolah MIT Nurul
Islam terutama pihak sekolah untuk selalu bekerja lebih giat dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab, untuk merencanakan kegiatan dengan baik dan
terprogram sehingga melahirkan peserta didik yang berkualitas. Kepada segenab
pengajar agar melaksanaan pembelajaran yang sempurna sehingga tujuan
pembelajaran tercapai dengan mudah dan selalu memberikan motivasi terhadap
peserta didik agar semakin tahu arti pentingnya mempelajari al-Qur‟an.
6
TRANSLITERASI
Penulisan transilterasi huruf-huruf Arab-Latin dalam skripsi ini
berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
R.I. Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata
sandang [al-] disengaja secara konsisten supaya sesuai teks Arabnya.
No Huruf Hijaiyyah Huruf Latin Bacaan
A Alif ا 1
‟B Ba ب 2
‟T Ta ت 3
‟Ts Tsa ث 4
J Jim ج 5
‟H Ha ح 6
‟Kh Kho خ 7
D Dal د 8
Dz Dzal ذ 9
‟R Ro ر 10
‟Z Za ز 11
S Sin س 12
Sy Syin ش 13
Sh Shod ص 14
Dl Dlod ض 15
‟Th Tho ط 16
‟Dh Zho ظ 17
A‟ A‟in ع 18
Gh Ghoin غ 19
‟F Fa ف 20
Q Qof ق 21
K Kaf ك 22
L Lam ل 23
M Mim م 24
N Nun ن 25
W Wau و 26
‟H Ha ه 27
La Lam-Alif ال 28
a Hamzah„ ء 29
‟Y Ya ي 30
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufiq, maghfiroh, serta hidayah-Nya, sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini guna memperoleh gelar
kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan,
khususnya ilmu-ilmu ke-Islaman, sehingga dapat menjadi bekal petunjuk bagi
hidup dan kehidupan kita di dunia yang selanjutnya di akhirat.
Suatu kebanggaan dan kebahagiaan bagi penulis atas terselesainya
penulisan tugas akhir akademik ini. Oleh karenanya, kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya khususnya kepada:
1. Dr. Sudja‟i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Dr. Mustofa Rahman, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam dan
Dr. Fahrurozi, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam.
3. Bapak Ismail SM, M.Ag. dan bapak Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag, selaku Dosen
Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya dengan
penuh kesabaran, untuk memberikan bimbingan dan pengarahan selama
penyusunan skripsi.
4. Para Dosen pengajar yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta para
staf karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
5. H. Mashuri selaku Ketua Yayasan, Bapak Dian Utama selaku Kepala Sekolah,
dan staff pengajar di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang yang telah
memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian.
6. Abah Khamzawi dan Umi Istiqomah yang tiada henti selalu mendoakanku,
memberikan segalanya dalam study dan penyusunan skripsi ini, kakakku
tercinta Wiji Istiana Nur Khamidah, kakakku tersayang Widyanto serta
8
keponakanku yang lucu dan pintar Pricell, Richter terimakasih atas perhatian
dan segala motivasi serta doa restunya sehingga terselesaikan studi ini.
7. Kepada sahabatku el-Nur, Atik, Yany, Nayla, Nadhif, Eppy, Adib, Uswah,
Ella, Fafa, Ina, Iis terimakasih atas motifasi dan dukunganya.
8. Kepada teman-teman seperjuanganku KI 2008 yang sangat menyayangiku.
9. Segenab keluarga besar HMJ KI, LSB, PMII yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, semangat terus buat kalian semua.
10. Kepada temen-temen PPL di Al-Azhar 14 Azi, Neneng, Anif, Luluk, Umam,
Faqih, Fahmi, dan Hakki, terimakasih atas kerjasamanya utuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.
11. Kepada teman-teman KKN posko 46 Bu Kordes, Rohma, Nunik, Faza, Ina,
Soffi Martin, Vivit, Nadhif, Ibas dan Arga, terimakasih motivasi kalian, kalian
semua memang super dan rajin, “the best” buat kalian.
12. Kepada semua pihak yang telah tulus ikhlas membantu penulisan dalam
mengerjakan skripsi ini, sehingga penulisan skripsi ini dapat terseleasaikan.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya
untaian terimakasih dengan tulus serta iringan do‟a, semoga Allah membalas
semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya dan semoga skripsi yang berjudul Manajemen Pembelajaran
Berbasis Metode Qiraati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-
Qur’an di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang, ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang berkesempatan membacanya.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Amiin.
Semarang, 14 Mei 2012
Peneliti,
Nur Rohmah Wijayanti
NIM. 083311023
9
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................................... ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING ................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
TRANSLITERASI .......................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................... 5
BAB II : MANAJEMEN PEMBELAJARAN QIRAATI
A. Kajian Pustaka ........................................................................ 7
B. Kajian Teori ............................................................................ 8
1. Manajemen Pembelajaran ................................................ 8
a. Pengertian Manajemen Pembelajaran ........................ 8
b. Fungsi Manajemen Pembelajaran .............................. 10
c. Langkah-langkah Manajemen Pembelajaran ............. 12
2. Pembelajaran Metode Qiraati ........................................... 17
a. Sejarah Qiraati ............................................................ 17
b. Perkembangan Qiraati ................................................ 18
c. Pengertian Metode Qiraati ......................................... 22
d. Tujuan Metode Qiraati ............................................... 23
10
e. Materi Metode Qiraati ................................................ 23
f. Strategi Mengajar Metode Qiraati .............................. 26
g. Evaluasi Qiraati .......................................................... 29
3. Pembelajaran Membaca al-Qur‟an ................................... 30
a. Pengertian Pembelajaran Membaca al-Qur‟an ........... 30
b. Dasar Belajar Membaca al-Qur‟an ............................. 32
c. Tujuan Pembelajaran Membaca al-Qur‟an ................ 33
d. Tahap Belajar Membaca al-Qur‟an ............................ 34
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 37
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................ 38
C. Jenis, Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data ....................... 38
D. Fokus Penelitian ..................................................................... 39
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 40
F. Teknik Analisis Data .............................................................. 43
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 46
1. Perencanaan Pembelajaran Qiraati ................................... 46
2. Pelaksanaan Pembelajaran Qiraati ................................... 49
3. Evaluasi Pembelajaran Metode Qiraati ............................ 53
B. Pembahasan ............................................................................ 55
1. Perencanaan Pembelajaran Qiraati .................................. 55
2. Pelaksanaan Pembelajaran Qiraati ................................... 57
3. Evaluasi Pembelajaran Qiraati ......................................... 61
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan ................................................................................. 63
B. Saran ....................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
11
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufiq, maghfiroh, serta hidayah-Nya, sehingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang merupakan tugas dan
syarat wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang.
Suatu kebanggaan dan kebahagiaan bagi penulis atas terselesainya
penulisan tugas akhir akademik ini. Oleh karenanya, kepada semua pihak yang
telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya khususnya kepada yang
terhormat :
1. Dr. Sudja‟i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Dr. Mustofa Rahman, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam dan
Dr. Fahrurozi, M.Ag, selaku Sekretaris Jurusan Kependidikan Islam.
3. Bapak Ismail SM, M.Ag. dan Bapak Dr. H. Fatah Syukur, M.Ag., selaku
Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiranya
dengan penuh kesabaran, untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
selama penyusunan skripsi.
4. Para Dosen pengajar yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan serta para
staf karyawan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
5. H. Mashuri selaku ketua Yayasan MIT Nurul Islam dan Dian Utama S.HI.,
selaku Kepala Sekolah MIT Nurul Islam yang telah memberikan izin penulis
untuk melakukan penelitian.
6. Abah Khamzawi dan Umi Istiqomah yang tiada henti selalu mendoakanku,
memberikan segalanya dalam studi dan penyusunan skripsi ini, kakakku
tercinta Wiji Istiana Nur Khamidah, kakakku tersayang Widyanto, serta
keponakanku yang lucu dan pintar Pricell, Richter terima kasih atas perhatian
dan kasih sayang yang telah tercurahkan dan segala motivasi serta doa
restunya sehingga terselesaikan studi ini.
12
7. Kepada sahabatku el-Nur, Atik-azka, El-yanz, Nayla, El-Maylany Putri, Bina
J, PJ, al-Husna, el-Fatta, Fafa, Ina, Iis terimakasih atas motifasi dan
dukunganya.
8. Kepada teman-teman seperjuanganku KI 2008 yang sangat menyayangiku,
teruskan perjungan kalian kunci sukses sudah di pintu gerbang.
9. Segenab keluarga besar HMJ KI, LSB, PMII yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, semangat terus buat kalian semua.
10. Kepada temen-temen PPL di Al-Azhar 14 Azi, Yani, Us, Anif, Luluk, Umam,
Faqih, Fahmi, terima kasih atas kerjasamanya utuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
11. Kepada teman-teman KKN posko 46 Bu Kordes, Rohmah, Nunik, Faza, Ina,
Soffi Martin, Vivit, Nadhif, Ibas Dan Mbah‟he, terimakasih motivasi kalian,
kalian semua memang super dan rajin, The Best Buat kalian.
12. Kepada semua pihak yang telah tulus ikhlas membantu penulisan dalam
mengerjakan Skripsi ini, sehingga penulisan skripsi ini dapat terseleasaikan.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa hanya
untaian terima kasih dengan tulus serta iringan do‟a, semoga Allah membalas
semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah
serta inayah-Nya dan semoga skripsi yang berjudul Manajemen Pembelajaran
Berbasis Metode Qiraati Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-
Qur’an di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang, ini dapat bermanfaat bagi
siapa saja yang berkesempatan membacanya.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya. Amiin.
Semarang, 14 Mei 2012
Peneliti,
Nur Rohmah Wijayanti
NIM. 083311023
13
DAFTAR LAMIRAN
Lampiran 1 Daftar Pengajar Qiraati MIT Nurul Islam Tahun 2012
Lampiran 2 Daftar Jumlah Peserta Didik di MIT Nurul Islam Tahun 2012
Lampiran 3 Target Pencapaian Pembelajaran Qiraati
Lampiran 4 Nilai Peserta Didik dalam Buku Prestasi
Lampiran 5 Rincian Inventaris MIT Nurul Islam
Lampiran 6 Daftar Tenaga Edukatif MIT Nurul Islam
Lampiran 7 Transkrip Wawancara
Lampiran 8 Kartu Tes Qiraati
Lampiran 9 Buku Prestasi Peserta Didik MIT Nurul Islam
Lampiran 10 Surat Izin Riset
Lampiran 11 Surat Keterangan Riset
Lampiran 12 Sertifikat OPAK IAIN Walisongo
Lampiran 13 Sertifikat OPAK Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Lampiran 14 Sertifikat Orientasi Akademik dan Oreintasi Keagamaan
Lampiran 15 Surat Keterangan Ko Kurikuler
Lampiran 16 Transkrip Ko Kurikuler
Lampiran 17 Foto Penelitian
Lampiran 18 Daftar Riwayat Hidup
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengajaran pendidikan agama di Madrasah Ibtidaiyah meliputi berbagai
bidang studi sebagaimana yang ditetapkan dalam kurikulum masing-masing
pendidikan yaitu Hadist, Akidah, Fikih, Ibadah, Sejarah, Akhlaq, dan Qur‟an yang
di dalamnya termasuk pembelajaran BTQ.
Untuk mengajarkan BTQ, banyak lembaga pendidikan sekolah yang
menggunakan macam-macam metode pembelajaran yang digunakan untuk
meningkatkan mutu sekolah dan peserta didiknya.
Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang
studi. Jika peserta didik sekolah permulaan tidak memiliki kemampuan membaca
maka akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi
pada kelas-kelas berikutnya.1
Sebelum meningkat ke pembelajaran selanjutnya maka kita harus
menyiapkan strategi pembelajaran karena strategi pembelajaran merupakan
komponen penting dalam sistem pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan
cara pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian mata pelajaran dan pengelolaan
kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat
dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektifitas dan efisiensi proses
pembelajaran.
Pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan
lingkunganya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dengan
adanya pembelajaran tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor
internal yang datang dari lingkungan individu tersebut.
Pembelajaran terkait dengan bagaimana membelajarkan siswa atau
bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan dorongan oleh
kemaunya sendiri, untuk mempelajari apa yang teraktualisasikan dalam kurikulum
1Mulyana Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta:Rineka
Cipta,1999), hlm. 200.
15
sebagai kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran berupaya
menjabarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum dengan menganalisis
tujuan pembelajaran karakteristik isi bidang studi pendidikan agama yang
terkandung dalam kurikulum. Selanjutnya dilakukan kegiatan untuk memilih,
menetapkan, dan mengembangkan cara-cara metode dan strategi pembelajaran
yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan sesuai dengan
kondisi yang ada agar kurikulum dapat diaktualisasikan dalam proses
pembelajaran.2
Dalam proses pembelajaran membaca, peserta didik tidak hanya harus bisa
membaca tetapi harus menyukai sesuatu yang dibaca. Dengan begitu guru harus
mempunyai metode pembelajaran yang khas dan metode tersebut dapat
meningkatkan motivasi rasa ingin tau dan mengembangkan daya ingat.
Metode merupakan salah satu bagian dari strategi kegiatan dan metode
merupakan cara yang dalam bekerjanya adalah alat untuk mencapai tujuan
kegiatan. Suatu metode sangat penting dalam proses pembelajaran, karena metode
juga menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses kegiatan pembelajaran.3
Dalam Islam membaca merupakan kemampuan yang harus dimiliki umat
Islam dan ini merupakan sesuatu yang sangat mendasar. Membaca dipandang
sebagai sumber atau kunci ilmu pengetahuan. Membaca merupakan perintah.
Dalam al-Qur‟an surat al-Alaq diawali kata iqro’ yang artinya bacalah. Dan
perintah membaca ini adalah kata pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad
SAW. Kata ini sedemikian pentingnya sehingga diulang dua kali dalam rangkaian
wahyu pertama.4
Al-Qur‟an merupakan kitab suci sempurna sekaligus paripurna. Al-Qur‟an
terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6666 ayat, 73.934 kosakata dan 333.671 huruf.
Untuk memberikan pengertian al-Qur‟an didefinisikan sebagai kalam Allah SWT
2 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Rasail
Media Group, 2008), hlm. 10.
3 Moeslichatoen, Metode Pembelajaran di Taman Kanak-kanak, (Jakarta: Rineka Cipta,
2004), hlm. 15.
4 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an Fungsi dan Peran Wahyu dalam
Kehidupan Masyarakat, (Bandung: Mizan, 2004), hlm. 167.
16
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SWT melalui malaikat Jibril,
merupakan mukjizat, diriwayatkan secara mutawatir, ditulis dimushaf dan
membacanya termasuk ibadah.5
Al-Qur‟an merupakan kalam Allah yang menjadi sumber segala hukum
dan menjadi pedoman pokok dalam kehidupan, termasuk membahas tentang
pembelajaran. Dalam al-Qur‟an banyak sekali ayat yang berhubungan dengan
pembelajaran yaitu perintah untuk membaca dan menulis. Dalam al-Qur‟an surat
al-Alaq di sebutkan:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (QS. al-Alaq: 1-5)
Lima ayat tersebut merupakan ayat pertama yang diterima oleh Nabi
Muhammad, yang di antaranya berbicara tentang perintah kepada semua manusia
untuk selalu menelaah, membaca, belajar, dan perintah untuk menulis dengan
perantara kalam (pena). Ini jelas menunjukan perintah untuk mengadakan
pembelajaran.6
Belajar membaca tidak hanya dengan membaca latin akan tetapi membaca
sangat dibutuhkan peserta didik didalam sekolah, karena keduanya memiliki
hubungan yang sangat erat dalam proses pembelajaran di sekolah. Oleh karena
itu, untuk menumbuhkan minat baca pada peserta didik dengan menggunakan
metode yang cepat, tepat dan benar.
Untuk membaca al-Qur‟an harus didasarkan ilmu tajwid sehingga bunyi
suara tiap hurufnya tepat seperti aslinya sebagaimana yang telah diucapkan
Rasulullah SAW. Tidaklah sulit sekarang ini, dalam belajar mengajar membaca
5 Ahmad Syarifudin, Mendidik Anak Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an
(Jakarta: Gema Insani, 2005), hlm. 15.
6 Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, hlm. 11.
17
al-Qur‟an karena banyak lembaga pendidikan al-Qur‟an berupa lembaga non
formal (TPQ) atau sejenisnya, bahkan sekarang pelajaran membaca al-Qur‟an
sudah ada di sekolah formal. Misalnya di MIT Nurul Islam Semarang, di sekolah
inilah ada proses pembelajaran membaca al-Qur‟an. Siswa-siswi dilatih untuk
membiasakan membaca al-Qur‟an dimulai sejak dini yang diharapkan nantinya
sesudah dewasa mahir melafalkan dan membaca al-Qur‟an sesuai dengan ilmu
tajwid. Output yang diharapkan nantinya setelah lulus dari sekolah tidak hanya
pandai pelajaran umum tetapi juga pandai dalam bidang keagama terutama
membaca al-Qur‟an. Jadi MIT Nurul Islam Semarang bisa menjadi percontohan
pada sekolah-sekolah lain agar sekolah lainpun dapat menerapkan pembelajaran
membaca al-Qur‟an yang diterapkan pada MIT Nurul Islam Semarang.
Dengan adanya pelajaran membaca al-Qur‟an inilah yang menjadikan MIT
Nurul Islam Semarang berbeda dengan sekolah lainya. Untuk itu diperlukan
metode dalam pembelajaran membaca al-Qur‟an. Banyak sekali memang metode-
metode praktis yang digunakan dalam membaca al-Qur‟an diantaranya metode
Baghdadiyah, Qiraati, Iqro’, Yambu’a, al-Barqi, dan lain-lain. Di antara beberapa
metode praktis yang digunakan untuk belajar membaca al-Qur‟an, di MIT Nurul
Islam Semarang pembelajaran al-Qur‟annya menggunakan Metode Qiraati. Untuk
itu diperlukan strategi pembelajaran yang memusatkan pada proses pembelajaran
pada siswa dengan menggunakan metode Qiraati.
Metode Qiroati yaitu model pembelajaran yang dirancang untuk
membantu peserta didik dengan tidak mengeja tetapi langsung membaca bunyi
huruf yang ada dijilid Qiraati. Pembelajaran metode Qiraati ini tentunya sangat
bermanfaat dalam meningkatkan cara membaca al-Qur‟an dengan indah, fasih dan
tartil.
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian
“Manajemen Pembelajaran Berbasis Metode Qiraati dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur‟an di MIT Nurul Islam Ringinwork Semarang.
18
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut maka penulis dapat merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana Perencanaan Pembelajaran Berbasis Metode Qiraati dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam
Semarang?
2. Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Metode Qiraati dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam
Semarang?
3. Bagaimana Evaluasi Pembelajaran Berbasis Metode Qiraati dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca al-Qur‟an siswa di MIT Nurul Islam
Semarang?
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dengan melihat rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
untuk:
a. Mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran berbasis metode Qiraati
dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam.
b. Mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran berbasis metode Qiraati
dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam .
c. Mengetahui bagaimana evaluasi pembelajaran berbasis metode Qiraati dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Secara Teoritis
Dengan adanya penelitian ini, maka penulis dapat mengetahui
pelaksanaan pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan menggunakan metode
Qirati di MIT Nurul Islam Ringinwok Ngaliyan Semarang
19
b. Secara Praktis
1) Bagi sekolah
Sebagai bahan dan inovasi yang tepat dalam memberikan
konstribusi yang positif pada lembaga pendidikan dalam usaha
meningkatkan kualitas peserta didik melalui proses pembelajaran
membaca al-Qur‟an.
2) Bagi Kepala Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi bahan supervisi dan evaluasi terhadap
kinerja guru dalam menerapkan metode pembelajaran membaca al-Qur‟an.
3) Bagi guru
Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dalam pertimbangan
mengajar dalam memilih metode yang tepat guna dan berhasil dalam
dalam pembelajaran al-Qur‟an.
4) Bagi siswa
Penelitian ini dapat menambah semangat dan memotivasi siswa
untuk meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an.
20
BAB II
MANAJEMEN PEMBELAJARAN METODE QIRAATI
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka digunakan sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian
atau karya ilmiah yang ada, baik mengenai kekurangan ataupun kelebihan yang
ada sebelumnya. Selain itu juga kajian pustaka mempunyai andil besar dalam
rangka mendapatkan suatu informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang
berkaitan dengan judul yang digunakan untuk memperoleh landasan ilmiah.
Untuk mengetahui posisi penelitian ini, maka penulis mengambil beberapa
hasil penelitian sebagai berikut:
1. Sri Handayani (3103064), „Study Deskriptif Penerapan Metod A BA TA TSA
Bentuk Halaqoh Dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di Lembaga
Tahfidul Quran Anak-anak (LTQA) Alhikmah Pelampang Jakarta Selatan’.
Dalam skripsi ini dipaparkan bahwa metode A Ba Ta Tsa dalam pengajaran
al-Qur‟an yaitu suatu konsep belajar yang memadukan antara kemampuan
tehnis dengan kemampuan psikis yang harus dimiliki seorang guru.
Kemampuan tehnis dalam pembelajaran metode A Ba Ta Tsa yaitu sebuah
konsep bagaimana guru bisa menerangkan dengan baik dan murid bisa
mengerti dan memahami. Sedangkan kemampuaan psikis seorang guru
mampu menjalin kedekatan persahabatan yang hangat dengan seorang anak
didik, sehingga pembelajaran tidak terkesan kaku. Dalam metode ini aplikasi
pembelajaranya berbentuk halaqoh atau sering disebut juga dengan kelompok
kecil yang dipandu oleh seorang ustadz atau ustadzah pada tiap-tiap
kelompoknya.7
2. Soleman (3103015), „Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
Metode An-Nahdiyah di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Nurul Huda
Plosorejo Kunduran Blora’. Dalam skripsi ini penulis memaparkan bahwa
7 Sri Handayani,Studi Deskriptif Penerapan Metode A Ba Ta Tsa Bentuk Haloqoh Dalam
Pembelajaran Membaca Al-Qur’an di Lembaga Tahfidzul Quran Anak-anak (LTQA) Al hikmah
Pelampang Jakarta Selatan, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN walisongo Semarang, (Semarang:
Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009).
21
pembelajaran dengan metode An-Nahdiyah merupakan pengembangan
metode belajar al-Qur‟an Baghdiyah. Metode An-Nahdiyah mengajak setiap
siswa harus tanggap cepat karena proses belajarnya menggunakan metode
cepat tanggap belajar al-Qur‟an yang sistimnya klasikal dan individual artinya
santri dalam satu kelas diberikan materi yang sama dengan ustadz tutor dan
proses pembelajaranya diberikan satu persatu oleh ustadz privat. Untuk
evaluasinya dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan.8
Dari telaah pustaka di atas bahwa penelitian yang akan penulis lakukan
berbeda dengan peneliti sebelumnya. Penelitian di atas menjelaskan tentang
bagaimana pembelajaran membaca al-Qur‟an yang ada di sekolah non formal
sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah manajemen pembelajaran
metode Qiraati yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya
yang dilakukan di sekolah formal yaitu di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang.
B. Kajian Teori
1. Manajemen Pembelajaran
a. Pengertian Manajemen Pembelajaran
Manajemen pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan
pembelajaran. Kata manajemen berasal dari bahasa Inggris ”administration”
yang disinonimkan dengan ”management” suatu pengertian dalam lingkup
yang lebih luas.9
Secara sistematis manajemen berasal dari kata kerja “to manage” yang
berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan, menangani,
mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan, dan
memimpin. Kata “management” berasal dari bahasa latin “mano” yang
berarti tangan, kemudian menjadi “manus” berarti bekerja berkali-kali.10
8 Soleman, Pelaksanaan Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Metode An-Nahdiyah di
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Nurul Huda Plosorejo Kunduran Blora, (Semarang:
Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, 2009).
9 Suharsimi, Arikunto, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media, 2008), hlm.
2.
10 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, (Bandung: Educa, 2010),
hlm. 1.
22
Menurut George R. Terry mendeinisikan "Management is the
coordination of all resources through the processes of planning, organizing,
directing and controlling in order to attain stated objectives.”11
Artinya:
Manajemen adalah proses pengkoordinasian seluruh sumberdaya melalui
proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan.
Menurut RW Morel yang dikutip Ara Hidayat mendefinisikan:
Management is that activity in the organization and deciding upon the means
by which the goals are to be effectively reached.12
Artinya manajemen adalah
kegiatan didalam sebuah organisasi dan penetapan tujuan organisasi serta
penetapan penggunaan alat-alat dengan tujuan mencapai tujuan yang efektif.
Sedangkan menurut James AF Stoner yang dikutip oleh Handoko,
manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya
organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.13
Dari pengertian di atas, dapat diambil suatu pengertian manajemen
adalah rangkaian segala kegiatan untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan
tindakan-tindakan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan yang telah ditetapkan dan ditentukan
sebelumnya untuk mencapai hasil yang efektif dan efisien.
Sedangkan Pembelajaran berasal dari kata “instruction” yang berarti
“pengajaran”. Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses interaksi
antara anak dengan anak, anak dengan sumber belajar, dan anak dengan
pendidik.14
Menurut Old Mac Donald menjelaskan bahwa: Learning is acquiring
knowledge, it’s an enduring change in living beings not dictated by genetic
predisposition, it is also a relative yet permanent change in behaviour
11
Henry L Sisk, Prinsiples of Management (Ohio: Sout Western Western Publishing
Company, 1969), hlm. 10.
12 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, hlm. 4.
13 T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPKE Yogyakarta, 2001), hlm. 8.
14 Masnur, Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstekstual,
( Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm. 163.
23
resulting from practice.15
Artinya: Pembelajaran adalah memperoleh
pengetahuan dengan memikul perubahan dalam kehidupan yang dimiliki tidak
berdasarkan ketentuan oleh kecenderungan gen, hal ini merupakan sebuah
hubungan yang belum permanen dalam perubahan sikap yang dihasilkan dari
praktik.
Oemar Hamalik menjelaskan Pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi: unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan
dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.16
Menurut Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Pembelajaran adalah proses interaktif peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.17
Dari penjelasan di atas dapat diambil suatu pengertian pembelajaran
adalah proses interaktif antara pendidik dan peserta didik sehingga terjadi
tingkah laku ke arah yang lebih baik.
Dari beberapa pengertian dapat diambil kesimpulan bahwa manajemen
pembelajaran merupakan usaha untuk mengelola pembelajaran yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran agar dapat mencapai
tujuan pembelajaran secara efektif dan efesien.
b. Fungsi Manajemen Pembelajaran
1) Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap
kegiatan manajemen. Tanpa perencanaan, pelaksanaan suatu kegiatan akan
mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang
diinginkan.
Perencanaan merupakan proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan
secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang
15
Tan Oon Seng, Educational Psychology : A Practitioner Researcher Approach,
( Singapore: Seng Lee Press, 2003 ), hlm. 198.
16 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm.
57.
17 Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Bandung: Fokus Media, 2003), hlm. 5.
24
ditentukan.18
. Sedangkan menurut Syafaruddin berpendapat bahwa tujuan
pembelajaran adalah deskripsi tentang penampilan atau perilaku murid-
murid yang diharapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang
disajikan oleh guru.19
Manajemen menempatkan perencanaan sebagai fungsi organik
manajerial yang pertama karena perencanaan merupakan langkah kongkret
yang pertama diambil dalam usaha pencapaian tujuan. Semakin matang
dan terperincinya sebuah perencanaan maka akan mudah melakukan
kegiatan manajemen.
2) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan suatu kegiatan pengaturan atau
pembagian pekerjaan yang dialokasikan kepada sekelompok orang yang
dalam pelaksanaanya diberikan tanggung jawab dan wewenang, sehingga
tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif, efisien dan produktif.20
Pengorganisasian sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya
suatu kegiatan yang dilakukan karena setiap lembaga mempunyai tugas
dan tanggung jawab masing-masing.
3) Pelaksanaan Pembelajaran (Actuating)
Pelaksanaan pembelajaran yang dijalankan oleh guru merupakan
penggerakan dari implementasi perencanaan dan pengorganisasian karena
proses mempengaruhi murid agar mau belajar dengan suka rela dan
perasaan senang agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.21
Pelaksanaan merupakan upaya untuk mewujudkan perencanaan
menjadi kenyataan dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian
agar setiap anggota dapat melaksanakan kegiatan secara optimal.
18
Udin Syaefudin Sa‟ud dan Abin Syamsuddin Makmun, Perencanaan Pendidikan suatu
Pendekatan Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 4.
19 Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta: Quantum,
2005), hlm. 95.
20 Ara Hidayat dan Imam Machali, Pengelolaan Pendidikan, hlm. 26.
21 Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, hlm. 122.
25
4) Evaluasi Pembelajaran (Controling)
Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses sistematis
dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu
berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan
keputusan.22
Hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas, baik
yang menyangkut tentang nilai atau menggambarkan peserta didik dalam
kwalitas belajar.
c. Langkah-langkah Manajemen Pembelajaran
Adapun langkah-langkah manajemen pembelajaran adalah yang harus
ditempuh oleh seorang guru untuk dalam kegiatan belajar mengajar ialah
sebagai berikut:
1) Merencanakan Pembelajaran
Menurut Abdul Majid mengartikan perencanaan pembelajaran
sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media
pembelajaran, penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran, dan
penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.23
Sedangkan menurut Dick dan Reiser sebagaimana dikutip oleh
Syafaruddin dan Irwan Nasution menjelaskan: “In instructional plan
consist a number of component that, when integratrd, provided yau with
an outline for delivering effective instructions to learners”24
. Artinya
perencanaan pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang jika
dipadukan memberikan garis besar atau panduan bagi penyampaian
pembelajaran efektif bagi para pembelajar.
22
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), hlm.
5.
23 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran; Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), hlm. 17.
24 Syafaruddin dan Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, (Jakarta: Quantum
Teaching,20005), hlm. 1
26
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan
pembelajaran adalah segala persiapan guru yang dilakukan untuk
menentukan tujuan pembelajaran melalui penyusunan perangkat
pembelajaran yang berupa komponen-komponen dan dijadikan sebagai
acuan pembelajaran.
Dalam Peraturan Pemerintah RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan yang dijelaskan dalam standar proses pasal 20
bahwa: perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran sumber belajar dan penilaian
hasil belajar.25
Adapun perangkat pembelajaran yang harus disusun oleh seorang
guru dalam rangka melaksanakan tugas belajar mengajar meliputi:
a) Program Tahunan
Program tahunan adalah rencana kegiatan yang akan dilakukan,
disampaikan kepada siswa dan dikerjakan oleh guru dalam jangka satu
tahun (satu tahun ajaran) yang didalamnya harus memuat antara lain:
identitas pelajaran, kompetensi dasar, materi dan alokasi waktu.
b) Program Semester
Program semester adalah rencana kegiatan yang dilakukan,
disampaikan kepada siswa dan dikerjakan oleh guru dalam jangka
waktu satu semester dan merupakan penjabaran dari program tahunan
yang telah dibuat sebelumnya. Di dalamnya harus memuat antara lain:
identitas pelajaran, kompetensi dasar, alokasi waktu, bulan dan pekan
pelaksanaanya.
c) Silabus
Silabus ialah bentuk pengembangan dan penjabaran kurikulum
menjadi rencana pembelajaran atau susunan materi pembelajaran yang
teratur pada mata pelajaran tertentu. Isi silabus diantaranya: mengisi
25
Peraturan Pemerintah RI Tahun 2005 tentang SNP, (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional RI, 2005), hlm.23.
27
kolom identitas, mengkaji dan menganalisis standar kompetensi,
mengkaji dan menentukan kompetensi dasar, mengidentifikasi materi
standar, mengembangkan pengalaman (standar proses), merumuskan
indikator pencapaian kompetensi, menentukan jenis penilaian, alokasi
waktu, menentukan sumber belajar.
d) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Untuk menyusun RPP pendidik harus mencantumkan standar
kompetensi yang harus memenuhi kompetensi dasar yang akan disusun
dalam RPP.
2) Melaksanakan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan proses berlangsungnya
belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan di sekolah.
Pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam rangka
menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan
pengajaran. Tahap pelaksanaan pembelajaran diantaranya:
a) Pengelolaan Guru
Guru adalah orang yang bertugas membantu murid untuk
mendapatkan pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi
yang dimilikinya. Guru sebagai salah satu komponen dalam kegiatan
belajar mengajar (KBM), memiliki posisi sangat menentukan
keberhasilan pembelajaran, karena fungsi utama guru ialah merancang,
mengelola, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran. Guru harus
dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana kondusif, yang
bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan jiwa anak.
Pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru antara lain:
benda-benda yang berkaitan dengan materi pelajaran, buku pelajaran,
diagram, gambar, photo, film, fidio dan lain-lain. Semua sumber
pembelajaran penggunaanya harus disesuaikan dengan strategi
pembelajaran dan kemampuan guru pengajarnya.26
26
Abdul Majid, Perencanaan, hlm. 123.
28
b) Pengelolaan Kelas dan Peserta Didik
Menurut Arikunto sebagaimana yang dikutip oleh Syafaruddin
dan Irwan Nasution pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang
dilakukan oleh guru dalam membantu murid, sehingga dicapai kondisi
optimal dalam kegiatan belajar mengajar seperti yang diterapkan.27
Pengelolaan kelas merupakan ketrampilan guru untuk
menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan mengendalikanya
jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Beberapa prinsip yang harus diperhatihkan dalam pengelolaan
kelas sebagai berikut: kehangatan dan keantusiaan, tantangan,
bervariasi, luwes, penekanan pada hal-hal positif dan penanaman
disiplin diri.28
Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat
bekerja dengan tertib sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara
efektif dan efisien. Indikator sebuah kelas tertib yaitu setiap anak terus
bekerja dan terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu.
3) Mengevaluasi Pembelajaran
Evaluasi yaitu suatu proses serangkaian kegiatan untuk
memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil
keputusan29
.
Sedangkan Zaenal Arifin mendifinisikan evaluasi yaitu proses
sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti)
27
Syafaruddin dan Irwan Nasutions, Manajemen Pembelajaran, hlm.118
28 E Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, (Bandung, PT Remaja Rosda Karya: 2005), hlm. 91.
29 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif , (Jakarta: Prenada Media
Group,2011), hlm. 252.
29
dari sesuatu berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka
pembuatan keputusan.30
Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi
pembelajaran adalah proses sistematis untuk menentukan nilai keefektifan
suatu pembelajaran dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara optimal.
Tujuan utama evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang
dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran. Dengan
demikian evaluasi hasil belajar akan menetapkan hasil dari pembelajaran,
sedangkan evaluasi pembelajaran akan menetapkan baik buruknya proses
dari kegiatan pembelajaran.
Evaluasi hasil pembelajaran dalam penilaian kelas dilakukan
diantaranya sebagai berikut:
a) Ulangan harian
Ulangan harian dilakukan setiap selesai proses pembelajaran
dalam kompetensi tertentu. Ulangan harian terdiri dari seperangkat
soal yang harus di jawab oleh peserta didik dan tugas-tugas terstruktur
yang berkaitan dengan konsep yang sedang dibahas.
b) Ulangan umum
Ulangan umum dilaksanakan dalam satu tahun selama dua kali
tepatnya diakhir tiap semester, baik semester pertama dan semester
kedua. Untuk pelaksanaanya dilakukan dengan bersama-sama untuk
kelas paralel dan pada umumnya dilakukan ulangan umum bersama
baik tingkat rayon, kecamatan, kodya atau kabupaten maupun provinsi.
c) Ujian akhir
Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-
bahan yang diujikan meliputi seluruh kompetensi dasar yang telah
diberikan dengan penekanan pada kompetensi dasar yang dibahas pada
kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi akhir ini terutama digunakan untuk
30
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009), hlm.
5.
30
menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik dan layak tidaknya
untuk melanjutkan pada tingkat atasnya.
2. Pembelajaran Metode Qiraati
a. Sejarah Qiraati
Metode Qiraati diciptakan oleh K.H. Dahlan Salim Zarkasyi pada
tahun 1963. Bermula dari panggilan hati K.H. Dahlan Salim Zarkasyi sebagai
seorang muslim untuk mengajar mengaji kepada anak-anaknya dan anak-anak
disekitar tempat tinggalnya.
Penulisan dan penyusunan metode Qiraati membutuhkan perjalanan
waktu yang cukup lama dengan penelitian, pengamatan, uji coba, selama
bertahun-tahun. Dengan penuh ketekunan dan kesabaran K.H. Dahlan Salim
Zarkasyi selalu mengadakan penelitian dan pengamatan pada majlis
pengajaran al-Qur‟an di mushala, di masjid ataupun di majlis tadarus al-
Qur‟an. Dari hasil pengamatan dan peneliti beliau mendapatkan masukan-
masukan dalam penyusunan metode Qiraati, dimana hal-hal yang perlu dan
penting diketahui dan dipelajari oleh anak didik, beliau tulis beserta contoh-
contohnya yang kemudian diuji cobakan kepada mereka. Sehingga dengan
demikian penyusunan metode Qiraati ini mempunyai gerak yang dinamis
sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan serta kenyataan di lapangan.
Dorongan hati yang sangat kuat untuk mengajarkan al-Qur‟an dengan
cara yang baik, benar dan tartil, serta dengan keberanian yang didukung oleh
inayah dan hidayah Allah, K.H. Dahlan Salim Zarkasyi mulai mencoba
menyusun dan menulis sendiri metode yang dikehendakinya itu.
Agar anak didiknya mudah membaca, mengerti serta memahaminya,
maka beliau menyusun pelajaran dengan “bunyi bacaan huruf-huruf hijaiyah
yang sudah berharakat (bertanda baca) “fathah”. Dalam pelajaran ini anak
tidak boleh mengeja tetapi langsung membaca bunyi huruf yang sudah
berharakat fathah. Sejak awal, anak sudah diharuskan dan dituntut membaca
dengan lancar yakni cepat, tepat dan benar. Dengan demikian secara tidak
31
langsung anak harus mengerti dan memahami masing-masing huruf
hijaiyyah.31
Sebuah namapun muncul ketika buku susunanya selesai dan K.H.
Dahlan belum memberi nama. Pada suatu malam beliau berjumpa dengan
seorang ustadz bernama Achmad Djunaidi. Kepadanya beliau utarakan
keinginanya untuk memberi nama buku susunanya itu. Dan Ustadz Achmad
Djunaidi mengusulkan untuk memberi nama “Qiraati”. Pada keesokan harinya
beliau berjumpa dengan ustadzh Syukuri Taufiq (guru dari Ustadz Achmad
Djunaidi), tanpa menceritakan pertemuan dengan Ustadz Djunaidi, beliau
utarakan keinginanya untuk memberi nama buku susunanya tersebut. Dan
ternyata Ustadz Syukuri Taufiq juga memberi nama yang sama yakni
“Qiraati”. Karena keunikan tersebut maka beliau pakailah nama “Qiraati”
untuk metode susunanya tersebut.
b. Perkembangan Qiraati
Qiraati telah mengalami variasi perkembangan diantaranya yaitu:
1) Qiraati dengan 10 Jilid
Qiraati yang terdiri dari 10 jilid, selesai disusun oleh K.H. Dahlan
pada tahun 1963. Jilid Qiraati telah beredar luas dimasyarakat untuk
semua usia yang tahap awal belajar membaca al-Qur‟an. Sampai dengan
tahun 1970-an buku Qiraati yang dipergunakan untuk mengajar yang
kebanyakan dipergunakan di masjid, mushala dan di rumah-rumah di kota
Semarang. Kemudian atas izin K.H. Dahlan untuk mempermudah
mengajar, maka jilid Qiraati dicetak oleh penerbit Alawiyah Semarang
berjumlah 10 jilid, berisi 30 halaman dengan sampul warna-warni dan
dijual bebas dimasyarakat. Dan pada tahun 1980an, buku Qiraati mulai
beredar di luar kota Semarang.32
31
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an Qiraati,
(Semarang: Raudhatul Mujawwidin, t.th) hlm. 4.
32 Wawancara dengan Bapak Imam Murjito, Koordinator Qiraati Cabang Semarang di
Raudhatul Mujawwidin pada tanggal 1 Maret 2012.
32
Qiraati 10 jilid dipelajari dari anak-anak, remaja, mahasiswa,
dewasa bahkan sampai orang tua semua belajar dari Qiraati 10 jilid,
adapun materinya yaitu:
Qiraati jilid 1 berisi: Pengenalan huruf hijaiyah yang berfathah
sekaligus dengan makharijul hurufnya dan membedakan bacaan huruf-
huruf tertentu.
Qiraati jilid 2 berisi: Pengenalan huruf yang berjajar dua dan huruf
yang berjajar tiga dan tidak dibenarkan membaca huruf hijaiyah dengan
membaca memanjang.
Qiraati jilid 3 berisi: Pengenalan tanda baca fathah, kasroh,
dzumah dan perubahan bentuk a‟in.
Qiraati jilid 4 berisi: Pengenalan tanda baca fathah tanwin, kasroh
tanwin, dhommah tanwin dan pengenalan bacaan panjang (mad).
Qiraati jilid 5 berisi: Pengenalan bacaan mad, apabila ada dzumah
diikuti wawu sukun dibaca panjang, kasrah berdiri dan dzumah terbalik
dibaca panjang seperti panjangnya fathah diikuti alif.
Qiraati jilid 6 berisi: Pengenalan al syamsiyah dan al qomariah,
pengenalan idgham bilagunnah dan bacaan dengung (idgham bighunah).
Qirati jilid 7 berisi: Pengenalan tanwin dibaca dengung,
pengenalan nun dan mim bertasdid dibaca dengung.
Qiraati jilid 8 berisi: Pengenalan nun sukun atau tanwin bertemu
huruf mim, ro, wawu, ya dan mim sukun bertemu huruf mim.
Qiraati jilid 9 berisi: Pengenalan huruf Qolqolah (qof, tho, ba,
jim, dal, sukun), pengenalan huruf Iqlab (nun sukun atau tanwin bertemu
dengan huruf ba), pengenalan huruf Ikhfa Syafawi (mim sukun bertemu
dengan huruf ba).
Qiraati jilid 10 berisi: Pengenalan Idhar (nun sukun atau tanwin
bertemu dengan Hamzah, Kha, Kho, A‟in, Ghin dan Ha). Tidak boleh
dibaca dengung.33
33
Dahlan Salim, Metode Praktis Belajar Al-Qur’an Qiraati Jilid 1 smpai 10, (Semarang:
Al-alawiyah,t.th), hlm. 2.
33
2) Qiraati 8 Jilid
Pada tahun 1986, tersusunlah buku Qiraati dengan 8 jilid. Karena
kebutuhan umat yang berbeda-beda, maka K.H. Dahlan mempunyai
inisiatif untuk menyusun buku Qiraati khusus untuk anak usia 4-5 tahun
sebanyak delapan jilid. Dan Qiraati yang delapan jilid itu hanya ada di
TKQ (Taman Kanak-kanak Quran) Raudhatul Mujawwidin Semarang.
TKQ Raudhatul Mujawwidin adalah TKQ yang pertama kalinya di
Indonesia dan K.H Dahlan Salim Zarkasyi merupakan tokoh pendirinya.
Buku metode Qiraati tidak dijual secara bebas dan beredar luas di
masyarakat, hanya digunakan untuk kalangan sendiri.
3) Qiraati 2 Jilid
Perkembangan Qiraati yang begitu pesat dari anak-anak kecil
sampai dewasa yang sudah mahir membaca al-Qur‟an, membuat beliau
untuk melakukan penelitian terus menurus yang dirasa belum cukup, dan
masih banyak anak-anak remaja yang belum bisa membaca al-Qur‟an.
Pada akhirnya pada tahun 1989 tepatnya dibulan maret, terbitlah buku
Qiraati untuk tingkat mahasiswa sebanyak dua jilid. Qiraati dua jilid ini
juga dipakai pembelajaran orang dewasa maupun orang tua.
Pada tahun 1989, untuk melengkapi kesempurnaan pengajaran
ilmu baca al-Qur‟an, maka K.H. Dahlan menyusun pelajaran bacaan
gharib muslikat dan hati-hati dalam al-Qur‟an. Dengan harapan agar
bermanfaat untuk generasi sekarang dan yang akan datang.34
4) Qiraati 6 Jilid
Setelah tiga tahun berjalan dari tahun 1986 sampai 1989, K.H.
Dahlan mengembangkan secara terus menerus kemudian mengadakan
penelitian ulang yang akhirnya menemukan metode terbaru hanya enam
jilid. Dengan enam Qiraati yang terbaru, dan hasilnya setelah diuji coba
ternyata benar-benar jauh lebih berhasil dari pada Qiraati susunan delapan
jilid. Dengan pertolongan Allah terbitlah buku Qiraati enam jilid, dengan
34
Wawancara dengan Bapak Imam Murjito, Koordinator Qiraati Cabang Semarang di
Raudhatul Mujawwidin pada tanggal 1 Maret 2012.
34
judul „Pelajaran Membaca untuk TK al-Qur‟an‟. Qiraati untuk TK al-
Qur‟an selesai penyusunanya 1 juli 1986, yang sumber pengambilanya
dari buku Qiraati sepuluh jilid.
K.H. Dahlan yang selalu tidak pernah puas dengan hasil yang
telah dicapai setelah mengadakan penelitian, merasa perlu untuk
mengadakan perobahan. Sebab diadakanya perobahan, rasanya di dunia
ini selalu membutuhkan perubahan. Selesailah penyusunan Qiraati enam
jilid yang merupakan metode praktis sekaligus memasukkan bacaan
tajwid.
Qiraati enam jilid, sangat banyak digunakan di TKQ atau TPQ
diseluruh Indonesia bahkan sudah berkembang ke negara tetangga yaitu
Malaysia, Singapura, Brunai Darusalam dan bahkan sudah sampai ke
Thailand. Qiraati enam jilid inilah yang sampai saat ini masih mengalami
cetak ulang. Dan Qiraati enam jilid inilah, yang penulis akan menggali
informasinya secara mendalam tentang manajemen pembelajaran
Qiraati.35
5) Qiraati 3 jilid
Pada tanggal 1 januari 1990, diterbitkan metode Qiraati untuk
siswa SLTP atau SMU, sebanyak 3 jilid.
6) Qiraati 1 jilid atau Qiraati Pra TK
Pada tahun 1991 K.H. Dahlan mengembangkan buku Qiraati
untuk anak-anak usia Pra TK (3-4 tahun), yang dilengkapi dengan alat
bantu mengajar yaitu alat peraga untuk guru dan murid.
Untuk saat ini buku Qiraati Pra TK sudah tidak mengalami
percetakan, semua pembelajaranya menggunakan Qiraati TK atau yang
lebih dikenal dengan Qiraati enam jilid.36
35
Dahlan Salim Zarkasyi, Metode Praktis Belajar Membaca Al-Qur’an, (Semarang:
Yayasan Pendidikan al-Qur‟an, Raudhatul Mujawwiddin, 1990), hlm.1.
36 Wawancara dengan Bapak Imam Murjito, Koordinator Qiraati Cabang Semarang di
Raudhatul Mujawwidin pada tanggal 1 Maret 2012.
35
c. Pengertian Metode Qiraati
Metode adalah suatu tehnik penyajian yang harus dikuasai untuk
menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik.37
Sedangkan Qiraati artinya
“Bacaanku” yang bermakana “Inilah bacaanku (bacaan al-Qur‟an) yang baik
dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
Metode Qiraati adalah suatu alat pembelajaran yang disampaikan
kepada peserta didik dengan tidak mengeja tetapi langsung membaca bunyi
huruf yang ada dibuku panduan Qiraati yang membacanya cepat, tepat dan
benar.
Sejak awal peserta didik sudah diharuskan dan dituntut membaca
dengan lancar yakni dengan cepat, tepat dan benar. Dengan penuh kesabaran
dan ketelitian huruf demi huruf diajarkan kepada peserta didik agar peserta
didik terlatih dan dapat membaca dengan lancar, maka setiap contoh bacaanya
diambil dari al-Qur‟an dan juga dari kalimat-kalimat dalam bahasa arab.38
Dengan demikian Qiraati mengajarkan, cara membaca dengan lancar
yakni cepat, tepat dan benar dan mempelajari ilmu tajwid yang ada dalam al-
Qur‟an.
d. Tujuan Metode Qiraati
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh siapapun tak pernah lepas dari
tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Demikian pula dengan penyusunan
Qiraati. Adapun tujuan metode Qiraati adalah:
1) Menjaga dan memelihara kehormatan, kesucian dan kemurnian al-Qur‟an
dari cara membaca yang benar, sesuai dengan kaidah tajwidnya.
2) Menyebar luaskan ilmu baca al-Qur‟an yang benar dengan cara benar.
3) Mengingatkan kepada guru-guru al-Qur‟an agar dalam mengajarkan
bacaan al-Qur‟an harus berhati-hati, jangan sembarangan.
4) Meningkatkan kualitas pendidikan pengajaran ilmu bacaan al-Qur‟an.39
37
Abu Ahmadi, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung:Pustaka Setia, 1997), hlm. 52.
38 Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an Qiraati,
hlm. 5.
39 Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an Qiraati,
hlm. 19.
36
Dari tujuan tersebut, al-Qur‟an merupakan kitab Allah dengan
kebenaranya, mempelajari dan mengamalkan merupakan tujuan utama. Target
dari metode Qiraati yaitu murid mampu membaca al-Qur‟an secara tartil
sesuai dengan kaidah tajwid yang dicontohkan dan diajarkan oleh Rasulullah
SAW.
e. Materi Metode Qiraati
Materi pelajaran merupakan salah satu komponen pendidikan yang
dipilih dan ditetapkan setelah menetapkan tujuan. Dalam menetapkan
pengajaran al-Qur‟an dengan metode Qiraati hendaknya dapat menunjang
tujuan yang telah ditetapkan.
Materi pelajaran adalah isi yang diberikan kepada peserta didik pada
saat berlangsungnya proses belajar mengajar, melalui materi atau bahan ajar
yang telah dirumuskan oleh metode Qiraati yaitu mampu membaca al-Qur‟an
dengan fasih, tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Adapun sistematika
materi pelajaran Qiraati dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.1 Sistematika Materi Pelajaran Qiraati
QIRAATI MATERI PELAJARAN KETERANGAN
Qiraati jilid 1 1. Bacaan-bacaan Pendek
..... ت ب – ب ا
2. Nama-nama Huruf Hijaiyah
ث ..... ت ب ا
Mudah
Qiraati jilid 2 1. Bacaan-bacaan Pendek
با ب ب –س س –د د
2. Nama-nama harakat dan angka
arab
Mudah
3. Bacaan-bacaan Madd (panjang)
ودود –رحيم ، بقى –داخل
Sulit
37
QIRAATI MATERI PELAJARAN KETERANGAN
Qiraati jilid 3 1. Bacaan Madd
ىػ ىػ ىػ
2. Huruf-huruf yang di baca jelas
(tidak boleh dibaca dengung)
ـ ر ؿ س
Mudah / Umum
3. Bacaan Harfu Liin
__ ي -__ و
Khusus
4. Cara membaca huruf-huruf
ؼ –ع –ء
Khusus dan sulit
Qiraati jilid 4 1. Bacaan Ikhfa‟ (ada unsur
bacaan dengung)
Huruf ikhfa antara lain:
ت ث ج د ذ ز س ش ص
ض ط ظ ؼ ؽ ؾ
2. Bacaan dengungnya idgham
Bighunnah (ada unsur
Dengung)
ـ ف ___
Umum / Mudah
3. Bacaan idgham Bilaghunnah
(tidak dengung)
ؿ ر ف ___
Agak sulit
38
QIRAATI MATERI PELAJARAN KETERANGAN
4. Bacaan Ghunna
ـ(–)ف
Umum / Mudah
5. Bacaan huruf-huruf bertasydid Khusus agak sulit
6. Bacaan huruf mim sukun
a. Mim sukun dibaca jelas
ـ
b. Mim sukun dibaca dengung
ـ ـ
Khusus / Mudah
Qiraati jilid 5 1. Bacaan Idgham Bighunah
و ي ف ___
Khusus / sulit
2. Bacaan Iqlab
ب ف ___
Khusus / Mudah
3. Bacaan Mim sukun
ـ ـ ب ـ
Khusus / sulit
4. Materi-materi khusus
Qiraati jilid 6 1. Bacaan Izhhar Halqi (jelas)
ا )ء( ح خ ع غ ىػ ف ___
Khusus / agak sulit
2. Pelajaran tambahan:
إل -أنا
3. Latihan membaca surat-surat
pendek
39
f. Strategi Mengajar Metode Qiraati
Strategi Pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran.40
Metode adalah suatu tehnik penyajian yang dikuasai guru untuk
mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada peserta didik didalam
kelas, baik secara individual atau secara kelompok agar pelajaran itu dapat
dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik.41
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode, tetapi sebaiknya menggunakan metode yang
berfariasi agar jalanya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik
perhatian anak didik. Oleh karena itu kompetensi guru diperlukan dalam
memilih metode yang tepat dan sesuai dengan pelaksanaan proses belajar
mengajar.
Beberapa metode mengajar Qiraati dalam pembelajaran membaca al-
Qur‟an yaitu:
1) Metode Mengajar
a) Metode Sorongan atau Individual
Privat adalah mengajar dengan memberikan materi pelajaran
orang perorangan sesuai dengan kemampuanya menerima pelajaran.
Sehingga dengan demikian privat adalah proses belajar mengajar yang
dilakukan dengan cara satu persatu (secara individu) sesuai dengan
materi pelajaran yang dipelajari.
b) Metode Klasikal-Individual
Klasikal adalah mengajar dengan cara memberikan materi
pelajaran secara massal (bersama-sama) kepada sejumlah peserta didik
dalam satu kelompok atau kelas.
Dengan demikian, mengajar klasikal-individual adalah proses
belajar mengajar yang dilakukan dengan cara sebagian waktu untuk
40
Hamzah B.Uno, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar yang Kreatif dan
Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.1.
41 Abu Ahmadi dkk, Strategi Belajar Mengajar, hlm. 52.
40
klasikal dan sebagian waktu untuk yang lainya untuk mengajar secara
individu.
c) Metode Klasikal Baca Simak (KBS)
Klasikal Baca Simak yaitu membaca bersama-sama secara
klasikal dan bergantian membaca secara individu dan kelompok,
peserta didik yang lainya menyimak.42
2) Tahapan Mengajar
a) Tahap Mengajar Secara Umum
(1) Tahapan Sosialisasi
Tahapan sosiolosi merupakan penyesuaian dengan kesiapan
dan kemampuan peserta didik dan mengusahakan peserta didik
merasa senang dan bahagia dalam belajar.
(2) Tahapan Terpusat
Tahap ini berisi penjelasan dan contoh dari guru, peserta
didik menyimak, dan menirukan contoh bacaan dari guru dimana
peserta didik memperhatihkan dan mengikuti petunjuk dari
gurunya.
(3) Kegiatan Terpimpin
Guru memberi komando (aba-aba, ketukan, dll) ketika
peserta didik membaca klasikal maupun secara individual. Secara
mandiri peserta didik aktif membaca dan menyimak, guru hanya
membimbing dan mengarahkan.
b) Tahapan Mengajar Secara Khusus
(1) Appersepsi
Appersepsi adalah pendahuluan, dimana guru mengulang
materi pelajaran yang telah diajarkan sebelumnya, kemudian baru
memberi contoh dan menerangkan materi pelajaran baru.
42
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an Qiraati,
Hlm. 23-25.
41
(2) Penanaman Konsep
Memberi penjelasan dan keterangan mengenai materi
pelajaran baru agar peserta didik dapat memahami materi pelajaran
yang sedang diajarkan.
(3) Pemahaman
Latihan secara bersama-sama atau secara kelompok atau
group.
(4) Ketrampilan
Latihan-latihan secara individual untuk mengetahui tingkat
kemampuan (kelancaran) murid dalam membaca.43
g. Evaluasi Qiraati
Evaluasi yaitu suatu proses serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta
didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan menjadi
informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan44
.
Tujuan dari evaluasi adalah untuk mengukur seberapa jauh tingkat
keberhasilan, proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, dikembangkan,
ditanamkan, di sekolah serta dapat dihayati, diamalkan, diterapkan, dan
dipertahankan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pembelajaran evaluasi Qiraati dibagi menjadi empat yaitu:
1) Evaluadi di Lakukan Setiap Hari.
Evaluasi dilakukan setiap kali pertemuan karena menitik tekankan
pada masalah ketrampilan membaca dan tuntas belajar, maka evaluasi
harus selesai dilakukan setiap peserta didik selesai mempelajari satu
halaman atau satu materi pelajaran.
43
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an Qiraati,
hal. 27-28.
44 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Group, hlm. 252.
42
2) Tes Kenaikan Jilid
Tashih atau tes kenaikan jilid, dilakukan oleh koordinator Qiraati
atau penguji (yang memiliki syahadah Qiraati) dengan cara menunjuk
beberapa suku kata atau kalimat atau ayat secara acak, tidak berurutan
yang terdapat pada buku Qiraati atau al-Qur‟an.45
Tes ini dilakukan
apabila peserta didik akan melanjut ke jilid selanjutnya dan penguji tidak
boleh di lakukan oleh guru yang belum memenuhi syarat tashih.
3) Tes Khatam
Tes khatam adalah tes yang dilakukan apabila peserta didik telah
menguasai semua pelajaran yaitu dapat membaca al-Qur‟an dengan tartil,
mengerti dan menguasai baca ghorib, mengerti dan menguasai ilmu
tajwid.
3. Pembelajaran Membaca Al-Qur‟an
a. Pengertian Pembelajaran Membaca al-Qur‟an
Pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara peserta didik
dengan lingkunganya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih
baik.46
Sedangkan menurut Muhaimin, bahwa pembelajaran merupakan upaya
untuk membelajarkan peserta didik.47
Maka pembelajaran adalah suatu rekayasa yang diupayakan untuk
membantu peserta didik agar dapat berkembang sesuai dengan maksud dan
tujuan. pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membaca buku, belajar di
kelas atau di sekolah dan dalam prosesnya diwarnai interaksi antara berbagai
komponen yang saling berkaitan. Mengajar dan belajar merupakan dua konsep
yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Hakikat pengajaran adalah
kegiatan belajar mengajar yang nyata dalam kelas.
45
Imam Murjito, Pedoman Metode Praktis Pengajaran Ilmu Baca Al-Qur’an Qiraati,
hlm. 37.
46 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm.100.
47 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama
Islam di sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 183.
43
Sedangkan membaca berasal dari kata dasar “baca” yang artinya
adalah melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis.48
Menurut Bond sebagaimana telah dikutip oleh Mulyono, bahwa membaca
merupakan pengenalan simbol-simbol bahasa tulisan yang merupakan
situmulus yang membantu proses mengingat tentang apa yang dibaca, untuk
membangun suatu pengertian melalaui pengalaman yang telah dimiliki.49
Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
membaca merupakan tahap awal dalam proses pembelajaran yang merupakan
kegiatan yang sangat penting untuk dilakukan dalam hidup karena semua
proses belajar didasarkan pada kemampuan membaca.
Al-Qur‟an adalah bentuk masdar dari fi’il madhi „qora‟a‟ yang berarti
(dia) telah membaca. Dari pengertian ini al-Qur‟an berarti bacaan atau sesuatu
yang dibaca berulang-ulang.
Dalam kitab al-Qur‟an sendiri bahwa al-Qur‟an adalah kalam
(perkataan) Allah SWT. Yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW,
melalui malaikat jibril dengan lafal dan maknnya (QS. asy-Syuaro:192-195)50
Al-Qur‟an adalah sumber agama Islam pertama dan utama merupakan
kitab suci yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan
yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul
Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun, 2 bulan, 22 hari, mula-mula di
Makkah kemudian di Madinah, dengan tujuan untuk menjadi pedoman atau
petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupanya mencapai
kesejahteraan di dunia ini dan kebahagian akhirat kelak.51
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa al-Qur‟an adalah
wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, melalui
48
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1985), hlm. 71.
49 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, hlm. 200.
50 A. Hafizh ansori AZ, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ictiar Baru,1993), hlm. 132.
51 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1998), hlm. 93.
44
malaikat Jibil diturunkan secara berangsur-angsur dengan lafal dan maknanya
dan membacanya termasuk ibadah.
Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran
membaca al-Qur‟an adalah sebuah proses dan upaya untuk membelajarkan al-
Qur‟an yang menghasilkan perubahan-perubahan akan kemampuan membaca
dan memahami al-Qur‟an, dimana kemampuan membaca dan memahami al-
Qur‟an yang dapat ditunjukkan dengan perubahan pengetahuan, pemahaman,
sikap, tingkah laku, ketrampilan maupun kebiasaan-kebiasaan atau perubahan
lainya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Dasar Belajar Membaca al-Qur‟an
Pengajaran dan pembelajaran al-Qur‟an merupakan bagian dari
pendidikan Nasional yang berdasarkan pada :
1) Dasar Yuridis Formal yaitu :
a) Pancasila pada sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.
b) UUD 1945 bab XI pasal 29 ayat 1, 2 merupkan dasar konstitusional
yang berbunyi :
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama masing-masing dan beribadah menururt agama dan
kepercayaannya itu.52
2) Dasar Religius
Dasar religius dalam uraian ini adalah dasar-dasar yang bersumber
pada al-Qur‟an dan Hadits yang mana kedua sumber tersebut merupakan
pokok pangkal dari ajaran agama yang sudah tidak diragukan lagi
kebenaran dan kemurniannya.
a) Al-Qur‟an.
Firman Allah SWT dalam Qs al-Hijr ayat 9 :
52
Undang-Undang dan Pasal-Pasal, (Jakarta: BP Cipta Jaya, 2005), hlm. 4.
45
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Qur‟an, dan
Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS al-Hijr
ayat 9).53
Dasar hukum di atas menunujukan bahwa pendidikan al-
Qur‟an merupakan perintah dari Allah dan merupakan ibadah bagi
siapa yang membacanya. Allah SWT menurunkan al-Qur‟an, memberi
jaminan kesucianya, keaslianya dan kemurnianya sepanjang masa.
b) Al-Hadist
Rasulullah SAW bersabda:
عثماف بن عفاف رضي اهلل عنو عن النب صلى اهلل عليو وسلم قاؿ: إف عن أفضلكم من تػعلم القرآف وعلمو )رواه البخاري(
“Dari Utsman bin Affan ra. Nabi Muhammad SAW, bersabda:
Sesungguhnya Sebaik-baik diantara kamu adalah orang yang
belajar al-Qur‟an dan yang mengajarkannya (H.R. Bukhari)”.54
Kesimpulan dari hadis di atas menjelaskan bahwa orang yang
mengajarkan al-Qur‟an dan orang yang belajar al-Qur‟an itulah yang
disebut oleh Rasulullah SAW sebagai umat terbaik.
c. Tujuan Pembelajaran Membaca al-Qur‟an
Kegiatan pembelajaran membaca al-Qur‟an mempunyai tujuan yang
harus dicapai guna memberikan suatu arah atau gambaran yang mudah untuk
ditempuh. Sehingga tujuan pembelajaran mengarahkan pada peserta didik
kepada sasaran yang akan dicapai.
Tujuan pembelajaran al-Qur‟an harus mengandung tujuan kognitif
berkenaan dengan pengenalan baru atau mengingat kembali, afektif yaitu
berhubungan dengan minat, sikap dalam membaca, psikomotorik berhubungan
53
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahanya, (Bandung: CV Penerbit Jumanatul
Ali, 2005), hlm. 263.
54 Mustafa Muhammad Imarah, Jawahirul Bukhari wa Syarhu Al-Qisthalani, (Bierut:
Makatabah At Tijariyah Al Kubra, 198), hlm. 419.
46
dengan ketrampilan atau menunjukkan skill kemampuan dalam membaca al-
Qur‟an dengan lancar.55
Menurut Prof. Dr Muhmud Yunus, tujuan belajar al-Qur‟an adalah :
1) Memelihara kitab suci dan membacanya serta memperhatihkan isinya
untuk jadi petunjuk dan pengajaran bagi kita dalam kehidupan dunia.
2) Mengingat hukum agama yang ada dalam al-Qur‟an, serta menguatkan
dan mendorong berbuat kebaikan dan menjahui kejahatan.
3) Mengharap keridhahan Allah SWT.
4) Menanamkan Akhlak yang mulia dengan mengambil pengajaran suri
tauladan yang ada dalam al-Qur‟an.
5) Menanamkan perasaan keagamaan dalam hati dan menumbuhkanya
sehingga bertambah keimanan dan bertambah dekat kepada Allah.56
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
membaca al-Qur‟an adalah agar peserta didik mampu membaca, memelihara,
memahami dengan baik dan menerapkan ajaran-ajaran yang terkandung dalam
al-Qur‟an dalam kehidupan sehari-hari.
d. Tahap Belajar Membaca al-Qur‟an
1) Membaca al-Qur‟an dengan Tartil
Hukum membaca al-Qur‟an secara tartil adalah disunahkan. Tartil
disunahkan tidak semata-mata bagi pemahaman artinya bagi orang awam
yang tidak mengerti akan arti al-Qur‟an juga disunahkan tartil dan pelan-
pelan dalam bacaanya. Karena demikian itu lebih mendekatkan pada
memuliakanya dan menghormatinya serta lebih membahas hati dari pada
terburu-buru dan cepat.57
Dapat disimpulkan membaca al-Qur‟an dengan tartil tidak lepas
dari pengucapan lisan, oleh karena itu guru mempunyai peranan penting
karena belajar al-Qur‟an mengacu pada ketrampilan khusus, maka guru
55
Mundhofir, Teknologi Instruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 64-
65.
56 M. Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: Hida Karya Agung,
1993), hlm. 61.
57 Moh Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, (Surabaya: Halim Jaya, 2007), hlm. 1.
47
harus lebih banyak memberikan contoh dan mengajarkanya berulang-
ulang, apabila salah waktu mengajar, akan berakibat fatal bagi murid.
2) Mempelajari Ilmu Tajwid
Menurut Imam Zarkasyi Tajwid secara bahasa berasal dari kata
Jawwada-Yujawwidu-Tajwidan yang artinya membaguskan atau membuat
jadi bagus. Ilmu tajwid ialah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara
membaca al-Qur‟an dengan sebaik-baiknya.58
Sedangkan menurut para ulama tajwid yaitu mengeluarkan
(mengucapkan) huruf-huruf al-Qur‟an menurut aslinya satu persatu,
mengembalikan huruf kepada mahrojnya (tempat keluarnya huruf) dan
asalnya, dan menghaluskan pengucapanya dengan cara yang sempurna
tanpa berlebihan, kasar, tergesa-gesa dan dipaksa-paksakan.59
Jadi ilmu Tajwid yaitu ilmu yang mempelajari cara membaca al-
Qur‟an dengan baik dan benar.
Tujuan kaidah ilmu tajwid adalah:
a) Agar pembaca dapat membaca ayat-ayat al-Qur‟an dengan bacaan
yang fasih (tepat, baik dan benar) sesuai dengan makhraj dan sifat-sifat
hurufnya.
b) Agar dapat menjaga lisan pembaca dari kesalahan-kesalahan
pembacaan yang dapat menjerumuskan keadaan perbuatan dosa.
c) Agar dapat menjaga dan memelihara kehormatan dan kesucian serta
kemurnian al-Qur‟an dari segi bacaan yang benar.60
Hukum mempelajari ilmu tadjwid sebagai disiplin ilmu merupakan
fardlu kifayah atau kewajiban kolektif artinya mempelajari ilmu tadjwid
secara mendalam tidak diharuskan bagi setiap orang, tetapi cukup diwakili
oleh beberapa orang saja, namun jika dalam suatu kaum tidak ada
seorangpun yang mempelajari ilmu tajwid hukumnya berdosalah kaum
58
Imam Zarkasyi, Pelajaran Tajwid, (Gontor: Trimurti Pres, 1995), hlm. vi .
59 Imam Murjito, Penjelasan dan Keterangan “Pelajaran Bacaan Ghorib atau
Musykilat” untuk anak-anak, (Semarang: Yayasan Pendidikan al-Qur‟an Raudhatul Mujawwiddin,
t.th), hlm. 61.
60 Imam Zarkasyi, Pelajaran Tajwid, (Gontor: Trimurti Pres, 1995), hlm. vi.
48
tersebut, adapun hukum membaca al-Qur‟an dengan menggunakan aturan
tadjwid adalah fardhu ain atau merupakan kewajiban pribadi, karena
apabila seseorang membaca al-Qur‟an dengan tidak menggunakan hukum
tadjwid berdosa.61
Hal ini sangat memerlukan peranan dari seorang guru yang mampu
menguasai dan mengarahkan anak didik agar dapat meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur‟an bagi anak dengan menggunakan metode
Qiraati.
61
Moh Wahyudi, Ilmu Tajwid Plus, (Surabaya: Halim Jaya, 2007), hlm. 3.
49
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode mengandung makna yang lebih luas menyangkut prosedur dan
cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab
masalah penelitian.62
Dengan kata lain metode penelitian akan memberikan petunjuk bagaimana
penelitian itu dilaksanakan. Oleh karena itu metode penelitian merupakan sesuatu
yang sangat menentukan dalam mengumpulkan data yang diperlukan dilapangan
sekaligus berfungsi sebagai kerangka berfikir dari penelitian peneliti. Untuk
melakukan penelitian skripsi ini, peneliti menempuh langkah-langkah sebagai
berikut:
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan peneliti adalah kualitatif deskriptif, yaitu untuk
memperoleh gambaran umum tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses
pembelajaran berbasis metode Qiraati.
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari penelitian yang diamati.63
Penelitian lapangan merupakan penelitian yang menyelidiki secara intensif
tentang latar belakang dan interaksi lingkungan.
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif yaitu data yang terkumpul berupa
kata-kata, gambar, bukan angka-angka kalaupun ada hanya sebagai penunjang64
Dalam penelitian ini penulis menggambarkan peristiwa maupun kejadian
yang ada dilapangan. Penelitian ini digunakan untuk menggambarkan dan
memperoleh data sehubungan dengan proses manajemen pembelajaran berbasis
62
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar
Baru Algesindo, 2001), hlm.16.
63 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2005), hlm.3.
64 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti kualitatif, (Bandung: CV Pustaka Setia,2002), hlm.
51.
50
metode Qiraati dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an siswa di
MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka tempat dan waktu
penelitian sebagai berikut:
Tempat : Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Nurul Islam yang lokasinya terletak di
Jalan Honggowongso No.7, Kecamatan Ngaliyan Semarang.
Waktu : 14 Februari- 14 Maret 2012.
C. Jenis, Sumber dan Tehnik Pengumpulan Data
Jenis, sumber dan tehnik pengumpulan data merupakan subyek dari
mana data diperoleh. Sumber data merupakan hasil pencatatan dari hasil
penelitian yang diperoleh selama melakukan penelitian. Jenis data meliputi
tentang manajemen pembelajaran Qiraati yang ada di MIT Nurul Islam,
sedangkan sumber data dapat diperoleh dari Kepala Sekolah, Ketua Yayasan
Koordinator Qiraati, Guru Qiraati dan dokumen atau arsip MIT Nurul Islam.
Agar lebih jelas, maka penulis membuat tabel sebagaimana matrik di
bawah ini:
Tabel 3.1
Jenis, Sumber, dan Teknik Pengumpulan Data
No Jenis Data Sumber
Data
Teknik
Pengumpulan
1 1. Tinjauan historis MIT Nurul Islam. Ketua
Yayasan
Wawancara,
Dokumentasi
2 1. Profil sekolah
2. Kurikulum
3. Tujuan pengggunaan metode Qiraati
Kepala
Sekolah
Wawancara,
Dokumentasi
3 Manajemen pembelajaran Qiraati
1. Perencanaan pembelajaran
2. Pelaksanaan pembelajaran Qiraati.
Guru Wawancara
Observasi
dokumentasi
51
3. Evaluasi Qiraati
4 1. Data guru.
2. Data murid.
3. Job deskripsi.
4. Dan data-data lain yang
mendukung.
TU Dokumentasi
D. Fokus Penelitian
Fokus adalah masalah dalam penelitian kualitatif. Fokus juga berarti
penentuan keluasan (scope) permasalahan dalam batas penelitian.65
Fokus penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah manajemen
pembelajaran berbasis metode Qiraati ditinjau dari segi manajemen
pembelajaranya yakni bagaimana seorang guru merencanakan, melaksanaan
dan mengevaluasi pembelajaran sehingga manajemen pembelajaran metode
Qiraati dapat meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an siswa di MIT
Nurul Islam Ringinwok Semarang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dari beberapa sumber data yang ada dalam penelitian ini maka peneliti
menggunakan tehnik dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi adalah metode yang digunakan melalui pengamatan yang
meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu obyek dengan keseluruhan
alat indra.66
Metode ini dilakukan secara langsung untuk mengetahui proses
pembelajaran atau seluruh rangkaian aktivitas belajar mengajar di MIT Nurul
Islam Ringinwok Semarang.
Objek yang akan di observasi dalam kajian penelitian ini adalah seluruh
rangkaian aktivitas sekolah yang berhubungan langsung dengan keadaan secara
65
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2005), hlm.7.
66 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, hlm.204.
52
umum di MIT Nurul Islam yang meliputi letak geografis, sarana dan prasarana
serta pelaksanaan pembelajaran Qiraati. Dalam pelaksanaan pembelajaran,
peneliti terjun langsung kelapangan untuk menyaksikan bagaimana proses
pembelajaran berlangsung dengan cara mengikuti kegiatan pembelajaran.
2. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab sehingga dapat menggali secara detail dalam suatu topik
tertentu.67
Peneliti dalam hal ini peneliti sebagai interviewer, mengajukan pertanyaan
menilai jawaban, meminta penjelasan, mencatat dan keadaan prodding
(menggali keterangan lebih mendalam). Sumber informasi (interviewer)
menjawab pertanyaan, memberi penjelasan dan kadang-kadang juga membalas
pertanyaan.68
Dari beberapa pengertian di atas wawancara adalah percakapan yang
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara (interviewer) dan yang diwancarai
(interviewee). Metode ini digunakan untuk berkomunikasi langsung dan menggali
data yang berhubungan dengan manajemen pembelajaran Qiraati di MIT Nurul
Islam Ringinwork Semarang.
Dalam melakukan wawancara peneliti akan melakukan wawancara yaitu
kepada: kepala sekolah, koordinator Qiraati, waka kurikulum, guru dan pihak-
pihak yang terkait dengan pembelajaran Qiraati.
3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata document yang artinya barang-barang
tertulis. Dokumen merupakan catatan yang sudah berlalu yang biasanya berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.69
67
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D , (Bandung: Alfa Beta,
2008), hlm 231.
68 Sutrisno Hadi, Metodologi Research Edisi 2, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004),
hlm.218.
69 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm.240.
53
Dokumentasi merupakan pelengkap dari metode observasi dan
wawancara. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang keadaan
sekolah, sarpras, provil, SDM dan juga data-data yang berhubungan dan
mendukung dengan pembelajaran yang dilaksanakan di MIT Nurul Islam
Ringinwok Semarang.
4. Triangulasi Data
Triangulasi yaitu tehnik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai tehnik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.70
Triangulasi pada penelitian ini dalam pelaksanaanya peneliti melakukan
pengecekan data yang berasal dari hasil wawancara mengenai manajemen
pembelajaran berbasis Qiraati.
Hasil wawancara tersebut kemudian peneliti, akan melakukan
pengecakan dengan hasil pengamatan yang peneliti lakukan selama masa
penelitian untuk mengetahui manajemen pembelajaran berbasis metode Qiraati
dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an siswa di MIT Nurul Islam
di Ringinwok Ngaliyan Semarang.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam sebuah penelitian merupakan bagian yang sangat
penting karena dengan analisis inilah data yang ada akan nampak manfaatnya
terutama dalam memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir dalam
penelitian.
Sedangkan menurut Sugiyono, Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting, dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan, sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.71
70
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm 241.
71 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, hlm.244.
54
Dari kesimpulan di atas analisis data merupakan bagian yang sangat
penting karena dengan analisis dapat memecahkan masalah penelitian dan
mencapai tujuan akhir dalam penelitian.
Miles dan Hubermen mengemukakan bahwa, aktivitas dalam analisis data
yang dilaksanakan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas. Tiga langkah aktivitas dalam analisis data yaitu: data reduction, data
display, data conclusion drawing atau ferifying, sebagaimana gambar berikut:
Gambar 3.1
Teknik Analisis Data Menurut Miles dan Hubermen72
1. Data reduction ( Reduksi data )
Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, membuang yang tidak perlu. Reduksi
data dimaksudkan untuk menentukan data ulang sesuai dengan permasalahan
yang akan penulis teliti, dengan demikian data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah penelitian untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Data hasil penelitian ini harus direduksi meliputi hasil wawancara,
dokumentasi dan observasi berisi tentang pelaksanaan manajemen pembelajaraan
Qiraati di MIT Nurul Islam yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran.
72
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D , hlm.246-247
Data
colection Data
display
Data
reduction Conclusion
drawing atau
Verification
55
2. Data display ( Penyajian data )
Data hasil reduksi disajikan atau didisplay ke dalam bentuk yang mudah
dipahami. Dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Sajian data
dimaksudkan untuk memilih data yang sesuai dengan kebutuhan penelitian
tentang manajemen pembelajaraan berbasis metode Qiraati dalam meningkatkan
kemempuan membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam Ringinwok Semarang,
artinya data yang telah dirangkum tadi kemudian dipilih, sekiranya data mana
yang diperlukan untuk penulisan laporan penelitian.
3. Conclusion drawing atau Verification
Kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan akan diikuti dengan bukti-bukti
yang diperoleh ketika penelitian di lapangan. Verifikasi data dimaksudkan untuk
penentuan data akhir dan keseluruhan proses tahapan analisis, sehingga
keseluruhan permasalahan mengenai dengan kategori data.
Dengan demikian analisis ini dilakukan saat peneliti berada di lapangan
dengan cara mendeskripsikan segala data yang telah didapat, lalu dianalisis
sedemikian rupa secara sistematis, cermat dan akurat. Dalam hal ini data yang
digunakan berasal dari wawancara dan dokumen-dokumen yang ada serta hasil
observasi yang dilakukan di MIT Nurul Islam.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS MANAJEMEN PEMBELAJARAN
QIRAATI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA
AL-QUR’AN DI MIT NURUL ISLAM
A. Gambaran Umum MIT Nurul Islam Ringinwork Ngaliyan Semarang
1. Sejarah Berdirinya MIT Nurul Islam
Secara historis MIT Nurul Islam merupakan Madrasah Ibtidaiyah yang
berada di bawah Yayasan Nurul Islam Semarang. MIT Nurul Islam didirikan
tepatnya pada bulan januari tahun 1967. MIT Nurul Islam merupakan Madrasah
Ibtidaiyah yang pertama di Ngaliyan. Pendirinya yaitu H. Ridwan, beliau tertarik
untuk membuat sekolah yang berbasis Islam. Karena pada waktu itu di
Ringinwork banyak isu-isu Sekolah Dasar Kristen oleh karena itu H. Ridwan
mempunyai keinginan untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyah yang bertujuan
untuk melastarikan Iman, Islam dan Ihsan warga Ringinwok. Setelah berdirinya
MI Nurul Islam H. Ridwan menyerahkan kepada H. Ali Syahbana yang dibantu
oleh tokoh-tokoh islam dan beberapa warga yang mendukung dan berkompeten
yang ada di Ringinwork. Setelah masa kepemimpinan H. Ali Syahbana kemudian
dikelola oleh Bapak H. Mashuri yang sampai sekarang menjabat sebagai Ketua
Yayasan. Luas tanah MIT Nurul Islam 600M2, 80M
2 sumbangan dari warga dan
sisanya 520M2 wakaf dari keluarga Ahmad Bunawi.
73
Lokasi MIT Nurul Islam berada dipinggiran kota Tepatnya di Jalan
Honggowongso No.7 Ringginwok Ngaliyan Semarang. MIT Nurul Islam juga
berada disekitar perumahan dan mudah dijangkau karena telah adanya angkutan
umum. Disisi lain masyarakat Ngaliyan juga memiliki respon baik terhadap
keberadaanya begitu juga partisipasi warga dalam menghidupkan MIT Nurul
Islam dengan baik, terutama menyekolahkan putra-putrinya di MIT Nurul Islam.
Secara keseluruhan di MIT Nurul Islam terdapat 10 ruang belajar yaitu
kelas 1A, 1B, IIA, IIB, IIIA, IIIB, IVA, IVB, V, VI, 1 ruang perpustakaan, 1
73
Wawancara dengan Bapak Mashuri selaku Ketua Yayasan MIT Nurul Islam, pada
tanggal 28 April 2012.
57
ruang komputer, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah dan satu ruang tata usaha,
lapangan sekolah dan sebuah masjid.74
2. Visi Dan Misi MIT Nurul Islam
Setiap lembaga pasti mempunyai visi dan misi tak kecuali dilembaga
pendidikan karena dengan adanya visi, dan misi membuat sebuah lembaga
mempunyai cita-cita, harapan, motivasi, dan target untuk mencapai tujuan. Visi
dan Misi MIT Nurul Islam yaitu sebagai berikut:
Visi:
“Berakhlak Islami dan Unggul Dalam Prestasi”
Misi:
a. Melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga siswa berkembang secara
optimal sesuai dengan potensinya.
b. Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga Madrasah.
c. Meletakkan dasar-dasar keimanan dan ketakwaan pada siswa sehingga
menjadi sumber kearifan.
d. Menginternalkan nilai-nilai agama Islam dan mengimplementasikannya dalam
kehidupan sehingga terwujud pola hidup berdasarkan ajaran agama Islam.
e. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga
dapat dikembangkan secara optimal.
f. Menjalin kerjasama dengan orang tua siswa dan masyarakat agar terwujud
keterpaduan dalam proses pendidikan.
Dengan adanya visi dan misi diharapkan peserta didik MIT Nurul Islam
dapat unggul dalam prestasi baik dari segi akademik maupun agama yang
nantinya bertujuan untuk menjadikan siswa beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, siswa memiliki dasar-dasar pengetahuan,
kemampuan, dan ketrampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang
74
Wawancara dengan Bapak Dian Utomo selaku Kepala Sekolah MIT Nurul Islam, pada
tanggal 21 Februari 2012.
58
lebih tinggi, siswa kreatif, terampil, dan mengembangkan agama islam sehingga
siswa meletakkan dasar-dasar keimanan dan ketakwaan.75
3. Struktur Organisasi
Agar mekanisme kerja lancar dan tertib, diperlukan orang-orang yang
bertanggung jawab dibidang masing-masing, maka MIT Nurul Islam menjalankan
kerjanya membuat struktur organisasi serta job deskriptions.
Adapun tugas dan kewajiban sekolah dari masing-masing pengurus adalah
sebagai berikut:
a. Kepala sekolah berfungsi: Sebagai pendidik, pengelola, administrator
(pendorong), pengayom, dan pembimbing. Dan kepala sekolah mempunyai
tugas menyusun rencana dan program sekolah, membina kesiswaan,
pembelajaran dan ketenagaan, administrasi sekolah serta membina dan
melaksanakan kerjasama atau hubungan dengan masyarakat.
b. Dewan komite bertugas sebagai mitra kerja kepala sekolah untuk mewadahi
peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,
pemerataan pendidikan, memberikan masukan pertimbangan, rekomendasi
mengenai kebijakan program pendidikan,dukungan finansial dan lail-lain yang
terkait dengan pendidikan.
c. Tata usaha bertugas melakukan urusan persuratan, keuangan, kepegawaian
dan kerumah tanggaan sekolah.
d. Guru bertugas mengajar, mengelola pembelajaran, melaksanakan tugas belajar
dan mengajar secara efektif dan efisien, menyusun program pembelajaran dll.
4. Tenaga Edukatif
Tenaga edukatif yang mengajar di MIT Nurul Islam datang dari beberapa
daerah dan mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Hal ini sangat
membantu kelangsungan dan perkembangan MIT Nurul Islam, terutama dalam
pembelajaran karena dalam penggunaan strategi dan gaya belajar yang berfariasi.
Adapun jumlah tenaga pendidik yang mengajar secara aktif hingga saat ini
sebanyak 25 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
75
Wawancara dengan Bapak Mashuri selaku Ketua Yayasan MIT Nurul Islam, pada
tanggal 28 Februari 2012.
59
Tabel 4.1
Keadaan Tenaga Edukatif MIT Nurul Islam Tahun 2012.
No NAMA
Pendi
dikan
Terak
hir
Tempat,Tgl
Lahir
Jabatan Di Luar
Madrasah
Di Luar Guru Guru
Mapel
1
Dian Utomo,
S.HI S1
Smg, 25-05-1979 Kepsek -
2
Muthoharoh,
S.Pd.I S1
Kdl, 29-10-1978
Waka
Kurikulum Qiraati
3
M.Machrus,
SS. S1
Bltr, 17-02-1962
Waka
Kesiswaan Qiraati
4
Siti Djamilah,
S.Pd.I S1
Smg, 16-08-1968
Wali Kelas 1
A Qiraati
5
Siti Qodriyah,
S.Ag S1
Klten,19-07-1971 Wali Kelas 1 B Qiraati
6 Jumaidi, S.Pd.I S1 Grb, 05-01-1981 Wali Kelas 2 A Qiraati
7
Hadi Marsono,
S.Pd.I S1
Grb, 28-08-1987 Wali Kelas 3 A Qiraati
8 Anisatul Aini S1 Btg, 29-01-1989 Wali Kelas 3 B Qiraati
9 Kasminah SMA Kdal, 07-03-1964 Wali Kelas 4 A Qiraati
10
Faridatul
Muniroh,
S.Pd.I
S1
Grb, 20-08-1987 Wali Kelas 4 B Qiraati
11
Siti
Mu'asyaroh,
S.Pd.I
S1
Pati,12-11-1987 Wali Kelas 5 Qiraati
12
Masruroh,
S.Pd.I S1
Kdl, 14-05-1967 Wali Kelas 6 Qiraati
13
Indah
W.,A.Ma D2
Smg, 25-05-1987
Guru Bidang
Study -
14
M.Jauhari
Sofi, S.Pd. S1
Dmk, 20-12-1968
Guru Bidang
Study Qiraati
15 Jumadi,S.Sos.I S1
Sragen, 11-09-
1980 Penjas Orkes Qiraati
16
Ahmad Syafii,
S.Pd.I S1
Mgl, 20-11-1975
Guru Bidang
Study -
17 Yoga S1
Pkl, 18-05-1987
Ekstra Drum
Band -
18 Afwan S. Nur MA Tegl, 26-02-1990 Ekstra Silat -
19 Ja‟far Shodiq S1 Brbs, 04-06-1989
Ekstra
Pramuka -
20 Astri S1 Grb, 31-12-1989
Ekstra
Pramuka -
60
21 Nur Alfiyati S1 Smg, 18-05-1988 Guru Khusus Qiraati
22 Endang MA Grb, 25-08-1989 Guru Khusus Qiraati
23 Yuliana S1 Smg, 24-06-1979 Guru Khusus Qiraati
24 Tri kumalasari S1 Smg, 09-11-1975 Guru Khusus Qiraati
25 Datik MA Smg, 17-10-1970 Guru Khusus Qiraati
Sumber : Dokumentasi MIT Nurul Islam tentang data tenaga edukatif pada tahun
2012.
Keterangan:
Tenaga pendidik di MIT Nurul Islam dibagi menjadi dua yaitu guru
bidang mata pelajaran dan guru khusus. Untuk guru mata pelajaran atau guru
bidang study mengajar sesuai ijazah dan keahlianya ditambah beberapa orang
guru yang mengajar Qiraati. Sedangkan guru khusus mempunyai tugas utama
mengajar khusus Qiraati karena sudah bersyahadah.
Tenaga edukatif di MIT Nurul Islam diharuskan memenuhi syarat-syarat
yaitu: muslim dan muslimah, mampu membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar,
memiliki kemampuan dan loyalitas yang tinggi terhadap pendidikan,
berkompeten, mampu menyampaikan materi kepada peserta didik dan telah
mengikuti penataran calon asatidz (guru).76
5. Peserta Didik
Dari tahun ke tahun jumlah peserta didik di MIT Nurul Islam selalu
mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2009 sampai dengan tahun ini,
sampai menolak siswa. Rata-rata peserta didik berasal dari Ngaliyan dan
sekitarnya. Dan pada tahun 2008 MIT Nurul Islam mendapat juara satu dalam
ujian nasional tingkat Semarang.
Tingkatan dalam pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam terdiri dari jilid
I, II, III, IV, V,IV, Ghorib dan al-Qur‟an.
Untuk tahun 2012 keadaan peserta didik secara keseluruhan dapat dilihat
dalam tabel di bawah ini:
76
Wawancara dengan Bapak Dian Utomo selaku Kepala Sekolah MIT Nurul Islam, pada
tanggal 21 Februari 2012.
61
Tabel 4.2
Keadaan peserta didik MIT Nurul Islam Tahun 2012.
NO Kelas Jumlah
Kelas
Jumlah Murid Jumlah
Seluruhnya Lk Pr
1 1 2 32 28 60
2 2 2 30 29 59
3 3 2 39 21 60
4 4 2 32 26 58
5 5 1 11 16 27
6 6 1 10 14 24
Jumlah 10 154 134 288
Sumber : Buku daftar siswa MIT Nurul Islam tahun 2012.
Setiap anak pasti mempunyai pemahaman dan tingkat kecerdasan yang
berbeda-beda. Begitupun juga pada saat pembelajaran, daya tangkap masing-
masing anak berbeda. Oleh karena itu pembelajara Qiraati diatur secara homogen
disesuaikan dengan jilid Qiraati masing-masing peserta didik. Dari observasi
peneliti yang memasuki setiap ruang kelas maka dapat diperoleh data yang
dikelompokan sebagai berikut:77
Tabel 4.3
Peserta Didik Dalam Pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam Tahun 2012
No Qiraati Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Jilid 1 14 8 22
2 Jilid 2 43 35 78
3 Jilid 3 38 22 60
4 Jilid 4 16 11 27
5 Jilid 5 12 13 25
7 Jilid 6 12 26 38
8 Ghorib 10 5 15
9 al-Qur‟an 10 14 24
Jumlah 154 134 288
Sumber: Buku absensi peserta didik MIT Nurul Islam tahun 2012.
77
Observasi, di MIT Nurul Islam pada Tanggal 23 Februari 2012.
62
Keterangan:
Matrik Peserta didik di atas dapat berubah sewaktu-waktu, adanya kenaikan
jumlah peserta didik dan adanya penurunan peserta didik disebabkan karena
kelancaran, pemahaman dan kemampuan setiap anak yang berbeda-beda. Matrik
di atas diambil datanya pada bulan februari tahun 2012.
6. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan faktor utama yang harus dipenuhi
sebagai penunjang perlengkapan dan fasilitas yang ada pada sebuah lembaga.
Agar proses belajar mengajar berjalan dengan lancar, maka sarana dan prasarana
yang mendukung harus terpenuhi. Adapun sarana dan prasarana yang ada di MIT
Nurul Islam antara lain:
a. Sarana Pendidikan
1) Untuk sarana pendidikan terdiri dari ruang kepala sekolah, kantor guru,
ruang kelas, ruang komputer, perpustakaan, masjid, lapangan, kantin dan
Toilet.
2) Perlengkapan pembelajaran meliputi: papan tulis, meja, kursi, kapur tulis,
alat peraga, penghapus, dan sebagainya.
3) Buku pegangan guru dan murid yang terdiri dari 6 jilid Qiraati, buku
gharib dan tajwid, al-Qur‟an, buku prestasi dan buku tulis (untuk guru
Qiraati) sedangkan untuk mata pelajaran umum buku pegangan guru
antara lain buku paket untuk guru dan siswa, buku panduan khusus guru,
LKS dan buku-buku lain yang menunjang pembelajaran..
b. Sarana Administrasi
Sarana administatif yang dimiliki MIT Nurul Islam Ringinwork antara
lain :
1) Buku absensi pendidik dan peserta didik
2) Buku prestasi peserta didik
3) Buku catatan prestasi peserta didik untuk guru.
4) Buku Qiraati Qur‟an (Tadarus al-Qur‟an), untuk kelas al-Qur‟an, Ghorib
dan Tajwid.
5) Buku paket mata pelajaran umum
63
6) Buku LKS
7) Buku panduan guru
8) Buku catatan keuangan
9) Buku induk
10) Buku rapot
11) Dan lain-lain.
c. Pembiayaan Kegiatan Pendidikan
Untuk mengelola pendidikan agar berjalan dengan baik maka di MIT
Nurul Islam pengelolaan dana berasal dari:
1) Bantuan Pemerintah
2) Bantuan Operasional Sekolah
3) Bantuan Yayasan
4) Uang pendaftaran
5) Uang syahriah
6) Uang seragam
7) Uang kegiatan dll.
7. Kegiatan Pembelajaran MIT Nurul Islam
MIT Nurul Islam merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berbasis
Islam. Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Nurul Islam mengunakan empat kurikulum
yaitu dari Depdiknas, Kemenag, MIT Nurul Islam dan Raudhatul Mujawwiddin
yang dikombinasikan menjadi satu dan terpadu. Oleh karena itu disebut Madrasah
Ibtidaiyah Terpadu.
Muatan kurikulum yang ada di MIT Nurul Islam Ringinwork Semarang
meliputi mata pelajaran ke Islaman, pelajaran umum, muatan lokal dan
pengembangan diri.
Muatan ke Islaman meliputi Aqidah Akhlak, Al-Qur‟an Hadist, Fiqih,
SKI, Bahasa Arab. Sedangkan mata pelajaran umum meliputi: Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu
Pengetahuan Sosial, Seni Budaya dan Ketrampilan, Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan.
64
Muatan Lokal di MIT Nurul Islam terdiri meliputi: Bahasa Jawa, Bahasa
Inggris, Komputer, BTQ dan Qiraati.
Sedangkan pengembangan diri di MIT Nurul Islam meliputi: Pramuka,
Drum Band, Rebana, Bela diri (pencak silat dan karate).
MIT Nurul Islam Ringinwok, kegiatan belajar mengajar dimulai dari hari
senin sampai dengan sabtu dengan ketentuan proses kegiatan belajar mengajar
(KBM) dari kelas 1 sampai kelas II, dimulai pukul 06.30 sd 11.00 WIB.
Sedangkan untuk kelas III sampai kelas VI dimulai pukul 06.30 sd 13.20 WIB.
Setiap satu jam mata pelajan alokasi waktu 35 menit. Untuk pengembangan diri
dilaksanakan seminggu satu kali pertemuan.
B. Manajemen Pembelajaran Berbasis Qiraati dalam Meningkatkan
Kemampuan Membaca Al-Qur’an di MIT Nurul Islam Semarang
Untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar di MIT Nurul Islam semua
guru tak terkecuali guru Qiraati harus melakukan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Itu semuanya harus
dilaksanakan oleh seorang guru sebagai manajer dalam lingkup kelas. Untuk lebih
jelasnya langkah-langkah manajemen pembelajaran Qiraati yang ada di MIT
Nurul Islam Ringinwok Semarang dapat dilihat dalam uraian dibawah ini:
1. Perencanaan Pembelajaran Qiraati
Dalam merencanakan pembelajaran Qiraati, guru Qiraati hanya sebagai
pelaksana karena perangkat pembelajaran yang merancang adalah koordinator
Qiraati yang bekerjasama dengan yayasan Raudhatul Mujawwidin dan menganut
kurikulum yang ada di Raudhatul Mujawwidin78
.
Dari hasil observasi dan wawancara, Guru Qiraati hanya sebagai
pelaksana. Perangkat pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam dijadikan sebagai
acuan dalam pelaksanaan pembelajaran agar tidak terjadi penyimpangan dari
koridor pembelajaran Qiraati yang telah ditetapkan dalam kurikulum MIT Nurul
Islam.
78
Wawancara dengan Kepala Sekolah di MIT Nurul Islam pada tanggal 28 Februari
2012.
65
Adapun perencanaan pembelajaran yang ada di MIT Nurul Islam
khususnya dalam pembelajaran Qiraati meliputi: program tahunan, program
semester, kurikulum dan silabus. Untuk struktur kurikulumnya pada mata
pelajaran Qiraati berisi: standar kompetensi pada jilid 1 sampai 6, kelas dan
semester, keterangan dan sumber referensi. Sedangkan silabus pada pembelajaran
Qiraati adalah standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan referensi sumber belajar. Perangkat
pembelajaran ini merupakan acuan yang tepat dalam melaksanakan pembelajaran
Qiraati. Karena dengan perencanaan tersebut pembelajaran Qiraati akan berjalan
secara efektif seperti pelajaran umum lainya yang ada di MIT Nurul Islam.
Perencanaan pembelajaran Qiraati yang menganut kurikulum dari
Raudhatul Mujawwiddin perencanaanya sudah baik karena dalam silabusnya
sudah sesuai standar pendidikan dan pembelajaranya sangat baik karena media
pembelajaranya (peraga Qiraati) berperan dengan baik.
Dalam pembelajaran Qiraati ada target yang harus dicapai oleh setiap
peserta didik adapun target pencapainya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.4
Target Pencapaian Pembelajaran Qiraati
No Kelas/Semester Target Qiraati
1 I/1-2 Jilid 1 – jilid 2 hal 22
2 II/1-2 Jilid 2 hal 23 – jilid 3
3 III/1-2 Jilid 4 – jilid 5 hal 22
4 IV/1-2 Jilid 5 hal 23 – jilid 6 hal 22
5 V/1-2 Jilid 6 hal 23
6 VI/1-2 Ghorib
Sumber: Buku panduan wali siswa dan siswa MIT Nurul Islam tahun 2012.
Keterangan:
Tabel di atas merupakan target pencapaian peserta didik, rata-rata anak sudah
mahir dan lancar dalam membaca. Selain ada target pencapaian dalam
66
pembelajaran Qiraati tetapi juga diselingi dengan hafalan doa-doa dan surat
pendek pada saat pembelajaran.79
Dalam perencanaan pembelajaran Qiraati tidak terlepas dari komponen-
komponen pembelajaran, deskripsinya adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Pembelajaran membaca al-Qur‟an
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah MIT Nurul Islam
penulis mendapatkan data dengan tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran membaca al-
Qur‟an dengan metode Qiraati adalah sebagai berikut:
1) Mengharab ridha Allah.
2) Mempersiapkan anak mampu membaca al-Qur‟an dengan baik dan benar
sesuai dengan kaidah tajwidnya.
3) Memupuk rasa cinta terhadap al-Qur‟an.
4) Dapat membaca al-Qur‟an dengan baik, benar dan diharapkan dapat
memahami dan mengamalkan kandungan al-Qur‟an dalam kehidupan
sehari-hari.
5) Setelah selesai pendidikan di MIT Nurul Islam diharapkan peserta didik
bersikap sebagai insan yang berakhlakul karimah, berbakti kepada orang
tua, agama dan nusa bangsa.80
b. Materi Pembelajaran
Pembelajaran membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam menggunakan
metode Qiraati terdiri dari 6 jilid. Adapun materinya yaitu:
1) Jilid I berisi: bacaan huruf hijaiyah yang berharakat fathah, bacaan huruf
berangkai (sambung) dalam satu suku kata, nama-nama huruf hijaiyah.
Hafalan surat pendek al-Fatihah sampai al-Ikhlas, dan doa sehari-hari
sebagai materi tambahan.
2) Jilid II berisi: bacaan huruf hijaiyah berharakat kasrah, dhumah, fathah
tanwin, kasrah tanwin, dan dhumah tanwin, pengenalan nama-nama
79
Dokumentasi, MIT Nurul Islam tahun 2012.
80 Wawancara dengan Bapak Dian Utama di MIT Nurul Islam pada tanggal 28 Februari
2012.
67
harakat dan angka arab, bacaan mad thabi‟i. Hafalan surat pendek al-
Lahab sampai al-Kafirun, hafalan doa belajar, doa iftitah sebagai materi
tambahan.
3) Jilid III berisi: bacaan mad thobi‟i, huruf-huruf yang dibaca jelas, bacaan
harfu liin, dapat membaca lancar pada satu kalimat atau ayat yang terdiri
dari dua suku kata. Hafalan surat pendek al-Kautsar sampai al-Qurais,
menghafal doa kebaikan dunia akhirat doa sujud dan doa diantara dua
sujud sebagai materi tambahan.
4) Jilid IV berisi: bacaan ihfak‟ hakiki, bacaan mad wajib dan mad jaiz,
bacaan ghunah musyaddadah, bacaan idhar syafawi dan idgham misli,
idgham bighunnah, idgham bilaghunnah dan al-syamsiyah. Hafalan al-Fiil
sampai al-ashr, doa tasyahud, tahiyyat sebagai materi tambahan.
5) Jilid V berisi: bacaan idgham bighunah, iqlab, ihfak syafawi idhar syafawi,
cara membaca lafad Allah, bacaan qalqalah dan bacaan mad lazim
mutsaqqal kalimi. Hafalan surat pendek at-Takasur, menghafal doa
sesudah adhan dan sesudah wudhu sebagai materi tambahan.
6) Jilid VI berisi: bacaan idhar halqi, belajar membaca mushaf al-Qur‟an,
menghafal surat-surat pilihan dari al-Fatihah sampai at-Takasur dan
hafalan doa sehari-hari sebagai materi tambahan.
c. Metode Pembelajaran membaca Al-Qur‟an
Pemakaian metode mengajar secara umum digunakan dalam proses
pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan Qiraati adalah sebagai berikut:
1) Metode individu
2) Metode klasikal individu
3) Metode klasikal baca simak
4) Metode drill/latihan
5) Metode ceramah
d. Media pembelajaran membaca al-Qur‟an
Dalam pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan metode Qiraati media
yang digunakan adalah papan tulis, kapur tulis, Qiraati masing-masing peserta
68
didik, buku tulis dan peraga Qiraati, media tersebut digunakan untuk sarana
penunjang dalam penyampain materi.
Setelah penulis melakukan pengamatan dalam pembelajaran Qiraati di
MIT Nurul Islam bahwa media yang digunakan oleh pengajar dalam mengajar
adalah murni jilid Qiraati yang disusun oleh K.H. Dachlan Salim Zarkasyi dan
alat peraga yang digunakan pendidik dalam mengajar.81
2. Pelaksanaan Pembelajaran Qiraati
Pelaksanaan pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam sama seperti
pembelajaran umum lainya yaitu 1 jam pertemuan setara dengan 1X 35 menit.
Dan pelaksanaan pembelajaran Qiraati dilaksanakan pada hari selasa, rabu dan
kamis.
MIT Nurul Islam merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berbasis
Islam yang sistem pembelajaranya sangat kental dengan nuansa keIslaman.
Pelaksanaan pembelajaran MIT Nurul Islam sangat menarik karena di MIT Nurul
Islam terdapat mata pelajaran Qiraati. Yang biasanya terdapat di sekolah non
formal. Pelajaran Qiraati merupakan pelajaran membaca dan menulis huruf al-
Qur‟an dengan menggunakan metode Qiraati. Metede Qiraati yang diterapkan di
MIT Nurul Islam ini menganut acuan yang diterapkan oleh yayasan Raudhatul
Mujawwiddin Semarang dibawah naungan K.H. Dahlan Salim Zarkasyi yang
mengembangkan metode Qiraati.
Untuk pemilihan metode pembelajaran yang diterapkan dalam metode
Qiraati di MIT Nurul Islam disesuaikan dengan jilid anak dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Metode pembelajaranya yaitu Individual
(sorogan), klasikal individual dan klasikal baca simak, membaca, menulis,
ceramah dan drill.82
Proses pelaksanaan pembelajaran metode Qiraati yang diterapkan dalam
satu kelas diberikan materi yang sama karena didalam kelas pembelajaran secara
homogen. Misalnya anak jilid satu bercampur dengan jilid satu, anak jilid dua
bercampur dengan jilid dua, dan seterusnya sampai dengan jilid enam. Dalam
81
Observasi langsung di ruang belajar MIT Nurul Islam, pada tanggal 1 Maret 2012
82 Wawancara dengan Guru Qirati di MIT Nurul Islam pada tanggal 22 Februari 2012.
69
pembagian perjilid dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap jilid awal dan tahap jilid
akhir. Kegiatan belajar mengajar dilakukan seminggu tiga kali yaitu setiap hari
selasa, rabu dan kamis. Secara rinci pembagian alokasi waktu untuk setiap kali
pertemuan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.5
Alokasi waktu dan pengelolaan kelas
NO METODE MENGAJAR WAKTU URAIAN KEGIATAN
1 Klasikal (peserta didik
berkumpul secara
klasikal dan dihadapi
oleh pendidik)
10 menit Tutorial
1. Salam
2. Membaca asmaul husna.
3. Latihan membaca pelajaran
sebelumnya.
2 Individu (peserta didik
bergiliran satu persatu )
40-45
menit
Privat Individual
1. Setiap anak menulis apa yang
dicontohkan guru dipapan tulis
atau menulis yang ada dijilid
Qiraati sesuai dengan perintah
guru di buku tulis.
2. Pendidik menyuruh peserta
didik membaca
bergiliran/bergantian satu
persatu.
3. Pendidik menilai dalam kartu
prestasi.
4. Pendidik memberi bimbingan
pada peserta didik yang
kurang tepat bacaanya.
3 Klasikal (peserta didik
berkumpul secara
klasikal)
5 menit Tutorial II:
1. Belajar materi tambahan (doa
atau membaca surat pendek)
2. Memberi tugas membaca
untuk materi selanjutnya.
3. Doa penutup
70
Tabel 4.6
Alokasi waktu dan pengelolaan kelas (2)
NO METODE
MENGAJAR
WAKTU KEGIATAN
1 Klasikal 10-5
menit
Tutorial 1:
1. Salam
2. Berdoa
3. Membaca asmaul husna
4. Membaca bersama melanjutkan
materi yang sebelumnya.
2 Individual dan
klasikal baca
simak
40-45
menit
Privat individual:
1. Posisi peserta didik dibuat
melingkar.
2. Peserta didik membaca jilid Qiraati
masing-masing satu persatu dan
yang lainya menyimak.
3. Guru menilai peserta didik dalam
kartu prestasi (peserta didik yang
maju secara bergiliran).
4. Guru memberi bimbingan pada
peserta didik yang kurang tepat
bacaanya
3 Klasikal 5 menit 1. Belajar materi tambahan (doa atau
hafalan surat pendek)
2. Guru memberi tugas untuk
mempelajari jilid Qiraati halaman
selanjutnya.
3. Doa penutup/salam.
Keterangan:
a. Pengelompokan peserta didik didasarkan atas kesamaan (jilid) dalam
kemampuan menurut hasil prestasi yang diperoleh.
b. Pada waktu privat individual (bergiliran satu persatu), guru tidak
diperkenankan memberi pelajaran tetapi cukup mengarahkan.
c. Untuk menghindari agar peserta didik yang sudah atau belum menerima
giliran tidak ramai, peserta didik diberi kesibukan dengan memberi tugas
menulis pada halaman yang dipelajari atau menulis yang dicontohkan guru
dipapan tulis.
71
Pengelolaan kelas yang dilaksanakan oleh guru Qiraati tidak jauh berbeda
dengan guru-guru lainya. Untuk pengelolaan kelas yang berkaitan dengan peserta
didik yaitu dilaksanakan dengan menggunakan ruang kelas yang ada. Sedangakan
pengelolaan kelas yang bersifat fisik guru hanya menyalakan lampu jika
diperlukan.
3. Evaluasi Pembelajaran Metode Qiraati
Dalam proses pembelajaran membaca al-Qur‟an dengan metode Qiraati
terdapat evaluasi atau penilaian untuk mengukur keberhasilan peserta didik dalam
mengikuti pembelajaran. Tehnik evaluasi yang digunakan metode Qiraati ada tiga
tahap yaitu:
a. Evaluasi Harian
1) Evaluasi dilaksanakan setiap hari oleh asatidz.
2) Fungsi penilaian setiap hari ini untuk melihat kemajuan peserta didik pada
setiap halaman atau jilid Qiraati yang diajarkan.
3) Penilaian Prestasi yaitu L, KL, U sebagai mana yang tercantum dalam
buku prestasi.
Prestasi L : untuk yang betul semua (lancar).
Prestasi KL: untuk yang kesalahan salah satu huruf.
Prestasi U : untuk talamidz yang lebih dari dua kesalahan.
b. Evaluasi Kenaikan
Evaluasi kenaikan ini merupakan penilaian kepada peserta didik yang
mau naik jilid. Adapun evaluasinya dilakukan dengan cara menunjuk beberapa
suku kata atau kalimat atau ayat secara acak, tidak berurutan yang terdapat
pada buku Qiraati atau al-Qur‟an. Adapun kenaikan jilid, dilakukan langsung
oleh koordinator Qiraati. Evaluasi dilakukan sebanyak dua kali dalam satu
jilid, yang dimulai dari jilid satu sampai dengan jilid 6. Adapun rincianya
sebagai berikut:
72
1) Qiraati jilid 1 evaluasi pada halaman 30 dan halaman 40.
Bagi peserta didik yang sudah lancar sampai halaman 30 dan akan
melanjutkan halaman 31 maka anak harus dites terlebih dahulu kepada
Koordinator Qiraati. Evaluasi dilakukan secara acak dari halaman satu
sampai halaman tiga puluh. Begitu juga sebaliknya bila nanti anak sudah
sampai halaman 40 maka evaluasinya akan dilakukan secara acak
membaca Qiraati dari halaman satu sampai dengan empat puluh, yang
nantinya peserta didik akan dinyatakan berhak dinaikan jilid apabila lancar
atau dibiarkan dulu mengulang apabila masih ada yang salah dalam
membaca atau kurang lancar.
2) Qiraati jilid 2 sampai dengan Qiraati jilid 6 evaluasi dilakukan pada
halaman 22 dan halaman 44.
Untuk evaluasi Qiraati jilid 2 sampai dengan jilid 6, yaitu sama
tidak berbeda jauh dengan jilid satu. Evaluasi dilakukan dengan cara
menunjuk beberapa suku kata atau kalimat atau ayat secara acak yang ada
di jilid Qiraati dan diuji langsung oleh koordinator Qiraati.
3) Untuk naik al-Qur‟an dan Ghorib
Ghorib adalah bacaan-bacaan yang asing atau aneh didalam bacaan
al-Qur‟an atau sukar dipahami (dalam membacanya).
Untuk naik ke al-Qur‟an dan ghorib, anak harus pandai dalam
membaca huruf-huruf al-Qur‟an sehingga bacaan tartil.
4) Tes Katam
Tes katam adalah evaluasi yang terakhir atau yang disebut EPTAK
(evaluasi pembelajaran tahap akhir).83
C. Analisis Manajemen Pembelajaran Berbasis Metode Qiraati dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an di MIT Nurul Islam
Dengan berbagai karekter kelebihan dan kekuranganya, penulis akan
menganalisis pembelajaran Qiraati yang ada di MIT Nurul Islam. penulis akan
83
Wawancara dengan Ibu Latifah (Koordinator Qiraati) di MIT Nurul Islam tanggal 28
Februari 2012.
73
menganalisis manajemen pembelajaran berbasis metode Qiraati yang melputi:
proses perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran Qiraati.
1. Analisis Manajemen Perencanaan Pembelajaran Qiraati
Perencanaan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru akan
menentukan keberhasilan pembelajaran yang dipimpinnya, hal ini didasarkan
bahwa dengan membuat perencanaan pembelajaran guru lebih mudah dalam hal
penyampaian materi pembelajaran, pengorganisasian peserta didik dikelas dan
evaluasi.
Guru akan mempunyai sebuah acuan pembelajaran sesuai dengan
kemampuan dirinya dan peserta didik yang akan menjadi subjek dalam
pembelajaranya dikelas maupun diluar kelas. Semakin baik dan terperinci
perencanaan pembelajaran yang disusun oleh guru maka akan semakin membantu
dan memudahkan bagi guru untuk melaksanakan pelaksanaan pembelajaran.
Adapun perencanaan pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam sangat
tergantung dengan konsep yang berpusat pada Raudhatul Mujawiddin. Karena
guru Qiraati di MIT Nurul Islam hanya sebagai pelaksana karena semua
perencanaan kegiatan sudah terkonsep dengan baik dari mulai persiapan guru,
kegiatan guru, metode pembelajaran, waktu belajar, target mengajar dan alat
peragapun sudah terkonsep karena guru sudah hafal dengan apa yang akan
diajarkan kepeserta didik. Pengajar Qiraati di MIT Nurul Islam tidak sembarangan
guru boleh mengajar karena pengajar Qiraati harus dapat membaca al-Qur‟an
dengan tartil dan lulus syahadah. Apabila belum bersyahadah tetapi pengajar
Qiraati, dalam proses bersyahadah.
Perencanaan pembelajaran yang disusun dan terkonsep oleh Raudhatul
Mujawwiddin hanya dilakukan sekali dan itu nantinya yang akan dijadikan
pedoman oleh semua guru Qiraati. Karena itu guru beranggapan bahwa
penyampaian materi dan pengelolaan kelas dan peserta didik sudah bisa
dilakukan, sehingga dengan sendirinya hal tersebut menjadi sebuah hafalan guru.
Menurut penulis, perencanaan pembelajaran yang disusun oleh seorang
guru dapat dijadikan pedoman yang sangat membantu guru. Bukan hanya
74
menyampaikan materi tetapi juga dijadikan bahan evaluasi proses pembelajaran
berikutnya dapat berjalan dengan lebih baik dan optimal dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Setelah penulis melakukan analisis terhadap pembelajaran metode Qiraati
penulis menemukan kelebihan dan kekurangan. Setiap metode yang digunakan
dalam pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kelemahan. Hal inilah yang
membedakan antara metode yang satu dengan metode yang lain.
a. Kelebihan Metode Qiraati
1) Materi disusun dari yang mudah menuju yang sulit.
2) Cara pembelajaran Qiraati yaitu LCTB (lancar, cepat, tepat dan benar)
3) Sistem pembelajaran yang tidak membosankan.
4) Media yang digunakan sangat sederhana tetapi tidak menghambat proses
pembelajaran.
5) Cara pembelajaran Qiraati mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta
didik, baik dalam pengenalan huruf hijaiyah, tanda baca maupun
tajwidnya, karena materi disusun secara berjenjang dalam 6 jilid.
b. Kelemahan Metode Qiraati
1) Membutuhkan waktu yang relatif lama.
2) Banyaknya penggunaan istilah-istilah dengan bahasa arab dalam
mengenalkan tanda baca, sehingga sulit dipahami bagi orang yang sama
sekali belum mengerti arab.
3) Tingkat kecerdasan seseorang dengan seseorang yang lain tentu berbeda.
Bagi seseorang yang memiliki kecerdasan yang rendah maka akan
membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat membaca al-Qur‟an dengan
metode Qiraati.
2. Analisis Manajemen Pelaksanaan Pembelajaran Qiaati
Pembelajaran sebagai suatu proses sudah barang tentu harus dapat
mengembangkan dan menjawab beberapa persoalan yang mendasar.
Persoalan pertama berhubungan dengan tujuan proses pembelajaran, kedua
dengan materi dan bahan ajaran, ketiga berhubungan dengan metode dan alat yang
75
digunakan dalam proses pembelajaran, keempat berkenaan dengan penilaian atau
evaluasi dalam pembelajaran.84
Tujuan, materi, metode dan evaluasi menjadi komponen utama dalam
proses pembelajaran. Kelima komponen tersebut tidak berdiri sendiri melainkan
saling mempengaruhi satu sama lain (Inteleransi).
Oleh karena itu dalam analisis ini akan membahas kelima komponen
tersebut dengan cara melihat secara keseluruhan proses pembelajaran metode
Qiraati dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an di MIT Nurul
Islam. Hasil penelitianya sebagai berikut:
a. Tujuan Pembelajaran Membaca al-Qur‟an
Dalam pembelajaran membaca al-Qur‟an terdapat komponen tujuan
pembelajaran al-Qur‟an, komponen ini sangat berpengaruh pada komponen-
komponen lainya, yakni materi pembelajaran membaca al-Qur‟an, metode
pembelajaran al-Qur‟an dan evaluasi pembelajaran membaca al-Qur‟an.
Karena bagaimanapun tujuan pembelajaran al-Qur‟an akan mengarahkan
kemana jalanya pelaksanaan pembelajaran itu sendiri.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an ada
beberapa ketentuan yang harus dipenuhi, yaitu:
1) Rumusan tujuan harus berpusat pada perubahan tingkahlaku .
2) Rumusan tujuan harus berisikan tingkah laku operasional artinya dapat
diukur pada saat itu juga.
3) Rumusan tujuan berisikan makna dari materi yang akan diajarkan saat itu.
Ketiga ketentuan diatas adalah mutlak bagi perumusan tujuan
pembelajaran. Artinya harus dipenuhi dan jika salah satu tidak ada maka
rumusan tujuan tidak sempurna.85
Tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an juga harus mengandung
tujuan kognitif, afektif dan tujuan psikomotorik. Penjelasanya sebagai berikut:
84
Nana, Sudajana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo,2000) hlm. 29-30.
85 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, hlm. 64-65.
76
1) Tujuan kognitif yaitu yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan,
informasi, pemikiran, pemahaman, penerimaan, analisis, sintesis dan
evaluasi.
2) Tujuan efektif yaitu tujuan yang berhubungan dengan minat, sikap juga
penghormatan (kepatuhan) terhadap nilai-nilai (menerima, menjawab,
menilai, mengorganisasikan).
3) Tujuan psikomotorik yaitu tujuan pembelajaran yang bersifat ketrampilan
atau yang menunjukkan gerak (motor skill).86
Secara aplikatif ketiga tujuan tersebut dapat dijelaskan bahwa sebelum
anak dapat membaca dengan baik dan benar, terlebih dahulu diajarkan tentang
pengenalan huruf-huruf hijaiyah, tanda baca dan tajwidnya, semua itu
merupakan tujuan kognitif. Kemudian dilanjutkan dengan praktek membaca
al-Qur‟an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tajwid, merupakan
ketrampilan yang menjadi tujuan (psikomotorik). Setelah dapat membaca al-
Qur‟an dengan baik dan benar serta mempelajari artinya maka kelak
diharapkan menjadi sebuah sikap mengamalkan isi kandungan al-Qur‟an
dalam kehidupan sehari-hari sehingga tumbuh ahlak yang berjiwa Qur‟ani.
Isi tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an tersebut telah sesuai
dengan teori-teori tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an dan teori tujuan
pembelajaran secara umum. Seperti yang telah disampaikan kepala sekolah
MIT Nurul Islam bahwa tujuan pembelajaran al-Qur‟an sesuai dengan yang
ditulis oleh beberapa tokoh yaitu agar anak mampu membaca, memelihara dan
memahami dengan baik serta menerapkan ajaran al-Qur‟an dalam kehidupan
sehari-hari untuk mengharap ridha dari Allah SWT. Dengan demikian secara
umum dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an
dengan metode Qiraati di MIT Nurul Islam sudah sesuai dengan teori-teori
yang ada, karena secara substansial tujuan pembelajaran membaca al-Qur‟an
yang ada di MIT Nurul Islam telah mengaplikasikan teori-teori pembelajaran
yang ada.
86
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), hlm. 150-152.
77
b. Materi Pembelajaran al-Qur‟an
Dalam pelaksanaan pembelajaran membaca al-Qur‟an, bahan atau
materi pembelajaran merupakan sesuatu yang ada dan ditetapkan dengan
sebaik-baiknya karena akan menjadi acuan dalam pembelajaran membaca
Qiraati.
Materi pembelajaran membaca al-Qur‟an metode Qiraati mencakup
pengenalan huruf hijaiyah, cara melafalkan huruf hijaiyah, pengenalan bentuk
dan fungsi tanda baca, baik tajwid, mahraj, maupun waqof (tanda berhenti)
yang semuanya terangkum dalam materi Qiraati jilid satu sampai enam.
Adapun materi penunjang dalam pembelajaran Qiraati di MIT Nurul
Islam merupakan materi yang sangat membantu motivasi anak untuk lebih giat
lagi dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an. Sebab dengan
materi penunjang anak dapat memperoleh informasi lebih banyak tentang
ilmu-ilmu agama yang pada akhinya dapat memberikan dorongan bagi mereka
yang senantiasa belajar al-Qur‟an.
Hal ini terbukti pada peserta didik MIT Nurul Islam mereka lebih
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran Qiraati dalam meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur‟an sebab materi penunjang itu disampaikan
secara praktis dan menyenangkan dan tidak membebani mereka.
c. Metode Pembelajaran Membaca al-Qur‟an
Metode pembelajaran dalam pendidikan Islam, pada sasaranya tidak
terbatas pada masalah internalisasi dan transformasi nilai-nilai agama atau
tidak saja mengajarkan agama (ilmu agama) saja akan tetapi juga ilmu umum
dan teknologi. Sebelum memilih metode tertentu, seorang guru terlebih dahulu
harus benar-benar cocok bahwa metode tersebut tepat untuk digunakan dan
sesuai dengan situasi yang terjadi pada saat itu.
Metode yang dipilih hendaknya tidak hanya terpaku pada satu metode
karena tidak ada sebuah metode apapun dipandang paling efektif antara satu
metode dengan metode yang lain saling melengkapi, karena akan lebih efektif
jika menggunakan metode yang bervariasi sehingga pembelajaranya dapat
berjalan sempurna.
78
Metode pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam sudah sesuai dengan
teori karena proses pembelajarnya berganti-ganti metode sehingga anak
senang untuk belajar Qiraati. Dengan metode pembelajaran yang tidak
monoton akan meningkatkan kemampun membaca al-Qur‟an pada anak.
d. Media Pembelajaran al-Qur‟an
Media sebagai sarana penunjang dalam proses belajar mengajar sangat
membantu dan bermanfaat dalam memahamkan peserta didik terhadap materi
pelajaran.
Dalam Bab III dijelaskan bahwa media pembelajaran metode Qiraati di
MIT Nurul Islam berupa papan tulis, kapur, buku tulis, jilid Qiraati masing-
masing anak, al-Qur‟an dan alat peraga.
Penggunaan berbagai media pembelajaran yang digunakan di MIT
Nurul Islam sudah sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan media
pembelajaran. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
Media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan pembelajaran yang
telah dirumuskan.
2) Disesuaikan dengan kemampuan siswa
Kemampuan daya pikir dan daya tangkap peserta didik dan besar
kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan.
3) Ketersedian media
Tidak semua sekolah dapat menyediakan media yang cukup. Kita
harus memperhatihkan ada atau tidak media yang tersedia di sekolah.
4) Mutu teknis
Media harus memiliki kejelasan dan kualitas baik.
5) Biaya, tidak perlu memilih media yang mahal akan tetapi efektif.87
3. Analisis Evaluasi Pembelajaran Qiraati
Evaluasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam rangka mengetahui sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat
87
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, hlm. 238-239.
79
tercapai. Penilain merupakan serangkain kegiatan memperoleh, menganalisis,
dan menafsirkan data hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.
Secara garis besar dalam proses belajar mengajar, evaluasi memiliki
fungsi pokok yaitu mengukur kemajuan dan perkembangan peserta didik,
mengukur sampai dimana keberhasilan sistim pengajaran yang digunakan dan
sebagai pertimbangan dalam rangka melakukan perbaikan proses belajar.88
Dalam pelaksanaan evaluasi di MIT Nurul Islam Ringinwok ada tiga
tahap. Pertama, evaluasi harian yang dilakukan untuk melihat kemajuan santri
pada setiap halaman yang diajarkan. Kedua, evaluasi akhir jilid yang
dilakukan untuk menentukan lulus dan tidaknya peserta didik pada setiap satu
jilid untuk naik ke jilid berikutnya sampai tahap ke al-Qur‟an dan ke Ghorib.
Dan ketiga, evaluasi tahap akhir yang dilakukan untuk menentukan peserta
didik yang katam dalam pembelajaran Qiraati, dalam tahap ini peserta didik
sudah mampu membaca al-Qur‟an dengan lancar tepat dan benar sesuai ilmu
tajwid dan mahrojnya.
Dari uraian di atas penulis berkesimpulan bahwa evaluasi di MIT
Nurul Islam sudah sesuai dengan teori yang ada. Melalui teknik evaluasi
setidaknya peserta didik memahami materi yang disampaikan oleh para
pengajar pada proses manajemen pembelajaran Qiraati dalam meningkatkan
kemampuan membaca al-Qur‟an siswa.
Menurut analisa penulis untuk pembelajaran Qiraati dalam
meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an di MIT Nurul Islam,
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu:
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang timbul dari dalam diri
peserta didik. Faktor internal sangat besar sekali pengaruhnya terhadap
88
Harjanto, Perencanaan Pengajaran, hlm. 277.
80
kemajuan peserta didik khususnya dalam meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur‟an.
Adapun yang termasuk faktor internal yaitu:
(a) Bakat merupakan kepandaian seseorang yang dimiliki sejak lahir.
Bakat mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadap proses
penyampaian prestasi seseorang. Dan karena perbedaan bakat yang
dimiliki setiap orang maka adakalanya sesorang itu belajar dengan
cepat dan lambat.
(b) Minat merupakan sesuatu yang berharga bagi seseorang yang sesuai
dengan kebutuhanya. Sikap minat apabila tumbuh dan berkembang
pada pola belajar peserta didik maka proses belajar mengajarkan akan
menjadi mudah.
(c) Intelegensi merupakan kemampuan untuk memudahkan penyesuaian
secara tepat. Intelegensi seseorang dapat terlihat adanya beberapa hal
yaitu: cepat menangkap pelajaran, dorongan ingin tau kuat, memiliki
minat yang luas. Intelegensi sangat dibutuhkan sekali dalam belajar,
karena dengan tingginya intelegensi seseorang maka akan lebih cepat
menerima pembelajaran.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri peserta
didik. Adapun faktor-faktor eksternal dalam meningkatkan kemampuan
membaca al-Qur‟an yaitu: pertama pengajar (guru) harus profesional.
Kedua, kurikulum harus sesuai, apabila tidak sesuai akan menghambat
kemajuan prestasi belajar. Ketiga, faktor lingkungan, karena lingkungan
secara langsung bersinggungan dengan aktivitas sehari-hari peserta didik.
81
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pembelajaran
membaca al-Qur‟an dengan buku panduan Qiraati di MIT Nurul Islam Ringinwok
Semarang, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Perencanaan pembelajaran Qiraati sudah tertata rapi dan sudah terkonsep
dengan baik karena sudah menganut sistim pembelajaran yang ada di
Raudhatul mujawiddin dan media pembelajaranya berperan dengan baik.
Adapun perencanaan pembelajaran yang ada di MIT Nurul Islam khususnya
dalam pembelajaran Qiraati meliputi: program tahunan, program semester,
kurikulum dan silabus. Sedangkan dalam perencanaan pembelajaran Qiraati
tidak terlepas dari komponen-komponen pembelajaran yaitu tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran dan media
pembelajaran. Metode Qiraati merupakan metode cara membaca al-Qur‟an
yang sejak awal anak sudah diharuskan dan dituntut membaca dengan lancar,
cepat, tepat dan benar. Ciri khusus metode ini adalah a) materi disusun secara
berjenjang dalam buku paket 6 jilid. b) pengenalan huruf hijaiyah sekaligus
diawali dengan latihan, c) konsep pembelajaranya tidak menuntun (Daktun),
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan metode individu, klasikal-
individual, klasikal baca simak.
2. Pelaksanaan pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam dilaksanakan pada hari
selasa, rabu dan kamis dengan waktu 2X 35 menit. Proses pelaksanaan
pembelajaran Qiraati dalam perkelas dilakukan secara homogen (sejenis)
sesuai dengan jilid masing-masing peserta didik artinya anak jilid satu
bercampur dengan jilid satu, anak jilid dua bercampur dengan jilid dua dan
seterusnya. Sedangkan dalam pemilihan metode yang diterapkan dalam
pembelajaran metode Qiraati di MIT Nurul Islam yaitu: individual (Sorogan),
klasikal individual, klasikal baca simak, membaca, menulis, ceramah dan drill
(latihan membaca).
82
3. Evaluasi pembelajaran Qiraati dilakukan tiga kali tahapan yaitu a) evaluasi
harian, dilakukan setiap hari yang berfungsi untuk melihat kemajuan peserta
didik pada setiap halamnya dan langsung dinilai dalam buku prestasi siswa. b)
evaluasi kenaikan jilid, merupakan penilaian kepada peserta didik yang akan
ditashih (naik jilid) dan evaluasi tahap akhir (Eptak).
B. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan berkenaan dengan manajemen
pembelajaran Qiraati di MIT Nurul Islam. Saran ini merupakan bahan masukan
dan pertimbangan yang ditujukan kepada semua pihak yang turut bertanggung
jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di MIT Nurul Islam.
1. Kepada penyelenggara dan pengelola pendidikan untuk selalu bekerja lebih
giat dan profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk
melahirkan SDM yang berkualitas dan selalu merencanakan kegiatan dengan
baik dan terprogram.
2. Kepada kepala sekolah dan pengurus hendaknya mengelola manajemen
pembelajaran secara profesional dengan mengacu pada sistem manajemen
pembelajaran secara sempurna sehingga tujuan dari pembelajaranya dapat
tercapai dengan mudah.
3. Kepada guru untuk senantiasa memberikan motivasi terhadap peserta didik
agar semakin tahu arti pentingnya mempelajari al-Qur‟an.
4. Kepada peserta didik agar semakin giat dan semangat dalam belajar al-Qur‟an,
karena dengan belajar al-Qur‟an akan mempunyai jiwa yang tenang.