Download - Makalah Stain Batusangkar 2014
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
1/30
1
ASESMEN SOFT SKILL DAN HARD SKILL MATEMATIK SISWA
DALAM KURIKULUM 2013
Oleh:Utari Sumarmo
Pascasarjana STKIP Siliwangi Bandung
Makalah disajikan dalam Seminar Pendidikan Matematika
di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Batusangkar tanggal 14 September 2014
ABSTRAK
Pada dasarnya Kurikulum Matematika 2013 menganut kurikulum berbasis kompetensi dan
memuat pendidikan budaya dan karakter yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi
bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikannasional. Kurikulum 2013 memuat Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sikap
spiritual dan sosial yang merupakan soft skill matematik dan relevan dengan pendidikan nilai
dan karakter; serta memuat KI dan KD pengetahuan dan keterampilan matematika yang
merupakan hard skill matematik atau kompetensi matematik. Terdapat beragam jenis soft
skill matematik dan beragam jenis dan level hard skill matematik yang dapat dikembangkan
dalam pembelajaran matematika. Dalam Kurikulum 2013, pengembangan soft skill dan hard
skill matematik dilaksanakan secara bersamaan dan berimbang. Pengembangan soft skill
melalui: pemahaman, pembiasaan, keteladanan atau contoh, serta pembelajaran yang
berkelanjutan, pengembangan hard skill matematik melalui beragam pendekatan
pembelajaran yang memiliki karakteristik pembelajaran aktif, kreatif, efisien, menyenangkan
(PAKEM). Dalam makalah ini disajikan contoh-contoh skala untuk mengukur soft skill
matematik dan butir soal untuk mengukur beragam hard skill matematik.
Kata kunci: kompetensi inti (KI) sikap spiritual dan sosial, kompetensi dasar (KD)
pengetahuan dan keterampilan, soft skill matematik, hard skill matematik,
PAKEM
A. Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan danmengembangkan nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu menjadi nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa yang sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa datang. Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakanbahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Merujuk UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Kurikulum 2013
bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Untuk mencapai tujuan Kurikulum tahun 2013, peserta didik perlu memiliki Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar sesuai dengan bidang studi dan jenjang pendidikan yang bersangkutan.
Kompetensi inti meliputi: Kompetensi Inti sikap spiritual; Kompetensi Inti sikap sosial;Kompetensi Inti pengetahuan; dan Kompetensi Inti keterampilan. Kompetensi dasar
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
2/30
2
merupakan penjabaran dari Kompetensi Inti yang terdiri atas: Kompetensi Dasar sikap
spiritual; Kompetensi Dasar sikap sosial; Kompetensi Dasar pengetahuan; dan Kompetensi
Dasar keterampilan.
Kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) sikap spiritual matematika meliputi:
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. Kompetensi inti sikap sosial
matematika meliputi: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Sebagai
rincian KI sosial, KD sikap sosial matematika meliputi:
1) Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab,
responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.
2) Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri, dan ketertarikan pada matematika serta memiliki
rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk melalui pengalaman
belajar.
3) Memiliki sikap terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya teman dalam
interaksi kelompok maupun aktivitas sehari-hari.
Kompetensi inti (KI) pengetahuan matematika meliputi: Memahami dan menerapkanpengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Kompetensi inti (KI) keterampilan matematika meliputi: Mengolah, menyaji, dan menalar
dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. Kompetensi
dasar (KD) pengetahuan dan keterampilan matematika merupakan rincian dari KI inti
pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan konten matematika pada tingkat kelas
dan jenjang sekolah.
Ditinjau dari ruang lingkup ranahnya, KI dan KD sikap sosial matematika di atas
tergolong pada ranah afektif dan dinamakan pula soft skill matematik, dan KI dan KD
pengetahuan dan keterampilan matematika tergolong pada ranah kognitif dan dinamakan pula
sebagai hard skill matematik. Selanjutnya, KD matematika dalam ranah kognitif tersebut
dinamakan pula sebagai kompetensi matematik. Sesuai dengan pedoman pembelajaran
matematika dalam Kurikulum 2013, pembinaan soft skill dan hard skill matematika
dilaksanakan secara bersamaan dan berimbang.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap
satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaranserta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, Kurikulum
2013 memuat perubahan prinsip pembelajaran yang digunakan dari prinsip pembelajaran
sebelumnya, seperti tercantum pada Tabel 1 dan Tabel 2. Selain memenuhi prinsip pada Tabel
1 dan Tabel 2, dalam jenis pembelajaran matematika apapun hendaknya tercipta suasana
pembelajaran yang aktif, kreatif, efisien, dan menyenangkan (PAKEM).
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
3/30
3
Tabel 1
Penyempurnaan pola pikir pada Kurikulum SD 2013
No. Sebelum Kurikulum SD 2013 Dalam Kurikulum SD 2013
1. Pembel berpusat pada guru Pembel berpusat pada peserta didik
2. Pembelajaran satu arah (guru-
peserta didik)
Pembelajaran multi arah (guru- peserta didik -
masyarakat- lingkungan alam – sumber/media
lain)
3. Pembelajaran terisolasi Pembelajaran secara jejaring
4. Pembelajaran pasif menerima Pembelajaran aktif dan kritis mencari
5. Belajar sendiri Belajar berkelompok
6. pembelajaran alat tunggal Pembelajaran berbasis multimedia
7. Pembelajaran berbasis massal Pembelajaran melayani kebutuhan user
8. Pembelajaran ilmu pengetahuan
tunggal (mono-disiplin)
Pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multi-
disiplin)
Tabel 2
Perubahan Prinsip Pembelajaran Matematika dalam Kurikulum SM 2013
No. Sebelum Kurikulum 2013 Pada Kurikulum 2013
1. Peserta didik diberi tahu Peserta didik mencari tahu
2. Guru sebagai satu-satunya sumber
belajar
Belajar berbasis aneka sumber belajar;
3. Pendekatan tekstual Proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
4. Pembelajaran berbasis konten Pembelajaran berbasis kompetensi;
5. Pembelajaran parsial Pembelajaran terpadu;
6. Pembelajaran yang menekankan
jawaban tunggal
Pembelajaran dengan jawaban yang
kebenarannya multi dimensi (open
ended )
7. Pembelajaran verbalisme Keterampilan aplikatif
8. Penekanan pada hard skill matematik Penekanan peningkatan dan
keseimbangan antara hard skills dan
soft skills matematik 9. Pesertadidik sebagai obyek Pembelajaran yang mengutamakan
pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang
hayat;
10. Peserta didik pasif menerima pembelajaran yang menerapkan nilai-
nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun
kemauan (ing madyo mangun karso),
dan mengembang-kan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran (tutwuri handayani);
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
4/30
4
11. Pembelajaran hanya di sekolah Pembelajaran berlangsung di rumah, di
sekolah, dan di masyarakat;
12. Berprinsip guru adalah pengajar, siswa
adalah pelajar, dan belajar hanya di
kelas
Berprinsip siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah siswa, dan di mana saja
adalah kelas.
13. Belum memanfaatkan TIK dalampembelajaran
Pemanfaatan teknologi informasi dankomunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran;
14. Seluruh peserta didik dipandang sama Pengakuan atas perbedaan individual dan
latar belakang budaya peserta didik
Selain prinsip pembelajaran seperti pada Tabel 1, Berman (Costa, Ed. 2001)
menyarankan sembilan strategi pembelajaran untuk mengembangkan berpikir terbuka dan
pemahaman yang kritis pada siswa, yaitu: 1) Ciptakan lingkungan yang aman, 2) Ikuti cara
berpikir peserta didik, 3) Dorong peserta didik berpikir secara kolaboratif, 4) Ajarkan cara
bertanya dan bukan cara menjawab, 5) Ajarkan tentang keterkaitan, 6) Anjurkan peserta didik
berpikir dalam multi persepektif, 7) Dorong peserta didik agar sensitif, 8) Bantu peserta didik menetapkan standar dan bekerja dalam pandangan positif untuk masa depan, dan 9) Berikan
kesempatan/peluang kepada peserta didik untuk berbuat sesuai dengan jalan pikirannya.
B. Pendidikan Budaya dan Karakter serta Soft Skill dalam Pembelajaran Matematika
Pendidikan adalah suatu proses enkulturasi, berfungsi mewariskan dan mengembangkan
nilai-nilai budaya dan prestasi masa lalu menjadi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang
sesuai dengan kehidupan masa kini dan masa datang. Pendidikan juga merupakan usaha
sadar suatu masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasinya untuk menghadapi
tantangan demi keberlangsungan hidup di masa datang. Proses di atas merupakan proses
penting dan berkelanjutan yang harus dilakukan dalam semua mata pelajaran.
Beberapa alasan pentingnya pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa
dalam pembelajaran adalah (ALPTKI, dalam Ghozi, 2010):
1) Karakter sebagai perekat kultural yang memuat nilai-nilai: kerja leras, kejujuran, disiplin,
etika, estetika, komitmen, rasa kebangsaan dll.
2) Pendidikan Karakter merupakan proses berkelanjutan
3) Pendidikan Karakter sebagai landasan legal formal untuk tujuan pendidikan dalam
ketiga ranah
4) Proses pembelajaran sebagai wahana pengembangan karakter dan IPTEKS
5) Melibatkan beragam aspek pengembangan peserta didik 6) Sekolah sebagai lingkungan pembudayaan peserta didik
Adapun nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa
meliputi: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,
cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Ghozi,
2010, Pusat Kurikulum). Ditinjau dari indikatornya, pendidikan budaya dan karakter di atas
sesuai dengan KI dan KD sikap spiritual dan sikap sosial bidang studi matematika dalam
Kurikulum 2013 yaitu kompetensi dalam ranah afektif dan dinamakan soft skill matematik.
Pada dasarnya nilai dan karakter serta soft skill matematik tidak dapat diajarkan tetapi
dikembangkan secara aktif dan berkelanjutan (Ghozi, 2010, Sauri, 2010) melalui empat cara
yaitu:
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
5/30
5
1) Memberi pemahaman yang benar tentang pendidikan nilai dan karakter dan indikator soft
skill matematik yang bersangkutan.
2) Pembiasaan dilaksanakannya nilai dan karakter dan indikator soft skill matematik yang
bersangkutan;
3) Contoh atau teladan terhadap nilai dan karakter dan indikator soft skill matematik yang
ditunjukkan guru;4) Pembelajaran matematika secara integral, tidak parsial atau terpisah-pisah.
C. Soft Skill Matematik dan AsesmennyaKurikulum Matematika tahun 2013 pada jenjang sekolah menengah memuat KI dan
KD sikap spiritual dan sosial matematika dan tergolong kompetensi dalam ranah afektif yang
dinamakan pula sebagai soft skill matematik. Soft skill antara lain dapat diases melalui
observasi, wawancara, atau penilaian diri oleh peserta didik yang bersangkutan. Penilaian diri
antara lain dapat diukur melalui suatu skala misalnya skala Likert dengan dua macam pilihan
respons yaitu: 1) Derajat kesetujuan terhadap pernyataan positif atau negatif berkenaan
dengan indikator soft skill yang bersangkutan; 2) Derajat frekuensi terlaksananya kegiatan
positif atau negatif atau munculnya perasaan dan pendapat positif atau negatif yangberkenaan dengan indikator soft skill yang bersangkutan. Berikut ini disajikan pedoman
menyusun pernyataan, kegiatan, perasaan dan pendapat suatu skala.
1) Setiap pilihan jawaban mempunyai peluang untuk dipilih;
2) Hindarkan pernyataan, kegiatan atau perasaan yang faktual;
3) Hindarkan pernyataan, kegiatan atau perasaan masa lalu;
4) Hindarkan pernyataan, kegiatan atau perasaan bermakna ganda;
5) Pernyataan, kegiatan atau perasaan harus sesuai dengan obyek yang akan diukur;
6) Hindarkan pernyataan, yang disetujui atau tidak disetujui oleh semua orang kegiatan atau
perasaan yang terjadi setiap saat atau tidak pernah terjadi;
7) Pernyataan, kegiatan atau perasaan harus singkat, sederhana, jelas, langsung; dan hanya
memuat satu pemikiran yang lengkap;
8) Hindarkan pernyataan, kegiatan atau perasaan dengan kata semua, setiap, selalu, tak
satupun, tidak pernah;
9) Gunakan kata hanya secara hati-hati;
10) Usahakan dengan pernyataan, kegiatan atau perasaan tunggal;
11) Hindarkan pernyataan, kegiatan atau perasaan negatif ganda;
12) Hindarkan istilah yang sukar dipahami;
Dalam pembelajaran matematika, KD sikap spiritual meliputi: menghargai danmenghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun,
percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya. Apabila dicermati, indikator tersebut serupadengan indikator pendidikan nilai, budaya dan karakter bangsa yang meliputi: religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta damai,
gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab (Ghozi, 2010, Pusat
Kurikulum).
Berikut ini disajikan contoh butir skala KD sikap spiritual atau skala nilai, budaya,
dan karakter dalam bentuk skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat frekuensi
dilakukannya kegiatan, atau frekuensi munculnya perasaan, atau pendapat yang
bersangkutan seperti pada Tabel 3.
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
6/30
6
Tabel 3
Contoh Butir Skala Karakter dan Nilai
Petunjuk: Bubuhkan tanda cek (V) pada kolom sesuai dengan pendapat AndaSs Sering sekali Kd : Kadang-kadang Js : Jarang sekali
Sr Sering Jr : Jarang
No
.
Kegiatan, perasaan dan pendapat Ss Sr Kd Jr Js
1. Merasa terganggu belajar matematika berkelompok
dengan teman berbeda agama/budaya (-)
2. Mengawali belajar dengan doa agar perasaan nyaman
(+)
3. Merasa tertantang mengerjakan tugas matematik yang kompleks (+)
4. Berpendapat bahwa cara berpikir matematik perlu
disosialisasikan (+)
5. Berpendapat bahwa bersaing dalam cerdas cermat
matematika menghambat rasa cinta damai (-)
6. Berpendapat bahwa berpartisipasi dalam kegiatan
matematika internasional menumbuhkan rasa
kebangsaan (+)
7. Merasa kesal mendapat kritikan teman (-)
8. Mencantumkan nama penulis ketika merujuk
pendapatnya dalam menyusun suatu makalah (+)
Kompetensi Inti (KI) sikap sosial dalam matematika SD meliputi indikator
menunjukkan perilaku: jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru. Sebagai rincian dari KI sikap sosial tersebut,
Kompetensi Dasar sikap sosial matematika SD, menunjukkan perilaku: 1) Sikap cermat dan
teliti, tertib dan mengikuti aturan, peduli, disiplin waktu serta tidak mudah menyerah dalam
mengerjakan tugas; 2) rasa ingin tahu dan ketertarikan pada matematika yang terbentuk
melalui pengalaman belajar; dan 3) sikap objektif dan menghargai pendapat dan karya teman
sebaya dalam diskusi kelompok maupun aktivitas sehari-hari.
Selaras dengan perkembangan psikologi siswa SM, Kompetensi Dasar (KD) sikap
sosial dalam matematika SM lebih mendalam dari KD sikap sosial matematika SD, yaitu
meliputi indikator menunjukkan perilaku: 1) logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti,
bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah; 2) rasa ingin tahu, percaya diri,
dan ketertarikan pada matematika dan rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika; 3)
terbuka, santun, objektif, menghargai pendapat dan karya teman dalam interaksi kelompok
maupun aktivitas sehari-hari. Dalam pembelajaran matematika KD sikap sosial tersebut
berlangsung secara berkelanjutan, dan secara akumulatif akan menumbuhkan disposisi
matematik (mathematical disposition) yaitu keinginan, kesadaran, kecenderungan dan
dedikasi yang kuat pada diri peserta didik untuk berpikir dan berbuat dengan cara yang
positif. Polking (1998), merinci disposisi matematik dalam indikator: 1) rasa percaya diri
dalam menggunakan matematika, memecahkan masalah, memberi alasan danmengkomunikasikan gagasan, 2) fleksibilitas dalam menyelidiki gagasan matematik dan
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
7/30
7
berusaha mencari metoda alternatif dalam memecahkan masalah; 3) tekun mengerjakan tugas
matematik; 4) minat, rasa ingin tahu dan dayatemu dalam melakukan tugas matematik; 5)
cenderung memonitor, merepleksikan performance dan penalaran mereka sendiri; 6) menilai
aplikasi matematika ke situasi lain dalam matematika dan pengalaman sehari-hari; 7) apresiasi
peran matematika dalam kultur dan nilai, matematika sebagai alat, dan sebagai bahasa.
Hampir serupa dengan pendapat Polking (1998), Standard 10 (NCTM, 2000) mengemukakanbahwa disposisi matematik menunjukkan: rasa percaya diri, ekspektasi dan metakognisi,
gairah dan perhatian serius dalam belajar matematika, kegigihan dalam menghadapi dan
menyelesaikan masalah, rasa ingin tahu yang tinggi, serta kemampuan berbagi pendapat
dengan orang lain.
Berikut ini disajikan contoh butir skala KD sikap sosial atau disposisi matematik
untuk siswa SM dalam bentuk skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat frekuensi
dilakukannya kegiatan, atau frekuensi munculnya perasaan, atau pendapat yang
bersangkutan seperti pada Tabel 4. Untuk contoh butir skala KD sikap sosial matematika SD
dan skala perilaku afektif lainnya diperlukan penyederhanaan susunan kalimat sesuai dengan
tahap kematangan sosial siswa SD.
Tabel 4 A
Contoh Butir Skala Disposisi Matematik A
Petunjuk: Bubuhkan tanda cek (V) pada kolom sesuai dengan pendapat Anda
Ss Sering sekali Kd : Kadang-kadang Js : Jarang sekali
Sr Sering Jr : Jarang
No
.
Kegiatan, perasaan dan pendapat Ss Sr Kd Jr Js
1. Yakin dapat mengerjakan soal matematika yang
sulit (+)
2. Ragu berhasil baik dalam ulangan matematika (-)
3. Mencoba beberapa cara menyelesaikan soal
matematika (+)
4. Menghindari soal matematika yang berbeda dengan
contoh (-)
5. Takut mengusulkan saran dalam kerja kelompok
matematika (-)
6. Mencoba cara lain ketika gagal menyelesaikan soal
matematika (+)
7. Belajar keras menjadi yang terbaik dalammatematika (+)
8. Merasa pasrah mengatasi kekurangan sendiri dalam
matematika (-)
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
8/30
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
9/30
9
Tabel 5
Contoh Butir Skala Kepercayaan Diri Matematik
Petunjuk: Bubuhkan tanda cek (V) pada kolom sesuai dengan pendapat Anda
Ss Sering sekali Kd : Kadang-kadang Js : Jarang sekali
Sr Sering Jr : Jarang
No. Kegiatan, perasaan dan pendapat Ss Sr Kd Jr Js
1. Merasa nyaman berdiskusi matematika dengan
orang yang baru dikenal (+)
2. Menolak pendapat teman yang berbeda ketika
belajar matematika bersama (-)
3. Menyusun rencana belajar matematika untuk mencapai hasil terbaik (+)
4. Merasa ragu dapat menyelesaikan soal matematika
yang sulit (-)
5. Menunggu bantuan teman dalam menghadapi
kesulitan belajar matematika (-)
6. Merasa tertantang menghadapi soal matematika
yang tidak rutin (+)
7. Menyerah ketika mendapat tugas matematik yang
sukar (-)
8. Berani mempertahankan pendapat sendiri di depankelas (+)
Serupa dengan arti kepercayaan diri (self confdent ), Hoban, Sersland, Raine
(Wongsri, Cantwell, Archer, 2002) mendefinisikan istilah kemampuan diri (self -efficacy)
sebagai pandangan individu terhadap kemampuan dirinya dalam bidang akademik tertentu
yang menempatkan posisi dirinya dalam mengatasi situasi dan menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Indikator kemampuan diri meliputi: a) Mampu mengatasi masalah yang
dihadapi; b) Yakin akan keberhasilan dirinya; c) Berani menghadapi tantangan; d) Berani
mengambil resiko atas keputusan yang diambilnya; e) Menyadari kekuatan dan kelemahan
dirinya; f) Mampu berinteraksi dengan orang lain; g) Tangguh atau tidak mudah menyerah.Berikut ini disajikan contoh butir skala kemampuan diri (self efficacy) dalam bentuk
skala Likert dengan pilihan respons dalam derajat frekuensi dilakukannya kegiatan, atau
frekuensi munculnya perasaan, atau pendapat yang bersangkutan seperti pada Tabel 6.
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
10/30
10
Tabel 6
Contoh Butir Skala Kemampuan Diri (Self Efficacy)
Petunjuk: Bubuhkan tanda cek (V) pada kolom sesuai dengan pendapat Anda
SSr: Sangat sering Kd: Kadang-kadang Sjr: Sangat jarang
Sr : Sering Jr : Jarang
No. Kegiatan, perasaan dan pendapat Ss Sr Kd Jr Js
1. Mencoba cara lain ketika gagal menyelesaikan soal
matematika (+)
2. Menunggu bantuan teman ketika menghadapi soal
matematika yang sulit (-)
3. Merasa takut berpendapat yang berbeda dalam
diskusi matematika (-)
4. Merasa tertantang menghadapi soal matematika yanganeh (+)
5. Merasa tegang menghadapi ulangan matematika (-)
6. Merasa ragu dapat mengatasi kesulitan belajar
matematika (-)
7. Berpendapat kritikan menghambat siswa belajar
matematika lebih baik (-)
8. Menyadari kesalahan dalam pengerjaan ulangan
matematika yang lalu (+)
Istilah kemandirian belajar berelasi dengan beberapa istilah lain di antaranya self
regulated learning (SRL), self regulated thinking (SRT), self directed learning (SDL), self
efficacy, dan self-esteem. Pengertian kelima istilah di atas tidak tepat sama, namun mereka
memilki tiga lkarakteristik utama yang sama, yaitu: 1) merancang belajarnya sendiri sesuai
dengan tujuannya, 2) memilih strategi dan melaksanakan rancangan belajarnya: dan 3)
memantau kemajuan belajarnya sendiri, mengevaluasi hasil belajarnya dan
membandingkannya dengan standar tertentu.
Berdasarkan pendapat sejumlah penulis (Butler, Corno dan Randi, Hargis, Kerlin,
Paris dan Winograd, Schunk dan Zimmerman, Wongsri, Cantwell, dan Archer, dalam
Sumarmo, 2006, 2011), Sumarmo (2012) merangkum indikator kemandirian belajar yang
meliputi: a) Inisiatif dan motivasi belajar instrinsik; b) Kebiasaan mendiagnosa kebutuhanbelajar; c) Menetapkan tujuan/target belajar; d) Memonitor, mengatur, dan mengkontrol
belajar; e) Memandang kesulitan sebagai tantangan; f) Memanfaatkan dan mencari sumber
yang relevan; g) Memilih, menerapkan strategi belajar; h) Mengevaluasi proses dan hasil
belajar; i) Kemampuan diri. Beberapa contoh butir skala kemandirian belajar (self regulated
learning) sesuai dengan indikator yang bersangkutan tersaji seperti pada Tabel 7.
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
11/30
11
Tabel 7
Contoh Butir Skala Kemandirian Belajar Matematika (Self Regulated Learning)
Keterangan Ss Sering sekali Kd : Kadang-kadang Js : Jarang sekaliSr Sering Jr : Jarang
No. Kegiatan, perasaan dan pendapat Ss Sr Kd Jr Js
1. Mengerjakan tugas matematika karena menyukainya
(+)
2. Menunggu bantuan, ketika mengalami kesulitan
belajar matematika (-)
3. Berpendapat belajar matematika tanpa target
meringankan beban pikiran (-)
4. Berusaha mengetahui kelemahan sendiri ketikabelajar matematika (+)
5. Berani menghadapi kritikan dalam belajar matematika
(+)
6. Menolak pendapat yang berbeda tentang matematika
(-)
7. Merasa gugup menjawab pertanyaan tentang
matematika yang tiba-tiba (-)
8. Menganalisa dan memperbaiki kesalahan dalam
penyelesaian soal ulangan matematika (+)
Dalam menjalani kehidupannya, manusia selalu berhadapan dengan beragampersoalan mulai dari tingkat sederhana sampai dengan yang sangat kompleks. Dalam upaya
merespons dan mencari solusi terutama masalah yang kompleks diperlukan disposisi yang
kuat dan perilaku cerdas. Costa (Costa, Ed., 2001) menamakan disposisi yang kuat dan
perilaku cerdas dengan istilah kebiasaan berfikir (habits of mind ). Ia mengidentifikasi
enambelas kebiasaan berfikir, ketika individu merespons masalah secara cerdas sebagai
berikut: 1) Bertahan atau pantang menyerah; 2) Mengatur kata hati; 3) Mendengarkan
pendapat orang lain dengan rasa empati; 4) Berpikir luwes, reflektif, rasa percaya diri,
terbuka dan mampu mengubah pandangannya ketika memperoleh informasi tambahan; 5)
Berpikir metakognitif yang berarti berfikir apa yang sedang difikirkan; 6) Berusaha bekerja
teliti dan tepat; 7) Bertanya dan mengajukan masalah secara efektif; 8) Memanfaatkan
pengalaman lama dalam membentuk pengetahuan baru; 9) Berfikir dan berkomunikasi
secara jelas dan tepat; 10) Memanfaatkan indera dalam mengumpulkan dan mengolah data;
11) Mencipta, berkayal, dan berinovasi; 12) Bersemangat dalam merespons; 13) Berani
bertanggung jawab dan menghadapi resiko; 14) Humoris; 15).Berpikir saling bergantungan;
dan 16) Belajar berkelanjutan.
Beberapa contoh butir skala kebiasaan berfikir (habits of mind ) disajikan seperti pada
Tabel 8.
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
12/30
12
Tabel 8
Contoh Butir Skala Kebiasaan Berpikir Matematik ( Habits of Mind )
Keterangan Ss: Sering sekali Kd : Kadang-kadang
Sr: Sering Jr : Jarang Js : Jarang sekali
No. Kegiatan, perasaan dan pendapat Ss Sr Kd Jr Js
1. Mudah frustasi ketika gagal menyelesaikan masalah
matematik (-)
2. Bertanya pada diri sendiri: Cocokkah strategi ini untuk
masalah matematik yang dihadapi? (+)
3. Memandang berkhayal dalam matematika
memboroskan waktu (-)
4. Sabar mendengarkan uraian matematika yang sulit (+)
5. Merasa nyaman berdiskusi di lingkungan teman yangpandai matematika (+)
6. Memandang humor dalam belajar matematika
merugikan (-)
7. Memandang belajar berfikir matematik adalah tugas
anak usia sekolah (-)
8. Memandang kritikan sebagai hambatan untuk maju (-)
Dalam melaksanakan berpikir kritis, terlibat disposisi berpikir kritis yang dicirikan
dengan: 1) bertanya secara jelas dan beralasan, 2) berusaha memahami dengan baik, 3)
menggunakan sumber yang terpercaya, mempertimbangkan situasi secara keseluruhan, 4)
berusaha tetap mengacu dan relevan ke masalah pokok, 5) mencari berbagai alternatif, 6)
bersikap terbuka, 7) berani mengambil posisi, 8) bertindak cepat, 9) bersikap atau
berpandangan bahwa sesuatu adalah bagian dari keseluruhan yang kompleks, 10)
memanfaatkan cara berpikir orang lain yang kritis, dan 11) bersikap sensisif terhadap
perasaan orang lain (Ennis, dalam Baron dan Sternberg, (Eds), 1987).
Beberapa contoh butir skala disposisi berfikir kritis matematik dalam bentuk skala
Likert dengan pilihan respons dalam derajat frekuensi dilakukannya kegiatan, atau frekuensi
munculnya perasaan, atau pendapat yang bersangkutan seperti pada Tabel 9.
Tabel 9
Contoh Butir Skala Disposisi Berpikir Kritis Matematik
Keterangan Ss Sering sekali Kd : Kadang-kadang
Sr Sering Jr : Jarang Js: Jarang sekali
No. Kegiatan, perasaan dan pendapat Ss Sr Kd Jr Js
1. Mengajukan pertanyaan matematika: Mengapa? (+)
2. Bertanya tentang faktual/masalah rutin matematika (-)
3. Menghindari pertanyaan matematika yang berbelit (-)
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
13/30
13
4. Melakukan cek silang kebenaran informasi
matematika melalui beragam sumber (+)
No. Kegiatan, perasaan dan pendapat Ss Sr Kd Jr Js
5. Takut mengambil posisi yang bertentangan dengan
pendapat teman tentang matematika (-)
6. Berusaha memanfaatkan idea teman yang unggul
dalam matematika (+)
7. Merasa diri bodoh ketika berdiskusi dengan teman
yang pandai dalam matematika (-)
8. Menghindar dari pertanyaan yang meminta alasan (-)
Berdasarkan survei kepustakaan, Supriadi (1994) mengidentifikasi ciri-ciri orang
yang kreatif sebagai berikut:1) Terbuka terhadap pengalaman baru, fleksibel dalam berfikir
dan merespons; 2) Toleran terhadap perbedaan pendapat.situasi yang tidak pasti; 3) Bebas
menyatakan pendapat dan perasaan; senang mengajukan pertanyaan yang baik; 4)
Menghargai fantasi, kaya akan inisiatif, memiliki gagasan yang orisinal; 5) Mempunyai
pendapat sendiri dan tidak mudah terpengaruh oleh orang lain; 6) Memiliki citra diri dan
stabilitas emosional yang baik; percaya diri dan mandiri; 7) Mempunyai rasa ingin tahu yang
besar; tertarik kepada hal-hal yang abstrak, kompleks, holistik dan mengandung teka-teki;
mempunyai minat yang luas; 8) Berani mengambil risiko yang diperhitungkan; memiliki
tanggung jawab dan komitmen kepada tugas; 9) Tekun dan tidak mudah bosan; tidak
kehabisan akal dalam memecahkan masalah; 10) Peka terhadap situasi lingkungan; 11) Lebih
berorientasi ke masa kini dan masa depan dari pada masa lalu.
Beberapa contoh butir skala disposisi berfikir kreatif matematik dalam bentuk skala
Likert dengan pilihan respons dalam derajat frekuensi dilakukannya kegiatan, atau frekuensi
munculnya perasaan, atau pendapat yang bersangkutan seperti pada Tabel 10.
Tabel 10
Contoh Butir Skala Disposisi Berpikir Kreatif Matematik
Keterangan Ss: Sering sekali Kd : Kadang-kadang
Sr: Sering Jr : Jarang Js : Jarang sekali
No. Kegiatan, perasaan dan pendapat Ss Sr Kd Jr Js
1. Menghindari solusi matematik yang beragam (-)
2. Merasa bebas menyatakan pendapat dalam forumdiskusi matematika (+)
3. Berpendapat berfantasi dalam matematika adalah aneh
(-)
4. Berani mengambil posisi dalam situasi matematika
yang bertentangan (+)
5. Merasa cemas menghadapi ujian seleksi yang ketat (-)
6. Berinisiatif mengajukan solusi ketika ada masalah
matematika (+)
No. Kegiatan, perasaan dan pendapat Ss Sr Kd Jr Js
7. Bersabar mengerjakan tugas matematika yang rumit(+)
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
14/30
14
8. Berani bersaing dengan teman yang pandai dalam
lomba matematika
C. Hard Skill Matematik dan AsesmennyaSecara umum hard skill matematik atau kompetensi dasar (KD) pengetahuan dan KD
keterampilan matematika diartikan sebagai melaksanakan kegiatan atau proses matematika
(doing math) atau tugas matematik (mathematical task ) baik yang sederhana maupun yangkompleks. Ditinjau dari kedalaman atau kekompleksan kegiatan matematik yang terlibat, hard
skill matematik dapat digolongkan dalam dua level yaitu yang tingkat rendah dan yang tingkat
tinggi. Hard skill matematik tingkat rendah bersifat hafalan, mekanistik, komputasional, atau
mekanikal, sedang yang tergolong hard skill matematik tingkat tinggi bersifat relasional,
pemecahan masalah, kritis, dan kreatif. Bloom menggolongkan tujuan dalam domain kognitif
dalam enam tahap yaitu: pengetahuan/hafalan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis
(C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Berdasarkan karakteristik kegiatan yang termuat, tiga
tahap pertama (C1, C2, dan C3) tergolong berpikir tingkat rendah, dan tiga berikutnya (C4, C5,
dan C6) tergolong berpikir tingkat tinggi.
Selanjutnya, berdasarkan jenisnya, hard skill matematik secara garis besar dapat
diklasifikasikan dalam lima jenis kompetensi dasar matematik yaitu: pemahaman,komunikasi, koneksi, pemecahan masalah, dan penalaran matematik. Pemecahan masalah
matematik tergolong pada hard skill matematik tingkat tinggi, sedang keempat jenis hard
skill matematik lainnya dapat tergolong tingkat rendah atau tingkat tinggi. Selain pemecahan
masalah matematik, hard skill matematik tingkat tinggi lainnya adalah berpikir kritis, berpikir
kreatif, berpikir reflektif matematik yang tergolong di atas jenjang C6 dari taksonomi Bloom.
Berikut ini disajikan rincian indikator hard skill matematik dan contoh butir tesnya yang
relevan.
1. Pemahaman matematik ( mathematical understanding)Secara umum indikator pemahaman matematika meliputi; mengenal, memahami dan
menerapkan konsep, prosedur, prinsip dan idea matematika. Ditinjau berdasarkan level
berpikirnya, pemahaman matematik dapat tergolong rendah atau tinggi.
a) Pemahaman mekanikal, komputasional, instrumental, dan induktif (Sumarmo, 1987)
dengan indikator mengingat dan menerapkan rumus secara rutin atau dalam kasus
sederhana, dan menghitung secara sederhana tergolong pada hard skill matematik
tingkat rendah.
b) Pemahaman rasional, fungsional, relasional, dan intuitif: (Sumarmo, 1987), setara
dengan pemahaman relasional (Skemp, dalam Sumarmo, 1987) dengan indikator:
mengkaitkan satu konsep/prinsip dengan konsep/prinsip lainnya, menyadari proses yang
dikerjakannya, dan membuat perkiraan benar tanpa ragu-ragu tergolong pada hard
skill matematik tingkat tinggi.
Contoh Butir Soal Pemahaman Matematik, C4 siswa SD, C2 untuk siswa SMP, dan C1untuk siswa SMA)
1) Urutkan bilangan di bawah ini dari yang terkecil ke yang lebih besar.
0,105 ; 0,13 ; 10,2%; 8% ; 0,90%
2) Satu set meja makan memuat empat kursi. Serombongan tamu berjumlah 60 orang. Berapa set
meja makan harus disediakan agar tiap tamu duduk di kursi masing-masing? Jelaskan
3) Sebuah kotak berukuran 15 cm X 12,5 cm x 20 cm. Ada sejumlah kubus kecil dengan panjang
rusuknya 1 cm. Berapa banyak kubus kecil yang dapat dimuat? Jelaskan. Andaikan kotak diisi
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
15/30
15
penuh dengan pasir, volume pasir sama dengan jumlah volume kubus kecil. Benarkah pernyataan
tersebut. Jelaskan.
4) Contoh Butir Soal Pemahaman Matematik, rasional, relasional, tingkat tinggi C4
untuk siswa SD dan SMP, dan pemahaman mekanikal, komputasional,instrumental, tingkat rendah atau jenjang C2 untuk siswa SMA.
Pagar depan sebuah rumah akan dipasang tiang tembok yang berjarak 2 meter. Diketahui panjang
pagar 20 meter dan tiang tembok di pasang di awal pagar. Ada berapa tiang yang akan dipasang?
Bagaimana cara menghitungnya?
5) Contoh Butir Soal Pemahaman Matematik, rasional, relasional, tingkat tinggi C4untuk siswa SD kelas 6 dan SMP, dan pemahaman mekanikal, komputasional,
instrumental, tingkat rendah atau jenjang C3 untuk siswa SMA.
Lantai sebuah kamar berukuran 3 m x 5 m akan dipasang ubin berukuran 30 cm x 20 cm. Satu dus
berisi 40 ubin. Berapa dus paling sedikit harus disediakan? Bagaimana cara mengihitungnya?
6) Contoh Butir Soal Pemahaman Matematik, rasional, relasional, tingkat tinggi C4untuk siswa SMA (Permana, 2010)
Pak Aman memiliki kebun seperti pada gambar di bawah ini. Ukuran sudut BDA adalah θ, BD = CDdan panjang sisi AB adalah a unit. Nyatakan panjang BC dalam a and θ.
B
A D C
a. Tulis semua konsep matematika yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut.
b. Nyatakan arti konsep tersebut dengan kata-katamu sendiri.
c. Tulis model matematika masalah tersebut dan selesaikanlah.
2. Komunikasi matematik ( mathematical communication).Indikator komunikasi matematik di antaranya adalah:
a) Menyatakan situasi ke dalam model matematika (gambar, tabel, diagram, relasi/ ekspresi
matematika)
b) Menyatakan/menjelaskan model matematika (gambar, tabel, diagram, ekspresi/relasi
matematika) ke dalam bahasa biasa
c) Mendengarkan, berdiskusi, menulis matematika
d) Membaca presentasi matematika
e) Menjelaskan/bertanya tentang matematika
Butir a, dan b, untuk indikator butir tes (soal) tertulis, dan butir a, b, c, d, dan e, soal
latihan selama pembelajaran. Berikut ini dsajikan beberapa contoh butir tes komunikasi
matematik. Hard skill komunikasi matematik dapat bersifat tingkat rendah atau tinggi
bergantung pada jenjang kegiatan yang terlibat di dalamnya.
1) Contoh Butir soal Komunikasi Matematik Tingkat Tinggi atau C5 untuk Siswa SD
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
16/30
16
Pak Ali mempunyai kebun berbentuk persegi panjang dengan ukuran lebar 8 m dan panjangnya 10 m.
Seperempat bagian kebun ditanami kol, seperenam bagian kebun ditanami cabe dan sisanya ditanami
jagung.
a) Gambarlah sketsa kebun pak Ali seluruhnya dan bagian kebun yang ditanami kol, cabe, dan
jagung.
b) Hitung luas kebun seluruhnya dan luas kebun kol, kebun cabe, dan kebun jagung.
(Butir soal ini bersifat terbuka, banyak cara menggambar bagian-bagian kebun dan dapat tergolong
kemampuan berpikir kreatif matematik)
1) Contoh Butir soal Komunikasi Matematik Tingkat Rendah atau Jenjang C3 untuk
Siswa SD (soal ini juga dapat digolongkan pada soal koneksi matematik untuk siswa
SD)
Isi kotak kosong dengan gambar yang sesuai lalu hubungkan dengan bilangan yang sesuai
a) + = 9
b) = 7
-
c) - = 11
d) + = 5
3) Contoh Butir soal Komunikasi Matematik Tingkat Tinggi C5 untuk Siswa SD
ABCD adalah trapesium dengan sisi-sisi sejajar AB = 14 cm, CD = 8 cm, dan sisi-sisi tidaksejajar AD = 8 cm, BG = 12 cm. Sebuah garis EF dibuat sejajar AB sehingga keliling duatrapesium yang terbentuk sama.a) Ilustrasikan situasi di atas dalam bentuk gambar
sehingga mudah dipahami.Susun kalimat matematika untuk menghitung
panjang garis AE dan selesaikan.
4) Contoh Butir soal Komunikasi Matematik Tingkat Tinggi atau Jenjang C5untuk Siswa SMP (Abdurahman, 2014)
ABCD adalah trapesium dengan sisi-sisi sejajar AB = 14 cm, CD = 8 cm, dan sisi-sisi tidaksejajar AD = 8 cm, BG = 12 cm. Sebuah garis EF dibuat sejajar AB sehingga keliling duatrapesium yang terbentuk sama.a) Ilustrasikan situasi di atas dalam bentuk gambar sehingga mudah dipahami.b) Susun kalimat matematika untuk menghitung panjang garis AE dan selesaikan.
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
17/30
17
5) Contoh Butir soal Komunikasi Matematik Tingkat Tinggi atau Jenjang C4untuk Siswa SMA (Isnaeni, 2014)
Diketahui bidang α dan β yang saling tegak lurus dan berpotongan sepanjang garis m. Garisn terletak pada bidang β dan sejajar garis m. Titik P dan Q terletak pada m.
a. Gambarlah jarak antara garis n dan garis PQ.b. Misalkan bidang γ tegak lurus garis n. Jelaskan kedudukan antara bidang γ dan α,antara bidang γ dan β, serta kedudukan antara garis perpotongan bidang γ dan βdengan garis n.
6) Contoh Butir Tes Komunikasi Matematik Tingkat Tinggi untuk Siswa SMA(Yonandi, 2010)
Sebuah kompleks perumahan mempunyai beberapa blok. Di sebuah blok yaitu blok melatiterdapat beberapa rumah bernomor terdiri dari tiga angka yang berbeda dan nilainya lebihbesar dari 640 tetapi lebih kecil dari 860 serta hanya mengandung angka 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8dan 9.
a) Ilustrasikan permasalahan tersebut ke dalam bentuk bagan !b) Dari gambar tersebut, buatlah model matematika kemudian selesaikanlah model untuk
menentukan banyak rumah yang ada di blok melati, dan selesaikan !
3. Koneksi matematik (mathemat ical connect ion )Indikator koneksi matematik meliputi
a) Mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur matematikab) Mencari hubungan satu prosedur ke prosedur lain dlm representasi yg
ekuivalen
c) Memahami representasi ekuivalen konsep yang samad) Menerapkan hubungan antar topik Matematika dan dengan topik BS laine) Menggunakan matematika dalam BS lain/ kehidupan sehari-hari
Kemampuan ini dapat tergolong pada hard skill matematik tingkat rendah atautingkat tinggi bergantung pada kekompleksan hubungan yang disajikan.
1) Contoh Butir Soal Koneksi Matematik Tingkat Tinggi atau Jenjang C4 untuk SiswaSD
Urutkan bilangan-bilangan ini dari yang kecil ke yang lebih besar. Beri penjelasan caramenyelesaikan soal ini.
0,120 ; ¼ ;1/8 ; 0,245 ; 20% ; 0,090; 35
0/00 ;6/7 ;
8/9
2) Contoh Butir Soal Koneksi Matematik Tingkat Tinggi atau Jenjang C5 untuk SiswaSMP (Umar, 2014)
Gambar di bawah ini adalah pengubinan dengan menggunakan keramik berbentuksegitiga sama sisi dengan sisinya 1 satuan.
a) Berapa banyak keramik yang diperlukan untukmembentuk segitiga dengan panjang sisi 5 satuan?
b) Tuliskan hubungan antara panjang sisi segitigadengan banyaknya keramik yang dibutuhkan padabutir pertanyaan a). Tuliskan konsep matematika yangdigunakan dan jelaskan cara memperolehnya
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
18/30
18
3) Contoh Butir Soal Koneksi Matematik Tingkat Tinggi atau Jenjang C5 untuk Siswa
SMP (Rahmat, 2014)
Diketahui suatu persegi dengan panjang sisinya a cm Kemudian persegi serupa diletakkanberimpit di kanan persegi semula. Proses tersebut dilanjutkan dengan persegi ketiga danseterusnya sampai persegi ke-n.a) Gambarlah situasi tersebutb) Susun model matematika untuk menyatakan keliling dan luas bangun yang terbentuk
dari gabungan: 2 persegi, 3 persegi, 4 persegi dan n persegi!
c) Tuliskan konsep yang termuat dalam persoalan di atas!
4) Contoh Butir Soal Koneksi Matematik Tingkat Rendah atau Jenjang C3 untuk Siswa
SMA
Pilih jawaban yang paling sesuai disertai penjelasan atau alasan. Gradien garis singgungterhadap kurva fungsi f di titik x1 pada f adalah:a) Absis titik ekstrim f b) Ordinat titik ekstrim f c) f‘(x1)
4. Pemecahan masalah matematik (mathemat ical problem solvin g) Pemecahan masalah matematik mempunyai dua makna yaitu:
a. Pemecahan masalah sebagai suatu pendekatan pembelajaran, yang digunakan
untuk menemukan kembali (reinvention) dalam memahami materi, konsep,prinsip matematika dan menyelesaikan masalah. Pembelajaran diawali denganpenyajian masalah kontekstual kemudian melalui induksi siswa menemukankonsep/prinsip matematika
b. Pemecahan masalah sebagai hard skill matematik yang memiliki indikator:i. Mengidentifikasi kecukupan data untuk memecahkan masalahii. Membuat model matematik dari suatu masalah dan menyelesaikannya.iii. Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika
dan atau di luar matematikaiv. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal, serta
memeriksa kebenaran hasil atau jawaban
Karakteritik masalah dalam pemecahan masalah bersifat tidak rutin, olehkarena itu kemampuan ini tergolong pada hard skill matematik tingkat tinggi.
1) Contoh Butir Tes Pemecahan Masalah Matematik Tingkat Tinggi atau C5 untukSiswa SD Kelas 6
Lantai di ruang kelas 6 berbentuk persegi panjang berukuran 9,5 m x 8 m akan dipasangkeramik berukuran 30 cm x 30 cm. Satu dus keramik berisi 20 keping dan harganyaRp.40.000,00. Hitunglah biaya yang diperlukan untuk membeli keramik untuk menutupi lantaitersebut? Jelaskan cara menghitungnya.
2) Contoh Butir Tes Pemecahan Masalah Matematik Tingkat Tinggi atau C6
untuksiswa SMP (Rahmat, 2014)
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
19/30
19
Diketahui bentuk atap sebuah rumah terdiri atas sepasang trapesium sama kakidan sepasang segitiga sama kaki. Panjang sisi sejajar atap yang berbentuk trapesiumadalah 5 m dan 3 m dan panjang alas atap yang berbentuk segitiga adalah 7 m. Kedua jenis bangun atap mempunyai tinggi yang sama yaitu 4 m.a. Buatlah sketsa atap rumah di atas.b. Atap akan ditutup dengan genting berbentuk persegi panjang berukuran 30 cm x 45 cm
Tentukan banyak genteng minimum yang harus disediakan untuk menutup seluruh atap.c. Andaikan harga 1 buah genteng Rp1.500,00, hitunglah biaya untuk membeli genteng
yang diperlukan.
3) Contoh Butir Tes Pemecahan Masalah Matematik Tingkat Tinggi atau C5 untukSiswa SMA (Isnaeni, 2014)
Sebuah bejana berbentuk seperti pada gambar. Permukaan bejana berbentuk persegipanjang (dengan ukuran dalam cm). Hitunglah nilai kosinus sudut antara tepi bejana yangmiring terhadap alas bejana disertai dengan penjelasan !
4) Contoh Butir Tes Pemecahan Masalah MatematikTingkat Tinggi atau C5 untuksiswa SMA (Yonandi, 2010)
Suatu SMA akan membentuk Tim untuk mengikuti suatu kontes kepemimpinan antar SMA di
suatu kota. Terdaftar ada 4 siswa kelas-10, 5 siswa kelas-11, dan 6 siswa kelas-12 untukberkompetisi. Tim terdiri dari seorang ketua, seorang wakil ketua, dan seorang sekretaris.Tingkat kelas ketua lebih tinggi dari tingkat kelas wakil ketua, dan tingkat kelas wakil ketualebih tinggi dari tingkat kelas sekretaris. Berapa banyak tim yang dapat disusun? Jawablahpertanyaan tersebut dengan cara yang berbeda dan bandingkan hasilnya.
5. Penalaran matematik (mathemat ical reasonin g )Secara garis besar penalaran dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu
penalaran induktif dan penalaran deduktif. Penalaran induktif diartikan sebagaipenarikan kesimpulan yang bersifat umum atau khusus berdasarkan data yang
teramati. Nilai kebenaran dalam penalaran induktif dapat bersifat benar atau salah.Beberapa kegiatan yang tergolong pada penalaran induktif di antaranya adalah:a) Transduktif: menarik kesimpulan dari satu kasus atau sifat khusus yang satu
diterapkan pada yang kasus khusus lainnya.b) Analogi: penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data atau prosesc) Generalisasi: penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data yang
teramatid) Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan: interpolasi dan ekstrapolasie) Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan, atau pola yang adaf) Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, dan menyusun
konjektur
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
20/30
20
Pada umumnya penalaran transduktif tergolong pada kemampuan berpikir matematik tingkat rendah sedang yang lainnya tergolong berpikir matematik tingkattinggi.
Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan berdasarkan aturan yangdisepakati. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat mutlak benar atau
salah dan tidak keduanya bersama-sama. Penalaran deduktif dapat tergolong tingkatrendah atau tingkat tinggi. Beberapa kegiatan yang tergolong pada penalarandeduktif di antaranya adalah:a) Melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu.b) Menarik kesimpulan logis (penalaran logis) berdasarkan aturan inferensi
(proposisional), memeriksa validitas argumen, dan menyusun argumen yangvalid; menarik kesimpulan berdasarkan proporsi, berdasarkan kombinasi, danberdasarkan peluang; menyusun analisis dan sintesis beberapa kasus.
c) Menyusun pembukltian langsung, pembukltian tak langsung dan pembuktiandengan induksi matematika.
Kemampuan pada butir a) dapat tergolong hard skill matematik tingkat rendah, atau
tingkat tinggi bergantung kedalaman tingkat perhitungannya. Sedangkankemampuan lainnya tergolong hard skill matematik tingkat tinggi.
1) Contoh Butir Soal Penalaran Analogi Matematik Tingkat Rendah atau C3 untuksiswa SD
C
APerbandingan luas juring AOB Perbandingan luas .......... buah persegidengan luas daerah lingkaran panjang kecil dengan luas persegi panjang
seluruhnya
2) Contoh Butir Soal Penalaran Analogi Matematik Tingkat Rendah atau C3 untuksiswa SMA (Rosliawati, 2014)
O
CB
A
400
800Serupa dengan U
S
R
QP
T
BD OSerupa dengan
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
21/30
21
Perbandingan luas juring BOC Perbandingan luas segitiga dengan luas juring AOB PQU dengan luas segitiga ...................
.Berikan penjelasan tentang keserupaan dalam kasus di atas.
3). Contoh Butir Tes Analogi Matematik Tingkat Rendah atau C3 untuk Siswa SMA
Perhatikan gambar kubus di bawah ini!Kedudukan garis BE dengan garis GH pada kubus ABCD.EFGH di bawah ini,
serupa dengan
kedudukan antara garis yang mempunyai persamaan 2x – 3y = 5dengan garis yang mempunyai persamaan
a. 3x - 2y = -5b. 3y = 2x + 10c. 2x = 3y + 5
d. 2x + 3y = 10Jelasan keserupaan konsep dalam soal di atas.
5) Contoh Butir Tes Analogi Kombinatorial Matematik Tingkat Tinggi atau C6 untukSiswa SMA (Budiyanto, 2014)
Perhatikan kasus di bawah ini dengan cermat, kemudian jawablah pertanyaan berikut.Manakah dari empat kasus berikut yang serupa dengan banyaknya cara menyusun tigabilangan berbeda yang terdiri dari angka 1, 2, 3, 4, dan 5. Tulislah konsep matematika yangtermuat pada tiap kasus dan serta penjelasan anda.a) Menyusun pasangan dobel putra dari 5 orang pemain bulutangkis putrab) Memilih 3 orang dari 5 orang calon untuk menduduki jabatan ketua, sekretaris, dan
pengelola keuangan suatu organisasi.c) Menyusun tim kontes matematika yang terdiri dari 3 orang yang dipilih dari 5 orang calon.d) Memilih juara pertama, juara 2, dan juara 3 dari 5 orang finalis suatu kontes kecantikan.
6) Contoh Butir Soal Generalisasi Matematik Tingkat Tinggi atau C6 (Syaban,2008)
Perhatikan gambar di bawah ini
Dari gambar di atas diketahui panjang A1B1 = 10 cm. Proses dilanjutkan sampai ke-n (An Bn).Tentukan jumlah panjang garis A1 B1 + A2 B2 + A3 B3 + A4 B4 + A5 B5 + ... Konsepmatematika apa yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan tersebut? Berikanpenjelasan.
7) Contoh Butir Soal Memperkirakan Kecenderungan, Intrapolasi, EkstrapolasiTingkat Tinggi atau C5 untuk Siswa SMA
Perhatikan diagram produksi barang A di bawah ini.
A B
C
D
EF
GH
A1
B1
A2 A3 A4 A5
B2
B3
B4
B5
C1
060
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
22/30
22
908070
40
Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7
Berdasarkan diagram di atas, perkirakan produksi pada bulan ke-3 dan bulan ke 7. Sertakanpenjelasan. Apakah kurva persamaan di atas mendekati fungsi linier, kuadrat atau pangkattiga? Jelaskan
8) Contoh Butir Soal Penalaran Matematik: Menganalisis, Mensintesa, MenyusunPerkiraan Tingkat Tinggi, atau C5 untuk Siswa SMA
Sebanyak 45 orang siswa, mengikuti tes matematika dan tes fisika (skor maksimum tes
masing-masing 100). Diperoleh data sebagai berikut: 7 siswa skor matematika-nya 85 danskor fisika-nya 70, 25 siswa skor matematika-nya 70 dan skor fisika-nya 65, dan sisanyaskor matematika-nya 55 dan skor fisika-nya 50. Dari data tersebut, benarkah pernyataanberikut? Jelaskan.a. Tes fisika lebih sukar dari tes matematika. Konsep apa yang terlibat dalam pernyataan
ini? Tuliskan perhitungannya! (menganalisis dan mensintesa)b. Terdapat korelasi yang cukup tinggi antara skor matematika dan skor fisika. Sertakan
alasan yang mendasari perkiraan di atas (menyusun perkiraan korelasi)
9) Contoh Butir Soal Penalaran Memperkirakan Data, Tingkat Tinggi, atau C6 untukSiswa SMA
Dalam suatu penelitian diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini.
KMPM Tg Sd Rd Tot
Tg 9 15 0 24
Sd 5 43 10 56
Rd 0 0 0 0
Tot 14 56 10 80
Ket.: PM pemecahan masalah matematikKM komunikasi matematik
Berdasarkan data pada tabel di atas, perkirakanlah tes mana yang lebih sukar. Jelaskan.
10) Contoh Butir Soal Penalaran Matematik: Menganalisis, Mensintesa, MenyusunPerkiraan Tingkat Tinggi, atau C5 untuk Siswa SMA
Sebanyak 45 orang siswa, mengikuti tes matematika dan tes fisika (skor maksimum tesmasing-masing 100). Diperoleh data sebagai berikut: 7 siswa skor matematika-nya 85 danskor fisika-nya 70, 25 siswa skor matematika-nya 70 dan skor fisika-nya 65, dan sisanya
skor matematika-nya 55 dan skor fisika-nya 50. Dari data tersebut, benarkah pernyataanberikut? Jelaskan.
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
23/30
23
a. Tes fisika lebih sukar dari tes matematika. Konsep apa yang terlibat dalam pernyataanini? Tuliskan perhitungannya! (menganalisis dan mensintesa)
b. Terdapat korelasi yang cukup tinggi antara skor matematika dan skor fisika. Sertakanalasan yang mendasari perkiraan di atas (menyusun perkiraan korelasi)
11) Contoh soal melaksanakan perhitungan matematika berdasarkan aturan ataurumus yang berlaku, C5 untuk Siswa SD
Perhatikan gambar di bawah ini.Diketahui lingkaran berpusat di O berjari-jari 7 cm.Hitung keliling daerah ABOCD.
12) Contoh soal melaksanakan perhitungan matematika berdasarkan aturan atau
rumus yang berlaku, C5 untuk Siswa SD
Perhatikan gambar di bawah ini. Diketahui lingkaranberpusat di O berjari-jari 7 cm. Hitung luas daerah dalamlingkaran di luar daerah ABOCD. Gunakan π = 22/7
13) Contoh soal melaksanakan perhitungan matematika berdasarkan aturanatau rumus yang berlaku, C5 untuk Siswa SMP
Diketahui titik A(-1,6) dan titik B (4, 8). Tentukan koordinat titik C agar terbentuk segitigasama sisi ABC
14) Contoh soal Penalaran Logis Matematik melaksanakan perhitungan berdasarkanaturan atau rumus yang berlaku, C5 untuk Siswa SMP
Tentukan persamaan garis yang melalui titik P(2,4) dan tegak lurus garis yang melalui A(-1,6) dan B (4, 8)
15) Contoh Soal Penalaran Logis Matematik: Melaksanakan Perhitunganberdasarkan Aturan Tertentu, Tingkat Tinggi atau C6 untuk Siswa SMA
Tentukan ekstrim dan jenisnya fungsi f di bawah ini.
16) Contoh Butir Soal Menarik Kesimpulan berdasarkan Proporsi yang Sesuai,Tingkat Tinggi C5 untuk siswa SD dan C4 untuk Siswa SMP
Ani membuat tiga liter sirup dari dua kg gula. Kemudian, Nuri dari tiga kg gula membuatlima liter sirup. Sirup siapa yang lebih manis? Jelaskan.
5x3 jikax-
3x3- jika6
62x
f(x)
3 x
OA
B
D
C
OA
B
D
C
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
24/30
24
17)Contoh menarik kesimpulan berdasarkan proporsi yang sesuai Tingkat Tinggi C4untuk Siswa SMP
Diketahui garis l Ξ y = ½ x + 3, garis m Ξ 6x + by + c = 0 garis n Ξ 2x + qy + r = 0i) Berapa b dan c agar m ekuivalen dengan l , jelaskan.ii) Berapa q dan r agar n tidak memotong l, jelaskan.
18) Contoh Butir Soal Menarik Kesimpulan berdasarkan Kombinasi BeberapaVariabel, Tingkat Tinggi atau C5 untuk Siswa SMA (Maya, 2010)
Warung Bu Harja menyediakan 4 macam sayur, 3 macam lauk kering, dan 3 macam buah-buahan. Kupon A dapat ditukarkan dengan satu macam sayur, satu macam lauk kering dansatu macam buah dari tiap kelompok makanan dan buah. Kupon B dapat ditukarkan dengandua macam sayur, satu macam lauk kering dan satu macam buah. Paket manakah yangmemberi lebih banyak pilihan? Jelaskan.
19) Contoh Butir Soal Penalaran Logis Matematik Menarik Kesimpulan, berdasarkan
Peluang, Tingkat Tinggi atau C6 untuk Siswa SMA
Di satu SMA akan dibentuk panitia yang terdiri 1 orang ketua, 1 orang wakil ketua, 1 orangsekretaris dan 3 orang anggota. Ada 6 orang siswa laki-laki dan 4 orang siswa perempuanakan berpartisipasi dalam kepanitiaan tersebut. Tiap siswa berpeluang sama untukmenduduki salah satu jabatan di atas.a. Siswa perempuan atau siswa laki-laki yang berpeluang lebih besar untuk menjadi
ketua? Tuliskan aturan atau rumus yang digunakan.b. Sudah terpilih ketua dan wakil ketua adalah siswa laki-laki, dan sekretaris adalah siswa
perempuan. Sekarang akan dipilih sekali gus tiga anggota. Manakah yang peluangnyalebih besar, ketiganya siswa perempuan atau satu perempuan dan dua laki-laki.Tuliskan konsep dan rumus yang digunakan dalam menyelesaikan masalah di atas.
20) Contoh Soal Mengikuti Aturan Inferensi, Tingkat Tinggi atau C4 untuk Siswa SMA
Nyatakan premis berikut dalam bentuk simbol. Kemudian tariklah kesimpulannya dansertakan aturan yang digunakan.Jika fungsi f = f (x) terdeferensialkan di titik c maka f kontinu di titik c. Diketahui f diskontinudi titik c
21) Contoh Soal Pembuktian Langsung Tingkat Tinggi atau C5 untuk Siswa SMA
Misalkan x > 3 dan y < 2. Buktikan bahwa x2 – 2y > 5.
22) Contoh Soal Pembuktian Tak Langsung Tingkat Tinggi atau C6 untuk Siswa SMA
Diketahui x bilangan genap. Buktikan bahwa x2 – 6x + 5 adalah bilangan ganjil.
23) Contoh Soal Pembuktian dengan Induksi Matematik Tingkat Tinggi atau C6 untukSiswa SMA
Periksa proposisi di bawah ini dengan induksi matematik 1 + 2 + 3 + . . . + n = (3n - 1)2
n
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
25/30
25
7. Berpikir Kritis MatematikBerpikir kritis tidak ekuivalen dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Dalam
berpikir kritis termuat semua komponen berpikir tingkat tinggi, namun juga memuatdisposisi kritis yang tidak termuat dalam berpikir tingkat tinggi. Ennis (Baron, danSternberg, (Eds), 1987) mendefinisikan berpikir kritis sebagai berpikir reflektif yang
beralasan dan difokuskan pada penetapan apa yang dipercayai atau yang dilakukan.Beberapa indikator kemampuan berpikir kritis adalah: memfokuskan diri padapertanyaan, menganalisis dan mengklarifikasi pertanyaan, jawaban, dan argumen,mempertimbangkan sumber yang terpercaya, mengamati dan menganalisis deduksi,menginduksi dan menganalisis induksi, merumuskan eksplanatori, kesimpulan danhipotesis, menarik pertimbangan yang bernilai, menetapkan suatu aksi, danberinteraksi dengan orang lain. (Ennis, dalam Baron dan Sternberg, (Eds), 1987).Dihubungkan dengan taksonomi Bloom, Gokhale (1995) mendefinisikan soalberpikir kritis adalah soal yang melibatkan analisis, sintesis, dan evaluasi dari suatukonsep. Dalam matematika, Glaser (2000) mendefinisikan berfikir kritis matematiksebagai kemampuan dan disposisi yang menggabungkan pengetahuan awal,
penalaran matematik, dan strategi kognitif untuk mengeneralisasi, membuktikan, danmengevaluasi situasi matematis secara reflektif.
1) Contoh Butir Tes Berpikir Kritis Matematik Tingkat Tinggi atau C4 untuk Siswa SD
Di sebuah kebun berbentuk persegi panjang terdapat 10 batang pohon pisang dan 12batang pohon mangga. Hitunglah luas kebun dan jelaskan cara menghitungnya.
2) Contoh Butir Tes Berfikir Kritis Matematik Tingkat Tinggi atau C5 untuk siswa SMP
Perhatikan gambar di sebelah kiri. Tiap petak kecil mempunyailuas yang sama. Apakah daerah yang berwarna gelap pada gambar di sebelahkiri menunjukkan (1/5 +
1/3) bagian dari luas petak besar.Jelaskan alasanmu.
3) Contoh Butir Tes Berpikir Kritis Matematik Tingkat Tinggi atau C5 untuk Siswa SD
Andi mempunyai tabungan sebanyak Rp. 100.000,00 dan Tuti mempunyai tabungansebanyak Rp 150.000,00. Tabungan Andi diambil setengahnya untuk membeli bukumatematika. Tuti mengambil sepertiga tabungannya untuk membeli buku IPA. Uang Andiuntuk membeli buku matematika lebih banyak dari uang Tuti untuk membeli buku IPA,karena setengah lebih besar daripada sepertiga. Benarkah pernyataan di atas? Jelaskan.4) Contoh Butir Tes Berpikir Kritis Matematik Tingkat Tinggi atau C5 untuk Siswa
SMP (Rohaeti, 2008)
Diketahui empat buah persamaan garis berikut:
(1) x + 2y + 3 = 0(2) 3x + 2y + 5 = 0
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
26/30
26
(3) x + 2y - 3 = 0(4) 2x + y + 5 = 0
Manakah garis yang mempunyai kemiringan paling tajam! Berikan alasannya!
5) Contoh Butir Tes Berfikir Kritis Matematik Tingkat Tinggi C5 untuk siswa SMA(Jayadipura, 2014)
Di dalam sebuah ruangan berukuran 8m x 6m akan dipasang pita dari titik pusat langit-langitruangan ke tiap titik sudut pada lantai ruangan. Vira ditugaskan untuk menghitung panjangminimal pita yang dibutuhkan.a. Cukupkah data yang tersedia untuk menyelesaikan tugas Vira? Jelaskan jawabanmu!b. Kalau cukup selesaikan disertai dengan penjelasan, kalau tidak cukup lengkapi datanya
dan kemudian selesaikan!
6) Contoh Butir Tes Berfikir Kritis Matematik Tingkat Tinggi atau C6 untuk siswa SMA(Rosidawati, 2014)
Perhatikan penyelesaian soal berikut ini.
= .
=
=
Karena x mendekati ∞, maka = = 0
Jadi =
Periksalah apakah tiap langkah perngerjaan di atas benar dan lengkap? Tulislah konsepyang digunakan pada tiap langkap dan sertakan penjelasan.
3. Berpikir kreatif MatematikRhodes (Munandar,1977), Munandar (1992), dan Supriadi (1994)
mendefinisikan kreativitas dengan menganalisis empat dimensinya yang dikenaldengan istilah “the Four P’s of Creativity , atau “empat P dari kreativitas” yaituPerson, Product, Process, dan Press Pertama, kreativitas sebagai personmengilustrasikan individu dengan pikiran atau ekspresinya yang unik. Kedua
kreativitas sebagai produk merupakan kreasi yang asli, baru, dan bermakna. Ketiga,kreativitas sebagai proses merefleksikan keterampilan dalam berfikir yang meliputi:kemahiran/kelancaran (fluency ), fleksibilitas (flexibility ), originalitas (originality ), danelaborasi (ellaboration) (Munandar, 1992, 2000). Keempat, kreativitas sebagai pressadalah kondisi internal atau eksternal yang mendorong munculnya berfikir kreatif.
Selanjutnya, Munandar (1977), merinci ciri-ciri keempat komponen berpikir kreatif sebagai proses sebagai berikut. Ciri-ciri fluency meliputi: 1) Mencetuskanbanyak ide, banyak jawaban, banyak penyelesaian masalah, banyak pertanyaandengan lancar; 2) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagaihal; 3) Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Ciri-ciri flexibility di antaranyaadalah: 1) Menghasilkan gagasan, jawaban, atau pertanyaan yang bervariasi, 2)
melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda; 3) Mencari banyakalternatif atau arah yang berbeda; 4) Mengubah cara pendekatan atau cara
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
27/30
27
pemikiran. Ciri-ciri originality di antaranya adalah: 1) Melahirkan ungkapan yang barudan unik; 2) Memikirkan cara yang tidak lazim; 3) Membuat kombinasi yangtidak lazim dari bagian atau unsur-unsurnya. Ciri-ciri elaboration di antaranya adalah:1) Memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau produk; (2) Menambahatau merinci detil-detil dari suatu obyek, gagasan, atau situasi sehingga menjadi
lebih menarik.
1) Contoh Butir Tes Berfikir Kreatif Matematik Tingkat Tinggi atau C4 untuk siswa SD
Ibu menimbang terigu sebanyak 1,85 kg. Tersedia anak timbangan dengan ukuran berat:2 kg; 1 kg; ½ kg; 200 gr, 100 gr; dan 50 gr. Tuliskan beberapa cara penimbangan yang lebihefektif.
2)
Tersedia papan berpaku seperti pada gambar. Denganmenggunakan sebuah karet gelang, buatlah beberapabangun geometri yang tidak sama bentuknya tetapi kira-kira mempunyai luas yang sama.Jelaskan jawabanmu
3). Contoh Butir Tes Berfikir Kreatif Matematik Tingkat Tinggi atau C5 untuk siswa SD
Gb 1 Gb.2 Gb 3 dan seterusnya
Petak-petak kecil di atas adalah persegi dengan sisi 1 cm.Hitunglah keliling Gambar 2, dan Gambar 3. Jika proses diteruskan, hitunglah kelilingGambar 5. Bagaimana cara menghitungnya?Sekarang buatlah pola gambar yang lain. Kemudian buat pertanyaan pada pola yang kamubuat dan selesaikanlah
4). Contoh Butir Tes Berfikir Kreatif Matematik Tingkat Tinggi atau C5 untuk siswa
SMP (Gunawan, 2014)
Rasio panjang dan lebar suau persegipanjang adalah 3 : 2. Jika panjangnya dikurangi 3dan lebarnay ditambah 2 maka persegipanjang tersebut menjadi persegi. Tulislah beberapapertanyaan dari data tersebut dan kemudian selesaikan.
5) Contoh Butir Tes Berfikir Kreatif Matematik Tingkat Tinggi atau C5 untuk siswaSMP (Rohaeti, 2008)
Perhatikan gambar di bawah ini.
dan seterusnya
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
28/30
28
Berdasarkan pola yang ada, hitung banyaknya batang korek api pada pola ke-100.Kemudian buatlah susunan batang korek api dengan pola yang lain dan hitung banyaknyabatang korek api pada pola tertentu yang baru kamu susun
6) Contoh Butir Tes Berfikir Kreatif Matematik Tingkat Tinggi atau C6 untuk siswaSMA (Budiyanto, 2014)
Dalam sebuah kotak terdapat 12 bola merah dan 8 bola putih yang identik. Diambil 2 buahbola secra acak sekali gus.a. Manakah yang mempunyai peluang lebih besar dari peristiwa bola yang terambil:
Keduanya berwarna merah, keduanya berwarna putih, atau satu bola merah dan satu bolaputih. Bagaimana cara menghitungnya? Konsep apa yang digunakan?
b. Tuliskan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan kombinasi k unsur dari n unsur dari informasi di atas.
7) Contoh Butir Tes Berfikir Kreatif Matematik Tingkat Tinggi atau C6 untuk siswa SMA
Satu kelas terdiri dari 24 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Guru akan menyusunpasangan siswa untuk mengerjakan tugas kelompok.a) Pasangan manakah yang mempunyai peluang paling besar di antara: keduanya siswa
perempuan, keduanya laki-laki, dan satu siswa perempuan dan satu siswa laki-laki.Bagaimana cara menghitungnya? Konsep apa yang digunakan?
b) Ajukan pertanyaan lain yang berhubungan dengan kombinasi k unsur dari n unsur dankemudian selesaikan.
8). Contoh Butir Tes Berfikir Kreatif Matematik Tingkat Tinggi atau C6 untuk siswaSMA (Sumarmo, dkk, 2012)
Dalam suatu segitiga PQR, diketahui sin P= 0,5 dan cos Q = 0, 6
a) Uraikan beberapa cara untuk menghitung nilai cos R. Kemudian selesaikanlah denganmemilih salah satu cara yang kamu sukai.
b) Cukupkah data untuk menghitung luas daerah segitiga PQR? Kalau cukup, selesaikanlah.Kalau tidak cukup, lengkapi data agar luas segitiga PQR dapat dihitung!
Daftar Pustaka Abdurahman, D. (2014). Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Komunikasi
serta Disposisi Matematik Siswa SMP melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing. Tesis pada Sekolah Pascasarjana Universitas PendidikanIndonesia, tidak dipublikasi.
Bandura, A. (1997). Self Efficacy. The exercise of Control . New York, W.H. Freeman
and Company.Baron, J. B. dan Sternberg, R.J. (Editor), (1987) Teaching Thinking Skill . New York:
W.H. Freeman and CompanyBerman, S. (2001) “Thinking in context: Teaching for Open-mindeness and Critical
Understanding ” dalam A. L. Costa,. (Ed.) (2001). Developing Minds. AResource Book for Teaching Thinking. 3 rd Edidition. Assosiation for Supervision and Curriculum Development. Virginia USA
Budiyanto, A.M. (2014). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis dan Kreatif Matematik serta Kemandirian Belajar Siswa SMA melalui PembelajaranBerbasis Masalah. Program Pascasarjana STKIP Siliwangi Bandung
Departemen Nasional Pendidikan. (2013). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan, Nomor 69 Tahun 2013. Tentang Kerangka Dasar Dan
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
29/30
29
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah,Sekolah Menengah Atas/Madrasah Alyah.
Ghozi, A. (2010). Pendidikan Karakter dan Budaya Bangsa dan Implementasinyadalam Pembelajaran. Makalah disampaikan pada Pelatihan Tingkat Dasar GuruBahasa Perancis Tanggal 24 Okober s.d 6 November 2010
Gunawan, H. (2014). Mengembangkan kemampuan berpikir kreatif Matematik SiswaSMP melalui Pembelajaran Berbantuan Komputer . Tesis pada SekolahPascasarjana UPI. Tidak diterbitkan.
Hendriana, H. (2009). Pembelajaran dengan Pendekatan Methaporical Thinking untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Matematik, Komunikasi Matematik dan Kepercayaan Diri Siswa Sekolah Menengah Pertama. Disertasipada Sekolah Pasca Sarjana UPI : tidak diterbitkan.
Hendriana, H. (2013). Membangun Kepercayaan Diri Siswa melalui PembelajaranMatematika Humanis. Makalah disajikan pada Seminar Nasional Matematikadan Pendidikan Matematika, di STKIP Siliwangi Bandung, tanggal 31 Agustus2013.
Isnaeni (2014). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Komunikasi serta Disposisi Matematik Siswa SMA melalui Pembelajaran Generatif. Tesispada Program Pascasarjana STKIP Siliwangi Bandung. Tidak diterbitkan.
Jayadipura, Y. (2014). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis serta Kemandirian Belajar Siswa SMA melalui PembelajaranKontekstual. Program Pascasarjana STKIP Siliwangi.Bandung.
Maya, R. (2005). Mengembangkan Kemampuan Matematik Tingkat Tinggi SiswaSMA melalui Pembelajaran Langsung dan Tak Langsung. Tesis pada SekolahPascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Munandar, U. (1987). Creativity and Education. Disertasi Doktor. Fakultas Psikologi-UI. Jakarta : Tidak diterbitkan
Munandar, S.C.U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah,Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia.
Permana, Y. (2010). Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi serta Disposisi Matematik: Eksperimen terhadap Siswa SMA melalui Model – Eliciting ActivitiesDisertasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia, tidakdipublikasi.
Polking J. (1998). Response To NCTM’s Round 4 Questions [Online] Inhttp://www.ams.org/government/argrpt4.html.
Rachmat, U,S. (2014). Meningkatkan Kemampuan Koneksi dan Pemecahan MasalahMatematik serta Kepercayaan Diri Siswa SMP melalui Pembelajaran
Kontekstual berbantuan Mathematical Manupulative. Thesis at Post GraduateStudy, Siliwangi School of Teacher Training and Education, Bandung.Rochaeti, E.E.(2008). Pembelajaran dengan Pendekatan Eksplorasi untuk
Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kritis dan Kreatif Matematik SiswaSekolah Menengah Pertama, Disertasi pada Sekolah pascasarjana UPI. Tidakditerbitkan
Rosliawati, Iis, S.E. (2014). Mengembangkan Kemampuan Penalaran danKomunikasi serta Disposisi Matematik Siswa SMP melalui PembelajaranBerbasis Masalah. Program Pascasarjana STKIP Siliwangi Bandung
Sinurat, R. (2014). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif sertaDisposisi Matematik Siswa SMA melalui Pembelajaran Kontekstual. Tesis pada
Pascasarjana STKIP Siliwangi, Bandung, tidak dipublikasi.
-
8/17/2019 Makalah Stain Batusangkar 2014
30/30
Sauri, S. (2010). Membangun Karakter Bangsa melalui Pembinaan ProfesionalismeGuru Berbasis Pendidikan Nilai. Jurnal Pendidikan Karakter . Vol.2. No.2.
Sumarmo, U. (1987). Kemampuan Pemahaman dan Penalaran Matematika SiswaSMA Dikaitkan dengan Kemampuan Penalaran Logik Siswa dan KomponenProses Belajar Mengajar. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana Universitas
Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.Sumarmo, U. (2006). Kemandirian Belajar: Apa, Mengapa, dan Bagaimana
dikembangkan pada Peserta Didik . Makalah disampaikan pada seminar diFPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia. Dimuat dalam Website SekolahPascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumarmo, U. (2010). Pengembangan Berpikir dan Disposisi Kritis, Kreatif padaPeserta Didik dalam Pembelajaran Matematika. Makalah dimuat dalam WebsiteSekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumarmo, U., Hidayat, W., Zulkarnaen, R., Hamidah, Sariningsih, R. (2012).“Kemampuan dan Disposisi Berpikir Logis, Kritis, Dan Kreatif Matematis:Eksperimen terhadap Siswa SMA Menggunakan Pembelajaran Berbasis
Masalah dan Strategi Think-Talk-Write”. Jurnal Pengajaran MIPA, Vol. 17,No.1, 17-33, April 2012.
Supriadi, D. (1994). Kreativitas, Kebudayaan, dan Perkembangan Iptek .Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: CV.Alfabet
Syaban, M. (2008). Menumbuhkan daya dan disposisi siswa SMA melalui pembelajaran investigasi. Disertasi pada Sekolah Pascasarjana UniversitasPendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Umar, A. M. (2014). Meningkatkan Kemampuan Koneksi, Representasi, dan Self Efficacy Matematis Siswa SMP melalui Pendekatan Kontekstual denganStretegi Formulate-Share-Listen-Creat. Tesis pada Sekolah PascasarjanaUniversitas Pendidikan Indonesia, tidak dipublikasi.
Wongsri, N., Cantwell, R.H., Archer, J. (2002). The Validation of Measures of Self-Efficacy, Motivation and self-Regulated Learning among Thai tertiary Students.Paper presented at the Annual Conference of the Australian Association for Research in Education, Brisbane, December 2002
Yonandi (2010). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan MasalahMatematik melalui Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Komputer pada SiswaSekolah Menengah Atas. Disertasi pada PPs UPI, tidak dipublikasikan