Download - Makalah Psikologi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam dunia pendidikan kita sekarang ini, kadang kita menemukan banyak masalah yang
terjadi dalam hubungannya dengan proses me-manage unit kerja. Hal ini bisa kita jumpai secara
nyata di hampir semua sekolah. Masalah ini bisa kita lihat dalam kinerja pemimpin (PUK/kepala
sekolah) di lembaga pendidikan yang ada. Berdasarkan pengamatan kami di lembaga pendidikan
tempat kerja kami, kepala sekolah kurang mampu mengorganisir dan membangun relasi yang
harmonis dengan para guru. Pada akhirnya, muncul akibat yang tidak menguntungkan yakni
putusnya komunikasi antara kepala sekolah selaku pimpinan sekolah dengan para guru selaku
teman kerja.
Masalah itu memicu munculnya refleksi yang mendasar tentang beberapa hal penting yang
dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas hubungan antara kepala sekolah dan guru sehingga
berpengaruh pada tujuan pendidikan itu sendiri. Bila kita mengkaji lebih mendalam pemicu masalah
ini, kelompok kami justru tertarik untuk mencari penyebab dan hubungan sebab akibat antara
masalah yang muncul dan dampaknya terhadap dunia pendidikan kita secara umum serta
dampaknya terhadap kualitas pendidikan di lembaga pendidikan yang ada. Berdasarkan hasil
pengamatan kelompok kami lebih tertarik untuk melihat aspek psikologisnya, yang berhubungan
dengan kecerdasan intelektual, kecerdasan verbal, kecerdasan hubungan interpersonal antara
pemimpin dan bawahannya. Kami memfokuskan perhatian pada ketiga kecerdasan ini karena ketiga
kecerdasan ini memiliki kontribusi yang besar dalam proses me-manage suatu unit kerja oleh
seorang pemimpin. Meskipun kajian dari ketiga kecerdasan ini berbeda satu sama lain tetapi
ketiganya sangat dibutuhkan oleh seorang pemimpin dalam membangun relasi yang baik dengan
bawahannya. Kecerdasan intelektual adalah kemampuan seorang pemimpin untuk memikirkan
strategi-strategi yang baik untuk mendukung kinerja seorang pemimpin. Kecerdasan verbal adalah
kemampuan seorang untuk mengartikulasikan pelbagai persoalan yang ada dan penanganan lewat
bahasa. Kecerdasan hubungan interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka
terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah,
suara, isyarat dari orang lain juga temasuk dalam inteligensi ini. Secara umum inteligensi
interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin relasi dan komunikasi
dengan berbagai orang.
Berdasarkan kenyataan yang terja di seperti yang telah dikemukakan di atas maka kelompok
kami bermaksud mengangkat masalah tentang “Pentingnya Kecerdasan Interpersonal Seorang
Kepala sekolah kepada Para Guru yang menjadi mitra kerja di SD FRATER DON BOSCO TOMOHON..
1.2 PEMBATASAN MASALAH
Berhubung karena luasnya masalah dalam pembahasan ini ,maka kelompok kami membatasi
masalah ini pada “Pentingnya Kecerdasan Interpersonal Seorang Kepala sekolah kepada Para Guru
yang menjadi rekan sewajatnya Di SD FRATER DON BOSCO TOMOHON.
1.3 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang diangkat diatas,maka kelompok kami mencoba
merumuskan masalah ini sebagai berikut “Apakah terdapat pengaruhjika seorang kepala sekolah
tidak memiliki kecerdasan interpersonal dalam proses me-manage suatu unit kerja dlam hal ini
sekolah. jika dilihat dari aspek psikologis yang berhubungan dengan kecerdasan intelektual,
kecerdasan verbal, kecerdasan hubungan interpersonal Seorang Kepala sekolah antara pimpinan
dalam hal ini kepala sekolah dan rekan kerja yaitu guru sebagai staf pengajar . Kami memfokuskan
perhatian pada ketiga kecerdasan ini karena ketiga kecerdasan ini memiliki kontribusi yang besar
dalam proses me-manage suatu unit kerja oleh seorang pemimpin..Dalam kasus nyata, terjadi:
oknum kepala sekolah di Sekolah SD Katolik “Don Bosco” sebagai PUK tidak bijaksana dalam
mengambil keputusan dan menjalankan keputusannya. Kepala sekolah tidak objektif mengambil
keputusan-keputusan tertentu yang seharusnya berlaku umum. Dalam beberapa kasus, keputusan
kepala sekolah yang seharusnya berlaku umum untuk semua guru tidak diindahkan oleh beberapa
guru dan kepala sekolah agak “kompromi” dengan beberapa guru tersebut. Jika hal yang sama
berlaku pada guru yang lain, kepala sekolah memberikan respon yang berbeda. Ada masalah: Kepala
sekolah sebagai PUK tidak bijaksana membangun relasi dengan guru-gurunya sebagai rekanan
kerjanya.
1.4 TUJUAN
Menemukan kecerdasan-kecerdasan yang relevan dan perlu dikembangkan dalam rangka
menyikapi perilaku kepala sekolah tersebut. Serta, memberikan advise tindakan yang seharusnya
dilakukan agar tercipta iklim kerjasama yang baik.
Menemukan starting point untuk refleksi psikologi belajar lanjut yang lebih progres yang
relevan untuk dipraktekkan dalam kasus-kasus umum.
1.5 MANFAAT
Mencari penyebab dan hubungan sebab akibat antara masalah yang muncul dan dampaknya
terhadap dunia pendidikan kita secara umum serta dampaknya terhadap kualitas pendidikan di
lembaga pendidikan yang ada.
BAB II LANDASAN TEORI
3.1 INTELIGENSI SECARA UMUM
Istilah inteligensi, semula berasal dari bahasa Latin Intelligere yang berarti menghubungkan atau
menyatukan satu sama lain. Menurut William Stern, salah satu pelopor dalam penelitian inteligensi,
mengatakan bahwa inteligensi adalah kemampuan untuk menggunakan secara tepat segenap alat-alat
bantu dan pikiran guna menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan baru. Sedangkan Leis Hedison
Terman berpendapat bahwa inteligensi adalah kesanggupan belajar secara abstrak. Orang dikatakan
inteligen menurut Terman jika orang tersebut mampu berpikir abstrak dengan baik.
Jean Piaget mendefinisikan intellect ialah akal budi berdasarkan aspek-aspek kognitifnya, khususnya
proses-proses berpikir yang lebih tinggi. Sedangkan intelligence atau inteligensi diartikan sama dengan
kecerdasan yaitu seluruh kemampuan berpikir dan bertindak secara adaptif termasuk kemampuan-
kemampuan mental yang kompleks seperti berpikir, mempertimbangkan, menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi, dam menyelesaikan persoalan-persoalan. Ia mengatakan bahwa sebuah kemungkinan
koordinasi yang memberi struktur kepada tingkah laku suatu organisme sebagai adaptasi mental
terhadap situasi baru.
Faktor-faktor yang mempengaruhi intelegensi seseorang :
a. Pembawaan yaitu : ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawah manusia sejak
lahir.Batas kesanggupan kita dalam memecahkan suatu masalah/persoalan pertam-tama
ditentukan oleh pembawaan kita.Meskipun menrima latihan dan elajaran yang
sama,perbedaan-perbedaan itu masih tetap ada
b. Kematangan yaitu: Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.Tiap organ (fisik maupun Psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
c. Pembentukan yaitu : Segala keadaan diluar diri seseorang yag mempengaruhi perkembangan
intelegensi.Dapat kita bedakan pembentukan sengaja(seperti yang dilakukan disekolah-
seolah)dan pembentukan tidak sengaja(Pengaruh sekitar)
d. Minta dan Pembawaan yang khas yaitu: Minat mengrahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu.Dalam diri manusia terdapat dorongan- dorongan
(motif-motif) yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar.Motif
menggunakan dan menyelidiki dunia luar,lama kelamaan timbulah minat terhadap sesuatu.Apa
yang mereka minat terhadap seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih giat
lagi.
e. Kebebasan yaitu : Bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang tertentu dalam
memecahkan masalah-masalah.Manusia mempunyai kebebasan mamilih metode,juga bebas
dalam memilih masalah sesuai dengan kebutuhannya.Dengan adanya kebebasan ini berarti
bahwa minat itu tidak selamanya menjadi syarat dalam perbuatan intelegensi.
3.2 MACAM-MACAM KECERDASAN
1. Intelegensi linguistik (lliguistic intelligence)
Intelegensi linguistik adalah sebagai kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-kata
secara efektif,baik secara oral maupun secara terulis seperti dimiliki para pencipta
puisi,editor,jurnalis,dramawan,sastrawan,pemain sandiwara maupun orator. Kemampuan ini berkaiatan
dengan penggunaaan dan pengembangan bahasa secara umum.Orang yang berintelegensi Liguistik
tinggi akan berbahasa lancar,baik,dan lengkap.
2. Intelegensi matematislogis( logical-mathematical intellegence)
Intelegensi matematislogis adalah kemampuan yangberkaiatan dengan penggunanan bilangan
dan logika secara efektif,seperti dipunyai seorang matematikus,scientis,programmer dan
logikus.Pemikiran orang ini adalah secara induktif-deduktif.jalan pikirannya bernalar dengan mudah
mengembangkan pola sebab akibat.Bila menghadapi persoalan ,ia akan lebih dulu menganalisisnya
secara sistimatis,baru kemudian mengambil langkah untuk memecahkannya.
3 Intelegensi Ruang ( spatial Intellegence)
Adalah kemampuan untuk menangkap dunia dunia ruang-visual secara tepat,seperti dipunyai
para pemburu,arsitek,navigator dan dekorator.orang yang memiliki intelegensi ini memiliki persepsi
yang tepat tentang suatu benda dengan ruang.Orang yang memiliki intelegensi ini memiliki pesepsi yang
tepat
4.Intelegensi kinestetik-badani(bodily-kinesthetic intellegence)
5. Intelegensi musikal ( Musical Intellegence)
6.Intelegensi Interpersonal (Interpersonal Intellegence)
7.Intelegensi Intrapersonal ( Intrapersonal Intellegence)
8.Intelegensi Lingkungan (naturalist Intellegence)
9.Intelegensi eksistensial (Existensial Intellegence )
3.3 KECERDASAN INTERPERSONAL
Kecerdasan antar pribadi. Ini adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja sama dengan orang
lain.kecerdasan ini terutama menuntut kemampuan untuk menyerap dan tanggap terhadap suasana
hati, perangai, niat, dan hasrat orang lain. Direktur sosial sebuah kapal pesiar harus mempunyai
kecerdasan ini, sama halnya dengan pemimpin perusahaan besar. Seseorang yang mempunyai
kecerdasan antar pribadi bisa mempunyai rasa belas kasihan dan tanggung jawab sosial yang besar
seperti Mahatma Gandhi, atau bisa juga suka memanipulasi dan licik seperti Machiavelli. Namun,
mereka semua mempunyai kemampuan untuk memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut
pandang orang yang bersangkutan. Oleh karena itu, mereka dapat menjadi networker, perunding, dan
guru yang ulung.
Inteligensi interpersonal adalah kemampuan untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan,
intensi, motivasi, watak, temperamen orang lain. Kepekaan akan ekspresi wajah, suara, isyarat dari
orang lain juga temasuk dalam inteligensi ini. Secara umum inteligensi interpersonal berkaitan dengan
kemampuan seseorang untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang/ inteligensi ini
banyak dipunyai oleh para komunikator, fasilitator, dan penggerak massa.
Orang yang kuat dalam inteligensi interpersonal biasanya sangat mudah bekerja sama dengan orang
lain, mudah berkommunikasi dengan orang lain. Hubungan dengan orang lain bagi mereka
menyenangkan dan sepertinya keluar begitu saja secara otomatis. Mereka dengan mudah mengenali
dan membedakan perasaan serta apa yang dialami teman dang orang lain. Komunikasi baik verbal
maupun non verbal dengan orang lain relatif mudah. Kebanyakan mereka sangat peka dengan teman,
terhadap penderitaan orang lain, dan mudah berempati.
BAB III
PEMBAHASAN
Dari hasil pembahasan kelompok kami dengan melihat masalah yang terjadi