Tugas KelompokPENTINGNYA PRINSI-PRINSIP PENGEMBANGAN KTSP DAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM DALAM SISTEM PEMBELAJARAN
DI SEKOLAH
Diajukan untuk memenuhi persyaratan Mata Kuliah
ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN
Semester II
Dosen : Drs. IDING NUR ERNAWANDI, M.Si.
Disusun oleh : Kelompok 2
1. JUMHUDI
2. NARSIM
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER ILMU ADMINISTRASI
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA) JAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan Rahmat
dan Hidayah-Nya penulis dapat menyususn makalah yang berjudul “Pentingnya
Pengembangan KTSP dan Implementasi Kurikulum dalam sistem Pembelajaran di
Sekolah”.
Dengan makalah ini penulis berharap mudah-mudahan bermanfaat bagi
perkembangan & kemajuan di bidang pendidikan utamanya dan masyarakat pada
umumnya.
Demikian makalah ini penulis buat, atas perhatian dan partisipasinya penulis
ucapakan terima kasih.
Indramayu, Februari 2013
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I Deskripsi
1.1 Latar Belakang Masalah 3
1.2 Proses Pengembangan Kurikulum 4
1.3 Tujuan Pengembangan dan Prinsip Pengembangan KTSP 5
BAB II
BAB III Analisis Masalah
2.1 Perbaikan dan pengembangan Kurikulum 6
2.2 Pentingnya Visi dan Misi Sekolah 7
2.3 Implementasi KTSP 7
BAB IV Penutup
3.1 Kesimpulan 9
3.2 Saran 9
DAFTAR PUSTAKA 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu di antara masalah besar dalam bidang pendidikan di
Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya
rata-rata prestasi belajar. Masalah lain adalah bahwa pendekatan dalam
pembelajaran masih terlalu didominasi peran guru (teacher centered). Guru lebih
banyak menempatkan peserta didik sebagai objek dan bukan sebagai subjek
didik. Pendidikan kita kurang memberikan kesempatan kepada peserta didik
dalam berbagai mata pelajaran, untuk mengembangkan kemampuan berpikir
holistik (menyeluruh), kreatif, objektif, dan logis, belum memanfaatkan quantum
learning sebagai salah satu paradigma menarik dalam pembelajaran, serta kurang
memperhatikan ketuntasan belajar secara individual.
Demikian juga proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita,
umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai peserta didik menguasai
materi pembelajaran secara tuntas. Akibatnya, banyak peserta didik yang tidak
menguasai materi pembelajaran meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah.
Tidak heran kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah.
Mutu hasil pendidikan yang masih rendah serta mengabaikan aspek-
aspek moral, akhlak, budi pekerti, seni dan olahraga, serta kecakapan hidup (life
skill); persaingan global yang memungkinkan hanya mereka yang mampu akan
berhasil, persaingan kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia) produk lembaga
pendidikan, dan persaingan yang terjadi pada lembaga pendidikan, sehingga
perlu rumusan yang jelas mengenai standar kompetensi lulusan.
1
B. Proses Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum terdapat dua proses utama, yakni
pengembangan pedoman kurikulum dan pengembangan pedoman instruksional.
1. Pedoman Kurikulum
a. Latar belakang yang berisi rumusan falsafah dan tujuan lembaga
pendidikan, populasi yang menjadi sasaran, rasional bidang studi atau
mata kuliah, struktur organisasi bahan pelajaran.
b. Silabus yang berisi mata pelajaran secara lebih terinci yang diberikan
yakni scope (ruang lingkup) sequence-nya (urutan penyajiannya).
c. Desain evaluasi termasuk srtategi revisi atau perbaikan kurikulum
mengenai: bahan pelajaran (scope dan sequnce), dan organisasi bahan dan
strategi instruksionalnya.
2. Pedoman Instruksional
Untuk tiap mata pelajaran yang dikembangkan berdasarkan silabus, yakni
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang
dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah, daerah,
karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, karakteristik
peserta didik. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang terdiri dari tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan KTSP, kalender pendidikan dan
silabus. KTSP merupakan pengembangan KBK yang bercirikan :
1. Orientasi pencapaian hasil dan dampak.
2. Berbasis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang tertuang pada
standar isi,
2
3. Bertolak dari standar kompetensi lulusan
4. Memperhatikan pengembangan kurikulum berdiversifikasi,
5. Mengembangkan kompetensi secara utuh dan menyeluruh,
6. Menerapkan prinsip ketuntasan belajar.
KTSP adalah kurikulum yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan dan
sikap sehingga dapat meningkatkan potensi siswa secara utuh.
C. Tujuan Pengembangan dan Prinsip Pengembangan KTSP
Prinsip pengembangan KTSP disesuaikan dengan aturan dan kebijakan
yang telah ditentukan yakni :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan
potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan.
2. Beragam dan terpadu.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial
3
ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan
tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat
dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal
4
dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling
mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
6
BAB III
ANALISIS MASALAH
A. Perbaikan dan pengembangan Kurikulum
Upaya-upaya dalam rangka perbaikan dan pengembangan kurikulum
berbasis kompetensi meliputi: kewenangan pengembangan, pendekatan
pembelajaran, penataan isi/konten, dan model sosialisasi, lebih disesuaikan dengan
perkembangan situasi dan kondisi serta era yang terjadi saat ini. Pendekatan
pembelajaran diarahkan pada upaya mengembangkan kemampuan peserta didik
dalam mengelola perolehan belajar (kompetensi) yang paling sesuai dengan
kondisi masing-masing. Dengan demikian proses pembelajaran lebih mengacu
kepada bagaimana peserta didik belajar dan bukan lagi pada apa yang dipelajari.
Sesuai dengan cita-cita dari tujuan pendidikan nasional, guru perlu
memiliki beberapa prinsip mengajar yang mengacu pada peningkatan
kemampuan internal peserta didik di dalam merancang strategi dan
melaksanakan pembelajaran. Peningkatan potensi internal itu misalnya dengan
menerapkan jenis-jenis strategi pembelajaran yang memungkinkan peserta didik
mampu mencapai kompetensi secara penuh, utuh dan kontekstual.
Berbicara tentang rendahnya daya serap atau prestasi belajar, atau belum
terwujudnya proses pembelajaran yang menekankan pada peran aktif peserta didik,
inti persoalannya adalah pada masalah “ketuntasan belajar” yakni pencapaian taraf
penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap kompetensi secara perorangan.
Masalah ketuntasan belajar merupakan masalah yang penting, sebab menyangkut
masa depan peserta didik, terutama mereka yang mengalami kesulitan belajar.
7
B. Pentingnya Visi dan Misi Sekolah
Sebuah visi adalah sasaran akhir yang terukur dan realistis sesuai dengan
potensi sekolah yang bersangkutan. Visi bukanlah berisi angan-angan yang abstrak
sehingga sulit dicapai, akan tetapi merupakan sasaran yang dirumuskan oleh
berbagai komponen sekolah yang dapat dijangkau, sehingga kurikulum
dikembangkan untuk mencapai sasaran yang dirumuskan. Dengan demikian, visi
dirumuskan untuk menjawab “apa yang ingin dicapai oleh sekolah”?
Misi sekolah berkenaan dengan pernyataan “upaya apa yang dapat
dilakukan untuk mencapai visi sekolah”? Dengan demikian, suatu misi harus dapat
menggambarkan kondisi dan suasana yang dibangun dalam mencapai suatu visi.
C. Implementasi KTSP
Implementasi KTSP diharapkan memberi otonomi luas kepada sekolah
dan satuan pendidikan, disertai seperangkat tanggungjawab untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Sekolah dan satuan
pendidikan juga diberi kewenangan dan kekuasaan yang luas untuk
mengembangkan pembelajaran peserta didik serta tuntutan masyarakat.
KTSP mendorong terwujudnya kepemimpinan yang demokratis dan
profesional. Kepala sekolah dan tenaga pelaksana kurikulum merupakan pelaku
yang memiliki kemampuan dan integritas profesional yang harus ditunjang
dengan tim-kerja (team-work) yang kompak dan transparan, melibatkan komite
sekolah dan dewan pendidikan, serta dukungan partisipasi masyarakat dan orang
tua. Dengan melibatkan pihak tersebut di atas dalam pengembangan kurikulum,
diharapkan mampu membangkitkan gairah dan rasa memiliki (sense of
8
belonging) yang lebih tinggi, dan rasa tanggungjawab (sense of responbility)
yang lebih besar terhadap kurikulum, serta ikut memikirkan kualitas pendidikan
(quality of education).
Langkah mendesak yang perlu segera dipersiapkan yaitu bagaimana
sekolah dan satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, proses
pembelajaran, pengelolaan sumber belajar, profesionalisme tenaga pendidik, dan
penyediaan sistem evaluasi serta informasi yang valid.
Dengan tatanan konsep inilah memberi otonomi sekolah untuk memiliki
“full authority and responsibility” dalam menetapkan kurikulum dan
pembelajaran sesuai visi, misi, dan tujuannya. Namun, yang masih jadi
pertanyaan adalah apakah semua sekolah mampu mewujudkan impian tersebut di
atas? Jawabannya tentu saja kembali kepada kesiapan dan kemampuan sekolah
untuk menangkap arah perubahan kurikulum tersebut.
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia (SDA) jangka
panjang yang mempunyai nilai yang tinggi bagi kelangsungan peradaban
manusia di dunia. Hampir semua negara di dunia menempatkan pendidikan
sebagai suatu yang penting dan utama dalam pembangunan bangsa dan negara.
Begitu pula Indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting
dan utama, hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Untuk mencapai ke arah itu, kurikulum dan peran guru sangat
menentukan keberhasilan pendidikan, karena kurikulum berjalan, sedangkan
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran pada KTSP ada beberapa alasan yang menjadi pilihan dalam
upaya perbaikan kondisi pendidikan dalam upaya perbaikan kondisi pendidikan
di tanah air, salah satunya adalah potensi siswa itu berbeda-beda dan potensi
tersebut akan berkembang jika stimulusnya tepat dan mutu hasil pendidikan yang
masih rendah serta mengabaikan aspek-aspek moral, akhlak, budi pekerja seni
dan olahraga serta life skill.
Selain itu kurikulum harus mempunyai tujuan yang ingin di capai baik
yang bersifat kongkrit maupun abstrak dan berbagai konsepsinya seperti yang
disebutkan di atas, sehingga hakekat kurikulum sebagai alat untuk mencapai
tujuan pendidikan benar-benar terwujud.
10
B. Saran-saran
Saran yang disampaikan Penulis agar dengan membaca makalah ini
disarankan pada pembaca agar mengetahui tentang Pentingnya Pengembangan
KTSP dan Implementasi Kurikulum dalam sistem Pembelajaran di Sekolah.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua
pihak untuk kesempurnaan makalah yang akan datang.
11
DAFTAR PUSTAKA
Barton, J., &Collins, A(ed.) (1977). Portofolio Assessment : A handbook for educators. Menlo Park, CA : Addison-Wesley Publishing.
Sanjaya, Wina, 2008. Kurikulum Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Hamalik, Oemar. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Bandung : Pustaka Martiana, 1981.
12