MAKALAH
HARGA POKOK PRODUK BERSAMA DAN
PRODUK SAMPINGAN
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Biaya 2
Dosen Pengampu :
Drs.Sukardi Ikhsan, M.Si.
Hasan Mukhibad, S.E., M.Si.
Disusun Oleh :
1. Akbar Susanto (7211411080)2. Ajeng Rizka Riadiani (7211411085)3. Mutiara Alvionita Filemon (7211411086)4. Chandra Maulana (7211411105)5. Rhoma Simarmata (7211411108)6. Umi Mabruroh (7211411109)7. Andreanita Diah Puteri Pitaloka (7211411110)8. Ali Mansur (7211411112)9. Enggar Adi Saputra (7211411118)10. Arga Mustika Winarsih (7211411119)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2012
1
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. Menurut Mulyadi
Biaya bersama dapat diartikan sebagai biaya overhead bersama (joint overhead
cost) yang harus dialokasikan ke berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang
kegiatan produksinya berdasarkan pesanan maupun yang kegiatan produksinya
dilakukan secara massal. (Mulyadi, Akuntansi Biaya.2005:333)
Biaya produk bersama (joint product cost) adalah biaya yang dikeluarkan sejak
saat mula-mula bahan baku diolah sampai saat berbagai macam produk dapat
dipisahkan identitasnya.
Produk bersama adalah dua produk atau lebih yang diproduksisecara serempak
dengan serangkaian proses atau dengan proses gabungan. Produk sampingan adalah
satu produk atau lebih yang nilai jualnya relatif lebih rendah yang diproduksi bersama
dengan produk lain yang nilai jualnya lebih tinggi.
2. Menurut Drs. Abas Kartadinata
Produk bersama adalah produk-produk yang dihasilkan secara bersamaan dalaam
suatu proses produksi dimana tiap-tiap jenis produk memiliki nilai-nilai yang cukup
bersaing satu sama lain biasanya prosess produksi yang bersangkutan akan
menghassilkan jenis-jenis produk bersama tersebut dalam perbandingan-perbandingan
tertentu.
Produk sampingan yaitu jenis-jenis produk yang dihasilkan bersama-sama dengan
produk utama, tetapi nilainya secara relatif lebih rendah dari produk utama.
3. Menurut Drs. Abdul Halim, M.B.A, Akuntan
Produk bersama yaitu beberapa produk ysng dihasilkan dari suatu rangkaian atau
seri proses produksi secara serempak dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja,
dan overhead pabrik yang sama yang tidak dapat dilacak atau dipisahkan pada setiap
produk dan mempunyai nilai jual/kuantitas produk relatif sama.
2
Produk sampingan merupakan produk yang dihasilkan dalam proses joint
production namun produk tersebut relatif harganya / nilainya / kuantitasya lebih
rendah dibanding dengan produk lain.
Kesimpulan :
Produk bersama adalah beberapa produk yang diproduksi secara bersamaan
dengan menggunakan bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik dan akan
menghasilkan jenis-jenis produk bersama dalam perbandingan-perbandingan tertentu.
Produk sampingan adalah produk yang dihasilkan dari proses produk bersama tetapi
produk ini nilainya relatif lebih rendah dibanding produk utama.
Biaya bersama ialah biaya overhead bersama yang harus dialokasikan ke
berbagai departemen, baik dalam perusahaan yang kegiatan produksinya berdasarkan
pesanan maupun massal. Biaya produk bersama adalah biaya yang dikeluarkan sejak
saat mula-mula bahan baku diolah sampai dengan saat berbagai macam produk dapat
dipisahkan identitasnya.
Pengertian pertama biaya bersama tersebut disebut biaya bergabung. Biaya
bergabung adalah biaya-biaya untuk memproduksi dua/lebih produk yang terpisah
dengan fasilitas sama pada saat yang bersamaan. Biaya bergabung tidak meliputi
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Sedangkan pengertian kedua
disebut biaya bersama.
Biaya bergabung dan biaya bersama dapat dibedakan ditinjau dari sudut
alokasinya. Dasar yang dipakai untuk mengalokasikan biaya bergabung harus
menggambarkan aliran biaya tersebut dalam proses produksi / kepada produk. Dalam
alokasi biaya bersama, dasar yang dipakai untuk alokasi tidak menggambarkan aliran
biaya bersama tersebut ke dalam produk.
Biaya bersama dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi berbagai macam
produk yang dapat berupa :
Produk bersama (joint product) : dua produk atau lebih yang diproduksi secara
’serentak dengan serangkaian proses atau dengan proses gabungan.
Produk sampingan (by-product) : satu produk atau lebih yang nilai jualnya relatif
rendah,yang diproduksi bersama dengan produk lain yang nilai jualnya tinggi.
Produk sekutu (co-product) : dua produk atau lebih yang diproduksi pada waktu
yang bersamaan, tetapi tidak dari kegiatan pengolahanyang sama atau tidak
berasal dari bahan baku yang sama.
3
Karakteristik Produk Bersama dan Produk Sampingan
Karakteristik Produk Bersama :
a) Merupakan produk-produk utama yang dihasilkan dengan sengaja sesuai dengan
tujuan produksi, melalui suatu proses atau serangkaian proses dan dilakukan
secara simultan.
b) Nilai penjualan adalah relatif lebih besar bila dibandingkan dengan produk-produk
sampingan yang dihasilkan, dan relatif sama diantara produk-produk umum.
c) Biasanya dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang besar.
d) Seringkali memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan.
e) Salah satu produk tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi yang lain.
KarakteristikProduk Sampingan :
a) Dihasilkan bersama dengan produk utama dalam suatu proses atau serangkaian
proses tanpa dimaksudkan untuk membuat produk ini.
b) Nilai penjualan adalah relatif lebih kecil atau tidak berarti, bila dibandingkan
dengan produk-produk utama.
c) Dihasilkan dalam jumlah unit atau kuantitas yang lebih sedikit.
d) Kadang-kadang memerlukan pengolahan lebih lanjut dan pembungkusan.
e) Produk ini tidak dapat dihasilkan tanpa memproduksi produk-produk utama.
B. AKUNTANSI PRODUK BERSAMA
Perusahaan yang menghasilkan produk bersama pada umumnya menghadapi
masalah pemasaran produknya, karena masing-masing produk memiliki masalah
pemasaran dan harga jual yang berbeda. Manajemen biasanya ingin mengetahui
kontribusi masing-masing produk terhadap pendapatan perusahaan. Untuk itu, perlu
diketahui seteliti mungkin bagian dari seluruh biaya produksi yang dibebankan
kepada masing-masing produk bersama.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengalokasikan biaya
bersama kepada tiap-tiap produk bersama, antara lain :
1. Metode Nilai Jual Relatif
Metode ini menggunakan dasar pemikiran bahwa harga jual suatu produk
merupaka perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk
tersebut. Jika salah satu produk terjual lebih tinggi daripada produk lain, hal ini
4
karena biaya yang dikeluarkan oleh produk tersebut lebih banyak bila dibandingkan
dengan produk lain.
Contoh 1 :
PT Jaya mengeluarkan biaya bersama yang digunakan untuk memproduksi barabg A,
B, dan C sebesar Rp 10.000.000,00. Jumlah produksi dan harga jual masing-masing
produk tersaji dalam tabel di bawah ini :
Produk Jml. Produk Harga/kg
A 3000 Rp 1500
B 4000 Rp 2000
C 5000 Rp 2500
Alokasi biaya bersama dengan metode nilai jual relatif :
Produk
Bersama
Jml.
Produk
Harga/Kg Nilai Jual Nilai Jual
Relatif*
Alokasi
Biaya
Bersama**
Harga
Pokok
Produk
Bersama***
A 3.000 1.500 4.500.000 18% 1.800.000 600
B 4.000 2.000 8.000.000 32% 2.560.000 640
C 5.000 2.500 12.500.000 50% 6.250.000 1250
TOTAL 25.000.000 100% 10.000.000 2490
*(nilai jual : total nilai jual)x100%
**nilai jual relatif x biaya bersama yang dikeluarkan
***alokasi biaya bersama : jml produk
Variasi penggunaan metode nilai jual relatif seperti apabila satu atau beberapa
produk bersama memerlukan biaya pengolahan tambahan setelah saat terpisah (split-
off). Nilai jual diketahui setelah produk diolah lebih lanjut. Namun, pada saat terpisah
produk bersama belum memiliki nilai jual. Untuk itu, perlu dihitung nilai jual
hipotesis yaitu mengurangi nilai jual produk bersama yang telah diolah lebih lanjut
dengan biaya yang dikeluarkan untuk pengolahan produk saat terpisah.
5
Contoh 2 :
PT Hans mengeluarkan biaya bersama sebesar Rp 5.000.000,00 untuk
memproduksi barang A, B, dan C. Setelah terpaksa produk B dan C memerlukan
biaya tambahan (separable cost) masing-masing sebesar Rp 200,00/kg dan Rp
150,00/kg. Dengan jumlah produk dan harga produk tercantum pada tabel di bawah
ini :
Produk Jml. Produksi Harga/kg
A 2.000 Rp 1.000
B 2.500 Rp 1.500
C 3.000 Rp 2.000
Alokasi biaya bersama dengan mempertimbangkan biayayang dikeluarkan saat produk
bersama terpisah :
Produk Hrg/kg Biaya
Tambahan/
Kg
Nilai Jual
Hipotesis
Jml
Produksi
Nilai Jual
Hipotesis x
Jml
Produksi
Nilai jual
hipotesis
relatif
Alokasi
biaya
bersama
Harga
Pokok
Produk/kg
A 1.000 - 1.000 2.000 2.000.000 18,52%* 926.000** 463***
B 1.500 200 1.300 2.500 3.250.000 30,09% 1.504.500 601.8
C 2.000 150 1.850 3.000 5.550.000 51.39% 2.569.500 856.5
TOTAL 7.500 10.800.000 100% 5.000.000 1921.3
*(2.000.000/10.800.000)x100%
**(18,52% x 5.000.000)
***(926.000/2.000)
2. Metode Satuan Fisik
Metode satuan fisik mencoba menentukan harga pokok produk bersama sesuai
dengan manfaat yang ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Metode ini
menghendaki bahwa produk bersama yang dihasilkan harus dapat diukur dengan
satuan ukuran pokok yang sama. Jika produk bersama mempunyai satuan ukuran yang
6
berbeda, harus ditentukan koefisien ekuivalensi yang digunakan untuk mengubah
berbagai satuan tersebut menjadi satuan yang sama.
Contoh 3 :
PT ABC menghabiskan 5.000 kg tebu untuk diproduksi. Hasil produksi tersebut
dikurangi dengan kerugian sebanyak 100 kg akibat hilang dalam proses. Dengan
harga pokok bahan baku yang dipakai adalah sebesar Rp 6.000.000,00. Hasil produksi
tampak pada tabel di bawah ini :
Produk Kuantitas (Kg)
Gula 2.000
Vetsin 1.500
Produk Lainnya 1.500
Jumlah 5.000
Alokasi biaya bersama dengan metode satuan fisik :
Produk Kuantitas Persentase* Alokasi Harga Pokok Bahan Baku**
Gula 2.000 40% 2.400.000
Vetsin 1.500 30% 1.800.000
Produk Lainnya 1.500 30% 1.800.000
TOTAL 5.000 100% 6.000.000
*(kuantitas per produk : total kuantitas)x 100%
**presentase x biaya bersama
3. Metode Rata-Rata Biaya per Satuan
Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan diukur
dalam satuan yang sama. Pokok pikiran yang mendasari pemakaian metode ini adalah
karena semua produk dari proses yang sama, harga pokok masing-masing produk
dihitung sesuai dengan proporsi kuantitas yang diproduksi.
Contoh 4 :
PT. Meubel Jaya menghasilkan berbagai macam perabotan dari kayu seperti
meja, kursi, pintu dan produk lainnya. Untuk memproduksi produk bersama tersebut
mengeluarkan biaya bersama sebesar Rp 20.000.000,00 dengan jumlah produk yang
7
dihasilkan adalah 500.000 m3 dengan rata-rata biaya per 1000m3 adalah sebesar Rp
40.000,00 (Rp 20.000.000,00/500). Berikut data produk beserta kuantitasnya:
Produk Kuantitas (m3)
Meja 120.000
Kursi 180.000
Pintu 120.000
Produk lainnya 80.000
500.000
Alokasi biaya bersama dengan metode biaya rata-rata :
Produk Kuantitas (m3) Rata-rata biaya per satuan per
1000m3
Alokasi biaya bersama*
Meja 120.000 40.000 4.800.000
Kursi 180.000 40.000 7.200.000
Pintu 120.000 40.000 4.800.000
Produk lainnya 80.000 40.000 3.200.000
500.000 20.000.000
*kuantitas x rata-rata biaya persatuan):1000}xbiaya bersama
4. Metode Rata-Rata Tertimbang
Dalam metode ini kuantitas produksi dikalikan dengan angka penimbang dan
hasil kalinya baru dipakai sebagai dasar alokasi. Angka penimbangnya berdasarkan
jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan produk, waktu yang dikonsumsi dan
pembedaanjenis tenaga kerja yang dipakai tiap jenis produk.
Contoh 5 :
Biaya bersama yang dikeluarkan sebuah perusahaan untuk memproduksi produk
bersama adalah sebesar Rp 4.250.000,00. Jumlah produk yang dihasilkan dan angka
penimbangnya adalah sebagai berikut :
Produk Jml Produksi Angka penimbang
A 3.000 1
B 2.500 2
C 2.000 3
8
7.500
Alokasi biaya bersama dengan metode rata-rata tertimbang :
Produk Jml. Produksi Angka penimbang Jml produksi x angka
penimbang
Alokasi biaya
bersama
A 3.000 1 3.000 910.714,28*
B 2.500 2 5.000 1.517.875,14
C 2.000 3 6.000 1.821.428,57
14.000 4.250.000
*(3.000/14.000)x 4.250.000
C. AKUNTANSI PRODUK SAMPINGAN
Dalam uraian tentang produk bersama telah dibahas mengenai bagaimana
mengalokasikan biaya bersama ke berbagai produk bersama. Dalam produk
sampingan titik berat pembahasannya adalah bagaimana memperlakukan pendapatan
penjualan produk sampingan tersebut. Alokasi produk bersama kepada produk utama
dan produk sampingan pada umumnya dianggap tidak perlu. Karena nilai produk
sampingan relatif rendah bila dibandingkan dengan produk utama. Ada beberapa
metode untuk mengalokasikan biaya bersama yang digunakan untuk memperlakukan
produk sampingan :
1. Metode tanpa harga pokok yaitu metode yang tidak mencoba menghitung harga
pokok produk sampingan atau persediannya.
2. Metode harga pokok yaitu metode yang mencoba mengalokasikan sebagian biaya
bersama kepada produk sampingan dan menentukan harga pokok persediaan
produk atas dasar yang dialokasikan tersebut.
1. Metode-Metode Tanpa Harga Pokok
Berikut ini diuraikan beberapa metode perlakuan terhadap pendapatan penjualan
produk sampingan :
Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai penghasilan di luar
usaha.
9
Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai tambahan
pendapatan penjualan produk utama.
Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang harga
pokok penjualan.
Pendapatan penjualan produk sampingan diperlakukan sebagai pengurang total
biaya produksi.
Pendapatan Penjualan Produk Sampingan Diperlakukan sebagai Pendapatan di
Luar Usaha. Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk sampingan dikurangi
dengan penjualan returnya dicatat dalam rekening “Pendapatan Penjualan Produk
Sampingan” dan pada periode akhir periode akhir akuntansi ditutup ke rekening Rugi
Laba.
Metode ini cocok digunakan dalam perusahaan yang :
a. Nilai produk sampingannnya tidak begitu penting atau tidak dapat ditentukan.
b. Penggunaan metode yang lebih teliti memerlukan biaya yang tidak sebanding
dengan manfaat yang diperoleh.
c. Saat terpisahnya produk sampingan dari produk utama tidak begitu jelas dan
pembebanan harga poko produk sampingan kepada produk utama tidak
mengakibatkan perbedaan yang mencolok pada harga pokok produk utama.
Contoh penyajian laporan keuangannya adalah :
Penyajian Pendapatan Penjualan Produk Sampingan Sebagai Penghasilan Diluar Usaha
Pendapatan penjualan produk utama (30000 unit @Rp5) Rp150,000 Harga pokok penjualan : Biaya produksi bersama (35000 unit @Rp2) Rp70,000 Harga pokok persediaan akhir (4000 unit @Rp 2) Rp8,000 -
Rp62,000 - Laba bruto Rp88,000 Biaya usaha : Biaya permasaran Rp25,000 Biaya administrasi dan umum Rp15,000 +
Rp40,000 - Laba bersih usaha Rp48,000 Penghasilan di luar usaha : Pendapatan penjualan produk sampingan Rp7,000 + Laba bersih sebelum PPh Rp55,000
Keberatan penggunaan metode ini adalah
10
a. Apabila pada akhir periode akuntansi terdapat persediaan produk sampingan maka
timbul masalah penilaian persediaan untuk tujuan pembuatan neraca perusahaan.
b. Dapat mengakibatkan penandingan pendapatan dengan biaya tidak dalam periode
yang tepat.
c. Tidak adanya pengawasan terhadap persediaan produk sampingan, sehingga hal
ini membuka kesempatan untuk terjadinya penggelapan terhadap produk
sampingan tersebut.
d. Meskipun nilai jual produk sampingan kecil,tetapi kalau pendapatan penjualannya
dilaporkan sebagai penghasilan di luar usaha.
Pendapatan penjualan produk sampingan Diperlakukan sebagai Tambahan
Pendapatan Penjualan Produk Utama . Semua biaya produksi dikurangkan dari
pendapatan penjualan semua produk untuk mendapatkan laba bruto.
Pendapatan penjualan produk sampingan Rp7,000 + Total Pendapatan Rp157,000 Harga pokok penjualan : Biaya produksi bersama (35000 unit @Rp2) Rp70,000 Harga pokok persediaan akhir (4000 unit @Rp 2) Rp8,000 -
Rp62,000 Laba bruto Rp95,000 Biaya usaha : Biaya permasaran Rp25,000 Biaya administrasi dan umum Rp15,000 +
Rp40,000 Laba bersih usaha Rp55,000
Pendapatan penjualan produk sampingan Diperlakukan sebagai Pengurang
Harga Pokok Penjualan. Dalam metode ini pendapatan penjualan produk sampingan
dikurangkan dari harga pokok penjualan sehingga menghasilkan laba bruto. Laba
bersih sebelum pajak tetap sama.
11
Pendapatan Penjualan Produk Sampingan Diperlakukan sebagai Pengurang Harga Pokok Penjualan
Pendapatan penjualan produk utama (30000 unit @Rp5) Rp150,000 Harga pokok penjualan : Biaya produksi bersama (35000 unit @Rp2) Rp70,000 Harga pokok persediaan akhir (4000 unit @Rp 2) Rp8,000 - Harga pokok penjualan Rp62,000 Pendapatan penjualan produk sampingan Rp7,000 -
Rp55,000 - Laba bruto Rp95,000 Biaya usaha : Biaya permasaran Rp25,000 Biaya administrasi dan umum Rp15,000 +
Rp40,000 -
Pendapatan penjualan produk Sampingan Diperlakukan sebagai Pengurang
Total Biaya Produksi. Pendapatan penjualan produk sampingan dikurangkan dari
total biaya produksi,sehingga biaya produksi dan biaya produksi per satuan turun.
Dan harga pokok persediaan produk akhir turun.
Pendapatan penjualan produk utama (30000 unit @Rp5) Rp150,000 Harga pokok penjualan : Biaya produksi bersama (35000 unit @Rp2) Rp70,000 Dikurangi hasil penjualan produk sampingan Rp7,000 - Biaya produksi bersih produk utama Rp63,000 Dikurangi persediaan akhir produk utama 4000 x Rp2 Rp8,000 -
Rp55,000 - Laba Bruto Rp95,000 Biaya usaha : Biaya permasaran Rp25,000 Biaya administrasi dan umum Rp15,000 +
Rp40,000 - Laba bersih usaha Rp55,000
Metode Nilai Pasar atau Reversal Cost Method. Metode ini mencoba menaksir
biaya produk sampingan dengan titik tolak dari nilai pasarnya. Metode ini hampir
sama dengan metode tanpa harga pokok pendapatan penjualan produk sampingan
diperlakukan sebagai pengurang total biaya produksi, tetapi ada sedikit perbedaan,
yaitu pada metode tanpa harga pokok pendapatan penjualan produk sampingan
diperlakukan sebagai pengurang total biaya produksi yang dikurangkan dari total
biaya produksi adalah pendapatan penjualan produk sampingan yang sesungguhnya,
sedangkan pada metode nilai pasar yang dikurangkan adalah taksiran nilai produk
sampingan.
Contoh :
12
Misalkan diketahui perusahaan XYZ memproduksi produk utama sebanyak 800 buah dan produk sampingan sebanyak 100 buah. Produk sampingan jika dijual akan laku sebesar Rp 400/buah. Biaya bersama yang dikeluarkan sebanyak Rp1.500.000. hitunglah harga pokok utama dan produk sampingan !
Penyelesaian:
Keterangan Produk Produk
Utama Sampingan
Biaya bersama 1.500.000
Taksiran pendapatan penjualan produk sampingan
100 x Rp 400 40.000
Dikurangi dengan:
Taksiran laba bruto (10% x harga penjualan) 4.000
Taksiran biaya pemasaran (5% x harga penjualan) 2.000
Biaya pengolahan produk sampingan setelah pemisahan 10.000
16.000 -
Taksiran biaya produk sampingan setelah split-off 24.000
Nilai produk sampingan yang harus dikurangkan dari biaya bersama
(Taksiran biaya produk sampingan setelah sploit-off) 24.000 -
- Harga pokok produk utama 1.476.000
- Ditambah kembali biaya pengolahan produksampingan setelah pemisahan 10.000 +
13
- Harga pokok produk sampingan 13.000
- Jumlah unit yang diproduksi 800 100
- HPP/unit 1.845 130
2. Metode Harga Pokok
Metode Biaya Pengganti (Replacement Cost method)
Metode ini biasanya digunakan dalam perusahaan yang produk sampingannya
dipakai dalam pabrik sebagai bahan baku atau bahan penolong. Harga pokok yang
diperhitungkan dalam produk sampingan adalah sebesar harga beli atau biaya
pengganti yang berlaku dipasar. Jumlah ini kemudian dikreditkan pada rekening
barang dalam proses Biaya Bahan Baku, sehingga mengurangi biaya produksi produk
utama. Pengurangan biaya produksi produk utama ini akan mengakibatkan harga
pokok per satuan persediaan produk utama menjadi lebih rendah.
Contoh data keuangan :
Rp 50,000
Biaya pemasaran & administrasi dan umum Rp 100,000 Persediaan akhir produk utama 500 kg
Laporan Laba Rugi dengan Metode Biaya PenggantiPendapatan penjualan produk utama
Biaya pengganti produk sampingan yang digunakan dalam pengolahan produk utama
Rp 50,000
Biaya pemasaran & administrasi dan umum Rp 100,000 Persediaan akhir produk utama 500 kg
Laporan Laba Rugi dengan Metode Biaya PenggantiPendapatan penjualan produk utama Rp 2,000,000 Harga pokok penjualan : Biaya produksi 5.000 kg x Rp 200,00 Rp 1,000,000 Dikurangi: Biaya pengganti produk sampingan Rp (50,000)
Rp 950,000 Dikurangi: persediaan akhir 1.000 kg x Rp 190,00 Rp (190,000)
Biaya pengganti produk sampingan yang digunakan dalam pengolahan produk utama
14
15