Download - Makalah Geografi Penduduk
Sabtu, 08 Desember 2012
MAKALAH GEOGRAFI PENDUDUK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku kelahiran dan kematian berbeda dengan mobilitas penduduk. Angka kelahiran dn
kematian pada periode waktu tertentu mempunyai sifat-sifat ajeg atau stabil. Sebagai contoh
pada tahun 1993 di Indonesia tingkat kelahiran kasar dan tingkat kematian kasar masing-
masing besarnya 24,1 dan 7,8 per 1000 penduduk pertengahan tahun. Angka-angka ini
besanya tidak berubah sampai akhir tahun 1995. Tetapi untuk mobilitas penduduk tidak ada
sifat keteraturan atau keajegan seperti angka kelahiran dan kematian.
Berdasarkan sifat-sifat seperti tersebut di atas, proyeksi penduduk tidak mengikut
sertakan komponen mobilitas penduduk. Apabila ada yang mengikutsertakan dalam proyeksi
penduduk, mereka mengasumsikan volume dan arah mobilitas penduduk di suatu wilayah
mengikuti rata-rata dari pola yang terjadi beberapa tahun.
Dalam perencanaan pembangunan, data mengenai ketenagakerjaan memegang peran
penting. Tanpa data tersebut tidaklah mungkin program pembangunan direncanakan dan di
laksanakan. Makin lengkap dan tepat data mengenai ketenagakerjaan yang tersedia makin
mudah dan tepat rencana pembangunan ini di susun.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan mobilitas penduduk dan bagaimana ruang lingkupnya?
2. Ada berapa macam mobilitas penduduk?
3. Faktor apa yang mempengaruhi proses mobilitas?
4. Bagaimana prilaku mobilitas penduduk?
5. Cara apa untuk mendata mobilitas penduduk?
C. Tujuan
Dalam membahas matei ini yaitu mobilitas penduduk dan ketenagakerjaan memiliki
beberapa tujuan, yaitu :
1. Dapat mendefinisikn pengertian dan ruang lingkup mobilitas penduduk.
2. Dapat memahami macam-macam atau bentuk-bentuk mobilitas penduduk.
3. Agar dapat mengetahui faktor terjadinya mobilitas penduduk.
4. Dapat mengerti bagaimana para prilaku mobilitas penduduk.
5. Memahami cara dalam mendata mobilitas penduduk
BAB II
PENDAHULUAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Mobolitas Penduduk
Mobilitas penduduk mempunyai pengertian pergerakan penduduk dari satu daerah ke
daerah lain. Baik untuk sementara maupun untuk jangka waktu yang lama atau menetap
seperti mobilitas ulang-alik (komunitas) dan migrasi.
Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Mobilitas yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas dibedakan
menjadi 2 yaitu; mobilitas non permanent (tidak tetap) dan mobilityas tetap (tetap). Apabila
perpindahan bertujuan untuk menetap di daerah tujuan maka disebut migrasi. Jadi migrasi
artinya perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah lainuntuk menetap. Jenis-jenis
mobilitas permanent:
a. Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota
b. Transmisi yaitu perpindahan perpindahan penduduk dari pulau yang padat ke pulau yang
kurang padat penduduknya. Transmigrasi diatur oleh pemerintah.
c. Migrasi yaitu masuknya penduduk dari satu Negara ke Negara lain.
d. Emigrasi yaitu keluarnya penduduk suatu negara untuk masuk ke negara lain.
e. Remigrasi yaitu kembalinya penduduk ke negara asalnya.
Mobiliats penduduk dapat dibedakan antara mobilitas penduduk vertikan dan mobilitas
penduduk horinzontal. Mobiliats penduduk vertical sering disebut dengan perubahan status,
atau perpindahan dari cara-cara hidup tradisional ke cara-cara hidup yang lebih modern. Dan
salah satu contohnya adalah perubahan status pekerjaan. Seseorang mula-mula bekerja dalam
sector pertanian sekarang bekerja dalam sector non pertanian.
Mobilitas penduduk horizontal atau sering pula disebut dengan mobilitas penduduk
geografis adalah gerak (movement) penduduk yang melintas batas wilayah menuju ke
wilayah yang lain dalam periode waktu tertentu (mantra, 1987), atau dengan kata lain
perpindahan penduduk dari satu lapangan hidup ke lapangan hidup yang lain. Penggunaan
batas wilayah dan waktu untuk indicator mobilitas penduduk horizontal ini mengikuti
paradigma ilmu geografi yang berdasarkan konsepnya atas wilayah dan waktu (space and
time concept).
Batas wilayah umumnya digunakan batas administrates, misalnya propinsi, kabupaten,
kecamatan, kelurahan, pendukuhan (dusun). Naim (1979) dalam penelitiannya mengenai
mobilitas penduduk suku Minagkabau menggunakan batas budaya Minang sebagai batas
wilayah.
Hingga kini belum ada kesempatan diantara para ahli dalam menentukan batas wilayah
dan waktu tersebut. Hal ini sangat bergantung kepada luas cakupan wilayah penelitian oleh
setiap peneliti. Sebagai contoh, Badan Pusat Statistik (BPS) dalam melaksanakan Sensus
Penduduk di Indonesia menggunakan batas propinsi sebagai batas wilayah, sedangkan batas
waktu digunakan enam bulan atau lebih. Jadi, menurut definisi yang dibuat oleh BPS,
seseorang disebut migrant apabila orang tersebut bergerak melintasi batas propinsi menuju ke
propinsi lain, dan dapat pula seseorang disebut migrant walau berada di propinsi tujuan
kurang dari enam bulan tetapi orang tersebut berniat tinggal menetap atau tinggal enam bulan
atau lebih di propinsi tujuan.
Mantra (1978) dalam penelitiannya mengenai mobilitas penduduk non permanent
disebuah dukuh di Bantul menggunakan dukuh sebagai satuan wilayah dan batas waktu yang
digunakan untuk meninggalkan dukuh asal enam jam atau lebih. Batas enam jam diambil
karena seseorang yang bepergian menginggalkan dukuh asal keperluan tertentu dan
bepergiannya dipersiapkan terlebih dahulu, dan lamanya menginggalkan dukuh minimal
enam jam. Alasannya lain pengambilan batas enam jam ialah untuk menjaring orang-orang
yang melakukan mobilitas ulang alik atau communiting.
Akibat belum adanya kesepakan diantara para ahli mobilitas penduduk mengenai ukuran
batas wilayah dan waktu ini hasil penelitian mengenai mobilitas penduduk diantara peneliti
tidak dapat diperbandingkan. Mengingat bahwa skala penelitian itu bervariasi antara peneliti
yang satu dengan peneliti lain, sulit bgai peneliti mobilitas penduduk untuk menggunakan
batas wilayah dan waktu yang baku (standard). Misalnya, apabila wilayah penelitian itu desa,
tidak mungkin menggunakan batas propinsi sebagai batas wilayah dan meninggalkan daerah
asal 6 bulan atau lebih sebagai batas waktu. Jadi, ada baiknya tidak ada batas waktu baku
untuk batas wilayah dan waktu penelitian mobilitas penduduk. Sudah tentu bahwa makin
sempit batasan ruang da waktu yang digunakan, makin banyak terjadi gerak penduduk antara
wilayah tersebut.
Kalau dilihat ada tidaknya niatan untuk menetap di daerah tujuan, mobilitas penduduk
dapat pula dibagi dua, yaitu mobilitas penduduk permanent atau migrasi dan mobilitas
penduduk non permanent. Jadi, migrasi adalah gerak penduduk yang melintas batas wilayah
asal menuju ke wilayah lain dengan ada niatan menetap di daerah tujuan. Sebaliknya,
mobilitas penduduk non permanent ialah gerak penduduk dari suatau wilayah ke wilayah lain
dengan tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Apabila seseorang menuju ke daerah lain
dan sejak semula sudah bermaksud tidak menetap di daerah tujuan., orang tersebut
digolongkan sebagai pelaku mobilitas non permanent walaupun bertempat tinggal di daerah
tujuan dalam jangka waktu lama (steele, 1983). Contoh yang baik dalam hal ini ialah
mobilitas penduduk orang Minang yang melintas batas budaya Minagkabau menuju ke
daerah lain. Walaupun berada di daerah tujuan selama puluhan tahun, mareka dikategorikan
sebagai migrant nonpermanent karena tidak ada niatan menetap di daerah tujuan. Gerak
penduduk orang Minang ini disebut dengan merantau. Sayang, banyak para migrant tidak
dapat memberikan ketegasan apakah mereka ada niatan menetap di daerah tujuan atau tidak
pada saat melakukan mobilitas yang pertama kali. Sering niatan tersebut berubah setelah
pelaku mobilitas tinggal di daerah tujuan niata tersebut dalam jangka waktu relative lama.
Gerak penduduk yang nonpermanent (sirkulasi, circulation) ini dapat pula dibagi menjadi
dua yaitu ulang alik (jawa=nglaju, Inggris=Communiting) dan dapat menginap atau mondok
di daerahtujuan. Dalam batas waktu tertentu dan kembali ke daerah asal pada hari itu juga.
Pada umumnya penduduk yang melakukan mobilitas ingin kembali ke daerah asal secepatnya
sehingga kalau dibandingkan frekuensi penduduk ulang alik terbesar disusul oleh
menginap/mondok dan migrasi. Secara operasional, macam-macam bentuk mobilitas
penduduk tersebut diukur berdasarkan konsep ruang dan waktu. Misalnya mobilitas ulang
alik, konsep waktunya diukur dengan enam jam atau lebih meninggalkan daerah asal dan
kembali pada hari yang sama; menginap/mondok diukur dari lamanya meninggalkan daerah
asal lebih dari satu hari. Tetapi kurang dari enam bulan, sedangkan mobilitas permanent
diukur dari lamanya meninggalkan daerah asal enam bulan atau lebih kecuali orang yang
sudah sejak semula berniat menetap di daerah tujuan seperti seorang istri yang berpindah ke
tempat suami.
Berdasarkan ruang dan waktu dalam penelitian mobilitas Penduduk yang dilaksanakan
oleh Ida Bagoes Mantra tahun 1975 di Dukuh Piring dan kadirojo di D.I. Yogyakarta dengan
batasan wilayah Dukuh (Dusun)
B. Bentuk-bentuk Mobilitas Penduduk
Mobilisasi penduduk dibedakan menjadi dua yaitu: mobilisasi penduduk vertikal dan
mobilisasi horizontal atau geografis. Mobilisasi penduduk vertikal merupakan perubahan
sosial ekonomi dari penduduk. Mobilisasi penduduk horizontal meliputi semua gerakan
penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu (propinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan )
dalam waktu tertentu. Mobilisasi horizontal dapat dibedakan antara lain:
1. mobilisasi permanen; disebut juga migrasi, yaitu: perpindahan penduduk dari suatu wilayah
ke wilayah lain dengan maksud untuk menetap di daerah tujuan. Dipandang dari kepadatan
arus lalulintas, mobilisasi penduduk permanen menguntungkan. Tetapi di pandang dari segi
lain mobilisasi permanen akan merugikan, terutama mobilisasi dari desa ke kota.
2. mobilisasi non permanen (sirkuler), yaitu gerakan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah
lain dengan tidak ada niatan menetap di wilayah tersebut.
Jenis-jenis mobilitas permanen (migrasi):
a. Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
b. Transmigrasi yatiu perpindahan penduduk dari pulau yang padat ke pulau yang kurang padat
penduduknya. Transmigrasi diatur oleh pemerintah.
c. Imigrasi yaitu masuknya penduduk dari satu negara ke negara lain.
d. Emigrasi yaitu keluarnya penduduk suatu negara untuk masuk ke negara lain.
e. Remigrasi yaitu kembalinya penduduk ke negara asalnya.
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas Penduduk
Faktor yang mempengaruhi mobilitas penduduk antara lain :
1. Faktor dari daerah asal yang disebut faktor pendorong seperti adanya bencana alam, panen
yang gagal, lapangan kerja terbatas, kemanan terganggu, kurangnya sarana pendidikan
2. Faktor yang ada di daerah tujuan yang disebut faktor penarik seperti tersedianya lapangan
kerja, upah tinggi, tersedia sarana pendidikan, kesehatan dan hiburan.
3. Faktor yang terletak di antara daerah asal dan daerah tujuan yang disebut penghalang. Yang
termasuk faktor ini misalnya jarak, jenis alat transport dan biaya transport. Jarak yang tidak
jauh dan mudahnya transportasi mendorong mobilitas penduduk.
4. Faktor yang terdapat pada diri seseorang disebut faktor individu. Faktor ini sangat
mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan mobilitas atau tidak. Contoh faktor
individu ini antara lain umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
Perhatikan skema dibawah ini!
Faktor-Faktor yang mempengaruhi mobilitas penduduk
D. Perilaku Mobilitas Penduduk
Perilaku nmobilitas penduduk oleh Ravenstain disebut dengan hukum-hukum migrasi
sebagai berikut:
Para migrant cenderung memilih tempat terdekat sebagai daerah tujuan.
a. Faktor paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigran adalah situasinya
memperoleh pekerjaan di daerah asal dan kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan
pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan.
b. Daerah tujuan mempunyai nilai kefaedahan wilayah (place utility) lebih tinggi disbanding
dengan daerah asal.
c. Berita-berita dari sanak saudara atau teman yang telah berpindah ke daerah lain merupakan
informasi yang sangat penting bagi orang-orang yang ingin bermigrasi.
d. Informasi negative dari daerah tujuan mengurangi niat penduduk (migrant potensial) untuk
bermigrasi.
e. Semakin tinggi pengaruh kekotaan terhadap seseorang, semakin besat tingkat mobilitasnya.
f. Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin tinggi frukuensi mobilitasnya.
g. Para migrant cenderung memilih daerah tempat teman atau sanak saudara bertempat tinggal
di daerah tujuan. Jadi arah dan arus mobilitas penduduk menuju ke arah asal datangnya
informasi.
Pola migrant bagi seseorang maupun sekelompok penduduk sulit diperkirakan. Hal ini
karena bnyak dipegaruhi oleh kejadian yang mendadak seperti bencana alam, peperangan
atau epodemi. Penduduk yang amsih muda dan belum kawin lebih banyak melakkan
mobilitas dari pada mereka yang berstatus kawin. Penduduk yang berpendidikan tinggi
biasanya lebih banyak melaksanakan mobilitas dari pada yang berpendidikan rendah. Setelah
para pelaku mobilitas sampai di daerah tujuan (terutama di kota) beberapa perilaku mereka
(terutama sikap mereka terhadap masyarakat kota) dapat dipostulasikan sebagai berikut:
Pada mulanya para pelaku mobilitas memilih daerah tujuan dimana teman atau sanak
saudara bertempat tinggal di daerah tersebut. Pada masa penyesuaian diri di kota, para
migrant terdahulu membantu mereka dalam menyediakan tempat menginap, membatu
mencari pekerjaan, dan membantu bila kekurangan uang, dan lain-lain. Kepuasan terhadap
kehidupan di masyarakat baru tergantung pada hubungan social para pelaku hubungan social
para pelaku mobilitas dengan masyarakat tersebut. Kepuasan terhadap kehidupan di kota
tergantung pada kemampuan perseorangan untuk mendapatkan pekerjaan dan adanya
kesempatan bagi anak-anak untuk berkembang. Setelah menyesuaikan diri dengan kehidupan
kota, para pelaku mobilitas pindah ke tempat tinggal dan memilih daerah tempat tinggal
dipengrahi oleh daerah tempat bekerja. Keinginan untuk kembali ke daerah asal adalah fungsi
kepuasan mereka dengan kehidupan di kota. Mereka tidak enggan bertempat tinggal pada
tempat dengan kondisi yang serba kurang asal dapat memperoleh kesempatan ekonomi yang
tinggi.
Kehidupan masyarakat di kota adalah sedemikian rupa; hal ini menyebabkan para migrant
cepat belajar untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Perilaku migrant adalah
perilaku diantara orang kota dan orang desa. Walaupun seorang migrant telah bertempat
tinggal di daerah asal (umumnya tempat kelahiran) tetap enjadi “home” yang pertama dan
tinggal di daerah lain sebagai “home” yang ke dua. Jadi seorang migrant adalah bi local
population.
E. Sumber Data Mobilitas Penduduk dan Analisis
Pada umumnya ada tida sumber data mobilitas penduduk yaitu: Sensus penduduk,
registrasi penduduk dan survey penduduk. Data kependudukan yang didapat dari hasil
registrasi penduduk kurang dapat dipercaya. Misalnya penduduk yang meninggalkan desanya
seharusnya melapor kepergiannya kepada kepalada desa, tepai karena letak kantor desa jauh
dari tempat tinggal orang tersebut, ia tidak melaporkan kepergiannya. Disamping itu dengan
membaiknya situasi keamanan, para petugas keamanan tidak pernah menanyakan surat
keterangan jalan bagi yang bepergian, begitu pula bagi yangdatang di suatu daerah.
Diantara ketiga sumber data mobilitas penduduk data yang didapat dari sensus penduduk
dan survey penduduk yang paling lengkap, hanya kelemahannya data yang didapat dari
sensus penduduk hanya meliputi mobilitas penduduk yang bersifat permanent saja. Dan hasil
registrasi penduduk dan survey penduduk diperoleh data baik mobilitass permanent maupun
nonpermanent, hanya kelemahannya tidak semua mobilitas penduduk dapat dicatat. Sumber
data penduduk beserta permasalahannya:
1. Sensus Penduduk
Di Indonesia pelaksanaan sensus penduduk sebelum tahun 2000 dinagi menjadi dua yaitu
sensus lengkap dan sensus sample. Sensus lengkap adalah pencacahan seluruh penduduk
dengan responden kepala rumah tangga. Responden ini memberikan informasi mengenai
karateristik demografi anggota rumah tangganya. Pertanyaan yang diajukan sangat sederhana.
Sebagi contoh, pertanyaan yang diajukan pada sensus penduduk tahun 1990 untuk sensus
lengkap adalah sebagai berikut:
Nama –nama anggota rumah tangga dan masing-masing dari mereka ditanyakan melalui:
Hubungan dengan kepala rumah tangga
Umur (tahun)
Jenis kelamin
Status Perkawinan (BPS, 1989)
Untuk hal-hal yang spesifik, misalnya ketenaga kerjaan kesehata, pendidikan, ekonomi,
pertanian, dan mobilitas penduduk ditanyakan dalam sensus sample. Pencacahan sample
yaitu pencacahan penduduk yang tinggal dalam rumah tangga terpilih. Untuk pencacahan
sample telah dipilih sejumlah wilayah, kemudian dari wilayah tersebut dipilih dari sejumlah
rumah tangga (BPS, 1989). Tidak banyak informasi mengenai mobilitas penduduk yang
dapat diperoleh dari sensus penduduk. Hal in dapat dimengerti mengingat tujuan dari sensus
adalah untuk mengumpulkan informasi yang bersifat umum mengenai keadaan social
ekonomi dan demografi penduduk di suatu Negara. Tidak dapat tempat yang tersedia dalam
questioner.
Untuk menanyakan aspek tertentu secara medalam. Walaupun ada kelemahan-kelemahan,
menurut Sundrum (1976), data migrasi penduduk dari hasil sensus penduduk tahun 1971
merupakan data migrasi terbaik di Asia.
2. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk mencatat kejadian-kejadian (events) kependudukan yang terjadi pada
setiap saat, misalnya kelahiran, kematian, mobilitas penduduk keluar, dan mobilitas
penduduk masuk, baik itu permanent maupun non permanent catatan mobilitas permanent
lebih lengkap dibanding dengan mobilitas penduduk non permanent. Orang-orang yang
pindah domisili harus mempunyai surat pindah dari daerah asal. Selanjutnya disampaikan
pada kantor kelurahan/desa dimana mereka akan menetap.
Pada waktu situasi keamanan terganggu seperti pada peristiwa Gerakan Tiga Puluh
September PKI (G.30.S PKI), seseorang yang bepergian ke daerah lain, melapor ke kantor
kepala desa untuk meminta surat keterangan perjalanan dan dalam surat itu dicantumkan
bahwa yang membawa surat ini tidak terlibat dalma G.30.S PKI.
Di Indonesia sejak tahun 2003 diadakan penataan administrasi kependudukan diantaranya
penertiban terhadap migrant permanent dan nonpermanent yang dating dan catat dengan
resmi dan sangat kecil kemungkinannya terjadi kelewat cacah, atau tercacah lebih dari satu
kali.
3. Survei Penduduk
Data mobilitas penduduk juga didapatkan dari penelitian survey yang dilaksanakan di
suatu wilayah. Mislnya survey ini lebih bervariasi daripada data yang didapat dari sensus
penduduk dan registrasi penduduk.
Umumnya penelitian mobilitas penduduk yang dilaksanakan oleh instansi, lembaga
tertentu atau perseorangan berskala mikro. Biasanya yang diteliti aspek-aspek ekonomi,
proses dan dampak mobilitas terhadap tingkat ekonomi rumah tangga daerah asal. Ada dua
pendektan dalam mendapatkan data tentang mobilitas penduduk disuatu daerah, yaitu
pendekatan retrospektif dan pendekatann prospektif. Pendekatan retrispektif adalah
menanyakan riwayat mobilitas penduduk yang dilaksanakan oleh pelaku mobilitas yang telah
kembali ke daerah asal. Sebagai contoh penelitian mobilitas tenaga kerja Indonesa dari NTT,
NTB dan Pulau Bawean ke Malaysia yang dikerjakan oleh PPK-UGM pada tahun 1997,1999.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di tarik dalam pembahasan makalh ini bahwa pengertian
mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat yang lain.
Mobilitas yaitu perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain.
Mobilisasi penduduk dibedakan menjadi dua yaitu: mobilisasi penduduk vertikal dan
mobilisasi horizontal atau geografis. Mobilisasi penduduk vertikal merupakan perubahan
sosial ekonomi dari penduduk. Mobilisasi penduduk horizontal meliputi semua gerakan
penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu (propinsi, kabupaten, kecamatan, kelurahan )
dalam waktu tertentu.
Faktor yang mempengaruhi mobilitas penduduk antara lain :
1. Faktor dari daerah asal yang disebut faktor pendorong seperti adanya bencana alam, panen
yang gagal, lapangan kerja terbatas, kemanan terganggu, kurangnya sarana pendidikan
2. Faktor yang ada di daerah tujuan yang disebut faktor penarik seperti tersedianya lapangan
kerja, upah tinggi, tersedia sarana pendidikan, kesehatan dan hiburan.
3. Faktor yang terletak di antara daerah asal dan daerah tujuan yang disebut penghalang. Yang
termasuk faktor ini misalnya jarak, jenis alat transport dan biaya transport. Jarak yang tidak
jauh dan mudahnya transportasi mendorong mobilitas penduduk.
4. Faktor yang terdapat pada diri seseorang disebut faktor individu. Faktor ini sangat
mempengaruhi keinginan seseorang untuk melakukan mobilitas atau tidak. Contoh faktor
individu ini antara lain umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
Perilaku nmobilitas penduduk oleh Ravenstain disebut dengan hukum-hukum migrasi
sebagai berikut:
Para migrant cenderung memilih tempat terdekat sebagai daerah tujuan.
1. Faktor paling dominan yang mempengaruhi seseorang untuk bermigran adalah situasinya
memperoleh pekerjaan di daerah asal dan kemungkinan untuk memperoleh pekerjaan dan
pendapatan yang lebih baik di daerah tujuan.
2. Daerah tujuan mempunyai nilai kefaedahan wilayah (place utility) lebih tinggi disbanding
dengan daerah asal.
3. Berita-berita dari sanak saudara atau teman yang telah berpindah ke daerah lain merupakan
informasi yang sangat penting bagi orang-orang yang ingin bermigrasi.
Cara dalam mengetahui mobilitas penduduk dapat menggunakan tiga cara yaitu
menggunakan sensus penduduk, registrasi penduduk dan survei penduduk.
B. Saran
Saran dari kelompok kami disini dalam membahas materi mobilitas penduduk ini agar
kita semua dapat membedakan bahwa mobilitas dan migrasi itu berbeda. Selain itu agar kita
tidak rancu dalam membahas masalah kependudukan yang ada pada saat ini.bahwasanya ada
faktor-faktor yang memacu munculnya masalah kependudukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://mutyara92.wordpress.com/2009/11/01/pengertian-dan-ruang-lingkup-mobolitas-penduduk/Mantra, Ida Bagoes., Kasto., Yerenias T. Keban. 1999. Mobilitas Penduduk. Yogyakarta : Pusat
Penelitian Kependudukan UGM.Mantra, Ida Bagoes., dan Nasruddin Harahap. 1993. Analisis Perkembangan Kependudukan Menurut
Sensus Penduduk 1990 : Dinamika Mobilitas Indonesia. Yogyakarta : Pusat Penelitian dan Kependudukan UGM.
Mantra, Ida Bagoes., 1995. Mobilitas Penduduk Non Permanen. Makalah Seminar Bangga Suka Desa, di Yogakarta 6 Juni, di selenggarakan oleh BKKBN, DIY.
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Posted by Dedi Irawan at 23.07 Reactions:
1 komentar:
1.
Dedi Irawan 9 Desember 2012 01.23
Apa komentar anda
Balas
Muat yang lain...
SUDAH LIHAT WAJIB KOMENTAR
Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)
Entri
AKTIFITAS DAN KEGIATAN EKONOMI BENUA ASIA
AKTIFITAS DAN KEGIATAN EKONOMI BENUA ASIA Aktifitas dan kegiatan ekonomi di Benua Asia sangat beranekaragam, karena hamp...
Rangkuman geologi pulau kalimantan barat,tengah,timur,dan selatan
Rangkuman geologi pulau kalimantan barat,tengah,timur,dan selatan. a. keadaan geologi pulau kalimantan barat,timur,selatan,dan t...
MAKALAH BENUA ASIA
BAB I BENU ASIA A. Pendahuluan Benua Asia merupakan benua terbesar dan berpopulasi terpadat di dunia dengan wilayah yang ...
Serial Number ESET Smart Security 5 Terbaru 2013-2016 BLOG D3DI
Buat sobat-sobat yang lagi nyari apa serial number eset terbaru, berikut serial numbernya : SERIAL ESET SMART SECURITY 5 versi 5.0.93...
JASA MEMBUAT BLOG Oleh Blog Dedi Irawan
PESAN SEKARANG JUGA JANGAN TUNDA-TUNDA LAGI, MURAH DAN BERKUALITAS, HARI GINI BLOGNYA STANDART APA KATA DUNIA, DAFTAR SEKARANG JUGA ...
Download Skin Winamp Keren 2013 TERBARU
Winamp Player merupakan pemutar musik favorite saya, cukup banyak keunggulan dari player ini seperti support banyak plug-ins yang dapat a...
BANK MANDIRI MEMBERIKAN KEPUASAN KEPADA MASYARAKAT
Bank adalah tempat dimana mereka meminjamkan payung dalam cuaca yang baik, dan memintanya kembali saat mulai hujan Bank memberikan ...
PEMUKIMAN PENDUDUK Blog Dedi Irawan
PEMUKIMAN PENDUDUK Permukiman merupakan kumpulan tempat tinggal manusia di suatu kawasan tertentu. Manusia biasa membangun perumaha...
IKLIM KUTUB
CORAK KEHIDUPAN DI IKLIM KUTUB ATAU IKLIM DINGIN Iklim Dingin Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini diseb...
Digital clock
Arsip Blog
▼ 2012 (118) o ► Mei (1) o ▼ Desember (117)
MAKALAH MORFOLOGI
MAKALAH METKLIM (IKLIM)
MAKALAH TEKANAN UDARA
FERTILITA S DAN MORTALITAS SUMATERA
SEJARAH PSHT UNIKAMA
TATA TERTIB PSHT
VISI MISI PSHT UNIKAMA
MAKALAH LAHAN BASAH
MAKALAH STATISTIK KONSEP DASAR
MAKALAH RELIEF KEPULAUAN INDONESIA
LETAK GEOGRAFIS INDONESIA
HUMAN GEOGRAPHY
SEJARAH
Gambar template oleh RBFried. Diberdayakan oleh Blogger.