Download - Makalah Akhr Bento
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam menjaga kesehatan, manusia harus senantiasa menerapkan pola makan yang
baik setiap harinya. Yaitu dengan jadwal makan yang teratur dan mengkonsumsi jenis
makanan yang bergizi dengan porsi yang baik. Makanan Diet adalah makanan yang diatur
kesesuaian gizinya. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi sekali makan. Selain
kandungan gizi dan rasa, dalam dunia seni masak memasak, bukan saja rasa enak yang
menjadi tujuan utamanya, faktor keindahan dan keserasian juga memegang peranan
penting. Untuk menyajikan makanan diet harus digunakan trik khusus agar makanan
terlihat menarik dan dapat membangkitkan selera pasien atau pun masyarakat umum,
segala usia. Kendala dalam menyajikan makanan diet tersebut bermacam-macam, sesuai
usia. Khusus untuk anak saat di sekolah, harus diperhitungkan bahwa anak memiliki
kesulitan makan di sekolah dan lebih memilih jajan. Salah satu cara untuk menyajikan
makanan sehat untuk sekolah adalah membuat bekal yang menarik sehingga anak dapat
makan dengan menyenangkan.
Di beberapa negara terdapat berbagain cara untuk membuat masyarakatnya memiliki
pola makan yang baik. Cara-cara tersebut akhirnya dapat menjadi kebiasaan, kebudayaan
bahkan menjadi keunikan yang dapat diadaptasi oleh budaya atau negara lain. Salah satu
kebudayaan yang membentuk pola makan yang baik adalah kebiasaan membawa set
bekal untuk beraktifitas di Jepang, yang disebut Bentō. Bentō dapat dijadikan salah satu
solusi untuk penyajian makanan diet.
1.2. Tujuan
Menambah pengalaman penulis dalam membuat makalah
Mengkaji lebih dalam tentang budaya kuliner di luar negeri
Menggali lebih dalam tentang kreasi-kreasi kuliner yang ada di luar negeri yang dapat
diadaptasikan pada penyajian makanan diet
1 | M a k a l a h Bentō
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Apa itu Bentō?
Bentō ( 弁 当 atau べ ん と う ) atau o-bentō adalah istilah bahasa Jepang untuk
makanan bekal berupa nasi berikut lauk-pauk dalam kemasan praktis yang bisa dibawa-bawa
dan dimakan di tempat lain. Seperti halnya nasi bungkus, bentō bisa dimakan sebagai makan
siang, makan malam, atau bekal piknik.
Bentō biasanya dikemas untuk porsi satu orang, walaupun dalam arti luas bisa berarti
makanan bekal untuk kelompok atau keluarga. Bento dibeli atau disiapkan sendiri di rumah.
Ketika dibeli, bentō sudah dilengkapi dengan sumpit sekali pakai, berikut penyedap rasa yang
disesuaikan dengan lauk, seperti kecap asin atau saus uster dalam kemasan mini.
Ciri khas bentō adalah pengaturan jenis lauk dan warna agar sedap dipandang serta
mengundang selera. Kemasan bento selalu memiliki tutup, dan wadah bentō bisa berupa
kotak atau nampan segi empat dari plastik, kotak roti, atau kotak kayu kerajinan tangan yang
dipernis. Ibu rumah tangga di Jepang dianggap perlu terampil menyiapkan bentō, walaupun
bentō bisa dibeli di mana-mana. Di Indonesia, hidangan ala bento mulai dipopulerkan
jaringan restoran siap saji Hoka-Hoka Bento sejak tahun 1985.
Sejarah
Pada akhir zaman Kamakura, orang Jepang mengenal makanan praktis berupa nasi
yang ditanak dan dikeringkan. Makanan ini disebut hoshi-ii (nasi kering) dan dibawa di
dalam tas kecil. Hoshi-ii bisa dimakan begitu saja, atau direbus di dalam air sebelum
dimakan. Dizaman Azuchi Momoyama (1568-1600), orang sudah mulai senang makan di
luar, dan kotak kayu yang dipernis digunakan sebagai wadah membawa makanan. Bentō
mulai dikenal sebagai makanan praktis dalam kesempatan hanami atau upacara minum teh.
Pada zaman Edo (1603-1867), kebudayaan bentō semakin meluas di kalangan rakyat
banyak. Orang yang bepergian atau berwisata membawa makanan praktis yang
disebut koshibentō (bentō di pinggang). Isinya beberapa onigiri yang dibungkus daun bambu,
atau nasi di dalam kemasan kotak beranyam dari bambu yang diikatkan di pinggang. Salah
2 | M a k a l a h Bentō
satu jenis bentō yang disebut makunouchi bentō populer di kalangan rakyat yang menonton
pertunjukan noh dan kabuki. Bentō dimakan sewaktu pergantian layar panggung (maku)
sehingga dinamakan makunouchi bentō. Di zaman Edo, cara memasak, mengemas, dan
menyiapkan bentō untuk kesempatan hanami dan hinamatsuri sudah diterbitkan dalam buku
resep masakan.
Penjualan paket nasi yang disebut ekiben (駅弁 bentō stasiun) dimulai sejak zaman
Meiji. Ekiben dimaksudkan untuk dinikmati di atas kereta, dan sering merupakan hidangan
khas dari daerah tempat stasiun kereta api tersebut berada. Stasiun KA Utsunomiya
(Prefektur Ibaraki) merupakan salah satu stasiun yang mengklaim sebagai
penjual ekiben yang pertama. Pada 16 Juli 1885, di Stasiun KA Utsunomiya
dijual ekiben berupa dua buah onigiri berisi umeboshi dan potongan asinan lobak (takuan)
dengan pembungkus daun bambu. Bekal bentō yang dibawa murid dan guru juga mulai
populer di zaman Meiji. Jam pelajaran baru selesai di petang hari, dan sekolah-sekolah belum
memiliki dapur dan kafetaria yang menyediakan makan siang. Selain bentō berisi nasi,
penjual bentō juga mulai menyediakan bentō ala Eropa berisi sandwich.
Pada zaman Taisho (1912 - 1926), perbedaan kaya-miskin yang tajam seusai Perang
Dunia I menimbulkan gerakan sosial untuk menghentikan kebiasaan membawa bentō ke
sekolah. Bentō dituduh sebagai sarana pamer kekayaan bagi anak orang berada yang mampu
membawa nasi ke sekolah.
Pada awal zaman Showa, kotak dari aluminum untuk membawa bento sangat
digemari orang Jepang dan merupakan barang mewah. Setelah Perang Dunia II, tradisi
membawa bentō secara berangsur-angsur hilang sejalan dengan semakin banyaknya sekolah
yang menyediakan ransum makan siang.
Bentō kembali populer di tahun 1980-an setelah dikenal kemasan kotak
plastik polistirena sekali pakai, oven microwave, dan semakin meluasnya toko kelontong 24
jam. Sementara itu, bentō buatan ibu kembali mulai digemari, dan tradisi membawa bentō
dari rumah hidup kembali. Keahlian menyiapkan bentō untuk anak-anak merupakan
kebanggaan tersendiri bagi ibu rumah tangga. Lauk sepertisosis dan nori dipotong-potong
atau digunting untuk dijadikan hiasan, seperti daun, bunga, binatang, hingga karakter anime.
3 | M a k a l a h Bentō
2.2. Jenis – jenis Bentō
Seperti telah dipaparkan pada sejarah bentō, bentō dibuat dengan tema yang
bermacam-macam. Ada yang dibuat untuk piknik, bekal anak sekolah, bekal bekerja, sampai
untuk memperlihatkan kekayaan. Seiring berkembangnya jaman, kini bentō dibedakan dari
isi bentō, atau acara penyajian bentō tersebut. Berikut diantaranya,
ä Shōkadō bentō (松花堂弁当)
Bentō yang dihidangkan di dalam kotak kayu dengan
tutup yang bisa menutup dengan rapat, dan di
dalamnya terdapat pembatas untuk membagi wadah
menjadi 4 bagian.
ä Chūka bentō (中華弁当, bentō masakan Cina)
Kemasan bentō berisi makanan Cina
ä Kamameshi bentō (釜飯弁当, bentō nasi periuk)
Bentō yang menggunakan periuk tanah liat sebagai
kemasan
ä Makunouchi bentō (幕の内弁当)
Bentō tradisional berisi nasi dan lauk.
ä Noriben (海苔弁)
Bentō berisi nasi ditutupi nori yang sudah dicelupkan
ke dalam kecap asin.
4 | M a k a l a h Bentō
ä Hinomaru bentō (日の丸弁当)
Bentō yang hanya terdiri dari nasi putih dan
sebuah umeboshi yang diletakkan di tengah-tengah
seperti bendera Jepang.
ä Shidashi bentō (仕出し弁当, bentō kiriman)
Bentō yang tidak dibuat di rumah, melainkan dibeli di
penjual bento atau rumah makan.
ä Hayaben (早弁 bentō lebih awal)
Perbuatan murid sekolah yang memakan bentō
sebelum waktu makan siang tiba.
ä Soraben (空弁 bentō udara)
Bentō yang dijual di bandar udara.
ä Rokeben (ロケ弁 bentō lokasi)
Bentō yang disediakan di lokasi syuting film atau
acara televisi.
ä Aisai bentō (愛妻弁当 bentō istri tercinta)
Bentō yang disiapkan istri di rumah untuk suami di
kantor.
5 | M a k a l a h Bentō
2.3. Cara membuat Bentou
Membuat bentō cukup sederhana, tetapi dibutuhkan kreatifitas dan keterampilan
tangan. Bentō yang paling sederhana di Jepang contohnya ialah dengan membuat onigiri atau
nasi kepal yang terkadang diisi umeboshi. Semakin rumit tampilan bentō maka bentō tersebut
menggunakan bahan makanan yang beragam dan disertai oleh detail-detail bentuk. Contoh-
contoh bentō modern yang cukup rumit diantaranya,
Pada contoh-contoh bentō diatas, terdapat banyak bentuk yang kecil tetapi berbentuk rumit,
seperti bentuk mata, bunga, rambut hingga hidung dan mulut. Pada bentō tradisional jarang
ditemukan bentuk-bentuk rumit tersebut, tetapi seiring berjalannya teknologi yang semakin
modern, kini tampilan bentō dapat dibuat makin kreatif. Membuat bentuk-bentuk tersebut
dapat dilakukan secara manual oleh tangan. Atau kini sudah banyak alat-alat pelengkap dan
pembentuk detail-detail bentō. Hal ini menunjukan bahwa seni membuat bekal (bentō) kini
bukan hanya karena kebutuhan makan, tetapi juga merupakan bentuk seni kuliner yang makin
mendunia.
A. Bahan-bahan pembuat Bentō
Semua bahan makanan dapat dijadikan bahan untuk membuat bentō. Yang
diperhatikan ialah bahan tersebut dibentuk dengan bentuk yang beragam dan
bertema. Tetapi diantara sekian banyak bahan terdapat bahan yang selalu ada dan
menjadi ciri khas dari bentō asli Jepang. Bahan tersebut ialah Nasi Kepal dan Nori.
6 | M a k a l a h Bentō
B. Alat-alat pembuat Bentō
1. Kotak Bekal 2. Cutting Board
3. Pisau Dapur 4. Art Knife
5. Gunting bentuk 6. Pinset
7. Pencetak Telur 8. Tempat saus
9. Cup/ containers 10. Food picks
11. Cetakan Pemotong Sayuran 12. Puncher (Pembolong nori)
7 | M a k a l a h Bentō
13. Pembentuk Roti 14. Cetakan Onigiri
2.4. Bentō dan Makanan Diet
Makanan diet mempunyai paradigma sebagai makanan yang hambar, mempunyai
porsi sedikit dan penuh dengan sayuran. Padahal makanan diet merupakan makanan yang
sehat dan seimbang yang disesuaikan dengan keadaan pasien, untuk mempertahankan
kesehatannya. Dengan adanya paradigma tersebut, maka makanan diet tidak dapat hanya
dihidangkan begitu saja, tetapi harus dengan cara tertentu agar pasien atau yang akan
mengkonsumsinya dapat lebih berselera. Salah satu caranya ialah dengan menerapkan seni
kuliner. Dengan melakukan kreasi dalam hal bentuk, warna dan pengaturan bahan makanan
akan membuat makanan diet lebih menarik dan menimbulkan selera makan.
Masalah makan tidak hanya melanda orang dewasa, tetapi juga anak-anak. Seorang
anak yang menderita penyakit tertentu dapat tidak berselera makan dan malah akan
mempernburuk kesehatannya. Bentō dapat menjadi cara yang baik untuk membuat anak
mengkonsumsi makanannya dengan nyaman. Tetapi bukan berarti bentō hanya cocok
disajikan kepada anak-anak, tetapi bentō juga dapat digunakan agar seorang dewasa yang
sedang dalam treatment diet lebih berselera.
Bentuk penyajian dengan bentō dapat digunakan untuk membiasakan pola makan
yang teratur dan konsumsi makanan yang sehat dan terjamin. Tersedianya bentō sebagai
bekal sekolah atau kantor dapat membuat seseorang terhindar dari keinginan ‘jajan’ atau
membeli makanan di luar rumah yang belum tentu terjamin kualitas dan kebersihannya.
Kebiasaan jajan makanan-makanan yang mengandung pengawet dan dari bahan yang kurang
sehat, dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi orang sehat, apalagi untuk seseorang
yang sedang dalam perawatan.
Selain untuk menghindari kebiasaan jajan sembarangan, bentō juga dapat membentuk
pola makan yang teratur. Dengan membawa bekal anak sekolah atau pekerja, kecil
kemungkinan untuk tidak makan dalam waktu tertentu. Hal ini dapat membentuk sebuah pola
hidup sehat yang baik. Apalagi jika isi dari bentō tersebut pun sehat seimbang dan dibuat
dengan cara pengolahan yang baik.
8 | M a k a l a h Bentō
Dengan berbagai keuntungan dari bentō diatas, maka treatment makanan diet untuk
mempertahankan kesehatan sangat baik dilakukan. Makanan diet yang disajikan dengan
bentō dapat diatur porsinya, tanpa membuatnya terlihat sedikit atau terlalu banyak, karena
dimodofikasikan dengan berbagai bentuk. Beberapa contoh makanan diet sesuai kasus diet
yang disajikan dalam bentuk bentō terpapar di bawah ini,
1. Bentō beruang
Untuk anak sekolah, 535 kal
2. Bentō Sunset
Untuk dewasa, 635 kal
9 | M a k a l a h Bentō
BAB 3
KESIMPULAN
Bentō merupakan salah satu solusi untuk penyajian makanan diet. Bentō adalah salah
satu kebudayaan yang membentuk pola makan yang baik yaitu dengan kebiasaan
membawa set bekal untuk beraktifitas di Jepang. Bentō (弁当 atau べんとう ) atau o-
bentō adalah istilah bahasa Jepang untuk makanan bekal berupa nasi berikut lauk-pauk
dalam kemasan praktis yang bisa dibawa-bawa dan dimakan di tempat lain. Seperti
halnya nasi bungkus, bentō bisa dimakan sebagai makan siang, makan malam, atau
bekal piknik. Bentō dibuat dengan tema yang bermacam-macam. Ada yang dibuat untuk
piknik, bekal anak sekolah, bekal bekerja, sampai untuk memperlihatkan kekayaan.
Seiring berkembangnya jaman, kini bentō dibedakan dari isi bentō, atau acara penyajian
bentō tersebut.
Beberapa jenis bentō diantaranya, Shōkadō bentō (松花堂弁当), Chūka bentō (中華弁 当 , bentō masakan Cina), Kamameshi bentō ( 釜 飯 弁 当 , bentō nasi periuk),
Makunouchi bentō (幕の内弁当), Noriben (海苔弁), Hinomaru bentō (日の丸弁当),
Shidashi bentō ( 仕 出 し 弁 当 , bentō kiriman), Hayaben ( 早 弁 bentō lebih awal),
Soraben (空弁 bentō udara), Rokeben (ロケ弁 bentō lokasi), dan Aisai bentō (愛妻弁当 bentō istri tercinta).
Bentuk penyajian dengan bentō dapat digunakan untuk membiasakan pola makan
yang teratur dan konsumsi makanan yang sehat dan terjamin. Tersedianya bentō sebagai
bekal sekolah atau kantor dapat membuat seseorang terhindar dari keinginan ‘jajan’ atau
membeli makanan di luar rumah yang belum tentu terjamin kualitas dan kebersihannya.
Kebiasaan jajan makanan-makanan yang mengandung pengawet dan dari bahan yang
kurang sehat, dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi orang sehat, apalagi untuk
seseorang yang sedang dalam perawatan.
Selain untuk menghindari kebiasaan jajan sembarangan, bentō juga dapat membentuk
pola makan yang teratur. Dengan membawa bekal anak sekolah atau pekerja, kecil
10 | M a k a l a h Bentō
kemungkinan untuk tidak makan dalam waktu tertentu. Hal ini dapat membentuk sebuah
pola hidup sehat yang baik. Apalagi jika isi dari bentō tersebut pun sehat seimbang dan
dibuat dengan cara pengolahan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia Ensiklopedia Bebas. 2009. Bentō. http://id.wikipedia.org/wiki/Bentō_(masakan)
11 | M a k a l a h Bentō