Download - Magang Ari Fix
-
BAB I Pendahuluan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 1
BAB I
PENDAHULUAN
Keinginan manusia untuk mengubah dunia menjadi lebih mudah memaksa
para engineer untuk membuat alat yang dapat memudahkan dan menjadikan hidup
manusia lebih baik. Teknologi merupakan alat yang tepat untuk memudahkan
manusia.
Untuk mengimbangi perkembangan teknologi tersebut maka dari itu setiap
calon tenaga kerja harus memiliki kompetensi yang berimbang dengan seiringnya
perkembangan teknologi yang ada pada saat ini. Namun disisi lain hal itu juga
merupakan tantangan kepada kita semua untuk selalu meningkatkan kemampuan
sumber daya manusia, agar mampu menjadi sumber daya yang handal dengan
tingkat kompetensi yang tinggi.
Sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia yang mencetak
generasi penerus bangsa, Universitas Gadjah Mada ikut serta dalam arus
kemajuan teknologi tersebut, maka dari itu Program Diploma Teknik Mesin
Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada mengirimkan mahasiswanya untuk
melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan (magang) sebagai salah satu syarat
kelulusan. Pelaksanaan kerja praktek ini dilaksanakan di perusahaan-perusahaan
yang telah diakui dalam dunia industri, PT. DARMA HENWA Tbk. adalah salah
satu perusahaan yang berkompeten di bidang pertambangan mineral dan batu
bara.
Dengan demikian tujuan dari pelaksanaan kerja praktek (magang) yaitu
untuk mengetahui secara langsung tentang kondisi, situasi dan keadaan yang ada
di dunia industri secara nyata, serta untuk menambah wawasan yang belum
didapat dari kampus.
Manfaat yang didapat dari kegiatan ini akan sangat dirasakan oleh
mahasiswa yang bersangkutan karena mereka ikut serta dalam kegiatan didunia
industri sehingga yang bersangkutan dalam hal ini akan mengerti dan memahami
hal-hal yang terjadi di perusahaan, maka hal ini akan menjadi pertimbangan
semasa dalam studi dan setelah lulus studi. Dengan waktu pelaksanaan praktek
-
BAB I Pendahuluan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 2
kerja lapangan (magang) selama 4 bulan harus dimanfaatkan secara maksimal
karena dengan pelaksanaan magang ini kita memiliki nilai lebih dibandingkan
yang tidak mengikuti kerja praktek. Dengan demikian kita juga harus membuat
suatu evaluasi atau kesimpulan yang berupa pembuatan laporan, dimana
didalamnya diperlukan suatu tuntunan yang harus dipertanggung jawabkan.
1.1 Tujuan Kerja Praktek
Dengan adanya kerja praktek atau magang kerja mahasiswa mengetahui
secara langsung proses produksi yang terjadi di dunia industri, mengenalkan
peralatan yang digunakan dalam proses produksi, mengetahui prosedur-prosedur
yang berlaku diindustri, mengetahui lingkungan industri dan agar dapat
menerapkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah.
Adapun tujuan kerja praktek dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Untuk melaksanakan mata kuliah wajib Kerja Praktek yang merupakan syarat
untuk menyelesaikan studi Program Diploma Teknik Mesin SV UGM.
b. Membandingkan, menerapkan dan menambah ilmu yang telah di peroleh di
bangku kuliah terhadap kerja nyata di dunia industri.
c. Memahami dan mengenal proses baru yang ada di industri beserta peralatan
lain yang belum di kenal di bangku kuliah.
d. Sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengenal lingkungan industri baik dari
segi tanggung jawab, pentingnya kerjasama dan belajar untuk memposisikan
diri dengan benar dan berinteraksi dengan karyawan lain dengan baik.
e. Menambah pengetahuan tentang proses, standar kerja, sistem manajemen, dan
kebiasaan bekerja di perusahaan.
f. Mengetahui secara nyata dan langsung penerapan teknologi dan proses
rekayasa (yang sesuai dengan bidang kajian) yang terjadi pada perusahaan.
g. Mengetahui pola kerja dan perilaku pekerja profesional di lapangan, dengan
harapan dapat memilki pengalaman dan pelajaran dari pengetahuan tersebut.
h. Melatih disiplin dan tanggung jawab serta memantapkan keterampilan yang
dimiliki.
-
BAB I Pendahuluan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 3
i. Memperkenalkan kemampuan yang dimiliki dan ikut menyelesaikan masalah
dalam industri.
j. Mendidik dan membiasakan diri untuk melakukan sesuatu hal dengan disiplin
serta tanggung jawab.
1.1.2 Tujuan Secara Khusus
Tujuan khusus dari pelaksanaan kegiatan magang kerja adalah untuk
mengetahui dan terlibat secara langsung dalam kegiatan yang dilaksanakan pada
industri mengenai masalah teknis maupun non teknis dalam segala bidang untuk
diambil suatu manfaat dan pegangan saat bekerja di suatu industri.
1.2 Latar Belakang
PT. DARMA HENWA Tbk. merupakan salah satu perusahaan swasta
terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang pertambangan mineral dan batu
bara. Kegiatan kerja praktek di PT. DARMA HENWA Tbk. lebih diarahkan pada
perawatan (maintenance) unit.
PT. DARMA HENWA Tbk. Melakukan perawatan unit untuk mencapai
produksi batu bara yang tinggi dan meminimalkan kerusakan unit dengan biaya
yang serendah-rendahnya. Di proses maintenance unit alat berat ada 5 kelompok
yang malakukan perawatan berdasarkan kemampuan masing-masing team
diantaranya :
1. Service Crew, melakukan pekerjaan perawatan semua unit berdasarkan SMU
(Service Meter Unit) pada unit. Pekerjaannya seperti penggatian oli mesin, oli
rem, oli transmisi, oli differensial (gardan), air cleaner (saringan udara ke
pembakaran),oil filter (saringan oli mesin), fuel filter (saringan bahan bakar)
pengambilan oli sampel, pemeriksaan unjuk kerja unit dll.
2. Electric Crew, melakukan pekerjaan perawatan dan perbaikan semua unit
yang menyangkut tentang electrical, seperti mengganti lampu unit
berdasarkan HM (Hours Meter), memperbaiki sistem electrical di unit,
misalnya menghilangkan kode error pada unit dll.
-
BAB I Pendahuluan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 4
3. Houler Crew, melakukan pekerjaan perawatan dan perbaikan untuk unit HD
(Heavy Dump) atau dump truck tidak berdasarkan HM (Hours Meter), tetapi
berdasarkan masalah-masalah yang tidak normal pada unit. Misalnya muffler
rusak, suspension kurang tekanan, penggantian turbo charger, water pump
(pompa radiator), selang hidrolik yang bocor dll.
4. Auxillary Crew, melakukan pekerjaan perawatan unit Bulldozer, Grader,
Pompa, Loader dan Lighting Plant/Lighting Tower. Pekerjaan yang dilakukan
mengganti koponen yang bekerja tidak normal atau aus.
5. Digger Crew, melakukan pekerjaan perawatan unit Exavator dari tipe yang
kecil (Zaxis 330) sampai tipe besar (PC 2600).
Dalam Kerja Praktek di PT. DARMA HENWA Tbk. penulis
melaksanakan magang selama 4 (empat) bulan di departemen Plant and
maintenace yang bertanggung jawab untuk mengontrol perawatan unit alat berat
khususnya di undercarriage Bulldozer 155A-6.
1.3 Manfaat Kerja Praktek
Manfaat yang di dapat selama melaksanakan kuliah Kerja Praktek baik
untuk mahasiswa, perguruan tinggi dan perusahaan:
1. Bagi Mahasiswa:
a. Memperoleh ilmu terapan yang nyata di dunia industri dan mendapatkan
pengalaman kerja serta sebagai wadah bagi mahasiswa untuk ikut terlibat
dalam pemecahan masalah dengan menerapkan ilmu teknologi rekayasa yang
di dapat selama di bangku kuliah.
b. Melatih mahasiswa dalam pengolahan data mulai identifikasi masalah sistem
pengambilan data, mengolah dan menampilkan hal hal yang penting baik
dalam bentuk diagram, kurva atau sejenisnya serta cara tindak lanjut
penanganan masalah.
c. Mengenalkan mahasiswa bagaimana sebernarnya dunia industri itu bekerja
baik dari segi lingkup kerja perusahaan, sistem organisasi yang digunakan,
dan kebiasaan seharihari perusahaan itu sendiri.
-
BAB I Pendahuluan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 5
2. Bagi Perguruan Tinggi
a. Mengetahui perkembangan dunia industri yang slalu berubah dan semakin
canggih dan pesat sehingga bahan evaluasi untuk peningkatan mutu
pembelajaran guna menyiapkan insan industri baru yang siap kerja dan
berkompeten.
b. Sebagai umpan balik (feed back) unutk mengetahui sejauh mana perguruan
tinggi mampu mencetak SDM yang siap kerja.
c. Menambah nilai kemitraan yang baik antara perguruan tinggi dengan
perusahaan.
3. Bagi Perusahaan:
a. Perusahaan mendapatkan masukan atau ideide pemecahan masalah ataupun
improvement.
b. Sebagai wadah sebagai saluran pengabdian kepada masyarakat di sekitarnya
khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya.
1.4 Batasan Masalah
Adapun batasanbatasan yang diterapkan dalam pembahasan ini
meliputi:
a. Condition Base Maintenance / Predictive maintenance
undercarriage Bulldozer 155A-6.
b. Proses penggantian undercariage Bulldozer 155A-6.
1.5 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan
Kerja Praktek ini dilaksanakan di PT. DARMA HENWA Tbk. yang
bertempat di AsamAsam, Kec. Jorong, Kab. Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Waktu pelaksanaan kerja praktek mulai tanggal 01 Desember 2012 sampai 31
Maret 2013 selama 4 (empat) bulan.
-
BAB I Pendahuluan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 6
1.6 Metode Pengumpulan Data
Tahapan dalam melakukan penulisan laporan kerja praktek ini adalah
sebagai berikut :
a. Studi literatur
Pencarian data dengan cara mempelajari literatur-literatur yang
berhubungan dengan hal maintenance unit.
b. Studi wawancara (interview)
Pengambilan data dengan melakukan wawancara kepada pimpinan
(supervisor), mechanic, trainer dan staff mengenai obyek maupun
kepada pihak-pihak yang memiliki informasi yang dibutuhkan,
sehingga dapat membantu dan memberikan penjelasan tentang
masalah yang diteliti.
c. Studi lapangan
Pengambilan data secara langsung dengan cara mengikuti kegiatan
maintenance terhadap unit Bulldozer 155A-6.
d. Diskusi dan Analisa Permasalahan
Proses diskusi dilakukan bersamasama dengan teman kerja praktek
dan pembimbing serta dengan atasan, sehingga masalah
terpecahakan dan mendapatkan kesimpulan serta saran perbaikan.
e. Data sekunder
Dalam data sekunder ini, data-data diperoleh tidak secara langsung
pada responden melainkan dengan berdasar pada literatur yang
mendukung penyusunan laporan. Literatur ini didapat dari brosur,
buku petunjuk, studi kepustakaan atau membaca buku-buku yang
berkaitan langsung dengan masalah serta keterangan yang didapat
dari instansi perusahaan yang bersangkutan.
-
BAB I Pendahuluan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 7
1.7 Sistematika Penulisan
Laporan Kerja Praktek ini penulis susun atas beberapa bab dengan maksud
agar para pembaca mudah memahami laporan ini. Secara garis besar uraian tiap-
tiap bab adalah sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisikan latar belakang dan permasalahan, tujuan dan
materi dari kerja praktek, batasan masalah, metode pengumpulan
masalah dan data sistematikan penulisan laporan.
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Bab ini menjelaskan tentang profil perusahaan, sejarah PT.
DARMA HENWA Tbk. secara umum, struktur organisasi,
penjelasan umum setiap departement dan tata tertib perusahaan.
BAB III Pembahasan
Bab ini menejelaskan secara umum fungsi dan spesifikasi unit
Bulldozzer 155A-6 khususnya dibagian undercariage. Dan keausan
di komponen undercarriage.
BAB IV Kegiatan Magang
Bab ini menjelaskan proses Predictive Maintenace Undercarriage
Bulldozer 155A-6 dan proses penggantian undercarriage.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dan saran selama melakukan Kerja
Praktik.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 8
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Perusahaan
PT Darma Henwa Tbk (Darma Henwa) adalah perusahaan jasa
kontraktor pertambangan umum yang berdiri pada tahun 1991. Sejak awal
perseroan telah mengukir reputasinya sebagai kontraktor pertambangan yang
handal di Indonesia, penyedia tenaga ahli dalam bidang alat berat pertambangan,
penggalian penambangan, pekerjaan sipil serta pemeliharaan peralatan
pertambangan.
Mengawali aktivitasnya di proyek penambangan emas Lerokis Billiton
Shell di awal tahun sembilanpuluhan, Darma Henwa telah melayani berbagai
klien terkemuka seperti BHP Mineral, Aneka Tambang, INCO, Freeport-Mc-
Moran, Newmont dan Kaltim Prima Coal (KPC). Saat ini Darma Henwa
mengoperasikan tambang batubara di Bengalon, Kalimantan Timur milik PT KPC
serta di tambang batubara Asam Asam milik PT Arutmin Indonesia. Di samping
itu, Perusahaan bergerak dalam bisnis pemasaran batubara dan pembangkit listrik
serta mencari peluang-peluang pengembangan usaha di area penambangan lain
yang dapat menunjang peningkatan pendapatan.
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perseroan didukung armada
kendaraan dan alat berat yang lengkap seperti excavator, bulldozer, loader, dump
truck dan grader dari berbagai merek terkenal, seperti Hitachi, Komatsu,
Caterpillar, Liebherr, dan erex.
Perjalanan sejarah singkat dari PT Darma Henwa Tbk. :
1991 = Perusahaan didirikan dengan nama PT Darma Henwa dan
penandatanganan kontrak pertama di Pulau Wetar dengan Billiton.
1993 = Kontrak senilai USD 107 juta untuk Proyek Batubara Petanggis di
Sumatra Selatan, dengan BHP Minerals
1996 = Henry Walker Group Ltd (Australia) menguasai 95% kepemilikan,
nama Perseroan diganti menjadi PT Henry Walkter Eltin (HWE)
-
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 9
1997 = Perusahaan memperoleh proyek Batu Hijau dari PT. Newmont
Nusa Tenggara senilai USD 82,3 juta.
2001 = Perusahaan memperoleh kontrak pertambangan batubara dari PT.
Tanito Harum senilai USD 34,2 million.
2004 = Perusahaan menandatangani Bengalon Operating Agreement
dengan KPC untuk hak eksklusif pengoperasian tambang batubara
di Bengalon, Kalimantan Timur.
2005 = ZAI mengambil alih 95% saham Perusahaan dari Henry Walker
Eltin Group Limited, yang kemudian diikuti dengan perubahan
nama kembali menjadi PT. Darma Henwa, Perusahaan
mendapatkan fasilitas pembiayaan jangka panjang sebesar USD
143 juta.
2006 = 1. Memperoleh penghargaan untuk 4 million Loss Time Injury
Free (LTIF).
2. Mendapatkan pembiayaan kembali sebesar USD 205 juta.
3. Mengadakan perjanjian kerjasama strategis dengan Arutmin
Indonesia (AI) untuk menambang 10,2 MT batubara per tahun
ke PT PLN (Persero).
2007 = 1. Menandatangani Asam Asam Operating Agreement dan
Strategic Agreement Mining Service dengan PT Arutmin
Indonesia.
2. Menandatangani Perjanjian Jual Beli Batubara Peringkat
Rendah PLTU antara PT. PLN (Persero), Konsorsium Arutmin
Indonesia dan PT. Darma Henwa Tbk.
3. Saham Perusahaan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
2008 = Meningkatkan Modal Dasar Perusahaan semula sebesar Rp 4
triliun menjadi Rp 6 triliun berdasarkan Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
2009 = 28 Desember: Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa.
2010 = 11 Januari: Penawaran Umum Terbatas I kepada Pemegang Saham
Perusahaan dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih
-
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 10
Dahulu (HMETD). 30 September: Perusahaan berhasil melakukan
restrukturisasi liabilitas jangka panjang sebesar USD 120 juta. 23
Desember: Perusahaan berhasil meraih Sertifikasi ISO 9001:2008,
ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007
2011 = Penjualan Coal Vista Resources. Pendatanganan Proyek Batubara
Berau.
2.2 Profil Perusahaan
PT Darma Henwa Tbk didirikan dengan nama PT Darma Henwa sebagai
Perusahaan terbatas dengan investasi PMDN berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia dengan Akta Pendirian No. 54 tanggal 8 Oktober 1991.
Pada bulan Juni 1996 Perusahaan mengubah statusnya dari PMDN menjadi
PMA dengan masuknya Henry Walker Group Limited sebagai pemegang saham
Perusahaan. Kemudian di bulan Desember 2004, Perusahaan mengubah namanya
menjadi PT HWE Indonesia dan selanjutnya diubah lagi menjadi PT Darma
Henwa pada bulan September 2005.
Pada bulan September 2007, Perusahaan melakukan penawaran umum
perdana di Bursa Efek Indonesia. Sampai dengan 31 Desember 2010 komposisi
kepemilikan saham adalah 18,31% dimiliki oleh Zurich Assets International
Limited, 17,68% dimiliki oleh Goldwave Capital, 11,34% dimiliki oleh Quest
Corporation dan 52,67% dimiliki publik.
Darma Henwa telah berkembang menjadi Perusahaan yang bergerak dalam
penyediaan jasa terpadu di bidang pertambangan yang menyediakan keahlian
sebagai kontraktor pertambangan umum, pemeliharaan dan perawatan peralatan
berat pertambangan, penggalian penambangan dan pekerjaan sipil. Aktivitas
Perusahaan ditunjang oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi
tinggi dan armada alat berat ekskavasi, produksi dan pengangkutan material yang
lengkap dan handal.
-
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 11
2.2.1 Visi Misi perusahaan
Visi
Menjadi Perusahaan regional pilihan dalam penyedia layanan pertambangan
yang terintegrasi
Misi
Misi PT. DARMA HENWA Tbk. :
Menciptakan pengetahuan manajemen yang baik dan biaya
operasional yang efektif.
Memberikan nilai maksimum ke seluruh stakeholders dan terus
tumbuh secara berkesinambungan.
Menyediakan pelayanan berkualitas tinggi kepada para stake
holders melalui best practices dengan komitmen yang tinggi dalam
hal Health, Safety and Environment serta tanggung jawab sosial
Perusahaan yang tinggi.
2.2.2 Strategi Perusahaan
A. Meningkatkan keunggulan di dalam industri pertambangan.
Seiring dengan perkembangan bisnis pertambangan yang semakin
kompleks, PT. Darma Henwa Tbk. terus berupaya meningkatkan
keunggulannya sebagai mining contractor yang profesional dan berdaya
saing tinggi. Upaya untuk terus meningkatkan efisiensi menjadi kunci
keberhasilan Perusahaan di sepanjang tahun 2010. Berbagai inovasi yang
mampu mendorong peningkatan efisiensi di setiap unit bisnis, mewarnai
kegiatan penambangan Perusahaan.
B. People management yang lebih efektif
Perusahaan menyadari sepenuhnya bahwa karyawan merupakan
mitra yang utama dan strategis dalam mencapai sukses bisnis.
Penyediaan lingkungan kerja yang aman dan sehat, sistem remunerasi
dan benefit yang kompetitif, serta penciptaan komunikasi yang positif di
lingkungan Perusahaan, diyakini akan mampu mengoptimalkan kinerja
-
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 12
karyawan, yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi kinerja
perusahaan.
Untuk meningkatkan kompetensi karyawan, Perusahaan secara
kontinyu melakukan pelatihan dan pengembangan (training and
development) pada tingkat operator, mekanik, supervisor, serta jajaran
operasional lainnya.
Kebijakan Perusahaan di bidang sumber daya manusia dilakukan
secara terintegrasi untuk mendapatkan tenaga-tenaga profesional,
menjaring calon-calon dari perguruan tinggi ternama, termasuk melatih
dan mengembangkan sumber daya manusia yang ada.
C. Dukungan teknologi informasi
Penerapan proses bisnis pertambangan yang efektif dan efisien,
disandingkan dengan penggunaan teknologi informasi yang mampu
memantau aktivitas dan tingkat produktivitas harian di area
pertambangan, secara langsung berdampak signifikan pada produktivitas
sumber daya manusia di lapangan.
D. Vendor Performance Management yang lebih efektif
Perusahaan berprinsip untuk memberikan nilai tambah terbaik bagi
seluruh stakeholders-nya. Dukungan vendor dalam penyediaan alat-alat
berat dan spare parts, cukup vital dalam mendukung operasional
Perusahaan. Sinergi yang harmonis dan saling menguntungkan
merupakan salah satu kunci keberhasilan Perusahaan dalam mencapai
tujuan operasionalnya.
E. Diversifikasi Usaha
Sebagai penyedia jasa pertambangan yang terintegrasi, yang kaya
akan pengalaman di berbagai medan operasi pertambangan, Perusahaan
melakukan diversifikasi usaha untuk tetap menjaga keamanan dan
-
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 13
kelangsungan bisnis, serta sebagai bagian dari strategi Perusahaan dalam
memberikan imbal hasil yang maksimal bagi para investor.
2.2.3 Nilai - Nilai Perusahaan.
1. Bekerja dengan tingkat kejujuran yang tinggi demi kemajuan dan
kesuksesan bersama.
2. Bekerja dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi dengan
memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku demi
kemajuan dan kesuksesan bersama.
3. Bekerja dengan tingkat kecepatan yang tinggi sehingga tercapainya
produktivitas yang optimal melalui sumber daya yang ada demi
kemajuan dan kesuksesan bersama.
4. Bekerja dengan tingkat kehandalan yang tinggi, yang terbentuk
melalui ketekunan dari proses pembelajaran yang
berkesinambungan, demi kemajuan dan kesuksesan bersama.
5. Bekerja dengan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga tercapainya
lingkup kerja yang sehat dan hasil kerja yang optimal, demi
kemajuan dan kesuksesan bersama.
-
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 14
2.2.4 Struktur Perusahaan PT. Darma Henwa Tbk.
Gbr. 2.1 Struktur Perusahaan.
Sumber: Laporan Tahunan 2010 PT Darma Henwa,Tbk
-
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 15
2.2.5 Pencapaian Penting Perusahaan.
Gbr. 2.2 Target Perusahaan.
Sumber: Laporan Tahunan 2010 PT Darma Henwa,Tbk
-
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 16
2.2.6 Work Activities
Salah satu wilayah operasi PT Darma Henwa, Tbk Asam- asam coal project
terletak di Kecamatan jorong, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan
Selatan dimana di wilayah ini PT Darma Henwa, Tbk Asam- asam coal project
menjadi salah satu sub kontraktor dari PT Arutmin Indonesia dimana PT Darma
Henwa, Tbk Asam-asam coal project menjadi patner dalam penambangan
batubara untuk PT Arutmin Indonesia, untuk lama kontrak dengan PT Arutmin
Indonesia dari Agustus 2008 sampai 2028, kontrak kuantitas limbah sebesar 126
juta bcm, kontrak penambangan batu bara sebesar 33 juta ton. Dimana aktivitas
yang dilakukan adalah:
a. Contract Scope
a. Clear and Grub
b. Soil Strip
c. Waste Removal
d. Coal Clean, Load & Haul
e. Rehabilitation
f. Short-term Mine Planning
b. Key Personnel
Head of Project : James Gurning
Deputy Head of Project : Zelly Fachrudin
Head of Dept. Mine Operation : Rayheli Rusli
Head of Dept. Plant & Maintenance : Adi Idwanto
Head of Dept. HRGA : Bernard Hutapea
Head of Dept. Engineering : Zelly Fachrudin
Head of Warehouse Logistic : Nikolaus Siba Ama
Head of Procurement : Nikolaus Siba Ama
-
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 17
c. Mining Area
Gbr. 2.3 Mining Area.
2.2.7 PHE Departement
PHE departement (Plan Heavy Equipment). Memiliki salah satu aktivitas
rutin yang menjadi tanggung jawab Departement PHE adalah pelaksanaan plant
maintenance terhadap unit-unit alat berat yang telah mencapai umur tertentu.
Dengan adanya maintenance yang baik harapannya dapat mendukung
produktivitas project sesuai dengan target yang telah ditentukan.
Selain mendukung produktivitas, tujuan maintenance adalah untuk
memperpanjang umur komponen-komponen yang ada pada unit. Selain tindakan
maintenance, PHE departement juga bertangung jawab dalam tindakaan repair
hingga overhaul pada unit unit untuk produksi.
2.3 Struktur Organisasi PT.DARMA HENWA Tbk.
( Terlampir )
-
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 18
2.4 Keselamatan Kerja
Keselamatan keja di PT. DARMA HENWA Tbk sangat diperhatikan,
karena keselamatan kerja sangat berpengaruh pada kenerja seluruh
karyawan di PT. DARMA HENWA Tbk. Selain itu keselamatan kerja
juga sangat berpengaruh pada tingkat produktifitas dan peningkatan
penampatan perusahaan. Beberapa upaya PT. DARMA HENWA Tbk
dalam peningkatan keselamatan kerja antara lain :
1. Melakukan safety talk pada setiap apel.
2. Melakukan induksi safety pada kariyawan yang baru masuk di PT.
DARMA HENWA Tbk.
3. Memasang peringatan-peringatan pada ssetiap area yang terdapat
indikasi bahaya.
4. Selalu mengingatkan agar menggunakan APD (Alat Pelindung
Diri) pada setiap melakukan pekerjaan.
5. Selalu menyediakan kotak P3K pada setiap ruangan dan pada
setiap unit.
6. Selalu memasang APAR (Alat Pemadam Api Ringan) pada setiap
ruangan dan pada setiap unit.
7. Selalu memberikan sosialisasi kepada karyawan apabila terjadi
kecelakaan kerja, agar lebih berahati-hati lagi pada saat bekerja.
Dan berikut ini adalah APD (Alat Pelindung Diri) yang wajib dan
pendukung yang digunakan pada saat berada di area pertambangan PT.
DARMA HENWA Tbk :
WAJIB :
1. Safety Shoes
2. Helm
3. Baju bereflektor / rompi
4. Kacamata
-
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 19
PENDUKUNG :
1. Ear Plug (penutup telinga), digunakan pada saat melakukan
pekerjaan yang menimbulkan bunyi keras.
2. Safety Belt, digunakan pada saat mengendarai kendaraan di area
tambang.
3. Full Body Hardness, digunakan pada saat melakukan pekerjaan di
atas ketinggian 1,8 meter dan pada ruangan yang terbatas.
4. Sarung Tangan, digunakan pada saat melakukan pekerjaan
mengangkat.
5. Tabung Oksigen, digunakan pada saat melakukan pekerjaan di
ruang yang tertutup.
6. Pelampung, digunakan pada saat bekerja di atas air.
7. Masker, digunakan pada saat bekerja yang berhubungan dengan
bahan yang berbahaya dan berbau.
2.5 Kebijakan Mutu, Kesehatan, Keselamatan Kerja, Lingkungan Hidup
dan Kemasyarakatan.
PT. Darma Henwa Tbk adalah perusahaan yang terkemuka dalam
bisnis kontraktor penambangan di Indonesia. Berketetapan dalam
mendukung kepercayaan di seluruh kegiatan akan menggunakan standar
kinerja yang terbaik untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan
sehat dimanapun beroperasi.
Komitmen PT Darma Henwa Tbk adalah melaksanakan dan
memberikan hasil yang optimal sesuai yang ditargetkan tanpa adanya
penyakit akibat kerja, kecelakan kerja, cidera dan terjaminnya lingkungan
hidup yang lestari, mutu yang terjamin serta menjaga hubungan
kemasyarakatan yang dilandasi saling percaya.
Dalam rangka menjamin terlaksananya program tersebut maka,
menejemen menetapkan tujuan dan target sebagai parameter keberhasilan
guna mendukung tercapainya visi perusahaan, dengan berupaya :
-
BAB II Tinjauan Umum Perusahaan
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 20
- Memenuhi dan mematuhi perundangan pemerintah yang berlaku dan
persyaratan lainnya yang terkait.
- Mengenali, menilai dan mengelola resiko yang akan timbul dari
kegiatan pekerjaan.
- Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman yang dapat
mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit akibat kerja,
kecelakaan kerja, pencemaran lingkungan yang berdampak negative
kepada manusia, lingkungan, peralatan, mutu dan masyarakat dimana
kita beroperasi.
- Mendorong aktif kepada seluruh karyawan, sub kontraktor dan
pemangku kepentingan agar terlibat untuk mempratekkan bekerja
dengan sehat dan aman dalam mencapai kinerja yang tinggi.
- Menyediakan sumber daya yang memadai dan memiliki kemampuan
yang handal untuk pencapaian tujuan dan target yang ditetapkan.
- Mengutamakan pelayanan jasa bagi para pengguna jasa berdasarkan
kepedulian yang tinggi terhadap masalah Mutu dan berorientasi kepada
standar mutu internasional dan pemenuhan pencapaian sasaran mutu
perusahaan serta senantiasa melakukan penyempurnaan yang menerus
terhadap mutu.
Manajemen akan melakukan peningkatan yang berkesinambungan
untuk memastikan bahwa system manajemen mutu, kesehatan,
keselamatan, lingkungan hidup dan kemasyarakatan ini masih efektif dan
relevan dalam pelaksanaan operasional kami.
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 21
BAB III
PENGENALAN BULLDOZER 155A-6
3.1 BAGIAN-BAGIAN BULLDOZER 155A-6
Gambar 3.1. Bulldozer 155A-6.
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 22
Keterangan :
1. Blade.
2. Blade tilt cylinder.
3. Blade lift cylinder.
4. Cabin.
5. Track roller.
6. Ripper tilt cylinder.
7. Ripper.
8. Ripper lift cylinder.
9. Final drive.
10. Track frame.
11. Frame.
12. Idler.
3.2 Pengertian Undercarriage
Undercariage merupakan componen yang terletak di bagian bawah
(kerangka bawah) yang sebagai tempat berpijaknya unit, juga sebagai rel dari final
drive-nya.
3.3 Fungsi Utama Undercarriage :
a. Traction
a. Gaya dorong.
b. Gaya akibat gesekan track dengan permukaan agar unit bergerak.
c. Kemampuan ban/shoe untuk mencengkram permukaan jalan.
b. Floatation
Kemampuan mengambang unit secara keseluruhan yang di topang
oleh track dan berat unit dibagi secara merata oleh luas permukaan
track.
c. Mobility
Sebagai tumpuan unit untuk bergerak maju, mundur berbelok ke
kanan maupun berbelok ke kiri.
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 23
3.4 Komponen Pada Undercarriage
Gambar 3.2. Komponen Pada Undercarriage
Keterangan :
1. Track frame
2. Track chain assembly
3. Front idler
4. Recoil spring
5. Final drive
6. Carrier roller
7. Sprocket
8. Rock guards
9. Track roller
10. Track guide
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 24
3.5 Komponen Pendukung Pada Undercarriage :
3.5.1. Track Frame
Track frame adalah suatu anggota struktural dari undercarriage sistem.
Track frame merupakan mounting surface untuk equlizer bar,pivot shaft, track
rollers, carrier rollers, front idler, recoil mechanism, track adjuster, track guides
dan rock guard. Track frame juga merupakan mounting point dari undercarriage
ke body unitnya. Track frame merupakan tulang punggung dari pada
undercarriage, sebagai tempat kedudukan komponenkomponen undercarriage.
Lihat gambar (Gambar 3.4.)
Track frame merupakan gabungan baja yang dibentuk menyerupai
konstruksi box yang saling menyilang dan dirakit dengan plat baja yang dilas.
Track frame khusus di buat untuk mampu melawan beban kejut selama operasi
berat atau ringan dari kondisi kerja unit . Pada setiap unit terdapat 2 buah track
frame yang dipasang pada sisi kiri dan kanan dari bulldozer.
Frame bulldozer harus diperhatikan kondisi kelurusannya, apabila crawler
tractors sudah dipakai operasi maka kemungkinan posisi kelurusan dari frame
berubah yang menyebabkan toe out atau toe in.
Yang dimaksud toe in adalah suatu keadaan perubahan kelurusan track
frame kiri dan kanan ketika permukaan idler menuju ke dalam mendekati Center
line of dozer .
Yang dimaksud toe out adalah suatu keadaan perubahan kelurusan track
frame kiri dan kanan ketika permukaan idler menuju ke luar menjauhi Center
line of dozer .
Catatan : Perubahan kelurusan pada kondisi idler dilihat dari sprocket.
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 25
Gambar 3.3. Pengukuran Toe in dan Toe out
Gambar 3.4. Track Frame
Keterangan :
1. Equalizer bar
2. Pivot Shaft
3. Idler.
4. Track frame.
5. Carrier roller.
6. Sproket.
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 26
7. Track roller.
8. Track guard.
Pada posisi ke satu dan terakhir, pada umumnya dipasang track roller
single flanged type, tujuannya agar keausan dapat dikurangi. Baik keausan pada
track link maupun track roller itu sendiri.
Susunan track roller Bulldozer 155A-6
3.5.2. Track Rollers
Track rollers terpasang pada bagian bawah dari track frame dan Track
roller berfungsi sebagai pembagi berat dozer ke track lihat (Gambar 3.5.). Yang
berada di atas track chain assembly. Track roller ada 2 jenis yaitu :
1. Double flange.
2. Single Flange.
Gambar 3.5. Track Roller
Berat Unit
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 27
Gambar 3.6. Double Flanged ( kiri ) & Single Flanged ( kanan )
3.5.3. Carrier Rollers
Carrier rollers terpasang pada bagian atas dari track frame. Carrier roller
berfungsi untuk menyangga dan memelihara kesamaan tegangan track chain
assembly antara spoket dan front idler ketika unit bergerak.
Carrier roller diklasifikasikan menjadi 2 macam tipe yaitu :
a) Flanged type.
b) Drum type.
Gambar 3.7. Flanged Type Gambar 3.8. Drum Type
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 28
3.5.4. Front Idler
Front idler terdapat pada bagian depan track frame. Berfungsi mengatur
track chain assembly di bagian depan track frame dan menjaga track chain
assembly tetap selaras di bawah mesin. Front idler juga membuat adjustment
ketika unit bergerak maju dan mundur di atas track frame.
Gambar 3.9. Idler
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 29
Gambar 3.10. Bagian Idler
Keterangan :
1. Idler
2. Bushing
3. Shaft
4. Cover
5. Floating seal
6. Support
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 30
Fungsi komponen-komponen antara lain :
Cover (4) bersama dengan ketebalan shim (B) mengatur kelurusan idler
antara guide plate dan track frame. Jika clearance besar untuk mengatur sesuai
standard clearance (0.5 mm ~ 1.0 mm) dengan cara mengurangi ketebalan shim.
Begitu sebaliknya jika clearance kecil untuk mengaturnya dengan cara menambah
shim sesuai dengan ketebalan tertentu. Support (6) bersama dengan ketebalan
shim (A) mengatur kerataan sisi idler kiri dengan sisi idler kanan.
3.5.5. Drive Sproket
Drive sprocket mengalirkan power dari final drive ke track chain
assembly.
Gambar 3.11. Drive Sproket
Sprocket berfungsi :
1) Meneruskan tenaga gerak ke track, melalui bushing.
2) Merubah putaran menjadi gulungan pada track agar unit dapat
bergerak.
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 31
Dilihat dari bentuknya sprocket di bagi menjadi 2 jenis :
a. Solid Type
Keuntungan dari solid type adalah keausan dari gigi sprocket
merata di setiap tempat, sedangkan kerugiannya adalah saat
penggantian memerlukan waktu yang lebih lama.
Gambar 3.12. Sprocket Solid Type
b. Segment Type
Keuntungan segmen type adalah saat penggantian akan lebih
mudah juga dapat dilakukan penggantian per segmen. Pada segment
type, pergantian segment tidak perlu melepas track link.
Gambar 3.13. Sprocket Segment Type
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 32
3.5.6. Track Chain Assembly
Track chain assembly merupakan tempat tumpuan unit secara keseluruhan.
Track chain assembly berfungsi sebagai rel yang mengarahkan gerak unit melalui
sprocket-nya untuk maju atau mundur. Track chain assembly di pasang melingkar
pada kiri dan kanan track frame.
Gambar 3.14. Track Chain Assembly
Track chain assembly terdiri dari beberapa komponen pendukung, dintaranya :
1. Links
2. Pin
3. Bushing
4. Track seals
5. Shoe (Pad)
Gambar 3.15. Komponen Track Chain Assembly
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 33
3.5.6.1 Track Shoe
Pemilihan shoe yang cocok sebaiknya didasarkan pada beberapa kriteria :
mobilitas, traksi, floatation, steering, versatilitas, produktivitas, karakteristik
keausan. Kriteria ini harus di pertimbangkan sesuai dengan kondisi di mana mesin
akan di tempatkan.
Gunakan shoe yang tersempit yang masih memungkinkan memberikan
pengapungan yang memadai, jumlah grouser dan tinggi grouser-pun sebaiknya di
pertimbangkan.
Misalnya :
1. Jika lebar shoe meningkat, pengapungan juga meningkat, tetapi
kemampuan manuver akan berkurang.
2. Jika tinggi grouser meningkat, traksi akan meningkat, kemampuan
manuver akan berkurang.
3. Jika jumlah grouser meningkat, traksi akan berkurang, kemampuan
manuver akan meningkat.
Dibawah ini ada beberapa jenis shoe, antara lain :
a. Single grouser shoe
Gambar 3.16. Single Grouser Shoe
Merupakan tipe shoe yang dapat memberikan traksi besar. Dirancang
untuk daerah operasi kasar berbatu-batu. Umumnya digunakan untuk straight
dozer dan angle dozer. Single grouser shoe di bagi menjadi dua jenis berdasarkan
ketebalan grouser-nya :
1) Moderate service
2) Extreme service
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 34
Gambar 3.17. Moderate Service
Gambar 3.18. Extreme Service
b. Double grouser shoe
Gambar 3.19. Double Grouser Shoe
Digunakan untuk dozer shovel memberikan traksi besar dengan radius
belokkan yang pendek.
c. Triple grouser shoe
Gambar 3.20. Triple Grouser Shoe
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 35
Biasa digunakan pada dozer shovel ataupun excavator memberikan traksi
yang rendah tetapi dengan maneuverability yang tinggi, dan efisien dioperasikan
pada tanah lunak.
d. Flat shoe
Gambar 3.21. Flat Shoe
Biasa digunakan pada unit yang massanya besar seperti Hitachi EX 2500
& EX 2600. Untuk memperkecil kerusakan jalan. Shoe ini mempunyai traksi
sangat kecil sehingga memungkinkan terjadi slip pada saat beroperasi.
e. Swamp shoe
Gambar 3.22. Swamp Shoe
Shoe dengan segi tiga dan mempunyai bidang kontak dengan tanah yang
lebih lebar. Digunakan pada daerah berlumpur.
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 36
f. Rubber Shoe
Gambar 3.23. Rubber Shoe
Hanya digunakan jika traktor (bulldozer & dozer shovel) berjalan di jalan
raya sehingga tidak merusak permukaan jalan aspal.
3.5.7. Track Guides
Track guide di pasang pada bagian bawah track frame. Berfungsi untuk
memberikan batasan pada track chain assembly agar tidak lepas dari jalur track
roller-nya. Juga mengarahkan track chain assembly agar selalu mengarah pada
front idler-nya dan sprocket-nya.
3.5.8. Rock Guards
Rock guard terletak di bawah track frame di bagian depan dan belakang
track guide. Fungsinya untuk mencegah masuknya batu atau benda-benda lainnya
yang dapat merusak track roller atau komponen undercarriage lainnya. Rock
guard pada bulldozer 155A6 ini juga berfungsi sebagai track guides. Ada 2 jenis
rock guard yaitu solid type dan segment type, (Gambar 3.24.)
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 37
Gambar 3.24. Rock Guard
3.5.9. Recoil Spring
Sebuah pegas (spring) atau accumulator hydraulik yang menekan untuk
meredam beban kejut (shocks) pada front idler atau track chain tension ketika
objek membentur track chain assembly searah dengan axis-nya (Peredam
kejutan).
Gambar 3.25. Recoil Spring
3.5.10. Track Adjuster
Track adjuster biasanya letaknya di gabungkan dengan recoil spring.
Track adjuster berfungsi untuk mengencangkan dan mengendorkan track chain
assembly, juga memposisikan front idler di atas track frame. Track adjuster
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 38
umumnya berupa silinder yang terisi grease. Untuk mengencangkan track chain
assembly maka track adjuster harus di tambahkan grease, juga sebaliknya.
Berdasarkan letaknya track adjuster di bagi menjadi 2 macam bentuk :
1) Type 1 (Nested Track Adjuster)
Posisi adjuster cylinder berada di dalam recoil spring.
Gambar 3.26. Nested Track Adjuster
2) Type 2 (External Track Adjuster)
Posisi adjuster cylinder berada di luar recoil spring.
Gambar 3.27. External Track Adjuster
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 39
3.6 Faktor Penyebab Undercarriage Aus :
Beberapa faktor external yang mempengaruhi laju keausan undercarriage,
diantaranya adalah :
1. Kondisi tanah dan dataran (Apa yang di kerjakan unit)
2. Kondisi penerapan / aplikasi (Apa yang di lakukan unit)
3. Kondisi pengoprasian (Bagaimana unit di oprasikan)
4. Kondisi lingkungan (Kondisi dimana unit di gunakan)
1. Kondisi tanah dan dataran
Pada umumnya kondisi tanah dan dataran tidak dapat di kontrol
karena sudah terbentuk dengan sendirinya. Kondisi tanah yang
mempengaruhi keausan undercarriage di antaranya adalah :
a. Tingkat kekasaran tanah
b. Faktor benturan (impact variable)
c. Tingkat pelekatan (packing)
a. Tingkat kekasaran tanah
Tingkat kekasaran tanah di klasifikasikan menjadi 3 bagian :
i. High (tinggi) Merupakan tanah basah yang mengandung banyak
partikel-partikel keras, kaku dan tajam.
ii. Moderate (moderat) Merupakan tanah lembab dan ringan yang
mengandung proporsi partikel-partikel yang keras, kaku dan
tajam.
iii. Low (rendah) Merupakan tanah kering atau batu yang
mengandung sedikit proporsi partikel-partikel yang keras, kaku
dan tajam.
CATATAN : Akibat yang dapat di timbulkan karena tingkat
kekasaran yang tinggi adalah ke-ausan terutama pada komponen
bushing, grouser, link dan roller.
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 40
b. Faktor benturan / impact variable
Faktor benturan yang di dasarkan oleh kondisi tanah dan dataran
juga, di golongkan menjadi 3 golongan yaitu :
i. High (tinggi) Permukaan dataran yang keras yang tidak dapat di
tembus, yang tonjolan di atas permukaan selalu tetap berukuran
6 feet atau lebih.
ii. Moderate (moderat) Permukaan dataran yang sebagian dapat di
tembus, yang tonjolan di atas permukaannya berukuran sekitar 3
feet.
iii. Low (rendah) Permukaan dataran yang seluruhnya dapat di
tembus.
CATATAN : Akibat yang dapat di timbulkan akibat benturan
adalah problem-problem struktural seperti pembengkokan
(bending), cracking (keretakan), breaking (pecah), terpotong-potong
(chipping), dan spalling. Jika faktor benturan ini bersamaan
dengan tingkat kekasaran tanah yang tinggi maka menyebabkan
tingkat keausan pada undercarriage akan lebih cepat.
c. Tingkat pelekatan (packing)
Menggambarkan suatu kondisi dimana material melekat, atau
mengumpul di antara komponen undercarriage yang bergerak.
Akibat yang dapat di timbulkan karena packing adalah :
i. Dapat mengakibatkan menyatunya suku cadang (mating parts)
contohnya terjadi packing pada daerah carier roller yang
berkelanjutan, ini akan mengakibatkan carrier roller macet.
ii. Partikel-partikel abrasive akan terikat pada komponen yang
bergerak, ini mengakibatkan meningkatnya laju keausan.
Umumnya packing effect tidak dapat di kontrol kecuali dengan
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 41
melakukan pembersihan di area sekitar undercarriage secara
terus menerus.
CATATAN : Umumnya packing effect tidak dapat di kontrol kecuali
dengan melakukan pembersihan di area sekitar undercarriage
secara terus menerus.
2. Kondisi penerapan (Application)
Yang di maksud penerapan di sini ialah kondisi kerja seperti apa yang
biasa di lakukan oleh alat berat tersebut sesuai dengan jenisnya. Kondisi-
kondisi kerja ini juga mengakibatkan keausan di sekitar undercarriage.
Beberapa jenis applikasi pada alat berat :
a) Dozing / Push Loading
Mendorong beban ke arah depan menyebabkan tingkat keausan lebih
cepat terjadi pada daerah front roller dan idler-nya.
b) Ripping / Drawbar Use
Menarik beban dari bagian belakang menyebabkan tingkat keausan
lebih cepat terjadi pada daerah rear roller, sprocket dan bushing.
Gambar 3.28. Ripping
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 42
3. Kondisi pengoprasian
Yang di maksud kondisi pengoprasian di sini ialah suatu kondisi yang
berhubungan dengan kinerja mesin.
Beberapa kondisi pengoperasian yang mempengaruhi keausan undercarriage
pada alat berat di antaranya adalah :
a) Speed / kecepatan
Ketika speed meningkat maka tingkat keausan juga ikut meningkat
secara proporsional pada semua komponen. Tingkat aus pada track roller,
carrier roller, idler dan bushing sprocket meningkat sebagai akibat dari
impact (tubrukan), ini di sebabkan karena speed yang meningkat. Tingkat
aus pada shoe dan grouser meningkat di sebabkan impact (tubrukan)
meningkat dengan groundnya. Perubahan maju-mundur juga
memperbanyak proses impact antara part dengan part sehingga akan
mempercepat keausan, untuk itu perlu di hindari sekecil mungkin
perubahan maju-mundur yang tidak produktif.
b) Turning
Keausan meningkat dengan putaran yang meningkat. Putaran
meningkatkan beban-beban gesek antara links dan roller, links dan idler.
Ilustrasi unit pada saat berbelok ke kiri lihat gambar (Gambar 3.25.).
Gambar 3.29. Turn Left
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 43
c) Slipping (Spinning) Track
Keausan pada semua komponen undercarriage bertambah bila track
tergelincir. Khususnya grouser shoe akan cepat aus jika track tergelincir di
sebabkan laju yang meningkat di antara grouser dan ground (jika ground-
nya keras dan padat).
d) Preferred side dozing
Keausan yang terjadi hanya pada salah satu sisi yang terbebani.
Kondisi seperti ini di akibatkan oleh pengambilan beban yang tidak merata
(Gambar 3.29.), atau unit bekerja di areal yang memiliki kemiringan
(Gambar 3.30.).
Gambar 3.30. Preferred Side Dosing
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 44
Gambar 3.31. Unit Beroperasi Pada Kemiringan
4. Kondisi lingkungan
Beberapa kondisi lingkungan yang memungkinkan menyebabkan
terjadinya kerusakan di sekitar undercarriage, diantaranya ialah :
a) Kelembaban
Efek-efek dari kelembaban / air di antaranya dapat mengakibatkan
karat pada baja. Dengan adanya pengaratan ini akan mempercepat
terjadinya keausan pada komponen.
b) Bahan - bahan kimia
Bahan-bahan kimia penyebab karat banyak di temukan di alam.
Misalnya tanah yang mengandung asam atau garam yang tinggi. Kondisi
seperti ini bisa mempercepat proses keausan, juga meningkatkan proses
keretakan pada komponen.
c) Temperatur
Efek dari temperatur tinggi adalah meningkatkan kecepatan reaksi
kimia. Temperatur yang sangat tinggi dapat merusak seal, melembutkan
baja yang keras, mengurangi kekuatan dan mengurangi resistensi keausan
pada baja. Efek temperatur di bawah 0oC bisa membekukan tanah dan air
dan mengakibatkan packing effect (penggumpalan tanah pada area
undercarriage). Efek temperatur yang sangat rendah di bawah -40oC dapat
-
BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 45
meningkatkan kerapuhan baja (kehilangan cracking resistance),
kehilangan daya kenyal pada seal karet.
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 46
BAB IV
KEGIATAN MAGANG
Selama melaksanakan kerja praktik di PT. DARMA HENWA Tbk.
penulis mempelajari berbagai hal di divisi PLANT & MAINTENANCE, terutama
hal-hal yang berkaitan dengan pengambilan data dan pengolahan data serta analisa
untuk mengontrol dan memastikan unit siap beropersi.
Penulis juga banyak berinteraksi kepada operator, Mechanic, Sub
Leader, Leader, Trainer, dan dengan staf-staf Plant & Maintenance mengenai
obyek maupun kepada pihak-pihak selain Plant & Maintenace yang memiliki
informasi yang dibutuhkan, sehingga dapat membantu dan memberikan
penjelasan tentang masalah yang diteliti.
4.1 Kegiatan Kerja Di Department Plan & Maintenance
Tugas utama dari Plan & Maintenance adalah menjaga performa unit alat
berat agar tetap stabil dan menyediakan unit yang siap pakai untuk keperluan
pertambangan. Perawatan juga dapat didefinisikan sebagai usaha tindakan
tindakan reparasi yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi dan performa dari
sebuah unit selalu seperti kondisi dan performa dari unit tersebut waktu masih
baru, tetapi dengan biaya perawatan yang serendahrendahnya. Untuk menjaga
agar kondisi dan performa dari unit tidak menurun adalah usahausaha teknis,
sedang menekan biaya perewatan sampai serendah mungkin menyangkut soal
soal manajemen / non teknis. Sebagai alatalat besar harus diperlakukan sebagai
layaknya sebuah alat produksi, yaitu agar selalu ada dalam kondisi yang prima
dan dapat bekerja secara terus menerus dengan down time yang seminimum
mungkin. Halhal tersebut dapat dicapai dengan perawatan atau pemeliharaan
yang baik. Perawatan yang dinilai baik adalah perawatan yang menghasilkan
down time yang seminimum mungkin tetapi tentu saja dengan biaya perawatan
yang sesuai / pantas.
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 47
4.2 Latar Belakang Masalah
Pada bagian undercarriage selalu bersentuhan dengan tanah dan lainnya.
Oleh karena itu ketika unit bergerak dalam tipe standar kerja, keausan pada
undercarriage tidak dapat dihindari. Tergantung pada kondisi tanah, frekuensi
unit beroperasi dan perengaturan kelongaran track (track sag). Sehingga
membutuhkan perbaikan atau penggantian komponen undercarriage.
Normalnya, komponen-komponen pada bulldozer yang mengalami
keausan yang besar adalah perlengkapan kerja dan kerangka bawah. Keausan
pada bagian kerangka bawah dapat digolongkan dalam komponen besar pada
bulldozer yang mendapat perhatian besar terhadap biaya perawatan. Hal
terpenting bagaimana mengurangi biaya yang dipergunakan akibat keausan bagian
kerangka bawah dan melakukan perawatan ataupun perbaikan, karena keausan
pada kerangka bawah tercatat besar bagiannya pada bulldozer dan biaya
perawatannya. Untuk biaya perawatan undercarriage bulldozzer 65%, 45% untuk
semua jenis exavator.
Tidak hanya perbaikan atau penggatian undercarriage tetapi juga
mengukur dan merekam keausan pada undercarriage. Hasil dari data pengukuran
akan dihitung untuk memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mengganti atau
memperbaiki komponen undercarriage. Dampaknya akan mengurangi biaya total
perbaikan.
4.3 Rincian Kegiatan
Rincian kegiatan selama pelaksanaan Kerja Praktek adalah mempelajari
tentang berbagai macam masalah-masalah yang sering muncul di undercarriage,
melakukan Program Pemeriksaan Undercarriage (P2U), pengolahan data untuk
menentukan jadwal penggantian komponen undercarriage, penggantian
komponen undercarriage analisa kerusakan komponen undercarriage dan
pemecahan masalah.
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 48
4.4 Program Pemeriksaan Undercarriage (P2U)
P2U ialah meneliti bagianbagian yang telah aus dari komponen
undercarriage, sehingga dapat diketahui sudah berapa persen keausan itu terjadi
dan masih berapa lama dapat dipakai. Di samping itu, dapat menentukan apakah
komponen undercarriage tersebut harus diremajakan (rebuilding) atau diganti
(replacement). Tetapi kalau tidak dilakukan pemeriksaan maka komponen
tersebut akan rusak secara total sehingga tidak dapat diperbaiki, dengan kata lain
dapat merugikan kita. Jadi kalau pada waktu pemeriksaan diketahui keausan
sudah mencapai service limit, maka cepatcepatlah diganti sebelum fatal.
Arti pemeriksaan terhadap komponen undercarriage antara lain :
1) Menjaga komponen atau bagian dari undercarriage agar dalam keadaan
bersih dan baik, sehingga tidak mengganggu saat operasi.
2) Memperhatikan pelumasanpelumasan apa saja yang diperlukan, serta
bagianbagian mana yang memerlukannya, dan pemeriksaannya secara
teratur agar selalu diketahui kondisinya.
3) Memeriksa bagian bagian yang telah aus dan sudah berapa persen
keausannya serta sudah waktunya atau belum.
4) Melakukan penyetelan / adjustment terhadap bagianbagian yang
memerlukannya.
5) Mengadakan perawatan sebelum dan sesudah dipakai.
4.4.1 Tujuan diadakannya P2U terhadap komponen undercarriage :
a. Akan memperpanjang umur komponen undercarriage.
b. Mencegah keausan yang berlebihan, yang sebenarnya
komponen tersebut masih dapat diperbaiki kembali. Tapi
karena kurang diperhatikan maka komponen hancur sama
sekali sehingga tidak dapat diperbaiki lagi.
c. Mencegah terjadinya keausan sebelum waktunya.
4.4.2 Kerugian bila tidak memperhatikan perawatan :
a. Akan memperpendek umur dari komponen undercarriage.
b. Pemborosan (Suku cadang) spare part.
c. Menurunkan efisiensi kerja unit tersebut.
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 49
4.5 Percent Worn.
Pengukuran keausan kerangka bawah / undercarriage sangat penting,
agar dapat menentukan sampai berapa lama lagi komponen undercarriage ini
dapat dipakai.
Hasil pengukuran komponen kerangka bawah selanjutnya dimasukkan
atau dibandingkan ke Percent Worn untuk masing-masing komponen, tipe unit
dan serial number yang sama, sehingga diperoleh tingkat keausan (worn) dalam
satuan persen (%). Dalam Percent Worn tingkat keausan dibagi menjadi : Normal
& Impact.
1. Tingkat keausan normal berarti unit (machine) dioperasikan pada
kondisi medan biasa.
2. Tingkat keausan impact berarti unit (machine) dioperasikan pada
kondisi medan yang sering mendapat beban kejut.
Tingkat keausan normal atau impact ditujukan terhadap pengukuran carrier roller
out side diameter (diameter luar carrier roller), dan link pitch sedang untuk
komponen kerangka bawah lainnya tidak dibedakan tingkat keausan normal
ataupun impact (hanya tercantum satu tingkat keausan).
4.5.1 Perhitungan Umur Komponen Undercarriage D155A - 6.
Pada tanggal 01 Februari 2013 diperoleh dari hasil pengukuran
komponen undercarriage (P2U) oleh pihak United Tracktor (UT)
diantaranya tinggi grouser shoe 84,2 mm. Tebal link 34,7 mm. Tebal
bushing 11,8 mm, Sproket 2,5 mm. Carrier roller diameter 35,3 mm. Idler
27 mm. Track roller 53 mm. Pada HM (Hours Meter) unit 10865 jam, dan
penggantian komponen baru bulan lalu pada HM 10626 jam. (Terlampir)
Tingkat keausan, umur komponen dan waktu penggantian komponen
undercarriage dapat dihitung sebagai berikut :
Apabila hasil pengukuran dalam percent worn dapat dihitung dengan
memakai persamaan sebagai berikut :
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 50
Standard Value - Measured wear rate
Worn ( Wear Rate) = X 100 %
Standard Value - Repair limit
Wear rate = Angka keausan dalam persen untuk komponen
Undercarriage yang kita cari.
Standard value = Ukuran komponen ketika dalam kondisi baru.
Measurement = Hasil pengukuran dari komponen aktual.
Repair Limit = Ukuran komponen setelah mengalami keausan 100 %
Untuk mengetahui standart value (ukuran awal komponen) dan repair limit
(ukuran batas keausan) dapat dilihat di Shop Manual Maintenance
Standard D155A-6 KOMATSU (Terlampir).
Setelah menentukan worn rate untuk menentukan umur komponen dan
waktu penggantian komponen dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
y = a . x k
Keterangan : y = Worn rate (%)
x = Operation Hour (jam operasi)
k = Faktor keausan (masing-masing komponen tidak sama)
a = Konstanta, yang harus dicari terlebih dahulu.
A. Perhitungan untuk Shoe :
Diketahui tinggi grouser shoe 84,2 mm. Standart value 97 mm
dan repair limit 47 mm. Nilai k untuk grouser shoe 1,0.
Ditanya :
a) Worn rate = ???
b) Umur komponen = ???
c) Waktu penggantian = ???
Penyelesaian :
a) Worn rate = ???
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 51
Worn rate = 26 %
b) Umur komponen = ???
x = 10865 jam 10626 jam x = 239 jam.
Y1= a1 . x1k
24% = a . 239 1,0
a1
a1 = 0,108786611
Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hours-nya adalah
sebagai berikut :
y2 = a2 . x2k
Dimana a2 = a1
100 = 0,108786611 . x1,0
x2
x2 = 550,9292238
x2 dibulatkan menjadi 551 jam.
c) Waktu penggantian = ???
Maka shoe masih dapat dipakai lagi selama ( x2 x ) 551 -
239 = 312 jam, dari waktu pada saat pengukuran.
Unit beroperasi 20 jam / hari. Jadi, 312 jam / 20 jam = 15
hari. Sehingga penggantian shoe tanggal 16 februari 2013.
B. Perhitungan Untuk Link :
Diketahui tebal link 34,7 mm. Standart value 45,5 mm dan repair
limit 28,5 mm. Nilai k untuk link 2,0.
Ditanya :
a) Worn rate = ???
b) Umur komponen = ???
c) Waktu penggantian = ???
Penyelesaian :
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 52
a) Worn rate = ???
Worn rate = 64 %
b) Umur komponen = ???
x = 10865 jam 10626 jam
x = 239 jam.
Y1 = a1 . x1k
64% = a1 . 239 2,0
a1
a1 = 0,001120429
Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hours-nya adalah
sebagai berikut :
y2 = a2 . x2k
Dimana a2 = a1
100 = 0,001120429 . x2,0
x2
x2 = 2987,5
x2 dibulatkan menjadi 2988 jam.
c) Waktu penggantian = ???
Maka link masih dapat dipakai lagi selama ( x2 x ) 2988 -
239 = 2749 jam, dari waktu pada saat pengukuran. Unit
beroperasi 20 jam / hari. Jadi, 2749 jam / 20 jam = 137 hari.
Sehingga penggantian track link tanggal 18 Juni 2013.
C. Perhitungan Untuk Bushing :
Diketahui tebal bushing 11,8 mm. Standart value 15,8 mm dan
repair limit 7,3 mm. Nilai k untuk bushing 2,0.
Ditanya :
a) Worn rate = ???
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 53
b) Umur komponen = ???
c) Waktu penggantian = ???
Penyelesaian :
a) Worn rate = ???
Worn rate = 47 %
b) Umur komponen = ???
x = 10865 jam 10626 jam
x = 239 jam.
Y1= a1 . x1k
47% = a1 . 239 2,0
a1
a1 = 0,00082281
Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hours-nya adalah
sebagai berikut :
y2 = a2 . x2k
Dimana a2 = a1
100 = 0,00082281 . x2,0
x2 =
x2 = 3486,1733
x2 dibulatkan menjadi 3486 jam.
c) Waktu penggantian = ???
Maka shoe masih dapat dipakai lagi selama ( x2 x ) 3486 -
239 = 3247 jam, dari waktu pada saat pengukuran. Unit
beroperasi 20 jam / hari. Jadi, 3247 jam / 20 jam = 162 hari.
Sehingga penggantian bushing tanggal 13 Juli 2013.
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 54
D. Perhitungan Untuk Sproket :
Diketahui tebal sproket 2,5 mm. Standart value 0,0 mm dan
repair limit 6,0 mm. Nilai k untuk sproket 1,3.
Ditanya :
a) Worn rate = ???
b) Umur komponen = ???
c) Waktu penggantian = ???
Penyelesaian :
a) Worn rate = ???
Worn rate = 63 %
b) Umur komponen = ???
x = 10865 jam 10626 jam
x = 239 jam.
Y1 = a1 . x1k
63% = a . 239 1,3
a1 =
a1 = 0,050982752
Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hours-nya adalah
sebagai berikut :
y2 = a2 . x2k
Dimana a2 = a1
100 = 0,050982752 . x21,3
x2 =
x2 = 986,937807
x2 dibulatkan menjadi 987 jam.
c) Waktu penggantian = ???
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 55
Maka shoe masih dapat dipakai lagi selama ( x2 x ) 987 - 239
= 748 jam, dari waktu pada saat pengukuran. Unit beroperasi
20 jam / hari. Jadi, 748 jam / 20 jam = 37 hari. Sehingga
penggantian sproket tanggal 10 Maret 2013.
E. Perhitungan Untuk Carrier Roller :
Diketahui tebal carrier roller 35,3 mm. Standart value 37,5 mm
dan repair limit 28,5 mm. Nilai k untuk carrier roller 1,3.
Ditanya :
a) Worn rate = ???
b) Umur komponen = ???
c) Waktu penggantian = ???
Penyelesaian :
a) Worn rate = ???
Worn rate = 24 %
b) Umur komponen = ???
x = 10865 jam 10626 jam
x = 239 jam.
Y1= a1 . x1k
24% = a . 239 1,3
a1 = 0,019422
Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hours-nya adalah
sebagai berikut :
y2 = a2 . x2k
Dimana a2 = a1
100 = 0,019422 . x1,3
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 56
x2 = 2073,46613
x2 dibulatkan menjadi 2073 jam.
c) Waktu penggantian = ???
Maka carrier roller masih dapat dipakai lagi selama ( x2 x )
2073 - 239 = 1834 jam, dari waktu pada saat pengukuran. Unit
beroperasi 20 jam / hari. Jadi, 1834 jam / 20 jam = 91 hari.
Sehingga penggantian carrier roller tanggal 3 Mei 2013.
F. Perhitungan Untuk Idler :
Diketahui tebal idler 27 mm. Standart value 22,5 mm dan repair
limit 34,5 mm. Nilai k untuk idler 1,8.
Ditanya :
a) Worn rate = ???
b) Umur komponen = ???
c) Waktu penggantian = ???
Penyelesaian :
a) Worn rate = ???
Worn rate = 38 %
b) Umur komponen = ???
x = 10865 jam 10626 jam
x = 239 jam.
Y1= a1 . x1k
38% = a . 239 1,8
a1 = 0,001989149
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 57
Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hours-nya adalah
sebagai berikut :
y2 = a2 . x2k
Dimana a2 = a1
100 = 0,001989149 . x1,8
x2 = 11965,97726
x2 dibulatkan menjadi 11966 jam.
c) Waktu penggantian = ???
Maka idler masih dapat dipakai lagi selama ( x2 x ) 11966 -
239 = 11727 jam, dari waktu pada saat pengukuran. Unit
beroperasi 20 jam / hari. Jadi, 11727 jam / 20 jam = 586 hari.
Sehingga penggantian idler tanggal 10 September 2013.
G. Perhitungan Untuk Track Roller :
Diketahui tebal track roller 53 mm. Standart value 60 mm dan
repair limit 47,5 mm. Nilai k untuk track roller 1,5.
Ditanya :
a) Worn rate = ???
b) Umur komponen = ???
c) Waktu penggantian = ???
Penyelesaian :
a) Worn rate = ???
Worn rate = 56 %
b) Umur komponen = ???
x = 10865 jam 10626 jam
x = 239 jam.
Y1= a1 . x1k
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 58
56% = a . 239 1,5
a1 = 0,01515623
Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hours-nya adalah
sebagai berikut :
y2 = a2 . x2k
Dimana a2 = a1
100 = 0,01515623 . x1,5
x2 = 2509,257608
x2 dibulatkan menjadi 2509 jam.
c) Waktu penggantian = ???
Maka track roller masih dapat dipakai lagi selama ( x2 x )
2509 - 239 = 2270 jam, dari waktu pada saat pengukuran. Unit
beroperasi 20 jam / hari. Jadi, 2270 jam / 20 jam = 113 hari.
Sehingga penggantian track roller tanggal 25 Mei 2013.
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 59
4.6 Penggantian Komponen Undercarriage
Setelah melakukan perhitungan untuk menentukan jadwal penggantian
komponen undercarriage, plant harus menyiapakan komponen undercarriage yang
baru sebelum jadwal penggantian. Untuk proses penggantian komponen harus
periksa dahulu apakah komponen undercarriage benar-benar layak untuk diganti.
Pemeriksaan dilakukan karena perhitungan umur komponen tidak valid, yang
disebabkan oleh faktor : Kondisi tanah (Apa yang di kerjakan unit), Kondisi
penerapan / application (Apa yang di lakukan unit), Kondisi pengoprasian
(Bagaimana unit di oprasikan), Kondisi lingkungan (Kondisi dimana unit di
gunakan) jadi komponen harus diganti dalam aktual-nya dalam kondisi aus 100%
atau lebih.
4.6.1 Langkah Penggantian Undercarriage :
1. PERSIAPAN
a. Pastikan unit dalam keadaan bersih sebelum dilakukan
penggantian komponen undercarriage.
b. Parkir unit di permukaan tanah yang keras dan rata.
c. Tekan blade pada bagian depan atau menggunakn jack
hidraulik [2] untuk menaikan unit kemudian pasang stand [3]
frame bagian depan, kemudian tekan ripper shank sampai
ketinggian yang di inginkan dan letakkan stand [1] pada frame
bagian belakang dan dengan posisi benar-benar tegak lurus.
Gbr. 4.1 Hydraulik Jack
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 60
Gbr. 4.2 Stand
d. Matikan mesin.
e. Gunakan peralatan dan tools yang sesuai dengan fungsinya dan
telah di inspeksi serta aman untuk digunakan.
f. Memasang JSEA (Job Safety Enviroment and Analisis), SWI
(Standard Working Instruction) atau SOP (Standard
Operational Prosedure). ( Terlampir )
g. Lakukan pengisolasian unit (sesuai matriks isolasi).
h. Lakukan pengetesan bila isolasi telah dilakukan. Semua energi
sudah harus terputus.
i. Barikade area kerja bila diperlukan agar orang yang tidak
berkepentingan tidak masuk ke area kerja.
j. Breafing sebelum melakukan pekerjaan.
k. Menggunakan APD sesuai pekerjaan yang akan dilakukan.
2. LANGKAH KERJA
2.1 Melepas Komponen Undercarriage
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 61
a. Buka cover track adjuster dengan melepas baut 1 dan 2.
Gbr. 4.3 Cover Track Adjuster
b. Kendorkan plug 4 pelanpelan sampai track kendor kemudian
lepas nipple-nya 3. Jangan memutar plug 1 putaran karena
grease akan keluar dengan tekanan sangat besar.
Gbr. 4.4 Track Adjuster
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 62
c. Melepas baut master link. Posisikan master link berada di atas
d. idler agar mudah melepasnya, dan gunakan ganjal/block
diantara carrier roller [1] dan di depan idler [2] untuk
menahan track shoe. Gunakan alat yang sesuai untuk
membuka track shoe [4] bolt atau mengendorkan master link
[3] baut dengan urutan yang benar (Gbr. 4.6) untuk
melepaskan sambungan.
Gbr. 4.5 Posisi Ganjal
Gbr. 4.6 Master link
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 63
Gbr. 4.7 Pelepasan Master Link
Gbr. 4.8 Urutan Melepas Baut.
e. Putar final drive secara perlahan kearah depan (forward)
sampai track link terlepas secara menyeluruh terhadap track
frame.
f. Tarik keluar track link dengan menggunakan unit loader
secara perlahan dan pastikan posisi stand aman.
g. Buka roller guard.
h. Melepas carrier roller jika tidak melepas master link. Jack
track link menggunakan dua jack [1]. Lepaskan baut carrier
roller [2] kemudian angkat dan keluarkan roller dengan
menggunakan alat angkat yang tersedia.
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 64
Gbr. 4.9 Pelepasan Carrier Roller
i. Lepas baut [1], lepaskan plat [2] dan shim [3]. Kemudian
lepas baut [4] dan keluarkan shim [5]. Lepaskan baut yoke [6]
dan idler [7] kemudian dipasang sling dan digantung pada
alat angkat yang tersedia sampai pada posisi tertahan,
kemudian kendorkan baut secara menyeluruh dan lepaskan
cap idler. Lepaskan idler perlahan-lahan untuk mengurangi
ayunan saat idler terlepas dari frame.
Gbr. 4.10 Melepas Idler
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 65
Gbr. 4.11 Yoke Dan Idler
j. Kendorkan dan lepaskan baut pengikat teeth sprocket (
segment ). Setelah semua baut terlepas, dorong keluar teeth
sprocket secara perlahan-lahan sampai terlepas dari final
drive.
2.2 Memasang Roller Dan Sproket. a. Bersihkan semua permukaan mounting roller dan teeth
sprocket serta lubang baut.
b. Lakukan Tap ulang terhadap thread lubang baut bila
diperlukan.
c. Semua baut pengikat yang akan digunakan, pastikan diberi
anti size yang sesuai pada ulirnya.
d. Gunakan alat angkat webbing sling, ikat pada posisi yang
aman, angkat dan masukkan secara perlahan-lahan ke posisi
yang diinginkan.
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 66
e. Tekan segment (1) kearah dudukan sproket (2). Pasang baut
pada lubang baut pada posisi yang tepat, masukkan dan
kencangkan sesuai dengan urutan pengencangan [1], [2], dan
[3] dan torque sesuai spesifikasi 1,176 98 Nm {120 10
kgm}.
Gbr. 4.12 Memasang Segment
f. Pasang sproket guard dan kencangkan baut.
2.3 Memasang Idler a. Pastikan posisi pemasangan alat angkat rantai atau webbing
sling seimbang.
b. Masukkan secara perlahan-lahan kedalam track frame
sampai pada dudukan yang diinginkan.
c. Pasang cap idler dan kencangkan baut sesuai dengan torque
spesifikasinya 662 829 Nm {67,584,5 kgm}.
2.4 Memasang Track Roller a. Posisikan track group sedekat mungkin disamping track
frame dengan arah yang benar.
b. Dorong track group sampai dibawah bottom roller.
c. Naikkan track group keatas top roller dengan pengungkit
kedua ujung berada pada sisi rear idler agar mudah
-
BAB IV Kegiatan Magang
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 67
menyambung. Angkat ujung track group bagian bawah
sehingga ujung menyatu.
d. Jika lubang baut sudah posisi tepat, pasang dan kencangkan
baut sesuai dengan urutan pengencangan dan torque
spesifikasi 784 981 Nm {80-100}.
e. Gunakan ganjal untuk menahan track group bagian bawah,
bila kemungkinan saat pemasangan bagian bawah terlepas.
2.5 Memasang Track Link
a. Jika track link dan track shoe belum menjadi satu sebagai
track group, lakukan perakitan.
b. Bersihkan kedua permukaan track link dan track shoe yang
akan dirakit serta master link atau ujung kedua track link.
c. Rakit dan kencangkan baut sesuai dengan urutan
pengencangan dan torque spesifikasi.
d. Angkat unit dengan menggunakan attachment dan lepaskan
stand dengan menggunakan crane over head.
e. Turunkan unit secara perlahan-lahan sampai attachment
dalam posisi netral (tidak menggantung dan tidak
menggantung ke tanah).
f. Lakukan penyetelan untuk mengencangkan Track Link sesuai
spesifikasi 590 60 Nm {60 6 kgm} kencangkan lagi
dengan menambah putaran 180o
10o. dan pasang cover
track adjuster serta kencangkan baut cover.
2.6 Penyelesaian
a. Bersihkan areal kerja dari sampah umum, limbah B3 serta
pemukaan tanah yang terkontaminasi oil / grease
ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan.
b. Lepas lock ( LOTO ) pengisolasian unit.
c. Melaporkan ke Pengawas bahwa unit telah siap dioperasikan.
-
BAB V Penutup
Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 68
BAB V