Transcript
Page 1: Literatur Tari Chindy

KATA PENGANTAR

Salah satu bentuk upaya memenuhi Tugas mata kuliah Literartur Tari Program

Strata 1 pada jurusan Tari Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya adalah

menulis bagaimana membuat suatu konsep tari dalam bentuk tulisan.

Sangat disadari bahwa tugas penulisan makalah individu ini masih jauh dari

sempurna. Namun demikian penulis yakin, sebagai langkah awal penulisan karya

yang tersusun ini ke depan menjadi acuan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini pula penulis sampaikan penghargaan dan terimakasih tak

terhingga kepada :

1. Tuhan Yang MahaEsa

2. Dosen Pembimbing Mata Kuliah Literatur Tari.

3. Teman-teman di Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta Surabaya

4. Semua pihak yang telah membantu penyusunan tugas ini

Tugas ini merupakan secercah harapan mahasiswa dari sekian banyak orang

yang tidak peduli akan budaya sendiri, oleh karena itu saran dan kritik amat penulis

harapkan. Semoga melalui pengenalan budaya, kita tetap menjadi “tuan rumah” bagi

budaya bangsa kita sendiri dan tak kalah saing serta tak kalah minat dengan budaya

luar.

Penulis

Page 2: Literatur Tari Chindy

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Karya tari RENGGANIS terinspirasi dari filosofi dan eksotisme hidup

masyarakat Di Lereng Argopuro Kabupaten Probolinggo dan sebuah karya

tari LUH GINADING, yang senantiasa memanfaatkan berbagai unsur sebagai

alat ajar tentang hidup dan kehidupan, hal ini masih terbukti dalam

keseharian di masyarakat Di Lereng Argopuro Kabupaten Probolinggo.

Karya tari RENGGANIS mengangkat nilai filosofis masyarakat Di Lereng

Argopuro dianggap sebagai konvensi filosofi tradisional religius maka dari

itu hingga kini dijadikan salah satu sumber bahan ajar hidup dalam kehidupan

bagi masyarakatnya. Sederhana sekali nampaknya, namun bila kita mau dan

mampu mengupas dan menganalisa tentang hal ini bukan suatu yang remeh -

temeh melainkan suatu nilai kehidupan yang luar biasa dan agung dan tak

akan lekang oleh waktu.

Nilai filosofis yang kemudian terejawantahkan dalam karya tari Joget sampai

kini masih tetap diugemi sebagai upaya untuk melestarikan dan menumbuh-

kembangkan nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya, hal inilah

yang memfasilitasi segala kebutuhan guna kepentingan penyajian karya tari

sehingga nilai filosofi dan eksotika kehidupan masyarakat Di Lereng

Argopuro termuat dalam karya tari RENGGANIS. Kini nilai filosofis yang

eksotis itu termanifestasikan dalam karya tari RENGGANIS masih dijadikan

paugeran masyarakat Di Lereng Argopuro dalam pembekalan terhadap

Page 3: Literatur Tari Chindy

generasi sebagai bekal menghadapi tantangan kehidupan yang kian rumit dan

penuh persaingan yang menyelelusup ke segala arah sendi kehidupan

(Armando;2008;197).

Penting kiranya untuk nguri-uri nilai filosofis yang terkandung dalam

filosofis itu, sehingga generasi terkini memiliki mentalitas, filter dan karakter

yang tepat guna menerima, mengadopsi ataupun mengasimilasikan nilai-nilai

global yang tidak bisa terbendung oleh apapun,hanya dengan sebuah kearifan

sikap dan mental yang matang untuk menghadapi hal ini.

I.2 Tinjauan Sumber

BAB II

KONSEP KARYA

II.1 Garap Isi / Tema

Konsep garap karya tari ”RENGGANIS” tidak hanya

mengandalkan teknik kinetik yang estetik dari gerak – gerak tubuh melainkan

juga mengeksplorasi dan menyimbulkan gerak – gerak yang bermakna dan

mengandung nilai. Karya tari RENGGANIS penggarapannya lebih

menjelajah pada latar belakang budaya setempat, ungkapan emosional

melalui ekpresi dan intensitas gerak penari.

Seperti yang disampaikan oleh Lelyveld, bahwa tari memiliki sifat –

sifat sejati, gerak simbolis yang istimewa, dan penuh semangat hidup, ekpresi

yang harmoni memiliki rasa monimental ( Lelyveld : 1931 : 239 ).

Konsep garap tari RENGGANIS juga dieksploitasi melalui property,

lagon, kidung dan backdroup dengan segala fenomena yang

mempengaruhinya sehingga tari RENGGANIS mampu tampil secara utuh

dalam menyampaikan pesan lewat sajian karya tari yang originalitasnya dapat

dipertanggung jawabkan.

Page 4: Literatur Tari Chindy

segala kerumitan, tantangan, persaingan dan kesempatan untuk

memenangkan atas kesombongan diri sehingga menjadi manusia yang

mampu menempatkan diri dalam situasi apapun.

II.2 Judul

Rengganis. Sejak zaman Majapahit masyarakat Di Lereng Argopuro dikenal

sebagai wilayah yang damai,tenteram, dan bahkan rakyatnya terbebas dari membayar

pajak yang disebut titileman. Sampai saat ini yang disebut kehidupan budaya

masyarakat Di Lereng Argopuro sangat kental dengan eksotika dan religiusnya

meskipun beberapa warga masyarakat pendatang memberikan dan membawa budaya

mereka sendiri yang ikut mewarnai kehidupan budaya masyarakat Lereng Argopuro

kini. Tetapi unsur budaya ditempat ini yaitu tentang bahasa, selamatan- selamatan,

upacara adat dan kesenian tetap terjaga eksistensinya sehingga menjadikan

masyarakat Lereng Argopuro berbudaya begitu eksotis dan religius.

Hal di atas nampak pada penduduk setempat yang masih melakukan sesaji di

rumah maupun di ladang juga adanya tampilan seni budaya yang terasa wiraga,

wirasa,dan wiramanya merupakan manifestasi dari ungkapan eksotisme dan

religiusnya. Masyarakat Di Lereng Argopuro dalam kehidupannya sangat memegang

teguh filosofi kehidupan dari nenek moyangnya yang begitu adiluhung karena

mereka menganut filosofi kehidupan dari berbagai unsur antara lain filosofi agama,

filosofi alam manusia,filosofi alam binatang, filosofi tentang tumbuh-

tumbuhan,filosofi tentang langit dan bumi, serta filosofi tentang unsur-unsur air,

tanah, angin, dan api. Karena bagi masyarakat Lereng Argopuro pada umumnya,

menganggap bahwa benda mati dan benda hidup, benda nyata dan tidak nyata semua

bisa dijadikan sebagai pembelajaran dalam kehidupan guna mencapai tingkat

kesempurnaan hidup sebagai umat ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Dalam sajian ini penulis mengungkap atau mengkaji tentang filosofi

masyarakat Di Lereng Argopuro yang bersumber dari unsur-unsur mitos ,mistis dan

kepercayaannya.

Page 5: Literatur Tari Chindy

II.3 Gerak

Konsep garap karya tari ”RENGGANIS” tidak hanya

mengandalkan teknik kinetik yang estetik dari gerak – gerak tubuh melainkan

juga mengeksplorasi dan menyimbulkan gerak – gerak yang bermakna dan

mengandung nilai. Karya tari RENGGANIS penggarapannya lebih

menjelajah pada latar belakang budaya setempat, ungkapan emosional

melalui ekpresi dan intensitas gerak penari.

Seperti yang disampaikan oleh Lelyveld, bahwa tari memiliki sifat –

sifat sejati, gerak simbolis yang istimewa, dan penuh semangat hidup, ekpresi

yang harmoni memiliki rasa monimental ( Lelyveld : 1931 : 239 ).

Konsep garap tari RENGGANIS juga dieksploitasi melalui property,

lagon, kidung dan backdroup dengan segala fenomena yang

mempengaruhinya sehingga tari RENGGANIS mampu tampil secara utuh

dalam menyampaikan pesan lewat sajian karya tari yang originalitasnya dapat

dipertanggungjawabkan.

segala kerumitan, tantangan, persaingan dan kesempatan untuk

memenangkan atas kesombongan diri sehingga menjadi manusia yang

mampu menempatkan diri dalam situasi apapun.

II.4 Pakaian Tari

Merupakan pengaturan menggunakan bahan-bahan kosmtika untuk

mewujudkan wajah peranan. Memberikan perubahan pada pemain sehingga

terbentuk dunia panggung dengan suasana yang mengena dan wajah. Tata

rias juga memiliki fungsi pokok seperti mengubah seseorang sesuai perannya.

Tata busana juga segala sandang dan perlengkapannya (aksesoris) yang

dikenakan diatas pentas. Tata busana membantu penonton menangkap cirri

sebuah peranan atau tokoh dan membantu memperlihatkan hubungan

antarperan.

Adapun tata rias karya ini

Page 6: Literatur Tari Chindy

- Penataan rias dan busana pada karya tari RENGGANIS

merupakan rias dan busana yang menguatkan sajian kekaryaan

sehingga memunculkan satu kesatuan yang utuh dalam perfoma

artistik sehingga diharapkan nilai pesan juga nampak pada

penataan rias dan busana tersebut.

II.5 Properti


Top Related